BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui beberapa pembahasan di bagian terdahulu, maka sekarang kita

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui beberapa pembahasan di bagian terdahulu, maka sekarang kita"

Transkripsi

1 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui beberapa pembahasan di bagian terdahulu, maka sekarang kita sampai pada kesimpulan dariseluruh pembahasan tersebut. Penulis yang merupakan sutradara dalam pertunjukan Sarip Tambak Oso ini telah melalui banyak sekali tahapan yang panjang hingga akhirnya sampai pada hari pementasan. Pertunjukan Sarip Tambak Oso merupakan sebuah pertunjukan yang terlahir karena kerja teater bersama yang melibatkan banyak sekali unsur yang ada di setiap tahap yang dilalui proses ini. Mulai dari pemilihan naskah yang bermuara ke Sarip Tambak Oso, pemilihan pemain, pendukung, hingga membicarakan proses kreatif bersama dengan tim lain demi mewujudkan pertunjukan Sarip Tambak Oso yang diharapkan. Dalam proses kreatif pertunjukan Sarip Tambak Oso ini ada beberapa hal yang tepat dipakai di pertunjukan ini, termasuk teori pementasannya, dan beberapa poin yang dirasa perlu sedikit penyesuaian. Misalnya dalam pemilihan bentuk pertunjukan yang menggunakan teori Brechtian dengan teater epiknya karena pertunjukan tradisi bisa digolongkan ke dalam bentuk pertunjukan Brecht. Dalam penggunaan epic Brecht pun tidak bisa sekedar memakai teori, tapi penulis dan tim kreatif berusaha mencari benang merah yang tepat antara teori teater Epic Brecht dengan ludruk yang akan dibawakan. Tapi di dalam penentuan teori pementasan, 114

2 tidak mengalami kesulitan yang besar. Hanya mencoba untuk tidak stereotip menggunakan teori Brecht dan terjebak melulu dengan bentuknya saja. Seperti yang dipahami oleh penulis bahwa teater epic Brecht memiliki tujuan yang jauh hanya dari sekedar bentuk, yakni penyadaran pada penontonnya, maka penulis mencoba mencari hal yang kontekstual antara pertunjukan Sarip Tambak Oso yang berlatar masa penjajahan dengan masa sekarang sehingga muncul kesadaran di ranah penonton. Selanjutnya, dalam proses pelatihan keaktorannya pun menemui beberapa kendala. Pertama adalah kerajinan para aktor untuk dating latihan dan tepat waktu dirasa masih sangat kurang. Beberapa aktor bahkan sering tidak hadir ketika latihan dan menyulitkan proses kreatif bagian yang lain di pertunjukan Sarip Tambak Oso ini. Tetapi pada akhirnya dengan menggunakan pendekatan yang lebih personal pada para aktornya, soal kerajinan dari para aktor tersebut bisa diperbaiki. Sementara untuk kemampuan keaktorannya, meski ada beberapa pemain yang bukan berasal dari teater dan perlu sedikit penyesuaian, penulis berusaha untuk mencari metode sendiri dalam pelatihan keaktoran bagi para awam teater ini dengan mempersilahkan mereka menjadi diri mereka sendiri tanpa perlu menjadi tokoh, baru kemudian perlahan dibentuk sesuai dengan kebutuhan tokoh. Sehingga dalam penciptaan tokohnya, masih ada sisi aku dalam setiap tokoh yang dimainkan para actor meskipun kemudian tetap ada kombinasi dalam penciptaan tokohnya di masingmasing aktor. 115

3 Selain permasalahan dalam soal penentuan teori pertunjukan dan pelatihan keaktorannya, masalah lain juga dihadapi di beberapa sektor dalam tim kreatif Sarip Tambak Oso. Masalah tersebut terjadi di bagian musik. Di bagian musik, seperti yang diinginkan oleh penulis, bahwa ada penggabungan antara musik tradisi dan musik modern membuat composer terkadang sedikit kebingungan untuk mengkombinasikannya sehingga menghasilkan komposisi yang tepat untuk tiap bagian di dalam pementasan Sarip Tambak Oso. Tapi masalah itu pun bisa dilalui dengan secara intens mencari dan bertukar pikiran dengan beberapa pihak baik yang terlibat secara langsung di dalam pertunjukan ini atau pun yang tidak secara langsung terlibat di dalamnya. Sebagai seorang sutradara, proses latihan dan proses menentukan bentuk pertunjukan di segala unsur haruslah bisa dipahami bukan saja oleh sutradara sendiri tapi juga oleh semua peran yang mendukung terjadinya pementasan Sarip Tambak Oso. Di dalam proses tersebut terdapat proses pengendalian ego dan pencarian bahasa dan cara yang paling tepat untuk menyampaikan maksud dan tujuan sutradara sehingga semua komponen pertunjukan mampu memahami apa yang dikehendaki sutradara. Jika pun kemudian terjadi silang pendapat, sutradara berusaha menerima dan mencari jalan tengah untuk mengatasi perselisihan tersebut. Naskah Sarip Tambak Oso karya Sutrisno ini dipentaskan pada tanggal 11 Januari 2017 pukul WIB di Auditorium Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jl. Parangtritis KM 6,5 Sewon, 116

4 Bantul. Pementasan tersebut merupakan hasil dari proses panjang kolektif yang membutuhkan banyak perhatian dari semua lini dalam tim kreatif dan juga tim produksi. B. Saran Atas dasar kesimpulan yang sudah dipaparkan di atas, saran yang bisa diberikan baik pada diri penulis sendiri, pada semua yang terlibat dan para pendukung pementasan ini yang terlibat langsung maupun tidak langsung adalah bahwa di dalam sebuah proses menyutradarai seorang sutradara haruslah punya kesabaran tingkat tinggi. Selain itu, sutradara harus cerdas untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang diinginkannya. Sutradara juga harus mampu membaca psikologi semua pihak yang terlibat di dalam pementasan. Hal ini berguna untuk terus merekatkan kekompakan tim sehingga sutradara sebagai pemimpin dalam pertunjukan bisa memimpin dengan baik. Saling mengerti satu sama lain dan berusaha untuk tetap menguasai diri terhadap setiap orang yang terlibat dalam proses kreatif Sarip Tambak Oso ini merupakan saran yang paling tepat bagi seluruh individu yang terlibat dalam proses ini. Sebuah pertunjukan tidak akan terwujud secara baik apabila tidak didukung dengan keberadaan individu-individu yang saling mengerti dan memiliki satu tujuan yang sama dalam sebuah proses kreatif pertunjukan. 117

5 DAFTAR PUSTAKA Anirun, Suyatna Menjadi Sutradara, Bandung: STSI Press Bandung. Achmad, A. Kasim Mengenal Teater Tradisional di Indonesia, Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta. Danandjaja, James Folklore Indonesia, Jakarta: PT Grafiti Pers. Dewan Kesenian Jakarta. 1980, Pertemuan Teater 80, Jakarta, Aquarista offset. Dim, Herry Melihat Teater dengan Credo Suyatna Anirun dalam Sugiyati S.A, Muhamad Sanjaya, Suyatna Anirun Teater Untuk Dilakoni, Bandung:Studiklub Teater Bandung. Fiske, John Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif, Yogyakarta: Jalasutra. Graham, Helen Psikologi Humanistik Dalam Konteks Sosial, Budaya dan Sejarah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Haryamawan, RMA Dramaturgi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Iswantara, Nur Menciptakan Tradisi Teater Indonesia, Tangerang: CS Book. Kernodle, George R Invitation To The Theatre, New York: Harcourt Brace And World. Kasemin, Kasiyanto Ludruk Sebagai Teater Sosial: Ludruk Tersingkir Jauh ke Pedesaan. Surabaya: Airlangga University Press. Mitter, Shomit Sistem Pelatihan Lakon Stanislavsky Brecht Grotowski Brook Penerjemah: Yudiaryani, Yogyakarta, Mspi dan Arti. Nalan, A.S Domain Teater dalam Sugiyati S.A, Muhamad Sanjaya, Suyatna Anirun Teater Untuk Dilakoni, Bandung: Studiklub Teater Bandung. Peacock, James L., Ritus Modernisasi Aspek Sosial & Simbolik Teater Rakyat Indonesia, Depok: Desantara. Parani, Julianti Seni Pertunjukan Indonesia Suatu Politik Budaya. Jakarta: Nalar. Riantiarno, N Kitab Teater. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Sarumpaet, Riris K Pengantar Sejarah sastra Indonesia. Bandung. 118

6 Sudjiman, Panuti Kamus Istilah Sastra. Jakarta: PT. Gramedia. Supriyanto, Henri Lakon Ludruk Jawa Timur, Jakarta: Grasindo. Soemanto, Bakdi Jagat Teater, Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo. Taufiq, Akhmad Apresiasi Drama Tradisional Ludruk Refleksi Kekuasaan, Karakteristik Pertunjukan, dan Strategi Pengembangan, Yogyakarta: Gress Publishing Yogyakarta. Toffler, Alvin Pergeseran kekuasaan, Jakarta: PT. Pantja Simpati. Waluyo, Herman J Drama Teori dan Pengajarannya, Yogyakarta: Hanindika Graha Widya. Yudiaryani, Panggung Teater Dunia: Perkembangan dan Perubahan Konvensi, Yogyakarta: Pustaka Gondosuli. 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses kreatif yang memberi banyak pelajaran. Bagaimana cara kerja seni drama musikal dan penyutradaraannya.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai apresiator. Proses perancangan tokoh Nunung dalam naskah Tiga Dara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai apresiator. Proses perancangan tokoh Nunung dalam naskah Tiga Dara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setiap proses kreatif tentu menemui tahapan-tahapan yang berawal dari penelitian, observasi, eksplorasi dan aplikasi. Banyak hal yang ditemukan dalam proses penciptaan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. ini ketika penulis berproses untuk menciptakan tokoh Pria dengan Baju Kembang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. ini ketika penulis berproses untuk menciptakan tokoh Pria dengan Baju Kembang BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setiap proses berkarya pasti menemukan kemudahan dan kesulitan, dalam hal ini ketika penulis berproses untuk menciptakan tokoh Pria dengan Baju Kembang Kembang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Tiga Dara adalah proses kerja teater kolektif yang melibatkan banyak unsur dalam berbagai tahapan didalamnya. Mulai dari aplikasi ide pertunjukan yang mewakili

Lebih terperinci

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP)

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) Judul Mata Kuliah : Pengetahuan Teater No/ Kode/ SKS Diskripsi Singkat Penyusun : MKK 05101 / 3 SKS : Pemahaman seputar pengetahuan dasar teater seperti asal mula

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perjalanan proses teater pada kali ini, menggunakan naskah Jeblog karya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perjalanan proses teater pada kali ini, menggunakan naskah Jeblog karya BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Perjalanan proses teater pada kali ini, menggunakan naskah Jeblog karya Nazarudin Azhar sebagai naskah yang dipilih untuk garapan tugas akhir dengan menggunakan gagasan surealisme.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kethoprak adalah kesenian yang muncul pada abad 18-19 di saat tanah Jawa ini masih dikuasai oleh sistem kerajaan. Tepatnya kesenian ketoprak lahir sebagai bentuk

Lebih terperinci

PENYUTRADARAAN NASKAH SARIP TAMBAK OSO KARYA SUTRISNO BERBASIS LUDRUK

PENYUTRADARAAN NASKAH SARIP TAMBAK OSO KARYA SUTRISNO BERBASIS LUDRUK PENYUTRADARAAN NASKAH SARIP TAMBAK OSO KARYA SUTRISNO BERBASIS LUDRUK Skripsi Untuk memenuhi salah satu syarat Mencapai derajat Sarjana Program Studi S-1 Seni Teater Jurusan Teater oleh Rizky Ade Surachman

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. disatukan dengan konsep awal yang akan dikerjakan, yakni glow in the dark.

BAB IV PENUTUP. disatukan dengan konsep awal yang akan dikerjakan, yakni glow in the dark. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Suatu pertunjukan yang baik akan dihasilkan dari proses yang baik pula. Sama halnya dengan proses penciptaan artistik yang saat ini dilalui. Pemilihan naskah untuk menuju tugas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akhir yang telah dilakukan, juga mampu memberi kebijakan dan kebijaksanaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akhir yang telah dilakukan, juga mampu memberi kebijakan dan kebijaksanaan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil eksplorasi rancangan tokoh Lelaki Tua sebagai bahan ujian tugas akhir yang telah dilakukan, juga mampu memberi kebijakan dan kebijaksanaan dalam menyikapi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam versi tentang folklore Putri Dara Hitam yang di dapatkan oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada akhirnya berhasil

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah mengikuti proses hingga pertunjukan pementasan naskah Sekuntum Bunga Serai karya dan sutradara H.Sataruddin Ramli di dalam kelompok Teater Mendu Pontianak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penciptaan tokoh Maleficent dalam pertunjukan teater berjudul Maleficent merupakan sebuah proses dengan perjuangan yang panjang. Mengingat tugas utama seorang aktor

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan selama ini. Pementasan naskah lakon Cupak Gerantang yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan selama ini. Pementasan naskah lakon Cupak Gerantang yang BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pementasan merupakan tujuan dari sebuah proses latihan teater. Setidaknya disinilah dapat disaksikan hasil berhasil tidaknya latihan yang dilakukan selama ini.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, A. Kasim Seni Teater. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, A. Kasim Seni Teater. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, A. Kasim. 1990. Seni Teater. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Aminuddin. 1990. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV Sinar Baru. Anirun, Suyatna. 1998. Menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Proses penciptaan tata busana naskah lakon Spectacle Zero A Visual

BAB IV PENUTUP. Proses penciptaan tata busana naskah lakon Spectacle Zero A Visual BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Proses penciptaan tata busana naskah lakon Spectacle Zero A Visual Theatre Performance, telah dilewati dengan proses yang rumit. Banyak potensi kreatif dalam proses penggarapan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Opera Batak merupakan pertunjukan teater rakyat yang dimiliki

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Opera Batak merupakan pertunjukan teater rakyat yang dimiliki BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Opera Batak merupakan pertunjukan teater rakyat yang dimiliki masyarakat Batak Toba secara turun-temurun. Teater rakyat Opera Batak menyajikan suatu pertunjukan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pengolahan bahan yang merupakan langkah awal dari proses ini.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pengolahan bahan yang merupakan langkah awal dari proses ini. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Penciptaan tata rias dan busana dengan teknik prostetik memiliki banyak peluang serta tantangan tersendiri untuk mengasah kemampuan dalam berbagai disiplin ilmu, diantaranya

Lebih terperinci

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK 48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH KODE : KAJIAN DRAMA INDONESIA : IN211 Dr. SUMIYADI, M.Hum. RUDI A. NUGROHO, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 1 2013 SILABUS 1.

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS TEKNIK PELATIHAN AKTOR VIA NEGATIVA JERZY GROTOWSKI PADA NASKAH ALJABAR KARYA ZAK SORGA

ABSTRAK ANALISIS TEKNIK PELATIHAN AKTOR VIA NEGATIVA JERZY GROTOWSKI PADA NASKAH ALJABAR KARYA ZAK SORGA ABSTRAK ANALISIS TEKNIK PELATIHAN AKTOR VIA NEGATIVA JERZY GROTOWSKI PADA NASKAH ALJABAR KARYA ZAK SORGA Nama : SYAMSUL ARIFIN NIM : 12020134056 Program Studi : S1 Pendidikan Sendratasik Jurusan : Seni

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN. Written by Checked by Approved by valid date. Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D.

RENCANA PEMBELAJARAN. Written by Checked by Approved by valid date. Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D. Written by Checked by Approved by valid date Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D. Mata Kuliah : Pementasan Drama Semester : 5 Kode : 132K5401 Sks : 2 Program Studi : Bahasa Indonesia/ID5A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

PEMERANAN TOKOH MARNO PADA NASKAH SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN ADAPTASI CERPEN UMAR KAYAM OLEH YUSSAK ANUGRAH

PEMERANAN TOKOH MARNO PADA NASKAH SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN ADAPTASI CERPEN UMAR KAYAM OLEH YUSSAK ANUGRAH PEMERANAN TOKOH MARNO PADA NASKAH SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN ADAPTASI CERPEN UMAR KAYAM OLEH YUSSAK ANUGRAH Jurnal Publikasi Ilmiah Program Studi Teater Jurusan Teater oleh Nanda Arif Arya Putra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah The theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang berarti seing place atau tempat menyaksikan atau tempat dimana aktor mementaskan lakon dan orangorang

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) DRAF EDISI 27 FEBRUARI 2016 KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) Dokumen ini telah disetujui Pada tanggal: Kepala

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Program acara hiburan (entertainment) merupakan tayangan yang hampir dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Saat ini stasiun televisi berlombalomba untuk menyajikan

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP 197201232005011001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni yang kolektif, pertunjukan drama memiliki proses kreatifitas yang bertujuan agar dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolaholah, berpura pura menjadi seseorang,

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN. otak sebelah kanan yang non-linier, intuitif, dan holistik (Pink, 2012: 13-14). Bahkan

BAB III KESIMPULAN. otak sebelah kanan yang non-linier, intuitif, dan holistik (Pink, 2012: 13-14). Bahkan BAB III KESIMPULAN Pergeseran pola pikir masyarakat yang mengagungkan fungsi otak sebelah kiri yang berurutan, logis, dan analitis, mulai berubah dengan mempertimbangkan fungsi otak sebelah kanan yang

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater

Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater MENDIDIK : Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater Volume 3, No. 2, Oktober 2017: Page 109-119 P-ISSN: (Studi 2443-1435 Pengembangan E-ISSN: 2528-4290

Lebih terperinci

PENCIPTAAN TOKOH SEDANG DALAM NASKAH TERDAMPAR KARYA TERJEMAHAN A. KASIM AHMAD (JUDUL ASLI : NA PELNYM MORZU KARYA SLAWOMIR MROZEK)

PENCIPTAAN TOKOH SEDANG DALAM NASKAH TERDAMPAR KARYA TERJEMAHAN A. KASIM AHMAD (JUDUL ASLI : NA PELNYM MORZU KARYA SLAWOMIR MROZEK) PENCIPTAAN TOKOH SEDANG DALAM NASKAH TERDAMPAR KARYA TERJEMAHAN A. KASIM AHMAD (JUDUL ASLI : NA PELNYM MORZU KARYA SLAWOMIR MROZEK) ABSTRAK Penciptaan Tokoh Sedang Dalam Naskah Terdampar Karya Slawomir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta yang mengungkapkan pribadi manusia berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN NASKAH DRAMA MELALUI BEDAH NASKAH DRAMA LEARNING THROUGH PLAY SCRIPT REVIEW

PEMBELAJARAN NASKAH DRAMA MELALUI BEDAH NASKAH DRAMA LEARNING THROUGH PLAY SCRIPT REVIEW Jurnal Forum Didaktik Vol I No 1 Edisi Januari 2017 PEMBELAJARAN NASKAH DRAMA MELALUI BEDAH NASKAH Ridzky Firmansyah Fahmi Universitas Siliwangi Tasikmalaya zhukhie@gmail.com ABSTRAK Pembelajaran drama

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES A.Pengertian Drama atau Bermain Peran Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan bentuk lain (prosa

Lebih terperinci

HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016

HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 A. TEMA KEGIATAN Kegiatan ini bertemakan Permainan Tradisional dalam Seni Pertunjukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Surabaya merupakan salah satu kota tua di Indonesia. Bukti sejarah menunjukan bahwa Surabaya sudah ada jauh sebelum orang orang Eropa datang ke Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. Kesenian adalah ekspresi seseorang untuk berhubungan dengan orang lain (Sumardjo, 1992:

Lebih terperinci

MENGELOLA TEATER KAMPUS. (Berbagai pemikiran tentang keberadaan Teater Kampus dan strategi menghadapi kendala) 1. Oleh: Dra Yudiaryani M.

MENGELOLA TEATER KAMPUS. (Berbagai pemikiran tentang keberadaan Teater Kampus dan strategi menghadapi kendala) 1. Oleh: Dra Yudiaryani M. MENGELOLA TEATER KAMPUS (Berbagai pemikiran tentang keberadaan Teater Kampus dan strategi menghadapi kendala) 1 Oleh: Dra Yudiaryani M.A Pembuka Makalah ini berupaya untuk membicarakan berbagai pemikiran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas 82 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pementasan seni drama Teater Wadas memiliki karakteristik tersendiri yang

Lebih terperinci

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Apresiasi Drama Indonesia (Praktikum) Nomor Kode : IN 207

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Apresiasi Drama Indonesia (Praktikum) Nomor Kode : IN 207 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Apresiasi Drama Indonesia (Praktikum) Nomor Kode : IN 207 Jumlah SKS : 2 SKS Semester : Ganjil Kelompok Mata Kuliah : MKBS (Mata Kuliah Bidang Studi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drama sebagai salah satu bagian dari pembelajaran sastra memiliki peranan penting dalam membentuk watak peserta didik yang berkarakter. Peranan penting

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penciptaan naskah drama MAHOGRA bukanlah sebuah proses yang mudah dan cepat. Karena proses penciptaan karya ini bertujuan untuk menyampaikan pesan atau amanat

Lebih terperinci

yang mendekati mise en sciene barat atau dramaturgi barat, namun juga termasuk seni laku timur yang mengedepankan kekuatan dialog dalam naskahnya. Kon

yang mendekati mise en sciene barat atau dramaturgi barat, namun juga termasuk seni laku timur yang mengedepankan kekuatan dialog dalam naskahnya. Kon SIMBOL TEATRIKAL PADA NASKAH DRAMA MAAF, MAAF, MAAF: POLITIK CINTA DASAMUKA KARANGAN N. RIANTIARNO: SUATU KAJIAN SEMIOTIKA Andy Dwijayanto Abstrak. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

TEKNIK KEAKTORAN PANTOMIM CLAUDE KIPNIS PADA NASKAH BEAUTY AND THE BEAST KARYA LINDA WOLVERTON SUTRADARA SHERLY CINDYA FRANSICA

TEKNIK KEAKTORAN PANTOMIM CLAUDE KIPNIS PADA NASKAH BEAUTY AND THE BEAST KARYA LINDA WOLVERTON SUTRADARA SHERLY CINDYA FRANSICA TEKNIK KEAKTORAN PANTOMIM CLAUDE KIPNIS PADA NASKAH BEAUTY AND THE BEAST KARYA LINDA WOLVERTON SUTRADARA SHERLY CINDYA FRANSICA Oleh: Kun Baehaqi Almas 11020134046 denhaqi2@gmail.com Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGEKSPRESIKAN DIALOG TOKOH YANG TERSINKRON KOMPETENSI JURUSAN DALAM PEMENTASAN DRAMA BERMETODE SOSIODRAMA

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGEKSPRESIKAN DIALOG TOKOH YANG TERSINKRON KOMPETENSI JURUSAN DALAM PEMENTASAN DRAMA BERMETODE SOSIODRAMA PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGEKSPRESIKAN DIALOG TOKOH YANG TERSINKRON KOMPETENSI JURUSAN DALAM PEMENTASAN DRAMA BERMETODE SOSIODRAMA Taswirul Afkar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 124 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Kesimpulan dari keseluruhan cerita dalam sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8, antara lain : 1. Dialog sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8, tidak semuanya memiliki makna,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DRAMA MELALUI MODEL UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA TENGAH. Oleh : Suyoto, Bambang Sulanjari, Nuning Zaidah ABSTRAK

PEMBELAJARAN DRAMA MELALUI MODEL UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA TENGAH. Oleh : Suyoto, Bambang Sulanjari, Nuning Zaidah ABSTRAK PEMBELAJARAN DRAMA MELALUI MODEL UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA TENGAH Oleh : Suyoto, Bambang Sulanjari, Nuning Zaidah ABSTRAK Adat-istiadat merupakan warisan leluhur yang masih ada ditengah-tengah masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia seni, pertunjukan atau performance menurut Richard

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia seni, pertunjukan atau performance menurut Richard 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia seni, pertunjukan atau performance menurut Richard Schechner 1 adalah aktivitas pementasan, seperti sebuah drama, sebuah tarian atau sebuah konser. UKSW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drama merupakan bagian dari kajian sastra. Maka muatan-muatan subtstansial yang ada dalam drama penting untuk digali dan diungkapkan serta dihayati. Kegiatan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO. Welly Suryandoko

TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO. Welly Suryandoko TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO Welly Suryandoko DLB Jurusan Sendrasaik, FBS Universitas Negeri Surabaya Abstrak Teknik penyutradaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok, dan liukan badan merupakan fokus gerak

BAB IV PENUTUP. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok, dan liukan badan merupakan fokus gerak BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Karya tari Isun Hang Gandrung merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi oleh kesenian Gandrung Banyuwangi khususnya Gandrung Marsan. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB VIII TATA BUSANA. STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana

BAB VIII TATA BUSANA. STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana BAB VIII TATA BUSANA STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana KOPETENSI DASAR: Menyebutkan pengertian Busana Menyebutkan Tujuan dan Fungsi Busana Menyebutkan perlengkapan Busana Menyebutkan

Lebih terperinci

PENCIPTAAN TOKOH LELAKI DALAM NASKAH KURA-KURA DAN BEKICOT KARYA EUGENE IONESCO SADURAN DHARNOTO. Oleh Firdaus A. Dg Parani.

PENCIPTAAN TOKOH LELAKI DALAM NASKAH KURA-KURA DAN BEKICOT KARYA EUGENE IONESCO SADURAN DHARNOTO. Oleh Firdaus A. Dg Parani. PENCIPTAAN TOKOH LELAKI DALAM NASKAH KURA-KURA DAN BEKICOT KARYA EUGENE IONESCO SADURAN DHARNOTO Program Studi Teater Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2017 Oleh

Lebih terperinci

KETENTUAN PELAKSANAAN FESTIVAL TEATER TINGKAT SMP/MTs KE-VI SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016

KETENTUAN PELAKSANAAN FESTIVAL TEATER TINGKAT SMP/MTs KE-VI SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 KETENTUAN PELAKSANAAN FESTIVAL TEATER TINGKAT SMP/MTs KE-VI SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 A. Tema Kegiatan Kegiatan ini bertemakan Teks Sastra Sebagai Inspirasi Pertunjukan Teater dalam Era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada tempat dan zamannya yang dipentaskan. Drama sebagai suatu jenis sastra mempunyai kekhususan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan Pedagogik Inti Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra ibarat bunga bahasa. Di dalamnya bahasa diracik dan dirangkai agar lebih indah, memukau dan ekspresif. Maka fungsinya secara umum sama dengan bahasa. Namun secara

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra pada dasarnya adalah seni bahasa. Perbedaan seni sastra dengan cabang seni-seni yang lain terletak pada mediumnya yaitu bahasa. Seni lukis menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI MOTTO DAN PERSEMBAHAN

DAFTAR ISI MOTTO DAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii iv v vi viii xi xii xviii xix BAB I PENDAHULUAN 1 1.1

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA MELALUI MODEL DRAMA. Suyoto, Bambang Sulanjari, Nuning Zaidah Universitas PGRI Semarang

PEMBELAJARAN UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA MELALUI MODEL DRAMA. Suyoto, Bambang Sulanjari, Nuning Zaidah Universitas PGRI Semarang PEMBELAJARAN UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA MELALUI MODEL DRAMA Suyoto, Bambang Sulanjari, Nuning Zaidah Universitas PGRI Semarang Abstrak Upaya pelestarian adat-istiadat sebagai budaya daerah yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The House of Bernarda Alba (La Casa De Bernarda Alba) karya Federico

BAB I PENDAHULUAN. The House of Bernarda Alba (La Casa De Bernarda Alba) karya Federico BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG The House of Bernarda Alba (La Casa De Bernarda Alba) karya Federico Gracia Lorca, ditulis di Spanyol dan diselesaikan pada tanggal 19 Juni 1936, dua bulan sebelum kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai seni pertunjukan, akan tetapi berlanjut dengan menunjukan fungsinya dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau alat bantu pengingat. (Brunvand dalam Dananjaya, 1984 :2).

I. PENDAHULUAN. atau alat bantu pengingat. (Brunvand dalam Dananjaya, 1984 :2). I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Indonesia memiliki folklore yang beragam. Folklore pada umumnya tersebar secara lisan. Sebagai kebudayaan suatu kolektif, tersebar dan diwariskan turun temurun,

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NASKAH DRAMA MAAF. MAAF. MAAF. POLITIK CINTA DASAMUKA KARYA N. RIANTIARNO SKRIPSI

NILAI MORAL DALAM NASKAH DRAMA MAAF. MAAF. MAAF. POLITIK CINTA DASAMUKA KARYA N. RIANTIARNO SKRIPSI NILAI MORAL DALAM NASKAH DRAMA MAAF. MAAF. MAAF. POLITIK CINTA DASAMUKA KARYA N. RIANTIARNO SKRIPSI Oleh EGADINTA PRAMUDYA JATAYU NIM 201010080311053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

PENCIPTAAN TOKOH MEDASING DALAM NASKAH MEDASING KARYA VEBRI AL-LINTANI

PENCIPTAAN TOKOH MEDASING DALAM NASKAH MEDASING KARYA VEBRI AL-LINTANI PENCIPTAAN TOKOH MEDASING DALAM NASKAH MEDASING KARYA VEBRI AL-LINTANI Vicky Cahya Ramadhan Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis Km 6,5, Sewon, Bantul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyutradaraan merupakan hal yang berhubungan dengan proses yang dilakukan dari awal hingga tampilnya sebuah pementasan diatas panggung. Menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. Berbagai jenis seni yang dimiliki Indonesia sangat beragam mulai dari bentuk, ciri khas,

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO. Welly Suryandoko

TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO. Welly Suryandoko TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO Welly Suryandoko DLB Jurusan Sendrasaik, FBS Universitas Negeri Surabaya Abstrak Teknik penyutradaraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Tanggapan pembaca akademik terhadap drama Die Dreigroschenoper karya

BAB V KESIMPULAN. Tanggapan pembaca akademik terhadap drama Die Dreigroschenoper karya 68 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Tanggapan pembaca akademik terhadap drama Die Dreigroschenoper karya Bertolt Brecht adalah sebagai berikut. 1. Pembaca akademik menerima dengan baik dan cukup menyukai

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah beberapa hal dibahas,akhirnya sampailah pada kesimpulan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah beberapa hal dibahas,akhirnya sampailah pada kesimpulan. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah beberapa hal dibahas,akhirnya sampailah pada kesimpulan. Penciptaan karya seni dengan membuat naskah drama Sejarah dan klasik, maka telah mendapatkan pengalaman

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Proses penciptaan dalam teater tentu saja tidak bisa dikatakan mudah untuk

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Proses penciptaan dalam teater tentu saja tidak bisa dikatakan mudah untuk BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Proses penciptaan dalam teater tentu saja tidak bisa dikatakan mudah untuk menjalaninya, karena butuh waktu dan kerja keras, kerja cerdas serta kerja iklas, baik itu menyikapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang berbentuk naskah. Aktor adalah media penyampaian

Lebih terperinci

Musik Pendidikan Anak Berkebutuhan 2 PTM 311 Khusus (ABK) 21.

Musik Pendidikan Anak Berkebutuhan 2 PTM 311 Khusus (ABK) 21. Mata Kuliah Pendukung Kompetensi Utama 1. EDU 101 Landasan Pendidikan 2 2. EDU 102 Filsafat Pendidikan 2 3. EDU 201 Psikologi Pendidikan 2 4. EDU 202 Kurikulum dan Pembelajaran 2 5. EDU 204 Pengantar Manajemen

Lebih terperinci

Struktur Dan Tekstur Lakon emberr Yang Dibawakan Oleh Ludruk Paguyuban Peminat Seni Tradisi Kota Malang

Struktur Dan Tekstur Lakon emberr Yang Dibawakan Oleh Ludruk Paguyuban Peminat Seni Tradisi Kota Malang Struktur Dan Tekstur Lakon emberr Yang Dibawakan Oleh Ludruk Paguyuban Peminat Seni Tradisi Kota Malang Skripsi untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Seni Teater Jurusan

Lebih terperinci

PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON)

PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON) PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON) OLEH ANGGOTA TEATER KAMPUS DI KOTA PADANG (TINJAUAN RESEPSI SASTRA) Oleh: Alvin Sena Bayu Prawira ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

VIII. SENI BUDAYA. : VII (tujuh) Kompetensi Inti

VIII. SENI BUDAYA. : VII (tujuh) Kompetensi Inti VIII. SENI BUDAYA Aspek Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti : Seni Rupa : SMP/MTs : VII (tujuh) KI 1 : Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku jujur,

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial Kisi-kisi Soal SMK Seni Teater Kompetensi PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial, kultural,emosional, dan intelektual. 1.1 Memahami karakteristik peserta

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEAHLIAN: SILABUS SENI BUDAYA SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN Halaman 1

KOMPETENSI KEAHLIAN: SILABUS SENI BUDAYA SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN Halaman 1 NAMA SEKOLAH : SMK PGRI 0 Jakarta MATA PELAJARAN : Seni Budaya ( SENI MUSIK) KELAS/SEMESTER : X / STANDAR KOMPETENSI : Mengapresiasi karya seni musik KODE KOMPETENSI : SK.. : 6 JAM PELAJARAN ( @ 45 MENIT)

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Surabaya, Arif Hidajad, S. Sn., M. Pd.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Surabaya, Arif Hidajad, S. Sn., M. Pd. TEKNIK PENYUTRADARAAN PADA NASKAH DRAMA HANYA SATU KALI KARYA HOLWORTHY HALL & ROBERT MIDDLEMASS SADURAN SITOR SITUMORANG SUTRADARA ILHAM AULIA Ilham Aulia 09020134206 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang skripsi. oleh. Moh. Gufron

KARYA ILMIAH diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang skripsi. oleh. Moh. Gufron PENGGUNAAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS PEMENTASAN DRAMA BERDASARKAN TEKNIK PEMENTASAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KARYA ILMIAH diajukan

Lebih terperinci

BAB IV KOMPOSISI PENTAS. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas

BAB IV KOMPOSISI PENTAS. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas BAB IV KOMPOSISI PENTAS STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas KOMPETENSI DASAR: Menyebutkan pengertian komposisi Menjelaskan Aspek-aspek motif Komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IX TANJUNG BALAI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 M.Oky Fardian Gafari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PSIKODRAMA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 STABAT

EFEKTIVITAS METODE PSIKODRAMA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 STABAT EFEKTIVITAS METODE PSIKODRAMA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 STABAT Titin Supraptina Siregar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan selalu terjadi adanya proses belajar mengajar, baik itu disengaja maupun tidak disengaja, baik disadari maupun tidak disadari. Belajar tidak

Lebih terperinci

PENCIPTAAN TOKOH GENDUT DALAM NASKAH TERDAMPAR

PENCIPTAAN TOKOH GENDUT DALAM NASKAH TERDAMPAR PENCIPTAAN TOKOH GENDUT DALAM NASKAH TERDAMPARKARYA SLAWOMIR MROZEK TERJEMAHAN A.KASIM AHMAD ABSTRAK Dalam suatu kehidupan, manusia memiliki pola fikir dan juga eksistensinya masingmasing di luar pengaruh

Lebih terperinci