Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014"

Transkripsi

1 Yogyakarta, 29 April 214 Perambatan Gelombang Detonasi Campuran Stoikiometris LPG-Oksigen di Belakang Model Media Porous dengan Variasi Massa (Detonation Wave Propagation of Stoichiometric LPG-Oxygen Mixture behind Porous Media Model with Mass Variation) Jayan Sentanuhady, Jannati Adnin Tuasikal Department of Mechanical and Industrial, Engineering Faculty, Universitas Gadjah Mada Jalan Grafika No. 2, Kampus UGM, Yogyakarta, Abstract LPG-air mixture enriched with oxygen is usually used for generating heat in industry sector in order to increase flame temperature resulted by combustion process. There is possibility that LPG-oxygen will mix and react independently and the mixture could generate detonation wave if an accident occurs. This condition could harm people and environment, thus detonation quenching to guarantee safety becomes very important. The aim of this experiment is to investigate detonation quenching phenomena behind porous medium model. This experiment used detonation test tube with 5 mm of inner diameter and 6 mm of total length, which consists of two section, mm long driver section and 5 mm long driven section. Driver section and driven section are separated by mylar film to prevent mixing between driver gas and driven gas which consists different gas mixture with different pressure. The driver section contains stoichiometric hydrogen-oxygen mixture at constant initial pressure which functions as direct initiator for detonation in driven section. In other hand, the driven section contains stoichiometric mixture of LPG and oxygen at initial pressure varied from 2 to kpa with interval 1. Stainless steel porous media with variation masses of 15 and 2 grams was inserted in a cylindrical case which has perforated small holes on its crosssectional surface to enable detonation wave to propagate through it. Observation of detonation wave propagation was done at upstream and downstream of the model. Two mechanisms of detonation wave propagation were observed in the downstream of porous media model, which are (a) detonation reinitiation and (b) detonation transmission. The increase of porous media mass will result to the increase of reinitiation distance of detonation behind the model. Increment of reinitiation distance of detonation is significant for mixture with low initial pressure. Keywords LPG Combustion, Detonation, Detonation Quenching, Porous Media 1. Pendahuluan LPG Pertamina merupakan salah satu bahan bakar yang banyak digunakan di Indonesia, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Pada penggunaan LPG sebagai bahan bakar di industri, oksigen biasa ditambahkan pada proses pembakaran untuk meningkatkan energi yang dihasilkan. Akan tetapi, ada kemungkinan oksigen bereaksi dengan LPG secara independen tanpa udara yang dapat menghasilkan energi dan kalor lebih tinggi dibandingkan dengan reaksi LPG dengan udara. Energi dalam jumlah tinggi ini dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya gelombang detonasi apabila terjadi kecelakaan. Detonasi sendiri merupakan gelombang pembakaran yang merambat dengan kecepatan supersonik. Pada kondisi detonasi, terdapat shockwave yang merambat tepat di depan gelombang pembakaran. Gelombang detonasi dapat terbentuk dari campuran LPG-Oksigen stoikiometris dengan tekanan awal 2 hingga kpa sebagaimana telah diamati oleh Sentanuhady et al. pada tahun 213 [1]. Pada penelitian tersebut, diketahui bahwa detonasi merambat dengan kecepatan mencapai 232 m/s dengan tekanan shockwave mencapai 2952,6 kpa. Kecepatan dan tekanan tinggi pada perambatan detonasi inilah yang dapat membahayakan lingkungan, maupun manusia yang berkerja di sekitar sistem pembakaran apabila terjadi kecelakaan. Untuk itu, pengendalian gelombang detonasi menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan para pekerja. Proses pengendalian gelombang detonasi bisa disebut proses detonation quenching, dimana gelombang detonasi bertransformasi menjadi gelombang deflagrasi yang lebih tidak berbahaya. Detonation quenching dapat dilakukan dengan metode kimia maupun mekanis seperti menggunakan perforated obstacle maupun model media porous. Pada tahun 1999 Dillon et al. meneliti perambatan pembakaran hidrogen-udara melalui media porous kaca di dalam combustion vessel [2]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai equivalence ratio (ER) kritis campuran hidrogen-udara yang memungkinkan terjadi pembakaran pada vessel Fakultas Teknik UGM 11

2 Yogyakarta, 29 April 214 tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa flame quenching terjadi pada nilai ER,26 dan,29 sedangkan perambatan pembakaran terjadi pada nilai ER,31 hingga 1. Karakteristik perambatan deflagrasi melalui media porous juga pernah diteliti oleh Mihalik et al. pada tahun 1999 dengan menggunakan campuran metana-udara dan propana-udara [3]. Penelitian ini menunjukkan flammability limit campuran melalui model media porous lebih sempit dibandingkan dengan flammability limit campuran pada pipa tanpa model dikarenakan terjadi heat loss dari gelombang pembakaran ke media porous. Pada tahun 213, Sentanuhady et al. melakukan observasi terhadap perambatan gelombang detonasi LPG-oksigen melalui media porous dengan massa konstan 1 gram [4]. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa gelombang detonasi mengalami quenching pada nilai tekanan awal kurang dari 6 kpa, akan tetapi berhasil terreinisiasi setelah beberapa saat. Sebelumnya, pada tahun 211 Sentanuhady et al. mengamati karakteristik perambatan deflagrasi LPGudara melewati media porous dengan menggunakan Constant Volume Combustion Chamber (CVCC) [5]. Pada penelitian tersebut nilai tekanan awal campuran divariasikan dari 4 hingga kpa dan massa media porous divariasikan sebesar 5, 1, 15, dan 2 gram. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi massa media porous yang digunakan, semakin tinggi tingkat keberhasilan flame quenching. Pada pengujian dengan menggunakan media porous dengan massa 15 dan 2 gram, flame quenching teramati untuk seluruh nilai tekanan awal campuran. Sedangkan untuk nilai massa media porous lebih rendah, yaitu 5 dan 1 gram, reinisiasi terjadi pada campuran dengan nilai tekanan awal yang tinggi. Berkaitan dengan penggunaan media porous untuk flame quenching, pada tahun 212, Ciccarelli mengungkapkan bahwa media porous memiliki luas area besar yang dibutuhkan dalam proses flame quenching untuk meningkatkan terjadinya perpindahan kalor dari flame front [6]. Akan tetapi apabila flame front tidak berhasil mengalami quenching, media porous justru dapat meningkatkan ledakan yang terjadi. Hal tersebut diakibatkan saluran-saluran kecil pada media porous justru meningkatkan turbulensi pada perambatan gelombang yang kemudian membantu meningkatkan kecepatan perambatan dari gelombang tersebut. Hasil dari berbagai penelitian yang telah tersebut di atas mengindikasikan bahwa media porous memiliki kemampuan dalam flame quenching maupun detonation quenching. Lebih lanjut properties dari media porous yaitu massa media porous juga mempengaruhi karakteristik perambatan pembakaran yang merambat melaluinya. Di samping itu, properties dari campuran gas, antara lain jenis dan konsentrasi gas, serta nilai tekanan awal campuran gas juga mempengaruhi keberhasil proses flame quenching dan detonation quenching. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari variasi massa media porous terhadap keberhasilan detonation quenching menggunakan campuran LPG-oksigen stoikiometris dengan nilai tekanan awal divariasikan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan delam perancangan dan pengembangan flame arrester untuk sistem pembakaran LPG. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi,, UGM. Peralatan pengujian terdiri dari pipa uji detonasi (PUD), sensor tekanan, sensor ionisasi, sistem akuisisi data, dan sistem pencampuran gas seperti ditunjukkan Gambar 1. PUD terbuat dari stainless steel dengan diameter dalam 5 mm, yang terdiri dari dua bagian yaitu driver sepanjang 1 m dan driven sepanjang 5 m. PUD dilengkapi dengan dump tank pada bagian ujung akhir driven yang berfungsi untuk menyerap perambatan reflected shock kearah upstream. Tiap bagian dari PUD dibatasi oleh mylar film setebal 5 μm untuk mencegah tercampurnya gas pada bagian driver, driven, dan dump tank yang masing-masingnya berisi gas berbeda dengan tekanan berbeda pula. Model media porous stainless steel dengan variasi massa 15 dan 2 gram dimasukkan dalam casing yang dipasang pada bagian driven dengan jarak 4 m dari ujung awal driven. Casing media porous memiliki perforated hole pada kedua permukaannya untuk memungkinkan gelombang detonasi merambat melaluinya. Rincian dari desain dan parameter model media porous tercantum pada Gambar 2 dan Tabel 1. Empat sensor tekanan PCB Piezotronic 113B24 diinstal pada PUD untuk mendeteksi shockwave. Dua sensor dipasang pada upstream model, sedangkan dua lainnya dipasang pada downstream model. Empat sensor ionisasi diinstal berlawanan dengan sensor tekanan yang berfungsi untuk mendeteksi kedatangan flame front. Soot track record terbuat dari plat aluminium yang dilumuri jelaga pembakaran minyak tanah dipasang pada upstream dan downstream dari model untuk memvisualisasikan mekanisme perambatan detonasi. Bagian driver diisi dengan campuran hidrogen-oksigen stoikiometris dengan tekanan awal konstan kpa yang berfungsi sebagai direct inisiator detonasi pada bagian driven. Sedangkan bagian driven diisi dengan campuran LPG-oksigen stoikiomteris dengan tekanan bervariasi dari 2 hingga kpa. Campuran gas disimpan dalam mixing tank selama mimimal 12 jam sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas yang baik. Kondisi eksperimen tercantum pada tabel 2. Fakultas Teknik UGM 12

3 Proceeding Yogyakarta, 29 April 214 Gambar 1. Skema peralatan pengujian 3. Hasil dan Pembahasan Dari hasil eksperimen diperoleh dua mekanisme perambatan detonasi yang telah diobservasi di belakang model media porous, yaitu (1) detonation transmission dan (2) detonation reinitiation. Gambar 3(a) menunjukkan data dari sensor tekanan dan ionisasi pada pembakaran campuran LPGoksigen stoikiometris dengan nilai tekanan awal 8 kpa yang melewati model media porous dengan massa 15 gram. Sumbu vertikal menunjukkan tekanan non dimensi dan sumbu horizontal menunjukkan waktu. Waktu kedatangan flame front melewati sensor ditandai dengan penurunan sinyal ionisasi, sedangkan waktu kedatangan dan besarnya gelombang tekanan ditandai dengan kenaikan sinyal dari sensor tekanan. Pada Gambar 3(a), terlihat bahwa kenaikan tekanan terjadi bersamaan dengan penurunan nilai sinyal ionisasi pada semua lokasi sensor. Hal tersebut menunjukkan bahwa gelombang detonasi merambat pada upstream dan downstream model media porous. Kecepatan perambatan flame front pada downstream terhitung sebesar 2293 m/s sedangkan nilai tekanan shockwave yang terdeteksi pada downstream sebesar 2838 kpa. Kedua nilai tersebut mendekati nilai kecepatan teoritis detonasi Chapman-Jougout (CJ) sebesar 2374 m/s dan nilai tekanan teoritis detonasi CJ sebesar kpa, sehingga dapat dipastikan bahwa detonasi terjadi pada downstream model. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh Gambar 4(a) yang merupakan visualisasi perambatan detonasi di belakang model pada kondisi eksperimen ini. Sel detonasi mulai terbentuk pada jarak 12 mm di belakang model. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa gelombang detonasi mengalami transmisi secara langsung setelah melewati model media porous. (a) (b) Gambar 4.2. Casing media porous (a) gambar CAD inventor (b)foto model sebenarnya Tabel 1. Konfigurasi model media porous Parameter Keterangan Panjang Casing (mm) 72 Diameter dalam Casing (mm) 52,5 Kedalaman rongga Casing (mm) 41 Material Casing Steel Material Media Porous Stainless Steel Tabel 2. Experimental conditions Parameter Driver Driven Hidrogen LPG Fuel Pertamina Oksidizer Oksigen Oksigen 1 1 Equivalence Ratio 2-, Initial Pressure (kpa) interval Temperatur (⁰C) Premixed Premixed Mixing Massa Media Porous 15 dan 2 (gram) Fakultas Teknik UGM 13

4 Yogyakarta, 29 April LPG-O2 Pi=8kPa, media porous 15 g 12 LPG-O2 Pi=8kPa, media porous 2 g SW d 2 SW d (a) LPG-O2 Pi=2kPa, media porous 15 g 12 (b) LPG-O2 Pi=2kPa, media porous 2 g PW 2 PW (c) (d) Gambar 3. Data dari sensor tekanan dan ionisasi pada kondisi (a) detonation transmission, pada P i =8kPa dan m porous =15g, (b) detonation transmission, pada P i =8kPa dan m porous =2g, (c) detonation reinitiation, pada P i =2kPa dan m porous =15g, (d) detonation reinitiation, pada P i =2kPa dan m porous =2g. Data dari sensor tekanan dan ionisasi pada pengujian dengan nilai tekanan awal campuran gas 8 kpa menggunakan model media porous dengan massa 2 gram ditampilkan pada Gambar 3(b). Fenomena yang terjadi sama dengan Gambar 3(a) yaitu detonation transmission. Akan tetapi terdapat perbedaan pada visualisasi perambatan detonasi pada downstream model yang ditunjukkan gambar dan 4(b), dimana sel detonasi baru mulai terbentuk pada jarak 18 mm dari model. Nilai ini lebih tinggi 4 mm dibandingkan dengan reinitiation distance detonasi di belakang model media porous dengan massa 15 gram. Gambar 3(c) menunjukkan data dari sensor tekanan dan ionisasi pada pengujian dengan nilai tekanan awal campuran gas 2 kpa menggunakan model media porous dengan massa 15 gram. Pada Gambar 3(c), sensor tekanan 1 dan 2 mendeteksi kenaikan tekanan pada waktu bersamaan dengan dideteksinya perambatan flame front oleh sensor ionisasi yang menunjukkan bahwa detonasi merambat pada upstream dari model. Selanjutnya, ketika gelombang detonasi merambat melalui media porous, terjadi heat loss dan momentum loss yang besar sehingga gelombang detonasi mengalami quenching menjadi deflagrasi pada downstream. Fenomena ini diindikasikan Gambar 3(c), dimana waktu kedatangan flame front dideteksi jauh di belakang waktu dideteksinya pressure wave pada lokasi sensor 3 dan 4. Dari perhitungan data sensor ionisasi dan sensor tekanan, didapatkan kecepatan flame front mencapai 626 m/s dan tekanan pressure wave mencapai kpa pada downstream. Nilai ini jauh lebih kecil dari nilai kecepatan dan tekanan teoritis detonasi CJ yang bernilai 2322 m/s dan kpa. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa deflagrasi merambat pada downstream dari model. Akan tetapi dari hasil visualisasi perambatan detonasi pada sooth track record yang terpasang pada downstream sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4(c), sel detonasi mulai terbentuk pada jarak 32 mm dari model. Dapat disimpulkan gelombang detonasi mengalami quenching menjadi deflagasi setelah merambat melalui media porous, akan tetapi setelah beberapa saat detonasi mengalami reinisiasi. Fenomena ini disebut dengan detonation reinitiation. Pengujian dengan nilai tekanan awal campuran yang sebesar 2 kpa menggunakan media porous dengan massa 2 gram juga menghasilkan fenomena detonation reinitiation seperti ditunjukkan Gambar 3(d). Akan tetapi terdapat perbedaan pada visualisasi sooth track yang ditampilkan pada Gambar 4(d), dimana sel detonasi baru terbentuk pada jarak 525 mm dari model. Terlihat terjadi peningkatan nilai sebesar 25 mm dari reinitiation distance detonasi ketika pengujian dengan menggunakan media porous bermassa 15 gram. Fakultas Teknik UGM 14

5 Proceeding Yogyakarta, 29 April 214 (a) (b) (c) (d) Gambar 4. Visualisasi detonasi pada sooth track record (a) detonation transmission, pada Pi=8kPa dan mporous =15g, (b) detonation transmission, pada Pi=8kPa dan mporous=2g, (c) detonation reinitiation, pada Pi=2kPa dan mporous=15g, (d) detonation reinitiation, pada Pi=2kPa dan mporous=2g. 6 m=15 g m=2 g limit of detonation transmition Pi (kpa) Gambar 5. Hubungan antara tekanan awal campuran dengan Reinitiation Distance Efek dari peningkatan massa media porous dan tekanan awal campuran terhadap reinitiation distance detonasi (Dri) pada downstream model ditunjukkan Gambar 5. Garis solid menunjukkan Dri pada kondisi media porous bermassa 15 gram dan garis putus-putus menunjukkan Dri pada kondisi media porous bermassa 2 gram. Gambar 5 menunjukkan bahwa pada nilai tekanan awal tinggi antara 7 hingga kpa garis putus-putus berhimpit Fakultas Teknik UGM 15 dengan garis solid. Kemudian seiring dengan penurunan nilai tekanan awal, garis putus-putus cenderung lebih tinggi dibandingkan garis solid. Pada nilai tekanan awal 2 kpa, nilai Dri pada kondisi massa media porous 2 gram mengalami peningkatan mencapai 25 mm dari Dri pada kondisi massa media porous 15 gram. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa peningkatan massa media porous akan meningkatkan nilai reinitiation distance detonasi yang cukup signifikan pada campuran dengan tekanan awal rendah. Hal ini disebabkan karena media porous dengan massa lebih tinggi mengambil lebih banyak kalor dari flame front yang melewatinya dan menyebabkan momentum loss yang lebih besar. Konsekuensinya, perambatan pressure wave dan flame front pada downstream lebih lemah yang mengakibatkan reinisiasi detonasi terjadi pada jarak yang lebih jauh dari model. Pada tekanan awal 5 hingga kpa, peningkatan nilai Dri pada kondisi massa media porous 2 gram hanya sebesar 2 mm secara rata-rata dari nilai Dri pada kondisi massa media porous 15 gram. Hal ini dikarenakan meskipun massa media porous ditingkatkan menjadi 2 gram, heat loss dan momentum loss yang terjadi jauh lebih kecil dibandingkan heat dan momentum yang dimiliki gelombang detonasi. Sebagai akibatnya, jarak reinisiasi detonasi hanya mundur sedikit.

6 Yogyakarta, 29 April Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua mekanisme perambatan detonasi terjadi di belakang model media porous dengan massa 15 dan 2 gram, yaitu (1) detonation transmission dan (2) detonation reinitiation. Lebih lanjut peningkatan massa dari media porous akan meningkatkan reinitiation distance detonasi di belakang model. Peningkatan nilai reinitiation distance detonasi sangat signifikan pada campuran dengan tekanan awal rendah yaitu mencapai 25 mm untuk nilai tekanan awal 2 kpa. Sedangkan pada nilai tekanan awal campuran tinggi, antara 5 hingga kpa, reinitiation distance detonasi hanya meningkat rata-rata sebesar 2 mm. REFERENSI [1] Sentanuhady, J., Jannati Adnin Tuasikal, 213, Karakteristik Perambatan Gelombang Pembakaran Campuran LPG-Oksigen pada Kondisi Stoikiometris, Proceeding Seminar Nasional Thermofluid. [2] Dillon, J., Joe Sheperd, 1999, Combustion in Porous Media, Laporan Penelitian, California Institute of Technology, United States. [3] Mihalik, T.A., Lee, J.H.S., Continillo, G., Di Mare, L., 1999, The Flammability Limit of Gaseous Mixtures in Porous Media, 17th ICDE Meeting, Heidelberg, Germany. [4] Sentanuhady, J., Jannati Adnin Tuasikal, 213, Combustion Wave Characteristics of LPG- Oxygen Mixture behind Porous Media Model Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-12. [5] Sentanuhady, J., Desmon Purba, Tri Agung Rohmat,211, Deflagrasi LPG-Udara yang Melalui Media Porous, Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-1. [6] Ciccarelli, G.,212, Explosion Propagation in Inert Porous Media, Philosophical Transaction of the Royal Society A: Mathematical, Physical, and Engineering Sciences vol.37. Fakultas Teknik UGM 16

MEKANISME PERAMBATAN GELOMBANG DETONASI CAMPURAN GAS HIDROGEN-OKSIGEN DENGAN DILUENT ARGON DI BELAKANG PLAT DENGAN ORIFICE GANDA

MEKANISME PERAMBATAN GELOMBANG DETONASI CAMPURAN GAS HIDROGEN-OKSIGEN DENGAN DILUENT ARGON DI BELAKANG PLAT DENGAN ORIFICE GANDA MEKANISME PERAMBATAN GELOMBANG DETONASI CAMPURAN GAS HIDROGEN-OKSIGEN DENGAN DILUENT ARGON DI BELAKANG PLAT DENGAN ORIFICE GANDA Jayan Sentanuhady, Teofilus Hartono, dan Rizqi Fitri Naryanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 4 No. 2 Februari 2012 RE-INISIASI DETONASI DI BELAKANG PLAT DENGAN ORIFIS GANDA 7 MM

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 4 No. 2 Februari 2012 RE-INISIASI DETONASI DI BELAKANG PLAT DENGAN ORIFIS GANDA 7 MM RE-INISIASI DETONASI DI BELAKANG PLAT DENGAN ORIFIS GANDA 7 MM Rizqi Fitri Naryanto 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Masuk: 3 Oktober 2011, revisi masuk: 11 Januari

Lebih terperinci

Karakteristik PerambatanGelombang Pembakaran Campuran LPG-Oksigen pada Kondisi Stoikiometris

Karakteristik PerambatanGelombang Pembakaran Campuran LPG-Oksigen pada Kondisi Stoikiometris Karakteristik PerambatanGelombang Pembakaran Campuran LPG-Oksigen pada Kondisi Stoikiometris JAYAN SENTANUHADY dan JANNATI ADNIN TUASIKAL Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH DILUENT ARGON TERHADAP REAKSI PEMBAKARAN GAS ALAM ( CNG )

PENGARUH DILUENT ARGON TERHADAP REAKSI PEMBAKARAN GAS ALAM ( CNG ) PENGARUH DILUENT ARGON TERHADAP REAKSI PEMBAKARAN GAS ALAM ( CNG ) Iwan Gunawan Universitas Khairun, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin, Indonesia ABSTRAK Gas Alam disusun sebagian besar oleh metana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mallard dan Chatelier tercatat sebagai orang pertama yang menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. Mallard dan Chatelier tercatat sebagai orang pertama yang menyelidiki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mallard dan Chatelier tercatat sebagai orang pertama yang menyelidiki fenomena detonasi. Hal ini bermula pada suatu peristiwa ledakan yang tidak lazim di dalam gua

Lebih terperinci

FENOMENA FLASHBACK DI RUANG BAKAR JET DENGAN MENGGUNAKAN FLAME HOLDER

FENOMENA FLASHBACK DI RUANG BAKAR JET DENGAN MENGGUNAKAN FLAME HOLDER FENOMENA FLASHBACK DI RUANG BAKAR JET DENGAN MENGGUNAKAN FLAME HOLDER Felicia Anggraini Mandala, Prof. Dr. I Made Kartika Dhiputra, Dipl.-Ing Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konversi dari energi kimia menjadi energi mekanik saat ini sangat luas digunakan. Salah satunya adalah melalui proses pembakaran. Proses pembakaran ini baik berupa

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGARUH LEDAKAN 3 BAHAN PELEDAK BERKEKUATAN TINGGI PADA DINDING KONKRET BERTULANG

STUDI TENTANG PENGARUH LEDAKAN 3 BAHAN PELEDAK BERKEKUATAN TINGGI PADA DINDING KONKRET BERTULANG STUDI TENTANG PENGARUH LEDAKAN 3 BAHAN PELEDAK BERKEKUATAN TINGGI PADA DINDING KONKRET BERTULANG Disusun oleh : Danny Ferdiansyah 2107 100 177 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA. Teknik

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING REKAYASA LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PEMANAS AIR KAMAR MANDI MENGGUNAKAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA Peneliti : Ir. Sartono Putro, M.T. Ir. H. Sarjito, M.T. Ir. Jatmiko,

Lebih terperinci

PERILAKU RAMBAT API PREMIXED PENYALAAN BAWAH CAMPURAN GAS METANA-UDARA INHIBITOR NITROGEN (N 2 )

PERILAKU RAMBAT API PREMIXED PENYALAAN BAWAH CAMPURAN GAS METANA-UDARA INHIBITOR NITROGEN (N 2 ) PERILAKU RAMBAT API PREMIXED PENYALAAN BAWAH CAMPURAN GAS METANA-UDARA INHIBITOR NITROGEN (N 2 ) Djoko Wahyudi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga Jl. Yos Sudarso 107 Pabean

Lebih terperinci

PENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP

PENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP Seminar Nasional - VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 28-29 Oktober 2008 ISSN 1693-3168 Teknik MESIN PENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP I Made

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PANJANG NOZZLE EXIT

PENGARUH VARIASI PANJANG NOZZLE EXIT SKRIPSI PENGARUH VARIASI PANJANG NOZZLE EXIT BAHAN BAKAR TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH Oleh : I MADE WEDHA ANGGARA NIM : 1019351023 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM NON REGULER

Lebih terperinci

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN Penelitian mengenai nyala difusi pada medan aliran berlawanan ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah meneliti mengenai limit stabilitas nyala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan untuk roket roket atau mesin mesin kecepatan super tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan untuk roket roket atau mesin mesin kecepatan super tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan tekanan detonasi sebagai gaya dorong pada umumnya diterapkan untuk roket roket atau mesin mesin kecepatan super tinggi. Keuntungan menggunakan tekanan

Lebih terperinci

Temperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up

Temperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up Seminar Nasional - VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 28-29 Oktober 2008 ISSN 1693-3168 Teknik MESIN Temperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up I Made Kartika

Lebih terperinci

MODEL KAVITASI IRRADIASI GELOMBANG ULTRASONIK PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAKTANAMAN MENJADI BIODIESEL

MODEL KAVITASI IRRADIASI GELOMBANG ULTRASONIK PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAKTANAMAN MENJADI BIODIESEL BIDANG ILMU ENERGI LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN II MODEL KAVITASI IRRADIASI GELOMBANG ULTRASONIK PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAKTANAMAN MENJADI BIODIESEL Oleh: Dr.Ir. BAMBANG SUSILO, M.Sc.Agr

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL BIOMASA SEKAM PADI PADA CYCLONE BURNER

KAJI EKSPERIMENTAL BIOMASA SEKAM PADI PADA CYCLONE BURNER KAJI EKSPERIMENTAL BIOMASA SEKAM PADI PADA CYCLONE BURNER Sigit Purwanto 1*, Tri Agung Rohmat 2 1 Program Studi S2 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri,

Lebih terperinci

PENGARUH PROSENTASE CO 2 TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DIFUSI BIOGAS

PENGARUH PROSENTASE CO 2 TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DIFUSI BIOGAS 89 PENGARUH PROSENTASE CO 2 TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DIFUSI BIOGAS Mega Nur Sasongko 1 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya Keywords : Biogas Percentage CO 2 Flame stability

Lebih terperinci

Karakteristik Api Premiks Biogas pada Counterflow Burner

Karakteristik Api Premiks Biogas pada Counterflow Burner Banjarmasin, 7-8 Oktober 015 Karakteristik Api Premiks Biogas pada Counterflow Burner Mega Nur Sasongkoa * dan Widya Wijayantib Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend. Haryono

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER Subroto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimen Pengaruh Penambahan Gas HHO Pada Bahan Bakar Kerosene Terhadap Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Tekan (Blowtorch) Menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2

SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2 SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2 Oleh : I Gede Sudiantara Pembimbing : Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST.,Masc.,Ph.D. I Gusti Ngurah Putu Tenaya,

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN 0 o, 30 o, 45 o, 60 o, 90 o I Wayan Sugita Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : wayan_su@yahoo.com ABSTRAK Pipa kalor

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW

ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW Andrea Ramadhan ( 0906488760 ) Jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia email : andrea.ramadhan@ymail.com ABSTRAKSI Pulverized Coal (PC)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR Nafisha Amelya Razak 1, Maksi Ginting 2, Riad Syech 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DIGESTER BIOGAS BERDASARKAN PARAMETER OKSIGEN BIOGAS DIGESTER PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON OXYGEN PARAMETER

ANALISIS KINERJA DIGESTER BIOGAS BERDASARKAN PARAMETER OKSIGEN BIOGAS DIGESTER PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON OXYGEN PARAMETER ANALISIS KINERJA DIGESTER BIOGAS BERDASARKAN PARAMETER OKSIGEN BIOGAS DIGESTER PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON OXYGEN PARAMETER Pijar Ramanda Meliala 1, Amaliyah Rohsari indah utami 2, Ahmad Qurthobi 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah satunya dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

ISSN Print : 2356-3222 ISSN Online: 2407-3555 LJTMU: Vol. 03, No. 01, April 2016, (55-60) http://ejournal-fst-unc.com/index.php/ljtmu Pengaruh Penambahan LPG (Liquified Petroleum Gas) pada Proses Pembakaran

Lebih terperinci

(Skenario Pada PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama)

(Skenario Pada PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama) PROGRES TA Teknik K3 Analisis Konsekuensi BLEVE pada Tangki LPG dengan Pendekatan Blast Effect Model, Thermal Radiation Effect Model, dan Fragment Effect Model (Skenario Pada PT. Trans Pasific Petrochemical

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Bambang (2016) dalam perancangan tentang modifikasi sebuah prototipe kalorimeter bahan bakar untuk meningkatkan akurasi pengukuran nilai

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall

Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 212) ISSN: 231-9271 F-2 Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall R.R. Vienna Sona Saputri Soetadi

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G. EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G. Santika Department of Mechanical Engineering, Bali State Polytechnic,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR

TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR (Pengaruh Suplai Arus Listrik dalam Produksi Gas Oxyhydrogen dengan Metode Elektrolisis Menggunakan Larutan Natrium Klorida Sebagai Elektrolit) Diajukan

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 2 (2) (2013) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel ANALISIS PANAS PADA KNALPOT BERBASIS SPONGE STEEL Defyta Denny Meriyanto Hadromi, Suratno Margo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu teknik pembakaran, keberhasilan pembakaran seperti yang ditunjukan pada perhitungan secara teoritis sesuai dengan aspek termodinamika pembakaran di pengaruhi langsung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 RANCANGAN OBSTACLE Pola kecepatan dan jenis aliran di dalam reaktor kolom gelembung sangat berpengaruh terhadap laju reaksi pembentukan biodiesel. Kecepatan aliran yang tinggi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-92 Studi Eksperimen Aliran Melintasi Silinder Sirkular Tunggal dengan Bodi Pengganggu Berbentuk Silinder yang Tersusun Tandem dalam Saluran

Lebih terperinci

PERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER

PERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER SKRIPSI RK 1583 PERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER AULIA AGUS KURNIADY NRP 2303 109 016 NIDIA RACHMA SETIYAJAYANTRI NRP 2306 100 614

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA 3.1 Analisis dan Pembahasan Kehilangan panas atau juga bisa disebut kehilangan energi merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif khususnya

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKTOR JUMLAH LILITAN PIPA BURNER TERHADAP POLA NYALA DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA ALAT PEMBAKAR JENAZAH KONVENSIONAL

SKRIPSI FAKTOR JUMLAH LILITAN PIPA BURNER TERHADAP POLA NYALA DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA ALAT PEMBAKAR JENAZAH KONVENSIONAL SKRIPSI FAKTOR JUMLAH LILITAN PIPA BURNER TERHADAP POLA NYALA DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA ALAT PEMBAKAR JENAZAH KONVENSIONAL OLEH : BANGUN TUA SAGALA NIM. 1019351022 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014 Pengaruh Penambahan Inlet Disturbance Body Terhadap Karakteristik Aliran Melintasi Silinder Sirkular Tersusun Tandem (The Influence of Inlet Disturbance Body on the Flow Characteristics Passing Through

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION (Interpretasi Saturated Burning Zone ditinjau dari Flame Temperatur pada Steam Power Generation Closed Cycle System) Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN

PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 22 PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN M. Nasikin, Tania Surya Utami dan Agustina TP Siahaan Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia,

Lebih terperinci

KAJIAN TEGANGAN DAN KEAMANAN TABUNG GAS ELPIJI BRIGHT GAS 5,5 KG MELALUI SIMULASI SOFTWARE SOLID WORK

KAJIAN TEGANGAN DAN KEAMANAN TABUNG GAS ELPIJI BRIGHT GAS 5,5 KG MELALUI SIMULASI SOFTWARE SOLID WORK KAJIAN TEGANGAN DAN KEAMANAN TABUNG GAS ELPIJI BRIGHT GAS 5,5 KG MELALUI SIMULASI SOFTWARE SOLID WORK Iwan Agustiawan1*, Muhammad Noor Widdy 2 1,2 Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Bandung, Jalan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER

PENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER PENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER An Nisaa Maharani, ING Wardana, Lilis Yuliati Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

TINJAUAN TEKNIS EKONOMIS PEMAKAIAN DUAL FUEL PADA TUG BOAT PT. PELABUHAN INDONESIA II

TINJAUAN TEKNIS EKONOMIS PEMAKAIAN DUAL FUEL PADA TUG BOAT PT. PELABUHAN INDONESIA II SIDANG SKRIPSI P3 TINJAUAN TEKNIS EKONOMIS PEMAKAIAN DUAL FUEL PADA TUG BOAT PT. PELABUHAN INDONESIA II Arifah Fitriana 4210 100 033 PERUMUSAN MASALAH 1. Apa saja hal - hal teknis yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS BURNER TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH JENIS BURNER TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR LPG PENGARUH JENIS TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR LPG Oleh: Okto Dinaryanto Abstract Kerosene conversion program to LPG is a government program implemented in 2007. Therefore, users for gas stove will be more

Lebih terperinci

JURNAL SAINTEK. Analisa Aktivitas Ilegal Didalam Jaringan Menggunakan Snort Tengku Mohd Diansyah

JURNAL SAINTEK. Analisa Aktivitas Ilegal Didalam Jaringan Menggunakan Snort Tengku Mohd Diansyah JURNAL SAINTEK Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Institut Teknologi Medan Karakteristik Sifat Serap Komposit Bahan Polyester Dengan Pengisi Serat Rockwool Secara Simulasi Tony Siagian, M.Khamil,Nurdiana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan III METODOLOGI PENELITIAN A Peralatan dan Bahan Penelitian 1 Alat Untuk melakukan penelitian ini maka dirancang sebuah terowongan angin sistem terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: a Test section

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PREDIKSI SIFAT TERMODINAMIKA DAN TRANSPORT CAMPURAN TERNER HIDROKARBON

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PREDIKSI SIFAT TERMODINAMIKA DAN TRANSPORT CAMPURAN TERNER HIDROKARBON PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PREDIKSI SIFAT TERMODINAMIKA DAN TRANSPORT CAMPURAN TERNER HIDROKARBON ABSTRAK Penelitian ini membahas usaha penggantian R-l2 dengan refrigeran campuran hidrokarbon dan

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi 4.1 Pertimbangan Awal Pembakar (burner) adalah alat yang digunakan untuk membakar gas hasil gasifikasi. Di dalam pembakar (burner), gas dicampur

Lebih terperinci

Multiple Droplets. Studi Eksperimental tentang Visualisai Pengaruh Frekuensi terhadap Fenomena Multiple droplets yang Menumbuk Permukaan Padat

Multiple Droplets. Studi Eksperimental tentang Visualisai Pengaruh Frekuensi terhadap Fenomena Multiple droplets yang Menumbuk Permukaan Padat Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Visualisai Pengaruh Frekuensi terhadap Fenomena Multiple droplets yang Menumbuk Permukaan Padat Rakryan Permadi S, K 1, Windy Hermawan Mitrakusuma2, Samsul

Lebih terperinci

SKRIPSI VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN LIMBAH BAMBU TERHADAP PERFORMANSI CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED OLEH :

SKRIPSI VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN LIMBAH BAMBU TERHADAP PERFORMANSI CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED OLEH : SKRIPSI VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN LIMBAH BAMBU TERHADAP PERFORMANSI CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED OLEH : PUTU HENDRA YULIARTHANA NIM : 1319351014 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan S1 Terapan Jurusan Teknik Kimia

Lebih terperinci

Kondisi Abnormal pada Proses Produksi Migas

Kondisi Abnormal pada Proses Produksi Migas Di dalam proses produksi migas (minyak dan gas), ada beberapa kejadiaan merugikan yang tidak diinginkan yang bisa mengancam keselamatan. Jika tidak ditangani dengan baik, kejadian tersebut bisa mengarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan dan menunjang

Lebih terperinci

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets yang Menumbuk Permukaan Padat yang Dipanaskan pada Rejim Nucleat Boiling dan Temperatur

Lebih terperinci

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Nur Rima Samarotul Janah, Harsono Hadi dan Nur Laila Hamidah Departemen Teknik Fisika,

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKTOR VARIASI DIAMETER PIPA UDARA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH. Oleh :

SKRIPSI FAKTOR VARIASI DIAMETER PIPA UDARA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH. Oleh : SKRIPSI FAKTOR VARIASI DIAMETER PIPA UDARA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH Oleh : I WAYAN DUNUNG SAPUTRA NIM : 1019351018 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT. PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN UDARA- BAHAN BAKAR TERHADAP KUALITAS API PADA GASIFIKASI REAKTOR DOWNDRAFT DENGAN SUPLAI BIOMASSA SERABUT KELAPA SECARA KONTINYU OLEH : SHOLEHUL HADI (2108 100 701) DOSEN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & ANALISIS

BAB 4 HASIL & ANALISIS BAB 4 HASIL & ANALISIS 4.1 PENGUJIAN KARAKTERISTIK WATER MIST UNTUK PEMADAMAN DARI SISI SAMPING BAWAH (CO-FLOW) Untuk mengetahui kemampuan pemadaman api menggunakan sistem water mist terlebih dahulu perlu

Lebih terperinci

PENGARUH FLUIDA KERJA CAMPURAN AIR ASETON TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA PIPA KALOR

PENGARUH FLUIDA KERJA CAMPURAN AIR ASETON TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA PIPA KALOR Jurnal Sains dan Teknologi 14 (2), September 15: 51-57 PENGARUH FLUIDA KERJA CAMPURAN AIR ASETON TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA PIPA KALOR Utari Prayetno 1, Rahmat Iman Mainil 1 dan Azridjal Aziz

Lebih terperinci

ABSTRACT DAN EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN HIBAH PENELITIAN DISERTASI DOKTOR (APDD)

ABSTRACT DAN EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN HIBAH PENELITIAN DISERTASI DOKTOR (APDD) ABSTRACT DAN EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN HIBAH PENELITIAN DISERTASI DOKTOR (APDD) PERILAKU RAMBAT API PADA PEMBAKARAN ETANOL YANG DIKAYAKAN DENGAN LPG Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun KETUA Muh Nurkoyim Kustanto,

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

10/2/2012 TANK SYSTEM AQUACULTURE ENGINEERING

10/2/2012 TANK SYSTEM AQUACULTURE ENGINEERING TANK SYSTEM 1 2 1 Menciptakan Volume yang dibatasi dimana ikan atau organisme akuatik lainnya dapat di beri makan pada lingkungan air yang baik. Tujuan Utama 3 1. Asupan air, termasuk oksigen terlarut

Lebih terperinci

PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED

PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED Author Guidance : Agus Junianto : Ketut Astawa, ST., MT Ir. Nengah Suarnadwipa,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL BUTIRAN BIOMASSA TERHADAP LAJU SIRKULASI PADAT PADA SISTEM COLD MODEL DUAL REACTOR FLUIDIZED BED

PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL BUTIRAN BIOMASSA TERHADAP LAJU SIRKULASI PADAT PADA SISTEM COLD MODEL DUAL REACTOR FLUIDIZED BED PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL BUTIRAN BIOMASSA TERHADAP LAJU SIRKULASI PADAT PADA SISTEM COLD MODEL DUAL REACTOR FLUIDIZED BED Oleh : I Kadek Mudita Pembimbing : Prof. I Nyoman Suprapta Winaya,ST.MASc.Ph.D

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Penelitian Alat percobaan yang digunakan pada percobaan ini bertujuan untuk mengukur temperatur ring pada saat terjadi fenomena flame lift-up maupun blow off, yaitu

Lebih terperinci

UJI NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERUBAHAN SUHU DAN PENGADUKAN MENGGUNAKAN METODE KALORIMETER BOM

UJI NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERUBAHAN SUHU DAN PENGADUKAN MENGGUNAKAN METODE KALORIMETER BOM TUGAS AKHIR UJI NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERUBAHAN SUHU DAN PENGADUKAN MENGGUNAKAN METODE KALORIMETER BOM (The Experiment Of Diesel Fuel Calorie Toward Change The Temperature And Stirring

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Pencampuran Gas HHO dari Generator HHO Tipe Kering dengan Bahan Bakar LPG pada Distribusi Temperatur Nyala Api Bunsen Burner

Studi Eksperimen Pengaruh Pencampuran Gas HHO dari Generator HHO Tipe Kering dengan Bahan Bakar LPG pada Distribusi Temperatur Nyala Api Bunsen Burner Studi Eksperimen Pengaruh Pencampuran Gas HHO dari Generator HHO Tipe Kering dengan Bahan Bakar LPG pada Distribusi Temperatur Nyala Api Bunsen Burner Agus Harianto 1*, Djoko Sungkono Kawano 2 1) Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii ABSTRAK...iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU Sudarno i 1 Abstract : Pengaturan tinggi beban yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab rendahnya efisiensi pada kompor

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada dasarnya Boiler adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air, panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Steam pada tekanan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH VARIASI SUDUT NOZZLE BAHAN BAKAR DENGAN D-NOZZLE RATIO YANG SAMA TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH

SKRIPSI PENGARUH VARIASI SUDUT NOZZLE BAHAN BAKAR DENGAN D-NOZZLE RATIO YANG SAMA TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH SKRIPSI PENGARUH VARIASI SUDUT NOZZLE BAHAN BAKAR DENGAN D-NOZZLE RATIO YANG SAMA TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH Oleh : I MADE DUWI SETIAWAN NIM : 1019351017 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Denpasar sebagaimana kota - kota besar di Indonesia juga mempunyai masalah yang sama di bidang kebencanaan. Bencana yang kerap timbul di kota besar Indonesia

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL DAN TANPA MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL

ANALISA PERBANDINGAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL DAN TANPA MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL Analisa Perbandingan Unjuk Kerja Mesin Sepeda Motor ANALISA PERBANDINGAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL DAN TANPA MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL Sehat Abdi

Lebih terperinci

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281, Indonesia ABSTRAK

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281, Indonesia ABSTRAK Pengaruh Tegangan Permukaan Terhadap Fraksi Liquid (Liquid Hold-Up) dan Kecepatan Gelombang Aliran Cincin (Annular flow) Cair-Gas Pada Pipa Horisontal sebagai Aplikasi Aliran Fluida pada Pipa PRASETYO

Lebih terperinci

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh: PURNOMO D200

Lebih terperinci

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya Ahmad Zaki Mubarok Maret 2012 Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya Sub topik: Prinsip Umum Deskripsi Sistem Heat (Panas) Sifat Saturated dan Superheated Steam Soal-soal Beberapa proses

Lebih terperinci

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48 PENGARUH SIRIP CINCIN INNER TUBE TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Sujawi Sholeh Sadiawan 1), Nova Risdiyanto Ismail 2), Agus suyatno 3) ABSTRAK Bagian terpenting dari Heat excanger

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai langkah untuk memenuhi kebutuhan energi menjadi topik penting seiring dengan semakin berkurangnya sumber energi fosil yang ada. Sistem energi yang ada sekarang

Lebih terperinci

Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure

Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure R. Djailani, Prabowo Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (M)

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (M) LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (M) HIGH ENERGY DENSITY MESO-SCALE COMBUSTOR MENGGUNAKAN MULTIPLE FUEL INLET DENGAN BAHAN BAKAR GAS DAN CAIR Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Ketua/Anggota

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Metodologi Hasil yang diharapkan dari sistem yang dibentuk adalah kondisi optimal untuk dapat menghasilkan fluks air yang tinggi, kualitas garam super-saturated sebagai

Lebih terperinci

ANALISA THERMOGRAVIMETRY PROSES PEMBAKARAN LIMBAH PERTANIAN

ANALISA THERMOGRAVIMETRY PROSES PEMBAKARAN LIMBAH PERTANIAN ANALISA THERMOGRAVIMETRY PROSES PEMBAKARAN LIMBAH PERTANIAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : DINAR PRAMADYA PUTERA NIM. I1412005 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang dilengkapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG Bambang Yunianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN Harto Tanujaya, Suroso dan Edwin Slamet Gunadarma Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER Halman 1, Moch. Agus Choiron 2, Djarot B. Darmadi 3 1-3 Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

TESTPERFORMANCE OF MINIATUR BOILER FOR DRYING KERUPUK WITH VARIOUS PRESSURE AND VARIOUS DIRECTION OF AIR CIRCUITS

TESTPERFORMANCE OF MINIATUR BOILER FOR DRYING KERUPUK WITH VARIOUS PRESSURE AND VARIOUS DIRECTION OF AIR CIRCUITS TURBO Vol. 6 No. 2. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo TESTPERFORMANCE OF MINIATUR BOILER FOR DRYING KERUPUK

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Jenis - Jenis Detonator PT. Dahana, Orica, DNX, dan MNK

Jenis - Jenis Detonator PT. Dahana, Orica, DNX, dan MNK Jenis - Jenis Detonator PT. Dahana, Orica, DNX, dan MNK 1. PT. Dahana PT. Dahana memproduksi Dayadet (detonator produksi Dahana) dengan jenis detonator elektrik dan detonator nonel. Sumber: dahana.com

Lebih terperinci