EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI DIKI DI KABUPATEN SIGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI DIKI DI KABUPATEN SIGI"

Transkripsi

1 Vol. 3, No., Januari 207, 00-0 ISSNONLINE /ISSN PRINTED EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI DIKI DI KABUPATEN SIGI VIVI AFRIANTI SULAIMAN MIRU SYAMSUDDIN Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Tadulako vivafrianti52@gmail.com ABSTRACT This study aims to identify and analyze the effectiveness and efficiency of the facility layout on the mill Diki rice in the district Sigi. The type of this research is a case study that is conducted intensive research, detailed and in-depth to an object of organisms, institutions or certain symptoms studied. The analytical method used is travel charts methods and effectiveness layouts analysis, the results of by using the effectiveness layout analysis is about 267 which show that the layout of the factory facilities at the Diki rice mill was effective, because the facilities have a heavy flow of products placed close together. And the efficiency of the processing time by 62% shows the working time on Diki rice mill is efficient because time out of work is smaller than at work 38%. Keywords: Layout Plant Facilities, Travel Chart Methods, Analysis of the effectiveness of the layout ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektifitas dan efisiensi tata letak fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki di kabupaten Sigi. Jenis penelitian ini merupakan studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu objek organisme, lembaga atau gejala-gejala tertentu yang diteliti. Metode analisis yang digunakan yaitu metode travel chart dan analisis efektifitas layout, Hasil penelitian dengan menggunakan analisis efektifitas layout yaitu sebesar.267 yang menunjukkan bahwa tata letak fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki sudah dapat dikatakn efektif, karena fasilitas yang mempunyai aliran produk yang berat diletakkan berdekatan. Dan tingkat efisiensi dari waktu pengerjaan sebesar 62% menunjukkan waktu kerja pada penggilingan padi Diki sudah efisien karena waktu mengganggur lebih kecil dari pada waktu kerja yaitu sebesar 38%. Kata kunci :Tata Letak Fasilitas Pabrik, Metode Travel Chart, Analisis efektifitas layout. PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan usaha yang sangat cepat, menuntut perusahaan untuk melakukan perbaikanperbaikan manajemen disegala bidang, termasuk di bidang produksi. Manajemen yang di kembangkan harus bersifat dinamis serta mampu menyesuaikan sistem yang ada sejalan dengan perkembangan ekonomi/ perkembangan pasar. Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan tidak hanya aspek pemasaran dan keuangan saja, tetapi juga oleh aspek produksi dengan kedudukan peran yang sejajar dan berdampingan. Seperti yang dikemukakan oleh Render dan Heizer (200:272) tata letak merupakan salah satu keputusan yang menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang, tata letak memiliki berbagai implikasi strategi karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta mutu kehidupan kerja Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Tata letak peralatan pabrik mulai dari proses pengolahan bahan baku sampai produk tersebut dalam hal ini beras siap untuk diditribusikan. Jenis layout fasilitas produksi yang digunakan oleh perusahan /

2 Afrianti V. pabrik penggilinga padi Diki adalah jenis layout produk karena fasilitas produksi disusun berdasarkan urutan proses produksi mulai dari tahap penjemuran sampai produk ditimbang sebelum diserahkan kepada pemiliknya. Secara skematis prose produksi pada Perusahaan / pabrik penggilingan padi Diki di kabupaten Sigi adalah sebagai berikut : Bahan Baku Penjemuran Penggilingan 2. Penimbangan Pengepakan Penjahitan karung Gambar. Bagan Proses Produksi Penggilingan Padi Diki Sumber : Data diolah kembali Susunan tata letak peralatan pabrik harus didesain untuk memungkinkan terjadinya aliran bahan yang ekonomis selama proses produksi. Jarak pemindahan bahan dalam proses produksi harus diusahakan sedekat mungkin dengan tidak mengurangi kelancaran proses produksi dan aktivitas tenaga kerja dalam pabrik. Hal tersebut berlaku bagi semua jenis perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, termaksud penggilingan padi Diki. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah :. Apakah pengaturan tata letak fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki sudah efektif? 2. Apakah waktu produksi pada penggilingan padi Diki sudah efisien? Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :. Untuk mengetahui dan menganalisis efektifitas tata letak (layout) fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki. 2. Untuk mengetahui efisiensi waktu produksi pada penggilingan padi Diki. Kegunaan Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk berbagai pihak terkait sebagai berikut :. Untuk memberi sumbangan pemikiran dan diharapkan dapat menjadi acuan dasar bagi peneliti selanjutnya sebagai bentuk pengembangan wawasan keilmuan tentang manajemen operasi. 2. Memberi gagasan dan ide bagi para pengusaha, terutama manajer Operasional untuk bisa mengetahui bagaimana tata letak yang baik dan efisien. Dalam membuka suatu usaha harus mempertimbangkan layout pabrik yang efisien, sehingga dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan secara terus menerus. 3. Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

3 Vol. 3, No., Januari 207, 00-0 ISSNONLINE /ISSN PRINTED KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Manajemen Produksi Produksi adalah suatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang maupun jasa dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Manajemen Produksi/Operasi (Assauri 2008:7) produksi merupakan sebagai suatu proses atau kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran. Jadi dalam pengertian produksi dan operasi tercakup setiap proses yang mengubah masukan - masukan dan menggunakan sumber sumber daya untuk menghasilkan keluaran keluaran. Proses Produksi/Operasi Menurut Agus Ahyari (2000:66) produksi dalam perusahaan pada umumnya akan dipisahkan menurut beberapa segi, yaitu menurut ujud proses, menurut arus proses, menurut keutamaan proses dan menurut penyelesaian proses dalam perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Pangestu Subagyo (2000:8) proses produksi dibagi menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim, yaitu proses produksi continous atau terus-menerus dan proses produksi intermittent atau terputus-putus. Pengertian Evaluasi Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005:0)Pengendalian dan pengasawan controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang telah diharapkan sekalipun sebagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis. Tata Letak Fasilitas Produksi Menurut Render dan Heizer (200:272) tata letak merupakan salah satu keputusan yang menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang, tata letak memiliki berbagai implikasi strategi karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta mutu kehidupan kerja Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Kriteria Tata Letak. Jarak angkut yang minimum 2. Aliran material yang baik 3. Penggunaan ruangan yang efektif 4. Keselamatan barang-barang yang diangkut. 5. Kemungkinan-kemungkinan perluasan di masa depan. 6. Biaya efektifitas yang maksimum faktor-faktor di atas perlu diusahakan dengan biaya yang rendah. Jenis-Jenis Tata Letak Pada dasarnya kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh setiap perusahaan tidak sama. Jenis layout yang digunakan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain berbeda. Ada berbagai macam jenis tata letak yang ada dalam teori manajemen produksi ada yang membagi dua macam yakni layout garis dan fungsional, dan ada juga membagi menjadi tiga macam. Menurut Pangestu (2000) layout dibagi dalam empat macam, yakni layout fungsional, layout garis, layout kelompok, dan layout dengan posisi tetap. Tujuan Perencanaan Tata Letak Menurut Russell dan Taylor, Chase, Dervitsiotis dalam Murdifin Haming (204 : 392) tujuan tata letak adalah meminimumkan material handling costs, meningkatkan efisiensi utilisasi ruangan, meningkatkan efisiensi utilisasi tenaga kerja pabrik, mengurangi kendala proses, dan memudahkan komunikasi dan interaksi antara para pekerja, pekerja dengan supervisinya, dan atau antara pekerja dengan para pelanggan perusahaan.

4 Afrianti V. Efesiensi dan Efektivitas Efisiensi dan efektifitas adalah dua konsep manajemen yang digunakan untuk mengukur performance manajemen. Menurut Handoko (998 : 7) Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Material Handing Menurut Herjanto (999 : 43) materi handling yaitu bukan hanya menangani material (bahan), tetapi menyangkut aspek lain, seperti penanganan, penyimpangan, transportasi, dan pengendalian material, oleh karena itu harus disusun sedemikian rupa agar sejalan dengan perencanaan, manufaktur, distribusi dan sistem informasi manajemen. Reksohadiprodjo (995 :47) mengemukakan bahwa tujuan material handling yaitu mencapai pemindahan bahan bahan secara terarur, sehingga menjamin kelancaran proses produksi dalam perusahaan. Dan lebih penting lagi adalah bahwa penanganan bahan dapat dilakukan dengan biaya minimum. Kerangka Pemikiran Gambar 2. Kerangka Pemikiran PENGGILINGAN LAYOUT PRODUK LINE LAYOUT WAKTU PRODUKSI JUMLAH OUTPUT JARAK PEMINDAHAN BARANG JUMLAH BEBAN EFISIEN EFEKTIF

5 Vol. 3, No., Januari 207, 00-0 ISSNONLINE /ISSN PRINTED METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Menurut Arikunto, (2002 :5) studi kasusu yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap objek suatu organisme, lembaga atau gejala-gejala tertentu yang diteliti. Jenis dan Sumber Data Jenis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh struktur modal dan ukuran perusahaan terhdap nilai perusahaan.. Data kuantitatif 2. Data Kualitatif Sumber Data Data penelitian ini membutuhkan data-data yang relevan untuk bisa memformulasikan masalah dan menyelesaikan masalah yang diteliti, sumber data yang dibutuhkan antara lain:. Data primer 2. Data sekunder Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi Metode Analisis Metode Kualitatif Metode kualitatif merupakan metode non statistik dengan pemberian interprestasi berdasarkan teori teori tata letak dalam upaya memecahkan masalah yang ada. Metode Kuantitatif penulis menggunakan beberapa metode tentang tata letak (layout) yaitu :. Travel chart, dengan dilakukan grafik sederhana menurut Reksohadiprodjo (995 :259), dapat dilakukan dengan proses coba coba (trial and error) dan berusaha meminimumkan aliran bahan yang tidak berdekatan. Di buat terlebih dahulu bagian perjalanan untuk menunjukkan gerakan antar bagian dan identifikasi bagian yang aktif. Penyelesaian dapat diupayakan dengan menggunakan lingkaran-lingkaran yang menunjukkan garis kerja dan garis penghubung yang menunjukkan beban yang diangkut tiap waktu. Metode tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut : INPUT A B C OUTPUT Gambar 3.2 Ilustrasi Penerapan Metode Travel Chart (Sumber : Reksohadiprodjo (995 :259))

6 Afrianti V. INPUT A B C OUTPUT Gambar 3.3 Ilustrasi Penerapan Metode Travel chart (Sumber : Reksohadiprodjo (995 :260)) Jika dianggap A, B dan C adalah bagian tempat kerja (mesin) yang digunakan dalam proses produksi dalam suatu perusahaan dan adalah merupakan beban yang dipindahkan dari bagian ke bagian berikutnya. Maka gambar A menunjukan adanya perjalanan bahan dalam proses yang tidak berdekatan yaitu dari mesin A ke C. Dengan memindahkan mesin C (melakukan relayout) sebagaimana yang terlihat pada gambar 3.2 terlihat tidak ada lagi perjalanan bahan dalam proses yang tidak berdekatan. Dengan demikian maka keadaan tersebut pada Gambar 4 telah mencapai layout yang optimal. Selain itu juga perlu ditentukan cycle time (waktu yang diperuntukkan bagi setiap stasiun kerja untuk menyelesaikan bagian pekerjaan tertentu) dengan menggunakan rumus : Ct : Selanjutnya dihitung jumlah work station atau pekerjaan yang diperuntukan dalam lini, yaitu : N : Sedangkan untuk menentukan tingkat efisiensi dihitung dengan membagi dari waktu semua aktifitas(t) dengan aktual work station(n) dan waktu siklus(c). Dapat dilihat dengan rumus sebagai berikut : E : Dimana : E = derajat efisiensi T = jumlah waktu dari keseluruhan pekerjaan N = stasiun kerja Ct = Cycle time Waktu menganggur lini pengerjaan diperoleh melalui operasi :00 % E, di mana E = derajat efisiensi. 2. Analisis efektifitas layout Reksohadiprojo mengemukakan bahwa, efektifitas layout fasilitas produksi adalah kemampuan layout fasilitas produksi mencapai standar produksi yang telah ditetapkan baik menyangkut kuantitas dan kualitas produk maupun tujuan yang diinginkan. Dalam proses perpindahan membutuhkan biaya. Formulasi yang digunakan adalah menurut Reksohadiprojo (995 :265) sebagai berikut : E = Dimana : E = Efektifitas Layout

7 Vol. 3, No., Januari 207, 00-0 ISSNONLINE /ISSN PRINTED Lij = Jumlah beban yang dipindahkan dari i ke j Dij = Jarak antara bagian (i) kebagian (j) Dari rumusan di atas jarak antara bagian (Lij) yang dimaksudkan adalah unit kerja antar bagian. Sehubungan dengan hal ini, maka i dan j dalam objek penelitian ini terdiri atas : Bahan baku ( gudang ). Tempat jemur 2. Mesin penggiling 3. Tempat pengepakan 4. Tempat penimbangan 5. Tempat penjahitan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti maka peneliti mempunyai gambaran layout fasilitas pabrik penggilingan padi Diki sebelum dievaluasi lebih dalam Gambar 4. Desain layout penggilingan padi Diki Metode Travel Chart Dalam metode travel chart ini terlebih dahulu kita menentukan jumlah pekerjaan dan waktu pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan tersebut. kemudian dibuat grafik bagian perjalanan untuk menunjukkan gerakan antar bagian dan identifikasi bagian yang aktif. Penyelesaian dapat diupayakan dengan menggunakan lingkaran-lingkaran yang menunjukkan garis kerja dan garis penghubung yang menunjukkan beban yang diangkut tiap waktu. Adapun jenis-jenis kegiatan/pekerjaan yang merupakan komponen dalam proses produksi penggilingan padi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki: Dibuat terlebih dahulu bagian perjalanan untuk menunjukkan gerakan antara bagian dan identifikasi bagian yang aktif. Maka dibuatlah gambar penerapan metode travel chart gambar 5., sebagai berikut : A B C D E Gambar 4.2 Penerapan metode travel chart

