IMPLEMENTASI METODE PPTQ SAFINDA DALAM MENERJEMAHKAN Al-QUR AN DI MADRASAH DINIYAH HIDAYATUL MUBTADIIN SIDOMULYO BATU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI METODE PPTQ SAFINDA DALAM MENERJEMAHKAN Al-QUR AN DI MADRASAH DINIYAH HIDAYATUL MUBTADIIN SIDOMULYO BATU"

Transkripsi

1 Achmat Mubarok 157 IMPLEMENTASI METODE PPTQ SAFINDA DALAM MENERJEMAHKAN Al-QUR AN DI MADRASAH DINIYAH HIDAYATUL MUBTADIIN SIDOMULYO BATU Ali Mohtarom Universitas Yudharta Pasuruan Abstrak: Mempelajari al-qur an membutuhkan metode untuk bisa memahaminya. Salah satu metode yang diteliti oleh peneliti yakni metode PPTQ Safinda.Tujuan dari penilitian yakni untuk mengetahui Implementasi PPTQ Safinda dalam menerjemahkan al-qur an di Madrasah diniyah Hidayatul Mubtadiin Sidomulyo Batu. Selain itu juga untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Implementasi PPTQ Safinda dalam menerjemahkan al- Qur an di Madrasah diniyah Hidayatul Mubtadiin Sidomulyo Batu. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penilitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode PPTQ Safinda siswa kelas 3 MHM merasa lebih mudah dalam mempelajari materi tafsir yakni pelajaran menerjemahkan al-qur an. Karena dengan menggunakan metode ini siswa menerjemahkan kata perkata lebih mudah dalam memahami daripada memahami makna per ayat. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya keberhasilan pembelajaran didominasi oleh metode yang digunakan dalam materi pembelajaran tersebut. Selain itu media yang digunakan dalam menyampaikan materi juga mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode PPTQ Safinda ini menggunakan alat peraga agar guru tidak lagi kesulitan untuk menyampaikan materi juga mempersingkat waktu karena tidak perlu lagi menulis materinya di papan tulis. Saran yang ditujukan peneliti untuk pihak sekolah yakni memberikan alokasi waktu tambahan untuk materi yang memerlukan, memunculkan guru yang lebih inovatif dalam menyampaikan

2 158 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an pembelajaran, membagi siswa dalam beberapa kelompok mengingat kecerdasan yang dimiliki siswa tidak sama. Kata Kunci: Implementasi, Metode PPTQ Safinda, Terjemah al-qur an. Pendahuluan PPTQ Safinda (Program Pelatihan Terjemah al-qur an Safinda) merupakan suatu program pelatihan terjemah al-qur an yang dikembangkan oleh pondok pesantren Safinatul Huda Surabaya. Metode ini menggunakan cara menerjemahkan ayat al-qur an kata per kata lalu merangkainya menjadikan satu kalimat, maka makna al- Qur an tersebut akan terasa jauh lebih mendalam. Metode PPTQ Safinda ini bisa diajarkan sejak anak usia dini, sesungguhnya jika usia dini sudah lancar membaca al-qur an dan mulai mempelajari maknanya serta menanamkan kepada dirinya sendiri bahwa al-qur an adalah bacaan, lafadz dan makna, maka akan terbentuk generasi Qur ani. Alasan dipilihnya metode PPTQ Safinda ini disebabkan karena materi dalam mata pelajaran terjemah al-qur an mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Selain itu metode PPTQ Safinda adalah model pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana sehingga cocok digunakan untuk mengaplikasikan dalam mata pelajaran terjemah al-qur an. Metode ini tidak hanya mempelajari makna dari ayat al-qur an saja akan tetapi mempelajari ilmu nahwu dan ilmu sharaf. Metode PPTQ Safinda merupakan Program Pelatihan Terjemah al-qur an yakni metode yang mempelajari terjemah al-qur an sekaligus tata bahasanya langsung dari bahasa arabnya dengan cara sederhana, mudah dan praktis. 1 Berdasarkan hasil observasi dengan guru mata pelajaran terjemah al-qur an pada siswa kelas 3 Madrasah Hidayatul Mubtadiin maka diperoleh keterangan bahwa metode ini sangat efektif digunakan karena mempermudah siswa dalam kegiatan 1 PPTQ Safinda, Program Pelatihan Terjemah Quran. (Online), (PPTQ SAFINDA SURABAYA Program Pelatihan Terjemah AlQur an (PPTQ). html), diakses 24 April 2016

3 Ali Mohtarom 159 belajar mengajar. Sebelum menggunakan metode PPTQ Safinda siswa merasa kesulitan karena harus menghafalkan dan memahami per ayat. Selain faktor tersebut guru yang belum terlalu faham dengan metode yang diajarkan sehingga guru juga merasa kesulitan untuk menyampaikan dan berdampak pada siswa yang tidak faham dengan materi yang dijarkan oleh guru. Metode PPTQ Safinda telah diajarkan di Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiin sejak tahun Setiap guru yang mengajar al- Qur an beserta artinya dengan mengunakan metode Safinda PPTQ ini mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut: tahapan pertama guru membaca kata-perkata dengan diikuti siswa, tahapan kedua guru dan siswa membaca kata-perkata dengan disertai nahwu sorof nya, tahapan ketiga siswa membaca kata-perkata diikuti guru mengartikannya, tahapan keempat siswa mengartikan keseluruhan ayat yang sudah dibaca bersama-sama dan berikutnya siswa membaca satu-persatu serta diberikan kesempatan tanya jawab kepada siswa yang masih belum faham, tahapan terakhir ialah guru menjabarkan semua ayat yang telah dipelajari bersama-sama dengan teliti sehingga hasil belajar siswa setelah menggunakan metode ini sangat signifikan. Berdasarkan latar belakang diatas, sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam mata pelajaran terjemah al-qur an, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Implementasi Metode PPTQ Safinda Dalam Menerjemahkan al-qur an Di Madrasah Diniyah Hidayatul Mubatdiin Sidomulyo Batu. Kajian Teori 1. Implementasi Metode Terjemah al-qur an Dalam kamus besar bahasa Indonesia, implementasi mengandung arti penerapan. 2 Penerapan sebuah metode tidak lepas dari manajemen. Manajemen adalah serangkaian kegiatan 2 Departemen Pendidikan Dan kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia Besar,(Jakarta: Balai Pustaka, 1989),hal.327

4 160 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. 3 Seperti halnya dalam proses pembelajaran hal penting yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai perencanaan adalah bagaimana seorang guru mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran anak didik berposisi sebagai pihak yang melakukan proses, dan untuk itu anak didik haruslah berperan aktif. Jika mereka pasif, proses pembelajaran tersebut tidak dapat berlangsung dan berhasil sebagaimana tujuan pembelajaran itu sendiri. 4 Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya dimensional. Berkenaan dengan hal tersebut, guru paling sedikit harus menguasai berbagai teknik yang erat hubungannya dengan kegiatan-kegiatan penting dalam pengajaran. Urutan pembelajaran yang baik selalu melibatkan keputusan guru berdasarkan berbagai tugas. 5 Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru dalam mempersiapkan pelaksanaan rencana pengajaran. Kerangka tersebut membatasi banyaknya aktivitas khusus yang akan diselesaikan oleh guru, yaitu hanya enam aktivitas terutama bagi para guru baru. Enam jenis aktivitas dirasakan sudah cukup berat untuk mulai karirnya sebagai tenaga yang profesional. Dalam kerangka tersebut terlihat adanya hubungan yang erat antara keenam aktivitas tersebut. 6 Pertama, mendiagnosa kebutuhan peserta didik, berarti para guru harus menaruh perhatian khusus terhadap peserta didik dalam kelas. Antara lain bertalian dengan minat para individu, kebutuhan dan kemampuan mereka. Selanjutnya dicari jalan keluar bagaimana memenuhi hal tersebut. Disamping itu 3 Suharsini Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yokyakarta: Aditya Media, 2008), hal 3 4 Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah Kiat menjadi pendidik yang kompeten, (Jokjakarta: AR_Ruzz, 2006), hal Majid, Abdul Perencanaan Pembelajaran. Mukhlis (Ed.) Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 6 Ibid hal.92

5 Ali Mohtarom 161 guru harus juga menentukan bahan pelajaran yang dipilih dan diajarkan kepada peserta didik. Jawaban-jawaban atau usaha tersebuta akan dapat membantu guru untuk melangkah kepada aktivitas berikutnya. Kedua, yaitu memilih isi dan menentukan saran. Sasaran pengajaran kita melukiskan apa yang sebenarnya diharapkan dari peserta didik, agar mereka mampu melakukan sesuatu sesuai dengan urutan pembelajaran, dengan demikian para guru dapat mengetahui bahwa peserta didik tersebut telah mempelajari sesuatu dalam kelas. Dalam hubungan ini para guru juga perlu mempertimbangkan adanya perbedaan individu yang terdapat dalam kelas tersebut selama mengajar. Ketiga, mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran. Aktivitas ini dilakukan karena guru telah mengetahui sasaransasaran tertentu yang dapat dipergunakan sabagai basis untuk mengambil suatu keputusan. Guru dapat memilih secara bebas setiap teknik pembelajaran, sehingga merupakan penyesuaian yang bersifat profesional, dan tindakan semacam ini dapat membantu para peserta didik untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan semula. Keempat, merencanakan aktivitas Merumuskan unit-unit dan merencanakan pelajaran. Dalam aktivitas ini yang paling penting adalah mengorganisasi keputusan-keputusan yang telah diambil, yaitu mengenai peserta didik secara individu, sasaransasaran, dan teknik pembelajaran dan dibukukan pada dokumen resmi, sehingga dapat dipergunakan untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya. Kelima, Memberikan motivasi dan implementasi program. Perencanaan pada aktivitas ini mempersiapkan guru secara khusus bertalian dengan teknik motivasional yang akan diterapkan dan beberapa prosedur administratif yang perlu diikuti agar rencana pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hubungannnya dengan tugas dan aktivitas ini terdapat suatu keputusan yang sangat penting yang harus dilakukan, yaitu menetapkan transisi antara satu bagian dari

6 162 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an pelajaran yang diberikan pada hari itu ke pelajaran pada hari-hari berikutnya. Keenam, merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu perencanaan yang dipusatkan pada Pengukuran, evaluasi, dan penetuan tingkat. Aktivitas ini merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan penyesuaian tentang penampilan peserta didik secara individual. Perlu diperhatikan bahwa terdapat hubungan antara pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkatan tersebut dengan keenam aktivitas lain yang terdapat dalam kerangka kerja sebagaimana diutarakan diatas. Dengan demikian terdapat hubungan yang langsung antara masing-masing aktivitas tersebut. 2. Metode Terjemah al-qur an Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu metha yang berarti melalaui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode adalah: Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. 7 Sementara menurut Surakhmat yang dikutip oleh Ahmad Tafsir, metode ialah cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu. 8 Kata tepat dan cepat inilah yang sering diungkapkan dalam perkataan efektif dan efisien Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah. 7 Dalam konteks bahasa Arab, istilah metode dapat disandarkan pada kata thariqah. Hal ini sebagaimana dikutip dalam Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. I, hlm Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993) Cet,3, hal 33

7 Ali Mohtarom 163 Pasaribu dan Simanjutak mengatakan bahwa metode adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. 9 Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini, yakni teknik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang ditemukan dalam melaksanakan prosedur. 10 Bagi segala sesuatu itu ada metodenya, dan metode masuk surga adalah ilmu (HR. Dailami) Gambaran Umum Terjemah al-qur an a. Pengertian dan Pembagiannya Sudah menjadi keinginan setiap manusia baik muslim ataupun non muslim untuk mengetahui apa yang terkandung dalam al-qur an, sementara al-quran turun dalam bahasa Arab (Qur anan arobiyyan), padahal tidak semua orang dapat mengerti apalagi menguasai bahasa Arab, maka dengan alasan itulah penerjemahan al-quran sangat dibutuhkan hingga ke dalam berbagai bahasa di dunia. Terjemah menurut bahasa adalah salinan dari satu bahasa ke bahasa lain atau mengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari satu bahasa ke bahasa lain. 12 Sedangkan yang dimaksud dengan terjemah al-qur an adalah seperti yang dikemukakan oleh Ash-Shabuni memindahkan al- Qur an ke bahasa lain yang bukan bahasa arab dan mencetak terjemah dalam beberapa naskah untuk dibaca orang yang tidak mengerti bahasa arab, sehingga ia dapat memahami kitab Allah Ws, Rina Pengertian Metode dan Metodologi Penelitian. (Online), (http: Goresan Item Pengertian Metode Dan Metodologi Penelitian.html), diakses 24 April Ibid,diakses 24 April Majid, Abdul Perencanaan Pembelajaran. Mukhlis (Ed.) Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal Efendi, Nur & Fathurrohman, M Studi Al-Qur an (Sokip, Ed.) Yogyakarta: Sukses Offset 13 Ibid, 292

8 164 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an Kata Tarjamah, yang dalam bahasa Indonesianya biasa kita sebut dengan Terjemah, secara etimologi mempunyai beberapa arti: 14 1) Menyampaikan suatu ungkapan pada orang yang tidak tahu. 2) Menafsirkan sebuah ucapan dengan ungkapan dari bahasa yang sama. 3) Menafsirkan ungkapan dengan bahasa lain. 4) Memindah atau mengganti suatu ungkapan dalam suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain, dan pengertian yang keempat ini, yang akan kita bahas lebih lanjut, mengingat pengertian inilah yang biasa dipahami oleh banyak orang ( Urf), dari kata Tarjamah. b. Perbedaan antara Tarjemah Tafsiriyah dan Tafsir Ada beberapa titik perbedaan antara Tarjamah Tafsiriyah dan Tafsir dari dua segi: 1) Perbedaan bahasa, bahasa Tafsir terkadang atau kebanyakan memakai bahasa yang sama, sementara bahasa Tarjamah Tafsiriyah harus dengan bahasa yang berbeda. 2) Bagi pembaca Tafsir, bisa memperhatikan rangkaian dan susunan teks asli beserta arti yang di tunjukan, di samping teks terjemahanya, sehingga dia bisa menemukan kesalahan-kesalahan yang ada, sekaligus meluruskanya. Andaikan dia tidak menangkap kesalahan itu, makapembaca yang lain akan menemukannya. Sedangkan pembaca terjemah, tidak sampai ke situ, karena dia tidak tahu susunan al-qur an dan arti yang ditunjukanya, bahkan kesan yang ada, bahwa apa yang ia bacadan ia pahami dari terjemah tersebutadalah Tafsir atau arti yang benar terhadap al-qur an, sedangkan pengecekan terhadap teks aslinya dan membandingkan dengan teks terjemahan, itu sudah di luar batas kemampuanya, selama dia tidak tahu bahasa al-qur an. 14 Wulandary, Desi Makalah Ulumul Qur an. (Online). (http: Terjemah kumpulan makalah makalah ulumul Qur an terjemah. html), diakses 24 April 2016

9 Ali Mohtarom 165 c. Syarat-syarat Penerjemah Seorang penerjemah al-qur an harus memenuhi syaratsyarat berikut: 1) Penerjemah haruslah seorang muslim, sehingga tanggung jawab keislamannya dapat dipercaya. 2) Penerjemah haruslah seorang yang adil dan tsiqah. Karenanya, seorang fasiq tidak diperkenankan menerjemahkan al-qur an. 3) Menguasai bahasa sasaran dengan teknik penyusunan kata. Ia harus mampu menulis dalam bahasa sasaran dengan baik. 4) Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran al-qur an dan memenuhi kriteria sebagai mufasir, karena penerjemah pada hakikatnya adalah seorang mufasir. Selain syarat di atas, shighat terjemahan harus benar jika diletakkan pada tempat aslinya dan terjemahan haruslah cocok benar dengan makna-makna dan tujuan-tujuan aslinya, dan penerjemah harus memberikan keterangan pendahuluan yang menyatakan bahwa terjemah al-qur an tersebut bukanlah al- Qur an, melainkan tafsir al-qur an. d. Cara menerjemahkan al-qur an dengan baik 1) Mengetahui huruf-huruf tambahan padaawal dan akhir kalimat, seperti huruf wawu atau ya dan nun pada jama mudzakar salim, atau alif dan ta pada jama muannassalim. Untuk mengetahui hal tersebut, kita harus mengetahui bentuk tsulasi mujarot pada setiap kalimat. Contoh pada kata hurufيفتحو tambahannya adalah ya dan wawu, dengan demikian akar katanya adalah.فتح Yang perlu diketahui adalah apa arti huruf tambahan dan akar kata tersebut. 15 2) Mengetahui makna kata sambung, apakah huruf athaf, huruf jer, amil nawasib, amil jawazim, bentuk dlomir, atau bentuk lainnya. Untuk mengetahui makna dari huruf atau kalimat penghubung tersebut, kita bisa lihat pada kitab- 15 Wulandary, Desi Makalah Ulumul Qur an. (Online). (http: Terjemah kumpulan makalah makalah ulumul Qur an terjemah. html), diakses 24 April 2016

10 166 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an kitab nahwu, dan kata penghubung tersebut harus dihafalkan atau di ketahui masing-masing. 16 3) Memperhatikan bentuk kalimat apakah fi il madhi, mudhori atau amr, kata jadian masdar, isim zaman, isim makan, isim alat, isim maf ul, isim fa il atau lainnya. 17 4) Mengetahui arti akar kata pada setiap kalimat, sedangkan akar kata yang perlu dilihat adalah akar kata yang ada pada surah al-baqarah. Kita bisa memulai dengan melihat arti setiap kalimat yang ada pada surah al-baqarah satu persatu, kalimat baru perlu diketahui dan dihafalkan dengan diberi coret bawah, kemudian jika kalimat yang sudah diketahui artinya terulang lagi, tidak perlu digaris bawah, dan begitu seterusnya. 18 e. Manfaat Terjemah Al-Qur an Adapun manfaat lainnya banyak sekali, diantaranya : 1) Membantu dalam menghafal al-qur an. Karena salah satu metode menghafal yang paling efektif dan sudah teruji (diakui oleh para penghafal al-qur an) adalah dengan memahami terlebih dahulu arti ayat yang akan dihafal. 2) Mempelajari bahasa arab terutama dalam menambah kosa kata yang bersumber dari al-quran. 3) Membantu dalam menyampaikan ceramah, kultum, dan pengajian. f. Adab dan Syarat Menerjemahkan al-qur an 1) Terjemahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengganti al- Qur anyang cukup dengannya tanpa kitab al-qur an. Berdasarkan hal ini, maka harus ditulis dahulu teks al- Qur an dalam bahasa Arabnya, kemudian di sampingnya teks terjemahan tersebut agar menjadi semacam tafsir terhadapnya. 2) Hendaknya penerjemah adalah orang yang mengetahui betul arahan-arahan lafadz di dalam kedua bahasa tersebut dan hal-hal yang dituntut di dalam redaksinya. 16 Ibid, diakses 24 April Ibid, diakses 24 April Ibid, diakses 24 April 2016

11 Ali Mohtarom 167 3) Hendaknya penerjemah adalah orang yang mengetahui benar makna-makna lafadz-lafadz syari at didalam al- Qur an. Di dalam penerjemahan al-qur an al-karim, hanya orang-orang yang amanah saja yang boleh diterima, yaitu seorang Muslim yang lurus di dalam dirinya. 19 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif melalui pengumpulan fakta-fakta dari kondisi alami sebagai sumber langsung dengan instrumen dari peneliti sendiri 20 Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan penelitian kualitatif (qualitative research) sebagai suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi tersebut digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang menuju pada kesimpulan. 21 Penelitian kualitatif bersifat induktif, maksudnya peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Kemudian data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, meliputi deskripsi yang mendetil disertai catatan-catatan Hasil wawancara yang mendalam (interview), serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. Berdasarkan uraian diatas penggunaan pendekatan kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif tentang implementasi metode PPTQ Safinda dalam menerjemahkan al-qur an. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan bahwa studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang 19 Ibid, diakses 24 April Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 60.

12 168 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Secara singkatnya, studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. 22 Dalam penelitian ini, peneliti meneliti suatu kasus yang terjadi di Madrasah Hidayatul Mubtadiin Sidomulyo Batu tentang implementasi metode PPTQ Safinda dalam menerjemahkan al- Qur an. Dengan adanya studi kasus ini diharapkan peneliti dapat mengumpulkan data-data yang diperoleh, kemudian menganalisis dan menyimpulkannya, sehingga peneliti mendapatkan pemahaman yang jelas tentang implementasi metode PPTQ Safinda dalam menerjemahakan al-qur an di Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiin Sidomulyo Batu. Pembahasan Setelah peniliti mengumpulkan data yang diperoleh dari penelitian, dari Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisa data untuk menjelaskan lebih lanjut dari hasil penelitian.sesuai dengan teknik analisa datayang dipilih oleh peneliti yaitu peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) dengan menganalisa data yang telah dikumpulkan selama peneliti mengadakan penelitian dengan lembaga terkait. Data yang telah diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisa oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada beberapa konteks penelitian di atas. Di bawah ini adalah hasil dari analisa peneliti tentang Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an di Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiin. 1. Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al- Qur an di Madrasah DiniyahHidayatul Mubtadiin 22 Ibid, hlm. 64.

13 Metode PPTQ Safinda merupakan Program Pelatihan Terjemah al-qur an yakni metode yang mempelajari terjemah al- Qur an sekaligus tata bahasanya langsung dari bahasa arabnya dengan cara sederhana, mudah dan praktis. Alasan dipilihnya metode PPTQ Safinda diterapkan pada pelajaran tafsir di Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiin karena menurut bapak Wahyudi dengan menggunakan metode ini banyak mendapat segi positif dilihat dari hasil pembelajaran tafsir yang diajarkan pada siswa. Keberhasilan dalam pembelajaran sangat didominasi oleh metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Metode menerjemahkan dengan metode PPTQ Safinda yang mengadopsi terjemah al-qur an secara harfiyah sangat mempermudah siswa untuk memahami terjemah al- Qur an. Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Eryon selaku Kepala sekolah Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiin bahwa dengan metode PPTQ Safinda siswa dapat dengan mudah mengetahui makna al-qur an kata per kata, sehingga siswa dapat banyak mengerti tentang kosakata bahasa Arab. Selain itu siswa juga mendapat tambahan grammer yang berupa ilmu nahwu dan sharaf yang diberikan bertahap dari juz ke juz tidak diberikan sekaligus. Metode PPTQ Safinda selain memberikan materi tata bahasa juga menyajikan pengajaran sastra bahasa Arab yang merupakan ilmu tingkat tinggi dalam pemahaman bahasa yaitu ilmu balaghah, mantiq, ma ani dan lain-lain. Akan tetapi materi sastra bahasa Arab tersebut diberikan pada juz-juz terakhir karena sangat sulit pelajaran tersebut jika diajarkan pada pelajar pemula. Siswa tidak dititik beratkan pada menghafal yang terlalu banyak dengan menggunakan metode ini karena jika menghafal terlalu banyak siswa akan merasa bosan dan tidak minat lagi belajar. Metode PPTQ Safinda dirancang khusus bagi orang yang ingin memahami al-qur an akan tetapi belum pernah menginjak dunia pesantren. Ali Mohtarom 169

14 170 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an Selain faktor-faktor diatas yang sudah disebutkan alasan dipilihnya metode PPTQ Safinda karena metode ini memberikan pengetahuan dan praktek untuk mangajar ilmu sharaf, ilmu nahwu, ilmu balaghah tanpa menghafal teori-teorinya. Dalam sebuah metode perlu didukung adanya media yang bisa mengoptimalkan pelaksanaan sebuah metode. Media yang digunakan dalam metode ini adalah alat peraga yang telah disediakan oleh pihak pusat dari Surabaya berupa lembaranlembaran besar yang dibendel per juz. Tujuan dari alat peraga tersebut adalah memudahkan guru untuk menyampaikan materi secara detail pada siswa dan siswa dapat fokus terhadap pelajaran. Berbeda jika dengan metode yang tidak menggunakan alat peraga maka tidak semua siswa fokus dengan materi yang diberikan oleh guru pasti masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru bahkan lebih sering lagi yaitu bergurau dengan temannya. Alat peraga menurut bapak Wahyudi sangat membantu sekali dalam proses pembelajaran dan lebih efektif karena jika menerangkan materi guru akan menulis materi terlebih dahulu di papan tulis akan tetapi jika menggunakan peraga guru akan mempersingkat waktunya dengan langsung menerangkan tanpa menulis materi terlebih dahulu. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode PPTQ Safinda harus sudah terencana dalam bentuk program persiapan. Disamping itu guru menjalankan rumusan tujuan yang ingin dicapai, memanfaatkan alat-alat yang telah disediakan sebelum mengajar, menggunakan tempat yang sudah diatur dan menggunakan waktu yang telah diperkirakansebelum melakukan pembelajaran. Cara pengajaran yang diterapkan bapak Wayudi untuk mata pelajaran tafsir dengan metode PPTQ Safinda adalah sebagai berikut: Guru sebagai pembimbing membacakan kata per kata dari ayat-ayat al-qur an yang diikuti oleh siswa. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui dan menyimak kata yang akan dipelajari. Setelah hal tersebut dilakukan maka guru beserta siswa membacakan lagi kata per kata akan tetapi diikuti juga dengan

15 Ali Mohtarom 171 menguraikan nahwu serta sharafnya. Karena ilmu nahwu sebagai ibunya ilmu dan sharaf sebagai bapaknya ilmu. Dengan demikian maka akan menghasilkan susunan bahasa arab yang baik. Langkah selanjutnya para siswa membacakan kata perkata kemudian guru mengartikannya, hal ini bertujuan agar para siswa dapat mengerti secara detail tentang makna dari kata per kata. Para siswa serentak membacakan dari keseluruhan ayat yang sudah diartikan secara kata per kata, hal tersebut dilakukan agar siswa dapat mengartikan makna yang sudah dipelajari menjadi kalimat yang baik dalam mengartikan ayat al-qur an. Seusai semua langkah dilakukan maka selanjtnya yakni siswa ditunjuk secara acak untuk membacakan materi yang sudah dipelajari, hal ini juga menguji kemampuan siswa seberapa faham siswa dalam memahami materi. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Langkah terakhir dalam proses pembelajaran ini yakni guru menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang sudah dipelajari dengan jelas. Dengan model pembelajaran yang telah tersebut diatas dapat dikatakan bahwa metode PPTQ Safinda sangatlah mudah untuk cara pembelajarannya karena tidak terlalu rumit dalam aplikasi pembelajarannya. Alat peraga yang telah disediakan oleh pihak PPTQ Safinda cara penggunaannya mudah yakni pada lembaran-lembaran tersebut terdapat 2 warna dalam cetakannya. Warna merah untuk lafadz yang belum pernah dipelajari dan dihafalkan oleh siswa. Dan jika pada lafadz berikutnya ada lafadz yang sama dengan ayat yang sudah pernah disampaikan maka lafadz tersebut dicetak dengan warna hitam. Semakin banyak lafadz yang sudah dipelajari maka semakin sedikit juga lafadz yang bercetak warna merah. Cetakan lafadz warna merah banyak terdapat pada surat al-baqoroh sehingga surat-surat setelahnya banyak yang bercetak warna hitam. Pada juz-juz terakhir hampir tidak ada sama sekali cetakan lafadz yang berwarna merah.

16 172 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an 2. Faktor pendukung dan Penghambat Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an di Madrasah DiniyahHidayatul Mubtadiin Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang kondusif dan efektif maka diperlukan adanya faktor pendukung yang bisa memaksimalkan metode pembelajaran PPTQ Safinda. Adanya siswa dituntut untuk menghafal itu karena dengan menghafal dan memahami makna maka siswa akan lebih mudah untuk menerjemahkan ayat-ayat al-qur an, banyak nya persamaan lafadz antara ayat satu dengan ayat yang lain membuat siswa menghafalkan kosakata yang hanya sedikit. Seperti contoh lafadz dalam al-qur an lafadz ini diulang-ulang kurang lebih sebanyak 815 kali. Menyampaikan materi tata bahasa dan sastra bahasa Arab secara bartahap sangat memudahkan siswa untuk menghafal dan memahami pelajaran tafsir dengan sempurna. Hal itu sesuai dengan proses diturunkannya al-qur an yang secara berangsurangsur juga tidak sekaligus diturunkan 30 juz. Sehingga memudahkan para sahabat nabi (umat Islam) untuk mempelajari dan menghafalnya. Alat peraga juga merupakan faktor pendukung dalam pembelajaran metode PPTQ Safinda. Dalam cetakan terdapat 2 warna yang berbeda yakni warna merah dan warna hitam. Warna merah menandakan bahwa lafadz tersebut belum pernah dipelajari sedangkan warna hitam menandakan bahwa lafadz tersebut sudah pernah disampaikan. Jika cetakan warna hitam siswa sudah lupa maknanya maka siswa dituntut untuk menghafalkannya lagi. Manfaat lain dari cetakan yang berbeda warna yaitu mempermudah guru untuk meringankan tugasnya karena materi yang disampaikan semakin sedikit ditandai dengan semakin sedikitnya lafadz yang bercetak warna merah. Selain itu, cetakan yang berbeda warna juga mempermudah siswa untuk langsung menerjemahkan ayat al-qur an tanpa dipandu oleh guru karena

17 semua lafadz sudah pernah dipelajari dan dihafalkan sehingga guru hanya mengoreksi susunan yang kurang sempurna. Faktor pendukung yang tidak kalah penting yaitu pelayanan intensif untuk guru pengajar metode PPTQ Safinda, karena hal itu sebagai salah satu bentuk usaha madrasah menghasilkan tenaga pengajar yang profesional dan berkompeten dalam bidangnya. Tidak hanya guru saja yang diberikan pelayanan intensif akan tetapi juga disediakan jam tambahan bagi siswa yang ingin mempelajari lebih dalam, sehingga diadakannya jam tambahan diluar jam pelajaran bagi siswa yang berminat. Selain faktor pendukung yang sudah dipaparkan diatas didalam suatu metode juga terdapat faktor penghambat yang menjadikan kendala bagi berlangsungnya penerapan metode PPTQ Safinda. Durasi waktu yang singkat merupakan kendala bagi berlangsungnya proses belajar mengajar secara maksimal hal ini dikarenakan dalam waktu seminggu proses pembelajaran hanya berlangsung 2x jam pelajaran akan tetapi waktu tersebut dalam waktu 1 hari. Seharusnya materi pembelajaran tidak ada masalah jika dilaksanakan dalam waktu yang singkat akan tetapi sesering mungkin materi tersebut disampaikan. Karena dengan waktu yang sering meskipun dengan durasi yang hanya sedikit akan mempermudah siswa untuk menghafal. Daya ingat anak-anak sering kali lemah jika materi tersebut diberikan jarang sekali maka siswa akan lebih sulit untuk menghafal dan menjadikan beban bagi siswa untuk menghafalkannya lagi. Teori pendidikan bahwa 2x5 tidak sama dengan 5x2 yang dimaksud dari hal tersebut adalah materi yang disampaikan 2 jam selama 5 hari hasilnya akan lebih maksimal siswa untuk memahami materi tersebut, berbeda jika dengan menyampaikan materi dengan durasi 5 jam selama 2 hari hal itu akan memberatkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. SDM seorang guru mutlak dibutuhkan karena faktor keberhasilan pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi siswa akan tetapi peranan guru dalam penyampaian materi sangat Ali Mohtarom 173

18 174 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an berpengaruh terhadap psikologi siswa. Model pembelajaran guru yang seharusnya diterapkan yakni dengan model pembelajaran yang tidak membosankan (menyenangkan) karena dengan menerapkan model pembelajaran yang lama siswa akan merasa bosan dan sulit untuk menerima materi pembelajaran. Seringkali jika dengan model pembelajaran yang kuno guru akan memberikan sanksi pada siswa yang tidak mampu menyerap materi dengan baik. Kurangnya inovasi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran juga berdampak pada siswa yang bosan berada dikelas untuk menerima materi pelajaran. Keberhasilan pembelajaran selain dari faktor guru juga terdapat faktor dari murid yakni tentang keaktifan kehadiran disaat jam pelajaran berlangsung. Jika siswa sering absen (membolos) dalam kegiatan belajar mengajar maka dampak yang terjadi berimbas pada materi pelajaran yang akan diterima siswa akan ketinggalan materi yang diberikan guru pada saat jam pelajaran. Semakin banyak absen yang dilakukan siswa maka semakin banyak juga tanggungan materi yang harus dihafalkan oleh siswa. Kemampuan siswa yang berfariasi dalam menerima pembelajaran terkadang sering menyulitkan guru untuk menyampaikan materi yang selanjutnya akan diajarkan. Siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam menerima materi pembelajaran (cerdas) sering merasa bosan jika guru terus mengulang materinya, akan tetapi disisi lain juga terdapat juga siswa yang kurang tanggap dalam menerima materi pembelajaran sehingga menjadikan guru terus menerus mengulang-ulang materi tersebut. Idealnya jika menemukan masalah yang seperti ini maka perlu dilakukan pemisahan antara siswa yang tanggap dan yang kurang tanggap dalam menerima pembelajaran. Yang tidak kalah penting dari kendala-kendala yang sudah disampaikan diatas, yakni siswa yang mempunyai imagebahwa pelajaran tafsir merupakan pelajaran yang sulit untuk dipelajari dan pelajaran yang membosankan.

19 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan memperhatikan pada rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Cara pengajaran yang diterapkan untuk mata pelajaran tafsir dengan metode PPTQ Safinda adalah sebagai berikut: a. Guru membacakan kata per kata diikuti oleh siswa. b. Guru dan siswa membaca kata per kata serta nahwu sharafnya. c. Siswa membaca kata per kata, guru yang mengartikannya. d. Siswa mengartikan keseluruhan ayat yang sudah dibaca bersama-sama. e. Siswa membaca satu per satu, kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa yang belum faham untuk bertanya. f. Guru menjelaskan semua ayat yang sudah dipelajari bersamasama. 2. Secara umum ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran metode PPTQ Safinda dalam menerjemahkan al-qur an di Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiin sebagai berikut: Faktor Pendukung: a. Siswa menghafalkan makna yang tidak terlalu banyak karena lafadz yang sudah dipelajari maknanya tidak diulang kembali. b. Penyampaian materi tata bahasa arab dan sastra bahasa arab yang disampaikan secara bertahap. c. Cetakan warna pada alat peraga yang berbeda, warna merah pada lafadz yang belum pernah dipelajari dan lafadz yang sudah dipelajari bercetak warna hitam. d. Dengan cetakan yang berwarna juga mempermudah tugas guru karena semakin banyak juz-juz yang sudah dipelajari maka semakin sedikit juga materi yang akan disampaikan oleh guru pada murid. e. Pelayanan intensif bagi pengajar metode PPTQ Safinda untuk mendapatkan tenaga yang berkompeten pada bidangnya. f. Jam tambahan bagi siswa yang ingin memperdalam materi diluar jam pelajaran. g. Media pembelajaran yang menunjang. Ali Mohtarom 175

20 176 Implementasi Metode PPTQ Safinda dalam Menerjemahkan al-qur an h. Guru dituntut untuk memahami karakteristik siswa. Faktor Penghambat: a. Materi yang disampaikan seharusnya sesering mungkin agar tidak membebani hafalan siswa. b. Kurangnya SDM seorang guru yang inovatif dalam penyampaian materi pembelajaran. c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran. d. Kemampuan siswa yang berfariasi dalam menerima materi. e. Siswa mempunyai image bahwa pelajaran tafsir merupakan pelajaran yang sangat membosankan. f. Alokasi waktu pembelajaran yang sedikit. Daftar Pustaka Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993 Cet,3 Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. I Departemen Agama RI Al-Qur an dan Terjemahnya. Bandung Departemen Agama Sejarah perkembangan Madrasah. Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Pendidikan Dan kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia Besar, Jakarta: Balai Pustaka, 1989 Efendi, Nur. & Fathurrohman, M Studi Al-Qur an.sokip, Ed.Yogyakarta. Sukses Offset Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Hakam Al-Qur an Tafsir Per Kata. PT. Suara Agung Jakarta. Cet II.2013 Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah Kiat menjadi pendidik yang kompeten, Jokjakarta: AR_Ruzz, 2006 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005 S. Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang, YA3 S. Nasution, Metode Research, Bandung: Jemmars, 1988 Suharsini Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yokyakarta: Aditya Media, 2008 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek edisi Revisi VI, Jakarta: PT Reaneka Cipta, 2006.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Pendidikan merupakan usaha untuk mengantarkan manusia pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari 1 BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat mengungkap suatu peristiwa ataupun kejadian pada objek peneliti, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat mengungkap suatu peristiwa ataupun kejadian pada objek peneliti, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan pada judul yang ada, ini merupakan sebuah penelitian yang bersifat mengungkap suatu peristiwa ataupun kejadian pada objek peneliti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah benar. 1 Khusus kemampuan menulis al-qur an bagi anak merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baca Tulis Al-Qur an (BTQ) adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF BUKU AJAR BAHASA ARAB KELAS XI MA KARANGAN KEMENAG. Muchammad Huud Almuafa

ANALISIS DESKRIPTIF BUKU AJAR BAHASA ARAB KELAS XI MA KARANGAN KEMENAG. Muchammad Huud Almuafa ANALISIS DESKRIPTIF BUKU AJAR BAHASA ARAB KELAS XI MA KARANGAN KEMENAG Muchammad Huud Almuafa 103211031 ABSTRAK Nama : Muchammad Huud Almuafa NIM : 103211031 Judul : Analisis Deskriptif buku ajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa Yunani metodos yang terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melewati atau melalui

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. yaitu: Kesimpulan, Implikasi Penelitian dan Saran.

BAB VI KESIMPULAN. yaitu: Kesimpulan, Implikasi Penelitian dan Saran. 124 BAB VI KESIMPULAN Bab ini merupakan penutup dan memuat tiga sub bab pokok bahasan, yaitu: Kesimpulan, Implikasi Penelitian dan Saran. A. Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian, paparan data dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Pendidikan Dasar Islam. Qur an akan lebih memudahkan menghafalkan al-qur an.

BAB V PEMBAHASAN. A. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Pendidikan Dasar Islam. Qur an akan lebih memudahkan menghafalkan al-qur an. 116 BAB V PEMBAHASAN A. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Pendidikan Dasar Islam Pelaksanaan pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk dan Pondok Pesantren Safinda Surabaya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan yang diberikan kepada anak sebagaimana yang dikonsepkan melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat sebuah metode yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah), maupun ajar

BAB I PENDAHULUAN. sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah), maupun ajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan Islam adalah segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia, baik individu, maupun sosial untuk mengarahkan

Lebih terperinci

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il BAB IV ANALISIS FI IL MABNI MAJHUL DALAM SURAH AL FUSHSHILAT A. Analisis Fi il Mabni Majhul dalam Surah Al Fushshilat Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ل ت,ف ص disebut fi il

Lebih terperinci

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya membantu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini disajikan uraian bahasan sesuai hasil penelitian, sehingga

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini disajikan uraian bahasan sesuai hasil penelitian, sehingga 83 BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan uraian bahasan sesuai hasil penelitian, sehingga pada pembahasan ini peneliti akan menyatukan hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan suatu rekayasa untuk mengendalikan learning guna mencapai tujuan yang direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam proses rekayasa ini peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian 63 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian merupakan suatu rangkaian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kuran Jawi merupakan produk terjemah tafsir Al-Qur'a>n yang merujuk kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan kepada hambanya, penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW. Ia adalah jalan lurus dan ikatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Merujuk pada permasalahan diatas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif (Qualitative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar membaca Al-Qur an sudah seharusnya dimulai sejak usia muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dalam buku yang berjudul

Lebih terperinci

Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18

Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18 Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA 72 Samsul Hadi, S.Ag samsul_hadi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dalam rangka membimbing siswa kearah yang lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihadapinya baik alam besar maupun alam kecil. 1

BAB III METODE PENELITIAN. dihadapinya baik alam besar maupun alam kecil. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Dan penelitian dilakukan karena adanya hasrat keingintahuan manusia yang berawal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

239 Prosiding Seminar Nasional KSDP Prodi S1 PGSD Konstelasi Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi

239 Prosiding Seminar Nasional KSDP Prodi S1 PGSD Konstelasi Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi ANALISIS KESULITAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN TEMA INDAHNYA PERSAHABATAN DI KELAS 3 SD GUGUS 3 LOWOKWARU KOTA MALANG Lita Melania Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF ) MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF ) Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Masita Mulyaningtyas 111-13-283 Nur Azizah 111-13-298 Aisah Umi Zar I 111-13-302

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang di berikan pada salah satu subjek pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. A. Paparan Data dan Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk. sebagaimana dikemukan oleh Fatah Al-Basid:

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. A. Paparan Data dan Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk. sebagaimana dikemukan oleh Fatah Al-Basid: 90 BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data dan Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk 1. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk Keberadaan pembelajaran terjemah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an merupakan sumber utama ajaran Islam, yang isinya mencakup pelbagai aspek kehidupan. Dari ajaran yang dicakupnya, maka segala urusan umat, ada keterangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rasulullah SAW. menerima wahyu Al-Qur an secara hafalan, mengajarkannya secara hafalan, dan mendorong para sahabat untuk menghafalkannya. Sungguh merupakan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah cerminan masyarakat dan budaya suatu negara. Ada beragam macam bahasa yang terdapat di dunia ini yang dijadikan alat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Srengat dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi, maka dapat dipaparkan data sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V PEMBASAHAN. paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan

BAB V PEMBASAHAN. paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan BAB V PEMBASAHAN Seluruh data telah penulis kumpulkan dari lapangan dan telah penulis paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan yang sesuai dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami objek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah: A. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research). 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kalam Allah yang mu jiz, diturunkan kepada Nabi dan Rosul pengahabisan dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs BAB V PEMBAHASAN A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs Sultan Agung Jabalsari Tulungagung. Sebagai upaya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di MA Islamiyah Senori Tuban dengan alasan bahwa di MA Islamiyah Senori menggunakan kitab Adab Islamiyah sebagai mata pelajaran akhlak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian 51 A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam konteks penelitian, approach atau pendekatan itu dapat dipahami sebagai upaya atau tindakan yang disiapkan dan dilakukan untuk memulai proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan ( field research). Sifat penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Quran merupakan ayat-ayat Allah yang berupa kalamullah yang diturunkan dengan bahasa arab, yaitu satu-satunya bahasa yang terjaga dengan baik. Hal ini semata-semata

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari prosedur dan pola yang ditempuh oleh peneliti, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data tentang Proses Pembelajaran Muatan Lokal Ta limul Muta allim melalui Kitab Hidayatul Mutaallim Berdasarkan hasil observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jika dilihat dari salah satu fungsi diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap terjaga. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap proses pembelajaran yang dilakukan guru harus mengarah pada peningkatan prestasi belajar yang optimal, tak terkecuali pada proses pembelajaran Sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Pendidikan dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh pemecahan terhadap masalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas & BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan alat ukur kemajuan suatu bangsa. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar menggunakan bahasa yang meliputi, menyimak, berbicara,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA A. Analisis Tentang Penerapan Metode Menghafal Dan Problematika nya Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan, baik jasmani maupun rohani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat. Setiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut Lexy J. Moleong metode kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap kelancaran membaca Al-Quran siswa kelas X MAN Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa, aktivitas sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus mengalami perkembangan yang pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu upaya untuk membantu peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju dan mundurnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian merupakan cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research. Sedangkan menurut Margono penelitian atau researchadalah semua kegiatan pencarian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenal al-qur an sejak dini merupakan langkah yang utama dan pertama sebelum pembelajaran yang lainnya. Bagi setiap muslim menanamkan nilai-nilai al-qur an

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Jenis dan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara prosedur atau langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengelola data serta menganalisis data dengan menggunakan teknik dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah

BAB V PENUTUP. 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah 363 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah model yang secara prosedural dilakukan melalui lima tahapan. Tahapantahapannya ditempuh secara

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS 14 PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS Nur Hasanah Ridlwan 1 1 Pengajar di SMP Negeri 1 Sidayu Email: nungqonik@gmail.com Abstract Tujuan

Lebih terperinci

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting, karena pendidikan akan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga sumber daya alam di tanah air akan terolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bisa diartikan sebagai upaya untuk mencerdaskan bangsa, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor yang

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dimana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung,

BAB III METODE PENELITIAN. dimana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung, BAB III METODE PENELITIAN A. Pola Penelitian Penelitian ini jika dilihat dari lokasi sumber datanya termasuk kategori penelitian lapangan (field reseach). Penelitian lapangan adalah untuk mencari dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisi data mengunakan metodemetode

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisi data mengunakan metodemetode BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative reseach) adalah suatu penelitian yang ditujukkan untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk, manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para

BAB I PENDAHULUAN. bentuk, manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an al-karim adalah firman Allah SWT yang berisi serangkaian ajaran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan tidak lahir dari kekosongan. Ia didahului oleh kebudayaan-kebudayaan lain yang menjadi unsur

Lebih terperinci

URGENSI PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH (PR) DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA

URGENSI PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH (PR) DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA URGENSI PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH (PR) DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas XI MAN Muara Bungo Pada Bidang Studi Fikih) Nurbeda 1 ABSTRAK Ketersediaan waktu pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Chalid Narbuko memberikan pengertian metode penelitian adalah cara melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Chalid Narbuko memberikan pengertian metode penelitian adalah cara melakukan BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya yang dibandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. Chalid Narbuko memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Penulis menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Penulis menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Penulis menggunakan penelitian

Lebih terperinci