ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN DOMBA RAKYAT DESA RANDOBAWA ILIR, KECAMATAN MANDIRANCAN, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN DOMBA RAKYAT DESA RANDOBAWA ILIR, KECAMATAN MANDIRANCAN, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN DOMBA RAKYAT DESA RANDOBAWA ILIR, KECAMATAN MANDIRANCAN, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT ALVIYANI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul analisis potensi dan pemanfaatan hijauan pakan pada peternakan domba rakyat Desa Randobawa Ilir Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2013 Alviyani NIM D

4 ABSTRAK ALVIYANI. Analisis Potensi dan Pemanfaatan Hijauan Pakan pada Peternakan Domba Rakyat Desa Randobawa Ilir Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Dibimbing oleh M AGUS SETIANA dan IWAN PRIHANTORO. Randobawa Ilir merupakan salah satu desa di Kabupaten Kuningan dimana terdapat peternakan domba rakyat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis potensi dan pemanfaatan jenis hijauan pakan ternak terutama rumput domestik potensial pada peternakan domba rakyat di Desa Randobawa Ilir sebagai sumber pakan ternak. Penelitian ini menggunakan analisis metode deskriptif, analisis komposisi botani hijauan pakan, analisis daya tampung lokasi, dan analisis vegetasi. Hasil dari komposisi botani pakan, peringkat pertama adalah Eragrostis sp. dengan Persentase 14.01%, peringkat kedua adalah rumput Digitaria sp. sebesar 9.96%, dan peringkat ketiga adalah jenis rumbah Mikania micrantha H.B.K. sebesar 9.90%. Kapasitas tampung di desa Randobawa ilir sebesar ST. Keanekaragaman jenis di Sawah lebih tinggi dibandingkan di Kebun. Jenis hijauan pakan yang paling dominan di Sawah adalah jenis rumput Cynodon dactylon L. Pers. dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi yaitu 31.53% dan jenis hijauan pakan yang paling dominan di Kebun adalah jenis rumput Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi yaitu 68.64%. Kata kunci: analisis vegetasi, daya tampung lokasi, domba, hijauan, komposisi botani ABSTRACT ALVIYANI. Potential and Utilitazion Analysis of Forage on Sheep Breeding Farm in Randobawa Ilir Village, Mandirancan Subdistrict, Kuningan Regency, West Java. Supervised by M AGUS SETIANA and IWAN PRIHANTORO. Randobawa ilir is one of the villages in Kuningan Regency where found sheep breeding farm. The aim of this experiment was analyzing potential and utilitazion of forage on sheep breeding farm in Randobawa Ilir village as a feed of ruminant forage. This experiment used descriptive analysis, composition botany analysis, analysis of carrying capacity, and diversity analysis. The results of composition of botany showed that the first rank of forage was Eragrostis sp. as many as 14.01%, the second was Digitaria sp. as many as 9.96%, and the third was Mikania micrantha H.B.K. as many as 9.90%. The result of analysis of carrying capacity showed that Randobawa Ilir village still allowed for addition of livestock as many as AU. The result of diversity analysis showed that diversity on paddy field higher than farm. The highest importance value on paddy field was Cynodon dactylon L. Pers. as many as 31.53% and the highest importance value on farm was Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv as many as 68.64%. Keywords: carrying capacity, composition botany, diversity analysis, forage, sheep.

5 ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN DOMBA RAKYAT DESA RANDOBAWA ILIR, KECAMATAN MANDIRANCAN, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT ALVIYANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi : Analisis Potensi dan Pemanfaatan Hijauan Pakan pada Peternakan Domba Rakyat Desa Randobawa Ilir Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Nama : Alviyani NIM : D Disetujui oleh Ir M Agus Setiana, MS Pembimbing I Dr Iwan Prihantoro, SPt MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen Tanggal Lulus: ( )

8

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari April 2013 dengan judul Analisis Potensi dan Pemanfaatan Hijauan Pakan pada Peternakan Domba Rakyat Desa Randobawa Ilir, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Hijauan pakan potensial dipilih sebagai bahan utama dalam penelitian karena hijauan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dalam mendukung produktivitas dan kelangsungan hidup ternak. Setiap wilayah mempunyai identitas lokal berbeda-beda yang dapat dijadikan sebagai pakan potensial sehingga dapat dibudidayakan dan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh peternak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2013 Alviyani

10 DAFTAR ISI JUDUL i PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI iii ABSTRAK iv LEMBAR PENGESAHAN vii PRAKATA ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xii PENDAHULUAN 1 METODE PENELITIAN Bahan 1 Alat 2 Lokasi dan Waktu 2 Prosedur Percobaan 2 Pelaksanaan Penelitian 2 Pembuatan Herbarium 2 Identifikasi Hijauan Pakan Ternak 2 Analisa Data 2 Analisis Deskriptif 2 Analisis Komposisi Botani Hijauan Pakan 2 Analisis Kapasitas Daya Tampung 3 Analisis Vegetasi 3 Indeks Nilai Penting (INP) 4 Indeks Dominansi (ID) 4 Indeks Keanekaragaman Jenis (H') 4 Indeks Kesamaan Komunitas (IS) 4 Indeks Kekayaan Jenis (R 1 ) 4 Indeks Kemerataan Jenis (E) 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kabupaten Kuningan 5 Kondisi Umum Peternakan di Desa Randobawa Ilir 5 Karakteristik Peternak 6 Komposisi Botani Hijauan di Kandang yang dikonsumsi Ternak 9 Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Randobawa Ilir 11 Keragaman Jenis Hijauan Pakan 13 Analisis Keanekaragaman Hijauan Pakan 15 Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia 16 SIMPULAN DAN SARAN 16 DAFTAR PUSTAKA 17 LAMPIRAN 19 RIWAYAT HIDUP 26 UCAPAN TERIMA KASIH 26

11 DAFTAR TABEL 1 Tetapan Koefisien Komposisi Botani Mannetje dan Haydock (1963) 3 2 Populasi Ternak di Desa Randobawa Ilir 5 3 Jenis Penggunaan Lahan di Desa Randobawa Ilir 6 4 Gambaran Umum Peternak di Desa Randobawa Ilir 7 5 Jenis dan Komposisi Botani Hijauan Pakan di Kandang 9 6 Komposisi Botani di Sawah 11 7 Komposisi Botani di Kebun 12 8 Jenis Hijauan Pakan Dominan di Sawah 14 9 Jenis Hijauan Pakan Dominan di Kebun Analisis Keanekaragaman Jenis Hijauan Pakan Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia 16 DAFTAR GAMBAR 1 Desain Petak Pengamatan 3 2 Karakteristik Peternak di Desa Randobawa Ilir 6 3 Pola Pengaritan dan Pemberian Hijauan 8 4 Jenis Hijauan Pakan yang dikonsumsi Ternak 10 5 Jenis Komposisi Hijauan Pakan di Sawah 12 6 Jenis Komposisi Hijauan Pakan di Kebun 13 7 Jenis Hijauan Pakan Dominan di Sawah dan di Kebun 14 DAFTAR LAMPIRAN 1 Peta Wilayah Desa Randobawa Ilir 19 2 Komposisi Botani di Sawah 19 3 Komposisi Botani di Kebun 20 4 Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Sawah 20 5 Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Kebun 21 6 Populasi Riil Ternak di Desa Randobawa Ilir 22 7 Hasil Perhitungan KPPTR Soewardi (1985) 22 8 Gambar Jenis Hijauan Pakan 23 9 Gambar Pemeliharaan Ternak Domba 25

12

13 PENDAHULUAN Subsektor peternakan mempunyai peran besar terhadap perekonomian pedesaan yang dimulai dari kejelasan identitas dan potensi lokal yang akan dikembangkan dalam perencanaan pembangunan sistem agribisnis peternakan. Desa Randobawa Ilir merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kabupaten Kuningan dengan jumlah penduduk 3956 jiwa dan luas wilayah ha (Profil Desa Randobawa Ilir 2012). Jenis ternak di Desa Randobawa Ilir meliputi domba, sapi potong, dan kerbau. Populasi ternak tertinggi di Desa Randobawa Ilir adalah jenis ternak domba sebesar 293 ekor (UPTD Pelayanan Teknis Pertanian, Peternakan dan Perikanan 2012). Tipologi kehidupan Desa ini merupakan wilayah yang sebagian besar penduduknya mempunyai usaha sampingan sebagai peternak domba. Domba merupakan ternak ruminansia dengan pakan utamanya berupa hijauan seperti rumput dan legum dan domba mampu mengkonversi pakan berkualitas rendah asal hijauan menjadi produk bergizi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Komponen utama dalam pengembangan usaha ternak ruminansia perlu memperhatikan tiga hal yaitu ketersediaan lahan, ternak dan pakan (Soedrajat 2000). Hijauan pakan berupa rumput dan leguminosa dapat digunakan sebagai pakan utama ternak (Hartadi et al. 1993) dan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan ternak karena dengan pemberian pakan yang berkualitas dan cukup maka bobot badan ternak akan meningkat, begitu pula dengan kualitas karkasnya (Newman dan Snapp 1969). Ketersediaan pakan merupakan hal yang menjadi prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan ternak. Biaya produksi dalam pemenuhan ketersediaan pakan merupakan biaya tertinggi yaitu 60-70% dari seluruh biaya produksi. Mengingat tingginya biaya tersebut sehingga perlu adanya perhatian mendalam tentang penyediaan pakan yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Potensi wilayah dalam menyediakan hijauan pakan ternak dan kebutuhan untuk mencukupi pakan ternak perlu diketahui agar dapat diusahakan pemanfaatan sumber daya hijauan secara optimal dengan memperhatikan kesinambungan penyediaan sepanjang tahun (Rukmana 2005). Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menunjukkan kapasitas wilayah dalam penyediaan hijauan pakan ternak adalah kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) (Soewardi 1985). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan pemanfaatan jenis hijauan pakan ternak terutama rumput domestik potensial pada peternakan domba rakyat di Desa Randobawa Ilir sebagai sumber pakan ternak. METODE PENELITIAN Bahan Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengetahui keterampilan peternak sebagai responden dan lingkungan pemeliharaan domba. Ternak yang

