UAD, Yogyakarta. Risanti Dhaniaputri Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan ( Abstrak
|
|
- Sudirman Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TOMAT MERAH (Lycopersicum esculentum L. var commune) DAN TOMAT UNGU (Lycopersicum esculentum L. var indigo rose) YANG DITANAM DENGAN TEKNIK HIDROPONIK METODE DRIP IRRIGATION (IRIGASI TETES) Risanti Dhaniaputri Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan ( Abstrak Tomat merah (Lycopersicum esculentum, L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dikembangkan di Indonesia. Tomat biasa dikonsumsi dalam bentuk tomat buah maupun tomat sayur. Proses penanamannya yang cenderung mudah menyebabkan tanaman ini banyak ditanam dalam skala rumah tangga, sebagai hobi dan berpotensi sebagai peluang usaha. Tomat merah memiliki varietas lain yaitu tomat ungu (Lycopersicum esculentum L. var indigo rose). Tomat ini merupakan hasil persilangan tomat merah dan blueberry, sehingga menghasilkan warna keunguan sampai ke daging buahnya. Budidaya tanaman tomat selama ini menggunakan teknik konvensional, yaitu pemupukan dengan media tanam berupa tanah. Pada penelitian ini akan mencoba menggunakan alternatif penanaman secara hidroponik (dengan media air) karena metode hidroponik dianggap lebih bersih dan lebih sehat karena tidak bercampur dengan tanah bebas dan hasilnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu kekurangan dari metode hidroponik ini adalah peralatannya lebih mahal tetapi peruntukannya lebih lama dan awet. Jenis hidroponik yang dilakukan pada penelitian ini adalah sistem fertigasi (irigasi tetes atau Drip irrigation). Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen, dimana akan dilakukan pengamatan pertumbuhan kedua varietas tomat sejak penyemaian biji sampai panen buah. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan tinggi tanaman, panjang batang, panjang dan lebar daun serta kecepatan pertumbuhan buah. Pengamatan dilakukan kurang lebih selama 4 bulan, dimulai saat semai (hari ) dan diakhiri pada hari 5 (). Analisis data dilakukan secara deskriptif dan ditambahkan dengan dokumentasi (foto). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman dengan teknik hidroponik secara metode Drip Irrigation, pertumbuhan tinggi tanaman (tinggi batang), panjang daun, lebar daun dan jumlah daun pada tomat merah (Lycopersicum esculentum L. var commune) lebih tinggi dibandingkan tomat ungu (Lycopersicum esculentum L. var indigo rose). Kata kunci: Tomat Merah, Tomat Ungu, Hidroponik Drip Irrigation THE 5 TH URECOL PROCEEDING 827 ISBN
2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkebun secara organik (pertanian organik) merupakan salah satu alternatif untuk menghindari konsumsi sayur dan buah yang mengandung bahan-bahan kimia perusak kesehatan. Saat ini sudah seharusnya dilakukan pengembangan pertanian organik yang harus mengacu kepada prinsip-prinsip organik yang meliputi prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan agar dapat mendpatkan hasil pangan yang bermutu serta aman untuk dikonsumsi. Pertanian organik diharapkan ramah lingkungan dan dapat menjadi andalan bagi masyarakat khususnya para petani. Maraknya kampanye pola hidup sehat dan beralih ke budidaya tanaman secara organik telah mempengaruhi pemikiran sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya gerakan Indonesia Berkebun di beberapa daerah di Indonesia, Pertanian Organik, Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang digalakkan di daerah padat penduduk, pengembangan tabulampot (tanaman buah dalam pot), dan lain sebagainya. Salah satu metode yang mudah dan telah banyak dikembangkan adalah pertanian organik menggunakan sistem hidroponik yaitu sistem penanaman menggunakan media air. Penanaman menggunakan cara hidroponik mudah dilakukan apalagi dengan media air yang banyak tersedia di sekitar kita. Berkebun atau bertani secara hidroponik diharapkan dapat lebih bersih dan pengendalian hama penyakit lebih terkontrol. B. Tomat Merah (Lycopersicum esculentum L. var commune) Tomat merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Dahulu nama latinnya adalah Solanum lycopersicum, L. Untuk perkembangannya, tanaman ini cocok ditanam pada suhu 2-27 C, curah hujan sekitar mg per tahun dan pada ketinggian sekitar -15 m dpl. Tomat dapat dibudidayakan di perkebunan atau lahan luas atau ditanam dalam pot sebagai konsumsi pribadi atau bisnis skala kecil, baik yang berupa tomat sayur maupun tomat buah. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi tanaman mencapai 2 meter (Anonim, 212). Gambar 1 adalah gambar tomat merah. Gambar 1. Tomat Merah (Lycopersicum esculentum, L.) (Anonim, 212) Tomat memiliki komposisi zat gizi yang baik dan cukup lengkap. Tomat tergolong sayuran buah yang kaya vitamin A, C, K, serat, asam folat dan potasium. Kandungan vitamin A dan C yang tinggi pada tomat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dimana kedua vitamin ini tergolong senyawa antioksidan (Hendra & Andoko, 214). Tomat merah merupakan salah satu tanaman yang banyak dikonsumsi, mengandung banyak vitamin dan mudah dikembangbiakan. Tidak hanya secara konvensional dengan media pupuk tanah, tomat mulai dibudidayakan secara hidroponik (Hendra & Andoko, 214). C. Tomat Ungu (Lycopersicum esculentum L. var indigo rose) Tomat ungu indigo rose pertama kali dibudidayakan oleh Dr. Jim Myers dari Oregon State University pada tahun 196-an. Tomat ungu merupakan hasil persilangan antara tomat merah dan THE 5 TH URECOL PROCEEDING 828 ISBN
3 blueberry, sehingga memiliki kandungan antioksidan yang diperoleh dari blueberry. Tomat ungu mengandung antosianin yang sangat tinggi dan terbukti mengurangi peradangan, stres dan perkembangan kognitif. Tomat ungu merupakan varietas tomat generasi terbaru, bertekstur padat, berair, bijinya kecil dan tersebar ke seluruh daging buah, serta memiliki kemampuan terhadap penyakit jamur (Anonim, 214). Di Indonesia belum begitu banyak dikembangkan tomat jenis ini sehingga berpotensi untuk diteliti sehingga hasilnya dapat dibagikan pada masyarakat luas. Gambar tomat ungu dapat dilihat pada gambar 2 berikut. irigasi. Peralatan yang digunakan telah diatur sedemikian rupa sehingga nutrisi yang dialirkan optimal, tidak ada nutrisi yang terbuang sehingga tanaman tidak kekurangan kebutuhannya (Hendra & Andoko, 214). Berikut proses penanaman dengan sistem hidroponik Drip Irrigation. Gambar 3. Proses Hidroponik Metode Drip Irrigation (Tirto, 214) Gambar 2. Tomat ungu (Lycopersicum esculentum L. var indigo rose) (Anonim, 214). D. Hidroponik Drip Irrigation Hidroponik diperkirakan masuk ke Indonesia pada awal tahun 198-an. Jika dibandingkan dengan cara konvensional, bertanam secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan, diantaranya dapat menekan pertumbuhan cendawan, serangan hama dan meminimalisir penggunaan insektisida. Selain itu, hidroponik juga lebih menghemat area pertanaman, sehingga cocok untuk kawasan urban dan perumahan padat penduduk, kontrol air dan unsur haranya lebih terukur, kualitas dan kuantitas panen menjadi terjamin. Drip Irrigation (Irigasi Tetes) merupakan salah satu teknik penanaman hidroponik yang disebut juga Fertigasi (Irigasi Tetes). Prinsip dari teknik ini adalah mengalirkan larutan nutrisi ke daerah perakaran tanaman melalui selang TUJUAN PENELITIAN Mengamati perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat ungu (Lycopersicum esculentum L. var indigo rose) dan tomat merah ( L. esculentum L. var commune) pada metode penanaman hidroponik Drip Irrigation (irigasi tetes). MANFAAT PENELITIAN 1. Memberikan pengetahuan tentang proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya, sejak perkecambahan sampai panen, sehingga dapat digunakan sebagai referensi pada mata kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan serta Fisiologi Tumbuhan (sebagai komponen bahan ajar). 2. Memberikan informasi tentang proses budidaya tanaman dengan teknik hidroponik, sehingga dapat menjadi alternatif di bidang budidaya tanaman hortikultura dan sebagai peluang bisnis. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Damar Farm Kebun Hidroponik yang terletak di daerah Srumbung Magelang dan berjalan THE 5 TH URECOL PROCEEDING 829 ISBN
4 kurang lebih 6 bulan. Parameter yang diamati adalah laju kecepatan pertumbuhan kecambah, tinggi tanaman, pertumbuhan helai daun, kecepatan pertumbuhan buah dan waktu panen. Pengamatan pertumbuhan tanaman dimulai saat semai (hari ke -6 ) dan diakhiri pada hari 5 (). Analisis data dilakukan secara deskriptif dan ditambahkan dengan dokumentasi (foto). Benih diletakkan diatas media semai dan disiram air secara rutin supaya memudahkan proses imbibisi, yaitu proses masuknya air sebagai tahap awal dari proses perkecambahan biji. Setelah bibit tumbuh, maka siap dipindahkan ke pot dan disambungkan dengan alat hidroponik. Gambar 4 adalah semai benih tomat pada hari. Gambar 4. Semai hari (Sumber: Dokumentasi pribadi, 216) HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini parameter yang diukur adalah panjang batang, panjang dan lebar daun, serta jumlah daun pada tiap tangkai. Panjang dan lebar daun hanya diukur sampai hari atau saat semai. Untuk tomat merah dan ungu hidroponik, masing-masing ditanam pada 8 polibag. Pada data ini, akan disampaikan tentang pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun, sejak (Hari Setelah Tanam) ke -6 (tanggal 13 Mei 216) sampai hari 5 (tanggal 11 Juni 216) pada metode hidroponik. Pengambilan data dilakukan kurang lebih seminggu sekali untuk melihat rata-rata dari parameter yang diukur. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Pada sampai dengan (kurang lebih 1 bulan), parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun dan jumlah daun. Gambar 5-8 adalah grafik rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun yang dapat diamati sampai ke- 27. (cm) Gambar 5. Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Tomat Merah dan Tomat Ungu (buah) Rata-Rata Tinggi Tanaman Rata-Rata Jumlah Daun Gambar 6. Grafik Rata-Rata Jumlah Daun Tomat Merah dan Tomat Ungu Tomat Merah Tomat Ungu = Hari Setelah Tanam Tomat Merah Tomat Ungu = Hari Setelah Tanam THE 5 TH URECOL PROCEEDING 83 ISBN
5 (cm) Rata-Rata Panjang Daun Tomat Merah Tomat Ungu sudah sulit untuk diukur panjang dan lebarnya. Gambar 9 dan 1 berikut menjelaskan tentang rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun pada tiap tangkai. = Hari Setelah Tanam Gambar 7. Grafik Rata-Rata Panjang Daun Tomat Merah dan Tomat Ungu (cm) Rata-Rata Lebar Daun Tomat Merah Tomat Ungu = Hari Setelah Tanam Gambar 8. Grafik Rata-Rata Lebar Daun Tomat Merah dan Tomat Ungu Untuk tinggi tanaman dan jumlah daun sampai, tomat ungu lebih tinggi dari tomat merah. Tetapi untuk panjang dan lebar daun pada tomat merah sedikit lebih tinggi dari tomat ungu. Kondisi ini dapat berubah sebab pada umur ini masih terjadi proses pertumbuhan (penambahan jumlah dan ukuran sel) di daerah akar, batang dan daun. Pengamatan dilanjutkan sampai 5, pengukuran hanya dilakukan pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal ini disebabkan tanaman sudah mengalami pertumbuhan sekunder sehingga pengukuran daun pertama, kedua dan ketiga sudah tidak bisa karena sudah rontok, batang sudah bercabang-cabang, jumlah daun banyak dan bentuk daun (cm) Rata-rata Tinggi Tanaman ke-35 ke-42 Gambar 9. Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Tomat Merah dan Tomat Ungu pada Berbagai Umur ke-47 5 Tomat Merah Tomat Ungu = Hari Setelah Tanam THE 5 TH URECOL PROCEEDING 831 ISBN
6 Rata-rata Jumlah Daun Pada Tiap Tangk (Buah) ke-35 ke-42 Gambar 1. Grafik Rata-Rata Jumlah Daun pada Tiap Tangkai Tomat Merah dan Tomat Ungu pada Berbagai Umur Untuk rata-rata jumlah daun yang tumbuh di tiap tangkai, di awal pertumbuhan tomat merah dan tomat ungu tumbuh hampir bersamaan (sampai dengan ), kemudian tomat ungu mengalami pertumbuhan pesat sampai dengan ke-35 untuk selanjutnya tomat merah berkembang lebih cepat (mulai ke-42). ke-4 Tomat Merah Tomat Ungu = Hari Setelah Tanam Gambar 12. Tomat Ungu (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 216) Secara umum, tumbuhan akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus hidupnya (Growth and Development). Pertumbuhan adalah mekanisme pertambahan jumlah dan ukuran sel-sel penyusun tubuhnya. Pertambahan jumlah sel-sel ini terjadi pada meristem apikal, sebab pada jaringan ini sel-selnya masih aktif membelah. Meristem apikal adalah jaringan embrional yang terdapat pada daerah ujung akar dan ujung batang, aktif membelah sehingga menghasilkan sel-sel baru di daerah belakang meristem tersebut (Starr dkk., 213). Setelah 5 sampai panen (kurang lebih 2 bulan), pengamatan dengan menggunakan analisis deskriptif melalui foto (dokumentasi). Gambar 11. Tomat Merah (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 216) THE 5 TH URECOL PROCEEDING 832 ISBN
7 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah pada penanaman teknik hidroponik secara metode Drip Irrigation, pertumbuhan tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun dan jumlah daun yang tumbuh pada tanaman tomat merah (Lycopersicum esculentum L. var commune) lebih tinggi dibandingkan tomat ungu ( Lycopersicum esculentum L. var indigo rose). Gambar 13. Penampang Melintang Akar, Batang dan Daun (Taiz et al., 215) Dari keenam parameter pengukuran diatas, pada umur dewasa ( 5) pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun pada tomat merah lebih cepat daripada tomat ungu. Sedangkan pertumbuhan tomat ungu lebih cepat saat umur tanaman masih muda ( ). Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, diantaranya kualitas sel-sel penyusun jaringan, hormon, gen, unsur hara mineral, faktor lingkungan seperti kelembaban udara, cahaya, ph, temperatur udara dan sebagainya. Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: Meskipun secara morfologi pertumbuhan tomat ungu lebih rendah daripada tomat merah, namun tetap perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut secara anatomi, supaya dapat dilihat apakah terdapat perbedaan pertumbuhan diantara kedua jenis tomat. Hal ini disebabkan belum banyak literatur yang mengkaji lebih dalam tentang tomat ungu, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Ucapan Terimakasih: Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kemenristekdikti, atas pendanaan hibah skim Penelitian Dosen Pemula (PDP) tahun 216. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 833 ISBN
8 REFERENSI Anonim Solanum lycopersicum (Tomato) (Lycopersicon esculentum). /481. Diakses 13 April 215. Anonim Lycopersicon esculentum Indigo Rose Grafted. Diakses 25 Desember 214. Hendra, H.A dan Andoko, A Bertanam Sayuran Hidroponik Ala Pak Tani Hydrofarm. Edisi 1. Penerbit Agromedia, Jakarta Selatan. Starr, C., Taggart, R. Evers, C & Starr, L Biologi: Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup. Edisi 12, Buku ke-2. Penerbit Salemba Teknika, Jakarta. Taiz, L., Zeiger, E., Moller., I.A & Murphy, A Plant Physiology and Development. 6 th ed. Sinauer Associates Inc. USA. Tirto, K Seputar Hidroponik: Sistem Tetes (Drip). Diakses 11 April 215. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 834 ISBN
I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, tanaman selada belum dikelola dengan baik sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Berdasarkan asal pembuatannya pupuk dibedakan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.
1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinci2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mentimun adalah salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat. Salah satu jenis mentimun yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dicari ialah mentimun Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan sayuran populer di Indonesia. Tomat mengandung komponen nutrisi terutama kaya akan vitamin dan mineral. Dalam satu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman tomat menghasilkan buah yang mengandung banyak zat-zat penting
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tomat menghasilkan buah yang mengandung banyak zat-zat penting seperti protein, lemak, gula (glukosa dan fruktosa), kholoin, tomatin, mineral (Ca, Mg, P, K, Na,
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciMANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA
Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola
Lebih terperinciBUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014
BUDIDAYA SAYURAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 Budidaya Tanaman Sayuran Langkah-langkah yang perlu dilakukan
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI MEDIA LIMBAH PLTU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA LIMBAH PLTU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang sangat subur dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan, seperti padi, jagung, kopi, teh, cengkeh dan lain
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni November 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciMenanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur
Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur
Lebih terperinciBUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I
BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran buah yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu dan termasuk ke dalam famili Solanaceae. Buahnya merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama menjadi bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Mula-mula manusia membunuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciNya sehingga penulisan laporan penelitian dengan judul PENGARUH PENAMBAHAN MAGNESIUM PADA LARUTAN NUTRISI TERHADAP
PRAKATA Assalamu alaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulisan laporan penelitian dengan judul PENGARUH PENAMBAHAN MAGNESIUM PADA LARUTAN NUTRISI
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI
BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENYIRAMAN AIR LERI DAN EKSTRAK SARI KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI HIBRIDA (Capsium annum L) SKRIPSI
EFEKTIVITAS PENYIRAMAN AIR LERI DAN EKSTRAK SARI KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI HIBRIDA (Capsium annum L) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan
Lebih terperinciPola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan
Lebih terperinciNur Rahmah Fithriyah
Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan pola dua faktor. Faktor pertama adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang merupakan himpunan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).
PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM
0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai
Lebih terperinci: panjang cm; lebar cm. Warna tangkai daun. Berat rata-rata kailan pertanaman. Daya Simpan pada suhu kamar
Lampiran 1. Deskripsi Varietas kailan Varietas Tropica Sensation Asal Silsilah Golongan Varietas Umur mulai panen Tipe tanaman Tinggi tanaman Bentuk batang Diameter batang Warna batang Bentuk daun Tepi
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.
III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor anggrek maupun masyarakat pada umumnya. Anggrek menjadi daya tarik tersendiri karena bunganya yang
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green House untuk melakukan fermentasi dari urin kelinci dan pengomposan azolla, dilanjutkan dengan pengaplikasian pada
Lebih terperincimeter dan percabangannya monopodial. Batangnya berwarna merah (Henssayon, 1985). Daun tanaman bayam adalah daun tunggal. Berwarna kehijauhan, bentuk bundar telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 sampai
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry Tomat (Lycopersicon esculentum) termasuk dalam famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme (Dun) Alef sering disebut tomat cherry yang didapati tumbuh
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinci3. METODE DAN PELAKSANAAN
3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Gajah Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) adalah tanaman yang dapat tumbuh di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa tambahan nutrien
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan B. Bahan Dan Peralatan C. Metodologi
III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung dari minggu kedua April 2009 sampai minggu awal Juli 2009 di Laboratorium Teknik Pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat menuntut tersedianya bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk kelangsungan hidup. Bahan pangan yang
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK
ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4 bulan
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan
I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlakuan dalam penelitian ini tersusun atas lima taraf perlakuan. Dalam setiap perlakuan terdapat lima kali ulangan. Kelima perlakuan tersebut
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN A.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta di Jumantono, Karanganyar. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta menimbulkan perubahan diri sehingga
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK Analisis pendapatan usahatani paprika hidroponik meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan, dan analisis R/C. Perhitungan usahatani
Lebih terperinciPENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT
MAKALAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT Disusun oleh: WIDYA ALMAIDA (0910440215) JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari fungsi tanaman hias yang kini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciPENDAHULUAN. apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa
PENDAHULUAN Latar Belakang Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota di lahan terbuka, atau di atas apartemen sekalipun. Hidroponik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang masih satu spesies dengan kol atau kubis (Brassica oleracea) (Pracaya, 2005). Kailan termasuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan banyak diantaranya adalah petani sayuran. Produktivitas hasil pertanian
Lebih terperinciBercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)
Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciRESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah
RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah Staf Pengajar fakultas pertanian Universitas Lancang kuning Jurusan Agroteknologi ABSTRAK Permintaan
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO
PENDAHULUAN Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang menjadikan sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Walau termasuk sektor penting, namun sektor pertanian ini masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah: (a) tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem hidroponik merupakan teknologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya Padi merupakan komoditas strategis yang mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman perdu dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. Tomat
Lebih terperinci