8 Afrianti V. Gambar diatas menunjukkan alur atau proses perjalan produksi pada penggilingan padi Diki, dimana prosesnya tampak jelas selain pekerjaan A, semua pekerjaan dikerjakan dengan mempunyai pekerjaan pendahulunya dengan waktu masing-masing pekerjaan. Berdasarkan Gambar 5.2 maka dibuatlah Tabel 5. agar memperjelas hasil dari setiap komponen yang terdapat pada Gambar 5.2, sebagai berikut : Tabel 4. Komponen pekerjaan, waktu pelaksanaan dan pekerjaan yang mendahului Waktu pelaksanaan Pekerjaan Kode Pekerjaan yang mendahului (menit) Penjemuran A - 5 Penggilingan B A 8 Pengepakan C B 6 Penimbangan D C 4 Penjahitan E D Total 0.58 Sumber : Perusahaan penggilingan padi Diki Dari tabel diatas tampak bahwa untuk pekerjaan A dengan jenis pekerjaan penjemuran tidak ada kegiatan pendahulunya dengan waktu pelaksanaan 5 menit. Pekerjaan B dengan jenis pekerjaan Penggilingan, dengan waktu pelaksanaan 8 menit dan pekerjaan A sebagai pekerjaan pendahulunya. Sedangkan pekerjaan C dengan jenis pekerjaan pengepakan dikerjakan dengan waktu pelaksanaan 6 menit dengan pekerjaan B sebagai pendahulunya. Kegiatan D dengan jenis pekerjaan penimbangan dikerjakan dengan waktu pelaksanaan 4 menit dengan pekerjaan C sebagai pendahulunya dan pekerjaan E dengan jenis kegiatan penjahitan dengan waktu menit dan pekerjaan D sebagai pendahulunya. Pada penggilingan padi Diki memiliki jam kerja efektif perhari 9 jam. Pemilik menargetkan per hari dihasilkan 0 karung beras. Menurut tabel di atas bahwa T = 34. Berdasarkan data tersebut maka akan dihitung cycle time yaitu sebagai berikut : Ct : Ct = = = 54 menit / karung Jadi, waktu yang diperuntukkan bagi setiap stasiun kerja untuk menyelesaikan bagian pekerjaannya yaitu 54 menit/karung. Jadi setiap memproduksi karung beras dibutuhkan waktu selama 54 menit. Selanjutnya dihitung jumlah work station atau pekerjaan yang diperlukan dalam lini, yaitu sebagai berikut : N : N = = 0,6 ( dibulatkan menjadi stasiun) Dapat dilihat diatas, hasil perhitungan antara jumlah waktu produktif dan hasil dari cycle time maka dihasilkan work station pada penggilingan padi Diki yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

9 Vol. 3, No., Januari 207, 00-0 ISSNONLINE /ISSN PRINTED Stasiun kerja Pekerjaan Kode Tabel 2 Matriks Stasiun Kerja Waktu tugas (menit) Waktu tersisa Pekerjaan yang dapat dialokasikan Penjemuran A 5 39 B Penggilingan B 8 3 C Pengepakan C 6 25 D Penimbangan D 4 2 E Penjahitan E 20 (idle time) Sumber : data diolah kembali Berdasarkan perhitungan stasiun kerja di atas, jumlah stasiun kerja ada (satu) bagian dengan waku menganggur selama 20 menit. Dengan demikian dapat diketahui tingkat efisiensi adalah : E : Efisiensi = = x % = 0.62 atau 62 % Fasilitas akan menganggur sekitar 00% - 62% = 38 % Jadi, berdasarkan hasil perhitungan diatas maka nilai efisiensi dari waktu produksi pada penggilingan padi Diki yaitu sebesar 62%. Dimana nilai tersebut menunjukkan efisiennya waktu kerja karena waktu menggangur lebih kecil yaitu mencapai 38%. Desain Lay Out Perusahaan/pabrik Penggilingan Padi Diki sesudah di evaluasi. Layout fasilitas produksi merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan dalam hubungannya dengan proses produksi. Luas bangunan pabrik yakni 9x2 m, luas tanah yang digunakan untuk tempat penjemuran 25x30 m. Untuk memahami dengan jelas layout fasilitas produksi perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 6 Desain lay out fasilitas pabrik penggilingan padi Diki Sumber : Perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki

10 Afrianti V. Keterangan : = Aliran bahan = Tempat penjemuran bahan baku = Corong mesin penggiling 2 = Tempat pengepakan 3 = Tempat penimbangan beras 4 = Tempat penjahitan karung Dari gambar 5.3 diatas dapat diketahui bahwa layout fasilitas produksi perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki adalah layout produk, dimana proses produksi dimulai dari tempat penyimpanan bahan baku kemudian dipindahkan ketempat penjemuran. Setelah itu dimasukkan ke dalam pabrik yaitu ketempat penggilingan, kemudian ketempat penimbangan dan kemudian dilakukan pengepakan atau penjahitan karung. Dalam proses produksi beras pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki memperlihatkan jalur proses tidak langsung. Jalur tidak langsung adalah jalur yang melewati fasilitas lainnya untuk mencapai suatu fasilitas yang dituju, dimana jalur tersebut cukup panjang. Dalam kaidah layout fasilitas produksi menunjukkan bahwa adanya jalur yang tidak berdekatan (tidak langsung) menunjukkan ketidak efektifan tata letak (layout) fasilitas produksi yang digunakan. Mengidentifikasi perpindahan bahan dan jarak antara fasilitas, maka dapat dihitung tingkat efektifitas layout fasilitas produksi perusahan/pabrik penggilingan padi Diki dengan menggunakan metode travel chart. Dalam metode travel chart ada dua faktor kuantitatif yang dipertimbangkan yaitu jarak antara fasilitas dan beban yang dipindahkan antara satu fasilitas ke fasilitas lainnya. Hasil pengukuran rata-rata perpindahan bahan baku dan jarak antara fasilitas produksi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Jarak Antara Fasilitas Produksi dan Rata Rata Perpindahan Bahan No Dari Ke Jarak (m) Beban (Kg) Gudang Tempat jemuran Mesin penggiling Tempat pengepakan Tempat penimbangan Tempat jemuran Mesin penggiling Tempat pengepakan Tempat penimbangan Tempat penjahitan 9 6 Sumber : Hasil pengukuran pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki Dari hasil pengukuran beban perpindahan bahan dan jarak perpindahan antara fasilitas produksi bahwa jalur-jalur proses produksi secara jelas yaitu jalur, maka dapat dihitung tingkat efektifitas lay out fasilitas produksi perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki sebagai berikut : Tabel 4.3 Perhitungan efektifitas Lay Out fasilitas produksi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki Dari Ke Dij Lij Dij.Lij Gudang Tempat jemuran Mesin penggiling Tempat pengepakan Tempat penimbangan Tempat jemuran Mesin penggiling Tempat pengepakan Tempat penimbangan Tempat penjahitan Sumber : Hasil pengukuran (diolah kembali) Efektifitas (Dij.Lij)

11 Vol. 3, No., Januari 207, 00-0 ISSNONLINE /ISSN PRINTED Keterangan : Lij = Jumlah beban yang dipindahkan antara fasilitas Dij = Jarak antara fasilitas Dij dan Lij = Dari fasilitas i ke fasilitas j Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui efektifitas lay out peralatan pabrik perusahaan penggilingan padi Diki yaitu sebesar.267 beban aliran bahan. Semakin tinggi nilai tersebut menunjukkan semakin rendahnya efisiensi layout fasilitas produksi. Berdasarkan hasil perkalian antara beban perpindahan bahan dan jarak perpindahan bahan sehingga layout tersebut dapat dikatakan sudah efektif. Menurut Handoko (998 : 3) untuk mencapai tingkat efisiensi tata letak fasilitas produksi dengan metode travel chart maka antara fasilitas yang mempunyai aliran produk yang berat diusahakan untuk meletakkan fasilitas tersebut secara berdekatan. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :. Dengan menghitung tingkat efisiensi dari waktu produktif pekerjaan maka hasil dari perhitungan tersebut yaitu sebesar 62%, dimana nilai tersebut menunjukkan efisiennya waktu kerja karena waktu mengganggur lebih kecil dari pada waktu kerja yaitu sebesare 38%. 2. Tingkat efektifitas beban aliran bahan pada layout peralatan pabrik yang digunakan oleh perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki adalah sebesar.267 beban aliran bahan. Penggilingan padi Diki memperlihatkan semua aliran bahan dalam proses tidak langsung, tetapi layout penggilingan padi Diki dapat dikatakan sudah efektif. Karena aliran produk yang berat diletakkan berdekatan dengan fasilitas yang dituju. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat disarankan kepada pabrik penggilingan padi Diki yaitu :. Peneliti menyarankan agar pemilik penggilingan padi Diki mempertimbangkan untuk mempertahankan nilai efisiensi dari waktu kerja. 2. Bila ingin menambah fasilitas lagi, diharapkan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu penempatan yang baik untuk fasilitas tersebut agar mendapatkan nilai yang efektif mengingat fasilitas yang ada sekarang sudah mencapai nilai yang efektif. 6. REFERENSI Ahyari, Agus (996). Manajemen produksi perencanaan sistem produksi. Apple J.M. tata letak pemindahan bahan. BPFE Yogyakarta Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. PT. Rineka cipta. Jakarta. Haming, Murdifin (204). Manajemen Produksi Modern (operasi manufaktur dan jasa) edisi 3. Penerbit PT. Bumi aksara Handoko, T. Hani (998). Dasar dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit BPFE Yogyakarta. Heizer, Jay dan Render, Barry. (200). Manajemen Operasi. Edisi Kesembilan Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Herjanto, Eddy. (999). Manajemen produksi dan operasi, Edisi kedua. PT Grafindo, jakarta Reksohadiprodjo, Sukanto. (995). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi cetakan pertama, UGM, Yogyakarta. Sofyan, Assauri. (2008). Manajemen Produksi dan operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta. Subagyo, Pangestu. (2000). Manajemen Operasi. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Tisnawati, Ernie, Sule dan Saefullah (2005). Pengantar manajemen. Prenada, yogyakarta.

ANALISIS PENERAPAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI UD SUMBER AYEM

ANALISIS PENERAPAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI UD SUMBER AYEM ANALISIS PENERAPAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI UD SUMBER AYEM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Program Studi

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric Abstrak Heru Saptono 1),Alif Wardani 2) JurusanTeknikMesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek prilaku manusia, budaya, dan perkembangan teknologi. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi bergerak sangat pesat ditandai dengan munculnya begitu banyak perusahaan lokal, nasional maupun multinasional. Hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan tata letak fasilitas merupakan salah satu area penting dalam merancang sistem produksi sekaligus memberikan efek yang besar terhadap keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkain kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Barry Render dan Jay Heizer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha semakin kompleks dan ketat. Keunggulan daya saing (competitive advantage) ditentukan oleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS 7 Definisi Pabrik Pabrik/Industri setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi

Lebih terperinci

Manajemen Operasi & Produktivitas. Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM.

Manajemen Operasi & Produktivitas. Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM. Manajemen Operasi & Produktivitas Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM. Pengertian Manajemen Operasi Jay Heizer dan Barry Render: manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program-program pembangunan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENUGASAN KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA CV. FAUZAN RAMADHAN DI MUARA BADAK. Fery Agustian 1

ANALISIS PENUGASAN KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA CV. FAUZAN RAMADHAN DI MUARA BADAK. Fery Agustian 1 ANALISIS PENUGASAN KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA CV. FAUZAN RAMADHAN DI MUARA BADAK Fery Agustian 1 1 Fakultas Ekonomi, Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. fery@untag-smd.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI ROTI KACANG UD TIDAR DENGAN METODE LINE BALANCING UNTUK MENGUKUR KEEFEKTIFAN KINERJA

ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI ROTI KACANG UD TIDAR DENGAN METODE LINE BALANCING UNTUK MENGUKUR KEEFEKTIFAN KINERJA ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI ROTI KACANG UD TIDAR DENGAN METODE LINE BALANCING UNTUK MENGUKUR KEEFEKTIFAN KINERJA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah: BB II TINJUN PUSTK. Pengertian Proses Produksi Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah: 1. Proses produksi adalah penciptaan barang dan jasa (Render dan Heizer, 2009:394). 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

ANALISIS LAYOUT DAN LINE BALANCING FASILITAS PRODUKSI (Studi Kasus pada Pabrik Tahu Bapak Dhofir Desa Klepu Kecamatan Semen Kabupaten Kediri)

ANALISIS LAYOUT DAN LINE BALANCING FASILITAS PRODUKSI (Studi Kasus pada Pabrik Tahu Bapak Dhofir Desa Klepu Kecamatan Semen Kabupaten Kediri) ANALISIS LAYOUT DAN LINE BALANCING FASILITAS PRODUKSI (Studi Kasus pada Pabrik Tahu Bapak Dhofir Desa Klepu Kecamatan Semen Kabupaten Kediri) Lilia Pasca Riani Herawati Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara

Lebih terperinci

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu:

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu: Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaturan tata letak merupakan suatu keputusan penting yang akan menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka panjang. Pengaturan tata

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Manajemen Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2008:P870) manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efisien untuk mencapai sasaran atau pimpinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sudah sangat dikenal di masyarakat. Manajemen juga mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan sistem produksi yaitu

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk

Lebih terperinci

Analisis Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Keuntungan (Studi Kasus pada CV. Idola Indonesia Bandung)

Analisis Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Keuntungan (Studi Kasus pada CV. Idola Indonesia Bandung) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Keuntungan (Studi Kasus pada CV. Idola Indonesia Bandung) 1 Haidi Najwan 1 Prodi Manajemen,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN RAMALAN PENJUALAN ROTI PADA RAHMAN PURNAMA BAKERY BANJARMASIN. Gusti Indra Maulana (Universitas Lambung Mangkurat)

PERHITUNGAN RAMALAN PENJUALAN ROTI PADA RAHMAN PURNAMA BAKERY BANJARMASIN. Gusti Indra Maulana (Universitas Lambung Mangkurat) PERHITUNGAN RAMALAN PENJUALAN ROTI PADA RAHMAN PURNAMA BAKERY BANJARMASIN Gusti Indra Maulana (Universitas Lambung Mangkurat) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada Rahman Purnama Bakery. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGAWASAN MUTU UNTUK MEMINIMALISASI BARANG RUSAK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN PADA PT SEMESTA KERAMIKA RAYA

PELAKSANAAN PENGAWASAN MUTU UNTUK MEMINIMALISASI BARANG RUSAK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN PADA PT SEMESTA KERAMIKA RAYA PELAKSANAAN PENGAWASAN MUTU UNTUK MEMINIMALISASI BARANG RUSAK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN PADA PT SEMESTA KERAMIKA RAYA Dewi Taurusyanty Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Reni

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Agus Setiawan NPM : 08..00.33.5 Email : setiawanriski52@yahoo.com Eddy Soegiarto K Heriyanto Staff

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-7865 Perancangan Tata Letak dengan Menggunakan Metode Load Distance dan Material Handling Cost untuk Meminimumkan Jarak Beban dan Biaya Penanganan Bahan pada Pd Riki Family

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak Materi #2 TIN314 Perancangan Tata etak Fasilitas Perancangan Tata etak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin,

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING PADA PT SCOIL INDONESIA

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING PADA PT SCOIL INDONESIA PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING PADA PT SCOIL INDONESIA Tutus Rully Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Ayub Pratama

Lebih terperinci

Isnaini Febrina, Kusni Hidayati, Mahsina Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Isnaini Febrina, Kusni Hidayati, Mahsina Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya ANALISIS KOMPARATIF MANAJEMEN PRODUKSI METODE JUST IN TIME DENGAN METODE TRADISIONAL DALAM RANGKA MEMINIMALISIR BIAYA PRODUKSI PADA CV. CIPTA ARTHA SEJAHTERA Isnaini Febrina, Kusni Hidayati, Mahsina Prodi

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In this era of globalization, competition in industry become tighter. The company is required to have good productivity. In order to achieve maximum productivity and efficiency, then one aspect

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipakai sebagai patokan untuk mengatur atau menata penempatan fasilitasfasilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipakai sebagai patokan untuk mengatur atau menata penempatan fasilitasfasilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Layout Tata letak atau digunakan sebagai pengaturan tempat kerja dan dipakai sebagai patokan untuk mengatur atau menata penempatan fasilitasfasilitas produksi. Menurut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan system produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam jumlah

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk dapat menghadapi dan memenangkan persaingan. menimbulkan kerugian baik dari segi finansial dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk dapat menghadapi dan memenangkan persaingan. menimbulkan kerugian baik dari segi finansial dan waktu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin maju disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, menimbulkan banyak persaingan yang menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB VI LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING BAB VI LINE BALANCING 6.1 Landasan Teori Keseimbangan lini perakitan (line balancing) merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Material Handling Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Pendahuluan Tujuan Material Handling Tujuan Material Handling Tujuan material

Lebih terperinci

Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN :

Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN : KEBIJAKAN PENGENDALIAN STANDAR WAKTU DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM RANGKA KELANCARAN PROSES PRODUKSI PADA LYLY BAKERY LAMONGAN *( Luluk Nur Azizah Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali IDA BAGUS MANIK BRAHMANDHIKA, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Adi Kristianto Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 36-41 ISSN 2302 934X Industrial Management Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Suharto Tahir *, Syukriah

Lebih terperinci

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK Mendirikan suatu pabrik harus diperkirakan dahulu mengenai lokasi dan tata letak pabrik. Lokasi dan tata letak pabrik itu menentukan keberhasilan suatu pabrik yang

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI Citra Palada Staf Produksi Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta 14350 citra.palada@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan. Berikut ini merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan. Berikut ini merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam

Lebih terperinci

ANALISIS LAYOUT DAN LINE BALANCING FASILITAS PRODUKSI DI PABRIK TAHUBAPAK DHOFIR DAN BAPAK ISMAIL DI KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS LAYOUT DAN LINE BALANCING FASILITAS PRODUKSI DI PABRIK TAHUBAPAK DHOFIR DAN BAPAK ISMAIL DI KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI ANALISIS LAYOUT DAN LINE BALANCING FASILITAS PRODUKSI DI PABRIK TAHUBAPAK DHOFIR DAN BAPAK ISMAIL DI KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usahanya. Hal tersebut menuntut perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usahanya. Hal tersebut menuntut perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangan teknologi dan beban usaha dalam bidang industri yang mengakibatkan perusahaan kesulitan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Tataletak dengan Menggunakan Model Load Distance untuk Meminimumkan Jarak Beban dan Biaya Material Handling (Studi Kasus pada Bagian Produksi WAREPACK CV.AHRS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan perusahaan mengenai tata letak (layout) ialah keputusan yang memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat mempengaruhi prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Paradigma globalisasi sistem bisnis telah mengubah cara manusia berkomunikasi, hidup, dan bekerja. Pesatnya perubahan tersebut, yang diiringi dengan teknologinya,

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Biji Melinjo dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk Meminimumkan Biaya Persediaan Analysis of Inventories

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Efektifitas 2.1.1. Pengertian Efektifitas Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi dalam menunjang keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

Lebih terperinci

NASKAH SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

NASKAH SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana PERANAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DALAM MEMINIMALISASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Study Kasus Pada Perusahaan PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya) NASKAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STEPPING STONE UNTUK TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG PADA CV. MITRA TRANS LOGISTICS

PENERAPAN METODE STEPPING STONE UNTUK TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG PADA CV. MITRA TRANS LOGISTICS PENERAPAN METODE STEPPING STONE UNTUK TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG PADA CV. MITRA TRANS LOGISTICS Fanny Okfiany Fahmi Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

DEFINISI MANAJEMEN OPERASI. Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom.

DEFINISI MANAJEMEN OPERASI. Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom. DEFINISI MANAJEMEN OPERASI Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom. PROGRAM STUDI MANAJEMEN ANGKATAN XXII.A PROGRAM PASCASARJANA (M.Si.) UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA 2016 A. Pendahuluan Manajemen operasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perencanaan Tata Letak Fasilitas merupakan suatu kegiatan yang dimana penempatan suatu departemen dan sub departemennya diletakkan sesuai kebutuhan yang diinginkan

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk. ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk. CILEGON, BANTEN) Herlina Putri W, Ahmad Sidiq, dan Reza Maulana Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 10 Pokok Bahasan Dosen : Perancangan Sistem Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

Oleh : AISYAH ALFIANI

Oleh : AISYAH ALFIANI PENGARUH TATA LETAK FASILITAS PABRIK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Karyawan Bagian Produksi CV. Parafela Putra Mandiri ) Oleh : AISYAH ALFIANI 133402453 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU J. Agroland 20 (2) : 131-137, Agustus 2013 ISSN : 0854-641X ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU Analysis of Soybeans Raw Material

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus tetap menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan tersebut. Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. harus tetap menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan tersebut. Setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan suatu produk yang tinggi mendorong perusahaan untuk dapat meningkatkan produksinya. Selain meningkatkan produksi perusahaan juga harus

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS PRODUKSI OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Sunarso Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

PENENTUAN LUAS PRODUKSI OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Sunarso Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta PENENTUAN LUAS PRODUKSI OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Sunarso Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT To determine correct production volume a company needed is assorted of appliance

Lebih terperinci

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 4-9 ISSN 2302 934X Industrial Management Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Dewi Mulyati*

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL JURUSAN MANAJEMEN STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL JURUSAN MANAJEMEN STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG KODE MATA KULIAH : EMD 301 MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL BOBOT SKS : 3SKS JURUSAN : MANAJEMEN TK/SEMESTER : III/V SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL JURUSAN MANAJEMEN STIE

Lebih terperinci

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING Yayan Indrawan, Ni Luh Putu Hariastuti Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Putu_hrs@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh BAB 2 STUDI LITERATUR Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh sumberdaya produksi secara efisien dan efektif sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pengaturan tata letak (layout) pabrik yang baik agar proses

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pengaturan tata letak (layout) pabrik yang baik agar proses BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pengaturan tata letak (layout) pabrik merupakan masalah yang sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industri meskipun untuk lingkup yang lebih

Lebih terperinci

ANALYSIS OF CEMENT AS RAW MATERIAL INVENTORY ON READY MIX PRODUCTION UNIT AT PT. PERDANA BETON IN SAMARINDA

ANALYSIS OF CEMENT AS RAW MATERIAL INVENTORY ON READY MIX PRODUCTION UNIT AT PT. PERDANA BETON IN SAMARINDA ANALYSIS OF CEMENT AS RAW MATERIAL INVENTORY ON READY MIX PRODUCTION UNIT AT PT. PERDANA BETON IN SAMARINDA Novita Eka Wahyuni 10.11.1001.3443.057 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi dan Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Jay Heizer dan Barry Render dalam Operation Management (2008), terdapat 3 komponen utama dalam sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Maka dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Maintenance Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance) ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004).

BAB III LANDASAN TEORI. Maintenance Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance) ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004). BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Inventaris Menurut Soemarsono S.R. (l994,pl5) inventaris adalah daftar barangbarang yang digunakan di perusahaan atau di kantor yang menyertakan barga, jumíah, jenis dan keadaannya.

Lebih terperinci

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA HOME INDUSTRI PRODUKSI KERUPUK BAPAK SURYANTO KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan

Lebih terperinci

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M. ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ Benny Winandri, M.Sc, MM ABSTRAK: PT. XYZ adalah industri yang memproduksi pakaian jadi. Seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teknik Pengukuran Data Waktu Jam Henti Di dalam penelitian ini, pengukuran waktu setiap proses operasi sangat dibutuhkan dalam penentuan waktu baku setiap

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini engolahan data Gambar 4.1 Skema Metodologi Penelitian 79 A Perancangan Keseimbangan Lini Metode

Lebih terperinci