Bab III. Metodologi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III. Metodologi Penelitian"

Transkripsi

1 Bab III Metodologi Penelitian III.1. Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian potensi pemanfatan limbah las karbid dalam proses karbonatasi mineral sebagai alternatif pengolahan emisi karbon dioksida (CO 2 ). Dalam bab ini akan dijelaskan metode pengumpulan data primer maupun sekunder, perhitungan kapasitas penyerapan emisi CO 2 dari setiap variasi percobaan serta efisiensi keseluruhan dan perhitungan koefisien transfer massa untuk masing-masing variasi tersebut. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengukuran emisi yang dititik beratkan pada komposisi gas CO 2 pada sampel emisi yang diambil, penentuan karakteristik kimia sampel limbah las karbid yang dimanfaatkan dalam penelitian, serta pengukuran secara langsung parameter-parameter reaksi. Diagram alir penelitian disajikan dalam Gambar 3.1. III.2. Penentuan Tujuan Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi limbah las karbid sebagai alternatif senyawa alkali dalam proses karbonatasi mineral serta melihat potensi proses karbonatasi mineral sebagai alternatif pengolahan emisi CO 2. III.3. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan buku, laporan penelitian, maupun jurnal pendukung. Studi literatur ini dilakukan sebagai langkah awal dalam memahami objek penelitian, memberi rujukan mengenai metode pengukuran dan perhitungan dalam penelitian, maupun sebagai pembanding dalam analisis hasil penelitian nantinya. III-1

2 Persiapan Studi literatur Pengambilan sampel limbah las karbid Analisa komposisi kimia limbah las karbid Pengukuran konsentrasi ion-ion Ca, Fe, Mg, Al, Na, Si, dan Phospat (Atomic absorption spectrophotometry) Analisa limbah las karbid Analisa kelarutan limbah las karbid Kelarutan ion Ca 2+ dalam 13 variasi penambahan massa limbah las karbid (Titrasi asam-basa & titrasi kompleksometri- EDTA) Gambar 3. 1.(a) Diagram alir penelitian tahapan analisa limbah las karbid Pengambilan sampel gas emisi kendaraan bermotor Blanko Latutan penyerap tanpa penyaringan Konsentrasi gas CO 2 (Auto emission analyzer) Trap gas asam : analisa asiditasalkalinitas Larutan penyerap : analisa asiditasalkalinitas Konsentrasi gas CO 2 (Auto emission analyzer) Trap gas asam : analisa asiditasalkalinitas Larutan penyerap : analisa asiditas - alkalinitas analisa konsentrasi ion Ca 2+ Gambar 3. 1.(b) Diagram alir penelitian tahapan penelitian pendahuluan III-2

3 Pengambilan sampel gas unit CO 2 removal Larutan penyerap dengan penyaringan Larutan penyerap tanpa penyaringan Variasi penambahan massa limbah las karbid (2,7; 5,4; 8,1; 10,8 gram) Variasi debit aliran gas (1,292; 0,496 Lpm) Larutan penyerap dengan penyaringan Latutan penyerap tanpa penyaringan Konsentrasi gas CO 2 (Auto emission analyzer) Trap gas asam : analisa asiditasalkalinitas Larutan penyerap : analisa asiditasalkalinitas analisa konsentrasi ion Endapan Ca 2+ : analisa gravimetri Konsentrasi gas CO 2 (Auto emission analyzer) Trap gas asam : analisa asiditasalkalinitas Larutan penyerap : analisa asiditasalkalinitas Blanko Konsentrasi gas CO 2 (Auto emission analyzer) Trap gas asam : analisa asiditasalkalinitas Larutan penyerap : analisa asiditasalkalinitas Gambar 3. 1.(c) Diagram alir penelitian tahapan penelitian inti III.4. Metode Pengumpulan Data Awal III.4.1 Komposisi kimia limbah las karbid Penelitian ini memanfaatkan limbah las karbid sebagai alternatif senyawa alkali untuk bahan baku pembuatan larutan penyerap (absorber) gas CO 2 dalam proses karbonatasi mineral. Pemilihan limbah las karbid berdasarkan pertimbangan bahwa komposisi utama dari limbah las karbid secara teoritis adalah senyawa-senyawa alkali terutama kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida ini yang akan berperan dalam III-3

4 proses karbonatasi mineral dimana senyawa ini akan bereaksi dengan gas CO 2 dan membentuk kalsium karbonat yang bersifat stabil secara permanen. Karena tingkat kemurnian dari limbah las karbid yang sangat beragam, maka harus dilakukan terlebih dahulu pengecekan terhadap komposisi kimia limbah las karbid tersebut. Konsentrasi Ca, Mg, Si, Fe, Al, Na, dan phospat dalam sampel limbah las karbid diperiksa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Selain kandungan unsur-unsur logam, juga dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan air baik yang bebas maupun yang terikat serta kandungan unsur karbonnya. Dengan mengetahui konsentrasi dari masing-masing parameter tersebut serta membandingkan dengan literatur yang sesuai, dapat diperkirakan komposisi dari limbah las karbid tersebut. Analisa komposisi kimia limbah las karbid ini dilakukan di Lab Kimia P3GL, Bandung. Hasil data analisa komposisi limbah las karbid dapat dilihat dalam lampiran A. III.4.1 Persiapan reaktor III Pemilihan alat Berdasarkan studi literatur, ditentukan reaksi karbonatasi mineral akan dilakukan dalam fasa terlarut dari sampel limbah las karbid. Dengan begitu, proses yang terjadi antara larutan sampel limbah las karbid dan gas CO 2 yang akan diolah adalah proses absorpsi. Dalam proses absorpsi, terjadi reaksi antara dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair dalam sebuah kolom absorpsi. Terdapat dua mekanisme utama yang dapat dipilih dalam proses absorpsi ini, yang pertama adalah dispersi cairan. Dalam mekanisme dispersi cairan ini, larutan penyerap dalam fasa cairnya akan didispersikan (disemburkan) ke dalam kolom absorpsi dimana gas yang akan diolah dialirkan melalui kolom absorpsi tersebut. Sedangkan mekanisme kedua adalah kebalikannya, dimana gas didispersikan ke dalam kolom absorpsi yang berisi larutan penyerap. Dalam penelitian ini, mekanisme terakhir yang dipilih. Alat yang digunakan sebagai kolom absorpsi dalam penelitian ini adalah fritted bubbler impinger. Pemilihan penggunaan fritted bubbler impinger ini dengan tujuan agar efisiensi yang dicapai dalam proses karbonatasi mineral dapat cukup tinggi. Diameter maksimum dari frit pada fritted bubbler impinger sebesar 60 μm dengan diameter fritted bubbler impinger sendiri sebesar 3,5 cm. Ukuran gelembung gas yang dihasilkan bergantung kepada debit gas yang dialirkan ke dalam fritted bubbler impinger tersebut. Besarnya ukuran gelembung gas tersebut akan sangat mempengaruhi efisiensi dari proses penyerapan III-4

5 gas di dalam fritted bubbler impinger. Dengan menggunakan fritted bubbler impinger yang memiliki ukuran frit maksimm sebesar 60 μm, efisiensi sebesar 95% dapat dicapai pada aliran gas maksimum sebesar 0,4 L/menit (Lodge, 1989). Pada fritted bubbler impinger yang memiliki ukuran diameter frit lebih besar dari 60 μm, efisiensi yang tinggi juga dapat dicapai dengan memperkecil aliran gas. Namun apabila hal tersebut dilakukan, maka kehilangan tekan yang terjadi dalam sistem akan cukup besar (Lodge, 1989). Jenis dari fritted bubbler impinger yang digunakan dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Fritted bubbler impinger (inset : Fritted bubbler) Selain menggunakan fritted bubbler impinger, dalam penelitian ini juga digunakan beberapa alat lain yang dirangkaikan bersama. Alat-alat tersebut terdiri dari satu buah impinger kecil yang difungsikan sebagai penyerap gas asam lain sebelum emisi gas dialirkan ke dalam fritted bubbler impinger dan sebuah trap impinger besar yang difungsikan sebagai penangkap uap air yang terbawa dari rangkaian fritted bubbler impinger dan impinger kecil sebelum aliran gas masuk ke dalam Auto Emission Analyzer untuk diperiksa konsentrasi gas CO 2 nya. Uap air ini harus disisihkan terlebih dahulu karena keberadaan uap air akan mempengaruhi akurasi pembacaan dari Auto Emission Analyzer. Tiga jenis impinger tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.3. III-5

6 Gambar 3.3. Impinger Kecil, Fritted Bubbler Impinger, Trap impinger (kiri - kanan) III Kalibrasi flowmeter Dalam proses absorpsi, aliran gas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi proses, oleh karena itu aliran gas harus dapat diatur dan dijaga konstan selama reaksi berlangsung. Pada penelitian ini, digunakan flowmeter untuk mengatur serta menjaga kestabilan aliran gas. Flowmeter sendiri adalah alat ukur sekunder, oleh karena itu sebelum flowmeter tersebut digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan alat ukur primer. Pada pelaksanaan kalibrasi, alat ukur primer yang digunakan adalah Bubblemeter Generator. Kalibrasi dilakukan pada enam skala flowmeter dengan lima data kalibrasi untuk masingmasing skala. Hasil dari proses kalibrasi ini adalah kurva kalibrasi dari flowmeter yang bersangkutan. Kurva kalibrasi ini digunakan untuk mengkonversi setiap nilai pada skala flowmeter ke dalam satuan debit yang umum digunakan. Kurva kalibrasi dari flowmeter yang digunakan dapat dilihat pada lampiran B. III.4.1 Pembuatan kurva kelarutan limbah las karbid Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, reaksi karbonatasi mineral ini dilakukan dalam fasa terlarut dari limbah las karbid dan senyawa yang berperan penting dalam proses ini adalah kalsium hidroksida. Dengan ketidakmurnian sampel limbah, tidak dapat disamakan nilai kelarutan limbah tersebut dengan kalsium hidroksida murni. Oleh karena itu, tahap awal yang harus dilakukan adalah pengecekan tingkat kelarutan dari sampel limbah las karbid tersebut. Dalam pembuatan kurva kelarutan, dilakukan pelarutan dari limbah las karbid dengan massa tertentu dalam 100 ml air distilasi. Data untuk kurva kelarutan dapat dikatakan sudah mencukupi apabila dari kurva kelarutan yang terbentuk sudah III-6

7 diperoleh nilai kelarutan maksimumnya atau peningkatan kelarutan sudah tidak terlalu signifikan pada penambahan jumlah massa limbah las karbid yang cukup besar. Setelah dilarutkan dalam 100 ml air distilasi, kemudian dilakukan penyaringan dengan kertas saring untuk memisahkan padatan tersuspensi dan terendapkan. Setelah itu dilakukan analisa kesadahan Kalsium dan analisa akalinitas-asiditas dari larutan yang sudah disaring. Analisa kesadahan kalsium ditujukan untuk mengetahui jumlah ion kalsium terlarut pada larutan sedangkan analisa alkalinitas ditujukan untuk mengetahui kemungkinan anion yang berikatan dengan ion kalsium tersebut. Dengan metode ini, diasumsikan bahwa penyebab utama kesadahan pada air tersebut adalah karena keberadaan ion kalsium dari pelarutan limbah las karbid dan seluruh anion penyebab alkalinitas kecenderungan utamanya membentuk senyawa bersama ion kalsium. Dengan menggunakan asumsi tersebut, dapat diperkirakan berapa banyak senyawa kalsium hidroksida yang terlarut dalam setiap variasi massa limbah las karbid. Dari hasil analisa kelarutan ini, akan diperoleh tingkat kelarutan maksimum dari sampel limbah las karbid. Nantinya dalam pelaksanaan reaksi karbonatasi mineral, larutan penyerap akan dibuat pada kisaran kelarutan maksimum ini. III.4.2 Pengambilan sampel gas Sampel emisi gas yang akan diambil berasal dari emisi gas unit CO 2 removal Unit Pengumpulan (UP) Cilamaya Pertamina EP Region Jawa. Pemilihan emisi dari unit CO 2 removal dengan pertimbangan konsentrasi gas CO 2 -nya yang cukup tinggi. Pengambilan sampel gas dilakukan pada unit reflux drum yang merupakan bagian akhir dari sistem CO 2 removal di lokasi tersebut. Pada unit reflux drum ini, gas CO 2 yang sudah terpisahkan dari gas alam mengalami proses pendinginan. Karakteristik fisik gas dari unit reflux drum ini memiliki temperatur sebesar 84 F (sekitar 28,89 C) dan tekanan sebesar 8 psi (sekitar 0,544 atm). Informasi selengkapnya mengenai unit reflux serta P&ID dari sistem CO 2 removal pada lampiran C. Pengambilan sampel gas dilakukan pada lubang sampling unit reflux yang secara rutin digunakan sebagai tempat pengambilan sampel gas untuk keperluan analisa industri tersebut. Sampel gas diambil dengan menggunakan kontainer gas yang terbuat dari bahan polyetilen dengan ukuran selang probe sebesar ½ inchi. III-7

8 (a) (b) Gambar 3.4. a) Unit reflux drum sistem CO 2 removal, b) Sampling point unit reflux drum, c) Pengambilan sampel gas emisi dengan kontainer gas (c) III.4.3 Analisa komposisi gas emisi Untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran ataupun perubahan komposisi gas sampel, maka dilakukan pengecekan konsentrasi gas CO 2 dari sampel gas yang diambil. Pengecekan konsentrasi gas CO 2 ini dilakukan setelah pengambilan sampel gas dan setiap gas tersebut akan direaksikan dalam proses karbonatasi mineral. Pengukuran konsentrasi gas CO 2 ini menggunakan Auto Emission Analyzer yang menerapkan prinsip non-dispersive infrared absorption (NDIR) untuk HC/CO/CO 2. Prinsip ini didasarkan atas absorpsi radiasi infra merah oleh karbon dioksida. Energi yang datang dari sebuah sumber pemancar radiasi di dalam daerah infra merah akan dipilah menjadi dua berkas sinar paralel dan diarahkan menuju se-sel referensi dan III-8

9 sampel. Kedua berkas sinar tersebut akan melalui sel-sel yang setara di mana masingmasing berisi detektor selektif dan karbon dioksida. CO 2 di dalam sel akan mengabsorpsi radiasi sinar infra merah hanya pada frekuensi karakteristiknya, dengan detektor yang hanya sensitif pada frekuensi itu pula. Tanpa adanya absorpsi gas di dalam sel referensi dan tanpa adanya CO 2 di dalam sel sampel, sinyal dari kedua detektor akan setimbang secara elektronik. Setiap CO 2 yang memasuki sel sampel akan menyerap radiasi, yang akan menurunkan temperatur dan tekanan di dalam sel detektor sehingga akan menggerakkan diafragma. Pergerakan diafragma ini akan dideteksi secara elektronis dan diamplifikasi untuk mendapatkan sinyal output-nya. Metode Non Dispersif Infra Red ini dapat diterapkan untuk menetapkan konsentrasi CO 2 emisi maupun di udara ambien. Gambar 3.5. Auto emission analyzer Dikarenakan keterbatasan pembacaan konsentrasi maksimum dari alat Auto emission analyzer sebesar 20% volume untuk gas CO 2, maka dalam pengukuran konsentrasi CO 2 pada gas emisi dilakukan pengenceran dengan udara ambien. III.5. Jalannya Penelitian III.5.1. Umum Penelitian karbonatasi mineral dilakukan dengan variasi massa limbah las karbid yang dilarutkan dalam pembuatan larutan penyerap. Dilakukan empat variasi massa yaitu 2,7 gram; 5,4 gram; 8,1 gram dan 10,8 gram. Selain variasi penambahan limbah las karbid, juga dilakukan variasi perlakuan setelah dilakukan proses pelarutan tersebut. Setelah dilarutkan, tidak semua limbah las karbid yang ditambahkan akan terlarut, fraksi limbah las karbid yang tidak terlarut akan membentuk slurry. Terdapat III-9

10 dua perlakuan yang dilakukan setelah proses pelarutan tersebut, yang pertama larutan yang diperoleh kemudian disaring untuk mendapatkan larutan yang hanya mengandung limbah las karbid terlarut saja, sedangkan perlakuan yang kedua tidak dilakukan penyaringan. Kedua perlakuan tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan fasa dari limbah las karbid terhadap efisiensi serta kapasitas penyisihan emisi CO 2. Variasi terakhir yang dilakukan adalah variasi debit aliran gas yaitu 0,496 Lpm dan 1,292 Lpm. Untuk variasi debit 0,496 Lpm hanya dilakukan pada dua variasi penambahan massa limbah las karbid terbesar yaitu 8,1 dan 10,8 gram. Skema dan gambar dari rangkaian alat dalam reaksi karbonatasi mineral ini dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6. kontainer gas flowmeter trap gas asam trap uap air Auto Emission Analyzer fritted bubbler impinger Gambar 3.6. Skema rangkaian reaktor dalam pelaksanaan penelitian Gambar 3.7. Rangkaian reaktor dalam pelaksanaan penelitian III-10

11 III Pengumpulan data parameter reaksi ini. Parameter Konsentrasi gas CO 2 ph Temperatur Alkalinitas - Asiditas Kesadahan Kalsium Endapan mineral karbonat Rekapitulasi analisa parameter reaksi dapat dilihat pada Tabel 3.1. dibawah Metoda NDIR Metoda elektrometik Thermometer Titrasi asambasa Titrasi kompleksometri - EDTA Gravimetry Tabel 3.1. Analisa parameter reaksi Gas emisi selama reaksi (pada outlet reaktor) Sampel Trap gas asam III Pengukuran temperatur absorber / larutan penyerap dan trap Larutan penyerap Endapan setelah reaksi Pengukuran temperatur absorber dan trap dilakukan setelah reaksi karbonatasi dilakukan. Pengukuran temperatur ini untuk mengetahui temperatur ketika terjadinya reaksi serta perubahan temperatur setelah terjadi reaksi. Dalam suatu reaksi kimia, pegukuran temperatur sangat penting untuk dilakukan karena temperatur dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. III Pengukuran ph absober dan trap ph menunjukan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui konsentrasi / aktivitas ion hidrogen H +. Ion hidrogen merupakan faktor untuk mengerti reaksi kimiawi dalam ilmu teknik lingkungan karena H + selalu ada dalam kesetimbangan dinamis dengan air / H 2 O, yang membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang bekaitan dengan masalah pencemaran air dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis. H + tidak hanya merupakan unsur H 2 O saja tetapi juga merupakan unsur banyak senyawa lain, hingga jumlah reaksi tanpa H + dapat dikatakan hanya sedikit saja. III-11

12 Dalam proses karbonatasi mineral, pengukuran ph penting untuk dilakukan karena perubahan ph yang terjadi dalam sistem dapat menunjukan apakah reaksi karbonatasi tersebut terjadi. Pengukuran ph menggunakan phmeter digital. III Pengukuran konsentrasi CO 2 selama proses karbonatasi mineral Pengukuran konsentrasi CO 2 dilakukan dengan menggunakan auto emission analyzer. Pembacaan dlakukan dalam selang waktu tertentu (setiap 5 detik) agar diperoleh data yang mencukupi untuk menggambarkan proses penyerapan emisi CO 2 pada proses karbonatasi mineral. Setiap akan melakukan pengukuran selama reaksi karbonatasi mineral dilakukan, terlebih dahulu alat tersebut dialirkan dengan udara ambien untuk mengeluarkan gas sisa reaksi terdahulu yang masih terperangkap di dalamnya. III Pengukuran kesadahan kalsium pada absorber Pengukuran kesadahan kalsium dilakukan pada absorber untuk mengetahui jumlah ion kalsium terlarut pada absorber tersebut. Untuk absorber dengan penyaringan, analisa kesadahan kalsium dilakukan karbonatasi mineral. Penurunan jumlah ion kalsium terlarut menunjukan terjadinya reaksi antara gas CO 2 dan ion kalsium. Pada absorber tanpa penyaringan, pengukuran kesadahan kalsium hanya dilakukan setelah proses karbonatasi mineral setelah sebelumnya dilakukan penyaringan. Prinsip kerja pengukuran kesadahan kalsium dapat dilihat dalam lampiran D. III Pengukuran asiditas dan alkalinitas pada absorber dan trap Asiditas adalah kapasitas air untuk bereaksi dengan basa kuat. Nilai yang terukur dapat bervariasi dengan titik akhir ph yang digunakan pada proses determinasi. Nilai asiditas sebagai hasil pengukuran agregat dalam air dapat dilakukan untuk menganalisa suatu senyawa spesifik dalam air hanya apabila komposisi kimia dalam sampel air tersebut diketahui. Asam mineral kuat, asam lemah seperti asam karbonat dan asetat, dan garam hasil hidrolisa seperti besi atau aluminium sulfat dapat menentukan nilai asiditas sesuai dengan metode analisanya. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralisir asam. Nilai yang terukur dapat bervariasi dengan titik akhir ph yang digunakan pada proses determinasi. Nilai alkalinitas sebagai hasil pengukuran agregat dalam air dapat dilakukan untuk III-12

13 menganalisa suatu senyawa spesifik dalam air hanya apabila komposisi kimia dalam sampel air tersebut diketahui. Alkalinitas menjadi salah satu parameter analisa dalam proses karbonatasi mineral dikarenakan alkalinitas dari larutan merupakan fungsi dari karbonat (CO 2-3 ), bikarbonat (HCO - 3 ), dan senyawa hidroksida yang terkandung dalam air. Nilai alkalinitas atau asiditas dari absorber dan trap sebelum serta sesudah reaksi karbonatasi mineral berlangsung menjadi pendekatan untuk mengetahui jumlah CO 2 yang terlarut dalam larutan yang dianalisa. Prinsip kerja pengukuran asiditasalkalinitas dapat dilihat dalam lampiran D. III Analisa kuantitatif presipitat kalsium karbonat Analisa kuantitatif presipitat kalsium karbonat terbentuk dilakukan dengan menyaring larutan penyerap dengan menggunakan kertas saring. Kemudian kertas saring tersebut dikeringkan pada oven dengan temperatur C. Pada analisa, kuantitas kalsium karbonat adalah semua residu yang tertinggal setelah proses evaporasi dan pengeringan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan neraca analitik. Prinsip kerja pengukuran kuantitatif presipitat kalsium karbonat dapat dilihat dalam lampiran D. III.6. Pengolahan Data Data yang diperoleh, berdasarkan hasil analisa pemeriksaan parameterparameter diatas yang mengacu terhadap studi literatur, akan diolah dengan membuat tabulasi secara kualitatif. Dari hasil pengolahan data diharapkan dapat terlihat dependensi antar parameter-parameter terukur. Dependensi antara parameterparameter tersebut, akan menunjukan bahwa dalam proses karbonatasi mineral terjadi suatu mekanisme reaksi yang melibatkan keseluruhan parameter-parameter tersebut. III.7. Analisa Data Analisa data adalah penjelasan mengenai dependensi yang terjadi antara parameter-parameter terukur serta pengaruh dari masing-masing variasi terhadap proses karbonatasi mineral. Selain itu juga menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi dalam proses karbonatasi mineral yang dilakukan. III-13

Bab IV. Analisa dan Pembahasan

Bab IV. Analisa dan Pembahasan Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Pendahuluan Bab ini berisi pembahasan mengenai proses karbonatasi mineral emisi CO 2, hasil analisa limbah las karbid yang terdiri atas analisa komposisi serta kelarutanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT Pertamina EP adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (PESERO) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi minyak bumi. Salah satu lokasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Umum Bab ini berisi tentang metodologi yang akan dilakukan selama penelitian, di dalamnya berisi mengenai cara-cara pengumpulan data (data primer maupun sekunder), urutan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA 3306100095 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Batasan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

BAB III Metodologi Penelitian

BAB III Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Tahap penelitian Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada gambar III.1. Perumusan Masalah Tahap Persiapan Persiapan alat: Aerator, ozon generator dan dekomposer Pembuatan

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji pendahuluan Mikrokapsul memberikan hasil yang optimum pada kondisi percobaan dengan

Lebih terperinci

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Ir Bambang Soeswanto MT Teknik Kimia - Politeknik Negeri Bandung Jl Gegerkalong Hilir Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax : (022) 2016 403 Email

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan Absorpsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas

BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan Absorpsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan 6.2.1. Absorpsi CO 2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah laju alir volumetrik (air 0.05 L/s,

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan

Lebih terperinci

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas K I M I A A I R A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas Asiditas/ alkalinitas Berbeda dengan ph, tetapi ph bisa menjadi indikasi Pertahanan air terhadap pengasaman dan pembasaan (buffer) Parameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA K I M I A PROGRAM STUDI IPA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI ISSN 1979-2409 PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat yang Digunakan Selain peralatan gelas standar laboratorium kimia, digunakan pula berbagai peralatan lain yaitu, pompa peristaltik (Ismatec ) untuk memompakan berbagai larutan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi

Lebih terperinci

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kimia Analitik Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis dan pemisahan sampel. Analisis dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima Agusalim), Titik 2 (kompleks Universitas Negeri Gorontalo),

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Asiditas dan Alkalinitas.

Lebih terperinci

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB KADAR ABU & MINERAL 1 PENDAHULUAN Analisis kadar abu penting untuk bahan atau produk pangan Menunjukkan kualitas seperti pada teh, tepung, atau gelatin Merupakan perlakuan awal untuk menentukan jenis mineral

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan. BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan. 3.1 Bahan Buah jeruk nipis, belimbing, jeruk lemon, vitamin C baku (PPOMN),

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran : Teknik Kimia Jenjang : SMA/SMK MA/MAK A. ANALISIS KIMIA Kompetensi Inti Guru 1. Melakukan percobaan di laboratorium kimia

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum BAB V KIMIA AIR 5.1 Tinjauan Umum Analisa kimia air dapat dilakukan untuk mengetahui beberapa parameter baik untuk eksplorasi ataupun pengembangan di lapangan panas bumi. Parameter-parameter tersebut adalah:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Pada tugas akhir ini dilakukan analisis Nitrogen dioksida (NO2) pada proses pembakaran pembuatan genteng keramik di Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional 1 SNI 19-7117.12-2005 Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Percobaan proses demineralisasi untuk menghilangkan ionion positif dan negatif air PDAM laboratorium TPA menggunakan tangki penukar ion dengan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Hasil Pengamatan Tabel 2. Hasil Pengamatan Karbon Aktif tanpa Penambahan Zeolit Volume Volume t V1 ph V2 buffer EBT (menit) (ml) (ml) (tetes) (tetes) awal Sesudah Kesadahan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-78 Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh Contoh yang diambil dari alam merupakan contoh zeolit dengan bentuk bongkahan batuan yang berukuran besar, sehingga untuk dapat dimanfaatkan harus diubah ukurannya

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

8. ASIDI-ALKALINITAS

8. ASIDI-ALKALINITAS Asidialkalinitas 8. ASIDIALKALINITAS 8.1. Umum Pengertian asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Asidialkalinitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS ) LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS ) 1. Sebanyak 2 gram suatu logam alkali tanah dilarutkan dalam asam klorida menghasilan 1,25 liter gas hidrogen ( T,P ).Pada ( T,P ) yang sama 5,6 gram N 2 mempunyai volume

Lebih terperinci

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Analisa Klorida Analisa Kesadahan Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung, yang terletak di Lantai 3 Gedung Kimia bagian Utara. 3.1 Peralatan

Lebih terperinci

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong MODUL 4 Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler 1 Efisiensi

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT Vanessa I. Z. Nadeak 1, Suratman 2, Soesaptri Oediyani 3 [1]Mahasiswa Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Sultan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Air Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal dengan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aluminium Hidroksida 2.1.1 Sifat Fisika Aluminium Hidroksida Rumus Molekul: Al(OH) 3 OH Al OH OH Berat Molekul: 78,00 Aluminium hidroksida merupakan padatan berbentuk serbuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan Kandungan CO 2 Sebelum dan Sesudah Pemurnian Perbedaan Kandungan CO 2 melalui Indikator Warna Pengambilan contoh biogas yang dianalisis secara kuantitatif sehingga didapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) Bagian I: Pilihan Ganda 1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar, memiliki sifat/kecenderungan : A. Afinitas elektron rendah

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA Asam merupakan zat yang yang mengion dalam air menghasilkan ion H + dan basa merupakan zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH -. ASAM Asam

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. penafsiran potensi panasbumi daerah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. penafsiran potensi panasbumi daerah penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah manifestasi panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. Penelitian dikhususkan kepada aspek-aspek

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS Kelompok : Kelompok 1 Tanggal Persentasi : 14 November 2016 Tanggal Percobaan : 21 November 2016 Alfontius Linata

Lebih terperinci