PERAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS REKRUTMEN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi di kabupaten Maluku Tenggara Barat)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS REKRUTMEN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi di kabupaten Maluku Tenggara Barat)"

Transkripsi

1 PERAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS REKRUTMEN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi di kabupaten Maluku Tenggara Barat) Oleh : RICHARD FERNANDO MAINAKE NIM : Abstrak Diera globalisasi sekarang ini peran Pegawai Negeri Sipil sangat menentukan bagi keberhasilan pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, perhatian kita perlu diarahkan kepada Peningkatan kualitas sumber daya manusianya yang berfungsi sebagai tenaga penggerak dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai keberhasilan pembangunan yang sedang digalakkan. Badan kepegawaian daerah diamanatkan untuk melaksanakan perekrutan calon-calon aparatur sipil negera yang berkualitas, obyektif dan transparan, dengan sistem yang ada. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif disesuaikan dengan judul serta masalah yang ada dilapangan, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran Badan Kepegawaian Daerah dalam proses rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkup Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat serta factor-faktor yang mempengaruhi BKD dalam melaksanakan rekrutmen CPNS. Dari hasil penelitian didapati bahwa proses pelaksanaan rekrutmen telah berjalan dengan baik namun perlu lebih ditingkatkan transparansinya. Keywords : BKD, Rekrutmen, Pegawai

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun, penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selalu mendapat perhatian banyak kalangan,termasuk media masa. kritik dan sorotan kerap di lontarkan terkait masih kentalnya nuansa kolusi dan nepotisme dalam proses seleksi CPNS. Dugaan ini mencuak tidak hanya di tingkat pemerintah pusat, tapi juga menyebar di seluruh pemerintahan daerah, khususnya setelah di berlakukannya otonomi daerah. Akibat proses seleksi yang curang, maka melahirkan sumber daya manusia yang tidak berkualitas dan tidak kompoten di bidangnya, yang pada tahap berikut ini akan berdampak langsung pada kinerja dan produktifitas pemerintah dalam melayani masyarakat dan menjalankan roda pemerintahan. Dasar pelaksanaan perekrutan yang dalam bahasa inggris recruting adalah kegiatan untuk menganalisis jabatan atau analisi pekerjaan menjelaskan tentang rincian tugas serta tanggung jawab, juga kondisi perekrutan pekerjaan. Dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah,Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebagai institusi pelayanan teknis mempunyai tugas dan kewenangan di bidang pelayanan publik antara lain, merumuskan perencanaan dan melaksanakan kebijakan teknis manajemen kepegawaian daerah, melaksanakan kegiatan penatausahaan Badan Kepegawaian Daerah, memberikan pertimbangan atau penetapan kepegawaian bagi PNS daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memberikan pertimbangan pensiun PNS dan penetapan status kepegawaian di wilayah kerjanya. Untuk itu dalam menunjang kinerja pegawai negeri sipil, kepala badan kepegawaian daerah di tuntut untuk jeli dalam mengatur pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintahannya, sesuai peraturan pemerintah pemerintah No. 96 Tahun 2000 tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai negeri sipil. Dengan demikian setiap pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil oleh pejabat yang berwenang harus dilaksanakan berdasarkan peraturan pemerintah tersebut yang merupakan norma standar dan prosedur dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil. Kebijaksanaan manajemen pegawai negeri sipil berada pada presiden selaku kepala pemerintahan. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian. Guna kelancaran pelaksanaan pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil, maka presiden dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat pembina kepegawaian daerah yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Maka penulis tertarik untuk mengangkat judul tersebut dengan tujuan dapat meneliti peran Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Maluku Tenggara Barat, ini lebih di arahkan untuk menciptakan calon-calon aparatur yang lebih efesien, efektif, bersih, dan berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas pemerintahan di daerah dengan sebaik-baiknya. Peningkatan kualitas rekrutmen CPNS merupakan serangkaian upaya yang dilakukan oleh instansi pemerintah di daerah guna memperbaiki kualitas pegawai negeri sipil yang ada di daerah tersebut, karena berdasarkan pengamatan, Badan kepegawaian Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat merekrut CPNS yang tidak sesuai dengan bidangnya sehingga ini akan berpengaruh pada pelayanan masyarakat.

