BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
|
|
- Surya Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap teks mengandung makna yang sengaja disisipkan oleh pembuat teks, termasuk teks dalam karya sastra. Meski sebagian besar karya sastra berfungsi sebagai media rekreatif dan hiburan, karya sastra juga mampu menjadi sarana penyampai kritik sosial atau potret kondisi masyarakat. Pembuat teks yang dalam hal ini adalah pengarang, menulis cerita dengan tema tertentu yang mengandung makna tertentu pula. Khalayak yang membaca cerita tersebut pun memiliki makna yang dibangunnya sendiri dalam memahami cerita. Penelitian analisis resepsi menekankan poin penting pada khalayak yang dapat memaknai sendiri teks yang dibacanya dan tidak selalu sejalan dengan ideologi media massa. Salah satu konsep penting dalam analisis resepsi adalah Encoding dan Decoding yang digagas oleh Stuart Hall. Pembuat pesan menciptakan pesan sedemikian rupa dnegan makna tertentu yang diharapkan dapat diterima khalayak. Namun, khalayak sendiri juga dapat memaknai teks tersebut secara khas dan belum tentu sejalan dengan apa yang dimaksudkan oleh pembuat pesan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kelas sosial ekonomi hingga kerangka berpikir dan pengetahuan yang dimiliki khalayak. Pembuat pesan atau media massa tidak memiliki kuasa untuk sepenuhnya mempengaruhi khalayak karena teks memiliki banyak makna atau polisemi. Peneliti mencoba melakukan penelitian analisis resepsi dengan menganalisis Decoding khalayak terhadap cerpen-cerpen karya Seno Gumira Ajidarma yang mengandung kritik sosial. Seperti telah disampaikan oleh Stuart Hall, dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa khalayak yang berbeda memaknai satu cerpen saja dengan berbeda-beda pula. Masing-masing khalayak memiliki pandangan, penangkapan, dan penafsiran sendiri yang mempengaruhi cara mereka memaknai cerpen yang mereka baca. Meski seluruh informan 119
2 penelitian merupakan pembaca karya-karya Seno, itu tidak menjamin mereka untuk selalu sependapat dengan apa yang disampaikan olehnya. Informan dalam penelitian ini adalah Rozi, Tia, Bajang, Nisa dan Daniel. Kesamaan di antara mereka berlima adalah sama-sama pembaca karya-karya Seno, meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda. Namun, di balik kesamaan tersebut, masing-masing informan memiliki perbedaan-perbedaan yang juga mempengaruhi cara mereka memaknai teks media, termasuk cerpen-cerpen Seno. Pemaknaan informan penelitian yang beragam terbagi dalam tiga posisi pembacaan, yakni dominant reading, negotiated reading, dan oppositional reading. Dalam penelitian analisis resepsi, peneliti akan memperoleh pemaknaan cerpen dari pandangan informan sendiri. Masing-masing posisi yang dihasilkan oleh informan tersebut merupakan kombinasi pengenalan dasar atau pemahaman menyeluruh terhadap teks serta interpretasi dan evaluasi terhadap makna berkenaan dengan kode teks yang relevan. Peneliti juga menilik bagaimana informan melihat makna yang tersirat di balik teks dan penerimaan atau penolakan khalayak terhadap teks. Informan yang berada pada posisi dominant reading berarti sejalan, paham, dan menyetujui apa yang disampaikan oleh Seno dalam cerpen-cerpennya. Sementara, informan yang berada pada posisi negotiated reading dapat menerima apa yang disampaikan Seno tetapi pada hal-hal tertentu saja yang sesuai pandangannya. Sisanya, informan menyatakan ketidaksetujuannya atau menyesuaikan dengan kondisi yang dialami sendiri oleh informan. Sedangkan informan dengan posisi oppositional reading berseberangan dengan apa yang disampaikan Seno. Mereka memahami makna yang ingin disampaikan oleh Seno tetapi melawannya berdasarkan pengalaman dan pandangannya sendiri yang bertentangan. Hal ini terjadi ketika informan memang memiliki kerangka berpikir atau pandangan yang berbeda dengan Seno. Terdapat satu posisi lagi pembacaan yang dilakukan oleh informan yakni aberrant Decoding. Aberrant Decoding adalah bentuk pembacaan teks yang menyimpang dari apa yang disampaikan pembuat teks. Aberrant Decoding dalam sejumlah penelitian bisa terjadi karena pengaruh latar belakang kebudayaan sehingga khalayak menciptakan makna yang 120
3 sama sekali berbeda. Namun, dalam penelitian ini, informan yang berada pada posisi aberrant Decoding tidak memahami makna cerpen Seno karena bahasanya yang penuh metafor sehingga informan menafsirkannya secara menyimpang dan tidak sesuai dengan yang dimaksudkan penulis lagu. Meski sama-sama membaca karya-karya Seno, tidak semua informan bertindak dengan cara yang sama. Tidak semua informan mengoleksi buku-buku karya Seno atau mengikuti berita terbaru tentangnya. Kesukaan mereka terhadap cerpen-cerpen Seno juga tidak lantas membuat mereka senantiasa menerima atau menyetujui sepenuhnya pesan-pesan dalam cerpen-cerpen tersebut. Kesukaan tersebut sama sekali tidak dapat menghalangi pandangan dan pendapat mereka yang beragam. Informan yang tampak sangat menggemari karya-karya Seno seperti Bajang, misalnya, justru banyak berada pada posisi negotiated reading. Tingkat kemampuan ekonomi, gaya hidup dan usia di sini tidak terlalu menentukan seberapa besar pemaknaan mereka akan sejalan dengan pesan yang disampaikan Seno Gumira Ajidarma. Sebagian besar pemaknaan lebih berdasarkan pada pengalaman pribadi, referensi media massa serta lingkar pegaulan informan. Terlihat bahwa meski Tia dan Rozi berada dalam kemampuan ekonomi yang berbeda, namun dalam proses pemaknaan, mereka justru seringkali memiliki pendapat yang serupa. Ada juga beberapa pemaknaan yang muncul didasarkan pada latar belakang pendidikan atau studi yang sedang didalami. Bajang yang terlihat sebagai penggemar berat karya-karya Seno dan memiliki hampir semua bukunya justru berada ada posisi negotiated reading dalam memaknai lima dari tujuh cerpen dan dua posisi dominant reading dalam dua cerpen lainnya. Sedangkan Rozi yang sama-sama menggemari dan memiliki buku karya-karya Seno Gumira Ajidarma seperti Bajang, berapa pada posisi dominant reading dalam memaknai ketujuh cerpen. Tia berada pada posisi dominant reading dalam memaknai enam dari tujuh cerpen dan posisi negotiated reading dalam satu cerpen. Nisa yang bukan penggemar berat karya-karya Seno Gumira Ajidarma dan tidak memiliki satu pun bukunya berada pada posisi dominant reading dalam memaknai tiga cerpen, negotiated reading dalam memaknai tiga cerpen, serta 121
4 aberrant Decoding dalam memaknai satu cerpen. Sedangkan pengalaman membaca sastra Nisa yang yang minim membuatnya gagal memahami makna sebuah cerpen. Hampir sama dengan Nisa, Daniel berada pada posisi dominant reading dalam memaknai empat dari tujuh cerpen, negotiated reading dalam memaknai tiga cerpen lainnya. Pengalaman membaca Daniel yang lebih banyak daripada Nisa (meskipun tidak sebanyak Rozi, Tia Bajang) membuatnya terhindar dari posisi aberrant Decoding seperti Nisa. Posisi pembacaan terbanyak dari keseluruhan informan adalah dominant reading. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena yang digambarkan dalam Kumpuan Cerpen Saksi Mata karya Seno memang isu yang dekat dengan keseharian dan pengalaman hidup informan. Penelitian ini setidaknya menunjukkan bagaimana kritik sosial yang disampaikan melalui karya sastra kemudian diterima atau ditolak oleh khalayak. Setiap pengarang yang menyampaikan pesan kritik sosial dalam karya-karyanya tentu berharap pesan tersebut tersampaikan pada masyarakat luas. Lebih jauh lagi, mereka juga berharap pesan kritik sosial dalam karya tersebut dapat membawa perubahan. Namun pengarang menyerahkan semuanya kepada pembaca. Mereka sekadar menciptakan karya, berusaha meramunya untuk dapat diterima pembaca, selanjutnya pembacalah yang menentukan sendiri bagaimana menangkap maknanya. Dari situ kita bisa melihat bahwa media massa, termasuk karya sastra, tidak memiliki kekuatan penuh untuk mempengaruhi pemaknaan khalayak apalagi sampai pada taraf mengubah pandangan dan perilaku. Khalayak tetaplah memiliki kuasanya sendiri dalam menghadapi teks media. Perubahan perilaku tidak terjadi semudah khalayak membaca teks. Perubahan perilaku yang berangkat dari teks bermuatan kritik sosial mungkin terjadi tetapi memerlukan faktor-faktor pendukung lainnya yang berbeda pada tiap-tiap khalayak. Penelitian ini menunjukkan bahwa kritik sosial yang informan dapatkan dari karya sastra sekadar memberikan pengetahuan dan pandangan baru mengenai dunia dan gambaran masyarakat. Terkadang kritik tersebut menguatkan pendapat yang telah mereka pegang sebelumnya. Namun secara lebih jauh, kritik tersebut 122
5 tidak serta-merta mengubah pandangan para informan secara keseluruhan. Setidaknya kritik tersebut hanya menyadarkan mereka pada keberagaman pandangan dan pemikiran dalam menyikapi sesuatu. B. Saran Setelah melakukan penelitian ini, peneliti memiliki saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya maupun untuk keperluan keilmuan lainnya, yakni: 1. Pemaknaan dari sisi teknik penulisan sastra dapat juga digali dari informan yang mendalami bidang tersebut, agar memperkaya temuan dari informan yang beragam latar belakangnya. 123
BAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian analisis resepsi menekankan poin penting terhadap khalayak yang dapat memaknai sendiri teks yang dibacanya dan tidak selalu sejalan dengan apa yang menjadi ideologi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap media, didalamnya mengandung sebuah pesan akan makna tertentu. Pesan tersebut digambarkan melalui isi dari media tersebut, bisa berupa lirik (lagu), alur cerita (film),
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Poin penting dari analisis resepsi adalah khalayak memiliki pemaknaan yang berbeda dalam suatu teks media. Khalayak tidak lagi dipandang dapat dengan mudah terpengaruh pesan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berangkat dari teori konstruksionis, analisis resepsi tentang Gafatar tersebut melihat 2 hal yaitu berita tentang Gafatar yang ditulis oleh media online merupakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Di negara-negara yang banyak mengalami pergulatan politik, novel menjadi salah satu media penyampai kritik. Di Indonesia, istilah jurnalisme dibungkam sastra melawan yang dilontarkan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. penonton Tuli (DAC Jogja) dan komunitas penonton non-tuli (MM Kine
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pada bagian ini peneliti akan menyimpulkan penerimaan penonton terhadap diskriminasi Tuli dalam Film Silenced, terhadap dua komunitas penonton Tuli (DAC Jogja) dan komunitas
Lebih terperinciPOLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )
POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Ilmu Komunikasi Oleh :
Lebih terperinciBAB V. Refleksi Hasil Penelitian
BAB V Refleksi Hasil Penelitian 5.2.1 Implikasi Teoritis Implikasi teoritis yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu media menciptakan pesan yang disampaikan kepada khalayak dan khalayak memaknai pesan
Lebih terperinciPOLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )
Poligami Dalam Film 37 ABSTRAK POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN 2006-2009) Rahmalia Dhamayanti Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN TENTANG APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE DI SURABAYA
BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN TENTANG APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE DI SURABAYA A. Temuan Penelitian Tentang Aplikasi Transportasi Online di Surabaya Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. diskriminasi Islam dalam film Fitna karya Geert Wilders. Dari konsep penerimaan
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pada bab ini peneliti akan menyimpulkan penerimaan penonton tentang diskriminasi Islam dalam film Fitna karya Geert Wilders. Dari konsep penerimaan penonton ini peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi baik secara verbal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa di zaman ini telah menjadi bagian wajib dari kehidupan manusia. Sadar atau tidak, media massa telah menempati posisi penting untuk memuaskan kebutuhan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil dari kebudayaan. Kelahiran sebuah karya sastra
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil dari kebudayaan. Kelahiran sebuah karya sastra didasari oleh pemikiran pengarang yang merupakan bagian dari masyarakat budaya. Maka, kepribadian,
Lebih terperinciPEMAKNAAN KHALAYAK TERHADAP INFORMASI KASUS PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE
PEMAKNAAN KHALAYAK TERHADAP INFORMASI KASUS PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE SUMMARY SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Departemen
Lebih terperinciANALISIS RESEPSI PEMBACA RAMALAN ZODIAK DI ASK FM LIGHTGIVERS
ANALISIS RESEPSI PEMBACA RAMALAN ZODIAK DI ASK FM LIGHTGIVERS Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi kehidupan diri sendiri, masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian sastra pada hakikatnya merupakan penerapan pendekatan ilmiah terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra tidak
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH
ANALISIS PENERIMAAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TERHADAP NILAI-NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DAN PLURALISME DALAM FILM? (TANDA TANYA) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Oleh : AHMAD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan
Lebih terperinciInterpretasi Pembaca Terhadap Materi Pornografi dalam. Komik Hentai Virgin Na Kankei
Interpretasi Pembaca Terhadap Materi Pornografi dalam Komik Hentai Virgin Na Kankei SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Strata I Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan dan Saran
BAB V Kesimpulan dan Saran Kampanye digital #AdaAQUA merupakan sebuah kampanye kesehatan yang mengedukasi masyarakat Indonesia khusunya adalah anak muda yang aktif untuk menyadari gejala dehidrasi ringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah diluncurkan. Kepopuleran Instagram juga membuatnya dibeli oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instagram merupakan salah satu media sosial yang sangat populer. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilannya menarik 7 juta pengguna dalam waktu 10 bulan setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar anggota masyarakat.
Lebih terperinciABSTRAK. Nama : Anike Puspita Yunita NIM : D2C Judul : Persepsi Khalayak tentang Aksi Demonstrasi FPI di Surat Kabar Suara Merdeka
ABSTRAK Nama : Anike Puspita Yunita NIM : D2C009002 Judul : Persepsi Khalayak tentang Aksi Demonstrasi FPI di Surat Kabar Suara Merdeka Pascareformasi, demonstrasi marak terjadi di berbagai daerah di tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperincistand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini meneliti bagaimana penerimaan pasangan remaja tentang romantic relationship di video stand up comedy Raditya Dika di Youtube. Selama ini, produk-produk media baik film,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ekspresi pengarang yang ditulis berdasarkan realita kehidupan masyarakat. Realita yang muncul dalam kehidupan masyarakat akan diolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 telah menyuratkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah harus berbasis teks. Bahasa Indonesia tidak dipandang sekadar mengajarkan pengetahuan berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini haruslah kita sadari benar-benar karena bahasa adalah alat komunikasi manusia. Suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra selalu dinikmati oleh pembaca karena tidak pernah terlepas dari sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan bahwa karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial karena manusia tidak akan bisa hidup sendiri. Manusia dalam menjalani kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang melingkupinya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana bentuk analisis yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menginterpretasikan atau memaknai film mengenai wacana bentuk analisis yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan yang
Lebih terperinciRESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin
RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin Email: buyunga50@gmail.com ABSTRACT The problem in this research was the reception of students
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Sebagaimana telah disinggung pada Bab 1 (hlm. 6), kehidupan masyarakat dapat mengilhami sastrawan dalam melahirkan sebuah karya. Dengan demikian, karya sastra dapat menampilkan gambaran
Lebih terperinciRESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG NASKAH PUBLIKASI
RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat komunikasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Analisis melalu komponen-komponen visual yang ditemukan pada karakter sticker LINE messenger Chocolatos pada tataran denotatif dan konotatif telah selesai dijelaskan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kurikulum 2013 tercatat sebagai perubahan ketiga selama era politik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 tercatat sebagai perubahan ketiga selama era politik reformasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang disebutsebut mengalami perombakan
Lebih terperinciInterpretasi Khalayak terhadap Berita-Berita Demonstrasi Mahasiswa di Surat Kabar Kompas
SUMMARY PENELITIAN Interpretasi Khalayak terhadap Berita-Berita Demonstrasi Mahasiswa di Surat Kabar Kompas Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya mengalami perubahan baik dari segi isi maupun bahasanya. Salah satu perubahan di dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dilakukan untuk menganalisis cerpen
Lebih terperinciSumary Penelitan. Interpretasi Khalayak terhadap Berita Konflik Papua di Televisi
Sumary Penelitan Interpretasi Khalayak terhadap Berita Konflik Papua di Televisi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film, menanggapi fenomena sosial tentang nasionalisme yang disinyalir mulai memudar.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinci2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dari proses belajar mengajar di kelas. Saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, persoalan gaya hdup menjadi sesuatu yang amat diperhatikan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, persoalan gaya hdup menjadi sesuatu yang amat diperhatikan oleh masyarakat. Bahkan,telah menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari penampilan keseharian.
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN. digunakan sebagai acuan dasar adalah teori Alan Swingewood. Dalam teorinya,
BAB III KESIMPULAN Penelitian ini menggunakan teori kekuasaan Lord Acton dan teori teokrasi St.Agustinus dengan pendekatan sosiologi sastra. Teori sosiologi sastra yang digunakan sebagai acuan dasar adalah
Lebih terperinciANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)
ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK) Oleh : Agung Nugroho A.310.010.128 Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. mengenai bagaimana khalayak meresepsi tayangan tragedi Mina 2015.
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ada beberapa catatan yang patut ditambahkan terkait dengan seluruh temuan dalam penelitian ini, yang selanjutnya akan merangkai utuh tesis yang berjudul Tayangan Tragedi Mina
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan tentang orang
68 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan tentang orang
Lebih terperinciAUDIENS DAN PROGRAM ACARA SEPAKBOLA DI TV PUBLIK
AUDIENS DAN PROGRAM ACARA SEPAKBOLA DI TV PUBLIK (Resepsi Audiens terhadap Program Acara Liga Italia Serie A di TVRI tentang Konsep Lembaga Penyiaran Publik) Cornel Dimas S.K. / Josep J. Darmawan Program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana kritik sosial yang berkaitan dengan fenomena kemiskinan yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menginterpretasikan atau memaknai film mengenai wacana kritik sosial yang berkaitan dengan fenomena kemiskinan yang terepresentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai sarana berpikir, tetapi juga sebagai hasil, bagian, dan kondisi kebudayaan (Laksana, 2009: 11). Bahasa sebagai hasil kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Gintings (2012: 4), proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Hal ini tidak dapat dipungkiri,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri se-kota Yogyakarta merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Ada tujuh sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbincangan tentang sastra dan perannya sebagai salah satu alat untuk melakukan kontrol sosial telah lama terjadi. Tak dapat dipungkiri bahwa sebuah karya sastra
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing
Lebih terperinciPEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI
PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh LISDA OKTAVIANTINA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia internasional mengakui wayang sebagai produk budaya dan kesenian asli Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Sastra banyak diminati masyarakat karena bersifat mendidik dan menghibur (sebagai bacaan). Selain
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. XVIII dan XIX. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu benda budaya yang dapat ditinjau dan ditelaah dari berbagai sudut. Teks-teks sastra bersifat multitafsir atau multiinterpretasi. Isi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, serta menyampaikan
Lebih terperinciANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia
Lebih terperinciBagian 1 AGUS PRIBADI 1
Bagian 1 Kiat 1. Menangkap Ide Kiat 2. Dari Mana Datangnya Ide? Kiat 3. Menggali Lokalitas Kiat 4. Memilih Judul Kiat 5. Menulis Paragraf Pembuka Kiat 6. Menulis Isi Cerpen Kiat 7. Menulis Paragraf Akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra. Pada kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang tujuannya untuk menuangkan ide, pikiran, dan perasaan penulis dalam bentuk
Lebih terperinciPENERIMAAN KHALAYAK TERHADAP ACARA MEWUJUDKAN MIMPI INDONESIA. Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1
PENERIMAAN KHALAYAK TERHADAP ACARA MEWUJUDKAN MIMPI INDONESIA Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu ciri paling khas yang manusiawi yang membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106). Secara tradisional bahasa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciPENERIMAAN KHALAYAK TERHADAP NILAI NASIONALISME DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA
JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA PENERIMAAN KHALAYAK TERHADAP NILAI NASIONALISME DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA Ruthantika Cahya Linadi, Prodi Ilmu
Lebih terperinci