BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan salah satu alat yang penting dan pokok dalam suatu perusahaan terutama sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang dalam kegiatan usahanya melakukan kegiatan produksi. Sehingga dalam perusahaan manufaktur aktiva tetap merupakan tulang punggung dalam kegiatan perusahaan sehari-hari. Pengertian aktiva tetap menurut IAI dalam PSAK No. 16 Revisi 2007 Nomor 06 (2009; 16.2) adalah sebagai berikut: a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau dengan tujuan administratif; dan b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Sedangkan menurut pengertian aktiva tetap menurut Warren dan Reeve (2005 : 492) adalah: Aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena terlihat secara fisik. Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta dimaksudkan tidak untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal. 5

2 Dalam buku Akuntansi intermadiate Donald E. Kieso, Jeery J Weygandt dan Terry D Warfield (2002:2) menyebutkan bahwa Aktiva tetap (fixed assets) meliputi tanah, struktur bangunan (kantor, pabrik, gudang), peralatan (mesin, perabotan, perkakas). 2. Karakteristik Aktiva Tetap Aktiva tetap dalam suatu perusahaan dimaksudkan untuk menunjang atau mendukung proses operasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari suatu periode dan bukan untuk dimaksudkan untuk dijual kembali. Suatu asset atau aktiva dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap jika memenuhi syarat sebagai berikut: a. Berwujud atau memiliki bentuk secara fisik. Aktiva tetap harus memiliki wujud yang nyata, sehingga jika ada harta yang dianggap memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun namun tidak memiliki wujud secara fisik maka harta tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap. b. Digunakan dalam operasi perusahaan. c. Memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun. Harus mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut dialokasikan selama periode masa manfaatnya melalui beban penyusutan kecuali tanah tidak disusutkan. 6

3 d. Tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan. Aktiva tetap diperoleh dimaksudkan untuk menunjang operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan. Jika aktiva tetap tersebut dimaksudkan untuk diperjualbelikan maka lebih tepat tidak dimasukkan sebagai aktiva tetap namun lebih tepatnya sebagai persediaan. e. Mempunyai nilai yang cukup besar. Artinya aktiva tetap memiliki pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan dan pada umumnya aktiva tetap diperoleh dengan harga beli yang cukup besar dan juga dalam penggunaannya membutuhkan pengeluaran yang lebih jika aktiva tetap tersebut mengalami kerusakan. Untuk itu dibutuhkan kebijakan dalam menentukan biaya pemeliharaan dan juga seberapa besar suatu aktiva dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap. 3. Pengelompokkan Aktiva Tetap lain: Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara a. Berdasarkan subtansisanya, aktiva tetap dapat dibagi menjadi: 1) Aktiva Berwujud (Tangible Assets) atau dengan istilah lain plant/equipment. 2) Aktiva Tidak Berwujud (Itangible Assets)Yaitu aktiva yang tidak dapat ditanggap ditangkap oleh panca indera. 7

4 b. Berdasarkan disusutkan atau tidak, aktiva tetap dibagi menjadi: 1) Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti bangunan (building), peralatan (equipment), mesin (machinary), inventaris, jalan dan lain-lain. 2) Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yag tidak disusutkan seperti tanah (land) c. Berdasarkan jenis 1) Tanah atau Lahan Lahan adalah sebidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khusus bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya, seperti riol, jalan dan lain-lain maka dapat digabungkan dalam nilai lahan. 2) Bangunan gedung Gedung adalah bangunan yang berdiri diatas bumi baik di atas lahan/air, Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjdi lokasi gedung. 3) Mesin Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. 8

5 4) Kendaraan Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truck, grader, traktor, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain. 5) Perabot Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. 6) Inventaris atau peralatan Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain. 7) Prasarana Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus tentang prasarana seperti jalan, jembatan, pagar dan lain-lain. 4. Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap a. Perolehan Aktiva Tetap dan Pencatatannya Dasar penilaian aktiva tetap didasarkan pada historical cost (harga perolehan) dari aktiva tetap tersebut, yang diukur dari harga cash (tunai) atau cash equivalent (setara kas). Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dalam PSAK No. 16 Revisi 2007 Nomor 16 (2009; 16.4) komponen harga perolehan adalah: 1) Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain; 9

6 2) Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen; dan 3) Esimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain: 1) Pembelian Tunai Biasanya dilakukan pada suatu jenis aktiva tetap yang memiliki harga perolehan relatif murah. Aktiva tetap yang didapat dari pembelian tunai dicatat sesuai dengan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut termasuk semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan, seperti biaya angkut, premi asuransi selama dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan, biaya percobaan, termasuk seluruh pengeluaran incidental lain yang berhubungan dengan pembelian atau persiapan penggunaan aktiva tetap tersebut dan dikurangi discount atau potongan-potongan sehubungan dengan pembelian secara tunai tersebut. Pencatatan yang dilakukan adalah: Aktiva Tetap Kas 10

7 2) Diperoleh dengan harga lumpsump (gabungan) Harga gabungan/lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aktiva, sehingga jika aktiva tetap diperoleh dengan harga lump sum tunggal maka cara mengalokasikan total biaya diantara berbagai aktiva dapat didasarkan kepada nilai pasar wajar relatifnya. Untuk menentukan nilai pasar wajar dapat menggunakan beberapa cara berikut yaitu penaksiran untuk tujuan asuransi, penilaian yang ditetapkan untuk tujuan pajak, atau penaksiran independen oleh seorang insinyur atau penaksir lainnya. Sebagai contoh perolehan aktiva tetap yang diperoleh dengan harga harga lumpsump (gabungan); PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah Rp , bangunan Rp , equipment Rp , alokasi harga Rp tersebut adalah sebagai berikut: Jenis harta Nilai Taksiran (Rp) Perhitungan Alokasi Jumlah Alokasi (Rp) Tanah /100 x Bangunan /100 x Peralatan /100 x Jumlah

