PROFIL PENGGUNAAN ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TBC DI RSUD Y PADA TAHUN 2010 DAN 2011 MENGGUNAKAN METODE DU90% NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL PENGGUNAAN ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TBC DI RSUD Y PADA TAHUN 2010 DAN 2011 MENGGUNAKAN METODE DU90% NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 PROFIL PENGGUNAAN ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TBC DI RSUD Y PADA TAHUN 2010 DAN 2011 MENGGUNAKAN METODE DU90% NASKAH PUBLIKASI Oleh: ID HA NUR WIDHIASIH K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2012

2 ii

3 PROFIL PENGGUNAAN ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TBC DI RSUD Y PADA TAHUN 2010 DAN 2011 MENGGUNAKAN METODE DU90% THE UTILIZATION PROFILE OF ANTITUBERCULOSIS IN PATIENTS WITH TBC IN RSUD Y IN 2010 AND 2011 BY USING DU90% METHODS Id ha Nur Widhiasih dan Tri Yulianti Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan telah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia, terutama di Indonesia. Metode Drug Utilization 90% (DU90%) menjelaskan pola dari penggunaan obat. DU90% adalah perkembangan lebih lanjut dari data yang banyak diberikan baik berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Terfokus pada obat yang jumlahnya 90% dari jumlah obat yang digunakan dan mengikuti Standart Guidelines. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan profil penggunaan OAT serta gambaran kuantitas penggunaannya pada pasien TBC di RSUD Y pada tahun 2010 dan 2011 apabila diukur dengan menggunakan metode DU90%. Penelitian ini merupakan penelitian observasional non eksperimental. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dan hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling. Data penggunaan OAT diperoleh dari instalasi farmasi dan data kunjungan pasien rawat jalan serta inap diperoleh dari instalasi rekam medik RSUD Y. Berdasarkan kriteria DU90%, profil kuantitas penggunaan pada tahun 2010 sebesar 4682,01 tablet dan meningkat pada tahun 2011 sebesar 74951,6 tablet. OAT yang masuk ke dalam segmen DU90% pada tahun 2010 adalah Ethambutol (23,90%), Pirazinamid (23,41%), INH (17,63%), Rifampisin (16,08%) dan FDC R/H/Z/E (11,68%). Sedangkan pada tahun 2011 adalah INH (27,32%), Rifampisin (25,75%), Ethambutol (23,12%), dan Pirazinamid (18,70%). Kata kunci : DU90%, TBC, Antituberkulosis, RSUD Y. ABSTRACT Tuberculosis is an infection disease caused by Mycobacterium tuberculosis and become the major problems of public health in the world, especially in indonesia. The Drug Utilization 90% (DU90%) method describes patterns of drug utilization. DU90% is a further developments a lot of data providing both quantitative and qualitative data. The focus is on the drugs that account for 90% of the volume and adherence to standard guidelines. The aims of this study were to acknowledge the changing profile the use of antituberculosis 1

4 and an image of the quantity of it use in patients with TBC in RSUD Y in 2010 and 2011, measured by using DU90% method. This research was observational non experimental. Data were collected retrospectively and the results described descriptively with the technique of the sample in total of sampling. Antituberculosis use data were obtained from pharmacy installation while outpatients visited data were obtained from medical record installation in RSUD Y. Based on DU90% criteria, quantity profile of Antituberculosis in 2010 was 4682,01 tablets and it increase in 2011 was 74951,6 tablets. Quantity utilization of OAT which to be on DU90% segment in 2010 include Ethambutol (23,90%), Pirazinamid (23,41%), INH (17,63%), Rifampisin (16,08%) and FDC R/H/Z/E (11,68%). Whereas in 2011 INH (27,32%), Rifampisin (25,75%), Ethambutol (23,12%), and Pirazinamid (18,70%). Key Word : DU90%, TBC, Antituberculosis, RSUD Y. I. PENDAHULUAN Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru (Kemenkes RI, 2005). Tuberkulosis telah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia, terutama di Indonesia. Sekitar sepertiga penduduk dunia diperkirakan telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dengan kasus baru dan kematian setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia, jumlah pasiennya sekitar 10% dari total jumlah pasien TB di dunia sehingga menjadi negara ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina (Kemenkes RI, 2007). Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi dua kategori utama. Obat-obat pilihan pertama menggabungkan tingkat efikasi terbesar dengan suatu derajat toksisitas yang dapat diterima. Kategori ini meliputi isoniazid, rifampin, etambutol, streptomisin, dan pirazinamid. Sebagian pasien tubekulosis berhasil ditangani dengan obat-obat ini. Namun, tambahan obat pilihan kedua terkadang terpaksa digunakan karena terjadi resistensi mikroba. Kategori obat ini mencakup ofloksasin, siprofloksasin, etionamid, asam aminosalisilat, sikloserin, amikasin, kanamisin, dan kapreomisin (Goodman dan Gilman, 2007). 2

5 Metode Drug Utilization 90% (DU90%) menjelaskan pola dari penggunaan obat. DU90% merupakan perkembangan original dengan tujuan untuk membuat pengelompokan data statistik obat pada pengeluaran obat yang digunakan untuk penilaian kualitas. Terfokus pada obat yang jumlahnya 90% dari jumlah obat yang digunakan dan mengikuti Standart Guidelines. Metode DU90% membuktikan penggunaan untuk perbandingan internasional dari penggunaan obat dan pola peresepan oleh dokter. (WHO, 2006). Penelitian dari Blázquez et al., (2003) mengenai tren penggunaan OAT di Spanyol pada tahun , obat yang paling banyak digunakan selama periode tersebut adalah Rifinah (kombinasi Rifampisin dan INH). Pada tahun 1993, persentasenya 41,2% yang kemudian menurun menjadi 34,5% pada tahun Rifampisin dan Etambutol merupakan persentase penggunaan tertinggi setelah Rifinah dengan persentase 18% dan 15% berturut-turut. Sedangkan dari penelitian Rahma (2007) mengenai Studi Penggunaan Obat pada Pasien Tuberkulosis Paru di IRNA I RSU Dr. Saiful Anwar Malang, profil pengobatan dan obat-obat yang digunakan antara lain : TB kasus lama menggunakan R/H/Z/E (31,8% pasien) dan R/H (11,6% pasien), dan TB kasus baru menggunakan R/H/Z/E (50,0% pasien); R/H/Z/S (2,7% pasien); R/H/E (2,7% pasien) dan R/H/Z/E adjuvan (2,7% pasien). Dengan menggunakan metode yang berbeda, berdasarkan penelitian dari Astuti (2010), OAT yang digunakan di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2009 adalah OAT KDT sebesar 65,91% dan OAT Kombipak sebesar 34,09%. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan OAT dengan menggunakan metode DU90%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan profil penggunaan OAT serta gambaran kuantitas penggunaannya pada pasien TBC di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2010 dan 2011 apabila diukur dengan menggunakan metode DU90%. II. METODE PENELITIAN a. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional non eksperimental untuk meneliti perubahan profil penggunaan OAT serta gambaran kuantitas 3

6 penggunaannya pada pasien TBC dengan menggunakan metode Drug Utilization 90% (DU90%). Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dan hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling. b. Populasi dan Sampel Data yang digunakan adalah data penggunaan seluruh OAT untuk pasien TBC selama 01 Januari Desember 2011 yang berasal dari instalasi farmasi serta data kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap dari instalasi rekam medik RSUD Y. c. Alat dan Bahan Alat penelitian yang digunakan adalah lembar pengumpulan data berupa blangko dan buku-buku rujukan yang menjadi sumber analisa data. Bahan penelitian yang digunakan adalah data penggunaan seluruh OAT yang diperoleh dari instalasi farmasi serta data kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap yang diperoleh dari instalasi rekam medik RSUD Y tahun 2010 dan d. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan pengelompokan sebagai berikut : 1. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap pada tahun Karakteristik pasien rawat jalan dan rawat inap pada tahun Jenis OAT yang digunakan untuk pengobatan TBC pada tahun Jumlah OAT yang digunakan pada tahun Hasil perhitungan kuantitas penggunaan OAT per tahun dengan menggunakan metode DU90% 6. Persentase penggunaan OAT pada tahun DU90% dari penggunaan OAT Persentase penggunaan antibiotik yang diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah, kemudian dilihat persentase penggunaan antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU90%. 4

7 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Inap Data jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap tahun 2010 dan 2011 diperoleh dari instalasi rekam medik RSUD Y. Pasien rawat jalan dan inap merupakan seluruh pasien yang tercatat dalam data rekam medik RSUD Y pada tahun 2010 dan 2011, baik pasien umum maupun pasien Jamkesmas, Jamkesda, dan ASKES. Pasien dalam penelitian ini adalah seluruh pasien TB dewasa dari seluruh jenis TB yang terdapat di RSUD Y pada tahun 2010 dan Jenis-jenis TB yang terdapat di RSUD Y antara lain: TB paru BTA positif dengan atau tanpa biakan kuman, TB paru lainnya, TB alat nafas lainnya, Meningitis tuberkulosa, TB SSP lainnya, TB tulang dan sendi, Limfadenitis TB, TB milier, dan TB lainnya (termasuk TB MDR). Data jumlah kunjungan pasien rawat jalan pasien TBC di RSUD Y pada tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Pasien TBC di RSUD Y pada tahun 2010 dan 2011 Bulan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah KPRJ Rata-rata 192,33 215,83 Rata-rata kunjungan pada tahun 2010 adalah 192 pasien/bulan, dan pada tahun 2011 adalah 216 pasien/bulan. Data jumlah kunjungan pasien rawat inap pasien TBC di RSUD Y pada tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada tabel 2. 5

8 Tabel 2. Jumlah Pasien Rawat Inap Pasien TBC di RSUD Y pada tahun 2010 dan 2011 Bulan Jumlah Kunjungan Rawat Inap Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Pasien Rata-rata 32,75 34,58 Rata-rata kunjungan pada tahun 2010 adalah 32 pasien/bulan, dan pada tahun 2011 adalah 34 pasien/bulan. Dari tabel 1 dan 2 terjadi peningkatan kunjungan pasien rawat jalan dan inap pada tahun 2010 dan Peningkatan kunjungan ini mengindikasikan adanya peningkatan prevalensi TB di masyarakat Surakarta dan sekitarnya. B. Karakteristik Pasien Pasien dalam penelitian ini diambil pasien TBC usia dewasa di RSUD Y pada tahun 2010 dan Berdasarkan data dari instalasi rekam medik RSUD Y, usia pasien dewasa dikelompokkan dari usia 15 tahun sampai di atas 65 tahun. Jadi, meskipun usia 15 tahun tidak termasuk kriteria usia dewasa, tetap diasumsikan bahwa usia 15 tahun merupakan pasien dewasa. Data distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin dan umur pada pasien TBC rawat jalan dan inap RSUD Y tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat di tabel 3 dan 4. Tabel 3. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur pada Pasien TBC Rawat Usia Jalan di RSUD Y tahun 2010 dan 2011 Tahun 2010 Tahun 2011 P L P L Total

9 Tabel 4. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur pada Pasien TBC Rawat Inap di RSUD Y tahun 2010 dan 2011 Usia Tahun 2010 Tahun 2011 P L P L Total Berdasarkan tabel 3 dan 4, prevalensi pasien laki-laki lebih besar daripada pasien wanita. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Holmes et al., (1998) bahwa perbedaan prevalensi TB paru antara laki-laki dan perempuan sama hingga umur remaja, tetapi setelah remaja prevalensi laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Hal ini diduga karena hingga umur remaja kontak hanya terjadi pada lingkungan yang lebih kecil, namun setelah dewasa laki-laki lebih banyak kontak dengan lingkungan yang lebih besar di luar rumah dibandingkan dengan perempuan disamping faktor biologi dan sosial budaya termasuk stigma TB. Stigma TB dan faktor ekonomi yang rendah punya pengaruh besar terhadap perempuan sehingga akses perempuan ke fasilitas kesehatan sedikit dan perempuan lebih banyak kurang terdiagnosis dan dilaporkan (Martines et al., 2000). Diagnosis TB terlambat ditemukan pada perempuan karena rasa malu dan takut dikucilkan keluarga dibanding laki-laki yang cenderung pergi ke pelayanan kesehatan ketika mengetahui pengobatan TB gratis (Nakagawa et al., 2001). Dari kedua tabel di atas dapat diketahui pula bahwa usia penderita TB paling banyak pada rentang usia tahun dimana usia tersebut merupakan usia produktif. Menurut Herman et al., (2008) cit Amril & Suradi (2003), pasien TB paru umumnya berusia pada rentang usia produktif sehingga hal ini membawa dampak sosial ekonomi di masyarakat. Keadaan ini sangat merugikan karena pada usia tersebut mempunyai tingkat mobilitas dan interaksi sosial yang tinggi sehingga dapat menjadi sumber penularan. C. Profil Penggunaan Antituberkulosis 1. Jenis OAT yang Digunakan Dari instalasi farmasi RSUD Y, didapatkan data seluruh penggunaan OAT pada tahun 2010 dan 2011 yang berisi nama OAT, bentuk sediaan OAT, 7

10 kekuatan OAT, dan jumlah penggunaan OAT pada tiap tahunnya. Nama OAT terdiri dari nama OAT yang digunakan di RSUD Y pada tahun tahun 2010 dan Kekuatan OAT untuk mengetahui kandungan zat aktif dalam setiap sediaan, sedangkan total jumlah penggunaan OAT diperlukan untuk menghitung kuantitas penggunaannya. Ada 7 jenis OAT yang digunakan di RSUD Y pada tahun 2010 dan Golongan OAT dan jenis OAT untuk pasien TBC di RSUD Y tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Golongan OAT dan Jenis OAT Untuk Pasien TBC di RSUD Y Tahun 2010 dan 2011 Golongan OAT Antibiotik Makrosiklik Hidrazid Analog Pirazin Derivat Etilendiamin Aminoglikosida Obat Kombinasi untuk Terapi TBC Jenis OAT Rifampicin (R) Isoniazid (H) Pyrazinamide (Z) Ethambutol (E) Streptomycin (S) FDC E/H FDC R/H/Z/E Dari tabel 5, ada 6 golongan OAT yang terdiri dari 7 jenis OAT yang digunakan di RSUD Y. Dalam formularium RSUD Y tahun 2010 dan 2011 hanya OAT lapis pertama yang masuk dalam formularium, tidak ada OAT lapis kedua yang masuk dalam daftar formularium. Sebaiknya RSUD Y juga menambahkan OAT lapis kedua ke dalam daftar formulariumnya, karena diantara pasien-pasien TB yang di rawat di RSUD Y ada pasien yang mengalami TB MDR sehingga memerlukan obat-obat TB lini kedua. Jumlah nama dagang untuk setiap nama generik OAT yang digunakan untuk pasien TBC di RSUD Y tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Jumlah Nama Dagang untuk Setiap Nama Generik OAT yang digunakan Untuk Pasien TBC di RSUD Y Tahun 2010 dan 2011 Nama Generik Jumlah Nama Dagang Ethambutol 2 Etambutol, INH, Vit B6 3 FDC kap 2 INH, Vit B6 3 Isoniazid tab 100 ; 300 mg 1 Pirazinamid tab 500 mg 1 Rifampicin 300 mg ; 450 mg; 600 mg 1 Rifampicin / INH tab 1 Rifampicin, INH, Ethambutol, Pirazinamid tab 1 Streptomycin inj 1 g 1 Total 16 8

11 Berdasarkan data pada tabel 6, dapat diketahui ada 10 nama generik dan 16 nama dagang OAT yang digunakan di RSUD Y pada tahun 2010 dan Dari 16 nama dagang, 8 nama dagang masuk dalam daftar formularium, 5 nama dagang yang tidak masuk dalam daftar formularium, dan 3 nama dagang tercantum dalam formularium, namun tidak digunakan. Disamping itu, dari 10 nama generik hanya 9 nama generik saja yang digunakan. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi para dokter di RSUD Y agar dalam meresepkan obat sesuai dengan formularium yang telah dibuat oleh panitia farmasi dan terapi (PFT), karena obat-obat dalam formularium merupakan obat pilihan yang sudah dievaluasi secara objektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat (Siregar dan Amalia, 2003) untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional oleh panitia farmasi dan terapi (PFT) RSUD Y. 2. Gambaran Kuantitas Penggunaan OAT Menggunakan Metode Drug Utilization Dari data-data yang telah didapat, selanjutnya dilakukan perhitungan kuantitas penggunaannya dengan menggunakan metode Drug Utilization. Kuantitas penggunaan dihitung dari jumlah seluruh tablet OAT yang digunakan di RSUD Y pada tahun 2010 dan OAT dikelompokkan berdasarkan jenis OAT nya, kemudian dihitung seluruh jumlah tablet OAT yang dipakai untuk masing-masing OAT pada tiap tahunnya. Hasil perhitungan kuantitas penggunaan OAT untuk pasien TBC di RSUD Y tahun 2010 dan 2011 ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. Kuantitas Penggunaan OAT untuk Pasien TBC di RSUD Y Tahun 2010 dan 2011 Menggunakan Metode DU90% No Kode ATC Jenis OAT DU Jumlah 1 J04AB02 Rifampicin (R) 752, , ,51 2 J04AC01 INH (H) 825, , ,3 3 J04AK01 Pyrazinamide (Z) 1095, , ,36 4 J04AK02 Ethambutol (E) , ,5 5 J04AM01 Streptomycin (S) J04AM03 FDC E/H J04AM06 FDC R/H/Z/E Jumlah 4682, , ,67 Rata-rata 39816,84 9

12 Dari tabel 7, terlihat bahwa pada tahun 2010 dan 2011 terjadi peningkatan kuantitas penggunaan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010, kuantitas penggunaannya sebesar 4682,01 tablet. Namun, pada tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi 74951,66 tablet dengan rata-rata penggunaan tiap tahunnya sebesar 39816,84 tablet. Peningkatan kuantitas penggunaan tersebut berkaitan erat dengan adanya peningkatan kunjungan pasien rawat jalan dan inap pada tahun 2010 dan Pada tahun 2010, Ethambutol merupakan OAT dengan kuantitas penggunaan paling tinggi yaitu sebanyak 1095,7 tablet, sedangkan kuantitas terendah adalah Streptomisin sebanyak 177 tablet. Pada tahun 2011 kuantitas tertinggi adalah INH sebanyak 20478,75 tablet dan terendah adalah FDC E/H sebanyak 1140 tablet. Tidak ada perubahan pada jenis dan golongan OAT yang digunakan di RSUD Y pada tahun 2010 dan Dari tabel 7, dapat diketahui bahwa di RSUD Y pada tahun 2010 dan 2011 lebih banyak digunakan OAT kombipak daripada OAT KDT. Paket kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping OAT KDT. KDT (Kombinasi Dosis Tetap) merupakan paduan OAT yang disediakan dalam bentuk paket yang terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. KDT mempunyai beberapa keuntungan dalam pengobatan TB, antara lain yaitu dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping, mencegah penggunaan obat tunggal sehinga menurunkan resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep, jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien (Kemenkes, 2007). Dari hasil penelitian Herman et al., (2008) tentang Perbandingan Hasil Akhir Pengobatan Obat Antituberkulosis Kombinasi Dosis Tetap (KDT) dengan Kombipak pada Pengobatan TB Paru dengan Strategi DOTS di 10

13 Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Pulogadung, dan Matraman Jakarta, angka keberhasilan dan kesembuhan pengobatan TB paru kasus BTA positif sama antara OAT KDT dan kombipak. Sehingga dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa OAT KDT dan OAT kombipak mempunyai efektifitas yang sama. D. Profil Penggunaan OAT Pada Tahun 2010 dan 2011 Berdasarkan Profil DU90% DU90% diperoleh dengan membagi kuantitas penggunaan tiap jenis OAT dengan seluruh jumlah OAT pada tiap tahunnya kemudian dikali 100%. Selanjutnya, persentase OAT untuk tiap-tiap tahunnya dikumulatifkan dan diurutkan dari persentase tertinggi ke persentase terendah. Obat yang masuk dalam segmen DU90% adalah obat yang masuk dalam akumulasi 90% penggunaan. Profil DU90% penggunaan OAT berdasarkan jenis OAT di RSUD Y tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat di tabel 8 dan 9. Tabel 8. Profil DU90% Penggunaan OAT berdasarkan Nama OAT di RSUD Y Tahun 2010 Jenis OAT % Penggunaan Segmen Ethambutol 23,90 Pirazinamid 23,41 INH 17,63 Rifampisin 16,08 FDC R/H/Z/E 11,68 Streptomycin 3,78 FDC E/H 3,52 DU90% DU 10% Tabel 9. Profil DU90% Penggunaan OAT berdasarkan Nama OAT di RSUD Y Tahun 2011 Jenis OAT % Penggunaan Segmen INH 27,32 Rifampicin 25,75 Ethambutol 23,12 DU90% Pyrazinamide 18,70 FDC R/H/Z/E 2,06 Streptomycin 1,53 DU 10% FDC E/H 1,52 Dari tabel 8 dan 9 dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 OAT yang masuk ke dalam segmen DU90% adalah Ethambutol (23,90%), Pirazinamid (23,41%), INH (17,63%), dan Rifampisin (16,08%) dan FDC R/H/Z/E (11,68%). INH, Rifampisin, Pirazinamid, Ethambutol dan FDC R/H/Z/E masuk ke dalam segmen DU90% karena merupakan first line untuk terapi TBC. Obat-obatan 11

14 seperti Rifampisin, Isoniazid, dan Pirazinamid dianggap memiliki aksi selektif pada masing-masing populasi, sehingga perlu untuk menggunakan beberapa terapi obat untuk membasmi semua basil. Isoniazid diduga membunuh basil pada pertumbuhan fase log, sedangkan Pirazinamid diduga membunuh secara perlahan pada basil yang replikasi selama 2 bulan pertama fase awal terapi. Rifampisin diperkirakan perlahan-lahan membunuh basil persisten yang tidak bereplikasi selama 6 bulan terapi, dengan penambahan isoniazid untuk mencegah resistensi selama fase lanjutan (Hall et al., 2009). Pada awal percobaan uji klinik, menunjukkan bahwa beberapa agen diperlukan untuk mencegah munculnya resistensi dalam masyarakat sebagai akibat dari pemilihan obat dari pemberian agen tunggal (CDC, 2003). OAT diberikan dalam bentuk kombinasi untuk menghindari terjadinya MDR. MDR adalah kuman TBC yang sudah kebal terhadap obat lini pertama, khususnya rifampisin, INH. Untuk MDR ini pengobatannya sudah amat susah, amat mahal dan banyak efek sampingnya (Aditama, 2006). Sedangkan pada tahun 2011 yang masuk ke dalam segmen DU90% adalah INH (27,32%), Rifampisin (25,75%), Ethambutol (23,12%), dan Pirazinamid (18,70%). Streptomisin tidak masuk ke dalam segmen DU90% pada tahun 2010 maupun Namun begitu, Streptomisin tetap menjadi suatu obat penting pada terapi tuberkulosis. Dia digunakan ketika dibutuhkan atau disukai obat yang dapat diinjeksikan, terutama pada orang-orang yang mengidap penyakit tuberkulosis parah, dalam bentuk yang mungkin mengancam kehidupan penderita, misalnya meningitis dan penyakit menyebar, dan untuk terapi infeksi yang resisten terhadap obat-obat lain (Katzung, 2004). Berdasarkan data dari kedua tabel di atas, tidak ada perubahan penggunaan pada jenis OAT yang digunakan di RSUD Y pada tahun 2010 dan IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari penelitian tentang pengukuran kuantitas penggunaan OAT di RSUD Y pada pasien TBC rawat jalan pada tahun 2010 dan 2011 dengan menggunakan metode DU 90% didapatkan hasil : 12

15 1. Profil kuantitas penggunaan OAT pada tahun 2010 sebesar 4682,01 tablet dan pada tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi sebesar 74951,6 tablet dengan rata-rata penggunaan tiap tahunnya sebesar 39816,84 tablet. 2. OAT yang masuk ke dalam segmen DU 90% pada tahun 2010 adalah Ethambutol (23,90%), Pirazinamid (23,41%), INH (17,63%), Rifampisin (16,08%) dan FDC R/H/Z/E (11,68%). Sedangkan pada tahun 2011 hanya INH (27,32%), Rifampisin (25,75%), Ethambutol (23,12%), dan Pirazinamid (18,70%). B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disampaikan beberapa saran, yaitu: 1. RSUD Y sebaiknya menambahkan OAT lapis kedua ke dalam daftar formulariumnya, karena diantara pasien-pasien yang terdapat di RSUD Y ada yang mengalami TB MDR (Multi Drug Resistance) sehingga memerlukan obat-obat TB lini kedua. 2. Para dokter di RSUD Y dalam meresepkan obat agar sesuai dengan formularium yang telah dibuat oleh panitia farmasi dan terapi (PFT) RSUD Y. 3. Dapat dilakukan studi kualitatif lebih lanjut tentang efek samping penggunaan OAT. V. UCAPAN TERIMA KASIH Kepada Ibu Tri Yulianti, M.Si., Apt selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing utama, serta Bapak Dr. dr. EM. Sutrisna dan Ibu Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas bimbingan dan bantuannya dalam penelitian ini. VI. DAFTAR ACUAN A, Blázquez., J, Arias., R, Mateos-Campos, 2003, Trends in the Use of Antituberculosis Drugs in Spain , Pharmacoepidemiol Drug Saf, 12 (3):

16 Astuti, D.I., 2010, Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Tuberkulosis Paru di Instalansi Rawat Jalan RSUD Y Surakarta Tahun 2009, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Aditama, T.Y., 2006, XDR-TB, Jurnal Tuberkulosis Indonesia, Vol. 3, No. 2, 20. CDC, 2003, Morbidity and Mortality Weekly Report : Treatment of Tuberculosis, Departemen of Health and Human Services Centers for Disease Control and Prevention, Vol. 52, hal : 33. Goodman dan Gilman, 2007, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10, Vol.2, 48: , Diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Penerbit Buku Kedokteran. Hall, R.G II., Leff, R.D., & Gumbo, T., 2009, Treatment of Active Pulmonary Tuberculosis in Adults: Current Standards and Recent Advances : Insights from the Society of Infectious Diseases Pharmacists, NIH Public Access, 29 (12), Herman, N., Aditama, T.Y., & Ikhsan, M., 2008, Perbandingan Hasil Akhir Pengobatan Obat Antituberkulosis Kombinasi Dosis Tetap (KDT) dengan Kombipak pada Pengobatan TB Paru dengan Strategi DOTS di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Pulogadung, dan Matraman Jakarta Timur, J. Respir Indo, Vol. 28, No.3, 149, 153. Holmes, C.B., Hausler, H., & Nunn, P., 1998, A Review of Sex Difference in the Epidemiology of Tuberculosis, Int J Tuberc Lung Dis, 2(2), Katzung, B.G., 2004, Farmakologi: Dasar & Klinik, Edisi 8, , Diterjemahkan oleh bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jakarta, Salemba Medika. Kemenkes RI, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Tuberkulosis, 2 : 4-5, 3 : 25, Jakarta. Kemenkes RI, 2007, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi 2, Cetakan kesatu, 2 : 3-4, 4 : , Jakarta. Martinez, A.N., Rhee, J.T., Small, P.M., & Behr, M.A., 2000, Sex Differences in the Epidemiology of Tuberculosis in San Francisco, Int J Tuberc Lung Dis, 4 (1), Nakagawa, M.Y., Ozasa, K., Yamada, N., Shimouchi, A., Ishikawa, N., Bam, D.S, & Mori, T., 2001, Gender difference in delays to diagnosis and seeking behaviour in a rural area of Nepal, Int J Tuberc Lung Dis, 5 (1),

17 Rahma, Hanandita., 2007, Studi Penggunaan Obat pada Pasien Tuberkulosis Paru (Penelitian Dilakukan di IRNA I RSU Dr. Saiful Anwar Malang), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga Surabaya. Siregar, C.J.P., & Amalia, L., 2003, Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Terapan, hal. 73, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. WHO, 2006, Adherence to WHO s Model List of Essential Medicine in Two European Countries, WHO Drug Information, Vol. 20, No. 2, 79,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. Umumnya, Mycobacterium

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Oleh: HANNA MAZIA NOVIA K. 100 080 100 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi

Lebih terperinci

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3 INTISARI GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DENGAN DIAGNOSIS TB PARU DENGAN ATAU TANPA GEJALA HEMAPTO DI RSUD ULIN BANJARMASIN PADA TAHUN 2013 Ari Aulia Rahman

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Oleh : OCTY JEN CAMILA K 100 080 040 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering mengenai organ paru-paru. Tuberkulosis paru merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex. Tuberkulosis di Indonesia merupakan masalah utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-JUNI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-JUNI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-JUNI 2013 SKRIPSI Oleh: SITI AMINAH K100090017 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Octy Jen Camila K

SKRIPSI. Oleh : Octy Jen Camila K EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : Octy Jen Camila K 100 080

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari 1. Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel pada penelitian ini sebanyak 126 pasien. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari Juni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun

Lebih terperinci

EVALUATION OF THE USING OF ANTITUBERCULOSIS DRUGS IN HOSPITALIZED PATIENTS WITH PULMONARY TUBERCULOSIS IN BLU RSUP PROF. DR. R. D

EVALUATION OF THE USING OF ANTITUBERCULOSIS DRUGS IN HOSPITALIZED PATIENTS WITH PULMONARY TUBERCULOSIS IN BLU RSUP PROF. DR. R. D EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Vethreeany Simamora 1), Heedy M. Tjitrosantoso

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN 2009-2013 SKRIPSI OLEH : Steven Hermantoputra NRP : 1523011019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, sebagian kecil oleh bakteri Mycobacterium africanum dan Mycobacterium

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RS X NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RS X NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RS X NASKAH PUBLIKASI Oleh : HANNA MAZIA NOVIA K 100 080 100 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS DEWASA DIINSTALASI RAWAT JALAN RS PARU DUNGUS MADIUN TAHUN 2010 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS DEWASA DIINSTALASI RAWAT JALAN RS PARU DUNGUS MADIUN TAHUN 2010 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS DEWASA DIINSTALASI RAWAT JALAN RS PARU DUNGUS MADIUN TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : TRI BUDI ALAWIYAH K100070076 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN DEWASA RAWAT JALAN DI UNIT PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (UP4) PONTIANAK ABSTRAK

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN DEWASA RAWAT JALAN DI UNIT PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (UP4) PONTIANAK ABSTRAK EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN DEWASA RAWAT JALAN DI UNIT PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (UP) PONTIANAK Monita Prananda 1, Nurmainah 2, Robiyanto 3 123 Program Studi Farmasi,

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu melalui inhalasi

Lebih terperinci

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah: SOP PENATALAKSANAAN TB PARU 1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis. 2. Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah

Lebih terperinci

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan Peran ISTC dalam Pencegahan MDR Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan TB MDR Man-made phenomenon Akibat pengobatan TB tidak adekuat: Penyedia pelayanan

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012 POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012 SKRIPSI OLEH: ZAFIRAH RUMALIA NASUTION NIM 111524043 PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3 INTISARI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DAN PNEUMONIA SERTA TB PARU STUDI DESKRIPTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Lisa Ariani 1 ; Erna

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Depertemen Kesehatan RI (2008) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Sampai saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993 memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi Indonesia sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yaitu masyarakat, bangsa dan

Lebih terperinci

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN RAWAT INAP TB MDR

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN RAWAT INAP TB MDR EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN RAWAT INAP TB MDR (Tubercuosis Multi Drug Resistance) DEWASA DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh: SETIYANI DEWI UNTARI K100140175

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Tuberkulosis (TB) dunia oleh World Health Organization (WHO) yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pasien TB terbesar

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Jenis kelamin pasien TB-MDR pada penelitian ini lebih banyak

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Jenis kelamin pasien TB-MDR pada penelitian ini lebih banyak BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Jenis kelamin pasien TB-MDR pada penelitian ini lebih banyak pada pasien laki-laki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di berbagai negara di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Saat ini hampir sepertiga penduduk dunia terinfeksi kuman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya sering menyerang paru, tetapi juga bisa menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh infeksi. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia tiap tahun dan menduduki peringkat nomor dua penyebab

Lebih terperinci

SKRIPSI NURUL AGUSTINA HADI KUSUMA K

SKRIPSI NURUL AGUSTINA HADI KUSUMA K EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE JANUARI-AGUSTUS 2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium Tuberkulosis. Umumnya bakteri ini menyerang paru

Lebih terperinci

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA Sumardi Divisi Pulmonologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUGM / KSM Pulmonologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Abstract Tuberculosis treatment

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum sering diartikan sebagai upaya multidimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak negara, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru masih merupakan masalah utama kesehatan yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) (FK-UI, 2002).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan

Lebih terperinci

GIRI TRICAHYONO K

GIRI TRICAHYONO K EVALUASI KETEPATAN TERAPI TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA BULAN JANUARI-JUNI TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: GIRI TRICAHYONO K100100018

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENDERITA TBC PARU PADA TERAPI OBAT DI KECAMATAN PASAR REBO, JAKARTA TIMUR

PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENDERITA TBC PARU PADA TERAPI OBAT DI KECAMATAN PASAR REBO, JAKARTA TIMUR PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENDERITA TBC PARU PADA TERAPI OBAT DI KECAMATAN PASAR REBO, JAKARTA TIMUR Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii ABSTRACT Background : Tuberculosis is a leading cause disease of death in infectious diseases. Until now there are many cases of M. tuberculosis resistance to primary choice anti tuberculosis drugs (ATD).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar tuberkulosis menyerang organ paru-paru, namun bisa juga

Lebih terperinci

UNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN

UNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN CV. Kharisma CMYK s+op PETUNJUK PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS FIXED DOSE COMBINATION (OAT-FDC) UNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO Dian Wahyu Laily*, Dina V. Rombot +, Benedictus S. Lampus + Abstrak Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang bersifat kronik dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Diperkirakan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI-JUNI 2013 NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI-JUNI 2013 NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI-JUNI 2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: SITI AMINAH K100090017 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1 GAMBARAN HASIL AKHIR PENGOBATAN PASIEN TB PARU BTA POSITIF YANG MENGGUNAKAN STRATEGI DOTS TIDAK MENGALAMI KONVERSI SPUTUM SETELAH 2 BULAN PENGOBATAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2004-2012 Oleh

Lebih terperinci

Profil Penggunaan Antituberkulosis di Apotek di Kota Bandung Periode

Profil Penggunaan Antituberkulosis di Apotek di Kota Bandung Periode Profil Penggunaan Antituberkulosis di Apotek di Kota Bandung Periode 2008 2010 Sofa D. Alfian, Eva S. Tarigan, Irma M. Puspitasari, Rizky Abdulah Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG World Organization Health (WHO) sejak tahun 1993 mencanangkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global emergency). Hal ini dikarenakan tuberkulosis

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan stok barang yang akan dijual atau digunakan pada periode waktu tertentu. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada sebuah risiko,

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2010

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2010 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AKMALLIA PUSPA DEWI J500080062 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bakteri berbentuk batang yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. bakteri berbentuk batang yang dikenal dengan nama Mycobacterium BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang yang dikenal dengan nama Mycobacterium Tuberculosis (ahmad, 2010). Penyakit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang TB Paru adalah salah satu masalah kesehatan yang harus dihadapi masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta kematian, dan diperkirakan saat

Lebih terperinci

POLA PENGOBATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN PERIODE TAHUN 2009 SKRIPSI

POLA PENGOBATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN PERIODE TAHUN 2009 SKRIPSI POLA PENGOBATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN PERIODE TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Farmasi (S. Farm) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah. 16 Mei 2017

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah. 16 Mei 2017 EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT TUBERKULOSIS SERTA FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE DESEMBER 2016 - FEBRUARI 2017 EVALUATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat

Lebih terperinci

Identifikasi Faktor Resiko 1

Identifikasi Faktor Resiko 1 IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO TERJADINYA TB MDR PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA KOTA MADIUN Lilla Maria.,S.Kep. Ners, M.Kep (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Multi Drug

Lebih terperinci

Implementasi Terapi DOTS (Directly Observed Treatment Short- Course) pada TB Paru di RS Muhammadiyah Palembang

Implementasi Terapi DOTS (Directly Observed Treatment Short- Course) pada TB Paru di RS Muhammadiyah Palembang Implementasi Terapi DOTS (Directly Observed Treatment Short- Course) pada TB Paru di RS Muhammadiyah Palembang Ertati Suarni 1 Yanti Rosita 2, Vera Irawanda 3 1,2 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang segala usia maupun jenis kelamin. Gambaran penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis yang jumlah penderitanya mengalami peningkatan setiap tahun cukup besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis pada tahun 2007 dan ada 9,2 juta penderita

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PASIEN PENDERITA TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

KARAKTERISTIK DAN ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PASIEN PENDERITA TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR KARAKTERISTIK DAN ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PASIEN PENDERITA TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR Nurul Fauziah, Islamudin Ahmad, Arsyik Ibrahim Labotarium Penelitian

Lebih terperinci

Ari Kurniati 1, dr. H. Kusbaryanto, M. Kes 2 ABSTRAK

Ari Kurniati 1, dr. H. Kusbaryanto, M. Kes 2 ABSTRAK Hambatan-Hambatan Pada Pelaksanaan Terapi Tuberkulosis dan Cara Mengatasinya di Balai Pengobatan penyakit Paru-Paru (BP4) Unit Minggiran Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu penyakit yang mendapat perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) 2013, lebih dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2010-31 DESEMBER 2011 Syafira Andiani, 2012; Pembimbing I : Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet atau percikan dahak yang menyebar

Lebih terperinci

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013 Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013 Advisedly, Tarigan A, Masykur-Berawi M. Faculty of Medicine Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan Nasional di bidang kesehatan diperlukan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi masalah kesehatan yang utama di dunia maupun di Indonesia. Penyakit Tuberkulosis merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan dalam bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis dapat menyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB), merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan tetap menjadi salah satu penyakit menular mematikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 Yanuarita Dwi Puspasari, 2009. Pembimbing I : July Ivone, dr., MS Pembimbing II : Caroline Tan Sardjono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2011 Novina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Tuberculosis bacillus mycobacterium yang biasanya akan mempengaruhi paru-paru (TB paru) dan dapat juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis yang tepat, pemilihan obat serta pemberian obat yang benar dari tenaga kesehatan ternyata belum cukup untuk menjamin keberhasilan suatu pengobatan jika tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN 2012 Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL 100100021 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ

Lebih terperinci