BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semiotika (Semiotics) berasal dari bahasa Yunani Semeion yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semiotika (Semiotics) berasal dari bahasa Yunani Semeion yang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semiotika Semiotika (Semiotics) berasal dari bahasa Yunani Semeion yang memiliki arti tanda. Jadi, semiotika adalah ilmu tentang tanda. (Dharma, 2006). Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi, suatu maksud, arti maupun makna yang terkandung dalam suatu objek arsitektur yang bersifat komunikasi dan mampu menggantikan suatu yang lain dan yang dapat di pikirkan dan di bayangkan. Istilah semiotika diperkenalkan pertama kali dalam dunia filsafat pada akhir abad ke-17 oleh Jhon Lock. Namun, tokoh yang paling terkenal dalam ilmu semiotika adalah tokoh Charle Sanders Pierce pada tahun Charles Sanders Pierce merupakan filosofis dari Amerika yang mengungkapkan bahwa semiotik atau ilmu tentang tanda dapat dimaknai secara terbuka, namun tetap terbatas oleh konteks baik dari konteks budaya, sosial ataupun dari pengetahuan atau pengalaman dari si penafsir makna dalam tanda tersebut. Makna dari sebuah tanda merupakan hal yang berbeda satu sama lain, tergantung kepada suatu konteks tertentu. Jadi, tanda tidak memiliki sebuah makna yang pasti dan stabil. Namun, suatu tanda dapat sangat mudah diartikan dikarenakan tanda memiliki hubungan yang alami dengan artinya, sehingga orang awam pun akan cukup mudah menemukan atau mengartikan makna yang terkandung dalam suatu tanda. 7

2 Semiotika sangat dikaitkan dalam ilmu arsitektur dan ilmu bahasa, dikarenakan dalam konteks arsitektur, objek yakni ruang, tempat atau alat-alat yang digunakan oleh manusia merupakan suatu sarana komunukasi yang cukup luas (Dharma, 2006). Ilmu semiotika mulai digunakan pada dunia arsitektur sejak era post-modern yaitu pada era tersebut para arsitek mulai menyadari adanya kesenjangan sosial antar pembuat desain (arsitek) dengan pemakai desain (penghuni). Para arsitek melihat bahwa masyarakat tidak memahami terhadap desain yang mereka ciptakan. Untuk itu para arsitek berkeinginan untuk mengajak masyarakat agar mereka dapat memahami karya-karya arsitektur dengan sebuah bentuk komunikasi, tanda ataupun simbol. Sehingga diperlukannya pemahaman terhadap pemikiran mengenai semiotika yakni ilmu tentang tanda yang mana terdapat suatu makna dalam setiap unsur tanda tersebut (Dharma, 2006) 2.2 Defenisi Kubah Bentuk kubah telah dikembangkan selama ratusan tahun oleh banyak kelompok masyarakat di berbagai belahan dunia. Sejarah mengenai perkembangan dari bentuk kubah beserta fungsinya sangat luas dan kaya akan makna bahkan telah menjadi simbol semiotik yang khas bagi berbagai agama, budaya dan peradaban tertentu. Kubah adalah atap melingkar dengan bentuk setengah lingkaran (setengah bola) yang banyak digunakan di wilayah Mediterania pada bangunan-bangunan besar. Kubah sering digunakan karena dengan alasan konstruksi kubah bisa mengatasi ruang yang cukup lebar tanpa kolom ( Indraswara, 2008 ) 8

3 Kubah merupakan salah satu unsur arsitektur yang mendasar sebagai bentuk bangunan dan selalu digunakan di tempat tertinggi di atas bangunan sebagai penutup atap. Bentuk dari kubah tidak hanya memiliki permukaan bagian luarnya saja, tetapi juga memiliki bagian ruang dalam dan organisasi ruang dimana arsitektur berada pada potensi yang paling tinggi (Wahid dan Alamsyah, 2013) 2.3 Sejarah Kubah Menurut (Sopandi, 2013) dalam buku sejarah arsitektur, perkembangan arsitektur di Eropa Timur dan di Timur Tengah banyak mewarisi berbagai inovasi yang dikembangkan pada masa kejayaan Romawi. Selain karena perkembangan teknologi membangunnya, bangsa Romawi sangat berpengaruh karena kekuasaan politiknya yang luas, mencakup daratan yang mengelilingi laut Mediterania. Pada puncak kejayaannya, mulai dari abad 4 SM sampai dengan 400 M, Roma sempat mengembangkan infrastruktur kota yang canggih di daerah-daerah kekuasaannya. Perkembangan arsitektur islam juga tidak lepas dari berbagai pengaruh arsitektur peradaban-peradaban yang mendahuluinya. Islam berkembang menjadi sebuah kekuatan politik yang cukup penting dan peradaban besar sejak abad ke-7. Bangsa Arab mengasimilasi berbagai kebudayaan dan mewarisi keahlian berbagai suku bangsa lain, ilmu hitung dan matematika dari India, keahlian membangun dari Persia, keahlian membangun kubah dari Bizantium, dan keahlian pembuatan dinding dari Armenia. Selain itu kebudayaan islam juga mengadopsi berbagai bentukan ruang dan elemen arsitektur. Tidak jarang arsitektur islam mewarisi 9

