BAB II BAHAN RUJUKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II BAHAN RUJUKAN"

Transkripsi

1 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset tetap adalah asset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan selama jangka panjang. Manfaat yang diberikan asset tetap umumnya semakin lama semakin menurun, kecuali manfaat yang diberikan oleh tanah. Karakteristik yang membedakan asset tetap memiliki perusahaan untuk digunakan, sedangkan persediaan barang dagangan tidak untuk digunakan mealinkan untuk dijual. Aset tetap juga berbeda dari investasi jangka panjang meskipun keduannya dimiliki untuk masa lebih dari satu periode akuntansi, investasi tidak digunakan dalam operasi perusahaan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAP No. 07, 2010). Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Menurut Warren, et all (2015,493) menyatakan bahwa: aset yang bersifat jangka panjang atau secara relative memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Menurut Kasmir (2012:39), bahwa: Aktiva tetap adalah harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun. Dari pengertian diatas mengenai aset tetap diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva tetap memiliki beberapa ciri, yaitu: 8

2 9 1. Aset ini merupakan barang-barang fisik yang diperoleh dan digunakan oleh perusahaan untuk melaksanakan atau membantu produksi barang-barang lain atau pemberian jasa pada perusahaan lain atau pelanggannya dalam usaha bisnis yang normal. 2. Aset ini mempunyai umur yang terbatas pada akhir masa manfaatnya harus dibuang atau diganti. 3. Aset ini bersifat non monetary. Manfaat aset ini timbul dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa yang dihasilkan dan bukan dari konversi aset ini kedalam sejumlah uang tertentu. Aset yang dimiliki perusahaan akan sangat banyak macamnya, untuk membedakan antara aset-aset yang lain dengan aset tetap maka perlu untuk mengklasifikasikan aset tetap sesuai dengan jenis, manfaat dan kelompoknya Karakteristik Aset Tetap Aset tetap mempunyai beberapa karakteristik, berikut diantaranya: 1. Mempunyai wujud fisik 2. Tidak ditujukan untuk dijual lagi 3. Memliki nilai yang material, harga aset tersebut cukup signifikan contohnya tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan lain-lain. 4. Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat ekonominya bias diukur dengan handal. 5. Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan misal, mobil bagi dealer mobil diakui sebagai persediaan bukan aktiva tetap sedangkan bagi perusahaan manufacture mobil diakui sebagai aktiva tetap bukan persediaan. Menurut Giri dalam buku Akuntansi Keuangan Menengah 1 (2012,217) mengungkapkan bahwa ada beberapa karakteristik dari aset tetap, yaitu:

3 10 - Memiliki wujud fisik - Dapat diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual - Memberikan manfaat ekonomi untuk periode jangka panjang, dan merupakan subjek depresiasi. Berdasarkan definisi sumber diatas tentang karakteristik aset tetap, maka dapat disimpulkan bahwa aset tetap mempunyai beberapa karakteristik. Diantaranya adalah: 1. Aset tetap mempunyai wujud/wujud fisik. 2. Digunakan dalam operasional perusahaan. 3. Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi. 4. Tidak untuk diperjualbelikan. 5. Mempunyai nilai yang sangat material Jenis-jenis Aset Tetap Menurut Warren, et all (2015, 495) mengelompokkan aset tetap menjadi dua, yakni: 1. Aset tetap berwujud (tangible assets) yang merupakan aset jangka panjang atau aset yang relative permanen penggunaannya dan terlihat secara fisik. Nama-nama deskriptif lain bagi aset-aset ini adalah aset pabrik (plant assets), atau property, pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment). 2. Aset tetap tidak berwujud (intangible assets), merupakan aset jangka panjang yang bermanfaat bagi perusahaan dan tidak untuk dijual serta tidak terlihat secara fisik. Antara lain paten (patensi), hak cipta, merek dagang, dan goodwill

4 11 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis asset tetap terbagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Aktiva tetap berwujud, yaitu aktiva tetap yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan yang dapat dilihat bentuk fisiknya. Didalamnya meliputi : tanah, bangunan, mesin-mesi, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa. 2. Aktiva tetap tidak berwujud, yaitu aktiva tetap jangka panjang yang tidak terlihat secara fisik. Harta tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli. IAS 38 Aset Tidak Berwujud yang dikeluarkan pada tanggal 1 Januari Termasuk SAK dengan tanggal efektif setelah 1 Januari 2012 tetapi tidak SAK mereka akan menggantikan. Ekstrak ini disusun oleh IFRS Yayasan staf dan belum disetujui oleh IASB. Untuk persyaratan referensi harus dilakukan untuk Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Pengakuan dan pengukuran Pengakuan item sebagai aset tidak berwujud membutuhkan entitas untuk menunjukkan bahwa item tersebut memenuhi: 1. definisi aset tidak berwujud, dan 2. kriteria pengakuan. Persyaratan ini berlaku untuk biaya yang dikeluarkan awalnya untuk memperoleh atau internal menghasilkan aset tidak berwujud dan yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti bagian dari, atau layanan itu. Aset adalah diidentifikasi jika salah satu dari: (A) adalah dipisahkan, yaitu mampu dipisahkan atau dibagi dari entitas dan dijual, ditransfer, lisensi, disewakan atau ditukar, baik sendiri maupun bersama-sama dengan kontrak yang terkait, aset yang dapat diidentifikasi atau kewajiban, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukannya, atau

5 12 (B) muncul dari hak hukum kontrak atau lainnya, terlepas dari apakah hakhak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak lain dan kewajiban. Suatu aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika: (A) besar kemungkinan manfaat ekonomis yang diharapkan di masa depan yang dapat diatribusikan pada aktiva tersebut akan mengalir ke entitas, dan (B) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan probabilitas selalu dianggap harus puas untuk aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis. Suatu aktiva tidak berwujud pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya aktiva tidak berwujud diperoleh secara terpisah terdiri dari: (A) harga pembelian, termasuk bea impor dan tidak dapat dikembalikan pajak pembelian, setelah dikurangi perdagangan diskon dan rabat, dan (B) biaya langsung terkait mempersiapkan aset untuk digunakan. Sesuai dengan IFRS 3 Penggabungan Usaha, jika aset tidak berwujud yang diperoleh dalam penggabungan usaha, biaya yang aktiva tidak berwujud adalah nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Jika aset yang diperoleh dalam bisnis kombinasi adalah dipisahkan atau muncul dari hak-hak hukum kontrak atau lainnya, informasi yang memadai ada untuk mengukur andal nilai wajar aset tersebut. Sesuai dengan standar ini dan IFRS 3 (sebagai direvisi pada 2008), pengakuisisi mengakui di akuisisi tanggal, terpisah dari goodwill, aset tak berwujud yang diakuisisi, terlepas dari apakah aset tersebut telah diakui oleh diakuisisi sebelum penggabungan usaha. Ini berarti bahwa pengakuisisi mengakui sebagai aset terpisah dari goodwill proyek penelitian dan pengembangan in-proses diakuisisi jika proyek meets the definition of an intangible asset.

