BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari kata Yunani, yaitu Crypto yang berarti rahasia dan Grapho yang berarti menulis. Menurut (Scheiner, 1996) secara umum Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan (Cryptography is the art and science of keeping message secure). Menurut (Menezes, 1996) sebagai pembanding terdapat pula definisi yang berbeda, Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi. Kata seni di dalam definisi di atas berasal dari fakta sejarah bahwa pada masa-masa awal sejarah kriptografi, setiap orang mempunyai cara yang unik untuk merahasiakan pesan. Caracara unik tersebut mungkin berbeda-beda pada setiap pelaku kriptografi sehingga setiap cara menulis pesan rahasia mempunyai nilai estetika tersendiri sehingga kriptografi berkembang menjai sebuah seni merahasiakan pesan (kata graphy di dalam cryptography itu sendiri sudah menyiratkan sebuah seni). Menurut catatan sejarah, kriptografi sudah digunakan oleh bangsa Mesir sejak 4000 tahun yang lalu oleh raja-raja. Mesir pada saat perang untuk mengirimkan pesan rahasia pada panglima perangnya melalui kurirkurirnya. Orang yang melakukan penyandian ini disebut Cryptographer, sedangkan orang yang mendalami ilmu dan seni dalam membuka atau memecahkan suatu algoritma kriptografi tanpa harus mengetahui kuncinya disebut kriptanalis. Seiring dengan perkembangan teknologi, algoritma kriptografi pun sudah mulai berubah menuju arah algoritma kriptografi yang lebih rumit dan kompleks. Kriptografi mau tidak mau harus diakui mempunyai perana yang paling penting dalam peperangan sehingga algoritma kriptografi berkembang cukup pesat pada saat perang duni I dan perang dunia ke II. Menurut catatan sejarah, terdapat beberapa algoritma kriptografi yang pernah digunakanan dalam peperangan, diantaranya adalah ADFVGX 5

2 yang dipakai oleh Jerman pada perang dunia I, Sigaba/M-134 yang digunakan oleh Amerika Serikat pada perang dunia II, Typex oleh Inggris, dan Purple oleh Jepang. Selain itu Jerman juga mempunyai mesing legendaris yang dipakai untuk memecahkan sandi yang dikirim oleh pihak musuh dalam peperangan yaitu, Enigma. Algoritma kriptografi yang baik tidak ditentukan oleh kerumitan dalam mengolah data atau pesan yang akan disampaikan. Yang penting algoritma tersebut memiliki 4 persyaratan berikut : 1. Kerahasiaan pesan (plaintext) hanya dapat dibaca oleh dua pihak kewenangan. 2. Autentifikasi. Pengirim pesan harus dapat diidentifikasi dengan pasti, penyusup harus dipastikan tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain. 3. Integritas. Penerima pesan harus dapat memastikan bahwa pesan yang dia terima tidak dimodifikasi ketika dalam melakukan proses transmisi data. 4. Non Repudiation. Pengirim pesan harus tidak bisa menyangkal pesan yang dia kirim. Kriptografi pada dasarnya terdiri dari dua jenis proses, yaitu proses enkripsi dan proses dekripsi. Proses enkripsi adalah proses penyandian pesan terbuka menjadi pesan rahasia (ciphertext). Ciphertext inilah yang nantinya akan dikirimkan melalui saluran komunikasi terbuka. Pada saat ciphertext diterima oleh penerima pesan, maka pesan rahasi tersebut diubah lagi menjadi pesan terbuka melalui proses dekripsi sehingga pesan tadi dapat dibaca kembali oleh penerima pesan. Menurut (Rhee, 1994) secara umum, proses enkripsi dan dekripsi dapat digambarkan sebagai berikut : 6

3 Gambar 2.1 proses enkripsi dan dekripsi Dalam gambar tersebut terdapat 2 user, yaitu user A dan user B. User A mengirimkan pesan terbuka (plaintext) yang kemudian dienkripsi sehingga menjadi pesan rahasia (ciphertext) yang nantinya akan didekripsi oleh user B sehingga kembali menjadi pesan plaintext. Dalam proses enkripsi dan dekripsi tersebut, kedua user memasukkan kunci yang sama agar proses bisa terjadi. Dalam sistem komputer, pesan terbuka (plaintext) diberi lambing M, yang merupakan singkatan dari message. Plaintext ini dapat berupa tulisan, foto, atau video yang berbentuk data biner. Plaintext inilah yang nantinya akan dienkripsi menjadi pesan rahasia atau ciphertext yang dilambangkan dengan C (ciphertext). Secara matematis, fungsi enkripsi ini dinotasikan dengan : E(M) = C Sedangkan fungsi dekripsi adalah proses pembalikan dari ciphertext menjadi plaintext kembali, secara matematis dinotasikan sebagi berikut : D(C) = M D(E(M)) = M Panjang Kunci Keamanan dari sebuah teknik penyandian tergantung dari dua hal, yaitu algoritma penyandian dan panjang kunci (key). Algoritma sangat menentukan kekuatan dari sebuah teknik penyandian, tetapi panjang kunci juga tidak kalah penting dalam menentukan kekuatan sebuah teknik penyandian. Sebagai contoh, apabila seorang kriptanalis mengetahui algoritma yang dipakai untuk melakukan teknik penyandian terhadap suatu pesan, maka 7

4 kriptanalis tersebut harus mendapatkan kunci yang dipakai terlebih dahulu sebelum dapat melakukan dekripsi terhadap semua jenis ciphertext yang dia punya. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kunci yang dipakai adalah dengan cara mencoba semua variasi kunci yang ada. Teknik serangan ini sering dikenal dengan nama Brute force. Adalah mudah menghitung banyaknya variasi kunci yang ada. Apabila panjang kunci adalah 8 bit, maka 28 atau 256 kemungkinan kunci yang dapat dicoba. Dari 256 percobaan ini, peluang untuk mendapatkan kunci yang benar adalah 50% setelah melalui setengah usaha percobaan. Bila panjang kunci 56 bit, maka ada 256 kemungkinan variasi kunci. Dengan menganggap sebuah supercomputer dapat mencoba satu juta kunci per detik, maka diperlukan sekitar 2285 tahun untuk menemukan kunci yang benar. Bila menggunakan panjang kunci 64 bit, maka dengan supercomputer yang sama akan membutuhkan 585 ribu tahun. Dengan jangka waktu yang lama ini, maka dapat dipastikan bahwa pesan yang disandikan tersebut tidak mempunyai arti lagi apabila telah berhasil dilakukan dekripsi. Dengan melihat situasi seperti ini, maka kriptografi yang baik akan memilih untuk menggunakan sepanjang mungkin kunci yang akan digunakan, namun hal ini tidak dapat diterapkan begitu saja. Semakin panjang kunci, semakin lama pula waktu yang digunakan oleh komputer untuk melakukan proses enkripsi. Oleh sebab itu, panjang kunci yang akan digunakan hendaknya memperhatikan tiga hal, yaitu seberapa penting data yang akan dirahasiakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar data tersebut tetap aman, dan seberapa kuat kemampuan kriptanalis dalam memecahkan teknik penyandian Kriptografi Kunci Rahasia dan Kunci Publik Menurut (Rosidi, 2004) pada dasarnya terdapat dua jenis algoritma kriptografi berdasarkan kunci yang digunakan. Yang pertama adalah kriptografi dengan menggunakan secret key dan yang kedua adalah kriptografi yang menggunakan public key. Public key menggunakan dua 8

