DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI DAFTAR ISI..."

Transkripsi

1

2

3 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I PENDAHULUAN Umum Tujuan Landasan Hukum Ruang Lingkup Data yang Dikumpulkan Jenis Daftar dan Buku Pedoman yang Digunakan Jadual Kegiatan BAB II METODOLOGI Cakupan Kerangka Sampel Penarikan Sampel Alokasi Sampel Prosedur Penggantian Sampel. 10 BAB III ORGANISASI LAPANGAN Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei Upah Buruh Tugas dan Tanggung Jawab Petugas Lapangan Survei Upah Buruh Tugas Pencacah Tugas Pengawas/Pemeriksa 14 BAB IV TAHAPAN KEGIATAN PENCACAHAN Pencacahan Survei Upah Buruh Petunjuk untuk Mempercepat Pengisian/Pengambilan Dokumen Pengelolaan Daftar/Kuesioner Monitoring Kegiatan Survei Upah Buruh 2013 dan Evaluasi Time-Lag Monitoring Kegiatan Pengumpulan Data Monitoring Hasil Pengumpulan Data Evaluasi Time-Lag BAB V TATA TERTIB DAN TATA CARA PENGISIAN KUESIONER SURVEI UPAH BURUH Tata Tertib Pengisian Daftar Tata Cara Pengisian Daftar VU-1 s.d. VU Blok I. Identitas dan Keterangan Perusahaan Blok II. Keterangan Umum Perusahaan Hanya untuk Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/ Supervisor.. 25 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013 i

4 Blok III. Keterangan Karyawan Perusahaan. 27 Blok IV. Upah Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/Supervisor Selama Satu Kali Periode Pembayaran (Sistem Pembayaran Upah) Blok V. Catatan Blok VI. Keterangan Legalisasi BAB VI VALIDASI ISIAN DOKUMEN DENGAN KARTU LAPORAN PERUSAHAAN (KLP) Umum Arus KLP dan Kuesioner Survei Upah Buruh Tata Cara Pengisian KLP BAB VII PEMERIKSAAN ISIAN DOKUMEN SURVEI UPAH BURUH Blok I. Identitas dan Keterangan Perusahaan Blok II. Keterangan Umum Perusahaan Hanya Untuk Karyawan Produksi/ Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/Supervisor.. 46 Blok III. Keterangan Karyawan Perusahaan Blok IV. Upah Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/ Mandor/Supervisor Selama Satu Kali Periode Pembayaran (Sistem Pembayaran Upah) Blok VI. Keterangan Legalisasi BAB VIII BEBERAPA PERMASALAHAN DALAM PENGISIAN KUESIONER SURVEI UPAH BURUH Permasalahan Pengisian Daftar VU-1 VU Halaman Depan Blok II dan Blok III Blok IV Blok V Permasalahan Pengisian Kartu Laporan Perusahaan (KLP).. 56 LAMPIRAN Jadual Pelaksanaan Survei Upah Buruh Daftar VU Daftar VU Daftar VU Daftar VU Daftar VU Daftar KLP Daftar VU-M Daftar VU-M Daftar VU-M Contoh Surat Pengantar dari BPS Kabupaten/Kota untuk Pengecekan Isian Dokumen ke Perusahaan Contoh Penjelasan untuk Halaman Belakang Kartu Laporan Perusahaan 97 ii Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

5 PENDAHULUAN BAB Umum Survei Upah Buruh (SUB) telah dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1979/1980. Pada periode awal pelaksanaannya, survei ini mengumpulkan berbagai informasi tentang upah secara rinci di beberapa lapangan usaha, yaitu pertambangan nonmigas, industri pengolahan, perhotelan, dan angkutan darat. Selanjutnya, terdapat kompleksitas permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan lapangan dan pengolahan, diantaranya kelemahan yang menyangkut ketepatan dan kecepatan data, sehingga penerbitan data mengalami hambatan. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan SUB pada tahun-tahun sebelumnya, sejak tahun 1992 BPS melaksanakan SUB dengan metode dan kuesioner yang disesuaikan dengan kebutuhan. Perbedaan pelaksanaan SUB tahun 1992 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya antara lain tidak dicakupnya lagi lapangan usaha angkutan darat, jumlah perusahaan sampel diperkecil, dan variabel dalam kuesioner lebih disederhanakan. Hal ini ditujukan untuk mewujudkan tujuan utama SUB, yaitu untuk memantau dengan cepat perubahan-perubahan upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan. Sesuai dengan kebutuhan, mulai tahun anggaran 1998/1999 BPS memperluas cakupan dalam pelaksanaan SUB. Perluasan tersebut dilakukan dengan menambah sampel perusahaan pada 3 lapangan usaha, yaitu lapangan usaha perdagangan yang meliputi perdagangan besar dan eceran (ekspor, impor, swalayan, department store, dan perdagangan lainnya); lapangan usaha konstruksi (konstruksi gedung dan bangunan sipil, instalasi gedung dan bangunan sipil, dan penyelesaian konstruksi sipil); serta lapangan usaha pertanian yang meliputi peternakan dan perikanan. Sejak tahun anggaran 1998/1999, sasaran yang dicakup dalam SUB adalah perusahaan-perusahaan di lapangan usaha industri pengolahan, perhotelan dan restoran, pertambangan non-migas, konstruksi, perdagangan dan pertanian di seluruh wilayah Republik Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak perusahaan. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

6 Pada tahun 2008, BPS melakukan revisi kerangka sampel dan menambah jumlah sampel SUB menjadi perusahaan. Hal ini dilakukan karena kerangka sampel yang digunakan pada SUB tahun-tahun sebelumnya dianggap sudah tidak representatif. Sasaran yang dicakup adalah perusahaan-perusahaan di lapangan usaha industri pengolahan, perhotelan, pertambangan non-migas, perdagangan, dan pertanian (peternakan dan perikanan). Mulai tahun 2008, lapangan usaha konstruksi dan restoran tidak lagi dicakup dalam SUB. Kebutuhan data upah buruh/pekerja yang lengkap, akurat, dan tepat waktu semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan adanya kesamaan pengertian, sikap, dan tindakan dari berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan SUB untuk dapat mengupayakan percepatan pelaksanaan lapangan, agar tujuan SUB, yaitu untuk memantau dengan cepat perubahanperubahan upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan, dapat terwujud. 1.2 Tujuan Tujuan utama SUB adalah untuk mendapatkan informasi/data statistik upah buruh yang berstatus di bawah pengawas atau mandor, secara berkesinambungan. Karena buruh dengan status di bawah pengawas/mandor/supervisor merupakan mayoritas pekerja, maka diharapkan data yang dihasilkan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Secara khusus, data hasil SUB yang dikumpulkan secara berkala, diharapkan dapat bermanfaat sebagai alat untuk memantau perkembangan upah buruh di Indonesia dan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan kebijakan ketenagakerjaan dan pengupahan di tingkat nasional dan regional. Melalui SUB, dapat dimonitor hal-hal sebagai berikut: Pengaruh penetapan upah minimum regional terhadap pembayaran upah/gaji oleh perusahaan kepada pekerja/karyawan. Perkembangan rata-rata upah/gaji sektoral dan regional, sehubungan dengan perubahan biaya hidup dan kebutuhan perusahaan atas tenaga kerja. 1.3 Landasan Hukum Dasar hukum pelaksanaan SUB adalah Undang-Undang (UU) No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, yang menugaskan BPS untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan data, dan menganalisis berbagai macam statistik. Setiap orang atau badan/perusahaan yang telah ditentukan sebagai responden, diwajibkan untuk memberikan keterangan/informasi statistik 2 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

7 yang diperlukan pemerintah, baik secara lisan maupun tulisan. Semua keterangan/informasi perorangan baik mengenai orang maupun badan/perusahaan yang dikumpulkan dalam survei ini sepenuhnya dijamin kerahasiaannya oleh undang-undang tersebut. 1.4 Ruang Lingkup Survei Upah Buruh tahun 2013 mencakup perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Perusahaan sampel secara rinci adalah sebagai berikut: Perusahaan Industri Pengolahan Perusahaan industri pengolahan yang dicakup dalam SUB adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih. Pemilihan perusahaan dilakukan secara sampel, baik untuk perusahaan industri besar (dengan tenaga kerja 100 atau lebih) maupun perusahaan industri sedang (dengan tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang). Jumlah sampel perusahaan di sektor industri pengolahan adalah perusahaan yang tersebar di 33 provinsi. Perusahaan Perhotelan Perusahaan perhotelan yang dicakup meliputi hotel berbintang dan non-bintang dengan jumlah sampel 868 perusahaan, yang tersebar di seluruh provinsi. Perusahaan Pertambangan Perusahaan pertambangan yang dicakup dalam SUB adalah perusahaan yang telah melakukan kegiatan penambangan (eksplorasi). Jumlah sampel perusahaan pertambangan non-migas sebanyak 49 perusahaan yang tersebar di 12 provinsi di Indonesia. Perusahaan Perdagangan Besar dan Eceran Perusahaan perdagangan yang dicakup dalam SUB sebanyak 376 perusahaan yang berada di 32 provinsi di Indonesia. Perusahaan Perternakan dan Perikanan Perusahaan pertanian yang dicakup dalam SUB hanya sub sektor peternakan dan perikanan. Jumlah sampel perusahaan peternakan dan perikanan adalah sebanyak 212 perusahaan yang menyebar di 25 provinsi di Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

8 1.5 Data yang Dikumpulkan Dari setiap perusahaan terpilih dikumpulkan data mengenai keterangan umum perusahaan, yang mencakup jumlah hari dan jam kerja seminggu, upah terendah dan tertinggi, keterangan karyawan perusahaan yang mencakup jumlah seluruh karyawan menurut jenis kelamin dan jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/ supervisor menurut status karyawan dan sistem pembayaran. Selain itu juga dikumpulkan data mengenai jumlah hari kerja biasa, hari kerja lembur pada hari libur, dan upah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor dalam satu periode pembayaran, yang mencakup jumlah upah/gaji, tunjangan, upah lembur dan rata-rata upah per karyawan. Keterangan mengenai upah per jenis jabatan/pekerjaan tidak dikumpulkan dalam survei ini, tetapi dikumpulkan melalui Survei Struktur Upah (SSU), yang pelaksanaannya dilakukan tahunan sejak tahun Jenis Daftar dan Buku Pedoman yang Digunakan No Jenis daftar/buku Kegunaan Rangkap Disimpan di KLP 7. Daftar VU-1 (warna merah) Daftar VU-2 (warna kuning) Daftar VU-3 (warna biru) Daftar VU-4 (warna putih) Daftar VU-5 (warna hijau) Buku Pedoman Pelaksanaan SUB 2013 Pencacahan perusahaan industri pengolahan Pencacahan perusahaan perhotelan Pencacahan perusahaan pertambangan non-migas Pencacahan perusahaan perdagangan Pencacahan perusahaan peternakan dan perikanan Pengecekan konsistensi isian antar triwulan Pedoman Pencacahan SUB BPS 1 BPS 1 BPS 1 BPS 1 BPS 1 BPS Kabupaten/Kota 1 Pencacah, Pengawas/ Pemeriksa, BPS Kab/Kota, dan BPS Provinsi 4 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

9 1.7 Jadual Kegiatan Kegiatan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Pengiriman dokumen dari BPS ke BPS Provinsi Maret 2013 Pengiriman dokumen dari BPS Provinsi ke BPS Kab/Kota Maret 2013 Pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke KSK/Pencacah Maret 2013 Juni 2013 September 2013 Desember 2013 Pencacahan dan Pemeriksaan oleh Pencacah April 2013 Juli 2013 Oktober 2013 Januari 2014 Pengiriman dokumen kembali ke BPS Kab/Kota 1-7 Mei Agustus November Februari 2014 Pemeriksaan di BPS Kab/Kota 8-15 Mei Agustus November Februari 2014 Pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi Mei Agustus November Februari 2014 Pemeriksaan di BPS Provinsi Mei Agustus November Februari 2014 Pengiriman dokumen dari BPS Provinsi ke BPS 1-7 Juni September Desember Maret 2014 Pemeriksaan di BPS 8-15 Juni September Desember Maret 2014 Diseminasi Hasil Akhir Awal Desember 2013 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

10 METODOLOGI BAB Cakupan Cakupan SUB 2013 adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri besar dan sedang, hotel (bintang/non-bintang), pertambangan non-migas, perdagangan besar dan eceran, serta perternakan dan perikanan. 2.2 Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan untuk penarikan sampel perusahaan/usaha SUB 2013 adalah sebagai berikut: 1. Daftar Nama dan Alamat Perusahaan Industri Pengolahan hasil pencacahan Survei Industri Besar Sedang tahun Daftar Nama dan Alamat Hotel Berbintang atau Melati hasil pencacahan Survei Hotel (VHT-L) awal tahun Daftar Nama dan Alamat Perusahaan/Usaha Peternakan dan Perikanan menurut Direktori Perusahaan/Usaha Peternakan dan Perikanan tahun Daftar Nama dan Alamat Perusahaan Pertambangan menurut hasil listing SE2006 yang dikategorikan menjadi Usaha Menengah Besar (SE06-UMB). 5. Daftar Nama dan Alamat Perusahaan Perdagangan menurut hasil listing SE2006 yang dikategorikan menjadi Usaha Menengah Besar (SE06-UMB). Daftar Nama dan Alamat untuk masing-masing jenis perusahaan dilengkapi dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan jumlah t enaga kerja yang selanjutnya digunakan untuk penyusunan stratifikasi dan MoS (Measures of Size). 2.3 Penarikan Sampel Penarikan sampel perusahaan untuk SUB 2013 dilakukan secara independen per masing-masing kelompok lapangan usaha yang dicakup (dilakukan pada tahun 2008). Hal ini terkait dengan proses penghitungan peluang penarikan sampelnya yang dilakukan secara Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

11 terpisah untuk tiap-tiap kelompok cakupan. Secara umum, penarikan sampel perusahaan dilakukan dengan menerapkan kaidah Probability Proportional to Size with Control Selection. Tata cara penarikan sampelnya adalah sebagai berikut: 1. Dilakukan untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki peluang penarikan sampel lebih kecil Perusahaan/usaha yang memiliki PROB 1 otomatis terpilih sebagai sampel. 3. Urutkan perusahaan berdasarkan strata (nasional + regional untuk yang dua strata atau regional saja untuk yang satu strata) secara Ascending, dan berdasarkan peluang penarikan sampel secara Descending. 4. Buat kumulatif jumlah peluang penarikan sampel (X i ). 5. Tentukan angka random (O < AR < 1). 6. Bandingkan angka random dengan kumulatif peluang. 2.4 Alokasi Sampel Jumlah perusahaan sampel SUB 2013 menurut provinsi dan lapangan usaha adalah sebagai berikut: 8 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

12 Jumlah Sampel Survei Upah Buruh 2013 Menurut Provinsi dan Lapangan Usaha Provinsi Industri Hotel Lapangan Usaha Pertambangan Perdagangan Peternakan dan Perikanan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Selawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Nasional Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

13 2.5 Prosedur Penggantian Sampel Untuk perusahaan terpilih yang pindah provinsi, perusahaan musiman ( perusahaan yang sering tutup/tidak beroperasi), perusahaan yang tidak ditemukan di lapangan, perusahaan yang berubah lapangan usaha (sektor), atau perusahaan yang karena sesuatu hal tidak bisa mengisi kuesioner, maka BPS Provinsi wajib melaporkan ke BPS untuk dilakukan penggantian sampel. PERHATIAN BPS Provinsi tidak diperkenankan melakukan penggantian sampel karena dikhawatirkan perusahaan pengganti tidak terdapat dalam kerangka sampel, yang berdampak pada proses pengolahan tidak dapat dilanjutkan karena penimbangnya tidak ada. Penggantian sampel hanya dapat dilakukan oleh BPS dengan mengikuti prinsip sebagai berikut: 1. Penggantian sampel dilakukan berdasarkan daftar history pemilihan sampel yang telah disusun menurut strata, dan di dalam strata menurut size. 2. Penggantian sampel perusahaan/usaha berpedoman pada kerangka sampel/direktori perusahaan. Perusahaan pengganti harus sesuai dengan kriteria: belum terpilih menjadi sampel; berada dalam satu kabupaten/kota yang sama. Jika tidak tersedia sampel pengganti dari kabupaten/kota yang sama, dicarikan dari kabupaten/kota lain; berada di dalam strata yang sama seperti perusahaan/usaha yang akan diganti; mempunyai kegiatan usaha/produk yang sama (sampai dengan 2 digit pertama KLUI/KBLI lima digit); mempunyai jumlah pekerja yang sama/hampir sama dengan perusahaan yang akan diganti; terdekat dengan perusahaan/usaha yang diganti dalam daftar yang telah diurutkan tadi (dengan kata lain, yang mempunyai MoS atau size terdekat). 10 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

14 3. Perusahaan sampel yang berganti nama dan atau pindah alamat (pindah kecamatan maupun pindah kabupaten/kota) tetapi masih dalam satu provinsi dan kegiatan usaha/produk utamanya tidak berubah, tetap menjadi sampel. BPS Provinsi harus melaporkan perubahan nama dan atau alamat perusahaan tersebut ke BPS. 4. Permintaan penggantian sampel dengan alasan perusahaan tidak dapat mengisi kuesioner karena suatu sebab (non-respon), harus disertai dengan laporan mengenai usaha atau pendekatan apa saja yang telah dilakukan. 5. Penimbang untuk perusahaan/usaha pengganti dihitung supaya membuat kontribusi tertimbang untuk pekerja sama persis dengan kontribusi tertimbang dari perusahaan/ usaha yang diganti. Hal ini dilakukan dengan menerapkan rumus berikut ini : WEIGHT perusahaan pengganti = (WEIGHT perusahaan yang diganti X jumlah pekerja perusahaan Yang diganti)/jumlah pekerja perusahaan pengganti Atau Fi(b) = Fi(g) x W i(g) Wi(b) Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

15 ORGANISASI LAPANGAN BAB Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013 Penanggung jawab pelaksanaan SUB 2013 di pusat adalah Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Penanggung jawab pelaksanaan SUB 2013 di daerah adalah Kepala BPS Provinsi yang dibantu Kepala Bidang Statistik Sosial dan Kepala BPS Kabupaten/Kota yang dibantu Kepala Seksi Statistik Sosial. 3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Petugas Lapangan Survei Upah Buruh Tugas Pencacah Petugas pencacah SUB adalah Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) atau staf BPS Kabupaten/Kota yang ditunjuk. Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab petugas pencacah: 1. Mengantarkan kuesioner/daftar VU-1, VU-2, VU-3, VU-4, dan VU-5 ke perusahaan terpilih sesuai dengan daftar sampel perusahaan. 2. Memberikan penjelasan tentang cara pengisian daftar isian, konsep definisi dan sebagainya kepada karyawan/pejabat yang diberi tugas oleh perusahaan untuk mengisi daftar tersebut. Untuk perusahaan yang telah menjadi responden tetap SUB, pada saat kuesioner diserahkan ke perusahaan, hendaknya ditanyakan apakah pejabat perusahaan yang ditugasi untuk mengisi kuesioner SUB masih tetap sama dengan yang ditugasi pada triwulan sebelumnya. Apabila pejabatnya telah berganti, petugas pencacah harus menghubungi pejabat baru dan menjelaskan kembali mengenai tata cara pengisian. 3. Petugas pencacah perlu menegaskan kepada perusahaan bahwa waktu yang diperlukan untuk mengisi daftar/kuesioner sangat terbatas. Kemudian membuat kesepakatan mengenai kapan kuesioner yang telah diisi perusahaan dapat diambil. 4. Mengambil kuesioner yang telah diisi oleh perusahaan pada waktu yang telah disepakati. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

16 5. Memeriksa kebenaran isian daftar VU-1, VU-2, VU-3, VU-4, dan VU-5 hasil pencacahan. Apabila masih ditemukan kesalahan ataupun ketidakwajaran, misalnya perubahan jumlah tenaga kerja dan/atau jumlah upah lebih dari 10 %, maka pencacah harus melihat apakah perubahan tersebut sudah diberikan penjelasan sebagaimana mestinya pada Blok Catatan. Jika belum dijelaskan, pencacah harus menanyakan kembali kepada responden sebelum meninggalkan perusahaan [Pada Blok IV, [(R.2 R.5a)/(R.5a)x100%] dan/atau [(R.3d R.5b)/(R.5b)x100%] harus 10%, jika perubahannya lebih dari 10% catat alasannya]. 6. Memindahkan isian untuk masing-masing pertanyaan ke dalam kotak yang tersedia, bagi perusahaan yang belum mengisi kotak-kotaknya. 7. Menyerahkan kembali daftar VU-1, VU-2, VU-3, VU-4, dan VU-5 yang telah diisi dan dianggap benar kepada pengawas/pemeriksa Tugas Pengawas/Pemeriksa Pengawas/pemeriksa SUB adalah Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota atau staf BPS Kabupaten/Kota yang ditunjuk. Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab pengawas/pemeriksa: 1. Mendistribusikan Daftar VU-1, VU-2, VU-3, VU-4, dan VU-5 kepada petugas pencacah. 2. Sebelum daftar/kuesioner tersebut diserahkan kepada pencacah, petugas pengawas harus menyalin identitas perusahaan (kode dan nama perusahaan) dan isian KLP (jumlah karyawan, total upah/gaji pada triwulan sebelumnya) ke dalam kuesioner Blok IV Rincian 5a dan 5b, untuk masing-masing sistem pembayaran. 3. Mengumpulkan kembali Daftar VU-1, VU-2, VU-3, VU-4, dan VU-5 yang telah diisi. 4. Memeriksa kebenaran isian Daftar VU-1, VU-2, VU-3, VU-4, dan VU-5. Jika isian tersebut tidak konsisten atau tidak wajar, pengawas/pemeriksa harus menanyakan hal tersebut kepada petugas pencacah yang bersangkutan untuk diperbaiki, dan bila diperlukan pengawas dapat meminta petugas pencacah untuk melakukan kunjungan ulang ke perusahaan. 5. Memeriksa ulang apakah isian sudah dipindahkan ke dalam kotak dengan tepat oleh petugas pencacah. Kalau belum, pengawas harus mengisikan ke dalam kotak. 14 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

17 6. Memindahkan isian daftar/kuesioner ke dalam Kartu Laporan Perusahaan (KLP). KLP merupakan sarana yang sangat penting sebagai lembar kerja pengecekan perbandingan upah antar triwulan (Lampi ran 7). Lembar kerja ini berguna bagi petugas pengawas/pemeriksa untuk mendeteksi secara dini apakah pelaporan dari perusahaan sudah benar untuk triwulan tertentu. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

18 TAHAPAN KEGIATAN PENCACAHAN BAB Pencacahan Survei Upah Buruh 2013 Pencacahan perusahaan terpilih sampel SUB dilakukan secara triwulanan atau empat kali dalam setahun, yaitu pada Bulan April, Juli, Oktober tahun 2013, dan Januari tahun 2014, untuk mencatat keterangan/informasi mengenai upah sesuai dengan periode pembayaran perusahaan pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember tahun Pelaksanaan SUB 2013 dilakukan terhadap perusahaan yang terpilih, baik yang pernah menjadi sampel maupun yang belum pernah menjadi sampel SUB sebelumnya. Berbagai bentuk kendala atau kritik dari perusahaan mungkin akan dihadapi oleh petugas. Berikut ini diuraikan beberapa persiapan dan cara yang perlu dilakukan oleh petugas/pencacah. 1. Memperkenalkan diri sebagai pegawai BPS Provinsi atau BPS Kabupaten/Kota dan menjelaskan maksud kunjungan. Usahakan agar penjelasan kepada petugas perusahaan/ responden secara singkat dan jelas. 2. Dalam menjelaskan maksud kunjungan, petugas sebaiknya menguraikan bahwa kuesioner SUB mudah diisi dan dapat langsung dipakai untuk konsistensi pengisian dari satu triwulan ke triwulan lainnya. Oleh karena itu, petugas perlu meyakinkan perusahaan bahwa pengertian dan kerja sama yang baik dari perusahaan dalam SUB ini sangat diharapkan. 3. Dengan adanya SUB ini, perusahaan merasa diberi tambahan beban pekerjaan untuk mengisi kuesioner. Untuk itu pada awal pembicaraan sebaiknya dijelaskan kesederhanaan materi yang dikumpulkan dalam Daftar VU-1 s.d. VU-5, misalnya pertanyaan tidak terlampau rinci dan hanya mencakup 1 (satu) periode pembayaran untuk masing-masing sistem pembayaran. Jelaskan pula kegunaan data upah/gaji bagi pemerintah maupun perusahaan. Kegunaan tersebut antara lain sebagai salah satu faktor penimbang dalam perhitungan penyesuaian upah/gaji di perusahaan, dan bagi pemerintah untuk mengetahui perkembangan upah di berbagai sektor yang tercakup, serta sebagai bahan pengendalian sistem pengupahan dan pengambilan kebijakan. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

19 4. Konsep dan definisi yang digunakan dalam SUB saat ini sama dengan yang digunakan dalam SUB tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, petugas sebaiknya menguraikan konsep dan definisi dari karyawan produksi/pelaksana, khususnya yang berada di bawah mandor/ pengawas/supervisor, periode pembayaran (sesuai dengan sistem pemb ayaran yang ada di perusahaan) serta upah yang dibayarkan selama periode pembayaran tersebut. 5. Perlu juga dijelaskan bahwa ada pertanyaan mengenai jumlah upah dan tenaga kerja yang dilaporkan pada triwulan sebelumnya yang sudah diisi oleh pengawas/pemeriksa, yang disertai dengan keterangan apabila ada perubahan besar (lebih dari 10%) dibandingkan periode pembayaran pada triwulan sekarang, untuk membantu konsistensi pengisian dari satu triwulan ke triwulan berikutnya. Jika terjadi perubahan besar beri penjelasan dalam Blok Catatan. 6. Jadual waktu perlu dijelaskan kepada petugas perusahaan. Yakinkan kepada petugas perusahaan bahwa kecepatan, ketepatan dan kecermatan dalam pengisian daftar/kuesioner SUB ini sangat diperlukan. Perusahaan diharapkan dapat menyelesaikan pengisian daftar/ kuesioner paling lambat satu minggu setelah tanggal penerimaan kuesioner. 7. Setelah petugas selesai menjelaskan konsep/definisi dan cara pengisian, dan memberikan daftar/kuesioner VU-1 s.d. VU-5 untuk diisi oleh perusahaan, tanyakan lagi kapan petugas dapat datang kembali untuk mengambil hasilnya. Janji yang telah disepakati bersama perusahaan harus ditepati. Perlu juga dibuat daftar kunjungan untuk ditandatangani oleh perusahaan. 4.2 Petunjuk untuk Mempercepat Pengisian/Pengambilan Dokumen Dalam pelaksanaan SUB, diperlukan kiat untuk mempercepat pengisian/pengambilan dokumen. Diantaranya adalah, sebaiknya KSK/Pencacah mengetahui jadwal kosong di perusahaan, yaitu di saat beban kerja perusahaan sedang tidak terlalu sibuk. KSK/Pencacah dapat mengirim dokumen lebih awal dari jadwal pelaksanaan yang telah ditentukan. Dalam situasi seperti ini, KSK/Pencacah tidak harus terpaku pada jadual yang telah ditentukan, sejauh masih dalam batas yang dapat ditolerir. Hal ini akan lebih mempersingkat waktu penyelesaian dokumen di perusahaan, atau paling tidak pihak perusahaan bisa mempersiapkan lebih awal file-file untuk pengisian dokumen tersebut, sehingga dokumen dapat diambil tepat pada waktunya sesuai jadwal pelaksanaan. Sebaliknya, pada awal bulan Januari biasanya 18 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

20 perusahaan sangat sibuk untuk membuat laporan tahunan. Dengan demikian pencacahan dapat dilaksanakan setelah kesibukan tersebut usai, misalnya pada bulan Februari. Untuk perusahaan berskala sedang, yang file perusahaannya tidak terlalu rumit, kunjungan biasanya langsung bisa dilakukan oleh petugas pencacah kapan saja, bila keadaan memungkinkan KSK/Pencacah dapat langsung mengisikan hasil wawancaranya dengan perusahaan dan diselesaikan pada saat itu juga. Hal ini dapat mempersingkat waktu dan mengurangi beban kerja KSK/Pencacah. Bila terdapat perusahaan yang lambat menyelesaikan dokumen dari jadwal yang telah ditentukan, harap segera dilaporkan ke BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan diteruskan ke BPS. Dokumen yang sudah diisi oleh perusahaan, segera diperiksa di BPS Kabupaten/Kota dan dikirimkan ke BPS Provinsi kemudian ke BPS, tanpa harus menunggu seluruh dokumen masuk. 4.3 Pengelolaan Daftar/Kuesioner Untuk pelaksanaan SUB 2013, pengiriman daftar/kuesioner dari BPS ke BPS Provinsi dilakukan untuk lima triwulan sekaligus pada Bulan Maret Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar pelaksanaan pencacahan SUB pada setiap triwulan. Setiap perusahaan terpilih sampel mengisi satu set kuesioner. Daftar/kuesioner yang telah diisi oleh perusahaan, diharapkan dapat diambil oleh petugas satu minggu setelah tanggal penyerahan. Diharapkan KSK atau petugas pencacah mampu melakukan pendekatan kepada petugas perusahaan dengan menyatakan kesediaan membantu bila petugas perusahaan menemui kesulitan dalam mengisi kuesioner dan membuat janji mengenai waktu pengambilan kuesioner yang telah terisi, agar pengisian dan pengambilan kuesioner berjalan lancar. BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi diharapkan segera mengirim dokumen yang telah diisi ke BPS secara bertahap tanpa menunggu seluruh dokumen untuk triwulan yang bersangkutan terkumpul semua, apalagi menunggu sampai dokumen terkumpul untuk beberapa triwulan. Keterlambatan pengembalian dokumen yang telah terisi ke BPS akan menghambat sistem pengolahan yang sudah dirancang dengan baik, dan akan keterlambatan pencetakan publikasi. mengakibatkan 4.4 Monitoring Kegiatan Survei Upah Buruh 2013 dan Evaluasi Time-Lag Monitoring kegiatan SUB dilakukan pada saat pengumpulan data dan pada hasil pengumpulan data. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

21 4.4.1 Monitoring Kegiatan Pengumpulan Data Monitoring kegiatan pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan Daftar VU-M1, Daftar VU-M2, dan Daftar VU-M3, yang berturut-turut harus diisi oleh KSK/ Pencacah, BPS Kabupaten/Kota, dan BPS Provinsi. Dari Daftar VU-M1 dapat dilihat kegiatan KSK/Pencacah, antara lain yang sudah menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal, perusahaan yang sudah menyelesaikan pengisian sesuai jadwal, yang belum menyelesaikan, dan alasan keterlambatan tersebut. Setiap akhir dari jadwal pencacahan, rekapitulasi daftar BPS Kabupaten/Kota (Daftar VU-M2) harus dikirim ke BPS Provinsi, yang setelah dilakukan rekapitulasi Daftar VU-M3, hasilnya segera dikirimkan ke BPS paling lambat satu setengah bulan setelah pencacahan. Jika dari hasil pemantauan/evaluasi di BPS Provinsi ternyata ada beberapa BPS Kabupaten/Kota yang terlambat menyampaikan dokumen (tidak sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan), BPS Provinsi harus segera menegur/menanyakan ke BPS Kabupaten/Kota yang bersangkutan Monitoring Hasil Pengumpulan Data Monitoring hasil pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Kartu Laporan Perusahaan (KLP). Dari KLP akan dapat dilihat konsistensi data untuk setiap triwulan p ada setiap perusahaan terpilih. KLP diisi oleh pengawas/pemeriksa dan photocopy-nya harus dilampirkan dalam kuesioner yang bersangkutan setiap triwulan. Penjelasan lebih lanjut tentang KLP akan dibahas kemudian Evaluasi Time-Lag Evaluasi time-lag untuk masing-masing BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi akan dilakukan setiap saat di BPS. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota harus memantau time-lag pelaksanaan SUB dengan menggunakan Daftar VU-M1, Daftar VU-M2, dan Daftar VU-M3 seperti yang terdapat pada lampiran. 20 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

22 TATA TERTIB DAN TATA CARA PENGISIAN KUESIONER SURVEI UPAH BURUH 2013 BAB Tata Tertib Pengisian Daftar 1. Semua pengisian harus ditulis dengan huruf kapital menggunakan tinta hitam dan tidak harus diketik. 2. Isian yang salah jangan dihapus, coret isian yang salah dan tuliskan isian yang benar diatasnya serta diberi paraf oleh petugas yang memperbaiki. 3. Semua pengisian harus jelas serta diisikan pada baris, kolom atau kotak yang sesuai sehingga mudah dibaca dan tidak menimbulkan keraguan. 4. Kuesioner yang telah terisi, harus ditandatangani oleh petugas perusahaan dan dilegalisir oleh perusahaan dengan membubuhkan cap/stempel perusahaan. 5.2 Tata Cara Pengisian Daftar VU-1 s.d. VU-5 Kode Perusahaan Kode perusahaan terpilih diisi oleh BPS Provinsi yang terdiri dari kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, lapangan usaha, dan nomor urut perusahaan. Kode perusahaan disalin oleh pengawas/pemeriksa dari Daftar Sampel Perusahaan (VU-DSP) yang telah dikirim ke BPS Provinsi. Bulan Pelaporan Isikan bulan dan tahun pelaporan pada kotak tersedia. Isian bulan adalah 03 (untuk pelaporan Bulan Maret), 06 (untuk pelaporan Bulan Juni), 09 (untuk pelaporan Bulan September), dan 12 (untuk pelaporan Bulan Desember). Isian tahun adalah dua digit terakhir tahun pelaporan. Blok I. Identitas dan Keterangan Perusahaan Tujuan Blok ini adalah untuk mengetahui identitas dan keterangan mengenai perusahaan. Identitas ini digunakan untuk memudahkan proses pengolahan. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

23 Rincian 1: Nama Perusahaan Tuliskan nama perusahaan secara lengkap dan jelas, menggunakan huruf kapital dengan tinta hitam. Rincian 2: Alamat Perusahaan Tuliskan alamat perusahaan secara lengkap dan jelas seperti nama satuan lingkungan setempat, yaitu nama jalan/gang, RT, RW, dusun, dan desa. Isikan juga nama kecamatan dan kabupaten. Nomor telepon wajib diisi, fax dan diisi jika ada. Khusus Untuk Daftar VU-1, VU-3, dan VU-5: Rincian 3: Produk/kegiatan utama Tuliskan dengan jelas kegiatan atau produk utama perusahaan pada tempat yang tersedia. Sedangkan pengisian kode kegiatan/produk utama sampai 5 digit KBLI 2005 pada kotak yang tersedia dilakukan oleh staf Sub Direktorat Statistik Upah dan Pendapatan di BPS. Perusahaan Industri, misalnya: rokok kretek, pertenunan kain, industri tinta, industri pengecoran besi-baja, dll. Perusahaan Pertambangan Non-Migas, misalnya: pertambangan timah, tembaga, nikel, mangan, emas, perak, dll. Perusahaan Peternakan misalnya: pembibitan dan budi daya sapi, kerbau, kambing, domba, babi, ayam, itik, burung, dll. Perusahaan Perikanan, misalnya: penangkapan ikan di laut/perairan umum, budidaya atau pembenihan kerang mutiara, udang dan biota laut lainnya, pengambilan tanaman laut (rumput laut, dll), tambak (udang, bandeng, dll), budidaya atau pembenihan ikan air tawar, ikan hias, dan biota air tawar lainnya. Rincian 4: Apakah produk/kegiatan utama berubah sejak triwulan yang lalu? Lingkari kode 1 jika produk utama berbeda dengan yang dilaporkan pada triwulan yang lalu atau kode 2 jika tidak. Tuliskan dalam kotak yang tersedia. Jika produk utama berbeda dengan yang dilaporkan pada triwulan sebelumnya berikan penjelasan pada Blok Catatan. Dalam hal ini petugas pencacah harus yakin bahwa perubahan produksi utama memang benar-benar terjadi dan bukan karena perbedaan istilah atau nama yang digunakan untuk produk/barang yang sama. 22 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

24 Rincian 5: Tahun mulai produksi Tuliskan tahun pertama perusahaan mulai berproduksi dalam kotak yang tersedia. Rincian 6: Status modal usaha Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan status penanaman modal perusahaan/usaha dan isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia. 1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Suatu perusahaan/usaha dikatakan mempunyai fasilitas permodalan PMDN apabila perusahaan/usaha tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM) bahwa usahanya sesuai dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan serta persyaratan penanaman modal dalam negeri yang berlaku. 2. Penanaman Modal Asing (PMA) Suatu perusahaan/usaha dikatakan mempunyai fasilitas permodalan PMA apabila perusahaan/usaha tersebut telah mendapatkan persetujuan dari BKPM bahwa usahanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan serta persyaratan penanaman modal asing yang berlaku. 3. Negara (BUMN) Adalah sumber modal perusahaan/usaha berasal dari Pemerintah. 4. Gabungan Jika perusahaan/usaha memiliki lebih dari satu sumber modal. Rincian 7: Apakah ada hasil yang diekspor setahun yang lalu? Lingkari kode 1 jika ada hasil yang diekspor setahun yang lalu dan tuliskan persentasenya, atau kode 2 jika tidak ada yang diekspor. Tuliskan dalam kotak yang tersedia. Khusus Untuk Daftar VU-2: Rincian 3a: Klasifikasi hotel (bintang/non-bintang) Tuliskan klasifikasi hotel berbintang atau non-bintang. Kotak yang tersedia akan diisi BPS. Rincian 3b: Jumlah kamar yang tersedia Jumlah kamar yang tersedia adalah jumlah kamar yang siap dipakai/dihuni para tamu. Kamar yang dipakai untuk pegawai hotel tidak dimasukkan dalam isian ini. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

25 Rincian 3c: Rata-rata jumlah kamar yang dihuni per malam Rata-rata jumlah kamar yang dihuni per malam adalah rata-rata jumlah kamar yang dihuni tamu/ terisi per malamnya selama bulan pelaporan. Rincian 3d: Tingkat penghunian kamar Tingkat penghunian kamar pada bulan pelaporan diperoleh dari Rincian 3c dibagi dengan Rincian 3b dikalikan 100. Jika tingkat penghunian kamar hotel = 75% berarti selama bulan pelaporan, 75% dari jumlah kamar yang tersedia dipakai/dihuni oleh tamu. Rincian 4: Tahun mulai melakukan kegiatan utama, dan Rincian 5: Status modal usaha Sama dengan Rincian 3c dan 3d pada Daftar VU-1, VU-3, dan VU-5 Khusus Untuk Daftar VU-4: Rincian 3: Jenis Perdagangan Lingkari kode yang sesuai, kode 1 untuk ekspor, kode 2 untuk impor, kode 3 untuk perdagangan eceran department store, kode 4 untuk perdagangan eceran swalayan, dan kode 5 untuk perdagangan besar lainnya. Isikan dalam kotak yang tersedia. Perdagangan ekspor mencakup perusahaan yang memperdagangkan barang-barang untuk diekspor ke negara lain. Perdagangan impor mencakup perusahaan yang memperdagangkan barang-barang untuk diimpor dari negara lain. Perdagangan eceran department store mencakup perusahaan perdagangan yang tidak mudah tutup seperti Ramayana Dept.store, Matahari Dept.store, dll. Perdagangan eceran swalayan misalnya : mini market, toserba, dll. Perdagangan lainnya mencakup perusahaan perdagangan lainnya yang melayani perdagangan dalam partai besar maupun eceran, yang tidak mudah tutup, seperti agen, distributor, SPBU, dll. Rincian 4: Tahun mulai melakukan kegiatan utama, dan Rincian 5: Status modal usaha Sama dengan Rincian 3c dan 3d pada Daftar VU-1, VU-3, dan VU Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

26 Diterima di Tujuannya untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan sejak dokumen dikirim ke perusahaan sampai diterima di BPS (time lag). Isikan tanggal, bulan, dan tahun pada kuesioner yang sudah terisi diterima oleh BPS Kabupaten/Kota (pengawas atau petugas yang ditunjuk), BPS Provinsi (pengawas atau petugas yang ditunjuk), dan BPS (Staf Sub Direktorat Statistik Upah dan Pendapatan). Pengecekan Kartu Laporan Perusahaan (Y/T) Kotak pada lajur Diisi dan terlampir harus berisi Y jika Ya atau T jika Tidak, pada masingmasing kotak yang bersangkutan karena KLP memang seharusnya diisi dan photocopy-nya dilampirkan pada dokumen. Kotak pada lajur Butir 28 ada Ya?, harus ada isian (Y/T) jika kotak pada lajur Diisi dan Terlampir berisi Y. Ya. Kode Y pada lajur ini menyatakan bahwa Rincian 28 dari KLP berisi Sedangkan kotak pada lajur Alasannya Jelas?, hanya terisi (Y/T) jika kotak pada lajur Ada Ya? berisi Y. Kode Y dalam lajur ini menyatakan bahwa penjelasan atas isian Ya pada Rincian pada KLP yang bersangkutan sudah ada penjelasan (di halaman belakang KLP) sebagaimana mestinya, dan menurut Pengisi/Pemeriksa dianggap sudah cukup jelas. Pengecekan KLP ini dilakukan oleh pengawas/pemeriksa di BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi, sedangkan di BPS dilakukan oleh staf yang ditunjuk. Blok II. Keterangan Umum Perusahaan Hanya untuk Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/Supervisor Karyawan produksi Karyawan pelaksana digunakan pada kuesioner industri pengolahan (Daftar VU-1), pertambangan nom-migas ( Daftar VU-3), dan peternakan dan perikanan (Daftar VU-5). digunakan pada kuesioner perhotelan (Daftar VU-2) dan perdagangan (Daftar VU-4). Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

27 Rincian 1: Hari dan Jam Kerja Biasa Tanpa Lembur Hari Kerja Seminggu Tuliskan jumlah hari kerja biasa dalam seminggu ke dalam kotak yang tersedia. Isian maksimum 7 hari. Hari kerja biasa adalah hari-hari yang ada kegiatan kerja biasa selain hari libur yang dipakai untuk lembur. Hari Minggu yang umumnya dipakai untuk bekerja shift/plug dimasukkan sebagai hari kerja biasa. Jam Kerja Seminggu Tuliskan jumlah jam kerja seminggu dalam kotak yang tersedia. Isian maksimum 98 jam. Jam kerja seminggu adalah banyaknya jam kerja biasa/normal dalam satu minggu yang biasa digunakan untuk bekerja, tidak termasuk jam istirahat/lembur. Jumlah Shift/Plug Sehari Tuliskan jumlah shift/plug dalam satu hari yang berlaku dalam perusahaan dalam kotak yang tersedia. Isian maksimum 3 shift/plug. Rincian 2: Tunjangan yang dibayarkan secara teratur dalam bentuk natura (barang/jasa) Lingkari kode yang sesuai dan isikan ke dalam kotak yang tersedia. Isian boleh lebih dari satu, jumlahkan kode yang dilingkari dan isikan ke dalam kotak. Tunjangan yang dimaksud dalam rincian ini adalah penerimaan karyawan yang sifatnya rutin/teratur dalam bentuk natura (barang/jasa) seperti makan, transpor, beras dan natura lainnya. Dalam hal ini tidak termasuk tunjangan yang bersifat tidak rutin (diterima karyawan pada saat-saat tertentu) seperti THR, bonus tahunan, kuartalan, semesteran, perlengkapan kerja dan lain-lain. Rincian 3: Upah terendah/tertinggi (termasuk tunjangan teratur) Isikan upah terendah/tertinggi (termasuk tunjangan teratur) dari karyawan produksi/pelaksana di bawah tingkat pengawas/mandor yang dibayarkan secara teratur. Isikan kode di kotak paling kanan. Kode 1 untuk per hari, kode 2 untuk per minggu, kode 3 untuk per bulan, dan kode 4 untuk periode pembayaran lainnya (tuliskan, misal 2 mingguan, 10 harian, dll). 26 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

28 Blok III. Keterangan Karyawan Perusahaan A. Jumlah Seluruh Karyawan Tuliskan jumlah karyawan berdasarkan jenis pekerjaan atau jabatan menurut jenis kelamin dan jumlahkan pekerja laki-laki dan perempuan. 1. Bukan Tenaga Kerja Produksi/Pelaksana adalah karyawan yang tidak secara langsung melakukan kegiatan produksi/pelaksanaan. Bukan Tenaga Kerja Produksi/Pelaksana dibedakan menjadi: a. Manajer adalah yang merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan memimpin perusahaan. b. Administrasi/kantor adalah yang menjalankan semua kegiatan tata usaha/administrasi di kantor (seperti urusan pegawai, pembukuan, dll). c. Lainnya adalah karyawan bukan tenaga kerja produksi yang tidak termasuk dalam kategori a dan b (misalnya resepsionis, sekretaris, sopir, penjaga kantin, dll). 2. Tenaga Kerja Produksi/Pelaksana adalah karyawan yang secara langsung bekerja dalam proses produksi/pelaksanaan. Tenaga kerja produksi/pelaksana dibedakan menjadi: a. Tenaga kerja ahli/teknisi/ahli mesin adalah karyawan yang merawat dan memperbaiki mesin-mesin atau alat-alat produksi. b. Pengawas/mandor/supervisor adalah karyawan yang bertugas mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan para karyawan pada unit/sektor produksi/ pelaksana. c. Karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor adalah karyawan produksi/pelaksana yang tidak termasuk dalam kategori a dan b, meliputi kepala regu, penerimaan, operator mesin, pabrikasi, dll. Catatan: Untuk Daftar VU-2 dan VU-4, tenaga kerja produksi/pelaksana hanya dibedakan menjadi 2 yaitu poin (b) dan (c) saja. Isian jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor pada Blok IIIA Rincian 2c Kolom 4 untuk Daftar VU-1, VU-3, dan VU-5 serta Rincian 2b Kolom 4 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

29 untuk Daftar VU-2 dan VU-4 harus sama dengan isian Blok IIIB Baris JUMLAH pada Kolom 6. Karyawan Produksi di Sektor Industri Pengolahan, Pertambangan Non-Migas, serta Peternakan dan Perikanan Karyawan produksi adalah karyawan yang terlibat secara langsung dalam proses produksi, diantaranya operator, pemeliharaan, pengolahan, perakitan, pengepakan, penggudangan, laboratorium, pesuruh di bagian produksi, dsb. Tidak termasuk karyawan produksi antara lain: eksekutif, pengangkutan, kredit, maintenance, pembelanjaan/penjualan, kantin, instalasi, keuangan, urusan pegawai, pembukuan, pemasaran, keamanan ( security), klinik, product development dan sebagainya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi. Catatan: Untuk perusahaan perkebunan, pengisian upah dan jumlah karyawan yang dicakup, hanya untuk karyawan di sektor industrinya saja (karyawan pabri k), tidak termasuk karyawan lapangan/kebun. Karyawan Pelaksana di Sektor Perhotelan Karyawan pelaksana adalah karyawan yang terlibat secara langsung dengan pelayanan tamu hotel atau bekerja untuk kenyamanan tamu hotel, diantaranya resepsionis, room boy, pelayan kamar, bartender, pelayan perjamuan, kasir, pramusaji, juru masak, juru cuci, dll. Tidak termasuk karyawan pelaksana antara lain: eksekutif, urusan pegawai, pembukuan, pemasaran, klinik dan sebagainya yang tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan tamu hotel. Karyawan Pelaksana di Sektor Perdagangan Karyawan pelaksana adalah karyawan yang terlibat secara langsung dalam kegiatan perdagangan, seperti pramuniaga, pemeliharaan, pengolahan, pengepakan, pesuruh di bagian perdagangan, dll. Tidak termasuk karyawan pelaksana antara lain: eksekutif, pembelanjaan, keuangan, pembukuan, keamanan ( security), dan sebagainya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perdagangan. 28 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

30 B. Jumlah Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/ Supervisor di Daftar Gaji Isikan jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor sesuai daftar karyawan menurut status karyawan dan sistem pembayaran, termasuk karyawan yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Status Karyawan Khusus untuk Daftar VU-1, VU-3, dan VU-5 1. Harian lepas adalah status karyawan yang dibayar berdasarkan jumlah hari kerjanya. Umumnya upah mereka tidak dapat dipisahkan antara gaji/upah pokok dan tunjangan lainnya. Kontrak adalah status karyawan yang dibayar berdasarkan kontrak kerja. 2. Borongan adalah status karyawan yang dibayar langsung oleh perusahaan berdasarkan hasil kerja yang dihitung per satuan hasil, tidak termasuk karyawan borongan yang bekerja di rumah sendiri secara makloon. 3. Harian tetap adalah status karyawan yang dibayar berdasarkan jumlah hari kerjanya. Biasanya upah mereka terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap yang mungkin dapat dipisahkan sehingga kalau karyawan/pekerja absen, bisa dihitung potongan upahnya sesuai aturan yang berlaku. 4. Bulanan adalah status karyawan yang menerima upah/gaji pokok secara tetap setiap periode pembayaran (umumnya bulanan, kecuali tunjangan-tunjangan dan perangsang lainnya yang tergantung jumlah hari atau jam kerja karyawan yang bersangkutan). Bila karyawan bulanan dibayar 2 kali atau lebih dalam sebulan tetap dimasukkan sebagai karyawan bulanan. Khusus untuk Daftar VU-2 dan VU-4 1. Harian tetap adalah status karyawan yang dibayar berdasarkan jumlah hari kerjanya. Biasanya upah mereka terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap yang mungkin dapat dipisahkan sehingga kalau karyawan/pekerja absen, bisa dihitung potongan upahnya sesuai aturan yang berlaku. 2. Bulanan adalah status karyawan yang menerima upah/gaji pokok secara tetap setiap periode pembayaran (umumnya bulanan kecuali tunjangan -tunjangan dan perangsang lainnya yang tergantung jumlah hari atau jam kerja karyawan yang bersangkutan). Bila Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

31 karyawan bulanan dibayar 2 kali atau lebih dalam sebulan tetap dimasukkan sebagai karyawan bulanan. Sistem Pembayaran Upah (Pay Roll) Sistem pembayaran upah didasarkan pada periode/jangka waktu pembayaran upah/gaji dan tunjangan teratur yang biasanya berlaku untuk berbagai kelompok karyawan produksi/ pelaksana. Misalnya karyawan harian lepas atau harian tetap atau borongan dibayar mingguan, bulanan atau lainnya (dua minggu, setengah bulanan, 10 hari sekali atau lainnya). Jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor untuk masing-masing sistem pembayaran pada Blok III sama dengan banyaknya karyawan produksi/ pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor sesuai daftar upah/gaji dalam periode pembayaran terakhir bulan pelaporan untuk masing-masing sistem pembayaran pada Blok IV. Blok IV. Upah Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/ Supervisor Selama Satu Kali Periode Pembayaran (Sistem Pembayaran Upah) Isian di Blok IV hanya untuk periode pembayaran terakhir yang ada di perusahaan. Isikan pada kolom sistem pembayaran yang sesuai. Contoh : Jika di suatu perusahaan hanya ada karyawan mingguan, maka hanya Kolom (2) yang perlu diisi. Jika di suatu perusahaan selain terdapat karyawan mingguan juga terdapat karyawan bulanan, maka yang diisi adalah Kolom 2 dan Kolom 3. Rincian 1 : Periode pembayaran terakhir dan hari kerja pada bulan pelaporan Rincian 1a: Periode pembayaran upah Tuliskan periode pembayaran upah sesuai dengan sistem pembayaran. Semua keterangan yang diisikan hanya untuk satu periode pembayaran terakhir pada bulan pelaporan. Contoh : Bila sistem pembayaran mingguan periode pembayaran upah dari tanggal 23 s.d 29, dua mingguan tanggal 16 s.d 29, dua kali sebulan tanggal 15 s.d 30 dan bulanan tanggal 1 s.d 30 sesuai bulan yang bersangkutan. 30 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

32 Rincian 1b: Jumlah hari kerja biasa pada periode pembayaran upah Tuliskan jumlah hari kerja biasa pada periode pembayaran upah ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 1c: Jumlah hari kerja lembur pada hari libur selama periode pembayaran upah Tuliskan jumlah hari kerja lembur pada hari libur selama periode pembayaran upah ke dalam kotak yang tersedia. Hari kerja lembur pada hari libur adalah banyaknya hari kerja pada hari Minggu, hari besar keagamaan, hari libur nasional, dan hari Sabtu bagi perusahaan yang libur, yang dibayar dengan tarif lembur pada periode pembayaran upah. PERHATIAN Informasi mengenai jumlah karyawan, upah/gaji, dan informasi lainnya yang terdapat dalam Blok IV hanya mencakup karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/ mandor/supervisor. Karyawan non-produksi/pelaksana, tenaga kerja ahli/teknisi/ahli mesin, pengawas/ mandor/supervisor, dan tingkatan di atasnya tidak dicakup dalam Blok IV. Rincian 2: Jumlah karyawan produksi/pelaksana pada daftar gaji Tuliskan jumlah seluruh karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/ supervisor yang tercantum dalam daftar upah/gaji untuk masing-masing sistem pembayaran. Banyaknya karyawan yang dimaksud bukan untuk setiap shift tetapi untuk seluruh shift. Jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor yang dituliskan pada Rincian ini, harus sama dengan jumlah yang diisikan pada Blok IIIB Kolom 6 untuk masing-masing sistem pembayaran. Rincian 3: Jumlah upah/gaji dan tunjangan yang dibayarkan Yang dimaksud jumlah upah/gaji disini bukan rata-rata upah/gaji, melainkan jumlah upah/gaji yang dibayarkan kepada seluruh karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/ mandor/supervisor dalam satu periode pembayaran terakhir (misalnya 1 minggu, 10 hari, 2 minggu, ½ bulan, sebulan) pada bulan pelaporan. Upah/gaji dirinci dalam 3 komponen yaitu upah/gaji pokok, tunjangan, dan upah lembur. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

33 Rincian 3a: Upah/gaji pokok atau upah kotor kalau tunjangan tetap tidak dapat dipisahkan Tuliskan jumlah upah/gaji pokok ke dalam kotak yang tersedia. Isikan dalam ribuan Rupiah. Upah/gaji pokok adalah upah/gaji dasar sebelum ditambah dengan berbagai tunjangan dan perangsang tetap lainnya. Termasuk bila ada upah kotor yang tidak dapat dipisahkan antara upah pokok dan tunjangan teratur lainnya. Rincian 3b: Tunjangan yang dibayarkan secara teratur dalam bentuk uang Tuliskan jumlah tunjangan ke dalam kotak yang tersedia. Isikan dalam ribuan Rupiah. Tunjangan adalah penerimaan buruh/karyawan yang bersifat rutin/teratur, dalam bentuk uang dan biasanya diterima dalam waktu lebih singkat atau bersamaan dengan pembayaran upah/gaji, seperti tunjangan jabatan, tunjangan kemahalan, uang makan, uang beras, uang transpor, tunjangan keluarga, premi hadir, premi berprestasi, dan tunjangan lainnya. Tidak termasuk tunjangan antara lain tunjangan yang dibayarkan secara tidak rutin/teratur seperti THR, tunjangan perkawinan/khitanan, uang penggantian biaya sakit, bonus tahunan/semesteran/ kuartalan, perlengkapan kerja, dan tunjangan dalam bentuk natura (makanan, transpor, dll). Rincian 3c: Upah lembur pada hari kerja biasa dan pada hari libur Tuliskan jumlah upah lembur ke dalam kotak yang tersedia. Isikan dalam ribuan Rupiah. Upah lembur adalah tambahan upah berupa uang yang dibayarkan perusahaan karena karyawan melakukan kegiatan kerja lembur. Rincian ini harus terisi jika Rincian 1c ada isian. Namun demikian Rincian 3c bisa saja ada isian walaupun Rincian 1c tidak ada isian, yaitu apabila kegiatan lembur diadakan setelah jam kerja biasa. Rincian 3d: Jumlah Jumlah upah merupakan penjumlahan dari upah/gaji pokok (R.3a), tunjangan ( R.3b) dan upah lembur (R.3c). Isikan dalam ribuan Rupiah ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 4: Rata-rata upah per karyawan Rata-rata upah adalah jumlah upah pada Rincian 3d dibagi jumlah karyawan produksi/pelaksana di bawah pengawas/mandor pada Rincian 2 dan dikalikan dengan Isikan dalam Rupiah. 32 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

34 Rincian 5: Keterangan yang disalin dari Kartu Laporan Perusahaan (KLP) Diisi oleh petugas pengawas/pemeriksa BPS Kabupaten/Kota Rincian ini diisi oleh pengawas/pemeriksa sebelum kuesioner disampaikan kepada perusahaan melalui petugas pencacah. Isian disalin dari KLP yang disimpan di BPS Kabupaten/Kota. Tujuan pertanyaan ini adalah untuk melihat kewajaran perubahan rata-rata upah dari triwulan ke triwulan. Rincian 5a: Jumlah karyawan Isian disalin dari KLP Rincian 7 dan/atau perusahaan. Rincian 16 sesuai dengan sistem pembayaran Rincian 5b: Jumlah upah/gaji dan tunjangan Isian disalin dari KLP Rincian 11 dan/atau perusahaan. Rincian 20 sesuai dengan sistem pembayaran Petugas pencacah harus membandingkan isian Blok IV Rincian 5a dan 5b dengan isian Blok IV Rincian 2 dan Rincian 3d. Jika terjadi perubahan >10%, maka perusahaan hendaknya memberikan catatan pada Blok V. Blok V. Catatan Isikan keterangan yang berhubungan dengan adanya perubahan terhadap triwulan sebelumnya. Misalnya adanya kenaikan/penurunan upah, penambahan/pengurangan jumlah pegawai, upah pokok yang tidak dapat dipisahkan dengan tunjangan, kenaikan/penurunan tunjangan insentif, pembayaran borongan berhubungan dengan kenaikan/penurunan, dll. Blok VI. Keterangan Legalisasi Isikan tanggal kuesioner diterima dan dikembalikan oleh perusahaan serta lama waktu pengisian kuesioner. Tuliskan nama, jabatan, dan tanda tangan pemberi keterangan, yaitu petugas perusahaan yang mengisi kuesioner SUB. Cap atau stempel perusahaan harus dibubuhkan sebagai bukti legalisasi perusahaan. Setelah kuesioner terisi dan diperiksa kelengkapan dan kewajaran isiannya, petugas pencacah dan pengawas/pemeriksa harus menuliskan dengan jelas nama, NIP, dan tanda tangannya, sebagai bukti pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

35 VALIDASI ISIAN DOKUMEN DENGAN KARTU LAPORAN PERUSAHAAN (KLP) BAB Umum Mulai tahun 1994 telah digunakan Kartu Laporan Perusahaan (KLP) yang disempurnakan, yang dirancang untuk monitoring perkembangan upah antar triwulan dan mengatasi permasalahan pengisian kuesioner di lapangan seperti konsistensi pelaporan antar triwulan. KLP diisi oleh pengawas/pemeriksa yang ditunjuk di BPS Kabupaten/Kota, segera setelah dokumen yang telah diisi perusahaan tiba di BPS Kabupaten/Kota. Setelah diisi pada triwulan yang bersangkutan dan diperiksa kebenarannya oleh pengawas/pemeriksa, photocopy KLP kemudian dikirim bersama dokumen ke BPS Provinsi. Pengawas/pemeriksa wajib mengisi KLP untuk setiap dokumen dan melampirkan photocopy KLP bersama dokumen yang akan dikirim ke BPS Provinsi. Setiap kuesioner yang dikirim tanpa melampirkan KLP, akan dikembalikan dari BPS Provinsi ke BPS Kabupaten/Kota (seperti terlihat pada Gambar 1). Pengecekan KLP menyangkut beberapa hal : Ada/tidaknya KLP terlampir dengan dokumen; Benar/salahnya pengisian KLP; Tes validasi (Butir 24-27), ada/tidaknya isian Ya ; Penjelasan untuk kasus yang tidak lolos dari tes validasi sudah jelas atau tidak jelas. Penggunaan KLP diharapkan dapat mengurangi kesalahan dalam pengisian data sebelum kuesioner tiba di BPS. Pengisian KLP dengan tepat sangat penting untuk keberhasilan SUB dalam mendeteksi perubahan jumlah karyawan dan upah antar triwulan. Sehingga diharapkan KLP diberi perhatian khusus oleh petugas pengawas/pemeriksa yang ditunjuk di BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

36 6.2 Arus KLP dan Kuesioner Survei Upah Buruh 2013 Setelah responden mengisi kuesioner, petugas pencacah harus meneliti kebenaran, kelengkapan, dan kewajaran isian sebelum meninggalkan perusahaan. Jika sudah tidak ada kesalahan, kuesioner segera diserahkan ke pengawas/pemeriksa di BPS Kabupaten/Kota. Pengawas/pemeriksa di BPS Kabupaten/Kota harus mengisi tanggal dokumen diterima di BPS Kabupaten/Kota (pada Daftar VU-1 VU-5) dan memeriksa kebenaran, kelengkapan, dan kewajaran isian dokumen sebelum melakukan pengisian KLP. BPS Kabupaten/Kota terisi YA? Setelah KLP diisi seluruhnya (lihat gambar 1 bagian A ), lihat Rincian 28, apakah 1. Jika R.28 = TIDAK: halaman depan KLP di-photocopy dan dilampirkan ke kuesionernya (setelah diisi kotak tanggal DITERIMA DI BPS Kabupaten/Kota) untuk segera disampaikan ke BPS Provinsi. 2. Jika R.28 = YA (lihat bagian B ) : periksa, apakah penjelasan untuk masalah yang bersangkutan sudah jelas atau belum/tidak jelas? a. Jika belum/tidak jelas : kuesioner harus dikembalikan ke perusahaan, melalui pengawas dan pencacah, untuk mendapatkan penjelasan selengkapnya. b. Jika sudah jelas : berdasarkan keterangan/catatan di Blok V Daftar VU-1 VU- 5, tuliskan/jelaskan masalahnya di halaman belakang KLP untuk kemudian diphotocopy (halaman depan dan belakang) serta dilampirkan ke dokumennya (setelah diisi kotak tanggal DITERIMA DI BPS Kabupaten/Kota) untuk segera dikirimkan ke BPS Provinsi. BPS Provinsi Di BPS Provinsi, petugas pemeriksa harus mengecek, apakah pada setiap kuesioner yang diterima sudah dilampiri/ Ada KLP -nya? 1. Jika Tidak ada KLP : kuesioner dikembalikan ke BPS Kabupaten/Kota untuk dibuatkan dan dilampirkan KLP-nya. 2. Jika Ada KLP (lihat bagian C ): teliti, apakah halaman depan KLP sudah benar? 36 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

37 a. Jika halaman depan KLP salah (1). Apabila kesalahan tidak dapat diperbaiki di BPS Provinsi, kuesioner dan KLP dikembalikan ke BPS Kabupaten/Kota untuk diperbaiki kesalahannya. (2). Apabila kesalahan dapat diperbaiki di BPS Provinsi. Setelah kesalahan diperbaiki, periksa Rincian 28 : - Jika R.28 = TIDAK : kuesioner dan KLP dikirimkan ke BPS. - Jika R.28 =YA (lihat bagian D ): periksa apakah masalah tersebut sudah jelas atau tidak jelas? (a) (b) Jika penjelasan tidak jelas: kuesioner dan KLP dikembalikan ke BPS Kabupaten/Kota untuk dimintakan penjelasan sebagaimana mestinya. Jika penjelasan sudah jelas: kuesioner dan KLP dikirimkan ke BPS. b. Jika halaman depan benar, periksa Rincian 28 : (1). Jika R.28 = TIDAK : kuesioner dan KLP dikirimkan ke BPS. (2). Jika R.28 = YA (lihat bagian D ): periksa, apakah masalah yangbersangkutan sudah jelas atau tidak jelas? (a) (b) Jika penjelasan tidak jelas: kuesioner dan KLP dikembalikan ke BPS Kabupaten/Kota untuk dimintakan penjelasan sebagaimana mestinya. Jika penjelasan sudah jelas: kuesioner dan KLP dikirimkan ke BPS. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

38 Gambar 1 : Arus KLP dan Kuesioner SUB Perusahaan Pencacah Pengawas BPS Kabupaten/Kota TIDAK JELAS. Harus kembali ke perusahaan untuk dapat penjelasan masalah R 28 = Tidak A KLP diisi di BPS Kab/Kota A R 28 = Ya B JELAS. Masalah bisa dijelaskan di halaman belakang KLP dengan keterangan di kuesioner KLP d i -ph ot oc opy dan dilampirkan ke kuesioner di BPS kabupaten/kota Tak ada KLP BPS Provinsi Ada KLP Kesalahan tidak dapat diperbaiki di BPS Provinsi Halaman depan SALAH C Halaman depan BENAR Kesalahan dapat diperbaiki di BPS Provinsi R 29 = YA R 28 = TIDAK & R 29 = KOSONG D TIDAK JELAS, Masalah tidak dapat dijelaskan di halaman belakang KLP JELAS, Masalah dapat dijelaskan di halaman belakang KLP Evaluasi KLP di dalam kuesioner BPS Arus pengiriman kuesioner saja Arus pengiriman kuesioner dengan KLP 38 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

39 Dengan demikian, dari uraian Arus KLP dan Kuesioner SUB tersebut di atas, ada empat hal utama yang harus diperhatikan, yaitu : Di BPS Kabupaten/Kota A. Apakah Rincian 28 berisi Ya (yang berarti ada satu atau lebih dari Rincian berisi Ya ) atau Tidak (yang berarti seluruh Rincian berisi Tidak )? B. Jika Rincian 28 berisi Ya, apakah masalahnya sudah jelas atau belum/tidak jelas?. Kejelasan masalah, yang untuk kemudian diuraikan di halaman belakang KLP sebagaimana contoh pada Lampiran 12, diputuskan/ditentukan oleh petugas pemeriksa di BPS Kabupaten/Kota. Penjelasan dianggap jelas jika berisi informasi yang relevan atau menunjang terhadap pokok masalahnya dan mudah dimengerti oleh petugas terkait. Di BPS Provinsi C. Jika penerimaan kuesioner dari BPS Kabupaten/Kota disertai/dilampiri dengan KLP-nya, apakah pengisian halaman depan KLP sudah benar atau masih ada kesalahan? Pengecekan setiap isiannya dilakukan oleh petugas pemeriksa di BPS Provinsi yang ditunjuk. Isian halaman depan KLP dianggap: 1. Benar, jika sudah sesuai dengan isian pada kuesionernya (kenyataan yang ada) dan tidak ada kesalahan dalam penghitungan yang diperlukan. 2. Salah, jika tidak sesuai dengan isian pada kuesionernya (kenyataan yang ada) dan ada kesalahan dalam penghitungan yang diperlukan. a. Kesalahan yang dapat diperbaiki oleh petugas pemeriksa antara lain salah penyalinan kode perusahaan dan salah penghitungan persentase perubahan rata-rata upah. b. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh petugas pemeriksa, misalnya salah penyalinan data jumlah upah (tidak sesuai dengan isian di kuesi oner) tetapi isian di KLP masih wajar (misalkan rata-rata upah masih dalam range upah terendah dan tertinggi). Contoh lain Rincian 28 berisi Ya tetapi halaman belakang tidak ada penjelasan atau tidak di-photocopy/ dilampirkan. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

40 D. Jika halaman depan KLP sudah benar dan Rincian 29 berisi Ya, apakah ada penjelasan di halaman belakang KLP? Jika sudah ada penjelasan, apakah penjelasan tersebut sudah jelas atau tidak jelas? Kejelasan masalah dimaksud diputuskan/ditentukan oleh petugas pemeriksa di BPS Provinsi. Contoh Penjelasan untuk halaman belakang KLP dapat diilihat pada Lampiran Tata Cara Pengisian KLP Identitas Perusahaan Tuliskan nama perusahaan, kode perusahaan, produk/kegiatan utama perusahaan dan tahun pelaporan SUB pada bagian atas halaman depan KLP. Rincian 1 : Jumlah seluruh karyawan produksi/pelaksana Isian jumlah seluruh karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/ supervisor disalin dari Kuesioner SUB Blok IIIA Rincian 2c Kolom 4. Rincian 2 : Upah terendah Isikan upah terendah sesuai dengan isian Kuesioner SUB Blok II Rincian 3a. Rincian 3 : Upah terendah per hari Upah terendah per hari diperoleh dengan membagi isian Blok II Rincian 3a dengan jumlah hari kerja biasa sesuai isian Blok IV Rincian 1b. Jika isian upah terendah pada kuesioner SUB Blok II Rincian 3a sudah dalam per hari (kode 1), maka isian Rincian 3 sama dengan isian Rincian 2. Rincian 4 : Upah tertinggi Isikan upah terendah sesuai dengan isian kuesioner SUB Blok II Rincian 3b. Rincian 5 : Upah tertinggi per hari Upah tertinggi per hari diperoleh dengan membagi isian Blok II Rincian 3b dengan jumlah hari kerja biasa sesuai isian Blok IV Rincian 1b. Jika isian upah tertinggi pada kuesioner SUB Blok II Rincian 3b sudah dalam per hari (kode 1), maka isian Rincian 5 sama dengan isian Rincian 4. Rincian 6 dan Rincian 15 : Jumlah hari kerja biasa Isian jumlah hari kerja biasa pada periode pembayaran upah disalin dari Blok IV Rincian 1b pada sistem pembayaran yang bersangkutan. 40 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

41 Rincian 7 dan Rincian 16 : Jumlah karyawan produksi/pelaksana pengawas/mandor/supervisor lebih rendah dari Tuliskan jumlah karyawan produksi/pelaksana di bawah pengawas/mandor/supervisor sesuai dengan isian Blok IV Rincian 2 pada sistem pembayaran yang bersangkutan. Jumlah karyawan produksi/pelaksana di bawah pengawas/mandor/supervisor pada masingmasing sistem pembayaran (R.7 dan R.16) harus sama dengan isian Rincian 1 (R.7 + R.16 = R.1) Rincian 8 dan Rincian 17 : Upah pokok Isian upah pokok disalin dari isian Blok IV Rincian 3a sesuai dengan sistem pembayaran yang bersangkutan. Isikan dalam ribuan Rupiah. Rincian 9 dan Rincian 18 : Tunjangan Tuliskan jumlah tunjangan sesuai dengan isian pada Blok IV Rincian 3b untuk masing-masing sistem pembayaran. Isikan dalam ribuan Rupiah. Rincian 10 dan Rincian 19 : Upah lembur Isian upah lembur disalin dari isian Blok IV Rincian 3c sesuai dengan sistem pembayaran yang bersangkutan. Isikan dalam ribuan Rupiah. Rincian 11 dan Rincian 20 : Jumlah upah/gaji Isian Rincian 11 merupakan penjumlahan dari Rincian 8, Rincian 9, dan Rincian 10. Sedangkan isian Rincian 20 merupakan penjumlahan dari Rincian 17, Rincian 18, dan Rincian 19. Isian Rincian 11 dan 19 harus sama dengan isian kuesioner SUB Blok IV Rincian 3d untuk sistem pembayaran yang bersangkutan. Rincian 12 dan Rincian 21 : Upah karyawan rata-rata Upah karyawan rata-rata pada Rincian 12 diperoleh dengan membagi Rincian 11 dengan Rincian 7 dikalikan dengan Sedangkan Rincian 21 diperoleh dengan membagi Rincian 20 dengan Rincian 16 dikalikan Isian Rincian 12 dan 21 harus sama dengan isian kuesioner SUB Blok IV Rincian 4 pada sistem pembayaran yang bersangkutan. Rincian 13 dan Rincian 22 : Upah karyawan rata-rata per hari Isian Rincian 13 diperoleh dengan membagi Rincian 12 dengan Rincian 6. Sedangkan isian Rincian 22 diperoleh dengan membagi Rincian 21 dengan Rincian 15. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

42 Rincian 14 dan Rincian 23 : Perubahan rata-rata upah karyawan per hari dibanding kuartal yang lalu Persentase perubahan rata-rata upah karyawan per hari pada triwulan sekarang dibanding triwulan sebelumnya (pada sistem pembayaran yang sama) dihitung sebagai berikut: Rata-rata upah/hari triwulan sekarang _ Rata-rata upah/hari triwulan sebelumnya R = x 100 Rata-rata upah/hari triwulan sebelumnya Catatan : Pembulatan angka persentase sampai satu angka di belakang koma. Contoh : rata-rata upah per hari triwulan sekarang ( Triwulan I/2013) Rp65.500,00 dan rata-rata upah per hari triwulan sebelumnya (Triwulan IV/2012) Rp53.450,00, maka persentase perubahannya adalah: ( ) R = x 100 = 22, PENGECEKAN/VALIDASI Pengecekan/validasi kuesioner SUB dilakukan melalui pertanyaan pada Rincian 24 hingga 30. Isikan YA atau TIDAK untuk masing-masing rincian pada setiap triwulan. Rincian 24 : Upah tertinggi lebih dari 4 kali upah terendah Validasi ini terutama dicantumkan untuk mendeteksi kecenderungan melaporkan upah karyawan yang tidak termasuk karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/ mandor/ supervisor (sehingga upah maksimum sering terlalu tinggi). 42 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

43 Rincian 25 : Upah karyawan rata-rata per hari lebih dari upah tertinggi per hari atau kurang dari upah terendah per hari Rata-rata upah seharusnya berada di dalam range upah tertinggi/terendah. Hanya apabila perusahaan banyak memberikan lembur, insentif dan sejenisnya yang memungkinkan rata-rata upah di luar range tersebut. Apabila rata-rata upah di luar range upah minimum/maksimum, hendaknya dicek apakah ada hal-hal yang mendukung, misalkan upah lembur tinggi (lihat Blok IV Rincian 3c), atau ada penjelasan dari perusahaan mengenai insentif khusus, borongan, dan sebagainya. Rincian 26 : Perubahan upah karyawan rata-rata per hari pada satu triwulan lebih dari 20% Apabila rata-rata upah naik atau turun lebih dari 20%, kemungkinan besar ada kesalahan dalam pengisian kuesioner. Hal ini bisa disebabkan terutama karena dua hal: 1. Kesalahan dalam pengisian jumlah karyawan. 2. Kesalahan dalam pengisian upah pokok atau tunjangan; mungkin karena kesalahan dalam digit, ada komponen upah/gaji yang kadangkala tidak dilaporkan, atau disebabkan hal lain. Namun demikian, ada kemungkinan bahwa kenaikan upah yang melebihi 20% memang benarbenar terjadi, misalkan ada peraturan kenaikan upah minimum regional yang melebihi 20% sejak pelaporan upah pada bulan laporan sebelumnya. Apabila kenaikan rata-rata upah di atas 20% memang terjadi, harus diberi catatan/penjelasan di halaman belakang KLP. Pada contoh penghitungan persentase perubahan upah rata-rata karyawan per hari pada Rincian 14 dan 23 di atas menunjukkan bahwa persentase perubahan lebih besar dari 20%, maka Rincian 26 harus diisi Ya dan diberikan penjelasan di halaman belakang KLP sebagaimana mestinya. Rincian 27 : Sistem/periode pembayaran berubah sejak triwulan sebelumnya Sering terjadi kesalahan dalam pengisian kuesioner karena perusahaan tidak konsisten dalam melaporkan sistem pembayaran. Misalnya untuk dua triwulan dilaporkan sistem pembayaran dua mingguan, sedangkan untuk dua triwulan lainnya dilaporkan sistem pembayarannya dua kali sebulan. Pergeseran lain yang sering terjadi adalah sistem mingguan ke dua mingguan atau ke sistem bulanan. Apabila kesalahan semacam ini terjadi, dapat diedit di BPS Kabupaten/Kota (misalkan setelah menelpon perusahaan, ternyata memang ada kesalahan istilah/pengertian). Tetapi jika tidak Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

44 dapat diedit BPS Kabupaten/Kota, kuesioner terpaksa harus dibawa kembali ke perusahaan untuk pengecekan. Jika sistem pembayaran yang dipakai oleh perusahaan memang berubah, harus ada keterangan/penjelasan di KLP. Apabila perusahaan tidak konsisten dalam pengisian sistem pembayarannya, sangat mungkin hal ini tercermin dalam perubahan rata-rata upah yang tidak wajar. Rincian 28: Ada jawaban YA untuk satu atau lebih pertanyaan pada R.24-R.27 Tuliskan Ya jika ada paling sedikit satu pertanyaan pada Rincian yang berisi Ya. Rincian 29 : Jika R.28 = YA, halaman belakang sudah diisi? Rincian ini tidak perlu diisi jika Rincian 28 berisi TIDAK. Jika Rincian 28 berisi YA dan halaman belakang KLP sudah berisi penjelasan sebagaimana mestinya, maka Rincian ini berisi YA. Penjelasan pada halaman belakang KLP diharapkan dapat diberikan secara singkat dan jelas langsung pada pokok persoalan/keputusan dan mudah dimengerti oleh petugas terkait. Contoh penjelasan untuk halaman belakang KLP dapat dilihat pada lampiran. Rincian 30 : KLP sudah di-photocopy dan dilampirkan dengan dokumen Rincian ini digunakan untuk mengecek apakah KLP sudah di-photocopy dan dilampirkan dengan kuesioner untuk kemudian disampaikan ke BPS Provinsi. Rincian : Nama petugas, tanda tangan petugas, dan tanggal pengisian KLP Tuliskan nama dan bubuhkan tanda tangan petugas pengisi KLP, dan tuliskan pengisian KLP dengan jelas. tanggal PERHATIAN Bila suatu perusahaan mempunyai lebih dari dua sistem pembayaran, gunakan KLP tambahan. Tuliskan Bersambung pada kanan atas KLP lembar pertama dan Sambungan pada kanan atas KLP tambahan. Salin identitas perusahaan dari KLP lembar pertama. 44 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

45 PEMERIKSAAN ISIAN DOKUMEN SURVEI UPAH BURUH 2013 BAB 7 Pemeriksaan dokumen SUB perlu dilakukan baik oleh petugas pencacah sebelum dokumen diserahkan kepada pemeriksa/pengawas, maupun oleh pemeriksa/pengawas di BPS Kabupaten/ Kota dan BPS Provinsi sebelum dokumen dikirim ke BPS. Pemeriksaan oleh petugas pencacah bisa dilakukan setelah dokumen yang telah diisi perusahaan diterima oleh petugas pencacah, sebelum pencacah meninggalkan perusahaan. Sehingga jika ada isian yang belum lengkap atau kurang jelas bisa langsung dikonfirmasikan ke pemberi keterangan. Pemeriksaan oleh pemeriksa/pengawas dilakukan oleh Kasie Statistik Sosial atau Staf BPS Kabupaten/Kota yang ditunjuk. Pemeriksa/pengawas bisa meminta petugas pencacah untuk melakukan kunjungan ulang ke perusahaan bila diperlukan. Kode Perusahaan: Periksa apakah kode perusahaan sudah lengkap terisi sesuai daftar sampel perusahaan dari BPS. Bulan Pelaporan: Isian bulan pelaporan adalah 03 (untuk pelaporan bulan Maret), 06 (untuk bulan Juni), 09 (untuk bulan September), atau 12 (untuk bulan Desember). Blok I. Identitas dan Keterangan Perusahaan Periksa apakah identitas perusahaan/usaha yang tercantum dalam daftar SUB 2013 sudah sesuai dengan daftar sampel perusahaan. Bila belum sesuai perbaiki sesuai dengan daftar sampel perusahaan. Periksa juga apakah alamat yang tertera dalam Daftar VU-1 VU-5 sudah ditulis dengan jelas dan lengkap. Diterima di: Periksa apakah isian tanggal, bulan, dan tahun sudah terisi diterima oleh BPS Kabupaten/Kota (pengawas/petugas yang ditunjuk), BPS Provinsi (petugas yang ditunjuk) dan BPS (staf Sub Direktorat Statistik Upah dan Pendapatan). Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

46 Pengecekan Kartu Laporan Perusahaan Kotak pada lajur Diisi & terlampir harus berisi Y jika Ya atau T jika Tidak, pada masingmasing kotak yang bersangkutan karena KLP memang wajib diisi dan photocopy-nya dilampirkan pada kuesioner. Kotak pada lajur Butir 28 ada Ya?, harus ada isian (Y/T) jika kotak pada lajur Diisi dan terlampir berisi Y. Ya. Kode Y pada lajur ini menyatakan bahwa Rincian 28 dari KLP berisi Sedangkan kotak pada lajur Alasannya Jelas?, hanya akan ada isiannya (Y/T) jika kotak pada lajur Ada Ya? berisi Y. Kode Y dalam lajur ini menyatakan bahwa penjelasan atas isian Ya pada Rincian pada KLP yang bersangkutan sudah ada penjelasan (di halaman belakang KLP) sebagaimana mestinya, dan menurut pemeriksa dianggap sudah jelas. Blok II. Keterangan Umum Perusahaan Hanya untuk Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/Supervisor Rincian 1: Rincian 2: Rincian 3: - Kolom (1): Isian maksimum 7 hari - Kolom (2): Isian maksimum 98 jam - Kolom (3): Isian maksimum 3 Cukup jelas Upah terendah dan tertinggi bisa digunakan untuk pengecekan rata-rata upah di Blok IV, seperti yang telah diuraikan pada tatacara pengisian KLP Rincian 25. Blok III. Keterangan Karyawan Perusahaan A. Jumlah Seluruh Karyawan Periksa apakah isian jumlah seluruh karyawan berdasarkan jenis pekerjaan atau jabatan menurut jenis kelamin dan jumlah pekerja laki-laki dan perempuan sudah sesuai. Isian jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor di Rincian 2c Kolom 4 harus sama dengan isian Blok IIIB Baris JUMLAH pada Kolom 6. Isian JUMLAH SELURUHNYA adalah: Untuk Kolom 2 dan 3 isiannya mencakup seluruh karyawan perusahaan menurut jenis kelamin. Jumlah kedua kolom ini harus sama dengan jumlah seluruhnya pada Kolom Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

47 Untuk Kolom 4 isiannya mencakup seluruh karyawan perusahaan yaitu jumlah Rincian 1a - 1c Kolom 4 ditambah dengan jumlah Rincian 2a - 2c Kolom 4. B. Jumlah Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/ Supervisor di Daftar Gaji Jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor untuk masing-masing sistem pembayaran pada Blok III sama dengan banyaknya karyawan produksi/ pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor sesuai daftar upah/gaji dalam periode pembayaran terakhir bulan pelaporan untuk masing-masing sistem pembayaran pada Blok IV. Blok III B Rincian 1 Kolom 6 = Blok IV Rincian 2 Kolom 2 Blok III B Rincian 2 Kolom 6 = Blok IV Rincian 2 Kolom 3 Blok III B Rincian 3a Kolom 6 = Blok IV Rincian 2 Kolom 4 Blok III B Rincian 3b Kolom 6 = Blok IV Rincian 2 Kolom 5 Blok IV. Upah Karyawan Produksi/Pelaksana Lebih Rendah dari Pengawas/Mandor/ Supervisor Selama Satu Kali Periode Pembayaran (Sistem Pembayaran Upah) Sistem pembayaran yang terisi pada Blok IV Kolom 2 sampai dengan Kolom 5 harus sesuai dengan sistem pembayaran pada Blok IIIB. Rincian 1a : Jika sistem pembayarannya mingguan, isian pada Kolom 2 periodenya maksimal 7 hari. Jika sistem pembayarannya bulanan, isian pada Kolom 3 periodenya maksimal 30 atau 31 hari. Jika sistem pembayaran selain mingguan atau bulanan maka Kolom 4 dan atau Kolom 5 harus ada isian dan isian tersebut harus sesuai dengan periodenya. Misal : Sistem pembayaran 2 mingguan, maka periodenya maksimal 14 hari. Sistem pembayarannya 2 kali sebulan maka periodenya maksimal 15 atau 16 hari. Rincian 1b: Isian jumlah hari kerja biasa pada periode pembayaran upah lebih kecil atau sama dengan jumlah hari pada periode pembayaran. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

48 Rincian 1c: Rincian 2: Bila ada isian maka harus dilakukan pengecekan jumlah hari libur dengan kalender. Jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/ supervisor sesuai daftar upah/gaji dalam periode pembayaran terakhir bulan pelaporan untuk masing-masing sistem pembayaran harus sama dengan banyaknya karyawan produksi pada masing-masing sistem pembayaran yang sesuai pada Blok IIIA Rincian 2c Kolom 4 dan Blok IIIB Baris JUMLAH Kolom 6. PERHATIAN Isian di Blok IV Rincian 3a-3c adalah total upah yang dibayar perusahaan kepada seluruh karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/supervisor (Blok IV Rincian 2). Total upah yang dibayarkan adalah dalam ribuan Rupiah. Rincian 3a : Rincian 3b : Rincian 3c : Rincian 3d: Harus ada isian. Jika ada tunjangan yang dibayarkan kepada karyawan yang sifatnya rutin/teratur misal tunjangan makan, tunjangan transpor, tunjangan keluarga, premi hadir, premi berprestasi/target atau premi/tunjangan lainnya, maka Rincian ini ada isiannya. Apabila tunjangan tidak dapat dipisahkan dengan gaji/upah pokok, diharapkan perusahaan memberikan catatan pada Blok V. Ada isian jika ada kegiatan lembur, baik pada hari kerja biasa maupun pada hari libur. Merupakan jumlah Rincian 3a s.d. 3c untuk masing-masing kolom. PERHATIAN (1). Jika Blok IV Rincian 1c ada isian, maka Blok IV Rincian 3c harus ada isian. (2). Jika Blok IV Rincian 1c tidak ada isian, Blok IV Rincian 3c bisa terisi, yaitu bila kegiatan lemburnya diadakan setelah jam kerja biasa. 48 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

49 Rincian 4: Merupakan Rincian 3d dibagi dengan jumlah karyawan produksi pada Rincian 2, dikalikan Rincian 5a dan 5b : Bandingkan isian Rincian 5a dan 5b dengan isian Blok IV Rincian 2 dan 3d. Kemungkinan besar isian Rincian 5a dan 5b sama dengan jumlah karyawan (Blok IV Rincian 2) dan jumlah upah/gaji (Blok IV Rincian 3d). Namun demikian, jumlah karyawan dan jumlah upah/gaji pada triwulan sekarang bisa saja naik atau turun lebih dari 10% dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini bisa terjadi karena misalnya permintaan/pasaran lebih ramai atau sepi, atau perusahaan sedang mengalami masalah internal. Apabila kasus semacam ini terjadi, hendaknya perusahaan memberikan catatan pada Blok V. Jika terjadi perubahan jumlah karyawan dan upah/gaji lebih dari 10% dibanding triwulan sebelumnya tetapi tidak ada penjelasan yang memadai di Blok V ( catatan), petugas pemeriksa bisa meminta petugas pencacah melakukan kunjungan ulang ke perusahaan untuk melengkapi penjelasan di Blok V. Blok VI. Keterangan Legalisasi Periksa apakah isian tanggal, nama, dan jabatan pemberi keterangan sudah ditulis dengan jelas. Periksa juga apakah sudah diberi cap atau stempel perusahaan. Nama, NIP, dan tanda tangan petugas pencacah dan pemeriksa harus ditulis dengan jelas. Penandatanganan oleh pemeriksa dilakukan setelah dokumen selesai diperiksa. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

50 BEBERAPA MASALAH DALAM PENGISIAN KUESIONER SURVEI UPAH BURUH BAB Permasalahan Pengisian Daftar VU-1 VU-5 Dari hasil pemeriksaan dan pengolahan dokumen SUB di BPS, ditemui beberapa kesalahan yang sering muncul. Diantaranya bersifat fatal dan sulit diperbaiki, sehingga dokumen tersebut harus dikembalikan ke daerah untuk dilakukan pencacahan ulang atau terpaksa tidak disertakan dalam pengolahan. Selain itu, ada beberapa jenis kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi apabila semua dokumen dicek terlebih dulu sebelum dikirim ke BPS. Secara rinci kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dapat diuraikan sebagai berikut: Halaman Depan Beberapa permasalahan pengisian halaman depan kuesioner SUB adalah sebagai berikut : 1. Kode Perusahaan: Sering ditemukan kode perusahaan tidak cocok dengan daftar sampel yang diberikan oleh BPS. 2. Bulan Pelaporan: Sering ditemukan bulan pelaporan diisi dengan bulan dan tahun pencacahan. Isian yang benar adalah bulan pelaporan periode pembayaran upah karyawan, yaitu Maret, Juni, September, dan Desember (03, 06, 09, dan 12). Pencacahan bulan April (04) untuk mencatat pelaporan upah pada bulan Maret (03). 3. Kode Industri dan Produk Utama: Apabila terjadi ketidakcocokan antara kode industri (5 digit) yang di KLP dengan produksi utama seperti pada Blok I Rincian 3a (Daftar VU-1, VU- 3, dan VU-5) yang disebabkan oleh perubahan produksi, hal ini seharusnya dijelaskan di Blok Catatan. 4. Tanggal Penerimaan Kuesioner: Banyak ditemukan tanggal penerimaan kuesioner di BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi (seperti tercantum di halaman depan bagian bawah kuesioner) tidak terisi sebagaimana seharusnya. Padahal data ini sangat diperlukan untuk dapat menentukan faktor yang menyebabkan ketidaklancaran arus kuesioner. Alasan yang banyak dijumpai adalah petugas pencacah dan pemeriksanya berasal dari BPS Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

51 Provinsi, sehingga mereka merasa tidak perlu mengisinya. Jika pencacahan dilakukan oleh staf BPS Provinsi, maka tanggal dokumen DITERIMA DI BPS Kabupaten/Kota harus tetap diisi, yaitu disamakan dengan tanggal dokumen DITERIMA BPS Provinsi. 5. Penerimaan dokumen sebelum waktunya: Ditemukan beberapa dokumen SUB yang diterima di BPS sebelum bulan pencacahan. Perlu diperhatikan bahwa pencacahan harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan dokumen dikirim ke BPS setelah pencacahan selesai. 6. Pengecekan KLP pada halaman depan kuesioner SUB belum dilakukan sebagaimana mestinya. Contoh: KLP tidak dilampirkan tetapi kotak berisi Y Rincian 28 KLP ada Ya, tetapi kotak berisi kode T Alasan belum/tidak jelas tetapi kotak berisi kode Y Blok II dan Blok III Beberapa permasalahan pengisian kuesioner SUB Blok II dan Blok III adalah sebagai berikut : 1. Shift : ditemukan beberapa perusahaan yang mempunyai jumlah shift/plug lebih dari satu per hari, namun mengisi Blok IV Rincian 2 (jumlah karyawan) hanya untuk satu shift. Isian yang benar adalah jumlah karyawan untuk seluruh shift. 2. Pada perusahaan perkebunan sering ditemukan bahwa jumlah karyawan yang diisikan merupakan jumlah seluruh karyawan perkebunan. Isian yang benar adalah jumlah karyawan di sektor industri perkebunan saja (pekerja pabrik), seperti yang diuraikan di PENJELASAN pada kuesioner. 3. Isian upah terendah dan tertinggi per satuan waktu tertentu masih sering menimbulkan keraguan/diragukan. Contoh: Upah tertinggi yang dilaporkan terlalu tinggi untuk karyawan produksi, misalnya Rp ,00 per bulan. Upah terendah diambil dari UMR yang berlaku di wilayah setempat. 52 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

52 Range upah terendah dan tertinggi terlalu besar. Kemungkinan keterangan upah terendah dan tertingggi yang diisikan termasuk upah karyawan produksi/pelaksana di tingkat pengawas/mandor ke atas dan/atau karyawan non produksi/pelaksana. Ada penjelasan tentang kenaikan rata-rata upah secara menyeluruh di perusahaan, tetapi upah terendah tidak mengalami perubahan. 4. Isian Blok IIIB seringkali masih mencakup seluruh karyawan perusahaan. Seharusnya isian Blok IIIB hanya mencakup karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/ mandor/supervisor Blok IV Berikut adalah beberapa permasalahan pengisian kuesioner SUB Blok IV: 1. Isian jumlah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari pengawas/mandor/ supervisor di Blok III.A Rincian 2c, Blok III.B dan Blok IV Rincian 2 tidak konsisten. Hal ini tidak boleh terjadi karena konsep yang digunakan sama. 2. Periode/sistem pembayaran: sering dijumpai bahwa sistem pembayaran upah suatu perusahaan berubah-ubah dari satu triwulan ke triwulan lainnya. Misalkan untuk Triwulan I dan III, sistem pembayaran upahnya 2 mingguan, sedangkan untuk Triwulan II dan IV sistem pembayaran upahnya setengah bulanan. Tanpa disertai penjelasan tentang keadaan yang sebenarnya, hal semacam ini sulit untuk diambil kesimpulan, khususnya dalam kaitannya dengan konsistensi data rata-rata upahnya (rata-rata upah berfluktuasi). Kasus semacam ini dikhawatirkan hanya karena berbedanya interpretasi responden dan bukan disebabkan adanya perubahan sistem pembayaran. 3. Hari kerja biasa dan lembur: ditemukan isian pada Blok IV Rincian 1 mengenai hari kerja biasa dan lembur tidak konsisten. Yang dimaksud lembur disini adalah kerja di luar hari kerja biasa. Jadi apabila periode pembayaran mingguan, maka maksimum jumlah hari kerja biasa ditambah hari kerja lembur adalah 7 hari. 4. Jumlah upah dan rata-rata upah: Isian rata-rata upah ( Blok IV Rincian 4) tidak wajar. Pertanyaan jumlah upah (Rincian 3d) dibagi dengan jumlah karyawan produksi (Rincian 2) dikalikan 1000 dan dibagi lagi dengan jumlah hari kerja (Rincian 1b) seharusnya: 1. berada diantara range upah terendah dan upah tertinggi per hari (Blok II Rincian 3). 2. tidak berubah lebih dari 20% dari triwulan sebelumnya. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

53 Kesalahan yang sering ditemukan adalah rata-rata upah tersebut lebih tinggi dari upah maksimum. Kemungkinan disebabkan upah yang dibayarkan perusahaan bukan hanya untuk karyawan produksi di bawah mandor/pengawas, tetapi juga termasuk pekerja lainnya, seperti: mandor/pengawas, pekerja administrasi, atau bahkan manajer. Jika jumlah upah yang dibayarkan perusahaan ternyata masih termasuk untuk yang bukan karyawan produksi di bawah mandor/pengawas, maka harus dilakukan pemisahan dan hanya yang dibayarkan kepada karyawan produksi di bawah mandor/pengawas saja yang diisikan ke dalam kuesioner. Ada kemungkinan pula bahwa lebih tingginya rata-rata upah dari upah maksimum dan berubahnya rata-rata upah lebih dari 20% disebabkan adanya upah lembur, insentif, dan sejenisnya. Jika demikian halnya, sebaiknya diyakinkan kebenarannya dan jika perlu jelaskan di Blok Catatan. Kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak konsistennya responden dalam menentukan jumlah tenaga kerja, jumlah upah, atau periode pembayarannya. Misalkan untuk perusahaan dengan sistem pembayaran 2 mingguan, tetapi oleh karena sesuatu hal pembayaran upahnya dilakukan dengan cara membagi 2 kelompok pekerja yang dengan demikian perusahaan membayar pekerjanya setiap seminggu sekali untuk masing-masing kelompok secara bergantian. Kadang-kadang perusahaan semacam ini sulit untuk melaporkan data upahnya sehingga memungkinkan tidak konsistennya pelaporan ratarata upahnya. Hal demikian seharusnya tidak boleh terjadi. Jika hal ini terjadi, BPS Kabupaten/Kota harus mendatangi perusahaan yang bersangkutan untuk klarifikasi guna mendapatkan isian yang konsisten. Khusus untuk kasus semacam ini, perusahaan dapat mengisi lebih dari satu kolom yang disediakan di Blok IV, meskipun sistem pembayarannya sama (tetapi berbeda periode pembayaran upahnya). 5. Lembur: Masih ditemukan beberapa perusahaan yang mempunyai lembur, namun upah lembur tidak terisi. Apabila ada hari lembur dalam periode pembayaran tertentu (Blok IV Rincian 1c), maka upah lembur ( Blok IV Rincian 3c) harus ada isian. Apabila perusahaan sulit merinci upah lembur tersebut (sehingga sulit mengisi pada isian upah lembur), sebaiknya diberikan penjelasan di Blok Catatan. proses editing maupun data entry. Hal ini akan sangat membantu dalam 6. Isian pembayaran upah: Isian di Blok IV Rincian 3a-3d adalah total upah yang dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada seluruh karyawan produksi di bawah mandor. Banyak ditemukan bahwa isian tersebut adalah rata-rata upah per karyawan. Jika tanpa disertai 54 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

54 penjelasan sebagaimana mestinya, hal ini dapat menimbulkan salah tafsir dan merupakan kesalahan yang cukup fatal dan ada kemungkinan dokumen tersebut tidak dapat diolah. 7. Satuan upah: Perlu ditegaskan lagi bahwa satuan upah di Blok IV Rincian 3 dan 5 dalam ribuan Rupiah, sedangkan Rincian 4 adalah dalam Rupiah. Catatan : Rata-rata upah terlalu tinggi/rendah tidak hanya dibandingkan dengan upah tertinggi/ terendah di Blok II saja, tetapi juga dibandingkan dengan upah pekerja di sektor/sub sektor yang sama dari perusahaan-perusahaan lain. Apabila rata-rata upah yang dilaporkan jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah daripada yang lazim dibayar dalam sektor tersebut, hal ini perlu dicek langsung pada perusahaan. PERHATIAN Dalam SUB, hal utama yang harus diperhatikan adalah konsistensi perubahan rata-rata upah dari triwulan ke triwulan berikutnya untuk setiap perusahaan Blok V Berikut adalah beberapa permasalahan pengisian kuesioner SUB Blok V: 1. Blok V belum dimanfaatkan secara maksimal. Agar dapat diperoleh masukan yang baik dan tidak menimbulkan interpretasi yang salah di BPS, diharapkan Blok V ini dapat digunakan untuk mencatat hal-hal yang relevan menyangkut perkembangan upah pekerja. 2. Tidak ada cap/stempel perusahaan, nama dan tanda tangan pemberi keterangan, petugas pencacah dan petugas pemeriksa yang bertanggung jawab atas isian kuesioner. 3. Tanda tangan petugas pencacah dan pemeriksa antar triwulan sama, namun isian kuesioner tidak konsisten. Hal ini seharusnya tidak terjadi apabila petugas memeriksa kuesioner dengan benar untuk setiap triwulan. Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

55 8.2 Permasalahan Pengisian Kartu Laporan Perusahaan (KLP) Dari hasil pemantauan pengisian KLP ternyata masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam pengisian KLP. Agar diperoleh hasil yang memuaskan dalam monitoring kesalahankesalahan pengisian kuesioner SUB, petugas harus memperhatikan petunjuk pengisian KLP. Adapun beberapa kesalahan yang sering muncul dalam pengisian KLP adalah sebagai berikut: 1. Isian KLP tidak sesuai dengan isian dokumen. 2. Kolom untuk data triwulan sebelumnya tidak terisi. 3. Rincian 28 berisi Ya, tetapi tidak ada penjelasan di halaman belakang KLP atau ada penjelasan tetapi tidak relevan. 56 Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh 2013

56 LAMPIRAN Pedoman Pelaksanaan Survei Upah Buruh

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS DAFTAR VU-3 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS KODE PERUSAHAAN BULAN PELAPORAN Prov Kab/Kota Kec Sektor No. Urut Bulan Tahun BLOK I. IDENTITAS

Lebih terperinci

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DAFTAR VU-4 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN KODE PERUSAHAAN BULAN PELAPORAN Prov Kab./Kota Kec Sektor No. Urut Bulan Tahun BLOK I. IDENTITAS DAN KETERANGAN

Lebih terperinci

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN DAFTAR VU-2 KODE PERUSAHAAN BULAN PELAPORAN Prov Kab/Kota Kec Sektor No. Urut Bulan Tahun BLOK I. IDENTITAS DAN KETERANGAN

Lebih terperinci

KATA ENGANTAR ublikasi Statistik Struktur Upah 2013 menyajikan data hasil Survei Struktur Upah (SSU) yang dilaksanakan oleh Badan usat Statistik (BS) setiap tahun di seluruh Indonesia. ublikasi menyajikan

Lebih terperinci

dengan cepat perubahan tingkat upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan pada buruh/karyawan produksi/pelaksana berstatus lebih rendah dari

dengan cepat perubahan tingkat upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan pada buruh/karyawan produksi/pelaksana berstatus lebih rendah dari BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah, 2011 ABSTRAKSI Kebutuhan data yang lengkap, tepat waktu, dan akurat mengenai upah buruh/pekerja bagi kalangan pengguna data semakin meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut,

Lebih terperinci

buruh dengan status itu merupakan mayoritas pekerja sehingga data yang dihasilkan diharpkan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan mayoritas

buruh dengan status itu merupakan mayoritas pekerja sehingga data yang dihasilkan diharpkan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan mayoritas BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah, 2010 ABSTRAKSI Kebutuhan data yang lengkap, tepat waktu dan akurat mengenai upah buruh/pekerja bagi kalangan pengguna data semakin meningkat. Untuk itu Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

Survei Struktur Upah (SSU), 2010

Survei Struktur Upah (SSU), 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Struktur Upah (SSU), 2010 ABSTRAKSI BPS setiap triwulan menyelenggarakan Survei Upah Buruh (SUB) untuk mengumpulkan data upah karyawan produksi berstatus lebih rendah dari

Lebih terperinci

Survei Struktur Upah (SSU), 2011

Survei Struktur Upah (SSU), 2011 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Struktur Upah (SSU), 2011 ABSTRAKSI BPS setiap triwulan menyelenggarakan Survei Upah Buruh (SUB) untuk mengumpulkan data upah karyawan produksi berstatus lebih rendah dari

Lebih terperinci

KEGIATAN USAHA PERHOTELAN

KEGIATAN USAHA PERHOTELAN DAFTAR VS-2 REUBIK INDONESIA BADAN USAT STATISTIK SURVEI STRUKTUR UAH KEGIATAN USAHA ERHOTEAN KODE ERUSAHAAN I. IDENTITAS DAN KETERANGAN HOTE BUAN EAORAN rov Kab/Kota Kec Sektor No Urut Bulan Tahun 0 6

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I ENDAHUUAN.... 1 1.1 Umum... 1 1.2 Tujuan.... 2 1.3 andasan Hukum. 2 1.4 Ruang ingkup..... 2 1.5 Data yang Dikumpulkan.... 3 1.6 Jenis Daftar dan Buku edoman yang

Lebih terperinci

KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN

KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DAFTAR VS-4 REUBIK INDONESIA BADAN USAT STATISTIK SURVEI STRUKTUR UAH KEGIATAN USAHA ERDAGANGAN KODE ERUSAHAAN I. IDENTITAS DAN KETERANGAN ERUSAHAAN BUAN EAORAN rov Kab/Kota Kec Sektor No Urut Bulan Tahun

Lebih terperinci

KEGIATAN USAHA PETERNAKAN DAN PERIKANAN

KEGIATAN USAHA PETERNAKAN DAN PERIKANAN REUBIK INDONESIA BADAN USAT STATISTIK DAFTAR VS-5 SURVEI STRUKTUR UAH KEGIATAN USAHA ETERNAKAN DAN ERIKANAN KODE ERUSAHAAN BUAN EAORAN rov Kab/Kota Kec Sektor No Urut Bulan Tahun 0 6 I. IDENTITAS DAN KETERANGAN

Lebih terperinci

Survei Struktur Upah (SSU), 2015

Survei Struktur Upah (SSU), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Struktur Upah (SSU), 2015 ABSTRAKSI Survei Struktur Upah (SSU) merupakan pengembangan dari Survei Upah Buruh (SUB), karena variabel yang dicakup lebih rinci dari SUB. Survei

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 44/08/94/Th. VI, 5 Agustus 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

Statistik Upah Buruh Tani

Statistik Upah Buruh Tani Statistik Upah Buruh Tani Di Perdesaan 2010 BADAN PUSAT STATISTIK, Jakarta-Indonesia KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Upah Buruh Tani di Perdesaan 2010 ini merupakan seri publikasi tahunan yang diterbitkan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS TRIWULANAN NERACA PRODUKSI LAPANGAN USAHA BARANG

SURVEI KHUSUS TRIWULANAN NERACA PRODUKSI LAPANGAN USAHA BARANG SURVEI KHUSUS TRIWULANAN NERACA PRODUKSI LAPANGAN USAHA BARANG 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Pertumbuhan ekonomi mengindikasikan adanya perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik dan adanya

Lebih terperinci

BAB II HASIL PENILAIAN PROPER

BAB II HASIL PENILAIAN PROPER PRESS RELEASE 2004-2005 A. PERINGKAT UMUM BAB II HASIL PENILAIAN PROPER 2004-2005 Distribusi jenis industri 466 perusahaan peserta PROPER periode 2004-2005 berdasarkan sektor industri adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

FORMULIR PENGADUAN UPAH MINIMUM Informasi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan diberikan kepada majikan Anda

FORMULIR PENGADUAN UPAH MINIMUM Informasi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan diberikan kepada majikan Anda FORMULIR PENGADUAN UPAH MINIMUM Informasi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan diberikan kepada majikan Anda INFORMASI UPAH MINIMUM 1 Apakah Anda mengetahui peraturan mengenai Upah

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor), Sapi ACEH 25055 25902 18002 23456 22172 19693 9931 27698 26239 35601 36014 36287 30145 11316 10986 13231 SUMATERA UTARA 22557 22578 17050 21686 20380 19275 20816 24077 19676 28901 31926 32163 21761 24434

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) Pengilangan Minyak dan Gas Bumi adalah mencakup usaha pemurnian dan pengilangan minyak bumi yang menghasilkan gas atau LPG, naptha, avigas,

Lebih terperinci

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 i ii iii Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 No. Publikasi: 03210.1401 Katalog BPS: 1404007 Ukuran Buku: 18,3 x 25,6 cm Jumlah Halaman: x + 73 Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik,

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 003 TAHUN 2002 TENTANG URAIAN TUGAS BAGIAN, BIDANG, SUBBAGIAN, DAN SEKSI PERWAKILAN BPS DI DAERAH KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 48/05/Th. XVIII, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL MENCAPAI US$13,08 MILIAR Nilai ekspor Indonesia April mencapai US$13,08

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL INSTRUKSI KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1/Ins/II/2013 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROGRAM STRATEGIS BADAN PERTANAHAN NASIONAL TAHUN 2013 KEPALA BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016 TRIWULAN II-2016 ITK SEBESAR 104,65 No. 06/08/Th. VI, 5 Agustus 2016 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini

Lebih terperinci

SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS

SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS RAHASIA SPIK 2014 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS TAHUN 2014 Tujuan Survei Dasar Hukum Memperoleh informasi atau indikasi umum kondisi perusahaan dan bisnis

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO PROVINSI LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 ACEH 197 435 632 2 SUMATERA UTARA 1,257 8,378 9,635 3 SUMATERA BARAT 116 476 592

Lebih terperinci

Survei Upah, 2007 BADAN PUSAT STATISTIK. Penanggung Jawab Kegiatan. Informasi Pengumpulan Data

Survei Upah, 2007 BADAN PUSAT STATISTIK. Penanggung Jawab Kegiatan. Informasi Pengumpulan Data BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah, 2007 ABSTRAKSI Survei Upah dilaksanakan sejak tahun 1979/1980 TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN Mengetahui tingkat upah buruh produksi Penanggung Jawab Kegiatan PENYELENGGARA

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ACEH, SUMATERA UTARA, RIAU,

Lebih terperinci

Survei Upah Sektor Industri Pertambangan dan Perhotelan, 1997

Survei Upah Sektor Industri Pertambangan dan Perhotelan, 1997 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah Sektor Industri Pertambangan dan Perhotelan, 1997 ABSTRAKSI Sebagai tindak lanjut kerjasama antara BPS dan Ditjen Pembinaan Hubungan Tenaga Kerja dan Perlindungan Tenaga

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 SEBESAR 98,54

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 SEBESAR 98,54 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 SEBESAR 98,54 No. 12/02/Th. VI, 6 Februari 2017 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI 2018

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI 2018 LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI A. Laporan Data Penerimaan Pengaduan Pada sampai dengan 3 Januari, Komnas HAM melalui Subbagian Penerimaan dan Pemilahan

Lebih terperinci

Distribusi Perdagangan Komoditas Gula Pasir Indonesia 2016 ISBN: - No. Publikasi: 06130.1604 Katalog: 8201007 Ukuran Buku: 18,2 x 25,7 cm Jumlah Halaman: xx + 124 Halaman/Pages Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

INDIKATOR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA AGUSTUS 2016 ISSN: 2088-5679 Nomor Publikasi: 04120.1604 Katalog: 2302004 Ukuran Buku: 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman: xxiv + 146 halaman Naskah: Subdirektorat

Lebih terperinci

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL - 6 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2015 TENTANG KRITERIA DAN/ATAU PERSYARATAN PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/05/Th. XVIII, 15 Mei 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015 APRIL 2015 RUPIAH TERAPRESIASI 0,23 PERSEN TERHADAP DOLAR AMERIKA Rupiah mencatat apresiasi 0,23

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG SURAT SUARA CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI, DAN

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI ACEH, PROVINSI SUMATERA UTARA, PROVINSI RIAU,

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 58/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Papua Barat Triwulan III 2017 ITK Papua Barat Triwulan III 2017

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

Nomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013

Nomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013 Telepon (021) 57946073 Faksimil (021) 57946072 http//dikti.kemdikbud.go.id/ Nomor 0304/E3.4/2013 4 Februari 2013 Lampiran 2 (dua) lampiran Perihal Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013 Kepada Yth 1. Pimpinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya-upaya

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017 No. 65/11/34/Thn.XIX, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017

Lebih terperinci

tp :// w ht.g o ps.b w w.id INDIKATOR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA FEBRUARI 2016 ISSN: 2088-5679 No. Publikasi: 04120.1601 Katalog BPS: 2302004 Ukuran Buku: 21 cm x 29 cm Jumlah Halaman: xviii + 98 halaman

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN 1. Provinsi : BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan....

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun Anggaran 2012.

Lebih terperinci

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan. S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan

Lebih terperinci