PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE. Oleh Pipit Festy Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE. Oleh Pipit Festy Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan"

Transkripsi

1 1 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE Oleh Pipit Festy Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan 1

2 ABSTRAK Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Sehingga pasien akan mengalami kelumpuhan dalam jangka waktu lama. Untuk mengurangi dampak kecacatan, maka dibutuhkan program Rehabilitasi Medik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peran keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya tahun 2009.Desain penelitian adalah deskriptif dengan jumlah sampel 23 responden dari 23 orang populasi. Analisa data dengan menggunakan tabel Distribusi Frekwensi. Hasil penelitian didapatkan bahwa peran keluarga sebagai motivator adalah baik (78%), peran keluarga sebagai Educator masih sangat kurang (39%), dan peran keluarga sebagai perawat keluarga sudah cukup (65%).Kesimpulan, semakin baik peran yang dimainkan oleh keluarga dalam pelaksanaan program Rehabilitasi Medik pada pasien stroke, maka semakin baik pula hasil yang akan dicapai. 1. Latar Belakang Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba (Depkes RI, 1996). Jaringan otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi sehingga berakibat fatal atau bahkan dapat membatasi pasien selama bertahun-tahun sebagai orang cacat. ( Dan oleh karena kecacatan merupakan masalah yang luas dan komplek, maka dalam penatalaksanannya memerlukan pelayanan secara khusus yaitu program Rehabilitasi Medik. Disinilah peran dan fungsi keluarga sangatlah penting disaat salah satu anggota keluarganya mengalami masalah kesehatan (stroke). Adapun peran itu sendiri merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan (Marilyn. M. Friedman, 1998; 39

3 2 286). Untuk berfungsinya peran secara adequat merupakan hal yang sangat penting bukan hanya untuk berfungsinya individu secara sukses melainkan juga untuk keberhasilan fungsi keluarga. Fungsi-fungsi keluarga dicapai lewat penampilan peranperan keluarga (Marilyn. M. Friedman, 1998; 286). Menurut Dovali dan Logan (1986) keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga. Dimana keluarga memiliki fungsi yang sa;ah satunya adalah tugas kesehatan keluarga yang menurut Friedman (1988) yaitu keluarga mampu memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, keluarga mampu mempertahankan/ menciptkan suasana rumah yang sehat dan keluarga mampu membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan selama 2 bulan pada 20 orang yang memiliki keluarga pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya, hanya 5 orang (75%) mengatakan bahwa mereka ikut serta dalam pelaksanaan program Rehabilitasi Medik pasien stroke. Menurut catatan medis di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya di sepanjang tahun 2006 sebanyak 40 orang yang menderita penyakit stroke. Dan sesuai dengan penyebabnya, pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya, telah dilaksanakan program Rehabilitasi Medik. Menurut WHO, semua tindakan yang ditujukan guna mengurangi dampak keadaan cacat dan meningkatkan kemampuan penyandang cacat sampai interaksi sosial disebut dengan Rehabilitasi Medik. 2

4 3 Dan program ini sangat diperlukan guna meringankan kecacatan pada cacat primer dan pencegahan terhadap keadaan cacat berat (Tamrinzam Hamid, 1992). Dan pada kenyataannya pasien stroke yang tidak dilakukan program Rehabilitasi Medik dan adaptasi secara dini, dalam waktu beberapa minggu saja maka akan mulai timbul komplikasi-komplikasi seperti atrofi otot, kontraktur sendi, osteoporosis, batu kandung kencing, Hipotensi artostatik, phlebotrombosis, hipostatik pneumoni, dicubitus, deteriorasi psikologis (Tamrinzam Hamid, 1992; 5-7). Sakit yang serius atau cacat jangka panjang seorang anggota keluarga sangat mempengaruhi perkembangan keluarga dan perkembangan anggota keluarga secara individual khususnya anggota keluarga yang sakit/cacat (Marilyn. M.Friedman, 1998; 142). Disini peran keluarga diharapkan sekali sehingga dapat lebih meningkatkan perawatan bagi pasien stroke guna meminimalkan terjadinya kecacatan fisik dan ketergantungan pasien stroke dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pemberian penyuluhan kesehatan terhadap keluarga pasien stroke merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya program Rehabilitasi Medik bagi pasien stroke sehingga keluarga lebih mengoptimalkan perawatan pada program Rehabilitasi Medik pada pasien stroke. 2. Rumusan Masalah Bagaimana peran keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya. 3. Tujuan Penelitian Tujuan 3

