1 Analisis Awal. 1.1 Analisis Hidrologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 Analisis Awal. 1.1 Analisis Hidrologi"

Transkripsi

1 1 Analisis Awal 1.1 Analisis Hidrologi Peran analisis hidrologi dalam desain jembatan yang melintasi sungai adalah pada aspek keamanan jembatan terhadap aliran banjir di sungai. Struktur atas jembatan harus cukup tinggi sehingga gelagar dan lantai terhindar dari limpasan air banjir. Pangkal, pilar, dan fondasi jembatan harus aman terhadap risiko gerusan dasar sungai. Risiko ini bertambah besar apabila dasar sungai mengalami penurunan (degradasi). Langkah kerja pada analisis hidrologi mencakup perhitungan debit aliran banjir, perhitungan profil muka air banjir, dan estimasi kedalaman gerusan dasar sungai. Paragraf- paragraf di bawah ini memaparkan langkah analisis hidrologi di Jembatan BH Kali Papah Perhitungan Debit Banjir Di hilir Jembatan BH Kali Papah dijumpai sebuah bendung irigasi, Bendung Papah. Jarak bendung dari jembatan lebih kurang 390 meter. Dari gambar situasi yang dicuplik dari program aplikasi Maps Versi 1.0 (Gambar 1), tampak bahwa alur sungai antara jembatan dan bendung relatif lurus, lebar alur relatif seragam, dan tidak tampak adanya pertemuan atau percabangan alur sungai. Dengan posisi yang sangat dekat dan situasi alur seperti ini, maka dapat diperkirakan bahwa debit aliran di Jembatan BH sama dengan debit aliran di Bendung Papah. Dengan demikian, debit aliran banjir di Jembatan BH dapat dihitung berdasarkan data debit aliran di Bendung Papah. Laiknya sebuah bendung, maka di Bendung Papah pastilah ada catatan historis debit aliran. BH 2016 Kali Papah Kali Papah Bendung Papah Gambar 1. Denah situasi Kali Papah di sekitar Jembatan Kereta Api BH 2016 dan Bendung Papah; bendung berada lebih kurang 390 meter di hilir jembatan (Maps Version 1.0). 1

2 Bendung Papah, menurut informasi dari Dinas Pengairan Kabupaten Kulonprogo, merupakan bendung irigasi yang melayani salah satu dari lima daerah irigasi besar di Kabupaten Kulonprogo, yaitu Daerah Irigasi (DI) Papah. Daerah irigasi ini meliputi tiga wilayah kecamatan, yaitu wilayah Kecamatan Lendah, sebagian wilayah Kecamatan Pengasih, dan sebagian wilayah Kecamatan Sentolo. Dengan asumsi bahwa debit aliran banjir Kali Papah di Jembatan BH adalah sama dengan debit banjir di Bendung Papah, maka debit banjir di Jembatan BH dihitung dan ditetapkan berdasarkan data historis debit aliran di Bendung Papah. Dari Dinas Pengairan Kabupaten Kulonprogo, telah diperoleh data debit aliran (harian) di Bendung Papah pada periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September Debit banjir rancangan dihitung berdasarkan debit maksimum setiap tahun. Dengan panjang data 6 tahun, diperoleh 6 nilai debit maksimum tahunan, atau yang dikenal sebagai annual series. Jumlah data seperti ini, tentu saja tidak cukup untuk keperluan perhitungan debit banjir rancangan. Salah satu cara untuk menambah jumlah data adalah dengan memilih tidak hanya satu nilai debit per tahun data, tetapi dengan memilih debit yang memiliki nilai lebih besar daripada suatu nilai batas bawah (threshold). Data debit yang diperoleh dengan cara ini dikenal sebagai partial series. Kelemahan partial series adalah adanya risiko bahwa debit banjir rancangan yang diperoleh lebih kecil daripada nilai yang seharusnya. Oleh karena itu, pada analisis tahap lanjut, akan diupayakan untuk mendapatkan data debit yang lebih panjang. Gambar 2 menampilkan data debit aliran di Bendung Papah pada periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2014 dalam bentuk grafik. Pada gambar tersebut, debit harian ditampilkan dengan simbol bulat berlubang. Pada gambar ditampilkan pula debit maksimum setiap tahun (annual series), yang ditunjukkan dengan simbol berbentuk bulat blok penuh. Tampak bahwa sebagian besar debit harian di Bendung Papah bernilai lebih kecil daripada 5 m 3 /s. Keenam nilai debit maksimum tahunan berkisar antara 5.3 m 3 /s sampai dengan 28 m 3 /s. 30 annual series Debit [m 3 /s] Jan Jan Jan Jan Dec Dec Dec- 14 Gambar 2. Debit harian di Bendung Papah pada periode 1 Januari 2009 s.d. 30 September 2014; simbol bulat blok penuh menunjukkan debit maksimum periode satu tahun (annual series). 2

3 Tabel 1 menyajikan rangkuman besaran statistis debit aliran di Bendung Papah periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September Memperhatikan tabel tersebut, tampak bahwa aliran di Kali Papah, secara rata- rata memiliki debit yang kecil, yaitu sekira 1.5 m 3 /s dengan simpangan baku sekira 1 m 3 /s. Nilai- nilai debit maksimum pada kolom kedua pada Tabel 1 adalah annual series debit harian maksimum di Bendung Papah. Debit maksimum adalah dasar untuk perhitungan debit banjir rancangan. Tabel 1. Statistika debit harian di Bendung Papah pada periode 1 Januari 2009 s.d. 30 September 2014 Tahun Debit aliran [m 3 /s] Maksimum Minimum Rata- rata Simpangan baku Untuk keperluan penetapan debit banjir rancangan di Jembatan BH- 2016, annual series yang terdiri dari 6 data debit maksimum adalah tidak cukup panjang. Secara teoretis, semakin panjang data (ukuran sampel semakin besar), maka kelayakan hasil hitungan debit banjir rancangan semakin tinggi. Tidak ada acuan pasti mengenai jumlah data atau ukuran sampel ini, namun praktik yang lazim menyatakan bahwa jumlah data hendaknya tidak kurang daripada 20 (tahun). Hal ini akan diupayakan pada tahap kerja selanjutnya. Pada tahap pekerjaan saat ini, jumlah data debit maksimum ditingkatkan dengan menerapkan partial series pada data debit harian di Bendung Papah. Partial series disusun dengan cara memilih data harian yang lebih besar daripada suatu nilai batas bawah (threshold value). Hasil pencermatan pada data debit harian di Bendung Papah (Gambar 2) menunjukkan adanya beberapa debit pada tahun- tahun 2012 dan 2013 yang lebih besar daripada debit maksimum pada Memperhatikan hal ini, maka debit maksimum pada 2009, yaitu 5.3 m 3 /s, ditetapkan sebagai nilai batas bawah partial series. Dengan batas ini, maka diperoleh 12 nilai debit harian maksimum, yaitu 6 debit seperti pada annual series dan 6 debit dari data debit pada 2012 dan Gambar 3 menyajikan data debit harian Bendung Papah periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September Simbol lingkaran besar pada gambar tersebut menandai debit maksimum partial series. Jumlah data pada partial series telah menjadi dua kali lipat jumlah data annual series, yaitu 12 data pada partial series dibandingkan dengan 6 data pada annual series. Walau demikian, jumlah data pada partial series sesungguhnya masih belum cukup banyak untuk mendapatkan hasil hitungan debit banjir rancangan yang layak. Penambahan jumlah data dapat dilakukan dengan penurunan nilai batas bawah partial series. Hal ini tidak dilakukan pada pekerjaan ini karena penurunan nilai batas bawah akan meningkatkan risiko pengecilan debit banjir rancangan atau, dengan kata lain, semakin besar risiko melakukan under- estimate debit banjir rancangan. Tabel 2 merangkum nilai- nilai debit maksimum di Bendung Papah yang diperoleh dari pemilihan data debit harian periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2014 dengan cara partial series. Tampak bahwa periode menyumbang 8 data. Hal ini menunjukkan pula bahwa periode ini, secara hidrologis, merupakan periode basah. 3

4 30 25 partial series Debit aliran [m 3 /s] Jan Jan Jan Jan Dec Dec Dec- 14 Gambar 3. Pemilihan debit aliran maksimum (partial series) di Bendung Papah dari debit harian periode 1 Januari 2009 s.d. 30 September 2014 dengan batas bawah debit maksimum 5.3 m 3 /s; simbol bulat besar menandai debit maksimum partial series. Tabel 2. Debit aliran maksimum di Bendung Papah yang merupakan partial series dari debit harian periode 1 Januari 2009 s.d. 30 September Nomor Tanggal Debit aliran [m 3 /s] Apr May May Jan Feb Mar Dec Feb Mar Jun Dec Feb Debit banjir lazim dinyatakan sebagai debit aliran maksimum yang memiliki peluang atau probabilitas kejadian tertentu. Probabilitas kejadian sering pula dinyatakan dengan terminologi kala ulang, yaitu selang waktu atau antar waktu rata- rata antara dua kejadian debit aliran tersebut, ditinjau dalam rentang waktu yang sangat lama. Secara teknis, hubungan antara probabilitas kejadian dan kala ulang suatu debit banjir dinyatakan dengan persamaan berikut: prob Q > Q = 1 T 4

5 Persamaan di atas menyatakan bahwa probabilitas debit aliran Q melampaui debit aliran yang memiliki kala ulang T tahun, Q T, adalah 1/T pada setiap tahun. Sebagai contoh, debit aliran maksimum pada suatu tahun memiliki probabilitas atau kemungkinan 10% melampaui debit aliran kala ulang 10 tahun. Semakin besar kala ulang suatu debit, maka semakin kecil probabilitas debit aliran akan melampaui debit yang memiliki kala ulang tersebut. Untuk keperluan desain jembatan kereta api, dapat dipilih debit aliran dengan kala ulang 100 tahun sebagai debit rancangan. Dengan pilihan debit ini, maka risiko bahwa debit aliran akan melebihi debit rancangan adalah 1% setiap tahun. Perhitungan debit aliran yang memiliki kala ulang, Q T, yang nantinya akan dipilih sebagai debit banjir rancangan dilakukan dengan analisis cara statistis, yaitu analisis frekuensi, terhadap data debit maksimum partial series pada Tabel 2. Analisis frekuensi untuk penghitungan debit kala ulang pada dasarnya adalah pencocokan sebaran data debit aliran dengan distribusi teoretis variabel random kontinu dan memakai distribusi teoretis tersebut untuk memprediksi nilai debit kala ulang. Distribusi variabel random kontinu yang lazim cocok dengan sebaran data debit aliran maksimum antara lain adalah Distribusi Gumbel, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson Tipe III, dan Distribusi Normal. Langkah analisis frekuensi terhadap data debit aliran maksimum adalah sebagai berikut: 1) pengurutan data debit aliran maksimum (Tabel 2) dari nilai terkecil ke nilai terbesar, 2) penyajian data debit pada grafik probabilitas (kurva cdf, cumulative distribution function) distribusi teoretis, 3) uji kecocokan sebaran data debit terhadap distribusi teoretis, dan 4) prediksi nilai debit aliran pada berbagai nilai kala ulang. Penyajian data debit aliran pada grafik probabilitas distribusi teoretis dilakukan dengan cara transformasi koordinat yang menghasilkan kurva cdf garis lurus. Dengan cara ini, debit maksimum yang memiliki kala ulang T tahun, Q T, dinyatakan dengan persamaan berikut (Chow et al., 1988) 1 : Q = Q + s K Dalam persamaan di atas, Q adalah debit aliran yang memiliki kala ulang T tahun, Q adalah debit rata- rata berdasarkan data sampel, s adalah simpangan baku debit aliran berdasarkan data sampel, dan K adalah faktor frekuensi. Faktor frekuensi merupakan fungsi jenis distribusi teoretis dan kala ulang. Pada distribusi Log Normal dan Log Pearson Tipe III, persamaan di atas diterapkan pada nilai logaritma debit aliran maksimum (Tabel 2). Jika Y = log Q, maka persamaan debit aliran yang memiliki kala ulang T tahun dapat dituliskan sebagai berikut: Y = Y + s K Dalam persamaan di atas, Y adalah nilai rata- rata logaritma debit aliran maksimum dan s adalah simpangan baku logaritma debit aliran maksimum. Debit aliran yang memiliki kala ulang T tahun adalah anti logaritma dari Y, Q = 10. Kecocokan sebaran data debit aliran dengan suatu distribusi teoretis diuji dengan dua cara, yaitu Uji Smirnov- Kolmogorov dan Uji Chi- kuadrat (Haan, 1982) 2. Uji Smirnov- 1 Chow, Ven Te, Maidment, David R., and Mays, Larry W., 1988, Applied Hydrology, McGraw Hill, New York. 2 Haan, Charles T., 1982, Statistical Methods in Hydrology, The Iowa State University Press, Ames, Iowa. 5

6 Kolmogorov mensyaratkan bahwa selisih maksimum antara cdf teoretis dan cdf data debit aliran tidak melebihi suatu angka kritis: "#$ = max P Q P Q < D "#$#% Dalam persamaan di atas, P Q adalah probabilitas kumulatif debit aliran menurut distribusi teoretis, P Q adalah probabilitas kumulatif menurut data debit aliran maksimum, dan D "#$#% adalah nilai batas yang telah ditetapkan sebagai fungsi distribusi teoretis. Tabel D "#$#% dapat diperoleh dari buku Statistical Methods in Hydrology (Haan, 1982). Probabilitas kumulatif menurut data diperoleh dari persamaan: P Q = m n + 1 Dalam persamaan di atas, m adalah nomor urut data debit aliran maksimum setelah seri data debit aliran maksimum (Tabel 2) diurutkan dari nilai kecil ke besar dan n adalah jumlah data debit aliran maksimum. Uji Chi- kuadrat menguji kecocokan sebaran data terhadap suatu distribusi teoretis dengan mensyaratkan bahwa kesalahan (simpangan) pdf (probability density function) data debit aliran maksimum terhadap pdf teoretis tidak melebihi suatu nilai kritis dengan tingkat keyakinan (1 α). Simpangan pdf dapat didekati dengan simpangan frekuensi relatif data terhadap frekuensi relatif teoretis. Statistika uji pada Uji Chi- kuadrat adalah (Haan, 1982): χ = O E E < χ, Dalam persamaan di atas, O adalah frekuensi relatif data pada rentang klas ke- i, E adalah frekuensi relatif teoretis pada rentang klas ke- i, k adalah jumlah rentang klas pada tabel frekuensi, p adalah jumlah parameter yang diperoleh dari data, dan χ, adalah nilai chi- kuadrat dengan tingkat keyakinan (1 α) dan derajat kebebasan (k p 1). Analisis frekuensi terhadap data debit aliran maksimum dilakukan dengan bantuan program aplikasi AProb_4 yang dibuat oleh Istiarto ( Program aplikasi ini tidak hanya melakukan hitungan analisis frekuensi, namun menampilkan pula grafik cdf data dan distribusi teoretis menurut tranformasi koordinat cara Chow et al. (1988) yang menampilkan cdf distribusi teoretis sebagai garis lurus. Gambar 4 sampai dengan Gambar 7, masing- masing, menyajikan kurva cdf berdasarkan data debit aliran maksimum di Bendung Papah dan cdf teoretis menurut Distribusi Gumbel, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson Tipe III, dan Distribusi Normal. Pada setiap gambar, garis utuh adalah kurva cdf teoretis, sedangkan garis putus- utus adalah batas bawah dan batas atas rentang keyakinan cdf dengan tingkat keyakinan 90%. Dari keempat grafik, tampak secara visual bahwa sebaran data debit aliran maksimum di Bendung Papah lebih cocok ke Distribusi Log Normal atau Log Pearson Tipe III daripada ke Distribusi Gumbel maupun Distribusi Normal. Untuk menelaah kecocokan sebaran data debit aliran maksimum di Bendung Papah dengan distribusi teoretis, dilakukan pengujian kecocokan (goodness of fit test) dengan metode Uji Smirnov- Kolmogorov dan Uji Chi- kuadrat. Tabel 3 menyajikan rangkuman hasil kedua uji kecocokan ini. Tampak bahwa Uji Smirnov- Kolmogorov menyatakan bahwa keempat distribusi teoretis, yaitu Distribusi Gumbel, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson Tipe III, dan Distribusi Normal, dapat menggambarkan sebaran data debit aliran maskimum di Bendung Papah dengan baik. Sebaliknya, Uji Chi- kuadrat menunjukkan bahwa keempat distribusi teoretis tersebut tidak cocok dengan sebaran data debit aliran maksimum di Bendung Papah. 6

7 Dengan mempertimbangkan bahasan yang dipaparkan pada dua paragraf yang mendahului paragraf ini, maka dipilih Distribusi Log Normal dan Distribusi Log Pearson Tipe III sebagai distribusi yang dapat menggambarkan sifat sebaran data debit aliran maksimum di Bendung Papah. Gambar 4. Pola sebaran debit aliran maksimum di Bendung Papah menurut Distribusi Gumbel. Gambar 5. Pola sebaran debit aliran maksimum di Bendung Papah menurut Distribusi Log Normal. 7

8 Gambar 6. Pola sebaran debit aliran maksimum di Bendung Papah menurut Distribusi Log Pearson Tipe III. Gambar 7. Pola sebaran debit aliran maksimum di Bendung Papah menurut Distribusi Normal. 8

9 Tabel 3. Hasil uji kecocokan sebaran data debit aliran maksimum di Bendung Papah terhadap distribusi teoretis variabel random kontinu Distribusi teoretis Gumbel Log Normal Log Pearson Tipe III Normal Uji kecocokan Hasil uji Uji Smirnov- Kolmogorov Lulus Lulus Lulus Lulus Δ maksimum Uji Chi- kuadrat *) Gagal Gagal Gagal Gagal χ *) Tingkat keyakinan (1 α) = 90%. Berdasarkan kecocokan sebaran data debit aliran maksimum di Bendung Papah dengan Distribusi Log Normal dan Log Pearson Tipe III, maka debit aliran pada berbagai nilai kala ulang dapat dihitung. Tabel 4 menyajikan hasil hitungan ini. Tabel ini juga mencantumkan debit aliran menurut Distribusi Gumbel dan Distribusi Normal, walaupun kedua distribusi ini tidak dipilih sebagai jenis distribusi yang cocok dengan sifat sebaran data debit aliran di Bendung Papah. Nilai- nilai debit aliran menurut kedua distribusi teoretis ini dicantumkan sebagai pembanding nilai- nilai debit aliran menurut distribusi teoretis yang dipilih, yaitu Distribusi Log Normal dan Distribusi Log Pearson Tipe III. Dengan pertimbangan bahwa analisis frekuensi yang dilakukan di sini adalah menggunakan data partial series, yang memiliki risiko under- estimation terhadap nilai debit aliran maksimum, maka debit banjir rancangan di Jembatan BH ditetapkan pada nilai debit kala ulang 100 tahun menurut Distribusi Log Pearson Tipe III, yaitu Q 100 = 47 m 3 /s. Tabel 4. Debit aliran di Bendung Papah pada berbagai nilai kala ulang Kala ulang [tahun] Debit aliran [m 3 /s] menurut distribusi teoretis Gumbel Log Normal Log Pearson Tipe III Normal Perhitungan Profil Muka Air Banjir Profil muka air banjir di sepanjang alur Kali Papah di sekitar Jembatan BH diperlukan untuk memeriksa posisi struktur atas jembatan (gelagar dan lantai jembatan) terhadap muka air banjir. Pada tahap analisis awal ini, perhitungan profil muka air banjir belum dilakukan. Profil muka air banjir di sepanjang alur Kali Papah di sekitar Jembatan BH akan dilakukan dengan bantuan program aplikasi HEC- RAS (Hydrologic Engineering Center, 2010) yang dikembangkan oleh Waterway Experimental Station, US Army Corps of Engineers. HEC- RAS merupakan model hidrodinamika 1D yang cocok untuk memodelkan aliran di sungai. HEC- RAS mampu memodelkan aliran permanen atau tak permanen di 9

10 alur sungai yang berupa jaring sungai, serta mampu pula memodelkan aliran melalui berbagai jenis struktur hidraulik, baik struktur melintang sungai seperti jembatan, gorong- gorong, bendung, pintu air, dan pompa air, maupun struktur sejajar sungai seperti tanggul, pelimpah samping, dan kawasan detensi atau retensi. HEC- RAS adalah program aplikasi bebas (freeware). File program aplikasi HEC- RAS dapat didownload dari situsweb ras/downloads.aspx. Panjang alur Kali Papah yang akan dimodelkan untuk mendapatkan profil muka air banjir di sekitar Jembatan BH direncanakan sekira 2 sampai 3 kilometer. Bendung Papah akan menjadi batas hilir model. Geometri sungai akan dimodelkan berdasarkan profil sungai hasi pengukuran topografi yang telah selesai dikerjakan Prediksi Kedalaman Gerusan Dasar Sungai Prediksi kedalaman gerusan dasar sungai, pada tahap pekerjaan analisis awal saat ini, belum dilaksanakan. Prediksi kedalaman gerusan dapat dilakukan setelah simulasi aliran banjir di Kali Papah pada perhitungan profil muka air banjir telah selesai dikerjakan. Hal ini disebabkan prediksi kedalaman gerusan dasar sungai membutuhkan informasi kedalaman aliran dan kecepatan aliran. Informasi ini merupakan hasil hitungan pada perhitungan profil muka air banjir. Data lain yang dibutuhkan untuk melakukan prediksi kedalaman dasar sungai adalah geometri pangkal jembatan, pilar jembatan, fondasi jembatan, serta jenis tanah dasar dan diameter butir material dasar sungai. Hasil prediksi kedalaman dasar sungai diperlukan sebagai kontrol terhadap keamanan jembatan ditinjau dari sisi sungai dan aliran banjir. 2 Daftar Pustaka Chow, Ven Te, Maidment, David R., and Mays, Larry W., 1988, Apllied Hydrology, McGraw Hill, New York. Haan, Charles T., 1982, Statistical Methods in Hydrology, The Iowa State University Press, Ames, Iowa. Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC- RAS River Analysis System, User s Manual, Version 4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA. diakses pada Oktober

BAB IV ANALISA DATA Ketersediaan Data

BAB IV ANALISA DATA Ketersediaan Data BAB IV ANALISA DATA 4.1. Ketersediaan Data Sebelum melakukan perhitungan teknis normalisasi terlebih dahulu dihitung besarnya debit banjir rencana. Besarnya debit banjir rencana dapat ditentukan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dimana air tersebut melimpah terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada dataran banjir

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan ANALISIS FREKUENSI. Statistika dan Probabilitas

Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan ANALISIS FREKUENSI. Statistika dan Probabilitas Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan ANALISIS FREKUENSI Statistika dan Probabilitas 2 Regresi Linear Tabel data x i y i = f(x i ) 1 0.5 2 2.5 3 2 4 4 5 3.5 6 6

Lebih terperinci

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI Seminar Nasional IX - 13Teknik Sipil ITS Surabaya PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI Albert Wicaksono 1, Doddi Yudianto 2, Bambang Adi

Lebih terperinci

Program Aplikasi Analisis Frekuensi Menggunakan Visual Basic 2010

Program Aplikasi Analisis Frekuensi Menggunakan Visual Basic 2010 Program Aplikasi Analisis Frekuensi Menggunakan Visual Basic 2010 Restu Wigati Email: rezt.wiga@gmail.com, thisis.meta@gmail.com Soelarso Metadilisa Habi Abstract. Analisis frekuensi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan keaslian penelitian. 1.1. Latar Belakang Pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses hidrologi, karena jumlah kedalaman hujan (raifall depth) akan dialihragamkan menjadi aliran, baik melalui

Lebih terperinci

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

STATISTIKA. Tabel dan Grafik STATISTIKA Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan jelas. Salah satu pengorganisasian data statistik adalah dengan: tabel grafik Organisasi

Lebih terperinci

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1) 1 ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI Elma Yulius 1) 1) Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam 45 Bekasi E-mail: elmayulius@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

1 Djoko Luknanto

1 Djoko Luknanto Kuliah BTA oleh Prof. Ir. Pragnjono Mardjikoen JTSL FT UGM http://luk.staff.ugm.ac.id/bta/ 1 Djoko Luknanto Kuliah BTA oleh Prof. Ir. Pragnjono Mardjikoen JTSL FT UGM http://luk.staff.ugm.ac.id/bta/

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN Redesain Bendungan Way Apu Kabpaten Buru Provinsi Maluku PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN Ichsan Rizkyandi, Bambang

Lebih terperinci

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit Standar Nasional Indonesia ICS 93.140 Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 PENGOLAHAN DATA HIDROLOGI 4.1.1 Data Curah Hujan Curah hujan merupakan data primer yang digunakan dalam pengolahan data untuk merencanakan debit banjir. Data ini diambil dari

Lebih terperinci

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17.  Statistika Teknik. Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada Statistika Teknik Tabel dan Grafik Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan

Lebih terperinci

BAB III METODA ANALISIS

BAB III METODA ANALISIS BAB III METODA ANALISIS 3.1 Metodologi Penelitian Sungai Cirarab yang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki panjang sungai sepanjang 20,9 kilometer. Sungai ini merupakan sungai tunggal (tidak mempunyai

Lebih terperinci

Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek

Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek D125 Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek Faradilla Ayu Rizki Shiami, Umboro Lasminto, dan Wasis Wardoyo Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR,

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisa Harga Saham BBCA Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, penulis akan menganalisa pergerakan harga saham BBCA. Data yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS METODE INTENSITAS HUJAN PADA STASIUN HUJAN PASAR KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS METODE INTENSITAS HUJAN PADA STASIUN HUJAN PASAR KAMPAR KABUPATEN KAMPAR ANALISIS METODE INTENSITAS HUJAN PADA STASIUN HUJAN PASAR KAMPAR KABUPATEN KAMPAR Andy Hendri 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau andyh_pku@yahoo.co.id ABSTRAK Besarnya intensitas

Lebih terperinci

Mengekspresikan Hubungan Harmoni antara Umur Layanan dan Risiko dalam Infrastruktur Bangunan Air

Mengekspresikan Hubungan Harmoni antara Umur Layanan dan Risiko dalam Infrastruktur Bangunan Air Mengekspresikan Hubungan Harmoni antara Umur Layanan dan Risiko dalam Infrastruktur Bangunan Air Soedarwoto Hadhisiswoyo Dosen Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Unpar-Bandung Email: soedarwoto_hadhisiswoyo@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK Dalam mempelajari perilaku hidraulika lairan, perlu dilakukan permode;lan yang menggambarkan kondisi sebuah saluran. Permodelan dapat dilakukan dengan menggunakan software

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 137 Vol. 2, No. 2 : 137-144, September 2015 ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT PUNCAK DENGAN METODE RASIONAL DI MATARAM Analysis of Characteristics

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL Joni Ardianto 1)., Stefanus Barlian S 2)., Eko Yulianto, 2) Abstrak Banjir merupakan salah satu fenomena alam yang sering membawa kerugian baik harta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Hidrologi Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau Science de la Terre) yang secara khusus mempelajari tentang siklus hidrologi atau siklus air

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1 ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS.1 Agung Tejo Kusuma*, Nanang Saiful Rizal*, Taufan Abadi* *Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas BAB III METODA ANALISIS 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas 273.657 km 2 dan memiliki sub DAS Dodokan seluas 36.288 km 2. Sungai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA Latar Belakang Pembangunan perumahan Graha Natura di kawasan jalan Sambikerep-Kuwukan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

Lebih terperinci

Digunakan untuk menetapkan besaran hujan atau debit dengan kala ulang tertentu.

Digunakan untuk menetapkan besaran hujan atau debit dengan kala ulang tertentu. ANALISIS FREKUENSI Digunakan untuk menetapkan besaran hujan atau debit dengan kala ulang tertentu. Dapat dilakukan untuk seri data yang diperoleh dari rekaman data baik data hujan / debit. Didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Identifikasi kebutuhan Data

BAB III METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Identifikasi kebutuhan Data BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam suatu perencanaan konstruksi dan rencana pelaksanaan perlu adanya metodologi yang baik dan benar karena metodologi merupakan acuan untuk menentukan langkah langkah

Lebih terperinci

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2720 (201928X Print) C82 Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur Aninda Rahmaningtyas, Umboro Lasminto, Bambang

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG

PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG ALBERT WICAKSONO*, DODDI YUDIANTO 1 DAN JEFFRY GANDWINATAN 2 1 Staf pengajar Universitas Katolik Parahyangan 2 Alumni

Lebih terperinci

3.5 Teori kesebangunan Prinsip penskalaan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Studi awal (studi pustaka) Studi lapangan

3.5 Teori kesebangunan Prinsip penskalaan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Studi awal (studi pustaka) Studi lapangan DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....i HALAMAN PENGESAHAN....ii HALAMAN MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAKSI... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah 15 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di sepanjang daerah rendaman Sungai Cisangkuy di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. (Sumber : Foto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. topik permasalahan yang lebih fokus. Analisa kinerja sistem polder Pluit ini dibantu

BAB III METODOLOGI. topik permasalahan yang lebih fokus. Analisa kinerja sistem polder Pluit ini dibantu BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Awal dari studi ini adalah identifikasi masalah yang mengarahkan penelitian pada topik permasalahan yang lebih fokus. Analisa kinerja sistem polder Pluit ini

Lebih terperinci

Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)

Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) Fakultas : Teknik Jurusan : Teknik Sipil Nama matakuliah : HIDROLOGI Kode/SKS : TKS 1202 /2 SKS Prasyarat : - Status : Wajib Deskripsi singkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Sistematika Penyajian Laporan...

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Sistematika Penyajian Laporan... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan

Lebih terperinci

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : RISANG RUKMANTORO 0753010039 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA A. Analisis Hidrologi 1. Curah Hujan Rencana Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi

Lebih terperinci

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (1) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) C-35 Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik Gemma Galgani Tunjung Dewandaru, dan Umboro Lasminto

Lebih terperinci

PEMILIHAN DISTRIBUSI PROBABILITAS PADA ANALISA HUJAN DENGAN METODE GOODNESS OF FIT TEST

PEMILIHAN DISTRIBUSI PROBABILITAS PADA ANALISA HUJAN DENGAN METODE GOODNESS OF FIT TEST PEMILIHAN DISTRIBUSI PROBABILITAS PADA ANALISA HUJAN DENGAN METODE GOODNESS OF FIT TEST Togani Cahyadi Upomo 1, Rini Kusumawardani 2 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA NERACA AIR DAERAH PENGALIRAN SUNGAI LOGUNG. Disusun Oleh : Ir. Bambang Pudjianto, MT NIP.

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA NERACA AIR DAERAH PENGALIRAN SUNGAI LOGUNG. Disusun Oleh : Ir. Bambang Pudjianto, MT NIP. LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA NERACA AIR DAERAH PENGALIRAN SUNGAI LOGUNG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Strata I Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1 Ketersediaan Data Hidrologi 4.1.1 Pengumpulan Data Hidrologi Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi (hydrologic phenomena).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisis tinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data. Data tersebut digunakan sebagai perhitungan stabilitas maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung. Gambar 3. 1 Denah lokasi kolam retensi taman lansia (Sumber:

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Curah Hujan Drainase adalah ilmu atau cara untuk mengalirkan air dari suatu tempat, baik yang ada dipermukaan tanah ataupun air yang berada di dalam lapisan tanah, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA 4.1 Tinjauan Umum Dalam merencanakan normalisasi sungai, analisis yang penting perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan untuk

Lebih terperinci

Gambar 1.1 DAS Ciliwung

Gambar 1.1 DAS Ciliwung BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kali Ciliwung merupakan salah satu kali yang membelah Provinsi DKI Jakarta. Kali Ciliwung membentang dari selatan ke utara dengan hulunya berada di Kabupaten

Lebih terperinci

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (1) 1-1 Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik Gemma Galgani T. D., Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

Analisa Frekuensi dan Probabilitas Curah Hujan

Analisa Frekuensi dan Probabilitas Curah Hujan Analisa Frekuensi dan Probabilitas Curah Hujan Rekayasa Hidrologi Universitas Indo Global Mandiri Norma Puspita, ST.MT Sistem hidrologi terkadang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang luar biasa, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jembatan adalah suatu konstruksi yang menghubungkan dua bagian jalan

BAB I PENDAHULUAN. Jembatan adalah suatu konstruksi yang menghubungkan dua bagian jalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan adalah suatu konstruksi yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus karena suatu rintangan, baik itu karena sungai, danau, kali, atau jalan raya. Menurut

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-1 Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur Made Gita Pitaloka dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pengujian dilakukan di Laboratorium Keairan dan Lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Didapatkan hasil dari penelitian dengan aliran superkritik

Lebih terperinci

PEMODELAN HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI TUKAD PAKERISAN DENGAN SOFTWARE HEC-HMS TUGAS AKHIR

PEMODELAN HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI TUKAD PAKERISAN DENGAN SOFTWARE HEC-HMS TUGAS AKHIR PEMODELAN HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI TUKAD PAKERISAN DENGAN SOFTWARE HEC-HMS TUGAS AKHIR Oleh : Gede Ariahastha Wicaksana NIM : 1104105102 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pergerakan Harga Saham Pergerakan harga harian indeks LQ45 dan lima saham perbankan yang termasuk dalam kelompok LQ45 selama periode penelitian ditampilkan dalam bentuk

Lebih terperinci

U JIAN TENGAH SEMESTER S TATISTIKA

U JIAN TENGAH SEMESTER S TATISTIKA U JIAN TENGAH SEMESTER S TATISTIKA DR. IR. ISTIARTO, M.ENG. JUMAT, 1 NOVEMBER 1 15 MENIT OPEN BOOK TANPA KOMPUTER S OAL A Produksi listrik tahunan PLTMH Terangjaya menunjukkan angka yang sangat bervariasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian akan dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut: Identifikasi permasalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian akan dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut: Identifikasi permasalahan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian akan dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut: Identifikasi permasalahan Pengumpulan dan pengolahan data Pemodelan Kalibrasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Simulasi pemodelan pada HEC-RAS memodelkan aliran permanen (steady flow) yang selanjutnya membandingkan kedalaman dan kecepatan aliran pada eksperimen di laboratorium dengan

Lebih terperinci

V. BESARAN RANCANGAN

V. BESARAN RANCANGAN V. BESARAN RANCANGAN 5.1. Pengertian Umum Dalam kaitannya dengan rencana pembuatan bangunan air, besaran rancangan yang harus didapatkan malalui kegiatan analisis hidrologi secara umum dapat berupa debit

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT Syofyan. Z Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya 1 Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya Agil Hijriansyah, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE Amalia 1), Wesli 2) 1) Alumni Teknik Sipil, 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: 1) dekamok@yahoo.com,

Lebih terperinci

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang Dika Aristia Prabowo, Abdullah Hidayat dan Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Gerusan Gerusan merupakan penurunan dasar sungai karena erosi di bawah permukaan alami ataupun yang di asumsikan. Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI

3 BAB III METODOLOGI 3-1 3 BAB III METODOLOGI 3.1 PENGUMPULAN DATA Untuk pengumpulan data yang dipergunakan dalam Tugas Akhir ini didapatkan dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh langsung dari catatancatatan

Lebih terperinci

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa. BAB III METODA ANALISIS 3.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Bekasi dengan luas 127.388 Ha terbagi menjadi 23 kecamatan dengan 187 desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa. Sungai

Lebih terperinci

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA Urgensi Rehabilitasi Groundsill Istiarto 1 PENGANTAR Pada 25 Juni 2007, groundsill pengaman Jembatan Kretek yang melintasi S. Opak di Kabupaten Bantul mengalami

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan seluruh penelitian yang telah dilakukan, beserta analisisnya, dapat disimpulkan bahwa : 1. Dengan menggunakan data debit outflow Waduk Batutegi dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA 5.1. TINJAUAN UMUM Analisis hidrolika bertujuan untuk mengetahui kemampuan penampang dalam menampung debit rencana. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab II,

Lebih terperinci

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Program Studi Meteorologi PENERBITAN ONLINE AWAL Paper ini adalah PDF yang diserahkan oleh penulis kepada Program Studi Meteologi sebagai salah satu syarat kelulusan

Lebih terperinci

MK. Hidrologi JFK BAB IV CURAH HUJAN

MK. Hidrologi JFK BAB IV CURAH HUJAN BAB IV CURAH HUJAN A. Pendahuluan Untuk memperdalam materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa untuk mencari data curah hujan dari beberapa stasiun pengamatan curah hujan yang ada di Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN PEMBIMBING

SURAT KETERANGAN PEMBIMBING ABSTRAK Sungai Ayung adalah sungai utama yang mengalir di wilayah DAS Ayung, berada di sebelah selatan pegunungan yang membatasi Bali utara dan Bali selatan serta berhilir di antai padanggalak (Kota Denpasar).

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR/SKRIPSI... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Studi Angkutan Sedimen Sudetan Pelangwot- Sedayu Lawas Sungai Bengawan Solo

Studi Angkutan Sedimen Sudetan Pelangwot- Sedayu Lawas Sungai Bengawan Solo JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) C-253 Studi Angkutan Sedimen Sudetan Pelangwot- Sedayu Lawas Sungai Bengawan Solo Chandra Murprabowo Mudjib dan Umboro Lasminto

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan

LATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan Fungsi : Irigasi, Drainase, Petani Tambak (pada hilir) Muara terpecah menjadi 2, di tengah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang Disusun oleh : Agung Tri Cahyono NRP. 3107100014 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Sarwono, M.Sc JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE CSU

ANALISIS GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE CSU NASKAH SEMINAR 1 ANALISIS GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE CSU Pilar (Pilar Kapsul dan Pilar Tajam dengan Aliran Superkritik) Anjelita Suratinoyo 2, Puji Harsanto 3, Jaza ul Ikhsan

Lebih terperinci

Nizar Achmad, S.T. M.Eng

Nizar Achmad, S.T. M.Eng Nizar Achmad, S.T. M.Eng Pendahuluan HEC RAS(Hidraulic Engineering Corps, River Analysis System) dikembangkan oleh Insinyur Militer Amerika Serikat (US Army Corps of Engineer) Digunakan internal Militer

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU ABSTRACT

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU ABSTRACT EVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU Wendi Nofriandi 1), Bambang Sujatmoko 2), Andy Hendri 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Progo adalah salah satu sungai vulkanik dengan jalur aliran yang akan dilewati oleh aliran lahar yang berasal dari G. Merapi yang berlokasi di Kabupaten Dati

Lebih terperinci

Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak

Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak Ratna Ekawati ratna.034@gmail.com Prodi Jurusan Magister Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung Semarang Pembimbing 1 Prof. Dr.Ir.S. Imam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KAJIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAS (STUDI KASUS DAS TEMPE SUNGAI BILA KOTA MAKASSAR)

TUGAS AKHIR KAJIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAS (STUDI KASUS DAS TEMPE SUNGAI BILA KOTA MAKASSAR) TUGAS AKHIR KAJIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAS (STUDI KASUS DAS TEMPE SUNGAI BILA KOTA MAKASSAR) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK Mona Nabilah 1 Budi Santosa 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Depok 1 monanabilah@gmail.com,

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini ada beberapa langkah untuk menganalisis dan mengolah data dari awal perencanaan sampai selesai. 3.1.1 Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah BAB III METODOLOGI 3.1. Rumusan Masalah Rumusan Masalah merupakan peninjauan pada pokok permasalahan untuk menemukan sejauh mana pembahasan permasalahan tersebut dilakukan. Berdasarkan hasil analisa terhadap

Lebih terperinci

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK Dalam mempelajari perilaku hidraulika aliran, perlu dilakukan permodelan yang mampu menggambarkan kondisi sebuah aliran. Permodelan dapat dilakukan dengan menggunakan HEC-RAS

Lebih terperinci

KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS

KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS 88 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No.. Juli 006: 88-9 KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS Suroso Jurusan Teknik Sipil Universitas Soedirman Purwokerto

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 4.1. Analisis Hidrologi BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum Data curah hujan yang digunakan untuk analisis hidrologi DAS Gadangan adalah dari dua

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DRAINASE BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DRAINASE BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DRAINASE BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

Teknik Pengolahan Data

Teknik Pengolahan Data Universitas Gadjah Mada Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Prodi Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam Teknik Pengolahan Data Tabel dan Grafik Organisasi Data Koleksi data sta;s;k perlu disusun (diorganisir)

Lebih terperinci

EVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI BENDUNG GERAK TEMPE PROVINSI SULAWESI SELATAN

EVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI BENDUNG GERAK TEMPE PROVINSI SULAWESI SELATAN EVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI BENDUNG GERAK TEMPE PROVINSI SULAWESI SELATAN A. Rifai 1, Very Dermawan, Dian Sisinggih 1 Staf Sie Program dan Perencanaan Umum BBWS Pompengan Jeneberang Dosen, Program

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Tania Edna Bhakty 1 dan Nur Yuwono 2 1Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta Email: taniaednab@yahoo.com 2

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 54 BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan bendungan Ketro ini memerlukan data hidrologi yang meliputi data curah hujan. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan maupun perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Studi Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah Utara ke arah Selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS HIDROLOGI

BAB III ANALISIS HIDROLOGI BAB III ANALISIS HIDROLOGI 3.1 Data Hidrologi Dalam perencanaan pengendalian banjir, perencana memerlukan data-data selengkap mungkin yang berkaitan dengan perencanaan tersebut. Data-data yang tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bumi terdiri dari air, 97,5% adalah air laut, 1,75% adalah berbentuk es, 0,73% berada didaratan sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap

Lebih terperinci

*Corresponding author : ABSTRACT

*Corresponding author :  ABSTRACT KAJIAN DISTRIBUSI CURAH HUJAN PADA BEBERAPA STASIUN PENAKAR CURAH HUJAN DI DAS PADANG Rodrik T 1*, Kemala Sari Lubis 2, Supriadi 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan

Lebih terperinci