BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan disforik pra-menstruasi (GDPM) merupakan gangguan mood yang
|
|
- Yenny Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Disforik Pra-Menstruasi Gangguan disforik pra-menstruasi (GDPM) merupakan gangguan mood yang dirasakan sekitar beberapa hari sebelum bahkan saat menstruasi berlangsung. Gejala ini dijumpai pada wanita sekitar usia tahun. 11 Gangguan ini ditandai terutama dengan adanya gejala pada periode pra-menstruasi, bukan hanya terbatas pada kualitas hidup tetapi juga dapat mengganggu kegiatan mereka bekerja. 12,16 Wanita yang menderita GDPM akan mengalami gangguan mood yang parah, memiliki suatu keinginan yang lebih daripada biasanya, menginginkan asupan makanan yang tertentu dan menunjukkan gangguan kinerja kognitif selama fase luteal. 12 GDPM dinyatakan juga sebagai paradigma psikosomatis ginekologi, yang melibatkan beberapa sistem seperti, sistem saraf, endokrin, pengaruh gizi dan faktor psikososial. Semua keluhan ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja, serta dapat juga menyebabkan masalah interpersonal, sosial dan hubungan keluarga. 12, Definisi Gangguan disforik pra-menstruasi (GDPM) adalah pra-menstruasi dengan gejala yang lebih berat dan lebih mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari. GDPM dikenal sebagai gangguan mood yang ditandai oleh gejala-gejala depresi yang berat, mudah tersinggung, ketegangan yang sangat berat. Gejala-gejala tersebut memberat saat seminggu sebelum menstruasi tiba dan akan menghilang saat menstruasinya muncul. 1
2 GDPM mempengaruhi semua aspek kehidupan seorang perempuan, termasuk hubungannya dengan keluarga, teman, serta kemampuannya dalam bekerja dan bersekolah. 1,18, Sejarah Nama GDPM relatif baru, namun sebetulnya penjelasan tentang kondisi tersebut sudah dikenal sejak zaman Hippocrates, seorang dokter bangsa Mesir yang hidup pada tahun sebelum Masehi. Hippocrates menandai adanya pikiran bunuh diri dan beberapa gejala berat lain pada perempuan saat sebelum menstruasi. Tahun 1931 kumpulan gejala tersebut disebut sebagai Ketegangan Pra-menstruasi (Premenstrual Tension, PMT). Pada tahun 1953, Dalton dari Inggris menyebut kondisi tersebut sebagai Premenstrual Syndrome (PMS). 1,4 Pada tahun yan sama Green dan Dalton juga mengajukan ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone selama fase luteal sebagai penyebab biologi, dan progesterone digunakan sebagai pilihan therapeutic. Sindrom ini merupakan kondisi yang kompleks dan mencakup hingga 200 gejala, tetapi yang paling sering antara lain adalah iritabilitas, nyeri payudara dan disforik. 12,20 Pada tahun 1987 dalam DSM-IIIR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) disebutlah istilah LLPDD (Late Luteal Phase Dysphoric Disorder atau gangguan disforik fase luteal akhir), yang kemudian pada tahun 1994 dalam DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), disebut sebagai Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) sebagai kondisi yang lebih berat dari PMS. 1,4,13
3 Epidemiologi Karena tidak adanya persetujuan bersama tentang kriteria diagnostik, epidemiologi gangguan disforik premenstruasi adalah tidak diketahui dengan pasti. Satu penelitian melaporkan bahwa kira-kira 40 persen wanita mengalami sekurangnya gejala ringan dari gangguan dan bahwa 2 sampai 10 persen memenuhi kriteria diagnostik lengkap untuk gangguan. 2,3 Gejala yang terjadi berulang-ulang selama fase luteal dari siklus premenstruasi diantara wanita yang berovulasi. Tingkat keparahan dan durasi dari gejala-gejala ini menentukan apakah seorang wanita memiliki sindrom klinis PMS atau GDPM. Gejala fase luteal ditemukan diantara wanita dari segala usia, tapi secara dalam praktek klinis mayoritas pada wanita dengan usia lebih dari 30 tahun. Tidak ada perbedaan prevalensi yang ditemukan berdasarkan ras/etnis, sosial ekonomi, atau status pernikahan. 4 Berdasarkan studi epidemiologi cross-sectional tampak 80% atau lebih dari wanita yang berovulasi mengalami beberapa tingkat fase luteal dengan gejala yang merugikan. Mayoritas dengan gejala ringan hanya berlangsung beberapa hari dan tidak mengganggu, gejala ini disebut sebagai molimina. 4 Kemudian 5%-10% wanita yang berovulasi mempunyai gejala yang berat dan hampir seluruh fase luteal akhir sekitar 2 minggu persiklus, kelompok ini sekarang akan dicirikan sebagai gangguan disforik pramenstruasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam DSM-IV-TR. Gejala GDPM ini belum dikaitkan dengan karakteristik demografi lainnya seperti reproduksi, panjang siklus haid, volume haid, ada atau tidaknya dismenore, 4 sebelumnya menggunakan kontrasepsi atau tidak. Tapi pada penelitian Treatment of 4 4,15
4 premenstrual dysphoric disorder with a newdrospirenone-containing oral contraceptive formulation tahun 2005 oleh Teri dkk menunjukkan bahwa kontrasepsi oral(kontrasepsi oral) menggantitingkatfluktuasisteroidovariumendogen dengan tingkat hormon eksogen yang lebih stabil, mereka memiliki bukti pendukung yang telah digunakan untuk mengurangi gejala pra-menstruasi.dalam studi acaksebelumnya, placebo-controlled yangdievaluasidiberikankontrasepsi oral selama 21hari diikuti denganpilinert untuk7hari, efek dari kontrasepsi oralinitidak lebih baik dariplasebountuk pengobatan gejala moderatsampai berat dari gangguan disforik pra-menstruasi Etiologi Etiologi dari PMS dan GDPM sebagian besar tidak diketahui, tetapi konsensus saat ini tampaknya bahwa fungsi ovarium yang normal (bukan ketidakseimbangan hormon) merupakan pemicu untuk siklus pra-menstruasi terkait peristiwa biokimia dalam sistem saraf pusat dan target organ lainnya. PMS dan GDPM itu bersifat biologis (bukan psikologis atau psikososial). Pandangan ini mendorong penyelidikan tentang modulasi neuroendokrin sebagai pusat neurotransmiter dan peran dari hipotalamushipofisis-gonad (HPG) yang merupakan sumbu dari GDPM. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa, dari semua neurotransmiter dipelajari untuk saat ini, serotonin (5- HT) yang penting dalam patogenesis GDPM. GDPM juga merupakan fitur dari gangguan mooddan kecemasan yang berkaitan dengan disfungsi serotonergik.selain itu, neurotranmiter serotonin (5-HT) yang berkurang dalam otak diperkirakan
5 menyebabkan kontrol impuls yang buruk, mood yang depresi, iritabilitas. Semua gangguan mood dan gejala perilaku terkait dengan GDPM. Pada studi hewan terdapat hubungan timbal balik antara tingkat fluktuasi ovarium steroid dan fungsi serotonergik, menunjukkan bahwa estrogen dan progesteron mempengaruhi aktivitas pusat saraf serotonergik. Pada hipotalamus, induksi estrogen, mengalami fluktuasi diurnal dalam 5- HT, sedangkan progesteron meningkatkan 5-HT. 3,5,13 Selain itu, prostaglandin juga merupakan bahan kimia seperti hormon yangmengontrol berbagai fungsitubuh, mungkin mempunyaiperan dalam GDPM. Prostaglandindikenal dapat meningkatkankontraksiotot polos danpelebaran pembuluh darah, dimana keduanyasangat penting dalamsiklusmenstruasi normal. Penelitian telahmenunjukkan bahwaekskresiprostaglandinyangteraturpada wanitadengan PMS / GDPMdibandingkandengan wanita tanpapms / GDPM (Piccoli Aet al1993). 22 Produksi prostaglandintampaknyasecara signifikan lebih rendahpada fase lutealakhirwanita denganpmsdibandingkandengan kontrol, didasarkan pada studidari 20 wanitadengan PMSdan 12kontrol, sementara produksiprostaglandinjauh lebih tinggipada fasefolikuler danfase lutealawal (Koshikawa Netal, 1992). 23 Dismenore dan PMS / GDPM juga terkait dengan disfungsi prostaglandin, dan yang biasanya merespons sintesa prostaglandin baik untuk non-steroid inhibitor. Meskipun tidak sepenuhnya dipahami, mungkin terkait dengan perubahan (fluktuasi) kadar estrogen dan progesteron dan tindakan penahan cairan dari estrogen selama siklus menstruasi. Kelebihan estrogen / defisiensi, kekurangan progresteron, kekurangan vitamin, hipoglikemia, dan retensi cairan semuanya telah dinyatakan 24
6 sebagai salah satu penyebab dari gangguan disforik pra-menstruasi. Selain itu, tingkat androgen, hormon adrenal, dan prolaktin telah dihipotesiskan menjadi penting juga sebagai penyebab dari gangguan ini. Akhirnya, peningkatan prostaglandin yang dikeluarkan oleh otot uterine telah terlibat dalam pengurangan rasa sakit pada pengobatan dengan OAINS, sehingga satu studi menyatakan bahwa prostaglandin juga merupakan penyebab potensial terhadap GDPM, tetapi ini masih dalam pertentangan Menstruasi Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputu psikologis, pancaindera, korteks serebri, hipofisis (ovarial aksis), dan endorgan (uterus-endometrium, dan alat seks sekunder). 11 Menarke adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur tahun.rangsangan pancaindera diblok pubertas inhibitor (nucleus amigdale) melalui stria terminalis, menuju hipotalamus sehingga terhindar dari pubertas prekoks. Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus (endometrium) lebih matang untuk menerima rangsangan. Pada usia tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai ovulasi untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium dan alat seks sekunder. 11 Dalam ovarium terjadi tumbuh kembang folikel primordial tanpa disertai ovulasi sehingga terdapat peningkatan estrogen untuk merangsang nucleus supraoptikal (praoptikus), mengeluarkan luteinizing hormone surge (tinggi), yang berperan untuk ovulasi. Menstruasi yang disertai ovulasi, terjadi selang beberapa bulan sampai dua
7 atau tiga tahun setelah menarke, yaitu sekitar usia tahun. Pubertas prekoksius terjadi bila menarke terjadi di bawah usia 10 tahun Siklus Menstruasi Siklusmenstruasi merupakan hasillangsung dari siklus ovarium. Setiapsiklusovariumdimulai denganpengembangankelompok ataufolikel yang salah satunya menjadidominan.folikelterdiridarioositdikelilingi olehsel granulosa, yangdikelilingioleh sel-selteka. Perkembangan folikeldimulaioleh pelepasan hipotalamus GnRH. GnRH merangsang pelepasan gonadotropin hipofisis, luteinizing hormon (LH), dan follicle-stimulating hormone (FSH). Pada gilirannya, LH merangsang sel-sel ovarium teka untuk mensintesis dan mensekresi androgen; FSH menginduksi perkembangan sel granulosa, termasuk enzim aromatase, yang mengubah androgen menjadi estrogen yang diproduksi thecall. Sekresi LH dan FSH pada fase folikuler akan diatur terutama oleh umpan balik estradiol pada tingkat hipofisis. Konsentrasi estradiol meningkat menekan FSH, sehingga membatasi jumlah folikel yang berovulasi menjadi oosit matang. 6,13 11 Ketika konsentrasi estradiol meningkat untuk melebihi ambang batas kritis, yang merupakan satu pola folikel dewasa sepenuhnya dihasilkan, sebuah lonjakan LH dan ovulasi dipicu (rilis dari sel telur dari kantung folikel) terjadi kemudian sekitar 36 jam kemudian. Setelah itu, sel granulosa berubah menjadi sekresi progesteron sel luteal dan folikel ovulasi, kemudian ini disebut sebagai korpus luteum, yang mengeluarkan progesteron. Jaringan target untuk steroid ovarium meliputi endometrium, dengan urutan perkembangan yang diilustrasikan di sepanjang panel bawah, dan frekuensi generator hipotalamus GnRH, seperti kombinasi estrogen dan progesteron dikeluarkan
8 selama fase luteal dari postovulatory atau siklus menstruasi. Penghambatan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) ini diikuti oleh penurunan sekresi LH dan FSH sehingga perkembangan folikel baru dicegah sampai korpus luteum mengalami regresi. Penurunan konsentrasi progesteron, meningkatkan GnRH, dan gonadotropin, terutama peningkatan sekresi FSH. Fase-fase siklus menstruasi dapat disebut folikel dan luteal dalam referensi peristiwa ovarium atau proliferasi dan sekresi dalam referensi ke acara endometrium. 6 Secara umum diasumsikan bahwa siklus menstruasi yang teratur pada interval 25 sampai 40 hari siklus ovarium dan ovulasi, tetap, asumsi ini keliru. Sebuah fase luteal normal memiliki panjang lebih dari 11 hari dan konsentrasi sekresi progesteron midluteal yang melebihi 10 ng / ml (30 nmol / L). Aktivitas ovarium dapat diperkirakan dengan menentukan konsentrasi estradiol dan progesteron mingguan dari awal salah satu episode perdarahan haid berikutnya. Aktivitas testis dapat diperkirakan dari satu atau dua penentuan acak testosteron. Penilaian ini mungkin tidak mendeteksi kompromi halus fungsi gonad yang dapat mengganggu kesuburan, bagaimanapun, dan konsultasi lebih lanjut dengan spesialis yang tepat mungkin diperlukan. Siklus haid dapat diharapkan untuk menjadi lebih teratur dengan usia lanjut ginekologi (waktu sejak menstruasi pertama) dan, dalam ketiadaan patologi, umumnya tetap teratur sampai 5 sampai 10 tahun sebelum menopause. Selama tahun-tahun perimenopause, fungsi ovarium dicirikan oleh sekresi progesteron yang lebih tinggi estradiol dan rendah. Fungsi ovarium tidak menurun secara bertahap menjadi tidak menentu melainkan dan tak terduga, dengan potensi untuk mengungkap otak dan soma fluktuasi yang besar pada konsentrasi hormon. 6 6
9 Diagnosis Gejala-gejala penting dari gangguan disforik pra-menstruasi seperti menurunnya mood secara nyata, kegelisahan tinggi, kelabilan afektif yang nyata dan menurunnya minat dalam aktivitas. Gejala-gejala ini terjadi secara rutin selama seminggu sebelum fase luteal pada siklus menstruasi selama setahun. Gejala-gejala ini mulai berkurang dalam beberapa hari sejak permulaan haid (fase folikular) dan menghilang dalam seminggu setelah menstruasi. 8,15 Untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan disforik pra-mentruasi setidaknya lima dari sebelas kemungkinan gejala-gejala harus terjadi pada fase pra-menstruasi. Gejala-gejala ini harus hilang segera setelah permulaan haid dan setidaknya satu dari lima gejala-gejala harus berupa depresi mood, ansietas, labilitas atau iritabilitas. Kriteria gangguan disforik pra-menstruasi menuntut agar fungsi peran terganggu sebagai akibat gejala-gejala pra-menstruasi. Gangguan fungsional pada wanita dengan gangguan disforik pra-menstruasi sama beratnya dengan gangguan depresif mayor dan gangguan distimik (Pearlstein, et.al, 2000). Tidak seperti gangguan fungsional yang dilaporkan pada gangguan depresif, wanita dengan gangguan disforik pra-menstruasi melaporkan gangguan lebih luas dalam hubungan mereka dan dalam peran mereka sebagai orangtua dibanding peran mereka sebagai pekerja (Cambell,et.al.1997; Hylan,et.al ; Robinson and Windle,2000). 8,18
10 Kriteria gangguan disforik pra-menstruasi menurut DSM-IV TR: A. Pada kebanyakan siklus menstruasi selama setahun, lima atau lebih dari gejala-gejala berikut terjadi dalam minggu terakhir dari fase luteal, dan mulai berkurang dalam beberapa hari setelah permulaan fase folikular, dan menghilang dalam seminggu setelah menstruasi, dengan sedikitnya satu dari gejala-gejala berikut: 1. suasana hati yang depresi,putus asa. atau mencela dirisendiri 2. ditandaikecemasan, ketegangan, perasaangelisah 3. suasana hati yang mudah berubah(seperti merasasedih ataumenangistiba-tiba atau meningkatnyasensitivitassampai padapenolakan) 4. kemarahan atauiritabilitas yang nyata dan menetapatau meningkat konflikantarpribadi 5. penurunanminat pada aktivitasyang biasa(misalnya, pekerjaan, sekolah, teman, hobi) 6. perasaansubjektifkesulitan dalamberkonsentrasi kelesuan,mudah lelah,atau kurangnyaenergi perubahan selera makan, makan berlebihan, atau mengidammakanan tertentu hipersomniaatau insomnia 10. rasasubjektifmenjadikewalahan ataudi luar kendali 11. gejala fisiklainnya, seperti pembengkakan atau nyeripayudara atau, sakit kepala, nyeri sendiatauotot, sensasi"kembung", penambahan berat badan B. Gangguan ini secara nyata mempengaruhi pekerjaan, sekolah atau pun aktivitas sosial, menurunnya produktivitas dan efisiensi ditempat kerja atau sekolah.
11 C. Gangguan ini bukan sekedar eksaserbasi gejala-gejala dari gangguan lain seperti depresif mayor, panik, gangguan distimik ataupun gangguan personalitas, meskipun kemungkinan itu nyata pada gangguan lain. D. Kriteria A, B dan C dikonfirmasikan dengan rating harian prospektif sedikitnya selama dua siklus simptomatik berturut-turut Kerangka Konseptual Faktor Demografik Perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan 1. Usia : 40 tahun > 40 tahun 2. Status perkawinan : Kawin Belum kawin Gangguan disforik pra-menstruasi
Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;
Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada
Lebih terperinciTugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif
Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi
Lebih terperinci1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.
Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi, Siklus dan Periode Menstruasi Menurut Rosenblatt (2007), menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan pada uterus yaitu endometrium bersama
Lebih terperinciHUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH
HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Menstruasi 2.1.1. Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa uterus secara berkala. Menstruasi terjadi dalam interval-interval
Lebih terperinciSiklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12
Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.
Lebih terperinciAnatomi/organ reproduksi wanita
Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.
A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,
Lebih terperinciAnatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang
Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus
Lebih terperinciGangguan Hormon Pada wanita
Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi Menurut Rosenblatt (2007) menstruasi adalah runtuhnya (shedding) dari lapisan uterus (endometrium) yang disertai dengan perdarahan. Proses ini berlaku dalam siklus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 2.1.1. Definisi Pubertas Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Antara usia 10 sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi Normal Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologispancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada
Lebih terperincidari mereka yang tercatat sebagai penderita PMS berat. 6 Sekitar 3 5% wanita memenuhi kriteria Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap wanita normal mengalami siklus menstruasi. Siklus menstruasi merupakan keadaan fisiologik berupa siklus pengeluaran sekret yang terdiri dari darah dan jaringan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Reproduksi normal pada wanita dikarakteristikan dengan perubahan ritme bulanan pada sekresi hormon dan perubahan fisik di ovarium dan organ seksual lainya. Pola ritme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause Seiring dengan bertambahnya usia, banyak hal yang terjadi dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah
BAB II TINJAUAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi
TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta awal masa reproduksi. Kejadian yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sindroma Ovarium Polikistik Sejak 1990 National Institutes of Health mensponsori konferensi Polikistik Ovarium Sindrom (PCOS), telah dipahami bahwa sindrom meliputi suatu spektrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada laki-laki. Jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini terjadi proses perubahan dari masa anak ke masa dewasa. Pada fase ini ditandai dengan perkembangan fisik,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam. zat-zat gizi lainnya (Almatsier, 2010; Supariasa, 2012).
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Status Gizi a. Pengertian Status gizi adalah suatu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sekitar 85-90% dari pasangan muda yang sehat akan hamil dalam waktu 1 tahun. Evaluasi dan pengobatan infertilitas telah berubah secara dramatis selama periode waktu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana (KB) 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana Berdasarkan UU no 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami dalam kehidupan perempuan sejak masa pubertas dan akan berakhir saat menopause. Perdarahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang Indonesia yang diselenggarakan secara terstruktur dan menjadi tanggung jawab Kemendiknas. Tingkat pendidikan dibagi kedalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang banyak di pelihara petani-peternak di Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan. Sapi pesisir dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria (Karli,2012). Sebagai contoh, 18% wanita memiliki migren sedangkan pria hanya 6%. Wanita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1. Siklus menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas dan adolescence. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis yang
Lebih terperinciHIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS
HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak
Lebih terperinciPROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN
Pendahuluan 5. PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan merupakan alternatif pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan alternatif pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein. Salah satu komoditas yang menjadi primadona saat ini adalah ikan lele (Clarias sp.). Ikan
Lebih terperinciMasa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun
KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wanita yang mulai memasuki usia pubertas normalnya dalam perjalanan hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah pengeluaran darah yang berasal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uterus 2.1.1. Anatomi dan Histologi Uterus Uterus berbentuk seperti buah pir dan berdinding tebal. Yang terdiri dari fundus uteri, korpus uteri, cavum uteri. Ukuran dari fundus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan
0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gingiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar yang berfungsi melindungi jaringan di bawah pelekatan gigi terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging dan merupakan komoditas peternakan yang sangat potensial. Dalam perkembangannya, populasi sapi potong belum mampu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan baung (Mystus nemurus) adalah ikan air tawar yang terdapat di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan baung (Mystus nemurus) adalah ikan air tawar yang terdapat di beberapa sungai di Indonesia. Usaha budidaya ikan baung, khususnya pembesaran dalam keramba telah berkembang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan hasil data yang terkumpul diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan premenstrual syndrome dan emotion focused
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Jumlah penduduk merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh setiap negara, karena membawa konsekuensi di segala aspek antara lain pekerjaan,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Zulliati 1, Muhammad Basit 2,Tria Dwi Putri 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA
PENGARUH HORMON SEKSUAL TERHADAP WANITA Oleh : Rini Indryawati. SPsi UNIVERSITAS GUNADARMA November 2007 ABSTRAK Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi Tingkat Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis ini banyak diternakkan di pesisir pantai utara (Prawirodigdo et al., 2004). Kambing Jawarandu
Lebih terperinci... Tugas Milik kelompok 8...
... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui dan kehamilan merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi wanita. Kembalinya menstruasi dan ovulasi bervariasi setiap ibu postpartum, hal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak
Lebih terperinciGYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS. Contraception
GYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS Contraception DEFINISI Kontrasepsi adalah suatu proses pencegahan kehamilan yang dilakukan dengan 2 cara yaitu : Menghambat sperma mencapai ovum yang telah matang (i.e
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satu daya pikat dari ikan lele. Bagi pembudidaya, ikan lele merupakan ikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komoditi ikan yang menjadi primadona di Indonesia saat ini adalah ikan lele (Clarias sp). Rasa yang gurih dan harga yang terjangkau merupakan salah satu daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga senam sudah sedemikian maju, khususnya senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota besar maupun di kota-kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,
Lebih terperinciTINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X
TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk. untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat (Supriadi dkk,
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data menunjukkan bahwa sekitar 80 % penduduk dunia memanfaatkan obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan. Hal ini timbul sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan reaksi yang berbeda-beda dalam mengatasi setiap. permasalahannya. Cara atau perilaku yang dilakukan individu untuk
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Koping 1. Pengertian koping Setiap individu tidak pernah lepas dari masalah dan sering kali masalahmasalah tersebut menyebabkan individu mengalami stres. Individu
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden menurut Usia Karakteristik usia responden menunjukan distribusi tertinggi adalah usia 9-11 tahun sebanyak 16 responden (53%) dan sisanya
Lebih terperinciSYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan yang berarti apabila istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan ini tidak diperiksa.
Lebih terperinciPMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.
Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Definisi Premenstrual Syndrome
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Premenstrual Syndrome a. Definisi Premenstrual Syndrome PMS (Premenstrual Syndrome) adalah sekumpulan keluhan dan gejala fisik, emosional, dan perilaku yang
Lebih terperinciPENGARUH SUPEROVULASI PADA LAJU OVULASI, SEKRESI ESTRADIOL DAN PROGESTERON, SERTA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN UTERUS DAN KELENJAR SUSU TIKUS PUTIH (Rattus Sp.) SELAMA SIKLUS ESTRUS TESIS OLEH : HERNAWATI
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN
HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN Ifana Nashruna, Maryatun, Riyani Wulandari Sekolah TinggiIlmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Ekstrak Metanol Buah Adas terhadap Lama Siklus Siklus estrus terdiri dari proestrus (12 jam), estrus (12 jam), metestrus (12 jam), dan diestrus (57 jam), yang secara total
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Haid ( Menstruasi ) 2.1.1 Definisi Menstruasi adalah perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan dialami oleh sebagian besar wanita usia produktif (Norwitz dan
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan
PENGANTAR Latar Belakang Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan produktivitasnya untuk meningkatkan pendapatan peternak. Produktivitas itik lokal sangat
Lebih terperinci