5 kunci yang berbeda dimana satu kunci digunakan untuk melakukan enkripsi dan kunci yang lain digunakan untuk melakukan dekripsi Kriptografi Kunci Rahasia Kriptografi kunci rahasia atau secret key adalah kriptografi yang hanya melibatkan satu kunci dalam satu proses enkripsi dan dekripsi. Proses dekripsi dalam kriptografi secret key ini kebalikan dari proses enkripsi Gambar 2.2 Kriptografi Simetris Menurut (Hashimi & Komantineni, 2009) kriptografi secret key seringkali disebut sebagai kriptografi konvensional atau kriptografi simetris (Symmetric Cryptography) dimana proses dekripsi adalah kebalikan dari proses enkripsi dan menggunakan kunci yang sama. Kriptografi simetris dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyandian blok (block cipher) dan penyandian alir (stream cipher). Penyandian blok bekerja pada suatu data yang terkelompok menjadi blok-blok data atau kelompok data dengan panjang data yang telah ditentukan. Pada penyandian blok, data yang masuk akan dipecah-pecah menjadi blok data yang telah ditentukan ukurannya. Penyesuaian alir bekerja pada suatu data bit tunggal atau terkadang dalam satu byte. Jadi format data yang mengalami proses enkripsi dan dekripsi adalah berupa aliran bit-bit data. Algoritma yang ada saat ini kebanyakan bekerja untuk penyandian blok karena kebanyakan proses pengiriman data pada saat ini menggunakan blok-blok data yang telah ditentukan ukurannya untuk kemudian dikirim melalui saluran komunikasi Kriptografi Kunci Publik Kriptografi public key sering disebut dengan kriptografi asimetris. Berbeda dengan kriptografi secret key, kunci yang digunakan pada proses enkripsi dan proses dekripsi pada kriptografi public key ini berbeda satu 9

6 sama lain. Jadi dalam kriptografi public key, suatu key generator akan menghasilkan dua kunci berbeda dimana satu kunci digunakan untuk melakukan proses enkripsi dan kunci yang lain digunakan untuk melakukan proses dekripsi. Kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi akan dipublikasikan kepada umum untuk dipergunakan secara bebas. Oleh sebab itu, kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi disebut juga sebagai public key. Sedangkan kunci yang digunakan untuk melakukan dekripsi akan disimpan oleh pembuat kunci dan tidak akan dipublikasikan kepada umum. Kunci untuk melakukan dekripsi ini disebut private key. Gambar 2.3 kriptografi asimetris Dengan cara demikian, semua orang yang akan mengirimkan pesan kepada pembuat kunci dapat melakukan proses enkripsi terhadap pesan tersebut, sedangkan proses dekripsi hanyak dilakukan oleh pembuat atau pemilik kunci dekripsi. Dalam kenyataannya, kriptografi asimetris ini dipakai dalam suatu layanan untuk mengakses suatu server RC6 (Rivest Code 6) RC6 merupakan algoritma yang merupakan keturunan dari RC5 yang juga merupakan kandidat AES (Advanced Encryption Standard). Pada mulanya, perancangan RC6 diawali ketika RC5 dianggap dapat dijadikan kandidat untuk mengikuti kompetisi pemilihan AES. Modifikasi kemudian dibuat untuk meningkatkan keamanan dan performa danjuga untuk dapat memenuhi persyaratan AES. RC6 dirancang oleh Ron Rivest, Matt Robshaw, Ray Sidney, dan Yiqun Lisa Yin dan pertama kali di publikasikan tahun

7 RC6 dirancang untuk menghilangkan segala ketidakamanan yang ditemukan pada RC5, karena analisis pada RC5 menunjukkan bahwa ternyata jumlah rotasi yang terjadi pada RC5 tidak sepenuhnya bergantung pada data yang terdapat dalam blok. Selain itu, serangan kriptanalis diferensial juga ternyata dapat menembus keamanan yang ditawarkan RC5. RC6 juga dirancang untuk memenuhi persyaratan AES yang diantaranya adalah kemampuan untuk beroperasi pada mode blok 128 bit. Jika besar blok 128 bit langsung dipaksakan untuk diimplementasikan dengan algoritma RC5, maka akan dibutuhkan register kerja 64 bit. Spesifikasi arsitektur dan bahasa yang menjadi tempat implementasi algoritma yang ditentukan oleh AES belum mendukung pengoperasian 64 bit yang efisien. Oleh karena itu, daripada menggunakan 2 register 64 bit seperti pada RC5, RC6 menggunakan 4 register 32 bit. Karena menggunakan 4 register, maka akan terdapat 2 operasi rotasi pada setiap half-round yang ada, dan juga akan lebih banyak bit-bit yang akan digunakan untuk mempengaruhi banyaknya bit yang dirotasi. RC6 seperti juga RC5 mengekploitasi penggunaan operasi-operasi primif yang diimplementasikan secara efisien dalam prosesor-prosesor modern. RC6 juga selain menggunakan operasi primitive yang digunakan dalam RC5, juga menggunakan operasi perkalian 32-bit yang telah diimplementasikan secara efisien dalam prosesor modern saat ini. Primitive operasi perkalian ini sangat efektif dalam menghasilkan efek diffusion atau penyebaran yang tentu saja mengakibatkan RC6 lebih aman daripada RC5. Operasi perkalian ini digunakan untuk menghitung jumlah bit yang dirotasi sehingga konsep data-dependent rotations dapat dengan lebih sempurna diimplementasikan Operasi-operasi Primitif Selain ketiga operasi primitive yang digunakan pada RC5, RC6 juga menggunakan operasi perkalian modulo-2w. Berikut adalah daftar operator-operator primitive (termasuk invers) yang digunakan dalam RC6: a + b : penjumlahan integer modulo 2w 11

