BAB II DESKRIPSI PROYEK. 2.1 Terminologi Judul Adapun pengertian dari Medan Cultural Center adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DESKRIPSI PROYEK. 2.1 Terminologi Judul Adapun pengertian dari Medan Cultural Center adalah"

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Adapun pengertian dari Medan Cultural Center adalah Pengertian Medan Cultural Center Medan adalah ibukota dari propinsi Sumatera Utara. Cultural adalah kebudayaan (kata benda). Di propinsi Sumatera Utara terdapat berbagai jenis kebudayaan seni yaitu : seni tari, musik, teater, dan seni rupa. Sedangkan center adalah pusat, inti. Jadi Pengertian judul Medan Cultural Center adalah wadah/tempat pusat pembinaan dan pelatihan seni tradisional yang terdiri dari seni tari, musik, teater, sastra, dan rupa yang berada di kota Medan yang merupakan ibukota Sumatera Utara. 2.2 Tinjauan Umum Ada beberapa yang menjadi tinjauan umum dalam perancangan Medan Cultural Center, yaitu : Pengertian Seni Pengertian tentang Seni dapat ditelusuri dari kata seni itu sendiri. Dalam Bahasa Indonesia seni dapat diartikan sebagai berikut : 1) Halus, tipis Kecakapan batin (akal) yang luar biasa yang dapat menjadikan atau menciptakan sesuatu yang luar biasa Keahlian membuat karya yang bermutu Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi Jenis-Jenis Seni Terdapat beberapa macam pembagian jenis seni. Perkembangan zaman juga mempengaruhi tumbuhnya bermacam-macam seni. Seni adalah pencerminan jiwa atau gagasan yang tertuang di dalam bermacam-macam bentuk dengan berbagai media ungkap. 1) Wawasan Seni, halaman 10

2 Ditinjau dari bentuk perwujudannya, seni terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : Seni rupa ; seni yang wujudnya dapat dilihat dengan mata dan diraba yang disebut pula seni visual. Sudarmadji (1979) memberikan batasan bahwa seni rupa adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan media garis, warna, tekstur, volume, dan ruang. Seni sastra ; merupakan ungkapan batin yang dinyatakan dalam bentuk tulis yang indah. Dalam hal estetika, sastra lebih memusatkan perhatiannya pada daya emosi dalam hubungannya dengan dunia kehidupan. Hanya sebagian kecil saja yang merupakan ungkapan perasaan keindahan secara murni. Seni pertunjukan ; Seni yang disajikan dengan penampilan peragaan. Maksudnya seni itu akan dapat dihayati selama berlangsungnya proses ungkap oleh pelakunya. Secara mudah seni pertunjukan adalah seni yang ditunjukkan oleh pelakunya. Seni pertunjukan meliputi : Seni musik ; yaitu ungkapan batin yang dinyatakan dengan irama nada yang melodis. Melodi seni musik adalah suara, karena itu pengamatan pada seni musik adalah pengamatan auditif. Pesona pada seni musik tidak cukup apabila dicapai lewat alat audio seperti tape recorder atau radio saja, sebab pesona seni musik adalah pesona yang dicapai melalui proses penampilan, baik penampilan vokal maupun penampilan instrumental. Pengamat akan lebih mudah menghayati seni musik lewat televisi daripada radio, dan lebih tepat lagi jika lewat pertunjukan langsung. Jenis musik dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : Art music (Musik seni) ; merupakan musik yang serius, dimana didalamnya termasuk musik klasik, musik klasik kontemporer, dan beberapa lagu jazz. Popular music (Musik populer) ; merupakan musik yang didalamnya terdiri dari semua gaya (genre) musik yang sudah populer secara luas, ataupun dimaksudkan untuk konsumsi massal, dan disebarkan melalui radio, dan media yang sejenis. Traditional music (Musik tradisional) ; Merupakan istilah yang digunakan untuk menamakan musik rakyat. Pada umumnya musik traditional diturunkan melalui oral transmission ( mulut ke mulut ), dan memiliki landasan kebudayaan tertentu. Seni tari ; yaitu ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerik ritmis yang indah. Gerak ritmis pada tari selalu didukung dan dituntun dengan irama musik, oleh karena itu seni tari tidak dapat terlepas dari seni musik. Gerak-gerak

3 ekspresif pada seni tari adalah gerak-gerak yang indah, diberi bentuk dan ritme dari badan manusia dalam ruang yang dapat menggetarkan perasaan pengamat. Pembagian tari : Tari tradisional ; tari yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Jenis tari ini sangat beraneka ragam, mengingat suku di Indonesia sangat banyak. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pesatnya perkembangan tari kontemporer, tari tradisional hampir terlupakan. Tari kontemporer ; adalah tari yang menunjukkan kondisi kreatif dari masa terakhir. Tari kontemporer terdiri dari : - Modern dance ; Modern dance adalah tarian yang dikembangkan pada awal abad 20an. Pada awal 1900an, beberapa penari memberontak pada peraturan tari klasik ballet. Dengan teknik, kostum serata sepatu ballet yang baru, pelopor-pelopor awal tari modern ini berlatih tarian bebas. - Kreasi - Tari luar (dansa) ; Adalah tari yang berasal dari daerah-daerah luar Indonesia. Tari luar terdiri dari : Seni teater ; yaitu ungkapan jiwa yang dipertunjukkan secara langsung dengan materi manusia sebagai pelakunya. Pada dasarnya seni teater adalah seni kolektif, karena teater adalah pementasan terpadu antara seni sastra sebagai wahana dialektik antara pelakunya, mungkin juga antar pelaku dan penonton, seni gerak sebagai akting pelakunya, seni rupa dan seni musik yang menjadi pendukung pementasan. Teater tidak saja menampilkan pengalaman-pengalaman psikologis, melainkan juga pengalaman-pengalaman yang karakteristik intelektual, bahkan sampai pada pengalaman-pengalaman emosional bawah sadar dan metafisis. Pentas teater tidak hanya menampilkan realita psikologis, tetapi lebih jauh dari itu, menampilkan juga realita sosial yang kompleks dalam bentuk-bentuk simbolis. Berikut adalah jenis-jenis pertunjukan teater : Drama ; Drama (secara harfiah di artikan sebagai aksi, dari arti secara lisan melakukan ) adalah cabang dari teater dalam dialog baik dari menulis text (bernain) atau mengarang yang terpenting. Opera ; Opera adalah sebuah bentuk seni dimana penyanyi dan musisi menampilkan sebuah drama mengkombinasikan teks (disebut sebuah libretto) dan lembaran music. Opera merupakan bagian dari tradisi music klasik barat. Opera

4 memasukkan banyak elemen dari teater, seperti acting, pemandangan dan pakaian dan kadang-kadang termasuk tarian. Pertunjukannya secara khas diberikan di opera house, ditemani oleh orchestra atau musical yang lebih kecil. Pantomim ; Pantomime ( secara tidak formal, panto) tidak dipusingkan dengan artis peniru, merujuk kepada sebuah pelakon, adalah sebuah produksi teatrikal musickomedi ditemukan di United Kingdom, Canada, Jamaica, Africa selatan, jepang, india, irlandia, Gibraltar dan Malta, dan seringnya dipentaskan selama musim natal dan tahun baru Ditinjau dari masa perkembangannya, seni terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : Seni tradisional ; dalam proses penciptaan seni tradisional terjadi hubungan antara subjek pencipta dan kondisi lingkungannya. Pencipta seni tradisional biasanya terpengaruh oleh keadaan sosial budaya masyarakat di suatu tempat, dalam hal ini banyak berkaitan dengan kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib. Justru seni tradisional akan kuat bertahan apabila berakar pada hal-hal yang bersifat sakral. Seni kontemporer ; adalah seni yang paling baru, yang mudah merangsang dan menimbulkan kejutan. Kriteria kontemporer bukan semata-mata ditentukan oleh bentuk baru, tetapi terutama ditentukan oleh kreasi yang baru. Bentuk seni kontemporer dapat imitatif, ekspresif, realistis, non-realistis, atau abstrak. Seni kontemporer cenderung melepaskan diri dari keterikatan bentuk objek. Seni pop ; seni pop mencerminkan kesukaan para seniman mengaitkan karyanya dengan budaya yang sedang populer atau budaya rakyat kebanyakan (Mass Culture). Ditinjau menurut fungsinya, seni terbagi menjadi 2 bagian yaitu : Seni sakral ; yang berfungsi untuk kepentingan hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan atau kepercayaan. Seni sekuler ; yang berfungsi untuk hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan keduniawian. Dalam hal ini seni adalah sebagai alat atau sebagai objek. 2.3 Lokasi Tinjauan umum yang juga perlu dibahas dalam pendekatan terhadap perancangan Medan Cultural Center adalah lokasi site yang akan digunakan sebagai tempat Medan Cultural Center.

5 2.4.1 Tinjauan Lokasi Tinjauan lokasi Medan Cultural Center terdiri atas tinjauan fisik dan non fisik Fisik Tinjauan fisik dalam perancangan Medan Cultural Center terdiri dari kriteria pemilihan lokasi dan letak geografis Kriteria Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi sangat penting untuk menunjang keberhasilan proyek arsitektur, pada proyek Pengembangan Taman Budaya Sumatera Utara ini, site yang akan digunakan adalah site yang berada di kawasan CBD Medan dengan fungsi tata guna lahan sebagai Taman Seni dan Budaya Medan. Lokasi site Taman Budaya Sumatera Utara ini berada pada lingkungan 13, yaitu area dengan fungsi sebagai fasilitas publik, pada lingkungan 13 ini memiliki peruntukan wilayah yaitu sebagai area komersial, fasilitas hunian (flat) dan fasilitas publik (Taman Seni dan Budaya Medan) Lokasi ini sangat cocok berdasarkan tabel kriteria lahan (tabel 2.1) berikut ini : Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi Taman Budaya Sumatera No. Kriteria Lokasi Utara 1. Tinjauan terhadap Berada dikawasan strategis yang merupakan struktur kota daerah komersil mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga mendukung fungsi bangunan untuk komersil, pameran dan pendidikan. 2. Wilayah Berada di WPP yang sesuai dan merupakan Pengembangan termasuk dalam wilayah pengembangan kota Medan. 3. Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.

6 4. Pencapaian atau Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik aksesibilitas angkutan umum, maupun pribadi. 5. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi komersial, pemukiman dan fungsi pendidikan. 6. Utilitas kota / Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai lingkungan sebagai pendukung dalam lokasi site (listrik, air, telefon, drainase, dll) 7. Status Ada status hak milik kepemilikian 8. Nilai lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum mungkin 9. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi cahaya yang masuk kedalam bangunan 10. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun dari luar site. 11. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan fasilits-fasilitas yang direncanakan. (> 1 Ha) 12. Kontur tapak / Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan topografi perencanaan bangunan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Medan Cultural Center yang berada lingkungan 13 kawasan CBD Medan memiliki potensi site yang cukup besar untuk mendukung fungsinya, sehingga pada proyek Pengembangan Taman Budaya Sumatera Utara ini lokasi yang dipergunakan adalah di kawasan CBD pada lingkungan 13 dengan fungsi sebagai fasilitas publik. Letak Geografis Secara geografis posisi site Taman Budaya Sumatera Utara berada pada lingkungan 13 Kelurahan Suka Damai Kecamatan Medan Polonia, seperti yang terlihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 dibawah ini

7 Gambar 2.1 Blok Plan Kawasan CBD Polonia

8 Gambar 2.2 Peta Kawasan Taman Budaya

9 Lokasi proyek berada di kotamadya Medan, kecamatan Medan Polonia. Lokasi : Kotamadya Medan, Kecamatan Medan Polonia, Kelurahan Suka Damai Batas-batas site Utara : Fasilitas Komersial (Ruko, Gedung parkir, Hotel Convention) Selatan : Convention Hall, Danau Buatan Timur : Fasilitas Hunian (Flat) Barat : Bangunan Publik Non Fisik Tinjauan non-fisik pada perancangan Medan Cultural Center adalah kondisi pasar wisata di kotamadya Medan, Kondisi Pasar Wisata di Kotamadya Medan Berdasarkan data dari BPS dari tahun jumlah wisatawan yang masuk ke wilayah administrasi Sumatera Utara mencapai orang seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut ini Tabel 2.2 Jumlah Wisatawan asing dan lokal yang menginap di Sumatera Utara No Tahun Jumlah Wisatawan Asing pada hotel bintang Jumlah Wisatawan Asing pada hotel non bintang Jumlah Wisatawan Lokal pada hotel bintang Jumlah Wisatawan Lokal pada hotel non bintang Total

10 Total Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa kondisi pariwisata di Sumatera Utara memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung proyek Medan Cultural Center ini, terutama dengan fungsinya untuk menjadi tempat wisata budaya di Sumatera Utara Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Deskripsi kondisi eksisting lokasi terdiri dari : luas lahan, kondisi kontur, pencapain pada site, peraturan GSB, KDB, dan KLB, keistimewaan site dan juga kekurangan site Luas lahan Luas lahan site Taman Budaya Sumatera Utara yang berada di kawasan CBD adalah ± ,43 m Kontur Pada lokasi site konturnya relatif datar, tidak ada kontur alami yang terdapat pada site, adapun kontur yang terjadi pada site adalah kontur buatan pada saat perancangan Medan Cultural Center Pencapaian Site Lokasi site yang berada Kawasan CBD Polonia sangat memudahkan pencapaian menuju site, karena berada di jalan arteri yang dilalui oleh banyak kendaraan umum dan juga kendaraan pribadi, Untuk menuju site Taman Budaya Sumatera Utara dapat melalui 3 jalan yang mengelilinginya (gambar 2.3 dan gambar 2.4)

11 Gambar 2.3 pencapaian site Gambar 2.4 Analisa Entrance Peraturan GSB, KDB, KLB

12 Berdasarkan Laporan Perencanaan kawssan CBD Polonia, lokasi site yang berada di lingkungan 13, CBD Polonia memiliki peraturan sebagai berikut : GSB adalah Garis Sempadan Bangunan yang mengatur jarak batas bangunan dengan batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sempadan ini hanya depan atau jalan saja, biasanya perhitungan umum GSB ditentukan dengan (½ x lebar jalan) + 1m. GSB pada area tersebut adalah antara m KDB adalah Koefisien Dasar Bangunan yang merupakan perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Sebagai kawasan pusat permukiman, perdagangan dan rekreasi, maka koefisien dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 59% - 75%, maka koefisien dasar bangunan adalah antara : 59% x ,43 m 2 = 7.611, 25 m 2. KLB adalah Koefisien Lantai bangunan yang merupakan perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapkan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bangunan bertingkat. Pada lokasi site KLB nya adalah 2 lantai Keistimewaan Site Pada site ini memiliki kelebihan yatu sebagai berikut : Berada pada salah satu jalan arteri sekunder di kawasan CBD Polonia. Pencapaian menuju site mudah karena jalan tersebut dilalui oleh banyak angkutan umum. Dekat dengan fasilitas hunian dan hotel yang menjadi target pasar Medan Cultural Center tersebut. Tidak adanya bangunan dengan fungsi yang sejenis di sekitar lokasi site Kekurangan Site Pada site ini memiliki kekurangan yatu sebagai berikut : Macet Vegetasi kurang 2.4 Tinjauan Fungsi

13 Tinjauan fungsi merupakan tinjauan non-fisik yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan apa saja yang terdapat pada Medan Cultural Center Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Center. Berikut adalah deskripsi para pengguna dan kegiatan yang ada di Medan Cultural Deskripsi Pengguna Medan Cultural Center memiliki pangsa pasar tersendiri yang berbeda dari bangunan-bangunan lain yang ada di sekitar site, pangsa pasar Medan Cultural Center tersebut adalah seniman, pelajar (pelajar yang menjadi pengguna Medan Cultural Center adalah para pelajar yang memiliki mata pelajaran kesenian ataupun kebudayaan), mahasiswa (mahasiswa yang menjadi pengguna Taman Budaya Sumatera Utara adalah mahasiswa yang berasal dari Nommensen, Unimed, dan USU jurusan seni) dan para pegawai Medan Cultural Center, serta masyarakat umum penikmat seni dan kebudayaan Deskripsi Kegiatan Kegiatan yang diwadahi pada Taman Budaya Sumatera Utara adalah kegiatan seni dan budaya yang terdiri dari : Kegiatan Kebudayaan yang terdiri dari :Seni Tari (13 sanggar), Seni Musik (3 sanggar), Seni Teater (9 sanggar), Seni Sastra, Seni Rupa (2 sanggar), biasanya berupa kegiatan latihan yang pada umumnya dimulai pada sore hari sekitar pukul WIB hingga malam hari, Tiap kegiatan latihan kebudayaan di Taman Budaya Sumatera Utara dibimbing oleh pelatih yang berasal dari Pengurus kegiatan kesenian tersebut. Kegiatan Administrasi Kegiatan Administrasi dimulai pada pukul WIB hingga pukul WIB. Kegiatan Pameran Kegiatan Pameran merupakan kegiatan yang bersifat insidental sesuai dengan reservasi yang dilakukan oleh para seniman yang ingin menggunakan gedung Deskripsi Perilaku Deskripsi perilaku yang akan dibahas adalah perilaku anggota sanggar, pegawai Medan Cultural Center, dan pengunjung Medan Cultural Center.

14 Perilaku Anggota Sanggar Pada dasarnya anggota sanggar baik sanggar seni tari, sanggar seni musik, sanggar seni teater, sanggar seni rupa, menginginkan untuk mengadakan latihan di dalam fasilitas gedung yang sudah disediakan oleh pihak Taman Budaya Sumatera Utara, tetapi karena situasi dan fasilitas gedung yang kurang memadai, maka banyak sanggar yang mengadakan latihan ataupun kegiatan diluar gedung yang sudah ditentukan fungsinya Hal ini sebenarnya cukup berpengaruh pada proses latihan yang dilakukan oleh para anggota sanggar, suasana latihan menjadi kurang kondusif untuk melakukan latihan yang optimal, hal ini juga semakin parah diakibatkan oleh jadwal latihan (penggunaan gedung) yang terbatas yaitu rata-rata 2 kali seminggu, padahal para anggota sanggar mengharapkan untuk memiliki jadwal latihan 3 kali seminggu. Akibat dari itu maka banyak anggota sanggar yang mengadakan latihan diluar jadwal, dan diluar gedung sanggar ; mereka melakukan latihan di halaman luar dan pelataran parkir Perilaku Pegawai Medan Cultural Center Para pegawai Taman Budaya Sumatera Utara melakukan aktivitas mulai pukul hingga pukul aktivitas ini merupakan hal rutin yang terjadi setiap hari di Taman Budaya Sumatera Utara Perilaku Pengunjung Medan Cultural Center Para pengunjung Medan Cultural Center terdiri dari seniman dan orangtua para anggota sanggar, pada umumnya mereka datang untuk mengantar anak yang merupakan anggota sanggar dan menonton latihan yang ada di Medan Cultural Center dan pada eventevent tertentu mereka datang untuk menonton acara pertunjukan yang diadakan oleh pihak Medan Cultural Center dan oleh pihak sanggar. Pada umumnya mereka menonton latihan di sekitar sanggar dengan mempergunakan fasilitas yang ada di sekitar tempat latihan tersebut antara lain batu-batu besar, amphiteatre, dan lantai tempat latihan Deskripsi Kebutuhan Ruang Kebutuhan ruang pada Taman Budaya Sumatera Utara dapat dikelompokkan pada tabel 2.3 sebagai berikut :

15 Tabel 2.3 kebutuhan ruang Medan Cultural Center Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan Ruang Administrasi Karyawan Kegiatan administrasi Kegiatan Pembinaan Menerima pendaftaran sanggar Mengatur pengelolaan pertunjukan Melakukan pendokumentasian kebudayaan Melakukan pengkajian kebudayaan Mengkoordinir jadwal latihan Melakukan kegiatan sanitair Mengawasi Keamanan Mengawasi Kebersihan Pengguna sanggar Kegiatan administrasi sanggar Pengunjung Membeli tiket pertunjukan Latihan Karyawan Menerima pendaftaran siswa Melakukan pelatihan Memberikan teori Memberikan Ruang kepala Medan Cultural Center Ruang Kepala Sub Bagian Tata Usaha Ruang Staf Urusan Sub Bagian Tata Usaha Ruang Staf Urusan Seksi Teknis dan Informasi Ruang Mekanikal dan Elektrikal Ruang Keamanan Toilet Gudang Lobby Sanggar seni tari Sanggar seni musik Sanggar seni teater Sanggar seni rupa

16 konsultasi pada murid sanggar Menyimpan peralatan seni tari Menyimpan peralatan seni musik Menyimpan peralatan seni teater Menyimpan peralatan seni rupa Melakukan kegiatan sanitair Pengguna sanggar Mendapat pengajaran dan teori latihan Latihan menari Latihan bermain musik Latihan seni teater Latihan seni rupa Pengunjung Menonton kegiatan latihan Melakukan kegiatan sanitair Pertunjukan Karyawan Mempersiapkan gedung atau tempat pertunjukan Mengawasi kegiatan pertunjukan Melakukan kegiatan sanitair Menjual tiket pertunjukan Ruang pengajar Lobby Hall Gudang Toilet Loket Hall Lobby Panggung Auditorium Ruang ganti Ruang kontrol tata suara

17 Melakukan kegiatan sanitair Pengguna sanggar Mempersiapkan pertunjukan Mengganti kostum Melakukan pertunjukan Melakukan kegiatan sanitair Pengunjung Membeli tiket pertunjukan Menonton pertunjukan Melakukan kegiatan sanitair Rekreasi Pengguna sanggar Melakukan pertunjukan Melakukan kegiatan sanitair Pengunjung Menonton pertunjukan Melakukan kegiatan sanitair Makan & minum Karyawan Membeli makanan dan minuman Menonton pertunjukan Melakukan kegiatan sanitair Pengguna sanggar Membeli makanan dan minuman Menonton Ruang kontrol tata lampu Ruang proyektor Ruang persiapan Ruang rias dan ruang ganti Ruang kostum Ruang Mekanikal & Elektrikal Gudang Toilet Open space/plaza Ruang Makan Dapur Selasar Gudang Toilet

18 pertunjukan Melakukan kegiatan sanitair Pengunjung Membeli makanan dan minuman Menonton pertunjukan Melakukan kegiatan sanitair Penunjang Karyawan Memberikan pelayanan Menerima titipan barang Menerima pengembalian buku Menjual souvenir Melakukan kegiatan fotokopi Memamerkan hasil karya para seniman Mendokumentasikan kegiatan Taman Budaya Sumatera Utara Melakukan kegiatan ibadah Melakukan kegiatan sanitair Pengguna sanggar Meminjam buku Membaca buku Membeli souvenir Memamerkan hasil Perpustakaan Galeri Toko souvenir Musholla Toilet

19 Pengunjung karya Melakukan kegiatan ibadah Tinggal sementara Melakukan kegiatan sanitair Meminjam buku Membeli souvenir Melakukan kegiatan ibadah Melakukan kegiatan sanitair Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Persyaratan ruang yang akan dibahas adalah persyaratan pada ruang untuk fasilitas administrasi, fasilitas latihan fasilitas pertunjukan, fasilitas rekreasi, fasilitas makan dan minum, serta fasilitas penunjang Fasilitas Administrasi Fasilitas administrasi ini disesuaikan dengan jumlah pegawai dan pengunjung yang datang ke Taman Budaya Sumatera Utara Fasilitas Latihan Fasilitas latihan terdiri untuk latihan seni music, seni tari, seni teater, dan seni rupa. Seni Musik Pada fasilitas seni musik ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu : Ruang kelas teori Ruang kelas teori digunakan untuk memberikan teori mengenai musik. Sebelum masuk ke studio latihan murid-murid biasanya diajarkan secara teori. Ruangan ini dikhususkan untuk masing-masing jenis permainan musik. Ruang latihan vokal

20 Ruang latihan vocal ini ditujukan bagi siwsa yang ingin meningkatkan dalam bidang tarik suara. Ruang latihan gitar Ruang latihan gitar dibagi lagi menjadi 3 ruangan, yaitu: R. latihan gitar klasik R. latihan gitar elektrik R. latihan gitar bass Ruang latihan piano Asal mula kata piano sebenarnya adalah pianoforte, yang berasal dari bahasa Italia. Piano dibuat oleh Bartolomeo Cristofori pada tahun 1720-an. Secara umum, piano termasuk ke dalam kelompok musik instrumental. Piano memproduksi suara dari getaran papan suara yang volumenya dapat diperkuat (dapat diatur besar kecilnya). Aliran music piano, antara lain: Piano klasik Piano jazz Piano pop Ruang latihan keyboard Ruang ini digunakan untuk latihan alat musik keyboard. Ruang latihan drum Ruangan ini digunakan untuk latihan alat music keyboard. Ruangan ini tentunya membutuhkan besaran yang lebih luas karena alat musiknya yang juga memiliki ukuran yang cukup besar. Seni Tari Pada fasilitas seni tari ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu : Studio tari Ada beberapa hal penting yang mempengaruhi perancangan studio tari, antara lain : Proporsi ruang Studio tari sebaiknya dirancang secara proporsional dengan pertimbangan area untuk menari yang proporsional adalah berbentuk persegi atau bujur sangkar dan bebas kolom, yang memungkinkan pergerakan ke segala arah di dalam ruangan. Permukaan lantai dan persyaratannya

21 Permukaan lantai untuk sanggar tari haruslah menunjang untuk kegiatan tersebut, gambar 2.5 dibawah ini menunjukkan lapisan-lapisan yang digunakan pada lantai di sanggar tari Gambar 2.5 Lantai pada sanggar tari Ruang penyimpanan Kualitas estetika ruang Ruang yang terang Sistem akustik yang baik dan kedap suara Ventilasi Pencahayaan yang fleksibel, mudah dikontrol, dan bebas silau Studio tari merupakan ruang untuk kegiatan kreatif serta konsentrasi. Ruang latihan tari sebaiknya berbentuk persegi yang proporsional untuk pergerakan penari dan instrukturnya. Bidang-bidang lengkung, sisi-sisi yang sejajar, atau ruang yang menyempit sebaiknya dihindari karena akan menyulitkan para penari untuk bergerak bebas. Beberapa contoh besaran studio tari dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini Tabel 2.4 besaran studio Kecil (m 2 ) Sedang (m 2 ) Besar (m 2 ) Yorkshire Dance Scotiabank Dance Centre Dance Dengan studi banding di atas, maka diasumsikan besaran studio tari adalah: Studio kecil : 80 m 2 Studio sedang : 160 m 2 Studio besar : 280 m 2

22 Ruang ganti Ruang ganti ini berguna untuk mengakomodasi kebutuhan para penari. Pada area ini dibutuhkan beberapa ruang utama dan persyaratan lainnya, seperti : Ruang ganti bagi peserta dan juga ruang ganti khusus bagi bintang tamu yang melakukan pertunjukan pada event-event tertentu. Meja rias, cermin, dan lampu harus tersedia seefektif mungkin. Ruang locker juga memerlukan pengamanan yang baik. Ruang istirahat Pada fasilitas tari, perlu disediakan ruang istirahat, seperti yang ada pada tempat umum lainnya, dengan area duduk atau area istirahat yang ditempatkan di luar jalur sirkulasi, yang memungkinkan para partisipan untuk beristirahat atau memulihkan tenaga setelah menari. Seni Teater Pada fasilitas seni teater ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu : Ruang Latihan Teater Persyaratan untuk ruang latihan teater adalah sebagai berikut : Ruangan dilengkapi dengan kamera, agar para pemain dapat menyaksikan aktingnya sendiri guna mengetahui kekurangan-kekurangannya dalam latihan. Ruangan dilengkapi sistem akustik yang baik. Seni Rupa Pada fasilitas seni rupa ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu : Ruang Latihan Seni Rupa Persyaratan pada ruang latihan seni rupa adalah : Ruangan dilengkapi peralatan untuk mendukung kegiatan seni rupa Fasilitas Pertunjukan Pada fasilitas pertunjukan ada beberapa ruang yang sangat dibutuhkan yaitu : Gedung Pertunjukan

23 Gedung ini disediakan untuk menampung pertunjukan tari, teater dan musik. Pada tari, para penari melakukan pertunjukan di atas panggung, sedangkan dansa melakukan pertunjukan di lantai. Oleh karena itu, gedung pertunjukan harus dapat disesuaikan dengan kedua kebutuhan yang dapat dilihat pada tabel 2.5 dan juga pada gambar 2.6 dan gambar 2.7 dibawah ini Tabel 2.5 Lebar Panggung untuk Berbagai Pertunjukan Kecil Sedang Besar Drama Opera Tari Musik Lain-Lain Gbr.2.6 Batasan Penglihatan dan Pendengaran pada gedung Pertunjukan Di dalam gedung pertunjukan terdapat toilet untuk penonton dan penampil, ruang ganti, ruang rias, lobby, ruang kontrol dan juga gudang. Keterangan: a = bentuk kaki kuda b = bentuk kipas 90 0 Gbr.2.7 Format Auditorium untuk Opera, Tari dan Musik

24 Concert hall adalah suatu fasilitas untuk mengkomunikasikan segala jenis performing arts. Komponen utama pada sebuah concert hall : Auditorium/stage Ruang publik Backstage Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam auditorium/stage ini adalah: - Garis pandangan (sight lines) Garis pandangan ini adalah untuk mendapatkan pemandangan penonoton yang jelas, bebas dari halangan dan terbuka seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.8 Gbr. 2.8 Garis Pandang Keterangan : P : titik pandang terendah dan berdekatan pada panggung yang dapat dilihat jelas oleh penonton. Jika panggung dapat dinaikan ( mm) dari lantai terendah auditorium maka P adalah setting line dari pertunjukan. Setting line pertunjukan tidak boleh lebih dari 600 mm dari lantai panggung. Jika terdapat orchestra pit maka P adalah kepala konduktor orkestra.

25 HD : jarak horizontal antar mata penonton tepat dibelakangnya, dimana berhubung dengan ruang antar baris kursi ( ). EH : tinggi mata normal 1120 mm diatas lantai dibawahnya, titik mata ini akan tergantung pada dimensi kursi. E : jarak antara pertengahan mata dengan kepala bagian atas, diambil 100 m. Untuk kepastian pemandangan yang jelas/ terbuka min 125 mm D : jarak antara penonton di baris depan dengan P. Lebih dekatnya baris pertama dengan stage mengakibatkan rendahnya posisi lantai penonton. - Pengaturan kursi auditorium Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan kenyamanan penonton pada suatu pertunjukan. Untuk standar kursi pada area concert hall dapat ditentukan melalui keterangan di bawah ini dan juga gambar Dimensi kursi - Lebar kursi dengan sandaran lengan minimal 525 mm - Lebar kursi tanpa sandaran lengan minimal 450 mm - Tinggi kursi dan kemiringan : mm dan sudut horizontal 7-9º - Tinggi sandaran punggung dan kemiringan mm dari lantai (dapat ditinggikan untuk alasan akustik) dan sudut belakang 15-20º - Kedalaman kursi : mm untuk kedalaman kursi dan sandaran punggung, jika kursi dapat dilipat maka kedalaman : mm - Sandaran lengan : lebar min.50 mm, tinggi 600 mm diatas lantai. - Jumlah kursi dalam satu baris: - Ruang antar baris kursi: Gbr. 2.9 Posisi kursi

26 Persyaratannya adalah ruang lewat (clearway) : min mm, dimensi jarak antar baris min 850 mm, yang dapat diilustrasikan seperti gambar di 2.10 di bawah ini. Gbr jarak kursi - Gangways Persyaratannya adalah lebar min 1100 mm, kemiringan 1:10 dan 1:12 jika digunakan oleh pemakai kursi roda, landasan yang lebih miring harus memilki anak tangga biasa. - Akustik Hasil akustik suatu pertunjukan meliputi kualitas suara, baik berupa musik maupun dialog, yang didengarkan oleh penonton dan juga para pelaku pentas diatas panggung. Akustik tidak terlepas dari penggunaan bahan dan konstruksi penyerap bunyi yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang, diantaranya bahan berpori, penyerap panel/selaput, karpet dan kain. Selain itu dapat dibantu dengan penggunaan komputer atau alat seperti sound reflecting disk yang dapat mengatur waktu untuk merefleksikan suara berdasarkan jenis pertunjukan yang sedang berlangsung. Ampitheatre Ampitheatre merupakan fasilitas untuk melakukan pertunjukan outdoor dan didesain sedemikian rupa agar memiliki pantulan suara yang baik Fasilitas Rekreasi Fasilitas rekreasi yang terdapat pada Medan Cultural Center adalah sebagai berikut : Open Space

27 space atau plaza ini merupakan tempat yang berfungsi untuk melakukan pertunjukan seni tari dan teater di tempat terbuka dengan daya tampung sekitar 200 orang Jalan Seni Jalan seni adalah tempat para pejalan kaki untuk mengelilingi Taman Budaya Sumatera Utara yang disekitar jalan tersebut terdapat pertunjukan kesenian seperti seni musik dan seni rupa Fasilitas Makan dan Minum Fasilitas makan dan minum yang disediakan pada Medan Cultural Center adalah restaurant. Restaurant Hal yang perlu diperhatikan adalah pada area : Ruang makan Ruang makan memiliki persyaratan yaitu memiliki kebersihan yang dijaga, luas satu area ruang duduk kurang lebih 2 m 2 untuk empat kursi dan satu meja Dapur Dapur memiliki persyaratan yaitu, dilengkapi dengan penghisap panas untuk mengurangi udara panas, dapur hendaknya tidak terlihat langsung dari ruang makan agar tidak mengganggu kenyamanan para pengunjung, dapur dilengkapi dengan gudang-gudang penyimpanan makanan Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang yang disediakan pada Medan Cultural Center adalah : Perpustakaan Perpustakaan dikhususkan untuk buku-buku tentang seni dan ditujukan untuk para pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang seni. Ruangan ini dilengkapi dengan interior yang menarik dan nyaman untuk menarik minat pengunjung Galeri

28 Galeri dipergunakan untuk menyediakan kebutuhan akan tempat pameran yang berkenaan dengan kesenian. Ruangan ini dilengkapi dengan interior yang menarik dan nyaman untuk menarik minat pengunjung. Toko souvenir Toko souvenir dipergunakan untuk menyediakan kebutuhan akan tempat penjualan souvenir yang berkenaan dengan kesenian. Ruangan ini dilengkapi dengan interior yang menarik dan nyaman untuk menarik minat pengunjung.

29 2.4.5 Studi Banding Fungsi Sejenis Untuk mambantu perancangan Medan Cultural Center ini maka penulis mempelajari beberapa bangunan sejenis untuk dijadikan sebagai studi banding, yaitu : Taman Ismail Marzuki, Esplanade di Singapura, dan Tho-ha Village di Vietnam Taman Ismail Marzuki Taman Ismail Marzuki adalah Taman Budaya yang terletak di Jakarta yang berada di jalan Cikini Raya no 73, Jakarta Pusat (gambar 2.11). TIM dibangun diatas areal tanah seluas sembilan hektar. Dulu tempat ini dikenal sebagai ruang rekreasi umum Taman Raden Saleh (TRS). Pengunjung TRS selain dapat menikmati kesejukan paru-paru kota dan nonton sejumlah hewan, juga bisa nonton balap anjing di treck Balap Anjing yang kini berubah menjadi kantor dan ruang kuliah mahasiswa fakultas perfilman dan televisi IKJ. Ada juga lapangan bermain sepatu roda berlantai semen. Fasilitas lainnya ialah dua gedung bioskop, Garden Hall dan Podium melengkapi suasana hiburan malam bagi warga yang suka nonton film. Tetapi sejak 37 tahun lalu suasana seperti itu tidak lagi dapat ditemukan. Khususnya setelah Bang Ali menyulap tempat ini menjadi Pusat Kesenian Jakarta TIM Gambar 2.11 Peta Taman Ismail Marzuki

30 Taman Ismail Marzuki merupakan Taman Kesenian yang memiliki fasilitasfasilitas yang mewadahi kesenian daerah Jakarta yang terdiri dari seni sastra, seni rupa, seni teater, seni musik, seni musik dan film. Fasilitas-fasilitas yang ada di Taman Ismail Marzuki adalah Graha Bakti Budaya, Galeri Cipta, Teater Kecil/Teater Studio, Teater Halaman Graha Bhakti Budaya Graha Bhakti Budaya (gambar 2.12) adalah Gedung Pertunjukan yang besar, mempunyai kapasitas 800 kursi, 600 kursi berada di bawah dan 200 kursi di balkon. Panggung GBB berukuran 15m x 10m x 6m. Gedung ini dapat dipergunakan untuk gedung pertunjukan konser musik, teater baik tradisional maupun modern, tari, film, dan dilengkapi dengan tata cahaya, sound sistem akustik, serta pendingin ruangan. Gambar 2.12 : Graha Bhakti Budaya Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III Galeri Cipta II (Gambar 2.13) adalah ruang pameran yang lebih besar dari Galeri Cipta III (GC III). Kedua ruang tersebut dapat dipergunakan untuk pameran seni lukis, seni patung, diskusi dan seminar, dan pemutaran film pendek. Gedung ini dapat memuat sekitar 80 lukisan dan 20 patung serta dilengkapi dengan pendingin ruangan, tata cahaya khusus, tata suara serta panel yang dapat dipindah-pindahkan.

31 Gambar 2.13 Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III Teater Kecil/Teater Studio Teater studio (gambar 2.14) merupakan gedung pertunjukan yang dipersiapkan untuk 200 orang. Gedung ini mempunyai banyak fungsi seperti seni pertunjukan teater, musik, pembacaan puisi, seminar,dll. Teater Kecil mempunyai ukuran panggung 10m x 5m x 6m. Gedung ini juga dilengkapi sistem akustik, tata cahaya dan pendingin ruangan. Gambar 2.14 Teater Kecil/Teater Studio

32 Teater Halaman (Studio Pertunjukan Seni) Teater halaman (gambar 2.15) Dipersiapkan untuk pertunjukan seni eksperimen bagi seniman muda teater dan puisi, mempunyai kapasitas penonton yang fleksibel. Gambar 2.15 : Teater Halaman Plaza dan Halaman TIM mempunyai areal parkir yang cukup luas yang merupakan lahan serba guna dan dapat dipergunakan untuk berbagai pertunjukkan kesenian open air. Hal-hal yang dapat dipelajari dari Taman Ismail Marzuki adalah : Peletakan Taman Ismail Marzuki yang berada pada daerah yang strategis yaitu di jalan Cikini Raya. Penyediaan fasilitas-fasilitas yang dapat mewadahi seni dan budaya di Jakarta. Desain bangunan dan interior yang mengutamakan kenyamanan pengunjung dan tetap memperhatikan keindahan visual yang berperan penting pada saat pertunjukan seni dan kebudayaan.

33 Esplanade Singapore Esplanade sebenarnya merupakan salah satu bangunan exhibition hall (gambar 2.16) yang paling terkemuka di Singapore. Yang memiliki beberapa bangunan teater utama serta ruangan tambahan lainnya Perspektif Esplanade Singapore Konsep yang ingin diambil dari bangunan ini adalah konsep penggunaan retail di sekeliling bangunan (gambar 2.17) yang berfungsi untuk menarik minat masyarakat sekitar, sehingga bangunan dapat menjadi lebih hidup. Penggunaan retail pada bangunan yang akan dirancang nantinya diharaplkan tidak hanya untuk menarik minat masyarakat untuk datang. Tetapi juga tetap berfungsi secara ekonomis dan juga berfungsi untuk tempat penjual dari barang kerajinan yang dihasilkan di tempat ini Interior Retai Bangunan Pada Esplanade memiliki fasilitas pertunjukan yang terdiri dari concert hall dan teater (gambar 2.18 dan gambar 2.19) Interior Concert Hall 2.19 Interior teater

34 Daegu Culture and Art Center Untuk studi banding daegu cultural and art center, poin penting yang ingin diambil adalah contoh penerapan bentukan tradisional dalam bentuk bangunan modern masa kini. Di sini penulis ingin mempelajari bagaimana cara menerapkan bentukan tradisional yang ada di daerah Sumatera Utara ini ke dalam bentuk bangunan modern, seperti yang diterapkan pada eksterior Daegu Culture and Art Center serta pada interiornya (gambar 2.20 dan gambar 2.21). Dikarenakan nantinya pada daerah sekitar site yang merupakan daerah CBD adalah daerah dengan bangunan bertipe modern. Gambar 2.20 Perspektif Daegu Culture and Art Center Gambar 2.21 Interior Daegu Culture and Art Center

35 Vietnam Culture and Art Center Pada studi banding kali ini merupakan salah satu pemenang dari kompetisi yang diadakan di Vietnam yang hasilnya seperti pada gambar di bawah ini (gambar 2.22 gambar 2.25). Gambar 2.22 konsep dan blok plan Gambar 2.23 Perspektif eksterior dan interior

36 Gambar 2.24 Perspektif eksterior Tho-Ha Village Gambar 2.25 Potongan dan konsep massa Tho-Ha Village

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni 1 Tugas Akhir Rr. Anisa Suryawardhani 27 januari 2011 DEFINISI OBJEK Gedung Orkestra Surabaya adalah bangunan yang menyediakan sarana musik dengan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung

Lebih terperinci

PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG

PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2006/2007 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh : MEDRIA SHEKAR RANI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Gedung Konser Musik Klasik adalah sebuah tempat untuk menampung segala aktifitas dan pertunjukan musik klasik. Dalam Gedung Konser Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Musik telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik itu bagi para pendengar musik ataupun bagi para musisi pencipta lagu. Bagi para musisi

Lebih terperinci

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh : WYDIA

Lebih terperinci

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : TRI MURDONO 152 03 043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,

Lebih terperinci

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini musik di Indonesia sangat berkembang, dan juga sangat banyak sumber daya manusia Indonesia yang berbakat dalam musik baik itu dalam olah tarik suara, menabuh drum,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Pengertian Panggung Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton.di

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA oleh: FAHRY ADHITYA 15203021 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKO LAH ARSITEKTUR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan film Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan dan penurunan sehingga mempertahankan peningkatan film itu sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Musik sebagai gaya hidup dan profesi Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iv Abstraksi... v Kata Pengantar... vii Daftar isi... ix Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung telah dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai kota yang memiliki apresiasi seni yang tinggi, salah satunya di bidang musik. Salah satu pemicu tingginya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik disusun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. xvi. Gb. Peta Pariwisata Kota Semarang. Sumber :

LAMPIRAN. xvi. Gb. Peta Pariwisata Kota Semarang. Sumber : LAMPIRAN a. Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) merupakan pusat kesenian budaya serta sebagai wisata sejarah di Kota Semarang. Dengan demikian seharusnya bangunan tersebut memiliki fasilitas dan sarana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II DATA AWAL PROYEK

BAB II DATA AWAL PROYEK BAB II DATA AWAL PROYEK 2.1 LOKASI Kasus proyek Tugas Akhir Perancangan ini adalah Auditorium Musik Bandung. Status proyek ini bersifat fiktif dan berlokasi di Jl. Pelajar-Pejuang dengan luas lahan 12.065

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

GEDUNG PELATIHAN DAN PERTUNJUKAN SENI MUSIK DAN TARI MARLITA SURYA

GEDUNG PELATIHAN DAN PERTUNJUKAN SENI MUSIK DAN TARI MARLITA SURYA GEDUNG PELATIHAN DAN PERTUNJUKAN SENI MUSIK DAN TARI ( ARSITEKTUR SIMBOLISME) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009 / 2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif dan produktif untuk memenuhi tuntutan hidup. Kehidupan yang serba sibuk dengan rutinitas pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab 1 Pendahulanakan membahas mengenai gambaran umum penulisan Seminar Tugas Akhir. Pembahasan dimulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan. 1.1.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Pusat Seni Pertunjukan ini adalah mendesain suatu bangunan dengan fasilitas pertunjukan yang dapat berfungsi dengan baik secara sistem

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia Makin berkembangnya pola pikir manusia dari tahun ke tahun, makin berkembang pula kreativitas manusia tersebut.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Fasilitas Pariwisata Kota Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan antara wilayah Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel...x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3 Tujuan dan Sasaran...3 1.3.1 Tujuan...3 1.3.2

Lebih terperinci

ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA - 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang sudah berusia hampir mendekati 5 abad (469 tahun), di telinga masyarakat hanyalah berstempel Kota Dagang dan Jasa namun, potensi-potensi minoritas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan PENDAHULUAN SKEMA PEMIKIRAN LATAR BELAKANG Yogyakarta merupakan salah satu kota pendidikan di Indonesia. Berbagai tingkat jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak kanakkanak hingga institusi Perguruan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center.

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center. BAB III ANALISIS Pada bab ini berisi tentang analisa mengenai ekspresi music yang menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis lokasi bangunan ini. Sehingga mendapatkan syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan situs resmi pemerintah Kota Medan pada tahun 2014, Kota Medan memiliki jumlah penduduk ±2,9

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Pengertian Judul PUSAT Pusat, tempat yang letaknya ada di tengah tengah. 1 Pengertian pusat, dapat diartikan sebagai suatu titik temu atau pokok pangkal atau juga sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERANCANGAN CONCERT HALL DI GIANT SEA WALL, PLUIT JAKARTA UTARA

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERANCANGAN CONCERT HALL DI GIANT SEA WALL, PLUIT JAKARTA UTARA PERANCANGAN CONCERT HALL DI GIANT SEA WALL, PLUIT JAKARTA UTARA Abstrak Ratna Puspa Dewi, Agus Budi P, Moh. Ali Topan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY 3.1.Data Survey 3.1.1. Analisa Lokasi BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY Gambar 8 Site plan (Foto : Luqman Hakim,2015) Gambar 8 Fasad Bangunan (Foto : Luqman Hakim,2015) Judul : Sekolah Tinggi Dan Studio Musik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal dan Konsep Umum Pertimbangan awal dalam mengambil ide awal antara lain, karena keberadaannya yang terletak di tengah daerah urban, yang dikelilingi oleh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1.

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Telah diketahui bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa dikarenakan variasi dari budaya yang ada di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Music : Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat yang menghasilkan bunyi).(chaterina

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan tema reinterpreting yaitu menginterpretasikan ulang terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam

Lebih terperinci

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bagi masyarakat Indonesia, Pusat Kebudayaan dirasa sangat monoton dan kurang menarik perhatian, khususnya bagi kaum muda. Hal tersebut dikarenakankan pusat budaya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

II.2.2 Fleksibilitas panggung.. 18 II.3 Jenis Pementasan dan Fasilitas 19 II.3.1 konser musik. 19 II.3.2 Latihan Musik II.3.3 Studio Musik Rekam

II.2.2 Fleksibilitas panggung.. 18 II.3 Jenis Pementasan dan Fasilitas 19 II.3.1 konser musik. 19 II.3.2 Latihan Musik II.3.3 Studio Musik Rekam DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING. iii HALAMAN PERNYATAAN iv HALAMAN PERSEMBAHAN. v KATA PENGANTAR. vi ABSTRAKSI.. viii DAFTAR ISI.. ix DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, baik sebagai pelaku maupun hanya sebagai penikmat musik. Musik merupakan kebutuhan penunjang bagi manusia saat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 134 GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR 134 GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR 134 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN : POST MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci