ANALISIS KARAKTERISTIK KERJA MOTOR LISTRIK HOIST DI PT. NIKKATSU ELECTRIC WORKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KARAKTERISTIK KERJA MOTOR LISTRIK HOIST DI PT. NIKKATSU ELECTRIC WORKS"

Transkripsi

1 ANALISIS KARAKTERISTIK KERJA MOTOR LISTRIK HOIST DI PT. NIKKATSU ELECTRIC WORKS NASRUN HARIYANTO 1, SITI SAODAH 2, AHMAD ROBBY N. M Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung 2. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung nasrun@itenas.ac.id ABSTRAK Analisis karakteristik kerja motor listrik hois telah dilakukan pada motor listrik hoist crane NHE3T. Dalam bidang perencanaan menggunakan motor listrik sebagai penggerak dan beban yang digerakan diperlukan perhitungan torka yang terdapat pada poros motor yang akan dipakai untuk menggerakan beban. Hal ini perlu dilakukan agar sistem tidak mengalami gangguan pada saat dibebani. Pengujian dilakukan terhadap motor listrik hoist crane, 3 fasa, 4 kw, 380 Volt, 50 Hz, 1500 Rpm, kapasitas beban maksisimun sebesar 3 ton. Dari hasil pengukuran dilakukan pengolahan data secara perhitungan matematis dan hasil dari perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan hasil simulasi simulink matlab yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik kerja dari motor listrik hoist. Hasil dari perhitungan akan didapatkan torka pada poros motor untuk inputan pada simulasi simulink matlab, Beban 0 Kg sebesar 8,17 N.m. Beban 1573 Kg, sebesar 10,97 N.m. Beban 1982 Kg, sebesar 15,03 N.m. Beban 2672 Kg, sebesar 19,77 N.m. Hasil dari perhitungan akan didapatkan torka induksi kerja motor, Beban 0 Kg sebesar 8,22 N.m. Beban 1573 Kg, sebesar 11,39 N.m. Beban 1982 Kg, sebesar 15,79 N.m. Beban 2672 Kg, sebesar 20,73 N.m. Sedangkan, hasil simulasi simulink matlab didapatkan torka induksi kerja motor, Beban 0 Kg sebesar 8,638 N.m. Beban 1573 Kg, sebesar 11,42 N.m. Beban 1982 Kg, sebesar 15,48 N.m. Beban 2672 Kg, sebesar 20,21 N.m. Kata Kunci : Motor Listrik Hoist, Torka pada Poros motor, Torka Induksi Kerja Motor. 1. PENDAHULUAN Motor listrik hoist crane merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan pada perindustrian, salah satunya PT. Nikkatsu Electric Works yang menggunakan motor induksi sebagai motor penggerak hoist di gedung produksi, gedung packing (pengemasan) maupun gudang yang bertujuan untuk memindahkan suatu barang (beban). Pada Crane/Hoist di perusahaan ini menggunakan 3 (tiga buah) motor listrik yang masing-masing satu motor untuk mengangkat beban, dua motor listrik lainnya untuk jalan di rel. Besar kecilnya daya motor listrik bergantung dari berdasarkan daya beban. Sistem kontrol yang digunakan pada Crane/Hoist jenis ini adalah menggunakan pengendali (pengontrolan) dengan kontaktor-kontaktor yang dilengkapi dengan saklar push-button, sehingga motor listrik dapat beroperasi secara maksimal ketika dibebani. Motor listrik hoist ini dipilih oleh PT. Nikkatsu Electric Works karena harganya yang lebih ekonomis, perawatanya yang mudah, meringankan suatu pekerjaan dalam hal pemindahan suatu barang, serta untuk mengurangi jumlah pekerja. Pada tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik kerja dari motor listrik hoist crane NHE3T di PT. Nikkatsu Electric Works terhadap perubahan nilai beban angkat. 2. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Crane/Hoist Crane/Hoist adalah alat untuk pelayan beban mekanis atau muatan yang dilengkapi dengan kerekan untuk mengangkat benda dan berfungsi juga untuk menggerakkan muatan secara vertikal dan gerakan ke arah horisontal bergerak bersama dan menurunkan muatan ke tempat yang telah ditentukan dengan mekanisme pergerakan Crane/hoist secara dua derajat bersamaan. 2.2 Motor Induksi Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. 2.3 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Rangkaian Ekivalen yang akan dipelajari adalah rangkaian ekivalen perfasa. Dimana rangkaian rangkaian ekivalen motor induksi ini terdiri dari rangkaian stator dan rangkaian rotor. Stator sebagai sisi primer, dan rotor sebagai sisi sekunder yang penghantar-penghantarnya dihubung-singkat dan berputar. Kopling antara sisi primer dan sisi sekunder dipisahkan oleh celah udara (Air gap). B - 85

