BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Waktu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Waktu"

Transkripsi

1 6 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Keterampilan mencuci sepeda motor peserta didik tunagrahita diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Waktu pengamatan dalam satu fase 90 menit. Pada fase baseline A1 dilakukan pengamatan selama kali pertemuan, pada fase ini subjek penelitian belum mendapatkan intervensi. Fase intervensi (B), subjek diberikan intervensi dengan metode demonstrasi. Fase intervensi (B) dilakukan selama kali pertemuan. Selanjutnya untuk mengontrol ada tidaknya perubahan penguasaan keterampilan mencuci sepeda motor dilakukan pengamatan untuk fase baseline A2. Fase ini subjek tidak dikenakan intervensi. Hasil pengamatan pada fase A1, B1 dan A2 merupakan skor mentah, artinya data tersebut belum diolah sesuai dengan teknik dan analisa data. Intervensi (B) yang diberikan berupa pembelajaran mencuci sepeda motor menggunakan metode demontrasi, dimana pada awalnya guru menerangkan secara demontrasi kemudian peserta didik mempraktekkannya kembali. Proses pembelajaran yang terjadi dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 6

2 7 Gambar 4.1 Guru mendemontrasikan alat-alat mencuci (Pengambilan data 9 Mei 2011) Guru menjelaskan alat-alat yang diperlukan untuk mencuci sepeda motor serta fungsinya dengan cara mendemontrasikan langsung kepada peserta didik (gambar 4.1). Bentuk dari alat harus peserta didik kenali sesuai namanya, agar tidak terjadi kelasahan dalam membawa alat mencuci. Gambar 4.2 Guru mendemontrasikan penggunaan alat (Pengambilan data 9 Mei 2011) Guru membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam penggunaan alat dengan cara mendemontrasikan cara memegang alat, memposiskan alat, penggunaan alat sesuai fungsinya, hingga penyimpanan alat (gambar 4.2). penggunaan alat ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pencucian terutama kualitas dari cat.

3 8 Gambar 4.3 Guru mendemontrasikan membasuh bagian bawah (Pengambilan data 9 Mei 2011) Guru mendemontrasikan proses pembasuhan bagian bawah dari sepeda motor, seperti roda, dan ban. Peserta didik memperhatikan dan sekali-kali bertanya tentang nama komponen dari sepeda motor yang dicuci (gambar 4.3). Gambar 4.4 Peserta didik mempraktekkan membasuh bagian bawah (Pengambilan data 9 Mei 2011) Peserta didik mempraktekkan kembali proses mencuci sepeda motor yaitu membasuh bagian bawah dari sepeda motor. Peserta didik secara bergantian memberikan masukan dan arah satu sama lainnya, seperti ada bagian yang belum dibasuh, dan cara memegang alat (gambar 4.4).

4 9 Gambar 4. Guru mendemontrasikan cara membasuh bodi sepeda motor (Pengambilan data 9 Mei 2011) Guru mendemontrasikan cara membasuh bodi dari sepeda motor. Peserta didik memperhatikan dan sekali-kali bertanya bagian mana saja yang harus dibasuh (gambar 4.). Gambar 4.6 Peserta didik mempraktekkan membasuh bodi sepeda motor (Pengambilan data 9 Mei 2011) Peserta didik mempraktekkan kembali proses mencuci sepeda motor yaitu membasuh bagian bodi. Peserta didik secara bergantian melakukannya dengan pengawasan dan arahan dari guru (gambar 4.6). Gambar 4.7 Guru mendemontrasikan cara mencuci bagian bawah (Pengambilan data 9 Mei 2011)

5 60 Guru mendemontrasikan cara membersihkan bagian bawah dari sepeda motor menggunakan busa dan sikat dengan air sabun. Peserta didik memperhatikan dan sekali-kali bertanya tentang penggunaan alat (gambar 4.7). Gambar 4.8 Peserta didik mempraktekkan mencuci bagian bawah (Pengambilan data 9 Mei 2011) Peserta didik mempraktekkan kembali proses mencuci sepeda motor yaitu membersihkan bagian bawah dari sepeda motor menggunakan busa dan sikat dengan air sabun. Peserta didik secara bergantian melakukannya dan memberikan masukan satu sama lainnya dengan pengawasan serta arahan dari guru (gambar 4.8). Gambar 4.9 Guru mendemontrasikan cara mencuci bagian bodi (Pengambilan data 9 Mei 2011) Guru mendemontrasikan cara membersihkan bagian bodi dari sepeda motor menggunakan busa dengan air sabun. Guru menjelaskan penggunaan alat agar tidak merusak cat, peserta didik memperhatikan dan sekali-kali bertanya (gambar 4.9)

6 61 Gambar 4.10 Peserta didik mempraktekkan mencuci bagian bodi (Pengambilan data 9 Mei 2011) Peserta didik mempraktekkan kembali proses mencuci sepeda motor yaitu membersihkan bagian bodi dari sepeda motor menggunakan busa dengan air sabun. Peserta didik secara bergantian melakukannya dan memberikan masukan satu sama lainnya dengan pengawasan serta arahan dari guru (gambar 4.10). Gambar 4.11 Guru mendemontrasikan pembilasan (Pengambilan data 9 Mei 2011) Guru mendemontrasikan cara pembilasan menggunakan gayung dan air bersih pada seluruh bagian sepeda motor. Guru menjelaskan manfaat dari pembilasan, peserta didik memperhatikan dan sekali-kali bertanya (gambar 4.11).

