ANALISIS PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN"

Transkripsi

1 ANALISIS PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 (Studi Kasus di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: Yessi Widhi Astuti NIM: JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI AH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTO PENULIS "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu" maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Mujadilah: 11) Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta (Albert Einstein) Kegigihan adalah kekuatan hebat yang tak terlihat yang bisa menyingkirkan rintangan besar (Yessi Widhi Astuti) v

6 PERSEMBAHAN Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini kepada : 1. Kedua orang tuaku Bapak Ripto Haryono dan Ibu Nurhayati tercinta, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini. 2. Adikku Wisnu Syahrul Romansyah, yang telah mendoakan agar selalu tetap semangat dalam menuntut ilmu dan menjalani kehidupan di dunia ini. 3. Keluarga Besar Bani Mukaromah, yang selalu memberikan dorongan serta motivasi agar selalu bersabar dalam menghadapi setiap masalah. 4. Seseorang yang telah memberikan kehidupan bermakna, pencerahan dan motivasi yang tinggi sehingga penulis selalu semangat dalam menjalani kehidupan. 5. Para guru sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran. 6. Almamater Tercinta Fakultas Syari ah IAIN Salatiga yang penulis banggakan. vi

7 KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-nya Penulisan Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih, Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para sahabat-sahabatnya, syafa at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti. Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam, Fakultas Syari ah, Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari ah yang berjudul: Analisis Pembiayaan Talangan Haji Menurut Hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 (Studi Kasus di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga). Penulis mengakui bahwa dalam menyusun Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari ah di IAIN Salatiga. vii

8 3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.I., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari ah Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan baik. 4. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari ah di IAIN Salatiga. 5. Bapak Farkhani, S.H.I., S.H., M.H, selaku Dosen Pembimbing yang selalu meberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan. 6. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan. 7. Bapak Gery Baldi, selaku Direktur Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga yang telah berkenan memberikan izin penelitian di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga serta jajaran pegawai yang telah memberikan informasi berkaitan penulisan skripsi. 8. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas Syari ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun. 9. Sahabat-sahabatku Lilis Setiyowati, Tri Subiyanti, dan Faza Atika Ulfah yang selalu mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini. viii

9 10. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari ah angkatan 2011 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga. Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-nya. Amiin. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan demi enaknya penulisan skripsi ini dibaca dan dipahami. Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Salatiga, 06 Agustus 2015 Penulis. ix

10 ASBTRAK Astuti, Yessi Widhi Analisis Pembiayaan Talangan Haji Menurut Hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 (Studi Kasus di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga). Skripsi. Fakultas Syari ah. Jurusan. S1 Hukum Ekonomi Syari ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Farkhani, S.H.I., S.H., M.H. Kata Kunci : Pembiayaan, Talangan Haji, Hukum Islam. Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga merupakan salah satu lembaga keuangan syari ah dalam bentuk perbankan syari ah yang banyak mengeluarkan produk pembiayaan. Salah satunya adalah pembiayaan talangan haji. Penulis dalam hal ini mengkaji tentang analisis hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 terhadap pelaksanaan pembiayaan talangan haji pada produk pembiayaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga (2) Apakah pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga sesuai dengan hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologis yuridis serta menggunakan jenis penelitian field research (penelitian lapangan) yaitu penelitian yang dilakukan di dalam masyarakat itu sendiri atau dalam instansi yang bersangkutan. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan produk pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa, pertama: Pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga dari segi akadnya sudah menggunakan akad Qardh wal Ijarah yang sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syara dari akad tersebut dan sesuai fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 dan fatwa DSN-MUI No. 09/DSN- MUI/IV/2000 dan produk pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri KC Salatiga telah sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun Karena sejak berlakunya Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Bank Syari ah Mandiri memberikan layanan pembiayaan talangan haji dengan jangka waktu talangan hanya 1 (satu) tahun. Apabila dalam waktu satu tahun nasabah tidak bisa melakukan pelunasan, maka akan dilakukan akad ulang dan nasabah akan dikenakan ujrah sebesar Rp ,-. Kedua: Pelaksanaan pembiayaan Talangan Haji di bank Syari ah Mandiri KC Salatiga sudah sesuai dengan hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran Penyelenggaraan Ibadah Haji. x

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i NOTA PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv MOTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Kegunaan Penelitian... 6 E. Penegasan Istilah... 6 F. Tinjauan Pustaka... 7 G. Metode Penelitian Pendekatan dan Jenis Penelitian Kehadiran Peneliti Lokasi Penelitian Sumber Data Prosedur Pengumpulan Data Analisis Data Pengecekan Keabsahan Data Tahap-tahap Penelitian H. Sistematika Penulisan xi

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Haji Dalam Prespektif Fiqh Pengertian Haji Dasar Hukum Haji Waktu Pelaksanaan Haji Rukun-Rukun Haji Dan Syarat-Syarat Haji B. Istiƫã ah Ibadah Haji Pengertian dan Batasan Istiƫã ah Ibadah Haji Istiƫã ah Ibadah Haji Menurut Para Ulama C. Tinjauan Tentang Pembiayaan Talangan Haji Pengertian Pembiayaan Talangan Haji Dasar Hukum Pembiayaan Talangan Haji Akad Dalam Pembiayaan Talangan Haji D. Tinjauan Tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) BAB III GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARI AH MANDIRI A. Gambaran Umum Bank Syari ah Mandiri Sejarah Bank Syari ah Mandiri Profil Bank Syari ah Mandiri Visi dan Misi Struktur Organisasi Produk-Produk di Bank Syari ah Mandiri B. Gambaran Umum Pembiayaan Talangan Haji di Bank Syari ah Mandiri Pengertian Pembiayaan Talangan Haji Akad Pembiayaan Talangan Haji Mekanisme Pembiayaan Talangan Haji Manfaat Pembiayaan Talangan Haji BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembiayaan Talangan Haji Menurut Hukum xii

13 Islam B. Analisis Pembiayaan Talangan Haji Menurut Peraturan 99 Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Syari ah Mandiri xiv

15 DAFTAR GAMBAR Tabel 3.2 Ketentuan Pembiayaan Talangann Haji Bank Syari ah Mandiri KC. Salatiga xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji adalah rukun Islam yang ke lima. Haji berarti: berkunjung, atau ziarah. Yang dimaksudkan ialah: berkunjung atau ziarah ke tanah suci (Baitullah dan sekitarnya) dalam rangka melaksanakan Rukun Islam yang kelima (Saleh, 2008: 202). Dalam buku Fikih Sunnah jilid 5, Syayyid Sabiq (1978: 31) menjelaskan bahwa haji ialah mengunjungi Mekkah buat mengerjakan ibadah Thawaf, sai, wuquf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi titah Allah dan mengharap keridhaan-nya. Waktu pelaksanaan ibadah haji hanya pada bulan Dzulhijjah. Dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 13 Djulhijjah. Tempat dilaksanakannya ibadah haji adalah di Masjidilharam, Mekkah. Ibadah haji diwajibkan Allah kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yaitu orang-orang yang memiliki kesanggupan biaya serta sehat secara jasmani dan rohani untuk menunaikan ibadah haji. Dalam al-qur an Surat Ali Imran ayat 97 dijelaskan bahwa diwajibkannya haji bagi orang yang mampu, dan tidak diwajibkan haji bagi orang yang tidak mampu, sebagai berikut: 1

17 Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barang siapa memasukinya (baitullah itu) menjadi aman dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (Q.S. Ali Imran: 97). Selain itu terdapat hadis yang menjelaskan tentang keutamaan mengeluarkan biaya dalam melakukan ibadah haji. Dalam hadis yang diterima dari Buraidah bahwa Nabi saw. bersabda: Mengeluarkan biaya untuk keperluan haji sama dengan mengeluarkannya untuk perang sabil: satu dirham menjadi tujuh kali lipat. (Sabiq, 1978: 39). Dalam rangka membantu umat Islam dalam menunaikan rukun Islam yang kelima ini maka lembaga keuangan syariah atau perbankan syariah berlomba-lomba untuk membuat berbagai macam produk pembiayaan. Produk pembiayaan tersebut diantarannya pembiayaan talangan haji. Yang menjadi landasan hukum dari produk ini adalah fatwa DSN MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002 dengan ketentuan sebagai berikut: 2

