Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:"

Transkripsi

1 KESIAPAN PENYELENGGARAAN MATAKULIAH MODIFIKASI SEPEDA MOTOR DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2014 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FT UNY Oleh : Bambang Sulistyo, Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY bambang_sulistyo@uny.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi (1) persepsi bengkel umum sepeda motor terhadap prinsip modifikasi, (2) kompetensi modifikasi sepeda motor, (3) sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk modifikasi sepeda motor dan (4) model pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor di jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY. Metode penelitian ini adalah survey. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, angket dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (70%) responden tidak mengetahui UU dan PP mengenai modifikasi kendaraan. Kompetensi dalam Modifikasi Sepeda Motor adalah (1) kompetensi penggunaan alat ukur presisi; (2) menggunakan Mesin produksi; (3) pengelasan (listrik dan gas); (4) pengecatan (penggunaan pen brush/air brush); (5)Bending plat dan pipa; (6) kompetensi membaca diagram kelistrikan; (7) pengukuran komponen sistem kelistrikan. Berdasarkan komparasi dengan peralatan di bengkel modifikasi, diketahui bahwa sarana pembelajaran di bengkel jurusan Pendidikan Teknik Otomotif masih belum siap, karena masih belum relevan dengan peralatan modifikasi sepeda motor. Model pembelajaran Problem Base Learning (PBL), Reverse Engineering dan Project Based Leasrning adalah model yang relevan dengan pola modifikasi sepeda motor. Kata kunci: modifikasi sepeda motor, kompetensi, peralatan modifikasi, model pembelajaran PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merupakan lembaga pendidikan yang fokus mengembangkan keilmuan ranah kependidikan, demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Selain keilmuan bidang kependidikan, UNY juga turut serta dalam upaya pengembangan sains dan teknologi, yang dikembangkan oleh berbagai Fakulas di bawah naungan UNY. Salah satu Fakultas yang berpotensi dalam upaya pengembangan teknologi adalah Fakultas Teknik (FT). Salah satu program studi di FT UNY yang terus dituntut untuk mengembangakan kurikulum dan perangkat pembelajarannya adalah program 220 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

2 studi (prodi) Pendidikan Teknik Otomotif. Hal itu dikarenakan teknologi otomotif terus meningkat dengan pesat. Selain teknologinya yang berkembang, kuantitas kendaraan bermotor terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan bermotor tahun 2014 mencapai unit, meningkat 9,69% dari tahun sebelumnya. Jumlah itu didominasi oleh sepeda motor, unit (sumber: Dalam kurikulum 2014 prodi Pendidikan Teknik Otomotif, terdapat 2 matakuliah yang berperan dalam upaya adaptasi dan pengembangan sepeda motor. Pertama, Matakuliah Teknologi Sepeda Motor dengan bobot 3 SKS (1 SKS teori dan 2 SKS Praktik) dan diberikan kepada mahasiswa semester kedua. Matakuliah tersebut memberikan dasar ilmu dan teknologi sepeda motor, baik secara teoritis maupun praktis. Matakuliah kedua adalah Modifikasi Sepeda Motor dengan bobot 3 SKS (2 SKS teori dan 1 SKS Praktik), yang diberikan kepada mahasiswa semester keenam. Matakuliah Modifikasi Sepeda Motor merupakan matakuliah hasil pengembangan dari matakuliah Teknologi Sepeda Motor, yang dimunculkan pada Kurikulum Matakuliah Modifikasi Sepeda Motor muncul dilatarbelakangi oleh tingginya minat masyarakat akan penggunaan sepeda motor dan kecendrungan untuk memodifikasinya sesuai keinginan dan kebutuhan. Namun, permasalahannya adalah modifikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan prinsip pengembangan teknologi dan tidak jarang yang melanggar peraturan yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah, selaku regulator kendaraan bermotor yang beredar di Indonesia, telah menetapkan peraturan mengenai modifikasi kendaraan, yaitu dalam Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan. Dalam Undang-undang dan peraturan tersebut, dijelaskan bahwa Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda 2 (dua) dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor. Merujuk pada UU Nomor 22 tahun 2009 dan PP Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, maka matakuliah Modifikasi Sepeda Motor akan membekali mahasiswa untuk dapat menguasai kompetensi modifikasi sepeda motor, mulai dari rancangan modifikasi mesin, body, sistem kelistrikan, kelengkapan asesoris sepeda motor hingga rancangan kendaraan tepat guna berbasis sepeda motor. Kegiatan pembelajarannya dilakukan melalui kegiatan kuliah teori, praktikum bengkel, dan kegiatan lapangan. Kegiatan lapangan bertujuan untuk observasi Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 221

3 dan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya pihak yang sering melakukan modifikasi sepeda motor yaitu bengkel sepeda motor. Edukasi yang dimaksud adalah memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai modifikasi sepeda motor yang relevan efekti dan efisian dalam persepsi teknologi dan sesuai dengan UU dan peraturan (modifikasi yang tidak melanggar hukum). Cukup banyak sepeda motor yang dimodifikasi tidak sesuai dengan aspek teknologi. Artinya, modifikasi yang dilakukan pada sepeda motor, tidak berdaya guna atau hanya mementikan faktor estetika. Tak jarang ditemui sepeda motor yang modifikasinya justru membahayakan pengendaranya dan orang lain, serta modifikasi melanggar hukum. Oleh sebab itu, matakuliah Modifikasi Sepeda Motor dengan pembelajaran lapangan, diharapkan dapat memberikan edukasi, baik kepada mahasiswa, masyarakat dan pengusaha bengkel sepeda motor. Ruang Lingkup Modifikasi Sepeda Motor Dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2009, Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan. Seiring perkembangan jaman, kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan untuk mendukung mobilitas barang dan manusia. Kendaraan bermotor diproduksi oleh sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Namun, seiring dengan dinamika kebutuhan dan mobilitas manusia, maka sebuah kendaraan sangat memungkinkan untuk diubah atau dimodifikasi. Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor (UU Nomor 22 tahun 2009). Secara hukum, modifikasi kendaraan diperbolehkan. Sedangkan secara teknik atau teknologi, modifikasi kendaraan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Sehingga, modifikasi yang dilakukan pada sebuah kendaraan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu jenis kendaraan bermotor yang sangat diminati masyarakat adalah sepeda motor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan bermotor tahun 2014 mencapai unit, meningkat 9,69% dari tahun sebelumnya. Jumlah itu didominasi oleh sepeda motor, unit (sumber: Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor 222 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