5 4 Untuk mempelajari peran keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya. TINJAUAN PUSTAKA 1 Keluarga Pengertian Menurut Duvali dan Logan (1986) keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 286) Fungsi Keluarga 1. Fungsi reproduksi yaitu keluarga berfungsi untuk kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 2. Fungsi ekonomi yaitu merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. 3. Fungsi osialisasi yaitu keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi dimana sosialisasi ini merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi individu yang secara kontinu dapat mengubah perilaku sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. 4. Fungsi perawatan kesehatan yaitu keluarga mempunyai fungsi melaksanakan praktek asuhan keperawatan untuk mencegah terajdinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. 5. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga, keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif tidak terpenuhi. 2. Peran 4

6 5 Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 286) Kategori 1). Peran Formal Adalah serangkaian perilaku yang diharapkan dan bersifat homogen atau eksplisit atau bisa dikatakan peran yang nampak jelas misalnya peran yang ada dalam keluarga yaitu peran sebagai suami Ayah, istri Ibu, dan anak sanak saudara. 2). Peran Informal Adalah peran yang bersifat implisit yang biasanya tidak tampak jelas ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional, individual dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Diantaranya adalah : (1). Peran sebagai Motivator Adalah peran sebagai pendukung bagi anggota keluarga yang lain. Dimana Caplan (1976) membaginya menjadi : a). Dukungan informasional b).dukungan penilaian c). Dukungan instrument d). Dukungan emosional (Marilyn. M. Friedman, 1998; 197) (2). Peran sebagai Educator Adalah peran sebagai pendidik bagi anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan program asuhan kesehatan secara mandiri. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 6) (3). Peran sebagai Perawat Keluarga Adalah peran sebagai perawat di dalam sebuah keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 486) Faktor yang mempengaruhi struktur peran 1) Kelas Sosial Fungsi kehidupan keluarga dalam hubungannya dengan peran keluarga dipengaruhi oleh tuntutan 5

7 6 dan kepentingan yang ada pada keluarga tersebut. 2) Bentuk Keluarga Bentuk keluarga menggambarkan berbagai adaptasi terhadap tuntutan keluarga yang terbeban pada orang dan keluarga. Setiap keluarga membentuk kekuatannya sendiri dan mudah dipengaruhi. 3) Model-model Peran Dengan menganalisa model peran dari anggota keluarga, maka akan ditemukan kehidupan awal keluarga tersebut. 4) Peristiwa Situasional khususnya masalah kesehatan Kejadian kehidupan situasional yang berhadapan dengan keluarga pasti mempengaruhi fungsi peran mereka dan situasi ini merupakan kejadian yang penuh dengan stress. 5) Tahap siklus kehidupan keluarga Dalam siklus kehidupan setiap keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat diprediksi, dimana peran individu dalam sebuah keluarga akan mengalami perubahan melalui berbagai cara yang berlangsung dalam siklus kehidupan keluarga tersebut. 6) Latar belakang keluarga Latar belakang sangat berkaitan dalam memahami perilaku sistim nilai dan peran anggota keluarga karena dapat mempengaruhi dan membatasi tindakan individual, keluarga sosial. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 299) 3. Stroke atau CVA (Cerebro Vaskuler Accident) i. Pengertian Stroke atau Cerebro Vaskuler Accident adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba (Arief Mansjoer, 2000;17). ) Gejala Gejala yang timbul tergantung berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi klinik stroke akut dapat berupa : 6

8 7 1) Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiporose) yang timbul mendadak 2) Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik) 3) Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letangi, stopor atau koma). 4) Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan) 5) Disatria (bicara pelo atau cedal) 6) Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) 7) Afaksia (trunkel atau anggota badan) 8) Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala (Arif Mansjoer, 2000; 17) Tipe Stroke 1) Thrombitic stroke Terjadi bila ada bekuan darah (thrombus) yang terbentuk di dalam arteri dan menghambat aliran darah ke otak. 2) Emboli stroke Terjadi bila ada sebuah bekuan darah atau sebagian dari plaque yang terbentuk dalam pembuluh darah lain ditubuh, kemudian pecah dan mengalir ke pembuluh darah otak. Pecahan ini yang akhirnya menyumbat sebuah arteri ke dalam otak. 3) Lakunar stroke Terjadi karena adanya blokade atau sumbatan pada beberapa pembuluh darah kecil di dalam otak. 4) Cerebral hemorrhage Terjadi bila arteri di otak pecah yang menyebabkan sel darah keluar dari pembuluh darah. Stroke jenis ini tidak ditandai dengan gejala awal (terjadi secara tiba-tiba), biasanya terjadi akibat dari tekanan darah yang tinggi dan 7

9 8 dapat juga terjadi karena adanya kelainan bawaan pada pembuluh darah. ( 2009) ) Pencegahan 1) Pencegahan primer (1) Strategi kampanye nasional yang terintegrasi dengan program pencegahan penyakit vaskuler lainnya. (2) Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke a) Menghindari rokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obatobatan golonganamfetamin, kokain dan sejenisnya. b) Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan c) Mengendalikan hipertensi, diabetus melitus, penyakit jantung, penyakit vaskuler arterosklerosis lainnya. d) Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur 2) Pencegahan Sekonder (1) Memodifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor resiko, misal: - Hipertensi Diet, obat antihipertensi yang sesuai - DM Diet, obat hipoglicemik oral / insulin dll. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin b. Rehabilitasi Medik 1. Pengertian Rehabilitasi Medik adalah pemulihan seseorang yang cacat akibat cedera atau penyakit kepada kemampuan fisik, mental, emosi sosial, vokasional dan ekonomi yang sebesar-besarnya dan bila mampu berkarya diberi kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Menurt WHO, Rehabilitasi Medik adalah semua tindakan yang ditujukan guna mengurangi dampak keadaan cacat dan bersikap serta meningkatkan kemampuan penyandang cacat mencapai integrasi social. (Tamrizam Hamid, 1992; 2) 2. Tujuan 8

10 9 1) Meniadakan keadaan cacat bila mungkin 2) Mengurangi keadaan cacat sebanyak mungkin 3) Melatih orang dengan sisa keadaan cacat berat dan untuk dapat hidup dan bekerja dengan apa yang tinggal padanya. (Tamrizam Hamid, 1992; 3) 3. Unsur Dalam Program Rehabilitasi Medik 1) Pemulihan kondisi fisik 2) Pemulihan kondisi psikologik 3) Latihan prevokasimal dan pengalaman kerja singkat guna membantu penderita mengembalikan kepercayaan diri 4) Resosialisasi (Tamrizam Hamid, 1992; 3) 4. Tahap-tahap Pencegahan Kecacatan pada Program Rehabilitasi Medik 1) Pencegahan tingkat pertama Tindakan yang dilakukan guna mengurangi terjadinya hambatan 2) Pencegahan tingkat Tindakan yang dilakukan setelah terjadinya hambatan dan intervensi ditujukan kepada timbulnya pembatasan fungsional (cacat ringan) 3) Pencegahan tingkat ketiga Tindakan yang dilakukan segera sesudah terjadinya pembatasan fungsional yang menetap dan intervensi yang dilakukan guna mencegah transisi ke keadaan cacat berat. (Tamrizam Hamid, 1992; 5) Program Rehabilitasi Medik Pasien Stroke Program Rehabilitasi Medik yang aktif dapat dimulai segera setelah keadaan pasien mengizinkan untuk dimobilisir. Untuk pasien stroke yang disebabkan oleh pendarahan, pada umumnya program Rehabilitasi Medik dapat dimulai 5 6 hari setelah permulaan sakit. Untuk pasien stroke yang disebabkan oleh Thrombose / Eomboli, program rehabilitasi medik dapat dimulai 24 jam sampai 48 jam setelah serangan. 9