18 1. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai Fatwa DSN- MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/ Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-qardh sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/ Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji. 4. Besar imbalan jasa al-ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-qardh yang diberikan LKS kepada nasabah. Dengan munculnya fatwa tersebut membuat nasabah sangat berminat terhadap produk pembiayaan talangan haji yang disediakan di perbankkan syari ah. Bahkan dengan biaya yang cukup terjangkau, kita dapat mendapatkan talangan haji yang cukup besar dan jangka waktu pengembalian yang relatif lama. Menurut Dyah Septiani dalam webnya ( diakses pada 11 November 2014) menjelaskan bahwa untuk mendapatkan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri hanya dengan dana minimal yang harus dimiliki oleh calon jamaah adalah sebesar Rp ,- maka dana Talangan haji yang akan diterima adalah sebesar Rp ,- dengan jangka waktu pengembalian dana 3 tahun (ketentuan jumlah setoran awal untuk memperoleh nomor porsi untuk 3

19 tahun 2012 adalah RP ,- info yang peroleh di tahun 2013 sekitar bulan april, pemerintah akan menaikan jumlah setoran awal). Jumlah yang akan dikembalikan selama jangka waktu 3 tahun tersebut tidak ditentukan batas minimalnya, hanya dikenakan ujrah (administrasi) per tahunnya. Untuk tahun pertama biaya Ujrah sebesar ,- (sudah termasuk dalam dana minimal calon jamaah). Untuk tahun ke dua biaya ujrah sebesar Rp ,-. Untuk tahun ke tiga biaya ujrah Rp ,- Ujrah tersebut belum termasuk biaya materai (pada waktu akad). Syarat yang ditentukan oleh Bank Syariah Mandiri untuk mendapatkan dana talangan haji sangat mudah, hanya melampirkan copy KTP suami/isteri, copy kartu keluarga, copy Akta Nikah dan membuka Tabungan Mabrur. Banyaknya minat nasabah dan mudahnya syarat untuk memperoleh Pembiayaan Talangan Haji maka mengakibatkan banyak daftar tunggu haji (waiting list). Bahkan menurut artikel yang diakses oleh peneliti daftar tunggu haji untuk daerah Jawa Tengah sendiri dari kuota haji yang disediakan sudah ada jamaah yang mendaftar dan menyebabkan daftar tunggu haji sampai tahun Lamanya daftar tunggu haji tersebut dikarenakan banyaknya calon jemaah haji yang mendaftar. Namun dari pendaftar baru yang melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji ( diakses pada 11 November 2014). 4

20 Maka dalam rangka meningkatkan pengelolaan setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji secara lebih profesional, akuntabel, amanah, dan transparan Menteri Agama Republik Indonesia memberlakukan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 yang mengatur tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Selain itu untuk menanggulangi banyaknya daftar tunggu haji (waiting list) dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 juga menetapkan bahwa Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji tidak boleh memberikan layanan dana talangan haji dengan jangka waktu talangan lebih dari 1 (satu) tahun. Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Pembiayaan Talangan Haji Menurut Hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 (Studi Kasus di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga). B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat diangkat pokok masalah yang dapat dijadikan pembahasan, yaitu : 1. Bagaimana pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga? 2. Apakah pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga sesuai dengan Hukum Islam dan 5

21 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji? C. Tujuan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian terhadap pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga diharapkan dapat : 1. Untuk mengetahui dengan jelas bagaimana pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga. 2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga sesuai dengan Hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. D. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai sumbangan pemikiran dalam menambah wawasan tentang produk pembiayaan talangan haji. 2. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai kesesuaian antara peraturan dan praktek nyata dalam pembiayaan talangan haji. E. Penegasan Istilah 1. Pembiayaan Talangan Haji merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk 6

22 memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ( 2. Hukum Islam adalah ketetapan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT yang berupa aturan-aturan untuk ditaati dan berupa larangan-larangan untuk dijauhi. 3. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 adalah peraturan yang mengatur tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. F. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang pembiayaan talangan haji dalam lembaga perbankan syari ah sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pembiayaan talangan haji ini pernah dilakukan oleh Maria Ulfah (2012: iv) mahasiswi di IAIN Walisongo yang dijadikan sebagai bahan skripsi. Maria Ulfah meneliti tentang ANALISIS PENGARUH MARKETING SYARIAH TERHADAP MINAT NASABAH DANA TALANGAN HAJI (STUDI KASUS DI BANK MUAMALAT CABANG SEMARANG). Maria Ulfah memfokuskan tentang masalah apakah ada pengaruh marketing syariah terhadap minat nasabah Dana Talangan Haji. Penelitian tersebut bertujuan menguji secara parsial dan simultan bagaimana marketing syariah berpengaruh terhadap minat nasabah untuk pengambilan porsi haji dalam bentuk dana Talangan Haji di Bank Muamalat Cabang Semarang. 7

23 Skripsi Nur Halimah (2009 : vi) mahasiswi di IAIN Walisongo dengan judul STUDI ANALISIS TERHADAP PRAKTEK AKAD QARDH WAL IJARAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARI AH MANDIRI CABANG SEMARANG. Dalam skripsi Nur Halimah menjelaskan tentang penerapan dan praktek dari akad Qardh Wal ijarah pada pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri Cabang Semarang sudah sesuai dengan Syari at Islam. Skripsi Muhammad Bahtiyar Rifai (2010: ii) mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga dengan judul TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK TALANGAN HAJI (STUDI DI BANK SYARI AH MANDIRI CABANG CIK DI TIRO YOGYAKARTA). Dalam skripsi Muhamat Bahtiyar Rifai ini memfokuskan masalah tentang gambaran produk talangan haji di BSM Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta dan bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap produk talangan haji tersebut. Dari tinjauan pustaka yang diperoleh penulis, maka pembahasan mengenai Analisis Pembiayaan Talangan Haji Menurut Hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 (Studi Kasus di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga) sangat menarik untuk dikaji. Walaupun sudah ada yang meneliti tentang tinjauan Hukum Islam terhadap dana talangan haji, namun disini peneliti akan membandingkan praktek pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga dengan Hukum Islam dan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun

24 G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Sosiologis Yuridis. Pendekatan Sosiologis Yuridis yaitu strategi penelitian yang lebih banyak melihat fakta-fakta fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, kemudian diambil dan dihubungkan dengan hukum-hukum positif nasional dengan tidak meninggalkan hukum syari yang menjadi sumber keberadaan hukum pembiayaan talangan haji dalam perbankkan syari ah. Jenis penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian lapangan) yaitu penelitian yang dilakukan di dalam masyarakat itu sendiri atau dalam instansi yang bersangkutan. Pengertian lain dari Penelitian lapangan (field research), yaitu research yang dilakukan dikancah atau di medan terjadinya gejala-gejala (Hadi, 2000: 10). Yaitu bagaimana pelaksanaan produk pembiayaan talangan haji di perbankkan syari ah, selain itu penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fakta secara menyeluruh melalui pengumpulan data di lapangan dan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistic, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, 9

25 pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2009: 6). Selain itu laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan (STAIN, 2008: 26). 2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti menjadi instrumen yang sangat penting dan juga menjadi pengumpul data. Maka kehadiran peneliti disini sebagai partisipan penuh yang mengumpulkan data tentang penelitian. Dan kehadiran peneliti dalam meneliti produk pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga ini diketahui karena peneliti melakukan wawancara dengan pihak perbankkan. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga yang beralamatkan di jalan Diponegoro Nomor 77, Kota: Salatiga, Indonesia. Peneliti memilih lokasi tersebut karena sesuai dengan topik yang akan diteliti. Dan dengan dipilihnya lokasi tersebut berharap akan menambah wawasan dan menemukan wawasan baru. 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat Diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 10

26 a. Data primer yaitu: data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama (Subagyo, 1991: 87). Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yakni pegawai bank syari ah melalui penelitian. b. Data sekunder yaitu: data yang diperoleh atau berasal dari bahan kepustakaan yang digunakan untuk melengkapi data primer (Subagyo, 1991: 89). Sumber data sekunder yaitu mencakup dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang serupa laporan buku harian dan sebagainnya. 5. Prosedur Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak mengumpulkan data dengan seperangkat instrumen untuk mengatur variabel, tapi peneliti mencari dan belajar dari subjek dalam penelitiannya, serta menyusun format (yang disebut protokol) untuk mencatat data ketika penelitian berjalan (Alsa, 2003: 47). Adapun metode pengumpulan data tentang pembiayaan talangan haji ini dengan menggunakan tehnik sebagai berikut : a. Metode observasi Yaitu metode suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung dan mencakup data-data yang diperoleh secara sistematis, dari objek penelitian. Seperti melakukan tes, kuisioner atau angket, rekaman gambar, dan rekaman suara. Ini berkaitan dengan produk pembiayaan talangan 11

27 haji di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga. Metode observasi inilah metode pertama yang penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan produk pembiayaan talangan haji. b. Metode Wawancara Interview/ wawancara, yaitu suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu (Kartono, 1996: 187). Atau mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab langsung kepada pemuka agama, tokoh masyarakat setempat dan pejabat yang berkompeten, yang merupakan bagian penting dari cara pengumpulan data dalam penelitian lapangan. Metode ini digunakan untuk mengetahui tentang produk pembiayaan talangan haji. Adapun dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah instrumen-instrumen penting dalam Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga. Yaitu bagian customer service Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga dan Unit Pelayanan Pembiayaan Talangan Haji di BMT Amal Mulia Suruh selaku mitra kerja dari Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga. c. Dokumentasi Yaitu, mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 12

28 206). Untuk mendapatkan data yang jelas dan kongkrit, maka peneliti juga menggunakan metode dokumentasi berupa, bacaanbacaan yang memuat tentang tema yang akan diteliti. Selain itu peneliti juga akan mendokumentasikan kegiatan penelitian lapangan yang akan dilakukan. Seperti dokumentasi berupa gambar, rekaman suara, dan lain-lain. 6. Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data dan menyimpulkan dari data-data yang sudah terkumpul. Semuanya bertujuan untuk menyimpulkan data secara teratur dan rapi. Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan metode Deskripsi Kualitatif yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang telah dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan, disusun, dijelaskan yakni digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan (Arikunto, 1998 : 245). Analisis data ini dilakukan dengan cara membandingkan antara fakta yang dihasilkan dari penelitian dilapangan yaitu di Bank Syari ah Mandiri Kantor Cabang Salatiga dengan teori Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia. 7. Pengecekan Keabsahan Data Studi kasus ini menggunakan penelitian dan pendekatan kualitatif. Dalam pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan berbagai metode seperti wawancara dan pengkajian dari Hukum Islam dan 13

29 Peraturan Menteri Agama. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan observasi. Selain itu peneliti menggunakan metode trianggulasi data. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatun yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2004: 330). Jadi setelah peneliti melakukan wawancara kepada pihak Bank Syariah Mandiri dan mencatat hasil wawancara. Setelah hasil dari wawancara dirubah kedalam bentuk resume, maka peneliti melakukan pengecekan hasil resume tersebut kepada pihak Bank Syariah Mandiri. Apakah hasil resume wawancara sesuai dengan apa yang ada dalam Bank Syariah Mandiri. 8. Tahap-tahap Penelitian Yang pertama adalah tahap persiapan penelitian. Dalam tahap persiapan penelitian ini setelah peneliti menemukan hal yang ingin diteliti, maka peneliti membuat garis besar hal yang ingin dilteliti. Setelah itu peneliti membuat judul dan menentukan rumusan masalah. Peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan permasalahan atau objek penelitian yang akan diteliti. Pedoman wawancara tersebut berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar yang yang nantinya akan dapat dikembangkan pada saat wawancara. Setelah itu tahap persiapan selanjutnya adalah mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara. Setelah itu peneliti menentukan subjek 14

30 yang akan diwawancarai dan membuat kesepakatan dengan calon narasumber mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara. Setelah wawancara dilakukan, tahap selanjutnya adalah memindahkan hasil wawancara. Hasil wawancara bisa berupa catatan, rekaman, ataupun lainnya. Yang kemudian dilakukan pemindahan dalam bentuk tertulis atau teks. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan skripsi. Setelah judul dan rumusan masalah sudah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah membuat pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian (metode penelitian ini berisi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian), dan sistematika penulisan. Setelah pendahuluan selesai, peneliti mulai membuat kajian pustaka yang berisi landasan teori tentang haji dan penjelasan mengenai pembiayaan talangan haji menurut hukum Islam. Dan melakukan pengembangan dari rumusan masalah yang dijelaskan dalam pendahuluan. Setelah itu peneliti melakukan analisis data pembahasan yang berisi tentang analisis temuan data dilapangan yang berhubungan dengan pembiayaan talangan haji di Bank Mandiri Syari ah. Dan 15

31 langkah terakhir dalam penelitian ini adalah memberikan kesimpulan yang berisi kritik ataupun saran baik untuk tempat penelitian ataupun penelitian selanjutnya. H. Sistematika Penulisan Sesuai dengan pedoman penulisan skripsi, penulis akan membagi skripsi ini menjadi lima bab. Masing-masing bab disusun secara sistematis dan logis. Dan dalam setiap bab terdapat sub bab yang akan menjelaskan masing-masing bab. Untuk lebih jelasnya penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab pertama berisi tentang pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, kajian pustaja dan sistematika penulisan. Didalam metode penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahaptahap penelitian. Bab kedua tentang tinjauan umum haji dan pembiayaan talangan haji, terdiri dari beberapa sub bab, sub bab pertama berisi tentang haji dalam prespektif fiqh yang didalamnya berisi mengenai pengertian, dasar hukum, waktu pelaksanaan ibadah haji, dan syarat serta rukun haji. Sub bab kedua berisi tentang penjelasan istiƫã ah ibadah haji yang didalamnya akan dijelaskan mengenai pengertian dan batasan istiƫã ah ibadah haji, 16

32 serta istiƫã ah ibadah haji menurut pendapat para ulama mazhab. Sub bab ketiga tentang penjelasan mengenai pembiayaan talangan haji yang didalamnya dijelaskan mengenai pengertian, dasar hukum dan akad yang digunakan dalam pembiayaan talangan haji. Sub bab keempat berisi tentang tinjauan tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) Menurut Peraturan Menteri Agama RI No. 30 Tahun Bab ketiga membahas gambaran umum pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Syari ah Mandiri. terdiri dari beberapa sub bab, sub bab pertama berisi tentang gambaran umum Bank Mandiri Syari ah yang didalamnya akan dijelaskan mengenai sejarah Bank Syari ah Mandiri, visi dan misi Bank Syari ah Mandiri, profil Bank Syari ah Mandiri, dan produk-produk Bank Syari ah Mandiri. Sub bab kedua berisi tentang gambaran umum pelaksanaan pembiayaan talangan haji di Bank Mandiri Syari ah yang didalamnya dijelaskan mengenai pengertian pembiayaan talangan haji, mekanisme pembiayaan talangan haji, dan manfaat pembiayaan talangan haji. Bab keempat merupakan analisa terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Talangan Haji di Bank Syari ah Mandiri, terdiri atas tinjauan dari segi hukum Islam terhadap Pembiayaan Talangan Haji di Bank Syari ah Mandiri yang meliputi tinjauan dari segi istiƫã ah dan dari segi kemaslahatan. Serta tinjauan menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun

33 Dan pada bab kelima adalah penutup dari seluruh rangkaian pembahasan, memuat tentang kesimpulan dari apa yang diteliti dan juga memberikan kritik dan saran. Adapun bagian akhir dari skripsi memuat daftar pustaka serta lampiran-lampiran. 18

34 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Haji Dalam Perspektif Fiqh 1. Pengertian Haji Haji berarti: berkunjung, atau ziarah. Yang dimaksudkan ialah : berkunjung atau ziarah ke tanah suci (Baitullah dan sekitarnya) dalam rangka melaksanakan Rukun Islam yang kelima(saleh, 2008: 202). Dalam buku Fikih Sunnah jilid 5, Syayyid Sabiq(1978: 31) menjelaskan bahwa haji ialah mengunjungi Mekkah buat mengerjakan ibadah Thawaf, sai, wuquf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi titah Allah dan mengharap keridhaan-nya. Menurut Departemen Agama Republik Indonesia (1983:329) yang dimaksudkan dengan Al-hajju adalah menyengaja, menuju. Dan yang dimaksud dengan menyengaja dan menuju disini adalah bepergian beribadat di Mekkah, melakukan thawaf, sa i, dan wuquf di Arafah, serta melaksanakan semua ketentuan-ketentuan haji, karena hendak memenuhi perintah Allah dan mengharapkan keridhaan Nya. Al-hajju, atau maknanya al-qashdu (menyengaja, menuju, memaksudkan), adalah salah satu dari rukun Islam yang lima Ia merupakan suatu perbuatan yang wajib dilakukan, bagi yang mampu. Jadi pengertian haji menurut penyusun adalah sengaja mengunjungi Baitullah dalam rangka menunaikan rukun Islam yang ke 19

35 lima dan melaksanakan amalan-amalan dalam ibadah haji tersebut. Haji mempunyai beberapa keutamaan dan hikmah ibadah haji, di antarannya(taufiqurrochman, 2009: 1-3): a. Mengerjakan ibadah haji adalah pekerjaan yang sangat mulia dan terpuji. Rosulullah saw bersabda, Barangsiapa melaksanakan haji karena Allah, tidak melakukan rafats (berkata kotor) dan tidak fusuq (durhaka), maka ia kembali suci dari dosa seperti bayi yang dilahirkan dari kandungan ibunya. (HR Bukhari-Muslim). b. Ibadah haji memberi kesan dan pesan terhadap perjalanan kehidupan seseorang. Karena itu, Siti Aisyah tak mau ketinggalan untuk mengerjakan haji setiap tahun. Menurutnya, Aku bertanya kepada Rosulullah: Bolehkah aku ikut berperang dan berjihad bersamamu? Beliau menjawab: Jihad yang lebih baik dan sempurna ialah haji, haji yang mabrur. Sejak itulah, aku tak pernah meninggal haji. c. Ibadah haji merupakan manifestasi ketundukan kepada Allah. d. Melaksanakan ibadah haji merupakan ungkapan syukur atas nikmat harta dan kesehatan. e. Haji menempa jiwa agar memiliki semangat juang tinggi. Segala kesulitan yang dihadapi sejak dari tanah air hingga di tanah suci dan kembali lagi ke tanah air merupakan tantangan 20

36 yang harus dihadapi seorang haji yang dengan itu, ia belajar sabar, tabah, kuat, disiplin dan terdorong berakhlak mulia. f. Haji dapat menjadi pemersatu antar umat Islam sedunia. g. Para jamaah haji adalah delegasi Allah swt. Rosulullah saw. bersabda, Delegasi Allah ada tiga: orang yang berperang, orang yang berhaji dan orang yang berumrah (HR al-nasa i dan Ibnu Hibban). 2. Dasar Hukum Haji Ibadah haji disyariatkan sejak zaman nabi Ibrahim as, kemudian diteruskan hingga generasi umat nabi Muhammad saw. Allah berfirman mengenai ibadah haji dalam beberapa ayat al-qur an, sebagai berikut: a. Al-Qur an Surat Ali Imran ayat 97 Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barang siapa memasukinya (baitullah itu) menjadi aman dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa 21

37 mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam(q.s. Ali Imran : 97). b. Al-Qur an surat al-hajj ayat Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak (Q.S al-hajj : 27-28). c. Al-Qur an surat al-baqarah ayat 196 ج م ال ج ال ج Artinya: Dan sempurnakanlah Ibadah Haji dan umroh karena Allah. d. Rosulullah SAW bersabda : 22

38 ا ج ل ج ال ج ج ل Artinya: Hendaklah kalian bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari halangan yang akan merintanginya (HR. Ahmad). e. Rosulullah SAW bersabda : ب ن ي س ال م ع ى خ س ش ه د ج إ ا إ ج هللا ج ل ج س ل هللا إ ق م ا جصال إ ح ء ا جز ت اب ي ث ص م ض Artinya : Islam itu didirikan di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rosulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan (HR. Bukhari & Muslim). f. Rosulullah SAW bersabda : ك ز د ة ل ج ال ع ي ت ه د ن ص ن ي Artinya: Barang Siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu dia tidak berhaji, hendaklah ia mati dalam keadaan menjadi orang Yahudi, atau Nasrani (HR. At- Tirmidzi dari Ali). Berdasarkan beberapa dasar hukum diatas mengenai ibadah haji, sangat jelas dituliskan dalam al-qur an maupun hadis Nabi bahwa menunaikan ibadah haji merupakan suatu kewajiban bagi seluruh 23

39 umat Islam di dunia. Allah swt. mewajibkan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji, dan ibadah haji juga termasuk rukun Islam. Bagi orang yang mampu haji merupakan suatu kewajiban, dan Allah Maha Kaya maka Allah tidak memerlukan sesuatu, jadi dengan kita melakukan ibadah haji kita akan menyadari bahwa Allah swt. tidak membutuhkan apapun dari kita namun kita yang senantiasa selalu mendekatkan diri kepada Allah. 3. Waktu Pelaksanaan Haji Waktu pelaksanaan ibadah haji berbeda dengan pelaksanaan umrah. Umrah bisa dilaksanakan kapan saja, namun kalau pelaksanaan ibadah haji hanya bisa dilakukan pada bulan tertentu. Lebih tepatnya pelaksanaan ibadah haji yaitu pada tanggal 8-13 Dzulhijjah. Berikut ini rincian pelaksanaan ibadah haji: a. Sebelum tanggal 8 Zulhijah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah. b. Tanggal 8 Zulhijah, jamaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Zulhijah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jamaah kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji harus bermalam di Mina. 24

40 c. Tanggal 9 Zulhijah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah. d. Tanggal 10 Zulhijah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha). e. Tanggal 11 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga. f. Tanggal 12 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga. Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan) ( diakses pada tanggal 14 Desember 2014). 4. Rukun-Rukun dan Syarat-Syarat Haji Rukun Haji Menurut Departemen Agama Republik Indonesia (1983:349) Rukun haji adalah ketentuan-ketentuan yang apabila ditinggalkan, 25

41 salah satu dari rukun tersebut tidak dikerjakan maka ibadah haji yang kita laksanakan tidak sah. Adapun rukun haji ada 6 (enam), yaitu: a. Ihram Yang dimaksud dengan ihram menurut Departemen Agama Republik Indonesia (1983: ) adalah niat melakukan ibadah haji atau umrah, atau kedua-duanya bersama-sama. Ihram ini termasuk rukun, dijelaskan dalam al-qur an surah al-bayyinah ayat 5, yaitu: Artinya: Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar beribadah kepada Allah, secara ikhlas. Kemudian memakai pakaian ihram. Pakaian Ihram ialah pakaian yang dipakai oleh orang yang melakukan ibadah haji dan umrah. Dalam website Kementrian Agama Republik Indonesia ( diakses pada 10 Juni 2015) menjelaskan tentang ketentuan pakaian ihram tersebut, sebagai berikut: 1) Bagi pria memakai dua helai kain yang tidak berjahit, satu diselendangkan di bahu dan satu disarungkan menutupi pusar sampai dengan lutut. pada waktu melaksanakan tawaf, di sunnahkan memakai kain Ihram dikenakan dengan cara idtiba, 26

42 yaitu dengan membuka bahu sebelah kanan dengan membiarkan bahu sebelah kiri menutup kain Ihram. Tidak boleh memakai baju, celana atau kain biasa. Diperbolehkan memakai ikat pinggang, jam tangan dan alas kaki yang tidak menutup mata kaki ketika shalat, sunatnya diselendangkan di atas kedua bahu hingga dada sehingga kedua pundaknya tertutup. 2) Bagi wanita memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Sunat sebelum berihram: mandi, memakai minyak wangi, menyisir rambut dan memotong kuku. Selain mengenai ketentuan pakaian ihram, terdapat larangan ihram. Larangan tersebut ialah: 1) Bagi pria dilarang: memakai pakaian berjahit (bertangkup), memakai sepatu/alas kaki yang menutupi mata kaki dan menutup kepala (seperti topi). 2) Bagi wanita dilarang: berkaos tangan(menutup telapak tangan) dan menutup muka (bercadar). 3) Bagi kedua-duanya dilarang: memakai wangi-wangian kecuali yang dipakai sebelum berihram, memotong kuku, mencukur atau mencabut bulu badan, berburu atau menggangu/membunuh binatang dengan cara apapun, nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi, bercumbu 27

43 atau bersetubuh (rafas), mencaci atau bertengkar mengucap kata-kata kotor (fusuq atau jidal) dan memotong pepohonan di tanah haram. Dan disunnatkan pula membaca talbiyah, langsung sesudah berihram, dan lafadzhnya sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik dari Nafi dari Ibnu Umar, dalam buku Ilmu Fiqh I (1983: 375) adalah: Artinya: Aku datang memenuhi panggilan Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan Mu, aku datang memenuhi panggilan Mu tidak ada sekutu bagi Mu, aku datang memenuhi panggilan Mu. Sesungguhnya segala puji nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik Mu, tidak ada sekutu bagi Mu. b. Wukuf Wukuf di Arafah merupakan rukun haji terbesar, sedangkan waktu wukuf adalah sejak matahari tergelincir pada hari Arafah, yaitu pada tanggal sembilan Dzulhijjah, sampai fajar menyingsing pada hari Nahar, tanggal 10 Dzulhijjah (Departemen Agama Republik Indonesia, 1983: 389). Wukuf di Arafah adalah kehadiran dan adanya seseorang dipadang Arafah. 28

44 Pelaksanaan wukuf di awali khutbah, shalat Dzuhur dan Ashar dijama' taqdim dan qasar sebaiknya berjamaah, kemudian diisi dengan kegiatan membaca doa, berzikir, membaca Al-Quran, tasbih dan istigfar ( diakses pada 10 Juni 2015). c. Thawaf Thawaf menurut bahasa Kata tawaf adalah bentuk jamak dari kata taif, artinya orang yang bertawaf di sekeliling Baitul Haram (Ka bah). Sedangkan menurut istilah berarti mengelilingi Ka bah sebanyak 7 kali putaran, di mana tiga kali pertama dengan lari-lari kecil (jika mungkin) dan selanjutnya dengan berjalan biasa. Tawaf dimulai dan berakhir di Hajar Aswad (tempat batu hitam) dengan menjadikan Baitullah di sebelah kiri ( diakses pada 14 Desember 2014). Macam-macam tawaf sebagai berikut: 1) Tawaf Qudum ialah tawaf sunat sebagai penghormatan pada Baitullah(tahiyat), bagi orang yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiran, sedangkan bagi haji tamattu' ketika pertama kali memasuki kota Mekkah langsung melakukan tawaf umrah. Tawaf umrah adalah rukun umrah, orang yang telah melakukan tawaf umrah berarti dia telah melakukan tawaf qudum karena didalamnya telah mencakup makna tawaf qudum. 29

45 2) Tawaf Ifadah ialah tawaf rukun haji apabila di tinggalkan tidak sah hajinya. adapun waktunya sesudah Wukuf di Arafah sedangkan awal waktunya setelah lewat tengah malam tanggal 10 Julhijah. 3) Tawaf Wada ialah tawaf pamitan yang wajib dilakukan seseorang yang akan meninggalkan kota Mekkah dan Tawaf Wada tersebut tidak disertai dengan sa'i. 4) Tawaf Sunat ialah tawaf yang dilakukan setiap masuk masjidil Haram tanpa pakaian ihram dan bukan dalam rangka haji. Syarat-syarat Tawaf (Departemen Agama Republik Indonesia, 1983: ): 1) Suci dari hadas kecil maupun besar dan dari najis. 2) Menutup aurat. 3) Tujuh kali putaran. 4) Dimulai dari hajar aswad dan juga diakhiri di hajar aswad. 5) Baitullah selalu disebelah kirinya. 6) Bertawaf diluar bait. Sunah-sunah tawaf (Departemen Agama Republik Indonesia, 1983: ): 1) Menghadapi hajar aswad ketika memulai tawaf, bertakbir, bertahlil, menyentuh hajar aswad. 2) Berjalan kaki 3) Menyentuh hajar aswad ketika permulaan tawafnya. 30

46 4) Tertib. d. Sa i Sa i adalah berjalan yang dimulai dari bukit Shafa, hingga bukit Marwah, dan dari Marwah ke Shafa. Sebanyak tujuh kali (Departemen Agama Republik Indonesia, 1983: 382). Dalam pelaksanaannya, lari-lari kecil sunat dilakukan bagi laki-laki mulai dari pilar hijau sampai pilar hijau berikutnya. Sedangkan bagi wanita tidak disunatkan berlari-lari kecil, cukup berjalan biasa. orang yang melakukan sa'i boleh dalam hadas besar ( diakses pada 10 Juni 2015). e. Memotong rambut f. Tertib Tertib disini berarti semua rangkaian rukun haji dilaksanakan secara berurutan, jika tidak dilakukan secara berurutan maka hajinya tidak sah. Syarat wajib haji yaitu(taufiqurrochman, 2009: 4): a. Islam (haji hanya diwajibkan bagi orang yang beragama Islam) b. Dewasa c. Berakal sehat d. Merdeka (bukan budak) e. Dan mampu (mempunyai biaya haji dan biaya keluarga yang ditinggalkan). 31

47 Selain itu ada juga wajib haji, wajib adalah perbuatan yang wajib dilakukan, tapi bila perbuatan wajib ini ditinggalkan, haji tetap sah, namun tetap wajib membayar dam/denda sebagai konsekuensi dari kewajiban yang ditinggalkan(taufiqurrochman, 2009: 5). Adapun wajib haji ada lima, yaitu: a. Niat ihram dari Miqat Makani b. Bermala (mabit) di Muzdalifah c. Bermalam (mabit) di Mina d. Melontar jumrah e. Meninggalkan larangan ihram. f. Sunah Haji Menurut Taufiqurrochman(2009: 7) kesunnahan haji dan umrah banyak sekali, diantaranya; a. Menghilangkan semua kotoran badan, kuku, rambut ketiak, dan rambut kemaluan. b. Mandi untuk ihram. c. Berwangi-wangian pada badan saja (sebelum niat). d. Memakai kain dan selendang putih untuk pria. e. Shalat sunnah ihram sebanyak 2 rakaat sebelum berniat ihram. f. Membaca talbiyah. g. Memperbanyak bacaan Talbiyah selama dalam keadaan ihram. h. Membaca doa-doa yang dianjurkan Nabi. 32

48 B. Istiƫã ah Ibadah Haji 1. Pengertian dan Batasan Istiƫã ah Ibadah Haji Salah satu syarat wajib menunaikan ibadah haji adalah mampu, secara sepakat para ulama Mazhab menetapkan bahwa bisa atau mampu itu merupakan syarat kewajiban haji (Mughniyah, 1991: 256). Kesepakatan para ulama Mazhab tersebut didasarkan pada firman Allah SWT, sebagai berikut: Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barang siapa memasukinya (baitullah itu) menjadi aman dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam(q.s. Ali Imran : 97). Dalam al-qur an sudah dijelaskan istiƫã ah ibadah haji adalah kemampuan atau kesanggupan untuk melaksanakan ibadah haji. Mempunyai Istiƫã ah (kemampuan) disini berarti mempunyai biaya haji dan biaya keluarga yang ditinggalkan) (Taufiqurrochman, 2009: 33

49 4). Menurut Prof. Dr. H. Abd. Majid, M.A. (t.t: 2) dalam makalahnya menjelaskan tentang perluasan kesanggupan meliputi: a. Fisik (performance) b. Mental (sehat secara psikologis) c. Finansial (mempunyai keuangan sendiri) d. Kesehatan (mempunyai riwayat kesehatan klinis dari dokter). Sedangkan yang dimaksud Istita'ah menurut Kementrian Agama Republik Indonesia ( diakses pada 10 Juni 2015) adalah mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari: a. Jasmani 1) Tidak sulit melakukan ibadah haji/umrah. 2) Tidak lumpuh. 3) Tidak dalam keadaan sakit yang diperkirakan lama untuk sembuh. b. Rohani 1) Memahami manasik haji/umrah. 2) Berakal sehat (tidak mengidap penyakit gangguan jiwa) dan memiliki kesiapan mental untuk ibadah haji/umrah dengan perjalanan yang jauh. c. Ekonomi 1) Mampu membayar biaya perjalanan ibadah haji (BPIH). 2) Memiliki biaya hidup untuk keluarga yang ditinggalkannya. 3) Bagi para petugas haji istita'ah ekonominya adalah : 34

50 a) Memenuhi persyaratan dan aman waktu melaksanakan ibadah haji/umrah. b) Aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkannya selama melakukan ibadah haji/umrah. d. Keamanan 1) Aman dalam perjalanan dan aman waktu melaksanakan ibadah haji/umrah. 2) Aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkannya selama melakukan ibadah haji/umrah. Sedangkan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 2 Februari 1979, memfatwakan bahwa: a. Orang Islam dianggap mampu (Istitha ah) melaksanakan ibadah haji, apabila jasmaniah, ruhaniah, dan pembekalan memungkinkan ia untuk menuaikan tanpa menelantarkan kewajiban terhadap keluarga, dianggap telah cukup memadai. b. Perlu adanya penerangan yang seksama, guna menjelaskan pelaksanaan Istitha ah, kesehatan, pokok-pokok manasik haji dan lain-lain yang dianggap sangat perlu bagi calon jemaah haji. c. Memang jemaah haji Indonesia sebagian besar terdiri dari masyarakat kampung dan pedesaan yang sangat kurang/buta pengalaman. Jika di antara mereka terdapat sekedar ketidak wajaran, kejanggalan adalah merupakan hal yang lumrah dan 35

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji). IBADAH UMROH 1. Pengertian Umroh Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi ka bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai

Lebih terperinci

و أت م ىا ال ح ج و ال ع م ز ة ل ل ه )البقزة : مناسك الحج والعمرة. Manasik Umrah Duha Wisata. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.

و أت م ىا ال ح ج و ال ع م ز ة ل ل ه )البقزة : مناسك الحج والعمرة. Manasik Umrah Duha Wisata. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. m UMRAH Umrah adalah ibadah yang dimulai dengan ihram dari miqat dilanjutkan dengan Tawaf di sekeliling Ka bah dan Sa'i antara Shafa dan Marwah serta di akhiri dengan Tahallul. Perbedaan umrah dengan haji

Lebih terperinci

Artinya : mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Artinya : mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Haji adalah rukun Islam ke 5 (lima) Melaksanakan haji ke Baitullah merupakan kewajiban bagi setiap muslim/muslimah yang mampu melaksanakannya. Firman Allah Surat Ali Imron ayat 97 : Artinya : mengerjakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR 4.1 Desain Antar Muka (interface) Antar muka atau biasa disebut interface adalah tampilan aplikasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna dalam menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

UMRAH. Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.

UMRAH. Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. m UMRAH Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. و أتم وا الح ج و ال ع م ر ة ل ل ه ) البقرة : 196 ( dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. RUKUN UMRAH

Lebih terperinci

Haji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144

Haji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144 ع Haji dan Umroh A. Pengertian Haji dan Umroh Menurut bahasa haji bermakna al-qashdu yang artinya menyengaja. Sedangkan menurut pengertian syariat, haji berarti bersengaja mendatangi atau mengunjungi Baitullah

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MATA PELAJARAN : FIQIH KELAS ; X (SEPULUH) SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami hukum Islam tentang

Lebih terperinci

DALIL DASAR HUKUM HAJI

DALIL DASAR HUKUM HAJI PENGERTIAN HAJI Haji menurut bahasa : Maksud, arah dan tujuan. Sementara, menurut istilah syar i, haji adalah Niat mengunjungi Kota Makkah pada waktu tertentu untuk melaksanakan rangkaian amalan-amalan

Lebih terperinci

UMRAH. Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.

UMRAH. Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. m UMRAH Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. و أتم وا الح ج و ال ع م ر ة ل ل ه ) البقرة : 196 ( dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. RUKUN UMRAH

Lebih terperinci

1. Ihram dari Miqat. Manasik Haji dan Umrah

1. Ihram dari Miqat. Manasik Haji dan Umrah Manasik Haji dan Umrah 1. Ihram dari Miqat 2. Thawaf Qudum 3. Sa'i 4. Tahallul (dari Umrah) 5. Ihram Haji 6. Mabit di Mina 7. Wuquf di Arafah 8. Mabit di Muzdalifah 9. Melontar Jamrah 10. Menyembelih Hewan

Lebih terperinci

MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.

MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M. MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.Ag Disusun Oleh: Iis Waliah (1153010048) JURUSAN AHWAL SYAKHSIYAH

Lebih terperinci

MANASIK HAJI BAGI PETUGAS TPHI/TPIHI. Oleh: A. Faishal Haq

MANASIK HAJI BAGI PETUGAS TPHI/TPIHI. Oleh: A. Faishal Haq MANASIK HAJI BAGI PETUGAS TPHI/TPIHI Oleh: A. Faishal Haq Manasik haji adalah aturan-aturan ibadah haji yang harus dipersiapkan jauh sebelum pelaksanaan haji itu sendiri, lihat QS an-nisa (4): 71. Di antara

Lebih terperinci

Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke

Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke Baitullah (Ka'bah) di tanah suci Makkah untuk melakukan beberapa amalan atau ibadah,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN KUISIONER PENELITIAN Kepada Yth Bapak / Ibu Di tempat Sehubungan dengan penelitian yang tentang pengembangan model pelatihan bimbingan ibadah haji maka kami mohon kesediaan bapak / Ibu untuk membantu kami

Lebih terperinci

MANASIK HAJI Untuk TKHI 1437 H/2016 M Oleh : Abd. Haris

MANASIK HAJI Untuk TKHI 1437 H/2016 M Oleh : Abd. Haris MANASIK HAJI Untuk TKHI 1437 H/2016 M Oleh : Abd. Haris CURRICULUM VITAE Nama : Drs. H. ABD. HARIS, M.Pd.I.,M.HI. NIP : 196905121995031001 TTL : Gresik, 15 Mei 1969 Pangkat/Gol : IV a / Pembina Jabatan

Lebih terperinci

PENERANGAN MENGENAI : Ihram Tawaf Saei Gunting/cukur

PENERANGAN MENGENAI : Ihram Tawaf Saei Gunting/cukur PENERANGAN MENGENAI : Ihram Tawaf Saei Gunting/cukur Sunnah2 ihram ه ب ا هل ل ه ه ت ع ا ل ن و ي ت ال ع م ر ة و أ ح ر م ت ل ب ي ك اللهه م بهع م ر ة Aku berniat Umrah dan berihram untuknya kerana Allah ta`ala

Lebih terperinci

IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM

IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM IBADAH PENGERTIAN DAN HAKIKAT IBADAH BENTUK-BENTUK PERIBADATAN MAKNA IBADAH SHALAT SHAUM ZAKAT HAJI KEWAJIBAN IBADAH 1. PENGER- TIAN 1. PENGERTIAN 1. PENGER TIAN 1. MAKNA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji dalam istilah fikih bermakna perjalanan seseorang ke Ka bah untuk menjalankan ritual-ritual ibadah haji dengan cara dan waktu yang telah ditentukan. Melaksanakan

Lebih terperinci

الحاج عند الوصول إلى الميقات باللغة اإلندونيسية

الحاج عند الوصول إلى الميقات باللغة اإلندونيسية APAY ANGDI L AKUKANJ AMAAHHAJ I SETEL AHSAMPAI DI MI QAT Ka r y a S y e k hab d u l Ra z z a k b i nab d u l Mu h s i nal Ba d r I N D O N E S I A Kerajaan Arab Saudi Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan

Lebih terperinci

Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji

Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji Catatan : 1. Tulisan merah adalah Rukun : Jika ditinggalkan, maka Haji-nya tidak sah 2. Tulisan biru adalah Wajib : Jika ditinggalkan, maka harus membayar Dam ( Denda )

Lebih terperinci

SA IE, BERCUKUR ATAU BERGUNTING DAN TERTIB PADA KEBANYAKAN RUKUN. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji

SA IE, BERCUKUR ATAU BERGUNTING DAN TERTIB PADA KEBANYAKAN RUKUN. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji SA IE, BERCUKUR ATAU BERGUNTING DAN TERTIB PADA KEBANYAKAN RUKUN Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji TALBIAH Lafaz & Makna CARTA ALIRAN PEKERJAAN HAJI RUKUN HAJI WAJIB HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI 2.1. IBADAH HAJI 2.1.1. Pengertian Haji Terdapat beberapa pengertian dari haji, antara lain : a. Haji merupakan rukun Islam kelima (kewajiban ibadah) yg harus dilakukan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum wr. wb.

Assalamu alaikum wr. wb. Assalamu alaikum wr. wb. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Pokok Bahasan 1. Makna Ibadah 2. Fungsi Ibadah 3. Kewajiban Beribadah bagi Manusia 4. Bentuk-bentuk Peribadatan a. Shalat: Makna, Tata Cara, dan

Lebih terperinci

"Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya." (HR Ahmad dan lainnya)

Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya. (HR Ahmad dan lainnya) A. Kewajiban Berhaji Artinya: Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk (tempat beribadah) manusia,baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.padanya

Lebih terperinci

WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji

WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji TALBIAH Lafaz & Makna RUKUN HAJI CARTA ALIRAN PEKERJAAN HAJI WAJIB HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat Di Miqat 4 Wuquf

Lebih terperinci

PANDUAN MENGERJAKAN UMRAH

PANDUAN MENGERJAKAN UMRAH PANDUAN MENGERJAKAN UMRAH PENGERTIAN UMRAH MENURUT BAHASA : ZIARAH ATAU BERKUNJUNG MENURUT ISTILAH SYARAK : MENGUNJUNGI BAITULLAH ( KAABAH ) UNTUK MENGERJAKAN IBADAH DENGAN NIAT & SYARAT TERTENTU HUKUM

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH. (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori)

PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH. (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori) PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FATWA MUI ISTITHA AH KESEHATAN DALAM HAJI. Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat

PERSPEKTIF FATWA MUI ISTITHA AH KESEHATAN DALAM HAJI. Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat ISTITHA AH KESEHATAN DALAM HAJI PERSPEKTIF FATWA MUI Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Bahan Presentasi acara Pertemuan Evaluasi Nasional Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN TESIS Oleh: FADLIYANUR NIM. 1202520950 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA

Lebih terperinci

PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TULUNGAGUNG TERHADAP BUNGA BANK KONVENSIOANAL SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ULIN NUHA NIM.

PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TULUNGAGUNG TERHADAP BUNGA BANK KONVENSIOANAL SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ULIN NUHA NIM. PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TULUNGAGUNG TERHADAP BUNGA BANK KONVENSIOANAL SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ULIN NUHA NIM. 3222113025 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memnuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu

Lebih terperinci

Haji dan Umrah. Aspek Fikih

Haji dan Umrah. Aspek Fikih Aspek Fikih Haji dan Umrah 6 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa di harapkan dapat menyebutkan pengertian dan ketentuan haji dan umrah serta dapat memperagakan pelaksanaan ibadah haji

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK SIMPANAN ARISAN BERKAH DI KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS

PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK SIMPANAN ARISAN BERKAH DI KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK SIMPANAN ARISAN BERKAH DI KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam

Lebih terperinci

JENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA

JENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA JENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA Haji merupakan satu rukun daripada rukun Islam yang lima dan menjadi kemuncak penzahiran ubudiyyah hamba kepada Tuhan-Nya. Pada ruangan kali ini, akan dibincangkan berkenaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Sebagaimana. firman Allah Swt dalam (Qs. Ali Imra>n: 97).

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Sebagaimana. firman Allah Swt dalam (Qs. Ali Imra>n: 97). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, sehingga merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN) (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa thawaf ifadhah merupakan salah satu rukun

Lebih terperinci

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN

Lebih terperinci

Minggu Keenam SA IE, BERCUKUR ATAU BERGUNTING DAN TERTIB PADA KEBANYAKAN RUKUN

Minggu Keenam SA IE, BERCUKUR ATAU BERGUNTING DAN TERTIB PADA KEBANYAKAN RUKUN Minggu Keenam SA IE, BERCUKUR ATAU BERGUNTING DAN TERTIB PADA KEBANYAKAN RUKUN Pada Kebanyakan Rukun 72 RUKUN HAJI WAJIB HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat Di Miqat 4 Wuquf 3 Larangan Ihram 10 Tawaf 5 Bermalam

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Meperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

Lebih terperinci

PENGENALAN HAJI DAN UMRAH. Bahagian Bimbingan Lembaga Tabung Haji

PENGENALAN HAJI DAN UMRAH. Bahagian Bimbingan Lembaga Tabung Haji PENGENALAN HAJI DAN UMRAH Bahagian Bimbingan Lembaga Tabung Haji TALBIAH PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN HAJI Haji Ialah Mengunjungi Baitullah Al-Haram (Kaabah) Di Makkah Pada Bulan-bulan Haji Untuk

Lebih terperinci

UMRAH. NIAT UMRAH (di Bir Ali)

UMRAH. NIAT UMRAH (di Bir Ali) UMRAH NIAT UMRAH (di Bir Ali) TENTANG KARYA AGUNG BERSAMA (KAB) Karya Agung Bersama (KAB) dibuat sebagai wadah kelompok mitra ARMINAREKA PERDANA dibawah jalur RUDI RIYANTO untuk memastikan pengembangan

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ibadah Haji sesungguhnya menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam. Ibadah ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran dan Sunnah.

Lebih terperinci

أعمال الحج باللغة اإلندونيسية

أعمال الحج باللغة اإلندونيسية AMALANAMALANHAJ I Ka r y a S y e k hmu h a mma db i nsh a l i h Al ' Ut s a i mi n I N D O N E S I A Kerajaan Arab Saudi Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan & Irsyad Deputi Urusan Publikasi dan Penelitian

Lebih terperinci

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????

Lebih terperinci

PENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU

PENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU PENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU TUGAS AKHIR Diajukkan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

RUKUN DAN WAJIB UMRAH

RUKUN DAN WAJIB UMRAH PENGERTIAN UMRAH Terminologi : meramaikan, berkunjung, ziarah, memakmurkan Istilah : berkunjung ke baitullah untuk melaksanakan ritual ibadah dengan berihram dan melaksanakan thawaf, sa i serta tahallul

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP PERILAKU SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO WONOGIRI

PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP PERILAKU SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO WONOGIRI PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP PERILAKU SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERNIKAHAN DENGAN NIAT TALAK. (Studi Pernikahan di Desa Gajah Kecamatan Gajah Kabupaten Demak) SKRIPSI

PERNIKAHAN DENGAN NIAT TALAK. (Studi Pernikahan di Desa Gajah Kecamatan Gajah Kabupaten Demak) SKRIPSI PERNIKAHAN DENGAN NIAT TALAK (Studi Pernikahan di Desa Gajah Kecamatan Gajah Kabupaten Demak) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S1 Dalam Ilmu

Lebih terperinci

PENETAPAN BAGI HASIL PADA AKAD MUDHARABAH DALAM KEGIATAN PERTANIAN DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG BATUR BANJARNEGARA

PENETAPAN BAGI HASIL PADA AKAD MUDHARABAH DALAM KEGIATAN PERTANIAN DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG BATUR BANJARNEGARA PENETAPAN BAGI HASIL PADA AKAD MUDHARABAH DALAM KEGIATAN PERTANIAN DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG BATUR BANJARNEGARA Disusun Oleh: IBNU HAMDI MUHTAROM NIM 1405015108 PROGRAM STUDI (D3) PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROBLEMATIKA ZIARAH KUBUR BAGI WANITA. (Studi kasus pada Makam Sultan Hadlirin Mantingan Tahunan Jepara)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROBLEMATIKA ZIARAH KUBUR BAGI WANITA. (Studi kasus pada Makam Sultan Hadlirin Mantingan Tahunan Jepara) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROBLEMATIKA ZIARAH KUBUR BAGI WANITA (Studi kasus pada Makam Sultan Hadlirin Mantingan Tahunan Jepara) SKRIPSI Dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Shalat witir merupakan ibadah yang paling agung di sisi

Lebih terperinci

TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUSYARAKAH PADA BMT ALFA NUSA KEBUMEN

TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUSYARAKAH PADA BMT ALFA NUSA KEBUMEN TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUSYARAKAH PADA BMT ALFA NUSA KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Muamalat (Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur segala gerak dan langkah setiap manusia dalam menjalani kehidupan. Islam tentang sistem nilai, tata

Lebih terperinci

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh MUHAMMAD IBNU AZIZAN NIM. 3223103047 JURUSAN PERBANKAN

Lebih terperinci

7. Sabar, Sabar, dan Sabar

7. Sabar, Sabar, dan Sabar 7. Sabar, Sabar, dan Sabar Sabar, sabar, dan sabar. Itu tiga nasihat yang sering diberikan pembimbing kepada calon jamaah haji sebelum berangkat Tanah Suci.Pada kenyataannya memang calon jamaah haji harus

Lebih terperinci

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI DANA TALANGAN H A J I خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA Sumber: Majalah As-Sunnah No.05/ Thn. XVI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI

IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI Evri Ekadiansyah Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama evrie1409@gmail.com ABSTRAK Menunaikan ibadah haji bagi orang yang mampu

Lebih terperinci

HADITH-HADITH BERKAITAN HAJI. 1. Perkara yang dibenarkan dan tidak dibenarkan semasa ihram

HADITH-HADITH BERKAITAN HAJI. 1. Perkara yang dibenarkan dan tidak dibenarkan semasa ihram HADITH-HADITH BERKAITAN HAJI 1. Perkara yang dibenarkan dan tidak dibenarkan semasa ihram Hadith Riwayat Ibnu Umar RA: Bahawa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang pakaian yang boleh

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN RINGKAS IBADAH UMRAH. EDARAN PERCUMA v2.0

BUKU PANDUAN RINGKAS IBADAH UMRAH. EDARAN PERCUMA v2.0 BUKU PANDUAN RINGKAS IBADAH UMRAH EDARAN PERCUMA v2.0 PENGENALAN Assalamualaikum... Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, selawat & salam buat junjungan besar Nabi Muhammad SAW, moga kita bersama

Lebih terperinci

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI a. Ditinjau dari Segi Istiṭa ah Sebagaimana yang telah dibahas di awal, salah satu syarat wajib haji adalah istiṭa ah yaitu mampu. Para ulama pun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Disusun Oleh: Elida Nasyiatul Aisyah Farid

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Disusun Oleh: Elida Nasyiatul Aisyah Farid EFEKTIVITAS PEMBINAAN KEAGAMAAN BIDANG AKHLAK PADA SISWA MTs MUHAMMADIYAH 05 TAMANSARI KECAMATAN KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

RUKUN HAJI - TAWAF. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji

RUKUN HAJI - TAWAF. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji RUKUN HAJI - TAWAF Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji TALBIAH Lafaz & Makna RUKUN HAJI CARTA ALIRAN PEKERJAAN HAJI WAJIB HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat Di Miqat 4 Wuquf 3 Larangan Ihram 10 Tawaf 5

Lebih terperinci

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna. Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna. Lebih dari 3 juta kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah, 9 Dzulhijjah 1434 H/15 Oktober 2013 untuk

Lebih terperinci

PENILAIAN CAPACITY ANGGOTA DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA CABANG SEMARANG KOTA

PENILAIAN CAPACITY ANGGOTA DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA CABANG SEMARANG KOTA PENILAIAN CAPACITY ANGGOTA DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KSPPS BMT BINA UMAT SEJAHTERA CABANG SEMARANG KOTA TUGAS AKHIR Digunakan untuk Memenuhi Tugas Akhir Diploma Tiga Disusun oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) PENGARUH KUALITAS PELAYANAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP MOTIVASI KESEMBUHAN (Studi Kasus Pasien Diabetes Mellitus Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا PENGERTIAN SHALAT Secara bahasa sholat bermakna do a. sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri

Lebih terperinci

UmrahSunnah. ﷺ Umrah sesuai dengan Sunnah Rasulullah

UmrahSunnah. ﷺ Umrah sesuai dengan Sunnah Rasulullah UmrahSunnah ﷺ Umrah sesuai dengan Sunnah Rasulullah Wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin sepeninggalku. Peganglah ia erat-erat, gigitlah dengan gigi geraham kalian.

Lebih terperinci

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Pertanyaan Dari: Sigit Bachtiar, NBM 977.029, SMK Muhammadiyah 02 Tangerang selatan-

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang zakat,haji dan wakaf

Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang zakat,haji dan wakaf Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang zakat,haji dan wakaf zakat Haji dan umrah wakaf zakat zakat adalah mengeluarkan sejumlah harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh orang Islam dan diberikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN AKAD RAHN PADA PRODUK IB RAHN EMAS (Studi Kasus Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang)

PELAKSANAAN AKAD RAHN PADA PRODUK IB RAHN EMAS (Studi Kasus Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang) PELAKSANAAN AKAD RAHN PADA PRODUK IB RAHN EMAS (Studi Kasus Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA DEPOSITO MUDARABAH DI BNI SYARIAH CABANG BANJARMASIN OLEH DWI SUCI RAHMADANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA DEPOSITO

Lebih terperinci

Kamus Istilah Haji dan Umroh

Kamus Istilah Haji dan Umroh Arafah Sebuah hamparan padang pasir yang terletak sekitar 25 km sebelah timur Makkah. Arafah akan dipadati ribuan jama'ah haji yang sedang melakukan wuquf di Arafah adalah bagian dari rukun haji sehingga

Lebih terperinci

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam

Lebih terperinci

Minggu Kelapan WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI

Minggu Kelapan WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI Minggu Kelapan HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI DAN JENIS HAJI 92 RUKUN HAJI HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat Di Miqat 4 Wuquf 3 Larangan Ihram 10 Tawaf 5 Bermalam (Mabit) Di Muzdalifah 11 Sa ie 6

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERCERAIAN PERNIKAHAN SIRRI MELALUI ISBAT NIKAH (Studi Putusan Hakim Pengadilan Agama Blitar No.0856/Pdt.G/2013/PA.

PENYELESAIAN PERCERAIAN PERNIKAHAN SIRRI MELALUI ISBAT NIKAH (Studi Putusan Hakim Pengadilan Agama Blitar No.0856/Pdt.G/2013/PA. PENYELESAIAN PERCERAIAN PERNIKAHAN SIRRI MELALUI ISBAT NIKAH (Studi Putusan Hakim Pengadilan Agama Blitar No.0856/Pdt.G/2013/PA.BL) SKRIPSI OLEH MOCH.HUSEIN NURFAHMI NIM.3221113018 JURUSAN HUKUM KELUARGA

Lebih terperinci

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan berdalih memegang filosofi membuat dan menjual yang berpusat pada produk, bisnis beralih ke filosofi

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN OLEH SITI ABIDAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016M/1437H i PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

Oleh : SITI SURYANI NIM:

Oleh : SITI SURYANI NIM: STUDI KOMPARASI TENTANG KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE AL-MA ARIF DI TPQ NU 13 AL-MA ARIF KEMBANGAN KALIWUNGU DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE QIROATI DI TPQ MUSTABANUL KHOIROT

Lebih terperinci

Minggu Ketiga PENGENALAN HAJI DAN UMRAH

Minggu Ketiga PENGENALAN HAJI DAN UMRAH Minggu Ketiga PENGENALAN HAJI DAN UMRAH 30 PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH Haji ialah Mengunjungi Baitullah Al-Haram (Kaabah) Di Makkah Pada Bulan-bulan Haji Untuk Mengerjakan Ibadat ibadat Tertentu Menurut

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA MATERI MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V DI MI AN NUR DEYANGAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DALAM MENARIK CALON NASABAH BARU DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DALAM MENARIK CALON NASABAH BARU DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DALAM MENARIK CALON NASABAH BARU DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR IBADAH HAJI DAN PELAYANAN IBADAH HAJI. Haji adalah rukun Islam yang ke-lima (yang dari bahasa Arab : ;

BAB II KONSEP DASAR IBADAH HAJI DAN PELAYANAN IBADAH HAJI. Haji adalah rukun Islam yang ke-lima (yang dari bahasa Arab : ; 16 BAB II KONSEP DASAR IBADAH HAJI DAN PELAYANAN IBADAH HAJI A. Pengertian Haji Haji adalah rukun Islam yang ke-lima (yang dari bahasa Arab : ; transliterasi: Hajj) adalah rukun (tiang agama), setelah

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT 30-31 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : IDID WAHYUDI

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : IDID WAHYUDI PENGARUH KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS XII ADMINISTRASI PERKANTORAN 3 DI SMK NEGERI 1 PURWOKERTO SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci