BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian a. Identitas Sekolah Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Cimahi Kelompok Pariwisata N S S : b. Sejarah Pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Cimahi pada awalnya bernama Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA) didirikan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan lulusan dari Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama Negeri (SKKP) Cimahi. Beberapa tokoh yang menjadi pemrakarsa utama pendirian SKKA, diantaranya adalah: 1. Kapten Sudjiran (Ketua POMG SKKP Negeri Cimahi) 2. Ny. Gandawijaya (Ketua BKOW Cimahi) 3. Drs. R.P Hartoyo (Kepala SMP Negeri Cimahi) 4. Ny. Oekinah Adiwikarta (Kepala SKKP Negeri Cimahi) Atas usaha serta kerjasama dari berbagai pihak maka pada tahun 1969 berdiri SKKA di Cimahi dengan status sebagai kelas jauh dari SKKA Negeri 1 Bandung. 78

2 Bertugas sebagai Kepala Sekolah adalah Ibu Rusli Syarif. Gedung yang digunakan adalah Gedung SKKP Negeri Cimahi Jalan Gatot Subroto No. 13 Cimahi (sekarang SMP Negeri 6 Cimahi). Sedangkan jurusan yang dibuka adalah Jurusan Memasak dan Jurusan Menjahit. Jumlah siswa angkatan pertama berjumlah 27 siswa. c. Sk Pendirian 1. Bulan Januari 1969 berdiri SKKA Negeri 1 Cimahi (Status : kelas jauh dari SKKA Negeri 1 Bandung) 2. SKKA Negeri 1 Cimahi diubah menjadi SMKK (Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga) Negeri Cimahi dengan SK Pendirian No. 0207/O/1980 Tanggal 30 Juli SMKK Negeri Cimahi diubah menjadi SMK Negeri 3 Cimahi dengan SK Mendikbud RI No. 036/O/1997 Bulan Mei 1997 d. Gedung Sekolah Pada tanggal 25 April 1991 SMKK Negeri 1 Cimahi pindah ke gedung baru yang beralamat di Jalan Sukarasa No. 136 Citeureup Cimahi Utara. Luas tanah m 2 (Sertifikat Tanda Bukti Hak No. B ) e. Sk Pendirian 1. Bulan Januari 1969 berdiri SKKA Negeri 1 Cimahi (Status : kelas jauh dari SKKA Negeri 1 Bandung) 79

3 2. SKKA Negeri 1 Cimahi diubah menjadi SMKK (Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga) Negeri Cimahi dengan SK Pendirian No. 0207/O/1980 Tanggal 30 Juli SMKK Negeri Cimahi diubah menjadi SMK Negeri 3 Cimahi dengan SK Mendikbud RI No. 036/O/1997 Bulan Mei 1997 f. Gedung sekolah Pada tanggal 25 April 1991 SMKK Negeri 1 Cimahi pindah ke gedung baru yang beralamat di Jalan Sukarasa No. 136 Citeureup Cimahi Utara. Luas tanah m 2 (Sertifikat Tanda Bukti Hak No. B ) g. Moto SMK Kota Cimahi Maju bersama SMK dengan jalan meningkatkan disiplin dan keramahtamahan serta pengembangan kesadaran lingkungan hudup dengan dilandasi nilai-nilai religius. h. Visi SMK Kota Cimahi ` Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang menguasai Ilmu Pengetahuan Teknologi dengan dilandasi Iman dan Takwa serta berwawasan global, mampu bekerja sama, profesional, mandiri, sesuai dengan tuntutan dunia kerja dalam mengembangkan pembangunan kota Cimahi. i. Misi SMK Kota Cimahi 80

4 1. Meningkatkan Sumber daya manusia yang profesional, kreatif, inovatif, memiliki etos kerja, mampu mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota Cimahi 2. Meningkatkan transparansi dan manajemen sekolah yang sehat 3. Meningkatkan keterserapan lulusan SMK pada dunia usaha dan industri, baik tingkat nasional maupun internasional. j. Nilai-Nilai 1. Iman dan Takwa 2. Kebersamaan/kerjasama 3. Transparansi 4. Kekeluargaan 5. Mandiri k. Tujuan 1. Meningkatkan mutu lulusan yang berkompetensi secara global sesuai tuntutan dunia usaha dan industri. 2. Meningkatkan kualitas manajemen sekolah yang profesional dan handal 3. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional 2. Subjek Penelitian Ibu Tenta Permanik, S.Pd. dan Ibu Suhartati, S.Pd. Guru pendidikan kewarganegaraan yang menjadi subjek penelitian. Kedua guru pendidikan 81

5 kewarganegaraan tersebut merupakan guru yang mengajar di SMKN 3 Cimahi yang merupakan objek penelitaian. Selain kedua guru tersebut, subjek penelitian yang penulis tuju adalah bapak Drs. Agus Rustiadin M.M.Pd yang berkedudukan sebagai wakasek kurikulum di SMKN 3 Cimahi. Untuk memperoleh data secara lebih dalam, subjek penelitian yang penulis tuju adalah siswa kelas x busana 3 dan x boga 3 SMKN 3 Cimahi. Dengan mengamati kegiatan siswa dan menanyakan pendapat siswa mengenai pendidikan kewarganegaraan maka dapat diketahui bagaimana peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk karakter siswa menjadi warga yang baik di SMKN 3 Cimahi yang merupakan obejek penelitian penulis. Subjek penelitian merupakan guru pendidikan kewarganegaraan, wakasek kurikulum, dan siswa SMKN 3 Cimahi yang memudahakan penulis dalam memperoleh data dalam proses penelitian. Dari subjek penelitian tersebut penulis bertujuan untuk memperoleh data tentang peranan pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter dalam membentuk karakter siswa menjadi warga negara yang baik. B. Deskripsi Hasil Penelitian Setelah mendapatkan surat izin penelitian, penulis diperkenankan melakukan penelitian sampai batas waktu yang ditentukan. Penulis mengumpulkan data dengan 82