11 10 METODE PENELITIAN stroke yang disebabkan oleh Thrombose/Emboli. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Sampel desain diskriptif yaitu suatu Sampel pada penelitian ini adalah metode penelitian yang keluarga yang memiliki pasien stroke dilakukan dengan tujuan utama yang dirawat di Rumah Sakit untuk mengetahui gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan Al.Irsyad Surabaya dan memenuhi kriteria inklusi yaitu : secara obyektif (Notoadmojo; 2003; 138).Dalam hal ini peneliti 1. Keluarga pasien stroke yang bersedia menjadi responden ingin mengidentifikasi peran dan telah menandatangani keluarga dalam pelaksanaan informed concent Rehabilitasi Medik pada pasien stroke. Populasi, Sampel. Sampling Populasi Keluarga pasien stroke yang bisa membaca dan menulis Keluarga pasien stroke yang dalam keadaan sehat Dalam penelitian ini Keluarga pasien stroke yang populasi yang dimaksud adalah menunggu pasien stroke keluarga yang memiliki pasien tersebut selama dirawat di stroke yang dirawat di Rumah Rumah Sakit Al.Irsyad Sakit Al.Irsyad Surabaya Surabaya sebanyak 23 orang pada bulan Juni 2009 yang terdiri dari 7 5. Keluarga pasien stroke yang disebabkan oleh Thrombose orang pasien stroke yang Sampling disebabkan oleh perdarahan otak dan 16 orang pasien Teknik sampling pada penelitian ini adalah total sampling yaitu semua keluarga yang memiliki pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit 10

12 11 Al.Irsyad Surabaya sebanyak 23 orang. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Identifikasi Variabel Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,2002;96). Variabel dalam penelitian ini adalah peran keluarga dalam pelaksanaan rehabilitasi medik pasien stroke. Pengumpulan Data dan Analisa Data Pengumpulan Data dan analisa Data yang dikumpulkan diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner dan angket yang sudah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Data di olah menggunakan distribusi frekuensi dalam bentuk tabel (Master Sheet) Untuk mengetahui faktor pengetahuan dihitung menggunakan distribusi frekwensi dengan rumus : P X n x100% keterangan : P= Prosentase X= Jumlah skor jawaban yang benar n= Jumlah skor jawaban yang seharusnya Ssetelah diketahui prosentasenya kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekwensi dengan menggunakan kriteria = (1) Sangat kurang = < 40% (2) Kurang = 45 55% (3) Cukup = 56 75% (4) Baik = % (Arikunto, 1998;246) Hasil pengolahan data Hasil pengolahan data nanti disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan dan pengolahan data 11

13 12 yang dilaksanakan di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya pada bulan Juni tahun 2009 dengan jumlah responden sebanyak 23 orang. Hasil penelitian ini meliputi data umum yang meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan. Dan untuk data khusus meliputi peran keluarga sebagai motivator, educator, perawat keluarga. Hasil Penelitian Data Umum Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun No 1 2 Jenis Kelamin Laki laki Perempuan Jumlah Responden Prosentas e (%) 52% 48% Jumlah % Berdasarkan tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa responden laki-laki sebanyak 12 orang (52%) dan responden No perempuan sebanyak 11 orang (48%) Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun Pendidikan SD SLTP SMU DIII SARJANA Jumlah Responden Prosentase (%) 22% 17% 57% 4% Jumlah % Berdasarkan tabel 4.2. diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendidikan SMU yaitu sebanyak 13 orang (57%) dan responden paling sedikit adalah responden yang berpendidikan DIII yaitu sebanyak hanya 1 orang (4%). - 12

14 13 No Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun Pekerjaan Jumlah Prosenta Responden se (%) Wiraswasta 2 9% Swasta 14 61% Pegawai - - Negeri 7 30% Tidak Bekerja Jumlah % Berdasarkan tabel 4.3. diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang bekerja swasta yaitu sebanyak 14 orang (61%) dan responden yang paling sedikit adalah responden yang bekerja wiraswasta yaitu hanya 2 orang (9%) Tabel.4. Distribusi peran keluarga sebagai motivator dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun Peran Keluarga Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Frekwensi Nilai Prosentase (%) 78% 13% 9% Jumlah % Berdasarkan tabel 4.4. diatas menunjukkan bahwa peran keluarga sebagai motivator sudah berjalan dengan baik yaitu sebanyak 18 responden (78%) dari 23 responden Data Khusus 13

