PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ABSTRAK
|
|
- Veronika Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Adriana Palimbo 1 Fitri Yuliana 1, Yuni Sri Rezeki Hartiningsih* 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *Korespondensi Penulis: Telp: , Yunisri.ysr@gmail.com ISSN: ABSTRAK Latar Belakang: Pasien dengan terinfeksi HIV dan HIB meningkat lebih dari 50% setiap tahunnya, terlihat dari data register ruang rawat inap kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Tidak ada data petugas yang terpapar ataupun terkena jarum suntik sehingga tidak dapat di evaluasi bagaimana penerapan kewaspadaan universal oleh petugas. Tujuan: Mengetahui Penerapan Kewaspadaan Universal Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Metode: Penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan pada 5 orang informan utama yaitu sebagai bidan pelaksana, triangulasi 6 orang informan triangulasi yaitu kepala ruangan, ketua tim PPI, Kepala Bidang Keperawatan dan 3 orang pasien. Teknik pengolahan dan analisis data hasil wawancara melalui 5 tahap yaitu, Transkripsi, pengorganisasian data, pengenalan, coding, dan pembuatan kesimpulan. Hasil: Aspek Input dari SDM, sarana prasarana yang terbatas dan tidak tersedianya SPO. Pada aspek proses tidak terdapatnya Kebijakan yang mendukung serta Penerapan oleh petugas dirasakan kurang maksimal karena dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, ketersediaan sarana prasarana dan kebiasaan Simpulan: Kurangnya pengetahuan, informasi, sosialisasi, tujuan yang jelas oleh petugas, serta belum tersedianya SPO dan kebijakan yang mendukung penerapan kewaspadaan universal. Kata Kunci: Penerapan Kewaspadaan Universal, Rumah Sakit, Petugas Kesehatan 185
2 PENDAHULUAN Kejadian penyakit infeksi di Rumah Sakit dianggap sebagai suatu masalah yang serius karena mengancam keselamatan pasien dan juga petugas kesehatan secara global selain dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK 02.03/I/0115/2014 Tentang penetapan RSUD dr. Doris Sylavanus sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang merupakan Rumah Sakit Provinsi Kalimantan Tengah yang menjadi itu, kejadian infeksi berdampak terhadap pusat rujukan dari 13 Kabupaten dan 1 Kota kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan dan sejak tanggal 1 Maret 2009 sudah pembiayaan pelayanan kesehatan. Setiap tahunnya jumlah kasus HIV dan HIB meningkat di ruang kebidanan RSUD dr.doris Sylvanus Palangka Raya, Tahun 2014 dengan jumlah HIV positif sebanyak 3 kasus, sebanyak 6 kasus pada tahun 2015, HIB sebanyak 6 kasus pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 HIB meningkat sebanyak 20 kasus, seiring dengan peningkatan jumlah pasien rata-rata 4,3% pertahun. kasus tersebut akan semakin meningkat di setiap tahun dan semakin tingginya resiko pada petugas terpapar infeksi pada saat memberikan pelayanan. (Profil RSUD dr Doris Sylvanus, 2015) RSUD dr. Doris Sylvanus sebagai Rumah Sakit non pendidikan type B sesuai melakukan pembentukkan komite pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), ini sebagai salah satu upaya untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diharapkan mampu memberikan pelayanan pasien secara maksimal, karena itu salah satu dalam pemberian pelayanan utama oleh petugas khususnya petugas kesehatan dalam pelayanan sangat beresiko terpapar infeksi, secara potensial dapat membahayakan jiwa tenaga kesehatan itu sendiri dan menjadi agen infeksius dapat berkembang biak dan kemudian menularkan infeksi dari satu pasien kepasien lainnya. Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B, terbesar kedua di negara South East Asian Region setelah Myanmar. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan 186
3 Dasar tahun 2013 (Riskesda s), studi dan uji saring darah donor PMI maka diperkirakan di antara 100 orang Indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi hepatitis B atau C, sehingga saat ini diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang teinfeksi hepatitis, 14 juta di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis dan 1,4 juta orang berpotensi untuk menderita kanker hati. Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah kesehatan masyarakat, produktifitas, umur universal di ciptakan untuk mencegah tranmisi silang sebelum diagnosis di tegakkan atau hasil pemeriksaan laboratorium belum ada. (Kemenkes RI, 2014) Prinsip dari kewaspadaan universal di pelayanan kesehatan adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan, serta sterilisasi peralatan. Kewaspadaan universal diciptakan untuk melindungi terhadap kecelakaan yang paling umum adalah jarum suntik yang dipakai pada pasien dapat menusuk harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi kulit petugas yang memberikan pelayanan lainnya kesehatan. (Nursalam, 2012) Sebagai salah satu langkah strategis pencegahan penularan yang dapat diupayakan khususnya bagi bidan yang memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus obstetric ginekologi dan perinatal diharapkan mampu menerapkan tindakan kewaspadaan universal secara standard yang dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi, kewaspadaan Apabila penerapan kewaspadaan universal diterapkan secara pilih-pilih dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan alasan meminimalkan sarana medis maka kemungkinan besar akan mempermudah terpaparnya petugas dan penularan infeksi ke pasien lainnya. Apabila pasien di lakukan tes laboratorium, selain biaya sangat tinggi dan dilakukannya test HIV tanpa konseling dan informed consent melanggar aturan pemerintah dan hak asazi manusia, 187
4 karena dianggap tidak praktisnya dilakukan tes HIV pada setiap pasien yang datang karena tes bersikap diskriminatif (dan tidak efektif antara lain akibat masa jendela) maka kewaspadaan universal mewajibkan agar semua pasien di anggap terinfeksi (Nursalam, 2012). Berdasarkan data yang terlihat di Profil RSUD Dr Doris Sylvanus Palangka Raya terlihat peningkatan jumlah pasien setiap tahunnya dengan HIV positif, HIB dan tidak adanya data yang tercatat berapa jumlah petugas yang terpapar ataupun terkena jarum dan memberi pemahaman dan interprestasi tentang berbagai perilaku dan pengalaman manusia dalam berbagai bentuk. dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka penelitian ini mengetahui Penerapan Kewaspadaan Universal oleh Bidan di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Subjek penelitian dalam populasi penelitian ini adalah semua bidan sebanyak 38 orang yang bekerja di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus suntik, maka perlu dilakukan penelitian Palangka Raya, sedangkan sampel penelitian bagaimana penerapan kewaspadaan universal oleh petugas kesehatan khususnya bidan di Ruang Rawat Inap kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, serta apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksaaan penerapan tersebut. adalah : 1. Informan Utama Informan utama terdiri dari 5 orang bidan dengan kriteria 1 orang bidan dengan pendidikan terakhir DIII kebidanan baru bekerja, orang bidan dengan pendidikan terakhir DIII METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pada umumnya menjelaskan kebidanan dengan masa kerja 10 tahun, 1 orang bidan dengan pendidikan terakhir DIV kebidanan baru bekerja, 1 orang bidan dengan pendidikan terakhir 188
5 DIV kebidanan masa kerja 20 tahun, 1 orang bidan dengan pendidikan terakhir DIII kebidanan masa kerja 30 tahun pedoman wawancara dengan menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data meliputi wawancara, observasi (situasi, 2. Informasi Triangulasi kondisi yang terkait dengan Penerapan Informan Triangulasi terdiri dari 6 Kewaspadaan Universal) dalam melakukan orang yaitu Kepala Ruangan Rawat tindakan pelayanan kepada pasien, studi Inap, Ketua Tim Pengendalian Infeksi Indonesia (PPI), Kepala bidang Keperawatan dan pasien yang telah dilakukan pelayanan. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability dokumentasi register di Ruangan Rawat Inap Kebidanan pada RSUD Dr Doris Sylavanus Palangka Raya. Pengumpulan data primer adalah dengan wawancara mendalam ( indepth interview) kepada 4 (empat) orang bidan yaitu bidan dengan sampling dengan metode snowball. masa kerja, pendidikan terakhir yang Pengambilan sampel secara snowball merupakan salah satu bentuk judgement sampling. Menurut Sugiyono (2013) snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Pengambilan sampel secara berbeda dan bekerja di ruang rawat inap kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dan 3 (tiga) informan sebagai triangulasi yaitu Kepala Ruangan VK dan Ketua PPI-RS (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan dan 3 orang pasien snowball merupakan salah satu bentuk yang telah diberikan pelayanan oleh bidan. judgement sampling. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah 189