2 Dasar persamaan torka yang kita kenal sebagai persamaan gerak untuk sistem ini adalah : T M = T L + J dω...(2) Gambar 1. Rangkaian Ekivalen Lengkap Motor Induksi Perfasa (Sumber : Sudaryanto sudirham, motor asinkron) Keterangan Gambar : V 1 = Tegangan masukan motor (Volt) I 1 = Arus Stator (A) I 2 = Arus Rotor (A) I 0 = Arus Eksitasi (A) R 1 = Resistansi pada bagian stator (Ω) X 1 = Reaktansi pada bagian stator (Ω) R 2 = a 2 R 2 = Resistansi pada bagian rotor (Ω) X 2 = a 2 X 2= Reaktansi pada bagian rotor (Ω) R c = Resistansi Magnetitasi (Ω) X c = Reaktansi Magnetitasi (Ω) R 2 ( 1 s ) = Tahanan yang mewakili beban yang s merupakan fungsi dari s. 2.4 Torka Torka adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torka adalah suatu energi. Besaran torka adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Pada motor induksi terjadi alih daya dari daya elektrik di stator menjadi daya mekanik di rotor. Sebelum dikurangi rugi-tembaga rotor, alih daya tersebut adalah sebesar daya celah udara Pg dan ini memberikan torka yang kita sebut torka elektromagnetik dengan perputaran sinkron. Jadi jika T adalah torka elektromagnetik maka : P g = T.ω s atau T = P g ω s... (1) 3. Pengaruh Pembebanan pada Kerja Motor Dalam praktek torka beban aktif maupun pasif selalu ada dalam sistem penggerak. Dengan demikian motor sebagai penggerak beban bukan saja beroperasi sebagai motor penggerak akan tetapi dapat juga beroperasi sebagai generator atau sebagai pengereman. Juga dalam pemakaian motor seringkali dioperasikan dalam dua arah putaran. Untuk menganalisa pengaruh pembebanan pada kerja motor, perhatikan gambar berikut ini. T M = Torka motor yang diukur dalam N-m T L = Torka beban yang diukur dalam N-m J = Momen inersia dari sistem penggerak dalam kg.m 2. ω = Kecepatan sudut dalam mekanik radian/s t = waktu dalam detik Gambar 3. Ilustrasi Tipikal dari persamaan 10 (Sumber : M.V Desphande, electric motors applications and control) Dari gambar 3, menunjukan bahwa : 1. Jika T M > T L yaitu dω > 0, akan terjadi percepatan pada sistem penggerak dimana kecepatan akan dibawa pada kecepatan nominal. 2. Jika T M < T L yaitu dω < 0 akan terjadi perlambatan pada sistem penggerak dan sistem akan terhenti. 3. Jika T M = T L yaitu dω = 0 tidak terjadi percepatan atau perlambatan. Pada kondisi ini motor akan tetap berputar dengan kecepatan yang sama. Akan tetapi jika motor dalam keadaan diam akan tetap diam. Pernyataan di atas hanya berlaku bila beban motor merupakan beban pasif. Bila beban motor merupakan beban aktif seperti alat angkat (hoist), maka akan berlaku sebaliknya. 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Blok Diagram Motor Listrik Hoist NHE3T Gambar 2. Pengaruh Pembebanan pada Kerja Motor (Sumber : Gambar 4. Blok Diagram Sistem dari Motor Listrik Hoist NHE3T Gambar 4 merupakan prinsip kerja sederhana dari sistem motor listrik hoist NHE3T yang ada di PT. Nikkatsu Electric Works. Sistem diagram block diatas B - 86