15 14 Tabel 5. Peran Keluarga Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Distribusi peran keluarga sebagai educator dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun Frekwensi Nilai Prosentase (%) 22% 22% 17% 39% Jumlah % Berdasarkan tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa peran keluarga sebagai educator ternyata masih sangat kurang yaitu sebanyak 9 responden (39%) dari 23 responden. Tabel 6. Distribusi peran keluarga sebagai perawat keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun Peran Keluarga Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Frekwensi Nilai Prosentase (%) 31% 65% 4% Jumlah % Berdasarkan tabel 4.6. diatas menunjukkan bahwa keluarga sebagai perawat keluarga sudah cukup yaitu sebanyak 15 responden (65%) dari 23 responden. - Pembahasan 1. Peran Keluarga Sebagai Motivator Pada tabel 4. berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan 14

16 15 gambaran bahwa sebagian besar keluarga pasien stroke telah menjalankan perannya dengan baik sebagai motivator di dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik yaitu mencapai 78%. Hal ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya keluarga pasien stroke yang memiliki motivasi tinggi dalam memberikan dukungan pasien stroke di dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik yang meliputi: keluarga mengingatkan disaat akan dilakukan latihan, mendorong pasien agar tidak putus asa, agar pasien patuh terhadap program latihan dan pasien melakukan latihan secara rutin. Sehingga dapat menimbulkan semangat pada diri pasien demi tercapainya peningkatan status kesehatan secara optimal. Tingginya motivasi keluarga dalam memberikan motivasi secara optimal pada pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik dipengaruhi salah satunya oleh kejadian situasional. Hal ini sesuai dengan Friedman (1998) bahwa kejadian situasional disini merupakan kejadian yang berhadapan dengan keluarga yang pasti mempengaruhi fungsi peran setiap anggota keluarga dan situasi ini sebenarnya merupakan kejadian yang penuh dengan stres. 2. Peran Keluarga Sebagai Educator Pada tabel 5. berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran bahwa peran keluarga sebagai educator yang telah diperankan dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik ternyata masih 15

17 16 sangat kurang yaitu hanya mencapai 39%. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang program Rehabilitasi Medik pada pasien stroke sehingga keluarga kurang mampu memberikan pendidikan pada pasien tentang pentingnya program Rehabilitasi Medik, tentang urutan pelaksanaan latihan, tentang akibat bila tidak menjalani latihan, dan tentang pengalaman pengalaman yang terjadi di masyarakat pada pasien yang menjalani latihan dan yang tidak menjalani latihan. Kurangnya pengetahuan keluarga dalam menjalankan peran sebagai educator disebabkan oleh karena kurangnya pengalaman keluarga tentang cara merawat pasien stroke, kurangnya informasi yang didapat oleh keluarga tentang penyakit stroke dan tentang program Rehabilitasi Mediknya. Adapun pengetahuan itu sendiri merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan pada obyek tertentu (Notoadmodjo, 2003). Peran keluarga sebagai educator ini hendaklah dapat lebih ditingkatkan karena keluarga merupakan sistim pendukung yang penting dalam memberikan pendidikan kesehatan dalam sebuah keluarga. 3. Peran Keluarga Sebagai Perawat Keluarga Pada tabel 6. berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran bahwa peran sebagai perawat keluarga yang telah diperankan oleh keluarga dalam 16

18 17 pelaksanaan Rehabilitasi Medik meringankan dampak sudah cukup yaitu mencapai 65%. Ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya keluarga pasien stroke yang sudah mampu melaksanakan tindakan keperawatan secara mandiri. Yang menurut Notoadmodjo perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Dimana hal ini akan mempengaruhi peran keluarga sebagai perawat keluarga terutama pada pasien stroke yang membutuhkan program Rehabilitasi Medik yang meliputi keluarga memperhatikan waktu (jadwal) kecacatan, keluarga melakukan tindakan untuk meningkatkan status kesehatan, dan keluarga selalu berkonsultasi dengan petugas rehabilitasi medik tentang program latihan dan tentang kadaaanya, maka hendaklah lebih ditingkatkan lagi pelayanan kesehatan bagi anggota keluarga yang sakit demi peningkatan derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : latihan, keluarga memberikan perawatan sederhana untuk 17

19 18 1. Peran keluarga sebagai motivator DAFTAR PUSTAKA yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009 sebagian besar adalah baik 78%. 4. Peran keluarga sebagai pasien educator yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di rumah sakit Al.Irsyad Surabaya tahun 2009 adalah sangat kurang 39%. 5. Peran keluarga sebagai perawat keluarga yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009 adalah cukup 65%. Arif Manjoer, Suprohaita, Wahyu Ika Wardani, Wiwik Setyowulan (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga jilid kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Media Aesculapius. Arikunto, S (2002), Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktek edisi Revisi V, Jakarta, Rineka Cipta. Aziz Alimul H (2002), Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiyah, Salemba Medika, Jakarta Depkes RI (1996), Asuhan Keperawatan pada Klien dengan gangguan sistim persyarafan, Jakarta, Depkes RI. Marilyn. M. Friedman (2002), Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3, Jakarta, EGC. Notoadmodjo (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. Notoadmodjo, S (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi Revisi, Jakarta Rineka Cipta. 18

20 19 Nursalam, (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. Sugiono (2005), Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta Thamrihsyam Hamid, Dhewi Wahani Satori (1992), Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Unit Rehabilitasi Medik RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya. 19

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE 32 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE Pipit Festy Bagian Keperawatan Keluarga Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu kesehatan UMSurabaya Abstrak Stroke adalah kerusakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomer tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013 STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013 Oleh : Basuki dan Urip Haryanto Abstrak Stroke dapat mengenai semua usia dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia modern di abad ke 21 ini, banyak kemajuan yang telah dicapai, baik pada bidang kedokteran, teknologi, sosial, budaya maupun ekonomi. Kemajuan-kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah posisi tertentu. Posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen stroke initiative (2003),

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR 892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada banyak sekali definisi tentang stroke. Salah satunya, stroke adalah sindrom kilnis yang ditandai oleh serangan akut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memiliki berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat yang diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn : HUBUNGAN OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH DI RT 05 DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09

Lebih terperinci

..., Yang membuat pernyataan

..., Yang membuat pernyataan 55 SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama : Umur : Alamat : Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG KASUS Hambatan komunikasi verbal adalah penurunan, keterlambatan, atau tidak adanya kemampuan untuk menerima, memproses, menghantarkan, dan menggunakan sistem simbol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke STROKE Penuntun untuk memahami Stroke Apakah stroke itu? Stroke merupakan keadaan darurat medis dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah, atau yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NAMA :Twenty

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan pola hidup sehat kita dapat melakukan segala hal sehat, tidak hanya sehat jasmani saja namun kesehatan rohani

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Pokok Pembahasan : Masalah Kesehatan penyakit tidak menular (PTM) Sasaran : komunitas dewasa pekerja di RT 3 dan 5 Jam : 16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO. STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO Ika Suhartanti *) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merujuk pada istilah medis stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih.

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke... HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid* *Program Studi

Lebih terperinci

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak. Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi

Lebih terperinci

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan

Lebih terperinci

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Ardiansyah, 2012). Pada umunya penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama. Menurut Batticaca (2008), stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen miokardium yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 23/19912 bahwa pembangunan nasional akan terwujud bila terjadi derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke No. Responden : Tanggal wawancara : Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Keterangan / Petunjuk pengisian 1. Setiap pertanyaan harus dijawab dengan jujur, karena

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman di abad ini, berbagai macam penyakit mulai menyerang kondisi manusia tanpa melihat usia yang ada. Beragam pula penyebab yang mendasari

Lebih terperinci

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku MEMAHAMI STROKE Berdasarkan Pengalamanku Pada bagian ini, menurut pengalaman dan kesaksianku. Aku melakukan riset sendiri untuk berusaha memberikan pemahaman sederhana mengenai stroke 1 Seberapa Mematikannya

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Visi pembangunan kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan

Lebih terperinci

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE LEAF Book Bacaan ringkas & terpercaya & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE Oleh: Yudi Garnadi [FamiliaMedika] Hak cipta milik Yudi Garnadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dunia sekarang ini banyak ditemukan penyakit yang disebabkan karena pola hidup dibandingkan dengan penyakit infeksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder (Lewis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit kronik yang cukup banyak dijumpai dewasa ini adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik (kadar gula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan menunjukkan bahwa saat ini

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembagunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia dan masyarakat termaksud usia lanjut. Berdasarkan undang-undang No.13 tahun 1998

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci