Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter atau fokus.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter atau fokus."

Transkripsi

1 2.1 Pusat Gempa Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter atau fokus. Titik yang merupakan proyeksi tegak lurus hiposenter ke permukaan bumi ini dinamakan episenter. Atau episenter adalah titik di permukaan bumi yang terlatak langsung di atas hiposenter atau fokus. Bila kedalaman fokus dari permukaan bumi adalah 0-70 km, maka gempa yang terjadi dinamakan gempa dangkal (shallow earthquake). Sedangkan bila kedalamannya fokus km, gempa yang terjadi dinamakan gempa dalam (deep earthquake). Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

2 Gambar 18. Letak hiposenter dan episenter Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

3 2.2 Gelombang Gempa Gelombang gempa (seismic wave) merupakan gelombang elastik yang menjalar ke seluruh bagian dalam bumi dan melalui permukaan bumi akibat adanya lapisan batuan yang patah secara tiba -tiba atau adanya ledakan. Gelombang gempa bumi terdiri dari dua tipe yaitu gelombang badan (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave). Gelombang badan yaitu gelombang yang merambat dari pusat gempa (hiposenter) ke permukaan bumi. Gelombang permukaan yaitu gelombang yang merambat dari episenter ke sepanjang permukaan bumi. Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

4 Gambar 19. Gelombang gempa Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

5 Gelombang badan ada dua macam yaitu gelombang primer atau gelombang P (primary wave) dan gelombang sekunder atau gelombang S (secondary wave). Gelombang P atau gelombang mampatan (compression wave) adalah gelombang longitudinal yang arah gerakannya sejajar dengan arah perambatan gelombang (persis yang terjadi pada pegas). Gelombang ini melibatkaan pemampatan dan pengembangan lapisan batuan ke segala arah menjauhi pusat gempa. Gelombang ini merupakan gelombang gempa tercepat yang merambat di sela-sela bebatuan, yaitu dengan kecepatan 6-7 km/detik. Gelombang S atau gelombang rincih (shear wave) adalah gelombang transversal yang arah gerakannya tegak lurus dengan arah perambatan gelombang (persis yang terjadi pada tali yang dikibas-kibas). Gelombang ini merambat di sela-sela bebatuan dengan kecepatan sekitar 3,5 km/detik dan merupakan gelombang yang kedua kali diterima oleh seismograf setelah gelombang primer. Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

6 Gelombang permukaan ada dua macam yaitu gelombang Rayleigh dan gelombang Love. Kedua nama gelombang ini diambil dari nama fisikawan Inggris, Lord Rayleigh dan nama geofisikawan Inggris, Augustus Edward Hough Love. Gelombang Rayleigh menimbulkan efek gerakan tanah yang sirkular, sehingga mengakibatkan tanah bergerak naik turun seperti ombak di laut. Sedangkan gelombang Love dapat menimbulkan efek gerakan tanah yang horizontal dan tidak menghasilkan perpindahan vertikal. Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

7 a. Gelombang P dan S b. Gelombang Rayleigh dan Love Gambar 20. Gelombang gempa Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

8 Gambar 20. Lord Rayleigh Gambar 21. Augustus Edward Hough Love

9 2.3 Istilah-istilah dalam Gempa Bumi Beberapa istilah yang umum dipakai dalam gempa bumi selain episenter dan hiposenter adalah sebagai berikut : Seismologi : ilmu yang mempelajari gempa bumi Seismologist : orang atau ilmuwan yang mempelajari tentang gempa Seismograf : alat pencatat gempa Seismometer : nama lain dari seismograf (alat pencatat gempa) Seismogram : hasil gambaran seimograf yang berupa garis-garis patah Homoseista : garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama Pleistoseista : garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa Isoseista : garis pada peta yang menghubungkan mempunyai kerusakan fisik yang sama tempat-tempat yang Mikroseista : gempa yang terjadi sangat halus/lemah dan dapat diketahui hanya dengan menggunakan alat gempa Makroseista : gempa yang terjadi sangat besar kekuatannya, sehingga tanpa menggunakan alat mengetahui jika terjadi gempa Skala Richter (SR) : skala atau ukuran untuk menggambarkan besarnya (magnitude) gempa Skala Mercalli : skala atau ukuran untuk menggambarkan intensitas gempa atau pengaruhnya terhadap tanah, gedung dan manusia.

10 Gambar 21. Alat pencatat gempa Gambar 22. Seismogram

11 2.4 Klasifikasi Gempa Gempa bumi dapat digolongkan meniadi beberapa kategori berdasarkan proses terjadinya, bentuk episentrumnya, kedalaman hiposentrumnya, jaraknya, dan lokasinya Menurut proses terjadinya Menurut proses terjadinya, menjadi lima, yaitu : gempa bumi dapat diklasifikasikan a. Gempa tektonik Yaitu yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan batuan pada daerah patahan. b. Gempa vulkanik Yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas gunung berapi. Oleh karena itu gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung berapi saat akan meletus, saat meletus, dan setelah terjadi letusan. Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

12 c. Gempa runtuhan (gempa guguran, gempa longsoran, gempa terban) Yaitu getaran yang dirasakan di permukaan bumi akibat adanya tanah longsor, atap gua runtuh, atau tanah runtuh di lubang pertambangan. Gempa ini mempunyai dampak yang tidak begitu membahayakan, karena gempa ini hanya dirasakan di sekitar lokasi runtuhan atau bersifat lokal. Namun dampak yang berbahaya justru akibat dari timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri. Rekayasa Gempa - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokerto

13 Gambar 21. Tragedi tanah longsor di Dusun Jemblung Banjarnegara 12 Desember 2014

14 d. Gempa jatuhan (gempa tumbukan) Yaitu gempa yang terjadi akibat adanya benda langit yang jatuh ke bumi, misainya meteor. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar, namun gempa seperti ini jarang sekali terjadi. Gambar 22. Meteor Crater, kawah yang terbentuk akibat jatuhnya meteorit. Letaknya sekitar 43 mil (69 km) sebelah timur Flagstaff, dekat Winslow di gurun utara Arizona Amerika Serikat

15 e. Gempa buatan Yaitu gempa yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia di muka bumi seperti kegiatan pertambangan (gas, minyak, mineral), pembangunan bendungan besar dan lain-lain. Suatu percobaan peledakan nuklir atau dinamit dapat pula menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograf (alat pencatat gempa), namun tergantung dengan kekuatan ledakannya. Gempa bumi buatan pernah terjadi di Cina propinsi Sichuan pada tahun 2008 yang berkekuatan 7,9 skala Richter dan membunuh hampir jiwa, sebagai akibat dari pembangunan Bendungan Zipingpu. Bendungan tersebut menampung air sebanyak 12,9 miliar meter kubik dengan berat hampir 320 juta ton, sehingga menurut para ahli (peneliti) beban air tersebut menekan lempeng tektonik dan mampu mematahkannya sehingga terjadilah gempa besar dengan episentrum sekitar 4,8 km dari bendungan.

16 Gambar 23. Ledakan yang bisa menimbulkan gempa

17 Gambar 24. Keberadaan Bendungan Zipingpu yang menimbulkan gempa bumi (2008)

18 Peristiwa gempa juga pernah terjadi pada tahun 2006 di Basel, Switzerland dengan kekuatan 3,4 skala Richter, sebagai akibat dari pembuatan pembangkit tenaga geotermal (panas bumi). Dalam pembangunan pembangkit tenaga geotermal (panas bumi), kegiatan pengeboran perut bumi untuk menemukan uap panas merupakan keharusan. Pada area yang tidak terdapat banyak air, kegiatan pengeboran biasanya diikuti dengan menyuntikkan air bertekanan tinggi, yang akhirnya menyebabkan retakan-retakan kecil. Retakan itulah kemudian membuat permukaan menjadi tidak stabil hingga memudahkan terjadinya gempa. Peristiwa gempa lain yang pernah terjadi yaitu di Newcastle, New South Wales Australia yang berkekuatan 5,6 skala Richter pada 28 Desember 1989, sebagai akibat dari aktivitas pertambangan batu bara. Kejadian itu disebabkan karena pengambilan jutaan ton batu bara dan air (untuk mengekstarnya) dari area tersebut menyebabkan tekanan yang sangat besar sehingga memicu gempa.

19 2.4.2 Menurut bentuk episentrum Menurut bentuk episentrumnya, gempa dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu : a. Gempa sentral Yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk titik. b. Gempa linear Yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis Menurut kedalaman hiposentrum Menurut kedalaman hiposentrumnya, gempa dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Gempa bumi dalam Yaitu gempa dengan kedalaman hiposentrum lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. b. Gempa bumi menengah Yaitu gempa dengan kedalaman hiposentrum berada antara km di bawah permukaan bumi. c. Gempa bumi dangkal Yaitu gempa dengan kedalaman hiposentrum kurang dari 60 km di bawah permukaan bumi.

20 2.4.4 Menurut jarak episentrum Menurut jarak episentrumnya, kelompok yaitu : gempa dapat dibagi menjadi tiga a. Gempa sangat jauh Yaitu gempa yang jarak episentrumnya lebih dari km. b. Gempa jauh Yaitu gempa yang jarak episentrumnya sekitar km. c. Gempa lokal Yaitu gempa yang jarak episentrumnya kuran g dari km Menurut lokasi episentrum Menurut lokasi episentrumnya, gempa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Gempa daratan Yaitu gempa yang lokasi episentrumnya berada di daratan. b. Gempa lautan Yaitu gempa yang lokasi episentrumnya berada di dasar laut, dan gempa jenis ini yang dapat berpotensi menimbulkan tsunami.

21 2.5 Cara Menenfukan Letak Epicenter Ada beberapa metode dalam menentukan letak episenter, salah satunya yaitu metode episentral. Episentral adalah jarak episenter atau pusat gempa ke stasiun pencatat gempa. Untuk menentukan letak episenter dengan menggunakan metode episentral diperlukan minimal tiga stasiuan pencatat gempa, dan dalam perhitungannya digunakan rumus Hukum Laska. Rumus Hukum Laska, = {(S P) 1 } x 1000 km dengan, = jarak episentrum dengan stasiun pencatat gempa S = gelombang sekunder gempa P = gelombang primer gempa 1 = 1 menit

22 Contoh kasus : Diketahui pada suatu daerah terjadi gempa, dan berdasarkan tiga buah stasiun pencatat gempa (stasiun A, B, dan C) tercatat getaran gempa sebagai berikut : Stasiun A : Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul Stasiun B : Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul Stasiun C : Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul Dimana letak episenternya apabila ditentukan dengan metode episentral?

23 Soal : Dalam satu kejadian gempa, tercatat waktu getaran gelombang primer dan sekunder dari tiga stasiun pengamat A, B dan C sebagai berikut ini. Stasiun A : gelombang P pertama pukul 19:17.15 WIB dan gelombang S pertama pukul 19:19.30 WIB Stasiun B : gelombang P pertama pukul 19:25.12 WIB dan gelombang S pertama pukul 19:28.42 WIB Stasiun C : gelombang P pertama pukul 19:40.15 WIB dan gelombang S pertama pukul 19:43.15 WIB Hitung letak episenternya apabila ditentukan dengan metode episentral?

24 2.6 Skala Kekuatan Gempa Besarnya kekuatan gempa bumi biasanya diukur dengan menggunakan 3 skala, yaitu: 1. Berdasarkan energi yang dilepaskan dari pusat gempa 2. Berdasarkan tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh gempa (efek yang terekam di lapangan) 3. Berdasarkan percepatan batuan dasar maksimum atau Peak Ground Acceleration (PGA) Berdasarkan energi yang dilepaskan di pusat gempa Kekuatan gempa berdasarkan energi yang dilepaskan dari pusat gempa (hiposenter) disebut magnitudo (magnitude) dan merupakan skala kuantitatif. Ada beberapa jenis magnitudo gempa, tapi magnitudo yang paling populer adalah magnitudo skala Richter (SR). Skala Richter (SR) pertama kali dikembangkan pada tahun 1935 oleh seorang seismologist asal Institut Teknologi California Amerika Serikat bernama Charles F. Richter yang dibantu koleganya Beno Guttenberg dalam rangka mengukur kekuatan gempa di California. Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer ( m), dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismograf atau seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismograf yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya. Jika amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log 10 3 m atau sama dengan 3,0 skala Richter. (Catatan : 1 mm = 10 3 m).

25 Skala Richter merupakan skala logaritmik, bukan skala aritmatik. Jadi misalnya ada dua buah gempa, yang satu gempa X berkekuatan 4 skala Richter, dan yang satu lagi gempa Y berkekuatan 2 skala Richter, maka gempa yang berkekuatan 4 skala Richter (gempa X) kekuatannya bukan 2 kali dari gempa yang berkekuatan 2 skala Richter (gempa Y) tapi, Gempa X berkekuatan 4 skala Richter, dan gempa Y berkekuatan 2 skala Richter, maka: log X= 4, maka X= 10 4 = log Y= 2 maka Y= 10 2 = 100 Sehingga kekuatan gempa X adalah 10000/100 = 100 kali kekuatan gempa Y. Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di daerah California Selatan saja, amun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Skala Richter hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa yang dekat, dengan magnitudo gempa di bawah 6,0, di atas magnitudo itu perhitungan menjadi tidak representatif lagi.

26 Kategori gempa, efek gempa dan rata-rata kejadian per tahun berdasarkan kekuatan pada skala Richter dirangkum dalam Tabel 1 di bawah. Tabel 1. Kategori, efek dan rata-rata kejadian gempa berdasarkan kekuatan pada Skala Richter (Sumber: dokumen US Geological Survey) Kategori Skala Richter Dampak yang dirasakan atau ditimbulkan Rata-rata kejadian per tahun Mikro < 2,0 Nyaris tak terasakan Very minor (sangat lemah) 2,0 2,9 Pada umumnya tidak terasa, tapi tercatat Minor (lemah) 3,0 3,9 Terasa, tapi jarang menimbulkan kerusakan Light (ringan) 4,0 4,9 Moderate (sedang) 5,0 5,9 Membuat goyang barang-barang di dalam ruangan, menimbulkan bunyi derak. Dapat menyebabkan kerusakan bangunan pada area yang kecil. Kerusakan sedikit terjadi pada bangunan yang dirancang tahan gempa. Strong (kuat) 6,0 6,9 Dapat menimbulkan kerusakan pada radius sekitar 160 km. 120 Major (besar) 7,0 7,9 Great (hebat) 8,0 Dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada daerah yang lebih luas. Dapat menyebabkan kerusakan serius di area lebih dari beberapa ratus km

27 Dampak yang dirasakan atau tingkat kerusakan yang lebih spesifik akibat gempa bumi sesuai kekuatan gempa pada skala Richter bisa dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Dampak yang dirasakan atau tingkat kerusakan sesuai kekuatan gempa pada skala Richter Skala Richter Dampak yang dirasakan atau tingkat kerusakan SR 1 SR 2 SR 3 SR 4 SR 5 SR 6 Tidak terasa Terasa oleh orang dalam keadaan istirahat, terutama jika berada di tingkat atas atau tempat tinggi. Terasa di dalam rumah, tetapi banyak yang tidak menyangka kalau ada gempa bumi. Getaran terasa seperti ada truk kecil lewat. Terasa di dalam rumah seperti ada truk berat lewat atau terasa seperti ada barang berat menabrak dinding rumah. Barang-barang yang tergantung bergoyang-goyang dan barang-barang yang berdiri bergerak. Pintu-pintu berderak dan gelas-gelas gemerincing. Dinding-dinding rumah dan rangka rumah berbunyi. Dapat dirasakan di luar rumah. Orang tidur terbangun. Cairan tampak bergoyang-goyang dan dapat tumpah sedikit. Barang perhiasan rumah yang kecil bergerak atau jatuh. Pintu-pintu terbuka-tertutup. Pigura-pigura dan dinding bergerak. Jarum jam (jam bandul) ukuran besar akan mati atau tidak cocok lagi. terasa oleh semua orang. Banyak yang lari keluar karena terkejut dan takut. Pejalan kaki terganggu. Kaca jendela, barang pecah-belah akan pecah. Barang-barang kecil dan buku-buku jatuh dari tempatnya. Gambar-gambar jatuh dari dinding. Mebel-mebel bergerak dan berputar. Plesteran dinding yang lemah akan pecah atau retak.

28 Tabel 2. Dampak yang dirasakan atau tingkat kerusakan sesuai kekuatan gempa pada skala Richter Skala Richter SR 7 SR 8 SR 9 SR 10 SR 11 SR 12 Dampak yang dirasakan atau tingkat kerusakan Dapat dirasakan oleh supir yang sedang mengendarai kendaraan. Orang-orang yang berjalan kaki susah untuk berjalan dengan baik. Cerobong asap atau menara yang lemah akan runtuh. Terjadi pergeseran dan lekukan pada tumpukan pasir dan kerikil. Air jadi keruh dan saluran air rusak. Pengemudi mobil terganggu. Bangunan-bangunan yang kuat menderita kerusakan dan ada bagian-bagian yang runtuh. Terjadi kerusakan pada dinding yang dibuat tahan terhadap getarangetaran horisontal. Beberapa bagian dari dinding runtuh. cerobong asap, menara, dan tangki air berputar atau jatuh. Cabang-cabang pohon patah dan tanah basah juga lereng-lereng yang curam terbelah. Terjadi kepanikan umum. Bangunan-bangunan yang tidak kuat hancur dan mengalami kerusakan berat. Terjadi kerusakan pada pondasi dan rangka-rangka rumah. Pipa-pipa di dalam tanah putus dan lumpur serta pasir keluar dari tanah. Pada umumnya semua tembok dan rangka rumah rusak, bangunan kayu dan jembatan-jembatan yang kuat rusak. Tanggul dan bendungan serta tambak jebol, terjadi tanah longsor yang besar. Air kolam, danau dan sungai meluap. Jalan-jalan dan rel kereta api bengkok. Pipa-pipa di dalam tanah rusak total. Rel kereta api bengkok. Seluruh bangunan mengalami kehancuran. Batu-batu, barang-barang besar berpindah. Barangbarang terlempar ke udara.

29 Sampai radius berapa efek yang bisa dirasakan berdasarkan kekuatan gempa pada skala Richter dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Radius pengaruh gempa berdasarkan kekuatan pada skala Richter Skala Richter Radius pengaruh gempa (km) SR 1 25 SR 2 50 SR SR SR SR 6 700

30 Soal : Gempa di perairan Sumatra 2004 yang mengakibatkan tsunami besar di berbagai negara Asia yang berkekuatan 9,2 pada skala Richter, dan gempa bumi San Francisco di Amerika Serikat tahun 1989 berkekuatan 7,1 pada skala Richter. Hitung berapa kali kekuatan gempa bumi Sumatra dari gempa bumi San Francisco. Penyelesaian : Misalkan gempa di Sumatra kita misalkan X, dan gempa di San Francisco kita misalkan Y maka, log X = 9,2, maka X = 10 9,2 = 1,58 x 10 9 log Y = 7,1 maka Y = 10 7,1 = 1,26 x 10 7 Sehingga kekuatan gempa Sumatra adalah (1,58 x 10 9 ) : (1,26 x 10 7 ) = 125,9 126 kali kekuatan gempa San Francisco.

31 Gambar 25. Charles F. Richter

32 2.6.2 Berdasarkan tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh gempa Kekuatan gempa berdasarkan tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh gempa (efek yang terekam di lapangan) disebut intensitas dan merupakan skala kualitatif. Intensitas gempa yang paling populer adalah yang diperkenalkan oleh seorang Vulkanolog Italia bernama Giuseppe Mercalli ( ) pada tahun 1902 yang selanjutnya dikenal dengan nama skala Mercalli. Dasar penentuan skala Mercalli adalah pengamatan (observasi) langsung terhadap tingkat kerusakan dampak gempa kemudian membandingkannya serta menggali informasi dari orangorang yang selamat dari gempa tersebut. Karena sifatnya yang kualitatif, skala intensitas sangat subjektif dan sangat tergantung pada kondisi lokasi di mana gempa terjadi, sehingga skala Mercalli dianggap banyak kekurangannya. Gempa dengan magnitudo yang sama, namun terjadi di dua tempat yang berbeda mungkin akan memberikan nilai intensitas yang berbeda. Pada tahun 1931 seorang ilmuwan dari Amerika yang bernama Harry Wood dan Frank Neumann menyempurnakan skala Mercalli menjadi skala Modified Mercalli Intensity (MMI).

33 Gambar 26. Giuseppe Mercalli ( )

34 Skala intensitas Mercalli membagi intensitas gempa menajdi skala I sampai XII seperti tampak pada Tabel 4. Tabel 4. Deskripsi skala MMI Skala Skala I Skala II Skala III Skala IV Skala V Keterangan Jarang sekali sampai dirasakan orang. Gempa sangat ringan (very minor) ini tergolong jarang terjadi. Hanya dirasakan di dalam rumah oleh orang dalam keadaan tenang atau sedang beristirahat. Barang-barang yang tergantung kemungkinan akan terayun sedikit. Dirasakan di dalam rumah oleh beberapa orang, namun terkadang tidak dikenali sebagai suatu gempa. Getaran yang dirasakan seperti kalau ada truk ringan yang lewat. Barang yang tergantung mungkin akan terayun. Di dalam rumah akan dirasakan lebih banyak orang, sedangkan di luar hanya terasa oleh sedikit orang saja. Barang yang tergantung akan terayun. Getarannya setara dengan truk besar yang lewat. Mobil yang diparkir bergoyang, jendela atau pintu bergetar. Dinding kayu bisa retak. Orang yang sedang tidur bisa terbangun. Benda-benda kecil tergeser atau terbalik dan beberapa barang pecah belah akan pecah. Pendulum jam akan terhenti atau kecepatan ayunnya menjadi berubah. Pepohonan atau tiang-tiang yang tinggi terkadang terlihat terayun.

35 Tabel 4. Deskripsi skala MMI Skala Keterangan Skala VI Dirasakan oleh semua orang, namun kerusakannya ringan. Banyak orang ketakutan dan lari ke luar rumah. Orang berjalan terhuyung-huyung, barangberang pecah, kaca termasuk pada jendela pecah. Perabotan rumah tergeser atau terbalik, dan plasteran dinding yang kurang kuat akan retak. Skala VII Skala VIII Skala IX Skala X Orang akan kesulitan berdiri. Kerusakan pada bangunan yang dirancang dan dibangun dengan baik tidaklah berarti. Namun pada bangunan yang jelek rancangan maupun konstruksinya, kerusakannya cukup besar. Plesteran dinding dan genteng dapat epas, juga bata yang tidak tersemen. Orang-orang ketakutan. Kerusakan masih terbilang kecil untuk bangunan dengan rancangan dan konstruksi khusus, sedangkan pada bangunan biasa, cukup besar. Cerobong asap, monumen, menara dan sebagainya dapat patah atau ambruk. Cabang-cabang pohon pun dapat patah. Timbul kepanikan umum. Bangunan yang dirancang dan dibangun secara khusus pun dapat rusak cukup berat, sementara bangunan lainnya akan rusak lebih parah, bahkan dapat ambruk. Pondasi-pondasi bangunan akan rusak, dan bangunan di atasnya yang tidak mempunyai sistem sambungan yang cukup akan terlepas. Kebanyakan bangunan tembok dan berstruktur kayu akan hancur. Kerusakan serius akan terjadi pada bendungan, tanggul, dan tepian-tepian lainnya. Tanah longsor terjadi cukup besar, dan air akan menghantam tepian sungai, danau maupun kanal-kanal. Rel kereta api sedikit melengkung.

36 Tabel 4. Deskripsi skala MMI Skala Skala XI Skala XII Keterangan Hanya sedikit struktur bangunan tembok yang tetap berdiri, lainnya runtuh. Jembatan juga mengalami ambruk, dan tanah longsor terjadi di mana-mana. Pipapipa di bawah tanah benar-benar hancur dan tidak akan berfungsi lagi. Rel kereta api umumnya akan bengkok. Kehancuran praktis menyeluruh dan total. Gelombang-gelombang gempa terlihat muncul di permukaan tanah. Batu-batu besar beralih tempat, sementara bendabenda lain terlempar ke atas. Garis dan tingkat pandangan pun menjadi kacau, sampai terdistorsi akibat hebatnya goncangan. Skala MMI mempunyai nilai besar pada daerah pusat gempa dan mengecil pada jarak semakin jauh dari pusat gempa seperti terlihat pada Gambar 27.

37 Gambar 27. Ilustrasi skala MMI (Modified Mercalli lntensity)

38 Perbandingan skala Richter dan skala MMI dirangkum pada Tabel 4 dan Gambar 28. Tabel 4. Perbandingan skala Richter dan MMI Skala Richter Skala MMI Keterangan 2 SR I - II Biasanya dideteksi hanya dengan instrumen 3 SR III Terasa dalam ruangan 4 SR IV V Dirasakan oleh kebanyakan orang; sedikit kerusakan 5 SR VI - VII Dirasakan oleh semua orang; orang ketakutan dan lari ke luar rumah; keruasakan kecil sampai sedang 6 SR VII - VIII Semua orang berlari ke luar ruangan; kerusakan sedang sampai besar 7 SR IX - X Kerusakan besar 8 SR X - XI Kerusakan total dan besar

39 Gambar 28. Perbandingan skala Richter dan skala MMI

40 Selain skala MMI ada beberapa skala intensitas gempa yang lain, seperti: 1. Japan Meteorological Agency (JMA), ditemukan tahun 1951, dan hingga kini masih digunakan untuk mengukur kekuatan gempa di Jepang. 2. Medvedev, Sponheuer, Karnik (MSK), ditemukan tahun 1960-an. 3. European Microseismic Scale (EMS), ditemukan tahun 1990-an. Struktur Baja I - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokert

41 2.6.3 Berdasarkan percepatan batuan dasar maksimum atau Peak Ground Acceleration (PGA) Peak Ground Acceleration (PGA) menggambarkan bagaimana permukaan bumi bergetar (accelerated) di suatu daerah tertentu. Atau secara umum Peak Ground Acceleration (PGA) ini dapat diartikan sebagai akselerasi tanah maksimum yang terjadi pada saat gempa. Satuan Peak Ground Acceleration (PGA) dinyatakan dalam g (percepatan gravitasi bumi) atau dalam Gal. 1 g = 9,81 m/s 2 sedangkan 1 Gal = 0,01 m/s² sehingga 1 g = 981 Gal. Skala PGA mempunyai nilai besar pada daerah pusat gempa, dan mengecil pada jarak semakin jauh dari pusat gempa serta menggambarkan tingkat kerusakan struktur yang diakibatkan gempa (Gambar 29).

42 Gambar 29. Bahaya gempa untuk Ontario timur dan Quebec selatan dinyatakan sebagai percepatan tanah maksimum untuk probabilitas tahunan 0,0021 (1 di 475 tahun) Sumber :

43 Nilai PGA dapat dihitung dengan mempergunakan fungsi atenuasi, yaitu suatu fungsi yang menggambarkan korelasi antara intensitas gerakan tanah setempat, magnitudo gempa, serta jarak dari suatu titik dalam daerah sumber gempa. Beberapa formula atenuasi untuk menghitung nilai PGA diantaranya : 1) Formula Murphy O Brein : PGA = 10 (0,14 I + 0,24 M) 0,68 (log d + 0,7) dengan, PGA = Peak Ground Acceleration I = Intensitas standar MMI M = Magnitude gempa bumi d = jarak antara lokasi dengan sumber gempa bumi

44 2) Formula Guttenberg dan Richter log a = (I/3) 0,5 dengan, a = percepatan tanah (gal) I = intensitas gempa (MMI) 3) Formula Donovan (1973) PGA = e (0.5R). (H+25) dengan, PGA = Peak Ground Acceleration (gal) R = magnetudo gempa (Richter) H = jarak hypocenter (km) e = 2, ) Formula Matuschka (1980) PGA = 119. e (0.81R). (H+25) dengan, PGA = Peak Ground Acceleration (gal) R = magnetudo gempa (Richter) H = jarak hypocenter (km) e = 2,

45 Perbandingan skala PGA dan skala MMI, bagaimana dampak yang dirasakan dan potensi kerusakan dirangkum pada Tabel 5. Tabel 5. Perbandingan skala PGA dan MMI Skala MMI Percepatan (g) Kecepatan (cm/s) Dampak yang dirasakan Potensi kerusakan I < < 0.1 Tidak terasa Tidak ada II-III Lemah Tidak ada IV Ringan Tidak ada V Sedang Sangat ringan VI Kuat Ringan VII Sangat kuat Sedang VIII Parah Sedang ke berat IX Hebat Berat X+ > 1.24 > 116 Ekstrim/hebat sekali Sangat berat

46 Dari hasil pengolahan data dengan persamaan atenuasi dapat diperoleh data percepatan gempa yang dapat dipetakan ke dalam peta percepatan gempa maksimum. Peta percepatan gempa berisikan seluruh kejadian gempa yang telah diolah dan diperoleh percepatan maksimum gempanya. Peta percepatan gempa maksimum Indonesia yang pertama tertuang dalam PPTIUG (Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung) Kemudian diperbaharui pada tahun 2002 dengan keluarnya SNI tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung yang mengacu pada UBC (Uniform Building Code) Kemudian pada tahun 2010 tim Revisi Gempa Indonesia mengusulkan pembaharuan lagi sehingga keluar SNI 1726 : 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.

47 Gambar 30. Peta percepatan gempa maksimum Indonesia dalam PPTI-UG 1983.

48 Gambar 31. Peta percepatan gempa maksimum di batuan dasar Indonesia dalam SNI

49 2.6.3 Skala kekuatan moment Skala kekuatan moment diperkenalkan pada tahun 1979 oleh Tom Hanks dan Hiroo Kanamori sebagai pengganti skala Richter dan digunakan oleh seismologis untuk membandingkan energi yang dilepas oleh sebuah gempa bumi. Kekuatan moment adalah sebuah angka tanpa dimensi yang didenifinisikan sebagai berikut, di mana, M 0 = moment seismik (menggunakan satuan newton meter, Nm sebagai moment) Sebuah peningkatan satu tahap dalam skala logaritmik ini berarti sebuah peningkatan 10 1,5 = 31,6 kali dari jumlah energi yang dilepas, dan sebuah peningkatan 2 tahap berarti sebuah peningkatan 10 3 = 1000 kali kekuatan awal.

50 2.7 Alat Pencatat Gempa Untuk mengetahui kekuatan gempa bumi digunakan alat yang disebut seismometer. Seismometer berasal dari bahasa Yunani yaitu seismos berarti gempa bumi dan metero yang berarti mengukur. Seismometer yang dirangkai dengan alat yang mencatat parameter gempa disebut seismograf, dan hasil rekamannya disebut seismogram. Seismogram salah satunya untuk menentukan magnitudo gempa, selain itu dari beberapa seismogram yang direkam ditempat lain, dapat digunakan untuk menentukan pusat gempa atau posisi dimana gempa tersebut terjadi.

51 Gambar 32. Seismograf dan seismogram

52 2.7.1 Sejarah Seismometer Pada pertengahan abad ke-18, gempa bumi diukur dengan alat (instrumen) yang bernama seismokop, sehingga seismokop merupakan peralatan perekam gempa yang paling primitif. Seismokop terdiri dari sebuah kotak sederhana berisi air atau air raksa, di mana ketika terjadi gempa cairan tersebut akan bergerak naik-turun akibat getaran gempa yang terjadi. Terobosan besar terhadap alat pengukur gempa bumi terjadi pada tahun 1920, ketika dua ilmuwan Amerika mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson seismograf. Alat ini lebih sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada masa itu, sehingga langsung banyak digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal seismograf yang ada pada saat ini.

53 2.7.2 Bagian-bagian pokok seismograph Seismograph adalah alat yang dapat mencatat gerakan tanah secara terus menerus. Bagian penting dari sebuah seismograf yang beroperasi dan sampai menghasilkan catatan (seismogram) sebenarnya terdiri dari : 1. Seismometer Yaitu alat yang merubah energi gerak (mekanik) menjadi energi listrik, dan bagian ini sering disebut sensor atau tranduser. 2. Amplifier/penguat Yaitu alat yang dapat memperbesar daya masukan (input) sehingga menghasilkan daya keluaran (output) yang besarnya sesuai dengan pembesaran yang di inginkan. 3. Jam Merupakan bagian yang memberi tanda waktu untuk setiap catatan, disamping itu juga mengendalikan frekuensi pencatatan alat yaitu kecepatan motor penggerak drum yang terdapat pada bagian recoder.

54 4. Radio Yaitu pesawat penerima siaran tanda waktu yang di siarkan oleh radio-radio khusus yang menyiarkan tanda waktu (Inggris, Australia, Jepang), di mana digunakan untuk mengoreksi keadaan jam agar selalu sama dengan jam acuan yang dipakai secara international yaitu G.M.T ( Greenwich Mean Time). 5. Rekoder/pencatat Rekoder terdiri dari dua komponen yaitu : PMA (Pen Motor Aplifier), yaitu bagian/alat yang merubah energy listrik menjadi energi gerak. Drum, yaitu tempat catatan seismogram di pasang. 6. Power Supply Yaitu sumber tegangan DC dari setiap bagian rangkaian pada seismograf.

55 2.7.3 Prinsip kerja seismograf Seismograf umumnya merupakan sebuah seismometer dengan alat perekamnya sebagai satu unit alat. Seismometer terdiri dari massa yang melekat pada dasar di mana selama gempa bumi terjadi, dasar tersebut bergerak dan massa tidak. Gerakan dasar terhadap massa diubah menjadi tegangan listrik, dan tegangan listrik tersebut dicatat atau direkam di atas kertas, pita magnetik, atau media rekaman lain. Ketika terjadi gempa, getaran gempa yang terekam lebih dulu adalah gelombang primer karena kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh rekaman gelombang sekunder yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari gelombang primer. Gelombang permukaan datang paling akhir karena memiliki kecepatan rambat paling rendah. Karena seismograf memiliki instrumen sensitif sehingga dapat mendeteksi semua gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, dan mencatatnya dalam bentuk garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dalam menghitung besaran gempa, seperti menentukan lokasi dan intensitas gempa bumi.

56 2.7.4 Macam-macam seismograf Ada dua macam seismograf yaitu : 1. Seismograf horisontal Seismograf horisontal yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal. Seismometer ini menggunakan bola pendulum, yang bagian bawahnya dilengkapi alat seperti pena. Ketika terjadi getaran yang arah geraknya horizontal, maka bola pendulum akan bergerak kesamping dan penanya akan menggambarkan grafik getaran yang terjadi pada sebuah kertas. Penggunaan pendulum yang sederhana ini belum dapat untuk merekam dengan bagus getaran dengan frekwensi rendah. Untuk mengatasinya, digunakan inverted pendulum yang berupa pegas dan diletakan pada kedua sisi bola pendulum. Ketika bergetar, maka salah satu pegas akan meredam getaran dan pegas yang lain memberikan tambahan gaya kepada pendulum sehingga pendulum dapat berosilasi dengan frekwensi yang kecil sehingga getaran berfrekwensi rendahpun dapat direkam pada kertas

57 2. Seismometer vertikal Seismograf vertikal yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal. Seismometer ini menggunakan sebuah beban, pegas dan sebuah pena, di mana beban digantungkan pada sebuah pegas dengan ujung pegas yang lain tergantung pada sebuah tempat. Ketika terjadi getaran atau gempa, maka pegas akan segera meregang atau memendek dan beban akan bergerak karena mempertahankan inersia (kelembaman) akibat pergerakan pegas tersebut. Di bagian bawah beban ada alat seperti pena untuk menggambarkan grafik getaran yang terjadi pada sebuah kertas.

58 Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horisontal, tetapi saat ini seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan horisontal dan vertikal. Untuk menghasilkan seismogram yang valid, seismograf horisontal biasanya dipasang dua buah, yaitu yang dipasang berarah utara-selatan dan yang dipasang berarah timur-barat, sehingga dari rasultan kedua seismogramnya dapat ditentukan arah episentrum gempanya. Dan dengan dilengkapi seismogram vertikal dapat diketahui letak episentrum gempanya. Pada gempa yang dasyat, kadang seimograf tidak bisa menghasilkan seismogram, karena tangkai alat pencatat terpelanting keluar dari silinder pencatat. Sedangkan untuk bisa mendeteksi gempa yang sangat lemah diperlukan seismograf yang lebih peka.

59 2.7.5 Membaca seismogram Bila terjadi gempa, getaran seismic pertama yang ditangkap adalah gelombang primer (P) karena kecepatan rambatnya lebih tinggi. Beberapa saat kemudian datang gelombang sekunder (S) yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dan yang terakhir adalah gelombang pangjang (L) atau gelombang permukaan karena kecepatan rambatnya paling rendah. Pada seismogram, ketiga getaran ini dapat dibedakan dengan mudah karena ketiganya memiliki ciri atau karakteristik yang berlainan.

60 THE END

61 Struktur Baja I - Iwan Rustendi - FT UNWKU Purwokert

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa Pertemuan ke-2 http://civilengstudent.blogspot.co.id/2016/06/dynamic-analysis-of-building-using-ibc.html 7 lempeng/plate besar Regional Asia Regional Asia http://smartgeografi.blogspot.co.id/2015/12/tektonik-lempeng.html

Lebih terperinci

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE PENGENALAN Irman Sonjaya, SE PENGERTIAN Gempa bumi adalah suatu gangguan dalam bumi jauh di bawah permukaan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda di permukaan. Gempa bumi datangnya sekonyong-konyong

Lebih terperinci

Tes Kemampuan Kognitif Materi Pokok Gempa Bumi

Tes Kemampuan Kognitif Materi Pokok Gempa Bumi Tes Kemampuan Kognitif Materi Pokok Gempa Bumi Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e dengan benar di lembar jawaban yang telah disediakan! 1. Pergerakan tiba-tiba dari kerak bumi dan menyebabkan

Lebih terperinci

geografi Kelas X LITOSFER III KTSP & K-13 I. SEISME a. Pengertian Seisme b. Istilah-Istilah dalam Gempa

geografi Kelas X LITOSFER III KTSP & K-13 I. SEISME a. Pengertian Seisme b. Istilah-Istilah dalam Gempa KTSP & K-13 Kelas X geografi LITOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian seisme. 2. Memahami proses perambatan gelombang

Lebih terperinci

GEMPA BUMI. Yuli Ifana Sari, M.Pd.

GEMPA BUMI. Yuli Ifana Sari, M.Pd. GEMPA BUMI Yuli Ifana Sari, M.Pd. Pengertian Gempa bumi: perambatan gelombang dlm kerak bumi dari suatu tempat dimana terjadi perlepasan. Energi yang dilepaskan merambat ke segala arah dlm bentuk gelombang

Lebih terperinci

KONDISI UNSUR CUACA PADA SAAT GERHANA MATAHARI TANGGAL 9 MARET 2016 DI STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI

KONDISI UNSUR CUACA PADA SAAT GERHANA MATAHARI TANGGAL 9 MARET 2016 DI STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI KONDISI UNSUR CUACA PADA SAAT GERHANA MATAHARI TANGGAL 9 MARET 2016 DI STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI Oleh : NugaPutrantijo, SP. M.Si, MargarethaSimanjuntak, S.TrdanDesyPuspitasari KejadianGerhanaMatahariselalumenarikperhatiankalangan

Lebih terperinci

SKALA GEMPA. Er Prabawayudha, S.Si, M.Sc

SKALA GEMPA. Er Prabawayudha, S.Si, M.Sc SKALA GEMPA Er Prabawayudha, S.Si, M.Sc RICHTER Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter. Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur

Lebih terperinci

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA Disusun Oleh: Josina Christina DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 BAB I... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Rumusan Masalah... 4 BAB II... 5 2.1 Pengertian

Lebih terperinci

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014 Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014 Teman- teman, Kita belajar yuk, mengapa ya di Indonesia banyak terjadi bencana alam.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gempabumi Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak

Lebih terperinci

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Seisme/ Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Berdasarkan peta diatas maka gempa bumi tektonik di Indonesia diakibatkan oleh pergeseran tiga lempeng besar

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang terdapat zona subduksi atau zona pertemuan antara 2 lempeng

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang terdapat zona subduksi atau zona pertemuan antara 2 lempeng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta merupakan sebelah utara wilyah darah istimewa Yogyaktra dangan jarak ± 65 km. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang terdapat zona subduksi

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL. BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL. Angkasa I No. 2, Kemayoran, Jakarta 10720 Tlp. (021) 42465321 Fax. (021) 4246703 P.O. Box 3540 Jkt. Website :http:// www.bmkg.go.id LAPORAN GEMPABUMI LAUT

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4 1. Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilaui gempa pada waktu yang sama disebut.... mikroseista pleistoseista makroseista

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnitudo Gempabumi Magnitudo gempabumi adalah skala logaritmik kekuatan gempabumi atau ledakan berdasarkan pengukuran instrumental (Bormann, 2002). Pertama kali, konsep magnitudo

Lebih terperinci

PENGUKURAN GEMPA? Erwin Rommel JTS-FT UMM

PENGUKURAN GEMPA? Erwin Rommel JTS-FT UMM PENGUKURAN GEMPA? 9/21/2010 Erwin Rommel JTS-FT UMM Penyebab terjadi gempa Gempabumi Source: Dietmar Muller, Sydney University Hiposenter dan Episenter Hiposenter adalah titik dimana patahan dimulai.

Lebih terperinci

CARA MENGHITUNG KEKUATAN GEMPA :

CARA MENGHITUNG KEKUATAN GEMPA : CARA MENGHITUNG KEKUATAN GEMPA : Intensitas sebuah gempa biasanya diukur dengan sekala intensitas Mercalli. Intensitas ini terdiri dari angka I sampai dengan X dengan akselerasi dan fenomena yang berbeda-beda

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE SEISMIK Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini memanfaatkan perambatan gelombang yang melewati bumi. Gelombang yang dirambatkannya berasal

Lebih terperinci

TEORI TEKTONIK LEMPENG

TEORI TEKTONIK LEMPENG Pengenalan Gempabumi BUMI BENTUK DAN UKURAN Bumi berbentuk bulat seperti bola, namun rata di kutub-kutubnya. jari-jari Khatulistiwa = 6.378 km, jari-jari kutub=6.356 km. Lebih dari 70 % permukaan bumi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang

Lebih terperinci

PENGERTIAN GEMPA DAM MACAM-MACAM GEMPA

PENGERTIAN GEMPA DAM MACAM-MACAM GEMPA PENGERTIAN GEMPA DAM MACAM-MACAM GEMPA GEMPA BUMI 1. PENGERTIAN GEMPA Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut

Lebih terperinci

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami TSUNAMI Karakteristik Tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu dari kata tsu dan nami. Tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang. Istilah tersebut kemudian dipakai oleh masyarakat untuk menunjukkan

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU KALIMANTAN, NUSA TENGGARA, MALUKU, SULAWESI DAN IRIAN JAYA (INDONESIA BAGIAN TIMUR)

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU KALIMANTAN, NUSA TENGGARA, MALUKU, SULAWESI DAN IRIAN JAYA (INDONESIA BAGIAN TIMUR) STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU KALIMANTAN, NUSA TENGGARA, MALUKU, SULAWESI DAN IRIAN JAYA (INDONESIA BAGIAN TIMUR) Nama : Desi Setiawan NRP : 0221009 Pembimbing : Theodore F. Najoan,

Lebih terperinci

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BUMI BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA Oleh Artadi Pria Sakti*, Robby Wallansha*, Ariska

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Data tentang Gempa Bumi 2.1.1.1 Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh

Lebih terperinci

Handouts Geologi Lingkungan (GG405) GEMPA BUMI. Disusun Oleh: Nandi, S.Pd

Handouts Geologi Lingkungan (GG405) GEMPA BUMI. Disusun Oleh: Nandi, S.Pd Handouts Geologi Lingkungan (GG405) GEMPA BUMI Disusun Oleh: Nandi, S.Pd. 132314143 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pattern Recognition Konsep utama dari Pattern Recognition adalah tentang ketidakpastian (uncertainty) (Bishop, 2006). Pattern Recognition disebut juga sebagai proses klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Lanskap Perencanaan lanskap adalah suatu proses sintesis yang kreatif tanpa akhir dan dapat ditambah, juga merupakan proses yang rasional dan evolusi yang teratur.

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.

Lebih terperinci

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*) POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA Oleh : Hendro Murtianto*) Abstrak Aktivitas zona patahan Sumatera bagian tengah patut mendapatkan perhatian,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Kondisi Geologi dan Kegempaan Indonesia Indonesia merupakan salah satu wilayah dibumi ini yang merupakan tempat bertemunya lempeng-lempeng yang ada dibumi ini. Antara lain di

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI DASAR. permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba dari pusat gempa.

BAB 2 TEORI DASAR. permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba dari pusat gempa. BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Gempa Bumi Gempa bumi adalah suatu peristiwa alam dimana terjadi getaran pada permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba dari pusat gempa. Energi yang dilepaskan

Lebih terperinci

berhubungan dengan jumlah energi total seismic yang dilepaskan sumber gempa. Magnitude ialah skala besaran gempa pada sumbernya.

berhubungan dengan jumlah energi total seismic yang dilepaskan sumber gempa. Magnitude ialah skala besaran gempa pada sumbernya. Magnitudo banyaknya energi yang dilepas pada suatu gempa yang tergambar dalam besarnya gelombang seismik di episenter. Besarnya gelombang ini tercermin dalam besarnya garis bergelombang pada seismogram.

Lebih terperinci

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3)

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3) 1. Simpangan terjauh pada suatu benda bergetar disebut. a. Amplitudo c. Periode b. Frekuensi d. Keseimbangan 2. Berikut ini adalah sebuah contoh getaran. a. Roda yang berputar pada sumbunya b. Gerak buah

Lebih terperinci

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 DEVY K. SYAHBANA, GEDE SUANTIKA Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada periode bulan

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s) SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.

Lebih terperinci

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

matematis dari tegangan ( σ σ = F A TEORI PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIk Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s) E. 8 m/s 2 Jawab: A SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA SOAL PILIHAN GANDA 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping. Selama sepuluh detik pertama mobil menempuh jarak:

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Hiposenter Gempa dan Mekanisme Vulkanik Pada persebaran hiposenter Gunung Sinabung (gambar 31), persebaran hiposenter untuk gempa vulkanik sangat terlihat adanya

Lebih terperinci

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA A ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BUMI DELISERDANG SUMATRA UTARA Oleh Fajar Budi Utomo*, Trisnawati*, Nur Hidayati Oktavia*, Ariska Rudyanto*,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN 1950-2013 Samodra, S.B. & Chandra, V. R. Diterima tanggal : 15 November 2013 Abstrak Pulau Sumatera dan Pulau Jawa merupakan tempat yang sering

Lebih terperinci

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B 1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara

Lebih terperinci

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

1. Kebakaran. 2. Kekeringan 1. Kebakaran Salah satunya kebakaran hutan adalah bentuk kebakaran yang tidak dapat terkendali dan seringkali terjadi di daerah hutan belantara. Penyebab umum hal ini seperti petir, kecerobohan manusia,

Lebih terperinci

Bencana Gempabumi. Salahuddin Husein. Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Bencana Gempabumi. Salahuddin Husein. Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada DRR Action Plan Workshop: Strengthened Indonesian Resilience: Reducing Risk from Disasters Bencana Gempabumi Salahuddin Husein Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada email:

Lebih terperinci

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014) Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014) Marlisa 1,*, Dwi Pujiastuti

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Prof.Dr.rer.nat. Bagus Jaya Santosa, SU. Jadilah Masyarakat Sadar Bencana dan Survive Melewatinya

Dosen Pembimbing: Prof.Dr.rer.nat. Bagus Jaya Santosa, SU. Jadilah Masyarakat Sadar Bencana dan Survive Melewatinya ESTIMASI CENTROID MOMENT TENSOR (CMT), BIDANG SESAR, DURASI RUPTURE, DAN PEMODELAN DEFORMASI VERTIKAL SUMBER GEMPA BUMI SEBAGAI STUDI POTENSI BAHAYA TSUNAMI DI LAUT SELATAN JAWA Jadilah Masyarakat Sadar

Lebih terperinci

Peringatan Dini Tsunami Dengan Menggunakan Pendeteksian Gelombang Primer dan Pemanfaatan Layanan Pesan Singkat

Peringatan Dini Tsunami Dengan Menggunakan Pendeteksian Gelombang Primer dan Pemanfaatan Layanan Pesan Singkat Peringatan Dini Tsunami Dengan Menggunakan Pendeteksian Gelombang Primer dan Pemanfaatan Layanan Pesan Singkat Tsunami sebenarnya bukanlah fenomena asing di pantai selatan Jawa. Di tahun 1904 kawasan Pangandaran

Lebih terperinci

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Xpedia Fisika Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Doc Name : XPPHY0299 Version : 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02, merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan

Lebih terperinci

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

BAB MOMENTUM DAN IMPULS BAB MOMENTUM DAN IMPULS I. SOAL PILIHAN GANDA 0. Dalam sistem SI, satuan momentum adalah..... A. N s - B. J s - C. W s - D. N s E. J s 02. Momentum adalah.... A. Besaran vektor dengan satuan kg m B. Besaran

Lebih terperinci

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun 1976 2016 Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire Rido Nofaslah *, Dwi Pujiastuti Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Gempa Bumi 1. Pengertian Gempa Bumi Menurut Pujianto, (2007) gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang dapat disebabkan oleh buatan/akibat kegiatan manusia maupun akibat

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 1. Proses Alam Endogen Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, lembah-lembah dimana sungai

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK BENDUNGAN SERMO DI JAWA TENGAH

ANALISIS DINAMIK BENDUNGAN SERMO DI JAWA TENGAH ANALISIS DINAMIK BENDUNGAN SERMO DI JAWA TENGAH F. Alfa P. L. T. NRP : 9621102 NIRM : 41077011960381 Pembimbing : Theodore F.Najoan.,Ir.,M.Eng FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang artinya pelabuhan dan nami yang artinya gelombang. Jadi, secara harfiah berarti ombak besar di pelabuhan (Wikipedia,

Lebih terperinci

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Konsep rumah tahan gempa, dari analisa data Kementrian Ristek Indonesia: Negara Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap gempa, karena negara

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

BMG SELAMAT DATANG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN GEOFISIKA GOWA

BMG SELAMAT DATANG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN GEOFISIKA GOWA BMG SELAMAT DATANG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN GEOFISIKA GOWA BMG ALAT STASIUN GEOFISIKA GOWA 1. SEISMOGRAPH DIGITA BROADBAND 2. ACCELEROGRAPH DIGITAL (SMR 400 DAN METROZET ) 3.

Lebih terperinci

Keruntuhan tanah baik di permukaan tanah (longsoran Tebing tanah) maupun di dalam tanah (keruntuhan gua tanah atau lubang pertambangan)

Keruntuhan tanah baik di permukaan tanah (longsoran Tebing tanah) maupun di dalam tanah (keruntuhan gua tanah atau lubang pertambangan) PENDAHULUAN Gempa merupakan suatu phenomena alam yang terjadi di permukaan tanah, yang berdampak pergerakan tanah secara tibatiba (shaking) atau menimbulkan stunami. Gempa bumi merupakan salah satu bahaya

Lebih terperinci

BAB II GEMPA BUMI DAN GELOMBANG SEISMIK

BAB II GEMPA BUMI DAN GELOMBANG SEISMIK BAB II GEMPA BUMI DAN GELOMBANG SEISMIK II.1 GEMPA BUMI Seperti kita ketahui bahwa bumi yang kita pijak bersifat dinamis. Artinya bumi selalu bergerak setiap saat, baik itu pergerakan akibat gaya tarik

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas praktikum fisika kami. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat alat sederhana berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan.

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. STANDAR KOMPETENSI Memahami Lingkungan kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. INDIKATOR : I. Mendeskripsikan proses alam endogen

Lebih terperinci

Analisa Resiko Gempa Kasus : Proyek Pengeboran Minyak Di Tiaka Field. Helmy Darjanto, Ir, MT

Analisa Resiko Gempa Kasus : Proyek Pengeboran Minyak Di Tiaka Field. Helmy Darjanto, Ir, MT Analisa Resiko Gempa di Pengeboran Minyak Tiaka Field (Helmy D) 69 Analisa Resiko Gempa Kasus : Proyek Pengeboran Minyak Di Tiaka Field Helmy Darjanto, Ir, MT ABSTRAK Tiaka field terletak di zona gempa

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya

Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 13, No. 4, Oktober 2010, hal 105 112 Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya Arif Ismul Hadi,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG

KARAKTERISTIK GELOMBANG KARAKTERISTIK GELOMBANG Pemahaman tentang Gelombang 4/17/2017 SMA NEGERI 1 PANGKAJENE AHSAN WAHYUDIN Pada subbab ini Anda harus mampu: Memformulasikan masalah perambatan gelombang melalui suatu medium

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU Yeza Febriani, Ika Daruwati, Rindi Genesa Hatika Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI 2.1 Pengertian Informasi Menurut Wiryanto dalam Pengantar Ilmu Komunikasi (2004:29) menerangkan bahwa informasi adalah hasil dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian Penelitian ini berjudul Hubungan Persebaran Episenter Gempa Dangkal dan Kelurusan Berdasarkan Digital Elevation Model di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta I.2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskripsi analitik dari data gempa yang diperoleh. Pada awalnya data gempa yang akan digunakan berasal dari katalog

Lebih terperinci

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK.1 Teori Perambatan Gelombang Seismik Metode seismik adalah sebuah metode yang memanfaatkan perambatan gelombang elastik dengan bumi sebagai medium rambatnya. Perambatan

Lebih terperinci

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA GEMPABUMI

MITIGASI BENCANA GEMPABUMI MITIGASI BENCANA GEMPABUMI Dr. H. Kirbani Sri Brotopuspito Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada BENCANA GEMPABUMI Apakah gempabumi itu? Gempabumi adalah pergeseran tiba-tiba akibat patahnya lapisan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990).

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990). 17 III. TEORI DASAR 3.1. Gelombang Seismik Gelombang adalah perambatan suatu energi, yang mampu memindahkan partikel ke tempat lain sesuai dengan arah perambatannya (Tjia, 1993). Gerak gelombang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB V GETARAN DAN GELOMBANG

BAB V GETARAN DAN GELOMBANG 38 FISIKA KELAS VIII BAB V GETARAN DAN GELOMBANG Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : Mengidentifikasi getaran pada kehidupan sehari-hari Mengukur periode dan frekuensi suatu getaran Menyelidiki

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATAPENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR SINGKATAN

Lebih terperinci

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian Zat Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU SUMATRA,JAWA DAN BALI (INDONESIA BAGIAN BARAT)

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU SUMATRA,JAWA DAN BALI (INDONESIA BAGIAN BARAT) STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU SUMATRA,JAWA DAN BALI (INDONESIA BAGIAN BARAT) Dudi Udayana NRP : 0221017 Pembimbing : Theodore F. Najoan, Ir.,M.Eng FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Bunyi - Latihan Soal Doc. Name: K13AR12FIS0101 Version : 2015-09 halaman 1 01. Efek Doppler menunjukkan perubahan. (A) kekerasan suara (B) nada (C) amplituda (D) kecepatan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA Febrin Anas Ismail 1 ABSTRAK Gempa bumi yang melanda Sumatera Barat, 6

Lebih terperinci

Pengembangan Program Analisis Seismic Hazard dengan Teorema Probabilitas Total Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan Program Analisis Seismic Hazard dengan Teorema Probabilitas Total Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Gempa bumi adalah peristiwa bergeraknya permukaan bumi atau permukaan tanah secara tiba-tiba yang diakibatkan oleh pergerakan dari lempenglempeng bumi. Menurut M.T. Zein gempa

Lebih terperinci

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 12 menit 1. Di antara besaran - besaran seperti kelajuan, temperatur, percepatan, momentum, intensitas

Lebih terperinci

GEMPABUMI AKIBAT UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA AWAL 2016

GEMPABUMI AKIBAT UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA AWAL 2016 GEMPABUMI AKIBAT UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA AWAL 216 Supriyanto Rohadi, Bambang Sunardi, Pupung Susilanto, Jimmi Nugraha, Drajat Ngadmanto Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG s.rohadi@yahoo.com The

Lebih terperinci

MANAJEMEN BENCANA. Pertemuan 2

MANAJEMEN BENCANA. Pertemuan 2 MANAJEMEN BENCANA Pertemuan 2 BENCANA Peristiwa atau rangkaian peristiwa yg mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun

Lebih terperinci

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada

Lebih terperinci

MODUL III EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA BUMI BAB I PENDAHULUAN

MODUL III EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA BUMI BAB I PENDAHULUAN MODUL III EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA BUMI BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Untuk menentukan lokasi sumber gempa bumi diperlukan data waktu tiba gelombang Primer (P) dan sekurang-kurangnya tiga komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR

ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR Daz Edwiza Laboratorium Geofisika Jurusan Teknik Sipil Unand ABSTRAK Sehubungan semakin meningkatnya frekuensi gempa bebrapa tahun

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Mekanika

Xpedia Fisika. Soal Mekanika Xpedia Fisika Soal Mekanika Doc Name : XPPHY0199 Version : 2013-04 halaman 1 01. Tiap gambar di bawah menunjukkan gaya bekerja pada sebuah partikel, dimana tiap gaya sama besar. Pada gambar mana kecepatan

Lebih terperinci