ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun oleh : RANTO PARTAHIAN GULTOM NIM : BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun oleh : RANTO PARTAHIAN GULTOM Pembimbing IR. JELUDDIN DAUD M. ENG NIP : Diketahui Ketua Departemen Teknik Sipil PROF. DR. ING. JOHANNES TARIGAN NIP : BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 ABSTRAK Dalam pencapaian keinginan transportasi yang aman, nyaman, ekonomis dan lancar, maka perlu diperhatikan kondisi dari angkutan kota yang ada dan beroperasi. Terutama pelayanannya yang dianggap sangat mengganggu terhadap pemakai jasa angkutan kota seperti halnya di Indonesia sekarang ini, dan khususnya angkutan kota Koperasi PengangkutanUmum Medan, pada trayek 10 Simalingkar _ Pancing PP. Untuk itu sangatlah tepat kalau kita mengkaji bagaimana tingkat pelayanan itu bisa menjadi sangat rendah sekarang ini, sehingga perlu sekali kalau kita meninjau kembali tarif angkutan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, bila dibandingkan dengan biaya operasi kendaraan yang harus dikeluarkan oleh pengelola angkutan kendaraan dengan mengambil langkah perhitungan kembali. Disini digunakan salah satu cara dalam menghitung besarnya tarif angkutan umum. Cara inilah yang dipergunakan untuk menghitung besarnya tarif angkutan umum dan biaya operasi kendaraan yang harus dikeluarkan oleh pengelola angkutan umum. Hasil yang diperoleh berbeda dengan tarif angkutan umum yang berlaku sekarang. Tarif yang berlaku pada saat ini sebesar Rp3000,-/pnp/estafet untuk Koperasi PengangkutanUmum Medan, pada trayek 10 Simalingkar Pancing dan hasil yang kami peroleh : Daihatsu Zebra Espass 1500 cc Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc : Rp 3.000,-/pnp/estafet. : Rp 3.000,-/pnp/estafet. Hasil akhir yang diperoleh dalam penentuan tariff Angkutan Umum untuk Trayek 10 Simalingkar Pancing sebesar Rp 3.000,-/pnp/estafet.

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul : ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Saya menyadari bahwa penulis Tugas Akhir ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk itu saya sangat mengharapkan masukan dari pembaca, berupa kritikan-kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan selanjutnya pada kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang disampaikan kepada : 1. Bapak Prof.Dr.Ir.Armansyah Ginting M.Eng, selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Ir. Teruna Jaya. Msc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5 4. Bapak Ir. Jeluddin Daud M. Eng, selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan bimbingan dan arahan hingga selesainya Tugas Akhir ini. 5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran dari perkuliahan hingga penyelesaian Tugas akhir ini. 6. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua Orang Tua saya, yang telah membiayai serta memberikan doa restu, sehingga saya dapat menyelesaikan studi. 7. Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Demikianlah Tugas Akhir ini saya perbuat dan besar pengharapan, kiranya dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada Bapak dan Ibu, serta rekan-rekan sekalian yang telah memberikan bantuan hingga selesainya Tugas Akhir ini. Hormat saya, Penulis

6 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR NOTASI... vi BAB I. PENDAHULUAN... I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Maksud dan Tujuan... 2 I.3 Permasalahan... 2 I.4 Pembatasan Masalah... 3 I.5 Metodologi Penelitian dan Pendekatan... 3 I.6 Metode Analisis Data... 4 BAB II. STUDI LITERATUR... II.1 Pengertian Tarif... 6 II.1.a Jarak Tempuh... 6 II.1.b Kapasitas Angkutan... 8 II.1.c Biaya Operasional dan Biaya Pendapatan II.1.d Efisien Armada II.2 Biaya Operasional Kendaraan II.2.a Biaya Tetap II.2.b Biaya Variabel II.2.c Biaya Overhead II.3 Perhitungan Tarif Angkutan Umum II.4 Perhitungan Nilai Rata-rata... 20

7 BAB III ANALISA PERHITUNGAN... III.1 Perhitungan Biaya Variabel BOK (Daihatsu Zebra Espass 1500cc). 21 III.2 Analisa Biaya Operasional Kendaraan Perhari dan Kendaraan Total. 27 III.3 Perhitungan Biaya Variabel BOK (Daihatsu Zebra Jumbo 1300cc). 29 III.4 Analisa Biaya Operasional Kendaraan Perhari dan Kendaraan Total. 34 III.5 Perhitungan Tarif Angkutan / pnp / km BAB IV ANALISA HASIL BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...

8 DAFTAR NOTASI ADM BBM BM BN BT BV DEP HP IN JK MN MP N SC SN TPR UP X : Biaya Administrasi (Rp / Hari). : Biaya Bahan Bakar Minyak (Rp / Hari). : Biaya Bunga Modal (Rp / Hari). : Biaya Pemakaian Ban (Rp / Hari). : Biaya Tetap (Rp / Hari). : Biaya Variabel (Rp / Hari). : Biaya Depresiasi / Penyusutan (Rp / Hari). : Harga Perolehan Kendaraan / Pembelian (Rp). : Biaya Angsuran Kendaraan (Rp / Hari). : Jenis Kendaraan. : Biaya Pemeliharaan (Rp / Hari). : Biaya Minyak Pelumas (Rp / Hari). : Umur Kendaraan (Tahun). : Biaya Pergantian Suku Cadang (Rp / Hari). : Nilai Sisa Kendaraan (Rp). : Biaya Retribusi (Rp / Hari). : Biaya Upah Pengemudi dan Kondektur (Rp / Hari). : Nilai Rata Rata

9 `BAB I PENDAHULUAN a) Latar Belakang. Analisa tarif angkutan umum ini merupakan salah satu faktor yang menunjang untuk angkutan umum bagi masyarakat Medan umumnya. Khususnya masyarakat yang menggunakan jasa angkutan transportasi dengan rute perjalanan Simalingkar Pancing atau sebaliknya. Adapun penelitian ini saya lakukan untuk menganalisa biaya transportasi angkutan umum dengan rute perjalanan Simalingkar Pancing atau Sebaliknya yang sebenarnya dengan mempertimbangkan : - Kapasitas kendaraan. - Jumlah kendaraan. - Jumlah rata-rata penumpang setiap hari. - Siklus perjalanan Simalingkar Pancing dan sebaliknya. Pada dasarnya kita menyadari bahwa proses tarif angkutan umum terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan oleh sebagian masyarakat dan peraturan pemerintah saat ini. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh pemakai jasa angkutan umum adalah besarnya biaya yang harus dilakukan untuk melakukan perjalanan yang meliputi biaya perjalanan (tarif), biaya waktu tunggu, ketidaknyamanan penumpang dan sebagainya. Sedangkan dari pihak pengusaha angkutan umum biaya yang harus dikeluarkan berupa biaya untuk mengoperasikan angkutan umum pada tingkat pelayanan tertentu.

10 Penelitian ini perlu kiranya untuk mencari solusi demi kepentingan masyarakat dan pemilik angkutan agar tidak ada salah satu diantara mereka yang merasa dirugikan. Pada tulisan ini dicoba dibahas Analisa Tarif Angkutan Umum dengan rute Simalingkar-Pancing berdasarkan data-data dilapangan dan masyarakat pengguna jasa transportasi tersebut. Meskipun penelitian ini masih sangat terbatas diharapkan dapat memberikan sumbangan dan pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap angkutan umum dikota Medan. b) Maksud dan Tujuan. Adapun maksud dan tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran terperinci dari analisa biaya angkutan umum rute Simalingkar-Pancing dikota Medan Serta menganalisa tarif angkutan umum pada trayek Simalingkar-Pancing tersebut pergi dan pulang. c) Permasalahan. Banyaknya pemakai jasa angkutan umum dengan jumlah kendaraan setiap tahunnya semakin bertambah dan juga harga-harga suku cadang selalu naik. Sehingga sering timbulnya permasalahan-permasalahan yang antara lain sebagai berikut : 1. Banyaknya kendaraan yang beroperasi. 2. Besarnya tarif (ongkos) penumpang tidak sesuai dengan yang ditetapkan. 3. Menaikkan tarif sendiri perkilo meternya.

11 4. Tidak mampu membeli suku cadang kendaraan. 5. Sering terjadinya perselisihan antara penumpang dan supir. d) Pembatasan Masalah. Sesuai dengan judul tugas akhir tersebut yaitu : Analisa Tarif Angkutan Umum Trayek Antar Simalingkar Pancing maka saya akan memberikan beberapa batasan. Analisa tarif angkutan umum yang dimaksud dalam penulisan ini segala bentuk biaya yang terjadi dari pemilik kendaraan dan pengguna jasa angkutan tersebut. Yang dimaksud dengan analisa tarif angkutan umum antar terminal ini adalah berbagai faktor yang memerlukan biaya antara pemilik kendaraan dan pengguna jasa angkutan tersebut. Adapun faktor-faktor analisa tarif angkutan umum antar terminal (Trayek Simalingkar Pancing) adalah sebagai berikut : 1. Faktor dari kendaraan. 2. Faktor kapasitas muatan. 3. Faktor dari sumber daya manusia (supir angkutan). e) Metodologi Penelitian dan Pendekatan. Untuk menganalisa tarif angkutan umum antar terminal dengan Trayek Simalingkar Pancing di kota Medan ini menggunakan beberapa tahapan seperti pengumpulan data dan analisa data.

12 Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data antara lain : 1. Data Primer yaitu data lapangan yang bersumber langsung dari survei antara lain : a. Pengukuran panjang rute perjalanan. b. Mencari data biaya operasi kendaraan. c. Mengetahui pendapatan perhari. 2. Data Sekunder yaitu data lapangan yang bersumber dari pemilik kendaraan tersebut. 3. Data tersebut dianalisa dan dievaluasi, kemudian dengan literatur yang ada ditetapkan tarif/pnp/km (tarif per penumpang per kilometer). f) Metode Analisa Data. Untuk menentukan lokasi penelitian maka kriteria yang penulis gunakan adalah berdasarkan frekuensi angkutan umum pada lokasi tersebut yang diketahui berdasarkan data yang dilapangan yang diperoleh dari pihak angkutan. Adapun langkah-langkah untuk menetapkan lokasi penelitian adalah sebagai berikut : a. Jumlah kendaraan yang memiliki frekuensi untuk rute Simalingkar Pancing. b. Dari jumlah penumpang atau pengguna jasa untuk rute Simalingkar Pancing. c. Lokasi tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya dilakukan pengamatan kelokasi tersebut untuk melihat kondisi fisik kendaraan dan banyaknya jumlah armada angkutan umum Simalingkar Pancing. Dengan demikian diketahuinya kondisi tersebut maka diupayakan penanganan sederhana untuk pelayanan angkutan umum dikota Medan.

13 alir berikut : Adapun pelaksanaan penelitian ini adalah sebagaimana tergambar pada bagan Pengumpulan Data Pengelola Kendaraan : Jumlah kendaraan. Frekuensi kendaraan. Jenis kendaraan. Peninjauan Lapangan Pengelola angkutan di lapangan dan Pengguna Jasa. Pengolahan Data Analisa Data Kesimpulan dan Saran

14 BAB II STUDI LITERATUR II.1 Pengertian Tarif. Tarif angkutan umum adalah suatu daftar yang memuat harga-harga untuk para pemakai jasa angkutan yang disusun secara teratur serta biaya atau ongkos yang diterima atau dikeluarkan oleh pengusaha angkutan umum (pengelola), pengguna jasa angkutan (penumpang) dengan jarak tertentu. Analisa tarif angkutan umum ini diperhitungkan meliputi : a. Jarak tempuh. b. Kapasitas angkutan. c. Biaya operasional dan biaya pendapatan. d. Efisiensi armada. a. Jarak Tempuh. Jarak tempuh adalah jarak yang ditempuh suatu armada angkutan umum dari satu terminal ke terminal yang lain, jarak tempuh ini diperhitungkan berdasarkan rute yang ditempuh dengan jarak perkilometernya dan dengan biaya tertentu. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu terminal keterminal yang lain merupakan salah satu faktor yang juga diperhitungkan biayanya. Didaerah perkotaan waktu yang ditempuh untuk mencapai suatu tetrminal lebih besar waktu yang dibutuhkan dibandingkan didaerah pedesaan dengan jarak yang sama. Hal ini dikarenakan antara lain :

15 1. Kemacetan lalu lintas. 2. Adanya tanda-tanda lalu lintas (traffic signal). 3. Jumlah kendaraan (kepadatan lalu lintas). 4. Adanya tempat pemberhentian tertentu (Halte). 1.1 Kemacetan lalu lintas. Pada daerah perkotaan kemacetan lalu lintas relatif besar dibandingkan daerah pedesaan, hal ini dapat mengakibatkan waktu tempuh perkilometernya semakin besar. Kemacetan ini biasanya terjadi pada waktu pagi hari dari jam sampai dengan wib dan waktu sore hari dari jam sampai dengan wib. Dimana pada jam-jam tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan oleh para pegawai dan pelajar untuk melaksanakan aktifitasnya. Jadi dengan adanya kemacetan lalu lintas ini mengakibatkan para pengemudi atau supir angkutan umum tidak dapat memenuhi target yang diperkirakan. Biasanya para pengemudi atau supir dalam satu hari dapat menempuh rit/hari sebanyak 5 kali akan menjadi 3 atau 4 kali. 1.2 Adanya tanda-tanda lalu lintas (traffic signal). Trafic signal didaerah perkotaan merupakan keharusan untuk pengaturan lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan dan kecelakaan. Hal ini biasanya dibuat pada daerah persimpangan dan penyeberangan untuk lalu lintas pejalan kaki. Akibat dari traffic signal ini mempengeruhi jarak tempuh semakin lama suatu kendaraan untuk dapat mencapai terminal yang akan dituju. Dengan demikian traffic signal ini juga mempengaruhi rit yang akan dicapai para pengemudi angkutan umum.

16 1.3 Jumlah kendaraan ( Kepadatan lalu lintas). Pada jaman sekarang ini jumlah pemakai kendaraan semakin lama semakin bertambah banyak, sehingga mengakibatkan kemacetan yang relatif besar, yang membuat waktu tempuh kendaraan angkutan umum perkilometernya semakin lama dan menambah biaya untuk operasional suatu armada angkutan. Sehingga akan mempengaruhi rit yang akan ditempuh para pengemudi angkutan umum. 1.4 Adanya Tempat Pemberhentian Tertentu. (Halte) Kita ketahui bahwa didaerah perkotaan jumlah kendaraan semakin bertambah, sehingga armada angkutan tidak dapat berhenti disembarang tempat untuk menaikkan/menurunkan penumpang. Maka diperlukan tempat menaikkan/menurunkan penumpang pada tempat-tempat tertentu agar lalu lintas tidak menimbulkan kemacetan dan pengguna jasa bisa mempergunakan halte tersebut sebagai tempat penunggu angkutan umum. b. Kapasitas Angkutan. Kapasitas angkutan adalah kemampuan suatu alat angkutan untuk mengangkut muatan atau penumpang dari suatu tempat ketempat ketempat lain dalam waktu tertentu. Unsur-unsur kapasitas angkutan terdiri dari banyaknya penumpang, jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk angkutan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kapasitas angkutan terdiri dari : 1. Sifat barang yang diangkut. 2. Jenis alat angkutan. 3. Waktu tempuh angkut. 4. Kecepatan rata-rata.

17 2.1 Sifat Barang yang Diangkut. Dalam hal ini barang yang diangkut meliputi bahan makanan, orang (penumpang) dan sebagainya serta nilainya diukur dengan uang. Misalnya suatu kendaraan umum mengangkut bahan makanan seberat 1 ton, dan tidak sama halnya dengan sejumlah orang (penumpang) dengan berat yang sama. Di sini membuktikan bahwa bentuk fisik menentukan kapasitas angkutan itu sendiri. 2.2 Jenis Angkutan Yang Ada. Jenis angkutan umum yang ada dikota Medan menggunakan kendaraan dengan jenis kendaraan yang berbeda-beda dan juga cc-nya berbeda pula. Jenis angkutan umum tersebut antara lain. Toyota Kijang 1500 cc. Suzuki Carry 1300 cc. Suzuki Carry 1000 cc. Daihatsu Zebra Ezpass 1500 cc. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. Daihatsu Zebra 1000 cc. Isuzu Panther 1500 cc Khusus untuk Trayek 10, Simalingkar Pancing PP jenis kendaraan angkutan yang beropersi ada dua yaitu Daihatsu Zebra Espass 1500 cc dan Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc dengan kapasitas muatan penumpang yang sama sebanyak 17 orang.

18 2.3 Waktu Tempuh Angkutan. Waktu yang ditempuh untuk angkutan umum sangat mempengaruhi untuk mendapatkan penumpang. Pada kondisi fisik yang menunjukkan bahwa pada waktuwaktu tertentu jarak dari satu terminal ke terminal yang lain sangat mempengaruhi waktu tempuh kendaraan umum, hal ini dikarenakan banyaknya pengguna kendaraan menggunakan jasa diwaktu tempuh kendaraan umum, hal ini dikarenakan banyaknya pengguna kendaraan menggunakan jalan diwaktu yang bersamaan sehingga terjadi kemacetan. Selain itu adanya traffic signal dan naik turunnya penumpang disembarang tempat, sehingga mengakibatkan waktu tempuh angkutan semakin lama. 2.4 Kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata secara normal menunjukkan kemampuan alat angkut yang bersangkutan untuk mengangkut muatan sesuai dengan jenisnya dalam waktu rata-rata yang diperlukan waktu berhenti untuk mengisi bahan bakar yang telah diperhitungkan. Pengertian kapasitas angkutan pada dasarnya berlaku untuk semua jenis alat angkutan. Sudah barang tentu penyesuaian-penyesuaian dan pengecualian harus diperhitungkan bila menghadapi jam-jam tertentu. Kapasitas angkutan dapat berubah karena perubahan pada jarak (terusan-terusan ataupun jembatan-jembatan pada suatu waktu tidak dapat dilalui). Kapasitas angkutan per unit satu jenis alat angkutan harus diperhatikan analisa biaya dan penghasilan transportasi. Analisa menunjukkan, apakah dalam suatu pasar muatan tertentu membutuhkan unit jenis alat angkutan yang lebih banyak yang bergabung dalam suatu perusahaan dalam kondisi muatan tertentu. Pada

19 hakekatnya kapasitas angkutan sama artinya dengan kapasitas produksi suatu perusahaan. Perbedaan yang mungkin timbul terletak pada kebebasan untuk memilih jenis-jenis muatan, jarak angkutan dan jam kerja yang optimal dimana keleluasaan perusahaan transportasi terbatas. Dilain pihak pertambahan kapasitas angkutan pada perusahaan-perusahaan produksi disebabkan mobilitas dari alat angkut itu sendiri. Pengalaman menunjukkan bahwa semakin jauh alat angkutan beroperasi dari pusat pengawasannya. Hal ini di dalam praktek merupakan faktor utama yang harus diperhatikan juga bahwa kapasitas angkutan suatu perusahaan terdiri atas kapasitas arah tujuan dan kapasitas kembali ke terminal. c. Biaya Opersional dan Biaya Pendapatan. Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi. Biaya Operasional. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk angkutan untuk pembiayaan operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan angkutan untuk pembiayaan operasi armada angkutan. Biaya operasi ini meliputi : 1. Bahan Bakar Minyak (BBM). 2. Retribusi. 3. Penggantian Pelumas. 4. Penggantian Sperpart.