8 2006 Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah: Tgl. Akun Debet Kredit Jan 1 Tanah Bangunan Peralatan Kas ) Diperoleh dengan pembayaran berkala (angsuran) Jika suatu harta tetap diperoleh dengan pembayaran secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan downpaymentnya. Atau bunga yang ditimbulkan atas pembayaran secara angsuran harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga pada periode berjalan, hal ini sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2007 Nomor 23. Secara umum pencatatan yang dilakukan pada saat perolehan adalah: Aktiva Tetap Hutang Kas Sedangkan pada saat pembayaran angsuran adalah: Hutang Biaya Bunga Kas 12

9 Sebagai ilustrasi contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga tunainya adalah Rp Pada waktu itu dibayar uang muka Rp sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar Rp ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai berikut: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Jan 2 Tanah Kas Hutang Tgl. Akun Debet Kredit Jun 30 Hutang Biaya Bunga Kas ) Ditukar dengan aktiva tetap lain (Trade in). Atau biasa juga disebut dengan cara tukar tambah, dimana aktiva tetap yang lama digunakan untuk membayar sebagian harga dari aktiva tetap yang baru dan kekurangan atas harga aktiva tetap yang baru dibayar secara tunai. Mengenai laba/rugi yang 13

10 ditimbulkan atas pertukaran aktiva tetap ini dapat dipisahkan menjadi dua yaitu: a) Pertukaran aktiva tetap sejenis (Similar assets general case). Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama. Sebagai contoh mesin lama ditukar dengan mesin baru atau kendaraan lama ditukar dengan kendaraan baru. Dalam pertukaran aktiva tetap sejenis keuntungan tidak diakui hanya mengurangi harga perolehan aktiva tetap yang baru. Apabila dalam pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka kerugian dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran. Pencatatan yang dilakukan sebagai berikut: Aktiva Tetap Baru Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Lama Aktiva Tetap Lama Apabila dalam pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka kerugian dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran. Pencatatan yang dilakukan sebagai berikut: Aktiva Tetap Baru Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Lama Kerugian Pertukaran Aktiva Tetap 14

11 Aktiva Tetap Lama b) Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis (Dissimilar assets general case). Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang baik sifat maupun fungsinya berbeda. Dalam pertukaran aktiva tetap tidak sejenis perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang yang diperoleh dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva tetap yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap. Pencatatan yang dilakukan sebagai berikut: Jika mengalami keuntungan dalam pertukaran aktiva tetap: Aktiva Tetap Baru Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Lama Aktiva Tetap Lama Kas Laba Atau jika mengalami kerugian dalam pertukaran aktiva tetap: Aktiva Tetap Baru Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Lama 15

12 Rugi Aktiva Tetap Lama Kas Untuk perolehan aktiva tetap secara pertukaran ini PSAK No.16 Revisi 2007 mengaturnya pada nomor 24. 5) Pembelian dengan cara leasing Leasing yang digunakan untuk memperoleh aktiva tetap yaitu capital lease. Capital lease adalah transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah sisa yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha. Pencatatan capital lease hampir sama dengan perolehan aktiva tetap dengan cara kontrak (utang) jangka panjang. Dalam PSAK No.16 Revisi 2007 disebutkan dalam nomor 27 (2009; 16.6) bahwa Biaya perolehan aset tetap yang dicatat oleh lessee dalam sewa pembiayaan ditentukan sesuai dengan PSAK No.30 tentang sewa. 16

13 6) Perolehan dengan menerbitkan surat berharga Aktiva tetap yang diperoleh dengan menerbitkan surat berharga biasanya dilakukan dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan. Harga perolehan dicatat sebesar harga pasar saham atau hutang obligasi yaitu berdasarkan nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio. Perolehan aktiva tetap dengan menggunakan cara ini tidak menimbulkan keuntungan ataupun kerugian karena selisih akan dimasukkan sebagai agia atau disagio surat berharga. Pencatatan yang dilakukan adalah: Aktiva Tetap Saham/Obligasi Agio Atau jika mengalami kerugian Aktiva Tetap Disagio Saham/Obligasi 7) Perolehan dari donasi Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah/donasi pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya namun biayabiaya tersebut jauh lebih kecil dari aktiva yang didapat. Apabila aktiva dicatat sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, maka hal ini 17

14 akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil juga depresiasi menjadi terlalu kecil. Maka untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. Pencatatan yang dilakukan adalah: Aktiva Tetap Modal Donasi 8) Dibuat sendiri Aktiva tetap yang dibuat sendiri oleh perusahaan biasanya berupa gedung, alat-alat yang biasanya berupa mesin yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Dalam pembuatan aktiva semua biaya dapat dibebankan secara langsung seperti bahan, upah langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva tetap yang dibuat, namun untuk biaya factory overhead tidak langsung menimbulkan masalah dalam pengalokasian terhadap aktiva tetap yang dikerjakan. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengalokasian biaya factory overhead tidak langsung yaitu: a) Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva tetap yang dibuat. b) Biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan aktiva tetap dan produksi. 18

15 b. Penetapan Harga Perolehan Aktiva Tetap Dalam menentukan harga perolehan suatu aktiva tetap, dasar yang digunakan adalah bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan harus dimasukkan ke dalam harga perolehan suatu aktiva tetap dan juga harus dikapitalisir. 1) Tanah Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah, namun jika tidak digunakan dalam usaha perusahaan dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari harga beli, komisi pembelian, biaya balik nama, biaya penelitian tanah, iuran atau pajak selama tanah belum digunakan, biaya merobohkan bangunan lama, biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian. 2) Bangunan Bangunan dapat diperoleh dengan dua cara yaitu dengan membeli sendiri atau dengan cara menbangun sendiri. Jika bangunan diperoleh dengan cara membeli biasanya didalam transaksi pembelian termasuk harga tanah dan bangunan sekaligus. Dalam hal ini maka harus dibedakan berapa besar harga tanah dan berapa besar harga bangunan. Sedangkan jika bangunan diperoleh dengan membangun sendiri maka yang menjadi biaya yaitu bangunan, tenaga kerja langsung dan overhead yang berhubungan langsung 19

16 dengan bangunan yang sedang dikerjakan. Pengeluaran-pengeluaran yang digunakan untuk membuat gambar bangunan, izin-izin yang berhubungan dnegan proses konstruksi dan biaya lain sebagaimana lazimnya yang dapat dikategorikan sebagai biaya bangunan. 3) Equipment Pada umumnya equipment terdiri dari: a) Mesin-mesin Yang termasuk dalam mesin-mesin adalah mesin-mesin yang digunakan dalam untuk memproduksi produk perusahaan, seperti mesin penghancur dan mesin pengaduk. b) Perkakas Dibagi menjadi dua yaitu perkakas mesin (Machinary Tools) dan perkakas tanah (Land Tools). Perkakas mesin (Machinary Tools) yaitu bagian yang dapat dipasang pada mesin seperti mata bor sedangkan perkakas tanah (Land Tools) adalah alat-alat yang dipakai dengan tangan seperti pacul dan gergaji. Perkakas ini biasanya harganya rendah dan umurnya pendek sehingga tidak dilakukan depresiasi dan bisa langsung dinyatakan sebagai expense atau ditampung dalam satu perkiraan tertentu dan tiap akhir tahun dilakukan amortisasi. c) Inventaris (perabot/mebelair atau alat-alat kantor) Yaitu yang berhubungan dengan peralatan administrasi seperti lemari, mesin tik, mesin hitung, meja, kursi dan lain-lain. 20

17 Harga perolehan diakui berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan siap digunakan. d) Pattern dan Dies/cetakan-cetakan Cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selama umur ekonomisnya. Tetapi jika cetakan itu hanya dipakai untuk memproduksi pesanan khusus, maka harga perolehan dibebankan sebagai biaya produksi pesanan tersebut. e) Alat Pengangkut Yaitu kendaraan atau alat pengangkut lain yang digunakan dalam suatu perusahaan. Nilai alat pengangkut ini terdiri dari harga beli dan biaya lain sampai dapat digunakan, seperti biaya faktur, bea balik nama dan biaya angkut sedangkan pajak-pajak yang dibayarkan setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. f) Tempat barang yang dapat dikembalikan (returnable container). Yang termasuk dalam returnable container adalah barangbarang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang dijual seperti botol, drum, tangki, dan lain-lain. Barang-barang tersebut merupakan aktiva perusahaan dan akan disusutkan selama umur manfaatnya. Apabila tempat barang itu bisa dikembalikan maka harga jual tidak termasuk harga tempat barang tersebut. 21

18 c. Pengeluaran Aktiva Tetap Setelah aktiva tetap dipasang dan siap digunakan, dapat terjadi biaya tambahan yang berkisar dari reparasi biasa hingga penambahan yang signifikan. Masalah utama yang biasa timbul atas biaya-biaya yang muncul adalah mengalokasikan biaya-biaya ini ke periode waktu yang tepat. Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih besar harus dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk mempertahankan tingkat pelayanan tertentu harus dianggap sebagai beban pada periode berjalan. Agar biaya-biaya tersebut dapat dikapitalisasi, tiga kondisi berikut harus terpenuhi yaitu: 1) Umur manfaat aktiva tetap harus meningkat. 2) Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva tetap tersebut harus meningkat. 3) Kualitas unit yang diproduksi harus meningkat pula. Secara umum Pengeluaran untuk aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi: 1) Pengeluaran pada waktu perolehan; Biaya perolehan aktiva tetap meliputi semua jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap dan membuatnya siap digunakan. 2) Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi: 22

19 a) Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure; Yaitu semua pengeluaran perusahaan yang nilainya relatif kecil dan manfaatnya hanya dapat dinikmati pada waktu pengeluaran tersebut terjadi atau hanya dapat dirasakan dalam periode akuntansi bersangkutan. Pengeluaran ini hanya bersifat mempertahankan b) Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure. Yaitu semua yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jumlah yang relative besar untuk memperoleh suatu manfaat yang bisa dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Untuk menentukan suatu pengeluaran termasuk ke dalam revenue expenditure atau capital expenditure dapat dilihat dari tiga faktor: 1) Jumlah Jumlah pengeluaran akan memperngaruhi masuk ke dalam golongan mana biaya tersebut sebagai contoh pengeluaran untuk pembelian baut, mur mesin yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi tetapi nilainya kecil maka pengeluaran tersebut termasuk ke dalam biaya. 2) Manfaat Pengeluaran tersebut harus memberikan manfaat untuk satu periode akuntansi atau lebih. Apabila suatu pengeluaran hanya dapat memberikan manfaat untuk satu periode akuntansi maka pengeluaran tersebut termasuk revenue expenditure. Tetapi jika pengeluaran 23

20 tersebut mendatangkan manfaat untuk beberapa periode akuntansi maka pengeluaran tersebut termasuk capital expenditure. 3) Keputusan manajemen Keputusan manajemen perusahaan juga mempengaruhi kemana biaya tersebut digolongkan, termasuk kedalam revenue expenditure atau capital expenditur Jenis-jenis pengeluaran utama yang berkaitan dengan aktiva dapat dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya: 1) Penambahan (Additions) Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva. Berdasarkan definisinya setiap penambahan pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena pada dasarnya telah menciptakan aktiva baru. Sebagai contoh penambahan suatu bangunan sayap pada rumah sakit atau penambahan sistem pendingin pada sebuah kantor. Pengeluaran semacam itu harus dikapitalisasi dan ditandingkan dengan pendapatan yang akan didapatkan di periode di masa mendatang. 2) Perbaikan (Improvement atau Betterments) dan Penggantian (Replacements) Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva lain yang lebih baik untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Sebagai contoh lantai kayu diganti dengan lantai semen. Sedangkan penggantian adalah subtitusi dari 24

21 aktiva yang sama sebagai contoh lantai kayu diganti dengan lantai kayu juga yang lebih baik. Perbaikan dan penggantian timbul dari kebijakan umum untuk memodernisasi atau merehabilitasi bangunan lama atau seperangkat peralatan. Akuntansi atas perbaikan dan penggantian dapat diberlakukan salah satu dari tiga cara berikut tergantung pada situasi yang terjadi. a) Pendekatan Subtitusi Secara konseptual pendekatan subtitusi merupakan prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari aktiva lama tersedia. Jika nilai tercatat aktiva lama tidak dapat ditentukan maka cukup dengan menghapus biaya aktiva lama dengan menggantinya dengan aktiva baru. b) Mengkapitalisasi Biaya Baru Justifikasi untuk mengkapitalisasi biaya perbaikan atau penggantian adalah bahwa walaupun nilai tercatat aktiva telah diperhitungkan atas pos tersebut untuk mengurangi nilai tercatat menjadi hampir nol. Meskipun asumsi ini mungkin tidak benar dalam setiap kasus, namun perbedaan seringkali tidak signifikan. Perbaikan biasanya diperlakukan dengan cara ini. c) Membebankan ke Akumulasi Penyusutan Sewaktu-waktu kualitas dan kuantitas aktiva itu sendiri tidak dapat ditingkatkan, tetapi umur manfaatnya dapat diperpanjang. Penggantian secara khusus dapat memperpanjang 25

22 umur manfat aktiva tetapi mungkin tidak dapat meningkatkan kualitas atau kuantitasnya. Dalam situasi ini pengeluaran dapat didebet ke akumulasi penyusutan dan bukan akun aktiva. Teori yang mendasari pendekatan ini adalah penggantian akan memperpanjang umur manfaat aktiva dan oleh karena itu mengumpulkan kembali sejumlah atau semua penyusutan di masa lalu. Nilai tercatat bersih aktiva tersebut akan sama, baik jika aktiva tersebut didebet atau jika akumulais penyusutan yang didebet. 3) Penyusunan Kembali dan Pemasangan Kembali (Rearragement and Reinstallation Cost) Merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan manfaat di periode mendatang, berbeda dengan penambahan, penggantian dan perbaikan. Contohnya adalah penyusunan kembali dan pemasangan kembali sekelompok mesin untuk memudahkan proses produksi de masa mendatang. Jika biaya pemasangan awal dan akumulasi penyusutan yang dihitung sampai tanggal sekarang dapat ditentukan atau diestimasi maka biaya penyusunan kembali dan pemasangan kembali dapat diberlakukan sebagai penggantian. Jika tidak maka biaya baru itu jika jumlahnya material maka harus dikapitalisasi sebagai aktiva yang akan diamortisasi selama periode masa depan yang diharapkan memberikan manfaat, namun jika biaya ini tidak material maka tidak dapat dipisahkan dari beban operasi 26

23 lainnya atau jika manfaatnya dimasa depan masih diragukan maka hal itu harus dengan segera dibebankan. 4) Reparasi (Repair) Yaitu pengeluaran untuk perbaikan aktiva tetap yang mengalami kerusakan agar dapat dipergunakan kembali dan dijalankan lagi sesuai dengan fungsinya. Sifat dari perbaikan ini hanya mengembalikan aktiva tetap yang rusak menjadi seperti keadaan semula, tanpa mengadakan penggantian terhadap bagianbagian tertentu dari aktiva tetap yang dinilai cukup besar. Maka pengeluaran ini dibukukan sebagai biaya dalam perkiraan perbaikan dan digolongkan dalam pengeluaran penghasilan (revenue expenditure). Untuk reparasi besar yang dapat menambah manfaat aktiva tetap untuk beberapa periode akuntansi, maka biaya ini dikapitalisasi dan dibebankan sebagai biaya dalam periode-periode yang menerima manfaatnya. Ada dua cara yang digunakan untuk mencatat biaya reparasi besar, yaitu: a) Menambah harga perolehan aktiva tetap Biaya yang dikeluarkan untuk menambah nilai kegunaan aktiva tetap dan tidak menambah umur manfaat aktiva tetap tersebut. 27

24 b) Mengurangi akumulasi penyusutan Bila tujuannya adalah memperpanjang umur aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya. 5) Pemeliharaaan (Maintanance) Yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan aktiva tetap agar aktiva tetap tersebut dalam keadaan baik dam juga memperlambat proses kerusakan aktiva yang bersangkutan. Oleh karena itu maintanance juga secara tidak langsung menaikkan nilai aktiva tetap. Oleh sebab itu pengeluaran ini dibukukan dalam perkiraan biaya pemeliharaan dan digolongkan dalam pengeluaran penghasilan (revenue expenditure). d. Pencatatan Penarikan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat ditarik secara suka rela atau dilepas sebagai penjualan, pertukaran, konversi terpaksa atau pembuangan. 1) Penjualan aktiva tetap Penyusutan harus dicatat selama periode waktu antara tanggal jurnal penyusutan terakhir dibuat dan tanggal penjualan. 2) Konversi Terpaksa Terkadang pelayanan suatu aktiva berakhir karena konversi terpaksa (involuntary conversion) seperti kebakaran, banjir, pencurian, atau pembebasan. Keuntungan atau kerugian akan diberlakukan dengan cara yang tidak berbeda dengan jenis disposisi 28

25 lainnya kecuali bahwa hal itu seringkali dilaporkan dalam bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi. e. Revaluasi Aktiva Tetap Revaluasi dapat diartikan sebagai penilaian kembali aktiva tetap yang dilakukan karena nilai aktiva tetap dianggap tidak lagi mencerminkan nilai yang sesungguhnya. Revaluasi dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan nilai aktiva tetap. Nilai wajar yang digunakan dalam menerapkan model revaluasi ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Tentukan nilai pasar aktiva yang bersangkutan. 2) Jika tidak mendapat nilai pasar aktiva yang bersangkutan, tentukan nilai pasar aktiva sejenis. 3) Jika tidak terdapat nilai pasar aktiva sejenis, lakukan penilaian dengan menggunakan teknik-teknik penilaian yang diterima secara umum, atau dengan menggunakan jasa penilai independen. B. Penyusutan Aktiva Tetap Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan biaya aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka biaya tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas biaya dari aktiva tetap ke tahuntahun manfaatnya. 29

26 Pengertian depresiasi atau penyusutan menurut IAI dalam PSAK 16 Revisi 2007 Nomor 06 (16.2;2009) adalah sebagai berikut Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfatnya. Dalam buku Akuntansi intermadiate Donald E. Kieso, Jeery J Weygandt dan Terry D Warfield (2002:58) penyusutan (depreciation): Didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari pengeluaran aktiva tersebut Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi adalah: 1. Faktor-faktor fisik Fakor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan-kerusakan. 2. Faktor-faktor fungsional Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dan karena adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi dipakai. Selain kedua faktor di atas, taksiran umur aktiva juga dipengaruhi rencana reparasi dan pemeliharaan, jika rencana reparasi dan pemeliharaan 30

27 disusun dengan harga yang minimum maka diharapkan aktiva tetap akan mempunyai umur manfaat yang lebih pendek dibandingkan jika reparasi dan pemeliharan dilakukan dengan biaya yang tidak minimum. Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar Rp 5.000, maka jurnal yang dibuat adalah: 2005 Tgl. Akun Debet Kredit Des 31 Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva. Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah: 1. Cost dari aktiva tetap, Harga perolehan (cost) dari akiva tetap adalah uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva tetap dan mendapatkannya agar dapat digunakan. 31

28 2. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) aktiva tetap, Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva tetap dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur (masa manfaat) aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional. 3. Nilai sisa (residu) Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya. Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu: 1. Berdasarkan waktu: a. Metode garis lurus (straight-line method) Metode ini banyak digunakan karena kesederhanaannya. Dengan metode ini harga perolehan dialokasikan sejalan dengan berlalunya waktu dan mengakui beban periodik yang sama besar selama usia manfaat aktiva tetap. Penyusutan dengan metode ini merupakan pendekatan cost (cost approach), artinya terdapat tiga hal penting dalam penyusutan garis lurus yaitu: 1) Beban penyusutan adalah sama setiap tahun. 32

29 2) Akumulasi penyusutan meningkat secara beragam. 3) Nilai tercatat atas nilai buku (carring value) menurun secara beragam sampai nilai sisa. Metode ini digunakan dengan asumsi: 1) Tidak terdapat pengaruh keusangan. 2) Metode ini menganggap bahwa nilai aktiva tetap mengalami penurunan nilai dengan berlalunya waktu. 3) Pola biaya reparasi dan pemeliharaan relatif konstan setiap tahun. 4) Tingkat efisiensi operasi relatif konstan setiap tahunnya. 5) Pendapatan atau arus kas bersih yang bisa dicapai dengan menggunakan aktiva yang lebih tersebut yang jumlahnya konstan selama umur aktiva. Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu: 1) (cost-nilai residu) : umur Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp ,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp ,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: ( )/5 = Rp ,00. 2) Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut: 33

30 a) Persentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%. b) Dihitung penyusutan = 20% x ( ) = Rp ,00. b. Metode beban yang berkurang (reducing-charge method) 1) Metode jumlah-angka-tahun (sum-of-the years-digit method). Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Dengan kata lain pecahan yang digunakan yaitu untuk pembilang (numerator) digunakan angka tahun berbanding terbalik dan penyebut (denominator) merupakan jumlah angka tahun (sum of the year). Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut: 34

31 Tahun ke Perhitungan Jumlah 1 5/15 ( ) /15 ( ) /15 ( ) /15 ( ) /15 ( ) ) Saldo Menurun (Declining balance method) Dalam cara ini beban depresiasi periodik dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva. Karena nilai aktiva setiap tahun menurun maka beban depresiasi tiap tahunnya juga menurun. Tarif yang digunakan dalam perhitungan depresiasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus: T = 1 - n NS HP Keterangan: T : Tarif n NS HP : Umur Ekonomis : Nilai sisa : Harga Perolehan Sebagai contoh mesin dengan harga perolehan Rp ,00 dengan nilai residu Rp ,00 dan ditaksir umur ekonomisnya 3 tahun. Depresiasi mesin dihitung sebagai berikut: 35

32 T = = 0, Untuk menghitung nilai depresiasi tiap tahun, tarif sebesar 53,6% ini dikalikan kepada nilai buku mesin. Untuk lebih jelas maka perhitungan depresiasi bisa dilihat dalam tabel berikut: Tahun Debit Depresiasi Kredit Akumulasi Depresiasi Total Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Mesin 0 Rp , ,6% X Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp , ,6% X Rp. Rp ,00 Rp. Rp , , ,00 = Rp , ,6% X Rp. Rp. Rp. Rp , , , ,00 = Rp ,00 Nilai Buku aktiva pada tahun ketiga menunjukkan jumlah Rp ,00 yaitu taksiran nilai residu. Jika aktiva yang dihitung depresiasinya tidak memiliki nilai residu, maka metode ini tidak dapat digunakan. Untuk mengatasi kelemahan ini maka biasanya untuk aktiva yang tidak memiliki nilai residu, maka dipakai jumlah residu=rp.1,00 36

33 3) Saldo-menurun-ganda (double-declining balance method). Metode ini mengalokasikan penyusutan berdasarkan persentase umur ekonomis terhadap nilai buku (bukan cost) aktiva yang bersangkutan, sehingga menghasilkan pembebanan penyusutan yang menurun. Pertama, tentukan persentase penyusutan, biasanya dua kali persentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/persentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%. Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya. Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut: Tarif/persentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40% Penyusutan tahun 2001 = 40% x Nilai Buku = 40% x Rp = Rp

34 Penyusutan tahun 2002 = 40% x Nilai buku awal tahun 2002 = 40% x (Rp Rp ) = Rp Penyusutan tahun 2003 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003 = 40% x ( ) = Rp Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 tarip) n = Rp x (1 0,4) n Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp x (1 0,4) 3 = Rp x 0,216 = Rp ,00. Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp = Rp ,00. 4) Metode Tarif menurun (declining rate on cost method) Disamping metode-metode yang telah dijelaskan di atas terkadang dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang selalu menurun. Tarif (%) ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan. Tarif (%) ini setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi didasarkan pada kebijakan pemimpin perusahaan. Karena tarif (%)- 38

35 nya setiap periode selalu menurun maka beban depresiasinya juga menurun. 2. Berdasarkan penggunaan: a. Metode jam-jasa (service-hours method) Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan didasarkan pada jam pemakaian aktiva. Pembelian aktiva merupakan pembebanan sejumlah jam pemakaian langsung. Dalam metode ini menentukan umur ekonomis suatu aktiva dalam satuan jam pemakaian (service hour). Harga perolehan yang disusutkan dibagi dengan taksiran jam pemakaian merupakan tarif penyusutan untuk setiap jam pemakaian aktiva tersebut. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp dan ditaksir dapat digunakan selama jam dengan nilai residu Rp Selama tahun 2001 digunakan selama jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah: (5.000/ ) x (Rp Rp ) = Rp b. Metode jumlah unit produksi (productive-output method). Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diakhir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak unit dengan nilai residu Rp 39

36 Selama tahun 2001 digunakan selama unit maka penyusutan tahun 2001 adalah: (20.000/ ) x (Rp Rp ) = Rp Berdasarkan kriteria lainnya: a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method). Metode kelompok (group method) sering digunakan apabila aktiva bersangkutaan cukup homogen, dibeli pada saat yang sama dan memiliki masa manfaat yang hampir sama. Dasar perhitungan adalah garis lurus, namun dengan metode ini hanya terdapat satu perkiraan akumulasi penyusutan. Karena perkiraan akumulasi penyusutan milik semua aktiva, maka tidak dapat dihubungkan kepada aktiva secara individu, dengan demikian nilai buku tidak dapat dihitung untuk aktiva tetap tertentu. Pendekatan gabungan (composite approach) digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda.tarif penyusutan setiap periode dapat dihitung dengan cara membagi jumlah penyusutan periodik seluruh aktiva tetap yang dinyatakan dalam persentase, sedangkan umur aktiva gabungan dihitung dengan cara membagi jumlah total dengan perolehan aktiva tetap dikurangi dengan nilai sisa masing-masing aktiva tetap. Jumlah total penyusutan periodik total seluruh aktiva dinyatakan dalam tahun. Metode kelompok lebih mendekati prosedur biaya unit tunggal karena penyimpangan dari rata-rata tidak besar. Metode perhitungan 40

37 untuk kelompok dan gabungan pada dasarnya sama yaitu menemukan rata-rata dan menyusutkan atas dasar rata-rata tersebut. b. Metode-metode khusus Pembebanan depresiasi bisa dilakukan tidak dengan dasar alokasi harga perolehan tetapi dengan menggunakan dasar-dasar yang lain. Metode ini dapat diterima jika terdapat kesulitan-kesulitan untuk menghitung depresiasi dengan cara yang biasa. Biasanya metode khusus ini digunakan untuk membebankan depresiasi alat-alat (small tools) yang dimiliki dalam jumlah yang besar dan biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan jasa umum (pubic utilities). Metode perhitungan depresiasi khusus yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: 1) Sistem pemberhentian Dengan cara ini rekening aktiva didebit dengan harga perolehan (cost) aktiva. Pada akhir periode rekening ini dikredit dengan jumlah harga perolehan aktiva yang dihentikan penggunaannya selama periode tersebut dan dibebankan sebagai biaya depresiasi. 2) Sistem penggantian Dalam cara ini rekening aktiva didebit dengan harga perolehan aktiva (cost) aktiva. Pembebanan sebagai biaya dilakukan jika aktiva tersebut diganti. Jika harga perolehan aktiva baru dkurangi nilai sisa aktiva lama dibebankan sebagai depresiasi. 41

38 3) Sistem persediaan (inventory systems). Dalam cara ini rekening aktiva didebit dengan harga perolehan aktiva (cost) aktiva. Setiap periode aktiva tersebut dinilai dan rekening aktiva dikurangi sampai pada jumlah penilaian tersebut. Pengurangannya dibebankan sebagai depresiasi. C. Laba 1. Pengertian Laba Laba merupakan tujuan utama perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Perhitungan laba untuk jangka waktu tertentu ternyata hanya mendekati tetap atau layak saja karena perhitungan yang tepat baru dapat dilakukan jika perusahaan mengakhiri kegiatan usahanya dan menjual semua aktiva yang ada. Menurut Dr. Winwin Yadiati dalam buku berjudul teori akuntansi suatu pengantar (227;100) mendefinisikan laba sebagai perubahan dalam aktiva bersih selama periode tertentu kecuali perubahan yang berasal dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Sedangkan Sofyan syafri harahap dalam bukunya yang berjudul terori akuntansi (edisi revisi) (2007;305) menyebutkan bahwa yang dimaksud laba menurut konsep akuntansi adalah: perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. 42

39 Pengertian laba dilihat dari segi penghasilannya maka dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Laba yang sudah direalisir Yaitu laba yang sudah diakui pada saat terjadinya, dikarenakan adanya transaksi penjualan. b. Laba yang tejadi karena peningkatan kekayaan Merupakan akibat dari kenaikan nilai aktiva (unrealized appreciation assets) dan belum terjadi transaksi pertukaran, yang mana laba ini tidak bisa diakui sampai aktiva yang bersangkutan dijual. Menurut Belkaoui definisi tentang laba itu mengandung lima sifat berikut: a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu. c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. e. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama. 43

40 2. Pengukuran Laba Secara periodik laba suatu perusahaan diakui, pengukuran tersebut dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut: a. Pendekatan Transaksi (Transaction Approach) Laba yang timbul pada saat terjadinya transaksi, khususnya transaksi eksternal yaitu transaksi yang terjadi dan melibatkan pihak luar. Laba dapat timbul pada saat terjadinya transaksi pertukaran/penjualan dan terjadinya pengakuan beban. Ada beberapa manfaat dari penggunaan pendekatan transaksi dalam pengukuran laba yaitu: 1) Unsur atau komponen laba dapat diklasifikasinkan dengan beberapa cara guna memperoleh informasi yang lebih bermanfaat bagi manajemen. 2) Laporan laba dapat dipisahkan sumber-sumbernya. 3) Memberi dasar penentuan jenis dan kuantitas aktiva atau kewajiban di akhir periode. 4) Efisiensi bisnis perlu pencatatan transaksi eksternal untuk tujuan lain. 5) Laporan dapat dibuat bermacam-macam dan saling melengkapi. b. Pendekatan Aktivitas (Activity Approach) Dalam pendekatan aktivitas tidak dilihat ada tidaknya transaksi, melainkan apakah kegiatan telah berlangsung. Dengan kata lain laba akan timbul bersamaan dengan berlangsungnya aktivitas. Manfaat dari 44

41 penggunaan aktivitas ini yaitu informasi laba dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, misalnya untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas tiap-tiap kegiatan. 3. Analisa Pengaruh Metode Penyusutan Terhadap Laba Nilai penyusutan aktiva tetap tergantung pada metode yang digunakan. Nilai penyusutan tersebut dialokasikan sebagai biaya administrasi maupun penjualan sehingga besarnya biaya penyusutan akan mempengaruhi besarnya beban usaha yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Penentuan metode penyusutan yang digunakan perusahaan dipertimbangkan berdasarkan jenis aktiva dan jenis perusahaan yang pada akhirnya merupakan sepenuhnya ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan. Total penyusutan merupakan saldo kredit yang disebut akumulasi pnyusutan yang menunjukkan bahwa penyusutan bukan merupakan proses pencadangan melainkan proses pengalokasian biaya tetap. Untuk aktiva yang digunakan dalam proses produksi, nilai penyusutannya akan mempengaruhi perhitungan harga produksi dan penyusutan yang secara tidak langsung mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Secara umum penerapan metode penyusutan berbeda akan mempengaruhi laba, seperti dalam penjelasan sebagai berikut: a. Metode garis lurus akan menyebabkan pembebanan biaya penjualan yang tetap jumlahnya tiap periode sehingga laba tiap periode tetap. 45

42 b. Metode pembebanan menurun menyebabkan pembebanan biaya penjualan pada periode awal lebih besar dan semakin menurun jumlahnya pada akhir periode, sehingga menyebabkan laba yang semakin meningkat pada akhir periode. c. Metode pembebanan meningkat menyebabkan pembebanan biaya penjualan semakin besar pada akhir periode, sehingga menyebabkan laba yang semakin menurun pada akhir periode. d. Metode pembebanan variable (berdasarkan penggunaan) menyebabkan biaya penyusutan tiap periode jumlahnya berubah-ubah sehingga laba yang dihasilkan pada tiap periode berubah-ubah pula. Berdasarkan pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa: a. Penggunaan metode penyusutan menyebabkan perubahan biaya penyusutan tiap periode. Pembebanan biaya penyusutan dibebankan sebagai berikut: 1) Beban usaha yang terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum. 2) Biaya overhead pabrik yang diikutsertakan dalam perhitungan harga pokok produk. b. Besarnya pembebanan biaya penyusutan menyebabkan perubahan tingkat laba. Nilai penyusutan aktiva tetap tergantung pada metode yang digunakan, nilai penyusutan aktiva terebut dialokasikan sebagai biaya administrasi maupun biaya penjualan sehingga besarnya penyusutan 46

43 akan mempengaruhi beban usaha yang secara tidak langsung mempengaruhi besarnya laba usaha perusahaan. Untuk aktiva yang digunakan dalam proses produksi, nilai penyusutan juga akan mempengaruhi perhitungan harga produksi sehingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi laba perusahaan. 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Pengakuan, dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, serta merupakan komponen aset yang paling besar nilainya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur BAB II BAHAN RUJUKAN Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur sebagai landasan untuk melakukan pembahasan dalam permasalahan yang dijadikan topik tugas akhir ini. 2.1. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang berfungsi secara sistematis sebagai proses pencatatan, penggolongan, pengolahan, peringkasan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang seseorang, akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap PSAK No. 16 (revisi 2007) menjelaskan definisi aset tetap sebagai berikut: Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Aktiva a. Pengertian Aktiva Aktiva/harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah asset perusahaan. Jadi, aktiva (asset)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut : Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasardasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Analisis Pengertian Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: Menurut Kamus Bahasa Indonesia : Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap A. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Menurut peneliti aktiva tetap adalah harta milik perusahaan yang bertujuan untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Menurut IAI, PSAK No.16 (2011:16) aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEFINISI ASET TETAP, AKUISISI ASET TETAP, PENILAIAN ASET TETAP, BIAYA SETELAH AKUISISI, DISPOSISI ASET TETAP Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II I LANDASAN TEORI

BAB II I LANDASAN TEORI BAB II I LANDASAN TEORI A. Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 (2009; 16.2 16.13) 1. Aset Tetap (16.2; 6) Aset tetap merupakan salah satu alat yang penting dan pokok dalam suatu perusahaan. Aset tetap dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk menentukan bagaimana sederhana dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap 2.1.1. Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam oprasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap PERTEMUAN KEENAM AKTIVA TETAP BERWUJUD (1) Pengertian Aktiva Tetap Definisi Aktiva Tetap Yaitu Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu, yang digunakan dalam operasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Definisi aset tetap berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16) paragraf 06, adalah Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a)

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2009:4) Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengidentifikasi, merekam, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Rizal Effendi Fakultas Ekonomi-Universitas Tridinanti Palembang rizaleffendi31@yahoo.co.id Abstract : This

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam BAB II LANDASAN TEORI A. Aset tetap 1. Pengertian Aset tetap Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam pengoperasiannya, terlepas apakah perusahaan tersebut adalah perusahaan berskala besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis dan Kebijakan Pengertian analisis menrut Kamus Akuntansi (2000;) Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Akuntansi Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi, sehingga memberikan pengetian yang berbeda sesuai pandangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan salah satu harta kekayaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi Menurut Suwardjono (2013:4), mengatakan: kata akuntansi berasal dari kata bahasa inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

Lebih terperinci

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12 FIXED ASSETS Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau menyediakan barang dan jasa untuk di sewakan atau untuk keperluan administrasi dan di harapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA KUANTAN SINGINGI

SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA KUANTAN SINGINGI SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA KUANTAN SINGINGI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Komprehensive Sarjana Lengkap Pada Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bagian aset yang umumnya selalu dimiliki oleh setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bagian aset yang umumnya selalu dimiliki oleh setiap BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Salah satu bagian aset yang umumnya selalu dimiliki oleh setiap perusahaan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Definisi aset tetap menurut Rudianto (2009:276) adalah :

Definisi aset tetap menurut Rudianto (2009:276) adalah : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Suatu entitas memerlukan sebuah laporan keuangan untuk mengikhtisarkan posisi keuangannya. Neraca adalah salah satu laporan keuangan dasar yang biasanya disusun oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan utuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan selama

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan disebut aset atau harta. Aset merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan usaha, sumber pembelanjaan, dilain pihak menunjukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aset/Aktiva Aset atau aktiva adalah Produk bernilai yang dikuasai atau dimiliki suatu perusahaan, baik berupa harta benda ( properti ), hak atau suatu tuntutan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan berikut : Pengertian evaluasi menurut Indra Darmawan (2006;223) adalah sebagai Penilaian atas suatu sistem yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Aset Tetap Berwujud 1. Pengertian Akuntasi Aset Tetap Suwardjono (2005:10) mendefinisikan akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap atau disebut juga dengan plant assets atau fixed assets merupakan sumber daya potensial perusahaan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan Aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Asset Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian asset dalam bukunya berbagai pengertian muncul dengan keanekaragamanya. Adapun salah satunya

Lebih terperinci

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya. BAB 7 ASET TETAP Pendahuluan Aset tetap mempunyai karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun, mempunyai substansi fisik Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci