BAB 1 PENDAHULUAN. besar yang kompleks. Pertama, keterbatasan dana yang diperoleh lembaga-lembaga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. besar yang kompleks. Pertama, keterbatasan dana yang diperoleh lembaga-lembaga"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Dunia pendidikan Indonesia saat ini setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks. Pertama, keterbatasan dana yang diperoleh lembaga-lembaga pendidikan masyarakat seiring tuntutan pengguna lulusan baik dalam dunia usaha maupun lembaga pemerintahaan yang semakin bersaing secara global. Kedua, mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) baik tenaga pendidik maupun pegawai yang mampu mengembangakan kemampuan terhadap perubahan lingkungan dalam menghasilkan lulusan sarjana yang berkualitas. Ketiga, tantangan dalam peningkatan daya saing pendidikan tinggi karena calon mahasiswa semakin kritis untuk memilih perguruan tinggi yang memilih daya saing. Keempat, kemampuan perguruan tinggi untuk melakukan penyesuaian bidang ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan kepada mahasiswa dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Dalam kaitannya dengan tantangan di atas, menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam berbagai tingkatan dan bidang keilmuan merupakan sebuah persoalan yang harus dijawab karena masyarakat khususnya para pelaku ekonomi dan berbagai lembaga yang menjadi pengguna lulusan tersebut semakin kritis dalam memilih lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan bidangnya. Hal ini perlu

2 diperhatikan mengingat kondisi yang terjadi saat ini, bahwa tingkat pertumbuhan lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya tidak sebanding dengan tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan. Kondisi ini berarti tingkat persaingan antara para lulusan perguruan tinggi sangat tinggi untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) (2008), menyatakan bahwa jumlah sarjana menganggur meningkat drastis dari orang pada tahun 2006 menjadi orang pada tahun Ditambah dengan pemegang Diploma I, II dan III yang menganggur, jumlahnya lebih dari orang pada tahun ketua Kopertis Wilayah I juga menyatakan jumlah tersebut di atas masih merupakan jumlah yang telah didata, namun diperkirakan jumlah angka pengangguran diperkirakan sebanyak orang. Bahkan setiap tahunnya, rata-rata 20% dari lulusan sarjana di Indonesia menjadi pengangguran (Hamonangan, A., 2007). Kondisi di atas disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah: 1. Keterbatasan lapangan kerja yang tersedia 2. Ketidaksesuaian kualifikasi yang dimiliki oleh lulusan sarjana dengan kebutuhan dunia kerja dan masih berorientasi untuk mencari kerja bukan menciptakan lapangan pekerjaan. 3. Kurangnya pemahaman perusahaan tentang ruang lingkup pekerjaan bagi setiap lulusan tertentu Pada acara JobsDB Career Expo 2010 di Bandung, Human Resources Department PT. Indocyber Global Teknologi menyatakan bahwa banyak pelamar yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Umumnya lulusan

3 sarjana tersebut memiliki nilai yang bagus namun belum mampu untuk menjawab kebutuhan perusahaan. Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja mengabaikan bidang studi lulusan sarjana dalam sebuah wawancara. Seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan, kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Maka, lulusan sarjana dengan kualitas ini punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak sesuai. Beliau menyatakan pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang IPK-nya sangat bagus (Fauzi, A., 2010). Hal ini tidak hanya terjadi di beberapa lulusan program studi tertentu, melainkan terjadi di hampir seluruh lulusan program studi yang ada, salah satunya adalah lulusan sarjana Teknik Industri. Menurut P.E.Hicks (1997), definisi Keilmuan Teknik Industri adalah sebagai berikut: Industrial Engineering is concern with the design, improvement and installation of integrated systems of materials, information, equipment and energy. It draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical and social sciences together with the principles and methods of engineering analysis and design to specify, predict and evaluate the results to be obtained from such systems dikutip dari Sinulingga (2008), memiliki arti bahwa seorang sajana Teknik Industri adalah orang yang mampu untuk merancang, memperbaiki dan memasang

4 sistem terpadu mencakup material, informasi, peralatan dan energi, dengan menggunakan pengetahuan dan keahlian yang spesifik seperti matematika, fisika dan ilmu sosial dan dengan prinsip dan metode analisis rekayasa dan rancangan untuk menentukan, memprediksi dan mengevaluasi hasil diperoleh dari setiap sistem. Definisi lainnya dari The Global Association Productivity and Efficiency Professionals (2008) bahwa seorang sarjana teknik industri adalah sebagai berikut: Industrial engineers are process-oriented, managing process improvements and multifaceted projects. In the field of innovation, coming up with ideas is a collaborative effort and follows a process. It is only through the innovation process that we can create our execution plans from our many ideas, berarti bahwa seorang sarjana teknik industri berorientasi pada proses, mengatur peningkatan proses dan multifaceted project (Stanleigh, M., 2008). Jika dilihat dari profil Fakultas/Departemen Teknik Industri yang ada di Indonesia misalnya, seperti: a. Salah satu sasaran Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah: Kemampuan dalam melakukan perancangan, rekayasa, fabrikasi, perbaikan, dan operasi sistem integral yang terdiri atas manusia, peralatan, bahan, energi dan informasi. b. Website Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa Konsep Penetapan kurikulum program studi disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan dari pihak stakeholders yaitu kebutuhan dunia industri dan perkembangan

5 teknologi. Kesesuaian terhadap kebutuhan stakeholders tersebut direalisasikan dengan mata kuliah yang menekankan pada ilmu Teknik Industri dengan tujuan agar mahasiswa menguasai bidang Teknik Industri. Definisi kompetensi yang jelas tentang keilmuan teknik Industri diadaptasi dari definisi Teknik Industri dari asosiasi ahli teknik industri AS (Institute of Industrial Engineers), yaitu berkenaan dengan perancangan, peningkatan, instalasi dan manajemen dari suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri dari informasi, manusia, material, peralatan, teknologi dan energi untuk semua jenis operasi jasa dan manufaktur. Keahliannya berdasarkan pengetahuan dan keahlian spesifik dibidang matematika, fisika, dan ilmu sosial yang digabungkan dengan prinsipprinsip dan metode-metode analisa rekayasa dan manajemen sehingga mampu menspesifikasikan, memperkirakan dan mengevaluasi performa dari sistem tersebut. c. Institut Teknologi Surabaya, disebutkan dalam website-nya kompetensi lulusan teknik industri adalah kemampuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian dan pengendalian sistem industri yang luas dan kompleks, mempunyai kemampuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, maupun produktivitas sistem industri. Untuk memenuhi hal tersebut seorang sarjana Teknik Industri dituntut memiliki kemampuan dibidang ilmu keteknikan dan ilmu sosial secara bersama.

6 Dari ketiga sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang Sarjana Teknik Industri dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian dan pengendalian dan perbaikan secara sistem integral dengan memanfaatkan ilmu science dan sosial dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Tentu saja, dari tujuan di atas, sebenarnya sarjana teknik industri memiliki suatu karakteristik yang berbeda dengan disiplin ilmu lainnya, mereka dituntut untuk mampu mengendalikan dan mengintegrasikan berbagai bidang secara integrasi sehingga membentuk sebuah sistem organisasi pada sebuah perusahaan. Apabila definisi-definisi di atas dapat diterapkan pada lulusan teknik industri, maka peran teknik industri pada perusahaan sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara optimal. Namun jika dibandingkan dengan fakta yang ada, banyak lulusan sarjana teknik industri menekuni profesi yang tidak sesuai dengan profesi yang sebenarnya. Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu: a. Kurang pahamnya perusahaan tentang profesi teknik industri yang menyebabkan perusahaan masih menyamakan posisi lulusan teknik industri dengan lulusan dari bidang lainnya dalam proses rekrutmen. b. Mahasiswa yang masih berorientasikan untuk mendapatkan pekerjaan sesegera mungkin setelah menyelesaikan kuliahnya. Beberapa kondisi yang terjadi tentang ruang lingkup pekerjaan lulusan teknik industri adalah misalnya: seorang sarjana Teknik Industri yang bekerja sebagai

7 marketing di sebuah perbankan, menjadi seorang operator mesin di sebuah industri pengolahan kertas, dan sebagainya. Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat bahwa seharusnya seorang lulusan sarjana Teknik Industri adalah sebagai seorang system analyst, yaitu orang yang mampu menyusun, merencanakan dan mengintegrasikan komponen-komponen dalam sebuah sistem seperti: manusia, mesin/peralatan, metode, material dan sebagainya menjadi sebuah sistem yang saling terintegrasi Perumusan Masalah Dari uraian di atas, permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah masih adanya ketidaksesuain antara kompetensi lulusan teknik industri terhadap kebutuhan pasar (perusahaan). Sehubungan dengan masalah di atas, pertanyaan yang harus dijawab adalah strategi apakah yang perlu dilakukan oleh Teknik Industri untuk mendekatkan kemampuan lulusan teknik industri dengan kebutuhan pasar? Jawaban atas pertanyaan di atas sangat dibutuhkan dalam merumuskan strategi yang paling efektif untuk mendapatkan pendidikan terbaik teknik industri dalam memenuhi kebutuhan pasar Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah perencanaan strategi yang efektif untuk meningkatkan kompetensi lulusan teknik industri di Departemen Teknik Industri USU yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar.

8 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi Mahasiswa Manfaat penelitan ini bagi mahasiswa adalah melatih kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh departemen Teknik Industri FT-USU dalam menghasilkan para lulusan sarjana yang berkualitas sesuai dengan harapan stakeholder dan menyelesaikan studi di Program Studi Magister Teknik Industri USU. 2. Bagi Perguruan Tinggi Manfaat penelitian ini bagi perguruan tinggi adalah sebagai usulan strategi khususnya bagi Departemen Teknik Industri FT-USU untuk meningkatkan kompetensi lulusan teknik industri dalam memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan. 3. Bagi Departemen Teknik Industri FT-USU Memperoleh hasil penelitian berupa persepsi perusahaan mengenai kondisi eksisting tentang lulusan sarjana TI yang ada saat ini, harapan yang diinginkan perusahaan serta usulan strategi yang dapat dilakukan departemen Teknik Industri FT-USU untuk memenuhi harapan tersebut. Dengan demikian, Departemen Teknik Industri FT-USU dapat meningkatkan metode belajar, kurikulum maupun cara mengajar dalam kegiatan perkuliahan agar kualitas lulusan sarjana Teknik Industri FT- USU dapat sesuai dengan harapan perusahaan.

9 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut: a. Penelitian hanya dilakukan di Departemen Teknik Indusri FT-USU untuk program reguler. b. Penelitian hanya dilakukan pada bagian proses pendidikan yang terjadi dalam kegiatan di Departemen Teknik Industri FT-USU Sistematika Penulisan Laporan Sistematika penulisan proposal tesis adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Berisikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, dimana dibahas tentang tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh perguruan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin tumbuh. Secara spesifik, dibahas tentang kesesuaian antara kualitas sarjana Teknik Industri Universitas Sumatera Utara terhadap kebutuhan perusahaan, penyebab-penyebab ketidaksesuaian spesialisasi keilmuan Industri terhadap ruang lingkup pekerjaan yang tersedia selama ini. Dari permasalahan di atas, maka muncul beberapa penyebab terjadinya hal tersebut sehingga diperlukan sebuah strategi bagi Departemen Teknik Industri untuk meningkatkan daya saingnya agar dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Bab 2 Gambaran Umum Perusahaan Berisikan tentang profil Departemen Teknik Industri USU dimana tempat penelitian ini dilakukan.

10 Bab 3 Landasan Teori Berisikan tentang teori-teori yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian ini, seperti: definisi kompetensi, Analythical Hierarchy Process (AHP), Quantitative Strategic Planning Matrix. Bab 4 Metodologi Penelitian Berisikan tentang tahapan proses penelitian yang akan dilakukan, mulai dari studi literatur, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan kesimpulan dan saran. Bab 5 Pengolahan Data Berisikan tentang kegiatan pengumpulan data yang kemudian diolah dengan menggunakan teori-teori yang telah ditentukan. Output dari pengolahan data ini diperoleh sebuah strategi yang dapat dilakukan oleh Departemen Teknik Industri USU. Bab 6 Analisis Berisikan tentang analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan sehingga diperoleh sebuah hasil akhir dari penelitian tersebut. Bab 7 Kesimpulan dan Saran Berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan baik bagi tempat penelitian ini dilakukan maupun pengembangan penelitian dapat dapat dilakukan terhadap penelitian yang telah dilakukan.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNIK INDUSTRI

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNIK INDUSTRI 6 6 2 3 - T a u f i q u r R a c h m a n SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNIK INDUSTRI Materi #1 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Perkembangan Awal 2 Keteknikan (engineering) dan ilmu pengetahuan (science) telah

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #1 Ganjil 2016/2017. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #1 Ganjil 2016/2017. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. 6 6 2 3 - T a u f i q u r R a c h m a n Materi #1 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Detail Mata Kuliah 2 Kode TIN102 Nama Pengantar Teknik Industri Bobot 2 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

Teknik Industri. Universitas Indonesia. i/ndustrial e/ngineering ui - where the science of engineering and management blends

Teknik Industri. Universitas Indonesia. i/ndustrial e/ngineering ui - where the science of engineering and management blends Teknik Industri Universitas Indonesia What is industry? The manufacturing (making) and selling of a particular type of goods or services An industry is generally any grouping of businesses that share a

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri. Pengantar Teknik Industri. Literatur. Hubungan TI dan Ilmu Lain

Pengantar Teknik Industri. Pengantar Teknik Industri. Literatur. Hubungan TI dan Ilmu Lain Literatur Pengantar Teknik Industri Oleh Alam Santosa 1 Turner, C.W., Mice, J. H., Case, K. E., Nezemetz, J. W., Introduction To Industrial And System Engineering, 3th Edition,I Prentice Hall, 1993. Hicks,

Lebih terperinci

Pengenalan Program Studi Teknik Industri

Pengenalan Program Studi Teknik Industri Pengenalan Program Studi Teknik Industri Hasil Pembelajaran Setelah menyelesaikan materi ini diharapkan mahasiswa mampu: Menjelaskan pengertian disiplin teknik industri dan sejarah perkembangan disiplin

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMANFAATAN ENERGI DI INDONESIA

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMANFAATAN ENERGI DI INDONESIA Surat Perjanjian: III/LPPM/2015-02/4-P LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMANFAATAN ENERGI DI INDONESIA Disusun Oleh: Dr. Carles Sitompul Alfian, ST., MT. Kinley Aritonang Ph.D (Pembina) Lembaga

Lebih terperinci

INDUSTRIAL ENGINEERING

INDUSTRIAL ENGINEERING INDUSTRIAL ENGINEERING ENGINEERING The application of scientific and mathematical principles to practical ends such as the design, manufacture, and operation of efficient and economical structures, machines,

Lebih terperinci

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Oleh: Dr. Ir. TMA. Ari Samadhi, M.Sc. Rapat BKSTI, Bandung 10 Oktober 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Lebih terperinci

Usulan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Berbasis KKNI

Usulan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Berbasis KKNI Usulan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Berbasis KKNI Badan Kerja Sama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia (BKSTI) Yogyakarta, 15 September 2012 Pembahasan Apakah KKNI

Lebih terperinci

OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM. Arif Rahman

OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM. Arif Rahman OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM Arif Rahman INDUSTRIAL ENGINEERING..is concerned with the design, improvement, and installation of integrated systems of men, materials, information, energy,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FT USU TESIS. Oleh TENGKU ABDULAH SANI /TI

PERENCANAAN STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FT USU TESIS. Oleh TENGKU ABDULAH SANI /TI PERENCANAAN STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FT USU TESIS Oleh TENGKU ABDULAH SANI 067025009/TI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 PERENCANAAN STRATEGI

Lebih terperinci

Ilustrasi 1: Teknologi Kamera

Ilustrasi 1: Teknologi Kamera MANAJEMEN REKAYASA Ilustrasi 1: Teknologi Kamera Teknologi kamera untuk memotret dulu menggunakan film Perusahaan pembuat film seperti FUJI, SAKURA, KODAK, dll membangun keunggulan perusahaannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-2, Malaysia urutan ke-21, dan Thailand urutan ke-39. Salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-2, Malaysia urutan ke-21, dan Thailand urutan ke-39. Salah satu cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai diterapkan 1 Januari 2015, tantangan yang dihadapi oleh anggotanya termasuk Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang di segala bidang, baik industri barang maupun jasa, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, dan maju di berbagai bidang, menuntut seseorang harus selalu up to date

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, dan maju di berbagai bidang, menuntut seseorang harus selalu up to date BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, dinamis, dan maju di berbagai bidang, menuntut seseorang harus selalu up to date mengikuti

Lebih terperinci

KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN

KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN Kurikulum berikut ini berlaku sejak perkuliahan tahun akademik 2012 dengan beban 47 kredit (pada masa sebelumnya, beban studi mahasiswa adalah 46 kredit). 1. Beban Studi Beban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kerja merupakan serangkaian dari beberapa pekerjaan yang berbeda kemudian dipadukan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa, yang menghasilkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik Industri muncul sebagai suatu disiplin ilmu keteknikan yang baru adalah karena hasil dari revolusi industri dan dibarengi dengan kebutuhan akan seorang

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Instrumentasi dan Kontrol

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Instrumentasi dan Kontrol Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Magister Instrumentasi dan Kontrol Fakultas : Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERUSAHAAN

PERENCANAAN PERUSAHAAN PERENCANAAN PERUSAHAAN INDUSTRIAL ENGINEERING..is concerned with the design, improvement, and installation of integrated systems of men, materials, information, energy, and equipments. It draws upon specialized

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Mesin Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kapabilitas suatu perusahaan tidak dapat dicapai hanya

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Teknik & Manajemen Industri

Dokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Teknik & Manajemen Industri Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Doktor Teknik & Manajemen Industri Fakultas : Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dlihat dari fenomena yang ada, jumlah pencari kerja di Indonesia lebih banyak dibanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Lulusan mahasiswa dari Perguruan

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Fisika

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Fisika Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Magister Teknik Fisika Fakultas : Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat berkembang serta berjalan dengan baik jika memiliki sumber daya manusia (SDM) yang tepat. SDM yang tepat mampu menunjang kinerja suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi daya saing perusahaan. Hal tersebut, menegaskan bahwa perusahaan. yang kompeten dan profesional untuk menunjang performance

BAB I PENDAHULUAN. bagi daya saing perusahaan. Hal tersebut, menegaskan bahwa perusahaan. yang kompeten dan profesional untuk menunjang performance BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, tekanan kepada perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat pun turut meningkat. Kebanyakan perusahaan tidak akan memberikan toleransi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era perdagangan bebas pada abad ke 21 dan situasi krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era perdagangan bebas pada abad ke 21 dan situasi krisis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era perdagangan bebas pada abad ke 21 dan situasi krisis moneter yang masih melanda di Indonesia ini, industri industri di Indonesia harus berdaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Setiap perusahaan

Lebih terperinci

KEILMUAN ILMU SOSIAL BAGI TEKNIK INDUSTRI. Arif Rahman

KEILMUAN ILMU SOSIAL BAGI TEKNIK INDUSTRI. Arif Rahman KEILMUAN ILMU SOSIAL BAGI TEKNIK INDUSTRI Arif Rahman INDUSTRIAL ENGINEERING..is concerned with the design, improvement, and installation of integrated systems of men, materials, information, energy, and

Lebih terperinci

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM SAMSUDIN HARIYANTO 2504 201 006 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc.

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Tugas : Individu Ujian Tengah Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelancaran proses produksi merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu industri manufaktur dalam menghasilkan produk-produk berkualitas, ketepatan waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini ditandai dengan semakin berkembang dan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh laba dari

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik & Manajemen Industri

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik & Manajemen Industri Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Magister Teknik & Manajemen Industri Fakultas : Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang pesat saat ini, penggunaan teknologi informasi menjadi faktor penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT PADA STMIK BALIKPAPAN

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT PADA STMIK BALIKPAPAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT PADA STMIK BALIKPAPAN Subur Anugerah, S.T., M.Eng. 1), Mundzir, S.Kom., M.T. 2) 1) Teknik Informatika, 2) Manajemen

Lebih terperinci

Pengenalan Program Studi Manajemen Rekayasa Industri. Manajemen Rekayas Industri Institut Teknologi Bandung

Pengenalan Program Studi Manajemen Rekayasa Industri. Manajemen Rekayas Industri Institut Teknologi Bandung Pengenalan Program Studi Manajemen Rekayasa Industri Manajemen Rekayas Industri Ilustrasi 1: Teknologi Kamera Teknologi kamera untuk memotret dulu menggunakan film Perusahaan pembuat film seperti FUJI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak dalam Wilmar Group. PT Multimas memiliki beberapa proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. minyak dalam Wilmar Group. PT Multimas memiliki beberapa proses produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Multimas Nabati Asahan merupakan salah satu perusahaan penghasil minyak dalam Wilmar Group. PT Multimas memiliki beberapa proses produksi dengan memanfaatkan bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan pada institusi ekonomi modern, hal ini nampak dari pola kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan pada institusi ekonomi modern, hal ini nampak dari pola kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan secara signifikan pada institusi ekonomi modern, hal ini nampak dari pola kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

',-&$ '. '. "!H~" u ~~~ I~... PROGRAM MAGI R logistik PROPOSAL. (Revisi ke-3) FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG III,..I. flii ,.

',-&$ '. '. !H~ u ~~~ I~... PROGRAM MAGI R logistik PROPOSAL. (Revisi ke-3) FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG III,..I. flii ,. PROPOSAL PROGRAM MAGI R logistik (Revisi ke3) / ',&$ I., ' "!H" u flii,.' III. III,I FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011 r. ' Ringkasan Eksekutif Tren perkembangan industri global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan pengelolaan sumber daya yang

Lebih terperinci

Program Studi S-1 TEKNIK INDUSTRI

Program Studi S-1 TEKNIK INDUSTRI Fakultas Teknik Program Studi S-1 TEKNIK INDUSTRI Facing the Challenge of Business and Global Industry Dunia bisnis dan industri global saat ini menghadapi tantangan yang semakin besar. Setiap orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan era globalisasi saat ini kebutuhan akan teknologi meningkat pesat. Penguasaan dan skill dalam bidang teknologi tentunya sangat dibutuhkan oleh para

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Mitra Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Mitra Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Mitra Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan barang. Jumlah pegawai yang dimiliki saat ini kurang lebih 75 personel

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERBASIS ORGANIZATIONAL LEARNING DENGAN PENDEKATAN TOGAF ADM

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERBASIS ORGANIZATIONAL LEARNING DENGAN PENDEKATAN TOGAF ADM PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERBASIS ORGANIZATIONAL LEARNING DENGAN PENDEKATAN TOGAF ADM Heriyono Lalu Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

SPESIFIKASI DAN KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

SPESIFIKASI DAN KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN SPESIFIKASI DAN KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN TAHUN 2015 1 I. Pendahuluan Berdasarkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSISTENSI PILIHAN KARIR DIBIDANG AKUNTANSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSISTENSI PILIHAN KARIR DIBIDANG AKUNTANSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSISTENSI PILIHAN KARIR DIBIDANG AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Surakarta Tahun 2008) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Arsitektur Fakultas : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Total Bidang Halaman Kode Akademik Dokumen dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xxi. DAFTAR GAMBAR... xxiii. DAFTAR LAMPIRAN... xxv

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xxi. DAFTAR GAMBAR... xxiii. DAFTAR LAMPIRAN... xxv DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xxi DAFTAR GAMBAR... xxiii DAFTAR LAMPIRAN... xxv DAFTAR ISTILAH... xxvii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 6 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu elemen dalam perusahan yang sangat penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya pada organisasi International Organization for Migration

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat dan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat dan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat dan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, terdapat dua aset penting yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini menuntut perusahaan untuk terus berbenah diri dengan melakukan perubahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ini menuntut perusahaan untuk terus berbenah diri dengan melakukan perubahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi sebagai era tanpa batas yang tercermin dengan adanya kebebasan dalam berusaha, kebebasan dalam berpendapat dan dalam bersaing. Hal ini menuntut perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri di Indonesia saat ini bisa dikatakan cukup pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri di Indonesia saat ini bisa dikatakan cukup pesat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia saat ini bisa dikatakan cukup pesat. Hal ini menuntut baik pekerja maupun pemilik perusahaan dapat bekerja sama dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi sekarang ini berkembang dengan begitu pesatnya, sehingga segala bentuk arus informasi dapat dengan mudah diperoleh. Komputer selalu menghadirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuannya. Hal ini dilakukan agar mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuannya. Hal ini dilakukan agar mereka dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini mendorong setiap perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya. Hal ini dilakukan agar mereka dapat unggul dalam persaingan dunia

Lebih terperinci

Computer Careers and Certification

Computer Careers and Certification Computer Careers and Certification Chapter 2 Source : Shelly, G.B., Cashman, T., and Vermaat, M. 2005. Discovering Computers 2006, Complete. America: Course Technology Thomson Learning The Computer Industry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkungan tempat kita hidup kini merupakan lingkungan yang berubah dengan cepat. Pertumbuhan penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu lembaga keuangan yang menjadi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH SUB SISTEM PENJADWALAN TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH SUB SISTEM PENJADWALAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH SUB SISTEM PENJADWALAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Informatika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PENJABARAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES

PENJABARAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES PENJABARAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MANUFAKTUR/JASA PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi Doktor Teknik Geofisika

Dokumen Kurikulum Program Studi Doktor Teknik Geofisika Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi Doktor Teknik Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri saat ini sedang berkembang pesat. Kebutuhan dan selera masyarakat yang semakin banyak ragamnya, serta daya beli masyarakat yang cenderung meningkat

Lebih terperinci

DEFINISI TEKNIK INDUSTRI. Arif Rahman

DEFINISI TEKNIK INDUSTRI. Arif Rahman DEFINISI TEKNIK INDUSTRI Arif Rahman ENGINEERING... is the profession in which a knowledge of the mathematical and natural sciences gained by study, experience, and practice. It is applied with judgment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk

Lebih terperinci

Gambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20

Gambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang berada di Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era industrialisasi global yang semakin kompetitif sekarang ini, arus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era industrialisasi global yang semakin kompetitif sekarang ini, arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi global yang semakin kompetitif sekarang ini, arus barang dan jasa bergerak tanpa batas (borderless) keberbagai penjuru negara yang menyebabkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP 1 MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP INFORMASI Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Latar belakang (1) 2 The Standish Group research shows a staggering 31.1% of projects

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Industri Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Industri Lampiran II Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Lampiran II Fakultas : Teknologi Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total Halaman Kur2013-S1-TI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktek adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di universitas dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Teknik Fisika

Dokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Teknik Fisika Dokumen Kurikulum 203-208 Program Studi : Doktor Teknik Fisika Fakultas : Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total Halaman

Lebih terperinci

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era perkembangan globalisasi seperti sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang jauh lebih berkualitas dan kompeten menjadi hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007)

BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakar Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007) menyebutkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sanusi, Wasilatul Murtafiah, Edy Suprapto Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya dalam suatu organisasi. Metode pemecahan masalah yang dimasa lalu untuk dapat menyajikan informasi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Visi : Misi : "Pendidikan Program Sarjana Teknik Pertambangan

Lebih terperinci

SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL (SISMANFLEX) MODUL 01 PENGANTAR SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL

SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL (SISMANFLEX) MODUL 01 PENGANTAR SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL (SISMANFLEX) MODUL 01 PENGANTAR SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL Nama Mata Kuliah : SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL Kode Mata Kuliah/SKS : TKI 249 / 3 Pertemuan Minggu : 1 Dosen Pengampu

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI USU

BAB 2 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI USU BAB 2 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI USU 2.1. Sejarah Ringkas Tentang Departemen Teknik Industri FT-USU Program Studi Teknik Industri didirikan tahun 1965 bersamaan dengan berdirinya Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kehilangan pekerjaan karena kondisi tersebut. Banyak pekerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kehilangan pekerjaan karena kondisi tersebut. Banyak pekerja yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak terjadinya krisis moneter di Negara Indonesia, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena kondisi tersebut. Banyak pekerja yang terpaksa kehilangan

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007 / 2008

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007 / 2008 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007 / 2008 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT SAMPURNA JAYA BARU PALEMBANG Christina 2005.24.0111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring berjalannya era pasar bebas seperti sekarang ini perkembangan perusahaan manufaktur dan jasa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperhatikan perkembangan dikabupaten Demak, dipersiapkan tenaga kerja tingkat teknisi dan professional yang berkualitas yang mampu bersaing menghadapi tantangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri manufaktur zaman sekarang telah berkembang pesat yang membuat perusahaan di tuntut untuk memiliki daya saing yang baik dari sisi kualitas

Lebih terperinci

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T. PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa menjelaskan konsep dan tujuan methods engineering Capaian Pembelajaran Pada akhir semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dikemukakan hal-hal yang melatarbelakangi pentingnya dilakukan penelitian, rumusan dan batasan permasalahan yang dikerjakan dalam penelitian, tujuan dan relevansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan adalah sekumpulan kegiatan yang dilaksanakan untuk merancang, membuat, memasarkan, mengantarkan, dan mendukung produknya dimana setiap kegiatan dapat

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi

Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi Refference Niebel Benjamin W. & Freivalds A. 2003. Methods Standards and Work Design. 11 th edition. Mc Graw Hill. New York. Aft, Lawrence S. 2000. Work Measurement &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap pakai dibutuhkan pada setiap saat ketika proses produksi akan dimulai. Fungsi mesin/peralatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan dalam pengembangan dalam berbagai sektor. Dalam sebuah pembangunan, diperlukannya perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang semenjak tahun 1960-an. Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum SIM didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluaran yang sama yaitu sebuah informasi. Informasi ini nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluaran yang sama yaitu sebuah informasi. Informasi ini nantinya akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para karyawan di dalam sebuah organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Akan tetapi, tugas yang mereka lakukan akan menghasilkan sebuah keluaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang masalah; tujuan penelitian dan pengembangan; spesifikasi produk; pentingnya penelitian dan pengembangan; asumsi dan keterbatasan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

)= sayalari ocurrere= menjadilari

)= sayalari ocurrere= menjadilari ocurro( )= sayalari ocurrere= menjadilari The sum of the learning activities and experiences that a student has under the auspices or direction of the school. (Finch & Crunkilton) Seperangkat rencana dan

Lebih terperinci

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Indrajit dan Djokopurnomo (2002), persaingan bisnis yang sangat ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks. Sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan memiliki peran penting karena manusia merupakan pelaksana dalam pembangunan. Suatu pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.

Lebih terperinci