6 cara mengamati langsung aktifitas yang berjalan di SMKN 3 Cimahi, untuk memperoleh data penulis melakukan wawancara terhadap guru pendidikan kewarganegaraan, wakasek kurikulum, dan siswa di SMKN 3 Cimahi. Agar tersusun secara sistematis, deskripsi hasil penelitian penulis sajikan berdasarkan hasil observasi dan urutan pertanyaan penelitian tanpa mengurangi substansi yang diteliti. Deskripsi hasil penelitian dapat dilihat dari paparan berikut: 1. Peranan Pkn Membentuk Sikap Siswa Menjadi Warga Negara yang Baik Menurut ibu SI Tujuan pendidikan itu sendiri pada hakikatnya tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga secara seimbang harus menanamkan karakter positif terhadap sikap, perilaku, dan tindakan seseorang. Tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orang yang baik. Siapakah manusia yang baik itu? Yaitu manusia yang mengenal dirinya, lalu ia mengenal Tuhannya. Ia mengenal potensi yang ada pada dirinya dan mampu mengembangkannya. Pendidikan akan menghasilkan manusia paripurna yang dapat memaknai hakikat dirinya sebagai hamba Tuhan dan makhluk sosial. Hal ini dimaksudkan agar manusia yang berpendidikan itu cerdas otaknya sekaligus waras perilakunya. Maka dari itu pendidikan kewarganegaraan yang dijalankan di SMKN 3 Cimahi harus berdasarkan pada tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan yaitu untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. 83

7 Mempertegas pendapat ibu SI, ibu TP berpendapat bahwa Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang mengarahkan siswa untuk menjadi manusia yang mempunyai kelakuan yang baik serta menjadikan para siswa sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam kehidupannya sehari-hari yang mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang berbudi pekerti luhur karena pada saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa banyak terjadinya pergeseran nilai-nilai dan normanorma kesopanan yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai ciri khas bangsa Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang mengajarkan nilainilai yang membentuk sikap dan perilaku siswa menjadi seorang warga negara yang baik dan nantinya bisa menjadi tuntunan mereka dalam menjalani hidup sehari-hari di lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Bedasarkan hasil observasi di SMKN 3 Cimahi, penerapan pelajaran pendidikan kewarganegaraan di dalam diri siswa dilakukan oleh para guru untuk membentuk generasi penerus bangsa menjadi karakter cerdas terampil dan memiliki moral yang baik. Hal ini dapat terlihat dari perilaku siswa di kelas, siswa menghargai guru saat proses pelajaran berlangsung, siswa juga menghargai teman dengan cara memperhatikan teman saat memberikan pendapat atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Penerapan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter dalam kehidupan siswa tidak seutuhnya berhasil karena masih banyak siswa 84

8 yang belum bisa menghargai keberadaan guru dan temannya di dalam kelas. Selain itu masih banyak siswa yang suka membolos saat mereka merasa pelajaran tidak menyenangkan dan membosankan. Bedasarkan hasil wawancara dengan siswa X busana 3 dan X boga 3 mengenai pendapat mereka tentang pendidikan kewarganegaraan, banyak siswa yang mengatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang menyenangkan karena mereka banyak mempelajari tentang negara dan hukum yang mengatur warga negara dan memberikan mereka pengetahuan bagaimana menjadi warga negara yang baik. Pelajaran pendidikan kewarganegaraan menurut para siswa memberi pengaruh yang sangat baik bagi kehidupan mereka, pelajaran pendidikan kewarganegraan mengajarkan mereka bagaimana cara berperilaku yang baik dengan orang tua, masyarakat dan teman. Selain itu mereka juga memperoleh pengetahuan tentang kewajiban dan hak-hak seorang warga negara yang baik. Sebagian besar siswa SMKN 3 Cimahi menyukai pelajaran pendidikan kewarganegaraan namun tak seluruhnya siswa menyukai pelajaran pendidikan kewarganegaraan, yang tidak menyukai pelajaran pendidikan kewarganegaraan mengatakan pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah pelajaran yang membosankan dikarenakan penuh dengan materi dan hafalan sehingga mereka merasa bosan dengan pelajaran pendidikan kewarganegaraan. 85

9 Ibu TP menyatakan Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan karena pendidikan kewarganegaraan mempunyai tujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik yang menaati peraturan dan berprilaku sesuai dengan landasan negara Indonesia yaitu Pancasila. Pentingnya pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk siswa menjadi warga negara yang baik karena dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan siswa dapat mengetahui serta dapat mengenal arti dari kewarganegaraan yang mengajarkan mereka tentang hak dan kewajiban dari seorang warga negara. Sejalan dengan pendapat ibu TP, ibu SI berpendapat Pendidikan kewarganegaraan juga mengajarkan tentang rasa toleransi dan tenggang rasa terhadap sesama manusia yang hidup dalam satu negara. Pendidikan kewarganegaraan memberikan pengetahuan terhadap siswa tentang aturan yang berlaku dalam sebuah negara agar siswa tersebut dapat hidup dengan mematuhi aturan yang berlaku. Pendidikan kewarganegaraan menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air sehingga siswa tetap memiliki rasa nasionalisme. Menurut bapak AR pentingnya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di dalam kurikulum pendidikan yaitu untuk memupuk rasa kecintaan siswa terhadap tanah air Indonesia dan meningkatkan kesadaran siswa dalam mematuhi aturan yang berlaku dalam suatu negara, tempat mereka tinggal, dan di sekolah. Dengan adanya 86

10 mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan maka siswa dapat lebih memahami bagaimanakah tata cara berprilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu bapak AR menyatakan bahwa Pendidikan kewarganegaraan di dalam membentuk karakter siswa SMKN 3 Cimahi diimplementasikan di setiap kegiatan dan perilaku siswa yang positif dimana para siswa sangat mematuhi peraturan yang dijalankan di sekolah dan perilaku siswa yang sopan terhadap guru di sekolah yang sesuai dengan moto SMKN 3 Cimahi yaitu Maju bersama SMK dengan jalan meningkatkan disiplin dan keramahtamahan serta pengembangan kesadaran lingkungan hidup dengan dilandasi nilai-nilai religius. Bedasarkan pendapat ibu SI pendidikan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang mempunyai andil cukup besar dalam memberikan dampak positif bagi pembentukan sikap siswa menjadi seorang individu yang cerdas, kreatif, dan berbudi pekerti luhur. Melalui pendidikan kewarganegaraan siswa bisa memahami posisinya di dalam kehidupan sehari-harinya. Sebelum menerapkan dalam lingkup yang cukup besar pendidikan kewarganegaraan bisa diimplementasikan dalam ruang lingkup yang kecil dulu seperti keluarga dan sekolah. Hal ini akan membuahkan hasil apabila ruang lingkup di dalam penerapan tersebut mendukung, dengan ruang lingkup mendukung maka siswa tersebut dapat menjadi individu yang cerdas, memiliki moral yang baik, dan berguna bagi kehidupan orang banyak. 87

11 Berdasarkan pendapat ibu TP pendidikan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang memberi pengaruh dalam kehidupan siswa, dengan mempelajari pendidikan kewarganegaraan maka siswa dapat memahami antara hak dan kewajibannya sebagai seorang siswa ataupun sebagai warga negara Indonesia. Pemahaman siswa akan hak dan kewajibannya akan membentuk siswa tersebut menjadi karakter warga negara yang baik. Berdasarkan pendapat ibu SI dan TP Pendidikan kewarganegaraan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa menjadi warga negara yang baik karena pendidikan kewarganegaraan membentuk individu menjadi seorang pribadi bermoral yang dapat menghayati kebebasan dan tanggung jawabnya, dalam relasinya dengan orang lain dan dunianya di dalam komunitas pendidikan. Komunitas pendidikan ini bisa memiliki cakupan lokal, nasional, maupun internasional (antar negara). Pendidikan kewarganegaraan berpengaruh pada pembentukan individu yang bermoral, cakap mengambil keputusan yang tampil dalam perilakunya, sekaligus mampu berperan aktif dalam membangun kehidupan bersama. 2. Kondisi Karakter Siswa di SMKN 3 Cimahi Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan SMKN 3 Cimahi merupakan sekolah yang berlandaskan kepada nilai-nilai iman dan takwa untuk 88

12 menjadikan siswa sebagai manusia yang mempunyai akhlak mulia dan mempunyai kepribadian yang baik. Siswa SMKN 3 Cimahi diajarkan bagaimana membangun rasa kebersamaan/kerjasama di dalam melakukan segala tindakan positif, di dalam menjalankan aktifitas dan setiap kegiatan. Siswa SMKN 3 diajarkan untuk selalu transparansi karena dengan itu siswa SMKN 3 Cimahi dibiasakan untuk hidup jujur, rasa kekeluargaan merupakan rasa yang terus dipupuk dan ditanamkan pada setiap siswa SMKN 3 Cimahi untuk selalu hidup selaras dengan sesama, siswa SMKN 3 Cimahi juga dididik menjadi manusia yang mandiri serta mempunyai kemampuan dan potensi yang nantinya menjadi bekal bagi siswa setelah lulus dari SMKN 3 Cimahi. Siswa SMKN 3 Cimahi merupakan remaja biasa yang masih mudah terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulan, hal ini terlihat dari beberapa siswa yang menggunakan pakaian agak sedikit minim dan menggunakan aksesoris yang sedikit berlebihan di dalam lingkungan sekolah. Namun sebagian besar siswa SMKN 3 Cimahi merupakan siswa yang mematuhi aturan sekolah dan mencerminkan pelajar yang baik. Apabila melihat dari hal-hal seperti yang telah dijelaskan di atas maka dapat diketahui bagaimana kondisi karakter siswa yang berada di SMKN 3 Cimahi. Bedasarkan pernyataan ibu SI Siswa SMKN 3 Cimahi merupakan siswa-siswa yang sama saja dengan siswa sekolah lainnya, dimana dalam usia remaja masih mudah 89

13 terpengaruh dengan apa yang terjadi disekitar mereka, teknologi yang semakin maju membuat dampak positif dan negatif dalam kehidupan para siswa maka dari itu harus ada pembatasan dan pengenalan tentang bagaimana cara membatasi hal-hal negatif yang akan membawa pengaruh buruk bagi kehidupan mereka. Dapat dilihat pada saat ini banyak kasus yang berkaitan dengan para pelajar di indonesia seperti kasus video porno yang mulai merebak dikalangan pelajar dan pelakunya para pelajar, kasus kekerasan seperti tawuran dan gank motor. Dalam membendung hal-hal negatif tersebut maka dari itu SMKN 3 Cimahi terus berupaya menggalang kegiatan positif dan menarik minat siswa agar mempunyai kesibukan yang beorientasi positif dalam kesehariannya. Mempertegas pendapat ibu SI, ibu TP menyatakan Sekolah merupakan wadah dimana siswa ditempa agar memiliki karakter yang baik untuk menjadi manusia yang berguna dalam kehidupan. Walaupun tak bisa dipungkiri banyak kendala yang dialami, kendala yang dialami dapat dilihat dari gaya berpakaian remaja yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang juga ditandai 90

14 dengan hadirnya internet, turut serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian, karena pada saat ini pakaian minim dan ketat telah menjadi trend di lingkungan anak muda. Kendala-kendala dialami karena karakter siswa tidak hanya terbentuk dari lingkungan sekolah, karakter siswa juga terbentuk dalam lingkungan keluarga karena lingkungan keluarga adalah basis terkecil dari kehidupan bermasyarakat dan pendidikan dalam keluarga harus ditopang juga oleh lingkungan dan masyarakat yang baik. Apabila lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitarnya tak mendukung maka dampak pendidikan yang diberikan di sekolah tak akan terlihat jelas hasilnya. Menurut bapak AR Pendidikan ke arah terbentuknya karakter bangsa para siswa merupakan tanggungjawab semua guru. Oleh karena itu, pembinaannya pun harus oleh semua guru. Dengan demikian, kurang tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki karakter bangsa hanya ditimpahkan pada guru mata pelajaran tertentu, semisal guru PKn atau guru pendidikan agama. Walaupun dapat dipahami bahwa porsi yang dominan untuk mengajarkan pendidikan karakter bangsa adalah para guru yang relevan dengan pendidikan karakter bangsa. Dalam membentuk siswa SMKN 3 menjadi karakter yang diharapkan oleh bangsa maka dari itu dituntut kerjasama para guru untuk mendidik dan memberikan contoh yang baik kepada para siswa. Siswa SMKN 3 Cimahi dididik menjadi 91

15 individu untuk memiliki keterampilan yang mampu bersaing di kancah nasional ataupun internasional, selain itu siswa SMKN 3 Cimahi diharapkan mampu membendung pergeseran moral dan budaya yang terjadi dan mampu mempertahankannya. 3. Pembelajaran Pkn Di Jalankan Berdasarkan pernyataan dari ibu SI dan TP Peran guru sangat penting dalam upaya penyampaian pendidikan karakter, untuk dapat menjadi guru pendidikan kewarganegaraan yang efektif dalam pendidikan karakter, perlu memahami dengan baik mengenai konsep dan indikator karakter yang hendak diinternalisasikan kepada peserta didik. Tanpa pemahaman yang baik mengenai nilai karakter tersebut, maka sulit bagi guru untuk membuat Silabus, RPP dan melaksanakan praktek pembelajarannya secara efektif. Menurut ibu TP Sesungguhnya setiap guru yang mengajar haruslah sesuai dengan tujuan utuh pendidikan. Tujuan utuh pendidikan jauh lebih luas dari misi pengajaran yang dikemas dalam Kompetensi Dasar (KD). Rumusan tujuan yang berdasarkan hafalan saja sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Para guru harus dapat membuka diri dalam mengembangkan pendekatan rumusan tujuan, sebab tidak semua kualitas manusia dapat dinyatakan terukur berdasarkan hafalan tertentu. Dalam pendidikan yang bertujuan membentuk karakter siswa menjadi seorang warga negara yang baik, pendidikan yang hanya berbentuk hafalan sulit untuk 92

16 mengukur bagaimana kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa, pendidikan yang seharusnya adalah mampu mengukur siswa dari berbagai aspek tidak hanya terukur dalam aspek kognitif saja. Berdasarkan pendapat ibu SI bahwa dalam menyampaikan pendidikan karakter yang terkemas dalam pendidikan kewarganegaraan maka seorang guru harus lebih memahami konsep tentang pendidikan karakter itu sendiri, dengan pemahaman yang baik mengenai pendidikan karakter maka guru akan lebih mudah dalam menyusun Silabus dan RPP dalam proses pembelajaran. Disamping menjadi guru yang memahami pendidikan karakter guru juga harus mampu menjadi sosok yang bisa dicontoh oleh para siswanya, dengan adanya contoh yang baik maka dalam diri siswa tidak ada keraguan dan menganggap pendidikan karakter hanyalah sebatas teori yang dikemukan oleh guru. Menurut ibu SI Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, peserta didik harus diberi peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dsb. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif melalui proses dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang 93

17 dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Selain itu guru harus bisa menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa bisa memahami dan menerapkan hasil pembelajaran dengan baik. Menambahkan pendapat dari ibu SI, ibu TP menjelaskan bahwa cara yang digunakan guru SMKN 3 Cimahi dalam menumbuhkan motivasi minat belajar siswa dengan cara menjelaskan tujuan belajar kepada siswa, karena makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar, selain itu apabila siswa mampu menjawab dan aktif selama proses pembelajaran maka harus diberikan penghargaan berupa hadiah ataupun acungan jempol, hal ini dilakukan untuk memacu motivasi siswa yang lain. Selain daripada itu guru harus bisa membentuk suasana belajar yang nyaman dengan cara membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan menanyakan apa yang menyebabkan siswa itu sulit memahami pelajaran. Siswa juga harus diajarkan disiplin dengan cara memberikan hukuman apabila siswa tersebut melakukan kesalahan tapi hukuman yang diberikan harus bersifat mendidik agar menumbuhkan dan tertanam karakter yang baik dalam diri siswa tersebut. Menurut pendapat siswa kelas X Busana 3 dan X Boga 3 cara guru Pendidikan kewarganegaraan dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan terkadang menarik dan terkadang membosankan. Pelajaran terasa menarik saat guru menggunakan media berupa gambaran materi yang akan diajarkan dan cara guru 94

18 menyampaikan pelajaran menyenangkan karena mereka sebagai siswa diajarkan bagaimana belajar sambil bermain sehingga suasana selama proses pembelajaran tidak menjadi membosankan. Pelajaran akan menjadi membosankan disaat guru hanya menjelesakan materi pelajaran dengan metode ceramah, siswa selama proses pelajaran banyak yang merasa bosan dikarenakan materi yang terlalu rumit sehingga membuat mereka mengantuk dalam proses pembelajaran. Bedasarkan pendapat bapak AR Penguasaan metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki seorang guru. Kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif maupun aspek afektif dan psikomotor. Ketidaktepatan memilih dan menggunakan metode pembelajaran akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut rambu-rambu pembelajaran PKn dalam Kurikulum 2006, ditegaskan bahwa pembelajaran dalam mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan proses dan upaya membelajarkan dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual (CTL) untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan karakter warga negara Indonesia. 95

19 Bedasarkan hasil obeservasi pelaksanaan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah baik dari segi pengelolaan kelas, dan penyampaian materi. Namun dalam proses pelaksanaannya yang menjadi kendala adalah waktu pelajaran yang sangat terbatas karena terkadang waktu mata pelajaran terpotong karena banyaknya mata pelajaran praktek yang memakan waktu cukup lama. Selain itu kendala yang ditemukan adalah metode yang tidak cukup variatif sehingga siswa terkadang merasa bosan. C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Peranan Pkn Membentuk Sikap Siswa Menjadi Warga Negara yang Baik Bedasarkan hasil wawancara dengan guru pendidikan kewarganegaraan ibu SI dan TP, pendidikan kewarganegaraan yang dijalankan mengacu pada sebuah hakikat dari pendidikan, pada hakikatnya pendidikan itu tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga secara seimbang harus menanamkan karakter positif terhadap sikap, perilaku, dan tindakan seseorang. Tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orang yang baik. Siapakah manusia yang baik itu? Yaitu manusia yang mengenal dirinya, lalu ia mengenal Tuhannya. Ia mengenal potensi yang ada pada dirinya dan mampu mengembangkannya. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mengarahkan siswa untuk menjadi manusia yang mempunyai kelakuan yang baik serta menjadikan para siswa sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam kehidupannya sehari-hari, mencerminkan karakter bangsa indonesia 96

20 yang berbudi pekerti luhur. Pada saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa banyak terjadinya pergeseran nilai-nilai dan norma-norma kesopanan yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai ciri khas bangsa indonesia. Pendidikan kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49), adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Lebih lanjut Somantri (2001:154) mengemukakan bahwa: PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis..., Pancasila sejati (Somantri, 2001:279). Fungsi dari mata pelajaran PKn adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD Lebih lanjut tujuan PKn yang dikemukakan oleh Djahiri (1994/1995:10) adalah sebagai berikut a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu : Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu 97

21 manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia. Pentingnya pendidikan kewarganegaraan untuk diajarkan karena Pendidikan kewarganegaraan memberikan pengetahuan terhadap siswa tentang aturan yang berlaku dalam sebuah negara agar siswa tersebut dapat hidup dengan mematuhi aturan yang berlaku. Pendidikan kewarganegaraan menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air sehingga siswa tetap memiliki rasa nasionalisme. Pendidikan kewarganegaraan perlu dan penting untuk diajarkan karena pendidikan kewarganegaraan mempunyai tujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik yang menaati peraturan dan berprilaku sesuai dengan landasan negara Indonesia yaitu Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa menjadi warga negara yang baik karena pendidikan kewarganegaraan membentuk individu menjadi seorang pribadi bermoral yang dapat menghayati kebebasan dan tanggung jawabnya. Pendidikan kewarganegaraan berpengaruh pada pembentukan individu yang bermoral, cakap mengambil keputusan 98

22 yang tampil dalam perilakunya, sekaligus mampu berperan aktif dalam membangun kehidupan bersama. Sejalan dengan pendapat tersebut bapak AR menyatakan pentingnya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di dalam kurikulum pendidikan yaitu untuk memupuk rasa kecintaan siswa terhadap tanah air Indonesia dan meningkatkan kesadaran siswa dalam mematuhi aturan yang berlaku dalam suatu negara, tempat mereka tinggal, dan di sekolah. Dengan adanya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan maka siswa dapat lebih memahami bagaimanakah tata cara berprilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Menurut para siswa pendidikan kewarganegaraan memberi pengaruh yang sangat baik bagi kehidupan mereka, pelajaran pendidikan kewarganegaraan mengajarkan mereka bagaimana cara berperilaku yang baik dengan orang tua, masyarakat dan teman. Selain itu mereka juga memperoleh pengetahuan tentang kewajiban dan hak-hak seorang warga negara yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor value-based education dengan kerangka sistemik sebagaimana dikemukakan Budimansyah (2008:108) berikut ini: a. Secara kurikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggungjawab. 99

23 b. Secara teoretik memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik (civic knowledge, civic disposition, dan civic skills) yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. c. Secara programatik menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. Dari hasil obeservasi maka penerapan pelajaran pendidikan kewarganegaraan di dalam diri siswa dilakukan oleh para guru untuk membentuk generasi penerus bangsa menjadi karakter cerdas terampil dan memiliki moral yang baik. Hal ini dapat terlihat dari perilaku siswa di kelas, siswa menghargai guru saat proses pelajaran berlangsung, siswa juga menghargai teman dengan cara memperhatikan teman saat memberikan pendapat atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Penerapan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter dalam kehidupan siswa tidak seutuhnya berhasil karena masih banyak siswa yang belum bisa menghargai keberadaan guru dan temannya di dalam kelas. Selain itu masih banyak siswa yang suka membolos saat mereka merasa pelajaran tidak menyenangkan dan membosankan. Merujuk pada penjelasan di atas maka Pendidikan kewarganegaraan yang dijalankan pada SMKN 3 Cimahi merupakan salah satu mata pelajaran yang mengarahkan siswa untuk menjadi manusia berkarakter unggul. Manusia yang 100

24 berkarakter unggul yaitu individu yang mempunyai kelakuan baik, serta menjadikan para siswa sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam kehidupannya sehari-hari yang mencerminkan karakter bangsa indonesia yang berbudi pekerti luhur dan berlandaskan pada Pancasila. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan kewarganegaraan yang dikemukaan oleh Depdiknas selain itu diselaraskan dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan yang dikemukakan oleh Somantri, dan Djahiri. Dengan kurikulum pendidikan kewarganegaraan saat ini yang membangun kesadaran moral warga negara sesuai dengan ideologi Pancasila diharapkan menjadikan siswa dapat memposisikan diri untuk mempunyai dan menerapkan nilainilai pancasila secara universal. Keterampilan hidup sesuai dengan ideologi ini diharapkan mampu menciptakan karakter baik untuk membangun negera tercinta ini, karena pada saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa banyak terjadinya pergeseran nilainilai dan norma-norma kesopanan yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai ciri khas bangsa indonesia. Di SMKN 3 Cimahi pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam membentuk karakter siswa, karena pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang mengajarkan nilai-nilai dan membentuk kepribadian siswa menjadi individu yang lebih baik nantinya. 101

25 Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai kaitan erat dengan pendidikan karakter karena pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang mengetahui hak dan kewajibannya sebagai seorang warga negara, menghargai persamaan kedudukan antar warga negara, dan membentuk perilaku warga negara yang lebih baik. Selain itu pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang mengemban misi mencerdaskan kehidupan bangsa yang berlandaskan pada pendidikan nilai. Melihat dari penjelasan tersebut maka pendidikan kewarganegaraaan sangat berkaitan erat dengan pendidikan karakter hal ini seiring dengan pendapat yang dikemukan Thomas Lickona Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk "membentuk" kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain dan kerja keras. Hubungan antara pendidikan karakter dengan pendidikan kewarganegaraan dijelaskan oleh Somantri dalam bukunya Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS (Somantri, 2001 : 159, 161,299), mengartikan PKn adalah sebagai berikut : Pendidikan Kewarganegaraan adalah seleksi dan adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai salah satu tujuan pendidikan IPS. PKN merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, 102

26 yaitu bahan pendidikannya diorganisasikan secara terpadu (integrated) dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora, dokumen negara, terutama Pancasila, UUD 1945, GBHN dan perundangan negara dan bahan pendidikan yang berkenaan dengan bela negara.pkn adalah program pendidikan yang yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD Berdasarkan penjelasan di atas, adanya keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan pendidikan karakter karena pendidikan kewarganegaraan mempunyai posisi yang sangat strategis dalam membentuk watak dan karakter bangsa. Hal ini dikarenakan pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian ilmu yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu sosial yang berlandaskan kepada Pancasila sebagai landasan negara dan ini sejalan dengan pendapat Soemantri yang dijelaskan diatas. Tujuan pendidikan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup. Pendidikan karakter yang efektif, ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua peserta didik menunjukkan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat penting (Battistich, dalam Musfiroh : 2008). 103

27 Pendidikan karakter lebih dekat maknanya dengan pendidikan kewarganegaraan, sebab pendidikan karakter berurusan bukan hanya dengan pengembangan nilai-nilai moral dalam diri individu, melainkan juga memerhatikan corak relasional antar individu dalam relasinya dengan struktur sosial yang ada di dalam masyarakatnya. Di sini, pendidikan nilai-nilai demokratis (kesadaran hukum, tanggung jawab politik, keterbukaan, kesediaan untuk bermufakat dan berdialog, kemampuan retoris dalam menyampaikan gagasan, kebebasan berpikir, sikap kritis, dll) menjadi nilai-nilai yang penting untuk diperjuangkan. Sebab, nilai-nilai inilah yang sangat urgen dipraksiskan dalam konteks kehidupan masyarakat yang plural.(koesoema 2007: 205) PKn untuk persekolahan sangat erat kaitannya dengan dua disiplin ilmu yang erat dengan kenegaraan, yakni ilmu politik dan hukum yang terintegrasi dengan humaniora dan dimensi keilmuan lainnya yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran disekolah. Oleh karena itu, PKn ditingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang cerdas dan baik (to be smart and good citizen). Warganegara yang dimaksud adalah warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (atitudes and values) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air. (Rahmat dkk. 2008:6). 104

28 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI Bedasarkan uraian tersebut Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai tujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut : a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, secara umum mata pelajaran PKn memiliki tujuan untuk mendidik warga negara agar menjadi warganegara yang baik (to be good citizenship) yang dapat dilukiskan dengan warga negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, saling menghormati, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, memupuk rasa kekeluargaan, memupuk rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air, demokratis, cakap dan bertanggung jawab, mentaati hukum dan normanorma yang berlaku, berwawasan luas, berbudi pekerti luhur, dan seterusnya 105

29 (memiliki kecerdasan dan keterampilan spiritual, intelektual, sikap/emosional, serta keterampilan sosial) sehingga dapat mengembangkan potensi, berperan dan mampu memposisikan diri dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, negara bahkan dalam pergaulan antar bangsa. Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan mempunyai pengaruh dan peranan yang sangat penting didalam membentuk sikap siswa di sekolah ataupun dalam kehidupan sehari-harinya. Sesuai dengan peranannya pendidikan kewarganegaraan merupan pendidikan yang membentuk siswa menjadi warga negara yang mempunyai pemikiran kritis dan cerdas, serta memahami tanggung jawab dalam menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Pendidikan kewarganegaraan mendidik siswa menjadi individu yang mempunyai karakter baik yang berlandaskan pada nilai moral sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupannya di lingkungan masyarakat. Peran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi 3 hal (Budimansyah, 2010 : ), meliputi Pertama, PKn sebagai program kurikuler di lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun nonformal (luar sekolah), Kedua, PKn sebagai gerakan sosio-kultural kewarganegaraan, Ketiga, PKn sebagai program pendidikan politik Di SMKN 3 Cimahi, pengaruh pelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat dilihat dari kegiatan dan perilaku postif yang ditunjukkan oleh siswa SMKN 3 106

30 Cimahi, siswa SMKN 3 Cimahi merupakan siswa yang diarahkan untuk menjadi individu yang memiliki pemikiran inovatif serta mampu mengembangkan dirinya menjadi individu yang kreatif, sejalan dengan tujuan SMKN 3 Cimahi maka pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan dan pengaruh yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh SMKN 3 Cimahi. Penerapan pendidikan kewarganegaraan di SMKN 3 Cimahi untuk membentuk karakter siswa sudah cukup baik, namun dalam pelaksanaannya masih menemui beberapa hambatan seperti siswa yang terkadang tak bisa merealisasikan makna pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupannya. Hal ini tercermin dari perilaku beberapa orang siswa yang belum sesuai dengan tujuan dari pendidikan kewarganegaraan. 2. Kondisi Karakter Siswa di SMKN 3 Cimahi Bedasarkan hasil wawancara dengan guru pendidikan kewarganegaraan ibu SI dan ibu TP Siswa SMKN 3 Cimahi merupakan siswa-siswa yang sama saja dengan siswa sekolah lainnya, dimana dalam usia remaja masih mudah terpengaruh dengan apa yang terjadi disekitar mereka, teknologi yang semakin maju membuat dampak positif dan negatif dalam kehidupan para siswa. kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus 107

31 informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda dan smkn 3merasakan dampaknya. Walaupun siswa smkn 3 cimahi sama dengan remaja lainnya, bapak AR mengatakan di SMKN 3 Cimahi siswa dididik agar menjadi individu yang memiliki keterampilan dan mampu bersaing di kancah nasional ataupun internasional, selain itu siswa SMKN 3 Cimahi diharapkan mampu membendung pergeseran moral dan budaya yang terjadi dan mampu mempertahankannya. Ratna Megawangi sebagai pencetus pendidikan karakter di Indonesia telah menyusun karakter mulia yang selayaknya diajarkan kepada anak, yang kemudian disebut sebagai 9 pilar yaitu: 1. Cinta Tuhan dan kebenaran (love Allah, trust, reverence, loyalty) 2. Tanggungjawab, kedisiplinan, dan kemandirian (responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness) 3. Amanah (trustworthiness, reliability, honesty) 4. Hormat dan santun (respect, courtessy, obedience) 5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama (love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation) 6. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah (confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage, determination and enthusiasm) 7. Keadilan dan kepemimpinan (justice, fairness, mercy, leadership) 8. Baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humility, modesty) 9. Toleransi dan cinta damai (tolerance, flexibility, peacefulness, unity) Bedasarkan hasil observasi yang penulis lakukan SMKN 3 Cimahi merupakan sekolah yang berlandaskan kepada nilai-nilai iman dan takwa untuk menjadikan 108

32 siswa sebagai manusia yang mempunyai akhlak mulia dan mempunyai kepribadian yang baik. Siswa SMKN 3 Cimahi diajarkan bagaimana membangun rasa kebersamaan/kerjasama didalam melakukan segala tindakan positif, didalam menjalankan aktifitas dan setiap kegiatan. Siswa SMKN 3 Cimahi merupakan remaja biasa yang masih mudah terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulan, hal ini terlihat dari beberapa siswa yang menggunakan pakaian agak sedikit minim dan menggunakan aksesoris yang sedikit berlebihan didalam linggkungan sekolah. Namun sebagian besar siswa SMKN 3 Cimahi merupakan siswa yang mematuhi aturan sekolah dan mencerminkan pelajar yang baik. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa SMKN 3 Cimahi merupakan sekolah yang berlandaskan kepada nilai-nilai iman dan takwa untuk menjadikan siswa sebagai manusia yang mempunyai akhlak mulia dan mempunyai kepribadian yang baik selain itu siswa SMKN 3 Cimahi diajarkan bagaimana membangun rasa kebersamaan/kerjasama didalam melakukan segala tindakan positif, didalam menjalankan aktifitas dan setiap kegiatan. Siswa SMKN 3 Cimahi merupakan siswa-siswa yang sama saja dengan siswa sekolah lainnya, dimana dalam usia remaja masih mudah terpengaruh dengan apa yang terjadi disekitar mereka, teknologi yang semakin maju membuat dampak positif dan negatif dalam kehidupan para siswa maka dari itu harus ada pembatasan dan 109

33 pengenalan tentang bagaimana cara membatasi hal-hal negatif yang akan membawa pengaruh buruk bagi kehidupan mereka. Pada saat ini banyak kasus yang berkaitan dengan para pelajar di indonesia seperti kasus video porno yang mulai merebak dikalangan pelajar dan pelakunya para pelajar, kasus kekerasan seperti tawuran dan gank motor. Dalam membendung halhal negatif tersebut maka dari itu SMKN 3 Cimahi harus terus berupaya menggalang kegiatan positif dan menarik minat siswa agar mempunyai kesibukan yang beorientasi positif dalam keseharianya. Dalam pendidikan karakter Lickona (1992) menekankan pentingya tiga komponen karakter yang baik (components of good character) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar siswa didik mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan. Moral Knowing. Terdapat enam hal yang menjadi tujuan dari diajarkannya moral knowing yaitu:1) moral awereness, 2) knowing moral values, 3) persperctive taking, 4) moral reasoning, 5) decision making dan 6) self-knowledge. Moral Feeling. Terdapat 6 hal yang merupakan aspek dari emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter yakni : 1) conscience, 2) self-esteem, 3) empathy, 4) loving the good, 5) self-control dan 6) humility. Moral Action. Perbuatan/tindakan moral ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk 110

34 memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu : 1) kompetensi (competence), 2) keinginan (will) dan 3) kebiasaan (habit). Melihat penjelasan di atas maka betapa karakter mempunyai peranan penting dan sangat menentukan baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa. Betapa ternyata karakter betul-betul memegang peranan yang sangat penting dalam kita mencapai sesuatu yang kita inginkan atau dalam karier yang kita bangun. Karakterlah yang akan menghidupkan harapan kita di dunia ini, khususnya di negri tercinta ini. Dunia pendidikan mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter unggul pada generasi muda, karena pendidikan merupakan proses sadar untuk memperbaiki martabat membentuk perilaku ke arah yang lebih baik. Fungsi pendidikan tidak hanya memfasilitasi para siswa dalam ranah kognitif saja, tetapi pendidikan juga seharusnya mengajarkan bagaimana cara bersikap dan berprilaku sesuai dengan norma, etika, dan moral yang berlaku. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk membangun karakter siswa yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosial. 3. Pembelajaran Pkn yang di Jalankan 111

35 Dari hasil wawancara yang penulis lakukan menurut ibu SI dan TP Peran guru sangat penting dalam upaya penyampaian pendidikan karakter, Untuk dapat menjadi guru pendidikan kewarganegaraan yang efektif dalam pendidikan karakter, perlu memahami dengan baik mengenai konsep dan indikator karakter yang hendak dinternalisasikan kepada peserta didik. Tanpa pemahaman yang baik mengenai nilai karakter tersebut, maka sulit bagi guru untuk membuat Silabus, RPP dan melaksanakan praktek pembelajarannya secara efektif. Disamping itu bapak AR menyatakan bahwa Penguasaan metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki seorang guru. Kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif maupun aspek afektif dan psikomotor. Ketidaktepatan memilih dan menggunakan metode pembelajaran akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut pendapat siswa cara guru Pendidikan kewarganegaraan dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan terkadang menarik dan terkadang membosankan. Pelajaran terasa menarik saat guru menggunakan media berupa gambaran materi yang akan diajarkan dan cara guru menyampaikan pelajaran menyenangkan karena mereka sebagai siswa diajarkan bagaimana belajar sambil bermain sehingga suasana selama proses pembelajaran tidak menjadi membosankan. 112

36 Budimansyah, (2002:8) menyebutkan Ciri guru yang reaktif itu diantaranya adalah sebagai berikut: a.menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, b. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, c. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, d. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa bosan. Bila hal ini ditemui, ia segera menanggulanginya. Bedasarkan hasil observasi pelaksanaan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah baik dari segi pengelolaan kelas, dan penyampaian materi. Namun dalam proses pelaksanaannya yang menjadi kendala adalah waktu pelajaran yang sangat terbatas karena terkadang waktu mata pelajaran terpotong karena banyaknya mata pelajaran praktek yang memakan waktu cukup lama. Selain itu kendala yang sitemukan adalah metode yang tidak cukup variatif sehingga siswa terkadang merasa bosan. Dunia pendidikan mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter unggul pada generasi muda, karena pendidikan merupakan proses sadar untuk memperbaiki martabat membentuk perilaku ke arah yang lebih baik. Fungsi pendidikan tidak hanya memfasilitasi para siswa dalam ranah kognitif saja, tetapi pendidikan juga seharusnya mengajarkan bagaimana cara bersikap dan berprilaku sesuai dengan norma, etika, dan moral yang berlaku. Pendidikan tidak akan berarti 113

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak terlepas dari pendidikan. Peran pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia.

LATAR BELAKANG. Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia. LATAR BELAKANG Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tertuang dalam konstitusi negara bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan yang dirumuskan oleh para

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting berkaitan dengan pembentukan karakter siswa. Pada dasarnya karakter yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep dan proses pendidikan dalam pengertian generik merupakan proses yang sengaja dirancang dan dilakukan untuk mngembangkan potensi individu dalam interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu wacana yang dominan dalam studi globalisasi adalah hipotesis tentang "homogenitas budaya" (Hannerz, 1990: 250). Prediksi ini didasarkan pada asumsi

Lebih terperinci

NUR ENDAH APRILIYANI,

NUR ENDAH APRILIYANI, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni.

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekang Masalah Kemajuan yang semakin pesat akan berdampak negative bagi kalangan masyarakat kalau tidak ada pengawasan yang tepat, kita sebagai pendidik harus bersiap dari dini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia, hak organisasi diatur oleh undang-undang. Hak berorganisasi secara tidak langsung tersirat dalam pancasila, sebagai sumber hukum Indonesia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan di bidang pendidikan yang dialami bangsa Indonesia pada saat ini adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pembentukan watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh berbagai ilmu berupa pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk

Lebih terperinci

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik yang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar belakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 RASIONAL 1. Pendidikan diyakini sebagai wahana pembentukan karakter

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Namun secara khusus keberhasilan dalam belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan Negara sebagaimana tercantum di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pada Modul ini kita akan mempelajari tentang arti penting serta manfaat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA Pipin Erlina, Umi Chotimah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya email: pipinerlina6@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting yakni sebagai tolak ukur kemajuan negara tersebut. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran vital dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi : 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga yang membantu pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menangani masalah pendidikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan bangsa. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warga negara

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan Modul 1 0 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA C H A R A C T E R B U I L D I N G PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 ABSTRAK Bahan Ajar Character

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik fisik maupun moril, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A. PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas pendidikan yang baik akan melahirkan generasi muda yang dapat diandalkan untuk memajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah yang belum dapat dipecahkan sampai saat ini, permasalahan yang dihadapi tersebut berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang mempelajari tentang moral, etika maupun tingkah laku selain itu Pendidikan Kewarganegaraan mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang bergenre komedi, horor, action, sampai romantik semua dapat dengan mudah diperoleh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial, seperti yang dikemukakan Aristoteles (Budiyanto, 2004: 3) Manusia adalah zoon piliticon atau makhluk yang pada dasarnya selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KTSP DALAM INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN BAGI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

IMPLEMENTASI KTSP DALAM INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN BAGI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA IMPLEMENTASI KTSP DALAM INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN BAGI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan, proses akulturasi dan perubahan perilaku bangsa menjadikan masyarakat yang

Lebih terperinci