PENDAHULUAN. Latar Belakang. berbagai permasalahan persusuan pun semakin bertambah, baik
|
|
- Ridwan Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia, berbagai permasalahan persusuan pun semakin bertambah, baik permasalahan dari sisi peternak, koperasi, maupun Industri Pengolahan Susu (IPS). Sejak dilakukan impor sapi perah secara besar-besaran dari Australia dan New Zealand pada awal tahun 1980-an, ternyata produktivitas usaha ternak rakyat masih tetap rendah seolah jalan di tempat, karena manajemen usaha ternak dan kualitas pakan yang diberikan sangat tidak memadai (Achmad, 2007). Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi susu nasional antara lain dengan meningkatkan pemberdayaan Koperasi Peternak Susu (KPS). Fungsi KPS di samping sebagai wadah organisasi yang berhubungan langsung meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah melalui upaya pengembangan agribisnis sapi perah, juga sebagai negosiator dengan IPS (Rusdiana dan Wahyuning, 2009). Koperasi sebagai lembaga yang mengelola persusuan dari peternak dan mendistribusikan kepada IPS serta sebagai perwakilan peternak dalam memperjuangkan aspirasi peternak. Koperasi berperan cukup strategis untuk menopang perkembangan persusuan di Indonesia (Achmad, 2007). Di Yogyakarta terdapat tiga koperasi yang bergerak di bidang peternakan sapi perah yaitu Koperasi Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta, Koperasi Unit Peternak dan Pemerahan (UPP) Kaliurang, dan Koperasi 1
2 Sarono Makmur. Koperasi Susu Warga Mulya merupakan koperasi yang bergerak di bidang agroindustri salah satunya adalah usaha pembuatan produk susu di Dusun Bunder, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Setiap organisasi tentu ingin mencapai tujuan. Peranan manusia yang terlibat di dalamnya sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja di dalam organisasi tersebut. Motivasi menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain perilaku merupakan cermin yang paling sederhana dari motivasi. Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang (Edy, 2009). Koperasi sebagai organisasi, dalam mencapai tujuan berdirinya sangat bergantung pada peran anggotanya. Koperasi Susu Warga Mulya berdiri sejak 26 September 1978 dan berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Km 15.5, Dusun Bunder, Purwobinanganun, Pakem, Sleman Yogyakarta. Performance Koperasi Susu Warga Mulya berdasarkan populasi sapi dan produksi susu dari tahun 2008 hingga tahun 2014 disajikan pada Tabel 1. 2
3 Tabel 1. Performance Koperasi Susu Warga Mulya Tahun Populasi Sapi (ekor) Produksi Susu (liter) Susu Pasteurisasi (cup) Sumber :Laporan Rapat Anggota Tahunan ( ) Berdasarkan data Tabel 1 diketahui bahwa populasi sapi dan produksi susu pasteurirasi Koperasi Susu Warga Mulya mengalami peningkatan hingga tahun Produksi susu mengalami fluktuasi dan terakhir mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun Penurunan populasi sapi paling tinggi terjadi pada tahun 2011 yang diakibatkan adanya erupsi Merapi pada akhir tahun Syaifullah (2014) menyatakan, erupsi Merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010 hingga puncaknya pada 6 November 2010 menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi peternakan sapi perah di daerah bencana. Jumlah produksi susu sapi perah di lereng Gunung Merapi belum pulih pasca erupsi Setiap harinya rata-rata susu yang dihasilkan hanya 11 ribu liter saja. Produksi susu sapi perah mencapai 17 ribu liter per hari serta jumlah populasi sapi perah di tiga kecamatan yaitu Turi, Pakem, dan Cangkringan berkisar ekor sapi sebelum erupsi. Populasi tersebut menurun pasca erupsi menjadi sekitar ekor sapi perah. Berkurangnya populasi sapi perah tersebut dikarenakan sapi perah banyak yang mati dan dijual. 3
4 Koperasi Susu Warga Mulya mampu mempertahankan usahanya meskipun pada tahun 2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan populasi dan produksi susu dari tahun 2010 dikarenakan erupsi Merapi. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh peran pengurus dan anggota, serta tidak terlepas dari motivasi setiap peternak anggota koperasi untuk tetap beternak sapi perah. Jumlah anggota Koperasi Susu Warga Mulya juga mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2011 jumlah anggota aktif Koperasi Susu Warga Mulya turun 54% dari tahun 2010, sedangkan jumlah anggota pasif mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak tahun 2008 hingga tahun Kondisi tersebut disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah anggota Koperasi Susu Warga Mulya Tahun Jumlah Anggota (orang) Aktif Pasif Sumber : Laporan Rapat Anggota Tahunan ( ) Penelitian yang telah dilakukan oleh Anggraini (2012) menunjukkan bahwa tingkat motivasi peternak sapi perah anggota Koperasi Sarono Makmur tinggi.seluruh peternak sapi perah mempunyai motivasi yang tinggi untuk beternak kembali pasca erupsi Merapi tahun Berdasarkan uraian latar belakang, peran peternak anggota Koperasi Susu Warga Mulya sangatlah penting untuk keberlangsungan koperasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang motivasi beternak sapi 4
5 perah anggota Koperasi Susu Warga Mulya, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis motivasi beternak sapi perah anggota Koperasi Susu Warga Mulya Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yaitu : 1. Memberikan informasi tentang motivasi beternak sapi perah anggota Koperasi Susu Warga Mulya sehingga dapat digunakan bagi pengembangan sumber daya manusia anggota koperasi. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai peternak sapi perah rakyat. 5
I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan usaha sapi perah dilakukan untuk memenuhi gizi masyarakat dan mengurangi tingkat ketergantungan nasional terhadap impor susu. Usaha susu di Indonesia sudah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri susu di Indonesia merupakan salah satu industri pangan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri susu di Indonesia merupakan salah satu industri pangan yang strategis dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Selain berpeluang meningkatkan gizi masyarakat,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Yogyakarta terletak antara 110⁰ ⁰28 53 bujur Timur
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Keadaan Umum Kota Yogyakarta A. Keadaan Fisik Wilayah Kota Yogyakarta terletak antara 110⁰24 19-110⁰28 53 bujur Timur dan antara 07⁰49 26-07⁰15 24 lintang Selatan,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. koorditat 07 º 40 42,7 LS 07 º 28 51,4 LS dan 110º 27 59,9 BT - 110º 28
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Geografi 1. Letak dan Luas Wilayah Desa Desa Kepuharjo terletak di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis
Lebih terperinciSkripsi. Diajukan Kepada Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sebagai Bagian Dari Persyaratan Yang Diperlukan Guna Memperoleh
PERAN KOPERASI SARONO MAKMUR TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH DI KAWASAN TERDAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI DI DUSUN KEPUH, DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN Skripsi Diajukan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Khairudin Isnani NIM
DAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI DUSUN NGERAHKAH DESA UMBULHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan alami yang mempunyai nilai gizi tinggi dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi manusia. Pada umumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dilihat dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dilihat dari ketersediaan sumberdaya yang ada di Indonesia, Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan wilayah yang mempunyai keunikan dan keistimewaan yang khas di dunia. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.000
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Susu merupakan minuman dengan kandungan protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar maupun yang sudah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berbasis peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan
Lebih terperinciPENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH PASCAERUPSI MERAPI 2010 DI DUSUN BOYONG HARGOBINANGUN, SLEMAN
PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH PASCAERUPSI MERAPI 2010 DI DUSUN BOYONG HARGOBINANGUN, SLEMAN Tri Joko Siswanto, Wiendarti I.W., dan Gunawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Ringroad
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perah oleh Drh. Daud Suroto dengan nama Koperasi Sarono Makmur.Koperasi
33 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peran Koperasi Sarono Makmur 1. Sejarah berdirinya Koperasi Sarono Makmur Dengan banyaknya peternak yang ingin bergabung dan membentuk kelompok, maka untuk meningkatkan sinergi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunungapi Merapi, berdasar sumber informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, merupakan gunungapi aktif yang dipadati
Lebih terperinciDAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI TERHADAP KERUGIAN EKONOMI PADA USAHA PETERNAKAN
ATIEN PRIYANTI dan N. ILHAM: Dampak Erupsi Gunung Merapi terhadap Kerugian Ekonomi pada Usaha Peternakan DAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI TERHADAP KERUGIAN EKONOMI PADA USAHA PETERNAKAN ATIEN PRIYANTI 1 dan
Lebih terperinciOleh : Dr.Ir. Astuti, M.P. Ir. Ekosari Roektiningrum, M.P. Himatul Hasanah, M. P
PPM PRIORITAS FAKULTAS FMIPA UNY Optimalisasi Potensi Peternak Susu Sapi Perah Melalui Peyuluhan Dan Pelatihan Pembuatan Keju Dan Yoghurt Aneka Rasa Guna Meningkatkan Pendapatan Masyarakat a. Analisis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian ini akan menggambarkan secara menyeluruh
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode deskriptif. Metode penelitian ini akan menggambarkan secara menyeluruh peristiwa dalam berbagai kondisi dan situasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi
15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan rangkaian studi untuk menganalisis potensi wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi perah,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dusun Ngerahkah di Kecamatan Cangkringan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun Ngerahkah di Kecamatan Cangkringan Dusun Ngerahkah merupakan bagian dari wilayah Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk sumberdaya manusia berkualitas yang dicirikan oleh keragaan antara lain: produktif, inovatif dan kompetitif adalah tercukupinya
Lebih terperinciPERAN KOPERASI SARONO MAKMUR TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH DI KAWASAN TERDAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI
PERAN KOPERASI SARONO MAKMUR TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH DI KAWASAN TERDAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI DI DUSUN KEPUH, DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN Irfan Nur Fatoni/20120220041
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DUSUN GADING CANGKRINGAN, SLEMAN, DIY MELALUI PENYULUHAN PEMBUATAN YOGHURT ANEKA RASA
PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DUSUN GADING CANGKRINGAN, SLEMAN, DIY MELALUI PENYULUHAN PEMBUATAN YOGHURT ANEKA RASA Ratnawati, Astuti, dan Suhandoyo FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta email: ratnaagung@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan susu sebagai bahan pangan. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu seperti sapi, kuda dan domba. Masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor pertanian terdiri dari sektor tanaman pangan, sektor perkebunan, sektor kehutanan, sektor perikanan dan sektor peternakan. Sektor peternakan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sub sektor peternakan merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang menjadi skala prioritas karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh
Lebih terperinciILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN
ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN Domestikasi sapi dan penggunaan susu sapi untuk konsumsi manusia di Asia dan Afrika sudah dimulai pd 8.000 6.000 SM. Sebelum sapi dijinakkan, daging dan susunya diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber daya alam yang melimpah baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah nasional menghadapi tantangan dari negara-negara maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang saat ini masih
Lebih terperinciDAMPAK BENCANA MERAPI TERHADAP USAHA SAPI PERAH DI KABUPATEN SLEMAN
NYAK ILHAM dan A. PRIYANTI: Dampak Bencana Merapi terhadap Usaha Sapi Perah di Kabupaten Sleman DAMPAK BENCANA MERAPI TERHADAP USAHA SAPI PERAH DI KABUPATEN SLEMAN NYAK ILHAM 1 dan A. PRIYANTI 2 1 Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.
BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia masih merupakan peternak kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional. Cara beternak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air. Ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada beberapa tempat di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Kepuharjo salah satu desa yang berada di Kecamatan Cangkringan
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Desa Kepuharjo salah satu desa yang berada di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Desa ini didominasi hutan rakyat. Awang (2001). mengemukakan bahwa, hutan rakyat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. atas kehilangan-kehilangan yang mereka alami, mulai dari anggota keluarga,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober dan 5 November 2010 telah membuat dampak kerusakan diberbagai sektor. Dari segi fisik, bencana tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat serbaguna dalam kehidupan. Selain sebagai sumber daya penghasil kayu dan sumber pangan yang diperlukan
Lebih terperinciGambaran Kondisi Wilayah dan Jalur Tata Niaga Susu Kambing di Kabupaten Sleman
Gambaran Kondisi Wilayah dan Jalur Tata Niaga Susu Kambing di Kabupaten Sleman Widitya Tri Nugraha Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciKajian Koperasi Persusuan di Jawa Barat Oleh Achmad Firman 1
Kajian Koperasi Persusuan di Jawa Barat Oleh Achmad Firman 1 Abstrak Seiring dengan perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia, berbagai permasalahan persusuan pun semakin bertambah pula baik permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan berkembang. Pasar senantiasa merupakan
Lebih terperinciKAJIAN KEORGANISASIAN EKONOMI PETERNAK KAMBING PE MENDUKUNG PEREKONOMIAN PEDESAAN
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner KAJIAN KEORGANISASIAN EKONOMI PETERNAK KAMBING PE MENDUKUNG PEREKONOMIAN PEDESAAN WAHYUNING K. SEJATI, TRI PRANADJI dan HERLINA TARIGAN Pusat Penelitian
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Koperasi Dalam Perkembangan Agribisnis Persusuan Koperasi memiliki peran penting bagi perkembangan agribisnis persusuan di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO
IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat terelakkan. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin banyak kebutuhan lahan yang harus disiapkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Susu sapi merupakan salah satu sumber pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan manusia akan susu sapi tidak lepas dari tingginya nilai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan kepulauan Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan curah hujan yang relatif
Lebih terperinciMANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU PAKAN KONSENTRAT SAPI PERAH DI KOPERASI PETERNAKAN SARONO MAKMUR, DESA WUKIRSARI, KEC.CANGKRINGAN, KAB. SLEMAN, YOGYAKARTA
MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU PAKAN KONSENTRAT SAPI PERAH DI KOPERASI PETERNAKAN SARONO MAKMUR, DESA WUKIRSARI, KEC.CANGKRINGAN, KAB. SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Oleh : BAGUS SULASMOKO PROGRAM STUDI D
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013
KELAYAKAN FINANSIAL KOPERASI PETERNAK SATRIA PESAT SEBAGAI WADAH USAHA PETERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN BANYUMAS Priyono Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dimana sebagai negara agraris, memiliki letak geografis serta iklim yang sangat mendukung berkembangnya
Lebih terperinciDEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN
DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 I. SEJARAH BANGSA-BANGSA TERNAK PERAH 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN Domestikasi sapi dan penggunaan susunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara yang maju adalah negara yang mampu memanfaatkan sumber daya alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam suatu Negara akan mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu
9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup baik untuk menambah penghasilan. Tentunya dengan pemeliharaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunan kopi mempunyai arti ekonomi yang cukup penting, Sejak puluhan tahun lalu kopi telah menjadi sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang berarti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN MODEL UNIT PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN SAPI PERAH
MAKALAH SEMINAR UNIT PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PETERNAKAN SAPI PERAH Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat Tanggal 30 Desember 2006 PEMBENTUKAN MODEL UNIT PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN SAPI PERAH Oleh:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang didalamnya terkandung nilai gizi
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN SINTESIS
IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar
LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Koperasi Unit Desa (KUD)
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan agribisnis di Indonesia yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Komoditi peternakan mempunyai
Lebih terperinciSumber : id.wikipedia.org Gambar 2.1 Gunung Merapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Letusan Gunung Merapi Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, secara administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Dalam kaitannya dengan pembangunan pertanian
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Daerah Kecamatan Pakem adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kecamatan Pakem merupakan kecamatan paling utara Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciKAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT
KAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT KAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT Oleh: Achmad Firman, SPt., MSi FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PEBRUARI 2007 LEMBAR PENGESAHAN 1. Penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ciri skala usahanya yang kecil dan tidak ekonomis serta dilakukan dengan cara
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha peternakan rakyat sebagian besar masih bersifat subsisten dengan ciri skala usahanya yang kecil dan tidak ekonomis serta dilakukan dengan cara tradisional dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjuangan dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Sebagian besar susu yang tersedia dan beredar di pasaran merupakan produk impor, kontribusi produksi nasional sangat kecil, itupun harus melalui perjuangan dari
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berkembang paling pesat di negara-negara berkembang. Ternak seringkali dijadikan sebagai aset non lahan terbesar dalam
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi yang sangat baik untuk menopang pembangunan pertanian di Indonesia adalah subsektor peternakan. Di Indonesia kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penambangan adalah salah satu aktivitas yang dilakukan manusia guna memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan manusia, seperti menjadi
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PERESMIAN PROGRAM SOSIAL BANK INDONESIA RUMAH PAKAN TERNAK TANGGAL: 29 MARET 2017
1 SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PERESMIAN PROGRAM SOSIAL BANK INDONESIA RUMAH PAKAN TERNAK TANGGAL: 29 MARET 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang kami hormati, Direktur
Lebih terperinciPROYEK AIR MINUM LERENG MERAPI MENGENTASKAN WARGA DARI KESULITAN AIR BERSIH. Isti Maryatun
TELISIK PROYEK AIR MINUM LERENG MERAPI MENGENTASKAN WARGA DARI KESULITAN AIR BERSIH 1 Isti Maryatun Sekjen WUS sedang bercakap-cakap dengan salah satu pelaksana proyek air minum lereng Merapi (8 Agustus
Lebih terperinciSTRATEGI PENYELAMATAN TERNAK DI KAWASAN BENCANA MERAPI
ATIEN PRIYANTI et al.: Strategi Penyelamatan Ternak di Kawasan Bencana Merapi STRATEGI PENYELAMATAN TERNAK DI KAWASAN BENCANA MERAPI ATIEN PRIYANTI 1, B.R. PRAWIRADIPUTRA 2, I. INOUNU 1 dan P.P. KETAREN
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. Usaha sapi perah di Indonesia sebagian besar didominasi oleh peternakan
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A.Tinjauan Pustaka 1. Usaha Ternak Sapi Perah Usaha sapi perah di Indonesia sebagian besar didominasi oleh peternakan rakyat, dan Pulau Jawa masih terus menjadi wilayah utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam 2010 mengguncang Indonesia, mulai dari banjir bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga Letusan Gunung Merapi di Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan dari sekian banyak para pengusaha budidaya sapi di indonesia, hanya sedikit. penulis ingin mengangkat tema tentang sapi perah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis sapi perah di Indonesia merupakan industri peternakan rakyat, karena yang mengusahakannya adalah peternak skala kecil sampai skala besar. Dan dari sekian
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Indonesia rawan akan bencana yang diakibatkan oleh aktivitas gunungapi. Salah satu gunungapi aktif yang ada di Indonesia yaitu Gunungapi Merapi dengan ketinggian 2968
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber daya alam yang melimpah baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang buruk bagi korban maupun lingkungan yang terkena bencana alam tersebut. Kesedihan karena hilangnya
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014
No. 78/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI UNTUK USAHA SAPI POTONG SEBESAR 4,67 JUTA RUPIAH PER EKOR PER TAHUN, USAHA SAPI PERAH
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014
No. 81/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI PER EKOR PER TAHUN DARI USAHA SAPI POTONG SEBESAR Rp5,7 JUTA, DAN USAHA AYAM KAMPUNG Rp73 RIBU A. SAPI
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi
Lebih terperinciKeberlanjutan Sistem Usahatani Integrasi Tanaman-Ternak Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 30-35 ISSN 1693-8828 Keberlanjutan Sistem Usahatani Integrasi Tanaman-Ternak Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta N. Hidayat, Soeharsono
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu Negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor dimana
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI
Lebih terperinciPENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun
PENGANTAR Latar Belakang Upaya peningkatan produksi susu segar dalam negeri telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Perkembangan usaha sapi perah
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. andil yang besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama daging.
PENGANTAR Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu penyedia sumber protein hewani memiliki andil yang besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama daging. Langkah pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah Strategi Koperasi dalam Menghadapi Bencana Erupsi
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Pemilihan judul menjadi bagian terpenting untuk memberikan ketertarikan pembaca terhadap isi secara keseluruhan dari penelitian ini, selain menjadi gambaran
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciKAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT
KAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT Oleh: Achmad Firman, SPt., MSi FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PEBRUARI 2007 LEMBAR PENGESAHAN Penelitian Mandiri 1. a. Judul Penelitian : Kajian Koperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam persaingan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi susu sapi lokal dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik yang disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi susu sangat menentukan bagi perkembangan industri susu sapi perah nasional. Susu segar yang dihasilkan oleh sapi perah di dalam negeri sampai saat ini baru memenuhi
Lebih terperinci