BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai konsep dan teori yang berkaitan dengan inti perancangan perangkat lunak dan perangkat keras dalam merealisasikan skripsi ini. 2.1 RSS RSS merupakan kependekan dari Really Simple Syndication. RSS merupakan sebuah metode sindikasi (pengumpulan) dan penyatuan isi dari sebuah web dengan format XML (Extensible Markup Language). Secara sederhana, RSS merupakan versi simple dari sebuah website [2]. Dengan teknologi RSS, memungkinkan kita untuk berlangganan kepada situs yang menyediakan umpan web (web feed) RSS. Umpan web merupakan suatu format data yang digunakan untuk melayani isi web yang sering diperbarui. Isi dari web dikumpulkan atau disindikasikan menjadi sebuah koleksi umpan web. Membuat suatu koleksi umpan web yang tersedia pada sebuah lokasi disebut dengan agregasi dan dilakukan oleh agregator. Metode seperti ini memungkinkan para pengguna lebih mudah untuk berlangganan. Berbeda halnya dengan berlanggan koran atau majalah, untuk berlangganan RSS tidak dipungut biaya. RSS biasanya digunakan oleh situs yang isinya selalu diperbarui secara regular. Situs-situs yang biasa menggunakan RSS misalnya adalah situs berita dan situs blog. Teknologi RSS biasanya digunakan untuk berbagai tujuan seperti pemasaran, press release, laporan reguler produk, atau aktivitas lain yang membutuhkan pemberitahuan periodik dan tentunya publikasi. 5

2 6 RSS juga sangat bermanfaat bagi pembaca yang menginginkan update dari situssitus kegemaran mereka maupun ringkasan tulisan terbaru dari jurnal. RSS dapat dibaca pada perangkat lunak yang di sebut sebagai RSS reader, yang dapat diaplikasikan pada perangkat berbasis web baik perangkat diam maupun perangkat bergerak. Seperti dijelaskan di atas, RSS adalah dokumen XML yang mirip dengan dokumen HTML, dan menggunakan tag di dalam tanda < dan > untuk mendefinisikan kontennya. Gambar 2.1 merupakan contoh sebuah dokumen RSS. Gambar 2.1 Contoh Dokumen RSS [7] Pada tingkat paling atas dari sebuah dokumen RSS adalah elemen tunggal <rss>, yang memuat atribut berupa versi RSS dari sebuah dokumen RSS. Selanjutnya, di bawah elemen <rss>, terdapat elemen tunggal <channel>, yang berisi informasi tentang channel (metadata) dan isinya. Di dalam elemen channel terdapat beberapa sub-elemen <item>, yang berisikan item informasi. Setiap sub-elemen <item> memiliki elemen wajib, dan

3 7 elemen tambahan. Tabel 2.1 menunjukkan elemen-elemen yang terdapat dalam subelemen <item>. Tabel 2.1 Elemen-elemen Dalam Sebuah Item Elemen title link description language copyright managingeditor webmaster image lastbuilddate category author pubdate Penjelasan Elemen Wajib judul dari sebuauh item URL dari item sinopsis item Elemen Tambahan bahasa yang digunakan dalam channel hak cipta dari channel alamat dari orang bertanggung jawab dalam hal editorial alamat dari orang yang bertanggung jawab untuk masalah teknis channel memuat gambar yang ditampilkan pada channel waktu terakhir channel diupdate kategori dari item alamat dari penulis item waktu publish dari item Setiap elemen, selalu diawali dengan tag <section> dan diakhiri dengan tag </section> (section disini hanyalah contoh nama elemen). Bagian yang berada diantaranya merupakan isi atau konten dari elemen tersebut. 2.2 HTTP Request HyperText Transfer Protocol (HTTP) adalah protokol aplikasi untuk sistem informasi terdistribusi, kolaboratif, dan hypermedia. HTTP adalah dasar dari komunikasi data untuk World Wide Web. Fungsi HTTP adalah sebagai protokol request-response dalam model komputasi client-server. Dalam HTTP, misalnya pada web browser, pengguna diasumsikan sebagai klien, sedangkan aplikasi yang berjalan pada komputer hosting situs web sebagai server. Klien menyampaikan pesan permintaan ke server HTTP. Server, yang menyimpan konten, atau sumber daya, menyediakan sumber seperti file HTML, atau melakukan fungsi lain,

4 8 mengembalikan sebuah pesan balasan kepada klien. Tanggapan yang dikirimkan berisi tentang informasi permintaan, status penyelesaian dan mungkin mengandung konten yang diminta oleh klien dalam pesannya. HTTP mendifinisikan sembilan metode (terkadang disebut sebagai kata kerja ) untuk menunjukkan tindakan yang ingin dilakukan pada sumber daya yang diidentifikasi. Apa yang direpresentasikan oleh sumber, baik data yang sudah ada maupun data yang dihasilkan secara dinamis, tergantung pada implementasi server. Beberapa metode dalam HTTP adalah sebagai berikut: 1. HEAD Meminta respon yang identik yang berkaitan dengan permintaan GET, namun tanpa response body. Metode ini berguna untuk mengambil metainformasi yang terdapat pada response header tanpa harus mengirim seluruh konten. 2. GET Permintaan representasi dari sumber tertentu. Permintaan menggunakan metode GET seharusnya hanya mengambil data dan tidak memiliki efek lain. 3. POST Mengajukan data yang akan diproses (misalnya dari bentuk HTML) ke sumber yang diidentifikasi. Data tersebut termasuk dalam body request. Hal ini akan menghasilkan sumber baru atau meng-update sumber yang sudah ada atau bahkan keduanya. 4. PUT Upload representasi dari sumber tertentu.

5 9 5. DELETE Menghapus sumber daya dari sumber tertentu. 6. TRACE Memberikan pengembalian permintaan yang diterima, sehingga klien dapat melihat perubahan (jika ada) atau penambahan yang telah dibuat oleh server. 7. OPTION Mengembalikan metode HTTP server bahwa server mendukung untuk URL tertentu. Metode ini dapat digunakan untuk memeriksa fungsi dari sebuah server web dengan meminta * dan bukan sumber tertentu. 8. CONNECT Mengkonversi koneksi permintaan ke jalur TCP/IP transparan. Biasanya digunakan untuk memfasilitasi komunikasi SSL terenkripsi (HTTPS) melalui proxy HTTP tidak terenkripsi. 9. PATCH Digunakan untuk menerapkan modifikasi parsial untuk sumber. 2.3 Mikrokontroler ARM CortexM0 LPC1114 Mikrokontroler yang dipakai pada skripsi ini adalah ARM CortexM0 LPC1114. ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine). ARM CortexM0 adalah prosesor dari keluarga ARM Cortex prosesor embedded untuk menggantikan aplikasi mikrokontroler 8/16 bit. Keunggulan ARM CortexM0 dibandingkan mikrokontroler 8/16bit terletak pada :

6 10 a. Kemampuan komputasi yang lebih tinggi untuk frekuensi kerja yang sama. b. Kemampuan mengakses data 32 bit yang lebih banyak dibandingkan dengan mikrokontroler 8/16 bit. c. Konsumsi daya yang lebih kecil atau sama. d. Jumlah pin yang sedikit (kurang dari 50 pin, tidak memerlukan multilayer PCB, luas PCB yang dibutuhkan kecil, tidak membutuhkan keahlian khusus untuk memasang prosesor di board), tidak seperti prosesor 32bit lainnya (butuh setidaknya 100 pin, multilayer PCB, dan mesin XRay/oven) e. Harga yang lebih murah atau sama. f. Kompatibel dengan ARM CortexM lain (ARM CortexM3, ARM CortexM4). Aplikasi yang dikompile untuk ARM CortexM0 bisa dijalankan di ARM CortexM lainnya. Hal ini berguna untuk upgrade hardware, tanpa membuang software yang sudah dikerjakan [16]. Berikut ini bagian-bagian dari mikrokontroler ARM CortexM0 LPC1114 : 1. ARM CortexM0 Core Processor a. Prosesor dapat bekerja pada frekuensi 12 MHz sampai dengan 50 MHz 2. Memory a. Flash memori sebesar 32KB b. SRAM sebesar 8KB c. ROM 3. Peripheral a. Terdapat 42 GPIO (General Purpose I/O) dengan pull-up/pull-down resistor yang bisa dikonfigurasi setiap pinnya. GPIO dapat digunakan sebagai sumber edge dan level sensitive interrupt. Arus maksimum setiap pin sebesar 20mA.

7 11 b. 4 timer/counter. 2 timer 16bit dan 2 timer 32 bit. c. Watchdog timer dengan osilator internal. d. 10 bit ADC dengan multiplexing sebanyak 8 pin. e. SPI ( Serial Peripheral Interface ) sebanyak 2 buah. f. I 2 C Bus. g. Port UART untuk komunikasi serial. h. Terdapat PMU (power management unit) untuk meminimalisasi komsumsi daya dengan 3 mode untuk mengurangi daya yaitu sleep, deep sleep, dan deep power down. 4. Clock Generation a. Internal RC oscillator sebagai clock sytem utama dalam menjalankan mikrokontroler dengan frekuensi sebesar 12 MHz b. Dapat menggunakan Kristal eksternal dengan frekuensi 1 25MHz c. PLL yang dapat mengoperasikan CPU sampai dengan frekuensi 50 MHz tanpa adanya crystal oscillator luar. PLL ini menggunakan Internal RC oscillator. Untuk konfigurasi pin ARM CortexM0 LPC1114 dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Pin ARM CORTEX M0 LPC1114 [6, h.93]

8 12 Tabel 2.2. Pin ARM CORTEX M0 LPC1114 PIN Keterangan PIN Keterangan 1 PIO2_6 25 PIO2_10 2 PIO2_0/DTR/SSEL1 26 PIO2_2/DCD/MISO1 3 RESET/PIO0_0 27 PIO0_8/MISO0/CT16B0_MAT0 4 PIO0_1/CLKOUT/CT32B0_MAT2 28 PIO0_9/MOSI0/CT16B0_MAT1 5 GND 29 SWCLK/PIO0_10/SCK0/CT16B0_MAT2 6 XTALIN 30 PIO1_10/AD6/CT16B1_MAT1 7 XTALOUT 31 PIO2_11/SCK0 8 VDD (3.3 V) 32 R/PIO0_11/AD0/CT32B0_MAT3 9 PIO1_8/CT16B1_CAP0 33 R/PIO1_0/AD1/CT32B1_CAP0 10 PIO0_2/SSEL0/CT16B0_CAP0 34 R/PIO1_1/AD2/CT32B1_MAT0 11 PIO2_7 35 R/PIO1_2/AD3/CT32B1_MAT1 12 PIO2_8 36 PIO3_0/DTR 13 PIO2_1/DSR/SCK1 37 PIO3_1/DSR 14 PIO0_3 38 PIO2_3/RI/MOSI1 15 PIO0_4/SCL 39 SWDIO/PIO1_3/AD4/CT32B1_MAT2 16 PIO0_5/SDA 40 PIO1_4/AD5/CT32B1_MAT3/WAKEUP 17 PIO1_9/CT16B1_MAT0 41 GND 18 PIO3_4 42 PIO1_11/AD7 19 PIO2_4 43 PIO3_2/DCD 20 PIO2_5 44 VDD (3.3 V) 21 PIO3_5 45 PIO1_5/RTS/CT32B0_CAP0 22 PIO0_6/SCK0 46 PIO1_6/RXD/CT32B0_MAT0 23 PIO0_7/CTS 47 PIO3_3/RI 24 PIO2_9 48 PIO2_ GPIO (General Purpose Input/Output) [6, h ] LPC1114 memiliki 42 GPIO yang dapat digunakan. Disamping fungsinya sebagai GPIO, ada fungsi-fungsi lain yang dapat digunakan. Untuk menggunakan fungsi spesial ini, kita harus mengatur register terlebih dahulu. Berikut register register yang terdapat pada GPIO : a. GPIOnData,register data port n b. GPIOnDIR,register direction port n c. GPIOnIS,register interrupt sense port n d. GPIOnIBE,register interrupt both edges port n e. GPIOnIE,register interrupt mask port n

9 13 f. GPIOnMIS,register interrupt mask status port n g. GPIOnIC,register interrupt clear port n Tabel 2.3. Tabel register pada gpio Name Access Address offset Description Reset value GPIOnDATA R/W 0x0000 to 0x3FF8 Port n data address masking register locations for pins PIOn_0 to PIOn_11 (see Section 9.4.1). n/a GPIOnDATA R/W 0x3FFC Port n data register for pins PIOn_0 to n/a PIOn_11 0x4000 to 0x7FFC reserved GPIOnDIR R/W 0x8000 Data direction register for port n 0x00 GPIOnIS R/W 0x8004 Interrupt sense register for port n 0x00 GPIOnIBE R/W 0x8008 Interrupt both edges register for port 0x00 n GPIOnIEV R/W 0x800C Interrupt mask register for port n 0x00 GPIOnIE R/W 0x8010 Interrupt mask register for port n 0x00 GPIOnRIS R 0x8014 Raw interrupt status register for port 0x00 n GPIOnMIS R 0x8018 Masked interrupt status register for 0x00 port n GPIOnIC W 0x801C Interrupt clear register for port n 0x00 0x8020 0xFFFF reserved 0x00 a. GPIOnData Register GPIOnData menyimpan data kondisi logika pin (high/low) dan tidak dipengaruhi oleh direction pin, maupun fungsi digital lainnya. Jika pin difungsikan sebagai output, maka data pada register GPIOnData akan langsung diteruskan ke masing masing pin. Tabel 2.4. Bit pada GPIOnData Bit Symbol Description Reset Access Value 11:0 DATA Logic levels for pins PIOn_0 to PIOn_11. HIGH = 1, n/a R/W LOW = 0 31:12 Reserved Pembacaan register GPIOnData akan menghasilkan kondisi terakhir logika pin terlepas dari apapun konfigurasi pin tersebut. Karena hanya memiliki sebuah register data untuk kondisi logic pin dan output driver,

10 14 maka untuk operasi tulis, akan memiliki efek yang berbeda tergantung pada konfigurasi pin: Jika sebuah pin dikonfigurasikan sebagai input, ketika menulis ke register GPIOnData tidak akan ada efek pada level pinnya. Sedangkan jika proses baca dilakukan, maka akan menghasilkan kondisi logika pin terakhir. Jika sebuah pin dikonfigurasikan sebagai output, maka data pada GPIOnData akan diteruskan langsung ke pinnya. Nilai yang terbaca bisa merupakan hasil proses penulisan pada GPIOnData, atau merupakan nilai pin tersebut sebelum pin diubah ke GPIO output dari GPIO input atau fungsi digital lainnya. Jika sebuah pin dikonfigurasikan sebagai fungsi digital lain selain b. GPIOnDIR input atau output, proses menulis ke register ini tidak akan mengubah kondisi logika pinnya. Register ini berfungsi untuk menentukan konfigurasi direction port. Lihat tabel di bawah ini: Tabel 2.5. Bit pada GPIOnDIR Bit Symbol Description Reset Access Value 11:0 DATA Selects pin x as input or output (x = 0 to 11). 0x00 R/W 0 = Pin PIOn_x is configured as input. 1 = Pin PIOn_x is configured as output. 31:12 Reserved Jika register ini diberi data 1 maka pinnya dikonfigurasikan sebagai output, demikian sebaliknya. c. GPIO interrupt sense register Register ini berfungsi untuk menentukan konfigurasi interrupt sense pin.

11 15 Tabel 2.6. Bit pada GPIO interrupt sense register Bit Symbol Description Reset Value 11:0 ISENSE Selects interrupt on pin x as level or edge sensitive (x = 0 to 11). 0 = Interrupt on pin PIOn_x is configured as edge sensitive. 1 = Interrupt on pin PIOn_x is configured as level sensitive. 0x00 Access R/W 31:12 Reserved Jika register ini diberi data 1 maka interrupt akan terjadi jika pin dalam kondisi level (high/low), sedangkan jika 0 maka interrupt akan terjadi pada saat perpindahan kondisi logic pin(dari low ke high) atau sebaliknya. d. GPIO interrupt both edge sense register Register ini berfungsi untuk menentukan konfigurasi kondisi yang akan membuat mikrokontroler interrupt. Register ini perlu diatur jika interrupt diperlukan pada pin arm. Tabel 2.7. Bit pada GPIO interrupt both edge sense register Bit Symbol Description Reset Value 11:0 IBE Selects interrupt on pin x to be triggered on both edges (x = 0 to 11). 0 = Interrupt on pin PIOn_x is controlled through register GPIOnIEV. 1 = Both edges on pin PIOn_x trigger an interrupt. 0x00 Access R/W 31:12 Reserved e. GPIO interrupt event register Register ini berfungsi untuk menentukan konfigurasi interrupt pin ARM, register ini berhubungan dengan register GPIOnIS, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.8.

12 16 Tabel 2.8. Bit pada GPIO interrupt event register Bit Symbol Description Reset Value 11:0 IEV Selects interrupt on pin x to be triggered rising or falling edges (x = 0 to 11). 0 = Depending on setting in register GPIOnIS (see Table 111), falling edges or LOW level on pin PIOn_x trigger an interrupt. 1 = Depending on setting in register GPIOnIS (see Table 111), rising edges or HIGH level on pin PIOn_x trigger an interrupt. 0x00 Access R/W 31:12 Reserved f. GPIO interrupt mask register Jika bit di register GPIOnIE diset high maka pin yang diset tadi akan menyebabkan interrupt dan dikombinasikan dengan keadaan register GPIO nintr. Jika bit diset low maka interrupt tidak akan terjadi. Tabel 2.9. Bit pada GPIO interrupt mask register Bit Symbol Description Reset Value 11:0 MASK Selects interrupt on pin x to be masked (x = 0 to 11). 0 = Interrupt on pin PIOn_x is masked. 1 = Interrupt on pin PIOn_x is not masked. 31:12 Reserved g. GPIO raw interrupt status register 0x00 Jika register ini dibaca dan menghasilkan 1, maka pin ini berarti sudah terpenuhi semua kebutuhan untuk memicu interrupt. Jika menghasilkan nilai 0 maka sebaliknya. Tabel Bit pada GPIO raw interrupt status register Bit Symbol Description Reset Value 11:0 RAWST Raw interrupt status (x = 0 to 11). 0 = No interrupt on pin PIOn_x. 1 = Interrupt requirements met on PIOn_x. 31:12 Reserved 0x00 Access R/W Access R

13 17 h. GPIO masked interrupt status register Jika register ini dibaca dan menghasilkan 1 ini merepresentasikan status interrupt. Tabel Bit pada GPIO masked interrupt status register Bit Symbol Description Reset Value 11:0 MASK Selects interrupt on pin x to be masked (x = 0 to 11). 0 = No interrupt or interrupt masked on pin PIOn_x. 1 = Interrupt on PIOn_x. 31:12 Reserved 0x00 Access R Write / read data operation Untuk menset bit pada GPIO tanpa membuat bit lain ikut berubah dalam satu operasi, bit[13:2] 14 bit address bus digunakan untuk membuat 12 bit mask untuk operasi read/write pada 12 GPIO pada setiap port. Hanya GPIOnData yang di mask 1 yang akan berjalan pada operasi write/read. Gambar 2.3. Write Operation Jika address bit dan GPIO data bit 1 maka proses baca dapat dilakukan, jika address bit 0 dan GPIO 0 maka proses baca akan 0, proses pembacaan register port data akan di-and-kan dengan address bit. Lihat Gambar 2.4 berikut ini :

14 18 Gambar 2.4. Read Operation UART [6, h ] Beberapa spesifikasi UART pada LPC1114 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki lebar data 16-byte untuk penerima dan pemancar FIFO. 2. Lokasi register sesuai dengan standart industry Memiliki pembangkit baud rate sendiri. 4. Mendukung 9-bit RS-485/EIA-485 dengan output enable. 5. Modem control. Tabel Deskripsi Pin UART

15 19 Beberapa register yang terdapat pada UART adalah sebagai berikut: a. UART Divisor Latch LSB dan MSB Register UART Divisor Latch merupakan bagian dari pembangkit baud rate dan menyimpan nilai yang digunakan, bersama dengan Fractional Divider, untuk membagi UART_PLCK dalam rangka mendapatkan nilai baud rate clock. Dimana nilai tersebut harus 16x nilai baud rate yang diinginkan. UART DLL dan UART DLM membentuk pembagi 16-bit. DLL merupakan 8-bit bawah dari pembagi, sedangkan DLM merupakan 8-bit atas dari pembagi. Tabel Bit pada UART Divisor LSB Register Bit Symbol Description Reset Value 7:0 DLLSB The UART Divisor Latch LSB Register, along 0x01 with the U0DLM register, determines the baud rate of the UART. 31:8 Reserved Tabel Bit pada UART Divisor MSB Register Bit Symbol Description Reset Value 7:0 DLMSB The UART Divisor Latch MSB Register, along 0x00 with the U0DLL register, determines the baud rate of the UART. 31:8 Reserved b. UART Fractional Divider Register UART Fractional Divider Register mengontrol clock pre-scaler untuk pembangkit baud rate dan dapat dibaca dan ditulis berdasarkan keinginan pengguna. Sebagai catatan, jika fractional divider diaktifkan, (DivAddVal>0) dan DLM=0, maka nilai register DLL harus 3 atau lebih besar.

16 20 Tabel Bit pada UART Fractional Divider Register Bit Symbol Description Reset Value 3:0 DIVADDVAL Baud rate generation pre scaler divisor value. If this field is 0, 0 fractional baud rate generator will not impact the UART baud rate. 7:4 MULVAL Baud rate pre scaler multiplier value. This field must be greater or 1 equal 1 for UART to operate properly, regardless of whether the fractional baud rate generator is used or not. 31:8 Reserved, user software should not write ones to reserved bits. The value read from a reserved bit is not defined. 0 Untuk mendapatkan nilai baud rate yang diinginkan, rumus yang digunakan adalah seperti terlihat pada Persamaan 2.1. (2.1) dimana, UART_PLCK merupakan peripheral clock, DLM dan DLL merupakan standar UART baud rate register, dan DIVADDVAL dan MULVAL merupakan fractional baud rate. Nilai dari MULVAL dan DIVADDVAL harus memenuhi kondisi berikut: 1. 1 MULVAL DIVADDVAL DIVADDVAL MULVAL Nilai dari U0FDR tidak dapat diubah selama proses mengirim dan menerima data atau data akan hilang. Jika nilai register U0FDR tidak memenuhi kondisi diatas, maka keluaran dari fractional divider tidak dapat didefinisikan. Jika DIVADDVAL benilai 0 maka fractional divider tidak aktif, dan menyebabkan clock tidak dapat dibagi.

17 21 c. UART FIFO Control Register Sesuai dengan namanya, register ini berfungsi untuk mengatur FIFO untuk RX dan TX dari UART. Tabel Bit pada UART FIFO Control Register d. UART Line Control Register UART Line Control Register menentukan format karakter data yang dikirim maupun diterima.

18 22 Tabel Bit pada UART Line Control Register e. UART Interrupt Identification Register UART IIR menyediakan kode status yang menunjukkan prioritas dan sumber dari interrupt. Interrupt interrupt tersebut akan disimpan selama proses akses U0IIR. Jika ada interrupt yang muncul selama proses akses U0IIR, maka interrupt tersebut akan disimpan untuk proses akses selanjutnya.

19 23 Tabel Bit pada UART Interrupt Identification Register f. UART Interrupt Enable Register Register ini berfungsi untuk mengaktifkan empat sumber interrupt UART.

20 24 Tabel Bit pada UART Interrupt Enabel Register g. UART Line Status Register UART Line Status Register merupakan register yang hanya bisa dibaca. U0LSR menyediakan status informasi dalam blok UART TX dan RX.

21 Tabel Bit pada UART Line Status Register 25

22 26 h. UART Transmit Holding Register UART THR adalah byte teratas dalam UART TX FIFO. Byte paling atas adalah karakter paling baru dalam TX FIFO dan dapat ditulis melalui bus interface. LSBnya menunjukkan bit pertama yang akan dikirim. Untuk mengakses U0THR, Divisor Latch Access Bit (DLAB) dalam U0LCR harus bernilai 0. U0THR merupakan register yang hanya dapat ditulis. Tabel Bit pada UART Transmit Holding Register Bit Symbol Description Reset Value 7:0 RBR Writing to the UART Transmit Holding Register NA causes the data to be stored in the UART transmit FIFO. The byte will be sent when it reaches the bottom of the FIFO and the transmitter is available. 31:8 Reserved i. UART Receive Buffer Register UART RBR adalah byte paling atas dalam UART RX FIFO. Byte paling atas berisikan karakter paling lama yang diterima dan bisa dibaca melalui bus interface. LSBnya merupakan data bit yang diterima paling lama. jika karakter yang diterima kurang daripada 8bit, MSB yang tidak dipakai akan diisi dengan nol. Untuk mengakses U0RBR, Divisor Latch Access Bit (DLAB) dalam U0LCR harus bernilai 0. U0RBR merupakan register yang hanya dapat dibaca. Tabel Bit pada UART Receive Buffer Register Bit Symbol Description Reset Value 7:0 RBR The UART Receiver Buffer Register Undefined contains the oldest received byte in the UART RX FIFO. 31:8 Reserved

23 SIM300 SIM300 adalah sebuah Tri-Band GSM/GPRS modem yang memiliki beberapa spesifikasi sebagai berikut: Dapat mencari 3 band frekuensi secara otomatis, yaitu EGSM 900, DCS 1800 dan PCS Memiliki serial port dengan pengaturan baud rate otomatis antara 4800 bps sampai bps. Mendukung koneksi GPRS. Memiliki antena eksternal. Ukuran dimensi SIM300 adalah sebesar 5 cm (panjang) x 3 cm (lebar) seperti terlihat pada Gambar 2.5. Gambar 2.5. SIM300 [14, h.70]

24 28 SIM300 memiliki 60 pin. Tabel 2.5 menunjukkan konfigurasi pin pada SIM300. Tabel Konfigurasi Pin SIM300 [14, h.70-71] Beberapa perintah ATCommand yang digunakan untuk mengakses komunikasi GPRS menggunakan SIM300 terlihat pada Tabel 2.24.

25 29 Tabel ATCommand koneksi GPRS Perintah Penjelasan Format Set APN, USER ID, AT+CSTT= < APN >,< USER ID >,< PASSWORD > AT+CSTT PASSWORD AT+CDNSCFG= < pri_dns >,< sec_dns > AT+CDNSCFG Set DNS AT+CIICR Memulai koneksi GPRS AT+CIICR AT+CIFSR Mengambil IP Address dari Provider AT+CIFSR AT+CDNSORIP Set Pilihan Koneksi AT+CDNSORIP=0/1 AT+CIPSTART Membuka koneksi ke TCP server AT+CIPSEND Memulai Pengiriman Data AT+CIPSTART=( TCP / UDP ),( IP ADDRESS / DOMAIN NAME ), PORT AT+CIPSEND, kemudian kirim HTTP request, lalu CTRL+Z 2.5 General Packet Radio Service (GPRS) GPRS merupakan paket layanan data bergerak pada jaringan komunikasi seluler 2G dan 3G. Tarif penggunaan GPRS biasanya dibebankan berdasarkan besar data. Hal ini sebenarnya bertentangan dengan data circuit switching yang seharusnya dikenakan per menit berdasarkan waktu koneksi, terlepas dari jumlah transfer data selama periode tersebut. GPRS menyediakan kecepatan transfer data hingga mencapai kbit/detik [4]. Kecepatan data tersebut menyediakan kecepatan transfer data sedang, dengan menggunakan saluran TDMA (Time Division Multiple Access). TDMA merupakan metode saluran akses untuk jaringan bersama. Ini berarti TDMA memungkinkan beberapa pengguna untuk berbagi saluran frekuensi yang sama pada waktu yang berbeda. Teknologi TDMA digunakan pada jaringan seluler 2G untuk GSM (Global System for Mobile Communications). GSM adalah set standar yang mendeskripsikan teknologi jaringan seluler digital 2G.

26 30 GPRS menyediakan layanan yang ditawarkan pada penggunanya, antara lain: Pesan SMS (Short Message Service) dan broadcasting Akses internet melalui WAP (Wireless Application Protocol) MMS (Multimedia Messaging Service) Push to talk P2P (Point to Point) P2M (Point to Multipoint) WAP adalah standar teknologi untuk mengakses informasi melalui jaringan seluler. Sebuah browser WAP dapat terintegrasi pada telepon seluler untuk mengakses web yang menggunakan protokol WAP. Dukungan layanan WAP sangat terbatas, maka dari itu perlu dukungan dari beberapa aplikasi untuk internet dan web. GPRS dapat didukung oleh perangkat yang dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: Kelas A : dapat tersambung ke layanan GPRS dan GSM (suara, SMS) secara bersamaan. Kelas B : dapat tersambung ke layanan GPRS dan GSM namun hanya dapat bergantian. Tipe kelas ini yang sering dipakai oleh perangkat bergerak. Kelas C : dapat tersambung ke layanan GPRS dan GSM namun bergantian dan diatur manual oleh layanan. Koneksi pada GPRS terbentuk dari referensi APN (Access Point Name). APN inilah yang mendefinisikan layanan seperti WAP, SMS, MMS, maupun koneksi internet untuk dan web. Untuk menggunakan koneksi GPRS pada modem nirkabel, pengguna harus mengatur APN diikuti dengan nama, password, dan IP (Internet Protocol). APN adalah protokol internet untuk komputer maupun seluler yang memperbolehkan perangkat untuk mengakses internet menggunakan jaringan seluler bergerak. Dalam akses jaringan bergerak, APN telah disediakan oleh operator jaringan

27 31 bergerak yang memungkinkan untuk mengakses internet. Dalam telepon seluler, jaringan 2G mempunyai kecepatan akses 16Kbps sampai 32Kbps. Sedangkan jaringan 3G mempunyai kecepatan akses 2Mbps sampai 3,5Mbps. APN merupakan pengidentifikasi jaringan yang dapat dikonfigurasi oleh perangkat bergerak saat terhubung ke operator GSM, dimana operator akan memeriksa pengenal ini untuk menentukan jenis jaringan yang harus dibuat. 2.6 Dotmatrix LED [8, h.38-40] Dotmatrix LED adalah sebuah kumpulan LED yang telah terintegrasi dalam sebuah bentuk, umumnya terdiri 8x8 LED, dan 5x7 LED. Gambar 2.6. Dotmatrix 5x7 LED Gambar 2.7. Diagram Dotmatrix LED 5x7

28 32 Terdapat dua tipe dotmatrix LED yang beredar di pasaran, yaitu seperti nampak pada gambar 2.7 Dotmatrix sebelah kiri disebut common anode coloumns (tipe 1) dan pada sebelah kanan disebut common cathode coloumns (tipe 2). Konsep untuk menyalakan dotmatrix ini adalah sama seperti menyalakan sebuah LED. Ketika anoda diberi tegangan positif (VCC) dan katoda diberi tegangan negatif (GND) maka LED akan menyala. Apabila diinginkan muncul pola nyala LED tertentu pada dotmatrix, maka dibutuhkan scanning pada baris atau kolomnya. Scanning baris atau kolom disini adalah menghidupmatikan kolom atau baris secara bergantian dengan cepat sehingga tampak dotmatrix tersebut menyala secara bersamaan B B B B B B B Gambar 2.8. Ilustrasi pola pada dotmatrix LED 5x7 Gambar 2.8 diatas adalah gambar ilustrasi nyala dotmatrix dengan pola huruf A. Diasumsikan bahwa angka 0 adalah LED mati, dan angka 1 adalah LED menyala. Berurutan B1,B2, B7 merupakan baris, sedangkan 1,2, 5 adalah kolom. Jika pola A direpresentasikan secara heksadesimal adalah sebagai berikut (0x04, 0x0A, 0x11, 0x11, 0x1F, 0x11, 0x11 ). Agar huruf A tertampil, yang perlu dilakukan adalah memuat nilai 0x04 pada kolom dan menyalakan baris pertama (B1) dengan baris yang lain mati. Selanjutnya muat nilai 0x0A pada kolom dan hanya baris 2 (B2) yang dinyalakan, berlanjut ke nilai selanjutnya. Proses ini terus berulang sampai semua pola telah termuat dan dengan frekuensi scanning yang cepat. Maka akan didapatkkan pola huruf A pada dotmatrix LED.

PENGATURAN REGISTER MIKROKONTROLLER ARM

PENGATURAN REGISTER MIKROKONTROLLER ARM PENGATURAN REGISTER MIKROKONTROLLER ARM Kali ini saya membahas cara pengaturan register yang ada pada mikrokontroler arm, kegunaan register ini untuk mengatur fungsi masing masing port pada arm dan fungsi

Lebih terperinci

Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS)

Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS) Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS) 1) Ivan. F.D. Patty, 2) F. Dalu Setiaji, 3) Hartanto K. Wardana Fakultas

Lebih terperinci

Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS) Abstract

Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS) Abstract Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS) Ivan. F. D. Patty*, F. Dalu Setiaji**, Hartanto K. Wardana*** Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari BAB III PERANCANGAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak alat. Perancangan perangkat keras menjelaskan tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk mengukur kinerja dan tingkat keberhasilan sistem yang telah dirancang dan direalisasikan.

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS)

Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS) Penampil Informasi Really Simple Syndication (RSS) pada Moving Sign Display Menggunakan Komunikasi General Packet Radio Service (GPRS) Oleh Ivan Fredric Dwitama Patty NIM : 612005083 Skripsi Untuk melengkapi

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Cubieboard2

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Cubieboard2 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini membahas dasar teori yang digunakan dalam perancangan skripsi ini. Teori yang digunakan pada skripsi ini adalah Cubieboard 2, Raspberry Pi, web server, Apache web server,

Lebih terperinci

HTTP Protocol Ketika sebuah alamat web (atau URL) yang diketik ke dalam web browser, web browser melakukan koneksi ke web service yang berjalan pada

HTTP Protocol Ketika sebuah alamat web (atau URL) yang diketik ke dalam web browser, web browser melakukan koneksi ke web service yang berjalan pada Application Layer Application layer adalah lapisan yang menyediakan interface antara aplikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dan jaringan yang mendasarinya di mana pesan akan dikirim. Layer ini berhubungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra APPLICATION LAYER Oleh : Reza Chandra Sebagian besar dari kita berpengalaman menggunakan Internet melalui World Wide Web, layanan e-mail, dan file-sharing. Aplikasi ini, dan banyak lainnya, menyediakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. Perancangan Alat Pada tugas akhir ini penulis merancang suatu alat yang dapat memonitoring banjir dan dapat diaplikasikan untuk memberikan informasi mengenai tingginya

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN NIRKABEL MODUL 1 GPRS

PRAKTIKUM JARINGAN NIRKABEL MODUL 1 GPRS PRAKTIKUM JARINGAN NIRKABEL MODUL 1 GPRS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2008-2009 Modul 1 Transmisi Data pada Jaringan Seluler dengan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS Pada BAB II ini akan dibahas gambaran cara kerja sistem dari alat yang dibuat serta komponen-komponen yang digunakan untuk pembentuk sistem. Pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia yang bergantung dengan teknologi. Salah satu teknologi yang paling dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

Application Layer Protocol and Services DNS Service and Protocol WWW dan HTTP

Application Layer Protocol and Services DNS Service and Protocol WWW dan HTTP Application Layer Protocol and Services DNS Service and Protocol WWW dan HTTP JARINGAN KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI / PROGAM VOKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Disusun oleh : Zulkfli : 113140707111022 Deddy

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam Perancangan sistem penuntun satpam bagi keamanan gedung ini dapat diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

Sistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma

Sistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma Sistem Tertanam Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno 1 Arsitektur Atmega328 Prosesor atau mikroprosesor adalah suatu perangkat digital berupa Chip atau IC (Integrated Circuit) yang digunakan untuk memproses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

STARTER KIT Application Note AN162 Web Scrapping Dengan GSM STARTER KIT

STARTER KIT Application Note AN162 Web Scrapping Dengan GSM STARTER KIT STARTER KIT STARTER KIT Application Note AN162 Web Scrapping Dengan GSM STARTER KIT Oleh: Tim IE Web Scrapping merupakan proses mengambil data/informasi dari suatu halaman web menggunakan program untuk

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem DOT Matrix ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni: perancangan perangkat keras serta perancangan perangkat lunak. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Sistem yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

Sistem Komputer. Tiga komponen utama : CPU

Sistem Komputer. Tiga komponen utama : CPU PERTEMUAN Tiga komponen utama : CPU Sistem Komputer Memori (primer dan sekunder) Peralatan masukan/keluaran (I/O devices) seperti printer, monitor, keyboard, mouse, dan modem 1 Modul I/O Merupakan peralatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Perancangan perangkat keras untuk sistem kontrol daya listrik diawali dengan merancangan sistem sensor yang akan digunakan, yaitu sistem sensor

Lebih terperinci

PENGANTAR ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER SISTEM INPUT OUTPUT

PENGANTAR ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER SISTEM INPUT OUTPUT PENGANTAR ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER SISTEM INPUT OUTPUT EXTERNAL DEVICE Pembacaan di sisi manusia (screen, printer, keyboard) Pembacaan disisi mesin (monitoring, control) Komunikasi (modem, NIC)

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TUGAS JARINGAN KOMPUTER TASK V Disusun Oleh Nama : Gonewaje Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TASK V Computer Networking Using

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

ORGANISASI KOMPUTER MATA KULIAH: SISTEM EMBEDDED PERTEMUAN 14

ORGANISASI KOMPUTER MATA KULIAH: SISTEM EMBEDDED PERTEMUAN 14 MATA KULIAH: BY: AYU ANGGRIANI H_092904010 ORGANISASI KOMPUTER PERTEMUAN 14 SISTEM EMBEDDED PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan modul e-stnk serta penerapannya pada sistem parkir yang menggunakan komunikasi socket sebagai media komunikasi sistem. Perancangan terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arduino Uno Arduino Uno merupakan board mikrokontroler berbasis Atmega328 yang memiliki 14 pin input dan output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O

TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O Aditya Legowo Pra Utomo 2B 08501039 Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Organisasi dan Arsitektur Komputer

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN vii viii x xiv xv xviii xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1

Lebih terperinci

Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM 1 Ismail Rizka Pambudi, 2 Yudi Nugraha 3 Mitra Djamal

Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM 1 Ismail Rizka Pambudi, 2 Yudi Nugraha 3 Mitra Djamal J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 4 (1), 2012 ISSN : 2085-2517 Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM 1 Ismail Rizka Pambudi, 2 Yudi Nugraha 3 Mitra Djamal KK FTETI, Prodi Fisika,

Lebih terperinci

TUGAS JARINGANN KOMPUTER

TUGAS JARINGANN KOMPUTER TUGAS JARINGANN KOMPUTER DISUSUN OLEH : Nama : Dera Gustina Nim : 09011181419003 Nama dosen Jurusan Fakultas : Dr. Deris Stiawan,M.T : Sistem Komputer : Ilmu Komputer Menggunakan software wireshark dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Keterangan : Nodal Sensor Router Nodal Koordinator/Gateway Gambar 3.1. Konsep jaringan ZigBee Gambar 3.1. memperlihatkan konsep jaringan ZigBee yang terdiri

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Oleh Ade Silvia Handayani Email: ade_silvia_armin@yahoo.co.id; armin.makmun@londonsumatra.com ABSTRAK Informasi

Lebih terperinci

Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM

Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM Abstrak Sistem Telemetri Pemantau Gempa Menggunakan Jaringan GSM 1Ismail RizkaPambudi, 2 Yudi Nugraha 3 MitraDjamal KK FTETI, Prodi Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia

Lebih terperinci

8. Mengirimkan stop sequence

8. Mengirimkan stop sequence I 2 C Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. I 2 C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang diciptakan

Lebih terperinci

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id A. Utama Sistem Mikrokomputer Gambar berikut menunjukkan 5 (lima) unit utama dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

1 Pendahuluan Spesifikasi Sistem yang Dianjurkan... 3

1 Pendahuluan Spesifikasi Sistem yang Dianjurkan... 3 USB Smart I/O Trademarks & Copyright I 2 C is a Registered Trademark of Philips Semiconductors. AT, IBM, and are trademarks of International Business Machines Corporation. Pentium is a registered trademark

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori penunjang sebagai pedoman dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan antara lain sensor akselerometer ADXL345, sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

APLIKASI WEB EMBEDDED MICROCONTROLLER UNTUK PENGINFORMASIAN KONDISI LALU LINTAS BERUPA TULISAN MENGGUNAKAN WEB BROWSER MELALUI JARINGAN GPRS

APLIKASI WEB EMBEDDED MICROCONTROLLER UNTUK PENGINFORMASIAN KONDISI LALU LINTAS BERUPA TULISAN MENGGUNAKAN WEB BROWSER MELALUI JARINGAN GPRS APLIKASI WEB EMBEDDED MICROCONTROLLER UNTUK PENGINFORMASIAN KONDISI LALU LINTAS BERUPA TULISAN MENGGUNAKAN WEB BROWSER MELALUI JARINGAN GPRS Nama : Hardianto Puji Utama Nrp : 0622028 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci