BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Global System for Mobile comunication (GSM) Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telephone bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Gambar 2.1 Jaringan Selular Global System for Mobile comunication (GSM) 2.2 Jaringan Global System for Mobile communication (GSM) GSM merupakan jaringan seluler, yang berarti mobile phone akan berhubungan dengan teknologi tersebut dan akan mencari cell yang meng-covernya. Jaringan GSM beroperasi pada empat radio frekuensi yang berbeda. Sebagian jaringan GSM beroperasi pada band 900 MHz atau 1800 MHz. Pada band 900 MHz, untuk uplink band frekuensi dialokasikan 890 MHz 915 MHz dan untuk downlink band frekuensi dialokasikan 935 MHz 960 MHz. Bandwith 25 MHz yang dibagi-bagikan kedalam 124 channel frekuensi carrier dan masing-masing 5

2 dialokasikan 200 KHz tiap bagian. Time Division Multiple Access (TDMA) digunakan untuk mengalokasikan delapan channel suara tiap channel radio frekuensi. Dan pembagian waktu yang dalam periode tertentu akan menjadi TDMA frame. Gambar 2.2 Skema Coverage area cells Didalam jaringan GSM terdapat empat ukuran cells yang berbeda, yaitu : 1. Macro cell Macro cell merupakan sel tertinggi dimana antena dipasang paling atas dari BS atau di atas rata-rata puncak atap dari masing-masing bangunan di sekitar. 2. Micro cell Micro cell dibuat dimana antena di pasang di bawah rata-rata puncak atap bangunan dan biasa digunakan secara khas di wilayah perkotaan. 3. Pico cell Pico cell dibuat beberapa meter dari tanah dan sebagian besar digunakan di atau ke dalam rumah-rumah. 4. Umbrella cell Umbrella cell merupakan sel yang paling kecil untuk meng-cover daerah-daerah yang tidak terkena jangkauan cell. 6

3 Radius cell sangat bervariasi tergantung pada tingginya suatu antena, gain antena, dan kondisi propagasi disesuaikan dengan kondisi-kondisi area. Jangkauan yang terpanjang dari jaringan GSM adalah 35 km atau 22 miles. Ada juga implementasi menyangkut konsep perluasan jangkauan sel dari jaringan GSM dimana jangkauan sel biasa menggandakan atau lebih, tergantung pada sistem antena, letak daerah (kondisi lapangan), dan timing advance. Gambar 2.3 Ukuran sel pada Global System for Mobile communication (GSM) 2.3 Pembagian Sel Sel merupakan unit yang paling dasar dalam sistem komunikasi seluler. Sel-sel pada komunikasi seluler mempunyai area tertentu yang dapat dijangkau oleh mobile station dengan jangkauan sesuai dengan kapasitas sel tersebut. Pembagian area dalam kumpulan sel-sel merupakan prinsip penting GSM sebagai sistem telekomunikasi seluler. Sel-sel tersebut dimodelkan sebagai bentuk heksagonal untuk tiap sel, mengacu pada satu frekuensi pembawa/kanal/absolute Radio Frequency Channel Number (ARFCN) tertentu. Tetapi pada kenyataannya jumlah kanal yang dialokasikan terbatas, sementara jumlah sel bisa berjumlah sangat banyak. Dan untuk memenuhi hal ini, dilakukan teknik pengulangan frekuensi atau yang disebut dengan frequency reuse dimana antara sel-sel yang 7

4 berdekatan frekuensi yang digunakan tidak boleh bersebelahan kanal atau bahkan sama. Gambar 2.4 Frequency Reuse Dengan adanya pengulangan frekuensi, kelompok-kelompok sel yang menggunakan frekuensi yang sama membentuk sebuah cluster (N), seperti gambar 2.4 Dimunculkan parameter i dan j untuk menentukan kluster-kluster yang berbeda dengan K=i 2 + ij + j 2. Nilai K misalkan K = 7, tergantung persyaratan C/I yang diperbolehkan oleh sistem. Dengan nilai K tersebut, maka perbandingan jarak antara dua sel berfrekuensi sama terhadap jari-jari sel R dapat diketahui : q = D/R = 3 K, D/R = 4.58 (2.1) dengan q = faktor co-channel reduction, apabila nilai q meningkat maka C/I juga naik. Sektorisasi tidak mempengaruhi frekuensi reuse (D/R = 4.58), hanya menambah kualitas. Dimana : C/I = 1/N [D/R] 4 C/I = 1/N [ 3 K ] 4 C/I = 9K 2 /N (2.2) N = Jumlah sel penginterferensi R = Jari-jari sel D = Jarak sel yang menggunkan frekuensi reuse 8

5 K = Kluster Ukuran sel dapat berbeda-beda tergantung dari daya pancar BTS, yang ditentukan oleh perkiraan banyaknya pengguna telepon di area tersebut. Di daerah perkotaan (urban) diameter sel bisa jauh di bawah 1 km, sedangkan di luar kota (rural) bisa mencapai radius 35 km. Gambar 2.5 Ukuran sel untuk daerah urban 2.4 Komponen-komponen Global System for Mobile comunication (GSM) 1. Mobile Station (MS) Perangkat fisik yang digunakan oleh pelanggan GSM. Merupakan terminal yang dipakai oleh pelanggan untuk melakukan hubungan komunikasi. Terdiri dari : Mobile Equipment (ME)/HP Subscriber Identification Module (SIM) Catatan : MS tidak akan dapat berhubungan tanpa SIM Card a. Mobile Equipment (ME) Menyediakan komunikasi radio dan pemerosesan yang diperlukan untuk mengakses jaringan GSM, merupakan terminal transceiver. Diidentifikasi dengan IMEI (International Mobile Equipment Identity). IMEI merupakan nomor serial yang unik sebagai identitas mobile station secara internasional. Biasanya diminta 9

6 dari MS oleh jaringan pada saat pendaftaran. Gambar 2.6 Mobile Equipment / Handphone b. Subscriber Identification Module (SIM) Merupakan smart card atau kartu pintar yang membawa informasi khusus kepada pelanggan yang digunakan MS, yang berisi seluruh informasi user dan beberapa feature dari GSM. Informasi yang ada berupa : Authentication Key (Kunci autentik/asli) Algoritma Enkripsi Merupakan algoritma autentikasi A3 dan A8 sebagai chipper key International Mobile subscriber Identity (IMSI) dan Mobile Subscriber ISDN Number (MSISDN). IMSI merupakan pengidentifikasian yang unik tersimpan di SIM. MS hanya akan beroperasi, jika SIM dengan IMSI yang valid di pasangkan ke perangkat dengan IMEI yang valid juga dan ini merupakan cara menagih pelanggan. MSISDN merupakan nomor telepon asli pelanggan / MS. Disimpan di Home Location Register (HLR) dan berdekatan dengan IMSI. Melindungi kerahasiaan IMSI dan membuat kecurigaan lebih sukar dilakukan. Layanan tambahan SIM card dilindungi oleh sebuah mekanisme Personal Identity Number (PIN) yang dimiliki user. Fungsi utamanya adalah identifikasi pemakai MS dan untuk keamanan dan kerahasiaan 10

7 prosedur, juga sebagai penyimpan data lokasi 11 riter dan informasi personal pemakai seperti singkatan kode panggilan. Gambar 2.7 Komponen Dasar Global System for Mobile communication (GSM) 2. Base Station Subsystem (BSS) BSS terdiri dari dua buah perangkat : Base Transceiver Station (BTS) Merupakan transceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan MS. BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antena dan pemroses sinyal untuk sebuah interface (antarmuka). BTS berkomunikasi dengan MS dengan Um interface. Base Station Controller (BSC) BSC merupakan switch kecil yang handal dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. BSC mengatur sumber radio untuk sebuah BTS atau lebih. BSC menangani radio-channel set up, frequency hopping dan handover intern BSC. 11

8 3. Network Sub-system (NSS) NSS terdiri dari : a. Mobile-services Switching Centre (MSC) MSC merupakan switch ISDN utama dengan kemampuan pemrosesan lebih tinggi untuk melayani kepentingan khusus GSM. Sebuah MSC merupakan induk dari sejumlah BSC. Tanggung jawab utama dari MSC adalah menangani panggilan pelanggan mobile di dalam daerahnya. MSC mempunyai beberapa fungsi lain, yaitu : Melakukan fungsi switching dasar. Mengatur BSC melalui A-interface. Sebagai penghubung antara satu jaringan GSM dengan jaringan lainnya melalui Internet Working Function (IWF). b. Home Location Register (HLR) HLR adalah database cerdas dan bertanggung jawab atas fungsi pengkontrolan untuk pengaturan tiap catatan pelanggan. Didalam HLR terdapat : HLR berisi rekaman database permanen dari pelanggan dan merupakan database user yang utama. HLR juga berisi rekaman lengkap lokasi terkini dari user. c. Visitor Location Register (VLR) VLR adalah database cerdas dan melayani fungsi pengawasan. VLR menyimpan informasi yang diperlukan untuk menangani setup panggilan atau MS terdaftar. VLR berisi database sementara dari pelanggan VLR digunakan untuk pelanggan 12 riter dan yang sedang melakukan roaming. VLR memiliki pertukaran data yang luas daripada HLR. VLR diakses oleh MSC untuk setiap panggilan, dan MSC dihubungkan dengan VLR 12

9 Setiap MSC terhubung dengan sebuah VLR, tetapi satu VLR dapat terhubung dengan beberapa MSC. d. Authentication Centre (AuC) AuC merupakan database cerdas yang dipusatkan untuk menangani regulasi akses ke jaringan. Berisi parameter autentikasi pelanggan untuk mengakses jaringan GSM. AuC berisi parameter seperti Ki, algorithma A3 atau A8. AuC memproduksi tiga buah parameter autentikasi seperti (SRES, RAND, Kc) dan menyimpannya di VLR. e. Equipment Identity Register (EIR) EIR merupakan register penyimpan data seluruh mobile station. EIR berisi International Mobile Equipment Identities (IMEIs), yang merupakan nomor seri perangkat + tipe kode tertentu. Untuk mobile equipment dibagi menjadi tiga kelompok : Blacklist Greylist Whitelist f. Interrogating Node (IN) IN merupakan sasaran untuk pembatasan panggilan pengguna GSM. IN bertanggung jawab untuk mendiktekan lokasi dari pelanggan yang dipanggil dan perutean panggilan. IN biasanya dikombinasikan dengan sebuah tipe MSC yang disebut sebagai Gateway MSC (GMSC). 4. Operation Sub-system (OSS) OSS terdiri dari : a. Operasi dan pemeliharaan (maintenance) jaringan. b. Pengaturan pelanggan dan tagihan c. Pengaturan Mobile Equipment. 13

10 2.5 Konsep Kanal Pada Global System for Mobile comunication (GSM) Kanal terdiri dari dua jenis : 1. Kanal Fisik Satu Time Slot (TS) frame TDMA merupakan satu kanal fisik. Setiap carrier RF terdiri dari 8 TS (CH 0 7). 2. Kanal Logic Kanal Trafik (TCH) dapat membawa suara atau data untuk layanan komunikasi. TCH dibagi dua jenis, full rate channel dengan Bit rate 13 Kbps dan half rate channel dengan kecepatan bit 6.5 Kbps. Kanal kontrol digunakan untuk keperluan signaling. Kanal logic ditumpangkan pada kanal fisik. Broadcast Channel (BCH) adalah kanal downlink point to multipoint yang memuat informasi umum tentang jaringan dan broadcasting cell. Terdapat 3 tipe broadcast channels : Broadcast Control Channel (BCCH), Frequency Correction Channel (FCCH) dan Syncronization Channel (SCH). Pembacaan BCCH, FCCH dan SCH dilakukan tiap kali MS pindah sel. Broadcast Control Channel (BCCH) Merupakan bagian control channel dalam GSM yang sesuai namanya adalah melakukan broadcasting tentang data network cell dimana user berada dan apa saja cell-cell neighbor-nya. Contohnya seperti frekunsi yang dipakai. Dari BCCH juga dikirim sinyal secara continous sehingga user (Mobile Subscriber) mendapat signal. Frequency Correction Channel (FCCH) Merupakan gelombang sinus murni (non modulated signal) sehingga mobile station dapat tuning ke broadcast frequency 14

11 dengan mudah (arah downlink). MS mencari sinyal FCCH sesaat setelah dihidupkan (switched on) FCCH dipancarkan secara broadcast point to multipoint Syncronization Channel (SCH) memuat Base Station Identity Code (BSIC) dan me-redusir TDMA Frame number. BSIC diperlukan untuk mengetahui bahwa sinyal yang diterima oleh MS berasal dari Base Station yang benar karena dalam beberapa kasus MS juga dapat menerima sinyal dari Base Station lain (yang jauh) yang menggunakan frekuensi sama. Common Control Channel (CCCH) digunakan untuk melakukan set-up koneksi point to point. Terdapat tiga tipe CCCH, yaitu : Paging Channel (PCH) Merupakan kanal downlink yang dipancarkan secara broadcast oleh seluruh BTS yang berada di dalam suatu Location Area dalam hal MS berlaku sebagai penerima panggilan atau terminated call. Random Access Channel (RACH) Adalah kanal uplink dan merupakan kanal point to point di dalam Common Control Channels. Kanal ini digunakan oleh MS untuk memulai transaksi atau sebagai respon terhadap PCH. Access Grant Channel (AGCH) Adalah kanal downlink point to point dan merupakan jawaban terhadap RACH. Kanal ini digunakan untuk mengalokasikan SDCCH. Dedicated Control Channel (DCCH) Terdiri dari tiga kelompok kanal dedicated. Digunakan untuk call set-up, pengiriman hasil pengukuran dan handover. Sifatnya dua arah dan merupakan kanal point to point. 15

12 Stand Alone Dedicated Control Channel (SDCCH) SDCCH digunakan untuk sistem signaling : call set-up, autentikasi, location updating, pengalokasian kanal trafik dan pengiriman Short Message Services (SMS). Karakteristik dari SDCCH adalah sebagai berikut : Arah downlink dan uplink Point to point Call set up Authentication Location Updating Short message dan cell broadcast Menyediakan Traffic Channel (TCH) Slow Associated Control Channel (SACCH) SACCH menyatu dengan SDCCH dan TCH. SACCH mengirimkan laporan pengukuran dan digunakan untuk power control dan time alignment serta dalam beberapa hal digunakan untuk mengirimkan SMS. Fast Associated Control Channel (FACCH) Kanal ini digunakan pada saat diperlukan handover. FACCH ditempatkan pada TCH, dan menggantikan pembicaraan selama 20ms. Hal ini disebut sebagai bekerja di dalam Stealing Mode. 2.6 Metode Akses Pada Global System for Mobile comunication (GSM) Metode akses dari GSM adalah Time Division Multiple Access (TDMA). Teknik TDMA merupakan suatu metode pengaksesan dimana semua stasiun bumi frekuensi carriernya sama dengan berdasarkan pengaturan atau pembagian waktu (domain waktu). Jadi pada teknik TDMA ini menekankan pada pembagian waktu. Sistem teknik TDMA merupakan sebuah sistem dengan hanya ada satu 16

13 sinyal pembawa RF (single signal carrier) dalam bandwidth transpoder satelit. Komunikasi diatur dengan pembagian waktu sesuai dengan penomoran dari Stasiun Bumi. Pada TDMA (GSM) terdapat parameter kualitas komunikasi, yaitu dapat dilihat dari C/I (Carrier to Interferance) merupakan perbandingan antara daya sinyal pembawa terhadap daya sinyal interferance. Besarnya C/I tergantung dari teknik akses jamak yang dipakai : AMPS (FDMA) C/I 18 db GSM (TDMA) C/I 12 db CDMA C/I negatif karena parameter diukur dari Eb/No Gambar 2.8 Struktur Frame Global System for Mobile communication (GSM) TDMA memberikan penanda pada setiap panggilan menggunakan pembagian porsi waktu yang di desain pada sebuah frekuensi. Jadi TDMA adalah teknik digital yang membagi channel frekuensi ke dalam beberapa bagian waktu. Dan setiap bagian ini mendukung percakapan (conversation) individual. 17

14 Gambar 2.9 Time Division Multiple Access (TDMA) 2.7 GSM Interface Mobile Station atau handphone akan berkomunikasi dengan BSS melalui interface radio, sebuah BSS terdiri dari beberapa BSC yang terhubung kedalam satu MSC. Setiap BSC biasanya mengontrol sampai beberapa ratus BTS, lokasi BTS ini akan tersebar dimana-mana sesuai dengan coverage area yang diinginkan sebuah provider. Sedangkan koneksi yang umumnya dipakai oleh BTS untuk mengkoneksikan dirinya ke BSC adalah dengan dedicated line atau microwave links. Proses handover yang sering terjadi antar dua BTS dalam satu BSC hanya akan dikontrol oleh BSC dan tidak sampai melibatkan MSC untuk mengurangi beban switching. Gambar 2.10 variasi interface yang digunakan dalam GSM Air interface adalah semua aspek interface antara BTS dengan MS. Aspek air interface dari sistem GSM antara lain penggunaan frekuensi, modulasi, multiplexing, coding termasuk didalam kanal fisik dan kanal logika. Pengaruh 18

15 dari air interface ini dapat mempengaruhi layanan yang diberikan oleh jaringan. Pada air interface GSM menggunkan dua teknik multiplexing, yaitu FDMA dan TDMA yang membagi range frekuensi menjadi 124 kanal dengan lebar 200 KHz. Range frekuensi yang digunakan MHz untuk MS ke BTS (Uplink) dan n MHz untuk BTS ke MS (downlink). Setiap kanal menempati time slot dengan durasi 576,9 µs maka untuk 8 time slot yang disebut sebagai frame memiliki durasi ms. Selama terjadi percakapan suara yang telah dikodekan menjadi bit-bit akan dikirimkan setiap ms secara periodik. Kanal fisik pada frame TDMA dengan durasi time slot sebesar µs akan membawa kanal logika. Kanal logika membawa informasi pelanggan dan kontrol data pensinyalan. Secara sederhana kanal fisik dapat digambarkan sebagai frekuensi domain dan time domain. yaitu aktual frekuensi dan time slot yang digunakan MS atau base station untuk transmitting dan receiving. Sedangkan kanal logika di map kedalam kanal-kanal fisik. Sebuah frekuensi/time slot dapat menjadi sebuah kanal trafik atau suatu kontrol maupun kanal signalling. Sebuah kanal logika menggambarkan fungsi dari sebuah kanal fisik pada suatu titik dan waktu. Tabel 2.1 Spesifikasi Parameter GSM Reserve Channel Frequency MHz Forward Channel Frequency MHz ARFCN Number 0 to 124 dan 975 to 102s3 Tx/Rx Freq Spacing 45 MHz Tx/Rx Time Slot Spacing 3 time Slot Modulation data rate 270,833 kbps Frame Periode 4,615 ms User per Frame 8 Time Slot periode 576,9 us Bit Periode 3,692 us Modulation GMSK 19

16 ARFCN Channel Spacing Interleaving (max delay) Voice Coder Bit Rate 200 KHz 40 ms 13,4 kbps Dari gambar 2.10 dapat dilihat bahwa interface yang menghubungkan BTS dengan BSC disebut sebagai Abis interface, yang merupakan interface pembawa trafik dan data maintenance merupakan spesifikasi untuk GSM yang digunakan sebagai standarisasi untuk seluruh vendor telekomunikasi. BSC secara fisik terkoneksi dengan MSC via microwave/leased line, sedangkan interface yang menghubungkan antara BSC dengan MSC disebut sebagi A interface, interface ini menggunakan SS7 protokol atau yang biasa dikenal sebagai Signalling Correction Control Part (SCCP) yang mendukung komunikasi antara BSS dengan MSC. 2.8 Kontrol Daya (Power Control) Karena adanya perbedaan jarak yang cukup besar antara MS yang satu dengan MS yang lain ke BTS, maka akan menimbulkan near/far effect. Semua sinyal dipancarkan pada pita frekuensi yang sama dan dalam waktu yang sama pula. Sinyal yang diterima oleh MS yang lebih dekat dengan BTS lebih kuat dibandingkan sinyal yang diterima MS yang letaknya lebih jauh dari BTS. Sinyal yang lebih kuat tersebut akan menutup sinyal yang lebih lemah. Masalah seperti ini dapat diatasi dengan penggunaan power control (kontrol daya). Dengan kontrol daya, daya yang tiba di BTS untuk MS yang berbeda jaraknya tetap sama. Ini dapat dilakukan dengan mengontrol daya yang ditransmisikan oleh MS, sehingga MS yang lebih dekat dengan BTS akan memancarkan daya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan daya yang dipancarkan oleh MS yang letaknya jauh dari BTS. Pada arah reverse, kontrol daya berfungsi untuk mengurangi near/far effect dimana daya terima pada user akan berbeda sesuai dengan jarak ke BTS. Sehingga rata-rata daya terima akan konstan pada setiap user akibat dari perbedaan jarak dengan BTS. Sedangkan pada arah forward, kontrol daya bertujuan untuk 20

17 meminimalisasi interferensi ke sel lain dan untuk mengimbangi interferensi dari sel lain. Pada sistem komunikasi bergerak seluler, ada dua macam interferensi yang dominan berpengaruh yaitu : 1. Interferensi co-channel (interferensi yang disebabkan oleh adanya sel reuse). Pengaruh dari interferensi co-channel : a) Interferensi MS RBS/Uplink b) Interferensi RBS MS/Downlink 2. Interferensi adjacent cahnnel (interferensi kanal berdekatan). Interferensi ini terjadi karena filter yang dipergunakan di penerima bukan merupakan suatu filter ideal, sehingga sebagian daya dari kanal lain dapat diterima menginterferensi kanal utama. 2.9 Pemodelan Path Loss Okumura-Hatta Dalam komunikasi nirkabel, pemodelan Okumura-Hata merupakan pemodelan propagasi radio yang paling banyak digunakan untuk memprediksi perilaku transmisi selular di suatu daerah tertentu. Pemodelan ini berdasarkan pengukuran yang dilakukan di Tokyo pada tahun Pemodelan ini membagi area prediksi menjadi 3, yaitu open area, suburban area dan urban area. Gambar 2.11 Area Prediksi Okumura-Hata Models 21

18 1. Open area. Merupakan area terbuka dimana proses transmisi sinyal dapat berlangsung tanpa halangan karena tidak ada pepohonan yang tinggi dan bangunan di sepanjang lintasan. 2. Suburban area. Daerah pedesaan atau pinggiran kota, dengan beberapa rumah dan pohon yang menjadi penghalang komunikasi namun tidak terlalu padat. 3. Urban area. Daerah perkotaan yang padat dengan rumah dan gedunggedung tinggi dan sangat dekat satu sama lain. Model Okumura-Hatta ini memasukkan informasi grafik dari pemodelan okumura dan mengembangkan lebih lanjut untuk mengetahui efek difraksi, refleksi dan scattering yang disebabkan oleh struktur kota. Model Okumura-Hatta ini memprediksi rata-rata path loss yang terjadi. Gambar 2.12 Ilustrasi Okumura-Hatta Models Model ini cocok untuk range frekuensi antara 150MHz hingga 1500MHz, ketinggian antena base station berkisar antara 30m hingga 200m, ketinggian antena mobile station berkisar 1m hingga 10m dan jarak keduanya sejauh 1 km hingga 10km. Definisi parameter dari gambar 2.12 sebagai berikut : a. h m : tinggi antena mobile station (MS) dari permukaan tanah [m] b. d m : jarak antara MS dengan bangunan 22

19 c. h 0 : tinggi bangunan dari permukaan tanah [m] d. h b : tinggi antena base station (BS) dari permukaan tanah [m] e. r : jarak terpendek dipermukaan bumi antara MS dan BS [m] f. R : jarak terpendek dipermukaan bumi antara MS dan BS [km] g. f : carrier frequency [Hz] h. f c : carrier frequency [MHz] i. λ : free space wavelength [m] Okumura mengambil daerah urban (perkotaan) sebagai referensi dan memberlakukan faktor koreksi. Perhitungan nilai path loss adalah sebagai berikut: (2.3) Pemodelan Okumura-Hata untuk kota-kota menengah dan kecil telah disempurnakan agar dapat digunakan pada frekuensi 1500 MHz hingga 2000 MHz. Model redaman lintasan yang diajukan oleh COST-231 ini memiliki bentuk persamaan: (2.4) Model COST 231-Hatta hanya cocok untuk parameter-parameter berikut: 1. Frekuensi (f) : 1500 MHz 2000 MHz 2. Tinggi T x (h b ) : 30m 200m 23

20 3. Tinggi R x (h m ) : 1m 10m 4. Jarak T x R x (r) : 1km 10km Model COST 231-Hata pada masa sekarang ini telah dituangkan dalam bentuk software komputer. Jadi pada penggunaannya, perancangan sistem komunikasi tinggal membuat layout 2 dimensi dari daerah yang akan diteliti (bisa menggunakan foto satelit atau sekedar pengukuran biasa) kemudian menentukan nilai-nilai parameter yang ada. Setelah terkumpul, nilai-nilai dan data tersebut dimasukkan dalam program, maka keluarlah output dari program. Gambar 2.13 Perangkat lunak analisis model perambatan gelombang Tingkat keakuratan pemodelan COST 231-Hatta pernah diujikan di Lithuania dan Brazil. Pengukuran di Lithuania dilakukan pada frekuensi 160, 450, 900 dan 1800MHz, hasilnya sebagai berikut : a. Standar deviasi eror = 5-7 db dalam lingkungan perkotaan dan pinggiran. b. Presisi terbaik pada frekuensi 900MHz di lingkungan perkotaan. c. Dalam lingkungan pedesaan standar deviasi meningkat hingga 15dB bahkan lebih. Sementara pengkuran di Brazil dilakukan pada frekuensi 800/900 MHz, hasilnya sebagai berikut : mean absolute error = 4,42 db dalam lingkungan perkotaan standar deviasi eror = 2,63 db Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat presisi pemodelan sangat bergantung pada struktur sebuah kota yang diuji. 24

Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler

Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler Faculty of Electrical and Communication Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 Modul 9 Arsitektur Seluler Interface pada GSM MSC Transcoder BSC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara.

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara. BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Ada yang memanfaatkan basis analog seperti AMPS

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana menggunakan dua buah kanal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Bergerak Seluler GSM Sistem komunikasi bergerak seluler adalah sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah kecil yang disebut

Lebih terperinci

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM 2.1 STRUKTUR FRAME GSM Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana sistem ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam

BAB II LANDASAN TEORI. Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam BAB II 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Mulai dari AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK 2.1 Sistem GSM GSM adalah sebuah sistem telekomunikasi terbuka dan berkembang secara pesat dan konstan. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk internasional roaming..

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Pada dasarnya jaringan GSM terdiri dari 3 bagian utama yang memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1, yaitu : Switching

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem

BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) 2.1.1 Definisi Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM. Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

TUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM. Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) TUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Zulfahmi NIM : 41405110049 Program

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1 Arsitektur Sistem Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile Communication) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seorang pengguna memakai perangkat

Lebih terperinci

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell

Lebih terperinci

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL

Lebih terperinci

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER Julham *) * ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak GSM (Global System for Mobile Communication)

Lebih terperinci

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)

Lebih terperinci

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM Jurnal Teknik Elektro, Desember 2008 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Rancang Bangun Simulasi Enkripsi Pada Komunikasi GSM Permadi Hudoyo Junramdlan Fakultas Teknik, Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor

Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor ISSN : 2088-9984 Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011 Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor Rizal Munadi, Rahmat Saputra dan Hubbul Walidainy Jurusan

Lebih terperinci

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

Powered By  TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive - Powered By http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Jarlokar Adalah jaringan transmisi yang menghubungkan perangkat terminal pelanggan dengan sentral lokal dengan menggunakan media radio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 OVERVIEW SISTEM GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION) Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di Indonesia PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai penyelenggara telekomunikasi terbesar di Indonesia telah mempersiapkan

Lebih terperinci

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse. I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT KONSEP DASAR SELULER TEKNIK TRANSMISI SELULER (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT A. Pendahuluan Yang mendasari perkembangan Keterbatasan spektrum frekuensi Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak kemanapun selama masih dalam cakupan layanan Operator.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak kemanapun selama masih dalam cakupan layanan Operator. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini hampir semua instrumen telekomunikasi bergerak menggunakan teknologi yang berbasis selluler. Sistem Telekomunikasi bergerak berbasis selluler menawarkan

Lebih terperinci

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan

Lebih terperinci

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM) MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM) Definisi Sistem global untuk komunikasi mobile (GSM) adalah standar yang diterima secara global dalam komunikasi seluler digital. GSM adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain

Lebih terperinci

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno arif@rndc.or.id, tri.sumarno.sh@gmail.com Pendahuluan Pada kesempatan ini, saya bersama rekan akan memaparkan tentang serangan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama

Lebih terperinci

SISTEM PEMANTAUAN IDENTITAS JARINGAN GSM

SISTEM PEMANTAUAN IDENTITAS JARINGAN GSM SISTEM PEMANTAUAN IDENTITAS JARINGAN GSM Dedi Saut Martua Gultom 1, Damar Widjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan, Maguwoharjo,

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA 2.1 PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI BERGERAK Perkembangan telekomunikasi bergerak (biasa disebut sebagai sistem generasi) dimulai dengan

Lebih terperinci

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Seluler Konsep dasar dari suatu sistem selular adalah pembagian pelayanan menjadi daerah-daerah kecil. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi dapat meluas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Jaringan Dasar GSM (Global Service for Mobile Communication) Gambar 2.1 Hirarki Dasar GSM Pada dasarnya GSM yang melayani dan menyambungkan satu pelanggan ke pelanggan

Lebih terperinci

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

Oleh : Budi Nugroho ( L2F ) MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK LOCATION UPDATE DAN MOBILE TERMINATING CALL YANG MELIBATKAN HLR ERICSSON Oleh : Budi Nugroho ( L2F007022 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi

Lebih terperinci

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana : Frekuensi Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Terbatasnya spektrum frekuensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO...v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... ix DAFTAR ISI...x

Lebih terperinci

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER 6:59 DTGG Konsep Dasar Sistem Seluler by : Dwi Andi Nurmantris DEFINISI Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan

Lebih terperinci

Cellular Interference and Celular Planning S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016

Cellular Interference and Celular Planning S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016 Cellular Interference and Celular Planning S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016 2G Frequency Allocation http://telcoconsultant.net 2 2G 900 Mhz & 1800 Mhz

Lebih terperinci

BAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER

BAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER BAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER 2.1 Radio Sub System (RSS) Area yang diliput oleh sistem komunikasi bergerak dibagi dalam berbagai cell. Tiap cell memiliki Base Transceiver Station (BTS) yang menjamin

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi seluler generasi

Lebih terperinci

Kegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM)

Kegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM) Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 1, No. 1, November 2009 33 Kegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM) Ulfah Mediaty Arief Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station

Lebih terperinci

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access?? Teknik multiplex untuk menyalurkan banyak kanal ke dalam sebuah medium transmisi yang sama. Teknik Multiple Akses merupakan penggunaan medium transmisi yang sama oleh banyak user secara simultan. Apa perbedaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi bergerak yang berlainan dan

BAB II LANDASAN TEORI. negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi bergerak yang berlainan dan BAB II LANDASAN TEORI Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi

Lebih terperinci

Bluetooth. Pertemuan III

Bluetooth. Pertemuan III Bluetooth Pertemuan III Latar Belakang Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi bergerak (mobile communication) mulai dirasakan perlu sejak orang semakin sibuk pergi kesana kemari dan memerlukan alat telekomunikasi yang siap dipakai

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya 2.1.1 Awal Perkembangan Teknologi Selular Komunikasi seluler merupakan salah satu teknologi yang dipergunakan secara luas dewasa ini. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM 2.1 Tinjauan Pustaka Metode akses telepon seluler ada tiga macam yaitu, metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple Access),

Lebih terperinci

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

Cell boundaries (seven cell repeating pattern) Dr. Risanuri Hidayat Cell boundaries (seven cell repeating pattern) All the cell sites in a region are connected by copper cable, fiber optics, or microwave link to a central office called a mobile switching

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM (Global Service for Mobile Communication) Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem komunikasi bergerak seluler GSM (Global System For Mobile Communication) merupakan sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Arsitektur GSM

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Arsitektur GSM BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur GSM Dalam pembahasan arsitektur GSM ini dibahas mengenai Base Station Subsystem (BSS) dan Network Switching Subsystem (NSS). Berikut adalah arsitektur GSM. Gambar 2.1

Lebih terperinci

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM Putrantyono, Imam Santoso, Sukiswo. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto,SH,

Lebih terperinci

Tugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM

Tugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM Tugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM Diajukan Oleh : Muhammad Nurdin NIM : 41405110058 Peminatan Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk. 17 BAB III KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk. 3.1. Definisi MSC ( Mobile Switching Center ) Secara umum, fungsi MSC adalah mengontrol panggilan dari dan menuju sistem telepon maupun data yang lain.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) Global Sistem For Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi

Lebih terperinci

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi GSM Salah satu teknologi komunikasi bergerak yang sampai saat ini masih menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang merupakan komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi 3G (WCDMA / UMTS) Teknologi WCDMA adalah teknologi radio yang digunakan pada sistem 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM. Pada jaringan

Lebih terperinci

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR) BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR) 2.1. Sejarah AMR Pada bulan Oktober 1997, ETSI (European Telecommunications Standards Institute) memulai suatu program standarisasi untuk mengembangkan sistem pengkodean

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR GSM

BAB II KONSEP DASAR GSM BAB II KONSEP DASAR GSM 2.1 Perkembangan GSM Tahun Perkembangan 1982 -Terbentuk badan kelompok kerja GSM (Group Special Mobile) melalui Conference of European Posts and Telegraphs (CEPT) dengan liputan

Lebih terperinci

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan CDMA adalah teknologi berbasis spread spectrum

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular BAB II DASAR TEORI 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular Dalam sistem komunikasi wireless seluler (baik fixed maupun mobile) daerah layanan (coverage) akan dibagi-bagi menjadi daerah-daerah dengan cakupan

Lebih terperinci

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Jaringan VSAT Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan

Lebih terperinci

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI ARSITEKTUR SELULAR PENGANTAR TELEKOMUNIKASI SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T ARSITEKTUR DASAR SISTEM GSM Air A MSC VLR M SC VLR HLR O & M Arsitektur Jaringan GSM terdiri dari 3 bagian utama : Radio

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) 900 MHz / DIGITAL COMMUNICATION SYSTEM

Lebih terperinci

1.2 Arsitektur Jaringan GSM

1.2 Arsitektur Jaringan GSM 1. Konsep Dasar Teknologi Selular System selular adalah system yang canggih sebab system ini membagi suatu kawasan dalam beberapa sel kecil. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi dapat meluas

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 18 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Konsep Perencanaan Sistem Seluler Implementasi suatu jaringan telekomunikasi di suatu wilayah disamping berhadapan dengan

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi Bergerak Seluler

Sistem Komunikasi Bergerak Seluler Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak Seluler Revisi Juli 003 Modul 3 EE 47 Sistem Komunikasi Bergerak Sistem Komunikasi Bergerak Seluler Oleh : Nachwan Mufti A, ST Organisasi Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sejarah Teknologi GSM Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun 1979 ditetapkan bahwa frekuensi 860 Mhz 960 Mhz dialokasikan untuk komunikasi selular

Lebih terperinci