6 HASIL Aspek input dari penerapan Kewaspadaan Universal di ruang rawat inap kebidanan RSUD dr.doris Sylvanus Palangka Raya. 1. SDM/ Pengetahuan/ Pelatihan Pengetahuan bidan pelaksana dalam kewaspadaan universal selama ini didapatkan berbagi informasi antara petugas, untuk pelatihan ataupun sosialisasi secara khusus belum di dapatkan. 2. Sarana prasarana Berdasarkan informasi yang di dapatkan untuk ketersediaan sarana dan prasarana memang masih di batasi oleh pihak farmasi sebagai penyedia sarana dan prasarana khususnya APD dan bahan-bahan lainnya sebagai penunjang kewaspadaan universal tim PPI-RS dan pihak farmasi masih melakukan diskusi dalam pemenuhan kebutuhan dalam sarana prasarana ini bisa tercukupi dengan jumlah pasien yang fluktuatif setiap bulannnya. Belum tersedianya Standard Prosedur Operasional (SPO) tentang kewaspadaan universal secara detail, sehingga bidan tidak memiliki pedoman atau acuan dalam memberikan pelayanan pada petugas itu sendiri dan pasien yang diberikan pelayanan. Berdasarkan informasi yang di dapatkan dari ketua Tim PPI-RS bahwa sekarang ini sedang dilakukan update untuk semua SPO termasuk SPO PPI yang termasuk didalamnya ada tentang kewaspadaan universal, karena rumah sakit juga sedang dalam persiapan akreditasi jadi harus dilakukan pembenahan dari semua unsur, termasuk kelengkapan dan ketersediaan dari SPO. Aspek proses dari penerapan Kewaspadaan Universal di ruang rawat inap kebidanan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. 1. Perencanaan/ persiapan/ kebijakan kewaspadaan universal RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. 3. Ketersediaan SOP 190
7 Kebijakan yang ditetapkan merupakan Untuk pelaksanaan cuci tangan salah satu faktor pendukung sebagai sebelum dan sesudah memang tidak acuan atau pedoman dalam penerapan kewaspadaan universal oleh petugas, sehingga ada keseragaman dalam setiap tindakan dan kebijakan merupakan bentuk kepedulian manajemen terhadap petugas sebagai pemberi layanan. Walaupun belum ada kebijakan yang diberikan oleh pihak manajemen, sebagai kepala bagian keperawatan akan selalu berusaha melakukan evaluasi bisa terlaksana dengan maksimal, karena tidak semua petugas melakukan hand hygiene dengan benar. b. APD Petugas cukup mengetahui bagaimana kriteria penggunaan APD sesuai pajanan hanya pada penerapannya kurang maksimal, petugas masih menggunakan sandal seperti meminta laporan dari setiap jepit tidak menggunakan sandal Kepala seksi pelayanan dan kepala seksi keperawatan, serta kepala ruangan untuk rapat rutin setiap bulannya, dan melakukan kunjungan ke ruangan untuk mengevaluasi pelaksanaan pelayanan oleh petugas. 2. Implementasi/ pelaksanaan dari penerapan kewaspadaan universal oleh petugas di ruang rawat inap RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. a. Hand Hygine atau sepatu tertutup. c. Prosedur pengelolaan alat habis pakai. RSUD dr. doris sylvanus Palangka Raya mempunyai pusat strerilisasi yaitu CSSD akan tetapi masih ada beberapa petugas yang melakukan sterilisasi pada autoclaf yang terdapat di ruangan. d. Pengelolaan sampah infeksius dan non infeksius serta benda tajam 191
8 Masih ada beberapa beberapa petugas yang tidak melakukan pemisahan sampah dengan alas an factor kebiasaan dan plastic sampah yang kurang sehingga tidak melakukan pemisahan sampah memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang prima dan professional yaitu dengan melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit yang memiliki pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan surat PEMBAHASAN Salah satu upaya yang dilakukan untuk perlindungan diri sebagai pencegahan, pengendalian infeksi secara sederhana adalah menerapkan kewaspadaan universal sebagai pedoman petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Prinsip kewaspadaan universal adalah hand hygiene, pemakaian alat perlindungan diri (APD) untuk mencegah kontak darah dan cairan infeksius lainnya, pengelolaan alat habis pakai kemudian bagaimana pengelolaan limbah oleh petugas. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 382/ Menkes/ SK/ III/ 2007 bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan keputusan menteri kesehatan yang telah ditetapkan. Tujuan dari pencegahan dan pengendalian infeksi pada Rumah Sakit adalah melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat dari penularan penyakit infeksi yang mungkin timbul baik yang ditularkan melalui droplet, udara atau kontak. Rumah sakit wajib memberikan informasi kepada petugas kesehatan mengenai konsep dasar penyakit infeksi, fakta-fakta penting tentang penyakit menular, kewaspadaan universal/ kewaspadaan isolasi, pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pengunjang dan kesiapan pandemik penyakit 192
