Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika."

Transkripsi

1 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA LKS DI SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO KELAS IX TAHUN AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun oleh : Febrianita Nora Indah Sari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILME PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

2 ii

3 iii

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur, Skripsi ini kupersembahkan untuk : Bapak ibuku Tercinta, Bapak Rubiyana dan Ibu Endang Adikku Valentinus Febry Adhitya Rimantoko Seluruh keluargaku Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan. iv

5 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah. Yogyakarta, 28 Februari 2013 Penulis Febrianita Nora Indah Sari v

6 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Febrianita Nora Indah Sari NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA LKS DI SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO KELAS IX TAHUN AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempubliksikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu permintaan ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Februari 2013 Yang menyatakan (Febrianita Nora Indah Sari) vi

7 ABSTRAK Febrianita Nora Indah Sari Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Yang Dilengkapi Dengan Media LKS di SMP Kanisius Bambanglipuro Kelas IX Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Program Studi Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keaktifan dan hasil belajar matematika di SMP Kanisius Ganjuran dalam pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung dengan menggunakan media LKS dan model pembelajaran Group Investigation (GI). Penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 dengan subyek penelitian adalah siswa kelas IX B SMP Kanisius Bambanglipuro. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Data keaktifan siswa didapat dari lembar observasi. Data keaktifan siswa diambil dengan menggunakan turus. Selanjutnya dihitung presentase keaktifan dalam diskussi kelompok dan presesntasi, berdasarkan presentase tersebut selanjutnya ditentukan kriteria keaktifan berdasarkan kategori Kartika Budi (2001:53). Data hasil belajar siswa diambil dari nilai tes hasil belajar yang kemudian dikoreksi dan dinilai berdasarkan pedoman penilaian. Selanjutnya nilai hasil belajar dibandingkan dengan nilai KKM di sekolah tersebut. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) tingkat keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok pada sesi I adalah cukup dengan total presentase 70% dalam kategori sangat tinggi, tinggi dan cukup sedangkan pada sesi II adalah rendah dengan presentase 96,67% dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup dan rendah. Tingkat keaktifan siswa pada presentasi pada sesi I adalah rendah dengan presentase 83,33% dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup dan rendah sedangkan tingkat keaktifan siswa pada presentasi pada sesi II adalah rendah dengan presentase 73,33% dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup dan rendah. (2) presentase siswa yang mencapai nilai KKM (lebih tinggi dari 65) adalah 43, 33% dengan rata-rata 5, 46 sehingga tingkat hasil belajar siswa tergolong rendah. Kata kunci: keaktifan siswa, hasil belajar, pembelajaran kooperatif, Group Investigation. vii

8 ABSTRACT Febrianita Nora Indah Sari The Implementation of Cooperative Learning in Group Investigation Using LKS in the IX Grade Students of Kanisius Junior High School of the 2012/2013 Academic Year on The Curved Side Subject. Mathematic Education Study Program. Departement of Mathematic Education and Science. Faculty of Teachers Training Education. Sanata Dharma University. The purpose of the study was to determine the level of the activeness and mathematics learning result at Kanisius Bambanglipuro Junior High School in the curved side subject using LKS and cooperative learning models investigation. The research was held on July-August The participants were students of class IX B Kanisius Bambanglipuro Junior High School. Type of qualitative research is descriptive kualitatif and kuantitatif. The data were from students activeness data and students learning result. The students activeness obtained from the observation data. The data used stake. The students activeness data were analyzed by calculating the percentage of students activeness in discussion groups and presentations which were determined based on the percentage of the activeness by Kartika Budi (2001:53). The students learning result data derived from test scores then were corrected and assessed based on the guidelines result. Then the data were compared with the KKM score of that school. The result of the research were as follows : (1) the level of the students activeness in the discussion group session I is enough with the total presentage 70% in very high, high and enough category. However, the presentage in the discussion group session II is low in very high, high and enough and low category. The level of the students activeness in the first and second presentage is low with presentage 83,33% in very high, high and enough and low category. However, in the second in very high, high and enough and low category. (2) the precentage of students who achieved KKM score (more than 65) was 43,33% with the average score of 5, 46 so the students learning results were low. Keywords : students activeness, the students learning result, cooperative learning, Group Investigation viii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA LKS DI SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO KELAS IX TAHUN AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Skripsi ini dapat tersusun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Thomas Sugiarto, M.T selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, serta memberikan motivasi, nasehat, saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Andy Rudhito, S. Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika. 3. Bapak Mardonius Marjana,S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Kanisius Bambanglipuro yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. ix

10 4. Ibu Antonita Suharyati,S.Pd., selaku guru mata pelajaran Matematika di SMP Kanisius Bambanglipuro yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama pelaksanaan penelitian. 5. Bapak, Ibu serta keluargaku atas segala dukungan baik secara moral maupun material. 6. Terima kasih kepada Adhitya Rimantoko atas doa dan dukungannya kepada penulis. 7. Terimakasih kepada Francisca Romana Mia Hiastuti, Cicilia Kurniawati yang telah menjadi observer pada saat penelitian. 8. Teman-teman kos dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak berperan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi untuk selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Penulis Febrianita Nora Indah Sari x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... i ii iii iv v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... vi vii viii ix xi xiv xvi xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 xi

12 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Batasan Istilah... 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori Belajar... 9 B. Pembelajaran Kooperatif C. Keaktifan D. Hasil Belajar E. Materi Tabung Kerucut F. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa G. Kerangka Berpikir BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Subjek Penelitian C. Tempat dan Waktu Penelitian D. Variabel Penelitian E. Desain Penelitian F. Metode Pengumpulan Data G. Instrumen Penelitian Instrumen Pembelajaran Instrumen Pengumpulan Data H. Validitas dan Reliabilitas Validitas Reliabilitas I. Metode Analisis Data xii

13 BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan penelitian B. Analisis data C. Pembahasan D. Keterbatasan Penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Keaktifan Siswa Pada Saat Diskusi Kelompok Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Observasi Keaktifan Siswa Pada Saat Presentasi 40 Tebel 3.3 Kisi-Kisi Soal Pada Tes Hasil Belajar Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Tes Hasil Belajar Tabel 3.5 Kriteria Penafsiran Reliabilitas Tabel 3.6 Kriteria Keaktifan Siswa Tabel 3.7 Kriteria Keaktifan Secara Keseluruhan Tabel 3.8 Kriteria Hasil Belajar Secara Keseluruhan Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Pembelajaran Tabel 4.2 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 1 a Tabel 4.3 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 1 b Tabel 4.4 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No Tabel 4.5 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No Tabel 4.6 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 a Tabel 4.7 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 b Tabel 4.8 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 c Tabel 4.9 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 d Tabel 4.10 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No Tabel 4.11 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No Tabel 4.12 Analisis Untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No xiv

15 Tabel 4.13 Analisis Validitas Butir Soal Untuk Hasil Belajar Tabel 4.14 Skor Total yang Dicapai Masing-Masing Siswa Tabel 4.15 Jumlah Kuadrat Masing-Masing Butir Soal yang Diperoleh Siswa 81 Tabel 4.16 Analisis Reliabilitas Hasil Belajar Siswa Tabel 4.17 Analisis Keaktifan Siswa Pada Saat Diskusi Kelompok Sesi I Tabel 4.18 Analisis Keaktifan Siswa Pada Saat Diskusi Kelompok Sesi II Tabel 4.19 Analisis Keaktifan Siswa Pada Saat Presentasi Sesi I Tabel 4.20 Analisis Keaktifan Siswa Pada Saat Presentasi Sesi II Tabel 4.21 Skor Yang Diperoleh Tiap Siswa Tabel 4.22 Presentase Ketuntasan Individu Tabel 4.23 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Individu xv

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tabung Gambar 2.2 Jaring-Jaring Tabung Gambar 2.3 Kerucut Gambar 2.4 Jaring-Jaring Kerucut xvi

17 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A Lampiran A.1 Daftar Nama Siswa Kelas IX B Lampiran A.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran A.3 Lembar Kerja Siswa Tabung Lampiran A.4 Lembar Kerja Siswa Kerucut Lampiran A.5 Lembar Pengamatan Keaktifan pada Saat Diskusi Kelompok. 163 Lampiran A.6 Lembar Pengamatan Keaktiifan pada Saat Presentasi LAMPIRAN B Lampiran B.1 Soal Tes Hasil Belajar Lampiran B.2 Kunci Tes Hasil Belajar LAMPIRAN C Lampiran C.1 Hasil Pekerjaan Siswa Lampiran C.2 Tabel Perhitungan Validitas Tes hasil Belajar Lampiran C.3 Validitas Tes Hasil Belajar Lampiran C.4 Reliabilitas Tes Hasil Belajar LAMPIRAN D Lampiran D.1 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Saat Diskusi Kelompok Sesi I Lampiran D.2 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Saat Diskusi Kelompok Sesi II xvii

18 Lampiran D.3 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Saat Presentasi Sesi I Lampiran D.4 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Saat Presentasi Sesi II LAMPIRAN E Lampiran E.1 Jawaban Lembar Kerja Siswa Tabung Lampiran E.2 Jawaban Lembar Kerja Siswa Kerucut Lampiran E.3 Jawaban Tes Hasil Belajar Lampiran E.4 Dokumentasi Penelitian LAMPIRAN F Lampiran F Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian xviii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan kualitas pendidikan sampai saat ini masih tetap menjadi masalah yang utama dalam usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan tersebut, pemerintah sudah mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi masalah tersebut. Mulai dari pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pendidik, pembaharuan sarana dan pra sarana pendidikan, pengadaan buku pelajaran yang kiranya dapat menunjang proses pembelajaran. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh tingkat minat dan ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat belajar, matematika adalah pelajaran yang tidak menyenangkan, sulit, monoton, dan membosankan. Bentuk pembelajarannya hanya seperti itu saja tidak ada perubahan. Berdasarkan pengalaman dari peneliti, faktor yang menyebabkan siswa merasa matematika adalah pelajaran yang kurang menyenangkan adalah karena siswa merasa kesulitan terhadap mata pelajaran tersebut. Dalam proses belajar dan pembelajaran ada 2 komponen yang amat penting, yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Macam dan bentuk dari metode mengajar dan media pembelajaran sangat beraneka ragam. Untuk 1

20 2 memperoleh keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran, guru harus bisa untuk memiliih metode dan media mana yang tepat digunakan di dalam suasana kelas. SMP Kanisius Ganjuran adalah salah satu sekolah yang mempunyai input siswa yang memiliki prestasi belajar yang beraneka ragam. Dengan keanekaragaman prestasi inilah keaktifan siswa juga beraneka ragam. Setiap kelas di SMP ini mempunyai prestasi belajar yang heterogen. Dilihat dari daftar nilai dari siswa kelas X SMP Kanisius Ganjuran, bahwa nilai Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester mata pelajaran Matematika lebih rendah dibandingkan nilai mata pelajaran yang lainnya, seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS. Berdasarkan wawancara terhadap salah satu siswa kelas X SMP Kanisius Ganjuran, siswa merasa kesulitan dalam menangkap dan memahami konsep matematika yang disampaikan oleh guru yang mengakibatkan hasil belajar siswa juga rendah. Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru di SMP tersebut siswa kesulitan pada soal-soal penerapan pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung guru sudah menggunakan media yang berupa alat peraga, tetapi penggunaan media tersebut belum maksimal karena siswa tetap masih merasa kesulitan. Pelaksanaan pembelajaran di SMP ini sudah terfokus terhadap siswa, misalnya guru mempergunakan LKS di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan paparan dari salah satu guru di SMP tersebut beberapa siswa

21 3 memang tidak terlibat aktif dan bisa dikatakan kurang mandiri dalam mengerjakan LKS dari guru. Faktor yang menjadi alasan masalah tersebut adalah karena memang di kelas siswa yang menonjol hanya beberapa siswa. Sehingga beberapa siswa menggantungkan tugasnya kepada siswa yang lain. Taraf keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran juga kurang menyeluruh. Perlu adanya metode yang dapat melibatkan siswa untuk mengikuti proses belajar dan pembelajaran secara menyeluruh, tidak hanya terpaku pada satu sisi saja. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran adalah metode kooperatif. Pada proses belajar dalam kelompok akan membantu siswa membangun dan menemukan sendiri pemahaman mereka terhadap pengetahuan dan materi pelajaran. Dengan mereka menemukan sendiri pengetahuan tersebut, dengan sendirinya pengetahuan itu akan tertanam di dalam pikiran mereka. Salah satu siswa di SMP tersebut lebih mendominasi kamampuannya untuk menghafalkan materi pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika dari pada memahami. Jadi apabila sudah berselang beberapa hari siswa tersebut akan mudah sekali lupa karena siswa tersebut hanya menghafal materi pembelajaran. Pada pembelajaran kooperatif ini siswa dapat mencapai prestasi belajar yang bagus, mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan, dapat mengembangkan kemampuan massing-masing siswa karena tidak menggantungkan diri terhadap siswa lainnya. Dengan pembelajaran kooperatif, peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan masalah-

22 4 masalah yang ditemukan tersebut bersama temannya, terutama teman di dalam satu kelompok. Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaji penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam proses pembelajaran. Peneliti mengkaji penerapan metode GI, karena GI merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. GI juga dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir aktif. Dalam pembelajaran keterlibatan aktif siswa dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap pembelajaran. Pusat dari investigasi kelompok adalah perencanaan kooperatif siswa dalam melakukan penyelidikan terhadap topik yang telah diidentifikasikan. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas masing-masing. Di dalam satu kelompok tersebut beranggotakan 4-5 siswa. Siswa yang berada di dalam satu grup tersebut mempunyai prestasi yang heterogen. Di dalam satu kelompok tersebut setiap siswa mempunyai tanggung jawab masing-masing atas tugasnya, jangan sampai setiap siswa melimpahkan tanggung jawabnya kepada teman lain yang sama-sama satu kelompok. Langkah terakhir semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang

23 5 luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru. Di sini guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga yang berperan aktif adalah siswa sendiri. Pada akhir pertemuan guru menyimpulkan hasil dari berbagai kelompok sebagai rangkuman dari pokok bahasan yang diangkat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Yang Dilengkapi Dengan Media LKS di SMP Kanisius Bambanglipuro Kelas IX Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Seberapa tinggi keaktifan siswa SMP Kanisius Bambanglipuro pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation? 2. Seberapa tinggi hasil belajar siswa SMP Kanisius Bambanglipuro pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui keaktifan siswa SMP Kanisius Bambanglipuro

24 6 pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa SMP Kanisius Bambanglipuro pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation D. Manfaat Penelitian a. Manfaat bagi siswa 1) Dapat meningkatkan daya tarik siswa dalam pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung 2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa 3) Dapat meningkatkan kemampuan berdiskusi, berkomunikasi dan bermusyawarah b. Manfaat bagi guru : 1) Dapat meningkatkan kreativitas serta strategi belajar mengajar guru agar menjadi guru yang profesional. 2) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk bertatap muka dan mengemukakan pendapatnya secara bebas, dengan tidak mengabaikan aturan-aturan diskusi. 3) Dapat mempermudah guru dalam melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. E. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Yang

25 7 Dilengkapi Dengan Media LKS di SMP Kanisius Bambanglipuro Kelas IX Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung, maka penulis perlu memberikan batasan istilah tentang : 1. Penerapan Menurut W.J.S. Poerwadarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai pemasangan, pengenaan, perihal mempraktekkan. 2. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. 3. Media Media berasal dari bahasa Latin medium (antara) yang berarti adalah berbagai jenis komponen yang dapat membawa informasi antara sumber dan penerima yang bertujuan untuk memudahkan komunikasi dan belajar (Smaldino, dkk, 2011) 4. Keaktifan Belajar aktif adalah belajar yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intektual emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan (Dimyati dan Mudjiono, 1999) 5. Hasil Belajar Matematika

26 8 Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dst) oleh usaha (Poerwadarminto, 1985). Belajar adalah usaha melatih daya berpikir, mengingat perasaan, mengenal agar berkembang sehingga kita dapat berpikir, mengingat dan sebagainya (Hamalik, 1983:23). Jadi hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai siswa dalam melatih berpikir dan mengingat dalam mata pelajaran matematika atau hasil yang telah dicapai setelah melakukan kegiatan belajar matematika. Dari paparan di atas maksud dari peneliti adalah mempraktekan pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi siswa untuk mencari sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari melalui komponen dalam siswa sendiri yang dapat merangsang siswa untuk berpikir untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan siswa sendiri dan pencapaian hasil dalam penguasaan mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan caranya sendiri.

27 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, proses belajar memegang peran yang sangat penting. Kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik baiknya tentang proses belajar siswa agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa-siswa. Ada yang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan menghafal sejumlah fakta-fakta. Guru yang berpendapat demikian akan merasa puas jika siswa-siswanya telah sanggup menghafal sejumlah fakta di luar kepala. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakantindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Banyak jenis kegiatan oleh banyak orang dinamakan belajar. Beberapa ahli telah merumuskan dan menafsirkan pengertian tentang belajar. Pengertian belajar itu sendiri berbeda antara satu dengan yang lainnya. 9

28 10 Menurut Thorndike (dalam Esti, 2006), belajar didefinisikan sebagai pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respon dalam penyelesaian masalah (problem solving) yang dapat dilakukan dengan cara trial and error (coba-coba). Menurut Cronbach (dalam Sardiman 1986:20) belajar adalah perubahan tingkah taku atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Dikemukakan oleh Hilgard (dalam Sukmadinata, 2009) belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap situasi. Belajar bukan hanya sebuah pengalaman, tetapi belajar adalah suatu proses bukan merupakan sebuah hasil. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila diperhatikan dari beberapa uraian di atas sebagian besar definisi belajar sebagian besar menekankan pada segi perilaku. Dari beberapa batasan belajar yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu dengan cara trial and eror untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Anak-anak belajar dengan baik berdarsakan pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera menjelajah lingkungan. Mereka belajar dari pengalaman langsung dan pengalaman nyata, maupun

29 11 juga belajar dari bentuk-bentuk pengalaman yang menyentuh perassaan mereka (Hamzah dan Nurdin,2011) Setiap individu memang tidak sama, masing-masing individu memang berbeda. Kemampuan belajar pun juga berbeda. Usaha dan keberhasilan belajar diperngaruhi oleh beberapa faktor. Dalam keadaan di mana siswa tidak dapat belajar secara semestinya itulah siswa mempunyai kesulitan belajar. Kesulitan belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intelegensi saja, tetapi juga disebabkan oleh faktor non-intelegensi. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto (1991:76), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah : 1. Faktor Intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi : a. Faktor Fisiologis : Siswa yang sedang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar dibandingan dengan siswa yang sehat. Sebab siswa itu akan mengantuk, capek, sehingga daya konsentrasi belajar siswa menjadi terganggu. Kesulitan belajar juga bisa berasal dari kondisi cacat tubuh. Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan. Dan juga cacat tubuh yang tetap atau serius seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan, ataupun hilang kaki.

30 12 b. Faktor psikologis : Belajar juga memerlukan kesiapan psikologis, ketenangan dengan baik. Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah : 1) Intelegensi atau kecerdasan: Kecerdasan mempunyai peranan penting yang sangat besar dalam proses keberhasilan seseorang dalam belajar sesuatu. Orang cerdas akan cepat menguasai pelajaran dibanding dengan orang yang kurang cerdas, meskipun fasilitas dan waktu yang digunakan untuk mempelajari materi sama. 2) Bakat : Bakat adalah potensi/kemampuan seseorang yang dibawa sejak lahir. Bakat masing-masing individu juga berbeda-beda. Seseorang yang mempunyai bakat tertentu akan mudah menyelesaikan atau memecahkan masalah dibandingkan dengan orang yang tidak sehat. Seseorang akan mudah mempelajari sesuatu jika sesuai dengan bakat yang dimiliki. Apabila seseorang mempelajari sesuatu yang lain dari bakatnya, seseorang akan cepat bosann dan tidak senang. Mungkin juga kesulitan belajar yang timbul pada siswa disebabkan adanya ketidaksesuaian bakat dengan pelajaran tersebut.

31 13 3) Minat : Tidak adanya minat seseorang siswa terhadap pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, memperhatikan atau tidaknya dalam pelajaran. 4) Motivasi : Motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang besar motivasinya akan lebih giat untuk berusaha, tampak gigih, dan tak mau menyerah. Tetapi seseorang yang mempunyai motivasi yang rendah ataupun seseorang yang tidak mempunyai motivasi tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas. 5) Faktor kesehatan mental : Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi kecerdasan saja, tetapi juga menyangkut segi emosional. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik. Seseorang yang mempunyai emosional mental yang kurang sehat dapat merugikan belajarnya. 6) Kemampuan kognitif Kemampuan kognitif adalah kemampuan menalar atau penalaran yang dimiliki oleh para siswa. Kemampuan penalaran

32 14 yang tinggi akan memungkinkan seseorang dapat belajar lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran sedang. 2. Faktor Ekstern : 1) Faktor orang tua: Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya, acuh tak acuh, tidak memperhatikan perkembangan kemajuan belajar anakanaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajar bagi anaknya. Orang tua yang kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Sehingga anak menjadi tidak betah dirumah dan mencari teman sebaya untuk bermain, dengan begitu anak akan lupa belajar. Sebaliknya jika orang tua terlalu memanjakan anak, akibatnya anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan, sehingga menggantungkan semuanya kepada orang tuasnya, malas mengerjakan tugas-tugas yang mengakibatkan nilai belajarnya menurun. B. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain. Pembelajaran kooperatif menekankan belajar dalam kelompok heterogen yang saling membantu satu sama lain, bekerja sama untuk menyelesaikan masalah, dan menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual.

33 15 Jadi, model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2. Menyajikan informasi 3. Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar 4. Membimbing kelompok belajar dan bekerja 5. Evaluasi 6. Memberi penghargaan Metode pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe yang berbedabeda. Tipe metode pembelajaran kooperatif tersebut antara lain (Suyatno, 2009:52): 1. Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Tipe STAD adalah metode pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan heterogen yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan yang heterogen tersebut berdasakan tingka prestasi, jenis kelamin. Ciri-ciri pembelajaran STAD, yaitu kelas terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, dan belajar dengan metode kooperatif dan prosedur kuis.

34 16 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut : a) Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok b) Membuat kelompok yang heterogen, di mana satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa c) Mendiskusikan bahan belajar secara kolabratif d) Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga akan terjadi diskusi kelas e) Mengadakan kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok f) Mengumumkan rekor tim dan individual g) Memberikan penghargaan 2. Tipe NHT (Numbered Head Together) Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut : a) Mengarahkan b) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu c) Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi masing-masing siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa yang mempunyai nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian siswa bekerja berkelompok

35 17 d) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi di dalam kelas e) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa f) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan penghargaan 3. Tipe Jigsaw Tipe Jigsaw merupakan bentuk pembelajaran kooperatif yang mempunyai sintak sebagai berikut : pengarahan, informasi bahan ajar, kelompok heterogen, memberikan bahan ajar yang terdiri dari beberapa bagian yang sesuai dengan banyak siswa di tiap kelompok. Buat kelompok ahli yang diambil dari kelompok asal yang juga sesuai bahan ajar yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut terjadi sebuah diskusi. Metode pembelajaran kooperatif ini siswa ditempatkan ke dalam sebuah tim, di mana tim tersebut terdiri dari 6 orang untuk mempelajari bahan ajar yang sudah dipecah sesuai jumlah anggota tim. Sehingga setiap anggota tim mendapatkan bahan ajar yang berbeda-beda untuk dipelajari. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe ini adalah : a) Dibentuk sebuah tim yang terdiri dari 5-6 orang setiap tim yang disebut kelompok asal b) Kelompok asal tersebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli c) Kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal membentuk kelompok dan berdiskusi tentang bahan ajar yang didapat

36 18 d) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk bertukar informasi dengan kelompok asal 4. TGT (Teams Games Tournament) Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ini masih berkaitan dengan STAD, di mana siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Penerapan metode ini adalah dengan cara mengelompokkan siswa yang heterogen, tugas yang diberikan untuk tiap kelompok bisa sama bisa juga berbeda. Setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual maupun kerja sama dalam diskusi. Usahakan agar setiap kelompok dapat kompak dan tumbuh rasa kompetisi antar kelompok yang satu dengan yang lainnya, sehingga suasana diskusi menjadi nyaman dan menyenangkan. Hal itu dapat terjadi juka guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun. Setelah siswa selesai dalam diskusi kelompok, maka akan dilaksanakan diskusi kelas. 5. TAI (Team Assisted Individualy) Pengertian secara umum mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualy (TAI) adalah bantuan individual dalam kelompok dengan karakteristik bahwa tanggung jawa belajar adalah pada siswa sendiri. Siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, tidak menerima dari guru sebagai bentuk jadi. TAI sama dengan STAD dalam hal penggunaan tim belajar empat anggota berkemampuan heterogen dan sertifikat untuk tim yang mempunyai kinerja tinggi. Hal yang

37 19 membedakan STAD dengan TAI adalah pelaksanaan langkah pengajaran di kelas. Dalam STAD pengajaran di kelas menggunakan satu langkah saja, tetapi untuk TAI menggabungkan antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individu. 6. PBI (Problem Based Instruction) Problem Based Instruction (PBI) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari teori melalui praktik. PBI adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah dapat digunakan sebagai awal untuk mendapatkan pengetahuan baru. Sehingga masalah yang ada dapat digunakan sebagai sarana siswa untuk belajar sesuatu. PBI merupakan proses pembelajaran di mana awalnya pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata kemudian dari masalah ini dirangsang untuk mempelajari masalah yang ada berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka dapatkan sebelumnya sehingga dari situ akan dibentuk dan diperoleh pengalaman baru. Tetapi metode pembelajaran PBI juga mempunyai hambatan dalam pelaksanaannya. Siswa terkadang kurang terbiasa dengan penggunaan metode ini, siswa masih terbiasa dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional. Faktor penghambat yang lain adalah metode pembelajaran PBI ini membutuhkan banyak waktu, sehingga terkadang proses pembelajaran yang dilaksanakan kekurangan waktu.

38 20 7. Model Group Investigation (GI) Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah dengan sintak : pengarahan, membuat kelompok yang beranggotakan heterogen dengan orientasi tugas, merencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok diajak untuk menginvestigasi proyek tertentu, pengolahan data penyajian data hasil investigasi, diadakan presentasi, kuis individual, membuat skor tentang perkembangan siswa, mengumumkan hasil kuis dan memberikan penghargaan. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model GI dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam metode GI terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau inquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group. Secara ringkas dapar dipaparkan mengenai sintak pembelajaran kooperatif model GI, yaitu : a) Pemilihan topik b) Perencanaan kooperatif c) Implementasi d) Analisis dan sintesis

39 21 e) Presentasi hasil final f) Evaluasi Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan metode Group Investigation, (Sugiyanto,2010), adalah sebagai berikut: a) Seleksi Topik Para siswa memilih berbagai topik dalam suatu bahan ajar. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Anggota tiap kelompok heterogen, baik dalam jenis kelamin, kemampuan akademik. b) Merencanakan Kerjasama Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar, tugas dan tujuan umum yang berhubungan dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih. c) Implementasi Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan siswa, dan pembelajaran itu juga harus mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara konstan mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

40 22 d) Analisis dan Sintesis Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh, dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. e) Penyajian Hasil Akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu tujuan pembelajaran mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasi oleh guru, pelaksanaan ini juga dipandu oleh guru. f) Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. Dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode GI merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil di mana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, diskusi kelompok, presentasi di depan kelas. C. Keaktifan Keaktifan belajar siswa merupakan unsur yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian dari keaktifan belajar siswa :

41 23 1. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus terkait (Sardiman:100). 2. Menurut Rohani (2004 : 6-7), belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk, hanya mendengarkan dan bertindak pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya dengan sedirinya akan aktif jiwanya, dan juga sebaliknya, keduanya merupakan suatu kesatuan. 3. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. 4. Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Nana, 2009) D. Hasil Belajar Belajar mengajar pada dasarnya adalah hubungan timbal balik guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa mempunyai sejumlah kepandaian sekaligus perubahan-perubahan di dalam diri siswa. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam

42 24 berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap, dan nilai. Bloom (dalam Hartini Nara dan Eveline Siregar, 2011:8) menggolongkan perilaku dalam kawasan kognitif, afektif, psikomotorik. Kawasan kognitif merupakan kawasan yang berhubungan dengan proses berpikir atau berperilaku yang termasuk hasil kerja otak, terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi atau penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Kawasan afektif mencakup sikap, nilai perasaan dan minat. Perilaku ini dimunculkan oleh seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat keputusan atau pilihan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu. Kawasan psikomotorik mencakup kemampuan gerak dan motorik, perilaku ini dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini, kemampuan kognitif lebih dominan dibandingkan kemampuan afektif dan psikomotorik. Walaupun demikian tidak berarti kemampuan afektif dan psikomotorik diabaikan sehingga tidak perlu diadakan penilaian. Sukmadinata (2009:102) memberikan pengertian bahwa hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di lingkungan sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.

43 25 Penilaian hasil belajar biasanya dilakukan dalam bentuk yang bermacammacam, misalnya tes lisan atau akhir pengajaran guru menilai keberhasilan pengarajaran (tes formatif), tes yang dilakukan pada akhir program seperti tes akhir semester. Tes merupakan salah satu cara untuk menafsirkan besarnya kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadapsejumlah stimulus atau pertanyaan (Djemari, 2009:67). Tes tersebut bisa berbentuk tes lisan maupuntes tertulis baik jenis tes esai ataupun tes objektif. Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa suatu proses pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Di mana ketiga kemampuan ini akan diperoleh melalui suatu proses pembelajaran dalam arti bahwa kemampuan sebagai konsekuensi pembelajaran indikator untuk mengetahui hasil belajar, yang akan dicapai di dalam tugas-tugas, tugas rumah, tes akhir semester. E. Materi Materi yang akan disampaikan kepada siswa adalah (Wahyudin, dkk; 2008:33-38) : 1. Tabung t Gambar 2.1 Tabung Bangun tersebut dibatasi oleh dua sisi yang sejajar dan kongruen berbentuk lingkaran (ditunjukkan oleh daerah yang diarsir) serta sisi

44 26 lengkung (daerah yang tidak diarsir). Bangun ruang seperti ini dinamakan tabung. i. Luas Permukaan Tabung Daerah yang membatasi bangun ruang tabung yang berbentuk persegi panjang dan 2 buah lingkaran, dengan ukuran sebagai berikut : Panjang = keliling alas tabung = 2 πr Lebar = tinggi tabung = t r T 1 t Gambar 2. 2 Jaring-jaring tabung r T 2 Sehingga luas selimut tabung = panjang x lebar = 2 x π x r x t = 2 πrt Luas permukaan tabung sama dengan luas jarring-jaringnya, yaitu : L = luas selimut tabung + 2 x luas alas Dengan demikian luas permukaan tabung adalah L = 2πrt + 2πr 2 = 2π r ( t + r)

45 27 2. Kerucut Bangun kerucut adalah bangun yang dibatasi oleh sebuah sisi alas berbentuk lingkaran dan sebuah sisi lengkung yang memiliki jaring-jaring berbentuk luas juring. T s Gambar 2.3 kerucut A o B i. Luas Permukaan Kerucut Daerah yang membatasi bangun ruang kerucut, yang jaring-jaring kerucut adalah sebagai berikut : Gambar 2.4 Jaring-jaring kerucut Luas permukaan kerucut dapat ditemukan dengan menggunakan perbandingan: Panjang busur AA = keliling alas kerucut = 2πr.

46 28 r = jari-jari lingkaran alas Keliling lingkaran yang berjari-jari s adalah 2 πs. s = jari-jari lingkaran Luas lingkaran yang berjari-jari s adalah. Oleh karena Dari uraian di atas maka didapatkan : luas juring TAA = Luas juring TAA = luas selimut kerucut, maka luas selimut kerucut adalah πrs. Dengan demikian, luas permukaan kerucut adalah L = luas selimut kerucut + luas alas kerucut L = πrs +πr 2 = πr(s + r) Jadi, rumus luas permukaan kerucut adalah L = πr(s+r) F. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) ini dibuat agar siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Setiap pertemuan akan dibagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk nantinya didiskusikan bersama anggota kelompok yang telah ditentukan. LKS ini menuntun siswa untuk berlatih mandiri dalam menemukan rumus luas permukaan tabung dan kerucut. Di LKS 1 siswa

47 29 diharapkan mampu menemukan sendiri rumus luas permukaan tabung dan juga disertai latihan soal. Sama halnya dengan LKS 2, di LKS 2 siswa diharapkan bisa menemukan sendiri luas permukaan kerucut disertai dengan latihan soal. Di mana latihan soal yang terdapat di dalam kedua LKS nantinya akan dipresentasikan setiap akhir sesi 1 dan akhir sesi 2. Berikut merupakan LKS 1 dan LKS 2 : 1. Lembar Kerja Siswa 1 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kompetensi dasar : Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola Indikator : Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola. Tujuan : 1. Siswa dapat mencari dan menemukan secara mandiri rumus luas permukaan tabung 2. Siswa dapat menentukan luas permukaan tabung. 3. Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan kerucut untuk menentukan unsur-unsur tabung yang lain. t T 1 r Gambar 1.2 Gambar 1. 1 t r T 2

48 30 Perhatikan gambar tabung dan jaring-jaring tabung di atas! Berdasarkan gambar 1.2, terdiri dari berapa bagiankah bangun ruang tabung? Luas permukaan tabung = luas selimut tabung + luas alas + luas atap = =. Jadi, luas permukaan tabung adalah L permukaan =. SOAL LATIHAN! 1. Diberikan sebuah tabung dengan jari-jari 20 cm dan tinggi 40 cm, tentukan : a. Luas alas tabung b. Luas selimut tabung c. Luas permukaan tabung jika tutupnya dibuka 2. Diketahui luas permukaan sebuah tabung cm 2, dan jari-jari-jari tabung 25 cm. hitunglah tinggi tabung! 2. Lembar Kerja Siswa 2 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kompetensi dasar : Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola Indikator : Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola.

49 31 Tujuan : 1. Siswa dapat mencari dan menemukan secara mandiri rumus luas permukaan kerucut 2. Siswa dapat menentukan luas permukaan kerucut 3. Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan kerucut untuk menentukan unsur-unsur kerucut yang lain. T s A o B Gambar 1. 1 Gambar Perhatikan gambar kerucut dan jaring-jaring kerucut di atas! 2. Berdasarkan gambar 1.2, terdapat berapa bagiankah jaring-jaring tabung tersebut? 3. Masih ingatkah kalian tentang panjang busur? Luas juring? Perbandingan panjang busur terhadap lingkaran? Perbandingan luas juring terhadap lingkaran? 4. Ingat materi itu untuk menemukan luas permukaan kerucut!

50 32 Luas permukaan kerucut = luas selimut + luas alas = = SOAL LATIHAN! 1. Sebuah kerucut berdiameter 12 cm. Jika tingginya 8 cm dan π = 3,14, hitunglah: a. Luas selimutnya; b. Luas alasnya; c. Luas permukaan kerucut. 2. Ukuran garis pelukis kerucut lebih panjang 15 cm dari pada panjang jari-jari alasnya. Jika luas selimut kerucut adalah cm 2 dan = 3, 14, hitunglah : a. panjang jari-jari dan panjang garis pelukis kerucut b. luas permukaan kerucut G. Kerangka Berpikir Dalam belajar individu diharapkan untuk berproses untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam belajar matematika juga haruslah berdasarkan pengalaman belajar yang lalu, karena pada hakekatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman, dengan demikian belajar matematika tidak hanya menghafal rumus dan latihan, tetapi siswa harus mengalami sendiri, bukan menerima jadi dari seorang guru.

51 33 Pendapat tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit ditandai dengan kurangnya hasil belajar siswa dengan minimnya rata-rata hasil belajar siswa. Selain itu aktivitas siswa dalam kelompok juga masih kurang. Dalam analisa peneliti, hal ini disebabkan penggunaan model pembelajaran yang kurang dalam melibatkan keaktifan siswa dengan lingkungan sekitarnya. Peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Dalam metode ini siswa dilibatkan langsung sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi, sehingga siswa dapat menemukan sendiri rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung terutama tabung dan kerucut. GI digabungkan dengan menggunakan media LKS dalam pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Dengan kolaborasi antara keduanya, siswa diharapkan mampu untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan bangun ruang sisi lengkung tanpa mengalami kesulitan. Dalam pokok bahasan dengan menggunakan tipe ini diharapkan para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok dan menuntut siswa belajar secara mandiri dan dapat menjelaskan penemuannya kepada kelompok lain.

52 BAB III METODE PENELITIAN Di dalam bab ini akan dipaparkan metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan di dalam rumusan masalah yang mencakup jenis penelitian, subjek penelitian, waktu dan tempat penelitian, instrumen penelitian dan metode pengumpulan data. A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Peneliti mendeskripsikan segala bentuk kejadian dan segala fenomena yang dialami subjek penelitian. Sedangkan data yang menunjukkan angka-angka akan dianalisis secara kuantitatif. B. Subjek Penelitian 1. Siswa kelas IX SMP Kanisius Bambanglipuro tahun ajaran 2012/2013. Siswa di sekolah ini memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda, latar belakang budaya pun juga berbeda-beda. Tidak semua siswa di sekolah ini berasal dari kota Bantul saja. Beberapa siswa berasal dari luar kota Yogyakarta. Karakteristik dari masing-masing siswa juga beraneka ragam, karena berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. 2. Yang berlaku sebagai guru dalam proses belajar mengajar adalah peneliti. 34

53 35 C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Bambanglipuro pada bulan Juli Agustus 2012 D. Variabel Penelitian Agar mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini, ada beberapa variabel yang ingin diteliti yaitu : 1. Variabel bebas : Penerapan pembelajaran kooperatif Group Investigation 2. Variabel terikat : a) Keaktifan siswa dalam pembelajaran b) Hasil belajar siswa, khususnya kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung E. Desain Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah yang akan dilakukan secara umum oleh peneliti adalah: 1. Pemilihan materi, pemilihan materi yang dapat dikaitkan dengan metode investigasi dan pemakaian lembar kerja siswa. 2. Mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Pembentukan anggota masing-masing kelompok. 4. Pelaksanaan penelitian.

54 36 5. Pengolahan data. F. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Dalam penelitian ini sumber datanya adalah siswa IX SMP Kanisius Bambanglipuro. 2. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari: a. Hasil keaktifan siswa b. Hasil belajar siswa 3. Cara Pengumpulan Data Peneliti menggunakan 2 macam data, yaitu : a. Data mengenai keaktifan siswa dikumpulkan melalui: i. Observasi Obsevasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana, 2012). Pengamatan tersebut berkenaan dengan cara guru mengajar, suasana kelas, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan. Data keaktifan siswa dikumpulkan melalui observasi. Pengumpulan data observasi dilakukan oleh peneliti dan beberapa observer yang membantu peneliti, dan dilaksanakan di

55 37 kelas yang dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung. Keaktifan siswa dapat dilihat dari keaktifan bertanya atau menjawab pertanyaan dalam diskusi dan presentasi. b. Data mengenai hasil belajar siswa dikumpulkan melalui : i. Post-test Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang membutuhkan tanggapan, dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap asspek tertentu dari orang byang dikenai tes (Djemari, 2008). Post test adalah evaluasi akhir pada saat materi ajar itu telah diberikan (Fikri, 2009). Bentuk tes berupa uraian karena dapat melihat kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan dengan melihat langkah-langkah pengerjaan dari soal. G. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation peneliti menggunakan instrumen pembelajaran. Instrument pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

56 38 a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksaan Pembelajaran digunakan oleh peneliti sebagai pedoman untuk mengajar pada saat proses pembelajaran berlangsung. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh peneliti disesuaikan dengan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation, yaitu dengan penemuan. Di dalam RPP terdapat kegiatan pembelajaran di mana siswa dibimbing dan dituntut untuk melakukan sebuah penemuan. b. Lembar Kerja Siswa Dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti, siswa mengerjakan LKS yang secara berkelompok. Dari jawaban siswa dapat diketahui pola berpikir siswa untuk menyelesaikan soal yang diberikan, dan peneliti juga dapat mengetahui seberapa tinggi siswa dapat memahami soal yang diberikan. Soal yang terdapat di dalam LKS menuntut agar siswa dalam setiap kelompok dapat terlibat aktif dengan memberikan ide yang mereka miliki dan mengajarkan untuk belajar mandiri, karena LKS ini siswa dibimbing untuk melakukan sebuah penemuan, lebih khususnya penemuan rumus luas permukaan tabung dan luas permukaan kerucut. 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk dapat menjawab pertanyaan dari rumusan masalah. Instrumen pengumpulan

57 39 data dalam penelitian ini berupa lembar observasi, dan tes hasil belajar (post-test). 1. Lembar Observasi Lembar observasi memuat aspek-aspek perilaku siswa pada setiap kegiatan pembelajaran berdasarkan komponen dalam metode pembelajaran tipe Group Investigation (GI) pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. Lembar observasi dibagi menjadi lembar observasi untuk diskusi kelompok dan presentasi. Aspek-aspek perilaku siswa yang merupakan keaktifan dalam diskusi kelompok dapat dilihat dari tabel instrument observasi berikut ini : Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Siswa pada Saat Diskusi Kelompok No. Aspek Keaktifan Indikator No. soal 1. Sikap dan tanggapan siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan LKS Siswa bertanya kepada teman satu kelompoknya akan hal yang belum dipahami dalam mengerjaka LKS Siswa mau memberikan penjelasan ketika ada teman satu kelompoknya yang belum memahami materi dalam LKS Siswa mengerjakan apa yang diperintahkan di dalam LKS

58 40 No. Aspek Keaktifan Indikator No. soal 2. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation Siswa menggunakan alat-alat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan LKS Siswa mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelsaikan LKS Siswa bekerja sama dalam penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok Siswa mempersiapkan presentasi 2.3 Siswa mengumpulkan LKS 2.4 Aspek-aspek perilaku siswa yang merupakan keaktifan dalam diskusi kelompok dapat dilihat dari tabel instrument observasi berikut ini : Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Siswa pada Saat Presentasi No. Aspek Keaktifan Indikator No. soal 1 Sikap dan tanggapan siswa dalam presentasi Siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain yang sedang melakukan presentasi. Siswa mampu mengemukakan pendapat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. Siswa memperhatikan penjelasan siswa lain yang menjawab pertanyaan atau sedang menjawab pertanyaan. Siswa memberikan kesempatan kepada teman satu kelompok untuk mengemukakan pendapat

59 41 2. Instrumen Tes Pada penelitian ini instrumen yang digunakan salah satunya adalah instrumen tes. Tes yang diadakan setiap akhir sesi ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa selama proses pembelajaran pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung dengan menggunakan model pembelajaran tipe Group Investigation (GI). Soal uraian pada tes menggunakan kisi-kisi soal sebagai berikut : Tabel 3. 3 : Kisi-Kisi Soal Pada Tes Hasil Belajar Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar Materi Indikator 2.2 menghitung Bangun 1. Menghitung luas selimut luas selimut dan ruang sisi tabung volume tabung, lengkung 2. Menggunakan rumus kerucut dan bola luas selimut untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut 3. Mengitung luas selimut kerucut Tingkat Taksonomi Pemahaman Analisis Penerapan No Soal 1, 2,3 6,7,8 4,5 Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Tes Hasil Belajar No. Skor Penilaian Skor soal Total 1 a. Siswa hanya menuliskan rumus. 1 5

60 42 No. soal Penilaian Skor Siswa hanya mensubtitusi unsur yang diketahui ke dalam rumus perhitungan tidak selesai. 3 Siswa menyesaikan soal yang hasil yang didapatkan benar. 5 1 b. Siswa hanya mensubtitusi unsur yang diketahui ke dalam rumus perhitungan tidak selesai. 3 Siswa menyesaikan soal yang hasil yang didapatkan benar Siswa hanya menuliskan rumus. 1 Siswa hanya mensubtitusi unsur-unsur tabung yang terdapat pada soal. 2 Siswa mengerjakan dan terdapat perhitungan. 5 Siswa melakukan perhitungan (yang masih berhubungan dengan soal) tetapi tidak mendapatkan hasil. 8 Siswa mensubtitusi unsur-unsur tabung ke dalam rumus dan menghitungnya sampai menemukan tinggi Siswa hanya menuliskan rumus 1 Siswa hanya mensubtitusi unsur-unsur kerucut yang telah diketahui di soal. 2 Siswa melakukan perhitungan untuk menemukan garis pelukis (s). 6 Siswa mengerjakan, melakukan perhitungan sampai menemukan garis pelukis (s). 8 Siswa menemukan garis pelukis (s) dan dapat mencari tinggi (sesuai yang ditanyakan) dengan menggunakan phytagoras a. Siswa melakukan perhitungan, tidak menemukan panjang garis pelukis (sesuai yang ditanyakan) 1 Siswa melakukan perhitungan tetapi hasil penjumlahan salah. 2 Siswa melakukan perhitungan, menggunakan phytagoras dan menemukan panjang garis pelukis sesuai yang ditanyakan. 4 4.b Siswa hanya menuliskan rumus luas selimut kerucut. 1 Siswa hanya mensubtitusi unsur kerucut yang telah diketahui di soal ke dalam rumus luas selimut kerucut. 2 Siswa melakukan perhitungan tapi tidak menemukan hasil akhir. 3 Skor Total

61 43 No. soal Penilaian Skor Siswa menuliskan rumus, mensubstitusi unsur ke dalam rumus dan menghitungnya sampai menemukan luas selimut kerucut. 4 4 c. Siswa hanya menuliskan rumus luas alas kerucut. 1 Siswa hanya mensubtitusi unsur kerucut yang telah diketahui di soal ke dalam rumus luas alas kerucut. 2 Siswa menyelesaikan soal hingga menemukan luas alas kerucut. 4 4 d. Siswa hanya menuliskan rumus luas permukaan kerucut. 1 Siswa langsung menuliskan jawaban tanpa melalui perhitungan rumus. 1 Siswa hanya mensubstitusi apa yang diketahui ke dalam rumus luas permukaan kerucut. 2 Siswa menuliskan rumus dan melakukan perhitungan untuk mencari luas permukaan kerucut tetapi belum menemukan hasil 3 atau salah. Siswa menemukan menghitung dan menemukan hasil dari luas permukaan kerucut Kerucut: Siswa menuliskan luas permukaan kerucut 0 Siswa hanya menuliskan rumus luas selimut kerucut 1 Siswa terlebih dahulu mencari garis pelukis (s) 2 Siswa menghitung luas selimut kerucut tetapi belum menemukan hasil dari luas selimut kerucut 3 Siswa menghitung luas selimut tabung hingga mendapatkan hasil luas selimut kerucut. 4 Tabung: Siswa menuliskan luas permukaan tabung 0 Siswa hanya menuliskan rumus luas permukaan tabung tanpa tutup 1 Siswa hanya mensubstitusi unsur-unsur tabung ke dalam rumus. 2 Siswa menghitung luas permukaan tabung tanpa tutup tetapi 3 belum sampai pada hasilnya. Skor Total

62 44 No. soal Penilaian Skor Siswa menghitung luas permukaan tabung tanpa tutup dan hasil yang didapat benar. 4 Hasil Akhir: Siswa menemukan luas selimut kerucut dan luas permukaan 2 tabung tanpa tutup dan menjumlahkannya. 6. Siswa hanya menuliskan luas selimut kerucut 1 Siswa hanya mensubtitusi unsur-unsur kerucut dari soal ke dalam luas selimut kerucut. 2 Siswa menghitung luas selimut tabung tetapi belum menemukan hasil dari luas selimut tabung (sudah menemukan tapi jawaban 3 salah) Siswa menyelesaikan soal hingga menemukan hasil dari luas selimut kerucut. 5 Siswa menghitung total biaya dengan mengalikan luas selimut dengan biaya tenda. 6 Siswa menghitung biaya yang dibutukan, tetapi jawaban yang diperoleh salah atau belum selesai 8 Siswa menemukan biaya pembuatan tenda yang berbentuk kerucut dan jawaban benar. 10 Siswa mencari jari-jari tabung berdasarkan keliling alas yang telah diketahui dengan langkah yang benar tetapi jawaban salah Siswa mencari jari-jari tabung berdasarkan keliling alas yang telah diketahui dengan jawaban yang benar. 3 Siswa hanya menuliskan luas tabung tanpa tutup. 1 Siswa hanya mensubstitusi unsur-unsur tabung yang terdapat di dalam soal ke dalam rumus luas permukaan tabung tanpa tutup. 2 Siswa melakukan perhitungan dengan benar tetapi belum selesai atau belum menemukan jawaban. 3 Siswa melakukan perhitungan dengan benar tetapi jawaban yang didapatkan salah. 4 Siswa melakukan perhitungan dengan langkah yang benar untuk 8 Skor Total 10 15

63 45 No. soal Penilaian Skor Skor Total mencari luas permukaan tabung tanpa tutup dan jawaban yang dihasilkan benar. Siswa hanya menuliskan langkah untuk mencari biaya yang dibutuhkan seperti yang tertera di bawah ini : 9 Biaya = luas sel tanpa tutup x biaya per m 2. Siswa melakukan perhitungan dengan langkah yang benar tetapi belum mendapatkan hasil akhir yaitu biaya total. 11 Siswa melakukan perhitungan sampai diperoleh biaya total, tetapi jawaban yang dihasilkan salah. 12 Siswa melakukan perhitungan dengan benar hingga diperoleh biaya total, dan jawaban yang dihasilkan benar. 15 H. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Sebuah tes tersebut diatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur, dan juga dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium (Suharsimi Arikunto:1984;56). rumus korelasi product moment dengan angka kasar: r XY N X N 2 XY ( ( X ) 2 X )( Y ) N Y 2 ( Y ) 2 (Arikunto:1984;58) Keterangan:

64 46 r XY = Koefisien korelasi antara X dan Y N ΣX ΣY = Jumlah subjek atau siswa yang diteliti = Skor tiap butir soal = Skor total X 2 = Jumlah kuadrat skor butir soal Y 2 = Jumlah kuadrat skor total Butir soal dikatakan valid jika 32 siswa, maka = 0,349. Karena jumlah siswa adalah 2. Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Menurut Suharsimi Arikunto (1984:66) suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk keperluan mencari reliabilitas butir soal uraian, maka rumus yang digunakan adalah rumus alpha, rumus tersebut sebagai berikut: 2 n i n 1 t r Keterangan : dengan 2 t y 2 ( y) N N 2 r 11 = Indeks korelasi (harga reliabilitas) 2 i = Jumlah varians skor tiap-tiap item 2 t = Varians total n = Banyak butir soal

65 47

66 48 Kriteria penafsiran reliabilitas: Tabel 3.5 Tabel Kriteria Penafsiran Reliabilitas Kriteria 0,000 < r 11 < 0,200 reliabilitas sangat rendah 0,200 < r 11 < 0,400 reliabilitas rendah 0,400 < r 11 < 0,600 reliabilitas cukup 0,600 < r 11 < 0,800 reliabilitas tinggi 0,800 < r 11 < 1,000 reliabilitas sangat tinggi I. Metode Analisis Data (Suharsimi Arikunto, 1984:59-60) 1. Data aktivitas siswa di kelas Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar maka digunakan lembar observasi. Peneliti dibantu oleh observer untuk mengamati jenis keaktifan yang dilakukan oleh siswa. Untuk menghitung keaktifan masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut : Prosentase keaktifan siswa = Keterangan: n = skor yang diperoleh tiap siswa N = jumlah seluruh skor % = tingkat prosentase yang dicapai

67 49 Dengan kriteria penilaian: Tabel 3. 6 Tabel Kriteria Keaktifan Siswa % Keterlibatan Efektifitas 0 20 Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi (Kartika Budi:2001) Dari tabel di atas dapat diketahui keaktifan siswa sebagai berikut : a. Siswa yang memiliki kriteria keaktifan kurang dari atau sama dengan 20 % berarti memiliki keaktifan yang sangat rendah. b. Siswa yang memiliki kriteria keaktifan 21% sampai dengan 40% berarti memiliki keaktifan yang rendah. c. Siswa yang memiliki kriteria keaktifan 41% sampai dengan 60% berarti memiliki keaktifan cukup. d. Siswa yang memiliki kriteria keaktifan 61% sampai dengan 80% berarti memiliki keaktifan yang tinggi. e. Siswa yang memiliki kriteria keaktifan 81% sampai dengan 100% berarti memiliki keaktifan yang sangat tinggi. Setelah menentukan criteria dari masing-masing siswa, untuk menrntukan keaktifan seluruh siswa digunakan tabel sebagai berikut : Tabel 3. 7 Kriteria Keaktifan Siswa Secara Keseluruhan Jumlah keaktifan siswa ST ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR Kriteria

68 50 Jumlah keaktifan siswa ST ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR 75% Kriteria Sangat tinggi < 75% 75% Tinggi < 75% 65% Cukup < 65% 65% Rendah < 65% Sangat rendah (Kartika Budi : 2001) 2. Data hasil belajar siswa individu. Data hasil belajar siswa diambil dari nilai hasil belajar siswa secara Untuk menghitung ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan: x 100% Kriteria: Apabila tingkat ketercapaian < 65% maka siswa tidak tuntas belajar Apabila tingkat ketercapaian > 65% maka siswa tuntas belajar Tabel 3. 8 Kriteria Hasil Belajar Secara Keseluruhan % Siswa Yang Berhasil Kriteria 0 40 Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi (Kartika Budi:2001)

69 51 Berdasarkan tabel di atas dapat dituliskan sebagai berikut : a. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 40% berarti tingkat hasil belajar keseluruhan siswa adalah sangat rendah. b. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 41% sampai dengan 55% berarti tingkat hasil belajar siswa secara keseluruhan adalah rendah. c. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 56% sampai dengan 65% berarti tingkat hasil belajar siswa secara keseluruhan adalah cukup. d. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 66% sampai dengan 79% berarti tingkat hasil belajar siswa secara keseluruhan adalah tinggi. e. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 80% sampai dengan 100% berarti tingkat hasil belajar siswa secara keseluruhan adalah sangat tinggi.

70 BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan Sebelum melaksanakan dan memulai penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan instrument penelitian yang akan digunakan, yang terdiri dari RPP dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen hassil belajar dan tabel pengamatan keaktifan siswa. Pada awal pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan di kelas IX B SMP Kanisius Bambanglipuro, peneliti terlebih dahulu menguji instrumen tes hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas hasil belajar yang akan digunakan pada saat penelitian. Uji coba tes hasil belajar dilaksanakan di kelas IX A SMP Kanisius Bambanglipuro pada tanggal 19 September 2012 pada pukul Soal yang diberikan berjumlah 7 soal dan semua soal berbentuk soal uraian. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 31 Agustus 2012 di kelas IX B. Adapun jumlah siswa di kelas tersebut adalah 30 siswa, 15 perempuan dan 15 laki-laki. Dalam kegiatan ini peneliti dibantu oleh 3 rekan mahasiswa untuk mengamati keaktifan siswa. Penelitian dilaksanakan sebanyak 6 kali 51

71 52 pertemuan dan 1 kali pertemuan digunakan untuk tes akhir dengan alokasi waktu 2 jam pertemuan. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas dibentuk kelompok, di mana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Diadakan dua kali tes evaluasi pada pertemuan ketiga dan keenam, yaitu pada tanggal 12 September 2012 dan 19 September 2012 pada jam yang sama, pukul Evaluasi tersebut berupa kuis yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan individu siswa ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif bertipe GI. Berikut rincian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada setiap pertemuan : Pertemuan ke- Tabel 4. 1 Rincian Kegiatan Pembelajaran Waktu Kegiatan yang dilaksanakan I 31 Agustus Memberi salam dan perkenalkan diri 2. Mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya, yaitu tentang unsur-unsur tabung. 3. Pembagian kelompok. 4. Menyampaikan metode yang akan dipakai di dalam pembelajaran pada pertemuan ini, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Group Investigasi ( GI ). 5. Membagikan tugas kelompok yang berbentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). II 10 september 1. Presentasi penemuan rumus tabung Mengerjakan soal di dalam kelompok III 12 September 1. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengerjakan soal secara individu IV 14 September 1. Pembentukan kelompok baru untuk sesi II Diskusi kelompok penemuan rumus luas permukaan kerucut V 17 September 1. Presentasi hasil kerja kelompok mengenai

72 53 Pertemuan ke- Waktu Kegiatan yang dilaksanakan 2012 penemuan rumus luas permukaan kerucut. 2. Diskusi kelompok untuk mengerjakan soal VI 19 September 1. Presentasi hasil diskusi kelompok 2012 VII 24 September Pemberian soal secara individu Ulangan Harian 1. Pertemuan pertama Berikut merupakan uraian secara garis besar mengenai proses pembelajaran yang terjadi : a. Pendahuluan : i. Peneliti mengawali pertemuan pertama dengan memberi salam dan memperkenalkan diri. Peneliti kemudian mengabsen satu persatu siswa apabila ada siswa yang tidak hadir sekaligus ingin mengenal siswa satu persatu. ii. Peneliti mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya, yaitu tentang unsur-unsur tabung. Karena banyak siswa di kelas tersebut yang lupa tentang materi tersebut, peneliti agak menghabiskan banyak waktu di sesi ini, tidak sesuai dengan perkiraan peneliti sebelumnya. iii. Peneliti menyampaikan metode yang akan dipakai di dalam pembelajaran pada pertemuan ini, yaitu dnegan menggunakan metode pembelajaran Group Investigation ( GI ).

73 54 b. Inti : i. Peneliti membagi kelas menjadi 6 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 siswa. Peneliti membentuk kelompokyang beranggotakan 5 siswa setiap kelompok dengan alasan agar jalannya diskusi kelompok lebih efektif, sehingga di dalam kelompok tersebut semuanya bekerja dan saling membantu. ii. Peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. iii. Pada saat diskusi berlangsung, siswa diperbolehkan untuk menggunakan sumber-sumber belajar untuk menyelesaikan LKS yang diberikan. Peneliti hanya sebagai fasilitator pada saat berjalannya diskusi. Tetapi beberapa kelompok melihat rumus permukaan tabung yang seharusnya ditemukan sendiri, mereka malah melihat dari buku. Ketika peneliti menanyakan kepada semua anggota kelompok Ini asalnya dari mana?, mereka terlihat bergitu kebingungan. iv. Pada saat diskusi kelompok berlangsung siswa yang berkemampuan tinggi kurang bisa membantu siswa karena siswa yang berkemampuan tinggi lebih mendominasi dalam pembacaan atau mendominasi soal yang diberikan. v. Pada saat pertemuan pertama dengan peneliti suasana kelas kurang bisa dikendalikan. Beberapa siswa menjadi provokator teman yang lain, sehingga suasana kelas menjadi sedikit gaduh.

74 55 vi. Setelah semua kelompok telah menyelesaikan LKS lembar pertama, maka peneliti memilih beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas. Pada pertemuan pertama terdapat perbedaan antara tahapan pembelajaran dan pencapaian materi antara pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perbedaan antara pelaksaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut : Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan menghabiskan waktu 30 menit. Kegiatan inti yang dilaksanakan adalah diskusi kelompok penemuan rumus luas permukaan tabung. Rencana Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pendahuluan disediakan waktu 10 menit untuk perkenalan dan mengingat materi sebelumnya. Kegiatan inti pada pertemuan pertama 40 menit pertama dilakukan diskusi kelompok penemuan rumus luas permukaan tabung dan 20 menit berikutnya digunakan untuk presentasi penemuan rumus luas permukaan tabung. Alasan Pada pertemuan ini peneliti banyak menghabiskan waktu pada tahap pendahuluan, pada tahap ini siswa masih kurang bisa diatur, karena siswa masih kurang terbiasa. Kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rancangan pembelajaran, hanya terdapat pergerseran kegiatan.

75 56 2. Pertemuan kedua Berikut merupakan paparan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 10 September a. Pendahuluan : i. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh peneliti dan kemudian presensi kehadiran siswa. b. Inti : i. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. ii. Pada saat beberapa kelompok maju ke depan kelas untuk presentasi, peneliti meminta kelompok yang lain (yang tidak melakukan presentasi) untuk memperhatikan dan kemudian memberikan tanggapan kepada kelompok yang melakukan presentasi. iii. Penemuan masalah yang timbul pada saat diskusi kelas oleh siswa sendiri dan diselesaikan sendiri pula oleh siswa tetapi dengan bimbingan peneliti. iv. Hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya. Beberapa siswa yang tidak melakukan presentasi dan bisa menjawab pertanyaan, membantu teman yang sedang presentasi dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.

76 57 v. Selama presentasi berlangsung, beberapa siswa yang menjadi sumber masalah membuat gaduh di kelas, peneliti sudah membuat kelompok agar siswa tersebut tidak terdapat di dalam satu kelompok. Peneliti sudah memberikan peringatan bagi siswa yang membuat gaduh akan dikeluarkan dari kelas, tetapi ada siswa yang berceletuk Alah, mung Mbak e we. vi. Seusai mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa kembali ke dalam kelompok masing-masing untuk mengerjakan tugas. c. Penutup i. Peneliti menyampaikan bahwa pertemuan berikutnya akan dilaksanakan presentasi tugas yang telah diberikan kepada kelompok, dan tugas bisa dilanjutkan di rumah. ii. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam penutup. 3. Pertemuan ketiga Berikut ini adalah uraian mengenai kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 12 September a. Pendahuluan i. Peneliti memberi salam kepada siswa dan kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa. ii. Menyiapkan kelompok yang akan melaksanakan presentasi. b. Inti i. Beberapa kelompok melaksanakan presentasi berdasarkan hasil kerja kelompok dari masing-masing.

77 58 ii. Pada pertemuan ini siswa kurang bergairah untuk mengikuti pelajaran dikarenakan waktu jam terakhir. Tetapi beberapa siswa yang memang menonjol di kelas tetap mengikuti proses presentasi dengan baik. iii. Kelompok lain bisa menganggapi hasil presentasi dan membantu menyelesaikan masalah yang muncul di dalam diskusi kelompok. iv. Pada saat ada kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya di kelas, dan ada siswa yang menanggapi ada dua siswa yang membuat ramai dan membuat gurauan di kelas. Peneliti sempat memperingatkan mereka agar tetap memperhatikan. v. Setelah presentasi selesai peneliti bersama siswa menyimpulkan dan memberikan penguatan atas soal-soal yang digunakan untuk presentasi. vi. Siswa diberikan tugas secara individu. Beberapa siswa, terutama siswa laki-laki, kurang serius dalam mengerjakan tugas individu, terlihat bahwa mereka hanya diam dan menggelayutkan badannya di meja. c. Penutup i. Peneliti meminta siswa untuk menyiapkan materi yang akan digunakan pada pertemuan selanjutnya. ii. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam. 4. Pertemuan keempat a. Pendahuluan :

78 59 i. Peneliti memberikan salam kepada siswa dan mengabsen para siswa satu persatu. ii. Peneliti mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya, yaitu tentang unsur-unsur kerucut. Pada pertemuan ini siswa mulai tenang dan dapat dikendalikan tidak seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa maju kedepan kelas untuk menggambarkan kerucut dan menunjukkan unsur-unsur kerucut berdasarkan gambar yang telah mereka gambar sendiri. iii. Peneliti menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan pada pertemuan ini masih sama dengan pertemuan sebelumnya, yaitu menggunakan metode pembelajaran Group Investigation. b. Inti : i. Peneliti membentuk kelas menjadi 6 kelompok, jadi setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Cara ini diambil peneliti karena materi yang akan disampaikan (luas permukaan kerucut) sedikit sulit, jadi peneliti membuat kelompok menjadi lebih besar. ii. Setiap kelompok memilih satu siswa untuk menjadi ketua kelompok, dan peneliti mengingatkan para ketua kelompok untuk memimpin jalannya diskusi kelompok agar semua anggota kelompok terlibat di dalam jalannya diskusi kelompok. iii. Peneliti membagikan pin dan LKS kepada setiap kelompok, di dalam LKS tersebut berisi tentang langkah-langkah untuk

79 60 menemukan luas permukaan kerucut. Pin yang diberikan kepada setiap siswa digunakan untuk menandai siswa. iv. Pada pertemuan ini, kondisi diskusi kelompok sedikit terkendali, tidak seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini siswa yang kemampuannya lebih menonjol (peneliti menunjuk sebagai ketua kelompok) lebih bisa membantu temannya yang berkemampuan rendah. Pada pertemuan kali ini mereka tidak bersikap individual. c. Penutup : i. Peneliti menutup pertemuan dengan memilih 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada pertemuan selanjutnya. ii. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam. 5. Pertemuan kelima Berikut ini merupakan uraian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 17 September a. Pendahuluan i. Pertemuan kelima dibuka dengan salam dan dilanjutkan presensi kehadiran siswa. ii. Peneliti menyiapkan siswa yang akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. b. Inti i. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

80 61 ii. Kelompok yang tidak melakukan presentasi bisa menganggapi presentasi dari kelompok lain. Kegiatan presentasi ini diselipkan sedikit guyonan siswa karena siswa yang ditunjuk oleh kelompoknya untuk mempresentasikan hasilnya terlihat kurang menguasai materi. Sehingga hal itu menjadi candaan bagi para siswa, tetapi masih bisa dikendalikan. iii. Kelompok lain yang tidak presentasi bertanya kepada kelompok yang ada di depan untuk presentasi. Ada satu siswa membantu menjawab soal yang diajukan kepada kelompok presentasi tetapi tidak langsung menjawab jawabannya, tetapi menuntun temannya agar bisa menjawab sendiri. iv. Peneliti dan siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil pesentasi dari beberapa kelompok. v. Setelah presentasi selesai siswa kembali ke dalam kelompok masing-masing untuk mengerjakan tugas lanjutan. vi. Pada saat diskusi ini semua kelompok mulai bisa dikendalikan. Beberapa siswa yang masih bingung bertanya kepada peneliti, dan peneliti membantu siswa tersebut tetapi dalam kelompoknya. c. Penutup i. Siswa diminta untuk melanjutkan tugas dirumah, dan meminta semua kelompok untuk mempersiapkan presentasi pada pertemuan berikutnya. ii. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam.

81 62 6. Pertemuan keenam Berikut merupakan uraian pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 19 September a. Pendahuluan i. Sebelum kegiatan pembelajaran dibuka peneliti mengucapkan salam kepada siswa dan kemudian presensi kehadiran siswa. iii. Peneliti meminta siswa untuk mempersiapkan presentasi kelompok. b. Inti i. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. ii. Tanggapan yang diberikan oleh masing-masing kelompok beraneka ragam. iii. Kelompok yang tidak melakukan presentasi mengajukan pertanyaan kepada siswa yang melakukan presentasi. Beberapa siswa juga membantu kelompok presentasi apabila kelompok tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. iv. Siswa menemukan sendiri masalah yang timbul pada saat diskusi kelas dan siswa diharapkan mampu menemukan sendiri penyelsaian masalah tersebut. Peneliti hanya membimbing dan mengarahkan siswa. v. Peneliti dan siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi kelompok dan presentasi.

82 63 vi. Siswa diberi soal secara individu. Selama siswa mengerjakan soal secara individu siswa sedikit tenang hanya beberapa siswa yang mencoba bertanya kepada temannya. c. Penutup i. Siswa diminta mempersiapkan diri untuk ulangan harian pada pertemuan berikutnya. ii. Peneliti mengucapkan salam. 7. Pertemuan ketujuh Berikut merupakan paparan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal a. Pendahuluan i. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh peneliti kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa. ii. Siswa diminta mempersiapkan diri untuk ulangan harian. b. Inti i. Kegiatan inti pada pertemuan ini diisi dengan ulangan harian mengenai luas permukaan tabung dan kerucut. ii. Selama ulangan harian berlangsung, beberapa siswa terlihat tekantuk-kantuk dan ketika peneliti bertanya, siswa tersebut hanya berkata Bingung Mbak e c. Penutup i. Kegiatan pembelajaran ini ditutup dengan salam penutup.

83 64 B. Analisis Data 1. Data Uji Coba Hasil Belajar Siswa Berikut ini merupakan data uji coba instrumen tes hasil belajar siswa yang telah diperoleh oleh peneliti. a) Validitas Hasil uji coba dianalisis validitas soal dengan rumus korelasi Product Moment Pearson : r XY N X N 2 XY ( ( X ) 2 X )( Y ) N Y 2 ( Y ) 2 Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari validitas dari masingmasing soal ; i. Uji validitas soal 1 Tabel 4.2 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 1 a Butir No siswa Soal (X) Jumlah X 2 Y 2 (Y) 1.b

84 65 Butir No siswa Soal (X) Jumlah X 2 Y 2 (Y) 1.b Jumlah

85 66 ii. Uji validitas butir soal no 1.b Tabel 4.3 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 1.b No Siswa Butir Soal (X) 1.b Jumlah (Y) X 2 Y

86 67 No Siswa Butir Soal (X) 1.b Jumlah (Y) X 2 Y 2 Jumlah iii. Uji validitas soal no 2 Tabel 4.4 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 2 No Siswa Butir Jumlah Soal (X) 2 (Y) X 2 Y

87 68 Butir Jumlah No Siswa Soal (X) X 2 Y 2 2 (Y) Jumlah iv. Uji validitas soal no 3 Tabel 4.5 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 3 No Siswa Butir Jumlah Soal (X) 3 (Y) X 2 Y

88 69 Butir Jumlah No Siswa Soal (X) X 2 Y 2 3 (Y) Jumlah

89 70 v. Uji validitas soal no 4.a Tabel 4.6 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 a No Siswa Butir Soal (X) 4 a Jumlah (Y) X 2 Y

90 71 No Siswa Butir Soal (X) 4 a Jumlah (Y) X 2 Y 2 Jumlah vi. Uji validitas soal no 4.b Tabel 4.7 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 b No Siswa Butir Soal (X) 4 b Jumlah (Y) X 2 Y

91 72 No Siswa Butir Soal (X) 4 b Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah vii. Uji validitas soal no 4.c Tabel 4.8 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 c No Siswa Butir Soal (X) 4 c Jumlah (Y) X 2 Y

92 73 No Siswa Butir Soal (X) 4 c Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah

93 74 viii. Uji validitas soal no 4.d Tabel 4.9 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 d No Siswa Butir Soal (X) 4 d Jumlah (Y) X 2 Y

94 75 No Siswa Butir Soal (X) 4 d Jumlah (Y) X 2 Y 2 Jumlah ix. Uji validitas soal no 5 Tabel 4.10 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 5 No Siswa Butir Soal (X) 5 Jumlah (Y) X 2 Y

95 76 No Siswa Butir Soal (X) 5 Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah x. Uji validitas soal no 6 Tabel 4.11 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 6 No Siswa Butir Soal (X) 6 Jumlah (Y) X 2 Y

96 77 No Siswa Butir Soal (X) 6 Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah

97 78 xi. Uji validitas soal no 7 Tabel 4.12 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 7 No Siswa Butir Soal (X) 7 Jumlah (Y) X 2 Y

98 79 No Siswa Butir Soal (X) 7 Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah Setiap butir soal pada instrumen hasil belajar siswa dikatakan valid jika r xy = 0,349. Berikut ini adalah tabel kriteria validitas untuk masing-masing butir soal: Tabel Analisis Butir Soal Untuk Hasil Belajar Siswa No Soal 1a 1b 2 3 4a 4b 4c 4d r r tabel Keterangan 0,741 0,349 valid 0,403 0,349 valid 0,784 0,349 valid 0,721 0,349 valid 2,637 0,349 tidak valid 0,423 0,349 valid 0,674 0,349 valid 0 0,349 tidak valid 0,822 0,349 valid 0,741 0,349 valid 0,516 0,349 valid

99 80 Berdasarkan analisis uji validitas instrument hasil belajar siswa dikatakan bahwa no 4a dan 4d yang tidak valid. Selanjutnya kedua soal tersebut kemudian diubah yang dilakukan melalui uji pakar. b) Reliabilitas Hasil uji coba dianalisis reliabilitas soal dengan menggunakan rumus alpha, rumus tersebut adalah : 2 n i n 1 t r Untuk menghitung reliabilitas hasil belajar siswa yang berbentuk uraian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung skor total yang dicapai masing-masing siswa. Tabel Skor Total Yang Dicapai Masing-Masing Siswa. No No Soal 1.a 1.b 2 3 4a 4b 4c 4d X t 2 X t

100 ) Mencari jumlah kuadrat masing-masing butir soal yang diperoleh siswa. Tabel 4.15 Jumlah Kuadrat Masing-Masing Butir Soal Yang Diperoleh Siswa No. No Soal Siswa 1.a 1.b 2 3 4a 4b 4c 4d

101 82 No. No Soal Siswa 1.a 1.b 2 3 4a 4b 4c 4d ) Meghitung varian dari masing-masing butir soal. Berikut perhitungang untuk mencari varian: = = = = = =

102 83 = = = = = 4) Menghitung varian skor item secara keseluruhan Berikut merupakan hasil dari varian skor item secara keseluruhan: = 3, , , ,741 2, , , , , , ,250 = 79,388 5) Menghitung varian total (. Berikut merupakan perhitungan untuk mencari varian total ( 6) Menghitung koefisien reliabilitas tes dengan menggunakan rumus alpha. Berikut ini adalah perhitungan koefisien reliabilitas tes: r 11 =

103 84 Setelah dilakukan perhitungan didapatkan r 11 = 0,802, sehingga 0,802 0,800 maka dinyatakan bahwa instrument hasil belajar siswa yang berbentuk uraian dengan menyajikan 7 butir soal sudah memiliki reliabilitas tes yang sangat tinggi, sehingga dapat dinyatakan bahwa instrument tes hasil belajar tersebut sudah memiliki kualitas yang baik. Secara ringkas perhitungan reliabilitas tes hasil belajar dapat dilihat dalam tabel di bawah ini Tabel Analisis Reliabilitas Hasil Belajar Siswa No. Soal 1a 3, 496 1b 4, , ,741 4a -2,938 4b 3, 108 4c 2,499 4d 5, , , , , , 499 0,802 a. Data Keaktifan Belajar Siswa Analisis data keaktifan siswa terdiri atas dua sesi. sesi pertama keaktifan siswa untuk pertemuan 1 3, dan sesi kedua untuk pertemuan 4 6. a. Analisis keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok Untuk mempersingkat, jenis keterlibatan dapat dituliskan sebagai berikut: A 1 = Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan LKS

104 85 A 2 = Siswa bertanya kepada teman satu kelompoknya akan hal yang belum dipahami dalam mengerjakan LKS A 3 = Siswa mau memberikan penjelasan ketika ada teman satu kelompoknya yang belum memahami materi dalam LKS A 4 A 5 = Siswa mengerjakan apa yang diperintahkan di dalam LKS = Siswa menggunakan alat-alat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan LKS B 1 =Siswa mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelsaikan LKS B 2 = Siswa bekerja sama dalam penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok B 3 = Siswa mempersiapkan presentasi B 4 = Siswa mengumpulkan LKS 1) Keaktifan siswa pada sesi I Berikut adalah tabel perhitungan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok sesi I: Tabel Tabel Analisis Keaktifan Siswa Pada Diskusi Kelompok Sesi I No. ID Sisw a Jenis keaktifan siswa (dalam skor) A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 B 1 B 2 B 3 B 4 Jumlah Skor Presentas e (%) Kriteria 1 1S RENDAH 2 1S CUKUP 3 1S CUKUP 4 1S RENDAH

105 86 No. ID Sisw a Jenis keaktifan siswa (dalam skor) A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 B 1 B 2 B 3 B 4 Jumlah Skor Presentas e (%) Kriteria 5 1S CUKUP 6 2S CUKUP 7 2S RENDAH 8 2S TINGGI 9 2S RENDAH 10 2S RENDAH 11 3S CUKUP 12 3S CUKUP 13 3S CUKUP 14 3S CUKUP 15 3S RENDAH 16 4S CUKUP 17 4S SANGAT TINGGI 18 4S TINGGI 19 4S CUKUP 20 4S RENDAH 21 5S TINGGI 22 5S TINGGI 23 5S TINGGI 24 5S CUKUP 25 5S RENDAH 26 6S TINGGI 27 6S RENDAH 28 6S TINGGI 29 6S CUKUP 30 6S SANGAT TINGGI Dari tabel di atas dapat disimpulkan jumlah dari masing-masing kriteria:

106 87 Sangat Tinggi = 2 siswa; Tinggi = 7 siswa; Cukup = 12 siswa; Rendah = 9 siswa. Presentase keaktifan siswa dalam diskusi kelompok secara keseluruhan pada sesi I: ST + T + C = Keaktifan siswa secara keseluruhan pada diskusi kelompok sesi I mencapai 70%, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa secara keseluruhan pada diskusi kelompok pada sesi I mempunyai kriteria cukup dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup. 2) Keaktifan siswa pada sesi II Berikut adalah tabel perhitungan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok sesi II: No. Tabel Tabel Analisis Keaktifan Siswa Pada Diskusi Kelompok Sesi II Jenis keaktifan siswa Prose ID (dalam skor) Jumlah ntase Siswa Skor A (%) 1 A 2 A 3 A 4 A 5 B 1 B 2 B 3 B 4 1 1S S S S S S S S S S S S Kriteria TINGGI RENDAH CUKUP RENDAH CUKUP SANGAT TINGGI CUKUP RENDAH RENDAH RENDAH CUKUP CUKUP

107 88 No. ID Siswa Jenis keaktifan siswa (dalam skor) A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 B 1 B 2 B 3 B 4 Jumlah Skor 13 3S S S S S S S S S S S S S S S S S S Prose ntase (%) Kriteria RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI RENDAH RENDAH CUKUP SANGAT RENDAH CUKUP TINGGI TINGGI RENDAH CUKUP TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH RENDAH Dari tabel di atas dapat disimpulkan jumlah dari masing-masing kriteria: Sangat Tinggi = 1 siswa; Tinggi = 6 siswa; Cukup = 8 siswa; Rendah = 14 siswa; Sangat rendah = 1 siswa. Presentase keaktifan siswa dalam diskusi kelompok secara keseluruhan pada sesi II: ST + T + C + R = = 96,67 % Keaktifan siswa secara keseluruhan pada diskusi kelompok sesi II mencapai 96,67%. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa secara

108 89 keseluruhan pada diskusi kelompok pada sesi II mempunyai kriteria rendah dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah. b. Analisis keaktifan siswa pada saat presentasi Untuk mempersingkat, jenis keterlibatan dapat dituliskan sebagai berikut: P 1 = Siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain yang sedang melakukan presentasi. P 2 = Siswa mampu mengemukakan pendapat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. P 3 = Siswa memperhatikan penjelasan siswa lain yang menjawab pertanyaan atau sedang menjawab pertanyaan. P 4 = siswa memberikan kesempatan kepada teman satu kelompok untuk mengemukakan pendapat. 1) Keaktifan siswa pada presentasi I Tabel Tabel Analisis Keaktifan Siswa Pada Presentasi Sesi I: No. ID Siswa P 1 P 2 P 3 P 4 JULMAH SKOR PRESENTASE (%) KRITERIA 1 1S CUKUP 2 1S RENDAH 3 1S RENDAH 4 1S S SANGAT RENDAH SANGAT RENDAH 6 2S TINGGI 7 2S RENDAH 8 2S RENDAH 9 2S RENDAH

109 S RENDAH 11 3S CUKUP 12 3S CUKUP 13 3S RENDAH 14 3S RENDAH 15 3S SANGAT RENDAH 16 4S RENDAH 17 4S TINGGI 18 4S RENDAH 19 4S CUKUP 20 4S SANGAT RENDAH 21 5S CUKUP 22 5S RENDAH 23 5S RENDAH 24 5S RENDAH 25 5S SANGAT RENDAH 26 6S RENDAH 27 6S RENDAH 28 6S RENDAH 29 6S RENDAH 30 6S TINGGI Dari tabel di atas dapat disimpulkan jumlah dari masing-masing kriteria: Sangat Tinggi = 0; Tinggi = 3 siswa; Cukup = 5 siswa; Rendah = 17 siswa; Sangat Rendah = 5 siswa Presentase keaktifan siswa dalam presentasi secara keseluruhan pada sesi I: ST + T + C + R = = 83, 33 % Keaktifan siswa secara keseluruhan pada presentasi sesi I mencapai 83,33%. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa secara keseluruhan

110 91 pada diskusi kelompok pada sesi I mempunyai kriteria rendah dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah. 2) Keaktifan siswa pada presentasi II Tabel Tabel Analisis Keaktifan Siswa Pada Presentasi Sesi II No. ID Siswa P1 P2 P3 P4 JULMAH SKOR PRESENTASE (%) KRITERIA 1 1S 1 2 1S 2 3 1S 3 4 1S 4 5 1S 5 6 2S 1 7 2S 2 8 2S 3 9 2S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S CUKUP RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH CUKUP CUKUP RENDAH RENDAH SANGAT RENDAH CUKUP CUKUP RENDAH RENDAH RENDAH CUKUP RENDAH RENDAH SANGAT RENDAH SANGAT RENDAH SANGAT RENDAH RENDAH CUKUP SANGAT RENDAH SANGAT RENDAH TINGGI SANGAT RENDAH RENDAH

111 92 No. ID Siswa P1 P2 P3 P4 JULMAH SKOR PRESENTASE (%) KRITERIA 29 6S S RENDAH SANGAT RENDAH No Dari tabel di atas dapat disimpulkan jumlah dari masing-masing kriteria: Sangat Tinggi = 0; Tinggi = 1 siswa; Cukup = 7 siswa; Rendah = 14 siswa; Sangat Rendah = 8 siswa. Presentase keaktifan siswa dalam presentasi secara keseluruhan pada sesi II: ST + T + C + R = = 73, 33 % Keaktifan siswa secara keseluruhan pada presentase sesi II mencapai 73,33%. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa secara keseluruhan pada diskusi kelompok pada sesi I mempunyai kriteria rendah dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah. b. Data hasil belajar siswa Analisis data hasil belajar siswa untuk ulangan harian: Tabel Tabel Skor Yang Diperoleh Tiap Siswa No Soal 1a 1b 2 3 4a 4b 4c 4d Skor Total Nilai Akhir `

112 93 No No Soal 1a 1b 2 3 4a 4b 4c 4d Skor Total Nilai Akhir Berikut ini adalah tabel presentase ketuntasan hasil belajar setiap siswa: Tabel Tabel Presentase Ketuntasan Individu No Skor Total Ketuntasan Belajar individu (%)

113 94 No Skor Total Ketuntasan Belajar individu (%) Di bawah ini adalah tabel kriteria ketuntasan hasil belajar individu : Tabel Tabel Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Individu No Skor Total Ketuntasan Belajar individu (%) Keterangan TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS

114 95 No Skor Total Ketuntasan Belajar individu (%) Keterangan TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS Berdasarkan hasil tes prestasi belajar yang telah dilaksanakan oleh seluruh siswa, didapatkan 13 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, sedangkan sisanya, 17 siswa mendapat nilai di bawah nilai KKM. Siswa yang telah tuntas dan mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 43,33 % dan sisanya siswa yang tidak tuntas dan mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 56,67 %.

115 96 Maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe Group Investigation (GI) memiliki tingkat rendah apabila diterapkan pada pokok bahasan menghitung luas permukaan bangun ruang sisi lengkung. C. Pembahasan 1. Keaktifan Siswa Analisis data terdiri dari diskusi kelompok dan prsentase. a. Diskusi kelompok 1) Diskusi kelompok sesi I Jumlah siswa yang terlibat (%) Kriteria ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR 6, cukup Dilihat dari tabel kriteria keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok secara keseluruhan pada sesi I dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan keaktifan siswa dikatakan cukup. Berdasarkan paparan pada bagian pelaksanaan halaman 54. Terlihat bahwa siswa yang berkemampuan tinggi lebih mendominasi soal yang diberikan kepada kelompok tersebut, sehingga siswa yang berkemampuan rendah kurang bisa mempunyai kesempatan untuk lebih banyak membaca soal. Tetapi siswa yang berkemampuan rendah tersebut lebih melakukan kegiatan misalnya mencari sumber-sumber yang berhubungan dengan materi yang dibahas di dalam soal tersebut.

116 97 2) Diskusi kelompok sesi II Jumlah siswa yang terlibat (%) Kriteria ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR 3,33 23, , rendah Dilihat dari tabel kriteria keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok secara keseluruhan pada sesi II dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan keaktifan siswa dikatakan rendah. Pada diskusi kelompok sesi II siswa sudah bisa untuk berbagi, tidak mendominasi dan individual (dipaparkan pada halaman 60). tetapi siswa dalam satu kelompok tersebut lebih banyak diam, ataupun kalau siswa terlihat aktif mereka tidak aktif dalam hal diskusi kelompok. mereka lebih aktif membicarakan hal yang lainnya. b. Pada Saat Presentasi 1) Pada saat presentasi sesi I Jumlah siswa yang terlibat (%) Kriteria ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR ,67 83, rendah Dilihat dari tabel kriteria keaktifan siswa pada saat presentasi secara keseluruhan pada sesi I dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan keaktifan siswa dikatakan rendah. Pada saat presentasi berlangsung hanya beberapa siswa yang bisa menanggapi presentasi, hal tersebut dipaparkan pada halaman 56. Siswa yang lainnya hanya mendengarkan saja dan sibuk mencatat pekerjaan siswa yang lainnya yang sedang dipresentasikan. Peneliti sempat

117 98 mengingatkan agar siswa memperhatikan presentasi, karena akan diberi waktu untuk mencatat hasil presentasi. 2) Pada Saat presentasi sesi II Jumlah siswa yang terlibat (%) Kriteria ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR 0 3,33 26,67 73, rendah Dilihat dari tabel kriteria keaktifan siswa pada saat presentasi secara keseluruhan pada sesi II dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan keaktifan siswa dikatakan rendah. Dilihat pada pelaksanaan halaman 61 bahwa ada 1 siswa yang menanggapi dan membantu kelompok yang sedang presentasi. Siswa tersebut menuntun temannya agar mendapatkan jawaban sendiri, tidak langsung memberikan jawabannya. Hal tersebut juga dipaparkan pada halaman 62, ada siswa yang bertanya dan menanggapi presentasi, tetapi siswa yang bertanya tersebut adalah siswa yang sama. Beberapa hal yang menjadi faktor rendahnya tingkat keaktifan pada diskusi kelompok dan presentasi adalah siswa yang belum terbiasa dengan peneliti, masih malu-malu apabila ingin bertanya dan menyampaikan pendapat. Penyebab yang lain adalah siswa kurang percaya diri dengan jawabannya sendiri, apabila ingin menyampaikan pendapatnya siswa terlihat kurang percaya diri karena takur apabila jawaban yang dimilikinya tidak benar. Siswa juga malu apabila tampil di depan orang banyak, untuk presentasi saja siswa harus disebutkan nama

118 99 dan kelompoknya walaupun pada pertemuan sebelumnya sudah terdapat kesepakatan mengenai presentasi. 2. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan analisis tabel 4. 23, dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai nilai KKM hanya 13 siswa dari 30 siswa, sebesar 43,3%. Sedangkan siswa yang tidak mencapai nilai KKM berjumlah 17 siswa dari 30 siswa, sebesar 56,6%. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Kartika Budi maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran koperatif tipe Group Investigation (GI) dikatakan rendah dilihat dari hasil belajar siswa untuk pokok bahasan luas permukaan bangun ruang sisi lengkung. Ada beberapa faktor yang mendasari hal tersebut, diantaranya adalah siswa terlalu menghafal rumus luas permukaan tabung dan kerucut yang sebenarnya dicari pada saat diskusi kelompok. pada saat diskusi kelompok siswa mengambil rumus tersebut dari buku pegangan siswa, dan langsung menuliskan di dalam lembar kerja siswa, sehingga ketika peneliti menanyakan asal dari rumus luas permuakaan tabung tersebut mereka terlihat kebingungan. Hal tersebut dipaparkan pada pelaksanaan halaman 54 pada bagian inti. Hal lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar di kelas tersebut berasal dari kelompok diskusi sendiri. Peneliti menyebar siswasiswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi dibanding yang lainnya dengan tujuan agar siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat

119 100 membantu siswa yang berkemampuan rendah. Sesuai paparan pelaksanaan halaman 54 pada bagian pelaksaan inti, terlihat bahwa tingkat egois siswa masih terlihat tinggi. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tidak bisa membantu siswa yang berkemampuan rendah. Mereka lebih mendominasi LKS, sehingga siswa-siswa yang memiliki kemampuan rendah kurang memiliki kesempatan untuk kepemilikan soal dan LKS. Dan siswa-siswa yang berkemampuan agak rendah tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya kepada temannya. Sehingga siswa-siswa yang pintar makin pintar, tetapi siswa yang bodoh juga semakin tidak bisa mengerjakan, dan tidak berusaha untuk bertanya kepada teman yang lebih pandai. Tingkat keseriusan juga menjadi salah satu faktor rendahnya tingat hasil belajar di kelas tersebut. Hal ini dapat dilihat pada paparan halaman 57 pada kegiatan inti. Ketidakseriusan siswa terlihat pada saat beberapa siswa berceletuk Ah, kor mbak e we. Kalimat yang terucap dari siswa menandakan siswa tidak serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Di kelas tersebut terdapat kelompok siswa yang selalu membuat gaduh di kelas dan tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ketika diskusi kelompok berlangsung mereka tak jarang saling mengobrol, padahal mereka tidak terdapat di dalam satu kelompok. tentu saja itu sangat mengganggu teman lain yang ingin serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada saat terjadi hal seperti itu peneliti sudah berusaha untuk memperingatkan siswa agar menjaga ketenangan dan tidak

120 101 mengganggu teman lainnya, tetapi para siswa hanya tenang setelah diperingatkan saja, beberapa menit kemudian mereka kembali membuat gaduh. D. KETERBATASAN PENELITIAN Peneliti menemukan kelemahan yang terjadi di dalam pemakaian Group Investiagtion dalam penelitian ini : a. Kesiapan siswa untuk menerima pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe GI masih tergolong begitu rendah. b. Siswa-siswa yang kurang bisa dikendalikan, karena setiap peneliti memperingatkan siswa tetap saja membuat keributan. c. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti kurang tegas mengendalikan siswa yang membuat keributan, sehingga keadaan kelas menjadi kurang kondusif. d. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti terlalu cepat, sehingga siswa kurang terbiasa dengan kehadiran peneliti.

121 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Kanisius Bambanglipuro dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat keaktifan siswa secara keseluruhan pada pembelajaran matematika untuk pokok bahasan luas permukaan bangun ruang sisi lengkung dengan menggunakan metode Group Investigation dapat di paparkan sebagai berikut : a. Tingkat Keaktifan Siswa Pada Saat Diskusi Kelompok Tingkat keaktifan siswa secara keseluruhan pada saat diskusi kelompok sesi I adalah cukup dengan presentase 70% dalam kategori sangat tinggi, tinggi dan cukup. Tingkat keaktifan siswa secara keseluruhan pada saat diskusi kelompok sesi II adalah rendah dengan presentase 96, 67% dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup dan rendah. b. Tingkat Keaktifan Siswa Pada Saat Presentasi Tingkat presentasi secara keseluruhan pada saat presentasi sesi I adalah rendah dengan presentase yang diperoleh adalah 83,33 % dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup dan rendah. 102

122 103 Tingkat presentasi secara keseluruhan pada saat presentasi sesi II adalah rendah dengan presentase yang diperoleh adalah 73,33% dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup dan rendah. 2. Tingkat hasil belajar siswa secara keseluruhan dapat dikatakan rendah dengan rincian, siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 43,33% dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 56,67% dengan nilai rata-rata 5,46. B. Saran 1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil yang rendah sehingga perlu dipersiapkan dengan matang dan lebih dibiasakan agar siswa bisa lebih siap untuk belajar mandiri jika model pembelajaran Group Investigation digunakan di dalam sebuah kelas. 2. Dalam metode pembelajaran ini, sebaiknya guru lebih bisa memberikan motivasi kepada siswa agar siswa mau bekerja sama dengan semua anggota kelompoknya, tanpa membedakan tingkat intelegensi masingmasing siswa. 3. Dalam pemakaian metode pembelajaran, sebaiknya disesuaikan dengan kesiapan dan kemampuan siswa.

123 DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ahmad Rohani Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djemari Mardapi Teknik Penyusunan Instrument Tes Dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendika Press. Eveline Siregar dan Hartini Nara Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Fikri Subi Natuna Metode-Metode Mengajar, Pre-Test, Appersepsi, Post Test dan Tanya Jawab. (diakses 16 Februari 2012) Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhamad Belajar dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kartika Budi Jurnal Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam Proses Pembelajaran Fisika Di SMU, Efektifitasnya, Dan Sikap Mereka Pada Strategi Tersebut. Yogyakarta: Sanata Dharma. Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata Landasan Psikologi Poses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata Metode Peneltian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Poerwodarminto Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta : Balai Pustaka. Sardiman.A.M Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sharon Smaldino Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta: PT. Kencana. 104

124 105 Sri Esti Wuryani Djiwandono Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sugiyanto Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Suharsimi Arikunto Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara. Suyatno Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Vita Devi Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 2 Wonosobo Dalam Pembelajaran Matematikap pada Topic Kesebangunan dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Bertipe Group Investigation (GI). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk SMP/MTS kelas IX. Bandung: Setia Purna Invest. Zainal Arifin Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

125 LAMPIRAN

126 LAMPIRAN A Lampiran A.1 Lampiran A.2 Lampiran A.3 Lampiran A.4 Lampiran A.5 Lampiran A.6 Daftar Nama Siswa Kelas IX B Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Lembar Kerja Siswa Tabung Lembar Kerja Siswa Kerucut Lembar Pengamatan Keaktiifan pada Saat Diskusi Kelompok Lembar Pengamatan Keaktiifan pada Saat Presentasi

127 108 Lampiran A. 1 NAMA SISWA KELAS IX B SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO No. Nama L/P 1. Alexander Terry Aprianto L 2. Alosius Eko Purwanto L 3. Andreas Setiawan L 4. Caecilia Rosa Lina P 5. Chatarina Prastiwi P 6. Clarensia Mahavira P 7. Dominico Savio Eksel Novoselich L 8. Elisabeth Dara Herlindawati P 9. Emanest Christy Victoria Marantika P 10. Emmanuel Dian Febriyanto L 11. Fransiskus Sunu Priyotomo L 12. Fransiskus Xaverius Dhimas Dwi R L 13. FX Diwan Raditya L 14. Gesa Sekar Risanti P 15. Gregirius Iwan Febriyanta L 16. Gregorius Novanda Alvy K.P L 17. Hagi Christian L 18. Klara Tyas Sulistyowati P 19. Maria Dian Rana P 20. Maria Meliana Arsita P 21. Matheus Hardiatoro L 22. Moko Ginto L 23. Monica Arellia Raka Siwi M P 24. Monica Ayu Santika P 25. Retno Tri P 26. Risky Chandra Robiady L 27. Secillia Noventyas Eka Widyarti P 28. Veronika Ratri Tyas P 29. Yasinta Dita Novita Sari P 30. Yosaphat Nico Sukoco L

128 109 Lampiran A. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO Kelas/Semester : IX/I Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Lengkung Alokasi Waktu : 2 x 40 menit I. Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya II. Kompetensi Dasar 2.2. Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola III. Indikator : Menurunkan rumus luas selimut tabung, kerucut dan bola Menentukan luas selimut tabung, kerucut dan bola Menggunakan rumus luas selimut untuk menentukan unsur-unsur tabung IV. Tujuan Pembelajaran :

129 110 Lampiran A Siswa dapat menurunkan rumus luas selimut tabung, kerucut dan bola 2. Siswa dapat menentukan luas selimut tabung, kerucut, bola 3. Siswa dapat menggunakan rumus luas selimut tabung untuk menentukan unsur-unsur tabung yang lain V. Metode Pembelajaran : Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pendekatan Metode : Penemuan Terbimbing/inquiri : diskusi kelompok, Tanya jawab, diskusi kelas VI. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, perhatian, peduli, bekerja sama, saling menghargai VII. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Pendahuluan No. Kegiatan 1. Apersepsi : Guru memberikan salam kepada siswa dan mengabsen siswa-siswi satu persatu. Guru mengingatkan siswa dengan materi yang sebelumnya, yaitu mengenai unsur-unsur tabung, kerucut dan bola yang telah disampaikan pada pertemuan Alokasi Waktu 10 menit Karakter Siswa/Keterampilan Sosial Peduli Tanggung jawab

130 111 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial sebelumnya. 2. Motivasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Peduli Guru menginformasikan kepada siswa metode yang akan dipakai Peduli dalam pertemuan ini. Tanggung jawab B. Kegiatan Inti No Kegiatan Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang berbeda kemampuan belajar untuk menyelesaikan LKS yang diberikan pada setiap kelompok (Eksplorasi). Siswa diberikan LKS untuk dikerjakan dengan cara menemukan luas permukaan tabung (ekplorasi) Siswa diharapkan mampu menemukan luas permukaan tabung berdasarkan materi yang telah didapatkan sebelumnya, yaitu tentang unsur-unsur dan jaringjaring tabung (elaborasi). Siswa menggunakan berbagai sumber belajar untuk menyelesaikan soal yang terdapat di dalam LKS. Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 40 menit Tanggung jawab Bekerja sama dengan orang lain Bekerja sama dengan orang lain Saling menghargai Bekerja sama

131 112 Lampiran A. 2 No Kegiatan Setiap siswa terlibat aktif di dalam proses diskusi kelompok. Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan diskusi kelompok. Perwakilan dari beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas (konfirmasi). Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan berdasarkan hasil presentasi dari beberapa kelompok. Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang disediakan di LKS. Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 20 menit Saling menghargai Tanggung jawab Perhatian Peduli No C. Kegiatan Penutup Kegiatan Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutup pelajaran. Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 5 menit Kerja sama VIII. Sumber Belajar LKS Buku Matematika untuk kelas IX SMP/Madrasah Tsanawiyah karangan Wahyudin Jumanta dan Dwi Susanti.

132 113 Lampiran A. 2 IX. Kisi-Kisi Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola Bangun Ruang Sisi Lengkung Menurunkan rumus luas selimut tabung, kerucut dan Penemuan bola Menentukan No 1 luas selimut tabung, kerucut dan bola Menggunaka n rumus luas No 2 selimut untuk menentukan unsur-unsur tabung

133 114 Lampiran A. 2 X. Lembar Kerja Siswa LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelompok 1 Nama Kelompok : Kompetensi dasar : Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola Indikator : Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola. Tujuan : 1. Siswa dapat mencari dan menemukan secara mandiri rumus luas permukaan tabung 2. Siswa dapat menentukan luas permukaan tabung. 3. Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan kerucut untuk menentukan unsur-unsur tabung yang lain. r T 1 t t Gambar 1.1 T 2 r Gambar 1.2 Perhatikan gambar tabung dan jaring-jaring tabung di atas! Berdasarkan gambar 1.2, terdiri dari berapa bagiankah bangun ruang tabung? Sebutkan!

134 115 Lampiran A. 2 Berdasarkan kedua gambar tersebut dapat ditentukan : I. Luas selimut tabung = =... II. III. IV. Luas alas =.. Luas tutup =. L permukaan = luas selimut tabung + luas alas + luas tutup = =. Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa luas permukaan tabung adalah : L permukaan tabung =..

135 116 Lampiran A. 2 SOAL LATIHAN! 1. Diberikan sebuah tabung dengan jari-jari 20 cm dan tinggi 40 cm, tentukan : a. Luas alas tabung b. Luas selimut tabung c. Luas permukaan tabung jika tutupnya dibuka 2. Diketahui luas permukaan sebuah tabung cm 2, dan jari-jari-jari tabung 25 cm. hitunglah tinggi tabung! XI. Penilaian Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Skor Menghitung selimut luas tabung, 1. Diketahui: r = 20 cm; t = 40 cm. kerucut dan bola penyelesaian : a. Luas alas = = 3,14 x 20 x 20 = 314 x 4 = Jadi luas selimut = cm 2 b. Luas selimut = 2πrt 6 = 2 x 3, 14 x 20 x 40 = 314 x 16 = Jadi luas selimut = cm 2

136 117 Lampiran A. 2 c. Luas permukaan tanpa tutup = = Jadi luas permukaan = cm 2 2. Diketahui : 3 L. permukaan = cm 2 ; r = 25 cm Penyelesaian: Lp = 2πrt + 2πr = 2 x 3,14 x 25 x t + 2 x 3,14x (25) = 31, 4 x 5 x t = 157 x t = 157 t t = Jadi tinggi tabung adalah 40 cm Yogyakarta, September 2012 Peneliti, Febrianita Nora Indah Sari NIM :

137 118 Lampiran A. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO Kelas/Semester : IX/I Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Lengkung Alokasi Waktu : 2 x 40 menit XII. Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya XIII. Kompetensi Dasar 2.2. Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut XIV. Indikator : Menentukan luas selimut tabung, kerucut dan bola Menggunakan rumus luas selimut untuk menentukan unsur-unsur tabung Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola

138 119 Lampiran A. 2 XV. Tujuan Pembelajaran : 4. Siswa dapat menentukan luas selimut tabung, kerucut, bola 5. Siswa dapat menggunakan rumus luas selimut tabung untuk menentukan unsur-unsur tabung yang lain 6. Siswa memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola XVI. Metode Pembelajaran : Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pendekatan Metode : Penemuan Terbimbing/inquiri : diskusi kelompok, Tanya jawab, diskusi kelas XVII. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, perhatian, peduli, bekerja sama, saling menghargai XVIII. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran D. Kegiatan Pendahuluan No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial 1. Apersepsi : 10 menit Guru memberikan salam kepada siswa dan mengabsen siswa-siswi Peduli satu persatu. Guru mengingatkan siswa dengan Tanggung jawab materi yang sebelumnya, yaitu mengenai luas permukaan tabung. 2. Motivasi :

139 120 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Peduli Guru menginformasikan kepada siswa metode yang akan dipakai Peduli dalam pertemuan ini. Tanggung jawab E. Kegiatan Inti No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter / keterampilan Sosial 1. Siswa mempersiapkan presentasi yang akan dilaksanakan. Tanggung jawab 2. Perwakilan dari beberapa kelompok 40 menit mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas (konfirmasi). 3. Guru dan siswa bersama-sama membuat Bekerja sama dengan kesimpulan berdasarkan hasil presentasi orang lain dari beberapa kelompok, berdasarkan presentasi hari ini dan sebelumnya. 4. Siswa diberikan soal secara individu dan 20 menit Disilpin dikerjakan secara mandiri, tidak di dalam Tanggung jawab kelompok F. Kegiatan Penutup No. Kegiatan 1. Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran yang telah Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 10 menit Kerja sama

140 121 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter / keterampilan Sosial dilaksanakan. 2. Guru meminta siswa untuk mempersiakan Peduli materi berikutnya. 3. Guru menutup pelajaran. XIX. Sumber Belajar LKS Buku Matematika untuk kelas IX SMP/Madrasah Tsanawiyah karangan Wahyudin Jumanta dan Dwi Susanti. XX. kisi-kisi Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal Menghitung Bangun luas selimut tabung, kerucut dan bola Ruang Sisi Lengkung Menentukan luas selimut tabung, No 1 kerucut dan bola Menggunaka n rumus luas selimut untuk No 2

141 122 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal menentukan unsur-unsur tabung Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola No 3, 4 XXI. Penilaian Kompetensi Dasar Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola Soal dan pembahasan 3. Diketahui: d : 10 cm; t = 12 cm ditanyakan : a. L selimut tabung L permukaan tabung = 2 r t = 2 x 3,14 x 5 x 12 = 31,4 x 12 = 376, 8 Jadi L selimut tabung adalah 376, 8 cm 2 b. Luas alas tabung L alas tabung = πr Skor

142 123 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan = 3,14 x 6 x 6 = 113,04 Jadi L alas tabung adalah 113,04cm 2 c. L permukaan tabung L permukaan tabung = L selimut + 2 x L alas = 376, (78, 5 ) = 533, 8 Jadi L permukaan tabung adalah 533, 8 cm 2 Cara 2 : L permukaan tabung = 2πr(r+t) = 2 x 3, 14 x 5 (5+12) = 31,4 x 17 = 533, 8 Jadi L permukaan tabung adalah 533, 8 cm 2 4. Diketahui : L permukaan tabung = cm 2 ; d = 30 cm. Ditanyakan : tinggi Penyelesaian : L permukaan = 2 r(r+t) = 2 = = 94, 2 (15 + t) = 15 + t 40 = 15 + t t = 25 Jadi tinggi tabung adalah 25 cm. 5. Diketahui : t = 10 cm; d = 12 cm. 5 Skor 10

143 124 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Ditanyakan : Kertas yang dibutuhkan untuk membuat tempat pensil Penyelesaian : Banyak kertas = luas permukaan tabung tanpa tutup L permukaan tnpa tutup = 2πrt + πr 2 = 2x3,14x6x10+3,14x6 2 = 376, , 04 = 489, 84 Jadi kertas yang dibutuhkan untuk membuat tempat pensil adalah 489, 84 cm Diketahui : d = 20 cm; t = 35 cm; harga kertas setiap 1 cm 2 = R p 150, 00 Ditanyakan : Biaya yang harus dikeluarkan ibu Penyelesaian : L permukaan tabung = 2πr(r+t) = 2 x 3,14 x 10 ( ) = 3,14 x 20 ( 45 ) = 62, 8 x 45 = Biaya = x R p 150, 00 = R p , 00 Jadi biaya yang dibutuhkan ibu adalah R p , 00 Skor 10 10

144 125 Lampiran A. 2 Yogyakarta, September 2012 Peneliti, Febrianita Nora Indah Sari NIM :

145 126 Lampiran A. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO Kelas/Semester : IX/I Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Lengkung Alokasi Waktu : 2 x 40 menit XXII. Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya XXIII. Kompetensi Dasar 2.2. Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut XXIV. Indikator : Menentukan luas selimut tabung, kerucut dan bola Menggunakan rumus luas selimut untuk menentukan unsur-unsur tabung Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola

146 127 Lampiran A. 2 XXV. Tujuan Pembelajaran : 7. Siswa dapat menentukan luas selimut tabung, kerucut, bola 8. Siswa dapat menggunakan rumus luas selimut tabung untuk menentukan unsur-unsur tabung yang lain 9. Siswa memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola XXVI. Metode Pembelajaran : Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pendekatan Metode : Penemuan Terbimbing/inquiri : diskusi kelompok, Tanya jawab, diskusi kelas XXVII. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, perhatian, peduli, bekerja sama, saling menghargai XXVIII. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran G. Kegiatan Pendahuluan No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial 1. Apersepsi : 10 menit Guru memberikan salam kepada siswa dan mengabsen siswa-siswi Peduli satu persatu. Guru mengingatkan siswa dengan Tanggung jawab materi yang sebelumnya, yaitu mengenai luas permukaan tabung. 2. Motivasi :

147 128 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Peduli Guru menginformasikan kepada siswa metode yang akan dipakai Peduli dalam pertemuan ini. Tanggung jawab H. Kegiatan Inti No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter / keterampilan Sosial 1. Siswa mempersiapkan presentasi yang akan dilaksanakan. Tanggung jawab 2. Perwakilan dari beberapa kelompok 40 menit mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas (konfirmasi). 3. Guru dan siswa bersama-sama membuat Bekerja sama dengan kesimpulan berdasarkan hasil presentasi orang lain dari beberapa kelompok, berdasarkan presentasi hari ini dan sebelumnya. 4. Siswa diberikan soal secara individu dan 20 menit Disilpin dikerjakan secara mandiri, tidak di dalam Tanggung jawab kelompok I. Kegiatan Penutup No. Kegiatan 1. Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran yang telah Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 10 menit Kerja sama

148 129 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter / keterampilan Sosial dilaksanakan. 2. Guru meminta siswa untuk mempersiakan Peduli materi berikutnya. 3. Guru menutup pelajaran. XXIX. Sumber Belajar LKS Buku Matematika untuk kelas IX SMP/Madrasah Tsanawiyah karangan Wahyudin Jumanta dan Dwi Susanti. XXX. kisi-kisi Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal Menghitung Bangun luas selimut tabung, kerucut dan bola Ruang Sisi Lengkung Menentukan luas selimut tabung, No 1 kerucut dan bola Menggunaka n rumus luas selimut untuk No 2

149 130 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal menentukan unsur-unsur tabung Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola No 3, 4 XXXI. Penilaian Kompetensi Dasar Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola Soal dan pembahasan 7. Diketahui: d : 10 cm; t = 12 cm ditanyakan : d. L selimut tabung L permukaan tabung = 2 r t = 2 x 3,14 x 5 x 12 = 31,4 x 12 = 376, 8 Jadi L selimut tabung adalah 376, 8 cm 2 e. Luas alas tabung L alas tabung = πr Skor

150 131 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan = 3,14 x 6 x 6 = 113,04 Jadi L alas tabung adalah 113,04cm 2 f. L permukaan tabung L permukaan tabung = L selimut + 2 x L alas = 376, (78, 5 ) = 533, 8 Jadi L permukaan tabung adalah 533, 8 cm 2 Cara 2 : L permukaan tabung = 2πr(r+t) = 2 x 3, 14 x 5 (5+12) = 31,4 x 17 = 533, 8 Jadi L permukaan tabung adalah 533, 8 cm 2 8. Diketahui : L permukaan tabung = cm 2 ; d = 30 cm. Ditanyakan : tinggi Penyelesaian : L permukaan = 2 r(r+t) = 2 = = 94, 2 (15 + t) = 15 + t 40 = 15 + t t = 25 Jadi tinggi tabung adalah 25 cm. 9. Diketahui : t = 10 cm; d = 12 cm. 5 Skor 10

151 132 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Ditanyakan : Kertas yang dibutuhkan untuk membuat tempat pensil Penyelesaian : Banyak kertas = luas permukaan tabung tanpa tutup L permukaan tnpa tutup = 2πrt + πr 2 = 2x3,14x6x10+3,14x6 2 = 376, , 04 = 489, 84 Jadi kertas yang dibutuhkan untuk membuat tempat pensil adalah 489, 84 cm Diketahui : d = 20 cm; t = 35 cm; harga kertas setiap 1 cm 2 = R p 150, 00 Ditanyakan : Biaya yang harus dikeluarkan ibu Penyelesaian : L permukaan tabung = 2πr(r+t) = 2 x 3,14 x 10 ( ) = 3,14 x 20 ( 45 ) = 62, 8 x 45 = Biaya = x R p 150, 00 = R p , 00 Jadi biaya yang dibutuhkan ibu adalah R p , 00 Skor 10 10

152 133 Lampiran A. 2 Yogyakarta, September 2012 Peneliti, Febrianita Nora Indah Sari NIM :

153 134 Lampiran A. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO Kelas/Semester : IX/I Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Lengkung Alokasi Waktu : 2 x 40 menit XXXII. Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat kerucut serta menentukan ukurannya XXXIII. Kompetensi Dasar 2.2. Menghitung luas selimut kerucut XXXIV. Indikator : Menurunkan rumus luas permukaan kerucut Menentukan luas permukaan kerucut Menggunakan rumus luas permukaan kerucut untuk menentukan unsur-unsur kerucut XXXV. Tujuan Pembelajaran : 10. Siswa dapat menurunkan rumus luas selimut kerucut 11. Siswa dapat menentukan luas selimut kerucut

154 135 Lampiran A Siswa dapat menggunakan rumus luas selimut kerucut untuk menentukan unsur-unsur tabung yang lain XXXVI. Metode Pembelajaran : Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pendekatan Metode : Penemuan Terbimbing/inquiri : diskusi kelompok, Tanya jawab, diskusi kelas XXXVII. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, perhatian, peduli, bekerja sama, saling menghargai XXXVIII. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran J. Kegiatan Pendahuluan No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial 1. Apersepsi : 10 menit Guru memberikan salam kepada siswa dan mengabsen siswa-siswi Peduli satu persatu. Guru mengingatkan siswa dengan materi yang sebelumnya, yaitu mengenai unsur-unsur keruuct yang Tanggung jawab telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Motivasi : 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Peduli Guru menginformasikan kepada

155 136 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial siswa metode yang akan dipakai Peduli dalam pertemuan ini. Tanggung jawab K. Kegiatan Inti No Kegiatan Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang berbeda kemampuan belajar untuk menyelesaikan LKS kerucut yang diberikan pada setiap kelompok (Eksplorasi). Siswa diberikan LKS untuk dikerjakan dengan cara menemukan luas permukaan kerucut (ekplorasi) Siswa diharapkan mampu menemukan luas permukaan kerucut berdasarkan materi yang telah didapatkan sebelumnya, yaitu tentang unsur-unsur dan jaringjaring kerucut (elaborasi). Siswa menggunakan berbagai sumber belajar untuk menyelesaikan soal yang terdapat di dalam LKS. Setiap siswa terlibat aktif di dalam proses diskusi kelompok. Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 60 menit Tanggung jawab Bekerja sama dengan orang lain Bekerja sama dengan orang lain Saling menghargai Bekerja sama

156 137 Lampiran A. 2 L. Kegiatan Penutup No Kegiatan Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutup pelajaran. Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 10 menit Kerja sama XXXIX. Sumber Belajar LKS Buku Matematika untuk kelas IX SMP/Madrasah Tsanawiyah karangan Wahyudin Jumanta dan Dwi Susanti. XL. Kisi-Kisi Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola Bangun Ruang Sisi Lengkung Menurunkan rumus luas permukaan kerucut Menentukan Penemuan luas permukaan No 1 kerucut

157 138 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal Menggunaka n rumus luas permukaan untuk menentukan unsur-unsur kerucut No 2 XLI. Lembar Kerja Siswa LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelompok : Nama kelompok : Kompetensi dasar : Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola Indikator : Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola. Tujuan : 1. Siswa dapat mencari dan menemukan secara mandiri rumus luas permukaan kerucut 2. Siswa dapat menentukan luas permukaan kerucut

158 139 Lampiran A Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan kerucut untuk menentukan unsur-unsur kerucut yang lain. T s A o Gambar 1. 1 B Gambar Perhatikan gambar kerucut dan jaring-jaring kerucut di atas! 2. Berdasarkan gambar 1.2, terdapat berapa bagiankah jaring-jaring tabung tersebut? 3. Masih ingatkah kalian tentang panjang busur? Luas juring? 4. Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar 4.1 Gambar 4.2

159 140 Lampiran A Berdasarkan gambar 4.1, tuliskan perbandingan panjang busur TAA terhadap lingkaran T! I. Panjang busur TAA =.. II. III. IV. Keliling lingkaran =.. Luas lingkaran =.. Bandingkan gambar 4.1 dan 4.2. Dari gambar cari hubungan antara luas juring TAA pada gambar 4.1 dan luas juring TAA pada gambar 4.2 (jaring-jaring keucut) Luas juring TAA =.. 6. Setelah didapatkan jawaban no. 5, substitusi jawaban kalian ke bentuk perbandingan awal : Luas juring TAA =.. Berdasarkan langkah no.5 telah diterangkan, bahwa luas juring pada gambar 4.1 merupakan..pada gambar 4.2 (jaring-jaring kerucut) 7. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditentukan : I. Luas selimut kerucut =.. II. Luas alas kerucut =..

160 141 Lampiran A. 2 III. Luas permukaan kerucut = luas selimut kerucut + luas alas kerucut = Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa luas permukaan kerucut adalah : L permukaan kerucut =.. Yogyakarta, Agustus 2012 Peneliti, Febrianita Nora Indah Sari NIM :

161 142 Lampiran A. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO Kelas/Semester : IX/I Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Lengkung Alokasi Waktu : 2 x 40 menit XLII. Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat kerucut serta menentukan ukurannya XLIII. Kompetensi Dasar 2.2. Menghitung luas selimut kerucut XLIV. Indikator : Menentukan luas selimut kerucut Menggunakan rumus luas selimut untuk menentukan unsur-unsur kerucut Memecahkan masalah yang berkaitan dengan kerucut XLV. Tujuan Pembelajaran : 13. Siswa dapat menentukan luas selimut kerucut 14. Siswa dapat menggunakan rumus luas selimut tabung untuk menentukan

162 143 Lampiran A. 2 unsur-unsur tabung yang lain 15. Siswa dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan kerucut XLVI. Metode Pembelajaran : Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pendekatan Metode : Penemuan Terbimbing/inquiri : diskusi kelompok, Tanya jawab, diskusi kelas XLVII. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, perhatian, peduli, bekerja sama, saling menghargai XLVIII. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran M. Kegiatan Pendahuluan No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial 1. Apersepsi : 10 menit Guru memberikan salam kepada Peduli siswa dan mengabsen siswa-siswi satu persatu. Guru mengingatkan siswa tentang Tanggung jawab tugas kelompok pada pertemuan sebelumnya. Motivasi : Guru menyampaikan tujuan Peduli 2. pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Guru menginformasikan kepada Peduli Tanggung jawab siswa metode yang akan dipakai

163 144 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial dalam pertemuan ini. N. Kegiatan Inti No Kegiatan Siswa mempersiapkan presentasi penemuan rumus luas permukaan kerucut. Perwakilan dari beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas (konfirmasi). Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan berdasarkan hasil presentasi dari beberapa kelompok. Siswa kembali ke dalam kelompok masing-masing untuk mengerjakan tugas selanjutnya. Siswa ditugaskan untuk melanjutkan soal yang terdapat dalam LKS, soal tersebut berisi soal latihan mengenai luas permukaan kerucut. Siswa diminta untuk mempersiapkan presentasi yang akan dilakukan pada pertemuan besok. Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 40 menit Tanggung jawab Bekerja sama dengan orang lain Saling menghargai Peduli Bekerja sama Peduli Saling menghargai Peduli

164 145 Lampiran A. 2 O. Kegiatan Penutup No Kegiatan Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutup pelajaran. Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 5 menit Kerja sama XLIX. Sumber Belajar LKS Buku Matematika untuk kelas IX SMP/Madrasah Tsanawiyah karangan Wahyudin Jumanta dan Dwi Susanti. L. kisi-kisi Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal Menghitung Bangun luas selimut tabung, kerucut dan bola Ruang Sisi Lengkung Menentukan luas selimut tabung, No 1 kerucut dan bola Menggunaka n rumus luas

165 146 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal selimut untuk menentukan unsur-unsur tabung No 2 LI. Penilaian Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Skor Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola 11. Diketahui: d = 12 cm; t = 8 cm. penyelesaian : s = = = 10 d. Luas selimut = πrs = 3,14 x 6 x 10 = 31, 4 x 6 = 188,4 Jadi luas selimut = 188,4cm 2 e. Luas alas = πr 2 = 3, 14 x x 6 = Jadi luas alas = cm 2 f. Luas permukaan = πr(r+s) = 3,14 x 6(10+6)

166 147 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Skor = 3,14 x 6 x 16 = 301,44 Cara lain: Luas permukaan = luas sel + luas alas = 188,4 + = 301,04 Jadi luas permukaan = 301,04 cm Diketahui : Luas selimut kerucut = 1177,5 cm 2 Jari-jari kerucut = 15 cm Ditanyakan: luas permukaan kerucut Jawab: Luas permukaan = luas alas + luas selimut = πr ,5 = 3,14 x 15 x ,5 = 706, ,5 = 1884 Jadi luas permukaan kerucut = 1884cm 2 Yogyakarta, September 2012 Peneliti, Febrianita Nora Indah Sari NIM :

167 148 Lampiran A. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP KANISIUS BAMBANGLIPURO Kelas/Semester : IX/I Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Lengkung Alokasi Waktu : 2 x 40 menit LII. Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya LIII. Kompetensi Dasar 2.2. Menghitung luas selimut kerucut LIV. Indikator : Menentukan rumus luas selimut kerucut Menentukan luas selimut kerucut Menggunakan rumus luas selimut untuk menentukan unsur-unsur kerucut LV. Tujuan Pembelajaran : 16. Siswa dapat menentukan rumus luas selimut kerucut 17. Siswa dapat menentukan luas selimut kerucut

168 149 Lampiran A Siswa dapat menggunakan rumus luas selimut kerucut untuk menentukan unsur-unsur tabung yang lain LVI. Metode Pembelajaran : Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pendekatan Metode : Penemuan Terbimbing/inquiri : diskusi kelompok, Tanya jawab, diskusi kelas LVII. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, tanggung jawab, perhatian, peduli, bekerja sama, saling menghargai LVIII. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran P. Kegiatan Pendahuluan No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial 1. Apersepsi : 10 menit Guru memberikan salam kepada siswa dan mengabsen siswa-siswi Peduli satu persatu. Guru mengingatkan siswa dengan materi yang sebelumnya, yaitu mengenai unsur-unsur tabung, Tanggung jawab kerucut dan bola yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. 2. Motivasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Peduli dalam proses pembelajaran.

169 150 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter Siswa/Keterampilan Sosial Guru menginformasikan kepada Peduli siswa metode yang akan dipakai Tanggung jawab dalam pertemuan ini. Q. Kegiatan Inti No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter / keterampilan Sosial 1. Siswa mempersiapkan presentasi yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai soal 40 menit Tanggung jawab latihan luas permukaan kerucut. 2. Perwakilan dari beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas (konfirmasi). Bekerja sama dengan 3. Guru dan siswa bersama-sama membuat orang lain kesimpulan berdasarkan hasil presentasi dari beberapa kelompok. 4. Siswa kembali ke tempat duduk masing- 20 menit Disiplin masing dan mengerjakan soal secara individu. R. Kegiatan Penutup No Kegiatan Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengingatkan untuk Alokasi Karakter / keterampilan Waktu Sosial 5 menit Kerja sama

170 151 Lampiran A. 2 No. Kegiatan Alokasi Waktu Karakter / keterampilan Sosial mempersiapkan ulangan harian untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menutup pelajaran. LIX. Sumber Belajar LKS Buku Matematika untuk kelas IX SMP/Madrasah Tsanawiyah karangan Wahyudin Jumanta dan Dwi Susanti. LX. kisi-kisi Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal Menghitung Bangun Menentukan luas luas selimut Ruang selimut kerucut No 1.b, tabung, kerucut Sisi 1.d, dan bola Lengkung Menggunakan rumus luas selimut No 1.a, 2

171 152 Lampiran A. 2 untuk menentukan unsur-unsur kerucut Memecahkan No 3, 4 masalah berkaitan yang dengan kerucut LXI. Penilaian Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Skor Menghitung selimut kerucut luas 13. Diketahui: r = 10 cm; s = 24 cm. penyelesaian : a. Tinggi kerucut: t = = = = 24 Jadi tinggi kerucut = 24 cm b. Luas selimut = πrs = 3,14 x 10 x 26 = 31,4 x 26 = 816,4 Jadi luas selimut kerucut = 816,4 cm 2 c. Luas alas = πr 2 10

172 153 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Skor = 3,14 x 10 x 10 = 314 Jadi luas alas = 314 cm 2 d. Luas permukaan = πr 2 + πrs = ,4 = 1130,4 Jadi luas permukaan kerucut = 1130,4cm Diketahui: Luas selimut kerucut = cm 2 Tinggi = 28 cm Jari-jari = 21 cm Penyelesaian: Luas selimut keucut = πrs a. = 3,14 x 21 x s = 65,94 x s 10 s = = 35 Luas permukaan = luas selimut+luas alas = = = Jadi luas permukaan = cm 2 Cara 2: s = = = = 35 Luas permukaan = luas selimut+luas alas

173 154 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Skor = = = Jadi luas permukaan = cm Diketahui: Lampu berbentuk kerucut. Tinggi lampu = 20 cm Jari-jari = 15 cm Ukuran kertas = 35 x 45 Penyelesaian: s = = 2 = = 25 Luas selimut = πrs = 3,14 x 15 x 25 = 1.177,5 Luas kertas = 35 x 45 = a. Ya, kertas bersisa. b. Sisa kertas = ,5 = 397,5 16. Diketahui: Tenda berbentuk kerucut tanpa alas. d = 20 m t = 10 m Biaya pembuatan tenda tiap m 2 = R p ,

174 155 Lampiran A. 2 Kompetensi Dasar Soal dan pembahasan Skor Penyelesaian: s = = = = 26 Luas selimut = = 3,14 x 24 x 26 = 1.959,36 Biaya yang diperlukan= 1.959,36 x = Jadi biaya yang Dibutuhkan = R p , Yogyakarta, September 2012 Peneliti, Febrianita Nora Indah Sari NIM :

175 156 Lampiran A. 3 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelompok : Nama Kelompok : Kompetensi dasar : Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola Indikator : Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola. Tujuan : 1. Siswa dapat mencari dan menemukan secara mandiri rumus luas permukaan tabung 2. Siswa dapat menentukan luas permukaan tabung. 3. Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan kerucut untuk menentukan unsur-unsur tabung yang lain. r T 1 t t Gambar 1.1 T 2 r Gambar 1.2 Perhatikan gambar tabung dan jaring-jaring tabung di atas! Berdasarkan gambar 1.2, terdiri dari berapa bagiankah bangun ruang tabung? Sebutkan!

176 157 Lampiran A. 3 Berdasarkan kedua gambar tersebut dapat ditentukan : I. Luas selimut tabung = =... II. III. IV. Luas alas =.. Luas tutup =. L permukaan = luas selimut tabung + luas alas + luas tutup = =. Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa luas permukaan tabung adalah : L permukaan tabung =..

177 158 Lampiran A. 3 SOAL LATIHAN! 1. Suatu tabung berjari-jari alas 6 cm dan tingginya 10 cm. Jika π = 3,14 maka hitunglah : a. Luas selimut b. Luas alas c. Luas tabung tanpa tutup 2. Diketahui luas permukaan sebuah tabung cm 2, dan diameter tabung 21 cm. hitunglah tinggi tabung!

178 159 Lampiran A. 4 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelompok : Nama kelompok : Kompetensi dasar : Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola Indikator : Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola. Tujuan : 1. Siswa dapat mencari dan menemukan secara mandiri rumus luas permukaan kerucut 2. Siswa dapat menentukan luas permukaan kerucut 3. Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan kerucut untuk menentukan unsur-unsur kerucut yang lain. T s A o Gambar 1. 1 B Gambar 1.2

179 160 Lampiran A Perhatikan gambar kerucut dan jaring-jaring kerucut di atas! 2. Berdasarkan gambar 1.2, terdapat berapa bagiankah jaring-jaring tabung tersebut? 3. Masih ingatkah kalian tentang panjang busur? Luas juring? 4. Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar 4.1 Gambar Berdasarkan gambar 4.1, tuliskan perbandingan panjang busur TAA terhadap lingkaran T! I. Panjang busur TAA =.. II. III. IV. Keliling lingkaran =.. Luas lingkaran =.. Bandingkan gambar 4.1 dan 4.2. Dari gambar cari hubungan antara luas juring TAA pada gambar 4.1 dan luas juring TAA pada gambar 4.2 (jaring-jaring keucut)

180 161 Lampiran A. 4 Luas juring TAA =.. 6. Setelah didapatkan jawaban no. 5, substitusi jawaban kalian ke bentuk perbandingan awal : Luas juring TAA =.. Berdasarkan langkah no.5 telah diterangkan, bahwa luas juring pada gambar 4.1 merupakan..pada gambar 4.2 (jaring-jaring kerucut) 7. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditentukan : I. Luas selimut kerucut =.. II. Luas alas kerucut =.. III. Luas permukaan kerucut = luas selimut kerucut + luas alas kerucut = Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa luas permukaan kerucut adalah : L permukaan kerucut =..

181 162 Lampiran A. 4 SOAL LATIHAN! 1. Sebuah kerucut berdiameter 12 cm. Jika tingginya 8 cm dan π = 3,14, hitunglah: a. Luas selimutnya; b. Luas alasnya; c. Luas permukaan kerucut. 2. Ukuran garis pelukis kerucut lebih panjang 15 cm dari pada panjang jari-jari alasnya. Jika luas selimut kerucut adalah cm 2 dan = 3, 14, hitunglah : a. panjang jari-jari dan panjang garis pelukis kerucut b. luas permukaan kerucut

182 163 Lampiran A. 5 LEMBAR OBSERVASI Kelompok Hari,tanggal : Mata pelajaran : Kelas : Jam ke : No Aspek Keaktifan 1. Sikap dan tanggapan siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok 2. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Group Indikator Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan LKS Siswa bertanya kepada teman satu kelompoknya akan hal yang belum dipahami dalam mengerjaka LKS Siswa mau memberikan penjelasan ketika ada teman satu kelompoknya yang belum memahami materi dalam LKS Siswa mengerjakan apa yang diperintahkan di dalam LKS Siswa menggunakan alat-alat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan LKS Siswa mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelsaikan LKS Siswa bekerja sama dalam penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok Siswa mempersiapkan presentasi Siswa S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 ket

183 164 Lampiran A. 5 Investigation Siswa mengumpulkan LKS Keterangan : 1. S 1 = siswa 1 dalam kelompok S 2 = siswa 2 dalam kelompok S 3 = siswa 3 dalam kelompok S 4 = siswa 4 dalam kelompok S 5 = siswa 5 dalam kelompok 2. Berilah satu turus jika siswa satu kali menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. 3. Berilah satu turus lagi jika siswa kembali menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. 4. Berilah satu turus jika siswa satu kali berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan LKS. 5. Berilah satu turus lagi jika siswa kembali berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan LKS. 6. Berilah satu turus jika siswa satu kali mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelsaikan LKS. 7. Berilah satu turus lagi jika siswa kembali mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelsaikan LKS.

184 165 Lampiran A Pengisian turus dilakukan sampai kegiatan terakhir. 9. Satu turus untuk satu kali keaktifan yang dilakukan oleh siswa. Yogyakarta,. Pengamat, (. )

185 166 Lampiran A. 6 LEMBAR OBSERVASI Kelompok Hari,tanggal : Mata pelajaran : Kelas : Jam ke : No Aspek Keaktifan Indikator Siswa S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 ket Sikap dan Siswa mengajukan pertanyaan kepada tanggapan siswa kelompok lain yang sedang melakukan dalam presentasi. presentasi Siswa mampu mengemukakan pendapat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. Siswa memperhatikan penjelasan siswa lain yang menjawab pertanyaan atau sedang menjawab pertanyaan. Siswa memberikan kesempatan kepada teman satu kelompok untuk mengemukakan pendapat.

186 167 Lampiran A. 6 Keterangan : 1. S 1 = siswa 1 dalam kelompok S 2 = siswa 2 dalam kelompok S 3 = siswa 3 dalam kelompok S 4 = siswa 4 dalam kelompok S 5 = siswa 5 dalam kelompok 2. Isilah dengan turus setiap keaktifan siswa pada kolom keaktifan yang telah disediakan. 3. Pemberian turus sesuai dengan jumlah keaktifan siswa. Yogyakarta,. Pengamat, (. )

187 LAMPIRAN B Lampiran B.1 Lampiran B.2 Soal Tes Hasil Belajar Kunci Tes Hasil Belajar

188 169 Lampiran B. 1 Instrumen Hasil Belajar Siswa Hari / Tanggal : Waktu : 80 menit Nama Siswa : No. Absen/Kelas : 1. Perhatikan gambar di bawah ini! 18 cm Diketahui keliling alas sebuah tabung di atas adalah 22 cm, dan tinggi tabung 18 cm. Untuk π =, hitunglah : a. luas selimut tabung tersebut b. Luas permukaan tabung tersebut Jawab:

189 170 Lampiran B Sebuah tabung diketahui luas permukaannya cm 2. Jika jari-jarinya 10 cm dan π = 3, 14, hitunglah tinggi tabung tersebut! Jawab: 3. Tentukan luas seluruh permukaan kerucut dengan jari-jari 7 cm dan tinggi 24 cm! Jawab: 4. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 9 cm. jika diketahui tingginya 12 cm dan π = 3, 14 hitunglah : 12 cm 9 cm

190 171 Lampiran B. 1 a. Panjang garis pelukis kerucut b. Luas selimut kerucut c. Luas alas kerucut d. Luas permukaan kerucut Jawab: cm 30 cm Dari gambar di atas, diketahui jari-jari tabung sama dengan jari-jari kerucut. Jari-jari tabung adalah 30 cm. Tinggi kerucut dua kali tinggi tabung, sedangkan tinggi tabung 20 cm. tentukan luas permukaan dari bangun di di atas!

191 172 Lampiran B. 1 Jawab: 6. Salah satu pabrik tenda akan memproduksi tenda berbentuk kerucut tanpa alas dari kain parasut. Tenda yang akan dibuat memiliki diameter 32 m dan tinggi tenda 12 m. Jika biaya pembuatan tenda tiap m 2 adalah Rp32.000,00. Berapa biaya yang harus disediakan untuk membuat tenda? (π=3,14) Jawab: 7. Sebuah penampung minyak berbentuk tabung dengan keliling alasnya 50,24 m dan tingginya 10 m. sisi atas dan sisi lengkungnya akan dicat. Jika untuk

192 173 Lampiran B. 1 mengecat 1 m 2 memerlukan biaya Rp ,00, berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengecat penampung minyak tersebut? (π=3,14) Jawab:

193 174 Lampiran B. 2 KUNCI TES HASIL BELAJAR 1. Dikeketahui : K alas = 22 cm Tinggi tabung = 18 cm Ditanya : a. luas selimut tabung b. luas permukaan Jawab: K = πd 22 = x d d = 7 r = 3,5 a. L selimut tabung = πdt = x 7 x 18 = 396 Jadi L selimut tabung = 396 cm 2 b. L permukaan tabung = πdt + 2πr 2 = (2 x x 3,5 x 3,5) = = 473 Jadi L permukaan tabung = 473 cm 2 2. Diketahui: L permukaan tabung = cm 2

194 175 Lampiran B. 2 Ditanya: tinggi tabung Jawab: L permukaan tabung = = = 6,28t 62,8 t = 942 t = t = 15 Jadi Tinggi tabung = 15 cm 3. Diketahui: jari-jari kerucut= 7 cm Tinggi kerucut = 24 cm Ditanya: L permukaan kerucut Jawab: Mencari garis perlukis (s) S = = = = 25 L permukaan kerucut = = =

195 176 Lampiran B. 2 = = 704 Jadi L permukaan kerucut = 704 cm 2 4. Diketahui: jari-jari alas = 9 cm Tinggi kerucut = 12 cm Ditanya: a. panjang garis pelukis (s) b. L selimut kerucut c. Luas alas d. L permukaan kerucut Jawab: a. s = = = = 15 Jadi panjang garis pelukis = 15 cm b. L selimut kerucut = = = = 423,9 Jadi L selimut kerucut = 423,9 cm 2 c. Luas alas kerucut = = = = 254,34

196 177 Lampiran B. 2 Jadi luas alas kerucut = 254,34 cm 2 d. Luas permukaan kerucut = = = 9 = 28,26 (24) = 678,24 Jadi luas permukaan kerucut = 678,24 cm2 Cara lain: Luas permukaan kerucut = Jadi L selimut kerucut + luas alas = 423, , 34 = 678,24 Jadi luas permukaan kerucut = 678,24 cm cm 30 cm Tinggi kerucut = 2 x tinggi tabung Luas gabungan di atas = L selimut kerucut + L selimut tabung + luas alas S = = = = 50

197 178 Lampiran B. 2 L selimut kerucut = = 3,14 x 30 x 50 = 3,14 x 1500 = L selimut tabung = = 3,14 x 60 x 20 = 314 x 12 = Luas alas = = 3,14 x 30 x 30 = 314 x 9 = Luas gabungan = L selimut kerucut + L selimut tabung + luas alas = = cm 2 Jadi luas permukaan gabuungan = cm 2 6. Diketahui: diameter tenda = 32 m Tinggi tenda = 12 m Biaya pembuatan tenda per m 2 = R p ,00 Ditanyakan: biaya yang dibutuhkan untuk membuat tenda

198 179 Lampiran B. 2 Jawab: S = = = = 20 Tenda yang akan dibuat tanpa alas: L selimut kerucut = = 3,14 x 16 x 20 = 31,4 x 32 = 1.004,8 Biaya = 1.004,8 x = Jadi biaya yang dibutuhkan = R p ,00 7. Diketahui: Penampung minyak berbentuk tabung. Keliling alas = 50,24 cm 2 Tinggi = 10 m Biaya cat per 1 m 2 = R p ,00 Ditanya: biaya yang dibutuhkan untuk mengecat penampung minyak tersebut.

199 180 Lampiran B. 2 Jawab: Keliling alas = 50,24 = 50,24 = r = = 8 Penampung minyak = tabung tanpa tutup. Luas permukaan benda yang akan dicat = L selimut tabung + luas atap L selimut tabung = = 2 x 3,14 x 8 x 10 = 31,4 x 16 = 502,4 Luas atap = = 3,14 x 8 x 8 = 3,14 x 64 = 200,96 Luas permukaan benda yang akan dicat = L selimut tabung + luas atap = 502, ,96 = 703,36 Biaya yang dibutuhkan = 703,36 x = Jadi biaya yang dibutuhkan = R p ,00

200 LAMPIRAN C Lampiran C.1 Lampiran C.2 Lampiran C.3 Lampiran C.4 Hail Pekerjaan Siswa Tabel Perhitungan Validitas Tes hasil Belajar Validitas Tes Hasil Belajar Reliabilitas Tes Hasil Belajar

201 182 Lampiran C.1 2\1 PEKERJAAN SISWA

202 183 Lampiran C.1 2\1

203 184 Lampiran C.1 2\1

204 185 Lampiran C.1 2\1

205 186 Lampiran C.1 2\1

206 187 Lampiran C.1 2\1

207 188 Lampiran C.1 2\1

208 189 Lampiran C.1 2\1

209 190 Lampiran C. 2 TABEL VALIDITAS Uji validitas soal 1 Tabel 4.2 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 1 a Butir Soal No siswa (X) Jumlah X 2 Y 2 (Y) 1.b

210 191 Lampiran C. 2 No siswa Butir Soal (X) Jumlah (Y) X 2 Y 2 1.b Jumlah Uji validitas butir soal no 1.b Tabel 4.3 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 1.b No Siswa Butir Soal (X) 1.b Jumlah (Y) X 2 Y

211 192 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal (X) 1.b Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah

212 193 Lampiran C. 2 Uji validitas soal no 2 Tabel 4.4 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 2 No Siswa Butir Jumlah Soal (X) 2 (Y) X 2 Y

213 194 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Jumlah Soal (X) 2 (Y) X 2 Y Jumlah Uji validitas soal no 3 Tabel 4.5 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 3 No Siswa Butir Soal Jumlah (X) 3 (Y) X 2 Y

214 195 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal Jumlah (X) 3 (Y) X 2 Y Jumlah Uji validitas soal no 4.a Tabel 4.6 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 a No Siswa Butir Soal (X) 4 a Jumlah (Y) X 2 Y

215 196 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal (X) 4 a Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah

216 197 Lampiran C. 2 Uji validitas soal no 4.b Tabel 4.7 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 b No Siswa Butir Soal (X) 4 b Jumlah (Y) X 2 Y

217 198 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal (X) 4 b Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah Uji validitas soal no 4.c Tabel 4.8 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 c No Siswa Butir Soal (X) 4 c Jumlah (Y) X 2 Y

218 199 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal (X) 4 c Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah

219 200 Lampiran C. 2 Uji validitas soal no 4.d Tabel 4.9 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 4 d No Siswa Butir Soal (X) 4 d Jumlah (Y) X 2 Y

220 201 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal (X) 4 d Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah Uji validitas soal no 5 Tabel 4.10 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 5 No Siswa Butir Soal (X) 5 Jumlah (Y) X 2 Y

221 202 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal (X) 5 Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah Uji validitas soal no 6 Tabel 4.11 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 6 No Siswa Butir Soal (X) 6 Jumlah (Y) X 2 Y

222 203 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal (X) 6 Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah

223 204 Lampiran C. 2 Uji validitas soal no 7 Tabel 4.12 Tabel Analisis untuk Perhitungan Validitas Butir Soal No 7 No Siswa Butir Soal (X) 7 Jumlah (Y) X 2 Y

224 205 Lampiran C. 2 No Siswa Butir Soal (X) 7 Jumlah (Y) X 2 Y Jumlah

225 206 Lampiran C.3 VALIDITAS TES HASIL BELAJAR Tabel Validitas Tes Hasil Belajar No Soal r r tabel Keterangan 1a valid 1b valid valid valid 4a tidak valid 4b valid 4c valid 4d tidak valid valid valid valid

226 207 Lampiran C. 4 RELIABILITAS TES HASIL BELAJAR Tabel Skor Total Yang Dicapai Masing-Masing Siswa. No No Soal 2 1.a 1.b 2 3 4a 4b 4c 4d X t X t

227 208 Lampiran C No. Siswa Tabel 4.15 Jumlah Kuadrat Masing-Masing Butir Soal Yang Diperoleh Siswa No Soal 1.a 1.b 2 3 4a 4b 4c 4d

228 209 Lampiran C. 4 No. Siswa No Soal 1.a 1.b 2 3 4a 4b 4c 4d Berikut perhitungan untuk mencari varian tiap butir soal: = = = = = = = = = = = 1) Menghitung varian skor item secara keseluruhan Berikut merupakan hasil dari varian skor item secara keseluruhan:

229 210 Lampiran C. 4 = = ) Menghitung varian total (. Berikut merupakan perhitungan untuk mencari varian total ( 3) Menghitung koefisien reliabilitas tes dengan menggunakan rumus alpha. Berikut ini adalah perhitungan koefisien reliabilitas tes: r 11 =

230 LAMPIRAN D Lampiran D.1 Lampiran D.2 Lampiran D.3 Lampiran D.4 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Saat Diskusi Kelompok Sesi I Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Saat Diskusi Kelompok Sesi I Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Saat Presentasi Sesi I Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Saat Presentasi Sesi II

231 212 Lampiran D. 1

232 213 Lampiran D. 1

233 214 Lampiran D. 1

234 215 Lampiran D. 1

235 216 Lampiran D. 1

236 217 Lampiran D. 1

237 217 Lampiran D. 2

238 218 Lampiran D. 2

239 219 Lampiran D. 2

240 220 Lampiran D. 2

241 221 Lampiran D. 2

242 222 Lampiran D. 2

243 223 Lampiran D. 3

244 224 Lampiran D. 3

245 225 Lampiran D. 3

246 226 Lampiran D. 3

247 227 Lampiran D. 4

248 228 Lampiran D. 4

249 229 Lampiran D. 4

250 230 Lampiran D. 4

251 LAMPIRAN E Lampiran E.1 Lampiran E.1 Lampiran E.3 Lampiran E.4 Jawaban Lembar Kerja Siswa Tabung Jawaban Lembar Kerja Siswa Kerucut Jawaban Tes Hasil Belajar Dokumentasi Penelitian

252 232 Lampiran E. 1

253 233 Lampiran E. 1

254 234 Lampiran E. 1

255 235 Lampiran E. 1

256 236 Lampiran E. 1

257 237 Lampiran E. 1

258 238 Lampiran E. 1

259 239 Lampiran E. 2

260 240 Lampiran E. 2

261 241 Lampiran E. 2

262 242 Lampiran E. 2

263 243 Lampiran E. 2

264 244 Lampiran E. 2

265 245 Lampiran E. 2

266 246 Lampiran E. 2

267 247 Lampiran E. 2

268 248 Lampiran E. 3

269 249 Lampiran E. 3

270 250 Lampiran E. 3

271 251 Lampiran E. 3

272 252 Lampiran E. 3

273 253 Lampiran E. 3

274 254 Lampiran E. 3

275 255 Lampiran E. 3

276 256 Lampiran E. 4 DOKUMENTASI PENELITIAN A. Pada Saat Siswa Sedang Diskusi Kelompok

277 257 Lampiran E. 4 B. Pada Saat Siswa Sedang Presentasi

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah,

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII.F SMP NEGERI 14 MATARAM TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PROGRAM LINIER KELAS X TKJ-2 SMK NEGERI 6 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION YANG DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG OLEH: HELMI SUSANTI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X MAN MALANG II BATU Dwi Pudi Lestari 1

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions) Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING Novitana Sundora, Teti Rostikawati, Triasianingrum Afrikani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Internet Comunication and Tehnology (ITC) dewasa ini tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan adanya perubahan dalam sistem

Lebih terperinci

GROUP INVESTIGATION KELAS IV

GROUP INVESTIGATION KELAS IV UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION KELAS IV SD NEGERI SOKORINI 1 MUNTILAN TAHUN AJARAN 2015/2016 Widiya Iriyani Disusun bersama:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan hasil belajar yang dilakukanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 1, Maret 2017 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Alfa Zayyin N. R Program Studi

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001: II. KAJIAN PUSTAKAN 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan menjadi lebih baik. Pada proses belajar siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Maryanto ABSTRACT More than 60% of students in SMP Negeri 2 Pulosari

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII H SEMESTER

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Komarudin Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Al Islam Tunas Bangsa Email: qhomar8@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh I Putu Budhi Sentosa, NIM 1015057117 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University 1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999:22), Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Sehubungan dengan itu, upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Selain itu juga, model pembelajaran kooperatif efektif untuk mengembangkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Adek Hanna Tri Hartati SD Negeri 200515 Padangsidimpuan, kota Padangsidimpuan Abstract:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD Oleh: Anggit Sriwidodo, A.Y. Soegeng IKIP PGRI SEMARANG Abstract Learning

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME LIMAS SISWA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IX H DI MTsN BARABAI KABUPATEN HULU SUNGAI

Lebih terperinci

BAB II. Pada umumnya belajar adalah suatu kegiatan mengumpulkan sejumlah. pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu

BAB II. Pada umumnya belajar adalah suatu kegiatan mengumpulkan sejumlah. pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada umumnya belajar adalah suatu kegiatan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang dikenal

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V Penerapan Model Pembelajaran... (Ain Maigina) 1.899 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V TGT IMPLEMENTATION TO IMPROVE 5TH GRADE STUDENTS

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALY

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALY PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALY ( TAI ) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VII SMPN 2 V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Lisa Priska Dona, Nursyahra,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NHT DENGAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MOJOLEGI TAHUN 2015/2016

NASKAH PUBLIKASI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NHT DENGAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MOJOLEGI TAHUN 2015/2016 NASKAH PUBLIKASI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NHT DENGAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MOJOLEGI TAHUN 2015/2016 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas terutama dalam bidang pendidikan, karena pendidikan berperan

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII/D SMP N 1 KRETEK BANTUL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP

Lebih terperinci

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 2, Juni 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 2, Juni 2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 2, Juni 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

Lebih terperinci

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 MALANG

Lebih terperinci

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI Oleh I Wayan Sudarsana NIM 0816011124 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam perkembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran IPS saat ini tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dan hanya dengan anak di suruh membaca buku

Lebih terperinci

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA Oleh Made Arya Sudita NIM 086095 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN DISKUSI DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN MODEL PADANG

PENGARUH PENILAIAN DISKUSI DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN MODEL PADANG PENGARUH PENILAIAN DISKUSI DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN MODEL PADANG Engla Sasmita* ), Sofia Edriati** ), Alfi Yunita** )

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS VIIIC TAMAN DEWASA IBU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Peran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai pandangan

Lebih terperinci

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA ASPEK KOGNITIF MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: Maida Khoirina

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA

Lebih terperinci

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI I Gusti Made Jaya Kesuma NIM. 0816011068 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut E. Slavin (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam suatu kelas dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita. Menurut UU No. 20

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita. Menurut UU No. 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistemastis yang dilakukan oleh orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN ARTIKEL Oleh ZULFARIDA PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 2 PAJANGAN SKRIPSI Oleh: IKA ICHTIARTI NPM.1114410086

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan subyek, karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan subyek, karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan. Di dalamnya terjadi proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement Division) PADA PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Dan Learning Together (LT) (Studi Eksperimen pada Materi Ekosistem di Kelas

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan produktif. Hal tersebut

Lebih terperinci