20 5. Penggantian Ban. 6. Perawatan dan Pemeliharaan Mobil. 7. Gaji Supir. 8. Gaji Kondektur Biaya-biaya tersebut diatas merupakan biaya yang harus dikeluarakan oleh perusahaan angkutan setiap harinya. 1. Bahan Bakar Minyak. Kendaraan bermotor atau angkutan umum setiap harinya memerlukan bahan bakar minyak untuk pengoperasiannya. Kebutuhan bahan bakar minyak untuk kendaraan khususnya angkutan umum sedikit banyaknya bahan bakar yang diperlukan tergantung dari jarak yang di tempuh dan jam operasi. 2. Retribusi. Biaya retribusi adalah biaya yang dikeluarkan suatu angkutan umum untuk biaya keluar masuk terminal. Pengeluaran biaya retribusi ini harus dilakukan oleh suatu angkutan umum untuk dapat masuk ke terminal. Biaya ini langsung dikeluarkan oleh supir angkutan (pengemudi) yang disetorkan melalui pengawasan yang bertugas di terminal. 3. Penggantian Minyak Pelumas. Pengantian plumas untuk kendaraan harus diganti sesuai dengan masa waktu minyak pelumas tersebut. Penggantian minyak pelumas tersebut meliputi : Oli Mesin. Oli Garden.

21 Oli Transmisi. Minyak Rem. Penambahan Oli. Untuk menjaga kondisi suatu kendaraan harus diganti sesuai dengan waktu / jarak yang ditentukan oleh perusahaan yang mengeluarkan kendaraan tersebut. 4. Penggantian Ban. Penggantian ban kendaraan untuk angkutan umum berbeda dengan kendaraan pribadi. Hal ini dikarenakan kendaraan umum lebih banyak melakukan aktifitasnya. Pada kendaraan angkutan umum penggantian ban biasanya dilakukan setiap delapan bulan, sedangkan untuk mobil pribadi bisa mencapai dua belas bulan. Maka dari itu dibutuhkan manajemen yang baik dari suatu perusahaan angkutan umum untuk memperhitungkan biaya suku cadang ban ini agar terjadi efisiensi dalam pengeluaran biaya operasional. 5. Penggantian Spareparts. Pada perusahaan angkutan umum agar armada angkutan dapat beroperasi dengan baik setiap harinya diperlukan suku cadang atau sparepart yang harus disediakan. Hal ini dibutuhkan apabila suatu armada angkutan umum sewaktu-waktu terjadi kerusakan dapat terus diganti dengan spareparts yang tersedia sehingga tidak mengganggu (mengurangi) jam kerja armada angkutan umum. Pergantian-pergantian spareparts atau suku cadang ini meliputi antara lain: Accu (baterai) Platina Busi

22 Kondensor Saringan Udara (Air Filter) Saringan Oli Boos Steer Karet Rem Sepatu Rem Tamming Belt Plat Kopling 6. Perawatan dan Pemeliharaan. Untuk pemeliharaan dan perawatan kendaraan angkutan umum, suatu perusahaan angkutan seharusnya menyediakan bengkel (workshop) dan tenagatenaga mekanik yang terampil. Apabila terjadi kerusakan pada kendaraan angkutan dapat dikerjakan oleh tenaga-tenaga mekanik perusahaan kendaraan itu sendiri sehingga dapat memperkecil biaya pengeluaran untuk perawatan dan pemeliharaan. 7. Gaji Supir. Dalam perubahan angkutan umum tidak adanya penetapan gaji supir. Besarnya gaji supir angkutan umum tidak adanya penetapan gaji supir. Besarnya gaji supir angkutan umum di kota Medan tergantung dari hasil pendapatan supir dalam mengoperasikan kendaraan angkutan umum tersebut. Misalnya : Pendapatan supir dalam mengoperasikan kendaraan selama satu hari sebesar Rp ,-, sedangkan penyetoran uang kepada pemilik kendaran sebesar Rp ,-, jadi gaji supir disini sebesar Rp ,-. Dari contoh diatas dapat

23 diambil kesimpulan bahwa penetapan gaji supir tidak ada, tetapi yang ada penetapan penyetoran uang oleh supir angkutan kepada pemilik kendaran. 8. Gaji Kondektur Untuk gaji kondektur juga sama halnya dengan gaji supir yaitu tidak adanya penetapan untuk gaji kondektur. Karena biasanya supir angkutan umum juga merangkap sebagai kondektur. Hal ini dikarenakan apabila supir menggunakan kondektur pada angkutan umumnya maka penghasilan supir angkutan umum akan berkurang dan penetapan gaji untuk kondektur tidak ada, gaji kondektur ditentukan dengan hasil pendapatan supir, dan yang menentukan gaji kondektur adalah supir angkutan tersebut. Biaya Pendapatan. Biaya Pendapatan ini pada umumnya didapat dari para menumpang yang menggunakan jasa angkutan umum yang diambil tiap-tiap tripnya, dengan menggunakan rata-rata pendapatan yang diterima oleh pihak angkutan. Dalam perhitungan biaya pendapatan angkutan ini diperhitungkan dengan memungut ongkos dari pengguna jasa perorang perkilometer. Biaya ongkos ini biasanya ditetapkan oleh pemerintah melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur yang disetujui oleh pihak perusahaan angkutan umum. Dengan demikian antara pengusaha perusahaan angkutan umum dan pengguna jasa angkutan tidak saling dirugikan, dalam arti kata pihak pengguna jasa angkutan tidak berkeberatan mengeluarakan biaya ongkos yang ditetapkan oleh pemerintah dan pengusaha angkutan umum. Sedangkan pihak pengusaha angkutan umum tidak terjadi kerugian dalam mengoperasikan armada-armada angkutannya.

24 d. Efisien Armada. Yang dimaksud dengan efisien armada atau kendaraan angkutan umum adalah kapasitas kerja maksimal suatu kendaraan angkutan umum yang diperhitungkan tiap jam atau tiap harinya. Jadi diperkirakan kendaraan angkutan umum beroperasi didapat perharinya 3 4 trip tiap perharinya. Jam kerja angkutan umum diperkirakan dari jam wib. Sehingga angkutan umum bekerja rata-rata 14 jam dan dikurangi jam istirahat rata-rata 4 jam istirahat perhari, sehingga jam kerja efektif angkutan umum perhari adalah 10 jam perhari. Karena jam kerja armada angkutan terlalu besar (14 Jam) maka setiap satu armada diperlukan satu orang supir tetap dan satu orang supir pengganti (cadangan). Hal ini diperlukan untuk menjaga keselamatan para penumpang agar tidak terjadi kecelakaan yang diakibatkan supir yang terlalu lelah sehingga diperlukan supir pengganti (cadangan). Dengan demikian pendapatan angkutan dapat terpenuhi. II. 2 Biaya Operasi Kendaraan (BOK). Variabel-variabel yang dianggap penting dalam menghitung biaya operasi kendaraan adalah sebagai berikut : 1. Biaya Tetap. 2. Biaya Variabel. 3. Biaya Overhead. Dalam penulisan ini asumsi-asumsi yang dipakai adalah : Umur ekonomis kendaraan angkutan umum diambil 5 tahun.

25 Pemilik membeli kendaraan dengan cara kredit dibayar dalam jangka waktu 4 tahun sampai 10 tahun. Perhitungan penyusutan (depresiasi) dengan menggunakan methode garis lurus (Straight Line Method). Keuntungan diambil 12 % pertahun dari kendaraan baru. 1. Biaya Tetap. Biaya tetap yaitu biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan setiap harinya atau setiap bulannya dengan atau tanpa beroperasinya kendaraan tersebut. Rumus untuk menghitung biaya tetap adalah sebagai berikut : Biaya tetap = UP + ADM + IN + AS + BM = (Rp perhari) Dimana : UP = Upah Pengemudi dan Kondektur (Rp perhari). ADM = Biaya Administrasi (Rp pertahun). IN AS BM = Biaya Angsuran Kendaraan (Rp pertahun). = Biaya Asuransi (Rp pertahun). = Biaya Bunga Modal (Rp pertahun). 2. Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk kendaraan setiap hari dengan beroperasinya kendaraan tersebut. Rumus untuk menghitung biaya variabel adalah : Biaya Variabel = BBM + MP + MN + BN + DEP + TPR + SC = (Rp perhari)

26 Dimana : BBM = Bahan Bakar Minyak (Rp perhari). MP MN BN DEP TPR SC = Biaya Minyak Pelumas (Rp perhari). = Biaya Pemeliharaan (Rp perhari). = Biaya Pemakaian Ban (Rp perhari). = Biaya Penyusutan / Defresiasi (Rp perhari). = Biaya Retribusi (Rp perhari). = Biaya Penggantian Suku Cadang (Sparepart) (Rp perhari). Untuk biaya operasi kendaraan yang dikeluarkan setiap harinya dihitung dengan rumus : BOK perhari = BT + BV = (Rp perhari) BOK total = BOK perhari + K ( 12xHOP) + OV + TG Dimana : BT BV OV HOP K = Biaya Tetap (Rp perhari). = Biaya Variabel (Rp perhari). = Biaya Overhead (Rp perhari). = Hari Operasi Perbulan. = Keuntungan (Rp perhari) = 12 % x Harga kendaraan baru (Rp pertahun). TG = Biaya Tak Terduga.

27 3. Biaya Overhead. Biaya Overhead adalah biaya yang secara tidak langsung dikeluarkan oleh pemilik kendaraan atau pengusaha angkutan penumpang yang akan dipergunakan untuk keperluan biaya sewa kantor dan biaya administrasi keperluan kantor lainnya. Biaya Overhead ini diambil sebesar 10 % dari jumlah biaya operasi kendaraan perhari, atau biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut : OV = 10 % x BOK perhari = (Rp perhari) Dimana : OV BOK = Biaya Overhead (Rp perhari) = Biaya Operasi Kendaraan per hari (Rp perhari) II. 3. Perhitungan Tarif Angkutan Umum (hari/km/pnp). Pada dasarnya perhitungan tarif pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu perhitungan tarif angkutan umum dengan jenis bus kecil (mikrolet, sudaco) dan perhitungan tarif angkutan umum dengan jenis bus sedang dan besar. Perhitungan ini tidak ada bedanya, hanya saja penetapan dari biaya operasi kendaraan pada pemakaian suku cadang kendaraan dan jumlah tempat duduk penumpang yang tersedia pada kendaraan tersebut. Untuk menghitung besarnya tarif penumpang perkilometer dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut : Tarif = BOKtotal Jpu + (YxJpp) = (Rp perpenumpang). Tarif = BOKtotal ( Jpu + ( YxJpp)) x( Jrt) x(0,5xjrk) = (Rp/pnp/km).

28 Dimana : BOKtotal Jpu Jpp Jrt Jrk Y = Biaya Operasi Kendaraan Total dalam satu hari (Rp/hari). = Jumlah Penumpang Umum. = Jumlah Penumpang Pelajar. = Jumlah dari pada rit (pnp/rit). = Jarak dari pada rit (rit/hari). = Perbandingan antara tarif penumpang pelajar dan umum yaitu satu banding tiga. Rumus diatas berlaku untuk jenis-jenis kendaraan yang membedakan antara tarif pelajar dan tarif penumpang umum. Sedangkan untuk jenis kendaraan yang tidak membedakan antara tarif penumpang umum dan pelajar seperti bis patas, bis patas AC, rumus diatas tetap berlaku dengan menganggap tidak ada pelajar atau dengan kata lain jumlah pelajar sama dengan nol. II. 4. Perhitungan Nilai Rata-Rata. Perhitungan nilai rata-rata kendaraan dapat dihitung dengan rumus : X = Xi N Dimana : X Xi N = Nilai rata-rata. = Jumlah BOK total. = Jumlah Kendaraan.

29 BAB III ANALISA PERHITUNGAN Data-data yang diperoleh ini belum dapat langsung dilaksanakan untuk perhitungan tarif yang sesuai, sebab data-data harga operasi kendaraan tersebut tidak semuanya dikeluarkan setiap hari tetapi ada yang satu bulan sekali, dua bulan sekali bahkan ada yang sampai tiga bulan sekali, seperti biaya minyak pelumas, pemakaian ban, depresiasi dan suku cadang. Maka semua biaya-biaya yang dimaksud yang dikeluarkan berdasarkan bulan harus diubah berdasarkan hari. Demikian juga halnya dengan pengeluaran biaya-biaya administrasi, asuransi, angsuran dan bunga modal serta pendapatan. Selanjutnya biaya-biaya tersebut dihitung keseluruhannya, kemudian dicari biaya rata-ratanya sehingga besar tarif penumpang kendaraan yang sesuai dapat dihitung. Untuk mengetahui besarnya biaya-biaya pengeluaran variabel BOK dan tarif yang sesuai, dapat dilihat pada tahapan berikut : III. 1 Perhitungan Biaya Variabel Bok ( Daihatsu Zebra Espass 1500 cc). Data-data sampel No Karateristik dan Produksi Kendaraan. 1. Merek / Tipe kendaraan : Daihatsu Zebra Espass thn Ukuran Mesin : 1500 cc 3. Jumlah tempat duduk : 17 penumpang 4. Jarak tempuh pergi pulang : 60 kilometer 5. Rata-rata rit selama satu hari (PP) : 4 rit (kali) 6. Hari operasi kendaraan selama satu bulan : 30 hari

30 2. Biaya biaya. 1. STNK : Rp ,- / tahun. 2. KIR : Rp ,- / tahun. 3. Kartu ijin trayek / pengawasan : Rp ,- / tahun. 4. Organda : Rp 7.500,- / tahun. 5. Angsuran kendaraan : Rp ,- / bulan. 6. Biaya Operasi a. BBM : Rp ,- / hari. b. Retribusi : Rp 300,- pergi pulang 7. Penggantian Pelumas a. Oli Mesin : 2 x 1 bulan Rp ,- b. Oli Gardan : 1 x 6 bulan Rp ,- c. Oli Transmisi : 1 x 6 bulan Rp ,- d. Minyak Rem : 1 x 6 bulan Rp ,- 8. Pengantian Ban sebanyak 4 buah : 1 x 8 bulan Rp ,- 9. Penggantian Sparepart a. Accu : 1 x 12 bulan Rp ,- b. Platina : 1 x 6 bulan Rp ,- c. Busi : 1 x 6 bulan Rp ,- d. Condensor : 1 x 6 bulan Rp ,- e. Saringan Udara : 1 x 6 bulan Rp ,- f. Saringan Oli : 1 x1,5 bulan Rp g. Boss Steer : 1 x 12 bulan Rp ,- h. Karet Rem : 1 x 6 bulan Rp ,- i. Sepatu Rem : 1 x 8 bulan Rp ,-

31 j. Ball Joint : 1 x 12 bulan Rp ,- k. Temming Belt : 1 x 12 bulan Rp ,- l. Plat Kopling : 1 x 12 bulan Rp ,- 10. Perawatan a. Turun Mesin : 2 x selama operasi : Rp ,- / 1 kali b. Service : Pendapatan a. Pengemudi : Rp ,- b. Kernet : --- PERHITUNGAN : 1. Upah Pengemudi (UP) / hari. UP = Rp ,- / hari. 2. Administrasi (ADM) / hari. a. STNK : Rp ,- / (12 x 30) = Rp 972,22 / hari. b. KIR : Rp ,- / (12 x 30) = Rp 388,89 / hari. c. Kartu Izin Trayek : Rp ,- / (12 x 30) = Rp 222,22 / hari. d. Organda : Rp 7.500,- / (12 x 30) = Rp 20,83 / hari. Jumlah A D M = Rp 1.604,16 / hari 3. Angsuran (IN) / hari. IN = Rp , 30hari = Rp ,67 / hari

32 4. Biaya Bunga Modal (BM) / hari. Harga Pembelian Mobil secara cash = Rp ,- Harga Pembelian Mobil secara credit Lama angsuran / kredit 4 tahun Uang Muka atau Down Pagment (DP) = Rp ,- Angsuran / Kredit = Rp ,- Harga Kredit = (Rp ,- x 4) + Rp ,- = Rp ,- Bunga Modal / tahun = Bunga Modal /hari = Rp , 4 Rp , 360 = Rp ,- / tahun. = Rp ,22,-/ hari. 5. Bahan Bakar Minyak (BBM) / hari. BBM = 24 liter / hari x Rp ,- = Rp ,- / hari. 6. Minyak Pelumas (MP) / hari. Oli Mesin = Rp , 2x15Hop = Rp 6.000,00 / hari Oli Gardan = Rp40.000, 1x180Hop = Rp 222,22 / hari Oli Transmisi = Rp40.000, 1x180Hop = Rp 222,22 / hari Minyak Rem = Rp22.500, 1x80Hop = Rp 125,00 / hari Jumlah MP = Rp 6.569,44 / hari

33 7. Pemeliharaan Mesin Kendaraan (MN) / hari Service = --- Bongkar Mesin = Rp , = Rp 3.472,22 / hari 2x360 = Rp 3.472,22 / hari 8. Pemakaian Ban (BN) / hari 1 buah ban = Rp , = Rp 1.145,83,- 8x30 Untuk 4 buah ban = 4 x Rp 1.145,83,- = Rp 4.583,33,- / hari 9. Penyusutan / Depresiasi (DEP) / hari. Total harga kredit (HP) = Rp ,- Harga jual saat ini (SN) = Rp ,- Umur Kendaraan (N) = 10 tahun DEP = HP SN N = Rp ,00 Rp ,00 10 = Rp ,- Rp , Persentasi depresi pertahun = x100% Rp , = 4,375 % Harga penyusutan biaya pertahun adalah : DEP = 4,375 % x Rp ,- = Rp ,- / tahun = Rp , 360hari = Rp 9.722,22 / hari

34 10. Biaya Retribusi (TPR) / hari TPR = Rp. 150 x 4 x 2 = Rp / hari 11. Suku Cadang (SC) / hari Accu / Penambahan = Rp , 12x30Hop = Rp 625,08 / hari. Platina = Rp45.000, 6x30Hop = Rp 250,- / hari. Busi = Rp40.000, 6x30Hop = Rp 222,22 / hari Condensor = Rp x30Hop = Rp 194,44 / hari Saringan Udara = Rp30.000, 6x30Hop = Rp 166,67 / hari Saringan Oli = Rp15.000, 1,5 x30hop = Rp 333,33 / hari Boos Steer = Rp , 12x30Hop = Rp 277,78 / hari Karet Rem = Rp12.000, 6x30Hop = Rp 66,67 / hari Ball Joint = Rp45.000, 12x30Hop = Rp 125,00 / hari Temming Belt = Rp , 12x30Hop = Rp 416,67 / hari Plat Kopling = Rp75.000, 12x30Hop = Rp 208,33 / hari Rp , Sepatu Rem = 6x30Hop SC = Rp 555,56 / hari = Rp 3.441,67/ hari

35 III. 2 Analisa Biaya Operasional Kendaraan Perhari dan Kendaraan Total. Perhitungan variabel-variabel Biaya Operasi Kendaraan (BOK) telah didapat, maka selanjutnya dihitung biaya operasi kandaraan perhari dan biaya operasi kendaraan total sebagai berikut : 1. Karateristik Operasi Kendaraan Rata Rata Jarak tempuh pergi pulang Jumlah rit dalam satu hari Hari opersasi dalam satu tahun = 60 km = 4 kali = 360 hari 2. Variabel-variabel Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Rata-rata UP = Upah Pengemudi (Rp/hari) = Rp ,00/hari ADM = Biaya Administrasi (Rp/hari) = Rp 1.604,16/hari IN = Biaya Angsuran Kendaraan (Rp/hari) = Rp ,67/hari BM = Biaya Bunga Modal (Rp/hari) = Rp 3.472,22/hari BBM = Bahan Bakar Minyak (Rp/hari) = Rp ,00/hari MP = Biaya Minyak Pelumas (Rp/hari) = Rp 6.569,44/hari MN = Biaya Pemeliharaan (Rp/hari) = Rp 3.472,22/hari BN = Biaya Pemakaian Ban (Rp/hari) = Rp 4.583,33/hari DEP = Biaya Depresiasi (Rp/hari) = Rp 9.722,22/hari TPR = Biaya Retribusi (Rp/hari) = Rp 1.200,00/hari SC = Biaya Suku Cadang (Rp/hari) = Rp 3.441,67/hari TG = Biaya Tak Terduga = Rp ,00/hari Biaya Tetap = UP + ADM + IN + BM = Rp ,- + Rp.1.604,16 + Rp ,67 + Rp 3.472,22 = Rp , 85 / hari

36 Biaya Varibel (BV) = BBM + MP + MN + BN + DEP + TPR + SC = Rp ,00 + Rp 6.569,44 + Rp ,22 + Rp 4.583,33 + Rp 9.722,22 + Rp 1.200,00 + Rp 3.441,67 = Rp ,88 / hari Jadi Biaya operasi Kendaraan (BOK) jenis amgkutan 1500cc adalah : BOK perhari = BT + BV = Rp ,05 + Rp ,88 = Rp ,93 / hari Biaya Overhead = 10 % x BOK perhari = 10 % x Rp ,93 / hari = Rp ,193 / hari Keuntungan rata-rata (K) / hari adalah : K =12 % x Harga dalam keadaan baru = 12 % x Rp ,- = Rp , 360hari = Rp ,00 / hari Biaya tak terduga (TG) diasumsikan sebesar Rp ,- per kendaraan / hari Maka biaya operasi kendaraan total adalah : BOK total = BOK perhari + K + OV + TG = Rp ,93 + Rp ,00 + Rp ,20 + Rp = Rp ,25 / hari.

37 III. 3 Perhitungan Biaya Variabel Bok ( Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc). Data-data sample No. 2 : 1. Karateristik dan Produksi Kendaraan. 1. Merek / Tipe kendaraan : Daihatsu Zebra Jumbo thn Ukuran Mesin : 1300 cc 3. Jumlah tempat duduk : 17 penumpang 4. Jarak tempuh pergi pulang : 60 kilometer 5. Rata-rata rit selama satu hari (PP) : 4 rit (kali) 6. Hari operasi kendaraan selama satu bulan : 30 hari 1. Biaya biaya. 1. STNK : Rp ,- / tahun. 2. KIR : Rp ,- / tahun. 3. Kartu ijin trayek / pengawasan : Rp ,- / tahun. 4. Organda : Rp 7.500,- / tahun. 5. Angsuran kendaraan : Rp ,- / bulan. 6. Biaya Operasi a. BBM : Rp ,- / hari. b. Retribusi : Rp 300,- pergi pulang 7. Penggantian Pelumas a. Oli Mesin : 2 x 1 bulan Rp ,- b. Oli Gardan : 1 x 6 bulan Rp ,- c. Oli Transmisi : 1 x 6 bulan Rp ,- d. Minyak Rem : 1 x 6 bulan Rp ,- 8. Pengantian Ban sebanyak 4 buah : 1 x 8 bulan Rp ,-

38 9. Penggantian Sparepart a. Accu : 1 x 12 bulan Rp ,- b. Platina : 1 x 6 bulan Rp ,- c. Busi : 1 x 6 bulan Rp ,- d. Condensor : 1 x 6 bulan Rp ,- e. Saringan Udara : 1 x 6 bulan Rp ,- f. Saringan Oli : 1 x1,5 bulan Rp g. Boss Steer : 1 x 12 bulan Rp ,- h. Karet Rem : 1 x 6 bulan Rp ,- i. Sepatu Rem : 1 x 8 bulan Rp ,- j. Ball Joint : 1 x 12 bulan Rp ,- k. Temming Belt : 1 x 12 bulan Rp ,- l. Plat Kopling : 1 x 12 bulan Rp ,- 10. Perawatan a. Turun Mesin : 2 x selama operasi : Rp ,- / 1 kali b. Service : Pendapatan a. Pengemudi : Rp ,- b. Kernet : -- PERHITUNGAN : 1. Upah Pengemudi (UP) / hari. UP = Rp ,- / hari.

39 2. Administrasi (ADM) / hari. a. STNK : Rp ,- / (12 x 30) = Rp 833,33 / hari. b. KIR : Rp ,- / (12 x 30) = Rp 388,89 / hari. c. Kartu Izin Trayek : Rp ,- / (12 x 30) = Rp 222,22 / hari. d. Organda : Rp 7.500,- / (12 x 30) = Rp 20,83 / hari. Jumlah A D M = Rp 1.465,27/ hari 3. Angsuran (IN) / hari. IN = Rp , 30hari = Rp ,67,- / hari 4. Biaya Bunga Modal (BM) / hari. Harga Pembelian Mobil secara cash = Rp ,- Harga Pembelian Mobil secara credit Lama angsuran / kredit 4 tahun Uang Muka atau Down Pagment (DP) = Rp ,- Angsuran / Kredit = Rp ,- Harga Kredit = (Rp ,- x 4) + Rp ,- = Rp ,- Bunga Modal / tahun = Bunga Modal /hari = Rp , 4 Rp , 360 = Rp ,00,- / tahun. = Rp ,22,-/ hari.

40 5. Bahan Bakar Minyak (BBM) / hari. BBM = 24 liter / hari x Rp ,- = Rp ,- / hari. 6. Minyak Pelumas (MP) / hari. Oli Mesin = Oli Gardan = Oli Transmisi = Minyak Rem = Rp , 2x30Hop Rp40.000, 1x80Hop Rp40.000, 1x180Hop Rp22.500, 1x180Hop = Rp 5.333,33 / hari = Rp 222,22 / hari = Rp 222,22 / hari = Rp 125,00 / hari Jumlah MP = Rp 5.902,77 / hari 7. Pemeliharaan Mesin Kendaraan (MN) / hari Service = --- Bongkar Mesin = Rp , = Rp 3.125,00.- 2x Pemakaian Ban (BN) / hari = Rp 3.125,00.- / hari. 1 buah ban = Rp , = Rp 1.145,83,- 8x30 Untuk 4 buah ban = 4 x Rp 1.145,83,- = Rp 4.583,32,- / hari 9. Penyusutan / Depresiasi (DEP) / hari. Total harga kredit (HP) = Rp ,- Harga jual saat ini (SN) = Rp ,- Umur Kendaraan (N) = 10 tahun

41 DEP = HP SN N = Rp ,00 Rp ,00 10 = Rp ,- Rp , Persentasi depresi pertahun = x100% Rp , = 5,00 % Harga penyusutan biaya pertahun adalah : DEP = 5,00 % x Rp ,- = Rp ,- / tahun = Rp , 360hari = Rp 9.722,22 / hari 10. Biaya Retribusi (TPR) / hari TPR = Rp. 150 x 4 = Rp / hari 11. Suku Cadang (SC) / hari Accu / Penambahan = Platina = Busi = Condensor = Saringan Udara = Saringan Oli = Rp , 6x30Hop Rp35.000, 12x30Hop Rp36.000, 6x30Hop Rp x30Hop Rp30.000, 6x30Hop Rp12.500, 1,5 x30hop = Rp 625,00 / hari. = Rp 194,44 / hari. = Rp 199,99 / hari = Rp 166,67 / hari = Rp 166,67 / hari = Rp 277,78 / hari

42 Boos Steer = Rp90.000, 12x30Hop = Rp 250,00 / hari Karet Rem = Rp12.000, 6x30Hop = Rp 66,67 / hari Ball Joint = Rp40.000, 12x30Hop = Rp 111,11 / hari Temming Belt = Rp , 12x30Hop = Rp 416,67 / hari Plat Kopling = Rp70.000, 12x30 = Rp 194,44 / hari Rp85.000, Sepatu Rem = 6x30Hop SC = Rp 472,22 / hari = Rp 3.141,66 / hari III. 4. Analisa Biaya Operasional Kendaraan Perhari dan Kendaraan Total. Perhitungan variabel-variabel Biaya Operasi Kendaraan (BOK) telah didapat, maka selanjutnya dihitung biaya operasi kandaraan perhari dan biaya operasi kendaraan total sebagai berikut : 1. Karateristik Operasi Kendaraan Rata Rata Jarak tempuh pergi pulang Jumlah rit dalam satu hari Hari opersasi dalam satu tahun = 60 km = 4 kali = 360 hari 2. Variabel-variabel Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Rata-rata UP = Upah Pengemudi (Rp/hari) = Rp ,00/hari ADM = Biaya Administrasi (Rp/hari) = Rp 1.465,27/hari IN = Biaya Angsuran Kendaraan (Rp/hari) = Rp ,67/hari BM = Biaya Bunga Modal (Rp/hari) = Rp 3.472,22/hari

43 BBM = Bahan Bakar Minyak (Rp/hari) = Rp /hari MP = Biaya Minyak Pelumas (Rp/hari) = Rp 5.902,77/hari MN = Biaya Pemeliharaan (Rp/hari) = Rp 3.125,00 /hari BN = Biaya Pemakaian Ban (Rp/hari) = Rp 4.583,34 /hari DEP = Biaya Depresiasi (Rp/hari) = Rp 9.722,22 /hari TPR = Biaya Retribusi (Rp/hari) = Rp 1.200,- /hari SC = Biaya Suku Cadang (Rp/hari) = Rp 3.141,66 /hari TG = Biaya Tak Terduga = Rp /hari Biaya Tetap = UP + ADM + IN + BM = Rp ,- + Rp.1.465,27 + Rp ,67 + Rp 3.472,22 = Rp ,16 / hari Biaya Varibel (BV) = BBM + MP + MN + BN + DEP + TPR + SC = Rp ,- + Rp 5.902,77 + Rp ,00 + Rp 4.583,34 + Rp 9.722,22 + Rp 1.200,- + Rp 3.141,66 = Rp ,99 / hari Jadi Biaya operasi Kendaraan (BOK) jenis amgkutan 1500cc adalah : BOK perhari = BT + BV = Rp ,16 + Rp ,99 = Rp ,15 / hari Biaya Overhead = 10 % x BOK perhari = 10 % x Rp ,15 = Rp ,915 / hari

44 Keuntungan rata-rata (K) / hari adalah : K =12 % x Harga dalam keadaan baru = 12 % x Rp ,- = Rp , 360hari = Rp ,67 / hari Biaya tak terduga (TG) diasumsikan sebesar Rp ,- per kendaraan / hari Maka biaya operasi kendaraan total adalah : BOK total = BOK perhari + K + OV + TG = Rp ,15 + Rp21.666,67 + Rp ,915 + Rp = Rp ,735 / hari. III. 5. Perhitungan Tarif Angkutan / pnp / km. Dari hasil perhitungan pada tabel V, maka didapatlah BOK total rata-rata ( X ) sebesar : Daihatsu Zebra Espass 1500 cc. BOK rata-rata ( X ) = Xi = N Rp ,60 25 = Rp ,94,-/hari. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. BOK rata-rata ( X ) = Xi = N Rp ,80 15 = Rp ,18,-/hari. Dengan asumsi penumpang pelajar terangkut per rit adalah : Daihatsu Zebra Espass 1500 cc. : 10 orang ( 5 orang sekali jalan). Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. : 10 orang ( 5 orang sekali jalan).

45 Maka besarnya tarif per penumpang yang sesuai perkilometernya adalah : Daihatsu Zebra Espass 1500 cc. Tarif ( Rp/ pnp/km ) = BOKtotal ( Jpu + ( YxJpp)) xjrtx(0,5xjrk) = = Rp ,93 (12 + (2 / 3x5)) x4x(0,5x30) Rp ,93 919,8 Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. = Rp. 293,25/pnp/Km. Tarif ( Rp/ pnp/km ) = BOKtotal ( Jpu + ( YxJpp)) xjrtx(0,5xjrk) = = Rp ,15 (12 + (2 / 3x5)) x4x(0,5x30) Rp ,15 919,8 = Rp. 291,67 /pnp/km. Hasil perhitungan tarif diatas adalah untuk 1 kali perjalanan, maka besarnya tarif/ ongkos untuk satu orang penumpang umum dari Perumnas Simalingkar menuju Pancing adalah : 1. Daihatsu Zebra Espass 1500 cc. Penumpang Umum = Rp. 293,25 x 10. = Rp 2.932,50 / pnp / Estafet. = Rp 3.000,00 / pnp / Estafet.

46 Penumpang Pelajar = 2/3 x ongkos penumpang umum. = 2/3 x Rp 2.932,5,- = Rp 1.954,99 / pnp / Estafet. = Rp 2.000,00 / pnp / Estafet. 2. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. Penumpang Umum = Rp. 291,67 x 10. = Rp 2.916,70 / pnp / Estafet. = Rp / pnp / Estafet. Penumpang Pelajar = 2/3 x ongkos penumpang umum. = 2/3 x Rp 2.916,7,- = Rp 1.944,00 / pnp / Estafet. = Rp 2.000,00 / pnp / Estafet.

47 BAB IV ANALISA HASIL Analisa hasil perhitungan tarif penumpang umum Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM) Trayek Perumnas Simalingkar Pancing adalah : Daihatsu Zebra Ezpass 1500 cc : Penumpang Umum = Rp 293,25 / pnp / Km. = Rp 2.932,50 / pnp / Estafet. = Rp 3.000,00 / pnp / Estafet. Penumpang Pelajar = 2/3 x Rp 293,25 / pnp / Km. = Rp 195,49 / pnp / Km. = Rp 1.954,90 / pnp / Estafet. = Rp / pnp / Estafet. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc : Penumpang Umum = Rp 291,67 / pnp / Km. = Rp 2.916,70 / pnp / Estafet. = Rp 3.000,00 / pnp / Estafet. Penumpang Pelajar = 2/3 x Rp 291,67 / pnp / Km. = Rp 194,4 / pnp / Km. = Rp 1.944,00 / pnp / Estafet. = Rp / pnp / Estafet. Mengingat pada akhir-akhir ini krisis ekonomi terjadi di Indonesia yang diakibatkan kenaikan harga BBM, maka berdampak kepada naiknya harga-harga suku cadang atau sparepart kendaraan, yang secara otomatis berkibat langsung pada bisnis angkutan penumpang.

48 Dalam kondisi seperti sekarang ini dengan keadaan harga-harga suku cadang kendaraan yang tinggi dan dengan tarif penumpang yang berlaku sekarang ini, yang boleh dikatakan kurang sebanding dengan tingginya harga suku cadang, ditambah lagi dengan semakin ketatnya persaingan antar sesama angkutan penumpang dilapangan, maka timbul pertanyaan pada kita, mengapa angkutan penumpang tidak mengalami kerugian? Dan mengapa angkutan penumpang masih bisa beroperasi? Dari hasil pengamatan di lapangan, ternyata mereka melakukan berbagai macam cara untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi, adapun caracara mereka sebagai berikut : 1. Disaat operasi, kendaraan angkutan umum tidak mendapatkan penumpang sampai separuh jalan, maka mereka akan berputar kembali menuju terminal yang terdekat untuk mencari penumpang yang lain. Hal ini mereka lakukan selain untuk mendapatkan penumpang juga untuk menghemat BBM. 2. Perawatan kendaraan yang olinya bocor atau habis sebelum waktunya (rusak), mereka lakukan dengan hanya menambah oli saja, bukan menukarnya dengan oli yang baru, yang walaupun berakibat buruk pada mesin kendaraan. Semua ini mereka lakukan hanya untuk menekan besarnya biaya pengeluaran kendaraan. 3. Begitu juga halnya dengan perawatan sparepart kendaraan, pada umumnya mereka tidak menggantinya dengan suku cadang yang baru kalau tidak terpaksa sekali, melainkan mereka mengantikannya dengan suku cadang kendaraan yang bekas (second hand) yang harganya lebih murah, misalnya dalam pergantian busi kendaraan, mereka akan mencoba menggosok sendiri busi tersebut walaupun busi tersebut tidak layak lagi dipergunakan, begitu juga dalam penggantian ban kendaraan, mereka rata-rata mengantikannya dengan ban masak, dan ada juga mereka yang menggantikannya dengan ban bekas kendaraan mobil pribadi yang

49 harganya lebih murah dari ban masak. Jika mereka mampu memperbaiki kendaraan, mereka akan memperbaiki sendiri kendaraan tersebut, tidak dibawa ke bengkel untuk diperbaiki montir, yang hal ini juga mereka lakukan untuk menghemat biaya pengeluaran, karena harga suku cadang (sparepart) kendaraan cukup tinggi. 4. Selain itu para supir kendaraan umum terkadang menetapkan tarif sendiri, jika penumpang naik ditengah perjalanan dan kemudian turun tidak sampai terminal atau tujuan akhir kendaraan, maka tarif penumpang jauh dekat Rp. 3000,-. Kemudian mereka juga menaikkan penumpang melebihi kapasitas penumpang yang telah ditetapkan, sehingga para penumpang angkutan umum tidak lagi merasa nyaman dalam perjalanan. Hal yang lain dilakukan oleh supir angkutan umum adalah dalam mengejar waktu, mereka tidak segan-segan untuk melanggar rambu-rambu lalu lintas, ini mereka lakukan untuk mendapatkan penumpang dan cepat sampai ke terminal sehingga dapat menghemat pemakaian BBM. Inilah hal-hal yang menyebabkan mereka dapat bertahan dalam pengoperasian kendaraan disaat-saat harga sparepart yang baru naik. Selain hal-hal yang diatas, banyak lagi keluhan-keluhan mereka yang diajukan kepada pemerintah agar tarif angkutan umum dapat disesuaikan. Keluhan-keluhan ini mereka buktikan dengan tidak mengangkut penumpang pelajar khususnya penumpang pelajar sekolah dasar dan pelajar sekolah lanjutan yang mereka anggap tarif penumpang pelajar tersebut cukup murah. Dengan kondisi sekarang ini, maka wajarlah bila tarif penumpang dinaikkan sesuai dengannaiknya harga-harga suku cadang.

50 Hal lain untuk mengatasi hal tersebut adalah Pemerintah mensubsidi BBM dan harga-harga spare parts khusus untuk angkutan umum. Misalnya membuka sebuah galon disetiap terminal yang dikhususkan untuk kendaraan angkutan umum dan membuka tempat penjualan suku cadang (spare part) yang juga khusus untuk kandaraan angkutan umum.

51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil perhitungan tarif angkutan Koperasi Pengangkutan Umum Medan trayek Simalingkar Pancing yang terdiri dari dua macam kendaraan yaitu : 1. Daihatsu Zebra Espass 1500 cc 2. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc adalah sebagai berikut : Tarif Angkutan Umum Tarif Angkutan Pelajar No Kendaraan Per Estafet (Rp/pnp) Per Km (Rp/pnp) Per Estafet (Rp/pnp) Per Km (Rp/pnp) 1. Daihatsu Zebra Espass 1500 cc Rp 3000,- Rp 300,- Rp 2000,- Rp 200,- 2. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc Rp 3000,- Rp 300,- Rp 2000,- Rp 200,- Tarif rata-rata Rp 3000,- Rp 300,- Rp 2000,- Rp 200,- Hasil ini adalah berdasarkan kepada : 1. Harga Bahan Bakar Minyak yaitu Premium masih harga yang lama yakni sebesar Rp / liter. 2. Harga kendaraan dan harga suku cadang (spare part) hasil survey dilapangan lebih besar sampai dua kali lipat jika dibandingkan pada waktu pembelian kendaraan dan pembelian harga suku cadang (spare part) yang keluarnya kendaraan sekitar tahun 1990 dan pada waktu sebelum moneter.

52 B. Saran Setelah menghitung harga tarif kendaraan angkutan umum trayek Simalingkar Pancing kami akan memberikan beberapa saran antara lain : Diharapkan kepada semua pihak (Pemerintah Daerah, pemilik kendaraan, mesyarakat pengguna jasa) agar musyawarah bersama untuk menentukan tarif angkutan umum trayek Simalingkar Pancing yang sesuai sehingga antara pemilik kendaraan dan penumpang tidak merasa dirugikan. Perlu diadakannya peraturan-peraturan Pemerintah Daerah untuk menetapkan tarif yang sesuai, sehingga para supir tidak akan menaikkan tatrif diluar ketentuan Peraturan Pemerintah Daerah tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan Bus DAMRI Trayek Blok M Bandara Soekarno-Hatta dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff pada angkutan TransJakarta dapat dilihat pada flowchart berikut.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Untuk melakukan evaluasi kinerja dan tarif bus DAMRI trayek Bandara Soekarno Hatta Kampung Rambutan dan Bandara Soekarno Hatta Gambir dibuat langkah kerja

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan! LAMPIRAN 1 FORMULIR ISIAN SURVEI BIAYA OPERASI KENDARAAN Hari/Tanggal:Senin/23Mei2011 I. Karakteristik Kendaraan & Operasi a. Umum Kelas Kendaraan: Angkutan Penumpang 1. No Plat Kendaraan: D 1952 BM 2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan bus BKTB route pantai indah kapuk (PIK)-monas dapat di lihat

Lebih terperinci

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Christian Yosua Palilingan J.A. Timboeleng, M. J. Paransa Fakultas Teknik

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : IMMANUEL A. SIRINGORINGO NPM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Hasil Survey Primer Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara langsung kepada operator yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. Metode wawancara

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam menentukan tarif pada bus Mayasari Bakti patas 98A Trayek Pulogadung Kampung Rambutan dapat dilihat pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI Rahayuningsih ABSTRAK Tarif adalah biaya yang dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan persatuan berat atau penumpan per kilometer, penetapan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG) ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG) Samuel A. R. Warouw T. K. Sendow, Longdong J. dan M. R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Sipil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah Kerja Untuk mengevaluasi tingkat pelayanan terhadap kepuasaan pelanggan bus DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut : Mulai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kapasitas Kendaraan Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum

Lebih terperinci

berakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya

berakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya BABV ANALISIS A. Rute Perjalanan Rute perjalanan angkutan umum bus perkotaan yang diteliti ada dua jalur yaitu jalur 7 dan jalur 5 yang beroperasinya diawali dari Terminal Giwangan dan berakhir di Terminal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Transportasi Secara umum transportasi adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pergerakan dan satu tempat ke tempat lain. Fungsi sistem itu sendiri adalah untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November

BAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Data Penumpang Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November 2014 dan minggu 16 November 2014 (data terlampir) diperoleh data naik dan turun penumpang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara data primer dan data sekunder. 4.1.1 Data - Data Primer Data primer adalah data-data yang didapat dengan

Lebih terperinci

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG Ferry Yakob Theo K. Sendow, M. J. Paransa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: ferryyakob@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO Astrid Fermilasari NRP : 0021060 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 71 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka perbandingan tarif angkutan umum berdasarkan biaya operasional kendaraan (BOK) dikabupaten

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengantar Dalam rangka penyusunan laporan Studi Kajian Jalur Angkutan Penyangga Kawasan Malioboro berbasis studi kelayakan/penelitian, perlu dilakukan tinjauan terhadap berbagai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TARIF BUS KOTA TERINTERGRASI BUSWAY (BKTB) TRANSJAKARTA RUTE PANTAI INDAH KAPUK (PIK) MONAS

TUGAS AKHIR ANALISA TARIF BUS KOTA TERINTERGRASI BUSWAY (BKTB) TRANSJAKARTA RUTE PANTAI INDAH KAPUK (PIK) MONAS TUGAS AKHIR ANALISA TARIF BUS KOTA TERINTERGRASI BUSWAY (BKTB) TRANSJAKARTA RUTE PANTAI INDAH KAPUK (PIK) MONAS Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : Nama

Lebih terperinci

Nindyo Cahyo Kresnanto

Nindyo Cahyo Kresnanto Nindyo Cahyo Kresnanto Willingness to pay Ability to pay Kemacetan, Polusi, Ekonomi, dsb BOK (Biaya operasional Kendaraan) Keuntungan Tarif seragam/datar Tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan suatu sistem tertentuuntuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG Titi Kurniati Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas ABSTRAK Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Padang adalah taksi, yang

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN: TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA AKIBAT PERUBAHAN HARGA BBM (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA - MALALAYANG) Freyti Silvia Mawu T. K. Sendow, J.E Waani Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh BAB IV DATA DAN ANALISIS Indikator indikator pelayanan yang diidentifikasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh waktu waktu sibuk pada jaringan

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI

STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka perbandingan tarif umum berdasarkan biaya operasional kendaraan (BOK) di Kabupaten Gunungkidul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat, atau kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu tertentu (Kamus Besar Bahasa

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO Juanita 1, Tito Pinandita 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh Purwokerto, 53182. 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Okupansi Okupansi merupakan perbandingan prosentase antara panjang perjalanan taksi isi penumpang dengan total panjang taksi berpenumpang maupun taksi kosong (Tamin, 1997).

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (00T) Putu Alit Suthanaya dan Nyoman Tripidiana Putra Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana,

Lebih terperinci

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO Moses Ricco Tombokan Theo K. Sendow, Mecky R. E. Manoppo, Longdong Jefferson Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Kebijakan penetuan tarif angkutan penumpang umum harus dipertimbangkan sesuai dengan harga fluktuasi bahan bakar minyak yang setiap tahun berubah.

Lebih terperinci

EVALUASI KARAKTERISTIK OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) (STUDI KASUS : PO.DATRA dan CV.PAS Trayek Medan-Sidikalang)

EVALUASI KARAKTERISTIK OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) (STUDI KASUS : PO.DATRA dan CV.PAS Trayek Medan-Sidikalang) EVALUASI KARAKTERISTIK OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) (STUDI KASUS : PO.DATRA dan CV.PAS Trayek Medan-Sidikalang) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil

Lebih terperinci

SENSITIVITAS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BOGOR

SENSITIVITAS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BOGOR SENSITIVITAS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BOGOR NAMA MAHASISWA : HENRI FALDI NAMA DOSEN PEMBIMBING : ELLEN. S.W.TANGKUDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam)

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam) ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat

Lebih terperinci

penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan

penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Umum Angkutan umum penumpang (AUP) adalah angkutan umum penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb),

Lebih terperinci

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1 OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1 Ofyar Z. Tamin Departemen Teknik Sipil ITB Jalan Ganesha 10, Bandung 40132 Phone/Facs: 022-2502350

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pelayanan, Tarif, Bus Ekonomi, Bus Eksekutif, Malang Surabaya, IPA, BOK, ATP, WTP.

Kata Kunci: Pelayanan, Tarif, Bus Ekonomi, Bus Eksekutif, Malang Surabaya, IPA, BOK, ATP, WTP. KAJIAN KINERJA OPERASIONAL BUS ANTAR KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) KELAS EKONOMI AC DAN KELAS EKSEKUTIF TRAYEK MALANG SURABAYA Intan Sulistyo Warni, Syela Angela Febrianti, M. Zainul Arifin, Hendi Bowoputro

Lebih terperinci

Kajian Dampak Relokasi Terminal Gadang Kota Malang Terhadap Biaya Operasional Kendaraan dan Pengguna Angkutan Kota

Kajian Dampak Relokasi Terminal Gadang Kota Malang Terhadap Biaya Operasional Kendaraan dan Pengguna Angkutan Kota Kajian Dampak Relokasi Terminal Gadang Kota Malang Terhadap Biaya Operasional Kendaraan dan Pengguna Angkutan Kota Danang Irjaya, Harnen Sulistio, M. Ruslin Anwar Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

STUDI KINERJA DAN TARIF MODA ANGKUTAN PENYEBERANGAN SUNGAI (Studi kasus Tanjung Sarang Elang Labuhan Bilik) Tugas akhir

STUDI KINERJA DAN TARIF MODA ANGKUTAN PENYEBERANGAN SUNGAI (Studi kasus Tanjung Sarang Elang Labuhan Bilik) Tugas akhir STUDI KINERJA DAN TARIF MODA ANGKUTAN PENYEBERANGAN SUNGAI (Studi kasus Tanjung Sarang Elang Labuhan Bilik) Tugas akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh seminar

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 7 DAMPAK KENAIKKAN TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA PALANGKA RAYA PASCA KENAIKKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Oleh: Hersi Andani 1), Supiyan 2), dan Zainal Aqli 3) Kemajuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA II - 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tarif Tol Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Menurut UU No.38 2004 tentang Jalan, tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar

Lebih terperinci

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) 35 BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) Dewa Ayu Nyoman Sriastuti 1), A. A. Rai Asmani, K. 1) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG MEDIA ILMIAH TEKNIK SIPIL Volume 5 Nomor 1 Desember 2016 Hal. 1-8 KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG Fitri Wulandari (1), Nirwana Puspasari

Lebih terperinci

ANALISIS TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Dari Kota Langsa Ke Kota Banda Aceh) TUGAS AKHIR

ANALISIS TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Dari Kota Langsa Ke Kota Banda Aceh) TUGAS AKHIR ANALISIS TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Dari Kota Langsa Ke Kota Banda Aceh) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan sarjana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG MEKANISME PENETAPAN TARIF DAN FORMULA PERHITUNGAN BIAYA POKOK ANGKUTAN PENUMPANG DENGAN MOBIL BUS UMUM ANTAR KOTA KELAS EKONOMI MENTERI PERHUBUNGAN,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. ALS adalah perusahaan jasa transfortasi darat yang kegiatan utamanya adalah mengantar penumpang sampai tujuan

Lebih terperinci

RICO MARK SIMAMORA

RICO MARK SIMAMORA EVALUASI TARIF BUS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI (AKDP) BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN TRAYEK MEDAN- DOLOKSANGGUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik

Lebih terperinci

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008 RENCANA KENAIKAN TARIF ANGKUTAN KOTA SEBAGAI DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008 D A S A R 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 16

Lebih terperinci

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Busway-TransJakarta 2.1.1. Pendahuluan TransJakarta atau yang biasa dipanggil Busway (kadang Tije) adalah sebuah system transportasi bus cepat di Jakarta Indonesia. Sistem ini

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan

BAB II DASAR TEORI. Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan memegang peranan yang sangat penting. Ketertiban suatu kota dapat dinilai, antara lain, dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat. Transportasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode pemecahan masalah, metode pengumpulan data, dan metode analisis. 3.1 Metode Pemecahan Masalah Suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Pusat Kota 45-Malalayang)

ANALISA BIAYA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Pusat Kota 45-Malalayang) ANALISA BIAYA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Pusat Kota 45-Malalayang) Deddy Ritonga James A. Timboeleng, Oscar H. Kaseke Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Rujukan penelitian pertama yaitu Tugas Akhir Muhammad Hanafi Istiawan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya 2013

Lebih terperinci

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin)

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin) 57 EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin) Maretina Eka Sinta 1) 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

*Korespondensi penulis: Abstract

*Korespondensi penulis: Abstract ANALISIS PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANSMUSI JENIS MERCEDES BENZ OH- DAN HINO RK8- (Studi Kasus : Koridor Rute Terminal Alang-Alang Lebar Terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup dan benda mati dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh

Lebih terperinci

Analisa Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang Roda Dua di Waena Kota Jayapura

Analisa Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang Roda Dua di Waena Kota Jayapura Analisa Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang Roda Dua di Waena Kota Jayapura Adri Raidyarto, Ahmad Elsa Prabowo Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek (manusia atau barang) dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penentuan Tarif Perhitungan biaya untuk menetapkan tarif angkutan umum sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK. 687 / AJ. 206 / DRJD / 2002

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Putussibau, Kalimantan Barat. Objek penelitian yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan dari hasil seluruh analisis dan pembahasan dalam tugas akhir

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan dari hasil seluruh analisis dan pembahasan dalam tugas akhir BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil seluruh analisis dan pembahasan dalam tugas akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. dari hasil analisis

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO

ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO JURNAL Rekayasa dan Manajemen Transportasi Journal of Transportation Management and Engineering ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO Rahmatang

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR Oleh : Setya Adi Hermawan 1004105098 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK Kota Denpasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angkutan Undang undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mendefinisikan angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Moda Angkutan Umum Secara umum, ada 2 (dua) kemlompok moda transportasi, dalam hal ini yang dimaksud adalah moda angkutan penumpang yaitu : 1. Kendaraan pribadi (private transportation),

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM (BUS) ANTARKOTA (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM BUS TRAYEK BITUNG-MANADO)

PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM (BUS) ANTARKOTA (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM BUS TRAYEK BITUNG-MANADO) PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM (BUS) ANTARKOTA (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM BUS TRAYEK BITUNG-MANADO) DETERMINATION PRICES OF PUBLIC TRANSPORT (BUS) INTER-CITY (Case Study: Public Transportation Bus Route

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. perkotaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu choice dan captive.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. perkotaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu choice dan captive. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkutan Umum Peraturan Pemerintah mor 74 Tahun 2014 pasal 14 ayat 1 tentang Angkutan Jalan menyebutkan bahwa angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, teknologi yang berkembang pun semakin pesat. Salah satu teknologi tersebut adalah kendaraan roda

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA PONTIANAK (ANGKUTAN OPLET RUTE NIPAH KUNING SEROJA)

EVALUASI EFISIENSI PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA PONTIANAK (ANGKUTAN OPLET RUTE NIPAH KUNING SEROJA) EVALUASI EFISIENSI PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA PONTIANAK (ANGKUTAN OPLET RUTE NIPAH KUNING SEROJA) Muhammad Hafidz Habibi 1), Siti Nurlaily Kadarini 2), Said 2) Abstrak Dengan bertambahnya jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan disampaikan bagan alir dimana dalam bagan alir ini menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK Pengoperasian angkutan umum di kotamadya Banjarmasin ke kota kota lain dipusatkan pada Terminal Induk km. 6 Banjarmasin, dimana terlihat secara visual

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR Lucky Nugraha NRP : 0021101 Pembimbing : Ir. WIMPY SANTOSA., M. Eng., MSCE., Ph. D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG DALAM TRAYEK TETAP DAN TERATUR WALIKOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

STUDI TARIF ANGKUTAN BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD ANTAPANI BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR, KEINGINAN MEMBAYAR DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN

STUDI TARIF ANGKUTAN BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD ANTAPANI BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR, KEINGINAN MEMBAYAR DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN STUDI TARIF ANGKUTAN BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD ANTAPANI BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR, KEINGINAN MEMBAYAR DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN Suhud Setia NRP : 9621052 NIRM : 41077011960331 Pembimbing : Silvia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transportasi yang menghubungkan kota Magelang dengan sebagian wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transportasi yang menghubungkan kota Magelang dengan sebagian wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angkutan umum jurusan Magelang-Muntilan-Salam merupakan sarana transportasi yang menghubungkan kota Magelang dengan sebagian wilayah kabupaten Magelang dan juga merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah pergerakan orang dan barang bisa dengan kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor atau jalan kaki, namun di Indonesia sedikit tempat atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan. b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan. b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Peraturan dan Perundang-undangan a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan c. SK Dirjen No.687/AJ.206/DRJD/2002

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendahuluan, berkaitan dengan penilaian kinerja finansial taksi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendahuluan, berkaitan dengan penilaian kinerja finansial taksi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyusun metodologi berdasarkan latar belakang, tujuan manfaat dan studi pustaka serta survey pendahuluan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Besarnya tarif tol tidak boleh melebihi 70 % nilai BKBOK yang merupakan selisih antara BOK

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS SEDANG (Studi Kasus Trayek Lhokseumawe-Bireuen)

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS SEDANG (Studi Kasus Trayek Lhokseumawe-Bireuen) STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS SEDANG (Studi Kasus Trayek Lhokseumawe-Bireuen) T. M. Ridwan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh Email: ponwan_04@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo Syafrianita Program Studi Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia Jl.

Lebih terperinci

BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T)

BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T) BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T) Imam Basuki Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Email: imbas2004@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR 6 BAB II STUDI PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Transportasi merupakan proses kegiatan memindahkan barang dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain ( Morlok, 1985 ), sehingga transportasi adalah bukan

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA KEMACETAN KENDARAAN PRIBADI DI KAWASAN SUMBER UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ( Studi Kasus : Jl. Padang Bulan Medan )

ANALISA BIAYA KEMACETAN KENDARAAN PRIBADI DI KAWASAN SUMBER UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ( Studi Kasus : Jl. Padang Bulan Medan ) ANALISA BIAYA KEMACETAN KENDARAAN PRIBADI DI KAWASAN SUMBER UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ( Studi Kasus : Jl. Padang Bulan Medan ) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Menempuh

Lebih terperinci

KATA HANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan

KATA HANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan KATA HANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan karunianya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk

Lebih terperinci

USU Medan Kata Kunci :Tarif, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP).

USU Medan   Kata Kunci :Tarif, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP). EVALUASI TARIF BUS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI (AKDP) BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN TRAYEK MEDAN-DOLOKSANGGUL Ir.Indra Jaya Pandia 1) dan Rico Mark Simamora 2) 1) Staf Pengajar Departemen Teknik

Lebih terperinci

CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN

CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : KM 35 Tahun 2003 Tanggal : 20 Agustus 2003 CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN NAMA PERUSAHAAN / KOPERASI / PERORANGAN *) Alamat lengkap Nomor Telepon

Lebih terperinci

Kata Kunci: Angkutan Sekolah, Kinerja, Biaya Oprasional Kendaraan.

Kata Kunci: Angkutan Sekolah, Kinerja, Biaya Oprasional Kendaraan. ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan menyebabkan permasalahan transportasi di Kabupaten Tabanan semakin meningkat dan munculnya permasalahan yang lebih kompleks termasuk masalah keselamatan

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N ANALISIS BIAYA OPERASI ANGKUTAN BUS BERDASARKAN JUMLAH KUMULATIF JARAK TEMPUH DI CV. MORIA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TARAPUL

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PEDESAAN-PERKOTAAN

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PEDESAAN-PERKOTAAN ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PEDESAAN-PERKOTAAN (STUDI KASUS : KEC. SUNGGAL KAB. DELI SERDANG-KOTA MEDAN) PROPOSAL TUGAS AKHIR TONGGO SORMIN 050404075 Disetujui Oleh : Pembimbing Ir.JELUDDIN DAUD,M.Eng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN Laporan Tugas Akhir BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN Guna mendapatkan hasil penelitian yang valid perlu dilakukan pengumpulan data. Dalam pengumpulan data lapangan tersebut menggunakan

Lebih terperinci