9 menular ( Emergencing Infectious Deases). (Pedoman PPI RS, 2011) Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Informan bidan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dengan pelatihan atau sosialiasi yang didapatkan hanya secara umum saja seperti hand hygiene, harus memakai APD sesuai pajanan tetapi tidak ada pelatihan khusus bagaiman pemakaian APD yang benar. Petugas kesehatan khususnya bidan beresiko terpajan penularan penyakit infeksi melalui darah dan Sylvanus Palangka Raya pada setiap tahunnya terjadinya peningkatan angka penyakit infeksi di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya pada tahun 2014 dengan kasus HBsAg (+) sebanyak 6 kasus meningkat menjadi 20 kasus pada tahun 2015, sedangkan kasus dan HIV positif sebanyak 3 kasus pada tahun 2014 menjadi 6 kasus pada tahun 2015 periode Januari Desember. Terjadinya peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi penyakit menular sehingga menjadi masalah yang serius cairan tubuh pasien, tidak adanya SOP dan mengancam keselamatan pasien yang dirawat kebijakan berupa aturan tertulis sebagai bentuk nyata dukungan terhadap kewaspadaan universal, tidak ada data jumlah petugas yang terpajan setiap tahunnya sehingga tidak terpantau dan terevaluasi bagaimana cara kerja petugas selama ini dalam bentuk perlindungan dirinya. Banyak petugas tidak mengetahui bagaimana bila terjadi pajanan pada petugas itu dan petugas kesehatan khususnya bidan yang bekerja di ruang rawat inap kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kami ucapkan kepada ketua STIKES yang telah memberikan dukungan dalam melakukan penelitian dan direktur RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang sendiri. Selama ini petugas tidak cukup yakin telah memfasilitasi tempat penelitian. bentuk perlindungan diri yang mereka terapkan selama ini, apakah sudah sesuai standard. Berdasarkan data profil RSUD dr Doris DAFTAR PUSTAKA Afiyanti, Yati. Rahmawati, Nur Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Keperawatan. Jakarta: Rajagravindo 193
10 Akademi Kebidanan Sari Mulia, Panduan Tugas Akhir, Banjarmasin: STIKES Sari Mulia. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Laporan Tahunan. Palangka Raya. Bungin, Burhan Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo. Depkes RI Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal Di Pelayanan Kesehatan. Cetakan III. Jakarta. Depkes RI Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit. Cetakan I. Jakarta. Hidayat, Aziz Metode Penelitian Kebidanan Dan Analisa Data. Jakarta: Salemba. Irianto Kewaspadaan universal. [internet]. tersedia dalam: http: keperawatanku. blogspot. co. id. [diakses 21 Desember 2015]. Profil RSUD Dr Doris Sylvanus Laporan Tahunan. Palangka Raya. Profil RSUD Dr Doris Sylvanus Laporan Tahunan. Palangka Ray.a Retnaningsih, dwi Pengelolaan universal precation dalam pencegahan penyakit hiv/aids di rsud tugurejo semarang. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan. Stikes Widya Husada Semarang. Sahara. Ayu Faktor-faktor yang behubungan dengan kepatuhan perawat dan bidan [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia. Sujianto, Untung Dalam penerapan kewaspadaan universal di rumah sakit palang merah bogor. Universitas Indonesia. Muninjaya, Gde Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC. Palimbo, A, Pelaksanaan sistem rujukan kasus ibu hamil resiko tinggi oleh bidan desa ke puskesmas poned kabupaten banjar kalimantan selatan. [tesis]. Universitas Diponegoro. Perhimpunan PPI Materi Pelatihan Dasar PPI RSUD Dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Jakarta: PPI. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Laporan Tahunan. Palangka Raya. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Laporan Tahunan. Palangka Raya. 194
BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional, pusat terapi dan diagnosis yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang. Seperti halnya di Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Universal precaution (kewaspadaan standar) merupakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas medis untuk kesehatan masyarakat bisa dilakukan di poliklinik maupun di rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi melalui tenaga medis professional yang teroganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciISNANIAR BP PEMBIMBING I:
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR MANUSIA, LINGKUNGAN, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAWATDI RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TESIS OLEH: ISNANIAR BP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas tentang: latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Di jaman
Lebih terperincinosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat. Masyarakat yang
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON A. PENDAHULUAN Health care Associated Infections (HAIs) merupakan komplikasi yang paling sering
Lebih terperinciPPI TELUSUR SKO R 1 MATERI Pembentukan Tim PPI, pengorganisasian, operasional, program kerja, pelaksanaannya
TELUSUR POKJA PPI PPI TELUSUR SKO R 1 MATERI Pembentukan Tim PPI, pengorganisasian, operasional, program kerja, pelaksanaannya Kualifikasi ketua dan anggota Tim PPI Uraian tugas ketua dan anggota Tim PPI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciLAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA DISUSUN OLEH TIM PPI RS SYAFIRA Jl. JenderalSudirman No. 134 Pekanbaru Telp. (0761) 3061000 Fax : (0761) 41887 Email :cso@rssyafira.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Universal precautions merupakan pedoman pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh seluruh petugas pelayanan kesehatan terhadap semua pasien, pada setiap tindakan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RSIA ANUGRAH KUBURAYA
KERANGKA ACUAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RSIA ANUGRAH KUBURAYA A. PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari kemungkinan untuk mengalami kecelakan dalam pekerjaannya. Perilaku dan kesadaran yang baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi HIV adalah melalui kontak seksual;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu tempat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk masyarakat yang sedang sakit. Tujuan utama rumah sakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI Devi Permatasari* Latar belakang : Dalam tindakan kewaspadaan universal diperlukan kemampuan dan pengetahuan perawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
Lebih terperinciPROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA I. PENDAHULUAN Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit, perlu dilakukan pengendalian infeksi, diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang semakin kompleks membawa banyak perubahan di berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa ini, bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya pencegahan infeksi
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Istiqomah *1, Fadhiyah Noor Anisa 2, Sari Febrianti Matandung 1, 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari spesimen-spesimen yang diperiksa. Petugas laboratorium merupakan orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium kesehatan sangat potensial untuk dapat menularkan penyakit dari spesimen-spesimen yang diperiksa. Petugas laboratorium merupakan orang yang rentan terpajan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan bermacam-macam buangan limbah yang dapat mempengaruhi kesehatan. Rumah sakit sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Semakin pesatnya ilmu dan teknologi di bidang medis masa kini, maka semakin kompleks pula pelayanan kesehatan di rumah sakit, ditandai dengan meningkatnya prosedur-posedur invasive baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Petugas kesehatan yang paling sering berinteraksi dan paling lama kontak dengan pasien dalam memberikan asuhan salah satunya adalah perawat (Nursalam, 2011). Perawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konstitusi World Health Organizatin (WHO) dan amandemen UUD 1945 pasal 28 menegaskan bahwa kesehatan adalah hak azasi manusia yang fundamental bagi setiap individu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immune Deficiency Virus), relatif mudah menular dan mematikan.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perawat profesional dalam melaksanakan peran dan fungsinya sehari hari, selalu beresiko tertular terhadap berbagai penyakit. Penularan penyakit dapat terjadi secara kontak
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN
HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014 Nia¹, Lala²* ¹Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR
PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR Disusun oleh : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RUMAH SAKIT UMUM AULIA LODOYO BLITAR JL. RAYA UTARA LODOYO KEMBANGARUM
Lebih terperinciPERSEPSI TERHADAP APD
A. Data Responden 1. Umur :... tahun 2. Pendidikan : D1 D3 S1 3. Lama Bekerja : < 1 thn 1 5 thn > 5 thn 4. Status Kerja : Karyawan Tetap Karyawan Kontrak B. Pernyataan Untuk Aspek pengetahuan Petunjuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi telah meluas di seluruh kawasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas dan globalisasi telah meluas di seluruh kawasan Asia Tenggara sejak tahun 2003, dan akan diperluas lagi untuk kawasan Asia Pasifik pada tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus HIV/AIDS bermunculan semakin banyak dan menyebar ke berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia, dilaporkan bahwa epidemi HIV dan AIDS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi dokter gigi tidak terlepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. Penyebaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit (RS) merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut
Lebih terperinciLaporan bulanan PPI Bulan September
Laporan bulanan PPI Bulan September EVALUASI PROGRAM 1. Rancangan program PPI Program rancangan PPI mengacu kepada standar program PPI yang terdiri atas pencegahan infeksi, kewaspadaan isolasi, surveilan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewaspadaan Umum/Universal Precaution 2.1.1. Defenisi Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018
LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua rahmat dan nikmat-nya
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua rahmat dan nikmat-nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Dalam hal ini penulis mengambil
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang menyediakan berbagai macam jenis pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di sejumlah rumah sakit di Indonesia cukup tinggi. Mengingat kasus nosokomial infeksi menunjukkan angka yang cukup tinggi.
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
53 LAMPIRAN-LAMPIRAN 54 Lampiran 1 Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Kesiapan Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS di RSUD Kota Dumai Oleh: Ummi Umaina Saya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di sejumlah rumah sakit di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di sejumlah rumah sakit di Indonesia cukup tinggi. Kasus infeksi nosokomial menunjukkan angka yang cukup tinggi. Tingginya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan Meraih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap
Lebih terperinciInfeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat
BAB 1 PENDAHULUAN Setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan atau meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
Lebih terperinciFOKUS AREA : Program kepemimpinan dan koordinasi (PPI 1; 2;
FOKUS AREA : Program kepemimpinan dan koordinasi (PPI 1; 2; 3; 4) Fokus dari program (PPI 5; 5.1; 6; 7; 7.1; 7.1.1; 7.2; 7.3; 7.4; 7.5) Prosedur Isolasi (PPI 8 ) Teknik pengamanan dan hand hygiene ( PPI
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
99 Lampiran 1 No. Kode : LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Judul penelitian : Hubungan antar pengetahuan perawat tentang kewaspadaan universal dengan rotasi perawat ke ruang isolasi di RSUD Cengkareng. Peneliti
Lebih terperinciC. TUJUAN 1. TujuanUmum : Untuk membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien
A. PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam
Lebih terperincipola kuman 1. Program penerapan Kewaspadaan Isolasi 2. Program kegiatan surveilans PPI dan peta 4. Program penggunaan antimikroba rasional
1. Program penerapan Kewaspadaan Isolasi 2. Program kegiatan surveilans PPI dan peta pola kuman 3. Program pendidikan dan pelatihan PPI 4. Program penggunaan antimikroba rasional N0 KEGIATAN MONITORING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir akhir ini persoalan limbah menjadi masalah yang cukup serius bagi pencemaran lingkungan, dimana aktiftitas dan jumlah penduduk yang semakin bertambah menambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) issue penting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah sakit,
Lebih terperinciSalah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi atau Healthcare Associated Infections (HAIs) di rumah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyembuhan dan pemulihan penderita. Perkembangan
Lebih terperinciSTANDAR PPI 1 PPI 1.1 PPI 2 PPI 3 PPI 4 PPI 5 PPI 6 PPI 6.1
D NO 1 2 3 4 STANDAR PPI 1 PPI 1.1 5 6 PPI 2 7 8 9 PPI 3 10 11 12 PPI 4 13 14 15 PPI 5 16 17 18 19 20 PPI 6 21 22 23 PPI 6.1 24 25 26 PPI 6.2 27 28 29 PPI 7 30 31 32 33 PPI 7.1 34 35 36 37 38 PPI 7.2 39
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta
1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru), merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari
Lebih terperinciDAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN
UNIT PENDAFTARAN NO 1 Terdapat prosedur pendaftaran 2 Tersedia alur pendaftaran 3 Petugas memahami dan melaksanakan prosedur pendaftaran 4 Tersedia SOP Penilaian kepuasan pelangggan 5 Tersedia form penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut, kronis dan juga kematian. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka akibat jarum suntik dan benda tajam adalah luka yang di sebabkan oleh benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh orang lain. Cidera ini kebanyakan terjadi pada
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH
RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH TAHUN ANGGARAN 2015 TIM K3 RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. serta pembahasan hasil penelitian dengan judul: Analisis Kepatuhan. Penerapan Kewaspadaan Standar Pelayanan Kedokteran Gigi di RS
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Bertolak dari rumusan masalah, hipotesis dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian dengan judul: Analisis Kepatuhan Penerapan Kewaspadaan Standar Pelayanan Kedokteran
Lebih terperinciPENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI
PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI Oleh: TIM PPI RS BHAYNGKARA WAHYU TUTUKO BOJONEGORO DAFTAR ISI: Daftar isi... 2 I. Pendahuluan...3 II. Perencanaan program pengendalian infeksi berbasis Akreditasi rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi di rumah sakit merupakan masalah yang cukup besar pada pelayanan kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah
Lebih terperinciJUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan
BA B VII STANDAR 1. Proses Pendaftaran Pasien. Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung oleh sarana dan lingkungan yang memadai. KRITE RIA JUMLA H EP 1 7 1. SOP pendaftaran 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah (PMI,2011). Transfusi
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA
PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA A. LATAR BELAKANG Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. RSUD dr M Ashari Pemalang merupakan salah satu Rumah. Sakit bentuk Badan Layanan Umum Daerah di wilayah Kabupaten
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN RSUD dr M Ashari Pemalang merupakan salah satu Rumah Sakit bentuk Badan Layanan Umum Daerah di wilayah Kabupaten Pemalang, Rumah Sakit tipe C ini memiliki kewajiban memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan upaya keselamatan pasien sudah merupakan gerakan universal. Berbagai negara maju bahkan telah menggeser paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945
10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciDisampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014
Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014 PENDAHULUAN KEWASPADAAN ISOLASI PELAKSANAAN PPI DI RS & FASILITAS PETUNJUK PPI UNTUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan adalah sebagai salah satu usaha untuk mencapai kesadaran kemampuan akan hidup sehat bagi masyarakat dan mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Data
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat di lingkungannya. Kesehatan dan keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan pencegahan universal merupakan salah satu strategi yang telah direkomendasikan oleh Centers for Desease Control and Prevention (CDC) dalam upaya pengendalian
Lebih terperinciLAPORAN EVALUASI PROGRAM
LAPORAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN S.D 217 KOMITE PMKP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI MALUKU PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN PERIODE S.D 217 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPANDUAN RUANG ISOLASI DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG
PANDUAN RUANG ISOLASI DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG BAB I DEFINISI RUANG ISOLASI A. Definisi Ruang Isolasi Ruang isolasi adalah
Lebih terperinciUNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi
UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi Pendahuluan Sejak AIDS dikenal; kebijakan baru yang bernama kewaspadaan universal atau universal precaution dikembangkan. Kebijakan ini menganggap bahwa setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri, kegiatan rumah sakit berlangsung
Lebih terperinci