4 beroda 2 (dua) dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah (UU Nomor 22 tahun 2009). Jadi, ruang lingkup sepeda motor adalah roda 2 dan 3. Berbagai kendaraan, termasuk sepeda motor, diperbolehkan untuk dimodifikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan PP Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, sistem yang diperkenankan untuk dimodifikasi adalah spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut. Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai besaran perubahan terhadap dimensi, mesin dan kemampuan daya angkut tersebut. Sehingga, acuannya adalah kaidah ilmiah (teknologi), manfaat, keamanan dan keselamatan. Sepeda motor hasil produksi semua pabrikan memiliki dimensi yang berbeda-beda. Namun, ukurannya relatif sama, untuk setiap tipe sepeda motor. Sehingga, tidak terlalu sulit untuk melakukan perubahan dan mencari komponen/sparepart untuk mengubah dimensi sepeda motor. Produsen sparepart sepeda motor pun cukup banyak. Modifikasi mesin biasanya dilakukan untuk sepeda motor yang digunakan pada ajang balap. Tren yang berkembang saat ini adalah penggunaan sepeda motor pada kompetisi balap nasional. Hal tersebut berpengaruh besar terhadap antusiasme masyarakat untuk melakukan modifikasi mesin untuk kepentingan street performance dan kompetisi balap resmi. Modifikasi tersebut tentunya untuk menghasilkan daya dan kecepatan yang lebih baik. Matakuliah Modifikasi Sepeda Motor Mata kuliah Modifikasi Sepeda Motor merupakan mata kuliah kejuruan, membekali mahasiswa untuk dapat menguasai kemampuan, kepribadian, sikap dan perilaku serta keterampilan bidang teknik modifikasi sepeda motor. pengembangan teknologi dan tidak jarang yang melanggar peraturan yang ditetapkan pemerintah. Dalam kurikulum 2014 prodi Pendidikan Teknik Otomotif, terdapat 2 matakuliah yang berperan dalam upaya adaptasi dan pengembangan sepeda motor. Pertama, Matakuliah Teknologi Sepeda Motor dengan bobot 3 SKS (1 SKS teori dan 2 SKS Praktik) dan diberikan kepada mahasiswa semester kedua. Matakuliah tersebut memberikan dasar ilmu dan teknologi sepeda motor, baik secara teoritis maupun praktis. Matakuliah kedua adalah Modifikasi Sepeda Motor dengan bobot 3 SKS (2 SKS teori dan 1 SKS Praktik), yang diberikan kepada mahasiswa semester keenam. Matakuliah Modifikasi Sepeda Motor merupakan Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 223

5 matakuliah hasil pengembangan dari matakuliah Teknologi Sepeda Motor, yang dimunculkan pada Kurikulum Mata kuliah Modifikasi Sepeda Motor membahas materi tentang pengertian modifikasi sepeda motor, teknik disain rancangan modifikasi bodi sepeda motor, modifikasi mesin, modifikasi sistem kelistrikan kelengkapan asesoris sepeda motor dan disain rancangan kendaraan tepat guna berbasis sepeda motor. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan kuliah teori, praktikum bengkel, dan observasi lapangan. Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui ujian tulis, hasil rancangan modifikasi, kreatifitas hasil rancangan, dan partisipasi kehadiran mahasiswa dalam kegiatan belajar. Diakhir perkuliahan akan dicapai mahasiswa menguasai sikap, kepribadian, pengetahuan dan keterampilan sebagai pendidik yang profesional (Kurikulum 2014 Pendidikan Teknik Otomotif). Belajar Dan Pembelajaran Belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam kurun waktu tertentu sehingga terjadi perubahan pada dirinya. Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon (Prasetya Irawan dkk, 1997: 2). Seseorang dianggap telah belajar jika ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dalam belajar ini ada domain yang terjadi, yaitu: kognitif, efektif dan psikomotor (Ian Reece, 1997: 65). Dengan demikian perubahan yang terjadi bisa bersifat kognitif dari tidak tahu menjadi tahu, bersifat afektif perubahan tingkah laku, dan bersifat psikomotorik dari tidak bisa menjadi bisa. Mahasiswa program Diploma 3 Jurusan Teknik Otomotif, selama 6 semester melakukan proses pembelajaran di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Mereka melakukan kegiatan belajar menyelesaikan seperangkat mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum untuk mendapatkan predikat Ahli Madya. Salah satu mata kuliah penting yang harus mereka tempuh adalah modifikasi sepeda motor, karena pada mata kuliah inilah mahasiswa dituntut untuk dapat menampilkan kemampuan dan kompetensinya secara maksimal dalam tiga domain tersebut di atas secara terpadu. Dalam kegiatan belajar, ada kalanya seseorang menjumpai kesulitan belajar sehingga dapat memperhambat pemahaman mereka. Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai 224 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

6 dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan yaitu hasil belajar, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk dapat mengatasinya (P3G,1996:3). METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian survey. Survey dilakukan untuk mengidentifikasi persepsi bengkel modifikasi terhadap peraturan yang berhubungan dengan modfikikasi kendaraan. Selain itu, survey juga untuk pemetaan kompetensi,sarana dan prasarana serta model pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Teknik Otomotif FT UNY dengan subjek penelitian adalah dosen dan mahasiswa di Teknik Otomotif FT UNY. Dalam penelitian ini juga melibatkan pakar pendidikan vokasi dan praktisi dari industri dalam rangka pengembangan desain model maupun validasi/uji implementasi. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah bengkel modifikasi sepeda motor di kawasan Yogyakarta. Sedangkan yang menjadi responden adalah 13 orang perwakilan bengkel modifikasi sepeda motor. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu, teknik observasi, quisioner dan wawancara. Intrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah berupa lembar observasi, angket dan pedoman wawancara yang berisikan berbagai butir pertanyaa. Berituk ini adalah kisi-kisi intrumen penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Persepsi bengkel modifikasi sepeda motor terhadap prinsip modifikasi yang sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Saat ini, minat masyarakat untuk memodifikasi kendaraan semakin meningkat. Hal itu ditandai dengan tingginya permintaan modifikasi sepeda Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 225

7 motor di bengkel modifikasi dan bengkel modifikasi semakin ramai dikunjungi. Namun, Permasalahan yang kerap muncul adalah modifikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan prinsip pengembangan teknologi dan tidak jarang yang melanggar peraturan yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah, selaku regulator kendaraan bermotor yang beredar di Indonesia, telah menetapkan peraturan mengenai modifikasi kendaraan, yaitu dalam Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan. Dalam Undang-undang dan peraturan tersebut, dijelaskan bahwa Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda 2 (dua) dengan atau tanpa rumahrumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor. Menurut Peraturan Pemerintah Nomer 55 tahun 2012, modifikasi kendaraan bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor. Sedangkan menurut responden dalam penelitian ini yang berjumlah 13 orang dari 13 bengkel modifikasi, modifikasi Mengubah dan memperbaiki tampilan dan spesifikasi kendaraan. Secara umum pengertian modifikasi menurut responden tersebut relatif sama dengan pengertian dalam PP No 55 tahun 2012, yang berbeda adalah pernyataan memperbaiki. Dalam hal ini, maksud memperbaiki adalah menjadikan tampilan dan performa sepeda motor menjadi lebih baik menurut atau berdasarkan permintaan pemilik sepeda motor. Mengenai kaidah atau aturan-aturan dalam modifikasi sepeda motor, sebagian besar responden (70%) belum mengetahui UU dan PP mengenai modifikasi kendaraan. Artinya, modifikasi yang dilakukan tidak mengacu pada peraturan tersebut. Mengenai pedoman modifikasi, responden lebih banyak menggunakan buku manual sepeda motor dan artikel di internet sebagai bahan dan referensi dalam memodifikasi sepeda motor. Mengenai tujuan masyarakat yang ingin memodifikasi sepeda motornya, 87% Responden menyatakan bahwa Mereka selalu menanyakan tujuan modifikasi yang dilakukan masyarakat (pelanggan), sedangkan 13% responden tidak pernah menanyakan. Berdasarkan infromasi dari responden yang selalu menanyakan tersebut, tujuan yang kerap diungkapkan oleh pelanggan adalah untuk meningkatkan performa mesin (untuk race dan penggunaan harian), untuk mengikuti tren dan ingin memberikan tampilan baru pada kendaraan. 226 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

8 Mengenai keinginan modifikasi sepeda motor oleh pelanggan, Seluruh responden menyatakan bahwa selalu menuruti keinginan pelanggan, meskipun kompenen yang dimodifikasi kurang memberi manfaat. Namun akan akan memberi saran untuk memperbaiki minat modifikasi. Menurut responden, tujuan modifikasi yang paling sering dilakukan oleh pelanggan adalah untuk meningkatkan performa kendaraan dan memperbaiki yang rusak (engine); mengindahkan tampilan sepeda motor, aerodinamika body sepeda motor dan menguatkan rangka (body dan chassis); serta meningkatkan performa kendaraan (kelistrikan engine) dan mengindahkan tampilan sepeda motor (kelistrikan). Mengenai manfaat modifikasi yang dilakukan pelanggan, Responden dari bengkel modifikasi Body/Chassis pernah melakukan modifikasi atas pemintaan pelanggan, namun modifikasi tersebut kurang bermanfaat dan jurstu berbahaya. Misalnya permintaan penggantian roda yang tidak sesuai (terlalu kecil dan besar) dan penambahan fairing body yang menyulitkan pergerakan belok sepeda motor. Untuk bidang kelistrikan, modifikasi yang membahayakan yang kerap diminta pelanggan adalah penggantian lampu yang menyilaukan. Jika menerima permintaan modifikasi yang kurang bermanfaat atau mengabaikan faktor keamanan, seluruh responden menyatakan selalu menyarankan untuk mengubah minat modifikasi tersebut, agar lebih aman dan bermanfaat. Sepeda motor yang pernah dimodifikasi, ada kecendrungan akan dikembalikan pada kondisi semula (standar). Mengenai hal tersebut, Responden menyatakan cukup banyak pelanggan yang ingin mengembalikan kondisi sepeda motor ke kondisi semula. Alasan yang paling banyak diungkapkan adalah faktor kebosanan/jenuh dan kendaraan akan dijual kembali. 2. Kompetensi dalam Modifikasi Sepeda Motor sesuai dengan perkembangan teknologi atau kebutuhan masyarakat Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 227

9 Berikut ini adalah jenis kompetensi yang dibutuhkan pada bengkel modifikasi sepeda motor berdasarkan informasi dari responden dalam penelitian ini: Tabel 1. Kompetensi Di Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Sistem Engine Body/Chassis Kelistrikan Kompetensi teknis yang dimiliki oleh mekanik bengkel (1) menggunakan alat ukur presisi; (2) menggunakan Mesin bubut, Shaping Machine, Milling, Radial Bore, Veltical Boring, Copy Noken, Roll, Welding, Plasma cutting pengelasan (listrik dan gas), pengecatan (penggunaan pen brush/air brush), Bending plat dan pipa. kompetensi membaca diagram kelistrikan, pengukuran komponen sistem kelistrikan dan kompetensi dasar sistem kelistrikan sepeda motor (kelistrikan body dan engine). Tabel 2. Jenis Pekerjaan yang sering dilakukan di bengkel modifikasi Sistem Jenis Pekerjaan Yang Sering Dilakukan Estimasi Waktu Pengerjaan Engine a) Modifikasi diameter silinder 2-4jam b) Modifikasi permukaan kepala silinder 2-3 jam c) Modifikasi Poros Nok 2-5 jam Body/Chassis a) Pengecatan body/fairing 1 2 hari kerja Kelistrikan b) Modifikasi rangka dan pengecatannya 1 2 hari kerja a) Kelistrikan mesin (modifikasi sistem pengisian & pengapian) b) Kelistrikan body (modifikasi lampu dan asesoris) 3-6 jam 2-5 jam 3. Kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Metode untuk mengetahui kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor adalah dengan mengkaji jenis pekerjaan/kompetensi pada modifikasi sepeda motor dan membandingkan antara sarana prasarana yang ada di bengkel modifikasi dengan bengkel jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY, khususnya bengkel praktik Sepeda Motor (ATC). 228 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

10 Untuk kompetensi modifikasi sepeda motor, secara umum sudah relevan dengan kompetensi pada matakuliah Teknologi Sepeda Motor yang mencakup kompetensi Engine, Kelistrikan (body dan engine) dan Chassis. Hanya saja, modifikasi merupakan pengembangan produk. Pengembangan produk tersebut sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang tersedia. Untuk prasarana, bengkel Sepeda Motor jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY sudah representatif untuk melaksanakan perkuliahan Modifikasi Sepeda Motor. Bengkel mampu menampung peralatan dan unit kendaraan yang akan digunakan. Selain itu, juga mampu mengakomodir aktifitas mahasiswa dalam modifikasi sepeda motor. Pada aspek sarana, jika dibandingkan dengan peralatan yang digunakan di berbagai bengkel modifikasi di daerah Yogyakarta, sarana di bengkel Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif masih terbatas. Berikut ini adalah daftar sarana/peralatan yang bisa digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor: Tabel 3. Peralatan Utama di Bengkel Sepeda Motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY No Sedangkan peralatan yang digunakan di bengkel modifikasi sepeda motor adalah: Tabel 4 Peralatan Modifikasi Sepeda Motor Peralatan Untuk Modifikasi Tiap Sistem Engine Body/Chassis Kelistrikan Alat ukur teknik Alat ukur (multimeter, 1 Alat ukur presisi (jangka sorong, Mikrometer, Bore Gauge, Dial Indicator, Radius Gauge) 2 Mesin bubut Las (gas dan listrik) Hand tool (tool box) 3 Shaping Machine Kompresor dan Charger baterai Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 229

11 No Peralatan Untuk Modifikasi Tiap Sistem Engine Body/Chassis Kelistrikan perlengkapannya 4 Milling Pen brush/air brush Battery Tester 5 Radial Bore Sander Inverter 6 Veltical Boring Air Impact Wrenc Wire 7 Copy Noken Alat Safety Genset 8 Roll Grinding dan perlengkapannya 9 Welding End Wire Brush 10 Plasma cutting Bor dan perlengkapannya 11 Hand tool (tool box) Berdasarkan dua tabel di atas, terlihat ada perbedaan ketersediaan peralatan antara di bengkel sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif dan bengkel modifikasi, terutama peralatan untuk modifikasi engine. Peralatan modifikasi engine yang digunakan di bengkel modifikasi tidak tersedia bengkel sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. 4. Model pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor Kurikulum 2014 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Untuk mengentahui model pembelajaran yang efektif untuk perkuliahan Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY adalah dengan cara mengidentifikasi proses modifikasi sepeda motor yang biasa dilakukan di bengkel modifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses modifikasi setiap sistem (engine, body/chassis dan kelistrikan) berbedabeda. Untuk modifikasi Engine yang biasanya bertujuan untuk menaikkan daya, metode yang sering digunakan bengkel adalah berupa siklus modifikasi dan ujicoba, yaitu modifikasi, ujicoba dan modifikasi lagi jika hasilnya belum memuaskan. Setiap siklus modifikasi akan di-diagnosis permasalahan dan solusi hingga mendapat hasil yang memuaskan. Siklus tersebut sangat mirip dengan model pembalajaran Problem Based Learning (PBL), yang menekankan untuk mencari solusi dari masalah (problem) yang dihadapi. Sedangkan untuk modifikasi Body/chassis dan kelistrikan, metode yang kerap digunakan bengkel modifikasi adalah meniru yang sudah ada, lalu mengembangkannya berdasarkan permintaan pemilik sepeda motor. Dalam dunia keteknikan, metode ini dikenal dengan istilah Reverse Engineering. Sedangkan untuk konsep pengerjaannya, biasanya berbasis proyek satu kesatuan unit kendaraan. 230 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

12 Pembahasan 1. Persepsi bengkel modifikasi sepeda motor terhadap prinsip modifikas i yang sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Secara umum, makna modifikasi sudah dipahami oleh pihak bengkel modifikasi yang menjadi responden penelitian. Namun, Sebagian besar (70%) responden tidak mengetahui UU dan PP mengenai modifikasi kendaraan. Sehingga, modifikasi yang mereka lakukan berpedoman pada buku manual sepeda motor dan artikel di internet. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengna modifikasi kendaraan. Hal ini diketahui berdasarkan pernyataan dari responden, yang mengungkapkan bahwa Mereka belum pernah mendapat informasi atau sosialisasi terkait peraturan tersebut. Minimnya sosialisasi akan berdampak negatif terhadap perkembangan modifikasi ke depan. Salah satu dampak yang sudah terlihat adalah modifikasi yang tidak berdasar pada aspek manfaat. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan responden, yang menyatakan bahwa sebagian besar responden pihak bengkel selalu menuruti keinginan pelanggan, meskipun kompenen yang dimodifikasi kurang memberi manfaat dan ada yang justru cenderung membahayakan. Dari perspektif bengkel, hal ini bisa dipahami sebab sebagai bidang usaha, yang Mereka lakukan berdasar pada aspek bisnis. Artinya, ketika ada permintaan dari pelanggan, maka Mereka akan memberikannya. Meskipun responden pihak bengkel selalu menurui kemauan pelanggan meskipun modifikasi yang diminta kurang bermanfaat atau membahayakan, namun pihak bengkel akan memberi saran untuk memperbaiki minat modifikasi. Saran tersebut tentunya agar modifikasi yang diinginkan pelanggan menjadi lebih bermanfaat dan tidak mengabaikan aspek keselamatan berkendara. 2. Kompetensi dalam Modifikasi Sepeda Motor sesuai dengan perkembangan teknologi atau kebutuhan masyarakat Pemetaan kompetensi modifikasi sepeda motor ini bertujuan untuk menyusun kompetensi yang akan diberikan pada matakuliah Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Kompetensi pada modifikasi sepeda motor dibagi menjadi 3 sistem, yaitu Engine, Body/chassis dan kelistrikan. Berdasarkan informasi dari responden, kompetensi modifikasi engine mencakup (1) penggunaan alat ukur presisi dan (2) penggunaan Mesin produksi seperti bubut, Shaping Machine, Milling, Radial Bore, Veltical Boring, Copy Noken, Roll, Welding, Plasma cutting. Sebagian besar kompetensi tersebut merupakan kompetensi ranah Pemesinan (produksi). Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 231

13 Kompetensi yang masuk pada kurikulum jurusan Pendidikan Teknik Otomotif adalah penggunaan alat ukur presisi yang masuk pada matakuliah Alat dan Pengukuran Teknik dan kompetensi Welding yang masuk pada matakuliah Teknologi Pembentukan Dasar. Sehingga, untuk pelaksanaan matakuliah Modifikasi Kendaraan, kompetensi modifikasi Engine akan dibatasi pada ranah perencanaan. Perencanaan yang mencakup pada perhitungan ukuran komponen mesin, perhitungan modifikasi berdasarkan tenagan dan torsi yang dihasilkan, perhitungan berdasarkan efisiensi bahan bakar dan gas buang serta ujicoba hasil modifikasi engine. Sedangkan untuk sistem Body/Chassis, kompetensi modifikasi sepeda motor berdasarkan informasi dari responden adalah pengelasan (listrik dan gas), pengecatan (penggunaan pen brush/air brush), Bending plat dan pipa. Untuk matakuliah Modifikasi Sepeda Motor, kompetensi tersebut didukung oleh kompetensi dari matakuliah Teknologi Sepeda Motor, Teknologi Pengecatan, Teknologi Pembentukan Dasar dan Sistem Pemindah Tenaga. Sehingga, untuk penyusunan peta kompetensi matakuliah Teknologi Sepeda Motor dapat mengacu pada matakuliah pendukung tersebut. Untuk kompetensi Kelistrikan, kompetensinya adalah kompetensi membaca diagram kelistrikan, pengukuran komponen sistem kelistrikan dan kompetensi dasar sistem kelistrikan sepeda motor (kelistrikan body dan engine). Untuk matakuliah Modifikasi Sepeda Motor, kompetensi tersebut didukung Teknologi Sepeda Motor, Elektronika Dasar dan Listrik dan Elektronika Otomotif. Sehingga, untuk penyusunan peta kompetensi matakuliah Teknologi Sepeda Motor dapat mengacu pada matakuliah pendukung tersebut. 3. Kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Untuk kesiapan prasarana, bengkel Sepeda Motor jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY sudah siap untuk melaksanakan perkuliahan Modifikasi Sepeda Motor. Kontruksi dan luas bengkel bisa digunakan untuk menampung peralatan dan unit kendaraan yang akan digunakan. Selain itu, juga mampu mengakomodir aktifitas mahasiswa dalam modifikasi sepeda motor. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa prasarana bengkel sepeda motor jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY siap untuk melaksanakan matakuliah Modifikasi Sepeda Motor. Sedangkan dari kesiapan sarana, Berdasarkan tabel peralatan yang ada di jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY dan bengkel modifikasi, tampak cukup banyak perbedaan. Terutama peralatan untuk modifikasi engine. Peralatan modifikasi engine yang digunakan di bengkel modifikasi tidak tersedia bengkel sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Hal ini berhubungan 232 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

14 dengan kompetensi yang selama ini diberikan pada mahasiswa, yaitu berupa jasa perawatan, bukan menghasilkan suatu produk barang. Sehingga, alat/mesin produksi/modifikasi engine tidak disediakan di bengkel sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Untuk mengantisipasi minimnya peralatan, maka dapat jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY bekerjasama dengan bengkel modifikasi untuk pelasanaan pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor. Untuk pembelajaran yang mencakup perhitungan ukuran komponen mesin, perhitungan modifikasi berdasarkan tenagan dan torsi yang dihasilkan, perhitungan berdasarkan efisiensi bahan bakar dan gas buang dapat dilakukan di bengkel jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY. Sedangkan untuk pengerjaan modifikasi dan ujicoba dilakukan di bengkel modifikasi sepeda motor. Dengan demikian, pembalajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor dapat terlaksana dengan baik meskipun ada keterbatasan sarana/peralatan untuk pembelajaran. 4. Model pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor Kurikulum 2014 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Bedasarkan hasil penelitian, untuk modifikasi sistem Engine, pola pembelajaran Modifikasi Sepeda Motor akan efektif dengan metode Problem Base Learning (PBL). Sebab, pola modifikasi mesin yang didominasi oleh komunitas racing, menggunakan metode Trial and Test. Metode tersebut membiasakan untuk mencari masalah dan memikirkan solusi untuk masalah tersebut. Jika diterapkan pada pembelajaran untuk mata kuliah Modifikasi Sepeda Motor, maka PBL akan efektif. Selain itu, juga akan membiasakan mahasiswa untuk mendiagnosis masalah dan mencari solusinya. Untuk pembelajaran Body/Chassis dan Kelistrikan, pembelajaran model Reverse Engineering dan Project Based Learning dianggap akan efektif. Sebab, pola modifikasi sepeda motor di bengkel umum yang lebih banyak mengikuti tren dan meniru yang sudah ada. Hal itu relevan dengan model Reverse Engineering. Sedangkan pembelajaran Project Based Learning relevan dengan pengerjaan modifikasi Body/Chassis yang biasanya berbasis proyek per unit kendaraan. Pembelajaran ini akan membentuk mahasiswa untuk berfikir dan bekerja secara komprehensif berdasarkan proyek modifikasi yang akan dikerjakan. Selain itu, juga akan menumbuhkan sikap bertanggungjawab pada mahasiswa untuk menyelesaikan project yang telah ditugaskan. Ini penting untuk membangun softskill mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 233

15 SIMPULAN 1. Sebagian besar (70%) responden tidak mengetahui UU dan PP mengenai modifikasi kendaraan dan belum memahami konsep moifikasi sesuai aturan tersebut. 2. Kompetensi dalam Modifikasi Sepeda antara lain adalah (1) kompetensi penggunaan alat ukur presisi; (2) menggunakan Mesin bubut, Shaping Machine, Milling, Radial Bore, Vertical Boring, Copy Noken, Roll, Welding, Plasma cutting; (3) pengelasan (listrik dan gas); (4) pengecatan (penggunaan pen brush/air brush); (5)Bending plat dan pipa; (6) kompetensi membaca diagram kelistrikan; (7) pengukuran komponen sistem kelistrikan (8) kompetensi dasar sistem kelistrikan sepeda motor (kelistrikan body dan engine). 3. Berdasarkan komparasi dengan peralatan di bengkel modifikasi, diketahui bahwa sarana pembelajaran di bengkel jurusan Pendidikan Teknik Otomotif masih belum siap, karena masih belum relevan dengan peralatan modifikasi sepeda motor. 4. Model pembelajaran Problem Base Learning (PBL), Reverse Engineering dan Project Based Leasrning adalah model yang relevan dengan pola modifikasi sepeda motor. DAFTAR PUSTAKA Allison, M. & Kaye, J. (2005). Strategic planning for nonprofit oganization. New Jersey. John Wiley & Sons. Inc. Borg, W.R & Gall, M.D. (1989). Educational Rsearch : An Introduction Fourth Edition. New York. Longman. Direktorat PSMK. (Mei 2008). Kewirausahaan dalam kurikulam SMK. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Wirausaha Kuliner, di Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Direktorat PSMK. (2009). Roadmap pengembangan SMK Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fakultas Teknik UNY. (2015). Kurikulum 2014 Fakultas Teknik UNY. Heru Subroto. (2004). Kinerja unit produksi SMK Negeri kelompok Teknologi dan Industri di Jawa Tengah. Tesis. Program Pascasarjana UNY. (Tidak diterbitkan). 234 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

16 Jorgensen, J.E. et al. (1995). The learning factory. Proceedings of the Fourth World Conference on Engineering Education, St. Paul, Minneapolis, USA. Lamancusa, J.S. et al. (2006). The learning factory : industry-partnered active learning (versi elektronik). Journal of engineering education, 97, 1. Lambing, P.A. & Kuchl, C.R. (2003). Enteprneurship. CA: Prentice Hall. Peraturan Pemerintah. (2012). Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan Prosser, C.A. & Ouigley, T.H. (1950). Vocational education in a democracy (revised edition). Chicago, USA. CA: American technical society. Tilaar, H.A.R Manajemen pendidikan nasional: kajian pendidikan masa depan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Undang-Undang. (2002). Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 235

PROBLEMATIKA PENYELESAIAN PROYEK AKHIR BAGI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA 3 JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNY

PROBLEMATIKA PENYELESAIAN PROYEK AKHIR BAGI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA 3 JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNY PROBLEMATIKA PENYELESAIAN PROYEK AKHIR BAGI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA 3 JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNY Tawardjono Us., Sudiyanto, dan Kir Haryono (Dosen Jurdiknik Otomotif FT UNY) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk kepentingan lain. Bagi yang mempunyai hobi atau kesukaan pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk kepentingan lain. Bagi yang mempunyai hobi atau kesukaan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Saat ini sepeda motor tidak hanya digunakan untuk alat transportasi saja, melainkan dapat digunakan untuk kepentingan lain. Bagi yang mempunyai hobi atau kesukaan

Lebih terperinci

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Bidang Unggulan: Ilmu Kependidikan Kode/Nama Rumpun Ilmu: 785/Pendidikan Teknik Otomotif LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI Development and Upgrading of Seven Universities in Improving

Lebih terperinci

Penerapan Teaching Factory Jasa Boga untuk Meningkatkan Kompetensi Entrepreneur Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Penerapan Teaching Factory Jasa Boga untuk Meningkatkan Kompetensi Entrepreneur Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Received : November 2017 Accepted: December 2017 Published : January 2018 Penerapan Teaching Factory Jasa Boga untuk Meningkatkan Kompetensi Entrepreneur Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Gozali 1*, Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerataan ini meliputi kualitas, efisiensi dan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. SIL/MES/MES319/21 Revisi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : PROSES PEMESINAN LANJUT KODE MATA KULIAH : MES319 ( 3 SKS P ) SEMESTER : III PROGRAM STUDI : PEND. TEKNIK MESIN DOSEN PENGAMPU

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Ini terlihat dari data yang

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Ini terlihat dari data yang BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sekarang ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Ini terlihat dari data yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ATV (All Terrain Vehicle) ATV (All Terrain Vehicle) adalah sebuah kendaraan dengan penggerak mesin menggunakan motor bakar, mengunakan pula rangka khusus yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

TEACHING FACTORY SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF Oleh: Ibnu Siswanto

TEACHING FACTORY SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF Oleh: Ibnu Siswanto TEACHING FACTORY SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF Oleh: Ibnu Siswanto ibnusiswanto@uny.ac.id Abstrak Salah satu kata kunci untuk menjawab tantangan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yaitu bagaimana

Lebih terperinci

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN: PENGGUNAAN METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN OTOMOTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS, KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 WADASLINTANG Oleh : Singgih Haryono. Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK 265 STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK Yulan E. Pramudita 1, Kamin Sumardi 2, Ega T. Berman 3 Universitas Pendidikan Indonesia JL.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dibidang industri dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama pada sektor otomotif. Perkembangan tersebut ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya sangat diperlukan. Terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Kemajuan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman saat ini semakin pesat dan canggih. Hal ini ditandai dengan persaingan di segala bidang yang semakin ketat, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa karena pendidikan mengambil peranan penting untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mendapat bonus demografi berupa populasi usia produktif yang paling besar sepanjang sejarah berdirinya negara ini. Bonus demografi ini adalah masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap perkembangan sumber daya manusia.

Lebih terperinci

Paryanto (Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY)

Paryanto (Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY) EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK PEMESINAN MAHASISWA D3 TEKNIK MESIN UNY Paryanto (Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY) ABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi pelaksanaan praktik pemesinan di

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

SEMINAR NASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING KETERAMPILAN PERAWATAN DAN INSTALASI LISTRIK PADA PONDOK PESANTREN DAN PANTI ASUHAN Dyah Darma Andayani 1*, Nurlita Pertiwi 1 1 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

USAHA MENANGANI KETERBATASAN MEDIA PRAKTIK DI SMK

USAHA MENANGANI KETERBATASAN MEDIA PRAKTIK DI SMK USAHA MENANGANI KETERBATASAN MEDIA PRAKTIK DI SMK Disusun Oleh HENKY KURNIA DHANY, S.T. NIP. 19800408 201001 1 016 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR SMK NEGERI 10 KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (khususnya sepeda motor) berkembang. semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (khususnya sepeda motor) berkembang. semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia otomotif (khususnya sepeda motor) berkembang semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan berbagai komponen pendukungnya. Selain sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mochammad Imam Dzikyan Sofyan, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mochammad Imam Dzikyan Sofyan, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut peneliti, praktikum artinya melakukan suatu kegiatan secara nyata berdasarkan kepada teori-teori yang telah diajarkan sebelumnya. Praktikum ini

Lebih terperinci

Oleh : Amir Fatah ( ) Yoga Guntur S ( )

Oleh : Amir Fatah ( ) Yoga Guntur S ( ) 1 Implementasi Flate rate dan Pencapaian Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah Praktik Teknologi Pembentukan Dasar (TPD) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Oleh : Amir Fatah ( amir_fatah@uny.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk berkembangnya

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER (STMIK) MITRA LAMPUNG

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER (STMIK) MITRA LAMPUNG PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER (STMIK) MITRA LAMPUNG Lampiran 1 : Format Rencana Pembelajaran Semester RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER NAMA

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang bergerak relatif cepat. sumber daya manusia dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang bergerak relatif cepat. sumber daya manusia dengan perkembangan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Suatu bangsa hanya dapat dimungkinkan maju apabila sumber daya manusia yang terkandung

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR KODE KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis dan emosinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menempati peran sangat strategis dalam pembangunan nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

KESESUAIAN MATERI KEGIATAN INDUSTRI MITRA DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN PADA PROGRAM PRAKTIK INDUSTRI MAHASISWA JURDIKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNY

KESESUAIAN MATERI KEGIATAN INDUSTRI MITRA DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN PADA PROGRAM PRAKTIK INDUSTRI MAHASISWA JURDIKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNY KESESUAIAN MATERI KEGIATAN INDUSTRI MITRA DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN PADA PROGRAM PRAKTIK INDUSTRI MAHASISWA JURDIKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNY Putut Hargiyarto (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia secara umum memiliki karakteristik bersifat abstrak sehingga diperlukan kemampuan guru untuk menjadikannya lebih konkrit. Salah satunya dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa kendaraan dirancang selain untuk transportasi juga dirancang untuk kenyamanan pengendara. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis, seperti yang tercantum pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 15,

Lebih terperinci

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN 247 EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN Saeful M. Hidayat 1, Wowo S. Kuswana 2, Sunarto H. Untung 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sesuai dengan Peraturan Menteri

Lebih terperinci

ARTIKEL PERANCANGAN POMPA ANGIN ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN KOMPRESI MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK

ARTIKEL PERANCANGAN POMPA ANGIN ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN KOMPRESI MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK ARTIKEL PERANCANGAN POMPA ANGIN ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN KOMPRESI MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK THE DESING OF ALTERNATIVE WIND PUMPS USING A COMPRESSION ENGINE MOTORCYCLE 4 STROKE Oleh: NAMA : PRASETYO

Lebih terperinci

MODEL TES DAN ANALISIS KOMPETENSI SISWA DI SEKOLAH DASAR

MODEL TES DAN ANALISIS KOMPETENSI SISWA DI SEKOLAH DASAR Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 MODEL TES DAN ANALISIS KOMPETENSI SISWA DI SEKOLAH DASAR Zamsir FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK

STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK 268 STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK Rian O. Firmansyah 1, Inu H. Kusumah 2, Nana Sumarna 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: SUPRIYADI I8612046 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini salah satu tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia adalah menyongsong era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi disetiap bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga merambah dalam bidang industri manufaktur. Sehingga saat ini manusia

BAB I PENDAHULUAN. juga merambah dalam bidang industri manufaktur. Sehingga saat ini manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini juga merambah dalam

Lebih terperinci

MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK

MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK 33 MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK Daniel Santoso 1, Wahid Munawar 2, Sriyono 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas individu yang mempunyai kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X MATA DIKLAT OTOMOTIF DASAR MELALUI METODE PRODUCTION BASED TRAINING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X MATA DIKLAT OTOMOTIF DASAR MELALUI METODE PRODUCTION BASED TRAINING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X MATA DIKLAT OTOMOTIF DASAR MELALUI METODE PRODUCTION BASED TRAINING DI SMK PUTRA BANGSA SALAMAN MAGELANG E-JOURNAL Disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan

Lebih terperinci

Jam Pelajaran Jam Pelajaran Koefisien Keterangan

Jam Pelajaran Jam Pelajaran Koefisien Keterangan ANALISA SENSITIVITAS Perbaikan Koefisien Nilai Untuk Waktu Pembelajaran Secara Praktikum Jika dibandingkan dengan perhitungan sebelumnya dimana mata pelajaran KK9, KK12, dan KK14 memiliki kekurangan dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ALAT PERAGA ENGINES CUTTING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN KELAS X DI SMK YPT PURWOREJO

PENERAPAN METODE ALAT PERAGA ENGINES CUTTING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN KELAS X DI SMK YPT PURWOREJO ISSN: 2303-3738 Vol.06/No.02/Juni 2015 PENERAPAN METODE ALAT PERAGA ENGINES CUTTING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN KELAS X DI SMK YPT PURWOREJO Oleh: Muhamad Abu Jamroh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi saat ini, menuntut sumber daya manusia memiliki kualitas yang baik agar mampu bersaing dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 15/08/2016 Tanggal revisi 25/02/2017 Fakultas Program D3 Bisnis dan Kewirausahaan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER

ANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 5, No. 1, April 2016 40 ANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER BIDANG BOGA (Penelitian Terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang sangat menentukan. Setiap gerak pembangunan pasti memerlukan inovasi pengetahuan, keterampilan,

Lebih terperinci

BIODATA MAHASISWA PINDAHAN/TRANSFER/LINTAS JALUR * ( Wajib diisi )

BIODATA MAHASISWA PINDAHAN/TRANSFER/LINTAS JALUR * ( Wajib diisi ) BIODATA MAHASISWA PINDAHAN/TRANSFER/LINTAS JALUR * ( Wajib diisi ) Nama Mahasiswa : Tempat, tgl lahir : PT Asal : NIM asal : Jurusan asal : Fakultas Asal : Ijazah terakhir : Pindah / Transfer / Lintas

Lebih terperinci

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPESIFIKASI PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPS PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN SF 1 1 Revisi : III Tanggal : 17 Agustus 2011 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin perkembangan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh terhadap kemajuan teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kalangan pendidikan maupun masyarakat untuk menambah pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. di kalangan pendidikan maupun masyarakat untuk menambah pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kalangan perguruan tinggi khususnya mahasiswa untuk dapat serta menciptakan dan meningkatkan penguasaan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN CAD DAN PEMESINAN CNC DI SMK

PENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN CAD DAN PEMESINAN CNC DI SMK ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN CAD DAN PEMESINAN CNC DI SMK Oleh : Bernardus Sentot Wijanarka Dwi Rahdiyanta Edi Purnomo Mahasiswa:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang mengutamakan pada bidang keahlian untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. SIL/TSP/PTK 205/13 Revisi: 00 Tgl: Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN KODE MATA KULIAH : PTK 205 SEMESTER : GENAP PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN (S1)

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Agar pelaksanaan PPL dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan maka perlu dilakukan berbagai persiapan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia kerja, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan masih terbuka namun sangat kompetitif. Hal ini tidak terkecuali dalam dunia kerja pada industri

Lebih terperinci

ARTIKEL MODUL PRAKTIK ELEKTRONIKA DAYA DENGAN BANTUAN SOFTWARE PSIM UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA. Oleh :

ARTIKEL MODUL PRAKTIK ELEKTRONIKA DAYA DENGAN BANTUAN SOFTWARE PSIM UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA. Oleh : ARTIKEL MODUL PRAKTIK ELEKTRONIKA DAYA DENGAN BANTUAN SOFTWARE PSIM UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA Oleh : Muhamad Ali, MT (NIP. 19741127 200003 1 005) Dibiayai oleh Dana DIPA BLU Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Model pengembangan yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pentingnya pendidikan, baik bersifat formal maupun non formal,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR BERBASIS WEBSITE MATA KULIAH WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG.

BAHAN AJAR BERBASIS WEBSITE MATA KULIAH WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG. TEKNO, Vol 26 September 2016, ISSN : 1693-8739 BAHAN AJAR BERBASIS WEBSITE MATA KULIAH WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Hari Putranto Abstrak: Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini karena mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam Pasal 1 Undang-Undang

Lebih terperinci

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI 221 RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI Deni Indrayani 1, Inu H. Kusumah 2, Enang S. Arifiyanto 3 Departemen Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI PURWARUPA ELECTRIC MONOWHEEL

PROSES PRODUKSI PURWARUPA ELECTRIC MONOWHEEL PROSES PRODUKSI PURWARUPA ELECTRIC MONOWHEEL PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : YEHEZHKIEL YESAN PERDANA PUTRA NIM. I 8110045 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangangan kendaraan bermotor saat ini khususnya kendaraan. untuk mencapai kecepatan maksimum dari posisi keadaan kecepatan 0

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangangan kendaraan bermotor saat ini khususnya kendaraan. untuk mencapai kecepatan maksimum dari posisi keadaan kecepatan 0 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Perkembangangan kendaraan bermotor saat ini khususnya kendaraan roda dua sangat pesat, dari yang memiliki CC yang hanya 80-an saja hingga memiliki CC 250-an yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi rahasia umum apabila perkembangan lalu lintas pada saat ini begitu pesat hal ini beriringan pula dengan perkembangan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Ini terlihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS yang bekerjasama

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG Nur Fadilah Sri Untari Siti Awaliyah Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) ELEMEN MESIN I. Disusun Oleh: Ir. Masruki Kabib, MT

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) ELEMEN MESIN I. Disusun Oleh: Ir. Masruki Kabib, MT RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) ELEMEN MESIN I Disusun Oleh: Ir. Masruki Kabib, MT PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS AGUSTUS 2011 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang 12 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN JOBSHEET MAPEL PRODUKTIF PADA SMK. Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. Fakultas Teknik UNY

PANDUAN PENYUSUNAN JOBSHEET MAPEL PRODUKTIF PADA SMK. Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. Fakultas Teknik UNY PANDUAN PENYUSUNAN JOBSHEET MAPEL PRODUKTIF PADA SMK Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. Fakultas Teknik UNY Jobsheet adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Jobsheet memuat paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia otomotif di seluruh dunia saat ini dihadapkan pada masalah tingginya harga dan menipisnya ketersediaan bahan bakar minyak sebagai sumber energi primer kendaraan.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA) LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA) Laporan Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan dapat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu

Lebih terperinci

Key words: media, motivation, learning achievement

Key words: media, motivation, learning achievement PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN SISWA KELAS XI TSM DI SMK BINA MANDIRI KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PENERAPAN BUKU SAKU MASTERCAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DI SMK N 2 DEPOK SLEMAN ARTIKEL

PENERAPAN BUKU SAKU MASTERCAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DI SMK N 2 DEPOK SLEMAN ARTIKEL PENERAPAN BUKU SAKU MASTERCAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DI SMK N 2 DEPOK SLEMAN ARTIKEL Oleh : ANDI SETIAWAN NIM. 113247 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 18 halaman Mata Kuliah : Pengantar Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TYPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TYPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK 124 PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TYPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Octapin A. Tarigan 1, Inu H. Kusumah 2, Uli Karo Karo 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan pasar bebas, perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh,

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK TARUNA MANDIRI CIMAHI

2015 HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK TARUNA MANDIRI CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan keterampilan khusus untuk dapat

Lebih terperinci