3 jika dibaca setiap blocknya dapat dibaca mula-mula sumber tegangan tiga fasa digunakan sebagai sumber tegangan, masuk ke rangkaian panel yang akan dihubungkan dengan MCCB (Merlin Gerin NS100N) yang berfungsi sebagai pemutus sirkit pada tegangan menengah, kemudian keluaran dari rangkaian panel (MCCB) dihubungkan dengan motor listrik hoist NHE3T yang berputar diberi kopel ke drum sling yang dimaksudkan sebagai penggerak tali atau wire rope yang di gulung pada bagian drum sling, kemudian tali atau wire rope tersebut di hubungkan dengan hook, hook berfungsi sebagai pengikat untuk ke beban. Push button yang dihubungkan dengan motor listrik hoist NHE3T bertujuan untuk mengontrol sistem kerja dari motor listrik hoist NHE3T. Berikut ini adalah tabel name plate dari motor induksi yang digunakan pada Crane NHE3T. Tabel 1. Name Plate Crane Hoist NHE3T Merk Nippon Hoist Type NHE3T Tgl. Pembuatan 07/12/2006 Tgl. Pemakaian 21/04/2007 Panjang 6 m Kec. Hoist 6 m/min Putaran Max Rpm Putaran Nominal - Rpm Cos φ 0.85 Efisiensi Rated 80 % Rated Load 3 Ton Berat Crane Hosit 240 Kg Motor Hoisting Trolley Frekuensi 50 Hz 60 Hz 50 Hz 60 Hz Tegangan 380 V Daya 3,3 4 0,23-4 0, kw kw kw kw Reaktansi Stator (X1) 1,833 Ω Reaktansi Gandeng (Xm) 54,071 Ω Momen Inersia (J) 0,0131 kg.m 2 a) Perhitungan untuk tegangan thevenin : V TH = V X M R 2 1 +(X 1 +X M ) 2... (3) b) Perhitungan untuk impedansi thevenin : Z TH = R TH + jx TH = jx M (R 1 +jx 1 ) R 1 +j(x 1 +X M )... (4) c) Perhitungan dari slip pada torka maksimum S Max T = R 2... (5) R 2 TH + (X TH +X 2 ) 2 d) Perhitungan dari kecepatan putaran sinkron adalah : n sync = 120xf P... (6) e) Perhitungan dari kecepatan sinkron : ω sync = n sync x 2πrad 1r x 1 min 60 s... (7) f) Perhitungan dari torka starting motor : T Start = 3 x V TH 2 x R 2 ω sync x[(r TH + R 2 ) 2 +(X TH +X 2 ) 2 ]... (8) g) Perhitungan dari torka maksimum motor : T Max = 3 x V TH 2 2 x ω sync x[r TH + R TH 2 +(X TH +X 2 ) 2 ] (9) 4.3 Dasar Menentukan Rating Torka Mekanik pada Motor Listrik Hoist NHE3T 4.2 Perhitungan Rangkaian Ekivalen dari Motor Listrik Hoist Dibawah ini adalah rangkaian pengganti dari rangkaian ekivalen satu phasa dari motor listrik hoist crane : Gambar 6. Motor Listrik Hoist Kopling dengan Gearbox dan Beban lewat Trommol Gambar 5. Rangkaian Ekivalen perphasa dari Motor Listrik Hoist Adapun parameter-parameter nilai yang ada pada motor listrik hoist crane, sebagai berikut : Tabel 2. Parameter Motor Listrik Hoist Crane Daya (P) 4 kw Tegangan (V) 380 Volt Frekuensi (f) 50 Hz Fasa (F) 3 fasa Jumlah Kutub (p) 4 Kutub Tahanan Rotor ( R2) 3,125 Ω Tahanan Stator (R1) 1,405 Ω Reaktansi Rotor (X2) 1,833 Ω Untuk menghitung keseluruhan momen inersia total pada motor listrik hoist yang terhubung dengan gearbox dan trommol atau sling, maka didapatkan persamaan sebagai J T = ( J m + J G1 + J G2. ( 1 i ) 2 + J TR. ( 1 i ) 2 + m g. ( r i ) 2 )... (10) Dimana : Jari-jari pada trommol (r) = 0,15 m Diameter pada trommol (d) = 0,30 m Gear ratio (G R) = 1 : 6 Momen inersia pada motor (J mot) = 5 kg.m 2 Momen inersia pada gear 1 (J G1) = 3 kg.m 2 Momen inersia pada gear 2 (J G2) = 43 kg.m 2 Momen inersia pada trommol (J TR) = 143 kg.m 2 B - 87

4 Percepatan gravitasi bumi (g) = 10 m/s Perhitungan Torka pada Poros Motor Listrik Hoist NHE3T Torka bisa juga diartikan sebaga momen puntir yang diberikan pada suatu benda, sehingga menyebabkan benda tersebut berputar pada poros. Sebelum menghitung torka pada poros motor perlu diketahui perhitungan-perhitungan seperti persamaan a. Menghitung daya input pada motor diperlukan persamaan 19, sebagai P in = 3 x V 3 x I x cos θ... (11) P in = Daya input motor (watt) V 3 = Sumber tegangan (volt) I = Arus (ampere) cos θ = Faktor daya b. Sesuai dengan data name plate pada motor, didapatkan nilai η sebesar 0,80. Sehingga, daya output motor dihitung dengan persamaan P out = P in x η 100 %... (12) η = Efisiensi motor (%) P in = Daya input motor (watt) P out = Daya output motor (watt) c. Menghitung nilai slip pada motor, diperlukan persamaan sebagai Slip = n s n r n s x 100%... (13) Slip = Slip motor (%) n s = Kecepatan sinkron motor (rpm) n r = Kecepatan rotor motor (rpm) d. Menghitung kecepatan poros mekanik pada rotor, diperlukan persamaan ω m = (1 Slip ) x ω sync... (14) ω m = Kecepatan poros motor (rad/s) ω sync = Kecepatan sinkron motor (rad/s) Sedangkan, untuk menghitung torka beban yang terjadi pada motor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan T L = P out ω m... (15) T L = Torka beban motor (N.m) Dengan asumsi dω = 0,1 rad/s, sehingga untuk menghitung torka dinamik yang terjadi pada motor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dω T d = J T... (16) T d = Torka dinamik motor (N.m) J T = Momen inersia dari sistem penggerak (Kg.m 2 ) ω = Kecepatan sudut dalam mekanik (rad/s) Sehingga untuk menghitung torka mekanik motor yang dibutuhkan motor ketika diberikan beban dapat dihitung menggunakan persamaan, T m = T L + T d... (17) T m = Torka mekanik motor (N.m) 4.5 Perhitungan Torka Induksi pada Motor Listrik Hoist NHE3T Sebelum mengetahui torka induksi pada motor listrik hoist NHE3T, diperlukan perhitungan sperti a. Menghitung rugi-rugi tembaga stator, dapat menggunakan persamaan 26. P scl = 3 x I 2 x R 1... (18) P scl = Daya rugi-rugi tembaga stator (watt) I = Arus fasa (ampere) R 1 = Tahanan stator (ohm) b. Menghitung daya celah udara pada motor, dapat menggunakan persamaan sebagai P AG = P in P scl... (19) P AG = Daya rugi-rugi celah udara (watt) c. Menghitung daya converted, dapat menggunakan persamaan P conv = (1 s) x P AG... (20) P conv = Daya rugi-rugi konversi (watt) d. Menghitung daya rotor, dapat menggunakan persamaan P rot = P conv P out... (21) P rot = Daya rugi-rugi rotor (watt) Sehingga, untuk menghitung torka induksi pada motor listrik hoist dapat dilakukan dengan persamaan sebagai T ind = P AG ω sync (N.m)... (22) 5. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 5.1 Hasil Pengukuran pada Motor Listrik Hoist NHE3T Berikut ini adalah hasil pengukuran pada motor listrik hoist NHE3T, yang akan ditunjukan oleh tabel 3, sebagai Tabel 3. Data hasil pengukuran pada motor listrik hoist NHE3T N Beban Tegangan Arus f ns nr o (Kg) Volt A (Hz) (Rpm) (Rpm) ,67 4, ,67 5, ,67 7, ,00 10, Hasil Perhitungan Rangkaian Ekivalen Motor Listrik Hoist NHE3T B - 88

5 Hasil perhitungan rangkaian ekivalen satu phasa ditunjukan oleh tabel 4, sebagai Tabel 4. Hasil Perhitungan Rangkaian Ekivalen Motor Listrik Hoist Perfasa No Perhitungan Nilai 1 V TH 212,74 Volt 2 R TH 1,314 Ω 3 X TH 1,806 Ω 4 Z TH 1,314 + j1,806 Ω 5 S Max 0,807 6 n sync 1500 Rpm 7 ω sync 157,08 rad/s 8 T start 81,202 N.m 9 T max 83,385 N.m 5.3 Hasil perhitungan Momen Inersia Total Hasil perhitungan momen inersia total ditunjukan oleh tabel 5, sebagai Tabel 5. Data Perhitungan Momen Inersia Total pada Motor No Beban Momen Inersia Total (Kg) J T (N.m) , , , , Hasil Perhitungan Torka Mekanik pada Poros Motor Listrik Hoist NHE3T Untuk menghitung torka motor, diperlukan perhitungan data torka dinamik motor dan torka beban sesuai dengan persamaan Data torka dinamik motor, torka beban, dan torka mekanik motor tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel 6. Hasil Perhitungan Torka Mekanik Motor Beban Torka Torka Torka Load Dinamik Motor (Kg) TL (N.m) TD (N.m) TM (N.m) 0 6,85 1,32 8, ,64 1,33 10, ,70 1,33 15, ,44 1,33 19, Hasil perhitungan Torka Induksi pada Poros Motor Listrik Hoist NHE3T Untuk menghitung torka induksi pada motor, diperlukan perhitungan data rugi-rugi daya yang terjadi pada motor sesuai dengan persamaan Sehingga akan didapatkan data hasil perhitungan torka induksi motor tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel 7. Hasil Perhitungan Torka Induksi pada Motor Torka Daya Celah Kecepatan Beban Induksi No Udara Sinkron Motor (Kg) Pag ωsync (rad/s) Tind ,83 157,00 8, ,70 157,00 11, ,80 157,00 15, ,20 157,00 20, Pemodelan Simulink MATLAB R2013a Gambar 7. Pemodelan Simulink motor listrik hoist crane NHE3T 5.7 Hasil Pengujian berdasarkan Simulink Matlab R2013a dengan simulink untuk pemodelan sesuai dengan gambar 4.4 sehingga akan didapatkan hasil keluaran yang berupa grafik karakteristik dari motor listrik hoist NHE3T berdasarkan hasil simulasi menggunakan Software Simulink Matlab R2013a. Maka didapatkan hasil keluaran grafik karaketeristiknya sebagai a. Hasil Kurva Beban 0 Kg I (A) Gambar 8. Arus Stator Fasa A dengan Kondisi Beban 0 Kg n (rpm) Gambar 8 menunjukan arus stator fasa a dengan kondisi beban 0 Kg, dan mendapatkan arus efektif dalam keadaan steady state pada saat t> 0,22s sebesar 5,091 A. Gambar 9. Kecepatan Putaran Rotor dengan Kondisi Beban 0 Kg Gambar 9 menunjukan kecepatan putaran rotor dengan kondisi beban 0 Kg, dan mendapatkan putaran dalam keadaan steady state pada saat t>0,28s sebesar 1465 rpm. B - 89

6 Te (N.m) Te (N.m) Gambar 10. Torka Elektromagnetik dengan Kondisi Beban 0 Kg Gambar 10 menunjukan torka elektromagnetik dengan kondisi beban 0 Kg, dan mendapatkan torka elektromagnetik dalam keadaan steady state pada saat t>0,28s sebesar 8,628 N.m. b. Hasil Kurva Beban 1573 Kg I (A) Gambar 13. Torka Elektromagnetik dengan Kondisi Beban 1573 Kg Gambar 13 menunjukan torka elektromagnetik dengan kondisi beban 0 Kg, dan mendapatkan torka elektromagnetik dalam keadaan steady state pada saat t>0,31s sebesar 11,42 N.m. c. Hasil Kurva Beban 1982 Kg I (A) Gambar 11. Arus Stator Fasa A dengan Kondisi Beban 1573 Kg Gambar 11 menunjukan arus stator fasa a dengan kondisi beban 1573 Kg, dan mendapatkan arus efektif dalam keadaan steady state pada saat t >0,22s sebesar 5,31 A. Gambar 14. Arus Stator Fasa A dengan Kondisi Beban 1982 Kg Gambar 14 menunjukan arus stator fasa a dengan kondisi beban 1982 Kg, dan mendapatkan arus efektif dalam keadaan steady state pada saat t> 0,22s sebesar 5,75 A. n (rpm) n (rpm) Gambar 12. Kecepatan Putaran Rotor dengan Kondisi Beban 1573 Kg Gambar 12 menunjukan kecepatan putaran rotor dengan kondisi beban 0 Kg, dan mendapatkan putaran dalam keadaan steady state pada saat t>0,30s sebesar 1453 rpm. Gambar 15. Kecepatan Putaran Rotor dengan Kondisi Beban 1982 Kg Gambar 15 menunjukan kecepatan putaran rotor dengan kondisi beban 0 Kg, dan mendapatkan putaran dalam keadaan steady state pada saat t> 0,28s sebesar 1436 rpm. B - 90

7 Te (N.m) Te (N.m) Gambar 16. Torka Elektromagnetik dengan Kondisi Beban 1982 Kg Gambar 16 menunjukan torka elektromagnetik dengan kondisi beban 1982 Kg, dan mendapatkan torka elektromagnetik dalam keadaan steady state pada saat t>0,28s sebesar 15,48 N.m. d. Hasil Kurva Beban 2672 Kg I (A) Gambar 19. Torka Elektromagnetik dengan Kondisi Beban 2672 Kg Gambar 19 menunjukan torka elektromagnetik dengan kondisi beban 2672 Kg, dan mendapatkan torka elektromagnetik dalam keadaan steady state pada saat t>0,31s sebesar 20,21 N.m. Dari hasil pengujian dengan menggunakan pemodelan Simulink Matlab, maka data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel Tabel 8. Hasil pengujian dengan menggunakan pemodelan Simulink Matlab Gambar 17. Arus Stator Fasa A dengan Kondisi Beban 2672 Kg Gambar 17 menunjukan arus stator fasa a dengan kondisi beban 2672 Kg, dan mendapatkan arus efektif dalam keadaan steady state pada saat t> 0,26s sebesar 6,37 A. n (rpm) N o Beban T m V ab I eff n r T e (Kg) (N.m) (Volt) (A) (Rpm) (N.m) 1 0 8, , , , , , , , , , , , Analisis Pengukuran, Perhitungan, dan Berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan, sampai hasil simulasi yang telah diperoleh diatas. Sehingga dapat dibuat grafik karakteristiknya dengan membandingkan nilai hasil pengukuran, perhitungan, sampai hasil simulasi, dapat dilihat pada gambar a. Karakteristik Arus terhadap Beban Grafik Arus Motor terhadap Beban Gambar 18. Kecepatan Putaran Rotor dengan Kondisi Beban 2672 Kg Gambar 18 menunjukan kecepatan putaran rotor dengan kondisi beban 2672 Kg, dan mendapatkan putaran dalam keadaan steady state pada saat t>0,26s sebesar 1416 rpm. Arus (A) Beban (Kg) Pengukuran Gambar 20. Karakteristik Arus terhadap Beban Dari gambar 20, direpresentasikan karakteristik arus terhadap beban. Dimana kurva garis berwarna biru merupakan nilai hasil simulasi yang diperoleh dari simulasi simulink matlab, sedangkan kurva garis berwarna hijau merupakan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran. Nilai arus hasil pengukuran dan hasil hasil simulasi akan didapatkan arus yang sangat besar ketika beban angkat akan semakin besar. B - 91

8 b. Karakteristik Putaran Rotor terhadap Beban Putaran (Rpm) Gambar 21. Karakteristik Putaran terhadap Beban Dari gambar 21, direpresentasikan karakteristik putaran terhadapa beban. Dimana, kurva garis berwarna biru merupakan nilai hasil simulasi yang diperoleh dari simulasi simulink matlab, sedangkan kurva garis berwarna hijau merupakan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran. Nilai putaran rotor hasil pengukuran dan hasil simulasi yang terjadi ketika beban angkat semakin besar maka putaran rotor akan menurun. c. Karakteristik Slip terhadap Beban Slip Gambar 22. Karakteristik Slip terhadap Beban Dari gambar 22, direpresentasikan karakteristik slip terhadap beban. Dimana, kurva garis berwarna biru merupakan nilai hasil simulasi yang diperoleh dari simulasi simulink matlab, sedangkan kurva garis berwarna hijau merupakan nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan. Nilai slip yang terjadi pada motor listrik hoist ini ketika beban angkat semakin besar maka slip yang terjadi pada motor akan semakin besar. d. Karakteristik Torka Induksi Motor terhadap Beban Torka Induksi (N.m) Grafik Putaran Rotor Motor terhadap Beban Beban (Kg) Grafik Slip Motor terhadap Beban Beban (Kg) Pengukuran Perhitungan Grafik Torka Induksi Motor terhadap Beban Beban (Kg) Perhitungan Gambar 23. Karakteristik Torka Induksi terhadap Beban Dari gambar 23, direpresentasikan karakteristik torka induksi terhadap beban. Dimana, kurva garis berwarna biru merupakan nilai hasil simulasi yang diperoleh dari simulasi simulink matlab, sedangkan kurva garis berwarna hijau merupakan nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan. Nilai torka induksi hasil pengukuran dan hasil simulasi ketika beban angkat semakin besar maka nilai torka induksi motor akan semakin besar. e. Karakteristik Torka Induksi terhadap Putaran Rotor Torka Induksi (N.m) Putaran (Rpm) Gambar 24. Karakteristik Torka Induksi terhadap Putaran Rotor Dari gambar 24, direpresentasikan bahwa karakteristik torka induksi terhadap putaran rotor. Dimana, kurva garis berwarna biru merupakan nilai hasil perhitungan yang diperoleh dari rangkaian ekivalen motor listrik hoist perfasa. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa torka induksi starting motor diperoleh sebesar 81,576 N.m dengan putaran rotor sebesar 0 rpm. Torka induksi maksimum diperoleh sebesar 83,38 N.m dengan putaran rotor sebesar 300 rpm. Sedangkan daerah torka kerja motor dimulai pada saat torka 83,38 N.m sampai 0 N.m dengan putaran rotor sebesar 300 rpm sampai menuju kecepatan sinrkronnya. Sehingga, dari gambar 27 bagian daerah yang diarsir menunjukan bahwa motor listrik hoist berada pada daerah torka starting, sedangkan daerah bagian yang tidak diarsir adalah daerah torka kerja dari motor listrik hoist. Dimana motor listrik hoist ini ketika motor di jalankan (starting) dengan putaran awal 0 rpm, maka akan terjadi kenaikan torka yang besar. Semakin motor tersebut menuju kepada kecepatan sinkronnya maka torka tersebut semakin menuju ke daerah torka kerjanya motor listrik hoist. 6. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, serta dari data dan hasil perhitungan dan hasil simulink matlab, maka dapat disimpulkan sebagai 1. Persamaan 10 sampai dengan persamaan 17, perhitungan momen inersia total motor untuk mengetahui torka mekanik pada poros motor. Torka mekanik pada poros motor tersebut akan B - 92

9 digunakan sebagai inputan kedalam simulasi simulink matlab. Besarnya nilai torka mekanik pada saat beban angkat 0 Kg sebesar 8,17 N.m. Beban angkat 1573 Kg sebesar 10,97 N.m. Beban angkat 1982 Kg sebesar 15,03 N.m. beban angkat 2672 Kg sebesar 19,77 N.m. 2. Berdasarkan tabel 3, 7 dan gambar 21, memperlihatkan nilai putaran rotor hasil pengukuran dan hasil simulasi. Dimana nilai putaran rotor hasil pengukuran hampir mendekati nilai hasil simulasi (ideal). Selain itu juga nilai putaran rotor akan mengalami penurunan kecepatan rotor ketika beban angkat semakin besar. Dengan adanya putaran kecepatan rotor maka motor listrik hoist akan menghasilkan slip, slip yang terjadi pada motor listrik hoist ketika beban angkat semakin besar maka slip yang terjadi pada motor akan mengalami kenaikan slip. 10. NH CRANES & CRANE COMPONENTS, Nippon Hoist CO., LTD. 11. Subrahmanyam, Vedam Electric Drives. New Delhi : Tata McGraw-Hill 12. Sudaryanto, Sudirham : motor asinkron. 13. Zuhal, "Dasar Tenaga Listrik", Cetakan ke 6, ITB, Bandung Berdasarkan persamaan 22, tabel 7, dan tabel 8, akan didapatkan torka induksi hasil perhitungan dan hasil simulasi simulink matlab. Dimana hasil yang diperoleh hampir mendekati antara hasil perhitungan dan hasil simulasi. Selain itu juga, perolehan nilai torka induksi motor listrik hoist ketika beban angkat semakin besar maka torka induksi yang terjadi pada motor akan mengalami kenaikan torka induksi. Hal tersebut tidak lepas dengan ggl induksi rotor yang dipengaruhi oleh gerakan relatif rotor terhadap medan statornya. DAFTAR PUSTAKA 1. Bakshi, U.A, dan Bakshi, M.V. Electric Drives and Control 1 nd Edition. Technical Publications, Chapman, Stpehen J Electric Manchinery Fundamental (Second edition). United Sates: McGraw-Hill. 3. Eddrin Addriana, S.T : Perhitungan Variabel Resistansi dan Analisa Starting Motor Induksi Slip Ring 160 KW sebagai Penggerak pada Bridge Crane 916 (BC 916) dengan metoda tahanan Seri Rotor Mengggunakan Matlab 7.4, Insitut Teknologi Nasional, Bnadung. 4. Fizgerald, A.E., dan Jr, Charles Kingsley., dan Umans, Stephen D. Electric Machinery fifth edition in SI units London : McGraw-Hill MATLAB r2013a Simulink, User Guide, USA, M. V, Desphande Electric Motor Applications and Control. : Wheller. B - 93

Studi Besaran Torka Induksi pada Motor Listrik Hoist Berdasarkan Hasil Perhitungan dan Simulasi

Studi Besaran Torka Induksi pada Motor Listrik Hoist Berdasarkan Hasil Perhitungan dan Simulasi Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.2 Studi Besaran Torka Induksi pada Motor Listrik Hoist AHMAD ROBBY N. M. 1, NASRUN HARIYANTO

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010 57 Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Isdiyarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Ali Sahbana Harahap, Raja Harahap, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Muhammad Qahhar 2209 100 104 Dosen Pembimbing: Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Nyein Nyein Soe*, Thet Thet Han Yee*, Soe Sandar Aung* *Electrical Power Engineering Department, Mandalay Technological University,

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Fitrizawati 1, Utis Sutisna 2 Miliono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP) PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha B P a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id,

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE ANALSS PERBANDNGAN UNJUK KERJA MOTOR NDUKS SATU FASA SPLT-PHASE DAN MOTOR NDUKS SATU FASA KAPASTOR START-RUN DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB SMULNK Andry Nico Manik, Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 UMUM Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi

Lebih terperinci

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan. MESIN ASINKRON A. MOTOR LISTRIK Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),

Lebih terperinci

Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V

Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V MUHAMAD KOSIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pada umumnya industri memerlukan motor sebagai penggerak, adapun motor yang sering digunakan adalah motor induksi,karena konstruksinya yang sederhana, kuat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PADA MOTOR INDUKSI

PERHITUNGAN PADA MOTOR INDUKSI PERHITUNGAN PADA MOTOR INDUKSI slip, frekuensi dan GGL dan reaktansi induktif pada motor Kecepatan slip = Ns Nr maka slip (s): s = Ns Nr Ns GGL induksi pada motor: E E E 1 = S S 4,44. f1. N1. φm = 4,44.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK Motor induksi merupakan salah satu motor listrik arus bolak-balik yang luas penggunaannya baik di industri maupun

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START DAN ARUS START,DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGASUTAN AUTOTRAFO, STAR DELTA DAN DOL (DIRECT ON LINE) PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Yogyakarta, 0 Nopember 2007 RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Sofian Yahya, Toto Tohir Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi 1 Secara umum motor listrik berfungsi untuk mengubah energy listrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Pada motor DC energi listrik diambil langsung

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 UMUM Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak dipakai dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA II.1. Umum Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi 13 Motor listrik yang paling umum digunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Part 0 : PENDAHULUAN Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Informasi dan Letak mata Kuliah 2 TE091403 : Mesin Arus Bolak balik TE091403 : Alternating Current

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron Oleh: Luthfi Rizal Listyandi I. Latar Belakang Salah satu potensi sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan guna mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB MOTOR NDUKS SATU PHASA.1. Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO Anggi Muhammad Sabri Saragih 13204200 / Teknik Tenaga Elektrik Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI

BAB II MOTOR INDUKSI BAB II MOTOR INDUKSI 2.1 Umum Motor-motor listrik pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manusia dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari, terutama

Lebih terperinci

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB Subrata Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2014 E-mail : artha.elx@gmail.com

Lebih terperinci

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi. Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi. II. Alat dan bahan yang digunakan Autotrafo

Lebih terperinci

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Studi Komparatif Arus Asut Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Iwan Setiawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) O L E H EKO PRASETYO NIM : 0404007

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA Robby Fierdaus¹, Ir. Soeprapto,MT.², Ir. Hery Purnomo,MT.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PROSEDUR PERCOBAAN PERCOBAAN PENDAHULUAN PERCOBAAN Kontrol Motor Induksi dengan metode Vf...

DAFTAR ISI PROSEDUR PERCOBAAN PERCOBAAN PENDAHULUAN PERCOBAAN Kontrol Motor Induksi dengan metode Vf... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PERCOBAAN 1... 2 1.Squirrel Cage Induction Motor (Motor Induksi dengan rotor sangkar)... 2 2.Double Fed Induction Generator (DFIG)... 6 PROSEDUR PERCOBAAN... 10 PERCOBAAN 2...

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k I-2. MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan besar kecepatan putar motor

Lebih terperinci

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2 Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia

Lebih terperinci

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat RANCANG BANGUN KUMPARAN STATOR MOTOR INDUKSI 1 FASA 4 KUTUB DENGAN METODE KUMPARAN JERAT (DESIGN OF 4 POLE 1 PHASE INDUCTION MOTOR STATOR WINDING WITH COIL MESHES METHODE) Yanti Kumala Dewi, Widyono Hadi,

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 62-68 ISSN 0216-7395 PERANCANGAN PARAMETER PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA TIPE ROTOR BELITAN UNTUK PENINGKATAN UNJUK KERJA Tejo Sukmadi Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014 ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB (Aplikasi pada Bengkel Listrik Balai Besar Latihan Kerja (BBLKI) Medan) Sorganda Simbolon, Eddy Warman Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding) Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Pada umumnya motor induksi tiga fasa merupakan motor bolak-balik yang paling luas digunakan dan berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis berupa tenaga

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA II.1. Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU

Lebih terperinci

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK PENDAHULUAN Dalam banyak aplikasi, maka perlu untuk memberikan torsi pengereman bagi peralatan yang digerakkan oleh motor listrik. Dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Generator Pengujian ini dilakukan untuk dapat memastikan generator bekerja dengan semestinya. pengujian ini akan dilakukan pada keluaran yang dihasilakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009 AlImran, Perbaikan Kinerja Motor Induksi Tiga Fase PERBAIKAN KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASE Muh. Nasir Malik Jurusan PEndidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melalui beberapa tahap dalam pembuatan alat pengatur kecepatan motor induksi satu fasa melalui pengaturan frekuensi Menggunakan Multivibrator Astable, yaitu dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas diaplikasikan dalam dunia industri dan juga dalam rumah tangga. Motor ini mempunyai banyak

Lebih terperinci

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator. BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI Jean Jhenesly F Tumanggor, Ir. Riswan Dinzi, MT Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa 39 Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Yandri Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura e-mail : yandri_hasan@hotmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik 2 Pembangkit Listrik adalah bagian dari alat Industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Bagian

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA Untuk menguji hasil rancangan pengendalian motor induksi tiga fasa metode kendali torsi langsung dan duty ratio yang telah dibahas pada bab sebelumnya dilakukan simulasi dengan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK MOTOR INDUKSI 3 FASA ROTOR LILIT DAN ROTOR SANGKAR Disusun : Drs. Sunyoto, MPd PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN FAKTOR KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA

ANALISIS PENINGKATAN FAKTOR KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA ANALISIS PENINGKATAN FAKTOR KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA Taufik Barlian 1, A. Faroda 2 1,2 Lecturer, Electrical Engineering Study Program, Faculty Of Engineering, Muhammadiyah University Palembang e-mail:

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya BAB MOTOR KAPASTOR START DAN MOTOR KAPASTOR RUN 2.1. UMUM Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya berasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

Motor Sinkron. Dosen Pembimbing : Bpk. Chairul Hudaya. Kelompok : 8 Cakra Wirabuana Febi Hadi Permana Ihin Solihin

Motor Sinkron. Dosen Pembimbing : Bpk. Chairul Hudaya. Kelompok : 8 Cakra Wirabuana Febi Hadi Permana Ihin Solihin Motor Sinkron Dosen Pembimbing : Bpk. Chairul Hudaya Kelompok : 8 Cakra Wirabuana 0806365570 Febi Hadi Permana 0806365753 Handy Hermawan 0806365873 Ihin Solihin 0806365923 Departemen Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

PEMODELAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI UNDER VOLTAGE TIDAK SEIMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

PEMODELAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI UNDER VOLTAGE TIDAK SEIMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK E.9 PEMODELAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI UNDER VOLTAGE TIDAK SEIMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK Nasrullah 1,2, Muhamad Haddin 1, Supari 1 1 Magister Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat

Lebih terperinci

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK LAPORAN FIELD PROJECT PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK POTOT SUGIARTO NRP. 6308030007 DOSEN PEMBIMBING IR. EKO JULIANTO,

Lebih terperinci

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7. PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.0 (STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK TUBAN IV) Firlian Widyananda, Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODUL PRONY BRAKE UNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK MEKANIK (TORSI TERHADAP KECEPATAN) DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI 3 FASA

PERANCANGAN MODUL PRONY BRAKE UNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK MEKANIK (TORSI TERHADAP KECEPATAN) DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI 3 FASA PERANCANGAN MODUL PRONY BRAKE UNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK MEKANIK (TORSI TERHADAP KECEPATAN) DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI 3 FASA Muhammad Yahya *), Tejo Sukmadi, and Bambang Winardi Departemen Teknik

Lebih terperinci

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1 TOPIK 12 MESIN ARUS SEARAH Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila memiliki: (1) kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet; (2) kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada

Lebih terperinci

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7. Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2011) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS Samson M. Tambunsaribu, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) BAB I GENERATOR SINKRON (ALTERNATOR) Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin

Lebih terperinci