14 2 diamati adalah domba yang meliputi domba anak, induk, muda, dan pejantan yang ada di Desa Randobawa Ilir. Bahan herbarium hijauan pakan yang terdapat di kandang dan di lapang. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuadran berukuran 0.5m x 0.5m, pisau, GPS, kertas, timbangan, kamera, label, tali, kantong sampel. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di peternakan domba rakyat yang berada di Desa Randobawa ilir, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan dan Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, IPB pada bulan Februari - April tahun 2013 pada kondisi sawah kering. Prosedur Percobaan Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dengan teknik observasi terhadap manajemen pemeliharaan domba dan komposisi botani hijauan pakan serta kajian analisis vegetasi. Pembuatan Herbarium Herbarium dari hijauan pakan domestik dilakukan dengan pendekatan metode Stone (1983). Identifikasi Hijauan Pakan Ternak Jenis hijauan pakan diamati dengan sumber pustaka terkait untuk diperoleh nama lokal dan latinnya. Analisis Data Data diperoleh dengan metode sensus menggunakan teknik wawancara di lapangan diolah dan ditabulasi. Data dianalisis secara metode deskriptif. Data hijauan pakan yang ada di kandang dan di lapang dianalisis berdasarkan komposisi botani hijauan pakan. Analisis daya tampung lokasi untuk menentukan KPPTR dan analisis keanekaragaman hijauan pakan dianalisis berdasarkan analisis vegetasi. Analisis Deskriptif Data yang diperoleh dari hasil wawancara diolah secara deskriptif meliputi keadaan umum di lokasi penelitian, karakteristik peternak meliputi pendidikan, pekerjaan, umur, pengalaman beternak, gambaran kondisi dan keragaman hijauan pakan yang diberikan pada ternak. Analisis Komposisi Botani Hijauan Pakan Komposisi botani pakan dilakukan dengan metode Dry Weight Rank dari kuadran 0.5 x 0.5 m 2 yang dilempar secara acak sebanyak 25 kali lemparan menurut Mannetje dan Haydock (1963). Data komposisi hijauan ditabulasikan

15 untuk mengukur perbandingan spesies yang mendominasi di desa tersebut, selanjutnya dihitung berdasarkan tetapan koefisien yang disajikan pada Tabel 1. Ranking Tabel 1 Tetapan koefisien komposisi botani hijauan pakan Tetapan Koefisien Analisis Kapasitas Daya Tampung Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) merujuk pada metode Soewardi (1985) dengan rumus: 1). PMSL= a LG + b PR + c R 2). PMKK= 3 ST/KK 3). KPPTR (SL) = PMSL POPRIL 4). KPPTR (KK) = PMKK POPRIL 5). KPPTR Efektif= KPPTR (SL), jika dan hanya jika KPPTR (SL) < KPPTR (KK) 6). KPPTR Efektif= KPPTR (KK), jika dan hanya jika KPPTR (SL) > KPPTR (KK) Keterangan: PMSL= potensi maksimum berdasarkan sumberdaya lahan (ST), LG= luas lahan garapan (ha), PR= luas padang rumput tetap (ha), R= Luas rawa (ha), PMKK= potensi maksimum berdasarkan sumberdaya keluarga, POPRIL= populasi riil ternak ruminansia (ST). a= koefisien LG (0.8 ST ha -1 ), b= koefisien PR (0.5 ST ha -1 ), c= koefisien R (1.2 ST ha -1 ). 3 Analisis Vegetasi Teknik pengambilan data dilakukan berdasarkan metode Kusmana (1997) yaitu metode analisis vegetasi tumbuhan bawah dengan dibuatnya petak pengamatan berukuran 20 m x 20 m, dibuat 5 plot berukuran 2 x 2 m 2 di dalam petak pengamatan. Desain petak pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambaran komposisi jenis tumbuhan sebagai hijauan pakan ternak dilakukan perhitungan terhadap parameter yang meliputi indeks nilai penting, indeks dominansi, indeks keanekaragaman jenis, indeks kesamaan komunitas, indeks kekayaan jenis, indeks kemerataan jenis. a b e c d Gambar 1 Desain petak pengamatan (20 x 20 m 2 ); a, b, c, d, e adalah plot pengamatan 2 x 2 m 2.

16 4 Indeks Nilai Penting (INP) Indeks INP dihitung pada tingkat tumbuhan bawah dengan rumus INP= KR + FR. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1998) rumus yang digunakan dalam analisis vegetasi adalah sebagai berikut: a. Kerapatan (K) K= b. Kerapatan Relatif (KR) KR= c. Frekuensi suatu jenis (F) F= d. Frekuensi Relatif (FR) FR= Indeks Dominansi (ID) ID = Indeks Dominansi ni = INP jenis i N = total INP ID= ( ) ² Indeks Keanekaragaman Jenis (H ) H = - H = Indeks Keanekaragaman Jenis ni = INP jenis i N = Total INP Indeks Kesamaan Komunitas (IS) IS = IS = Indeks kesamaan komunitas w = Jumlah jenis yang sama antara komunitas a dan b a = Jumlah jenis yang terdapat pada komunitas a b = Jumlah jenis yang terdapat pada komunitas b Indeks Kekayaan Jenis (R 1 ) R 1 S N = Indeks Kekayaan = Jumlah jenis yang ditemukan = Jumlah total Individu Indeks Kemerataan Jenis (E) E = Indeks kemerataan jenis H = Indeks keanekaragaman jenis S = Jumlah jenis R 1 = E=

17 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kabupaten Kuningan Kabupaten Kuningan terletak di Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, dengan koordinat BT dan LS dengan luas mencapai km 2 ( ha). Bagian timur wilayah Kabupaten ini adalah dataran rendah, sedangkan di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ciremai (3076 m dpl). Kabupaten Kuningan terdiri dari 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361 Desa. Batas-batas wilayah Kabupaten Kuningan adalah sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah, sedangkan sebelah Selatan, Barat dan Utara masing-masing berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat (Profil Desa Randobawa Ilir 2012). Kondisi Umum Peternakan di Desa Randobawa Ilir Desa Randobawa Ilir termasuk desa dataran rendah berada di bawah pegunungan Gunung Ciremai (sebelah utara). Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Pancalang, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Salakadomas dan Randobawa Girang, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pakembangan dan Kecamatan Pancalang, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kertawinangun (Profil Desa Randobawa Ilir 2012). Ternak domba merupakan ternak ruminansia yang paling banyak dipelihara di Desa Randobawa Ilir karena domba mampu beradaptasi di tempat yang kering dan panas serta mampu beradaptasi pada kondisi daerah yang memiliki sumber pakan hijauan yang kurang baik sehingga memudahkan dalam pemeliharannya. Domba ekor tipis dan domba garut merupakan jenis ternak domba yang banyak dipelihara oleh peternak di Desa Randobawa Ilir. Populasi ternak di Desa Randobawa Ilir disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Populasi ternak di Desa Randobawa Ilir Ternak (ekor) Jenis ternak Jumlah (ekor) Jumlah (ST) Dewasa Muda Anak Sapi potong Domba Kerbau Sumber: Data Primer (2013) Berdasarkan Tabel 2 Populasi ternak yang paling banyak di Desa Randobawa ilir adalah ternak domba sebanyak 249 ekor (22.56 ST) dan populasi ternak terendah yaitu kerbau sebanyak 5 ekor. Luas lahan Desa Randobawa Ilir memiliki ha. Penggunaan lahan di Desa Randobawa Ilir meliputi pemukiman, sawah, ladang, perkantoran/fasilitas umum, dan lainnya. Sawah merupakan luas lahan yang terbesar yaitu 152 ha dibandingkan luas lahan pemukiman yaitu ha. Peternakan rakyat di Desa Randobawa Ilir tersebar

18 6 merata di seluruh dusun dengan menggunakan sistem pemeliharaan secara intensif. Jenis penggunaan lahan di Desa Randobawa Ilir disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Jenis penggunaan lahan di Desa Randobawa Ilir Jenis Penggunaan Luas (ha) Tanah sawah 152 Ladang Pemukiman Perkantoran/fasilitas umum 5.30 Lainnya 3.47 Sumber: Profil Desa Randobawa Ilir (2012) Karakteristik Peternak Karakteristik peternak domba rakyat di Desa Randobawa Ilir berdasarkan umur peternak, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman beternak, dan kepemilikan ternak. Karakteristik Peternak disajikan pada Gambar % 35% 10% 36% tahun tahun tahun Jumlah (%) Jumlah responden Jumlah Ternak (%) (a) > 55 tahun 0.00 SD SMP SMA Tingkat Pendidikan Peternak (b) 7% 3% 6% petani pedagang peternak 84% Lainnya 71% 3% < Rp % Rp Rp > Rp (c) Gambar 2 Karakteristik Peternak di Desa Randobawa Ilir. (a) Persentase peternak berdasarkan usia; (b) Persentase jumlah ternak berdasarkan tingkat pendidikan peternak; (c) Persentase jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan utama; (d) Persentase jumlah peternak berdasarkan pendapatan pokok. (d)

19 Sebagian besar peternak berumur antara tahun. Berdasarkan Gambar 2a, peternak di Desa Randobawa Ilir berumur tahun memiliki Persentase paling tinggi yaitu sebesar 36%. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Suminar (2011) bahwa persentase tertinggi umur peternak di Desa Cigobang Kabupaten Cirebon sebesar 50% yaitu pada usia tahun, sedangkan hasil dari penelitian Permana (2012), persentase tertinggi umur peternak di Air Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu 36.76% dengan umur peternak tahun. Hal ini dapat dikatakan bahwa umur peternak di Desa Randobawa ilir berpotensi dalam pengembangan subsektor peternakan ruminansia kecil karena sebagian besar peternak berada dalam usia produktif yaitu tahun (Ningsih 2010). Peternak yang paling banyak yaitu lulusan SD (Gambar 2b), sebanyak 77.42% mempunyai ternak domba paling banyak yaitu 82.05% (18.51 ST). Peternak lulusan SMP sebesar 16.13% memiliki ternak domba sebanyak 13.52% (3.05 ST), sedangkan peternak lulusan SMA dengan persentase terendah yaitu 6.45% memiliki ternak paling sedikit yaitu 4.43% (1 ST), sedangkan hasil penelitian Siregar (2012), persentase tingkat pendidikan tertinggi di Desa Pidoli Lombang Kabupaten Mandailing Natal yaitu SMP sebesar 58%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak di Desa Randobawa Ilir masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pendampingan dari penyuluh peternakan yang memberi pengarahan cara beternak yang baik kepada peternak setempat mempengaruhi tingkat keterampilan khusus dan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan teknologi peternakan khususnya teknologi pakan dan usaha pembudidayaan ternak. Persentase tertinggi dari pekerjaan utama peternak di Desa Randobawa Ilir adalah petani sebesar 84% (Gambar 2c). Siregar (2012), menyatakan bahwa sebagian besar pekerjaan utama peternak di Desa Aek Banir Kabupaten Mandailing Natal merupakan sebagai petani sebesar 90% dan 33.93% merupakan persentase tertinggi pekerjaan utama peternak sebagai petani di Desa Cigobang Kabupaten Cirebon (Suminar 2011). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan utama peternak yaitu sebagai petani. Pendapatan dari pekerjaan utama peternak (Gambar 2d), 71% para peternak memiliki pendapatan sebesar Rp /bulan, sedangkan pendapatan diatas Rp hanya 3%, dan sebanyak 26% adalah peternak yang memiliki pendapatan kurang dari Rp /bulan. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Permana (2012), sebesar 75% pendapatan dari pekerjaan utama peternak yaitu Rp Rp Pendapatan tersebut dinilai kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga untuk menambah pendapatan keluarga mereka menjalankan usaha sampingan yaitu dengan beternak. Berdasarkan status kepemilikan ternak di Desa Randobawa Ilir yaitu terdapat peternak pemilik dan peternak gaduhan yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Gambaran umum peternak di Desa Randobawa Ilir Parameter Pemilik/Sendiri Gaduhan Jumlah Ternak (ST) / orang 0.68 ± ± 0.69 Pendidikan (Tahun)* 7.35 ± 2.06 a 6.00 ± 0.00 b Pengalaman (Tahun) 4.89 ± ± 7.80 Umur (Tahun) 45.1 ± ± 7.17 Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf (P<0.05). *) SD= 6 tahun, SMP= 9 tahun, SMA= 12 tahun 7

20 8 Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak dengan status kepemilikan sendiri nyata lebih tinggi dibandingkan dengan peternak dengan status kepemilikan gaduhan (P<0.05), akan tetapi pada peternak gaduhan memiliki jumlah ternak yang relatif lebih besar dibandingkan dengan jumlah ternak dengan status kepemilikan ternak sendiri. Hal ini diduga karena pengalaman beternak peternak gaduhan relatif lebih lama dibandingkan pengalaman beternak dari status kepemilikan ternak pemilik. Menurut Arbi (2010), pengalaman usaha atau lama usaha berpengaruh terhadap pengetahuan dan keahlian dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada usaha tersebut dan pengalaman beternak merupakan indikator keberhasilan dalam beternak sehingga dapat meningkatkan produksi pada masa yang akan datang (Hoda 2002). Adapun gambaran pemberian pakan hijauan yang diberikan kepada ternak disajikan pada Gambar 3. Kapasitas mengarit (Kg) y = x x x R² = y = x x x R² = Pemberian Hjjauan (Kg) Jumlah ternak (ST) Kapasitas mengarit (kg) Pemberian hijauan (kg) Gambar 3 Pola Pengaritan dan Pemberian Hijauan Pakan Ternak di Desa Randobawa Ilir Berdasarkan Gambar 3, hubungan jumlah ternak terhadap kapasitas mengarit memiliki pola kubik dengan y = x x x dan R² = Kapasitas mengarit dari peternak cenderung meningkat sampai 2.0 ST kemudian kapasitas mengarit dari peternak menurun seiring dengan bertambahnya jumlah tanggungan ternak yang dipelihara dengan R² = Pola pemberian hijauan pakan ternak (Gambar 3) cenderung menurun seiring dengan meningkatnya tanggungan ternak yang dipelihara dengan R² = Penurunan pemberian hijauan pakan ini terjadi pada jumlah ternak sebanyak 0.9 ST yang dianggap sebagai titik minimum pemberian hijauan pakan ternak. Meskipun demikian, terjadi juga pola peningkatan pemberian hijauan pakan ternak tersebut dengan jumlah ternak sebanyak 1.8 ST sebagai titik maksimum pemberian hijauan pakan. Hasil ini menunjukkan bahwa kebutuhan ternak belum tercukupi sesuai dengan kebutuhannya karena kapasitas mengarit yang dilakukan

21 oleh peternak di Desa Randobawa Ilir menjadi faktor pembatas dalam pemenuhan kebutuhan ternak. Komposisi Botani Hijauan di Kandang yang Dikonsumsi Ternak Jenis hijauan pakan yang terdapat di Desa Randobawa Ilir terbagi menjadi tiga yaitu rumput, kacangan, dan rumbah. Ada 13 jenis rumput, 2 jenis kacangan, dan 10 jenis rumbah yang ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis dan komposisi botani hijauan pakan di Kandang Ranking Nama Latin Nama Lokal Kelompok Hijauan Pakan % Tiap Jenis 1 Eragrostis sp. - Rumput Digitaria sp. - Rumput Mikania micrantha H.B.K. Sembung rambat Rumbah Cynodon dactylon L. Pers. Rumput grinting Rumput Ipoemoa batatas (L). Lam Ubi jalar Rumbah Oplismenus burmannii (Retz.) Rumput gunung Rumput 5.62 P. Beauv 7 Ludwigia octovalvis (Jacq.) Cacabean Rumbah 5.62 Reven 8 Panicum repens L. Jajahean Rumput Digitaria sanguinalis Auct. Genjoran Rumput Paspalum sp. L. - Rumput Elephantopus scaber Linn Tapak liman Rumbah Brachiaria subquadripara Rumput cori Rumput 3.01 (Trin.) Hitch. 13 Ischaemum timorense Kunth. Rumput Rumput 2.32 tatambagaan 14 Wedelia trilobata Seruni Rumbah Cyperaceae - Rumbah Ageratum conyzoides L. Bandotan Rumbah Centrocema pubescens Benth. Kacang sentro Kacangan Arachis hypogaea L. Kacang tanah Kacangan Eleusine indica (L.) Gaertn Jukut jampang Rumput Echinochola colona (L.) Link Rumput bebek Rumput Laersia hexandra Swartz Rumput kumpai Rumput Oplismenus compositus (L.) P. Jampang Rumput 0.69 Beauv kerincing 23 Eleutheranthera ruderalis Babadotan Rumbah 0.29 (Sw.) Sch Bip 24 Cyanotis cristata. (L.) D. Don Gewor lalaki Rumbah Borreria hispida K. Schum Gempur batu Rumbah 0.29 Sumber: Data Primer (2013) 9

22 10 Berdasarkan tingkat peringkat jenis hijauan pakan ternak yang diberikan pada ternak domba, peringkat pertama adalah jenis rumput Eragrostis sp. dengan Persentase 14.01%, peringkat kedua adalah rumput Digitaria sp. sebesar 9.96%, dan peringkat ketiga adalah jenis rumbah Mikania micrantha H.B.K. sebesar 9.90%. Menurut peternak, Eragrostis sp. merupakan jenis rumput yang disukai oleh ternak sehingga rumput ini banyak diberikan pada ternak. Menurut Newman (1973), protein yang terkandung dalam Eragrostis sp. pada musim panas sebesar % sedangkan pada musim penghujan yaitu %. (a) Eragrostis sp. (b) Digitaria sp. (c) Mikania micrantha H.B.K. Gambar 4 Jenis hijauan pakan yang dikonsumsi oleh ternak Jenis hijauan lain yang diberikan pada ternak domba disajikan pada Tabel 5 diantaranya adalah Cynodon dactylon L. Pers., Ipoemoa batatas (L.) Lam, Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv, Ludwigia octovalvis (Jacq.) Reven, Panicum repens L., Digitaria sanguinalis Auct., Paspalum sp. L., Elephantopus scaber Linn, Brachiaria subquadripara (Trin.) Hitch., Ischaemum timorense Kunth., Wedelia trilobata, Cyperaceae, Ageratum conyzoides L., Centrocema pubescens Benth., Arachis hypogaea L., Eleusine indica (L.) Gaertn, Echinochola colona (L.) Link, Laersia hexandra Swartz, Oplismenus compositus (L.) P. Beauv, Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch Bip, Cyanotis cristata. (L.) D. Don., Borreria hispida K. Schum. Menurut Utami (2009), Ageratum conyzoides L. mengandung protein 6-8% yang dibutuhkan oleh ternak. Konsumsi komposisi hijauan pakan pada ternak domba paling banyak adalah hijauan pakan berupa rumput yaitu sebesar 62.20%, Kacangan sebesar 2.25%, dan rumbah sebesar 35.55%. Menurut Siregar (2008), pemberian pakan yang baik diberikan dengan perbandingan hijauan dengan konsentrat (pakan penguat) 60% : 40% (dalam bahan kering ransum), apabila hijauan yang diberikan berkualitas rendah perbandingan itu dapat menjadi 55% : 45% dan hijauan yang

23 diberikan berkualitas sedang sampai tinggi perbandingan itu dapat menjadi 64% : 36%. Pemberian pakan ternak domba di desa Randobawa ilir hanya diberikan hijauan saja tanpa adanya penambahan konsentrat. Kondisi ini dinilai kurang mendukung dalam pemeliharaan ternak terutama untuk penggemukan domba karena dibutuhkan pakan penguat sebagai pakan tambahan untuk meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah (Sugeng 1998). Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Randobawa Ilir Analisis komposisi botani hijauan pakan dilakukan di dua tempat yaitu di Sawah (Tabel 6) dan di Kebun (Tabel 7) yang didasarkan pada metode Dry Weight Rank menurut Mannetje dan Haydock (1963). Tabel 6 Komposisi botani hijauan di Sawah Ranking Nama Latin Kelompok % Nama Hijauan Tiap Lokal Pakan Jenis 1 Digitaria sp. - Rumput Elephantopus scaber Linn Tapak Rumbah liman 3 Imperata cylindrica (L.) P. Beauv Alangalang Rumput Centrocema pubescens Benth. Kacang Kacangan sentro 5 Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Babadotan Rumbah 7.87 Sch Bip 6 Eragrostis sp. - Rumput Oplismenus burmannii (Retz.) P. Rumput Rumput 5.70 Beauv gunung 8 Ageratum conyzoides L. Bandotan Rumbah Ludwigia octovalvis (Jacq.) Reven Cacabean Rumbah Cyperaceae - Rumbah Mimosa pudica L. Putri malu Rumbah Mikania micrantha H.B.K. Sembung Rumbah 1.27 rambat 13 Cyanotis cristata. (L.) D. Don Gewor lalaki Rumbah 1.27 Sumber: Data Primer (2013) Hijauan di sekitar Sawah didominasi oleh Digitaria sp. sebesar 28.87%, peringkat kedua yaitu Elephantopus scaber Linn sebesar 16.27%, dan peringkat ketiga adalah Imperata cylindrica (L.) P. Beauv sebesar 12%. Digitaria sp. merupakan spesies yang daur hidupnya tidak lebih dari satu tahun. Cara penyebaran dan pelestariannnya melalui biji yang berkecambah pada musim penghujan. Selain itu, Digitaria sp. memiliki batang berupa stolon dan menjalar di permukaan tanah yang dapat membentuk akar dan tunas sehingga pertumbuhan dari jenis ini sangat cepat. Imperata cylindrica (L.) P. Beauv atau dikenal alangalang merupakan spesies yang mempunyai batang berupa rizoma yang tumbuh 11

24 12 menjalar di dalam tanah sehingga membentuk akar dan tunas. Spesies ini banyak tumbuh di areal persawahan yang merugikan tanaman padi. Selain itu, Imperata cylindrica (L.) P. Beauv memiliki senyawa alelopati yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya dalam satu areal (Sastroutomo 1990). Komposisi botani hijauan pakan di Kebun disajikan pada Tabel 7. (a) Digitaria sp. (b) Elephantopus scaber Linn Ranking (c) Imperata cylindrica (L.) P. Beauv Gambar 5 Jenis Komposisi Hijauan Pakan di Sawah Tabel 7 Komposisi botani di Kebun Nama Latin Nama Lokal Kelompok Hijauan Pakan % Tiap Jenis 1 Oplismenus burmannii (Retz.) P. Rumput Rumput Beauv gunung 2 Mikania micrantha H.B.K. Sembung Rumbah rambat 3 Centrocema pubescens Benth Kacang Kacangan sentro 4 Paspalum sp. L. - Rumput Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch Babadotan Rumbah 7.97 Bip 6 Urena lobata L. Pulutan Rumbah Merremia sp. Areuy Rumbah 6.13 kidang 8 Elephantopus scaber Linn Tapak Rumbah 5.29 liman 9 Crotalaria juncea L. Orok-orok Kacangan Stachytarpheta jamaicensis (L.) Pecut kuda Rumbah 3.07 Vahl 11 Cyanotis cristata. (L.) D. Don Gewo lalaki Rumbah Ficus montana Burm. F Amis mata Rumbah Eragrostis multicaulis - Rumput 0.76 Sumber: Data Primer (2013)

25 Hijauan yang mendominasi di Kebun (Tabel 7) adalah Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv sebesar 24.52%, peringkat kedua adalah Mikania micrantha H.B.K. sebesar 14.87%, dan peringkat ketiga adalah Centrocema pubescens Benth sebesar 14.56%. Hal ini menandakan bahwa jenis hijauan pakan berbeda antara tempat yang satu dengan lainnya yang dapat dijadikan sebagai indikator ciri habitat dari jenis hijauan tersebut. Menurut Sancayaningsih dan Margawati (2009), Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai penyebaran merata yang dapat tumbuh di musim kemarau dan penghujan. Mikania micrantha H.B.K. merupakan tumbuhan memanjat dan merambat di semak-semak dan pohon kecil, kemudian membentuk semak tebal oleh campuran antara batang dan stolon. Penyebaran dan pelestariannya melalui biji dengan angin sebagai perantaranya sehingga mudah tersebar dan mendominasi di habitat barunya (Webber 2003). 13 (a) Mikania micrantha H.B.K (b) Centrocema pubescens Benth (c) Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv Gambar 6 Jenis Komposisi Hijauan Pakan di Kebun Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Desa Randobawa Ilir Keragaman jenis hijauan Pakan di ukur pada dua tempat yaitu sawah dan kebun. Keragaman jenis hijauan di sawah terdiri dari 28 spesies sedangkan hasil analisis vegetasi di kebun terdiri dari 9 spesies. Dari total jenis yang ditemukan terdapat enam jenis hijauan pakan yang dominan di Sawah yang disajikan pada Tabel 8 dan enam jenis hijauan pakan yang dominan di Kebun yang disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan Tabel 8, Jenis hijauan pakan yang paling dominan di sawah adalah jenis rumput Cynodon dactylon L. Pers. dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi yaitu 31.53% dan jenis kodominannya adalah jenis rumput Eragrostis sp. dengan INP sebesar 17.17%. Hasil analisis vegetasi di kebun (Tabel 9) yang

26 14 paling dominan Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv adalah rumput dan kodominannya adalah Paspalum sp. L. dengan masing-masing mempunyai nilai INP sebesar 68.64% dan 29.22%. Tabel 8 Enam jenis hijauan pakan yang paling dominan di Sawah Nama Latin Nama Lokal Jumlah KR FR INP Individu % Cynodon dactylon L. Rumput grinting Pers. Eragrostis sp Cyanotis cristata. (L.) D. Gewor lalaki Don Panicum repens L. Jajahean Cyperaceae Paspalum sp. L Sumber: Data Primer (2013) Tabel 9 Enam jenis hijauan pakan yang paling dominan di Kebun Nama Latin Nama Lokal Jumlah KR FR INP Individu % Oplismenus burmannii Rumput gunung (Retz.) P. Beauv Paspalum sp. L Mikania micrantha Sembung rambat H.B.K. Eleutheranthera Babadotan ruderalis (Sw.) Sch Bip Elephantopus scaber Tapak liman Linn Centrocema pubescens Benth Kacang sentro Sumber: Data Primer (2013) (a) Cynodon dactylon L. Pers. (b) Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv Gambar 7 Jenis Hijauan Pakan Dominan di Sawah (a) dan di Kebun (b) Cynodon dactylon L. Pers. memiliki banyak keunggulan diantaranya tekstur daun halus, memiliki perakaran yang dalam, toleran terhadap kekeringan, dapat

27 tumbuh di berbagai jenis tanah, laju pertumbuhan dan pemulihan cepat, dan responsif terhadap pemupukan (Beard 1973). Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai penyebaran merata yang dapat tumbuh di musim kemarau dan penghujan (Sancayaningsih dan Margawati 2009). Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008), nilai INP merupakan salah satu indikator karakterisitik pada tumbuhan. Nilai INP yang tinggi mengindikasikan bahwa tumbuhan tersebut mempunyai daya adaptasi, daya kompetisi dan kemauan reproduksi yang lebih baik dibandingkan dengan tumbuhan lain dalam satu areal. Analisis Keanekaragaman Hijauan Pakan di Desa Randobawa Ilir Keanekaragaman jenis terdiri dari dua komponen yaitu jumlah spesies yang menunjukkan pada kekayaan jenis (richness) dan kelimpahan jenis yang mengarah ke kemerataan jenis (evenness) (Mcnaughton dan Wolf 1990). Analisis keanekaragaman hijauan pakan disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Indeks keanekaragaman jenis (H ), indeks kekayaan jenis (R 1 ), indeks kemerataan jenis (E), dan indeks dominansi jenis (C), indeks kesamaan jenis (IS) Tempat H' R 1 E C IS (%) Sawah Kebun Sumber: Data Primer (2013) Nilai keanekaragaman jenis di sawah sebesar 3.03 yang tergolong tinggi Sedangkan pada kebun mempunyai nilai keanekaragaman yang rendah yaitu Nilai indeks keanekaragaman jenis (H ) diklasifikasikan tiga tingkatan yaitu rendah jika H < 2.0, sedang jika 2.0 H < 3.0, tinggi jika H 3.0 (Magurran 1988). Nilai indeks keanekeragaman tersebut menunjukkan bahwa kelimpahan jenis hijauan pakan di sawah lebih besar dibandingkan di kebun karena jenis tumbuhan yang ada di Sawah lebih banyak daripada di Kebun. Berdasarkan Magurran (1988) nilai R 1 < 3.5 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong rendah, R 1 = menunjukkan kekayaan jenis sedang, dan R 1 >5.0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian tersebut maka kekayaan jenis hijauan pakan pada sawah dan kebun tergolong rendah dengan indeks kekayaan jenis (R 1 ) pada sawah (3.16) dan pada kebun (1.20). Perbedaan nilai tersebut dipengaruhi oleh jumlah jenis yang ditemukan yaitu di sawah sebanyak 28 jenis dan di kebun sebanyak 9 jenis. Tiga klasifikasi nilai indeks kemerataan jenis (E) berdasarkan Magurran (1988) yaitu E < 3.0 menunjukkan kemerataan jenis rendah. E= menunjukkan kemerataan jenis tergolong sedang, dan E > 0.6 menunjukkan kemerataan jenis tergolong tinggi. Nilai E pada sawah sebesar 0.91 dan pada kebun Kedua tempat ini mempunyai nilai yang tinggi karena E>6.0 sehingga dapat dikatakan kemerataan jenis di sawah dan kebun tergolong tinggi. Kemerataan jenis menunjukkan bagaimana kelimpahan jenis terdistribusi secara merata pada banyaknya individu yang ada. 15

28 16 Indeks dominansi hijauan di sawah yaitu 0.06 dan di kebun nilai C yaitu Analisis ini menunjukkan bahwa indeks dominansi baik di sawah maupun di kebun tergolong rendah karena nilai dari keduanya tidak ada nilai yang sama dengan satu atau mendekati satu sehingga dapat mengindikasikan bahwa jenis hijauan di sawah dan di kebun menyebar pada banyak jenis. Hasil perhitungan indeks kesamaan jenis (IS) yang diperoleh pada kedua komunitas yaitu 37.84%. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas hijauan pada kedua tempat dianggap berbeda karena nilai IS<75% (Istomo dan Kusmana 1997). Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia Hasil perhitungan KPPTR di Desa Randobawa Ilir berdasarkan metode Soewardi et al. (1985) yang disajikan pada Tabel 11. Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) merupakan suatu pendekatan untuk menunjukkan kapasitas wilayah dalam penyediaan hijauan makanan ternak (Soewardi et al. 1985). Berdasarkan sumberdaya lahan dan keluarga, hasil KPPTR efektif bernilai positif sebesar ST. Hasil ini menunjukkan bahwa kapasitas tampung ternak di Desa Randobawa Ilir masih mempunyai potensi menambah ternak sebanyak ST atau dapat juga desa tersebut menjadi sentra produksi hijauan pakan ternak karena didukung oleh luasnya lahan yang tersedia sehingga dapat digunakan sebagai lahan tanam hijauan pakan ternak. Akan tetapi, berdasarkan Gambar 3 yang menunjukkan adanya penurunan kapasitas mengarit dan pemberian hijauan pakan ternak seiring dengan bertambahnya jumlah ternak sehingga harus ditingkatkan kemampuan kapasitas pengarit dalam penyediaan hijauan pakan ternak agar dapat mencukupi kebutuhan ternak hingga ST. Tabel 11 Hasil kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia di Desa Randobawa Ilir KPPTR KPPTR PMSL PMKK POPRIL KPPTR (SL) Uraian (KK) Efektif (ST) (ST) (ST) (ST) (ST) (ST) Hasil Keterangan: PMSL= potensi maksimum berdasarkan sumberdaya lahan (ST), LG= luas lahan garapan (ha), PR= luas padang rumput tetap (ha),r= Luas rawa (ha), PMKK= potensi maksimum berdasarkan sumberdaya keluarga, POPRIL= populasi riil ternak ruminansia (ST). a= koefisien LG (0.8 ST ha -1 ), b= koefisien PR (ST ha -1 ), c= koefisien R (1.2 ST ha -1 ). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Desa Randobawa Ilir memiliki keanekaragaman jenis hijauan pakan yang beragam dan memiliki potensi yang tinggi sebagai sumber hijauan pakan. Pemanfaatan hijauan pakan domestik di Desa Randobawa Ilir terdiri dari 62.20% rumput, 35.55% rumbah, dan 2.25% legum.

29 17 Saran Hasil penelitian di atas, maka perlu pengujian lanjut hijauan pakan pada musim kemarau dan dilakukan pengujian terhadap kualitas nutrisi dari tiap jenis hijauan pakan ternak, dan analisis tanah di lokasi tersebut serta upaya pengembangan kemampuan pengarit dalam meningkatkan kapasitasnya. DAFTAR PUSTAKA Arbi P Analisa Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong (studi kasus: Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang) [Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Backer CA Atlas of 220 Weeds of Sugarcane Fields in Java. Amsterdam (NL): Ysel Press, Deventer. Beard JB Turfgrass: Science and Culture. New York (US): Prentice-Hall, Inc. Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Lebdosoekojo S, Tilman AD Tabel Komposisi Pakan Indonesia. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr. Hoda A Potensi pengembangan sapi potong pola usaha tani terpadu di wilayah Maluku Utara [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Isely D Weed Identification and Control in The North Central States. USA (US): Lowa State University Pr. Istomo, Kusmana C Penuntun Praktikum Ekologi Hutan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kantor Desa Randobawa Ilir Profil Desa Randobawa Ilir Tahun Kecamatan Mandirancan. Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kusmana C Metode Survei Vegetasi. Bogor (ID): IPB Pr. Magurran AE Ecological Diversity and Its Measurenment. Princeton NJ (US): Princeton University Press. Mannetje L, Haydock KP The dry weight rank method for the botanical analysis of pasture. J. British Grassland Society. 18 (4): McNaughton SJ, Wolf LL Ekologi Umum edisi ke-2. Pringgoseputro S, Srigandono, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Newman AL, Snapp RR Beef Catlle. 6 th Edition. New York, London (US): John Willey and Son, Inc. Newman DMR The influence of rainfall on the nutritive value of a semiarid mulga pasture in South-West Queensland. Tropical Grassland. 7(1): Ningsih AS Pola Penyediaan Hijauan Makanan Ternak Domba dan Kambing di Desa Sidoharjo dan Sumberharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Permana M Keragaman Jenis dan Pola Penyediaan Hijauan Pakan Ternak Sapi di Desa Air Sulau, Kecamatan Kedurang Ilir, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

30 18 Rukmana HR Budidaya Rumput Unggul. Yogyakarta (ID): Kanisius. Rukmana HR Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Yogyakarta (ID): Kanisisus. Sancayaningsih P, Margawati R Dinamika Tumbuhan Lantai Hutan dan Status Mikorhiza di Bawah Tegakan Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.) dan Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth.) di Hutan Wanagama I. Seminar Nasional Biologi XX dan Kongres PBI XIV UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (ID): UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sastroutomo SS Ekologi Gulma. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka. Siregar SB Penggemukan Sapi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Siregar RA Keragaman Jenis Hijauan Pakan Kambing Lokal di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sugeng YB Beternak Sapi Potong. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Suminar DR Jenis Hijauan Pakan pada Peternakan Kambing Rakyat di Desa Cigobang, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soerianegara I, Indrawan A Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soerianegara I, Indrawan A Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sodiq A, Abidin J Penggemukan Domba. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Soedrajat S Potensi dan prospek bahan pakan lokal dalam mengembangkan industri peternakan di Indonesia. Buletin Peternakan. Edisi Tambahan Soerjani M, Kostermans AJGH, Tjitrosoepomo G Weed of Rice in Indonesia. Jakarta (ID): Balai Pustaka. Soewardi B Peta Potensi Wilayah Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Peternakan, Direktorat Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Stone BC A guide to collecting Pandanaceae (Pandanus, Freycinetia, Sararanga). Ann. Missouri Bot. Gard. 70 : UPTD Pelayanan Teknis Pertanian, Peternakan dan Perikanan Mandirancan Data Populasi Ternak Besar Tahun UPTD Pelayanan Teknis Pertanian, Peternakan dan Perikanan Mandirancan, Kabupaten Kuningan. Utami S Inventarisasi Jenis Pakan Ternak pada Areal Penggembalaan Liar [Skripsi]. Samarinda (ID): Universitas Mulawarman. Webber E Invasive Plant Species of the World : A Refererence Guide to Environmental Weeds. Cambridge: CABI Publishing.

31 19 LAMPIRAN Lampiran 1 Peta wilayah Desa Randobawa Ilir, Kabupaten Kuningan Sumber: Lampiran 2 Komposisi botani di Sawah Nama Latin Nilai rank % Tiap Jumlah jenis Digitaria sp Elephantopus scaber Linn Imperata cylindrica (L.) P Beauv Centrocema pubescens Benth Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch Bip Eragrostis sp Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv Ageratum conyzoides L Ludwigia octovalvis (Jacq.) Reven Cyperaceae Mimosa pudica L Mikania micrantha H.B.K Cyanotis cristata. (L.) D. Don Total

32 20 Lampiran 3 Komposisi botani di Kebun Nama Latin Nilai rank % Tiap Jumlah jenis Oplismenus burmannii (Retz.) P Beauv Mikania micrantha H.B.K Centrocema pubescens Benth Paspalum sp. L Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch Bip Urena lobata L Merremia sp Elephantopus scaber Linn Clotalaria juncea L Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl Cyanotis cristata. (L.) D. Don Ficus montana Burm. F Eragrostis multicaulis Total Nilai rank masing-masing dikalikan dengan tetapan koefisien tempat pertama dikalikan 8.04; tempat kedua dikalikan 2.41; dan tempat ketiga dikalikan 1. Lampiran 4 Keragaman jenis hijauan pakan di Sawah No Nama Latin Nama Lokal Jumlah Individu K (ind/ha) KR (%) FR (%) INP (%) 1 Cynodon dactylon Rumput L. Pers. grinting 2 Eragrostis sp Cyanotis cristata. Gewor (L.) D. Don lalaki 4 Panicum repens Jajahean L. 5 Cyperaceae Paspalum sp Eleusine indica Jukut (L) Gaertn jampang 8 Imperata Alangalang cylindrica (L.) P. Beauv 9 Ludwigia Cacabean octovalis (Jacq.) Reven 10 Paspalum conjugatum Berg. Jukut pahit

33 11 Centrocema Kacang pubescens Benth sentro 12 Pogonatherum Pringpringan paniceum (Lamk.) Hack. 13 Borreria hispida Gempur K. Schum batu 14 Oplismenus Rumput burmannii (Retz.) P. Beauv gunung 15 Elephantopus Tapak scaber Linn liman 16 Digitaria Genjoran sanguinalis Auct 17 Brachiaria Rumput subquadipara (Trin.) Hitch cori 18 Oryza sativa L Padi Coix lacryma-jobi Hanjeli Blumea balsamifera (L.) 21 Mikania Sembung micrantha H.B.K. rambat 22 Wedelia trilobata Seruni Eleutheranthera Babadotan ruderalis (Sw.) Sch Bip 24 Mentha cordifolia Daun mint Stachytarpheta Pecut kuda jamaicensis (L) Vahl-Magn 26 Eragrostis amabilis (L.) Wight &Arn. ex Hook 27 Ageratum Bandotan conyzoides L. 28 Blumea mollis (D DON) Merr. Total Lampiran 5 Keragaman jenis hijauan pakan di Kebun No Nama Latin Nama Lokal Jumlah Individu K (ind/ha) KR (%) FR (%) INP (%) 1 Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv Rumput gunung Paspalum sp. L

34 22 Mikania micrantha Sembung 3 H.B.K. rambat Eleutheranthera 4 ruderalis (Sw.) Sch Bip babadotan Elephantopus Tapak 5 scaber Linn liman Centrocema kacang 6 pubescens Benth sentro Cyanotis cristata. Tali 7 (L.) D. Don wakul Areuy 8 Merremia sp. kidang Urena lobata L. Pulutan Total Lampiran 6 Populasi riil ternak di Desa Randobawa Ilir Ternak (ekor) Ternak (ST) Jumlah Jenis Ternak Ternak Dewasa Muda Anak Dewasa Muda Anak (ST) Sapi Domba Kerbau Total Lampiran 7 Hasil perhitungan KPPTR di Desa Randobawa Ilir Perhitungan Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) merujuk pada metode Soewardi dkk (1985) dengan rumus: 1). PMSL= a LG + b PR + c R 2). PMKK= 3 ST/KK 3). KPPTR (SL) = PMSL POPRIL 4). KPPTR (KK) = PMKK POPRIL 5). KPPTR Efektif= KPPTR (SL), jika dan hanya jika KPPTR (SL) < KPPTR (KK) 6). KPPTR Efektif= KPPTR (KK), jika dan hanya jika KPPTR (SL) > KPPTR (KK) Uraian Perhitungan PMSL = 0.8 ST x total luas lahan garapan (ha) = 0.8 ST x ha = ST ha -1 PMKK= 3 ST/KK x 1095 KK = 3285 ST KPPTR (SL)= PMSL - POPRIL = ST ha ST = ST

35 23 KPPTR (KK) = PMKK - POPRIL = 3285 ST ST = ST KPPTR Efektif= ST Lampiran 8 Gambar jenis hijauan pakan Merremia sp. Urena lobata L. Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch Bip Cyanotis cristata. (L.) D. Don Cyperaceae Borreria hispida K. Schum Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl Eleusine indica (L.) Gaertn

36 24 Ludwigia octovalvis (Jacq.) Reven Paspalum conjugatum Berg. Panicum repens L. Laersia hexandra Swartz Brachiaria subquadripara (Trin.) Hitch. Paspalum sp. L. Crotalaria juncea L. Wedelia trilobata Mimosa pudica L. Arachis hypogaea L.

37 25 Lampiran 10 Pemeliharaan ternak domba Domba Ekor Tipis Domba Garut Kandang Domba Pemberian Pakan Hijauan Pencukuran Bulu Domba Pengangkutan Hijauan dengan dipanggul Pengaritan Hijauan Pakan Penyediaan HMT dengan Cut and Carry system

38 26 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Maret 1992 di Jakarta. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Harun Rasyid dan Ibu Ipah Latipah. Awal pendidikan dasar penulis ditempuh pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri 1 Randobawa Ilir dan diselesaikan pada tahun Pendidikan menengah pertama diawali pada tahun 2003 di SMPN 2 Mandirancan dan diselesaikan pada tahun Penulis melanjutkan jenjang pendidikan di SMAN 1 Mandirancan dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor Departemen Ilmu Nutrisi dan alviyani30@yahoo.com Teknologi Pakan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan yaitu sebagai staff RPM Internal BEM-D pada tahun penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan diantaranya MPF pada tahun 2011 sebagai sekretaris, LKMM-D pada tahun 2012 sebagai staff divisi Humas, dan sebagai ketua divisi humas pada acara seminar pakan intenasional pada tahun Tahun 2011 penulis aktif di himpunan profesi HIMASITER sebagai staff PSDM sampai tahun Penulis mendapatkan dana dari DIKTI untuk pelaksanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) tahun 2011 dengan judul Pengaruh Suplementasi Mineral Zink dalam Pakan Ayam Broiler terhadap Performa dan Penurunan Kadar Ammonia (NH 3 ) dalam Manure untuk Mengurangi Efek Hujan Asam. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir M Agus Setiana, MS selaku pembimbing akademik dan pembimbing utama dan Dr Iwan Prihantoro, SPt MSi selaku pembimbing skripsi atas bimbingan, masukan dalam melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi. Terima kasih kepada Ir Asep Tata Permana, MSc selaku dosen penguji seminar, Dr Ir Asep Sudarman, MRurSc dan Dr Epi Taufik, SPt MVPH MSi selaku dosen penguji sidang atas masukan dan saran yang diberikan. Disamping itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, Ayahanda Harun Rasyid dan Ibunda Ipah Latipah serta kakak dan adikku tercinta dan keluarga besar Bapak H. Enco Samsuri atas dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada tim penelitian (Annisa dan Jody) dan keluarga besar laboratorium agrostologi, sahabat, keluarga besar INTP 46 atas saran yang diberikan dalam menyusun skripsi. Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Peternak Rakyat Desa Randobawa Ilir serta semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Beasiswa Satu Siklus BJB yang telah mendukung penulis selama kuliah.

JODY JANITRA ISKANDAR

JODY JANITRA ISKANDAR ANALISIS POLA PENYEDIAAN, KETERSEDIAAN, DAN JENIS VEGETASI HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KUD MANDIRI CIPANAS KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT JODY JANITRA ISKANDAR DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau. Sumber :

Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau. Sumber : LAMPIRAN 36 Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau Sumber : http://www.polapsda.net/?act=detail_ws&wid=93 Lampiran 2. Curah Hujan dan Hari Hujan Rata-Rata di Desa Air Sulau Selama 5 Tahun Terakhir (2006-2010)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Kabupaten Mandailing Natal Penduduk Kabupaten Mandailing Natal bermata pencaharian di sektor pertanian secara luas, kemudian sebagai pedagang, buruh, pegawai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Keadaan Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Bengkulu, berada di pantai barat Pulau Sumatera

Lebih terperinci

Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kota Palembang Sumatera Selatan

Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kota Palembang Sumatera Selatan Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 3, No. 2, Desember 2014, pp. 1-11 ISSN 2303 1093 Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kota Palembang Sumatera

Lebih terperinci

No Spesies F FR % K KR % INP %

No Spesies F FR % K KR % INP % Lampiran 1. Nilai Frekuensi, Frekuensi Relatif, Kerapatan, Kerapatan Relatif, dan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Umur 1 Tahun. 1 Eleusine indica (L.) Gearth. 0,8 7,41 100,5 24,81 32,22 2 Digitaria

Lebih terperinci

Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan

Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 3, No. 2, Desember 2014, pp. 35-42 ISSN 2303 1093 Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Muara Enim Sumatera

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU (The Diversity of Bamboo (Bambusodae) In Riam Odong Waterfall Forest

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah, terletak diantara 110 50` - 111 15` Bujur Timur dan 6 25` - 7 00` Lintang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Belitung, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu Kecamatran Tanjungpandan, Badau, dan Membalong pada bulan Agustus

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E34120028 Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Kabupaten Pati

Lampiran 1. Peta Kabupaten Pati Lampiran 1. Peta Kabupaten Pati 39 Lampiran 2. Data Pendidikan Peternak Keterangan Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Kecamatan Pati 9 29 10 12 0 % 15 48,3 16,7 20 0 Ngepungrojo 6 6 1

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di desa Singasari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan pakan dalam usaha bidang peternakan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan produksi ternak. Jenis pakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitan Kambing Potong, P.O. Box 1 Galang, Medan RINGKASAN Untuk pengujian terhadap tingkat adopsi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: pasture production, carrying capacity.

ABSTRACT. Key words: pasture production, carrying capacity. Potensi Pakan Hijauan di Bawah Naungan Pohon Karet Praproduksi dan Produksi di Perkebunan Masyarakat Desa Rukti Sedyo Kecamatan Raman Utara Lampung Timur The Potency of Pasture Under the Shade of Preproduction

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011, bertempat di pesisir pantai utara Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS TENAGA PENGARIT DAN KOMPOSISI HIJAUAN PAKAN DOMESTIK DI PETERNAKAN SAPI PERAH PONDOK RANGGON, KECAMATAN CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR

PRODUKTIVITAS TENAGA PENGARIT DAN KOMPOSISI HIJAUAN PAKAN DOMESTIK DI PETERNAKAN SAPI PERAH PONDOK RANGGON, KECAMATAN CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR PRODUKTIVITAS TENAGA PENGARIT DAN KOMPOSISI HIJAUAN PAKAN DOMESTIK DI PETERNAKAN SAPI PERAH PONDOK RANGGON, KECAMATAN CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR ANNISA BAHAR DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR

PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR 107040003 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) DI KAWASAN KONSERVASI RUMAH PELANGI DUSUN GUNUNG BENUAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA Diversity Study of Kantong Semar Plants (Nepenthes

Lebih terperinci

POTENSI DAN TINGKAT KERAGAMAN HIJAUAN PAKAN DOMESTIK BERDASARKAN KETINGGIAN KAWASAN DALAM MENDUKUNG USAHA PETERNAKAN SAPI DI KABUPATEN MALANG

POTENSI DAN TINGKAT KERAGAMAN HIJAUAN PAKAN DOMESTIK BERDASARKAN KETINGGIAN KAWASAN DALAM MENDUKUNG USAHA PETERNAKAN SAPI DI KABUPATEN MALANG POTENSI DAN TINGKAT KERAGAMAN HIJAUAN PAKAN DOMESTIK BERDASARKAN KETINGGIAN KAWASAN DALAM MENDUKUNG USAHA PETERNAKAN SAPI DI KABUPATEN MALANG FRANSISKA RAHMADANI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR IKHWAN IBNU ARBI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

Lebih terperinci

ISSN: x Buletin Makanan Ternak, 2017, 104 (1): 1-8

ISSN: x Buletin Makanan Ternak, 2017, 104 (1): 1-8 ANALISIS POTENSI HIJAUAN LOKAL PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT DENGAN TERNAK RUMINANSIA DI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU (Analysis of local forage potential under ruminant - palm plantation

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juni tahun 2009, pada areal hutan produksi perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Vegetasi Tumbuhan Bawah Berdasarkan hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah pada 20 buah petak contoh di Arboretum PT Arara Abadi diperoleh jumlah tumbuhan bawah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang karakteristik habitat Macaca nigra dilakukan di CA Tangkoko yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kotamadya Bitung, Sulawesi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2004 sampai dengan September 2005 di empat lokasi Taman Nasional (TN) Gunung Halimun-Salak, meliputi tiga lokasi

Lebih terperinci

Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan

Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 3, No. 1, Juni 2014, pp. 37-46 ISSN 2303 1093 Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Ogan Komering

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 No. Nama Latin Nama Lokal. K (individu/plot)

Lampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 No. Nama Latin Nama Lokal. K (individu/plot) Lampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 R (%) F FR (%) INP 1 Clidemia hirta Akar kala 57.25 3.177907299 0.64 13.73390558 16.91181288 2 Imperata cylindrica Alang-alang 21.5 1.193449903 0.1 2.145922747

Lebih terperinci

LAMPIRAN. a. Dibawah Tegakan Agroforestri Kopi Dengan Tanaman Pokok Suren No Plot (1) Nama Lokal (3)

LAMPIRAN. a. Dibawah Tegakan Agroforestri Kopi Dengan Tanaman Pokok Suren No Plot (1) Nama Lokal (3) 42 LAMPIRAN Lampiran1. Inventarisasi Tumbuhan Bawah a. Dibawah Tegakan Agroforestri Kopi Dengan Tanaman Pokok Suren No Plot (1) No Petak (2) Nama Lokal (3) Nama Latin (4) Jumlah (5) I 1 Cileket Bidens

Lebih terperinci

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola The Effect of Three Kind Manure (Cow, chicken, and goat) to The Vegetative

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 12 BAB III METODOLOGI PENELIT TIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian inii dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang berlokasi di TAHURA Inten Dewata dimana terdapat dua lokasi yaitu Gunung Kunci dan

Lebih terperinci

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA I Wayan Mathius Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Penyediaan pakan yang berkesinambungan dalam artian jumlah yang cukup clan kualitas yang baik

Lebih terperinci

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM Muhdi Staf Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Hutan Departemen Kehutanan USU Medan Abstract A research was done at natural tropical

Lebih terperinci

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan Lokakarya Fungsional Non Peneliri 1997 PENGEMBANGAN TANAMAN ARACHIS SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Hadi Budiman', Syamsimar D. 1, dan Suryana 2 ' Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran

Lebih terperinci

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Vol. 2 (1): 1 6 Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Gustap Baloari 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda- beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM KARYA TULIS KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM OLEH : DIANA SOFIA H, SP, MP NIP 132231813 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2007 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tiga padang golf yaitu Cibodas Golf Park dengan koordinat 6 0 44 18.34 LS dan 107 0 00 13.49 BT pada ketinggian 1339 m di

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP TINGKAT ADOPSI INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO DALAM PAKAN TERNAK SAPI POTONG ( Studi Kasus Pada Kelompok Tani Karya Abadi Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman ) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

Gambar 2 Peta lokasi penelitian. 0 IV. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Bidang Pengelolaan Wilayah III Bengkulu dan Sumatera Selatan, SPTN V Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Taman Nasional Kerinci

Lebih terperinci

SKRIPSI MONICA PERMANA

SKRIPSI MONICA PERMANA KERAGAMAN JENIS DAN POLA PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN TERNAK SAPI DI DESA AIR SULAU, KECAMATAN KEDURANG ILIR, KABUPATEN BENGKULU SELATAN, PROPINSI BENGKULU SKRIPSI MONICA PERMANA DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN

Lebih terperinci

PENELITIAN I: PENGAMATAN KARAKTERISTIK EKOLOGIS PADANG RUMPUT ALAM KEBAR

PENELITIAN I: PENGAMATAN KARAKTERISTIK EKOLOGIS PADANG RUMPUT ALAM KEBAR BAHAN DAN METODE PENELITIAN I: PENGAMATAN KARAKTERISTIK EKOLOGIS PADANG RUMPUT ALAM KEBAR Pengamatan ekologi padang rumput alam Kebar terdiri atas tiga komponen antara lain: 1) pengamatan komposisi botani

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan

TINJAUAN PUSTAKA. disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Padang Penggembalaan Dalam bahasa inggris, hal-hal yang berkaitan dengan penggembalaan disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan ternak.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK (Diversity Of Pitcher Plants ( Nepenthes Spp ) Forest

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.) METODE SRI SKRIPSI OLEH : ADIFA OLAN I. SIMATUPANG 040301004 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI The Waste Potency of Banana Skin (Musa paradisiaca L.) from Junkfood Salesman in Manokwari City DIANA SAWEN

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District Ridwansyah, Harnani Husni, Reine Suci Wulandari Fakultas Kehutanan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016 KAPASITAS PENINGKATAN POPULASI TERNAK RUMINANSIA BERDASARKAN POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI PAKAN TERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Ruminant Livstock Population Increase Capacity Based on Potential

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI Volume 15, Nomor 2, Hal. 51-56 Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

POLA PENYEDIAAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING DI DESA SIDOHARJO DAN SUMBERHARJO, KECAMATAN PACITAN, KABUPATEN PACITAN, PROPINSI JAWA TIMUR

POLA PENYEDIAAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING DI DESA SIDOHARJO DAN SUMBERHARJO, KECAMATAN PACITAN, KABUPATEN PACITAN, PROPINSI JAWA TIMUR POLA PENYEDIAAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING DI DESA SIDOHARJO DAN SUMBERHARJO, KECAMATAN PACITAN, KABUPATEN PACITAN, PROPINSI JAWA TIMUR SKRIPSI AGUSTINA SULASTRI NINGSIH DEPARTEMEN ILMU NUTRISI

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN SPESIES FAMILI POACEAE DI KAWASAN SUMUR LUMPUR BARAMBAI KABUPATEN BARITO KUALA. M. Arsyad

KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN SPESIES FAMILI POACEAE DI KAWASAN SUMUR LUMPUR BARAMBAI KABUPATEN BARITO KUALA. M. Arsyad Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.2 (2016) : 59-65 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN SPESIES FAMILI POACEAE DI KAWASAN SUMUR LUMPUR BARAMBAI KABUPATEN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : VIVI MISRIANI

SKRIPSI. Oleh : VIVI MISRIANI HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETERNAK DAN JUMLAH TERNAK YANG DIPELIHARA DENGAN PENDAPATAN PADA PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN SKRIPSI Oleh : VIVI MISRIANI 07 164

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung (Gambar 2) pada bulan Juli sampai dengan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT Diversity of Species Meranti (Shore spp) In Protected Forest Area Ambawang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang Penentuan Kuota Panenan dan Ukuran Populasi Awal Rusa Timor di Penangkaran Hutan Penelitian Dramaga ini dilakukan di Hutan Penelitian

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dengan menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang kearah

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA The Diversity Of Kantong Semar (Nepenthes spp) Protected Forest

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat merupakan lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak secara alami. Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman

Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman Solfiyeni, Chairul dan Rahmatul Muharrami

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG HIJAUAN PAKAN DALAM KONSERVASI SAPI PUTIH TARO I W. Suarna dan I M. Sara Wijana. SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN Bogor, 9 Desember 2016

DAYA DUKUNG HIJAUAN PAKAN DALAM KONSERVASI SAPI PUTIH TARO I W. Suarna dan I M. Sara Wijana. SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN Bogor, 9 Desember 2016 DAYA DUKUNG HIJAUAN PAKAN DALAM KONSERVASI SAPI PUTIH TARO I W. Suarna dan I M. Sara Wijana SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN Bogor, 9 Desember 2016 PENDAHULUAN Memastikan kelestarian lingkungan hidup merupakan

Lebih terperinci

KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN

KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN SKRIPSI NURMALASARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS

Lebih terperinci

Evaluasi Plasma Nutfah Rusa Totol (Axis axis) di Halaman Istana Bogor

Evaluasi Plasma Nutfah Rusa Totol (Axis axis) di Halaman Istana Bogor Evaluasi Plasma Nutfah Rusa Totol (Axis axis) di Halaman Istana Bogor R. Garsetiasih 1 dan Nina Herlina 2 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor 2 Sekretariat Jenderal Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan ini mengunakan metode petak. Metode petak merupakan metode yang paling umum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai 1 I. PENDAHULUAN Keanekaragaman tumbuhan menggambarkan jumlah spesies tumbuhan yang menyusun suatu komunitas serta merupakan nilai yang menyatakan besarnya jumlah tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang keanekaragaman dan pola distribusi jenis tumbuhan paku terestrial.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim wilayah bagian Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak pada bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi 12 Gymnospermae lebih efisien pada intensitas cahaya tinggi (Kramer & Kozlowski 1979). Sudomo (2007) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang berlebihan akan menyebabkan laju transpirasi tinggi, sedangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya 19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pesawaran Indah, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Lokasi ini dipilih secara sengaja dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit, SPTN Wilayah II, Taman Nasional

Lebih terperinci

V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang

V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang diperlukan. Oleh karena itu, untuk keberhasilan dalam

Lebih terperinci

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

KELARUTAN MINERAL KALSIUM (Ca) DAN FOSFOR (P) BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO SKRIPSI SUHARLINA

KELARUTAN MINERAL KALSIUM (Ca) DAN FOSFOR (P) BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO SKRIPSI SUHARLINA KELARUTAN MINERAL KALSIUM (Ca) DAN FOSFOR (P) BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO SKRIPSI SUHARLINA PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

Inventarisasi dan Pemetaan Lokasi Budidaya dan Lumbung Pakan Ternak Sapi Potong (Inventory and Mapping of Cattle and Feed Resources)

Inventarisasi dan Pemetaan Lokasi Budidaya dan Lumbung Pakan Ternak Sapi Potong (Inventory and Mapping of Cattle and Feed Resources) Inventarisasi dan Pemetaan Lokasi Budidaya dan Lumbung Pakan Ternak Sapi Potong (Inventory and Mapping of Cattle and Feed Resources) Hasni Arief, Achmad Firman, Lizah Khaerani, dan Romi Zamhir Islami Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN. Oleh : H E N R I K NPM :

SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN. Oleh : H E N R I K NPM : 1 SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada Jurusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Penelitian ini dilakukan di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus: Desa Bulu

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PENYEDIAANHIJAUAN PAKAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING DI AREA CURUG NANGKA DESA SUKAJADI KABUPATEN BOGOR DWI REZTIANI

ANALISIS POLA PENYEDIAANHIJAUAN PAKAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING DI AREA CURUG NANGKA DESA SUKAJADI KABUPATEN BOGOR DWI REZTIANI ANALISIS POLA PENYEDIAANHIJAUAN PAKAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING DI AREA CURUG NANGKA DESA SUKAJADI KABUPATEN BOGOR DWI REZTIANI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor Judul : Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor Narasumber : Ir. Yohanis Umbu Laiya Sobang, M.Si Instansi : Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia, dikarenakan kebutuhan akan susu domestik dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik dalam ketersediaan, distribusi dan konsumsi daging sapi dan kerbau belum memenuhi tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam Kamojang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data di

Lebih terperinci