PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal ISSN :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal ISSN :"

Transkripsi

1 PRISM FISIK, Vol. IV, No. (26), Hal ISSN : Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh pada ahan Pertanian Produktif di Desa rang imbung Kalimantan Barat Tri Handayani, Dwiria Wahyuni * Prodi Fisika, Fakultas MIP Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia * dwiriawahyuni@physics.untan.ac.id bstrak Pengukuran Nilai Konduktivitas Hidrolik Jenuh () sangat penting untuk lahan pertanian, karena dapat mempengaruhi kesuburan tumbuhan. Nilai yang rendah pada lahan pertanian akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan kering, dan lahan pertanian memiliki nilai yang tinggi akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu akibat terganggunya penyerapan air. Jika lahan pertanian memiliki nilai yang cukup maka tumbuhan akan lebih segar dan baik untuk dikonsumsi. Pengolahan lahan pertanian juga dapat mempengaruhi sifat fisik tanah dan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai tanah pada dua lahan pertanian produktif dengan menggunakan metode Variabel/Falling Head Permeability Test dan mengetahui pengaruh sifat fisik tanah terhadap. Penelitian dilakukan di Desa rang imbung Kalimantan Barat pada bulan pril 25 hingga bulan Oktober 25. Penentuan sifat fisik tanah yaitu, bobot isi, berat jenis partikel, porositas tanah, dan tekstur tanah pada dua lahan pertanian produktif yaitu lahan gambas dan lahan sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai lahan sawah lebih tinggi daripada lahan gambas. Sifat fisik tanah yang mempengaruhi yaitu bobot isi, porositas, dan tekstur tanah. Kata Kunci : Sifat Fisik Tanah,, Falling Head Permeability Test. atar Belakang ir dan tanah adalah komponen penting yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman sebagai media dalam penyediaan nutrisi (kesuburan tanah). Komponen tersebut sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dimana pergerakan air di dalam tanah yang kondisinya jenuh akan mempengaruhi limpasan dan infiltrasi pada suatu lahan pertanian, sedangkan proses pergerakan tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah. tanah merupakan suatu parameter sifat fisik tanah yang menunjukkan kemampuan tanah dalam keadaan jenuh untuk melewatkan air. Jika suatu lahan pertanian memiliki tanah yang sangat rendah maka kesuburan lahan pertanian yang akan terpengaruh sehingga mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan tanah akan kekurangan zat hara. Melihat kondisi tersebut maka perlu adanya penelitian mengenai tanah yang berperan dalam penentuan ketersediaan air tanah pada suatu lahan pertanian. Penelitian mengenai /Permeabilitas tanah telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya: pengukuran pada lima lahan pertanian dengan kedalaman tanah yang berbeda yaitu -5 cm, 5-3 cm, dan 3-45 cm, dimana diketahui lahan sawah irigasi pada kedalaman 3-45 cm yang memiliki nilai tertinggi yaitu,47 ms - (). Nilai permeabilitas dapat ditingkatkan dengan menambahkan polimer emulsi vinyl acecate co acrylic pada tanah (2). Pengukuran nilai laju permeabilitas tanah menggunakan metode uji laboratorium dan uji lapangan telah dilakukan pada tanah ndepst, tanah Inceptisol dan tanah Ultisol dengan nilai laju permeabilitas tertinggi pada tanah Inceptisol yaitu 3,2 cm/jam untuk uji laboratorium dan 2,23 cm/jam untuk uji lapangan (3). Identifikasi sifat fisik tanah suatu lahan yang meliputi tingkat kematangan dan ketebalan gambut, warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, drainase tanah, kedalaman air tanah, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, dan kematangan tanah (n-value) yang dilakukan pada lima Satuan Peta Tanah (SPT) untuk mendukung penanaman jagung pada lahan gambut di Rasau Jaya III Kabupaten Kubu Raya (4). Penetapan tanah didasarkan pada Hukum Darcy dengan metode Variabel/Falling Head Permeability Test yang sesuai untuk tanah lanau yang halus. Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui nilai pada 2 lahan pertanian produktif dan mengetahui pengaruh sifat fisik tanah terhadap. 28

2 PRISM FISIK, Vol. IV, No. (26), Hal ISSN : Metodologi Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan di Desa rang imbung Kalimantan Barat dengan dua lokasi pertanian, yaitu lahan gambas dan lahan sawah (Gambar ) dengan 9 sampel tanah setiap lahan dengan metode acak. Sampel tanah setiap lahan diambil pada kedalaman - cm, -2 cm, dan 2-3 cm, hal ini dikarenakan pada kedalaman > 3 cm tanah tingkat kesuburannya menurun karena tanaman akan sulit mencapai lapisan mineral yang berada di lapisan bawahnya (4). Setiap sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring sampel kemudian dibungkus dengan kain berpori, agar pada saat perendaman tanah tidak terlepas dari ring, dan berfungsi untuk melepaskan udara yang terperangkap di dalam tanah. Pengujian Sampel Penelitian ini menggunakan 8 sampel tanah yang dianalisis parameter fisiknya yaitu, bobot isi, berat jenis partikel, porositas di aboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. nalisis tekstur tanah dilakukan di aboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Hukum Darcy dan Persamaan Variable/Falling Head Permeability Test Hukum pengaliran air melalui tanah pertama kali dipelajari oleh Darcy (856) yang mendemonstrasikan percobaannya untuk aliran laminar dalam kondisi tanah jenuh. Kecepatan aliran dan kuantitas/debit air per satuan waktu adalah sebanding dengan gradien hidrolik yang dituliskan dalam Persamaan () dan (2) : q K. i. () v V K. i (2) V = Volume air (cm 3 ) K = Koefisien permeabilitas (cm/detik) i = Gradien hidrolik = uas penampang tanah (cm 2 ) v = kecepatan aliran (cm/detik) 2 Gambar. okasi penelitian (5) Maka besar permeabilitasnya dapat dihasilkan dengan Persamaan (3), (4) dan (5): V K (3) i.. t Jika h i (4) V. K (5). h. t = Panjang sampel batuan/tanah (cm) h = Ketinggian (cm) t = Waktu selama percobaan (detik) Penentuan dilakukan dengan menggunakan metode Variabel/Falling Head Permeability test. Metode ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan koefisien permeabilitas yang rendah, sehingga penentuan koefiseien permeabilitas (K) dapat menggunakan Persamaan (6) : K a x i 2, 3 h x x lo g (6) t h 2 K = Koefisien permeabilitas (cm/detik) a = uas penampang (cm 2 ) i = Tinggi air dalam buret (cm) = uas penampang ring silinder (cm 2 ) t = Waktu air turun dari h ke h2 (detik) h = Tinggi awal (cm) h2 = Tinggi akhir (cm) 2,3 = Konstanta Kecepatan Reaksi Penurunan ir dari h ke h 2 Bobot isi adalah berat per unit volume tanah yang dikeringkan dengan oven yang dinyatakan dalam g/cm 3. Penentuan bobot isi didahului dengan penentuan kadar air dengan menggunakan Persamaan (7): BKU BKO Kadar ir Gravimetri x% (7) BKO Kadar air Gravimetri dalam % berat BKU = Berat Kering Udara (g) BKO = Berat Kering Oven (g) Kemudian volume ring dihitung menggunakan Persamaan (8): 2 V r t (8) V = Volume (cm 3 ) π = 3,4 r = Jari-jari t = Tinggi tabung/ring (cm) dan bobot isi (g/cm 3 ) dihitung menggunakan Persamaan (9): 29

3 PRISM FISIK, Vol. IV, No. (26), Hal ISSN : Tanah Berat Kering Oven ( g ) Bobot Isi Tanah VolumeTanah Kering Oven cm 3 ( ) (9) Berat Jenis Partikel (Particle Density) dari suatu tanah menunjukkan kerapatan dari partikel padat secara keseluruhan. Berat jenis partikel dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (): BJP c i () c = Berat sampel tanah (g) i = volume partikel tanah (cm 3 ) BJP = Berat jenis Partikel (g/cm 3 ) Porositas tanah merupakan volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air yang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (): Bobot Isi () PorositasTanah x% Berat Jenis Partikel dengan porositas tanah dalam %. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat (%). Setiap sampel tanah diukur fraksi pasir, debu, dan liat dengan menggunakan alat hidrometer tanah tipe 52 H. Pengolahan data Data yang dihasilkan diolah ke dalam grafik untuk mengetahui nilai hubungan sifat fisik tanah yaitu konduktivitas hidrolik jenuh (), bobot isi, berat jenis partikel, porositas, dan tekstur tanah pada tiap kedalaman. nalisis Sifat Fisik Tanah terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh () nalisis pengaruh sifat fisik tanah terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh () menggunakan nalisis Statistik Korelasi Pearson. Korelasi tersebut menggunakan Persamaan (2): r n xy ( x )( y ) (2) n x 2 ( x ) 2 n y 2 ( y ) 2 dengan: r = Koefisien korelasi n = Banyaknya pasangan data x dan y Σx = Total jumlah dari variabel x Σy = Total jumlah dari variabel y Σx 2 = Kuadrat dari total jumlah variabel x Σy 2 = Kuadrat dari total jumlah variabel y Σxy = Hasil perkalian dari total jumlah variabel x dan variabel y sawah berkisar 24,6 cm/jam sampai 54,97 cm/jam. Pada Gambar 2 terlihat bahwa nilai lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa nilai semakin menurun terhadap kedalaman. Nilai bobot isi (BI) pada lahan gambas berkisar,62 g/cm 3 sampai,6 g/cm 3 dan lahan sawah berkisar,5 g/cm 3 sampai,96 g/cm 3. Pada Gambar 3 terlihat bahwa nilai bobot isi lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa nilai bobot isi semakin menurun terhadap kedalaman. Nilai berat jenis partikel (BJP) pada lahan gambas berkisar 2,2 g/cm 3 sampai 2,96 g/cm 3 dan pada lahan sawah berkisar,9 g/cm 3 sampai 2,5 g/cm 3. Pada Gambar 4 dapat terlihat bahwa nilai BJP lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa bahwa nilai BJP meningkat terhadap kedalaman. Nilai porositas tanah pada lahan gambas berkisar 53,86 % sampai 72,78 %, dan lahan sawah berkisar 33,28 % sampai 77,2 %. Pada Gambar 5 terlihat bahwa nilai porositas tanah lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan lahan gambas dan dapat diketahui bahwa porositas tanah meningkat terhadap kedalaman. Nilai rata-rata kandungan pasir pada lahan gambas berkisar 4,29 % sampai 7,5 %, nilai rata-rata kandungan debu berkisar 44,58 % sampai 45,37 %, dan nilai rata-rata kandungan liat berkisar 47,9 % sampai 5,33 %. Nilai ratarata kandungan pasir pada lahan sawah berkisar,79 % sampai,97 %, nilai rata-rata kandungan debu berkisar 42,63 % sampai 43,53 %, dan nilai rata-rata kandungan liat berkisar 45,4 % sampai 45,68 %. Pengaruh tekstur tanah pada lahan pertanian produktif terlihat pada Gambar 6 terlihat bahwa nilai kandungan pasir pada lahan sawah lebih tinggi dibandingkan lahan gambas, kandungan debu lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah, dan kandungan liat lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah. Dapat diketahui bahwa kandungan pasir menurun terhadap kedalaman, kandungan debu meningkat terhadap kedalaman dan kandungan liat meningkat terhadap kedalaman. 3. Hasil dan Pembahasan Sifat Fisik Tanah Nilai pada lahan gambas berkisar 2,9 cm/jam sampai 494,9 cm/jam dan pada lahan 3

4 PRISM FISIK, Vol. IV, No. (26), Hal ISSN : C, C, B, 37.78, , 88.65, 64.8 C, 54.6 B, 2.9 B, B C , 54.97, M, 4.3 M, 327. K, K, 7.83 K, 2.57 M, 6.54, K M Gambar 2. terhadap Kedalaman.4.2 Bobot Isi (g/cm 3 ) B,.6 B,.92,.2 B,.8 C,.8,.7 C,.72 C,.63,.62 B C Bobot Isi (g/cm 3 ) ,.96 M,.8 M,.79,.73,.66 K,.6 K,.57 K,.5 M,.54 K M Gambar 3. Bobot Isi terhadap Kedalaman BJP (g/cm 3 ) , 2.43 C, 2.8 B, 2.75 C, 2.3 B, 2.96, 2.23, 2.2 B, 2.4 C, 2.26 B C BJP (g/cm 3 ) M, 2.5, 2.4 K, 2.5 M, 2.29 K, 2.6, 2.6,.98 M, 2. K,.9 K M Gambar 4. BJP terhadap Kedalaman 3

5 PRISM FISIK, Vol. XX, No. XX (26), Hal. XXX - XXX ISSN : Porositas (%) C, 62.9 B, 57.78, C, B, 72.62, C, 68.8, B, B C Porositas (%) K, K, 77.2 M, 65.2 M, 74.3, 69.38, M, 68.56, 5.62 K, K M Gambar 5. Porositas Tanah terhadap Kedalaman Tekstur Tanah (%) iat, iat, iat, Pasir Debu iat Tekstur Tanah (%) iat, iat, 45.4 iat, kedalaman(cm) Pasir Debu iat Gambar 6. Tekstur Tanah terhadap Kedalaman Pengaruh Sifat Fisik Tanah terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenih () Pengaruh sifat fisik tanah terhadap berdasarkan dari intepretasi koefisien korelasi. Pengaruh bobot isi terhadap dapat dilihat pada Gambar 7 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,9 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat dan lahan sawah memiliki nilai r =,33 yaitu memiliki pengaruh rendah, sehingga dapat diketahui bahwa bobot isi berpengaruh terhadap. Nilai bobot isi yang tinggi mengakibatkan tanah akan sulit untuk meneruskan air sehingga pergerakan air semakin lambat. Pengaruh berat jenis partikel terhadap dapat dilihat pada Gambar 8 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =, yaitu memiliki pengaruh sangat rendah, dan lahan sawah memiliki nilai r =,92 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, sehingga berat jenis partikel tidak mempengaruhi. Nilai berat jenis partikel tanah yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat. Pengaruh porositas tanah terhadap dapat dilihat pada Gambar 9 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,99 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =,68 yaitu memiliki pengaruh kuat, sehingga porositas tanah mempengaruhi. Porositas yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat. Pengaruh kandungan pasir terhadap dapat dilihat pada Gambar yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,93 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r = 32

6 PRISM FISIK, Vol. XX, No. XX (26), Hal. XXX - XXX ISSN : ,77 yaitu memiliki pengaruh kuat. Kandungan pasir ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi. Kandungan pasir yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air sehingga pergerakan air semakin cepat. Pengaruh kandungan debu terhadap dapat dilihat pada Gambar yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,97 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =,73 yaitu memiliki pengaruh kuat. Kandungan debu ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi. Kandungan debu yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat. Pengaruh kandungan liat terhadap dapat dilihat pada Gambar 2 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,9 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =,9 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat. Kandungan liat ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung mempengaruhi. Kandungan liat yang tinggi mengakibatkan tanah akan sulit untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin lambat vs BI y = 25.7x R² =.85 2 Bobot Isi ( g/cm 3 ) inear ( vs BI.5 Bobot Isi (g/cm 3 ) y = x R² =.35 inear ( Gambar 7. Pengaruh terhadap Bobot Isi vs BJP y = -3.32x R² = Berat Jenis Partikel (g/cm 3 ) inear ( vs BJP y = x R² = Berat Jenis Partikel (g/cm 3 ) inear ( Gambar 8. Pengaruh terhadap Berat Jenis Partikel 33

7 PRISM FISIK, Vol. XX, No. XX (26), Hal. XXX - XXX ISSN : vs POROSITS vs POROSITS y = x R² = Porositas (%) inear ( Porositas (%) y = x R² =.479 inear ( Gambar 9. Pengaruh terhadap Porositas vs PSIR vs PSIR y = 26.66x R² = Kandungan Pasir (%) inear ( y = 73.3x R² =.5964 Kandungan Pasir (%) inear ( Gambar. Pengaruh terhadap Kandungan Pasir vs DEBU vs DEBU y = -7.77x R² = Kandungan Debu (%) inear ( y = x R² = Kandungan Debu (%) inear ( Gambar.Pengaruh terhadap Kandungan Debu 34

8 PRISM FISIK, Vol. XX, No. XX (26), Hal. XXX - XXX ISSN : vs IT vs IT y = -34.5x R² = Kandungan iat (%) inear ( (cm.jam) 4 y = x R² = Kandungan iat (%) inear ( 4. Kesimpulan Nilai lahan sawah lebih tinggi daripada lahan gambas. Sifat fisik tanah yang mempengaruhi yaitu bobot isi, porositas, dan tekstur tanah, sedangkan berat jenis partikel tanah tidak mempengaruhi. Daftar Pustaka [] Rosyidah E, Wirosoedarmo R. Pengaruh Sifat Fisik Tanah pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh di 5 Penggunaan ahan (Studi Kasus Sumbersari Malang). gritech. 23 gustus; 33(3): p [2] Halaudin, Suhendra. Pengaruh Penambahan Emulsi Vinyl cecate Co crylic pada Tanah empung terhadap Uji Permeabilitas Melalui Constant Head Permeability Test. Berkala Fisika. 2 pril; 4(2): p [3] Siregar N, Sumono, Munir P. Kajian Permeabilitas Beberapa Jenis Tanah di ahan Percobaan Kwala Bekala Usu melalui Uji aboratorium dan apangan. J. Rekayasa Pangan dan Pertanian. 23 November; (4): p [4] Suswati D, S BH, Shiddieq D, Indradewa D. Identifikasi Sifat Fisik ahan Gambut Rasau Jaya III Kabupaten Kuburaya Untuk Pengembangan Jagung. J. Tek. Perkebunan dan PSD. 2 Desember; : p [5] Maps7. rang imbung, Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Indonesia Peta. [Online].; 25 [cited 25 Oktober 28. vailable from: ng,%2sungai%2raya,%2kubu%2raya, %2Kalimantan%2Barat,%2Indonesia.htm l#.vw3kmvisph. Gambar 2. Pengaruh terhadap Kandungan iat 35

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium Sentraldan Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN

KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN (Permeability Study of Several Soil Types in Kwala Bekala Field Trials USU Through Laboratory

Lebih terperinci

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014 KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI SEI KRIO KECAMATAN SUNGGAL DAN DI PTPN II KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN (Permeability study of Several

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan April 2017 di Rumah Kaca dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian. Alat

Lebih terperinci

Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan

Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan Pelaksanaan penelitian di rumah kaca Pengujian sampel di laboratorium Dianalisis data yang diperoleh - Tekstur tanah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN POLIMER EMULSI VINYL ACECATE CO ACRYLIC PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP UJI PERMEABILITAS MELALUI CONSTANT HEAD PERMEABILITY TEST

PENGARUH PENAMBAHAN POLIMER EMULSI VINYL ACECATE CO ACRYLIC PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP UJI PERMEABILITAS MELALUI CONSTANT HEAD PERMEABILITY TEST Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 14, No. 2, April 2011, hal 55-62 PENGARUH PENAMBAHAN POLIMER EMULSI VINYL ACECATE CO ACRYLIC PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP UJI PERMEABILITAS MELALUI CONSTANT HEAD PERMEABILITY

Lebih terperinci

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi % liat = [ H,( T 68),] BKM % debu = 1 % liat % pasir 1% Semua analisis sifat fisik tanah dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik tanah dalam mempengaruhi infiltrasi. 3. 3... pf pf ialah logaritma dari

Lebih terperinci

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK PENENTUAN BULK DENSITY Fauziah Mas ud Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan bagian yang paling luas dari total keseluruhan lahan kering di Indonesia. Penyebaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah yang beriklim sedang sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat membutuhkan sinar matahari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^ m. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, di mulai pada bulan Mei sampai Juli 2010, meliputi pelaksanaan survei di lapangan dan dilanjutkan dengan analisis tanah di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Tetes Irigasi tetes adalah suatu metode irigasi baru yang menjadi semakin disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. Irigasi tetes merupakan metode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Air Secara Umum Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari bahan padat, cair dan gas. Tanah yang ideal terdiri dari sekitar 50% padatan, 25% cairan,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan di DAS Krasak, tiga lokasi tersebut terdiri berdasarkan peta kawasan rawan

Lebih terperinci

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) Nama : Sonia Tambunan NIM : 105040201111171 Kelas : I UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG

Lebih terperinci

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

Gambar 1. Lahan pertanian intensif 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi

Lebih terperinci

PERMEABILITAS DAN ALIRAN AIR DALAM TANAH

PERMEABILITAS DAN ALIRAN AIR DALAM TANAH PERMEABILITAS DAN ALIRAN AIR DALAM TANAH Permeabilitas : sifat bahan berpori (permeable / pervious), yang memungkinkan zat cair dapat mengalir lewat rongga porinya. Derajat permeabilitas tanah ditentukan

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergerakan air di dalam tanah merupakan salah satu aspek penting yang diperhitungkan dalam pengelolaan lahan diantaranya pada bidang pertanian, konstruksi bangunan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Cikabayan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah mempunyai peranan yang sangat penting karena tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti tanggul, jalan

Lebih terperinci

No. Parameter Sifat Fisik Metode Bobot Isi Porositas Total Pori Drainase Indeks Stabilitas Agregat Tekstur

No. Parameter Sifat Fisik Metode Bobot Isi Porositas Total Pori Drainase Indeks Stabilitas Agregat Tekstur No. Parameter Sifat Fisik Metode 1. 2. 3. 4. 5. Bobot Isi Porositas Total Pori Drainase Indeks Stabilitas Agregat Tekstur Gravimetri Gravimetri pf Pengayakan Kering dan Basah Bouyoucus (Hidrometer) 6.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flow chart penelitian

Lampiran 1. Flow chart penelitian 47 Lampiran 1. Flow chart penelitian Mulai Penentuan titik Pengamatan dilapangan Sampel tanah yang diambil memiliki penutup tanah berupa : - Kacang-kacangan (Mucuna Bracteata) - Paku harupat (Nephrolepis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sifat Fisik Tanah Pada penelitian ini, bahan utama yang digunakan dalam pembuatan model tanggul adalah tanah jenis Gleisol yang berasal dari Kebon Duren, Depok, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel tanah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah Ananas comosus (L) Merr. Tanaman ini berasal dari benua Amerika, tepatnya negara Brazil.

Lebih terperinci

KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN SKRIPSI

KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN SKRIPSI KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN SKRIPSI OLEH : NANDA AKBAR SIREGAR 090308024 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENENTUAN PERMEABILITAS TANAH DI BEBERAPA KELURAHAN KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. Julianti 1, Juandi 2, G. Moriza 3

PENENTUAN PERMEABILITAS TANAH DI BEBERAPA KELURAHAN KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. Julianti 1, Juandi 2, G. Moriza 3 PENENTUAN PERMEABILITAS TANAH DI BEBERAPA KELURAHAN KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU Julianti 1, Juandi 2, G. Moriza 3 1 Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-UR 2 Dosen Jurusan Fisika FMIPA-UR 3 Staf Dinas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN Zurhalena dan Yulfita Farni 1 ABSTRACT Type of plant impact on soil pore distribution and permeability variously. The objectives

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Umum

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Umum BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Umum Pada bab ini akan diuraikan hasil perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan yang telah ditentukan berdasarkan wilayah kawasan rawan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara = V U Massa Padatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi 2 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan

Lebih terperinci

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SEMPAJAYA KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SEMPAJAYA KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SEMPAJAYA KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO (Study of Soil Infiltration Rate in Some Type of Lands at Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN SWAT FlSlK TANAH DElSGAW NILAI KOHDUKTIVITAS HIDROLIKA

HUBUNGAN SWAT FlSlK TANAH DElSGAW NILAI KOHDUKTIVITAS HIDROLIKA HUBUNGAN SWAT FlSlK TANAH DElSGAW NILAI KOHDUKTIVITAS HIDROLIKA ( HYDRAULIC CONDUCTIVITY ) Oleh JOKO SUKAMTO F 23. 0865 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R JOKO SUKAMTO.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran

Lebih terperinci

Cara Praktis Pengukuran Permeabilitas Tanah Dengan Menggunakan Ring Sampel

Cara Praktis Pengukuran Permeabilitas Tanah Dengan Menggunakan Ring Sampel PERMEABILITAS TANAH Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2No.2(2014) 46-49 Cara Praktis Pengukuran Permeabilitas Tanah Dengan Menggunakan Ring Sampel Welsi Yunika Sari 1, Nita Oktarina 1, Yana Andriani 1

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di 23 BAB III. METODE PENELITIAN A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di Laboratorium Metode Falling Head Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi dari alat

Lebih terperinci

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang dimiliki oleh manusia. Tanah merupakan media utama dimana manusia bisa mendapatkan bahan pangan, sandang, papan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar dan tersebar di Kalimantan, Sumatera, Maluku, Papua, Sulawesi, Jawa dan Nusa Tenggara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah TINJAUAN PUSTAKA Erodibilitas Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting

Lebih terperinci

PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB

PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH PRAKTIKUM IV PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB Oleh Kelompok 4 Anarita Diana 1147060007 Asep Yusuf Faturohman 1147060009 Elfa Muhammad 1147060024 Gustaman

Lebih terperinci

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012 Nama : Yudhistira Wharta Wahyudi NIM : 105040204111013 Kelas : J, Jumat 09:15 Dosen : Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sifat Fisik Tanah Gleisol Sifat fisik tanah berhubungan dengan kondisi asli tanah dan dapat menentukan jenis tanah. Pada penelitian ini digunakan tanah gleisol di Kebon Duren,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Ketinggian Tempat, Suhu dan Kedalaman Efektif Lahan Kopi Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailng Natal Kode X Y

Lampiran 1. Data Ketinggian Tempat, Suhu dan Kedalaman Efektif Lahan Kopi Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailng Natal Kode X Y Lampiran 1. Data Ketinggian Tempat, Suhu dan Kedalaman Efektif Lahan Kopi Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailng Natal Kode X Y Ketinggian Suhu ( o Kedalaman C) Tempat (m) Efektif (Cm) Psm1 99 35'16.0"

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan

I. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel menuju rongga dari satu titik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii LEMBAR PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang terindikasi terserang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam 6 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam tanah.infiltrasi (vertikal) ke dalam tanah yang pada mulanya tidak jenuh, terjadi di bawah pengaruh hisapan matriks

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah pengukuran laju infiltrasi secara langsung di

Lebih terperinci

BAB III Metodologi Penelitian

BAB III Metodologi Penelitian 53 III.1 Lokasi penelitian BAB III Metodologi Penelitian Secara Administratif lokasi penelitian dilaksanakan di kampung Cirawa, Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di 4 (empat) desa di Kecamatan Windusari yaitu Desa Balesari, Desa Kembangkunig, Desa Windusari dan Desa Genito. Analisis terhadap

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH III. SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH Sifat morfologi tanah adalah sifat sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tanah

Lebih terperinci

Tabel 7. Laju infiltrasi akhir pada beberapa penelitian

Tabel 7. Laju infiltrasi akhir pada beberapa penelitian Tabel 7. Laju infiltrasi akhir pada beberapa penelitian Lahan Laju Infiltrasi (mm/jam) Referensi Pertanian 6-3 Agnihorti and Yadav (1995) Pertanian 57-10 Navar and Synnot (000) Sawah 0,0-0,15 Liu (001)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

Analisis Konduktivitas Listrik Tanah Gambut Berdasarkan Variasi Pupuk KCl Friescha Septiyani-1 a, Nurhasanah-2 a, Okto Ivansyah-3 b*

Analisis Konduktivitas Listrik Tanah Gambut Berdasarkan Variasi Pupuk KCl Friescha Septiyani-1 a, Nurhasanah-2 a, Okto Ivansyah-3 b* Analisis Konduktivitas Listrik Tanah Gambut Berdasarkan Variasi Pupuk KCl Friescha Septiyani-1 a, Nurhasanah-2 a, Okto Ivansyah-3 b* a Prodi Fisika, FMIPA UniversitasTanjungpura, b Politeknik Negeri Pontianak,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS ( Zea Mays Saccharata Sturt ) PADA ENTISOL

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS ( Zea Mays Saccharata Sturt ) PADA ENTISOL PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS ( Zea Mays Saccharata Sturt ) PADA ENTISOL OLEH : LAILA SURYANI NO BP. 07113017 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT (Study of soil infiltration rate in some land uses at Desa Tanjung Putus Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat terdiri atas bahan organic pada berbagai tingkat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum Pada bab ini akan diuraikan perhitungan kapasitas infiltrasi dari tiga lokasi pengujian lapangan yang telah ditentukan berdasarkan wilayah kawasan rawan bencana (KRB).

Lebih terperinci

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam tanah. Perkolasi merupakan kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih dalam. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. kondisi equilibrium adalah metode praktis untuk analisis dan hitungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. kondisi equilibrium adalah metode praktis untuk analisis dan hitungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar-dasar Hodrolika Sumuran Dalam tinjauan praktis dan perhitungan hidrolika sumuran ini dibedakan menjadi dua hal yaitu: 1. kondisi equilibrium adalah metode praktis untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas Comosus) Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1.200 meter diatas permukaan laut (dpl). Di daerah tropis Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Parameter Infiltrasi Metode Horton Tabel hasil pengukuran laju infiltrasi double ring infiltrometer pada masingmasing lokasi dapat dilihat pada Lampiran A. Grafik

Lebih terperinci

Permeabilitas dan Rembesan

Permeabilitas dan Rembesan 9/7/06 Permeabilitas dan Rembesan Mekanika Tana I Norma Puspita, ST.MT Aliran Air Dalam Tana Sala satu sumber utama air ini adala air ujan yang meresap ke dalam tana lewat ruang pori diantara butiran tananya.

Lebih terperinci

PENGARUH SIFAT FISIK TANAH PADA KONDUKTIVITAS HIDROLIK JENUH DI 5 PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI KELURAHAN SUMBERSARI MALANG)

PENGARUH SIFAT FISIK TANAH PADA KONDUKTIVITAS HIDROLIK JENUH DI 5 PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI KELURAHAN SUMBERSARI MALANG) PENGARUH SIFAT FISIK TANAH PADA KONDUKTIVITAS HIDROLIK JENUH DI 5 PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI KELURAHAN SUMBERSARI MALANG) Effect of Soil Physical Properties on Saturated Hydraulic Conductivity in

Lebih terperinci

DINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT

DINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT Qalbi Hafiyyan 1), Marsudi 2), Nurhayati 2) qhafiyyan@gmail.com Abstrak Pada lahan rawa pasang surut, tinggi muka air tanah akan mengalami fluktuasi

Lebih terperinci

STUDI BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH PADA BEBERAPA UMUR PERSAWAHAN DI KECAMATAN PEMAYUNG

STUDI BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH PADA BEBERAPA UMUR PERSAWAHAN DI KECAMATAN PEMAYUNG Volume 12, Nomor 2, Hal. 13-18 ISSN 0852-8349 Juli Desember 2010 STUDI BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH PADA BEBERAPA UMUR PERSAWAHAN DI KECAMATAN PEMAYUNG Yulfita Farni, Heri Junedi, dan Marwoto Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH. MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH-AIR-TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2013) Lab. Fisika Tanah FPUB TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami

Lebih terperinci

KAJIAN JARAK OPTIMAL ANTAR SALURAN PADA LAHAN GAMBUT DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

KAJIAN JARAK OPTIMAL ANTAR SALURAN PADA LAHAN GAMBUT DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA AJIAN JARA OPTIMAL ANTAR SALURAN PADA LAHAN GAMBUT DI ECAMATAN SUNGAI RAYA ABUPATEN UBU RAYA Abstrak Fikri Akhari ) Salah satu pengaturan tata air pada tanaman di lahan gambut adalah muka air tanah di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36, TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pabrik Kelapa Sawit Dalam proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) menjadi minyak sawit mentah (MSM) dihasilkan sisa produksi berupa limbah. Limbah padat dengan bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah masam yang terbentuk dari bahan bahan induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. maka tanah harus memiliki struktur yang baik, karena tanah merupakan material

BAB I. PENDAHULUAN. maka tanah harus memiliki struktur yang baik, karena tanah merupakan material 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konstruksi bangunan teknik sipil memerlukan bahan bangunan yang sangat kokoh agar konstruksi tersebut dapat bertahan lama dan dapat menahan beban yang direncanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah

Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah No. Metoda Cara Kerja Perhitungan / Rumus 1. Porositas Tanah Perbandingan Berat Isi dengan Berat Jenis 2. Permeabilitas Constant head permeameter 3. Kemantapan

Lebih terperinci

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II Oleh : Iswinarti Iswinarti59@gmail.com Program Studi Teknik Sipil Undar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II Tri Prayogo Yuni Khairatun Nikmah Alvia Yorinda Amto Fariandi Soli Putra S E.Artanto S.T Nainggolan Rezi Yunesmi D1B012097 D1B012098 D1B012099

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat fisik tanah yang paling penting adalah kapasitas menahan air yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat fisik tanah yang paling penting adalah kapasitas menahan air yang TINJAUAN PUSTAKA Permeabilitas Tanah Sifat fisik tanah yang paling penting adalah kapasitas menahan air yang tersedia, yang berkaitan dengan tekstur tanah dan kandungan bahan organik. Indikator tentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena ada gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit. Pemadatan

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH Oleh Ir. I Nyoman Puja, M.S. JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2008 KATA PENGANTAR Usaha untuk memantapkan dan memahami teori yang diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN KOEFISIEN REMBESAN SALURAN IRIGASI PADA TANAH ANDEPTS DALAM SKALA LABORATORIUM

KAJIAN KOEFISIEN REMBESAN SALURAN IRIGASI PADA TANAH ANDEPTS DALAM SKALA LABORATORIUM KAJIAN KOEFISIEN REMBESAN SALURAN IRIGASI PADA TANAH ANDEPTS DALAM SKALA LABORATORIUM (Review of Seepage Coefficient of Irrigation Channel on Andepts Soil at Laboratory Scale) Siti Aisyah Ritonga 1*, Sumono

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR

SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR SIFAT FISIKA TANAH Batas- Batas Horison Batas horison satu dengan lainnya dapat terlihat jelas/baur Pengamatan taah di lapangan ketajaman peralihan horisonhorison dibedakan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MTERI DN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat pengambilan sampel tanah yaitu pengambilan sampel tanah pada hutan konservasi pasca terbakar dan sebagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau 39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan

Lebih terperinci

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR Johannes Patanduk, Achmad Bakri Muhiddin, Ezra Hartarto Pongtuluran Abstrak Hampir seluruh negara di dunia mengalami

Lebih terperinci

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah Bab 4. AIR TANAH Foto : Kurniatun Hairiah Apa yang dipelajari? Kapilaritas dan Air Tanah Konsep Enerji Air Tanah Kadar Air dan Potensial Air Mengukur Kadar dan Potensial Air Macam-macam aliran air di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus dan Neraca Nitrogen (N) Menurut Hanafiah (2005 :275) menjelaskan bahwa siklus N dimulai dari fiksasi N 2 -atmosfir secara fisik/kimiawi yang meyuplai tanah bersama

Lebih terperinci