3 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis mengemukakan yang menjadi permasalaan dalam penelitian ini adalah, bagaimana Badan Kepegawaian Daerah sebagai instansi yang lebih diarahkan untuk menciptakan calon aparatur pemerintah yang lebih efesien, efektif, bersih dan berwibawa di lingkup pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk menjelaskan peran Badan Kepegawaian Daerah dalam proses rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkup Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat. b. Untuk menjelaskan Faktor-Faktor yang menpengaruhi Badan Kepegawaian Daerah dalam proses rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkup Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Manfaat Penelitian a. Secara ilmiah, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan atau masukan dalam ilmu pengetahuan, khususnya dibidang ilmu Pemerintahan b. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan kepada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam proses rekrutmen CPNS c. Secara akademis, penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi penulis lainnya yang tertarik dengan bidang ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep peran Peranan berasal dari kata peran yaitu pemain sandiwara, kemudian sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. (Poerwadarminta, 1974) Peranan ( role) merupakan aspek dinamis dari status, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain. Demikian pula sebaliknya dimana tak ada peranan tanpa kedudukan atau tanpa peran. Sebagaimana halnya dengan kedudukan maka peranan juga mempunyai arti bahwa manusia mempunyai macammacam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal ini mengandung arti bahwa peranan tersebut menentukan apa yang di perbuat oleh masyarakat sekaligus kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya Konsep Badan Kepegawaian Daerah Badan kepegawaian daerah yang selanjutnya dalam keputusan presiden ini di singkat BKD adalah perangkat daerah yang melaksanakan manajement pegawai negeri sipil daerah dalam membantu tugas pokok pejabat pembina kepegawaian daerah. Pegawai negeri sipil daerah adalah pegawai negeri sipil daerah provinsi/kabupaten/kota

4 yang gajinya di bebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah dan bekerja pada pemerintah daerah atau di pekerjakan di luar instansi induknya. Manajemen pegawai negeri sipil adalah keseluruan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban pegawai, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejatraan, dan pemberhentian pegawai negeri sipil daerah. Daerah adalah daerah provinsi, daerah kabupaten/kota. Pejabat pembina kepegawaian daerah adalah Gubernur/Bupati/Walikota. Susunan organisasi dan tata kerja BKD di tetapkan sesuai dengan kebutuhan daerah, yang unsur-unsurnya terdiri dari : a. Kepala b. Sekretaris c. Bidang d. Kelompok jabatan fungsional 2.3. Konsep Kualitas Jika bicara tentang pengertian kualitas, tentunya akan banyak versi dari masingmasing pakar dalam bidangnya, berikut saya mencoba untuk mengumpulkan beberapa pengertian kualitas dari beberapa sumber atau referensi Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai kesesuaian untuk digunakan. Definisi ini mencakup keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya. Crosby (1979) kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, realibility, maintainability, dan cost effectivenes 2.4. Konsep Rekrutmen Menurut Henry Simamora (1997:212) Rekrutmen (Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian Konsep Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pegawai negeri atau public servant adalah mereka yang dipekerjakan atau melaksanakan tugas pemerintah dalam rangka melayani masyarakat. Makin besar jumlah penduduk dan makin luas wilayah kedaulatannya, makin besar pula jumlah pegawai negeri yang ditugaskan untuk melaksanakan pelayanan public atau public service. Pegawai negeri sipil hanyalah salah satu bagian dari pegawai negeri, dimana pegawai negeri sipil adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku ( UU RI Nomor 43, Tahun 1999 pasal I ) Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang telah menjalankan masa percobaan sekurang-kurangnya 1 tahun dan paling lama 2 tahun diangkat menjadi Pegawai Negeri

5 Sipil (PNS) oleh pejabat Pembina Kepegawaian dalam jabatan dan pengkat tertentu, apabila : a. Setiap unsur penilaian kerja sekurang-kurangnya bernilai baik b. Telah memiliki syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil c. Telah lulus Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Untuk Pegawai Calon Negeri Sipil (CPNS) yang telah menjalani masa percobaan lebih dari 2 tahun padahal telah memenuhi syarat pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka pengangkatannya menjadi Pegawai Negeri Sipil hanya dapat ditetapkan apabila alasannya bukan karena kesalahan yang bersangkutan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berangkat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah desktriptif kualitatif. Menurut Sugyono (2007:17) pengertian deskriptif kualitatif yaitu Jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan pada objek yang diteliti. Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif. Dimana peneliti mendiskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan Fokus Penelitian Penelitian ini akan berlokasi di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebagai instansi yang lebih di arahkan untuk menciptakan calon-calon aparatur yang lebih efisien, efektif, bersih, dan berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas pemerintahan daerah, fokus penelitian ini pada peran Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam melaksanakan rekrutmen CPNS tahun Informan Pada penelitian ini nara sumber masih bersifat sementara dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan. Informan dalam penelitian ini adalah : - Kepala BKD Kabupaten Maluku Tenggara Barat - Kepala Bidang Mutasi - Kepala Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai - CPNS Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapat data-data yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian ini baik data sekunder maupun data primer maka ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Data sekunder, dengan cara mendatangi lokasi yang sudah ditetapkan terlebih dahulu sebagai objek latihan 2. Data primer, dengan cara mengadakan wawancara atau dialog langsung, disamping menggunakan interview (wawancara) kepada beberapa aparat pemerintah seperti staf di kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan beberapa CPNS tahun Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah : - Observasi

6 - Wawancara (interview) - Dokumentasi 3.5. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu produser pencatatan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek yang diteliti BAB IV HASIL PENELITIAN Kinerja Pelayanan Pada dasarnya sepanjang pelaksanaan tugas dan fungsi BKD tidak terlepas dari kesenjangan antara harapan untuk menyelesaikan tugas sesuai prosedur / mekanisme serta ketentuan yang berlaku dengan realita / kenyataan bahwa tidak semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan sukses. Terhadap hal ini maka dapat disampaikan bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi BKD sejak tahun 2007 s/d 2012, tidak ada kesenjangan atau permasalahan yang dianggap berat yang dapat mengakibatkan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Namun demikian diakui masih ada permasalahan yang dihadapi, tetapi dapat diselesaikan dengan baik. Pada umumnya permasalahan bersumber dari sarana dan prasarana yang kurang memadai, secara kuantitas jumlah sarana belum mencukupi kebutuhan, penempatan pegawai pada bidang tugas belum merata, serta ketaatan dan loyalitas aparatur terhadap pelaksanaan tugas belum optimal. Namun hal ini tidak mempengaruhi tekad dan komitmen seluruh apartur BKD untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Keberhasilan melaksanakan tugas dan fungsi dapat dilihat melalui capaian-capaian target yang diperoleh setiap tahun melalui pelaksanaan program dan kegiatan dengan presentase rata-rata % per tahun berdasarkan hasil evaluasi capaian-capaian kinerja pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi telah dilaksanakan secara maksimal namun belum menjawab secara keseluruhan tuntutan kebutuhan pelayanan saat ini. Penyebabnya adalah jumlah aparatur yang masih kurang untuk ditempatkan baik dalam struktur jabatan yang lowong, maupun dalam jabatan fungsional umum untuk memenuhi kebutuhan masing-masing bidang. 4.7 Seleksi CPNSD Kabupaen Maluku Tenggara Barat Kegiatan ini dilaksanakan sesuai tahapan-tahapan sebagai berikut : A. Pendaftaran Peserta Pendaftaran Peserta Seleksi CPNSD Tahun 2010 terhitung mulai tanggal 15 s/d 27 November Jumlah formasi yang ditetapkan oleh Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi sebanyak 240, terdiri dari Guru : 108, Tenaga Kesehatan : 72 dan Tenaga Teknis : 60. Peserta Seleksi CPNSD yang terdaftar seluruhnya berjumlah 866 orang, terinci menurut jabatan yang dilamar sebagai berikut : 1. Guru - Guru TK : 5 orang - Guru SD : 177 orang

7 - Guru SMP : 73 orang - Guru SMA : 36 orang - Guru SMK : 4 orang 2. Tenaga Kesehatan : 89 orang; 3. Tenaga Teknis : 482 orang. B. Pelaksanaan Seleksi Seleksi CPNSD dilaksanakan hari Sabtu tanggal 06 Desember 2010 pukul WIT, berlokasi di SMP Negeri 1 Tansel, SMA Negeri 1 Tansel, SD Inpres Sifnana dan SD Naskat St. Canisius Sifnana. Jumlah peserta yang mengikuti seleksi seluruhnya berjumlah 842 orang, terdiri dari : 1. Guru : 291 orang, terdiri dari : - Guru TK : 5 orang - Guru SD : 175 orang - Guru SMP : 72 orang - Guru SMA : 35 orang - Guru SMK : 4 orang 2. Tenaga Kesehatan : 85 orang; 3. Tenaga Teknis : 466 orang. C. Pengumuman Hasil Seleksi Pengumuman Hasil Seleksi CPNSD Tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2010, dengan jumlah Peserta yang dinyatakan Lulus sebanyak 235 orang, terinci sebagai berikut : 1. Guru : 104 orang, terdiri dari : - Guru TK : 5 orang - Guru SD : 50 orang - Guru SMP : 24 orang - Guru SMA : 23 orang - Guru SMK : 4 orang 2. Tenaga Kesehatan : 71 orang; 3. Tenaga Teknis : 60 orang. Dari data Hasil Kelulusan Peserta diatas, terdapat 5 informasi yang lowong, yakni Guru SMP (TIK) sebanyak 4 orang dan Tenaga Kesehatan (Saniarian) sebanyak 1 orang. Khusus untuk lowongan tenaga Guru SMP TIK, dengan mendasari Persetujuan Menteri Pendidikan Nasional untuk pengangkatan Guru dari Tenaga Non Kependidikan tanpa Akta Mengajar, langkah yang dapat ditempuh oleh Pemerintah Daerah adalah mengalihkan Pelamar dari jabatan lainnya (Pranata Komputer) guna mengisi lowongan tersebut Pembiayaan Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dinas dibebankan pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) serta subsidi perimbangan keuangan pemerintah atau bantuan dana pemerintah / provinsi

8 PEMBAHASAN 5.1. Peran Badan Kepegawaian Daerah Dalam Meningkatkan Kualitas Pembahasan Sesuai dengan judul skripsi maka penulis mencoba untuk melihat bagaimana proses rekrutmen yang dilakukan dalam lingkungan pemerintah kabupaten Maluku Tenggara Barat, yang akan diperkuat dengan penelitian yang penulis lakukan berdasarkan wawancara dengan beberapa informan yang menjadi target dalam penelitian skripsi ini. Hasil penelitian yang disajikan merupakan hasil yang diperoleh dari 29 orang responden yang tersebar dalam lingkungan kerja pemerintah daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat khususnya di dinas kepegawaian daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat. Data tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner yang berpedoman pada panduan pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu kemudian diuraikan atau dinarasikan sebagai berikut : 1.2. Tahapan rekrutmen calon pegawai negeri sipil Dasar pelaksanaan perekrutan yang dalam bahasa inggris recruting adalah kegiatan untuk melakukan analisis jabatan atau analisis pekerjaan yang berisikan uraian pekerjaan. Uraian pekerjaan menjelaskan tentang rincian tugas serta anggung jawab, juga kondisi perekrutan pekerjaan. Adapun indikator dipergunakan untuk menjelaskan tentang persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peserta test (tenaga kerja) untuk memangku suatu jabatan. Perekrutan calon peserta test (tenaga kerja) adalah suatu proses untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan memungkinkan bagi mereka yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamarannya. Kegiatan ini dapat dapat menimbulkan suasana yang positif dan melegakan karena dalam kegiatan ini memungkinkan bagi mereka (siapa saja) yang memenuhi persyaratan untuk melakukan kompetisi. Adapun beberapa alasan mengapa mereka melamar dalam bursa kerja antara lain : a. Pencari kerja memilih pekerjaan yang aman, menjanjikan, dan pekerjaan iu cocok baginya. b. Pencari kerja sedikit yang memilih informasi pekerjaan yang tidak aman, karena pekerjaan yang demikian ini sering terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja). c. Pencari kerja jarang memiliki konsep dan pemahaman yang jelas tentang bursa kerja. d. Pencari kerja yang serba terbatas kemampuannya tidak mempunyi alternatif lainnya selain hanya ikut dalam bursa kerja. Tahapan daripada pengadaan calon pegawai meliputi kegiatan : 1. Perencanaan, Perencanaan pengadaan calon pegawai, meliputi : a. Penyusunan jadwal kegiatan, 1) Inventarisasi lowongan jabatan sesuai formasi serta syarat jabatannya, 2) Pengumuman akan dilaksanakannya pengadaan PNS, 3) Penyiapan maeri ujian, 4) Penyiapan saran dan prasaran yang diperlukan, 5) Pengajuan lamaran, 6) Pelaksanaan penyaringan, 7) Pengumuman kelulusan, 8) Pengangkatan menjadi calon PNS. b. Perhitungan biaya,

9 Perencanaan pengadaan calon pegawai harus memperhitungkan penyediaan anggaran gaji dan biaya menyelenggarakan pengadaan calon PNS. Perencanaan pengadaan calon PNS, sesuai Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Pengadaan PNS sesuai batar formsi yang telaah ditetapkan, dengan memperiotaskan antara lain ; 1) Pegawai pelimpahan/penarikan dari Departemen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen/Pemerintah Daerah yang memiliki kelebihan pegawai. 2) Siswa atau mahasiswa ikatan dinas, setelah lulus dari pendidikannya. 3) Tenaga medis dan paramedis yang telah selesai melaksanakan masa bakti sebagai pegawai tidak tetap. 4) Dokter kontrak dan bidan kontrak. 5) Guru tidak tetap (GTT) Guru Bantu dan Guru Kontrak. 6) PPL Pertanian & Keluarga Berencana. 2. Pengumuman, a. Untuk mengisi formasi yang lowong harus diumumkan seluas-luasnya melalui media elektronik, media masa, internet, papan. b. Pengumuman BKD yang tersedia dan atau bentuk lainnya yang mungkin digunakan, sehingga pengadaan PNS diketahui oleh umum. c. Disamping bentuk memberikan kesempatan yang luas kepada warga Negara Indonesia untuk mengajukan lamaran, dengan demikian maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lebih leluasa memilih calon yang cakap dalam melaksanakan tugas yang akan dibebankan kepadanya. d. Pengumuman dilakukan paling lambat 15(lima belas) hari sebelum tanggal penerimaan lamaran. e. Pengumuman dengan mencantumkan : Jumlah dan jenis jabatan yang lowong Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar Alamat dan tempat lamaran ditujukan, Batas waktu pengajuan surat lamaran, Waktu dan tempat seleksi, Materi-materi pelajaran yang akan diuji, Dan lain-lain yang dipandang perlu Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan informan terhadap peran kepala badan kepegawaian daerah (BKD) kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam penempatan PNS di lingkungan pemerintah kabupaten Maluku Tenggara Barat memiliki tanggapan yang berbeda. Ada tanggapan yang mengatakan bahwa sudah efektif sesuai dengan peraturan yang ada dan itu ditemukan jawabannya pada 4 orang sebagai informan dari penelitian ini. Hal ini, dapat di buktikan berdasarkan pernyataan dari seorang bapak berinisial NS sebagai pegawai badan kepegawaian daerah (BKD) Kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu Bahwa : setiap program mulai dari pengadaan, penempatan, pemindahan, serta formasi pegawai yang di buat badan kepegawaian daerah (BKD) kabupaten Maluku Tenggara Barat telah di putuskan atau di tetapkan secara bersama-sama dengan Bupati selaku pejabat pembina daerah dan sekretaris daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat serta ada pertanggung jawaban langsung dari kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

10 negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat belum efektif berdasarkan hasil dari penelitian yang ada. Sangat di perlukan ketegasan dari pihak badan kepegawaian daerah (BKD) langsung yang harus menerapkan aturan yang jelas, supaya dapat menghasilkan pegawai negeri sipil yang berkualitas berdasarkan kealihan mereka masing-masing dengan bekerja sesuai pada bidangnya bidangnya sehingga dapat menciptakan hasil yang memuaskan. Hal ini tidak bisa di biarkan karena akan berakibat buruk pada proses kinerja dari pada pegawai dalam melaksanakan tugas mereka. 5.5 Faktor faktor yang mempengaruhi proses rekrutmen calon pegawai negeri sipil Faktor Internal Masalah yang paling krusial dalam prencanaan Sumber Daya Manusia adalah mengenai anggaran. Anggaran merupakan faktor yang berkaitan secara rill dan langsung dengan rencana SDM. Jika melakukan penambahan pegawai misalnya akan menimbulkan implikasi terhadap pembebanan biaya. Seperti biaya operasional yang berkaitan dengan pelaksannan pegawai yang menjadi tanggung jawab pegawai yang bersangkutan, dan termasuk gaji yang akan membebani anggaran. Faktor internal yang lain adalah rencana startegik organisasi yaitu adanya perluasan organisasi atau perampingan organisasi alan berdampak pada banyak tidaknya calon pegawai yang akan diterima. Faktor internal lainnya adalah ketersediaan sumber daya manusia yang handal yang bisa menjadi penerus organisasi kedepan sehingga organisasi tetap maju dan berkembang. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor internal dalam Proses seleksi Calon pegawai Negeri Sipil Badan Kepegawaian Pendidikan Daerah dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: Dari hasil wawancara dengan seorang bapak berinisial AB mengatakan bahwa : Faktor internal dari segi anggaran pelaksanaan pengadaan proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil itu sudah diprediksi sebelumnya sesuai dengan standar untuk pembiayaannya dan juga dilihat dari pengalaman pada tahun sebelumnya pasti berpengaruh terhadap penganggaran tetapi anggaran itu sudah diminta kepusat dan anggaran tersebut masuk dalam Dana Alokasi Umum. Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada diluar organisasi, yang dapat berpengaruh langsung atau tidak langsung dalam pencapaian tujuanorganisasi. Sedangkan faktor eksternal yang pada prinsipnya akan dipengaruhi oleh situasi yang diluar organisasi, keluasan hubungan, ketergantungan dengan pihak lain, arus informasi, dan lain-lain. Jika terjadi gejolak diluar maka dapat memunculkan gelombang pukulan kearah organisasi dan itu berarti merupakan hambatan yang muncul. Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah berbagai hal baik perkembangan, perubahan maupun pertumbuhan diluar organisasi yang dapat mempengaruhi eksistensi kemampuan organisasi dan kebijakan organisasi. BAB V PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang peran badan kepegawaian daerah dalam meningkatkan kualitas rekrutmen calon pegawai negeri sipil di kabupaten Maluku Tenggara Barat yang telah di uraikan dalam bab I sampai bab V, maka dalam bab VI ini penulis dapat memberi beberapa kesimpulan dari penulisan ini bahwa : 1. Peran Badan Kepegawaian Daerah dalam melakukan proses rekrutmen calon pegawai negeri sipil berdasarkan hasil penelitian umumnya mengatakan sangat baik. Baiknya penilaian informan tentang peran badan kepegawaian daerah dalam proses rekrutmen calon pegawai negeri sipil karena, mekanisme rekrutmen sesuai dengan Peraturan

11 Pemerintah No. 11 tahun 2002 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 98 tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil. 2. Transparansi dalam proses rekrutmen CPNS (calon pegawai negeri sipil) di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat yang di lakukan BKD (Badan Kepegawai an Daerah) masih memberikan rasa kurang puas pada para pelamar sebagai calon pegawai negeri sipil. 3. Masih ada faktor-faktor lain dalam mekanisme rekrutmen calon pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat, antara lain nepotisme dan materi. Yang menjadi harapan CPNS (calon pegawai negeri sipil) dalam proses rekrutmen yang di lakukan oleh BKD (Badan Kepegawaian Daerah) kabupaten Maluku Tenggara Barat tidak lain adalah harus sesuai dengan potensi serta kualitas yang di miliki masing-masing calon pegawai negeri sipil. Dalam meningkatkan kualitas rekrutmen CPNS (calon pegawai negeri sipil) pemerintah daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat melalui BKD ( badan kepegawaian daerah) harus benar-benar sadar akan tanggung jawab dan menjunjung tinggi profesionalisme terutama pada proses seleksi calon pegawai negeri sipil Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan dan di kesimpulan yang di buat maka penulis mencoba memberikan saran yang dapat di ajukan untuk peran badan kepegawaian daerah dalam meningkatkan kualitas rekrutmen calon pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat sebagai berikut : 1. Dalam melaksakan progaram kerja badan kepegawaian daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat baik dalam hal pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pegawai negeri sipil baiknya di laksanakan secara transparan, tidak memihak, pada faktor nepotisme agar kelancaran dalam melayani masyarakat serta dukungan untuk pembangunan daerah tidak mengalami hambatan. 2. Perlu adanya perhatian serta peninjauan langsung terhadap proses rekrutmen berlangsung sehingga bisa mendapatkan calon pegawai negeri sipil yang berkualitas. 3. Di harapkan kepemimpinan kepala Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Maluku Tenggara Barat lebih tegas serta menjunjung tinggi profesionalisme baik dalam pengadaan, pengangkatan, dan pemindahan pegawai negeri sipil. DAFTAR PUSTAKA Tim Redaksi Fokus Media, 2009, Undang-Undang Pokok Kepegawaian ((PNS) Pegawai Negeri Sipil, Fokusmedia Bandung Tim Citra umbara, 2008, Undang-Undang Otonomi Daerah 2008, Citra umbara Bandung. Harsono, 2003, perencanaan kepegawaian, fokus media, Bandung. Moekijat, 1974, Manajemen kepegawaian, Bandung Alumi. Musanef, 1982, Manajemen kepegawaian di indonesia, Jakarta, Gunung Agung. Suradji, 2003, Manajemen kepegawaian negara, lembaga administrasi negara. Tim Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, 2009, Metode Penelitian Sosial, Manado Tim Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, 2011, Administrasi Kepegawaian, Manado Sumber Lain : Undang-undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

12 Peraturan Pemerintah Nomor.96 Tahun 2000, tentang Wewenang pengangkatan,pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil. Peraturan Pemerintah Nomor.97 Tahun 2000, tentang Formasi pegawai negeri sipil. Peraturan Pemerintah Nomor.99 Tahun.2000 tentang kenaikan pangkat pegawai negeri sipil. Peraturan daerah kabupaten Maluku tenggara barat No 4 tahun 2008 Tentang Pembentukan Oraganisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.148, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Pembinaan. Pengembangan Karir. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG POLA PEMBINAAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG POLA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1653, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Fungsional Umum. Jabatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL UMUM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

profesional, bersih dan berwibawa.

profesional, bersih dan berwibawa. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG 1. Visi Visi Badan Kepegawaian Daerah adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai BKD melalui penyelenggaraan tugas dan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM NEGARA KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat menentukan bagi keberhasilan pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu organisasi publik. Pegawai yang memiliki kinerja baik, disiplin, serta memenuhi standar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejarah pemerintahan Indonesia mencatat berbagai kebijakan mengenai

I. PENDAHULUAN. Sejarah pemerintahan Indonesia mencatat berbagai kebijakan mengenai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah pemerintahan Indonesia mencatat berbagai kebijakan mengenai pemerintahan di daerah. Hal itu dapat dilihat baik pada masa orde lama, orde baru, maupun orde reformasi.

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangk

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangk No.1589, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Seleksi Calon Pejabat. Pimpinan Tinggi. Pedoman Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN LAPORAN KKL. 4.1 Komunikasi dalam Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Kepada. Para Pelamar di Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN LAPORAN KKL. 4.1 Komunikasi dalam Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Kepada. Para Pelamar di Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN LAPORAN KKL 4.1 Komunikasi dalam Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Pelamar di Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur. Komunikasi memegang peranan yang sangat penting, terutama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado Website :

PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado Website : PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado 95124 Website : email : bkdkotamanado@yahoo.com TELAAHAN STAF Kepada : Kepala Badan Kepegawaian Dan Diklat Kota Manado

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 43 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DALAM PELAYANAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK TERKAIT DENGAN ASPEK HAM DAN KESEJAHTERAAN

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DALAM PELAYANAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK TERKAIT DENGAN ASPEK HAM DAN KESEJAHTERAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DALAM PELAYANAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK TERKAIT DENGAN ASPEK HAM DAN KESEJAHTERAAN Rayla P.B Kusrorong Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah maka pemerintah di daerah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN UMUM KEPEGAWAIAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (BKPP) 1. Sejarah singkat Sesuai dengan Qanun* kota Langsa no.4 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Penataan Susunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 9 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN ejournal Administrasi Negara, 2013,1 (3) : 977-988 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2013 STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada dasarnya merupakan aparatur institusi atau abdi negara yang berfungsi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (public

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, berkualitas

Lebih terperinci

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan PROMOSI JABATAN MELALUI SELEKSI TERBUKA PADA JABATAN ADMINISTRATOR; TATA CARA PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Lampung mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan: 1. Sebagian kewenangan rumah tangga Provinsi (desentralisasi)

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ATAU UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN KETERANGAN BELAJAR, IZIN BELAJAR, TUGAS BELAJAR, SURAT KETERANGAN TANDA LAPOR TELAH MEMILIKI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 873 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN 1 WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN TINGGI PRATAMA APARATUR SIPIL NEGARA SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERPINDAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI DAN KE LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KONSEP/DRAFT (II) RAPAT TGL 22 DES 2016 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KARIER LULUSAN INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O BAB I PENDAHULUAN

LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O BAB I PENDAHULUAN Page 1 of 4 LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O TANGGAL : 20 OKTOBER 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA DENPASAR

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi banyak perubahan besar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Perubahan tersebut sangat dirasakan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk dilakukan karena pengelolaan pegawai di instusi pemerintahan akan

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk dilakukan karena pengelolaan pegawai di instusi pemerintahan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan pegawai di Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan dianggap penting untuk dilakukan karena pengelolaan pegawai di instusi pemerintahan akan menentukan

Lebih terperinci

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2015 LATAR BELAKANG PENGATURAN MANAJEMEN PPPK 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi, yang ditandai antara lain dengan adanya percepatan arus informasi menuntut adanya sumber daya manusia yang mampu menganalisa informasi dan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem No.129, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Pejabat Pimpinan Tinggi. Seleksi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/M-DAG/PER/1/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 17

Lebih terperinci

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2015 KEMENKEU. Calon PNS. Rekrutmen. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.01/2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693, 2015 BPKP. Auditor Madya Dan Utama. Pengangkatan Pegawai. Jabatan Fungsional. Diklat Penjenjangan. Seleksi Peserta. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai

Lebih terperinci

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5328 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Sistem. Manajemen. SDM. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 146) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013 TENTANG PEDOMAN PANITIA SELEKSI PENGISIAN JABATAN SECARA TERBUKA DAN MUTASI PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA DAN PEJABAT PIMPINAN TINGGI

Lebih terperinci

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan. No.1365, 2014 BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME MUTASI MASUK DAN KELUAR PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH SERTA PENCANTUMAN

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Perjanjian kinerja atau yang pada beberapa waktu lalu disebut dengan Penetapak kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh para

Lebih terperinci

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

TAHUN : 2006 NOMOR : 06 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2006 NOMOR : 06 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 674 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL UMUM DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1805, 2014 KEMENPAN RB. Analis Keuangan. Pusat. Daerah. Jabatan Fungsional. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENATA LAKSANA BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir BAB I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir sebagai alat penyedia layanan yang mengurusi masyarakat, dan dituntut untuk memuaskan masyarakat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, SALINAN 1 BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO 1 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2007 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN) HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN) Oleh : Dias Prihantoro Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) memiliki liku perjalanan yang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008 BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Minahasa Utara

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Minahasa Utara Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Minahasa Utara Oleh : BILLY STEVANUS SAMBIRAN Jurnal Diera globalisasi sekarang ini peran Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 40 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008 TE NT AN G PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang dimaksud pada tulisan ini adalah dosen dan tenaga kependidikan (karyawan). Dosen bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PENDELEGASIAN PENANDATANGANAN NASKAH DINAS DI BIDANG KEPEGAWAIAN DARI WALIKOTA KEPADA WAKIL WALIKOTA DAN PEJABAT DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 tanggal 14 Nevember 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman. No.169, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.DL.07.01

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan dengan manusia lainnya untuk saling mengenal, saling berkumpul, saling bekerja sama

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 15 TAHUN 2002 SERI D PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci