PROBLEMATIKA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS (SEJARAH, GEOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIOLOGI) DALAM MENGHADAPI MEA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROBLEMATIKA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS (SEJARAH, GEOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIOLOGI) DALAM MENGHADAPI MEA"

Transkripsi

1 PROBLEMATIKA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS (SEJARAH, GEOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIOLOGI) DALAM MENGHADAPI MEA Rosramadhana Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan Corresponding author: Abstrak Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan basis dari pengetahuan siswa di tingkat Sekolah Dasar dalam mengenal individu dan kelompok. Persoalan yang kerap muncul dalam pembelajaran IPS adalah kurangnya inovatif dan kreativitas guru dan siswa dalam berpikir kritis. Pembelajaran secara konvensional dalam IPS akan berdampak pada perkembangan daya pikir dan pengembangan jaringan. Tantangan besar dalam menghadapi globalisasi adalah kurangnya kesiapan dalam menyikapi sebuah masalah. Untuk kurun waktu saat ini tantangan besar adalah menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Untuk itu diperlukan kesiapan khususnya guru dan siswa dalam pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mencapai program memperoleh gambaran tentang suatu daerah/ lingkungan sendiri mendapatkan informasi tentang suatu lingkungan daerah/wilayah Indonesia, memperoleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia, menumbuhkembangkan kesadaran dan wawasan kebangsaan, mengetahui kebutuhan hidup, mampu merasakan sebuah kemajuan khusunya teknologi mutakhir, mampu berkomunikasi, bekerjasama dan bersaing ditingkat lokal, nasional dan internasional, mampu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya, memiliki kepekaan terhadap fenomena sosial budaya, dan memiliki integritas yang tinggi terhadap negara dan bangsa Kata kunci : pembelajaran inovatif, IPS, MEA, teknologi PENDAHULUAN Anak merupakan anugerah dan aset yang tidak ternilai harganya. Pendidikan formal awal yang diberikan kepada anak dimulai sejak mereka masuk ke Sekolah Dasar (SD) hingga ke Perguruan Tinggi menjadi hal yang fundamental. Pengetahuan kita dalam memahami perkembangan anak khususnya siswa dan mahasiswa bisa ditinjau dalam berbagai aspek khususnya dalam aspek pembelajaran. Pendidikan adalah suatu jenjang formal yang dilalui oleh seorang anak atau siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan diperlukan kecerdasan yang didapatkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke tingkat lanjutan atas. Siswa merupakan aset awal bagi pendidikan formal suatu lembaga. Oleh sebab itu perlu adanya suatu inovasi pembelajaran yang mutakhir sekarang ini melihat tingkat kemajuan pendidikan di era globalisasi dewasa ini semakin progres. Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemajuan yang serba digital sebagai upaya menjawab tantangan menuju MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Dalam perkembangannya siswa mempunyai ciri yang unik, sebab mereka memiliki pola dan tingkah laku yang masih labil dan mampu dengan mudah terkontaminasi terhadap lingkungan. Dan kondisi seperti ini diperlukan adanya pengawasan (controling) yang serius dari orang tua. Dilihat dari fase perkembangannya siswa memiliki keunikan, baik dari fisik dan phisikis. Dari segi fisik mereka tumbuh lebih sempurna dan mampu berkomunikasi dengan baik. Namun masih tergantung dengan orang lain dan sejalan dengan perkembangan fisiknya mereka akan berkembang menjadi anak yang mandiri. Dari segi phisikis mereka tumbuh sebagai makhluk sosial yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan, namun lebih lambat dibandingkan perkembangan fisiknya. Fenomena perkembangan siswa seperti ini yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru. Bila kita amati perkembangan siswa secara menyeluruh (holistic), persepsi kita dapat mengatakan bahwa mereka masih sangat membutuhkan perhatian yang didasari dengan kasih sayang yang natural (alami) dari guru dan orang tua. Dalam pergaulannya ditengah lingkungan, mereka akan selalu mengalami sebuah perubahan, ini menunjukkan bahwa tingkat emosional mereka masih belum stabil. Misalnya bila kita amati ketika mereka sedang bermain akan dengan mudah menunjukkan sikap yang egoistis (sifat individu yang mementingkan diri sendiri). Sikap demikian ini bisa berpengaruh negatif dalam perkembangannya dalam ranah sosial apabila kita tidak mampu menyikapi kondisi mereka dan mengarahkannya dengan baik. Pada tahap interaksi terhadap proses pembelajaran, mereka tumbuh melalui proses kedinamisan yang berwujud pada pola yang berbeda, kondisi ini disebabkan adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal mereka peroleh dari lingkungan keluarga dan sekolah. Keluarga khususnya orang tua merupakan faktor dominan dalam membentuk karakteristik anak kearah yang positif untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan anak. Selain itu sekolah juga merupakan lembaga formal yang mereka miliki untuk memperoleh ilmu yang berstandart dan mengembangkan kemampuannya. Kunci utama dalam merealisasikan kebutuhan itu adalah Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. 51

2 Faktor eksternal mereka dapatkan dari pengaruh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Pengaruh lingkungan masyarakat itu bisa mereka peroleh dari teman sebaya maupun dari kondisi lingkungan. Peran orang tua dalam menjaga dan mengawasi anak sangat dibutuhkan, sebab orang tua yang bertindak sebagai self controling (pengendalian diri) bagi pertumbuhan anak diusia seperti ini. Kedua faktor ini perlu untuk diketahui dengan serius oleh orang tua dan guru, sebab anak selalu akan mengalami sebuah perubahan yang nyata dari suatu keunikan yang mereka miliki. Salah satu upaya yang perlu untuk ditanamkan kepada anak adalah dengan berkomunikasi, baik secara aktif maupun pasif. Aktif maksudnya melalui lisan, sedangkan pasif bisa melalui tulisan dengan bahasa yang mudah untuk mereka pahami, mengingat kemajuan teknologi sekarang ini sangat modern. Demikian halnya juga pada proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Problem dalam pembelajaran IPS saat ini bisa dilihat dari faktor pertama adalah guru. Peran guru dalam pembelajaran belum mampu menumbuhkan kepekaan siswa terhadap isi-isu kekinian. Kajian IPS masih terpusat pada konsep-konsep dasar yang baku untuk diajarkan. Guru kurang mampu memfasilitasi siswa dalam menumbuh kembangkan sikap kritis terhadap ilmu. Sehingga siswa kurang berminat dalam menggali berbagai informasi yang krusial. Kelemahan guru IPS dalam mengajar masih terlihat dalam penguasaan materi, media dan pengelolaan sumber belajar. Sikap guru yang cenderung konvensional dalam strategi pembelajaran IPS. Kondisi ini menjadi salah satu hambatan dalam menyikapi persoalan masyarakat dimasa akan datang khususnya untuk menghadapi arus MEA yang akan direalisasikan. Faktor kedua adalah siswa yang kurang responsif dan kreatif dalam pembelajaran IPS. Penanaman sikap dan talenta siswa dalam menyikapi pembelajaran IPS masih dikonstruksi secara pengalaman dan kurangnya minat. Siswa masih berasumsi bahwa pembelajaran IPS disikapi dengan hanya membaca dan kecerdasan dalam menghapal pelajaran. Penalaran siswa dalam meneropong masa depan dengan adanya kebijakan-kebijakan yang menantang kurang mampu direspon. Arus globalisasi yang tinggi dan kemajuan teknologi yang semakin canggih justru menjadi evolusi dalam belajar. Atensi siswa dalam menyikapi perkembangan menuju masyarakat yang competitif juga masih terlihat lemah. Upaya untuk siap bersaing dalam kancah internasional dengan mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA masih sebatas wacana. Pembelajaran IPS membutuhkan strategi dengan mengikuti siklus masyarakat. Perubahan dalam masyarakat begitu cepat seiring dengan kemajuan globalisasi. Metode Pembelajaran IPS dapat menggunakan metode analisis jaringan (web interconnection). Keterkaitan ilmu Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi dalam pembelajaran IPS dapat dihubungkan dengan membuat alur analisis yang mengarah kepada konsep pembelajaran berbasis masalah. Untuk menjawab tantangan MEA di tahun 2020 pembelajaran IPS mengarah kepada arus industri yang menglobal. Pemahaman terhadap masalah akan mampu diselesaikan dengan menciptakan suatu model rekayasa ilmu sosial budaya yang mampu menganulir perkembangan zaman. Metode analisis jaringan dengan meng-hubungkan ilmu sosial kedalam satu paket akan menghasilkan sebuah produk industri yang akan dipakai dalam melihat kebutuhan masyarakat. Perubahan masyarakat akan lebih cepat dan teratur apabila dari pola pembelajaran di tingkat dasar diperkenalkan upaya untuk menjawab persoalan. Indikator keberhasilan dalam strategi pembelajarn IPS dapat diukur dengan analiis jaringan ilmu yang saling mempunyai keterkaitan. Strategi pembelajaran IPS dengan metode ini akan mampu mengatasi proses keterlambatan masyarakat dalam mempersiapkan diri menuju MEA. Metode analisis jaringan dalam pembelajaran IPS dapat digambarkan seperti dibawah ini : Gambar 1. Metode Analisis Jaringan PEMBAHASAN Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih kurang menarik dan inovatif apabila dalam aktivitas hanya menekankan pada kemampuan berpikir saja. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari, khususnya pada anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ilmu Pengetahuan Sosial bukan merupakan gambaran ilmu pengetahuan yang berbasis issue. Namun kajian ilmu IPS perlu untuk dikaji dan dianalisa berdasarkan fakta dan data yang ditemukan dalam berbagai sumber. Pada jenjang pendidikan tingkat dasar dan menengah, mata pelajaran IPS merupakan gabungan dari berbagai ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat pengorganisasian dan pengayaan dari materi Geografi, Sejarah, Antropologi, 52

3 Sosiologi dan Ekonomi. Konsep dasar mempelajari IPS ditingkat Sekolah Dasar bermanfaat, karena dalam proses pebelajaran IPS anak dapat mengaitkan berbagai fakta, gagasan, dan peristiwa dari materi yang dipelajari. Sehingga mereka akan lebih mudah menarik kesimpulan dari topik materi yang diajarkan oleh guru IPS. Jadi, dalam hal ini siswa diajak untuk berpikir kritis dalam menyikapi masalah-masalah sosial yang ada disekitarnya dan mampu memberikan gambaran atau contoh dari lingkungan domestik mereka tinggal. Contoh yang ditemukan dimulai dari yang sederhana kemudian mampu memberikan contoh yang lebih kompleks. Pada tahap berikutnya dimana manusia akan mengalami sebuah kemajuan secara revolusi (cepat). Maka peserta didik juga akan menghadapi tantangan yang berat, persaingan dalam era globalisasi sangat competitif, oleh karena itu mata pelajaran IPS di design berdasarkan fenomena aktual dan konseptual dalam pembelajarannya. Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS antara lain : 1) memperoleh gambaran tentang suatu daerah/ lingkungan sendiri; 2) mendapatkan informasi tentang suatu lingkungan daerah/wilayah Indonesia; 3) memperoleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia; 4) menumbuhkembangkan kesadaran dan wawasan kebangsaan; 5) mengetahui kebutuhan hidup; 6) mampu merasakan sebuah kemajuan khusunya teknologi mutakhir; 7) mampu berkomunikasi, bekerjasama dan ber-saing ditingkat lokal, nasional dan internasional; 8) mampu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya; 9) memiliki kepekaan terhadap fenomena sosial budaya; dan 10) memiliki integritas yang tinggi terhadap negara dan bangsa. Gambaran Tentang Suatu Daerah/ Lingkungan Sendiri Dalam materi pembelajara IPS, siswa dapat memperoleh gambaran tentang keberadaan daerah/ wilayahnya. Oleh karena itu di dalam kurikulum IPS perlu diuraikan kondisi demikian, sehingga siswa dapat menemukan contoh disekitar mereka, ini memudahkan guru dalam mengajarkan materi IPS ditingkat Sekolah Dasar maupun pada tingkat menengah. Pengayaan materi IPS perlu dirancang sesuai dengan tingkat kemajuan dalam bidang pendidikan sekarang ini. Proses pembelajaran IPS dengan model dan metode yang kurang bervariasi dapat menimbulkan kejenuhan terhadap diri siswa. Akibatnya pembelajaran IPS menjadi kurang menarik. Pemberian contoh yang tidak nyata mereka temukan dalam lingkungan daerah mereka tinggal dianggap sebagai sebuah cerita. Jadi, dengan mempelajari IPS siswa diharapakan termotivasi untuk mengenal daerah/ lingkungan sendiri. Lingkungan daerah/wilayah Indonesia Memperoleh informasi tentang lingkungan daerah/wilayah Indonesia dimulai dari lingkungan perkampungan, pedesaan, kecamatan, kabupaten/kota sampai ke tingkat propinsi. Dalam pembelajaran IPS alat yang digunakan untuk menggambarkan lokasi suatu wilayah adalah Peta. Dengan adanya media pembelajaran IPS akan membantu guru menunjukkan wilayah Indonesia, sehingga siswa memahami arti pentingnya Peta untuk menunjukkan wilayah ditinjau dari segi ilmu geografi. Penduduk Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar yang kini berjumlah sekitar 200 juta jiwa lebih. Penduduk Indonesia seperti kita ketahui terdiri dari berbagai suku bangsa, dan mempunyai berbagai bahasa daerah. Indonesia merupakan negara yang multi etnic dan budaya. Indonesia merupakan wilayah kepulauan dan agraris. Ini terbukti dari banyaknya pulau yang ada di Indonesia. Misalnya kita mengetahui lima pulau terbesar yaitu Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau yang ada diwilayah Papua. Indonesia juga merupakan daerah subur yang kaya dengan sumber daya alam. Sebagai negara agraris Indonesia memiliki daerah pertanian yang terhempang luas dari sabang sampai merauke. Dalam pengaplikasian materi pembelajaran IPS, sebaiknya guru memberikan salah satu contoh ragam penduduk Indonesia dimulai dari konteks keanekaragaman suku yang ada dilingkungan tempat mereka terlebih dahulu. Kesadaran dan wawasan kebangsaan Dalam pembelajaran kurikulum IPS khu-susnya di tingkat menengah, perlu dimuat materi tentang Kesadaran dan wawasan kebangsaan. Hal ini dirasakan urgen. Sebab proses pembentukan kepedulian terhadap nilai-nilai sejarah dan warisan sejarah sudah terasa terkikis oleh kemajuan zaman yang serba modern dan instan. Wawasan siswa harus terus dikembangkan melalui berbagai sumber yang relevan. Termasuk didalamnya adalah wawasan kebangsaan. Pencitraan diri terhadap suatu bangsa dapat ditandai melalui kecintaan diri terhadap bangsa dan negaranya melalui semboyan Unity in Diversity (Bhinneka Tunggal Ika). Kebutuhan hidup Secara alamiah manusia tidak dapat dipi-sahkan dari kebutuhan hidupnya. Manusia mempunyai kebutuhan hidup yang tidak terbatas baik jumlah maupun jenisnya. Perkembangan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan manusia itu sendiri. Dalam Pembelajaran IPS, kondisi ini merupakan tujuan umum yang ingin dicapai. Hal ini dijelaskan agar siswa mengetahui kebutuhan hidupnya masing-masing. Perlu juga dijelasakan bahwa kebutuhan hidup manusia bisa diperoleh dari kebutuhan jasmani dan rohani. Oleh karena itu siswa dapat membedakan berbagai jenis kebutuhan tersebut. 53

4 Kemajuan tekhnologi yang mutakhir Salah satu tujuan pembelajaran IPS secara umum adalah mampu merasakan kemajuan tekhnologi yang mutakhir sekarang ini. Dalam konteks pembelajaran IPS kajian atau materi ini tidak dibahas secara mendalam. Namun ini perlu untuk diketahui siswa khususnya siswa SD dan SLTP karena kemajuan tekhnologi yang canggih dewasa ini memberikan dampak bagi pertumbuhan psikomotorik anak. Sehingga anak mengalami sebuah perubahan dari faktor teknologi yang dirasakan mereka. Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran yang positif dari kemajuan tekhnologi itu perlu ada pembahasan dari materi pembelajaran IPS agar tujuan ini tercapai. Hal ini juga untuk menjawab tantangan pembelajaran IPS dalam menghadapai arus Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) mendatang. Komunikasi, Kerjasama dan Persaingan Ditingkat Lokal, Nasional dan Internasional Komunikasi merupakan hubungan kontak sosial yang terjadi pada masyarakat yang dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Komunikasi formal biasanya dilakukan dengan face to face (tatap muka), maksudnya komunikasi dapat terjadi apabila ada kontak secara langsung antara satu dengan lainnya. Sedangkan komunikasi informal dapat dilakukan secara tidak langsung, misalnya melalui media komunikasi seperti telephone, handphone, , twitter dan face book Kerjasama adalah suatu usaha yang dilakukan individu maupun kelompok dalam menciptakan suasana kebersamaan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Kerjasama dapat terjalin apabila saling adanya rasa suatu kepekaan terhadap suatu kepentingan bersama. Menurut Burhan Bungin (2006:59) kerjasama adalah usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Persaingan (competation) adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memperoleh suatu prestasi, baik ditingkat lokal, nasional maupun internasional Dalam pembelajaran IPS perlu dijelaskan pemahaman secara mendalam kepada siswa tentang bahasan mengenai komunikasi, kerjasama dan persaingan. Tujuannya adalah guru mampu menstimulus psikologi siswa agar dapat berkomunikasi dan bekerjasama sesuai dengan kemampuan (ability) siswa itu. Interaksi Sebagai Makhluk Sosial Yang Berbudaya Proses interaksi merupakan gambaran umun dari suatu kehidupan sosial manusia yang bermasyarakat dan berbudaya. Dalam kajian ilmu sosial khususnya sosiology scientist (ilmu sosiologi), interaksi adalah suatu hubungan timbal balik yang terjadi secara personal (indi-vidu),interpersonal (kelompok) dan group interest (kelompok lain yang tertarik) terhadap fenomena sosial budaya. Dalam pembelajaran IPS, kajian cakupan materi ini bisa diuraikan melalui proses generalisasi pada bidang sosiologi. Manfaatnya untuk dapat memberikan suatu gambaran kepada siswa bahwa interaksi perlu dilakukan agar mereka (siswa) dapat mempersiapkan diri hidup ditengah masyarakat yang dinamis dan pluralis. Dan ini merupakan tujuan dalam mempelajari IPS si tingkat Sekolah Dasar dan SLTP. Kepekaan Terhadap Fenomena Sosial Budaya Dalam pembelajaran IPS, khususnya ilmu sosiologi dan antropologi yang menjadi subjek dan objek yang akan dibahas adalah manusia atau masyarakat itu. Oleh karena itu, siswa yang yang duduk dikelas Sekolah Dasar dan SLPTP secara applicated dalam ilmu IPS harus mengetahui masalah-masalah sosial budaya yang ada dilingkungan sekitar mereka (siswa) itu. Peran guru dalam sangat dominan dalam proses pem-belajaran IPS untuk dapat memberikan contoh-contoh yang ada yang berkaitan dengan gejala sosial budaya. Dan itu bisa menumbuhkan rasa kepekaan siswa untuk dapat melihat dan mengamati perkembangan issu sosial budaya itu berdasarkan contoh yang mereka temukan secara nyata dalam ruang lingkup yang kecil pada lingkungan daerah/ wilayah mereka tinggal. Integritas Yang Tinggi Terhadap Negara dan Bangsa Adanya kesadaran pada diri kita bukan merupakan tugas guru IPS semata untuk dapat menumbuhkembangkannya. Namun itu diawali dari dalam diri manusia itu sendiri. Namun secara teori yang sudah mentradisi dalam kajian ilmu dan penerapan teori itu, masalah integritas merupakan cakupan bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial. Integritas adalah suatu sikap yang positif pada diri manusia itu yang didasari pada keinginan untuk bergabung kedalam suatu sistem yang diberlakukan. Oleh karena itu, guru IPS harus mampu merefleksikan materi pembelajaran IPS kedalam contoh kehidupan yang riil, sehingga guru berkompeten menciptakan siswa yang memiliki integritas atau bagain dari negara dan bangsa Indonesia. Hal ini menunjukkan identitas diri siswa itu dalam memahami konsep tujuan pembelajaran IPS secara umum. SIMPULAN Problematika dan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dikaitkan dengan masih lemahnya upaya inovasi dan kreativitas guru dan siswa dalam strategi belajar mengajar. Orientasi nilai dalam pembelajaran IPS dalam menghadapi MEA dapat dilakukan dengan menggali masalah dalam issu-issu masyarakat yang krusial dan global. Faktor kesiapan untuk berpotensi dalam pengembangan jaringan yang dapat melahirkan sebuah rekayasa industri dalam pembelajaran IPS adalah membangun sinergisitas keilmuan antara lain Sejarah, Geografi,Ekonomi, Sosiologi dan Antropologi. Metode jaringan ilmu sosial dapat menciptakan sebuah kerangka acuan terbaru dalam memanfaatkan teknologi kekinian. Isu sosial yang fenomenal dapat ditelaah melalui sebuah metode jaringan keilmuan. Upaya untuk membangun jaringan keilmuan dapat dilakukan melalui ketercapaian program memperoleh gambaran tentang suatu daerah/ lingkungan 54

5 sendiri mendapatkan informasi tentang suatu lingkungan daerah/wilayah Indonesia, memperoleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia, menumbuhkembangkan kesadaran dan wawasan kebangsaan, mengetahui kebutuhan hidup, mampu merasakan sebuah kemajuan khusunya teknologi mutakhir, mampu berkomunikasi, bekerjasama dan bersaing ditingkat lokal, nasional dan internasional, mampu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya, memiliki kepekaan terhadap fenomena sosial budaya, dan memiliki integritas yang tinggi terhadap negara dan bangsa. REFERENSI Ben Agger Teori Sosial Kritis, Penerapan dan Implikasinya. Kreasi Wacana Yogyakarta. Denis, Ann and Devorah kalekin-fishman The is A Handbook In Contemporary Sociology: SAGE Publication Inc: London Etzioni. Amitai and Eva Etzioni (ed) Social Change. Sourcces, Patterns, and Consequences: Basic Books,Inc, Publishers: New York Fakih. Mansour Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi: Pustaka Pelajar: Yogyakarta Hier. Sean P (ed) Contemporary Sociological Thought: Canadian Scholars Press Inc: Toronto Kaplan David & Manners. R.A Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Martono. Nanang Sosiologi Perubahan Sosial. Perspektif Klasik, Modern, Posmodern dan Poskolonial: PT Raja Grafindo Persada: Jakarta Sztomka, Piotr Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Winataputra, Udin Strategi Belajar-Mengajar. Universitas Terbuka Winataputra,Udin S. (dkk) Materi dan Pembelajaran IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka 55

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah suatu jenjang formal yang dilalui oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah suatu jenjang formal yang dilalui oleh seorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu jenjang formal yang dilalui oleh seorang anak atau siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Supaya memperoleh ilmu pengetahuan diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nana Sutarna, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nana Sutarna, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa seperti sekarang ini kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang penuh dengan persaingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).

BAB I PENDAHULUAN. dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan bagian dari tingkat pendidikan dasar memiliki tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kerja sama antara ketiga pihak diharapkan dapat menciptakan / mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang bertujuan agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pendidikan. Guru sebagai salah satu komponen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era global sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia. Untuk menyiapkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas menjadi sesuatu hal yang begitu sangat penting yang harus dimiliki manusia, karena dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari hampir semua manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, pendidikan di tuntut untuk mampu mengikuti perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di Indonesia mulai mendapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS SUMINAH Dosen KSDP Universitas Negeri Malang E-mail: suminahpp3@yahoo.co.id Abstrak: Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi Vol 1 No 1 (2017) 27-33 Indonesian Journal of Primary Education Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca Acep Saepul Rahmat Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta acepsaepulrahmat@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah : usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS masih dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, wawasan serta meningkatkan martabat dalam kehidupan. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk budaya, berbicara mengenai makhluk budaya tentu saja kita akan kembali membahas tentang asal muasal manusia atau hakikat dari manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. Kelengkapan Materi Butir 1 Butir 2 Kelengkapan kompetensi Materi yang disajikan mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronika misalnya televisi berpengaruh besar terhadap kehidupan anakanak

BAB I PENDAHULUAN. elektronika misalnya televisi berpengaruh besar terhadap kehidupan anakanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini maju dengan pesat. Proses keterhubungan seluruh dunia cepat dan berdampak luar biasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar adalah kreativitas dalam menata serta. menghubungkan pengalaman dan pengetahuan sehingga membentuk satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar adalah kreativitas dalam menata serta. menghubungkan pengalaman dan pengetahuan sehingga membentuk satu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar adalah kreativitas dalam menata serta menghubungkan pengalaman dan pengetahuan sehingga membentuk satu kesatuan. dalam kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD / MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi untuk satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut. I. PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu cita-cita besar dari kebijakan sistem pendidikan nasional saat ini adalah dapat terjadinya revolusi mental terhadap bangsa ini. Mengingat kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Huda (2012, hlm.3) merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Dimana biasanya anak mulai memasuki dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial yang kemudian disebut IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan yang makin tahun makin meningkat, menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam hal ini yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan pemerintah negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional Indonesia menyatakan perlunya masyarakat melaksanakan program pembangunan nasional dalam upaya terciptanya kualitas manusia dan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan aktivitas pembelajaran peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang selama ini berlangsung di Sekolah Dasar lebih menekankan pada pembelajaran yang bersifat ekspositori. Dimana siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang ditandai dengan munculnya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah. Salah satunya

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A -USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan ragam budaya, suku bangsa, dan tradisi. Setiap propinsi memiliki ciri khas yang berbeda, yang tercermin pada pola

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan untuk pembentukan kualitas siswa dalam segi kognitif, psikomotorik dan afektif. Lebih lanjut, IPA umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dalam menyiapkan peserta didik melalui pembelajaran atau pelatihan yang secara teratur dan sistematis untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan yang dimiliki oleh bangsa Indonsia adalah suatu kekayaan yang tak ternilai harganya, oleh karenanya perlu mendapat dukungan serta kepedulian bersama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting. Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang dapat memengaruhi peserta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah, I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Untuk memberikan arah pembahasan yang lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan sekaligus berhak mendapatkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam kehidupan bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia, dengan kata lain kebutuhan manusia terhadap pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang berintikan interaksi antara siswa dengan pendidik serta berbagai sumber pendidikan 1. Sedangkan proses belajar mengajar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu usaha dalam menjawab permasalahan serta berbagai tantangan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD N MUDAL KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI di susun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait dengan ketersediaan karya sastra. Sistem pengajaran, kurikulum yang kurang memberi ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Prayitno (2009:37) menyatakan bahwa Sekolah adalah lembaga yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu direspon dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang cukup penting dalam kehidupan manusia karena pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Tardif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan mampu untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang berkenaan langsung dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci