ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA (STUDI KASUS PADA AGROWISATA KUNTUM NURSERIES)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA (STUDI KASUS PADA AGROWISATA KUNTUM NURSERIES)"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA (STUDI KASUS PADA AGROWISATA KUNTUM NURSERIES) Oleh RIKY PUTRA HUTAGALUNG H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN RIKY PUTRA HUTAGALUNG. H Analisis strategi bauran pemasaran perusahaan dalam pengembangan agrowisata (studi kasus pada Agrowisata Kuntum Nurseries). Di bawah bimbingan PRAMONO D FEWIDARTO Motivasi wisatawan terus berkembang secara dinamis, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar yang sudah bosan dengan kondisi perkotaan dan ingin mencari kondisi yang berbeda. Kecendrungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan pilihan dari wisatawan. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Setiap perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil, tidak pernah lepas dari pelaksanaan strategi bauran pemasaran (marketing mix) dalam perencanaan pemasarannya. Marketing Mix merupakan bagian dari strategi pemasaran, dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Salah satu wisata agro yang ada di kota Bogor adalah Agrowisata Kuntum Nurseries. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi strategi pemasaran yang dijalankan Agrowisata Kuntum Nurseries dan 2) Merumuskan alternatif dan menetapkan alokasi sumber daya untuk setiap strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Agrowisata Kuntum Nurseries Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Agrowisata Kuntum Nurseries yaitu dengan melakukan pemasaran langsung. Pemasaran didukung dengan strategi promosi pemasaran, yaitu dengan pembuatan brosur-brosur, pembuatan iklan di majalah pertanian, kerjasama dengan media televisi serta menggunakan media internet. Dalam penelitian ini, teridentifikasi bahwa terdapat tujuh elemen faktor yang mempengaruhi dalam penentuan strategi pemasaran Agrowisata Kuntum Nurseries, yaitu elemen skala bisnis, trend/demand wisata, STP, sumber daya wisata, kerjasama bisnis dengan pihak lain, persaingan dalam bisnis sejenis, dan produk yang dihasilkan. Elemen utama yang perlu dipertimbangkan adalah produk dengan bobot 0,303. Elemen kedua yang berpengaruh adalah sumber daya wisata dengan bobot 0,202. Trend atau demand wisata berada pada urutan ke tiga dengan bobot 0,126. Di urutan ke empat adalah kerjasama bisnis dengan pihak lain dengan bobot 0,105. STP berada pada urutan ke lima dengan bobot 0,092 sedangkan urutan ke enam dan ke tujuh adalah faktor skala bisnis dan persaingan dalam bisnis sejenis dengan bobot masing-masing 0,091 dan 0,081. Alokasi sumber daya terbesar dari alternatif strategi bauran pemasaran Agrowisata Kuntum Nurseries adalah meningkatkan intensitas promosi dengan bobot 0,2163. Pengembangan produk berada pada urutan ke dua dengan bobot sebesar 0,1447. Pengembangan saluran distribusi dan informasi berada pada urutan ke tiga dengan bobot 0,1304. Menyiapkan sistem manajemen berada pada urutan ke empat dengan bobot 0,1277. Urutan ke lima adalah meningkatkan dan mengevaluasi bukti fisik dengan bobot 0,1587. Menyiapkan SDM yang terampil dan ramah berada pada urutan ke enam dengan bobot 0,1123 sedangkan alternatif strategi dari bauran pemasaran yang terakhir adalah evaluasi harga dengan bobot 0,1104.

3 ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA (STUDI KASUS PADA AGROWISATA KUNTUM NURSERIES) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : RIKY PUTRA HUTAGALUNG H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

4 Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan dalam Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus pada Agrowisata Kuntum Nurseries) : Riky Putra Hutagalung : H Menyetujui, Pembimbing ( Ir. Pramono D Fewidarto, MS ) NIP Mengetahui : Ketua Departemen Manajemen ( Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc ) NIP Tanggal Lulus :

5 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA (STUDI KASUS PADA AGROWISATA KUNTUM NURSERIES) ADALAH KARYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. Bogor, Juli 2011 Riky Putra Hutagalung H

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu, Propinsi Riau pada tanggal 15 Juni Penulis merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara pasangan Bapak S. Hutagalung dan R. Panjaitan. Pada tahun 1992 penulis tercatat sebagai siswa di SDN 002 Ujungbatu dan lulus pada tahun Kemudian, penulis melanjutkan pendidikannya di SLTPN 1 Ujungbatu dan lulus pada tahun Pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan di SMUN 1 Ujungbatu dan lulus pada tahun Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur ujian dan diterima di sub program studi Manajemen Informasi dan Dokumentasi, Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di sebuah kegiatan ekstra kampus yaitu di UKM PMK IPB (Unit Kegiatan Mahasiwa Persekutuan Mahasiswa Kristen, Institut Pertanian Bogor) dan pada tahun 2005 penulis masuk pelayanan di komisi literatur UKM PMK IPB sebagai anggota. Pada tahun 2006 penulis dipercaya menjadi pengurus pertama sebagai wakil Koordinator Tim Persekutuan Diploma Tiga (TIM PD3) untuk priode Pada akhir bulan Desember 2006, penulis juga dipercayakan untuk melayani sebagai pengurus Tim Kelompok Kecil (KK) UKM PMK IPB untuk periode Pada akhir tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selain menjadi mahasiswa, penulis juga mengisi waktunya dengan bekerja di salah satu perusahaan swasta.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih dan karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan dalam Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus pada Agrowisata Kuntum Nurseries) Penulis tertarik untuk mengambil tempat ini sebagai objek dari penelitian ini secara sengaja dengan melihat perkembangan industri agrowisata yang kian berkembang sehingga menarik untuk diteliti. Penelitian ini mencoba untuk merumuskan strategi pemasaran perusahaan dengan penggunaan metode Analytical Hierarcy Process. Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya dari pengembangan strategi bauran pemasaran dengan memahami dan mempelajari strategi yang dijalankan, serta permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam menghadapi persaingannya melalui penggunaan pendekatan analisis secara tepat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk pembaca maupun bagi pihak agrowisata dalam mengembangkan usahanya. Bogor, Juli 2011 Penulis

8 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih dan karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan dalam Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus pada Agrowisata Kuntum Nurseries) yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ir. Pramono D Fewidarto, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Pihak manajemen Agrowisata Kuntum Nurseries yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian 3. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan doa yang tiada hentinya di setiap langkah penulis untuk penyelesaian skripsi ini. 4. Ir. Kennita L. Soetardjo, MM, Ph.D yang telah banyak membimbing, memberikan masukan, data selama penulis melakukan penelitian di Agrowisata Kuntum Nurseries. 5. Ir. Tutut Sunarminto, M.Si, Drs. Edwin A.Indradi, dan R. Susilowati, SH yang telah banyak memberikan masukan-masukan serta kesedian menjadi responden dalam penelitian saya. 6. drh. Nita Natalia Sinaga yang telah memberi motivasi dan bantuan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini. 7. Teman-teman ekstensi Manajemen angkatan 3 dan 4 atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Juli 2011 Riky Putra Hutagalung H

9 RINGKASAN DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata Agrowisata Manajemen Strategi Visi dan Misi Perusahaan Pengertian Pemasaran Strategi Bauran Pemasaran Pemasaran Jasa Produk Saluran Distribusi atau tempat Harga Promosi Proses Orang Bukti Fisik Proses Hirarki Analitik (PHA) Hasil Penelitian Terdahulu III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penentuan Lokasi Penelitian Jenis dan Sumber Data Jumlah Sampel dan Metode penarikan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisi Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Agrowisata Kuntum Nurseries Visi, Misi dan Program Kerja Agrowisata Kuntum Nurseries Struktur Organisasi Agrowisata Kuntum Nurseries (AKN)... 31

10 4.1.4 Segmentasi, Targeting dan Positioning Bauran Pemasaran Agrowisata Kuntum Nurseries Profil Pengunjung Penilaian Keragaman Paket Wisata AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung Penilaian Keragaman Produk AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung Penilaian Keragaman Paket Wisata AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung Penilaian Keragaman Produk AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung Penilaian Kesetrategisan AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung Penilaian Kebersihan dan Kenyamanan AKN Berdasarkan Karakteristik pendidikan Pengunjung Penilaian Sumber Media Promosi AKN Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan Pengunjung Penilaian Harga Dilihat dari Kualitas yang Diterapkan AKN Berdasarkan Karakteristik Gaji Pengunjung Penilaian Harga Dilihat dari Segmen pengunjung AKN Berdasarkan Karakteristik Pendapatan Pengunjung Penilaian Fasilitas Pendukung AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung Penilaian Kecepatan Pelayanan AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung Penilaian Keramahan dan Kesopanan Karyawan AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung Penilaian Ketersediaan Jumlah Pemandu AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung Penilaian Kompetensi Pemandu AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung Pengolahan Kuesioner Pengunjung dalam Penentuan Strategi Bauran Pemasaran AKN Analisis Struktur Strategi Pemasaran Agrowisata Kuntum Nurseries Identifikasi Faktor Faktor Penyusun Strategi Bauran Pemasaran Peran Aktor Terhadap Faktor Tujuan Aktor Terkait Goal Alternatif Strategi Untuk Mencapai Goal Pemilihan Alternatif Strategi Bauran Pemasaran AKN Penilaian Pakar dan Pengolahan Data Hasil Pengolahan Penilaian Pakar KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

11 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Harga Paket Wisata Kuntum Farmfiled periode Kaitan pendidikan dan usia terhadap keragaman paket wisata AKN Kaitan pendidikan dan usia terhadap keragaman produk Kaitan pendidikan dan usia terhadap kesetrategisan lokasi Kaitan pendidikan dan usia terhadap kebersihan dan kenyamanan lokasi Kaitan pendidikan dan pekerjaan terhadap sumber media informasi Kaitan pendapatan dan pekerjaan terkait tentang harga dilihat dari mutu/kualitas yang didapat Kaitan pendidikan dan pekerjaan terkait tentang harga dilihat dari segmen pelanggan Kaitan pendidikan dan pekerjaan terhadap fasilitas pendukung Kaitan Pendidikan dan pekerjaan terhadap kecepatan dalam pelayanan Kaitan pendidikan dan pekerjaan terhadap kualitas keramahan dan kesopanan karyawan Pendidikan dan pekerjaan terhadap jumlah pemandu yang tersedia Pendidikan dan pekerjaan terhadap kompetensi pemandu Hasil perkalian bobot terhadap hasil kuesioner konsumen Bobot dan prioritas faktor-faktor penyusunan strategi pemasaran AKN Bobot dan prioritas aktor yang berperan dalam pemilihan strategi pemasaran AKN Bobot dan prioritas tujuan strategi pemasaran AKN Bobot dan prioritas alternatif strategi pemasaran AKN... 61

12 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diagram Alir Penelitian Struktur Organisasi Agrowisata Kuntum Nurseries Struktur Hirarki Bauran Pemasaran... 56

13 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kuesioner untuk Pakar Tabulasi Karakteristik Pengunjung Agrowisata Kuntum Nurseries Bulan Februari Uji Chi-square Keragaman Wisata Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung Uji Chi-square Keragaman Produk Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung Uji Chi-square Keragaman Paket Wisata Berdasarkan Usia Pengunjung Uji chi-square Keragaman Produk Berdasarkan Usia Pengunjung Uji Chi-Square Kestrategisan Lokasi Berdasarkan Usia Pengunjung Uji Chi-Square Kebersihan dan Kenyamaman Berdasarkan Pendidikan Pengunjung Uji Chi-Square Sumber Media Promosi Berdasarkan Pekerjaan Pengunjung Uji Chi-Square Harga Dilihat dari Kualitas yang Diterapkan AKN Berdasarkan Pendapatan Pengunjung Uji Chi-Square Terhadap Penilaian Harga Dilihat dari Segmen Pengunjung yang Diterapkan AKN Berdasarkan Pendapatan Pengunjung Uji Chi-Square Terhadap Penilaian Fasilitas AKN Berdasarkan Usia Pengunjung Uji Chi-Square Terhadap Penilaian Kecepatan dalam Memberikan Pelayanan Berdasarkan Pendidikan Pengunjung Uji Chi-Square Terhadap Penilaian Keramahan Dan Kesopanan Karyawan Berdasarkan Pendidikan Pengunjung Uji Chi-Square Terhadap Penilaian Ketersediaan Jumlah Pemandu AKN Berdasarkan Usia Pengunjung Uji Chi-Square Terhadap Penilaian Kompetensi Pemandu AKN Berdasarkan Pendidikan Pengunjung Kuesioner Penentuan Bobot Bauran Pemasaran Pengolahan Bobot Bauran Pemasaran Struktur Hirarki Matriks Penilaian dan Bobot

14 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Pada saat ini, konsep pemasaran ini sudah mengalami perkembangan bersamaan dengan semakin majunya masyarakat dan teknologi. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler, 2007) Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran telah menjadi subyek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian. Aktivitas pemasaran menjadi tanggung jawab pokok seorang manajer pemasaran adalah melakukan analisis pasar, merencanakan dan melaksanakan program-program pemasaran, melakukan pengawasan dan evaluasi untuk mempengaruhi tingkat, saat dan sifat permintaan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya. Pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kegiatan pemasaran intinya adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten dengan tujuan akhir memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran Beragamnya produk-produk yang dihasilkan perusahaan memungkinkan konsumen untuk lebih selektif dalam memilih suatu produk yang ditawarkan. Dengan adanya iklim persaingan yang ketat menyebabkan suatu perusahaan harus memperhatikan dan memahami perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian produk. Hal ini karena perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan. Adanya berbagai produk perusahaan yang ditawarkan akan memberikan alternatif kepada konsumen untuk memilih produk serta memutuskan kemana mereka akan menjadi konsumen. Keadaan ini menyebabkan timbulnya persaingan

15 2 tajam baik antar perusahaan maupun antar produk yang ada. Untuk berhasil menghadapi persaingan, maka konsep pemasaran yang berorientasi pada konsumen (consumer oriented) menjadi penting. Dalam konsep tersebut mendasarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan dimulai dengan usaha mengenal dan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen. Selanjutnya adalah menyusun dan merumuskan suatu kombinasi dari bauran pemasaran 7P yaitu produk, harga, promosi, distribusi atau tempat, bukti fisik, proses dan orang Setiap perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil, tidak pernah lepas dari pelaksanaan strategi bauran pemasaran (marketing mix) dalam perencanaan pemasarannya. Marketing Mix merupakan bagian dari strategi pemasaran dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Salah satu wisata agro yang ada di kota Bogor adalah Agrowisata Kuntum Nurseries. Kuntum Nurseries adalah kawasan agrowisata terpadu yang menggabungkan konsep nursery, tempat rekreasi dan pendidikan. Objek wisata ini tepatnya berada di Jl. Raya Tajur no. 291 Kota Bogor. Saat ini, motivasi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata juga diakibatkan oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan yang mengandung unsur edukasi kepada putra-putri mereka, sehingga selain mendapatkan kesenangan dalam menikmati hiburan di objek wisata, masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan baru dari objek wisata yang mereka kunjungi. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan atau produk pertanian yang mempunyai daya tarik tersendiri

16 Perumusan Masalah Kuntum Nurseries merupakan kompleks lahan yang dijadikan sebagai tempat pembudidayaan tanaman organik yang meliputi tanaman hias, obat, buah, dan sayuran. Selain itu, Kuntum Nurseries juga menyediakan tempat wisata pemancingan, wisata ternak, wisata kebun dan wisata kuliner. Letak Agrowisata Kuntum Nurseries sangat strategis, dekat dengan Kebun Raya Bogor, wisata tas tajur dan masih banyak yang lain, sehingga memudahkan pengunjung jika ingin melakukan berbagai rangkaian kunjungan wisata. Sebagai agrowisata yang baru berdiri, Kuntum Nurseries dihadapkan dengan tantangan persaingan agrowisata-agrowisata atau wisata alam lain yang menawarkan wisata yang hampir sama, sehingga membuat persaingan semakin ketat. Oleh karena itu, Kuntum Nurseries harus mampu menciptakan strategi pemasaran agar mampu terus berkembang dan menarik minat konsumen untuk berkunjung dan menikmati nuansa alam, serta fasilitas yang disediakan oleh Kuntum Nurseries. Selama ini dalam perkembangannya, Kuntum Nurseries telah mengembangkan fasilitas-fasilitas tambahan baru guna menunjang kelengkapan pariwisatanya. Selain itu dalam promosinya guna menarik minat wisatawan untuk datang telah dilakukan melalui penyebaran brosur, papan penerangan (billboard), iklan, majalah bahkan melalui televisi. Akan tetapi, dalam kenyataannya minat wisatawan masih kurang dan masih banyak yang belum menyadari keberadaan Kuntum Nurseries. Oleh sebab itu, diperlukan strategi pemasaran yang lebih baik sehingga Kuntum Nurseries mampu bersaing dan minat para wisatawan untuk berkunjung semakin meningkat. Banyaknya objek wisata di Bogor dan sekitarnya membuat tingkat persaingan wisata semakin meningkat. Di Bogor ada beberapa objek wisata yang sudah sangat terkenal, misalnya Kebun Raya Bogor, Taman Wisata Mekar Sari, Taman Wisata Matahari, Wisata Agro Gunung Mas, dan Kampung Wisata Cinangneng. Sekalipun fokus wisata yang ditawarkan berbeda-beda untuk setiap objek wisata yang ada di Bogor, namun keunikan dan pencitraan wisata yang dilaksanakan dengan baik akan menjadi sebuah kekuatan dalam proses perkembangan Kuntum Nurseries.

17 4 Kuntum Nurseries sebagai salah satu agrowisata yang relatif baru yang menawarkan banyak paket wisata seperti wisata kuliner, wisata kebun, wisata ikan, dan wisata ternak harus mampu menciptakan pencitraan yang berbeda dengan wisata yang lain dalam pengembangannya. Arah pelaksanaan Agrowisata Kuntum Nurseries adalah pengembangan budidaya yang ditekankan pada pengembangan areal tanam yang ramah lingkungan. Sarana produksi tanaman seperti: benih atau bibit tanaman, pupuk dan obat-obatan menggunakan bahanbahan organik, yang pelaksanaannya telah dimulai sejak tanggal 12 Juni Oleh sebab itu, visi dari Agrowisata Kuntum Nurseries yaitu menyebarluaskan penggunaan benih/bibit tanaman organik yang berkualitas, secara memadai dan berkesinambungan, untuk mewujudkan dan melestarikan wilayah yang ramah lingkungan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan adalah bagaimana bauran strategi pemasaran yang sebaiknya ditetapkan untuk dijalankan oleh Agrowisata Kuntum Nurseries Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang dijalankan Agrowisata Kuntum Nurseries. 2. Merumuskan alternatif dan menetapkan alokasi sumber daya untuk setiap strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Agrowisata Kuntum Nurseries Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan masukan bagi pengembangan Agrowisata Kuntum Nurseries. 2. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 1. Penelitian dilakukan di Agrowisata Kuntum Nurseries (AKN). 2. Penelitian ini dibatasi hanya mencakup pada perumusan alternatif dan penetapan alokasi sumber daya yang dapat diterapkan di Agrowisata Kuntum Nurseries.

18 5 3. Sumber data berasal dari berbagai pihak manajemen Agrowisata Kuntum Nurseries, pakar, pengambil kebijakan dan pelaku usaha sejenis.

19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata Kata pariwisata mulai digunakan pada tahun 1958 dan sebelumnya kata yang digunakan adalah kata turisme, serapan dari Bahasa Belanda tourisme. Pada tahun 1958 kata pariwisata digunakan sebagai padanan tourisme (Belanda) atau tourism (Inggris). Perkembangan dan pengayaan makna selanjutnya adalah hadirnya istilah darmawisata, karyawisata, widyawisata, yang semua mengandung unsur wisata. Wisata adalah perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang mengunjungi tempat tertentu secara sukarela dan bersifat sementara dengan tujuan berlibur atau tujuan lainnya bukan untuk mencari nafkah. Menurut Warpani (2007), pariwisata adalah berbagai bentuk kegiatan wisata sebagai kebutuhan dasar manusia yang diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, didukung dengan berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah Agrowisata Menurut Septriani dalam Masang (2006), agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism. Dilihat dari asal katanya, Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata atau kepariwisataan. Agrowisata atau agrotourism adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan, yang tidak hanya dilihat dari hasilnya, namun terkait lebih luas dengan ekosistemnya, bahkan lingkungan secara umum.sedangkan menurut Warpani (2007) wisata agro atau agrowisata dapat dikatakan sebagai ragam pariwisata baru yang dikaitkan dengan kegiatan industri pertanian, misalnya wisata durian pada saat musim durian atau wisata tani Manajemen Strategi Menurut David (2008), manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen, pemasaran, keuangan,

20 7 produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Daft (2007) menjelaskan bahwa manajemen stategis merupakan kumpulan keputusan dan tindakan yang digunakan dalam penyusunan dan implementasi strategi yang akan menghasilkan kesesuaian antara organisasi dan lingkungannya untuk meraih tujuan organisasi. Esensi dari penyusunan strategi adalah memilih bagaimana organisasi menjadi berbeda. Strategi harus berubah dari waktu ke waktu agar sesuai dengan kondisi lingkungan dan perusahaan mengembangkan strategi yang berfokus pada kompetensi utama, mengembangkan sinergi, dan menciptakan nilai bagi pelanggan. Menurut Purwanto (2006), manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai suatu sasaran perusahaan. Rencana manajemen strategi untuk perusahaan ialah suatu rencana jangka panjang yang didasarkan pada analisis dan diagnosis lingkungan internal dan eksternal yang selanjutnya memformulasikan hasil analisis tersebut menjadi sebuah keputusan strategis yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir. Keputusan ini mencakup ruang lingkup bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan, dan kebijakan utama yang diperlukan untuk mengatur pelaksanaan keputusan untuk mencapai sasaran Visi dan Misi Perusahaan Setiap perusahaan senantiasa mempunyai cita-cita ideal yang hendak dicapai. Cita-cita tersebut akan diperjuangkan agar jati dirinya jelas, yaitu citra nilai dan kepercayaan perusahaan. Menurut Purwanto (2006), visi perusahaan adalah citra nilai dan kepercayaan ideal. Dengan kata lain, visi merupakan wawasan luas ke masa depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Visi memberi arah dan ide aktual kepada manajemen dalam proses pembuatan keputusan agar setiap tindakan yang dilakukan senantiasa berlandaskan visi perusahaan dan memungkinkan untuk mewujudkannya.

21 8 Adapun karakteristik visi yaitu sebagai berikut: 1. Diciptakan melalui permufakatan atau konsensus 2. Memberikan pandangan atas segala sesuatu yang terbaik dimasa yang akan datang 3. Mempengaruhi orang untuk menuju ke misi 4. Tanpa keterbatasan dimensi waktu Selanjutnya untuk menghayati visi, diperlukan tatanan atas nilai dan kepercayaan perusahaan yang menjadi pernyataan usaha dari perusahaan, pernyataan usaha ini disebut misi perusahaan. Misi adalah dasar kegiatan atau peranan yang diharapkan masyarakat dari badan usaha. Baik visi maupun misi mempengaruhi tujuan badan usaha karena hal-hal tersebut merupakan karakteristik khas perusahaan. Sebaliknya, misi dipengaruhi oleh beberapa unsur, seperti lingkungan perusahaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan, perkembangan perusahaan serta nilai-nilai manajemen. Menurut David (2008), misi adalah pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pernyataan misi mengidentifikasi cakupan operasi perusahaan dalam definisi produk dan pasar. Sedangkan menurut Daft (2007), misi merupakan penjelasan yang dinyatakan secara umum tentang skala usaha dan operasi yang membedakan organisasi dengan organisasi lain di bidang yang sama. Isi dari pernyataan misi sering berfokus pada pasar dan pelanggan serta mengidentifikasikan usaha di bidang yang diinginkan. Sejumlah peryataan misi menggambarkan karakteristik perusahaan, seperti nilai perusahaan, kualitas produk yang dihasilkan, fasilitas lokasi, dan perilaku terhadap karyawan Pengertian Pemasaran Asosiasi pemasaran Amerika dalam Kotler (2007) mendefinisikan pemasaran sebagai satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Saat berhadapan dengan proses pertukaran, harus ada sejumlah besar pekerjaan dan keterampilan. Sedangkan menurut Kotler (2007), pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dari kelompok

22 9 mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain Strategi Bauran Pemasaran Tugas pemasar adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai untuk digunakan. Kegiatan-kegiatan pemasaran tampil dalam semua bentuk. Bentuk dari kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran pemasaran (Kotler, 2007). Bauran pemasaran didefiniskan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. McCarthy dalam Kotler (2007) mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ini menjadi empat kelompok besar yang disebut empat P tentang pemasaran, yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Empat P menggambarkan pandangan perusahaan tentang alat pemasaran yang tersedia untuk memenuhi pembeli Pemasaran Jasa Menurut Swasta dalam Wahyudi (2009), jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Mutu jasa yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan peran yang terpenting pada perusahaan jasa. Kotler (2007) menyebutkan bahwa kunci keberhasilan dalam persaingan jasa yaitu kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, serta pemeliharaan dan perbaikan. Sedangkan untuk karakteristik yang mempengaruhi desain program pemasaran terdiri atas empat yaitu tidak berwujud (intangibility), tidak terpisahkan (inseparability), bervariasi (variability) dan tidak tahan lama (perishability). Kotler (2007) berpendapat bahwa pada pemasaran jasa membutuhkan tiga cara pemasaran yaitu:

23 10 1. Pemasaran Eksternal : menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut kepada pelanggan. 2. Pemasaran internal : mendeskripsikan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik. 3. Pemasaran interaktif : mendeskripsikan kemampuan karyawan dalam melayani pelanggan. Pemasar jasa dapat mendiferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan merk yang digunakan. Selain itu, perusahaan dapat melakukan deferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa (sevice delivery) melui tiga aspek yang juga dikenal dengan 3P dalam pemasaran jasa yaitu orang (people), lingkungan fisik (physical Evidence) dan proses (Tjiptono, 2008) Produk Menurut Kotler (2007), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan. Pemasar perlu memikirkan secara mendalam lima tingkatan produk. Dalam merencanakan tawaran pasar, masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan kelimanya membentuk hirarki nilai pelanggan (customer value hierarchy). Tingkatan yang paling mendasar adalah manfaat inti (core benefit) yaitu layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. Pada tingkatan ke dua, pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar (basic product). Pada tingkat ke tiga pemasar menyiapkan produk sesuai yang diharapkan (expected product) yaitu beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk. Pada tingkat ke empat, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan (augmented product) yang melampaui harapan pelanggan. Pada tingkat ke lima terdapat calon produk (potential product), yang meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang.

24 11 Menurut Kotler (2007), produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya yaitu: 1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali Penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, dan strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang untuk mencoba dan membangun preferensi. 2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak dari penjual. 3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi Saluran Distribusi atau tempat Menurut Kotler (2007), saluran pemasaran adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi ini dibutuhkan karena kebanyakan produsen tidak menjual barang-barang hasil produksi mereka secara langsung kepada para pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan berbagai fungsi. Perantara ini menetapkan satu saluran pemasaran yang disebut dengan saluran perdagangan atau saluran distribusi. Saluran pemasaran berfungsi untuk memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal itu untuk mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau menginginkannya.

25 Harga Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga barangkali adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan. Ciriciri produk, saluran, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya. Sebuah produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat menetukan premium harga dan mendapatkan laba besar (Kotler, 2007). Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika mengembangkan produk baru, ketika memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah geografis yang baru dan ketika mengikuti lelang untuk kerja kontrak yang baru. Perusahaan harus memutuskan dimana memposisikan produknya dari segi mutu dan harga. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam mempertimbangkan kebijakan harga, Menurut Kotler (2007), ada enam prosedur yang harus dilaksanakan dalam penetapan harga, yaitu: 1. Memilih tujuan penetapan harga Langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah memutuskan dimana ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan suatu perusahaan maka akan semakin mudah menetapkan harga. Perusahaan dapat mengharapkan satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga yaitu kelangsungan hidup, laba maksimum sekarang, pangsa pasar maksimum, menguasai pasar secara keseluruhan atau kepemimpinan mutu produk. 2. Menentukan permintaan Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan. 3. Memperkirakan biaya Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya, sedangkan biaya menentukan batas terendahnya. 4. Menganalisa biaya, harga dan tawaran pesaing

26 13 Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika tawaran perusahaan tersebut mengandung ciri-ciri diferensiasi positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, nilai bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut. Jika tawaran pesaing tadi mengandung beberapa ciri yang tidak ditawarkan perusahaan tersebut, nilainya bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan dikurangkan dari harga perusahaan tersebut. 5. Memilih metode penetapan harga Ada tujuh metode dalam penetapan harga yaitu: penetapan harga mark up (mark up pricing), pemetapan harga sasaran pengembalian (target return pricing), penetapan harga persepsi nilai (perceived value pricing), penetapan harga nilai (value pricing), penetapan harga umum (going rate pricing), penetapan harga tipe lelang (auction type pricing). 6. Memilih harga akhir Metode-metode penerapan harga mempersempit ruang gerak yang harus digunakan perusahaan untuk memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga akhir ini, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan yang meliputi dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi laba dan resiko, dan dampak harga terhadap pihak lain Promosi Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merk yang mereka jual. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan merkmerk mereka dengan orang lain, tempat, acara khusus, pegalaman merk, perasaan dan barang. Dalam melaksanakan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang disebut bauran komunikasi pemasaran yang terdiri atas enam cara komuniksi yaitu: (Kotler, 2007).

27 14 1. Iklan, yaitu setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan berupa promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan. 2. Promosi penjualan, yaitu berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa. 3. Acara khusus dan pengalaman, yaitu perusahaan mensponsori kegiatan dan program-program yang dirancang untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang berkaitan dengan merk. 4. Hubungan masyarakat dan pemberitaan, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. 5. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan. 6. Penjualan pribadi, yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan memperoleh pemesanan Proses Menurut Harahap dalam Wahyudi (2009), proses perlu diperhatikan dalam pemasaran suatu produk/jasa. Apabila proses tidak diperhatikan misalnya, menyediakan permintaan produk/jasa yang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan keterlambatan dalam melakukan transaksi, maka akan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerjasama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses Orang Orang (karyawan) merupakan unsur dari bauran pemasaran jasa yang memiliki peran yang sangat penting. Keberhasilan pemasaran akan sangat bergantung pada seleksi karyawan, sumber daya manusia, dan motivasi, telepas dari apakah karyawan tersebut memiliki keterampilan khusus atau hanya memiliki keterampilan rendah. Perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut dan melatih karyawan yang lebih mampu dan dan lebih dapat

28 15 diandalkan dalam berhubungan dengan pelanggan dari pada karyawan pesaingnya (Tjiptono, 2008). Pada suatu usaha yang bergerak di bidang wisata, kesan yang diberikan oleh karyawan kepada pengunjung atau pelangan mempunyai peran yang sangat penting. Para karyawan diberikan pelatihan untuk mengembangkan perilaku dan sikap-sikap yang baik terhadap para pelanggan Bukti Fisik Bukti fisik merupakan lingkungan fisik dari perusahaan dimana layanan diciptakan dan konsumen berinteraksi satu sama lain. Perusahan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih interaktif, misalnya toilet yang bersih, tempat parkir, tempat duduk, tempat istirahat dan sebagainya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik sangat berhubungan dengan rangkaian fasilitas yang disediakan oleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kenyamanan dari pengunjung Proses Hirarki Analitik (PHA) Proses hirarki analitik adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masingmasing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya (Saaty, 1991). Proses ini memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. Proses hirarki analitik memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis. Proses ini bergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan untuk menyusun hierarki suatu masalah dan pada logika, intuisi, dan pengalaman untuk memberi pertimbangan. Setelah diterima dan diikuti, PHA menunjukkan bagaimana menghubungkan elemen-elemen dari satu bagian masalah dengan elemen-elemen dari bagian lain untuk memperoleh hasil gabungan. Prosesnya adalah mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi-interaksi dari suatu sistem sebagai suatu keseluruhan.

29 16 Menurut Saaty (1991) ada tiga prinsip dasar dalam metode AHP, yaitu : 1. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarki yang kita sebut menyusun secara hirarkis yaitu, memecah-mecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah-pisah. 2. Pembedaan prioritas dan sintesis yang kita sebut penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkat secara konsistensi sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Berbagai keuntungan dalam penerapan Proses Hirarki Analitik (PHA) yaitu: 1. Kesatuan: PHA memberi satu model dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur. 2. Kompleksitas: PHA memasukan ancangan dedukatif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3. Saling ketergantungan: PHA dapat menangani saling ketergantungan elemenelemen daalm suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linier. 4. Penyusunan hirarki: PHA mencerminkan kecendrungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainandan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran: PHA memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6. Konsistensi: PHA melacak konsistensi dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 7. Sintesis: PHA menuntun kesuatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif 8. Tawar-menawar: PHA mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. 9. Penilaian dan konsensus: PHA tidak memaksakan konsensus tetapi mensistesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

30 Pengulangan proses: PHA memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan. Langkah-langkah dalam penerapan metode PHA (Saaty,1991 ) adalah sebagai berikut: 1. Definisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut manajerial menyeluruh dari tingkat puncak sampai tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan itu. 3. Membuat matriks banding berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat diatasnya. Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi. 4. Dapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah Setelah mengumpulkan semua data banding berpasangan itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama prioritas dicari dan konsistensi diuji. 6. Laksanakan langkah 3,4 dan 5 untuk setiap tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. 7. Gunakan komposisi secara hirarkis (sintesis) untuk membobotkan vektorvektor prioritas tersebut dengan bobot kriteria-kriteria dan jumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh utuk tingkat hirarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa buah, boleh diambil nilai rata-rata aritmetiknya. 8. Evaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks acak dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio inkonsistensi ini harus bernilai

31 18 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuisioner dan dengan lebih mengarahkan responden pada perbandingan berpasangan Hasil Penelitian Terdahulu Luther Masang (2006) menganalisis mengenai strategi pengembangan agrowisata obat tradisional Taman Sringanis Bogor. Akar permasalahan dari penelitian ini adalah era globalisasi perdagangan bebas yang terjadi pada saat ini menuntut setiap negara untuk mengembangkan sektor usaha yang memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Taman Sringanis yang terletak di Desa Cimanengah, Cipaku Bogor merupakan agrowisata yang menawarkan tanaman obat sebagai objek wisatanya. Taman Sringanis mengoleksi kurang lebih 450 jenis tanaman obat dari kurang lebih 940 jenis tanaman obat yang dibudidayakan di Indonesia. Taman Sringanis harus melihat secara obyektif kondisi internal dan eksternal, sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan. Hal tersebut berguna untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan efisiensi operasi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya adalah dengan memiliki strategi yang tepat dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang melingkupi Taman Sringanis sebagai kebun obat tradisonal, menganalisis penilaian konsumen terhadap atribut Taman Sringanis sebagai kebun obat tradisional, dan memberikan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Taman Sringanis, dengan mengikutkan juga pendapat konsumen. Hasil analisis IFE/EFE matriks menunjukkan kekuatan utama Taman Sringanis adalah kualitas produk yang baik, sedangkan kelemahan terbesar adalah misi perusahaan yang tidak berorientasi pada laba. Peluang terbesar adalah trend back to nature dan ancaman terbesar adalah penggunaan obat farmasi dalam dunia medis. Berdasarkan rumusan analisis SWOT, didapat empat strategi alternatif yang dapat dijadikan pilihan bagi Taman Sringanis dalam memperbaiki dan

32 19 meningkatkan kinerjanya. Diantaranya, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat. Memanfaatkan selera wisata konsumen yang berubah dari mass tourism ke nice tourism berbasis lingkungan. Memanfaatkan kualitas produk, citra baik di mata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk subtitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri. Penentuan prioritas strategi dengan QSPM merekomendasikan strategi satu sebagai nilai tertinggi, maka disusun langkah-langkah operasional sebagai prioritas, yaitu mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, memanfaatkan kualitas produk, citra baik dimata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, serta hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi, pendatang baru dan produk subtitusi, serta peningkatan jumlah pelaku industri. Tiur Mariani Sihaloho (2009) menganalisis strategi pengembangan agribisnis kopi di kabupaten Humbang Hansudutan, Sumatera Utara. Latar belakang penelitian ini adalah salah satu komoditi unggulan perkebunan Indonesia adalah kopi. Indonesia adalah negara kedua eksportir kopi dunia, tetapi pada tahun 2007, menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, Indonesia juga mengimpor kopi dalam jumlah besar. Oleh karena itu strategi pengembangan agribisnis kopi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganisis faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang menentukan pengembangan kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan serta merumuskan alternatif strategi pemerintah daerah dan memilih prioritas srtategi yang tepat dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan agribisnis kopi Kabupaten Humbang Hasudutan adalah pertahanan dan pemeliharaan yaitu terdiri dari penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penggabungan faktor internal dan eksternal dan analisis internal-eksternal dalam matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif yaitu sebagai berikut: 1) Meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR Oleh : LUTHER MASANG A 14101678 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RIWAYAT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kuntum Nurseries adalah salah satu objek wisata yang bergerak di bidang agrowisata. Sebagai objek wisata yang baru berdiri, Kuntum Nurseries perlu merumuskan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori dalam upaya pemecahan masalah yang kan diteliti. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANDY AKHDIAR A14104101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual, 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008 : 7) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata Menurut Reza Moh dkk (1996), pengertian agrowisata adalah objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Situasi perekonomian dewasa ini berkembang sangat pesat, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang berlangsung dalam hubungannya denga pasar. Pemasaran berarti bekerja denga pasar untuk mewujudkan pertukaran potensial

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para wisatawan asing maupun domestik. Keindahan kotanya, makanan khasnya, dan letaknya yang strategis

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Mekar Unggul Sari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agrowisata. Dalam menghadapi persaingan, Taman Wisata Mekarsari perlu merumuskan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang dialami perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin lama dirasa semakin kompleks. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya bermacam-macam faktor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran sudah diketahui semenjak manusia mulai mengenal sistem pembagian kerja dalam masyarakat, sehingga kelompok masyarakat hanya

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan semakin ketat diantara perusahaan. Hal ini menyebabkan kalangan bisnis maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan selalu dituntut bergerak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi seragam seperti kaos, jaket, kemeja, sweater yang berada di wilayah kampus.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda 7P Dalam Bauran Pemasaran, Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah dasar kebangkitan dan memajukan kondisi kesejahteraan sebuah bangsa, (Putra, 2012, 129-144). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR Oleh WIDI ADIYANTO H 24066033 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian pemasaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Pemasaran yang terintegrasi. Gambar 1. Model konsep pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2008)

TINJAUAN PUSTAKA. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Pemasaran yang terintegrasi. Gambar 1. Model konsep pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2008) 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMASARAN PRODUK PIPA WAVIN PADA TOKO GUNUNG KAWI DI BATAM YANG DITINJAU DARI SUDUT BAURAN PEMASARAN TIBRANI

KEBIJAKAN PEMASARAN PRODUK PIPA WAVIN PADA TOKO GUNUNG KAWI DI BATAM YANG DITINJAU DARI SUDUT BAURAN PEMASARAN TIBRANI KEBIJAKAN PEMASARAN PRODUK PIPA WAVIN PADA TOKO GUNUNG KAWI DI BATAM YANG DITINJAU DARI SUDUT BAURAN PEMASARAN TIBRANI Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler dalam kartika (2008:36) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalam proses itu individu dan kelompok memperoleh sesuatu yang mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting dalam suatu kegiatan perusahaan terutama dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung KUESIONER PENELITIAN Terima kasih atas partisipasi Anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Nama saya Riky Putra H (H24076111),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi setiap perusahaan, baik perusahaan jasa ataupun manufaktur, pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang sangat penting untuk mencapai tujuannya. Dalam pemasaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan global yang terjadi di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu industri yang berkembang di Negara Indonesia, khususnya pada Provinsi Jawa Barat. Industri ini

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR Oleh DEVI FITRIYANA H24066045 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : 1. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos. Kata strategos ini berasal dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Pembangunan Wilayah Pesisir Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana Rencana Tata Ruang Propinsi/Kota

Lebih terperinci