8 a b : pengurangan integer modulo 2w a b : operasi ekslusif OR (xor) dari w-bit word a b : perkalian integer modulo 2w a <<<b: rotasi terhadap a ke kiri sebanyak nilai yang diperoleh dari bit-bit orde bawah sejumlah 2log(w) dari b a >>>b: rotasi terhadap a ke kanan sebanyak nilai yang diperoleh dari bit-bit orde bawah sejumlah 2log(w) dari b Algoritma RC6 Algoritma RC6 seperti juga RC5 merupakan algoritma cipher yang terparameterisasi. RC6 secara tepat ditulis sebagai RC6 w / r / b Nilai parameter w, r, dan b menyatakan hal yang sama seperti yang ditunjukkan dalam algoritma RC5. Algoritma RC6 yang dipakai sebagai kandidat AES adalah RC6-32/20/b, yang berarti ukuran word 32 bit, jumlah round 20 kali, dengan panjang kunci b ditentukan pengguna Key Expansion Algoritm Algoritma untuk membangkitkan kunci internal sama seperti pada RC5. Nilai konstanta Pw dan Qw yang digunakan juga sama, tetapi ukuran array S tidak sama dengan yang seperti RC5. Ukuran t dari array S dalam RC6 adalah t = 2(r+2), yang berarti terdapat lebih banyak kunci internal yang dibangkitkan daripada jumlah kunci internal RC5. Berikut algoritmanya : S[0] = Pw for i = 1 to (2r + 3) do S[i] = S[i 1] + Qw i = 0 j = 0 A = 0 B = 0 for 3 max(c, (2r + 4)) times do S[i] = (S[i] + A + B) <<< 3 A = S[i] 12

9 L[i] = (L[j] + A + B) <<< 3 B = L[i] i = (i + 1) mod (2r+4) j = (j + 1) mod c Algoritma Enkripsi RC6 Fungsi enkripsi menerima input 1 blok plaintext yang terbagi dalam 4 register yang masing-masing berupa w-bit word, yaitu A, B, C, dan D. Ciphertext hasil proses terbagi dan disimpan dalam A, B, C, dan D. dalam proses enkripsi diperlukan table kunci S yang dianggap telah didapat dari proses sebelumnya. Algoritma RC6 menggunakan 44 buah sub kunci yang dibangkitkan dari kunci dan dinamakan dengan S[0] hingga S[43]. Masing-masing sub kunci panjangnya 32 bit. Pada proses awal, nilai B akan dijumlahkan dengan S[0] dan nilai D dijumlahkan dengan S[i]. Pada masing-masing iterasi pada RC6 menggunakan 2 buah sub kunci. Sub kunci pada iterasi yang pertama menggunakan S[2] dan S[3], sedangkan iterasi-iterasi berikutnya menggunakan sub-sub kunci lanjutannya. Setelah iterasi ke-20 selesai, dilakukan proses akhir dimana nilai A dijumlahkan dengan S[42], dan nilai C dijumlahkan dengan S[43]. Secara lebih detil, proses enkripsi dengan RC6 dapat dibagi dalam beberapa langkah. Dalam penjelasan berikut, notasi (A,B,C,D) = (B,C,D,A) berarti adalah operasi assignment yang dilakukan parallel (bersamaan) untuk setiap elemen di ruas kanan ke ruas kiri yang berkorespondensi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Mula-mulai lakukan half-round loop For i = 1 to r do A = ((AB)<<<B) + S[i] (A,B) = (B,A) 2. Lakukan dua proses RC5 secara parallel, yang satu register untuk register A, B dan yang lain untuk register C, D. For i = 1 to r do A = ((AB)<<< B) + S[2i] C = ((CD)<<< D) + S[2i+1] 13

10 (A,B) = (B,A) (C,D) = (D,C) 3. Pada tahap pertukaran, daripada menukar A dengan B, dan C dengan D, lakukan permutasi antar keempat register (A,B,C,D) = (B,C,D,A), sehingga komputasi AB bercampur dengan komputasi CD. For i = 1 to r do A= ((AB) <<<B) +S[2i] C= ((CD) <<<D) +S[2i+1] (A,B,C,D) = (B,C,D,A) 4. Campurkan komputasi AB dengan CD lebih jauh, yaitu dengan mempertukarkan kedua nilai yang menyatakan jumlah rotasi pada masing-masing komputasi. For i = 1 to r do A= ((A B)<<<D) + S[2i] C= ((C D) <<<B) + S[2i+1] (A,B,C,D) = (B,C,D,A) 5. Daripada menggunakan nilai B dan D secara langsung, RC6 menggunakan hasil transformasi kedua register ini. Hal ini dilakukan untuk tidak mengulangi masalah rotasi seperti pada RC5 dimana tidak seluruh bit dalam data yang berpengaruh dalam rotasi. Oleh karena itu, fungsi transformasi yang dipilih harus dapat memanfaatkan seluruh bit di dalam data untuk mengatur jumlah bit yang dirotasikan. Fungsi yang dipilih adalah f(x)=x(2x+1) (mod 2w) yang kemudian diikuti dengan rotasi ke kiri sebanyak 5 bit. Transformasi ini terpilih karena fungsi f(x) yang merupakan fungsi satu-ke-satu memiliki bitbit orde atas yang menentukan jumlah rotasi yang akan digunakan yang sangat bergantung pada x. For i = 1 to r do p = (B * (2B+1)) <<< 5 q = (D * (2D+1)) <<< 5 A = ((A p) <<<q) + S[2i] 14

11 C = ((C q) <<< p) + S[2i+1] (A,B,C,D) = (B,C,D,A) 6. Setelah loop di atas selesai, akan terdapat hasil dimana plaintext bisa menunjukkan bagian input ronde pertama dalam enkripsi dan ciphertext bisa menunjukkan bagian input ronde terakhir dalam enkripsi. Oleh karena itu perlu ditambahkan langkah-langkah di awal dan di akhir loop untuk menyamarkan hubungan ini. Sehingga terbentuklah algoritma enkripsi RC6 yang sebagai berikut : B = B + S[0] D = D + S[1] For i = 1 to r do p = (B * (2B+1)) <<< 5 q = (D * (2D+1)) <<< 5 A= ((A p) <<<q) + S[2i] C= ((C q) <<<p) + S[2i+1] (A,B,C,D) = (B,C,D,A) A = A+S[2r + 2] C = C+S[2r +3] 15

12 Gambar 2.4 Diagram Enkripsi RC6 Keterangan : A, B, C, D : Register S[x] : Subkunci yang telah dibagi sebanyak 44 buah dari kunci f : Fungsi yang digunakan yaitu f(x)=x(2x+1) (mod 2w) <<< : pergeseran ke kiri sebanyak w kali >>> : pergeseran ke kanan sebanyak w kali + : proses penjumlahan : proses XOR t : hasil setelah diproses dengan fungsi u : hasil setelah diproses dengan fungsi i : putaran yang telah dilakukan 16

13 Algoritma Dekripsi RC6 Proses dekripsi ciphertext pada algoritma RC6 merupakan pembalikan dari proses enkripsi. Pada proses awal, bila proses enkripsi menggunakan operasi penjumlahan, maka pada proses dekripsi menggunakan operasi pengurangan. Sub kunci yang digunakan pada proses akhir setelah iterasi terakhir diterapkan sebelum iterasi pertama, begitu juga sebaliknya sub kunci yang diterapkan pada proses sebelum iterasi pertama digunakan pada setelah iterasi terakhir. Akibatnya, untuk melakukan dekripsi, hal yang harus dilakukan semata-mata hanyalah menerapkan algoritma yang sama dengan enkripsi, dengan tiap iterasi menggunakan sub kunci yang sama dengan yang digunakan pada saat enkripsi, hanya saja urutan sub kunci yang digunakan terbalik. Algoritmanya adalah sebagai berikut : C = C S[2r+3] A = A S[2r +2] For i = r downto 1 do (A,B,C,D) = (D,A,B,C) p = (D * (2D +1)) <<< 5 q = (B * (2B +1)) <<< 5 C = ((C S[2i+1]) >>> q)p A = ((A s[2i]) >>> p)q D = D S[1] B = B S[0] 17

14 Gambar 2.5 Diagram dekripsi RC6 Keterangan : A, B, C, D : Register S[x] : Subkunci yang telah dibagi sebanyak 44 buah dari kunci f : Fungsi yang digunakan yaitu f(x)=x(2x+1) (mod 2w) <<< : pergeseran ke kiri sebanyak w kali >>> : pergeseran ke kanan sebanyak w kali + : proses penjumlahan : proses XOR t : hasil setelah diproses dengan fungsi u : hasil setelah diproses dengan fungsi i : putaran yang telah dilakukan 18

15 2.2 Android Pengertian Android Menurut (Android Developer, 2012) android adalah kumpulan perangkat lunak yang ditujukan bagi perangkat bergerak mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi kunci. Android Standart Development Kit (SDK) menyediakan perlengkapan dan Application Programming Interface (API) yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Android dikembangan oleh Google bersama Open Handset Alliance (OHA) yaitu aliansi perangkat selular terbuka yang terdiri dari 47 perusahaan Hardware, Software, dan perusahaan telekomunikasi ditujukan untuk mengembangkan standar terbuka bagi perangkat selular Sejarah dan Perkembangan Android Menurut (Christof, 2005) pada mulanya terdapat berbagi macam sistem operasi pada perangkat selular, diantaranya sistem operasi Symbian, Microsoft Windows Mobile, Mobile Linux, iphone, dan sistem operasi lainnya. Namun diantara sistem operasi yang ada belum mendukung standard an penerbitan API yang dapat dimanfaatkan secara keseluruhan dan dengan biaya yang murah. Kemudian Google ikut berkecimpung didalamnya dengan platform Android, yang menjanjikan keterbukaan, keterjangkauan, open source, dan framework berkualitas. Pada tahun 2005, Google mengakuisisi perusahaan Android Inc. untuk memulai pengembangan platform Android. Dimana terlibat dalam pengembangan ini Andy Rubin, Rich Miner, Nick Searsm dan Chris White. Pada pertengahan 2007 sekelompok pemimpin industri bersamasama membentuk aliansi perangkat selular terbuka, Open Handset Alliance (OHA). Bagian dari tujuan aliansi ini adalah berinovasi dengan cepat dan menanggapi kebutuhan konsumen dengan lebih baik, dengan produk awalnya adalah platform Android. Dimana Android dirancang untuk melayani kebutuhan operator telekomunikasi, manufaktur handset, dan pengembang aplikasi. OHA berkomitmen untuk membuat Android open source dengan lisensi Apache versi

16 Android pertama kali diluncurkan pada 5 November 2007, dan smartphone pertama yang menggunakan sistem operasi Android dikeluarkan oleh T-Mobile dengan sebutan G1 pada bulan September Hingga saat ini Android telah merilis beberapa versi Android untuk menyempurnakan versi sebelumnya. Selain berdasarkan penomoran, pada setiap versi Android terdapat kode nama berdasarkan nama-nama kue. Hingga saat ini sudah terdapat beberapa versi yang telah diluncurkan Anatomi Android Dalam paket sistem operasi Android terdiri dari beberapa unsur seperti tampak pada gambar 2.6. Secara sederhana arsitektur Android merupakan sebuah kernel Linux dan sekumpulan pustaka C / C++ dalam suatu framework yang menyediakan dan mengatur alur proses aplikasi. Gambar 2.6 Arsitektur Android 2.3 SMS (Short Messages Services) Pengertian SMS (Short Messages Services) Menurut Rosidi (2004 : 1) Short Message Service (SMS) merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel, memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan dengan sitem eksternal seperti , paging, voice mail, dan lain-lain. SMS adalah sebuah standar teknologi yang digunakan untuk pengiriman pesan teks pada telepon seluler mulai generasi kedua (2G). (Kamus Lengkap Jaringan Komputer : 407). 20

17 Mekanisme utama dalam sistem SMS yang dilakukan adalah melakukan pengiriman short message dari satu terminal pelanggan ke terminal yang lain. Hal ini berkat adanya sebuah entitas dalam Sistem SMS yang bernama Short Message Service Center (SMSC), disebut juga Message Center (MC). SMSC merupakan sebuah perangkat yang melakukan tugas store and forward traffic short message. Di dalamnya termasuk penentuan atau pencarian rute tujuan akhir dari short message. Beberapa karakteristik SMS adalah : 1. Sebuah pesan terdiri atas 160 karakter yang mencangkup huruf atau angka. Juga dapat mendukung pesan non-text seperti format binary. 2. Prinsip kerjanya adalah menyimpan dan menyampaikan pesan (store and forward message). Dengan kata lain, pesan tidak langsung dikirimkan ke penerima melainkan disimpan dahulu di SMS Centre. 3. Memiliki cirri-ciri konfirmasi pengiriman pesan, yaitu pesan yang dikirimkan tidak secara sederhana dikirimkan dan dipercayai akan disampaikan dengan selamat, namun pengirim pesan dapat pula menerima pesan balik yang memberitahukan apakah pesan terkirim atau gagal. 2.4 Metode Pengembangan Prototype Menurut (Pressman, 2005) dalam metode ini menerapkan sistem yang dimana saat pengguna menginginkan fitur-fitur dalam pembuatan perangkat lunak secara objektif, pengguna memerlukan gambaran dari proses input, proses, dan output. Di waktu yang sama pembuat perangkat lunak harus dapat memastikan algoritma apa yang lebih efisien dalam proses perangkat lunak dari segi perancangan design, sistem operasi yang akan digunakan dan evaluasi-evaluasi apa yang dapat membuat pengguna puas akan perangkat lunak ini. Untuk itu, dikondisi semacam ini, metode prototype merupakan metode yang cocok dalam masalah ini. 21

18 Prototype dapat membuat pengguna untuk mengeri proses dari pengerjaan perangkat lunak serta tahap-tahap yang jelas. Tahap dari proses prototype ini dapat dilihat di gambar yang terdapat di bawah ini, yaitu : Gambar 2.7 Tahap Metode Prototype Dalam gambar yang terdapat pada 2.7, tahap awal dari metode ini adalah communication yang dimana pembuat perangkat lunak dan pengguna bertemu tatap muka dan membicarakan proses secara keseluruhan proses yang akan dibuat dalam perangkat lunak secara objektif, melakukan pemahaman serta analisis dan apa saja yang harus ada dalam perangkat lunak. Dari tahap communication, pembuat perangkat lunak dengan cepat melakukan proses perencanaan dan tahap awal secara cepat dan tepat (quick plan) dan menggambarkan model dari proses input/output dalam bentuk rancangan gambar (modeling quick design). Modelling yang dimaksudkan meliputi tampilan-tampilan dari perangkat lunak. Setelah langkah modeling selesai, maka memasuki tahap selanjutnya, yaitu construction of prototype atau dapat disebut sebagai proses pembuatan perangkat lunak tersebut dan tahap pengujian dari perangkat lunak tersebut. Untuk tahan pengujian (deployment and feedback), dilakukan oleh pengguna yang dimana saat pengguna merasa terdapat/belum puas akan perangkat lunak maka akan kembalik ke tahap communication. Proses tahap dalam metode prototype bersifat berulang- 22

19 ulang sampai pengguna puas dan mengerti bahwa proses input dan output pada perangkat lunak tersebut. Metode prototype dapat disebut sebagai sistem pertama dari perkataan Brook yang merupakan proses perancangan yang ideal antara hubungan pengguna dan pembuat perangkat lunak. Pengguna dapat merasakan proses dari pengerjaan perangkat lunak dan pembuat perangkat lunak dengan cepat membangun perangkat lunak. Masalah yang terjadi saat metode prototype ini adalah : 1. Management software development yang tergolong kurang, dikarenakan saat pengguna menemukan adanya sistem yang tidak sesuai dengan kualitas pengguna, maka pembuat perangkat lunak harus membangun ulang sistem yang dianggap kurang oleh pengguna dan akan lebih banyak aktifitas maintenance disbanding jalannya proses sistem. 2. Pembuat perangkat lunak terkadang membuat perangkat lunak sesuai dengan rancangan modeling dan dengan bahasa pemrograman dan operasi sistem yang digunakan dengan sederhana, sehingga membuat pembuat perangkat lunak merasa nyaman akan proses itu dan lupa akan mengapa mereka dipilih oleh pengguna dalam pembuatan perangkat lunak. Meski masalah ini dapat teratasi, prototype merupakan metode yang efisien dari perancangan sistem perangkat lunak. Salah satu kunci dalam metode ini adalah pengguna dan pembuat perangkat lunak harus setuju dan memiliki pemikiran yang sama dalam proses sistem ini. 23

PERANCANGAN APLIKASI KEAMANAN DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA ENKRIPSI RC6 BERBASIS ANDROID

PERANCANGAN APLIKASI KEAMANAN DATA  MENGGUNAKAN ALGORITMA ENKRIPSI RC6 BERBASIS ANDROID PERANCANGAN APLIKASI KEAMANAN DATA EMAIL MENGGUNAKAN ALGORITMA ENKRIPSI RC6 BERBASIS ANDROID Muhammad Zulham 1, Helmi Kurniawan 2, Iwan Fitrianto Rahmad 3 Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA

PERBANDINGAN ALGORITMA PERBANDINGAN ALGORITMA BLOCK CIPHER RC5 DAN RC6 Redho Ridhallah Akbar NIM:1137050180 Entik Insanudin,ST.,MT Program Studi Teknik Informatika, UIN Sunan Gunung Djati Bandung E-Mail: redhoridha@student.uinsgd.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, salah satunya adalah telepon selular (ponsel). Mulai dari ponsel yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, salah satunya adalah telepon selular (ponsel). Mulai dari ponsel yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini terjadi perkembangan yang pesat pada teknologi, salah satunya adalah telepon selular (ponsel). Mulai dari ponsel yang hanya bisa digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab dua akan berisi berbagai landasan teori. Pada bab ini akan dibahas mengenai struktur dasar sebuah paket pesan SMS, definisi dan konsep dari kriptografi, block cipher dan algoritma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini keamanan data dirasakan semakin penting, Keamanan pengiriman informasi melalui komputer menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini terjadi perkembangan yang pesat pada teknologi, salah satunya adalah telepon selular (ponsel). Mulai dari ponsel yang hanya bisa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari isinya, informasi dapat berupa penting atau tidak penting. Bila dilihat dari sifat

BAB I PENDAHULUAN. dari isinya, informasi dapat berupa penting atau tidak penting. Bila dilihat dari sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi adalah inti yang dipertukarkan dalam proses berkomunikasi. Jenis informasi yang digunakan dalam komunikasi pun bermacam-macam. Jika dilihat dari isinya, informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991), keamanan adalah bebas dari bahaya dengan demikian keamanan adalah suatu kondisi yang sangat sulit dicapai, dan dapat kita

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan:

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan: Gambar 3.1 Tahap awal pengerjaan Gambar di atas adalah tahapan awal dalam pengerjaan pembuatan aplikasi SMS Kriptografi

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Keamanan File Menggunakan Algoritma Blowfish pada Jaringan LAN

Implementasi Sistem Keamanan File Menggunakan Algoritma Blowfish pada Jaringan LAN Implementasi Sistem Keamanan File Menggunakan Algoritma Blowfish pada Jaringan LAN Anggi Purwanto Program Studi Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro dan Komunikasi Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

APLIKASI ENKRIPSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) MENGGUNAKAN ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) BERBASIS ANDROID

APLIKASI ENKRIPSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) MENGGUNAKAN ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) BERBASIS ANDROID APLIKASI ENKRIPSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) MENGGUNAKAN ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) BERBASIS ANDROID Syamsul Bahri Lubis (0911794) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA RC6 UNTUK PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN SMS PADA MOBILE DEVICE BERBASIS ANDROID

PENERAPAN ALGORITMA RC6 UNTUK PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN SMS PADA MOBILE DEVICE BERBASIS ANDROID PENERAPAN ALGORITMA RC6 UNTUK PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN SMS PADA MOBILE DEVICE BERBASIS ANDROID Yusfrizal 1 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan

Lebih terperinci

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : KRIPTOGRAFI 1. 1 Latar belakang Berkat perkembangan teknologi yang begitu pesat memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi/data secara jarak jauh. Antar kota antar wilayah antar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Pada bab tiga ini akan dilakukan analisis terhadap landasan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai sistem operasi yang lengkap layaknya komputer,

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai sistem operasi yang lengkap layaknya komputer, BAB I PENDAHULUAN I.. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi pengolahan data pesan teks, salah satunya ialah smartphone. Itu dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam bentuknya yang konvensional di atas kertas. Dokumen-dokumen kini sudah disimpan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam dan salah satu di antaranya adalah media SMS (Short Message

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam dan salah satu di antaranya adalah media SMS (Short Message BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Telepon selular merupakan alat komunikasi yang sudah dipakai oleh sebagian besar orang di dunia. Telepon selular menyediakan media komunikasi yang beragam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani criptos yang artinya adalah rahasia, sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi kriptografi

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Syaukani, (2003) yang berjudul Implementasi Sistem Kriptografi

Lebih terperinci

BAB II. Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi

BAB II. Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi BAB II Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi Pendahuluan Terminologi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. (Cryptography is the art and science of keeping messages

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Proses Analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi yang didapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Bilangan 2.1.1 Keterbagian Jika a dan b Z (Z = himpunan bilangan bulat) dimana b 0, maka dapat dikatakan b habis dibagi dengan a atau b mod a = 0 dan dinotasikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi Short Message Service (SMS). SMS (Short Message Service) atau

BAB I PENDAHULUAN. teknologi Short Message Service (SMS). SMS (Short Message Service) atau BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat ini sudah sangat pesat, termasuk teknologi Short Message Service (SMS). SMS (Short Message Service) atau layanan pesan singkat merupakan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI 2012

SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI 2012 ANALISIS ALGORITMA ENKRIPSI ELGAMAL, GRAIN V1, DAN AES DENGAN STUDI KASUS APLIKASI RESEP MASAKAN Dimas Zulhazmi W. 1, Ary M. Shiddiqi 2, Baskoro Adi Pratomo 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER

PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER Arga Dhahana Pramudianto 1, Rino 2 1,2 Sekolah Tinggi Sandi Negara arga.daywalker@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di bidang teknologi, tanpa disadari komputer telah ikut berperan dalam dunia pendidikan terutama penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat pada era ini. Terlebih lagi, banyak aplikasi mobile yang diciptakan, membuat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat pada era ini. Terlebih lagi, banyak aplikasi mobile yang diciptakan, membuat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang ada pada saat ini mampu menciptakan berbagai macam perangkat keras yang dapat digunakan untuk mengirim atau menerima informasi

Lebih terperinci

(pencurian, penyadapan) data. Pengamanan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu steganography dan cryptography.

(pencurian, penyadapan) data. Pengamanan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu steganography dan cryptography. Dasar-dasar keamanan Sistem Informasi Pertemuan II Pengamanan Informasi David Khan dalam bukunya The Code-breakers membagi masalah pengamanan informasi menjadi dua kelompok; security dan intelligence.

Lebih terperinci

TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali:

TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali: TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali: arismsv@ymail.com Abstrak Makalah ini membahas tentang algoritma kriptografi sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, kerahasiaan, dan keotentikan data. Oleh karena itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, kerahasiaan, dan keotentikan data. Oleh karena itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, mendapatkan informasi sangatlah mudah. Setiap orang dengan mudah mendapatkan data ataupun berita yang diinginkan. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Handphone merupakan salah satu teknologi yang sangat diminati masyarakat dalam membantu pekerjaan, pendidikan yang memberikan informasi secara

Lebih terperinci

BAB Kriptografi

BAB Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata kriptos dan graphia. Kriptos berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Kriptografi merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi 2 2 Penelitian ini berfokus pada poin a, yaitu pengembangan sistem mobile serta melakukan perlindungan komunikasi data. 3 Spesifikasi sistem dibuat berdasarkan pada alur proses penilangan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi sekarang ini berkembang dengan pesat dan cepat pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Keberagaman kebutuhan manusia menyebabkan terus berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Telepon Seluler Perkembangan mobile phone saat ini sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kehadiran dari operating system Android.sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi pada masa sekarang ini, dimana penggunaan jaringan internet sudah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet membuat informasi menjadi semakin cepat disebarkan dan lebih mudah didapatkan. Namun kadangkala internet memiliki kelemahan yaitu dari sisi keamanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multiplayer games, transfer data, vidio streaming dan lain-lain. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. multiplayer games, transfer data, vidio streaming dan lain-lain. Berbagai BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini tidak dipungkiri sangatlah cepat, khusus teknologi informasi salah satunya telepon seluler, fitur dan kecanggihan pada

Lebih terperinci

STUDI KRIPTOGRAFI MENGENAI TRIPLE DES DAN AES

STUDI KRIPTOGRAFI MENGENAI TRIPLE DES DAN AES STUDI KRIPTOGRAFI MENGENAI TRIPLE DES DAN AES Mohammad Gilang Kautzar NIM : 13505101 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if115101@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD Mohammad Riftadi NIM : 13505029 Program Studi Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No. 10, Bandung E-mail :

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin tahun semakin maju. Barbagai perangkat lunak untuk mengembangkan aplikasi ponselpun bermunculan,

Lebih terperinci

Cryptography. Lisa Anisah. Abstrak. Pendahuluan. ::

Cryptography. Lisa Anisah. Abstrak. Pendahuluan. :: Cryptography Lisa Anisah Lanisah16@gmail.com :: Abstrak Cryptography adalah suatu ilmu seni pengaman pesan yang dilakukan oleh cryptographer. Cryptanalysis adalah suatu ilmu membuka ciphertext dan orang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH Pada bab tiga ini akan dilakukan analisis terhadap landasan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk menemukan solusi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem keamanan pengiriman data (komunikasi data yang aman) dipasang untuk mencegah pencurian, kerusakan, dan penyalahgunaan data yang terkirim melalui jaringan komputer.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Masalah Dalam melakukan pengamanan data SMS kita harus mengerti tentang masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kata cryptos yang artinya rahasia, dan graphein yang artinya tulisan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. 2.1.1. Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. Analisa yang dilakukan bertujuan untuk menentukan solusi dari

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. Analisa yang dilakukan bertujuan untuk menentukan solusi dari BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Pada bab tiga ini akan dilakukan analisa terhadap landasan dan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisa yang dilakukan

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini perkembangannya sangat pesat dengan berbagai kemampuan, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunaknya dapat dimanfaatkan sesuai

Lebih terperinci

Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java

Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 16 Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java T - 8 Faizal Achmad Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penilitian judul skripsi Implementasi algoritma affine cipher dan algoritma advanced encryption standard (AES) pada aplikasi short message

Lebih terperinci

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL INFORMATIKA Mulawarman Februari 2014 Vol. 9 No. 1 ISSN 1858-4853 KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL Hendrawati 1), Hamdani 2), Awang Harsa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGAMANAN DATA ENKRIPSI SMS DENGAN ALGORITMA RC4 BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI PENGAMANAN DATA ENKRIPSI SMS DENGAN ALGORITMA RC4 BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI PENGAMANAN DATA ENKRIPSI SMS DENGAN ALGORITMA RC4 BERBASIS ANDROID Sapto Subhan 1), Safrina Amini 2), Pipin Farida Ariyani 3) 1),2),3 ) Teknik Informatika, Universitas Budi Luhur Jl. Raya

Lebih terperinci

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014) KRIPTOGRAFI Reference William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014) Bruce Schneier Applied Cryptography 2 nd Edition (2006) Mengapa Belajar Kriptografi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Kebutuhan manusia akan perangkat informasi dan komunikasi seakan menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Dengan banyaknya aplikasi

Lebih terperinci

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan Andreas Dwi Nugroho (13511051) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak sekali transaksi-transaksi elektronik yang terjadi setiap detiknya di seluruh dunia, terutama melalui media internet yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun.

Lebih terperinci

cepat dan kian merambah ke setiap komponen teknologi informasi itu sendiri. Dari mulai dikenalnya komputer, hardware, software, hingga

cepat dan kian merambah ke setiap komponen teknologi informasi itu sendiri. Dari mulai dikenalnya komputer, hardware, software, hingga APLIKASI PHONEBOOK DARURAT BERBASIS ANDROID ECA (Emergency Call Aplication) 1. Latar Belakang Perkembangan di bidang teknologi informasi saat ini semakin cepat dan kian merambah ke setiap komponen teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengenalan Kriptografi II.1.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi adalah kata serapan dari bahasa asing, dalam hal ini bahasa inggris, yaitu cryptography. Cryptography atau cryptology

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). Kata cryptography berasal dari kata Yunani yaitu kryptos yang artinya tersembunyi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Para pelaku atau praktisi kriptografi disebut crytograpers. Sebuah algoritma kriptografik

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 165~171 165 PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD Cahyani Budihartanti 1, Egi Bagus Wijoyo

Lebih terperinci

Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi. Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati

Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi. Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati Terminologi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphy

Lebih terperinci

JUDUL IMPLEMENTASI ALGORITMA RC6 UNTUK ENKRIPSI CITRA PADA MMS DENGAN MENGGUNAKAN J2ME. Naskah Publikasi

JUDUL IMPLEMENTASI ALGORITMA RC6 UNTUK ENKRIPSI CITRA PADA MMS DENGAN MENGGUNAKAN J2ME. Naskah Publikasi JUDUL IMPLEMENTASI ALGORITMA RC6 UNTUK ENKRIPSI CITRA PADA MMS DENGAN MENGGUNAKAN J2ME Naskah Publikasi diajukan oleh Yuli Uswiratri 07.11.1558 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Kriptografi. A. Kriptografi. B. Enkripsi

Kriptografi. A. Kriptografi. B. Enkripsi Kriptografi A. Kriptografi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Proses yang dilakukan untuk mengamankan sebuah pesan (yang disebut plaintext) menjadi pesan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ENKRIPSI DATA BERBASIS ALGORITMA DES

IMPLEMENTASI ENKRIPSI DATA BERBASIS ALGORITMA DES 1 IMPLEMENTASI ENKRIPSI DATA BERBASIS ALGORITMA DES Materi : 1. Menjelaskan tentang algoritma DES yang terdiri dari pemrosesan kunci, enkripsi data 64 bit, dan dekripsi data 64 bit. 2. Menjelaskan tentang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ENKRIPSI BASIS DATA BERBASIS WEB DENGAN ALGORITMA STREAM CIPHER RC4

IMPLEMENTASI ENKRIPSI BASIS DATA BERBASIS WEB DENGAN ALGORITMA STREAM CIPHER RC4 IMPLEMENTASI ENKRIPSI BASIS DATA BERBASIS WEB DENGAN ALGORITMA STREAM CIPHER RC4 Aditya Eka Arifyanto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Distributor Sepatu Ramayana

Lebih terperinci

Algoritma Rubik Cipher

Algoritma Rubik Cipher Algoritma Rubik Cipher Khoirunnisa Afifah Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia k.afis3@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi saat ini telah mengubah cara masyarakat baik itu perusahaan militer dan swasta dalam berkomunikasi. Dengan adanya internet, pertukaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang penyelesaian masalah yang akan memberikan jalan keluarnya. Dalam hal ini akan dikemukakan beberapa teori-teori yang berkaitan

Lebih terperinci

Blox: Algoritma Block Cipher

Blox: Algoritma Block Cipher Blox: Algoritma Block Cipher Fikri Aulia(13513050) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, 13513050@std.stei.itb.ac.id

Lebih terperinci

Security Sistem Informasi.

Security Sistem Informasi. Security Sistem Informasi TANTRI HIDAYATI S, M.KOM PROFIL Nama S1 S2 EMAIL BLOG : TANTRI HIDAYATI S, M.KOM : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA : UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA PADANG : tantri.study@yahoo.com :

Lebih terperinci

Pengenalan Kriptografi

Pengenalan Kriptografi Pengenalan Kriptografi (Week 1) Aisyatul Karima www.themegallery.com Standar kompetensi Pada akhir semester, mahasiswa menguasai pengetahuan, pengertian, & pemahaman tentang teknik-teknik kriptografi.

Lebih terperinci

APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract

APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE Muhammad Fikry Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh e-mail: muh.fikry@unimal.ac.id Abstract Data merupakan aset yang paling berharga untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat 41 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat keras

Lebih terperinci

Penerapan Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Penerapan Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher Penerapan Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher Micky Yudi Utama/514011 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha Bandung 402, Indonesia micky.yu@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI KRIPTOGRAFI ENKRIPSI DEKRIPSI FILE TEKS MENGGUNAKAN METODE MCRYPT BLOWFISH

APLIKASI KRIPTOGRAFI ENKRIPSI DEKRIPSI FILE TEKS MENGGUNAKAN METODE MCRYPT BLOWFISH APLIKASI KRIPTOGRAFI ENKRIPSI DEKRIPSI FILE TEKS MENGGUNAKAN METODE MCRYPT BLOWFISH Achmad Shoim 1), Ahmad Ali Irfan 2), Debby Virgiawan Eko Pranoto 3) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memang sangat pesat, teknologi perangkat lunak telah menambahkan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. memang sangat pesat, teknologi perangkat lunak telah menambahkan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan telepon seluler baik dari segi teknologi maupun modelnya memang sangat pesat, teknologi perangkat lunak telah menambahkan fungsi sebuah ponsel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enkripsi Enkripsi merupakan sebuah metode penyandian sebuah pesan atau informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). Enkripsi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

APLIKASI SHORT MESSAGE SERVICE DENGAN ENKRIPSI TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDARD BERBASIS MOBILE PADA PLATFORM ANDROID

APLIKASI SHORT MESSAGE SERVICE DENGAN ENKRIPSI TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDARD BERBASIS MOBILE PADA PLATFORM ANDROID APLIKASI SHORT MESSAGE SERVICE DENGAN ENKRIPSI TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDARD BERBASIS MOBILE PADA PLATFORM ANDROID Andi Harmin Program Studi Teknik Komputer STMIK Profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan akan menjabarkan mengenai garis besar skripsi melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal yang akan dijabarkan adalah latar belakang,

Lebih terperinci

Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi

Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi Wiwin Styorini 1), Dwi Harinitha 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: wiwin@pcr.ac.id

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA ABSTRAK ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA Makalah ini membahas tentang pengamanan pesan rahasia dengan menggunakan salah satu algoritma Kryptografi, yaitu algoritma ElGamal. Tingkat keamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan SMS hingga ponsel cerdas. Ponsel cerdas atau juga dikenal dengan smartphone memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan SMS hingga ponsel cerdas. Ponsel cerdas atau juga dikenal dengan smartphone memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dimasa sekarang begitu meningkat dengan pesat, Dengan adanya penemuan-penemuan teknologi baru akan sangat membantu dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan dari aplikasi enkripsi dan dekripsi RSA pada smartphone android, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah yang ada pada pembuatan

Lebih terperinci

Studi dan Analisis Dua Jenis Algoritma Block Cipher: DES dan RC5

Studi dan Analisis Dua Jenis Algoritma Block Cipher: DES dan RC5 Studi dan Analisis Dua Jenis Algoritma Block Cipher: DES dan RC5 Zakiy Firdaus Alfikri - 13508042 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Algoritma SAFER K-64 dan Keamanannya

Algoritma SAFER K-64 dan Keamanannya Algoritma SAFER K-64 dan Keamanannya Andi Setiawan NIM : 13506080 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16080@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah

Lebih terperinci

Pengkajian Metode dan Implementasi AES

Pengkajian Metode dan Implementasi AES Pengkajian Metode dan Implementasi AES Hans Agastyra 13509062 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengenalan Kriptografi II.1.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat di temukan di dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi telah menjadi bagian penting dalam dunia teknologi informasi saat ini terutama dalam bidang komputer. Hampir semua penerapan teknologi informasi menggunakan

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Android kini merupakan sistem operasi mobile yang paling banyak digunakan di dunia dibandingkan sistem operasi mobile lainnya. Contohnya survei yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Keamanan Data Menggunakan Metode AES Pada Smartphone

Rancang Bangun Aplikasi Keamanan Data Menggunakan Metode AES Pada Smartphone Rancang Bangun Aplikasi Keamanan Data Menggunakan Metode AES Pada Smartphone Amir Mahmud Hasibuan STMIK Budi Darma, Jl. Sisingamangaraja No.338 Medan, Sumatera Utara, Indonesia http : //www.stmik-budidarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi dengan kehidupan manusia seakan-akan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi dengan kehidupan manusia seakan-akan tidak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada saat ini sangatlah pesat. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan dan perkembangan teknologi mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMAN ISI LAYANAN PESAN SINGKAT PADA TELEPON SELULER BERBASIS J2ME MENGGUNAKAN ALGORITHMA SIMETRI SKRIPSI. Oleh : MIFTAHUL.

APLIKASI PENGAMAN ISI LAYANAN PESAN SINGKAT PADA TELEPON SELULER BERBASIS J2ME MENGGUNAKAN ALGORITHMA SIMETRI SKRIPSI. Oleh : MIFTAHUL. APLIKASI PENGAMAN ISI LAYANAN PESAN SINGKAT PADA TELEPON SELULER BERBASIS J2ME MENGGUNAKAN ALGORITHMA SIMETRI SKRIPSI Oleh : `` MIFTAHUL. FARID ( 0734010152 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Aplikasi Enkripsi Short Message Service (SMS) Berbasis Android Menggunakan Metode XXTEA

Aplikasi Enkripsi Short Message Service (SMS) Berbasis Android Menggunakan Metode XXTEA Aplikasi Enkripsi Short Message Service (SMS) Berbasis Android Menggunakan Metode XXTEA Oleh : 1 Arif Rahman Sujatmika, 2 Muhammad Khoirul Umam 1 arifsujatmika@gmail.com, 2 mkhoirulumam@gmail.com 1,2 Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Email sudah digunakan orang sejak awal terbentuknya internet dan merupakan salah satu fasilitas yang ada pada saat itu. Tak jarang orang menyimpan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cryto dan graphia. Crypto berarti rahasia dan graphia berarti

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI Faizal Achmad Lembaga Sandi Negara e-mail : faizal.achmad@lemsaneg.go.id Abstrak Permasalahan yang

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMANAN PESAN SMS MENGGUNAKAN INTERNASIONAL DATA ENCRYPTION ALGORITHM

SISTEM PENGAMANAN PESAN SMS MENGGUNAKAN INTERNASIONAL DATA ENCRYPTION ALGORITHM SISTEM PENGAMANAN PESAN SMS MENGGUNAKAN INTERNASIONAL DATA ENCRYPTION ALGORITHM (0911073) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan

Lebih terperinci