6 13 Internal tidak berwujud aset Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset. Tidak ada aset tidak berwujud yang timbul dari penelitian (atau dari tahap penelitian dari proyek internal) diatur lebih diakui. Pengeluaran untuk riset (atau tahap penelitian dari proyek internal) diakui sebagai beban pada saat itu terjadinya. Suatu aktiva tidak berwujud dari pengembangan (atau dari tahap pengembangan proyek internal) diatur lebih diakui jika, dan hanya jika, suatu entitas dapat menunjukkan semua hal berikut: (A) kelayakan teknis menyelesaikan aset tidak berwujud sehingga akan tersedia untuk digunakan atau dijual. (B) niatnya untuk menyelesaikan aset tidak berwujud dan menggunakan atau menjualnya. (C) kemampuan untuk menggunakan atau menjual aktiva tidak berwujud. (D) bagaimana aset tidak berwujud menghasilkan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan. Antara lain, entitas dapat menunjukkan adanya pasar bagi keluaran aset tidak berwujud atau aktiva tidak berwujud itu sendiri atau, jika ingin digunakan secara internal, kegunaan dari aset tidak berwujud. (E) ketersediaan yang cukup teknis, sumber daya keuangan dan lainnya untuk menyelesaikan pengembangan dan menggunakan atau menjual aktiva tidak berwujud. (F) kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang timbul dari aset tidak berwujud selama pengembangannya. Merek internal, mastheads, judul penerbitan, daftar pelanggan dan barang serupa secara substansi tidak akan diakui sebagai aktiva tidak berwujud. Biaya aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal untuk tujuan ayat 24 adalah jumlah pengeluaran yang timbul dari tanggal pada saat aset tidak berwujud pertama memenuhi kriteria pengakuan dalam paragraf 21, 22

7 14 dan 57. Ayat 71 melarang penempatan kembali pembiayaan yang sebelumnya diakui sebagai beban. Pengeluaran pada item berwujud harus diakui sebagai beban ketika terjadi kecuali: (A) merupakan bagian dari biaya aset tidak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan, atau (B) aset tersebut diperoleh dari penggabungan usaha dan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud. Jika ini adalah kasus, itu merupakan bagian dari jumlah yang diakui sebagai goodwill pada tanggal akuisisi (lihat IFRS 3). Pengukuran setelah pengakuan Suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi. Jika tidak berwujud aktiva tersebut dicatat dengan metode revaluasi, semua aset lain di kelasnya juga akan diperhitungkan menggunakan model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut. Biaya model: Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud harus dicatat sebesar biaya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Revaluasi model: Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud harus dilakukan pada jumlah yang dinilai kembali, menjadi yang nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi berikutnya dan setiap berikutnya akumulasi rugi penurunan nilai. Untuk tujuan revaluasi yang di bawah nilai ini, Standard wajar tersebut diukur dengan mengacu pada pasar yang aktif. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan sehingga pada akhir periode pelaporan nilai tercatat aset tersebut tidak berbeda secara material dari nilai wajarnya. Pasar aktif adalah pasar di mana semua kondisi berikut: (A) barang yang diperdagangkan di pasar adalah homogen; (B) pembeli bersedia dan penjual biasanya dapat ditemukan setiap saat, dan

8 15 (C) harga yang tersedia untuk umum. Jika jumlah aset tidak berwujud yang tercatat ditambahkan sebagai akibat revaluasi, kenaikan tersebut akan diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dan akumulasi ekuitas di bawah judul surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi sejauh bahwa penurunan nilai akibat revaluasi dari aset yang sama sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi. Jika jumlah aset tidak berwujud yang tercatatnya dikurangi akibat revaluasi, penurunan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi. Namun, penurunan tersebut harus menjadi diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya pada tingkat yang melebihi saldo kredit surplus revaluasi sehubungan dengan aset tersebut. Masa manfaat Masa manfaat adalah: (A) periode dimana aset diharapkan akan tersedia untuk digunakan oleh entitas; atau (B) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas. Suatu entitas harus menilai apakah masa manfaat aset tidak berwujud terbatas atau tidak terbatas dan, jika terbatas, panjang, atau jumlah unit produksi atau serupa merupakan, bahwa hidup berguna. Suatu aktiva tidak berwujud akan dianggap oleh entitas sebagai memiliki manfaat tidak terbatas ketika, berdasarkan analisis dari semua faktor yang relevan, ada ada batas yang akan datang dengan periode dimana aset diharapkan dapat menghasilkan arus kas masuk bersih untuk entitas. Masa manfaat aset tidak berwujud yang timbul dari hak hukum kontrak atau lainnya tidak boleh melebihi periode hak hukum kontrak atau lainnya, tetapi mungkin lebih pendek tergantung pada periode dimana entitas mengharapkan untuk menggunakan aset tersebut. Jika hak hukum kontrak

9 16 atau disampaikan untuk jangka waktu terbatas yang dapat diperbaharui, masa manfaat dari aset tidak berwujud harus mencakup periode pembaharuan (s) hanya jika ada bukti yang mendukung pembaharuan oleh entitas tanpa biaya yang signifikan. Untuk menentukan apakah aset tidak berwujud terganggu, entitas menerapkan PSAK 36 Penurunan Nilai Aset. Aktiva tidak berwujud dengan masa manfaat yang terbatas Jumlah yang dapat disusutkan dari aset tidak berwujud dengan usia manfaat yang terbatas harus dialokasikan secara sistematis selama masa manfaatnya. Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya aset, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya perolehan setelah dikurangi yang sisa nilai. Amortisasi harus dimulai ketika aset tersebut tersedia untuk digunakan, yaitu bila dalam lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk itu harus mampu beroperasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh manajemen. Amortisasi akan berhenti di awal tanggal aset tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok pembuangan yang diklasifikasikansebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan IFRS 5 Aktiva Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Penghentian Operasi dan tanggal aset tersebut tidak lagi diakui. Metode amortisasi yang digunakan harus mencerminkan pola di mana manfaat masa depan aset ekonomi diharapkan akan dikonsumsi oleh entitas. Nilai sisa aset tidak berwujud adalah jumlah perkiraan bahwa entitas saat ini akan diperoleh dari penjualan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset tersebut sudah zaman dan dalam kondisi yang diharapkan pada akhir masa manfaatnya. Nilai sisa aset tidak berwujud dengan berguna terbatas hidup harus dianggap nol kecuali: (A) ada komitmen oleh pihak ketiga untuk membeli aktiva tersebut pada akhir masa manfaatnya, atau

10 17 (B) ada pasar aktif untuk aset dan: (I) nilai sisa dapat ditentukan dengan mengacu ke pasar itu, dan (Ii) besar kemungkinan pasar seperti itu akan ada pada akhir masa manfaat aset. perkiraan, periode amortisasi akan berubah dengan sendirinya. Jika telah terjadi perubahan yang diharapkan pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang aset, metode amortisasi ditetapkan diubah untuk mencerminkan pola berubah. Perubahan tersebut harus dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan IAS 8 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Aktiva tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas Aset tak berwujud dengan masa manfaat yang tidak terbatas tidak dapat diamortisasi. Sesuai dengan PSAK 36 Penurunan Nilai Aset, suatu entitas diperlukan untuk menguji suatu harta tak berwujud dengan tak terbatas berguna hidup untuk penurunan dengan membandingkan jumlah terpulihkan dengan nilai tercatatnya (A) setiap tahun, dan (B) apabila terdapat indikasi bahwa aktiva tidak berwujud mungkin terganggu. Masa manfaat aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi akan ditinjau setiap periode untuk menentukan apakah kejadian dan keadaan terus mendukung penilaian hidup yang tidak terbatas berguna untuk aset tersebut. Jika mereka tidak, perubahan dalam penilaian masa manfaat dari tak terbatas untuk terbatas, akan diperhitungkan sebagai perubahan dalam akuntansi perkiraan sesuai dengan IAS 8.

11 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Pada Saat Perolehan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) (2010:07) tercantum sebagai berikut: Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan, apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Aset tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara, diantaranya diuraikan dibawah ini: 1. Pembelian Tunai Pembelian tunai adalah cara perolehan aset tetap dengan cara perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai, aset tetap dicatat dalam perkiraan akuntansi adalah senilai kas yang dibayarkan. Nilai kas yang dibayar ini akan termasuk pula biaya-biaya yang dikeluarkan selama pembelian aset teap tersebut dan dikurangi diskon atau potongan-potongan sehubungan dengan pembelian aset tetap tersebut. Jurnal yang dibuat adalah: Dr. Aset tetap xxx Cr. Kas xxx 2. Pembelian Angsuran (kredit) Pada pembelian dengan angsuran (kredit) dalam perolehan harga aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran dikeluarkan dari harga perolehan dan pembebanan sebagai biaya bunga selama masa angsuran. Jurnal yang dibuat adalah: Dr. aset tetap xxx Cr. Hutang usaha xxx Angsuran pertama = Harga pokok: jumlah cicilan = xxx Bunga pertama = % x sisa cicilan = xxx Jumlah yang harus dibayar = xxx

12 19 Jurnal yang dibuat saat membayar angsuran adalah: Dr. Hutang usaha xxx Bunga xxx Cr. Kas xxx 3. Perolehan Aset Tetap Dengan Cara Pertukaran Pertukaran dapat terjadi antara aset yang tidak sejenis dengan aset yang sejenis. Pertukaran aset yang tidak sejenis adalah pertukaran aset yang sifat dan fungsinya tidak sama, misalnya tanah dengan kendaraan yang digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi yang terjadi harus diakui sebagai Laba dan Rugi. Pencatatan harga perolehannya yaitu harga pasar aset yang diserahkan sitambah uang yang dibayarkan. Apabila harga tidak diketahui maka harga perolehan aset tetap berwujud yang sejenis adalah pertukaran aset yang sifat dan fungsinya sama, misalnya mesin dengan mesin. Jurnal yang dibuat untuk pertukaran aset yang sejenis dalam keadaan laba adalah: Dr. Tanah xxx Akum. Penyusutan-Kendaraan xxx Cr. Kendaraan xxx Keuntungan dari pelepasan kendaraan xxx Kas xxx Laba dari pertukaran adalah selisih antara harga pasar nilai buku, sedangkan jumlah yang dibuat jika terdapat kerugian pertukaran aset yang sejenis adalah: Dr. tanah xxx Akum. Penyusutan-Kendaraan xxx Kerugian dari pelepasan kendaraan xxx Cr. Kendaraan xxx Kas xxx

13 20 4. Perolehan aset tetap dengan cara mengbangun sendiri Pada sata suatu aset tetap dirakit atau dibangun oleh sutau perusahaan untuk dibangun sendiri, maka biaya perolehan (cost) aset tetap tersebut. Biaya-biaya tersebut dapat berupa biaya kontruksi selama masa pembangunan dan biaya administrasi, biaya asuransi selama masa pengembangan dan biaya kontraktor, jika menggunakan jasa kontraktor. Selainitu bunga yang harus dibayar atas pinjaman-pinjaman yang mungkin dipakai untuk mendanai pembangunan tersebut pula dimasukkan sebagai biaya perolehan aset tetap. Kapitalisasi biaya adalah semua biaya yang dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan aset dan disusutkan selama masa manfaat aset. 5. Penerbitan surat berharga Perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan cara mengeluarkan obligasi atau saham itu sendiri. Pertukaran aset tetap dengan cara mengeluarkan obligasi atau sahamnya sendiri. Pertukaran aset tetap dngan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam akun modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukarannya dengan nilai nominal dicatat dalam akuntansi agio atau disagio. Jurnal yang dibuat jika laba adalah: Dr. Aset tetap xxx Cr. Modal saham/obligasi xxx Agio xxx Sedangkan jika rugi adalah: Dr. aset tetap xxx Disagio xxx Cr. Modal saham/obligasi xxx 6. Diperoleh dari sumbangan Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan atau donasi akan dicatat sebesar harga pasarnya dalam menerima donasi mungkin dikeluarkan biaya-biaya yang

14 21 jauh lebih kecil dari nilai aset yang diterima, sehingga jika dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka halini akan menyebabkan jumlah aset terlalu kecil, juga beban depresiasi terlalu kecil. Jurnal yang dibuat adalah: Dr. aset tetap xxx Cr. Modal donasi xxx 7. Perolehan dengan cara sewa guna usaha (leasing) Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2012:30.1) paragraph 4 adalah: Sewa (lease) adalah suatu perjajnjian dimana lessor memberikan hak kepada lesee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lesee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Pencatatan cara perolehan ini tergantung dari jenis leasing yang diambiloleh perusahaan. Ada dua cara sewa guna usaha, yaitu: 1. Capital lease Aset yang diperoleh dengan cara ini dicatat sebagai aset tetap dlam kelompok tersendiri dan juga harus diamortisasikan. Kewajiban sewa guna usahanya pun disajikan terpisah dari kewajiban lainnya. Biasanya cara ini diambil bila aset disewa lebih dari dua tahun. 2. Operating lease Bila perusahaan memilih cara ini maka pencatatan angsuran tiap bulan tidak dianggap sebagai aset tetapi langsung merupakan biaya sewa aset yang diakui dan dicatat bedasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayarannya dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periodenya. Faktor-faktor yang merupakan bagian dari penentuan harga perolehan aset tetap yang harus diperhatikan, yaitu:

15 22 1. Tanah Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti: a. Harga beli b. Komisi pembelian c. Bea balik nama d. Biaya penelitian tanah e. Iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai f. Biaya merobohkan bangunan lama g. Biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian h. Pajak-pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tanah 2. Bangunan Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah: a. Harga beli b. Biaya perbaikan sebelum gedung itu di pakai c. Komisi pembelian d. Bea balik nama e. Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembelian pada waktu pembelian 3. Mesin dan alat-alat Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah: a. Harga beli b. Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli c. Biaya angkut d. Asuransi selama perjalanan

16 23 e. Biaya pemasangan f. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin 4. Kendaraan Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan didepresiasi selama masa kegunaannya. 5. Perbaikan tanah harga perolehan tanah meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sebagaimana maksud dengan perbaikan tersebut. Oleh karena itu, pengeluaran-pengeluaran diatas didebetkan ke rekening perbaikan tanah (bukan rekening tanah) dan akan disusut selama umur pemakaian aset Pengeluaran setelah perolehan Pencatatan akuntansi terhadap pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pengeluaran pendapatan Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah biaya-biaya yang hanya akan mmberi manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan tidak akan dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, melainkan akan langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan dimana biaya tersebut terjadi (dikeluarkan). ( Pengeluaran pendapatan itu meliputi: reparasi, pemeliharaan, dan penggantian 2. Pengeluaran Modal Pengeluaran Modal (capital expenditure) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva tetap, meningkatkan efisiensi operasional

17 24 dan kapasitas produktif aktiva tetap, serta memperpanjang masa manfaat aktiva tetap. ( Pengeluaran modal itu meliputi: a. Reparasi besar dan mempunyai manfaat selama sisa umur penggunaan, tetapi menambah umur penggunaanya, pengeluaran ini adalah untuk memperbaiki aset tetap yang mengalami kerusakan sebagian atau seluruhnya. b. Reparasi besar yang menambah umur manfaat Aset tetap. Pengeluaran ini adalah pengganti dari aset tetap yang disebabkan karena bagian yang diganti dalam keadaan rusak berat. c. Perbaikan Pengeluaran yang meningkatkan efisiensi atau kapasitas operasi aset tetap selama umur manfaatnya. d. Penambahan (addition) Suatu penambahan biasanya mengakibatkan bertambah besarnya fasilitas fisik. Penambahan dicatat dengan mendebet rekening aset yang mengalami penambahan aset pengeluaran tersebut, dan penyusutan selama umur ekonomis. 2.2 Penyusutan Aset Tetap Pengertian Total pengeluaran yang terjadi pada suatu periode akuntansi untuk memperoleh aset tetap tertentu tidak boleh dibebankan seluruhnya sebagai beban periode berjalan. Jika pengeluaran tersebut seluruhnya dibebankan pada periode berjalan, maka periode berjalan akan terlalu berat, sedangkan beban periode berikutnya yang ikut menikmati dan memperoleh manfaat dari aktiva tetap tersebut menjadi terlalu ringan. Dan itu berarti terjadi ketidakadilan didalam proses pembebanan suatu pengeluaran

18 25 Proses depresiasi ini penekanan utamanya adalah pada pengalokasian biaya dari cost aset tetap ke biaya periode untuk ditandingkan dengan pendapatan yang dilaporkan pada masing-masing periode selama digunakan aset tersebut. Johar Arifin (2009: 7) menyatakan bahwa: Penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aset (aktiva) tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah, dalam PSAP 07 (2010) Penyusutan adalah alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyusutan (depresiasi) adalah penurunan nilai aktiva tetap berwujud secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi selama masa manfaatnya Cara penilaian dan penurunan aset Pada umumnya nilai perolehan suatu aset tetap sama dengan jumlah biaya (bisa berupa kas maupun nonkas) untuk memperoleh aset tersebut. Selain hal tersebut, aset tetap dapat diperoleh dari pertukaran aset nonmoneter. Prinsip utama pada pengukuran aset tetap yang diperoleh dari pertukaran aset tetap ini adalah dengan menggunakan nilai wajarnya. Dalam hal nilai wajar aset tetap yang dipertukarkan tidak diketahui, nilai buku dari aset tersebut dapat digunakan. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran aset tetap selain dilakukan pada awal perolehan juga dilakukan pada periode setelah aset tetap tersebut diperoleh. Di dalam PSAK 16 Revisi 2007 terdapat perubahan yang signifikan mengenai perlakuan akuntansi aset tetap terutama tentang pengukuran nilai aset tetap setelah perolehan. PSAK 16 Revisi

19 mengakui adanya dua metode dalam perlakuan akuntansi aset tetap tersebut. Kedua metode itu adalah: Metode Biaya Historis Dengan metode ini setelah aset tetap diakui sebagai aset tetap, aset tetap tersebut dicatat pada harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset Metode Revaluasian Dengan metode ini setelah aset tetap diakui sebagai aset tetap, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi atas aset tetap harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca. Penentuan nilai aset dengan menggunakan nilai wajar pada umumnya dilakukan melalui penilai yang memiliki kualifikasi profesional. untuk melakukan penilaian terhadap tanah dan bangunan biasanya penilai menggunakan bukti pasar. Sedangkan untuk penilaian aset tetap lain seperti pabrik dan peralatan penilai akan menentukan sendiri nilai pasar wajarnya. Dalam hal tidak ada pasar yang memperjualbelikan aset tetap yang serupa, penentuan nilai pasar wajar dapat dilakukan dengan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach). Frekuensi pelaksanaan revaluasi sendiri tergantung pada perubahan niali wajar suatu aset. Jika nilai wajar yang tercatat berbeda secara material dengan nilai revaluasi, maka revaluasi lanjutan perlu dilaksanakan. Untuk aset tetap yang mempunyai perubahan nilai wajar secara fluktuatif dan sifatnya signifikan, revaluasi dapat dilaksanakan tiap tahun. Sedangkan untuk beberapa aset lain yang tidak mengalami perubahan

20 27 secara fluktuatif dan signifikan, revaluasi tidak perlu dilaksanakan setiap tahun. Untuk aset seperti itu revaluasi dapat dilakukan setiap tiga tahun atau lima tahun Faktor-faktor dalam Menentukan Beban Penyusutan Faktor yang mempengaruhi manurun kemampuan suatu aset tetap untuk memberikan jasa/manfaat yaitu: Secara fisik, disebabkan oleh pemakaian dan keausan karena penggunaan yang berlebihan dan secara fungsional, disebabkan oleh ketidak cukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misalnya kemajuan teknologi). Terdapat tiga unsur penting yang diperhitungkan dalam menentukan niali depresiasi suatu aktiva tetap berwujud yaitu: 1. Harga Perolehan Aset Tetap, Mempengaruhi biaya dari aset yang dapat disusutkan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ingat kembali bahwa aset tetap dicatat pada harga perolehan, terkait dengan prinsip biaya. 2. Masa Manfaat, Masa manfaat adalah estimasi masa produktif yang diperkirakan, yang disebut juga dengan umur manfaat. Masa manfaat dapat dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas (seperti jam kerja mesin), atau jumlah unit yang dihasilkan. Masa manfaat merupakan estimasi (perkiraan) dalam membuat estimasi, manajemen mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi seperti cara penggunaan aset, perkiraan tentang jumlah perbaikandan perawatan, serta kecepatan tingkat keusangan. Pengalaman masa lalu dengan aset yang sama juga sering kali membantu dalam menentukan masa manfaat yang diperkiraan. 3. Nilai sisa, Nilai sisa adalah estimasi nilai aset pada akhir masa manfaat. Nilai ini bisa berdasarkan pada nilai aset sebagai nilai rongsokan (scrap value) atau nilai pertukaran (trade in value). Seperti masa manfaat, nilai sisa merupakan estimasi. Dalam embuat estimasi, manajemen mempertimbangkan bagaimana

21 28 rencana mereka untuk melepaskan aset dan pengalamannya dengan aset yang sama Metode Perhitungan Penyusutan Dalam menentukan beban depresiasi suatu aset tetap berwujud terdapat beberapa metode depresiasi yang secara umum dapat digunakan. Metode-metode depresiasi tersebut diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, antara lain: 1. Berdasarkan waktu a. Metode garis lurus (straight line method): Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur ekonomis sama besar, sehingga jika dibuatkan grafiknya terhadap waktu, dan akumulasi biaya akan berupa garis lurus. Warren, et all (2015: 497) menyatakan bahwa: Metode garis lurus adalah metode yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Selain itu juga, Ely suayati dan Sri Dewi Anggadini (2009: 252) menyatakan bahwa: Metode penyusutan garis luru merupakan suatu metode yang membebankan penyusutan berdasarkan berlalunya waktu dalam jumlah yang sama sepanjang umur ekonomis aset teap digunakan. Berdasarkan definisi berbagai sumber diatas tentang metode garis lurus, dapat disimpulkan bahwa metode garis lurus (straight line method) merupakan metode yang pembebanan depresiasinya sama setiap tahunnya. Besarnya beban depresiasi dihitung dengan cara sebagai berikut: Penyusutan = (Harga perolehan nilai residu)/ umur ekonomis Contoh:

22 29 Sebuah mesin pbrik mempunyai harga perolehan sebesar Rp ,00. Diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp ,00. Maka penyusutan per tahunnya adalah: Penyusutan = (Rp ,00 Rp ,0)/5 = Rp ,00 b. Metode pembebanan menurun (reducing cost method) Metode depresiasi ini meberikan beban depresiasi yang selalu berkurang dari periode ke periode berikutnya. Beban depresiasi untuk tahun sekarang lebih besar daripada beban depresiasi untuk tahun berikutnya. Metode pembebanan menurun terdiri dari: 1) Metode Jumlah Angka tahun (sum of the years digit method): Penggunaan metode jumlah angka tahun menetapkan nilai penyusutan semakin lama semakin kecil erdasarkan pada perhitungan bhwa aktiva yang digunakan pada proes produksi semakin lama semakin berkurang dalam menghasilkan produksi. Untuk menentukan besarnya jumlah angka tahun dapat juga digunakan rumus sebagai berikut, apabila umur aset sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1,2,3,4 jumlah 10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing adalah 4,3,2 dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama adalah 4/10, 3/10, 2/10, dan 1/10. Contoh: Harga perolehan Rp ,00 dengan taksiran nilai residu Rp ,00 dasar penyusutan adalah Rp ,00 dengan umur pemakaian ekonomis 4 tahun.

23 30 Table 2.1 Beban penyusutan per Tahun Metode Penyusutan Angka Tahun (sum of the years digit method) Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan 1 4/10 Rp ,00 Rp ,00 2 3/10 Rp ,00 Rp ,00 3 2/10 Rp ,00 Rp ,00 4 1/10 Rp ,00 Rp ,00 Jumlah - Rp ,00 2) Metode saldo menurun ganda (declinind/double declining balance method) Depresiasi menurut metode ini dihitung berdasarkan tariff yang tetap dari nilai buku aset tetap berwujud yang didepresiasi. Karena nilai buku aset setiap periode menurun,,aka besarnya beban depresiasi setiap periode otomatis juga selalu menurun. Contoh: Harga perolehan Rp ,00 dengan taksiran nilai residu Rp ,00 dasar penyusutan adalah Rp ,00 dengan umur ekonomis 4 tahun. Ditentukan bahwa tarif pajak adalah 50 % per tahun. Dengan demikian penyusutan tiap tahun adalah sebagai berikut:

24 31 Table 2.2 Table Penyusutan per Tahun Metode Saldo Menurun Ganda (declining/double declining balance method) Tahun Nilai Buku Tarif Penyusutan 1 Rp ,00 50 % Rp ,00 2 Rp ,00 50 % Rp ,00 3 Rp ,00 50 % Rp ,00 4 Rp ,00 50 % - 2. Berdasarkan penggunaan a. Metode jam jasa (service hours method) Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aset (terutama mesinmesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time). Dalam cara ini bebn penyusutan dihitung dengan dasar satuan jasa. Beban penyusutan periodic besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan). Besarnya beban depresiasi dihitung dengan cara sebagai berikut: Penyusutan per jam = ( harga perolehan-nilai residu)/taksir jam jasa Penyusutan per tahun = penyusutan per jam x jam penggunaan Contoh: Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp ,00. Diperkirakan akan memberikan jasa penerbangan jasa jam terbang. Pada tahun 2016 diperkirakan digunakan selama jam terbang. Maka penyusutan selama tahun 2016 dihitung:

25 32 Penyusutan perjam = Rp ,00/10.000= Rp ,00 Penyusutan tahun 2016 = Rp ,00 x = Rp ,00 b. Metode jumlah unit produksi (productive output method) Dalam metode ini umur kegunaan aset ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga penyusutan tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan hasil fluktuasi hasil produksi. Penyusutaan dihitung sebagai berikut: Penyusutan pertahun = jumlah produksi setahun x penyusutan perunit Penyusutan per unit = (harga perolehan nilai residu)/ taksiran jumlah produksi Contoh: Sebuah mesin pabrik mempunyai harga perolehan sebesar Rp ,00 diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan niali sisa sebesar Rp ,00 serta diperkirakan dapat menghasilkan unit produksi selama 5 taun sebagai berikut: Tahun Ke- 1 = unit Tahun Ke- 2 = unit Tahun Ke- 3 = unit Tahun Ke- 4 = unit Tahun Ke- 5 = unit Maka besarnya penyusutan adalah: Penyusutan per unit = ( Rp ,00 Rp ,00)/ = Rp ,00 Penyusutan per tahun:

26 33 Table 2.3 Table Penyusutan per Tahun Metode Jumlah Unit Produksi (productive output method) Tahun Unit Tarif Penyusutan Produksi Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Penghentian Aset Tetap Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) (2010:07) menyatakan: Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaanya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang akan dating. Menurut Raja Adri Setiawan, Akuntansi Keuangan versi IFRS (2012: ). Ada beberapa cara penghentian aktiva tetap, diantarnya: 1. Pembuangan dan Konversi Terpaksa Apabila suatu aset dibuang atau dikonversi terpaksa (misalnya disebabkan karena bencana, atau pembebasan) maka nilai perolehan aset tersebut dan akumulasi penyusutannya harus dieliminasi, selisihnya dicatat sebagai kerugian atau keuntungan penghentian aset tetap. Dalam hal ini perkiraan aset tetap dan akumulasi penyusutan harus dihapuskan dengan mengkredit perkiraan akumulasi penyusutan sampai saat pelepasannya. Apabila terdapat nilai sisa, maka dicatat sebagai rugi atas pelepasan aset tetap.

27 34 2. Penjualan Aset Tetap Perusahaan kerap kali melepas aset tetapnya dengan menjual aset tetap tersebut. Dengan membandingkan nilai buku aset tetap (biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan) dengan harga jualnya (nilai selisih bersih bilamana terdapat beban penjualan), perusahaan bias saja mendapat keuntungan atau menanggug kerugian. Apabila harga jual lebih besar dari nilai buku aset tetap maka perusahaan memperoleh keuntungan, sebaiknya apabila harga jual dibawah nilai buku perusahaan menderita kerugian. 3. Aset Tetap yang Disumbangkan Apabila aset nonmeter disumbangkan, jumlah sumbangan (donation) harus dicatat sebagai beban pada nilai wajar aset yang disumbangkan. Jika terdapat perbedaan antara nilai wajar aset tersebut dengan nilai bukunya, laba atau rugi harus diakui Penghapusan barang Milik Negara Penghapusan Barang Milik Negara Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Penghapusan Barang Milik Negara, menyatakan bahwa penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang dan/atau pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. 2.4 Pengelompokan Aset Tetap Perusahaan menggunakan pengelompokam yang sah dengan peraturan oleh Menteri Keuangan sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia NOMOR 520/KMK.04/2000 Tentang Jenis-jenis Harta yang Termasuk Kelompok Harta Berwujud.

28 35 Table 2.4 Pengelompokan Aset Tetap No Kelompok Harta Berwujud 1 Bukan Bangunan: a. Kelompok 1 b. Kelompok 2 c. Kelompok 3 d. Kelompok 4 Masa Manfaat 4 Tahun 8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun 2 Bangunan: a. Permanen b. Tidak permanen 20 Tahun 10 Tahun 2.5 Umur Ekonomis Aset Tetap Aktiva tetap memiliki 2 jenis umur ekonomis: a. Umur fisik : Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya). b. Umur fungsional : Umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaannya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memiliki kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bias saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan zaman

29 36 (not fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif (misalnya: furniture, hiasan dinding, dsb). Dalam penentuan beban penyusutan, yag dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis 2.6 Sekolah Farmasi Sejarah Ilmu Farmasi Farmasi berasal dari kata PHARMACON yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat. Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas2 di universitas. Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama "The Pharmaceutical Society of Great Britain". Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama "American Pharmaceutical Association". Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama "Federation International Pharmaceutical" Sejarah Kefarmasian Di Indonesia Farmasi ini berasal dari kata Pharma. Farmasi merupakan istilah yang dipakai pada tahun an. Dalam bahasa inggris Farmasi adalah pharmacy,

30 37 sedangkan dalam bahasa yunani adalah pharmacon, yang artinya obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu professional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, dan ilmu kimia. Yang mempunyai tanggung jawab untuk memastikan efektivitas, keamanan, dan penggunaan obat. Menurut kamus, farmasi adalah seni dan ilmu meracik dan menyerahkan atau membagikan obat. Sedangkan farmasis adalah seseorang yang meracik dan menyerahkan atau membagikan obat. Menurut kamus lainnya farmasi adalah seni atau praktek penyiapan, pengawetan, peracikan dan penyerahan obat ( Webster s New Collegiate Dictionary. SpringField, MA, G. & C. Merriam Co, 1987 ). Menurut Smith dan Knapp, seorang farmasis adalah seseoarang yang telah lulus dari perguruan tinggi farmasi. Untuk melakukan praktek farmasi, seorang lulusan harus memperoleh izin/lisensi dari suatu dewan atau badan negara bagian. Agar supaya mendapat izin/lisensi, lulusan suatu pergurun tinggi farmasi di seluruh negara bagian atau daerah disyaratkan untuk menyelesaikan persyaratan pengalaman praktek dan untuk lulus ujian yang diselenggarakan oleh badan farmasi negara. Berbagai konsep dasar dan teori dalam ilmu fisiologi, patologi, farmakologi, farmakognosi, fitokimia, kimia analisis, kimia sintesis, kimia medisinal, farmasetika/formulasi obat dapat ditemukan pada tiap jaman dalam sejarah perkembangan kefarmasian. Mitologi, konsep dan praktek pengobatan, praktisi/profesi pengobatan, bentuk sediaan obat serta bahan obat di berbagai jaman atau di suatu kebudayaan tertentu ternyata tidak hanya mendasari dan mempengaruhi perkembangan ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran saat ini, namun mendasari dan mempengaruhi perkembangan ilmu pengobatan tradisional di suatu suku bangsa tertentu, bahkan beberapa konsep dasar masih dipakai dalam sistem pengobatan tersebut. Ruang lingkup farmasi sangatlah luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan, penyediaan sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat.

31 38 Farmasi sebagai profesi di Indonesia sebenarnya relatif masih muda dan baru dapat berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan Tonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada umumnya diawali dengan pendidikan asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda. 2. Periode Setelah Perang Kemerdekaan Sampai dengan Tahun 1958 Pada periode ini jumlah tenaga farmasi, terutama tenaga asisten apoteker mulai bertambah jumlah yang relatif lebih besar. Pada tahun 1950 di Jakarta dibuka sekolah asisten apoteker Negeri (Republik) yang pertama, dengan jangka waktu pendidikan selama dua tahun. Lulusan angkatan pertama sekolah asisten apoteker ini tercatat sekitar 30 orang, sementara itu jumlah apoteker juga mengalami peningkatan, baik yang berasal dari pendidikan di luar negeri maupun lulusan dari dalam negeri. 3. Periode Tahun 1958 sampai dengan 1967 Pada periode ini meskipun untuk memproduksi obat telah banyak dirintis, dalam kenyataannya industri-industri farmasi menghadapi hambatan dan kesulitan yang cukup berat, antara lain kekurangan devisa dan terjadinya sistem penjatahan bahan baku obat sehingga industri yang dapat bertahan hanyalah industri yang memperoleh bagian jatah atau mereka yang mempunyai relasi dengan luar negeri. Pada periode ini, terutama antara tahun , karena kesulitan devisa dan keadaan ekonomi yang suram, industri farmasi dalam negeri hanya dapat berproduksi sekitar 30% dari kapasitas produksinya. Oleh karena itu, penyediaan obat menjadi sangat terbatas dan sebagian besar berasal dari impor. Sementara itu karena pengawasan belum dapat dilakukan dengan baik banyak terjadi kasus bahan baku maupun obat jadi yang tidak memenuhi persyaratan standar.sekitar tahun , beberapa peraturan perundang-undangan yang penting dan berkaitan dengan kefarmasian yang dikeluarkan oleh pemerintah antara lain : Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok pokok Kesehatan

32 39 Undang-undang Nomor 10 tahun 1961 tentang Barang Undang-undang Nomor 7 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek. Pada periode ini pula ada hal penting yang patut dicatat dalam sejarah kefarmasian di Indonesia, yakni berakhirnya apotek dokter dan apotek darurat. Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 33148/Kab/176 tanggal 8 Juni 1962, antara lain ditetapkan : Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek-dokter, dan Semua izin apotek-dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Januari Sedangkan berakhirnya apotek darurat ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 770/Ph/63/b tanggal 29 Oktober 1963 yang isinya antara lain : Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek darurat, Semua izin apotek darurat Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Februari 1964, dan Semua izin apotek darirat di ibukota Daerah Tingkat II dan kota-kota lainnya dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Mei 1964.Pada tahun 1963, sebagai realisasi Undang-undang Pokok Kesehatan telah dibentuk Lembaga Farmasi Nasional. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 39521/Kab/199 tanggal 11 Juli 1963) Sejarah sekolah farmasi di Indonesia Sekolah Farmasi adalah sekolah farmasi di Indonesia untuk mendidik asisten apoteker. Sekolah ini sebelumnya bernama Sekolah Asisten Apoteker (SAA). Pada awalnya, pendidikan kesehatan ditujukan untuk mendidik dan melatih

33 40 tenaga tenaga pribumi agar dapat membantu memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang dibutuhkan pada masa penjajahan. Setelah masa kemerdekaan perkembangan bidang farmasi di Indonesia, menghendaki adanya tenaga teknis kefarmasian formal jenjang menengah yang mampu bekerja dalam proses produksi, distribusi, administrasi maupun dalam penyuluhan kepada masyarakat di bidang farmasi. Oleh karena itu, dibentuklah pendidikan tenaga Asisten Apoteker bernama Sekolah Asisten Apoteker. Tahun 1946 didirikan Sekolah Asisten Apoteker yang pertama yang dikelola oleh tenaga bangsa Indonesia di Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan bidang kesehatan, khususnya bidang farmasi, berkembang pula lah sekolah ini, baik kuantitas maupun kualitasnya. Akhirnya pada tahun 1960 dibakukanlah pedoman penyelenggaraan pendidikan tenaga Asisten Apoteker dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 62983/Pend, tanggal 28 Juli 1960 yang kemudian diperbaiki dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 106/Pen tanggal 1 Juni Sejak tahun 1965, Sekolah Asisten Apoteker berganti nomenklatur menjadi Sekolah Menengah Farmasi dan sampai tahun 1990-an tidak kurang tercatat lebih kurang 40 sekolah, yang dikelola oleh Departemen Kesehatan RI, Pemerintah Daerah, TNI/Polri dan oleh pihak swasta. Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat dewasa ini dan kecenderungan pelayanan kesehatan yang makin meningkat dan kompleks, memerlukan tenaga kesehatan yang memiliki sifat etis dan profesional. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pembangunan kesehatan bahwa hanya mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan umum setingkat sekolah menengah tingkat atas yang dapat mengikuti pendidikan di bidang kesehatan dan Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 menegaskan bahwa tenaga kesehatan profesional adalah tenaga kesehatan tingkat ahli madya atau tingkat sarjana.

34 41 Salah satu strategi yang diterapkan untuk memenuhi kedua tujuan tersebut adalah perubahan (konversi) institusi pendidikan tenaga kesehatan jenjang pendidikan menengah menjadi jenjang pendidikan tinggi. Sesuai dengan surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan nomor HK tahun 1993 tentang Berlakunya Pedoman Konversi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Menengah menjadi Jenjang Pendidikan Tinggi maka 4 (empat) sekolah yang dikelola Departemen Kesehatan dikonversi menjadi institusi Diploma III. Hal tersebut diikuti juga oleh beberapa sekolah yang di kelola swasta. Selain dari konversi, institusi Diploma III juga didirikan. Saat ini masih terdapat 32 SMF yang dikelola TNI/Polri dan swasta. Perkembangan kebijakan pendidikan Pemerintah Departemen Pendidikan Nasional yang mendorong pengembangan Sekolah Farmasi, melalui pembentukan unit-unit Sekolah Farmasi baru maupun penambahan mahasiswa Sekolah Farmasi. Salah satu Sekolah Farmasi yang berkembang adalah SMK Bidang Kesehatan Program Keahlian Farmasi (SMKF).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan utuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, serta merupakan komponen aset yang paling besar nilainya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap A. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam oprasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur BAB II BAHAN RUJUKAN Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur sebagai landasan untuk melakukan pembahasan dalam permasalahan yang dijadikan topik tugas akhir ini. 2.1. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Aktiva a. Pengertian Aktiva Aktiva/harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah asset perusahaan. Jadi, aktiva (asset)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan disebut aset atau harta. Aset merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan usaha, sumber pembelanjaan, dilain pihak menunjukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Definisi aset tetap berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16) paragraf 06, adalah Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a)

Lebih terperinci

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Edisi : IX/September 2009 LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Oleh: Ikhlasul Manna Muhammad Fahri Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan I. PENDAHULUAN PSAK 16 (Revisi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Menurut IAI, PSAK No.16 (2011:16) aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis dan Kebijakan Pengertian analisis menrut Kamus Akuntansi (2000;) Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut : Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasardasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam BAB II LANDASAN TEORI A. Aset tetap 1. Pengertian Aset tetap Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam pengoperasiannya, terlepas apakah perusahaan tersebut adalah perusahaan berskala besar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang seseorang, akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 Kelompok 7 : DANANG INDRA KURNIAWAN (7) GADING BAGASKORO (14) R. AHMAD FISKA ALBA FUAD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Akuntansi Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi, sehingga memberikan pengetian yang berbeda sesuai pandangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap 2.1.1. Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti

Lebih terperinci

Definisi aset tetap menurut Rudianto (2009:276) adalah :

Definisi aset tetap menurut Rudianto (2009:276) adalah : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Suatu entitas memerlukan sebuah laporan keuangan untuk mengikhtisarkan posisi keuangannya. Neraca adalah salah satu laporan keuangan dasar yang biasanya disusun oleh

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi Menurut Suwardjono (2013:4), mengatakan: kata akuntansi berasal dari kata bahasa inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang berfungsi secara sistematis sebagai proses pencatatan, penggolongan, pengolahan, peringkasan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Asset Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian asset dalam bukunya berbagai pengertian muncul dengan keanekaragamanya. Adapun salah satunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Secara umum Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan

Lebih terperinci

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Menurut peneliti aktiva tetap adalah harta milik perusahaan yang bertujuan untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah barang fisik yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi normalnya, memiliki unsur yang terbatas, pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Pengakuan, dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini semakin berkembang, ini mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang dimiliki

Lebih terperinci

BAGIAN IX ASET

BAGIAN IX ASET - 81 - BAGIAN IX ASET IX.1 ASET TETAP A. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: 1. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan 2. diharapkan akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk menentukan bagaimana sederhana dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Hasjrat Abadi merupakan salah satu perusahaan swasta di Jakarta yang bergerak dalam bidang perdagangan umum. PT Hasjrat Abadi dahulunya berbentuk

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH Oleh Margono WIDYAISWARA PADA PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Abstract Salah satu point

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori 1. Pengertian aset tetap. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK 16; 2015), aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi

Lebih terperinci

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets 1 Ruang Lingkup Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 : Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-psak 22) Aset keuangan (PSAK 50) Hak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Pada umumnya perusahaan menggunakan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas operasinya, sehingga dengan menggunakan aktiva tetap kinerja perusahaan akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEFINISI ASET TETAP, AKUISISI ASET TETAP, PENILAIAN ASET TETAP, BIAYA SETELAH AKUISISI, DISPOSISI ASET TETAP Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya. BAB 7 ASET TETAP Pendahuluan Aset tetap mempunyai karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun, mempunyai substansi fisik Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain BAB ASET TETAP Pengertian dan karakteristik Aset Tetap Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap PSAK No. 16 (revisi 2007) menjelaskan definisi aset tetap sebagai berikut: Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasional tersebut agar dapat berjalan secara maksimal

Lebih terperinci