BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian perbagian maupun keseluruhan sistem. Akan dibahas juga mengenai analisis kendala-kendala yang memungkinkan tidak tercapainya spesifikasi yang hendak dicapai. Dalam tugas akhir ini digunakan 2 set transceiver agar didapat keluaran stereo Pengujian Modul Pengirim PLC LM565 Pada tugas akhir ini modulasi yang digunakan untuk transmitter LM565 adalah modulasi frekuensi. IC LM565 berfungsi sebagai osilator terkemudi-tegangan (VCO). Frekuensi osilasi pada IC LM565 berubah-ubah sesuai dengan nilai tegangan yang masuk. Frekuensi pembawa yang digunakan sebesar 350kHz. Dipilihnya sebesar 350kHz supaya tidak terjadi gangguan yang disebabkan oleh modulator satunya yang menggunakan LM1893 dengan nilai frekuensi pembawa sebesar 125kHz. Pada tugas akhir ini menggunakan dua buah sinyal pembawa untuk mangakomodasi stereo pada keluarannya. Gambar 4.1 merupakan rangkaian LM565 yang digunakan untuk modulasi FM. Sinyal yang masuk akan melewati kapasitor C4 yang berfungsi sebagai penahan DC agar sinyal yang dilewatkan hanya sinyal ac yaitu sinyal audio. Hal tersebut akan menyebabkan control DC pada pin 7 akan naik dan turun sesuai dengan sinyal masukan, dengan demikian pada keluaran IC LM565 frekuensi pembawanya akan berubah-ubah sesuai nilai tegangan yang masuk. Untuk mendapatkan nilai frekuensi pembawa yang diinginkan dapat dengan cara memutar R4. Pada tugas akhir ini frekuensi pembawa yang digunakan adalah sebesar 350kHz. Nilai ini ditentukan oleh besar kecilnya resistor pada pin 8, kapasitor pada pin 9, dan nilai Vc atau kontrol tegangan pada pin 7. Perhitungan untuk mendapatkan frekuensi pembawa 350 Khz adalah sebagai berikut: 41

2 f c = 2.4(Vcc Vc) RtCtVcc (4.1) = 2.4(12 Vc) 2, = 28,8 2,4V c 2, ,4V C = 19,56 V C = 8,15V Dengan didapat nilai Vc maka akan didapat nilai hambatan R4 dengan cara devider tegangan dengan R3. R3 Vcc = Vc R4 + R3 (4.2) 10K 12V = 8,15V R + 10K ,15R = = 8,15R = 8,15R R = 4,723KΩ 42

3 Gambar 4.1. Skematik pengirim LM565 [18] Gambar 4.2. Realisasi pengirim LM565 43

4 Keluaran dari pemodulasi FM diambl dari pin 4, yaitu pin square wave modulated yang mempunyai level teganga sekitar 5,7Vpp. Sinyal tersebut berupa sinyal kotak yang memiliki frekuensi 350kHz saat tidak ada sinyal masukan sperti yang terlihat pada Gambar 4.3, namun saat ada sinyal masukan maka frekuensi pebawa akan berubah-ubah sesuai dengan nilai tegangan yang masuk. Gambar 4.4 adalah sinyal pembawa yang diberi masukan sehingga menjadi sinyal termodulasi. Gambar 4.3. Sinyal pembawa 350kHz Gambar 4.4. Sinyal termodulasi FM 44