4 bangunan-bangunan keagamaan dan situs-situs pra-islam yang dialihfungsikan menjadi bangunan ibadah yakni masjid (Sopandi, 2013). Zaman Bizantium merupakan zaman perkembangan arsitektur yang berpengaruh besar dalam arsitektur masjid, dimana Konstantinopel (sekarang Istanbul) di bangun sebuah gereja sangat besar pada waktu itu yang disebut Hagia Sophia. Pada gereja inilah dibuat kubah, kemudian penggunaan kubah menjadi ciri dari arsitektur Bizantium. Pada zaman Bizantium banyak pula di bangun gereja dengan bentuk kubah sebagai mahkota di bagian atas pada bangunan. Tidak sedikit gereja lain yang sejaman memakai kubah palsu bahkan memodifikasi menjadi bentuk bawang, yaitu kubah yang runcing di atas, menggelembung di tengah seperti bawang (onion dome). Bahkan bentuk kubah tidak sedikit hanya dipakai sebagai hiasan dan hanya berbentuk kecil, misalnya pada amortizement dan puncak dari sebuah minaret, misalnya pada banyak mesjid dan makam muslim kuno di India. Pada masjid-masjid kuno dan baru di Arab, Mesir dan lain-lain. Kubah selain menjadi penghias juga menjadi tanda memperkuat arah kiblat, diletakkan di depan di atas dari mihrab. Keberadaan kubah pada masjid seperti adanya kolom dalam haram dan menjadi polemik yang berkepanjangan dan kini ada yang memandang kubah sebagai simbol atau identitas dari bangunan masjid. Menurut (Sumalyo, 2006) dalam buku arsitektur masjid, masjid dapat diartikan sebagai tempat dimana saja orang untuk bersembahyang bagi umat 10

5 muslim. Kata masjid disebut sebanyak dua puluh delapan kali di dalam al-quran, yang berasal dari kata Sajada-Sujud,yang berarti patuh, taat, serta tunduk penuh hormat dan takzim. Sujud dalam syariat adalah berlutut, meletakkan dahi, kedua tangan ke tanah adalah bentuk yang nyata dari arti kata tersebut di atas. Oleh karena itu bangunan yang dibuat khusus untuk shalat disebut masjid yang artinya tempat untuk bersujud. Menurut (Huthudi & Subekti, 2004) perkembangan kubah berkaitan erat dengan perkembangan bahan ataupun material. Pada abad ke-19 terjadi suatu revolusi industri yang memberikan hasil yang luar biasa, khususnya untuk bidang pembangunan. Revolusi industri terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maju. Hasil revolusi industri ini membawa serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa bahan bangunan. Dengan hasil ini maka bahan bangunan yang telah ada seperti bahan alami seperti batu, kayu, bata dan beton ditambah dengan bahan bangunan baru yaitu besi dan baja. 2.4 Defenisi Struktur kubah Pengertian sederhana tentang struktur dalam kaitannya terhadap bangunan adalah bahwa struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh penggunaan atau kehadiran suatu bangunan di atas permukaan tanah. (Schodek, 1999) Menurut (Schodeck, 1999) mengatakan struktur kubah adalah suatu elemen struktural dari arsitektur yang berbentuk atap tetapi memiliki rongga dan membentuk seperti sebuah bola, yaitu tepatnya setengah lingkaran. Struktur kubah 11

6 baru lainnya adalah dengan menggunakan batang-batang yang diletakkan pada sebuah kurva yang dibuat dari garis melintang dan membujur dari suatu permukaan putar atau bulat. Menurut (D.K.Ching & Adams, 2008) struktur kubah (dome) merupakan struktur dengan permukaan berbentuk bola, memiliki denah melingkar, terdiri dari tumpuan blok-blok, dan material kaku seperti beton bertulang atau dari elemenelemen liniear yang pendek. Kubah menyerupai bentuk busur yang dirotasi atau diputar. Gambar 2.1. Ilustrasi struktur rangka pada kubah (Dome) (Sumber : Makowski Z, S, 1988) 2.5 Sejarah struktur kubah Bangsa Romawi telah mengembangkan struktur beton yang memungkinkan mereka membuat bentukan atap lengkung (vault) dan bentuk kubah (dome). Sejarah teknologi konstruksi beton diawali sejak ditemukannya portland cement pada tahun Bentang kubah ini sebagian bergaris tengah atau berdiameter di atas 50 m dan tidak ada yang melebihi bentangan ini sampai ditemukannya konstruksi dan struktur baja pada abad ke

7 Gambar 2.2 Ilustrasi struktur dasar bentuk kubah dari busur (Sumber : Bahan bangunan yang dipakai bangsa Romawi adalah bata, keramik, semen, beton dan besi. Beton yang dikembangkan bangsa Romawi adalah bahan yang sangat kuat, tahan lama, sekaligus ekonomis. Beton memungkinkan bangsa Romawi membangun bangunan dengan struktur bentuk kubah (Dome). 2.6 Sejarah penggunaan kubah di Nusantara Menurut (Rochim, 1983) penggunaan atap berupa kubah pada masjid di Nusantara merupakan wujud kemajuan zaman dan modernitas. Sehingga dapat menggeser penggunaan bentuk atap dan puncak yang tradisional pada masjid yang menggunakan atap tumpang atau limas. Kehadiran penggunaan kubah pada bangunan masjid di Indonesia terbilang baru, sekitar pada abad ke-19 M. Bahkan di Jawa, atap masjid berkubah baru muncul pada pertengahan abad ke-20 M. Tetapi masjid-masjid di Indonesia tidak mengunakan desain dengan bentuk kubah pada bagian atas masjidnya, 13

8 melainkan bentuk-bentuk minimalis dan berundak, misalnya masjid Agung Demak atau Masjid Agung Banten (Gambar 2.3). Hal ini membuktikan bahwa bentuk kubah sebenarnya bukan asli warisan dari budaya islam, melainkan adopsi budaya dari luar islam yang kini justru menjadi identik sebagai bangunan tempat ibadah umat islam dan seringkali bentuk kubah menjadi identitas atau simbolisasi islam. Gambar 2.3 Masjid Agung Demak dan masjid Agung Banten atap tumpang (Sumber : Gambar 2.4 Masjid Baiturrahman di Aceh menggunakan kubah (Sumber : 14

9 Dahulu sebelum menggunakan pada ujung masjid berupa kubah kecil, masyarakat Jawa pada umumnya menggunakan atap yang dibuat dari tanah liat yang bakar atau benda lainnya yang memberi tekanan pada keruncingan, atau disebut dengan mustaka. Pada masjid-masjid di desa, penggunaan kubah pada umumnya hanya pada bagian puncak atau ujung pada masjid saja, sedangkan pada atapnya masih menggunakan bentuk tumpang. (Gambar 2.5). Hal ini yang membuat bentuk masjid dengan penggunaan atap maupun puncak berbentuk kubah semakin berkembang. (Rochim, 1983) Gambar 2.5 Masjid yang menggunakan kubah kecil pada bagian ujung atapnya (Sumber : Penampilan awal penggunaan kubah masjid di Sumatera Menurut (Kurniawan & Kusumawardhani, 2012) bahwa kubah pertama digunakan di masjid Hindia Belanda yang ditemukan di pulau Penyengat, Riau yang dibangun oleh keturunan Bugis Kesultanan Riau. Masjid ini dirancang oleh seorang arsitek India dari Singapura yang ditugaskan oleh Sultan Abdurrahman yang dipertuan muda Riau VII pada tahun 1832 dan selesai pada masa pemerintahan saudaranya, Raja Ali ( ). Letaknya dekat pantai timur 15

10 menghadap kota Tanjung Pinang, yang menurut Matheson adalah untuk berdiri sebagai tantangan islam dengan kafir di air. Rencana masjid Penyengat mencerminkan dari pengaruh kuil India, yang diperkaya dengan empat menara bergaya Ottoman dan motif budaya melayu (Gambar 2.6). Gambar 2.6 Kubah masjid di Pulau penyegat, Riau (Sumber : Kurniawan & Kusumawardhani, 2012) Kubah terdiri dari empat sisi heksagonal dan segi delapan dan kubah terbuat dari pasir, kerikil dan semen. Sementara kubah utamanya didukung oleh empat kolom. Menurut sumber-sumber lokal, campuran bahan putih telur dan kapur ditambahkan untuk memperkuat struktur kubah. Masjid kubah yang kedua yaitu masjid Al-Oesmani di Labuhan Deli ( ), yang dirancang oleh arsitek Jerman GD Langereis, rasa Eropa untuk menafsirkan dan pencampuran budaya Islam (Gambar 2.7). Gambar 2.7 Kubah masjid Deli pada tahun 1870 (Sumber : Kurniawan & Kusumawardhani, 2012) 16

11 Langeries menerapkan struktur kubah dengan bentuk segi delapan dengan bahan tembaga pada bagian atapnya. Pada bagian eksterior menunjukkan campuran gaya arsitektur Moor dan arsitektur Mughal. Ada lima kubah dengan bahan tembaga pada bagian atap. Ruang utama masjid ditutupi dengan kubah utama yang cukup besar dengan bahan tembaga dengan bentuk segi delapan (oktagoal). Berat kubah pada masjid ini diyakini lebih dari 2,5 ton. Langit-langit pada masjid ini dibuat dengan bahan kayu dengan bentuk melengkung mengikuti bentuk kubah. Meskipun struktur kubah tidak bisa dilihat, informasi dari manajemen masjid mengatakan bahwa frame atau struktur besi yang digunakan adalah sebagai struktur utama pada kubah. Masjid kubah ketiga yaitu masjid Baiturrahman di Aceh ( ). Masjid Baiturrahman yang terletak di jantung Kutaraja (Banda Aceh). Pada bagian Barat dan sisi Utara dari masjid ini yang selamat dari serangan tsunami pada tahun 2004, yang secara langsung berdekatan dengan pasar Aceh (pasar tradisional Aceh). Perbatasan pada sisi Selatan adalah daerah taman Sari. Di bagian sisi Timur di mana terletak pintu masuk utama yang memiliki gerbang dan menara yang terletak secara simetris. Masjid ini memiliki tujuh kubah dan dengan empat menara, telah mengalami beberapa perubahan dan renovasi sebelum mencapai bentuk kubah masjid yang sekarang (Gambar 2.8). 17

12 Gambar 2.8 Kubah masjid Baiturahman pada tahun 1879 (Sumber : Kurniawan & Kusumawardhani, 2012) Masjid baru Baiturrahman mengingatkan gaya arsitektur Arab, Eropa klasik dan gaya arsitektur Moorish. Gaya arsitektur Moorish yang jelas di tunjukkan dari pintu interior dan dari bagian depan. Penggunaan bentuk geometris sebagai unsur utama dari ornamen dekoratif termasuk motif Arab yang natural dan rencana bentuk masjid adalah bentuk salib terbalik. Pada bagian atap di tutupi oleh kubah utama dengan karakteristik arsitektur Mughal. Bentuk kubah dasar tampak seperti tambur yang berbentuk segi delapan. Kubah terbuat dari struktur kayu dengan satu kolom besar ditengah sebagai kolom utama yang digunakan untuk mendukung membentuk kubah bawang nya. Struktur ini di tutupi oleh papan kayu yang di panaskan untuk mendapatkan bentuk yang melengkung. Akhirnya, kubah ditutupi oleh atap sirap kayu yang cukup keras. 18

13 2.8 Tipologi penggunaan awal kubah masjid di Sumatera Menurut (Kurniawan & Kusumawardhani, 2012) tipologi penggunaan awal kubah masjid di Sumatera dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel 2.1) Masjid Jami 'di Pulau Penyengat. Dibangun tahun: Arsitek dari Singapore. N/A N/A Masjid Al Osmani Dibangun tahun: , Arsitek: GD Langereis(Jerman) Masjid Raya Baiturrahman. Dibangun tahun Arsitek: de Bruins N/A N/A Masjid Azizi Dibangun tahun Arsitek dari Jerman 19

14 Masjid Raya Stabat Dibangun tahun: 1904 Arsitek: (Belum diketahui N/A N/A Masjid Al Ma'shun di Medan. Dibangun tahun Arsitek: AJ.Tingdeman Masjid Syahabuddin Dibangun pada tahun Arsitek: (Belum diketahui) Tabel 2.1 Tipologi awal kubah masjid di Sumatera 20

15 2.9 Ragam bentuk kubah Bentuk kubah juga beragam tergantung gaya arsitektur dan daerahnya. 1. Kubah belahan (hemispherical dome) Kubah inilah yang umumnya dijumpai pada gereja atau bangunan berarsitektur Barat. Kubah ini berbentuk setengah lingkaran sempurna dengan tholobate berbentuk silinder (melingkar), misalnya kubah Basilika St. Peter. Gambar 2.9 Basilika St. Peter. 2. Kubah oktagonal Kubah yang jika dilihat masih mempertahankan bentuk rusuknya yang bersegi. Bagian tholobatenya juga memiliki sisi, tidak seperti drum pada kubah hemispherical atau pada kubah belahan yang berbentuk silinder sempurna. Contohnya adalah kubah katedral Florence. Gambar 2.10 Katedral Florence. 21

16 3. Kubah piring (saucer dome) Kubah yang berbentuk seperti piring terbalik (menelungkup). Kubah jenis ini sangat sering digunakan pada gereja bergaya Byzantine contohnya Hagia Sophia dan masjid bergaya Ottoman. Gambar 2.11 Hagia Sophia 4. Kubah layar (sail dome/pendetive dome) Kubah yang sangat khas pada gaya arsitektur Byzantine (kristen orotodoks), dimana pada bagian atas tholobatenya terdapat bagian setengah lingkaranyang menyangga kubah. Akibatnya, jika dilihat dari bawah bagian dalam kubah tampak seperti layar yang dikembangkan di keempat sisinya. Gambar 2.12 Kubah layar. 22

17 5. Kubah payung (umbrella dome) Kubah jenis ini masih menampakkan rusuk-rusuk vertikalnya. Contohnya seperti kubah Basilika St. Peter, kubah katedral Florence, serta kubah Hagia Sophia. Kubah-kubah islam umumnya jarang menerapkan kubah bergaya seperti ini. Biasanya kubah masjid lebih polos dan permukaannya lebih halus tanpa menunjukkan rusuk-rusuk nya. Terkecuali pada dome of the rock dan masjid-masjid bergaya Ottoman, sebab gaya kubahnya masih sangat di pengaruhi kubah bergaya kristen. 6. Kubah umbi bawang (onion dome) Kubah ini merupakan ciri khas arsitektur islam dan kristen ortodoks. Contohnya seperti katedral St Petersburg dan lain-lain. Gambar 2.13 Katedral St.Petersburg. 7. Kubah bentuk buah pir (pear shaped dome) Kubah jenis ini sangat khas ditemukan pada gereja-gereja kristen ortodoks di Ukraina dan wilayah Eropa Timur lainnya. Kubah ini jarang diterapkan dalam ukuran besar dan umumnya digunakan sebagai kubah pada puncak menara. Contohnya pada St. Michael Golden dome Monastery di Kiev, Ukraina. 23

18 Gambar 2.14 St Michael Golden dome Monastery di Kiev, Ukraina 8. Kubah tunas (bud dome) Kubah ini hanya ditemukan pada gaya arsitektur Baroque, berupa kubah yang memiliki tunas berupa kubah berbentuk umbi bawang yang lebih kecil pada bagian atasnya. Misalnya pada katedral St. Andrew di Kiev, Ukraina. Gambar 2.15 Katedral St. Andrew di Kiev, Ukraina. 9. Kubah berbentuk lonceng (bell shaped dome) Kubah ini tampak seperti lonceng yang ditelungkupkan. Kubah berbentuk lonceng ini dijumpai pada kubah katedral Dresden, Jerman. Gambar 2.16 Katedral Dresden, Jerman 24

19 10. Kubah bentuk melon (melon dome) Kubah ini sangat unik sebab berbentuk seperti buah semangka atau melon. Kubah ini sangat khas terdapat pada kubah-kubah masjid di Asia Tengah. Contohnya yang terkenal adalah kubah masjid Agung St. Petersburg di Rusia yang merupakan masjid terbesar di Eropa. Gambar 2.17 Masjid Agung St. Petersburg, Rusia 2.10 Kriteria pemilihan masjid di beberapa negara di dunia hingga di Asia Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan populasi pada beberapa bangunan masjid di dunia hingga di Asia di lihat pada tabel di bawah ini. Nama Masjid Lokasi dan Tahun di bangun Kriteria Gambar kubah masjid Masjid Jami' Uqba Ibn Nafi, di Kairouan Tunisia tahun 670 Masjid monumental islam di Afrika Utara Dome Of The Rock, Di Yerussalem tahun 687 Masjid monumental Masjid Sheikh Lotfollah Iran tahun 1603 Masjid kerajaan atau Kaisar 25

20 Masjid Shah di Isfahan Iran tahun 1611 Masjid kerajaan atau Kaisar Masjid jama di Delhi. India tahun 1650 Masjid Kaisar dan masjid nasional di kawasan Dehli Tua Masjid Badshahi Pakistan tahun 1671 Masjid Kaisar atau Kerajaan Masjid Sultan Singapura tahun 1824 Masjid Kesultanan Masjid Muhammad Ali Pasha Kairo, Mesir tahun 1830 Masjid sebagai landmark di Kairo Masjid Jami di Pulau Penyengat Riau, Indonesia tahun 1832 Masjid Kesultanan Masjid Al-Oesmani Labuhan Deli Sumatera Utara, Indonesia tahun 1870 Masjid Kesultanan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Indonesia tahun 1879 Masjid Kesultanan Aceh 26

21 Masjid Azizi Tanjung Pura, Langkat Sumatera Utara, Indonesia Tahun 1900 Masjid Kesultanan Masjid Jamia di Nairobi Kenya, Afrika tahun 1902 Masjid Nasional di Afrika Masjid Raya Stabat, Langkat Sumatera Utara, Indonesia tahun 1904 Masjid sebagai landmark di kota Stabat Masjid Raya Al- Mashun, Medan Sumatera Utara, Indonesia tahun 1906 Masjid sebagai landmark di kota Medan Masjid Jamek Malaysia tahun 1909 Masjid Negara di Kuala Lumpur Masjid Zahir di Alor Setar Malaysia tahun 1912 Masjid Kesultanan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei Darussalam Tahun 1958 Masjid Kesultanan Brunei 27

22 Masjid Bahagian Kuching di Sarawak Malaysia tahun 1960 Masjid monumental di Malaysia Masjid Grand Jumeirah Dubai, UAE tahun 1978 Masjid sebagai landmark dan monumental Masjid Istiqlal, Jakarta, Indonesia tahun 1978 Masjid Nasional di Jakarta Masjid Abuja Nasional Nigeria tahun 1984 Masjid Nasional di Nigeria Masjid Raya Al Fateh Bahrain tahun 1987 Masjid Kerajaan Bahrain Masjid Agung Sultan Qaboos Oman tahun 1992 Masjid Kesultanan Oman Masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi, UEA tahun 1996 Masjid sebagai landmark di UEA 28

ANALISIS STRUKTUR DAN SIMBOL KUBAH PADA BANGUNAN MASJID

ANALISIS STRUKTUR DAN SIMBOL KUBAH PADA BANGUNAN MASJID ANALISIS STRUKTUR DAN SIMBOL KUBAH PADA BANGUNAN MASJID (Studi Kasus : Masjid Azizi Tanjung Pura, Langkat) SKRIPSI OLEH ANDRIE SUPARMAN 110406040 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan arsitektur di dunia maupun di Indonesia sendiri. Indonesia

Lebih terperinci

ARSITEKTUR BYZANTIUM

ARSITEKTUR BYZANTIUM ARSITEKTUR BYZANTIUM Seni bangunan ini kemudian disebut sebagai arsitektur klasik, karena prinsip-prinsip, konsep dan romantika bangunan pada jaman itu akan tetap abadi. Salah satu jenis arsitektur yang

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM Sejarah Singkat Byzantium Pada mulanya, daerah Eropa Timur yang disebut Byzantium adalah koloni bangsa Yunani sejak tahun 660 sebelum masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peninggalan sejarah Islam diacehsalah satunya kesenian. Kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan yang dapat didengar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance SEJARAH RENAISSANCE Masa Renaissance sering disebut juga masa pencerahan Atau masa kelahiran, karena menghidupkan kembali budaya-budaya klasik, hal ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayang-bayang kekuasaan Kesultanan Melayu Deli. Kesultanan Melayu Deli

BAB I PENDAHULUAN. bayang-bayang kekuasaan Kesultanan Melayu Deli. Kesultanan Melayu Deli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bila berbicara mengenai sejarah kota Medan, tentunya tidak lepas dari bayang-bayang kekuasaan Kesultanan Melayu Deli. Kesultanan Melayu Deli adalah kerajaan yang didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

Ranggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban

Ranggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban Ranggih Semeru 20308032 Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban Bangunan masjid muncul sebagai bangunan religi yang merupakan perpaduan dari fungsi bangunan sebagai unsur arsitektur islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

EGYPTIAN ARCHITECTURE

EGYPTIAN ARCHITECTURE EGYPTIAN ARCHITECTURE - terdapat pada daerah iklim yang panas kering - material tanah liat atau bebatuan lokal dengan warna asli materialnya. - Monumen dengan gaya arsitektur ini cenderung terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan

Lebih terperinci

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu bentuk arsitektur yang umum dikenal bagi masyarakat Islam adalah bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari segala

Lebih terperinci

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, ) ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, 1873-1924) Oleh NOVALINDA NIM : 27105006 Istana Maimun merupakan salah satu peninggalan

Lebih terperinci

Senarai Gambar, Peta dan Rajah

Senarai Gambar, Peta dan Rajah Senarai Gambar, Peta dan Rajah Gambar Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4 Gambar 1.5 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10

Lebih terperinci

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur

Lebih terperinci

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung

Lebih terperinci

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun didirikan pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1909.Secara keseluruhan biaya pembangunan masjid ditanggung sendiri oleh Sultan Maamun Al-Rasyid

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro Uswatun Chasanah usw ahsnh.10@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas

Lebih terperinci

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal sebagai periode

Lebih terperinci

Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010. SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12

Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010. SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12 Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010 SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12 SENI RUPA ISLAM latar belakang Pada abad ke-7, suatu kepercayaan baru muncul dan berkembang menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009 BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh

Lebih terperinci

Seni Bina MASJID. di Dunia Melayu-Nusantara ABDUL HALIM NASIR

Seni Bina MASJID. di Dunia Melayu-Nusantara ABDUL HALIM NASIR r Seni Bina MASJID di Dunia Melayu-Nusantara ABDUL HALIM NASIR Kandungan Senarai Gambar... 9 Prakata... 15 PengenaJan...19 BAB 1 Masjid Terawal... 25 BAB 2 Kemunculan Masjid di Dunia Melayu Nusantara...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Inkulturasi budaya Indonesia berawal dari masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang awalnya memiliki tujuan untuk berdagang. Dengan masuknya budaya-budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi estetika dari bangunan tersebut. Salah satu bangunan yang direncanakan

BAB I PENDAHULUAN. segi estetika dari bangunan tersebut. Salah satu bangunan yang direncanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi yang didasari dengan kemajuan ilmu pengetahuan di beberapa bidang, diantaranya bidang konstruksi, membuat negara-negara yang

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang meliputi Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Asahan, salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peran Budaya dalam Arsitektur Pandangan terhadap budaya sangatlah luas, budaya dapat berupa tangible dan intangible, dimana budaya merupakan adat atau aturan yang di bentuk dan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, Indonesia juga banyak memiliki ragam seni

Lebih terperinci

BAB IV UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN PADA ARSITEKTUR MASJID AGUNG DARUSSALAM BOJONEGORO. Terjadinya adaptasi percampuran budaya di Indonesia menandai adanya

BAB IV UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN PADA ARSITEKTUR MASJID AGUNG DARUSSALAM BOJONEGORO. Terjadinya adaptasi percampuran budaya di Indonesia menandai adanya 57 BAB IV UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN PADA ARSITEKTUR MASJID AGUNG DARUSSALAM BOJONEGORO A. Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Terjadinya adaptasi percampuran budaya di Indonesia menandai adanya

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC SEJARAH ARSITEKTUR KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik 2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia 2.2.1 Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik, yang sudah merajai

Lebih terperinci

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun Lampiran 1 Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun No Bentuk Ornamen Keterangan bentuk Tanda-tanda Semiotika Ikon Indeks Simbol 1 Ornamen Geometris ini terdapat

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis

Lebih terperinci

INKULTURASI BUDAYA : STUDI TENTANG PENERAPAN POLA HIAS PADA INTERIOR MESJID AZIZI DI TANJUNG PURA ABSTRAK

INKULTURASI BUDAYA : STUDI TENTANG PENERAPAN POLA HIAS PADA INTERIOR MESJID AZIZI DI TANJUNG PURA ABSTRAK INKULTURASI BUDAYA : STUDI TENTANG PENERAPAN POLA HIAS PADA INTERIOR MESJID AZIZI DI TANJUNG PURA Maya Masyitah 1*, Adek Cerah Kurnia Azis 2* Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni Rupa, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai beragam kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan tersebut mempunyai unsur yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pertemuan budaya, Mesjid Raya Cipaganti, Kolonial, Schoemaker. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Pertemuan budaya, Mesjid Raya Cipaganti, Kolonial, Schoemaker. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kota yang dahulunya merupakan bekas jajahan memang menyimpan peniggalan sejarah dan budaya yang pernah menguasainya pada saat itu, salah satunya adalah kota Bandung yang pernah dijajah Belanda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya

Lebih terperinci

JELAJAH ARSITEKTUR KLASIK PENDAHULUAN

JELAJAH ARSITEKTUR KLASIK PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sejarah merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan. Ilmu sejarah merupakan media komunikasi dengan masa lalu, dimana kebudayaan mulai berkembang. Melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan agama Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang panjang dalam sejarah Indonesia. Namun diyakini bahwa salah satu unsur penting dalam proses kedatangan

Lebih terperinci

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO (

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO ( MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE (300 1500) ROMANESQUE (1050 1200) GOTHIC (1200 1550) RENAISSANCE (1400 1600) BAROQUE (1600 1750) ROCOCO ( Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran dalam kurun 200 tahun sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang merepresentasikan keluhuran dan ketinggian budaya masyarakat. Peninggalan sejarah yang tersebar

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan Langkat. Sultan Musa membangun masjid ini karena pada masa itu kawasan ini merupakan tempat berkumpulnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

Masjid 26 Februari 2015

Masjid 26 Februari 2015 Masjid 26 Februari 2015 Makalah Islam Masjid Sigit Kamseno (Pengurus Komunitas One Day One Juz dan Kontributor di Sejumlah Media Islam Online) Seorang teman tak bisa menyembunyikan kekagumannya saat mengunjungi

Lebih terperinci

Transformasi Tipologi pada Kubah Masjid Raya Baiturrahman sebagai Bangunan Bersejarah di Aceh

Transformasi Tipologi pada Kubah Masjid Raya Baiturrahman sebagai Bangunan Bersejarah di Aceh SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 KASUS STUDI Transformasi Tipologi pada Kubah Masjid Raya Baiturrahman sebagai Bangunan Bersejarah di Aceh Armelia Dafrina armeliadafrina@gmail.com Staf Pengajar Pada Program

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : MIRANA

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia dengan berbagai suku bangsa memiliki kekayaan motif hias yang terdapat pada hasil karya sebagai wujud dari kebudayaan yang melambangkan gagasan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Alifah Laily Kurniati 1 dan Antariksa 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

Alternatif Kubah sebagai Simbol Mesjid dan Pengaruhnya pada Desain Mesjid-Mesjid di Indonesia

Alternatif Kubah sebagai Simbol Mesjid dan Pengaruhnya pada Desain Mesjid-Mesjid di Indonesia TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Alternatif Kubah sebagai Simbol Mesjid dan Pengaruhnya pada Desain Mesjid-Mesjid di Indonesia Cut Azmah Fithri, Atthaillah, Bambang Karsono Sejarah Arsitektur, Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya

Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya Maulidinda Nabila maulidnda@gmail.com A rsitektur Islam, Program Studi A rsitektur,

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA PADA INTERIOR MASJID INDRAPURI DI ACEH BESAR

AKULTURASI BUDAYA PADA INTERIOR MASJID INDRAPURI DI ACEH BESAR AKULTURASI BUDAYA PADA INTERIOR MASJID INDRAPURI DI ACEH BESAR PENGKAJIAN Oleh : FAISAL PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2015 i AKULTURASI

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur

Lebih terperinci

Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan

Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan Muhammad Fadhil Fathuddin muhammadfadhilf@student.itb.ac.id Program Studi Arsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekhasan sejarah dan budaya tersendiri, salah satunya adalah Nanggroe Aceh

BAB I PENDAHULUAN. kekhasan sejarah dan budaya tersendiri, salah satunya adalah Nanggroe Aceh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, setiap daerah memiliki kekhasan sejarah dan budaya tersendiri, salah satunya adalah Nanggroe Aceh Darussalam sebagai Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari

BAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Pentingnya Pengetahuan Arsitektur Mesjid Mesjid merupakan tempat untuk melaksanakan ibadah kaum muslimin menurut arti yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KONSTRUKSI RANGKA ATAP KONSTRUKSI RANGKA ATAP 2. URAIAN MATERI ATAP Atap merupakan bagian dari bangunan gedung ( rumah ) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan

Lebih terperinci

10 Masjid Tertua Di Dunia

10 Masjid Tertua Di Dunia 10 Masjid Tertua Di Dunia Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera atau yang dahulu dikenal dengan nama Pulau Swarnadwipa merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang memanjang dari 6 0 Lintang Utara hingga

Lebih terperinci

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan arsitektur diberbagai belahan dunia semakin hari semakin maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perkembangan arsitektur

Lebih terperinci

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu:

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu: Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu: 1. Joglo (atap joglo) 2. Limasan (atap limas) 3. Kampung (atap pelana)

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008 Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA M. Sahid Indraswara ABSTRAKSI Gaya Arsitektur mediterania

Lebih terperinci

new7wonders 7 Keajaiban Dunia

new7wonders 7 Keajaiban Dunia new7wonders 7 Keajaiban Dunia Mengetahui peninggalan bersejarah atau tempat-tempat unik yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia wajib untuk diketahui setiap orang, apalagi jika tujuh keajaiban dunia tersebut

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria

Lebih terperinci

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung Andita Aprilina Nugraheni anditaprilina2804@gmail.com Mahasiswa Program Sarjana, Prodi Arsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang kehidupan terjadi begitu pesat, tak terkecuali di bidang konstruksi. Banyak penerapan dari ilmu

Lebih terperinci

Transformasi Atap Masjid Raya Bandung

Transformasi Atap Masjid Raya Bandung SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Transformasi Atap Masjid Raya Bandung Zuhrissa Putrimeidia Aswati zuhrissa@gmail.com Mahasisw a Program Sarjana, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. kesimpulan dari pembahasan mengenai perkembangan. Azhar di Kairo masa dinasti Fatimiyyah sampai dinasti Utsmaniyyah (

BAB III PENUTUP. kesimpulan dari pembahasan mengenai perkembangan. Azhar di Kairo masa dinasti Fatimiyyah sampai dinasti Utsmaniyyah ( 106 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari pembahasan mengenai perkembangan arsitektur masjid Al- Azhar di Kairo masa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami

Lebih terperinci

Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak

Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak Mohhamad Kusyanto (1), Debagus Nandang (1), Erlin Timor Tiningsih (2), Bambang Supriyadi (3), Gagoek Hardiman (3) (1)

Lebih terperinci