7 62 Gambar 4.12 Peserta didik mempraktekkan pembilasan (Pengambilan data 9 Mei 2011) Peserta didik mempraktekkan kembali proses mencuci sepeda motor yaitu pembilasan seluruh bagian dari sepeda motor. Peserta didik secara bergantian melakukannya dan memberikan masukan satu sama lainnya dengan pengawasan serta arahan dari guru (gambar 4.12) Gambar 4.13 Guru mendemontrasikan penggunaan canebo (Pengambila data 9 Mei 2011) Guru mendemontrasikan cara penggunaan canebo dalam proses pengeringan seluruh bagian dari sepeda motor. Guru menjelaskan fungsi dari canebo. Peserta didik memperhatikan dan sekali-kali bertanya (gambar 4.13).

8 63 Gambar 4.14 Peserta didik mempraktekkan penggunaan canebo (Pengambilan data 9 Mei 2011) Peserta didik mempraktekkan kembali proses mencuci sepeda motor yaitu mengeringkan seluruh bagian dari sepeda motor menggunakan canebo. Peserta didik secara bergantian melakukannya dan memberikan masukan satu sama lainnya dengan pengawasan serta arahan dari guru (gambar 4.14) Gambar 4.1 Guru mendemontrasikan pembersihan canebo (Pengambilan data 9 Mei 2011) Guru mendemontrasikan langkah pembersihan canebo setelah digunakan. Guru menjelaskan pentingnya membersihkan canebo setelah digunakan. Peserta didik memperhatikan dan sekali-kali bertanya (gambar 4.1). Gambar 4.16 Peserta didik mempraktekkan pembersihan canebo (Pengambilan data 9 Mei 2011)

9 64 Peserta didik mempraktekkan kembali proses mencuci sepeda motor, yaitu membersihkan canebo setelah digunakan untuk mengeringkan seluruh bagian dari sepeda motor. Peserta didik secara bergantian melakukannya dan memberikan masukan satu sama lainnya dengan pengawasan serta arahan dari guru (gambar 4.16). Data yang diolah merupakan skor keterampilan mencuci tiap pertemuan. Analisis data visual yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Komponen analisis dalam kondisi meliputi enam komponen, diantaranya: Panjang kondisi, estimasi kecenderungan arah, kecenderungan stabilitas, jejak data, level stabilitas dan rentang, serta level perubahan. Lebih jelasnya tabel berikut merupakan data tentang keterampilan mencuci sepeda motor pada fase baseline dan intrervensi sebagai berikut : B. Analisis Visual Kemampuan Keterampilan Mencuci Sepeda Motor 1. Analisis Dalam Kondisi Pada Kondisi Baseline A1 terdiri dari fase, sedangkan pada kondisi intervensi fase dan pada fase baseline A2 fase. Analisis dalam kondisi meliputi: (1) panjang kondisi; (2) estimasi kecenderungan arah; (3) kecenderungan stabilitas; (4) jejak data; () level stabilitas dan rentang; dan (6) level perubahan. Hasil analisis dalam kondisi sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan mencuci sepeda motor (KT) diperoleh data seperti pada tabel berikut:

10 6 berikut: Tabel 4.1 Kemampuan Mencuci Sepeda Motor Peserta Didik 1 Fase A1 B A2 NO FASE TANGGAL PENELITIAN SKOR KT 1 2 Mei Mei Mei Mei Mei RATA-RATA 8.80 FASE TANGGAL PENELITIAN SKOR KT 1 9 Mei Mei Mei Mei Mei RATA-RATA 1.80 FASE TANGGAL PENELITIAN SKOR KT 1 23 Mei Mei Mei Mei Mei RATA-RATA Data pada tabel 4.1 dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai A1 B A2 skor Grafik 4.1 Keterampilan mencuci sepeda motor peserta didik 1 Fase A1 B A Fase

11 66 Berdasarkan grafik 4.1, pada Baseline A1 permasalahan keterampilan mencuci sepeda motor pada peserta didik 1 rata-rata skor 8,80. Hal ini menunjukkan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor pada peserta didik 1 masih kurang dari nilai KKM. berikut : Tabel 4.2 Kemampuan Mencuci Sepeda Motor Peserta Didik 2 Fase A1 B A2 NO FASE TANGGAL PENELITIAN SKOR KT 1 2 Mei Mei Mei Mei Mei RATA-RATA FASE TANGGAL PENELITIAN SKOR KT 1 9 Mei Mei Mei Mei Mei RATA-RATA FASE TANGGAL PENELITIAN SKOR KT 1 23 Mei Mei Mei Mei Mei RATA-RATA Data pada tabel 4.2 dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai A1 B A2

12 67 skor Grafik 4.2 Keterampilan mencuci sepeda motor peserta didik 2 Fase A1 B A Fase Berdasarkan grafik 4.2 pada Baseline A1 permasalahan keterampilan mencuci sepeda motor pada peserta didik 1 rata-rata skor 14,80. Hal ini menunjukkan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor pada peserta didik 2 kurang dari nilai KKM. a. Panjang Kondisi KONDISI Tabel 4.3 Panjang Kondisi Baseline A1 Intervensi B Baseline PANJANG KONDISI Dari tabel di atas dapat digambarkan bahwa dalam penelitian ini panjang kondisi seluruh 1 terdiri dari : fase Baseline A1, fase pada intervesi (B) berupa tindakan penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar, dan fase Baseline A2. b. Estimasi Kecenderungan Arah Mengestimasi kecenderungan arah dengan menggunakan metode belah dua (split-middle), langkah-langkah mengestimasi kecenderungan arah menurut Sunanto (200:11) sebagai berikut: A2

13 68 1) Membagi data pada fase Baseline menjadi dua bagian. 2) Membagi bagian kanan dan kiri dari hasil langkah 1, menjadi dua bagian. 3) Menentukan median posisi masing-masing belahan. 4) Menarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antara median masing-masing belahan. Estimasi kecenderungan arah keterampilan mencuci sepeda motor dapat di jelaskan pada grafik berikut ini: Grafik 4.3 Estimasi Kecenderungan Arah Fase Baseline (A1) Peserta Didik 1 Skor Fase KT Grafik 4.4 Estimasi Kecenderungan Arah Fase Baseline (A1) Peserta Didik Skor Fase KT

14 69 Grafik 4. Estimasi Kecenderungan Arah Fase Intervensi (B) Peserta Didik 1 Skor Fase KT Grafik 4.6 Estimasi Kecenderungan Arah Fase Intervensi (B) Peserta Didik 2 Skor KT Fase Grafik 4.7 Estimasi Kecenderungan Arah Fase Baseline (A2) Peserta Didik 1 Skor Fase KT

15 70 Grafik 4.8 Estimasi Kecenderungan Arah Fase Baseline (A2) Peserta Didik Skor KT Fase Tabel 4.4 Estimasi Kecenderungan Arah Peserta Didik 1 KONDISI A/1 B A/2 Estimasi Kencenderungan Arah Kecenderungan arah pada fase baseline A1 menunjukkan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor menurun sedangkan pada fase intervensi B1 menunjukkan arah estimasi meningkat, dan fase Baseline A2 arah estimasi meningkat. Berdasarkan analisis estimasi kecenderungan arah dapat disimpulkan bahwa setelah intervensi dilakukan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor meningkat. Tabel 4. Estimasi Kecenderungan Arah Peserta Didik 2 KONDISI A/1 B A/2 Estimasi Kencenderungan Arah

16 71 Kecenderungan arah pada fase baseline A1 menunjukkan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor menurun sedangkan pada fase intervensi B1 menunjukkan arah estimasi meningkat, dan fase Baseline A2 arah estimasi meningkat. Berdasarkan analisis estimasi kecenderungan arah dapat disimpulkan bahwa setelah intervensi dilakukan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor meningkat. c. Kecenderungan Stabilitas Kecenderungan stabilitas berfungsi untuk melihat variabel yang diteliti pada kondisi stabil atau tidak. Dengan kriteria stabilitas 1% Variabel dinyatakan stabil apabila menunjukkan persentase stabilitas 8%-90%. Menurut Sunanto (200 :110), mencari kecenderungan stabilitas dengan menggunakan kriteria stabilitas 1% langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut: 1) Mencari skor maksimum 2) Mencari rentang stabilitas dengan cara skor maksimum x 0,1. 3) Menghitung Mean Level ( jumlah skor : jumlah banyaknya data) 4) Menghitung Batas Atas dengan cara : Mean Level + ( 2 1 x rentang stabilitas). ) Menghitung Batas Bawah dengan cara : Mean Level - ( 2 1 x rentang stabilitas). 6) Membuat grafik kecenderungan stabilitas 7) Menghitung persentase stabilitas = banyaknya point yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah dibagi banyaknya data point x 100

17 72 Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diolah untuk mencari kencenderungan stabilitas sebagai berikut : 1) Fase Baseline A1 Peserta Didik 1 Skor Maksimum = 10 Rentang Stabilitas = 10 x 0,1 % = 1, Mean Level = = 8,80 1 Batas Atas = 8,80 + ( x 1,) 2 = 9, 1 Batas Bawah = 8,80 - ( x 1,) 2 = 8,0 Grafik 4.9 Kecenderungan Stabilitas Fase Baseline A1 Peserta Didik Skor KT BB BA ML 0.00 Keterangan : KT = Keterampilan BB = Batas Bawah BA = Batas Atas ML = Mean Level Fase

18 73 Berdasarkan grafik 4.9 banyaknya data yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah 2 point, maka kecenderungan 2 stabilitas = x 100 = 40%, artinya pada fase Baseline A1 tidak stabil. 2) Fase Baseline A1 Peserta Didik 2 Skor Maksimum = 17 Rentang Stabilitas = 17 x 0,1 % = 2, Mean Level = = 14,80 1 Batas Atas = 14,80 + ( x 2,) 2 = 16,08 1 Batas Bawah = 14,80- ( x 2,) 2 = 13,3 Grafik 4.10 Kecenderungan Stabilitas Fase Baseline A1 Peserta Didik 2 Skor Fase Keterangan : KT = Keterampilan BB = Batas Bawah BA = Batas Atas ML = Mean Level KT BB BA ML

19 74 Berdasarkan grafik 4.10 banyaknya data yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah 3 point, maka kecenderungan 3 stabilitas = x 100 = 60%, artinya pada fase Baseline A1 tidak stabil. 3) Fase Intervensi B Peserta Didik 1 Skor Maksimum = 17 Rentang Stabilitas = 17 x 0,1 % = 2, Mean Level = = 1,80 1 Batas Atas = 1,80 + ( x 2,) 2 = 17,08 1 Batas Bawah = 1,80 - ( x 2,) 2 = 14,3 Grafik 4.11 Kecenderungan Stabilitas Faese Intervensi B Peserta Didik Skor Fase KT BB BA ML

20 7 Berdasarkan grafik 4.11 banyaknya data yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah point, maka kecenderungan stabilitas = x 100 = 100%, pada fase intervensi B menunjukkan stabil. 4) Fase Intervensi B Peserta Didik 2 Skor Maksimum = 22 Rentang Stabilitas = 22 x 0,1 % = 3,30 Mean Level = = 20,60 1 Batas Atas = 20,60 + ( x 3,30) 2 = 22,2 1 Batas Bawah = 20,60 - ( x 3,30) 2 = 18,9 Grafik 4.12 Kecenderungan Stabilitas Faese Intervensi B Peserta Didik 2 Skor Fase KT BB BA ML Berdasarkan grafik 4.12 banyaknya data yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah point, maka kecenderungan

21 76 stabilitas = x 100 = 100%, pada fase intervensi B menunjukkan stabil. ) Fase Baseline A2 Peserta Didik 1 Skor Maksimum = 14 Rentang Stabilitas = 14 x 0,1 % = 2,1 Mean Level = = 13,40 1 Batas Atas = 13,40 + ( x 2,1 ) 2 = 14,4 1 Batas Bawah = 13,40 - ( x 2,1 ) 2 = 12,3 Grafik 4.13 Kecenderungan Stabilitas Fase Baseline A2 Peserta Didik 1 Skor Fase KT BB BA ML

22 77 Berdasarkan grafik 4.13 banyaknya data yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah point, maka kecenderungan stabilitas = x 100 = 100%, artinya pada fase Baseline A2 stabil. 6) Fase Baseline A2 Peserta Didik 2 Skor Maksimum = 20 Rentang Stabilitas = 20x 0,1 % = 3 Mean Level = = 19 1 Batas Atas = 19 + ( x 3) 2 = 20,0 1 Batas Bawah = 19 - ( x 3) 2 = 17,0 Grafik 4.14 Kecenderungan Stabilitas Fase Baseline A2 Peserta Didik 2 Skor Fase KT BB BA ML

23 78 Berdasarkan grafik 4.14 banyaknya data yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah point, maka kecenderungan stabilitas = x 100 = 100%, artinya pada fase Baseline A2 stabil. Kondisi Baseline A1 Intervensi B Baseline A2 Kondisi Baseline A1 Intervensi B Baseline A2 Tabel 4.6 Persentase Stabilitas Peserta Didik 1 Banyak Nilai yang Banyaknya Persentase ada pada data point stabilitas rentang 2 40% Keterangan Variabel (tidak stabil) 100% Stabil 100% Stabil Tabel 4.7 Persentase Stabilitas Peserta Didik 2 Banyak Nilai yang Banyaknya Persentase ada pada data point stabilitas rentang 3 60% Keterangan Variabel (tidak stabil) 100% Stabil 100% Stabil d. Jejak Data Memperhatikan grafik 4.1 (estimasi kecenderungan arah) maka dapat dianalisis kecenderungan jejak data sebagai berikut :

24 79 Tabel 4.8 Kecenderungan Jejak Data Peserta Didik 1 Kecenderungan Kodisi/Fase Fase Analisis Jejak Kemampuan Baseline ( - ) keterampilan cuci 1 (A1) sepeda motor menurun Kemampuan Intervensi keterampilan cuci 1 (B) ( + ) sepeda motor membaik Kemampuan Baseline keterampilan cuci (A2) 1 ( + ) sepeda motor membaik Memperhatikan grafik 4.2 (estimasi kecenderungan arah) maka dapat dianalisis kecenderungan jejak data sebagai berikut : Tabel 4.9 Kecenderungan Jejak Data Peserta Didik 2 Kecenderungan Kodisi/Fase Fase Analisis Jejak Kemampuan Baseline ( - ) keterampilan cuci 1 (A1) sepeda motor menurun Kemampuan Intervensi keterampilan cuci 1 (B) ( + ) sepeda motor membaik Kemampuan Baseline keterampilan cuci (A2) 1 ( + ) sepeda motor membaik

25 80 e. Level Stabilitas dan Rentang Analisis level stabilitas dan rentang pada fase baseline A1 peserta didik 1 menunjukkan data tidak stabil rentang nilai 8 10, untuk fase intervensi B data menunjukkan stabil dengan rentang nilai1 17. Fase baseline A2 data menunjukkan stabil rentang nilai Tabel 4.10 Level Stabilitas Rentang Peserta Didik 1 Kondisi A1 B A2 Level stabilitas dan Rentang Tidak Stabil 8-10 Stabil 1 17 Stabil Analisis level stabilitas dan rentang pada fase baseline A1 peserta didik 2 menunjukkan data tidak stabil rentang nilai 13 17, untuk fase intervensi B data menunjukkan stabil dengan rentang nilai Untuk fase Baseline A2 data menunjukkan stabil rentang nilai Tabel 4.11 Level Stabilitas Rentang Peserta Didik 2 Kondisi A1 B A2 Level stabilitas dan Rentang Tidak Stabil Stabil Stabil f. Level Perubahan Analisis perubahan variabel daya konsentrasi menunjukkan arah naik baik sebelum intervensi maupun sesudah dilakukan intervensi. Hasil analisis dapat dijelaskan sebagai berikut ;

26 81 Tabel 4.12 Level Perubahan Peserta Didik 1 Data Kodisi/Fase Data Awal Terakhir Persentasi Stabilitas Baseline A Intervensi B Baseline A Level perubahan pada fase baseline A1 menunjukkan perubahan yang menurun dengan tanda (-), begitu juga level perubahan pada fase intervensi dengan tanda (+) menunjukkan perubahan yang membaik tentang daya konsentrasi, fase Baseline A2 menunjukkan sama dengan (=) yang artinya tidak ada perubahan. Tabel 4.13 Level Perubahan Peserta Didik 2 Data Kodisi/Fase Data Awal Terakhir Persentasi Stabilitas Baseline A Intervensi B Baseline A Level perubahan pada fase baseline A1 menunjukkan perubahan yang menurun dengan tanda (-), begitu juga level perubahan pada fase intervensi B dengan tanda (+) menunjukkan perubahan yang membaik tentang daya konsentrasi, fase Baseline A2 (+) menunjukkan perubahan yang membaik meskipun tidak diberikan intervensi.

27 82 g. Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi Hasil analisis dalam kondisi yang ditempuh peneliti mencakup : panjang kondisi, Estimasi kecenderungan Arah, Kecenderungan Stabilitas, Jejak Data, Level Stabilitas dan Rentang serta Perubahan Level. Rangkuman hasil analisis dalam kondisi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi Peserta Didik 1 KONDISI A 1 B 2 A 2 1. Panjang kondisi 2. Estimasi Kecenderungan Arah ( - ) ( + ) ( + ) 3. Kecenderungan Stabilitas Tidak stabil Stabil Stabil 4. Jejak Data ( - ) ( + ) ( + ). Level Stabilitas dan Rentang Tidak stabil 8 10 Stabil 1 17 Stabil Perubahan Level

28 83 Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi Peserta Didik 2 KONDISI A 1 B 2 A 2 1. Panjang kondisi 2. Estimasi Kecenderungan Arah ( - ) ( + ) ( + ) 3. Kecenderungan Stabilitas Tidak stabil Stabil Stabil 4. Jejak Data ( - ) ( + ) ( + ). Level Stabilitas dan Rentang Tidak stabil Stabil Stabil Perubahan Level Analisis Data Antar Kondisi Analisis data antar kondisi meliputi: (1) jumlah variabel yang diubah, (2) perubahan kecenderungan dan efeknya, (3) perubahan stabilitas (4) perubahan level, dan () data overlap. Analisis data antar kondisi dapat peneliti jelaskan sebagai berikut : a. Jumlah Variabel Yang Diubah Jumlah variabel yang diubah dalam penelitian dari kondisi Baseline (A1) ke intervensi (B) sampai fase Baseline (A2) adalah satu target behavior berupa kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor. Seperti terlihat pada format berikut :

29 84 Tabel 4.16 Jumlah Varibel Yang Diubah pada peserta didik 1 Perbandingan Kondisi A1/B/A2 Jumlah variabel yang diubah 1 Tabel 4.17 Jumlah Varibel Yang Diubah pada peserta didik 2 Perbandingan Kondisi A1/B/A2 Jumlah variabel yang diubah 1 b. Perubahan Kecenderungan Arah Menentukan perubahan kecenderungan arah dan efek dengan mengambil data pada analisa dalam kondisi, seperti pada tabel berikut : Tabel 4.18 Perubahan Kecenderungan Arah peserta didik 1 Perbandingan Kondisi Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya A1/B1A2 ( - ) (+) (+) Positif Kondisi Baseline A1 terjadi penurunan sedangkan pada Kondisi Intervensi B terjadi peningkatan, menjelaskan target behavior berupa kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor terjadi perubahan

30 8 setelah mendapat intervensi. Pada fase Baseline A2 garis menunjukkan arah meningkat. Tabel 4.19 Perubahan Kecenderungan Arah peserta didik 2 Perbandingan Kondisi Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya A1/B/A2 ( - ) (+) (+) Positif Kondisi Baseline A1 terjadi penurunan sedangkan pada Kondisi Intervensi B terjadi peningkatan, menjelaskan target behavior berupa kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor terjadi perubahan setelah mendapat intervensi. Pada fase Baseline A2 garis menunjukkan arah meningkat. c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan efeknya Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas dilihat dari kecenderungan stabilitas pada fase Baseline dan intervensi pada analisa dalam kondisi. Tabel Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan efeknya peserta didik 1 Perbandingan Kondisi Baseline/Intervensi Perubahan Kecenderungan Stabilitas Variabel ke stabil

31 86 Tabel 4.21 Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan efeknya peserta didik 2 Perbandingan Kondisi Baseline/Intervensi Perubahan Kecenderungan Stabilitas Variabel ke stabil d. Level Perubahan Level perubahan dengan cara menentukan data skor pada kondisi Baseline pada fase terakhir dan fase pertama pada kondisi intervensi kemudian dihitung selisih antara keduanya. Hasil perhitungan nampak pada format berikut : Tabel 4.22 Level Perubahan peserta didik 1 Perbandingan Kondisi B/A1 B/A2 Perubahan Level (16 8) + 8 (16 13) +3 Hasil analisis data menunjukkan perubahan positif dari fase Baseline A1 ke fase intervensi sebesar +8 Perubahan positif fase intervensi dengan fase Baseline A2 sebesar +3 artinya terjadi perubahan meningkat pada target behaviour berupa kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor. Tabel 4.23 Level Perubahan peserta didik 2 Perbandingan Kondisi B/A1 B/A2 Perubahan Level (21 17) + 4 (21 20) +1

32 87 Hasil analisis data menunjukkan perubahan positif dari fase Baseline A1 ke fase intervensi sebesar +4 Perubahan positif fase intervensi dengan fase Baseline A2 sebesar +1 artinya terjadi perubahan meningkat pada target behavior berupa kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor. e. Overlap Analisis Overlap berguna untuk mengetahui pengaruh intervensi terhadap target behavior. Langkah analisis overlap dilakukan dengan cara menghitung ada berapa nilai pada kondisi intervensi (B) yang berada pada rentang kondisi (A1) atau rentang kondisi (A2). Banyaknya data yang berada pada rentang A1 dan A2 dibagi dengan jumlah data pada kondisi intervensi (B) kemudian dikalikan 100. Analisis dapat peneliti gambarkan sebagai berikut : Tabel 4.24 Tabel Overlap peserta didik 1 Perbandingan Kondisi B/A1 B/A2 0 0 Persentase Overlap x 100 = 0% x 100 = 0% Hasil analisis data intervensi (B) yang berada pada rentang Baseline A1 atau A2 = 0 sehingga hasilnya = 0%, ini membuktikan bahwa semakin kecil persentase overlap menunjukkan makin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior.

33 88 Tabel 4.2 Tabel Overlap peserta didik 2 Perbandingan Kondisi B/A1 B/A2 0 1 Persentase Overlap x 100 = 0% x 100 = 20% Hasil analisis data intervensi (B) yang berada pada rentang Baseline A1 = 0, B terhadap A2 = 1 sehingga hasilnya = 20%, ini membuktikan bahwa semakin kecil persentase overlap menunjukkan makin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior. e. Rangkuman Analisis Data Antar Kondisi Hasil analisis data antar kondisi yang mencakup jumlah variabel yang diubah, perubahan kecenderungan dan efeknya, perubahan stabilitas, perubahan level dan data overlap dapat peneliti rangkum dalam tabel berikut : Tabel 4.26 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi peserta didik 1 B B Kondisi Yang A1 A2 Dibandingkan (2:1) (2:3) 1. Jumlah Variabel Perubahan Arah dan Efeknya ( - ) ( + ) ( + ) ( + ) 3. Perubahan Stabilitas Variabel Ke Stabil Stabil Ke Stabil 4. Perubahan Level Persentase Overlap 0 % 0 %

34 89 Tabel 4.27 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi peserta didik 2 B B Kondisi Yang A1 A2 Dibandingkan (2:1) (2:3) 1. Jumlah Variabel Perubahan Arah dan Efeknya ( - ) ( + ) ( + ) ( + ) 3. Perubahan Stabilitas Variabel Ke Stabil Stabil Ke Stabil 4. Perubahan Level Persentase Overlap 0 % 20 % C. Pembahasan Analisis Dalam Kondisi dan Analisis Antar Kondisi Hasil analisis dalam kondisi seperti tergambar dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa dalam penelitian panjang kondisi penelitian sebanyak 1 fase untuk fase Baseline A1, fase untuk Intervensi B, dan fase untuk Baseline A2. Estimasi Kecenderungan arah menunjukkan perubahan awalnya pada fase Baseline A1 kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor menunjukkan kurang, setelah diberikan intervensi fase B menunjukkan perubahan yang baik pada kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor, selanjutnya pada fase A2 tanpa intervensi menunjukkan hasil estimasi kecenderungan naik walau nilai tidak sebaik pada fase intervensi. Stabilitas data nampak pada fase intervensi B dan fase Baseline A2 menunjukkan bahwa kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor selama

35 90 diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi menunjukkan kestabilan. Pada jejak data menujukkan arah positif (+) mengandung makna bahwa perubahan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor ke arah positif atau membaik. Perubahan Level menunjukkan arah yang meningkat artinya kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor tiap fase pada intervensi menggambarkan peningkatan. Perubahan ini menunjukkan bahwa intervensi penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor. Pada analisis antar kondisi analisis overlap dengan membandingkan fase B dengan A1 serta B dengan A2 menunjukkan nilai 0 % semakin kecil nilai overlap mengandung makna bahwa intervensi (penggunaan metode demontrasi) berpengaruh terhadap target behavior berupa kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor. Pada grafik 4.1 dan grafik 4.2 jelas tergambar dimana besarnya penggunaan metode demonstrasi akan sebanding dengan peningkatan kemampuan keterampilan mencuci sepeda motor pada subjek penelitian. D. Pembahasan Hasil Implementasi Pembelajaran 1. Implementasi pembelajaran yang telah dilakukan diantaranya dapat menimbulkan interaksi kemampuan sosial emosi, dimana antara peserta didik 1 dan peserta didik 2 dapat bekerjasama pada saat pembelajaran baik di kelas maupun saat praktek. Terlihat pada gambar di bawah ini:

36 91 2. Pengelolaan pembelajaran Gambar 4.17 Kerjasama antar peserta didik (Pengambilan data 9 Mei 2011) Pengelolaan proses pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor sesuai dengan kebutuhan peserta didik menggunakan metode demontrasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan stabilitas yang terjadi dimana selama diberikan intervensi (B) menunjukkan kestabilan pada masing-masing subjek. Tabel 4.28 Kebutuhan Peserta Didik Indikator Siswa 1 Siswa 2 Dapat menyiapkan alat-alat dengan bantuan petunjuk dari bentuk alatnya. 1. Dapat menyiapkan alatalat cuci sepeda motor. Dapat menyiapkan alat-alat yang sesuai dengan kebutuhan. 2. Dapat menggunakan alatalat cuci sepeda motor. 3. Dapat melakukan pembasuhan bodi sepeda motor dengan air bersih. 4. Dapat menggunakan lap/busa dengan air sabun pada seluruh bagian bodi sepeda motor Dapat menggunakan alat (cara memegang alat). Dapat menggunakan air bersih dengan bantuan gayung. Dapat menggunakan busa dengan air sabun. Dapat menggunakan alat sesuai fungsi. Dapat melakukannya sesuai langkahlangkah. Dapat melakukannya sesuai langkahlangkah.

37 92. Dapat membersihkan bodi sepeda motor dengan air bersih 6. Dapat menggunakan lap canebo pada seluruh bodi sepeda motor sampai bersih Dapat menggunakan air bersih dengan bantuan gayung. Dapat menggunakan canebo dan fungsinya. Dapat melakukannya sesuai langkahlangkah. Dapat melakukannya sesuai langkahlangkah. 3. Interaksi belajar mengajar Interaksi belajar mengajar keterampilan mencuci sepeda motor menjadi aktif. Peserta didik berani bertanya kepada guru dan saling melengkapi satu sama lainnya serta dapat melakukan tugasnya tanpa ragu setelah proses belajar mengajar menggunakan metode demontrasi. Terlihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.18 Interaksi belajar mengajar guru dengan peserta didik (Pengambilan data 9 Mei 2011)

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research (SSR)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Baseline (A-1) Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran kemampuan matematika dasar khususnya dalam penjumlahan

Lebih terperinci

BAB II KETERAMPILAN SOSIAL ANAL TUNAGRAHITA RINGAN DAN LATIHAN OLAH VOKAL DALAM BERNYANYI...

BAB II KETERAMPILAN SOSIAL ANAL TUNAGRAHITA RINGAN DAN LATIHAN OLAH VOKAL DALAM BERNYANYI... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Work Shop Otomotif UPI yang terletak di Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung Tlp./Fax. 022-2020162.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Skor hasil penelitian adalah perolehan data dari seluruh rangkaian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Skor hasil penelitian adalah perolehan data dari seluruh rangkaian 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Skor hasil penelitian adalah perolehan data dari seluruh rangkaian penelitian yang dilakukan di lapangan, mulai dari kegiatan menguji coba

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengacu pada indikator penelitian berupa (1) Kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengacu pada indikator penelitian berupa (1) Kemampuan 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil penelitian yang didapat dari lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh penggunaan media animasi komputer MANTAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Definisi konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Juni Bayu Dwi Sulistiyo E

KATA PENGANTAR. Bandung, Juni Bayu Dwi Sulistiyo E KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-nya, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI UCAPAN TERIMAKASIH... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : MP Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 Usia : 14 tahun. Alamat : Jln. H.Anwar No.34/189A Cijerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Abstrak... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Grafik...

DAFTAR ISI. Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Abstrak... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Grafik... DAFTAR ISI Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Abstrak... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Grafik... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Indentifiasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk menjawab suatu permasalahan, yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan rancangan penelitian subjek tunggal (Single Subjek Research/SSR), yaitu penelitian

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 169-181 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE ABACA-BACA PADA

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 205-220 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHIAS SANDAL JEPIT MELALUI MEDIA AUDIO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang pengaruh motivasi belajar ekstrinsik terhadap kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita

Lebih terperinci

METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF UNTUK SISWA TUNAGRAHITA

METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF UNTUK SISWA TUNAGRAHITA 213 METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF UNTUK SISWA TUNAGRAHITA Bayu D. Sulistiyo 1, Wahid Munawar 2, Sriyono 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL. DAFTAR DIAGRAM..

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL. DAFTAR DIAGRAM.. DAFTAR ISI ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR DIAGRAM.. i ii iii vi ix xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah.. 7 C. Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan, dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN ANAK CEREBRAL PALSY (CP) TIPE SPASTIK MELALUI BERMAIN DI AIR

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN ANAK CEREBRAL PALSY (CP) TIPE SPASTIK MELALUI BERMAIN DI AIR Volume 3 Nomor 3 Septrmber 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 98-110 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN ANAK CEREBRAL PALSY (CP) TIPE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode penelitiansubjek tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research (SSR). Penelitian subjek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... 70 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Kegiatan Meronce Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang, memiliki dua variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject Tunggal) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :243-255 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERKALIAN MELALUI MEDIA FLIP CHART BAGI ANAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Permainan Alat Musik Drum untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik, terdapat dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode dengan subyek tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

2014 IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA PELATIHAN KETERAMPILAN TUNE-UP SEPEDA MOTOR

2014 IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA PELATIHAN KETERAMPILAN TUNE-UP SEPEDA MOTOR DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHA PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR.... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv vi ix x xi BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Pengertian Bahasa... 21

DAFTAR ISI. 1. Pengertian Bahasa... 21 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xii DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2) BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan kasus tunggal atau Single Subject Research (SSR). Metode penelitian eksperimen yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : SR Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 19 April 1999 Usia : 14 tahun Agama : Islam Alamat Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian dilakukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang dinilai perlu adanya pembuktian dengan berbagai macam rangkaian pengujian sehingga didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yaitu batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung dalam permasalahan penelitian. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2007: 60) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang keterampilan SLB Rama Sejahtera. Peneliti melakukan penelitian pada saat jam pelajaran keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Single Subject Research (SSR), yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat akibat dari pemberian perlakuan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 2 April 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 17-37 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINA DIRI MELALUI ANALISIS TUGAS PADA ANAK TUNAGRAHITA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Ripan Lismana, 2012 Pengaruh Penggunaan Jarimatika Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

DAFTAR ISI. Ripan Lismana, 2012 Pengaruh Penggunaan Jarimatika Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : I Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 27 April 2003 Agama : Islam Alamat : Kp. Lebak Cihideung Lembang Kelas :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Maret. Namun, pelaksanaan observasi dilakukan mulai tanggal 27 januari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Maret. Namun, pelaksanaan observasi dilakukan mulai tanggal 27 januari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Januari sampai dengan 8 Maret. Namun, pelaksanaan observasi dilakukan mulai tanggal 27

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) PENGGUNAAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN BAGI

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 1 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Maret 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Nadiah Faradita Muthmainnah Abstrak:Penelitian ini berawal dari ditemukannya seorang

Lebih terperinci

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu permasalahan yang

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) ABSTRAK Nike Novita Sari. (2015). Meningkatkan Keterampilan Memasang Baju Melalui Metode Modeling Pada Anak Tunagrahita Sedang Di SLB Al- Azhar Bukittinggi (Single Subject Research). Skripsi Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua

BAB III METODE PENELITIAN. tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua 25 BAB III METODE PENELITIAN Hasil penelitian yang benar berangkat dari pemilihan metode penelitian yang tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua macam penelitian,

Lebih terperinci

Bermain Peran dalam Kehidupan Keluarga

Bermain Peran dalam Kehidupan Keluarga Riset Bermain Peran da/am Kehidupan Keluarga Andri, Hidayat Bermain Peran dalam Kehidupan Keluarga untuk kan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Sedang Andri Sudiarsa & Hidayat Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 588-600 IMPROVING WRITING SKILLS FOR BEGINNING THROUGH FINGER PAINTING CHILD

Lebih terperinci

STUDI DURASI BELAJAR SERVICE RINGAN ENGINE SEPEDAMOTOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BAGI SISWA TUNARUNGU

STUDI DURASI BELAJAR SERVICE RINGAN ENGINE SEPEDAMOTOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BAGI SISWA TUNARUNGU 270 STUDI DURASI BELAJAR SERVICE RINGAN ENGINE SEPEDAMOTOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BAGI SISWA TUNARUNGU Yayu Rahayu 1, Iwa Kuntadi 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah salah satu sekolah luar biasa yang berada di kota Bandung yang terdapat

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 639-648 Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Tari Melalui Media Audio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 19 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR). Sugiyono (2007: 11) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

PENGARUH PERMAINAN KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN PENGARUH PERMAINAN KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN (Penelitian Eksperiemen Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan kelas IV) Drs. H. Ahmad Mulyadiprana,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang terdapat pada penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana Dengan Teknik Vaporizer Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Tunagrahita Dalam Pembelajaran Di PAUD Wisana

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana Dengan Teknik Vaporizer Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Tunagrahita Dalam Pembelajaran Di PAUD Wisana BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Penggunaan Aromaterapi Cendana Di Kelas dalam Pembelajaran Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan aromaterapi cendana di kelas dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 429-437 EFEKTIFITAS BERMAIN PLAY DOUGH UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK HALUS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN Variabel merupakan suatu atribut atau ciriciri sesuatu yang diamati atau diukur dalam penelitian (Sunanto,dkk,2006:3). Dengan demikian variabel dapat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING MELALUI ANALISIS TUGAS PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING MELALUI ANALISIS TUGAS PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 268-279 MENINGKATKAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING MELALUI ANALISIS TUGAS PADA

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) EFEKTIFITAS MEDIA DEKAK-DEKAK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL NILAI TEMPAT BILANGAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA Oleh Dita Risfamelia Abstract This research background of the problems

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian. (dalam Sunanto, J., dkk, 2005:12). Menurut Hatch dan Farhady

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior ) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior ) 1. Variabel bebas adalah variabel yang

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS. Media Compic (Computerized Pictograph) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Autis Hiperaktif

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS. Media Compic (Computerized Pictograph) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Autis Hiperaktif JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS Media Compic (Computerized Pictograph) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Autis Hiperaktif Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 564-575 EFEKTIVITAS MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu: variabel yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: a. Variabel bebas (variabel

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016 Efektifitas Flash Card Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Alphabet Pada Siswa Tunarungu Kelas Tk-A2 SLB Negeri Cicendo Kota Bandung Riani Rachmawati, Tati Hernawati, dan Juhanaini Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di SLB-D YPAC Bandung. Intervensi dilakukan di ruang kelas selama dua jam pelajaran. Berhubung beberapa kali terpotong oleh hari libur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Target Behavior BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang anak di PSBN Wyata Guna Bandung. Nama : MTS Jenis Kelamin :

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 756-769 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL RAMBU-RAMBU DI SEKOLAH MELALUI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan 22 BAB III METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan digunakan. Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu masalah yang sedang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS TEKNIK RILAKSASI DALAM MENGURANGI WAKTU PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDLB N 20 PONDOK II PARIAMAN

EFEKTIFITAS TEKNIK RILAKSASI DALAM MENGURANGI WAKTU PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDLB N 20 PONDOK II PARIAMAN Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 340-349 EFEKTIFITAS TEKNIK RILAKSASI DALAM MENGURANGI WAKTU PERILAKU HIPERAKTIF

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Eli Wibawati, 2013

DAFTAR ISI Eli Wibawati, 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, prediktor, antecedent...variabel bebas adalah merupakan variabel yang

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :429-436 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGGOSOK GIGI MELALUI VIDEO PADA

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :256-262 Peningkatan Kemampuan Membuat Kalung Berbahan Kancing Baju Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan ataupun timbulnya variabel terikat, atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menentukan metode merupakan langkah penting sebuah penelitian karena akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menurut Hact dan Farhady (Sugiyono, 2011:38) Secara teoritis variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas (X), yaitu penerapan teknik latihan graphomotor. Secara harfiah graphomotor terdiri dari dua yakni grapho

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen subjek tunggal. Metode eksperimen subjek tunggal berbeda dengan metode eksperimen

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :63-70 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA DASAR MELALUI PERMAINAN TEROPONG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi 63 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan memecahkan masalah yang muncul dalam dunia pendidikan bagi tunanetra. Penelitian biasanya berangkat dari adanya kesenjangan yang terjadi antara kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur perubahannya. Sesuai pernyataan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 378-393 EFEKTIFITAS PERMAINAN PENJEPIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Desain Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subjek), yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :350-359 MENINGKATKAN KETAHANAN DUDUK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 2 Juni 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) ABSTRAK Cindri Wulan Alam Sari ( 2016 ) : Efektivitas Bermain Papan Pasak Untuk Meningkatkan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 362-371 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KATA MELALUI METODE SUKU KATA BAGI

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 Sebtember 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 241-250 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN PECAHAN DALAM PEMECAHAN MASALAH

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 610-619 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTI METODE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 277-288 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA SEQUENCING

Lebih terperinci

Khusnul Khotimah* 1 Wiwik Dwi Hastuti* 2

Khusnul Khotimah* 1 Wiwik Dwi Hastuti* 2 THE EFFECT OF TOTAL COMMUNICATION APPROACH TOWARDS THE TEXT RETELLING ABILITY OF HEARING IMPAIRMENT STUDENTS (Pengaruh Pendekatan Komunikasi Total Terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Bacaan Siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB D YPAC Bandung yang berada di jalan Mustang no. 46 Bandung. Penelitian ini dilakukan di luar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG SATUAN PANJANG MELALUI MEDIA BAGAN TABEL BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG SATUAN PANJANG MELALUI MEDIA BAGAN TABEL BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 291-300 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG SATUAN PANJANG MELALUI MEDIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :77-86 EFEKTIVITAS METODE ANALISIS GLASS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

Lebih terperinci