5 Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa sinyal keluaran modulator masih terlalu kecil sehingga sebelum di koplingkan ke AC perlu dikuatkan dahulu, penguatan yang digunakan adalah dengan sebuah transistor 2N2222. Sebelum dihubungkan ke jala-jala listrik keluaran dari trafo IF perlu ditambah dengan 2 buah kapasitor yaitu C6 dan C7 dengan nilai yang lebih besar dari tegangan jala-jala listrik, kapasitor C6 dan C7 ini digunakan untuk mengisolasi rangkaian dari sinyal sinus tegangan jala-jala listrik 50Hz. Meskipun pada datasheet literatur hanya memerlukan satu buah kapasitor kopling pada tugas akhir ini digunakan dua buah kapasitor kopling agar saat mentransmisikan sinyal tidak perlu menyamakan terminal antara line dan netral pada stop kontak Pengujian Modul Pengirim PLC LM1893 Salah satu komponen yang digunakan sebagai transmitter adalah IC LM1893. IC LM1893 adalah sebuah IC yang diproduksi oleh perusahaan semikonduktor National Semiconductor yang dikhususkan untuk komunikasi lewat jala-jala listrik. IC ini biasa digunakan untuk komunikasi berbasis data, namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk dapat digunakan dalam komunikasi analog. Sebelum digunakan modul PLC harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui kinerja dari modem yang telah dibuat. Pertama harus dilakukan kalibrasi modem per modem yang dibuat, metode kalibrasi dapat dilihat pada datasheet LM1893. Langkah-langkah kalibrasinya adalah [5, h.14]: a. Set modem dalam mode transmitter dengan memberikan input-an logika high pada selector (pin-5). b. Beri inputan logika low pada TX (pin-17). c. Letakkan probe osiloskop pada pin-10. d. Atur R o dengan memutar potensio sehingga didapatkan gelombang dengan frekuensi F = 1,022.F O. Karena pada perancangan nilai F O adalah 125 khz, maka nilai F yang dicari adalah 127,75 khz. Setelah dikalibrasi kemudian dilakukan pengujian modem PLC sebagai pengirim dan penerima. Langkah pengujiannya sebagai berikut: Pengirim a. Selector (pin-5) diberi logika high. b. Berikan input logika high pada TX(pin-17), maka pada pin-10 akan keluar sinyal sinus dengan frekuensi ±122,25 khz. 45

6 c. Berikan input logika low pada TX(pin-17), maka pada pin-10 akan keluar sinyal sinus dengan frekuensi ±127,75 khz. Gambar 4.5. Hasil pengujian pengirim LM1893 mode HIGH Gambar 4.6. Hasil pengujian modem mode pengirim LOW Penerima a. Selector (pin-5) diberi logika low. Saat tidak ada input maka seharusnya pin-10 tidak akan mengeluarkan apa-apa. 46

7 b. Berikan input sinyal 122,25 khz maka pada pin data out (pin-12) atau RX akan memberikan output logika high. c. Berikan input sinyal 127,75 khz maka pada pin data out (pin-12) atau RX akan memberikan output logika low. (a) (b) (c) Gambar 4.7. Hasil Pengujian Modem Sebagai Receiver (a) Kondisi Idle (b) Input Sinyal ± Khz (c) Input Sinyal ±127,75 Khz. Gambar 4.7 menunjukan sinyal pada pin 10 saat modem diatur sebagai penerima. Saat modem dalam kondisi idle, tidak menerima input-an apapun, pada osiloskop tidak terukur sinyal apapun. Jika modem diberi input-an sinyal sekitar ±122,25 khz, pada pin 12 47

8 data out high atau terbaca tegangan 5,589 V pada multimeter. Sebaliknya pada pin 12 data out low atau terbaca tegangan V pada multimeter saat diberi input ±127,75 khz. Semua input-an diberikan pada sebelum transformator. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, pengirim PLC LM1893 dapat bekerja dengan baik sesuai dengan langkah kalibrasi dari langkah pengujian. Apabila hasinya tidak seperti yang dijelaskan pada langkah-langkah diatas dapat dipastikan bahwa IC LM1893 rusak. Pada saat LM1893 sebagai pengirim akan memiliki kondisi sebagai berikut: mode pengirim (pin 5 high), sinyal pembawa berada pada ±122,25 khz (pin 17 high), dan sinyal masuka analog pada pin 18 memiliki ketentuan ±1 Vpp, ±1 µa, dan 2,2% DEV. Dalam pengujian akan dilakukan dengan input sinyal dari function generator (FG) dengan frekuensi 50 Hz 15 khz ±1 Vpp (353mVrms). 50Hz 1Khz 2Khz 3Khz 4Khz 5Khz 6khz 7Khz 8Khz 9Khz 10Khz 11Khz 12Khz 13Khz 14Khz 15Khz Gambar 4.8. Hasil pengujian masukan FG, tampak spektrum pin 10 pengirim LM

9 Gambar 4.8 di atas merupakan hasil dari keluaran di pin10 pada modul pengirim. Masukan yang digunakan berasal dari sinyal analog FG. Terlihat bahwa terdapat garis ada dua garis vertikal putus-putus yang berpotongan dengan garis horisontal (frekuensi) dan berada pada f 1 =98 khz dan f 2 =150 khz. Gambar 4.8 menunjukan bahwa terjadi perubahan bila diberi masukan sinyal FG yang berada pada rentang frekuensi f 1 dan f 2. Terlihat pada gambar, sinyal carrier memiliki amplitudo paling besar yaitu pada ±122,5 khz dan input sinyal 50 Hz 15 khz yang merupakan sinyal pemodulasi tampak juga pada hasil modulasi frekuensi. Sinyal pemodulasi pada sinyal termodulasi tampak jelas pada perbedaan tampak spektrum saat tanpa masukan sinyal FG dan pada saat masukan 8 khz. Hal ini menunjukkan bahwa sinyal yang masuk ke modem akan di modulasikan para rentang frekuensi kerjanya. Pada IC LM1893 modulasi yang digunakan tidak bisa dilihat perubahannya seperti pada IC LM565 dikarenakan pada keluaran (pin10) hanya menunjukkan nilai sinyal pembawa, namun demikian perubahan dari sinyam modulasi dapat diamati melalui spektrum Pengujian Modul Penerima PLC FM LM565 Rangkaian penerima FM terdiri dari beberapa modul dalam satu rangkaian, yaitu rangkaian kopling yang disusun oleh kapasitor dan trafo IF, pengat diferensial, demodulator FM(menggunakan PLL), tapis lolos bawah, dan penguat audio. Rangkaian yang digunakan adalah menggunakan Gambar 3.10 Pada penerima sinya yang masuk pertama-tama akan dipisahkan dari jala-jala listrik dengan menggunakan trafo IF, dikuatkan dengan rangkaian penguat diferensial, didemodulasi dengan menggunakan IC LM565, ditapis menggunakan tapis lolos bawah menggunakan IC TL082, dan dikuatkan menggunakan LM380. Sinyal yang masuk setelah untai tala LC masih terlalu lemah, sehingga perlu penguat untuk memperbesar sinyal. Pada penerima tugas akhir ini digunakan penguat diferensial dengan dua tingkat, komponen yang digunakan adalah LM3046 dimana didalam IC tersebut terdapat 5 transistor NPN (Gambar 4.9). Selain digunakan untuk menguatkan sinyal, penguat diferensial ini juga mempunyai sifat dapat meredeam sinyal-sinyal derau yang terbawa oleh sinyal masukan. Gambar 4.10 merupakan penguat diferensial yang dipakai dalam tugas akhir ini. 49

10 Gambar 4.9. Bagan dalam IC LM3046 Gambar Penguat diferensial dua tingkat [14] Penguat diferensial tingkat pertama dibentuk oleh 2 buah transistor di dalam IC LM3046 mulai pin 1 sampai dengan pin 5. Setelah melalui proses penguatan, sinyal termodulasi tersebut masuk ke rangkaian modulator FM. Sama seperti bagian penerima modulator FM ini juga harus di tentukan dahulu nilai frekuensi tengahmya. Penentuan besaranya komponen yang dipakai sama dengan perhitungan dalam bagian pengirim pada persamaan (4.1). Gambar 4.11 adalah rangkaian pada demodulator FM tugas akhir ini. 50

11 Gambar Skematik demodulator FM LM565 [18] Frekuensi tengah pada modulator ini harus sama dengan nilai frekuensi pembawa pada bagian penerima. Untuk mengetahui apakah nilai frekuensi tengah demodulator sama dengan nilai frekuensi sinyal pembawa dapat dilakukan dengan melihat keluaran LM565 pada pin 4 atau pin 5 dengan catatan bahwa belum ada sinyal yang masuk ke dalam IC LM565. Gambar 4.14 menunjukkan keluaran pada pin 4. Apabila ada sinyal masukan maka pada pin 4 akan berubah-ubah. Gambar 4.12 menunjukkan perubahan sinyal keluaran pada pin 4 saat adanya sinyal masukan. Gambar Keluaran pin 4 tanpa masukan 51

12 Gambar Keluaran pin 4 dengan sinyal masukan Setelah terjadi perubahan karena adanya sinyal masukan maka akan menyebakan adanya keluaran dari PLL. Keluaran PLL dibangun dengan 3 buah modul. Detektor fasa Detektor fasa ini berfungsi untuk mendeteksi perbedaan fase sinyal masukan dengan sinyal keluaran dari VCO. Seperti pada Gambar 2.6 pada saat sinyal masukan sama dengan sinyal keluaran maka detektor fasa akan menghasilkan tegangan Ve yang menyebabkan VCO terkunci dengan sinyal masukan. Pada saat terkunci VCO akan mengeluarkan sinyal kotak yang frekuensinya sama dengan frekuensi masukan. Ketika frekuensi sinyal masukan berbeda dengan frekuensi VCO, maka akan mengeluarkan pula tegangan kesalahan Ve yang akan memicu VCO untuk menghasilkan frekuensi yang sama pula dengan frekuensi masukan Tapis Lolos Bawah Tapis lolos bawah digunakan untuk meloloskan frekuensi detektor fasa yang mempunyai frekuensi lebih rendah dari frekuensi VCO. Masukan tapis lolos bawah berasal dari tegangan dc Vd (Gambar 2.6 ) yang didapat dari perubahan fasa pada detektor fasa. Perubahan pada tegangan Vd akan menyebabkan perubahan pula pada frekuensi VCO. 52

13 Penguat Lingkar Penguat lingkar dalam PLL digunakan untuk menguatkan keluaran dari tapis lolos bawah. Selain untuk menguatkan, penguat ini digunakan sebagai keluaran PLL pin 7. Keluaran dari PLL pada pin 7 masih berupa sinyal yang yang tercampur antar frekuensi tinggi dan rendah. Gambar 4.14 menunjukkan keluaran yang diambi dari pin 7 LM565. Gambar Sinyal keluaran pin 7 [PLL] LM565 Seperti yang terlihat pada Gambar 4.14 sinyal frekuensi yang dikeluarkan pada pin 7 masih mengandung sinyal yang berfrekuensi tinggi, oleh karena itu perlu ditambahkan tapis lolos bawah agar didapat kembali sinyal informasi yang dikirim. Tabel 4.1 adalah hasil pengujian tapis lolos bawah dan Gambar 4.15 adalah grafik dari watak kerja tapis lolos bawah. 53

14 Tabel 4.1. Hasil pengujian tapis lolos bawah. frekuensi (KHz) Vip-p (volt) Vop-p (volt) VRMS (mv) 2 1 1, , , , , , , , , , , , , , , , (mv) LPF (khz) LPF Gambar Grafik tapis lolos bawah. Pada Gambar 4.15 terjadi overshoot pada keluaran tapis lolos bawah dikarenakan komponen yang digunakan. Pada bentuk low pass filter sallen-key, apabila faktor Q>1 maka akan menyebabkan overshoot. Dalam perancangan tugas akhir ini digunakan faktor 54

15 Q=1 namun pada realisasi alat terjadi overshoot. Bentuk keluaran dari tapis lolos bawah ditunjukkan di Gambar Gambar Sinyal keluaran dari tapis lolos bawah Keluaran dari tapis lolos bawah sudah berbentuk sinyal informasi, namun masih terlalu lemah untuk disalurkan ke speaker, sehingga perlu dikuatkan. Penguat yang digunakan adalah LM380 yaitu penguat 2,5watt Pengujian Modul Penerima PLC LM1893 Pada penerima LM 1893 ternyata dalam pengujian nilai masukan terdapat penurunan amplitudo yang cukup siknifikan. Seperti yang terlihat dalam gambar

16 (a) (b) Gambar Perbandingan keluaran pengirim(a) dan masukan penerima(b) LM1893 Terlihat bahwa saat mengirim LM1893 mempunyai amplitudo sebesar 25,6 Vpp namun setelah dilewatkan jala-jala listrik drop hanya sebesar 820mVpp. Saat melakukan pengujian beberapa kali telah dicoba untuk mendapatkan amplitudo yang lebih tinggi seperti mengganti trafo if, memutar-mutar trafo if, mengganti kapasitor kopling, dan mengganti IC, namun setelah dilakukan tidak terjadi perubahan yang berarti dalam amplitudo sinyal yang diterima. Dengan demikian jaringan daya pada lab skripsi mempunyai atenuasi yang sangat besar. Selain itu di meja untuk melakukan pengujian terdapat banyak sekali alat yang terpasang di terminal AC. Selanjutnya dilakukan pengujian rangkaian filter analog yang harus dibuat agar LM1893 dapat mengakomodasi penerimaan sinyal analog. Rangkaian filter analog terdiri dari LM567 yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya sinyal pembawa, komparator LM339 yang digunakan sebagai mute detetcor, dan LM380 sebagai penguat audio. Pengujian LM567 IC LM567 sering digunakan sebagai filter bandpass. Pada tugas akhir ini IC LM567 berfungsi sebagai pendeteksi sinyal pembawa dimana pada pengirim LM1893 mengirimkan sinyal pembawa sebesar 125kHz. IC LM567 mempunyai karakteristik aktif LOW yang mana saat mendeteksi adanya sinyal pembawa maka pada keluaran akan memberikan tegangan sebesar 0V namun apabila tidak mendeteksi maka tegangan yang keluar sebesar 5V. Tabel 4.1 adalah hasil 56

17 pengujian LM567 dengan menggunakan masukan dari FG yang memiliki amplitdo sebesar 1Vpp. Tabel 4.2. Tabel pengujian rangkaian Carrier Detector. Frekuensi input (khz) Output carrier detector 116 high 117 high 122 low 123 low 124 low 125 low 126 low 127 low 128 low 129 low 130 low 131 low 132 low 133 low 134 high 135 high LM339 IC LM339 terdiri dari 4 buah komparator didalamnya yang dapat digunakan sebagai pembanding masukan. Seperti pada Gambar 3.16 apabila carrier memiliki nilai 0V dari keluaran LM567 karena ada sinyal pembawa yang masuk maka tegangan pada komparator akan dalam kondisi ambang sehingga pada LM380 akan dapat menerima sinyal masukan. Sebaliknya jika nilai carrier 5V maka akan menybabkan LM380 tidak dapat melewatkan sinyal sehingga dalam keadaan mute. 57

18 LM380 IC LM380 adalah salah satu komponen yang berfungsi sebagai penguat audio. Dibutuhkan untuk mnggetarkan speaker Pengujian Daya Sebagai Fungsi Jarak Pada pengujian ini pertama-tama harus dicari dulu nilai hambatan dalam rangakaiannya. Cara yang digunakan adalah FG diatur pada keluaran 200mVrms dan pada masukan ke rangkaian diberi nilai hambatan 1M lalu diukur nilai tegangan pada titik A dengan menggunakan multimeter FLUKE. 1M A FG GND GND Rangkaian Gambar Cara ukur hambatan dalam. berikut: Setelah didapat nilai tegangannya maka dicari menggunakan persamaan sebagai Pada LM1893 didapat sebesar 5,3mV Rin Rin+1M 200mV = 5,3mV (4.3) Pada LM565 didapat sebesar 12,6mV Rin = 27,22Ω Rin Rin+1M 200mV = 12,6mV (4.4) Rin = 67,23Ω Setelah didapat nilai hambatan dalam rangkaian maka dengan persamaan daya 58

19 P = V2 R (4.5) Berikut adalah grafik yang memperlihatkan berpengaruhnya jarak terhadap besarnya daya pada penerima. (db) Grafik Daya(dB) terhadap jarak(m) (m) Gambar Grafik daya yang diterima di penerima LM1893. (db) Grafik Daya(dB) terhadap jarak(m) (m) gambar Grafik daya yang diterima di penerima LM565 Pada grafik tersebut terlihat jelas bahwa nilai daya pada penerima khususnya pada penerima LM1893 sangat dipengaruhi oleh jarak antara penerima dengan pengirim. Hal ini disebabkan oleh redaman transmisi pada jala-jala listrik dan kondisi dari jaringan listrik. Seperti saat mengganti kabel NYM dengan menggunakan kabel yang 15m pada pengujian 59

20 LM1893 terlihat ada lonjakan daya pada penerima. Berbeda dengan LM1893, IC LM565 daya penerima cenderung memiliki penurunan yang stabil tanpa ada kenaikan daya. Pada pengujian nilai yang didapat cenderung mengalami berubah-ubah (fluktuatif) hal tersebut dipengaruhi oleh alat-alat yang berada di ruangan lab skripsi Pengujian SNR Sebagai Fungsi Jarak Pada pengujian SNR pengirim diberi masukan dari FG berupa gelomban sinus dengan frekuensi sebesar 10kHz dan mempunyai amplitudo sebesar 1Vpp. Pada penerima diukur besarnya amplitudo yang diterima (tegangan rms), lalu masukan pada pengirim dihubung singkat dan pada penerima diukur besarnya tegangannya. Berikut adalah grafik pengaruh jarak terhadapa SNR pada penerima. (db) Grafik SNR(dB) terhadap jarak(m) (m) Gambar Grafik SNR yang diterima di penerima LM

21 (db) Grafik SNR(dB) terhadap jarak(m) (m) Gambar Grafik SNR yang diterima di penerima LM565 Seperti yang terlihat pada hasil pengujian diatas nilai SNR yang baik didapat pada penerima dengan menggunakan IC LM565. Hal ini disebabkan dalam perancangan LM565 dirancang dengan menambah penguat diferensial dan penggunaan tapis lolos bawah aktif sedangkan untuk LM1893 perancangan pada tugas akhir ini mengacu pada skema yang telah disediakan pada datasheet. Nilai SNR sangat dipengaruhi oleh alat apa saja yang tersambung pada terminal PLN. Seperti pada pangujian alat yang paling mempengaruhi dalam pengukuran SNR adalah lampu neon dan kipas. Apabila terdapat sambungan neon dan kipas pada terminal maka noise yang ditimbulkan hampir sama dengan kuat sinyal informasi Pengujian THD Sebagai Fungsi Jarak Pada pengujian THD digunakan alat automatic distortion meter dari perusahaan GW dengan kode alat GAD-201. Pertama-tama pada pegirim diatur frekuensi sebesar 10kHz dan amplitudo 1Vpp, lalu pada penerima dihubungkan dengan alat automatic distortion meter. Gambar 4.23 dan Gambar 4.24 menunjukkan hasil pengukuran nilai THD terhadap jarak. 61

22 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% Grafik THD(%) Terhadap Jarak(m) (m) Gambar Grafik THD terhadap jarak pada penerima LM % Grafik THD(%) Terhadap Jarak(m) 2.50% 2.00% 1.50% 1.00% 0.50% 0.00% (m) Gambar Grafik THD terhadap jarak pada penerima LM565 Dari hasil pengujian dapat dilihat perbedaan antara kedua rangkaian daam hal keluaran THD. IC LM565 mempunyai nilai THD yang lebih baik daripada IC LM1893 hal ini diseabkan karena pada rangkaian LM565 memiliki filterisasi jauh lebih baik. Seperti penguat diferensial yang akan menguatkan sinyal masukan dan mengurangi distorsi lalu pada tapis lolos bawah yang juga menguatkan sinyal informasi. Sedangakan untuk LM 1893 memiliki THD yang kurang baik daripada IC LM565 hal ini disebabkan memang 62

23 penggunaan LM1893 lebih dikhususkan untuk pemakaian transmisi digital meskipun memungkinkan untuk dipakai sebagai pengirim data analog. 63

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893

Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893 Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893 Budihardja Murtianta 1, Hendry Yuwono Ariowibowo 2, F.D. Setiaji 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Komunikasi Jala-Jala/ Power Line Carrier (PLC)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Komunikasi Jala-Jala/ Power Line Carrier (PLC) BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori teori yang digunakan sebagai acuan pada pembuatan tugas akhir ini.. Teori-teori yang digunakan, antara lain komunikasi jala-jala, modulasi dan demodulasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Tujuan Pengukuran dan Analisis Tujuan pengukuran dan analisis pada proyek akhir ini adalah untuk mengetahui karakteristik, level tegangan dan frekuensi dari suatu sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta MODULATOR DAN DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan pengujian tersebut adalah untuk mengetahui apakah alat yang telah dirancang berfungsi dan mengahasilkan keluaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa Disusun oleh: (Telkom Group) 1. Alwin Bahari 2. Aulya Rahman F 3. Firman Anggoro 4. Gunawan 5. Hafiz Maulana 6. Irfan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam

Lebih terperinci

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan Penerima FM Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan

Lebih terperinci

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 205 dan tempat pelaksanaan penelitian ini di Laboratorium Elektronika Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM 3.1. Perancangan Pedoman Praktikum Pada perancangan pedoman praktikum untuk mata kuliah Elektronika Telekomunikasi Analog terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Tujuan

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 JUDUL AMPITUDE SHIFT KEYING GRUP 4 3A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

PENELITIAN JALA-JALA LISTRIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI. oleh Desiy Budi Santosa NIM :

PENELITIAN JALA-JALA LISTRIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI. oleh Desiy Budi Santosa NIM : PENELITIAN JALA-JALA LISTRIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI oleh Desiy Budi Santosa NIM : 612009709 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI ABSTRAK Transceiver (transmitter receiver) tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara saja tetapi dapat digunakan untuk komunikasi data dengan menggunakan sebuah modem. Untuk komunikasi jarak jauh biasa

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR LEMBAR KERJA V KOMPARATOR 5.1. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan op amp sebagai rangkaian komparator inverting dan non inverting 2. Mahasiswa mampu membandingkan dan menganalisis keluaran dari rangkaian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK Rama Kurnia Pasifik, Bayu Al Fajri, Angga Setya Perdana Program Studi Teknik Elekomunikasi Politeknik Negeri Jakarta, Depok ABSTRAK Dengan kemajuan dalam bidang telekomunikasi

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 206/207 JUDUL SINGLE SIDEBANDD-DOUBLE SIDEBAND (SSB-DSB) GRUP 2 3C PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2016

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI LAPORAN PERCOBAAN 8 PHASE LOCKED LOOP Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Elektronika Telekomunikasi Semester IV PEMBIMBING : Lis Diana Mustafa, ST. MT.

Lebih terperinci

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan beberapa pengukuran pada beberapa test point yang dianggap

Lebih terperinci

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 5-60, Salatiga 50 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Dalam tulisan ini akan dirancang dan direalisasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan KEGIATAN BELAJAR 5 A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik filter lolos bawah. 2. Mahasiswa dapat menganalisa rangkaian filter lolos bawah dengan memanfaatkan progam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation BAB II DASAR TEORI 2.1Amplitude Modulation and Demodulation Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth Gambar 4. 1 Rangkaian keseluruhan EMG dilengkapi bluetooth Perancangan EMG dilengkapi bluetooth dengan tampilan personal computer

Lebih terperinci

BAB. Kinerja Pengujian

BAB. Kinerja Pengujian BAB IV PENGUJIAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC Bab ini akan menjelaskan pengujian dari penguat kelas D tanpa tapis LC yang dibuat.pengujian ini terdiri dari dua utama yaitupengujian untuk mengetahui kinerja

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan maupun kepada semua pembaca.

KATA PENGANTAR. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan maupun kepada semua pembaca. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER A. Tujuan Mahasiswa diharapkan dapat a. Mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik High Pass Filter. b. Merancang, merakit dan menguji rangkaian High

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengukuran Catu Daya Pada pengujian catu daya dilakukan beberapa pengukuran terhadap IC regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L78012. Maka untuk regulator

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER A. TUJUAN 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengerti tentang pengertian, prinsip kerja dan karakteristik band pass filter 2. Mahasiswa dapat merancang, merakit, menguji rangkaian

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, terutama dalam bidang komunikasi data. Komunikasi berarti pengiriman informasi dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying Deddy Susilo 1, Budihardja Murtianta 2, Arivia Aurelia Devina Pramono 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Umum Alat Alat ini menggunakan system PLL hanya pada bagian pemancar, terdapat juga penerima, dan rangkaian VOX atau voice operated switch, dimana proses pengalihan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah teori catu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian BAB III PERANCANGAN Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian catu daya, modulator dan demodulator FSK, pemancar dan penerima FM, driver motor DC, mikrokontroler, sensor, serta

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

KENDALI SPEAKER MELALUI JALA-JALA LISTRIK UNTUK KEPERLUAN SISTEM INFORMASI DI SEKOLAH. Oleh Hendry Yuwono Ariowibowo NIM:

KENDALI SPEAKER MELALUI JALA-JALA LISTRIK UNTUK KEPERLUAN SISTEM INFORMASI DI SEKOLAH. Oleh Hendry Yuwono Ariowibowo NIM: KENDALI SPEAKER MELALUI JALA-JALA LISTRIK UNTUK KEPERLUAN SISTEM INFORMASI DI SEKOLAH Oleh Hendry Yuwono Ariowibowo NIM: 612009035 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA 4.1 Amplitude Modulation and Demodulation 4.1.1 Hasil Percobaan Tabel 4.1. Hasil percobaan dengan f m = 1 KHz, f c = 4 KHz, A c = 15 Vpp No V m (Volt) E max (mvolt) E

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL VII. PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO VII.1. BLOK DIAGRAM PEMANCAR AM / FM a. MOD Sinyal AM / FM / SSB Antena b. MOD AMP POWER Mikr s.akustik s. Listrik f LO LOCAL OSCIL Antena c. MOD FREK FREQ. MULTI PLIER

Lebih terperinci

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK MODUL - 04 Op Amp Yuri Yogaswara, Asri Setyaningrum 90216301 Program Studi Magister Pengajaran Fisika Institut Teknologi Bandung yogaswarayuri@gmail.com ABSTRAK Pada percobaan praktikum Op Amp ini digunakan

Lebih terperinci

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com

Lebih terperinci

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A VI. ANALISA DATA Percobaan SSB dan DSB yang pertama sinyal audio dengan gelombang sinus 1kHz dan amplitudo 2Vpp dimodulasi dengan carrier. Sinyal audio digabung

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan hasil yang dicapai dari alat yang dibuat. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dirancang dapat bekerja dengan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi modul praktikum FM menggunakan PLL (Phase Locked Loop) sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septiandi mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH 3.1 Flowchart Kendali Exhaust Fan dengan Bluetooth Pada perancangan ini, dibutuhkan kerangka awal sistem yang dibutuhkan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan BAB II DASAR TEORI Pemancar radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF 1 TUJUAN Memahami prinsip yang digunakan dalam rangkaian filter sederhana.

Lebih terperinci

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

Workshop Instrumentasi Industri Page 1 INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 1 (PENGUAT NON-INVERTING) I. Tujuan a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik penguat non-inverting b. Mahasiswa dapat merancang,

Lebih terperinci

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 07-06-2017

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat Modul 04: Op-Amp Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis Reza Rendian Septiawan March 3, 2015 Op-amp merupakan suatu komponen elektronika aktif yang dapat menguatkan sinyal dengan

Lebih terperinci

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Dalam pembuatan sistem diagram blok yang perlu dipahami adalah cara kerja dari sistem yang akan dibuat. Sistem sensor gas akan bekerja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih rendah, sehingga

Lebih terperinci

Sistem Remote Kontrol Peralatan Listrik Melalui Jala-Jala Listrik Pada Frekuensi 455 khz Dengan Modulasi ASK

Sistem Remote Kontrol Peralatan Listrik Melalui Jala-Jala Listrik Pada Frekuensi 455 khz Dengan Modulasi ASK Sistem Remote Kontrol Peralatan Listrik Melalui Jala-Jala Listrik Pada Frekuensi 455 khz Dengan Modulasi ASK Rana Zaini Fathiyana 1, Devi Mayang Sari 2, Eril Mozef 3 1,2,3 Politeknik Negeri Bandung Jalan

Lebih terperinci

CRO (Cathode Ray Oscilloscope)

CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) merupakan salah satu piranti pengukuran yang mampu: - memvisualisasikan bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dari suatu rangkaian elektronik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang... ABSTRAK Kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat terutama dengan banyak terciptanya berbagai macam peralatan dalam bidang telekomunikasi yang salah satunya yaitu modem sebagai alat modulasi dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD ISSN: 1693-693 79 PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L838CCPD Widodo 1, Tole Sutikno, Siswanto 3 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Kampus

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL IV MOSFET TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja JFET dan MOSFET. 2. Mengamati dan memahami

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran 1. Tujuan : 1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami operasi dari rangkaian penguat kelas B komplementer. 2 Mahasiswa dapat menerapkan teknik pembiasan

Lebih terperinci

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa BAB II PEMBAHASAN Modulasi adalah proses menumpangkan sinyal informasi kepada sinyal pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoidal

Lebih terperinci