HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA KUWIRAN KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA KUWIRAN KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA KUWIRAN KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Disusun Oleh : WINA IRIANI J PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2 HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Judul Penelitian Nama Mahasiswa : Hubungan Asupan Lemak Total dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali : Wina Iriani Nomor Induk Mahasiswa : J Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakuktas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal, Desember 2014 dan layak untuk dipublikasikan Surakarta, Desember 2014 Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II Siti Zulaekah, A., M.Si Rusjiyanto, SKM., M.Si NIK. 751 NIP NIDN Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes, PhD NIK. 744 NIDN

3 HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA KUWIRAN KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Wina Iriani * *Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammmadiyah Surakarta; winairiani@yahoo.com ABSTRACT Introduction: The risk of factors can increase the blood pressure of menopause woman is decrease of estrogen hormone, high total fat intake and less of physic activities. Based on the data of health centers health profile of Banyudono II prevalence of the high blood pressure in Kuwiran is 35.6%. Objective: to know the relation between total fat intake and physical activity with blood pressure in menopause woman at Kuwiran. Research Method: This type of research is observational with cross sectional design. The research sample are 73 menopause woman at the age of year. Simple random sampling was used take the sample. The total fat intake got from food recall of 24 hours food consuming and physical activity got from interview and 1x24 hours physical activity in 7 days. The blood pressure got by using tension meter tool. Pearson Product Moment was used to analyze the data. Research Result: almost two-third (61,6%) samples comsumed high fat intake. 94,5% have low physical activity and 72,0% have high systolic blood pressure while 65,8% have normal diastolic blood pressure. The correlation test result between total fat intake with systolic blood pressure is p = 0,019 and the correlation test result between total fat intake with diastolic is p = 0,194. The correlation between physical activity and systolic blood pressure is p = 0,304 and the correlation between physical activity and diastolic blood pressure is p = 0,693. Conclusion: There is significant relationship between total fat intakes and systolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between total fat intakes and diastolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between physical activity and systolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between physical activity and diastolic blood pressure in menopause woman. Keywords: Menopause, Total Fat Intake, Physical Activity, Blood Pressure Bibliography: 67: PENDAHULUAN Menopause merupakan suatu proses alamiah yang dihadapi dalam kehidupan wanita seiring dengan bertambahnya usia. Kejadian menopause ini dapat mempengaruhi kesehatan wanita. Berhentinya fungsi hormon tersebut dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang berakibat meningkatkan tekanan darah (Sase, 2013). Tekanan darah tinggi merupakan Public Health Problem yang terjadi di negara berkembang. Adapun berbagai faktor risiko terjadinya tekanan darah tinggi yang 1

4 dapat dikontrol yaitu pola makan dan gaya hidup. Perubahan pola makan tersebut adalah perubahan pola makan modern yang mengandung tinggi lemak (seperti fast food dan junk food) dan perubahan gaya hidup yang serba otomatis sehingga menyebabkan kurangnya aktivitas fisik (Andarini, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Fathina (2007), menunjukan adanya hubungan asupan lemak total dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Hasil penelitian Khomsan (2003), juga menunjukan bahwa mekanisme terjadinya tekanan darah tinggi ada kaitannya dengan konsumsi zat gizi salah satunya adalah asupan lemak yang tinggi dalam menu sehari-hari. Asupan lemak yang tinggi dapat meningkatkan kadar lemak di dalam darah dan mengakibatkan terbentuknya plak. Plak tersebut akan berkembang menjadi arterosklerosis yang mengakibatkan tidak elastisitas pembuluh darah sehingga terjadinya penyempitan pada tahanan aliran darah koroner yang menyebabkan naiknya tekanan darah (Widyaningrum, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Muliyati (2011), menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung, sehingga menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah yang pada akhirnya mengakibatkan naiknya tekanan darah (Anggara dan Prayitno, 2012). Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi penyakit tidak menular terutama tekanan darah tinggi terjadi penurunan dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2013). Pada tingkat provinsi Jawa Tengah (2012), bahwa prevalensi tekanan darah tinggi cukup tinggi sebesar 26,4%. Data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali 2012, kasus penyakit tidak menular yang tertinggi adalah penyakit tekanan darah tinggi dengan prosentase 50,8%. Data profil Puskesmas Banyudono II tahun 2013, mempunyai 131 kasus tekanan darah tinggi essensial dan desa kuwiran mempunyai prevalensi kasus tekanan darah tinggi sebesar 35,6%. Hasil survei pendahuluan, pada wanita menopause di Desa Kuwiran bulan maret 2014 dari 31 wanita menopause yang datang ke posyandu ditemukan 15 wanita menopause mengalami tekanan darah tinggi, 5 wanita menopause mengalami pre-hipertensi dan 11 wanita menopause mempuyai tekanan darah normal. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan asupan lemak total dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel adalah 73 wanita menopause usia tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September Data asupan lemak total diperoleh dengan recall konsumsi makanan 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut dan 2

5 data aktivitas fisik diperoleh dari hasil wawancara dan pencatatan aktivitas fisik selama 7 hari berturut-turut. Hasil uji kenormalan data menggunakan uji kolmogorof smirnov, menujukan semua data berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik pearson product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Kuwiran merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Luas wilayah Desa Kuwiran yaitu Ha dan jumlah penduduk desa kuwiran tercatat pada tahun 2010 adalah 4685 jiwa, terdiri dari laki-laki 2048 jiwa dan perempuan 2637 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 1304 KK (Profil Desa Kuwiran, 2010). B. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Karakteristik Subjek berdasarkan Usia Subjek dalam penelitian ini adalah wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah subjek penelitian ini adalah 73 orang. Karakteristik subjek berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Distribusi karakteristik subjek menurut usia/umur Kategori Usia Frekuensi Persentase Lansia usia pertengahan (45-59) Lansia (60-74) 44 60, ,7 Tabel 7 menunjukkan usia wanita menopause yang terbayak dalam penelitian ini yaitu kategori lasia usia pertengahan sebesar 60,3%. Rata-rata usia wanita menopause dalam penelitian ini adalah 57,79 tahun ± 4,969, sedangkan usia minimal subjek penelitian yaitu 50 tahun dan usia maksimal 65 tahun. 2. Tingkat Pendidikan Distribusi karakteristik subjek berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Distribusi Karateristik Subjek menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase Tidak 26 35,6 Tamat SD SD 27 37,0 SMP 11 15,1 SMA 7 9,6 PT 2 2,7 Tabel 8 menunjukkan tingkat pendidikan subjek yang terbanyak yaitu pendidikan SD (37,0%). 3. Jenis Pekerjaan Distribusi karakteristik subjek berdasarkan jenis pekerjaan, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Distribusi Karakteristik Subjek menurut Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase IRT Buruh Petani Wiraswasta PNS ,3 13,7 8,2 16,4 1,4 3

6 Tabel 9 menunjukkan jenis pekerjaan subjek yang terbanyak adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) dengan presentase sebesar 60,3%, sedangkan jenis pekerjaan wiraswasta 16,4%, jenis pekerjaan buruh 13,7%, petani 8,2% dan jumlah pekerjaan responden terkecil adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) 1,4%. 4. Status Gizi Distribusi karakteristik subjek berdasarkan status gizi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Distribusi Status Gizi Subjek Status Gizi Frekuensi Persentase Normal Overweight Obesitas ,3 19,2 57,5 Tabel 10 menunjukkan distribusi status gizi subjek yang terbanyak adalah kategori status gizi obesitas sebesar 57,5%. C. Asupan Lemak Total Subjek Distribusi frekuensi subjek penelitian menurut asupan lemak total dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Distribusi Asupan Lemak Total Subjek Kategori Asupan Lemak Frekuensi Persentase Total Baik Tinggi ,4 61,6 Tabel 11 menunjukkan distribusi asupan lemak total subjek, sebagian besar subjek mempunyai asupan lemak total yang tinggi yaitu 61,6%. Rata-rata asupan lemak total subjek yaitu 31,27% dari total kebutuhan energi ± 4,647, sedangkan asupan lemak total minimal subjek yaitu 19% dari total kebutuhan energi dan asupan lemak total maksimal subjek yaitu 39% dari total kebutuhan energi. Pada penelitian ini subjek yang mempunyai asupan lemak yang tinggi lebih sering mengkonsumsi makanan yang bersantan, makanan instan dan makanan yang digoreng setiap harinya, selain itu subjek juga lebih sering mengkonsumsi makanan bersantan yang dipanasi berkali-kali dan makanan tersebut dikonsumsi lebih dari 1 hari (seperti : gudeg, sambal goreng dan tumpang). D. Aktivitas Fisik Subjek Distribusi frekuensi subjek penelitian menurut aktivitas fisik dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Distribusi Aktivitas Fisik Subjek Kategori Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase Ringan 69 95,5 Sedang 4 5,5 Berdasarkan tabel 12 distribusi aktivitas fisik subjek menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 94,5% dan subjek yang memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 5,5%. Pada penelitian ini rata-rata nilai PAL aktivitas fisik yaitu 1,598 ± 0,067, sedangkan nilai PAL aktivitas fisik minimal 1,44 dan nilai PAL aktivitas fisik maksimun 1,75. Sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan meniliki kegiatan yang tidak beragam, seperti duduk, menonton tv, tiduran dan mengasuh cucu. Subjek yang memiliki aktivitas 4

7 fisik ringan dalam penelitiaan ini memiliki status pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) dan untuk subjek yaang memiliki aktivitas fisik sedang memiliki pekerjaan atau status pekerjaan yang setiap hari rutin dilakukan, seperti berdagang, menjahit, berkebun dan rutin olahraga setiap harinya. E. Tekanan Darah Subjek Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan maka diperoleh distribusi tekanan darah pada wanita menopause di Desa Kuwiran, dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14. Tekanan darah pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Tabel 13 Distribusi Tekanan Darah Sistolik Subjek Kategori Tekanan Darah Sistolik Frekuensi Persentase Normal 20 27,4 Tinggi 53 72,6 Tabel 13 menunjukkan distribusi tekanan darah sistolik subjek yang terbanyak yaitu kategori tekanan darah sistolik tinggi sebesar 72,6%. Rata-rata tekanan darah sistolik pada penelitian ini yaitu 156,9 mmhg ± 29,323, sedangkan tekanan darah sistolik minimal adalah 103 mmhg dan tekanan darah sistolik maksimal adalah 231 mmhg. Tabel 14 Distribusi Tekanan Darah Diastolik Subjek Kategori Tekanan Darah Diastolik Frekuensi Persentase Normal 48 65,8 Tinggi 25 34,2 Tabel 14 menunjukkan distribusi tekanan darah diastolik subjek yang terbanyak yaitu kategori tekanan darah diastolik normal sebesar 65,8%. Rata-rata tekanan darah diastolik pada penelitian ini adalah 82,49 mmhg ± 14,246, sedangkan tekanan darah diastolik minimal adalah 49 mmhg dan tekanan darah diastolik maksimal adalah 107 mmhg. Tekanan darah merupakan faktor yang berperan penting di dalam sistem sirkulasi tubuh. Naik atau turunnya tekanan darah dapat mempengaruhi keseimbangan di dalam tubuh. Tekanan darah sangat bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung. Tekanan darah tinggi yang terus menerus dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah ginjal, jantung, otak dan mata. Penyakit tekanan darah tinggi juga menjadi penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Herlambang, 2013). F. Hubungan Asupan Lemak Total dengan Tekanan Darah Distribusi silang hubungan asupan lemak total subjek penelitian dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16. 5

8 Tabel 15 Hubungan Asupan Lemak Total dengan Tekanan Darah Sistolik Asupan Lemak Total P Tekanan Darah Jumlah Baik Tinggi Sistolik n % n % n % Normal ,019 Tinggi 16 30, , * Uji Korelasi Pearson Product Moment Tabel 15 menunjukkan bahwa dari 20 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik normal sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 60%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 40%, sedangkan dari 53 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik tinggi sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 69,8%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 30,2%. Berdasarkan hasil uji statistik analisis kenormalan data, data asupan lemak total berdistribusi normal p = 0,696 (p 0,05) dan data tekanan darah sistolik berdistribusi normal p = 0,239 (p 0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelasi product moment,mhasil uji menunjukkan nilai p value sebesar 0,019 (p 0,05) Ho ditolak, berarti menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah sitolik pada wanita menopause. Pada penelitian ini adanya hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah sistolik pada wanita menopause di desa Kuwiran, dikarenakan sebagian besar subjek memiliki asupan lemak yang tinggi yaitu sering mengkonsumsi makanan yang bersantan dan makanan tersebut sering dipanaskan berkali-kali dikonsumsi lebih dari 1 hari, subjek sering mengkonsumsi makanan yang digoreng dan subjek juga sering mengkonsumsi makanan siap saji. Pada penelitian ini adanya hubungan juga dikarenakan posisi desa Kuwiran dekat dengan pasar ngancar dan kondisi geografis desa Kuwiran sebelah timur yang berbatasan dengan kertonatan/kab.sukoharjo yang tidak jauh dari pusat pertokoan atau swalayan yang ada di wilayah Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Pada penelitian ini adanya hubungan juga dikarenakan sebagian besar subjek memiliki status gizi obesitas. Masa tubuh yang meningkat berarti semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan zat gizi ke jaringan tubuh, ini berarti volume darah yang beredar di pembuluh darah akan meningkat sehingga memberikan tekanan yang lebih besar pada dinding arteri yang menyebabkan naiknya tekanan darah. Selain itu adanya hubungan juga dikarenakan mengingat subjek penelitian ini adalah wanita menopause. Pada saat menopause terjadi penurunan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita, dimana hormon estrogen sebelum menopause berfungsi sebagai penangkal penyakit degeneratif dan sebagai antioksidan untuk mencegah proses oksidasi LDL, sehingga kemampuan LDL untuk 6

9 menembus plak berkurang (Khomsan, 2003). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fathina (2007), menunjukkan adanya hubungan asupan lemak total dengan tekanan darah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Inggita (2008), juga menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak dengan tekanan darah dan hasil penelitian khomsan (2003), juga menunjukkan bahwa mekanisme terjadinya tekanan darah tinggi ada kaitannya dengan konsumsi zat gizi salah satunya adalah asupan lemak yang tinggi dalam menu seharihari. Tabel 16 Distribusi Tekanan Darah Diastolik menurut Asupan Lemak Total Pada Wanita Menopause Asupan Lemak Total P Jumlah Tekanan Darah Diastolik Baik Tinggi n % n % n % Normal 21 43, , ,194 Tinggi 7 28, , * Uji Korelasi Pearson Product Moment Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 48 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik normal sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 56,3%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 43,8%, sedangkan dari 25 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik tinggi sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 72,0%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 28,0%. Berdasarkan analisis kenormalan data, data asupan lemak total berdistribusi normal p = 0,696 (p 0,05) dan tekanan darah diastolik berdistribusi data normal p = 0,896 (p 0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelasi product moment, hasil uji menunjukkan nilai p sebesar 0,194 (p 0,05) Ho diterima, berarti menunjukkan tidak ada hubungan asupan lemak total dengan tekanan darah diastolik pada wanita menopause. Pada penelitian ini tidak adanya hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah diastolik, dikarenakan adanya perbedaan selisih tekanan sistolik dan diastolik yang sering disebut dengan tekanan denyut (pulse pressure) sekitar mmhg, mengingat subjek dalam penelitian ini adalah wanita menopause yang sudah berusia lanjut tahun, dimana tekanan darah sistolik pada usia lanjut lebih sering mengalami peningkatan dari pada tekanan darah diastolik. Tekanan darah tinggi yang dialami usia lanjut sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST) disebabkan oleh pengerasan dan tidak elastisitasnya pembuluh darah yang mengakibatkan tekanan darah sistolik menjadi naik, sehingga volume darah aorta berkurang yang pada akhirnya menyebabkan tekanan diastolik menurun (Kuswardhani, 7

10 2007). Selain itu tidak adanya hubungan ini mungkin dikarenakan adanya faktor lain yang secara langsung mempengaruhi tekanan darah, seperti kekuatan jantung saat memompa darah, kepekatan (viskositas) darah, elastisitas pembuluh darah, tahanan tepi dan banyaknya darah (Marvyn, 2009). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitiaan yang dilakukan oleh fathina (2007) dan Inggita (2008), yang menunjukkan adanya keterkaitan asupan lemak dengan tekanan darah. Tingginya asupan lemak dapat meningkatkan kadar lemak darah dalam lipoprotein (kolesterol dan trigleserida) yang menyebabkan naiknya tekanan darah sistolik dan diastolik. G. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah Hasil penelitian aktivitas fisik subjek dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18. Tabel 17 Distribusi Tekanan Darah Sistolik menurut aktivitas fisik Pada Wanita Menopause Aktivitas Fisik p Tekanan Darah Jumlah Ringan Sedang Sistolik n % n % n % Normal 18 90,0 2 10, ,304 Tinggi 51 96,2 2 3, * Uji Korelasi Pearson Product Moment Tabel 17 menunjukkan bahwa dari 20 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik normal sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 90,0%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 10,0%, sedangkan dari 53 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik tinggi sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik sebesar 96,2%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 3,8%. Berdasarkan analisis kenormalan data, data aktivitas fisik berdistribusi normal p = 0,760 (p 0,05) dan tekanan darah sistolik berdistribusi data normal p = 0,239 (p 0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelasi product moment, hasil uji menunjukkan nilai p sebesar 0,304 (p 0,05) Ho diterima, berarti menunjukkan tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah sistolik pada wanita menopause. 8

11 Tabel 18 Distribusi Tekanan Darah Diastolik menurut aktivitas fisik Pada Wanita Menopause Aktivitas Fisik p Tekanan Darah Jumlah Ringan Sedang Diatolik n % n % N % Normal 45 93,8 3 6, ,693 Tinggi 24 96,0 1 4, * Uji Korelasi Pearson Product Moment Tabel 18 menunjukkan bahwa dari 48 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik normal sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 93,8%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 6,3%, sedangkan dari 25 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik tinggi sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 96,0%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 4,0%. Berdasarkan analisis kenormalan data, data aktivitas fisik berdistribusi data normal p = 0,760 (p 0,05) dan data tekanan darah diastolik berdistribusi data normal p = 0,896 (p 0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelsi pearson product moment, hasil uji menunjukkan p sebesar 0,693 (p 0,05) Ho diterima, berarti menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah diastolik pada wanita menopause. Pada penelitian ini tidak adanya hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada wanita menopause di desa Kuwiran, dikarenakan dari hasil wawancara aktivitas fisik masih ada sebagian subjek yang tidak terbuka jujur waktu diwawancarai, adanya perbedaan jumlah sampel, tempat penelitian dan karakteristik sampel dengan penelitian lainnya. Selain itu juga dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah, seperti status gizi dan menurunnya hormon estrogen pada wanita menopause yang dapat menyebabkan menurunnya sensitifitas hormon leptin dan meningkatnya asupan makan, dimana hormon leptin dapat mempengaruhi tekanan darah melalui aktivitas syaraf simpatetik di hipotalamus (Pramono, 2013). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliyati (2011), yang menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah. Hasil penelitian Ridjab (2007), juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik selama menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada penderita tekanan darah tinggi stadium I. Penurunan tekanan darah sistolik lebih nyata pada kelompok dengan durasi aktivitas fisik menit per minggu. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik, maka peneliti dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan kategori asupan lemak total sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi yaitu 61,6% 9

12 2. Berdasarkan kategori aktivitas fisik sebagian subjek memiliki aktivitas fisik ringan yaitu 94,5%. 3. Berdasarkan kategori tekanan darah sistolik sebagian besar subjek memiliki tekanan darah sistolik tinggi yaitu 72,6%, berdasarkan kategori tekanan darah diastolik sebagian besar subjek memiliki tekanan darah diastolik normal yaitu 65,8%. 4. Ada hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah sistolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 5. Tidak ada hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah diastolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 6. Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. B. Saran 1. Bagi Puskesmas Banyudono Pihak puskesmas diharapkan lebih intensif lagi dalam memberikan informasi atau edukasi tentang tekanan darah pada wanita menopause, misalnya dengan rutin memberikan penyuluhan tentang menjaga pola asupan makan dengan baik, aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah pada wanita menopause. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Peneliti yang akan datang hendaknya menambah jumlah variabel bebas yang dapat mempengaruhi tekanan darah pada wanita menopause, sehingga dapat diketahui faktor-faktir risiko yang lain, seperti tingkat stres, umur, genetik, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menopause, penggunaan obat, riwayat penyakit, obesitas dan zat gizi mikro maupun zat gizi makro (karbohidrat dan protein). DAFTAR PUSTAKA 1. Abikusno, N Pedoman Promosi Kesehatan dan Rasa Sehat Bagi Lanjut Usia. Komisi Nasional Lanjut Usia Republik Indonesia. Jakarta. 2. Almatsier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 3. Anggraini, AD., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., Siahaan, SS Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bekinang. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. 4. Andarini Terapi Nutrisi Pasien Usia Lanjut yang Dirawat di Rumah Sakit. Di dalam: Harjodisastro D, Syam AF, Sukrisman L, editor. Dukungan Nutrisi pada Kasus Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI. 5. Anggara dan Prayitno Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1) : Apriany, R.E.A Hubungan Asupan Protein, Lemak Jenuh, 10

13 Natrium, Serat dan IMT dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 7. Ariny, R Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 8. Arisman Gizi Dalam Daur Kehidupan. Kedokteran EGC. Jakarta. 9. Astawan Gizi dan kesehatan manula (manusia lanjut usia). Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 10. Baliwati, Khomsan dan Dwiriani Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta. 11. Baziad Menopause dan Andropause. Terjemahan oleh Sarwono Prawirodiharjo. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 12. Dahlan, MS Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. 13. Darmojo dan Martono Geriatri. Yudistira. Jakarta. 14. Depkes, RI Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta. 15. Desa Kuwiran Profil Desa Kuwiran. Boyolali. 16. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Laporan Hasil Pemeriksaan Penyakit Tidak Menular Di Puskesmas. Semarang 17. Dinas Kesehatan Boyolali Profil Kesehatan Boyolali. 18. Dharmeizer Hypertension. Scientific Journal of Pharnaceutical Development and Medical Application. Vol 25, No Fathina, UA Hubungan Asupan Sumber Lemak Dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang. 20. Fatmah Gizi Usia Lanjut. Erlangga. Jakarta. 21. Fauziah, NY Hubungan Asupan Bahan Makanan Sumber Serat, Asupan Natrium, Asupan Lemak dan IMT dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 22. FAO/WHO/UNO Human Energy Requirement Report of a Joint FAO/WHO/UNO Expert Consultation. Food and Nutrionist Technical Report Series. 23. Gunawan, L Hipertensi. Kansius. Jakarta. 24. Gibney, Margetts, Kearney dan Arab Gizi Kesehatan Masyarakat. Terjemahan oleh Andry, Erita, Palupi dan Hardiyanti. EGC. Jakarta. 25. Herlambang Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes. Tugu Publisher: Yogyakarta. 26. Hull, A Penyakit Jantung Hipertensi dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta. 27. Inggita Hubungan antara Asupan Serat dan Kolesterol Pada Pasien Hipertensi 11

14 Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam RSUD. Prof. DR. Margono Soekardjo Purwokerto. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi FKUB. 28. Kementerian Kesehatan RI Riset Kesehatan Dasar Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 29. Khomsan, A Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 30. Kokkinos, PF., Giannelou, A., Manolis, A and Pittaras, A Physical Activity in The Prevention and Management of High Blood Pressure. Hellenic J Cardiol. 50 : Kowalski, R Terapi Hipertensi. Terjemahan oleh Rani S. Qanita. Bandung. 32. Krummel, DA Medical Nutrition Therapy in Hypertention. Di dlm : Mahan UK dan Escott Stump S.Editor Food, Nutrition and Diet Therapy. USA : Saunders co. hlm Kuswardhani Penatalaksanaan Hipertensi Pada Usia Lanjut. Jurnal Penyakit Dalam. Vol 7, No Lestary, D Seluk Beluk Menopause. Gara Ilmu. Yogyakarta. 35. Manampiring, AE Hubungan Status Gizi dan Tekanan Darah Pada Penduduk Usia 45 Tahun ke atas di Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea Kota Manado. Laporan Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. 36. Manuaba Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan. 37. Mangoenprasodjo, SA dan Hidayanti, NS Mengisi Hari Tua dengan Bahagia. Pradipta Publishing. Jakarta. 38. Mansjoer, A Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapius FKUI. Jakarta. 39. Muchtadi, D Gizi Anti Penuaan Dini. ALFABETA. Bandung : Marvyn, L Hipertensi. Terjemahan oleh Budiyanto. Arcan. Jakarta. 41. Morrel Kolesterol. Erlangga. Jakarta. 42. Murti, B Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Gajah Mada University Press. Jakarta. 43. Muliyati, H Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium Serta Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di RSUP DR. Wahidin Sudiro Husodo. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar. 44. Notoatmodjo Metodologi Penelitian Kesehatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta. 45. Nurkhalida Warta Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Depkes RI : Nugroho, H.W Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Kedokteran EGC. Jakarta. 47. Nurmalina, R Pencegahan dan Management Obesitas. PT. Gramedia. Jakarta. 48. Oenzil, F Gizi Meningkatkan Kualitas Manula. 12

15 EGC. Jakarta : Pramono, A Hubungan Asupan Monosakarida, PUFA, Arginin, Asam Glutamat dan Massa Lemak Tubuh Pada Wanita Post Menopause. Artikel Penelitian. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 50. Proverawati, A Ilmu Gizi. Nuha Medika. Yogyakarta. 51. Ridjab DA Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Tekanan Darah. Majalah Kedokteran Atmajaya, Volume 4, Nomor 2. hal Santosa, AP Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Asupan Magnesium dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 53. Saraswati, NM Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan kejadian Hipertensi pada Masyarakat Kelompok Usia 30 Tahun Keatas di Kelurahan Grogol Kecamatan Limo Kodya Depok. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas pembangunan Veteran Jakarta. 54. Sase, FA Hubungan Durasi Aktivitas Fisik dan Asupan Natrium dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang. 55. Sheps, SG Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. PT Intisari Mediatama. Jakarta : 26, Spencer and Brown Menopause. Terjemahan oleh Juwalita dan Anna. Erlangga. Jakarta. 57. Sugiarto, A Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang. 58. Suparto Sehat Menjelang Usia Senja. PT.Remaja Resdakarya. Jakarta. 59. Sutanto Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol dan Diabetes. CV. Andi. Yogyakarta. 60. Sutomo, B Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Demedia Pustaka. Jakarta. 61. Suyono, S Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. Balai Pustaka. Jakarta. 62. Sutrasni Hipertensi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 63. Vita Health Hipertensi. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. 64. Widyaningrum, S Hubungan antara Konsumsi Makanan dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Skripsi. Progam Studi Gizi Masyarakat Universitas Jember. 65. Yatim, F Haid Tidak Wajar dan Menopause. Pustaka Populer Obor. Jakarta : Yogiantoro, M Hipertensi Esensial. In: Sudoyo dkk (ed). Buku Ajar Ilmu Peyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : FKUI, pp: Yuniastuti, A Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Semarang. 13

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, namun pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan tersebut berhenti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AULIA NISA HAPSARI J 310 110 077 PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi Menopause diartikan proses peralihan dari masa produktif ke masa nonproduktif yang disebabkan berkurangnya hormon estrogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang paralel antara transisi demografi dan transisi teknologi, dewasa ini mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD Tugurejo Semarang dahulu merupakan rumah sakit khusus kusta di semarang pada tahun 1952. Pada tanggal 30 Mei 1996 mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hipertensi dikatakan sebagai pembunuh diam-diam atau the silent killer karena pada umumnya terjadi tanpa gejala, sebagian besar orang tidak merasakan apa pun, walau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan terjadi pada manusia baik perubahan pada fungsi tubuh maupun psikologis akibat proses menua. Lanjut usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan nasional di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial antara lain meningkatnya angka rata-rata usia harapan hidup penduduk

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kesehatan manusia dan diperlukan untuk menentukan kualitas fisik, biologis, kognitif dan psikososial sepanjang hayat manusia. Komposisi zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang 13 Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang Filandita Nur Septianggi 1, Tatik Mulyati, Hapsari Sulistya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, dkk, 2011). Memasuki usia tua, seseorang mengalami perubahan fisik,

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian a. Kondisi Puskesmas Tapa Puskesmas Tapa terletak di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Fifi Mamoto *, Grace D. Kandou

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : TRI NOVITANINGTYAS J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : TRI NOVITANINGTYAS J HUBUNGAN KARAKTERISTIK (UMUR, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN MAKAMHAJI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif juga akan mengalami pergeseran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Pontianak ABSTRAK Gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan fisiologis seseorang akan mengalami penurunan secara bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan kehilangan massa otot tubuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit kelas A. RSUD Dr. Moewardi ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan wilayah Eks Karesidenan Surakarta dan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Pratiwi N. Wowor *, Nancy S. H. Malonda*, Shane H. R. Ticoalu** *Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : NINA ARUM PUSPITA J PROGRAM STUDI ILMU GIZI

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : NINA ARUM PUSPITA J PROGRAM STUDI ILMU GIZI HUBUNGAN ASUPAN LEMAK, ASUPAN NATRIUM DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA WANITA PRALANSIA DI POS KESEHATAN LANSIA KELURAHAN BOJONGBATA KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG Skripsi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN SUMBER PROTEIN, LEMAK DAN AKTIFITAS Sedentary DENGAN STATUS GIZI LANSIA ANGGOTA BINAAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TALISE WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALISE ABSTRAK Abd. Farid

Lebih terperinci

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age. HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Chaterine J. M. Tulenan*, Budi T. Ratag *, Shane

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn : HUBUNGAN OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH DI RT 05 DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu

Lebih terperinci

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta Pengaruh Pemberian Terapi Jus Buah Tomat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Primer Stage 1 di Desa Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amstrong, S. 1991, Pengaruh Pokok Terhadap Kesehatan. Arcan, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Amstrong, S. 1991, Pengaruh Pokok Terhadap Kesehatan. Arcan, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Amir, Ida R. 1997, Hubungan Gaya hidup Dengan indeks Massa Tubuh Orang Dewasa Dikotamadya Bandung Tahun 1996, [Tesis]. Program Magister Kesehatan Masyarakat, Depok. Amstrong, S. 1991, Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif juga mengalami pergeseran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN NATRIUM DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH DI UNIT RAWAT JALAN UPTD PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN NATRIUM DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH DI UNIT RAWAT JALAN UPTD PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN NATRIUM DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH DI UNIT RAWAT JALAN UPTD PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO. HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO. Waruis,Atika 1), Maureen I Punuh 1), Nova H. Kapantow 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

Oleh : J PROGRAM FAKULTAS HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA NGUDI WARAS DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana diketahui, ketika manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent killer merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi karena merupakan pembunuh tersembunyi.

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,

Lebih terperinci

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*

Lebih terperinci

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 Ercho, NC, Berawi K, Susantiningsih T Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Egas A. Da Costa Xavier 1), Swito Prastiwi 2), Mia Andinawati 3) 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas I Baturraden Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas I Baturraden Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah wilayah kerja Puskesmas I Baturraden Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - April

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Salamrejo. Desa Salamrejo merupakan salah satu dari 8 desa di Kecamatan Sentolo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM, KALIUM, MAGNESIUM DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KALURAHAN MAKAMHAJI KECAMATAN KARTASURA

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM, KALIUM, MAGNESIUM DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KALURAHAN MAKAMHAJI KECAMATAN KARTASURA HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM, KALIUM, MAGNESIUM DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KALURAHAN MAKAMHAJI KECAMATAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ARLITA TRI WIDYANINGRUM J 310 090

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO I KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif

Lebih terperinci