KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA KASUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA KASUS"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id commit to user

2 digilib.uns.ac.id commit to user

3 digilib.uns.ac.id

4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id iii

5 digilib.uns.ac.id

6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Ibu, yang selalu mengingatkan pentingnya doa; Bapak, yang selalu mengajari disiplin waktu; mbak Ratna n mas Denny, yang selalu memotivasiku dengan cara mereka; dede Zahiera, yang selalu membuat lengkung senyum dalam keluarga; dan v

7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kelancaran dan kemampuan serta kemudahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Pemilihan topik korupsi menjadi tema skripsi, awalnya dipilih karena ketertarikan penulis terhadap pemberitaan di media yang semakin dipenuhi dengan berita kasus penyelewengan dana oleh pejabat pemerintah. Kerugian yang ditimbulkan dari tindak pidana korupsi terhadap masa depan bangsa sangatlah besar. Perbaikan akhlak dan moral bangsa merupakan kunci pokok penyelesaian masalah ini.. Bukan hal yang mudah, tetapi bukan hal yang mustahil berjuang melakukannya. Dengan segala keterbatasan penulis, mustahil skripsi ini dapat terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dan doa berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. ALLAH SWT dengan segala Asmaul Husna yang Kau miliki. KehendakMu adalah takdirku. Syukur atas segala yang Kau beri. 2. Ibu Sutarwiyah, sosok sempurna seorang ibu di mataku, tauladanku, dan Bapak Kardjo, untuk didikan yang tegas dan disiplin yang kau tanamkan. 3. Mbak Ratna Ekawati. Betapa besar rasa syukurku memiliki kakak sepertimu. Terimakasih menghadirkan kakak laki-laki sehebat mas Denny vi

8 digilib.uns.ac.id

9 digilib.uns.ac.id

10 digilib.uns.ac.id

11 digilib.uns.ac.id commit to user

12 digilib.uns.ac.id

13 digilib.uns.ac.id

14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK TIKA DWI ARIYANI, D , KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA KASUS KORUPSI DI MEDIA CETAK KOMPAS (Study Analisis Wacana terhadap Teks Berita Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet di Headline Harian Umum Kompas Periode Juli-Agustus 2011), Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Korupsi merupakan masalah penting yang harus segera dituntaskan. Melihat kerugian yang harus ditanggung rakyat dan anggaran Negara yang dirampas, kasus korupsi memerlukan perhatian khususdan juga ketegasan penegak hukum. Keterlibatan sejumlah pejabat Negara dan kader partai dalam praktik kotor ini menjadi salah satu wacana yang menarik perhatian media massa dan khalayak. Dengan masalah politik yang turut membumbuinya, tentu kasus suap pembangunan Wisma Atlet ini memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar untuk diberitakan. Pemberitaan di media massa pada dasarnya adalah cerminan realitas. Dalam hal pemberitaan realita di masyarakat, media massa tidak hanya memberitakan apa yang terjadi, tetapi juga mengkonstruksi realita dengan penyampaian pesan, baik secara tersirat maupun tersurat. Media terkadang menyembunyikan sebagian fakta dan menonjolkan fakta lain ke dalam wacana untuk menggiring opini khalayak sesuai arah yang mereka inginkan. Studi komunikasi dalam penelitian ini adalah tentang studi pesan yaitu struktur kebahasaan dalam teks berita pada media massa. Dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media mengkonstruksi pemberitaan mengenai kasus suap Pembangunan Wisma Atlet yang disajikan dalam headline Kompas selama periode Juli- Agustus Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana Teun A. van Dijk dengan elemen-elemen yang dimiliki seperti tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris untuk mengetahui bagaimana wacana kasus korupsi dikemas untuk disajikan pada khalayak,serta makna yang ada di dalamnya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa delapan teks berita headline tentang kasus korupsi Wisma Atlet menunjukkan, sebagai salah satu surat kabar Indonesia, Kompas mengkonstruksi realitas menyajikan wacana secara positif. Secara keseluruhan Kompas menyajikan pemberitaan kasus ini ke dalam beberapa bagian, yaitu: proses penangkapan para tersangka, langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam menangani kasus ini, dan penyelidikan tentang kasus suap itu sendiri. Kata kunci: korupsi, wisma atlet, konstruksi realitas media, analisis wacana xiii

15 digilib.uns.ac.id

16 digilib.uns.ac.id

17 digilib.uns.ac.id

18 digilib.uns.ac.id

19 digilib.uns.ac.id

20 digilib.uns.ac.id commit to user

21 digilib.uns.ac.id

22 digilib.uns.ac.id commit to user

23 digilib.uns.ac.id

24 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Rumusan Masalah Bagaimana Harian Umum Kompas mengkonstruksi realitas dalam pemberitaan Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet pada bagian headline periode Juli Agustus 2011? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara Harian Umum Kompas mengkonstruksi realitas dalam pemberitaan Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet pada bagian headline periode Juli Agustus D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian mengenai media secara lebih mendalam dan dapat digunakan sebagai bahan acuan teori-teori komunikasi dan menjadi referensi penelitian lain yang sejenis. 2. Manfaat Praktis Memberikan data-data yang konkret pada penulis, khalayak dan juga pada institusi media yang membutuhkan untuk melakukan evaluasi dan pengambilan kebijakan atas materi yang disajikan.

25 perpustakaan.uns.ac.id 10 digilib.uns.ac.id E. Kerangaka Teori 1. Berita Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri. Berikut ini terdapat sejumlah definisi berita menurut beberapa pakar komunikasi7, yaitu: a) William S. Maulsby, berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. b) Michael V. Charnley dalam bukunya Reporting, menegaskan berita adalah laporan tercepat mengenai fakta dan opini yang menarik atau penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk c) Sumandiria, merujuk pada beberapa definisi yang ada menyimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet. commit user Sumadiria.. Jurnalistik Indonesia Menulis Beritato dan Feature. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Hal. 65 7

26 digilib.uns.ac.id

27 digilib.uns.ac.id

28 digilib.uns.ac.id

29 digilib.uns.ac.id

30 digilib.uns.ac.id

31 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c. Body (Tubuh Berita) Isi dari tubuh berita menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita. Tubuh berita sebenarnya merupakan kelanjutan dari teras berita yang diuraikan lagi secara rinci. Yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kesatuan gagasan dalam penulisan. d. Penutup Penutup merupakan akhir dari uraian, tetapi bukan merupakan kesimpulan. Dalam teknik piramida terbalik bagian penutup tidak terlalu penting, sebab bagian terpenting sudah disampaikan dalam lead Proses Produksi Berita Kita ketahui bahwa proses produksi berita bukan merupakan ruang netral yang hanya digunakan sebagai penyampai pesan atau informasi, tetapi proses pembentukan berita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Proses produksi berita melalui berbagai tahap, setiap tahap memiliki aktivitas yang berbeda. Tahap paling awal dari produksi sebuah berita adalah begaimana wartawan mempersepsi peristiwa/fakta yang akan diliput. Proses pembentukan berita merupakan proses yang rumit dan banyak faktor yang berpotensi mempengaruhi. Oleh sebab itu niscaya akan 18 Mursito BM OpCit. Hal. 67

32 digilib.uns.ac.id commit to user

33 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3. Pandangan Konstruksionis Atas Realitas Sosial Sebuah penelitian memerlukan acuan berupa paradigma dalam prosesnya agar jelas arahan mana yang akan dituju dan dengan cara atau alur bagaimanakah tujuan itu diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis yang merupakan salah satu pandangan dalam analisis wacana. Perspektif Konstruktivisme memberikan penjelasan bahwa individu mengintepretasikan dan mengaktualisasikan konsep dalam tindakan tidak begitu saja terjadi. Berangkat dari pemikiran ini kita bisa melihat bahwa tugas seorang konstruktivis tidaklah mudah. Mengingat dunia arti di balik sebuah peristiwa perlu dipahami dengan seksama, menyeluruh, diintrepretasikan sampai akhirnya lahir sebuah makna.21 Seperti semua gerakan, konstruksi sosial tidak sepenuhnya konsisten dan mempunyai beragam versi, Meskipun demikian, sebagaian besar mempunyaiserangkaian asumsi yang sama. Robyn Penman seperti yang ditulis oleh Littlejohn merangkum asumsi-asumsi Konstruksi Realitas Sosial sebagai berikut :22 1.Tindakan komunikatif bersifat sukarela. Seperti halnya perspektif interaksionisme simbolik, kebanyakan konstruksionis sosial memandang komunikator sebagai makhluk pembuat pilihan. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa setiap orang memiliki pilihan bebas. Lingkungan sosial memang membatasi apa yang dapat dan sudah dilakukan, tetapi dalam kebanyakan situasi, ada elemen pilihan tertentu. 21 Littlejohn. Stephen W. Theories of Human Communication 8th edition. Belmont :Thompson Wadsworth, Hal Ibid. hal. 176

34 digilib.uns.ac.id

35 digilib.uns.ac.id

36 digilib.uns.ac.id

37 digilib.uns.ac.id

38 digilib.uns.ac.id

39 digilib.uns.ac.id

40 digilib.uns.ac.id

41 digilib.uns.ac.id

42 perpustakaan.uns.ac.id 27 digilib.uns.ac.id namun pada kenyataan semuanya dibangun dalam definisi subjektif melalui proses interaksi. Objektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain yang memiliki definisi subyektif yang sama. Pada tingkat generalitas yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosial serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya. 5. Konsep Wacana Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan bahasa Inggris discourse, yang kemudian didefinisikan oleh Webster dalam Alex Sobur berikut36: a. Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasangagasan; konversasi atau percakapan. b. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah. c. Risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah. Dalam pengertian yang lebih sederhana, definisi wacana menurut Lull berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Kleden menyebut wacana sebagai ucapan dalam mana seorang pembicara to user Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatucommit Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal.9 36

43 digilib.uns.ac.id

44 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id disini mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman. 39 Dari definisi tersebut, kita dapat melihat bahwa apa yang disampaikan dalam sebuah wacana merupakan gambaran dari hasil pemikiran atau representasi dari mana sumber wacana itu disampaikan. Tiap orang dengan kepentingan berbeda memiliki kecenderungan untuk menyampaikan isi pesan baik secara lisan maupun tulisan sesuai dengan apa yang menjadi pemahamannya untuk disampaikan pada orang lain. Sedangkan Crystal (1987) mengatakan analisis wacana memfokuskan pada struktur yang secara alamiah terdapat pada bahasa lisan, sebagaimana banyak terdapat dalam wacana seperti percakapan, wawancara, komentar, dan ucapan-ucapan.40 Ia cenderung menilai wacana dari segi lisan. Karena dalam sebuah komunikasi yang berlangsung secara lisan terkandung pola struktur komunikasi yang dapat membentuk wacana yang lebih natural. 6. Analisis Wacana Analisis wacana adalah salah satu altenatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Kalau analisis isi kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan apa (what), analisis wacana lebih melihat pada bagaimana (how) dari pesan atau teks komunikasi. Lewat analisis wacana kita bukan hanya mengetahui isi teks Eriyanto Op.Cit. hal2 Ibid

45 digilib.uns.ac.id

46 digilib.uns.ac.id

47 digilib.uns.ac.id

48 digilib.uns.ac.id

49 digilib.uns.ac.id

50 digilib.uns.ac.id

51 perpustakaan.uns.ac.id 36 digilib.uns.ac.id G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif menekankan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti dengan yang dipelajari dan kendala situasional yang membentuk penyelidikan. Peneliti kualitatif menekankan bahwa sifat penelitian itu penuh dengan nilai (value laden). Mereka mencoba menjawab pertanyaan yang menekankan bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti.51 Dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami situasi realitas yang ada untuk kemudian dibandingkan dengan pemberitaan kasus korupsi Wisma atlet pada KOMPAS. Hasil produksi pemberitaan melalui kata dan gaya bahasa seperti apa yang dipilih untuk menyampaikan berita inilah yang berusaha dinilai peneliti untuk mengungkap makna dibalik pemberitaan yang dilakukan oleh KOMPAS. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam commitsosial, to user Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Yogyakarta, PT. Tiara Wacana, 2001, hal

52 digilib.uns.ac.id

53 digilib.uns.ac.id

54 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Bagian headline sendiri dipilih karena berita yang ditampilkan pada headline adalah berita yang dianggap paling penting oleh media tersebut pada hari itu. Penulisan berita pada headline Kompas berbentuk tim, sehingga opini wartawan atau kepentingan individu dapat lebih dihindari, yang ada adalah ideologi media Kompas yang terwakilkan oleh hasil tulisan dari tim penulis tersebut. Dengan meletakkan pemberitaan kasus korupsi Wisma Atlet dalam headline-nya berarti Kompas juga memberikan perhatian pada kasus korupsi Wisma atlet. Sedangkan periode Juli- Agustus 2011 dipilih sebagai objek penelitian karena pada dua bulan ini Kompas kerap mengangkat kasus Suap Pembangunan Wisma Atlet menjadi headline berita. Dari situ peneliti merasa cukup menjadikannya objek penelitian untuk melihat bagaimana cara Kompas mengkonstruksi berita korupsi Wisma Atlet. 3. Sumber Data a) Sumber Data Primer Data Primer dalam penelitian ini berupa hasil rekap berita Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games ke-26 di Headline KOMPAS periode Juli- Agustus b) Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan, jurnal, artikel-artikel, dan data dari situs internet.

55 perpustakaan.uns.ac.id 40 digilib.uns.ac.id 4. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya berupa informasi kategori subtantif yang sulit dinumerasikan. Secara garis besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: a) Data yang diperoleh dari interview, b) Data yang diperoleh dari obsevasi, dan c) Data yang berupa dokumen, teks, atau karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan dalam bentuk narasi).54 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data tekstual, dimana data diperoleh berupa dokumen, yaitu memilihan dan dokumentasi Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games ke-26 di Harian Umum KOMPAS. Rentang waktu yang digunakan adalah pada tanggal Juli- Agustus Yang dilakukan peneliti adalah memahami pemberitaan kasus korupsi Wisma Atlet ini di Kompas, kemudian memilah milah berita yang memiliki keterkaitan dengan topik yang diambil sebagai objek penelitian. 5. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana sebagai pendekatan analisis. Penulis menggunakan model analisis wacana Teun A. Van Dijk karena memiliki struktur yang jelas dan lengkap untuk memahami konstruksi realitas oleh media. Peneliti melakukan telaah teks berita dengan memahami setiap kata 54 dan bahasa yang digunakan oleh Kompas dalam menyampaikan realitas. Ibid. hal. 96

56 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Apa yang mendasari Kompas mengkonstruksi pemberitaan dengan bentuk seperti itu, dan makna apa yang ingin disampaikan Kompas pada khalayak melalui penulisan beritanya. Penelitian melakuan suatu kajian tentang pemakaian kata, gaya bahasa, dan kalimat tertentu dari teks berita di harian umum Kompas yang sesuai dengan topik bahasan. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi hanya pada level teks. Penelitian ini menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk. Model ini mempunyai pendangan bahwa bagian yang terpenting adalah analisis terhadap struktur wacana. Struktur wacana terdiri dari tematik, skematik, semantik, sintaksik, dan retoris. Analisis ini akan dideskripsikan secara kualitatif, secara berurutan berdasarkan level struktur wacananya. Berikut akan diuraikan satu per satu elemen Van Dijk tersebut, dalam tabel berikut: Dimensi Analisis Wacana Teun A. Van Djik55 Tabel 1.1 Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen TEMATIK Struktur Makro 55 Ibid, hal 227 (Tema/topik apa yang dikemukakan dalam satu berita) Topik

57 digilib.uns.ac.id

58 digilib.uns.ac.id

59 digilib.uns.ac.id

60 digilib.uns.ac.id

61 digilib.uns.ac.id commit to user

62 digilib.uns.ac.id

63 digilib.uns.ac.id

64 digilib.uns.ac.id

65 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pertimbangan utama membangun Kompas Cyber Media ini antara lain juga termasuk pertimbangan kecepatan akses berita-berita dalam harian Kompas untuk para pembaca yang berada di luar Jawa. Selain menampilkan beritaberita yang termuat pada harian Kompas, Kompas Cyber Media juga memiliki versi berbahasa Inggris yang diterjemahkan dari berita-berita harian Kompas. Saat ini Kompas terbit berdasarkan SIUPP SK Menpen No. 031/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tertanggal 19 November SK ini disertai dengan Kep. Lapkus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 yang diperolehnya setelah politik dalam negeri menampakkan kestabilan setelah peristiwa berdarah G.30.S/PKI meletus. C. Visi dan Misi Kompas 1. Visi Visi merupakan cara pandang utama. Visi surat kabar berarti cara pandang utama koran menyangkut segala sesuatu yang dijadikan kerangka acuan. Visi dijabarkan dalam Misi yang memuat keinginan, tujuan dan maksud beserta cara guna mencapai tujuan tersebut. Secara praktis visi dan misi ini saling bertautan dalam membentuk kerangka kerja dan budaya dalamsebuah lingkup organisasi sosial tertentu, termasuk surat kabar terutama dalam merumuskan kebijakan redaksional. Visi merupakan cara pandang utama. Visi Kompas adalah to user pencerahan bagi perkembangan Menjadi institusi yangcommit memberikan

66 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanuisaan. Ini diwujudkan dengan berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia Baru, yaitu masyarakat dengankemanusiaan yang transendental, persatuan dalam perbedaan,menghormati individu dan masyarakat yang adil dan makmur. 2. Misi Dan Misi Kompas adalah Mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi terpercaya. Misi Kompas adalah menjadi nomor satu dalam aspek usaha, diantara usaha-usaha lain yang sejenis dan dalam kelas yang sama. Namun pencapaian nomor satu ini harus dicapai dengan cara-cara yang mengindahkan etis, usaha bersih dan melaksanakaan kerjasama yang saling menguntungkan. Secara lebih spesifik, Visi dan Misi Kompas dapat dirangkum sebagai berikut: 1) Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka. 2) Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik politik, agama, sosial, atau golongan ekonomi. 3) Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan segala kelompok.

67 digilib.uns.ac.id

68 digilib.uns.ac.id

69 perpustakaan.uns.ac.id 54 digilib.uns.ac.id Sebagai lembaga yang terbuka dan kolektif, Kompas ingin mewujudkan dirinya sebagai Indonesia Mini. F. Nilai-nilai Dasar Dalam melaksanakan setiap kegiatan, membuat kebijakan dan mengambil keputusan, dalam harian Kompas selalu berpatokan dalam nilainilai sebagai berikut: 1. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat dan martabatnya. 2. Mengutamakan watak baik 3. Profesionalisme 4. Semangat kerja tim 5. Berorientasi pada kepuasan konsumen (pembaca, pengiklan, mitra kerja) 6. Tanggung jawab sosial 7. Selanjutnya, bertingkah laku mengikuti nilai-nilai tersebut, untuk memberikan jasa yang memuaskan bagi pelanggan. G. Kebijakan Redaksional Kompas Kebijakan redaksional yang dianut oleh suatu surat kabar adalah hasil penjabaran visi atau pandangan dari surat kabar yang bersangkutan. Kebijakan redaksional menjadi pedoman dan ukuran dalam menentukan kejadian macam apa yang patut diangkat serta dipilih surat kabar untuk menjadi bahan berita utama atau berita komentar.

70 digilib.uns.ac.id

71 digilib.uns.ac.id

72 digilib.uns.ac.id

73 digilib.uns.ac.id

74 digilib.uns.ac.id

75 digilib.uns.ac.id

76 digilib.uns.ac.id

77 digilib.uns.ac.id

78 digilib.uns.ac.id

79 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. PENYAJIAN DATA Pada bab ini akan berisi penyajian dan analisis dari 8 (delapan) teks berita Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet pada headline Harian Kompas periode Juli - Agustus Struktur berita Teori jurnalistik mengajarkan, karena fakta dalam bentuk berbagai peristiwa yang terjadi di dunia begitu banyak, sedangkan waktu yang dimiliki jurnalis sangat terbatas, maka cara melaporkan dan menulis fakta yang paling mudah adalah dengan pola piramida terbalik.1 Dengan piramida terbalik berarti pesan berita disusun secara deduktif. Kesimpulannya diletakkan terlebih dahulu pada paragraph pertama, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan yang lebih rinci pada paragraph berikutnya. Dengan demikian, paragraph pertama berisi informasi yang sangat penting, dan kemudian dilanjutkan dengan paragraph atau alinea selanjutnya yang masuk dalam kategori penting, cukup penting, dan kurang penting. Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+1H agar berita lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Jika diperhatikan, berita melaporkan kejadian dimulai dengan ringkasan atau klimaks pada alinea 1 Ibid. hal

80 digilib.uns.ac.id

81 digilib.uns.ac.id

82 digilib.uns.ac.id

83 digilib.uns.ac.id

84 69 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Dalam menganalisa delapan artikel tersebut, berkaitan dengan struktur teks dan konteksnya diuraikan satu per satu sesuai elemen wacana Van Dijk. Dimensi teks, menurut Van Dijk dalam Eriyanto (2011) terdiri dari tiga struktur, yaitu: Dimensi teks, menurut Van Dijk terdiri dari tiga struktur, yaitu9: 1. Struktur Makro, merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang ditampilkan dalam berita, bersifat tematik (tema/ topik yang dikedepankan dalam suatu teks) 2. Superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Bagaimana bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh. Terdiri bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, bersifat skematik (bagaimana bagian dan urutan teks diskemakan dalam suatu teks secara utuh) 3. Struktur mikro, merupakan makna wacana yang diamati dari bagian terkecil dari suatu teks semisal, kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks, bersifat semantik (makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks), sintaksis (bagaimana kalimat [bentuk, susunan] yang dipilih), stilistik (bagaimana 9 Ibid. hal

85 digilib.uns.ac.id

86 71 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Delapan teks pada headline Harian Kompas yang menjadi unit analisis, adalah: Teks Unit Analisis Tabel 3.1 No. Edisi Jumat, Juli 2011 Sabtu, 2 Juli 2011 Kamis, 14 Juli 2011 Jumat, 15 Juli 2011 Jumat, 22 juli 2011 Selasa, 9 Agustus 2011 Rabu, 10 Agustus 2011 Jumat, 19 Agustus 2011 Judul/Tema Singapura Diminta Pulangkan Nazaruddin Tak Ingin Pulang Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang Perbaiki Politik Anggaran Nazaruddin Mempermalukan Pemerintah Jaga Keselamatan Nazaruddin Nazaruddin Coba Suap Polisi Tak Soal Nazaruddin Bungkam Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik juga didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan

87 72 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menggambarkan subtopik sehingga sub bagian yang lain saling mendukung antara satu bagian dengan bagian lainnya. Teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh (Eriyanto, 2011:230). Analisis ini untuk mengungkap makna pesan yang terdapat dalam teks di harian Kompas yang mengarah pada wacana kasus korupsi Wisma Atlet. Bahan analisis teks yang digunakan penulis adalah teks yang terurai pada headline. Dalam Van Dijk, teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebutnya koherensi global (global ceherence), yakni bagian-bagian dalam teks jika dirunut maka akan menunjuk pada suatu titik gagasan umum dan bagianbagian tersebut saling mendukung untuk menggambarkan topik umum tersebut. Seperti disampaikan pada bab pertama, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara media mengkonstruksi realitas pada headline Harian Kompas terkait kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. Sedangkan metode yang dipilih adalah analisis wacana oleh Teun A. Van Dijk. Berikut ini adalah tabel analisis dari kedelapan teks berita tersebut : B. ANALISIS a) ANALISIS TEKS BERITA 1. Teks Berita Singapura Diminta Pulangkan

88 perpustakaan.uns.ac.id 73 digilib.uns.ac.id Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Singapura mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia dengan membantu memulangkan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin kini diduga tinggal di Singapura. (lead) Berita Singapura Diminta Pulangkan tampil di headline Harian Kompas edisi 1 Juli Teks ini secara umum berisi tentang gambaran usaha pemulangan Nazaruddin oleh pemerintah. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam proses penangkapan dirinya pasca ditetapkan sebagai tersangka atas Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet di Palembang. a. Tematik Tema utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah tentang Pemerintah Indonesia yang meminta kerjasama pemerintah Singapura dalam proses penangkapan Nazaruddin yang melarikan diri ke negara tersebut. Wacana yang diangkat adalah tentang upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk memulangkan Nazaruddin pasca ditetapkannya dirinya sebagai tersangka kasus korupsi Wisma Altet. Dan subtopik yang mendukung tema utama yaitu pembelaan diri Nazaruddin melalui kuasa hukumnya yang menyatakan bahwa Nazaruddin hanyalah korban rekayasa politik dalam kasus ini. Dari judul yang digunakan pada teks berita yang pertama yaitu Singapura Diminta Pulangkan sudah mengarah pada topik utama dalam teks, yaitu permintaan kepada Singapura untuk bekerjasama dalam proses pemulangan Nazaruddin yang merupakan tersangka. Tetapi pemilihan kata

89 perpustakaan.uns.ac.id 74 digilib.uns.ac.id untuk menerangkan subjek dan predikat dalam judul tersebut tidak dijelaskan. Subjek yang meminta proses pemulangan adalah Presiden dan objek yang diminta dipulangkan adalah Nazaruddin. Hal ini Kompas lakukan seakan mengecilkan peran presiden dalam proses penyelesaian kasus korupsi ini. Selanjutnya didukung lead yang menunjukkan tema dan menjadi latar teks. Isi teks berurutan menjelaskan tentang langkah yang diambil pemerintah dalam proses pemulangan Nazaruddin ke tanah air. b. Skematik Penulis melalui teks yang disampaikannya menjelaskan tahapan dan langkah-langkah yang diambil pemerintah di bawah komando presiden untuk menuntaskan masalah korupsi ini diawali penangkapan tersangka Nazaruddin yang diduga melarikan diri ke Singapura. Hal tersebut disampaikan dalam paragraf-paragraf berikut: Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, Kamis (30/6), di Jakarta, Presiden sejak awal ingin dugaan korupsi yang mengaitkan Nazaruddin dibuka. Tak perlu ada yang ditutupi karena kasus itu tak hanya membebani Partai Demokrat, tetapi juga membebani pemerintahannya. (par.1) Di Yogyakarta, Kamis, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengumumkan status Nazaruddin sebagai tersangka korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games. (par.3) Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menegaskan, Presiden selalu menghormati proses penegakan hukum dan mendukung setiap langkah KPK dalam pemberantasan korupsi. Sikap demikian berlaku untuk semua kasus, tak berbeda untuk partai mana pun. (7) Busyro juga menuturkan, KPK menyelidiki pula kasus lain yang mungkin terkait Nazaruddin. (par.12)

90 perpustakaan.uns.ac.id 75 digilib.uns.ac.id Selanjutnya dibahas mengenai upaya pemebelaan diri dari pihak Nazaruddin melalui kuasa hukumnya yang menyatakan bahwa penetapan Nazaruddin sebagai tersangka merupakan rekayasa politik yang sudah diperkirakan sejak awal (kalimat ke 2 paragraf 13) Nazaruddin akan membongkar kasus korupsi yang melibatkan peran kader Demokrat lainnya (paragraf 15) Paragraf-paragraf di atas menunjukan kekecewaan Nazaruddin terhadap partai tempatnya bernaung karena menjadikannya sebagai rekayasa politik. Secara tidak langsung Kompas menunjuk Partai Demokrat ikut bertanggung jawab terhadap kasus Wisma Atlet ini. c. Semantik Elemen semantik ini sangat erat hubunganya dengan elemen leksikon dan sintaksis sebab penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Oleh karena itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar apa maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan. Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang keinginan presiden agar Nazaruddin segera ditangkap dan kasus yang menyangkut dirinya segera diselesaikan. Seperti tergambar pada paragraf di bagian lead berikut: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Singapura commitkorupsi to user di Indonesia dengan membantu mendukung pemberantasan

91 digilib.uns.ac.id

92 digilib.uns.ac.id

93 78 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Bentuk koherensi pada teks berita yang pertama terlihat dari kalimat berikut: Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, Kamis (30/6), di Jakarta, Presiden sejak awal ingin dugaan korupsi yang mengaitkan Nazaruddin dibuka. (par.1). Dengan menggunakan konjungsi yang memberi penjelasan yang sebenarnya bukan informasi yang begitu penting. Inti kalimat tersebut adalah presiden ingin kasus korupsi dapat terbuka, tanpa diberi penjelasan yang mengaitkan Nazaruddin -pun inti berita akan tetap sama. Dalam teks berita ini koherensi sebab-akibat ditunjukkan dengan menggunakan kata karena pada seperti pada paragraph 1 menunjukkan keinginan presiden agar segala hal yang menyangkut kasus Wisma Atlet menjadi jelas. Ketidakjelasan kasus yang tidak kunjung selesai itulah yang dirasa mengakibatkan atau menimbulkan beban dalam partai dan juga pemerintahan. Sedangkan dalam paragraf 6, penggunaan kata sehingga menunjukkan bahwa dengan pulangnya Nazaruddin akan membuat atau mengakibatkan dirinya dapat memenuhi kewajiabannya untuk memberi kejelasan mengenai kasus Wisma Atlet dan kewajibannya dalam menuntaskan hukum yang membelitnya. Koherensi yang mengaitkan peristiwa satu dengan peristiwa lain yang menunjukkan pengingkaran juga terdapat dalam teks berita ini pada paragraf 4, 5, dan 15 dengan penggunaan kata namun. Ini merupakan bentuk elemen

94 perpustakaan.uns.ac.id 79 digilib.uns.ac.id pengingkaran, yaitu elemen dimana kita bisa membongkar sikap atau ekspresi wartawan yang disampaikan secara tersembunyi. Penggunaan kata namun pada paragraf 4 menunjukan bahwa KPK juga akan mengambil tindakan untuk mengusahakan kepulangan Nazaruddin ke Tanah Air. KPK mengharap pemerintah juga berusaha dengan melakukan kerjasama antarnegara, tetapi kenyataannya pemerintah tidak melakukannya. Melalui teks ini penulis ingin menunjukkan bahwa pemerintah kurang mendukung usaha penyelesaian kasus ini dan memperlambat prosesnya. Begitu pula pada paragraph 5 dan 15. Kalimat awal menunjukkan fakta yang kemudian diingkari pada kalimat berikutnya. Ada pula koherensi untuk menghubungkan dua peristiwa yang tidak saling berbeda sehingga menjadi satu kesatuan yang berhubungan dengan menggunakan kata hubung. Seperti pada kalimat berikut: Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menegaskan, Presiden selalu menghormati proses penegakan hukum dan mendukung setiap langkah KPK dalam pemberantasan korupsi. (par. 7). Kata hubung dan menunjukan bahwa ada kaitan antara penghormatan Presiden terhadap proses penegakan hukum dan dukungannya atas tindakan yang diambil KPK. Karena memang pemberantasan korupsi sendiri merupakan salah satu tindak penegakan hukum yang sangat memerlukan dukungan serta apresiasi tinggi. e. Stilistik Elemen stilistik berkaitan dengan cara untuk menyatakan maksud, commit to kata user maupun frase. Pilihan kata yang menggunakan leksikon atau pemilihan

95 perpustakaan.uns.ac.id 80 digilib.uns.ac.id dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaiaman pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Leksikon dapat ditelusuri mulai dari judul hingga isi teks. Dalam teks ini, ada beberapa kata dan frase yang menunjukan dan menguatkan tema utama yang ingin disampaiakan melalui judul dan isi teks secara keseluruhan. Pada judul berita Singapura Diminta Pulangkan, penggunaan kata pulangkan berasal dari kata dasar pulang yang berarti perintah mengembalikan sesuatu ke tempat asalanya. Kompas melalui teks beritanya membuat persepsi khalayak bahwa Singapura tidak bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan menyembunyikan Nazaruddin. Pada lead terdapat kalimat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Singapura mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia dengan membantu memulangkan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. (lead) Kata bekas memiliki banyak arti, salah satunya adalah sudah pernah dipakai jika itu adalah suatu barang. Tetapi pada kalimat tersebut kata bekas menyatakan pernah menjabat atau menjadi tetapi sekarang tidak lagi maka seharusnya kata yang dipakai adalah mantan, karena penggunaan kata bekas mengandung arti negatif. Ini semakin menegaskan bahwa Nazaruddin sebagai subjek telah melakukan tindakan yang membuat dirinya patut mendapat predikat bekas, yaitu tindak korupsi, bukan mantan yang memperlihatkan dirinya patut dihormati. Pada kalimat Dari awal, Nazaruddin menduga ia akan dijadikan korban rekayasa politik. Kata rekayasa dalam KBBI artinya adalah rencana

96 81 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id jahat atau persekongkolan untuk merugikan dsb pihak lain ( KBBI. 2008) Penggunaan kata ini sekakan ingin meyakinkan pembaca bahwa korupsi yang dilakukan Nazaruddin tidak semua benar. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bukanlah pelaku, tetapi ia adalah korban dari tindakan yang sudah dimanipulasi. Sedangkan pada kalimat Namun, Nazaruddin tetap akan membongkar korupsi yang melibatkan kader Partai Demokrat. Kata membongkar berasal dari kata dasar bongkar yang salah satu artinya adalah membuka dengan paksa.pemilihan diksi ini menegaskan bahwa kekecewaan Nazaruddin terhadap Demokrat sangat besar sehingga membuatnya ingin membuka aib yang ada dalam tubuh partai tersebut. f. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora, dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi dalam teks. Terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut dengan majas dalam teks berita ini salah satunya adalah pesonifikasi. Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak, yang terdapat pada kalimat Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menegaskan, Presiden selalu menghormati proses penegakan hukum dan mendukung setiap langkah KPK dalam pemberantasan korupsi.

97 82 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Hukum adalah peraturan yang bersifat mengikat dan harus dipatuhi, sedangkan arti kata penegakan terbentuk dari kata tegak yang berarti lurus, berdiri. Maka hukum yang bukan merupakan benda hidup seharusnya tidak dapat ditegakkan tetapi diibaratkan bisa berdiri tegak. Ini berfungsi untuk menggambarkan bahwa hukum sudah seharusnya dapat dilaksanakan dengan lurus dan benar. Sedangkan kata langkah pada frase langkah KPK, KPK bukanlah benda hidup tetapi sebuah lembaga atau organisasi. Jadi KPK tidak dapat melangkah secara harfiah, yang dimaksud langkah disini berarti tindakan yang diambil oleh lembaga KPK. Penggunaan majas hiperbola juga terdapat dalam kalimat selanjutnya dalam teks. Hiperbola adalah uatu gaya bahasa yang bersifat melebihlebihkan. Ini terdapat pada kalimat Itu teknik penyidikan, pengembangan dari tertangkap tangan itu. Menangkap sudah tentu menggunakan tangan, sehingga penyatuan kedua kata sebagai sebuah frase dalam kalimat ini seharusnya tidak diperlukan, tetapi hal tersebut berfungsi untuk lebih meyakinkan bahwa penetapan Nazaruddin sebagai tersangka sungguh buka suatu rekayasa seperti yang disangka Nazar bahwa itu adalah benar-benar keputusan yang diambil setelah penyelidikan dari bukti-bukti yang didapat selama masa penyelidikan. 2. Teks Berita Nazaruddin Tak Ingin Pulang Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin memilih tetap berada di Singapura. Ia pun melakukan perlawanan, commit user dengan menyebut sejumlah kadertodemokrat yang diduga terlibat kasus

98 83 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id korupsi atau menerima suap, dan menyiapkan upaya hukum lain dari Singapura. (lead) Berita dengan judul Nazaruddin Tak Ingin Pulang tampil di headline Kompas pada Sabtu, tanggal 2 Juli Teks ini secara umum menguraikan tentang pembelaan diri dan proses penangkapan Nazaruddin yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi Wisma Atlet dan proses pemulangannya dari Singapura. a. Tematik Tema utama dalam teks ini adalah tentang perlawanan dari Nazaruddin di tengah proses penangkapannya. Nazaruddin lebih memilih berada di Singapura dan berniat meminta perlindungan hukum dari negara itu karena merasa tidak mendapatkannya jika ia kembali ke Indonesia. Selain itu, selama proses pemulangannya Nazar juga menyebutkan siapa saja kader partai Demokrat yang ikut ambil bagian dalam kasus Wisma Atlet. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan atas kekecewaannya yang dia rasa karena telah dijadikan korban dalam kasus ini. Teks juga disertai dengan subtopik yang membahas tentang langkahlangkah yang diambil pemerintah selama proses pengembalian Nazaruddin ke Indonesia. Dalam hal ini Presiden meminta kerjasama KPK dan POLRI, dibantu lembaga-lembaga lain untuk mempercepat dan memperlancar proses tersebut. b. Skematik

99 digilib.uns.ac.id

100 digilib.uns.ac.id

101 digilib.uns.ac.id commit to user

102 digilib.uns.ac.id

103 digilib.uns.ac.id

104 perpustakaan.uns.ac.id 89 digilib.uns.ac.id Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan pemakian anak kalimat sebagai penjelas. Seperti pada paragraf yang berbunyi Selain upaya hukum, Nazaruddin juga melawan dengan melemparkan tuduhan kepada kader Demokrat yang menerima uang suap sebesar Rp 9 miliar, seperti disampaikan Kaligis. Kompas menulis ini sebagai penjelas bahwa uang yang dirampas para koruptor itu memiliki nominal yang sangat besar, yang diingatkan Kompas dengan menyebutkannya lagi dalam anak kalimat walaupun sebenarnya tidak mengubah inti informasi jika tidak disampaikan. e. Stilistik Stilistik merupakan elemen yang berkaitan dengan pilihan leksikal berupa kata maupun frasa pada sebuah teks, dapat menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Pilihan leksikal dapat diamati mulai dari judul hingga isi teks secara keseluruhan. Pada lead terdapat kata perlawanan pada kalimat Ia pun melakukan perlawanan, dengan menyebut sejumlah kader Demokrat yang diduga terlibat kasus korupsi atau menerima suap, dan menyiapkan upaya hukum lain dari Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa Nazaruddin melakukan sesuatu dengan berjuang mencari keadilan untuk dirinya dalam menghadapi masalah yang menimpanya. Kata strategi juga digunakan dalam kalimat Nazaruddin sedang menyiapkan strategi untuk melakukan perlawanan hukum melalui pengadilan

105 90 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id di Singapura. (par.1). Pengertian strategi yang sesuai dengan kalimat tersebut dalam KBBI berarti rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (KBBI. 2008) Dengan pemilihan kata ini Kompas menunjukkan bahwa Nazaruddin telah menyusun rencana untuk siap menghadapi segala kemungkinan untuk menyelamatkan dirinya. Atau penggunaan frasa korban pembunuhan karakter seperti terdapat pada kutipan dalam paragraf 5 menjelaskan bahwa status Nazaruddin sebagai tersangka dan berita-berita yang ada di berbagai media di Indonesia hanyalah usaha untuk membuat dirinya tidak memiliki kekuatan untuk membela diri. Dengan namanya yang sudah di cap sebagai penjahat maka tidak ada lagi keadilan yang akan didapat meski ia melakukan pembelaan apapun. Kemudian frase tebang pilih yang pada teks berita ini terdapat dalam kalimat Siapa pun kader Partai Demokrat, oleh Ketua Dewan Pembina, apabila terseret dan terbukti bersalah secara hukum harus diproses hukum. Tak ada tebang pilih (par.9) berarti hukum akan ditegakkan untuk semua kader dalam partai Demokrat dan siapapun jika memang dia bersalah tanpa ada pengecualian. Kata projusista merupakan istilah hokum yang berarti peradilan. Penggunaan istilah hokum dalam penulisan teks berita seakan menegaskan bahwa dalam tindak pidana korupsi Wisma Atlet ini hokum harus dipatuhi dan peradilan yang benar-benar adil harus diterapkan.

106 perpustakaan.uns.ac.id 91 digilib.uns.ac.id f. Retoris Elemem ini merupakan bagian untuk memberikan apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam berita elemen grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat berbeda dibandingkan tulisan lain. Pada teks berita ini elemen retoris ditunjukksn dengan kiasan menggunakan majas metafora dan dua rangkuman yang berisi poin-poin yang bersumber dari bagian Litbang Kompas. Yang pertama adalah berisi 5 poin dugaan kasus korupsi yang dilakukan Nazaruddin yang disertai tanggal proses penyidikannya. Salah satu contohnya adalah terkait pemalsuan dokumen garansi Bank Syariah Mandiri dan Asuransi Syariah Takaful Cabang Pekanbaru (2005). Sedangkan rangkuman kedua berisi penetapan tersangka terkait korupsi pembangunan Wisma Atlet yakni Wafid Muharam selaku Sekretaris Kemenpora, Mindo Rosalina Manulang selaku Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, Muhammad El Idris selaku Manajer PT Duta Graha Indah dimana ketiganya ditetapkan sebagai tersangka pada 22 April 2011 dan Muhammad Nazaruddin sendiri dengan jabatannya sebagai anggota DPR yang statusnya menjadi tersangka pada 16 Juni Gaya bahasa yang digunakan dalam teks berita ini adalah metafora, atau kiasan, yang terdapat pada kalmat Uang itu mengalir sebagian kepada

107 92 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum serta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng. Tuduhan Nazaruddin itu disangkal oleh mereka yang disebutkan. (par. 4). Kata uang itu mengalir tentu tidak memiliki arti sebenarnya, yang dimaksud adalah uang itu juga dinikmati oleh mereka yang bersangkutan. 3. Teks Berita Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang Dana pelicin untuk proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang diduga mengalir ke sejumlah orang. Selain ke anggota DPR, Muhammad Nazaruddin, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, serta Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, dana juga mengalir ke banyak orang lain. (lead) Berita dengan judul Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang tampil di headline Kompas pada tanggal 14 Juli Teks ini secara umum menguraikan tentang penyelewengan dana terkait pembangunan Wisma Atlet SEA Games 2011 di Palembang. a. Tematik Wacana yang dikembangkan dalam suatu teks berita umumnya didukung oleh beberapa subtopik yang kemudian membentuk tema umum. Dan topik utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah tentang dana kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games yang dibagi ke sejumlah pihak yang diduga ikut terlibat dalam kasus ini.

108 93 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Teks dibangun oleh subtopik agar semakin menguatkan tema utama yang ingin dibangun penulis. Subtopik dalam teks ini adalah mengenai peran serta KPK melalui wewenang yang dimilikinya. Yakni usaha KPK sebagai komisi yang berfungsi menyelesaikan masalah-masalah korupsi dalam hal ini melakukan penyelidikan aliran dana korupsi Wisma Atlet. b. Skematik Wacana dalam satu teks umumnya didukung dengan penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana satu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta/opini lain dalam suatu teks. Dalam konteks penyajian berita, secara hipotetik memiliki dua kategori skema besar. Pertama, summary yang ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua, story yaitu isi berita secara keseluruhan. Judul yang digunakan adalah Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang, secara eksplisit menjelaskan tentang uang dugaan korupsi Wisma Atlet. Kemudian mengalir ke banyak orang memberi pemahaman bahwa keberadaan dana yang diselewengkan itu tidak hanya dinikmati satu orang saja, tetapi ada sejumlah pihak yang juga ikut terlibat. Jika dikaitkan dengan tema yang diangkat, judul ini telah menunjukkan tema atau topik bahasan yang ingin disampaikan oleh penulis. Begitu pula pada bagian lead disana kemudian penulis membantu mengarahkan kita untuk lebih memahami permasalahan terkait tema tersebut.

109 digilib.uns.ac.id

110 perpustakaan.uns.ac.id 95 digilib.uns.ac.id c. Semantik Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Latar umumnya ditampilkan di awal, sebelum pendapat penulis muncul. Latar yang dipilih dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Pada teks ini, latar yang terdapat pada bagian lead yang isinya mengenai pembagian dana pelicin yang dibagi ke sejumlah pihak yang memiliki wewenang dalam pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. Seperti pada paragraf berikut: Dana pelicin untuk proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang diduga mengalir ke sejumlah orang. Selain ke anggota DPR, Muhammad Nazaruddin, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, serta Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, dana juga mengalir ke banyak orang lain.. (lead). Elemen detail berhubungan dengan kontrol informasi oleh seorang komunikator. Detail umumnya dimaksudkan sebagai strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit terhadap keseluruhan dimensi peristiwa. Detail informasi lebih pada menjelaskan user secara lebih panjang berbagai commit hal yangtomenguatkan tema utama. Penyelidikan

111 perpustakaan.uns.ac.id 96 digilib.uns.ac.id yang telah sebelumnya dilakukan terkait kasus Wisma Atlet ini telah membuktikan bahwa banyak sekali pihak yang ikut terlibat. Wartawan melalui elemen detail ini ingin menunjukkan hal tersebut dengan memberikan informasi-informasi yang telah di dapat, atau pun dengan mencantumkan kutipan dari narasumber yang dirasa dapat mendukung topik yang diangkatnya. Seperti terdapat pada paragraf 4, 7, 10, dan 11. Jika elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit, maka elemen maksud memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi yang menguntungkan komunikator secara implisit. Pada teks ini, maksud yang terdapat dalam teks adalah pembagian uang pelican atau uang korupsi yang dibagi-bagikan ke banyak pihak untuk memenangkan tender pembangunan Wisma Atlet. Seperti terdapat pada paragraf berikut: Dana itu diduga diberikan PT DGI untuk memuluskan pemenangan tender proyek senilai Rp 191 miliar itu. (par. 2). d. Sintaksis Sintaksis merupakan elemen analisis yang umumnya digunakan untuk menampilkan diri secara positif dengan menggunakan kalimat. Terdapat tiga commit to user strategi pada level sintaksis, yaitu dengan koherensi, bentuk kalimat dan kata

112 perpustakaan.uns.ac.id 97 digilib.uns.ac.id ganti. Koherensi dalam analisis wacana adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Strategi ini dapat dilihat dari penggunaan kata hubung (konjungsi) yang dipakai untuk menghubungkan kata/proposisi. Kata ganti terdapat dalam kalimat Politikus Partai Demokrat itu keberatan dengan tawaran terdakwa yang hanya sebesar 12 persen. Nazaruddin, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, meminta 15 persen dari nilai kontrak. (par. 4) Pada kalimat tersebut subjek ditempati oleh Politikus Partai Demokrat itu yang dimaksud politikus disini adalah Muhammad Nazaruddin. Penggunaan kata ganti ini seakan mengingatkan pembaca bahwa yang menjadi pelaku dalam kasus suap adalah salah satu kader Demokrat. Tindak korupsi yang dilakukannya tidak hanya memperburuk citranya secara individual saja, tetapi juga berdampak pada citra partai Demokrat. Terlebih lagi dalam penyelidikan selanjutnya terbukti tidak hanya Nazaruddin, tetapi beberapa kader Demokrat lain juga ikut tersangkut kasus Wisma Atlet ini. Beberapa kalimat dalam teks ini menunjukkan penggunaan koherensi kondisional seperti dalam kalimat: Nazaruddin, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, meminta 15 persen dari nilai kontrak. (par. 4) Terdakwa kemudian menghubungi Direktur Keuangan PT DGI Laurensius Tegus Khasanto untuk menyediakan uang sebesar Rp 3,28 miliar yang merupakan penghitungan 2 persen dari nilai kontrak yang telah dipotong pajak. (par. 8)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Sebagaimana dikemukakan Mahsun (2007:257) penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian akan menggunakan metode penelitian kualitatif non kancah. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungannya hanya memaparkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian atau metodologi riset berasal dari Bahasa Inggris. Metodologi berasal dari kata methology, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis, yaitu analisis sosiokognitif. Berangkat dari pendapat van Dijk yang merupakan pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Kata metode memiliki arti suatu cara yang di tempuh dan digunakan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian merupakan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical discourse analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Sebagaimana dikemukakan Mahsun (2007:257) penelitian kualitatif berfokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Metodologis berarti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis)

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis) WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis) Apriyanti Rahayu Fauziah Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI apriyanti.260491@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Gambar 3.3 Desain Penelitian

Gambar 3.3 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada bab ini, peneliti menggunakan desain penelitian dalam bentuk diagram oleh Milles dan Huberman (Moleong, 2002). Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis/ Pendekatan/ Spesifikasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi 41 PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS (Studi Analisis Framing head line Pemberitaan Kasus Korupsi Sport Center di Hambalang Pada Surat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, 43 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi Penelitian atau Metodologi Riset bahasa Inggrisnya adalah disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, maknanya ilmu yang menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank Century merupakan bank publik yang didirikan pada 6 Desember 2004. Bank ini merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan

Lebih terperinci

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 1 Juli Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 1 Juli Indeks P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 1 Juli 2011 Indeks 1. Kasus Dugaan Suap Sesmenpora Nazaruddin: Uang mengalir ke Andi dan Anas 2. Dugaan Suap KY minta MA berhentikan sementara Hakim

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis BAB III ANALISIS WACANA A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian non kancah atau studi literature dengan metode analisis teks media. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Untuk mengungkap realita sosial yang ada, maka seseorang harus menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian, dengan melalui sebuah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematik yang dimaksudkan untuk menambahkan pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada untuk menemukan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk. 233 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyajikan beberapa simpulan dari hasil analisis atau hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga menyampaikan beberapa saran berkaitan dengan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, seorang peneliti memerlukan suatu metode untuk dijadikan pijakan dalam mengerjakan penelitiannya tahap demi tahap. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewan Perwakilan Rakyat (Kota Bandung) telah menetapkan nama Gelora Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, Bandung bulan Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu korupsi, suap, pencucian uang, dan semua bentuk penggelapan uang negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. Para aparatur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik sebanyak mungkin orang untuk membaca dan melihatnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik sebanyak mungkin orang untuk membaca dan melihatnya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi adalah suatu alat penerima gambar dan suara yang didapat dari sebuah sinyal transmisi, pemancar dan satelit. Televisi merupakan salah satu alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa semakin memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat. Media massa mampu menjadi alat kontrol massa yang paling utama. Hal ini dikarenakan media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Kata metode memiliki arti suatu cara yang di tempuh dan digunakan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian merupakan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Guna mengungkap realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dalam khutbah yang disampaikan oleh H. Sunarto di beberapa masjid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar 1 BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Pada bab ini berisi penyajian data dan analisis data menggunakan metode Teun A. Van Dijk dari 8 teks berita (straight news) tentang perselisihan

Lebih terperinci

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 19 Juli 2011. Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 19 Juli 2011. Indeks P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 19 Juli 2011 Indeks 1. Proyek Wisma Atlet Alex Noerdin segera diperiksa 2. Korupsi Kepala Dinas PU Bengkulu dihukum 3,5 tahun 3. Dugaan Suap Wisma

Lebih terperinci

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 16 Agustus Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 16 Agustus Indeks P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 16 Agustus 2011 Indeks 1. Dugaan Kasus Korupsi KPK Selidiki 7 Kasus Keterlibatan Nazaruddin 2. Korupsi di Kemenpora Atasan Sesmenpora mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara holistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapatdalam penelitian (Usman&Akbar,2008:41). Metode dalam penelitian juga diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat 36 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, dijelaskan desain penelitian yang digunakan dalam tesis ini. Desain yang dimaksud berkenaan dengan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, data

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan simpulan dan saran penelitian ini. Simpulan dan saran diberikan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa

Lebih terperinci

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 09 Agustus Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 09 Agustus Indeks P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 09 Agustus 2011 Indeks 1. Dugaan Korupsi Pembangunan RSUD Dharmasyara Kejati Sumbar antre untuk periksa Nazaruddin 2. Korupsi Wisma Atlet Menpora

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta pikiran. Bahasa memiliki fungsi sebagai identitas nasional, karena di Indonesia terdapat beribu-ribu

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP BENCANA JEPANG (STUDI ANALISIS WACANA TEUN A. VAN DIJK PADA HARIAN KOMPAS TENTANG PEMBERITAAN GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif dengan menggunakan studi dokumentasi yang diperoleh berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan

Lebih terperinci