BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tubuh Manusia Tubuh manusia merupakan salah satu objek pendeteksian yang sedang populer, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya jurnal mengenai perancangan program pendeteksian tubuh manusia seperti pendeteksian wajah yang dilakukan oleh Nugroho & Harjoko (2005), pendeteksian mata yang diakukan oleh Khairosfaizal & Nor'aini (2009), pendeteksian tubuh bagian atas yang dilakukan oleh Micilotta, Ong, & Bwoden (2006), pendeteksian telinga yang dilakukan oleh Chen & Bhanu (2004), dan pendeteksian tangan yang dilakukan oleh Kolsch & Turk (2004). Tubuh manusia yang akan dideteksi pada penelitian ini antara lain wajah, mata, hidung, telinga kiri, telinga kanan, tubuh bagian atas, dan tangan kiri. Hal ini dikarenakan bagian tersebut memiliki ciri yang cukup unik, dapat dilihat dari banyaknya penelitian dan perancangan program mengenai bagian-bagian tubuh tersebut seperti pada jurnal yang penulis tuliskan di atas. 2.2 Pornografi Pornografi merupakan salah satu masalah yang diangkat oleh penulis. Kata pornografi itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa, 2008) memiliki arti yaitu penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi. Tingkat pornografi di Indonesia sudah mencapai tingkat yang membahayakan, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya berita yang terkait dengan pornografi pada mediamedia cetak seperti Kompas (2011), dan Pos Kota (2012). Oleh karena itu suatu program

2 aplikasi dekstop untuk filter pornografi sangatlah penting sekarang ini. Agar image yang dianggap porno bisa langsung dideteksi dan di sensor. 2.3 Pengolahan Image Pengolahan image merupakan dasar dari pendeteksian objek, hal ini dikarenakan dengan kualitas image yang baik, maka pendeteksian suatu objek akan lebih mudah untuk dilakukan. Image itu sendiri memiliki beberapa definisi di antaranya adalah: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia image adalah rupa;gambar;gambaran (Pusat Bahasa, 2008) Menurut Jain (1982) image adalah representasi dari suatu objek nyata baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi menjadi bentuk gambar digital yang dikenali oleh komputer. Menurut Schalkoff (1989) image adalah fungsi intensitas warna dua dimensi f(x,y) di mana x dan y mewakili koordinat lokasi suatu titik dan nilai dari fungsi yang merupakan tingkat intensitas warna atau tingkat keabu-abuan dari titik tersebut. Pengolahan image merupakan bidang yang berhubungan dengan proses transformasi image yang bertujuan untuk mendapatkan kualitas image yang lebih baik (Fairhurst, 1988). Image bisa diambil dengan menggunakan kamera dari kamera digital, kamera handphone, webcam, dan berbagai alat lainnya yang mampu mengambil suatu image, yang nantinya dapat menghasilkan suatu image digital. Image digital adalah image kontinu yang sudah didiskritkan baik koordinat, spasial, maupun kecerahannya. Image digital dianggap matrik dengan ukuran MxN, di mana baris dan kolom menunjukkan titik-titiknya. Image berwarna menggunakan metode

3 RGB. Adapun masing-masing warna dalam tabel memiliki tiga buah kombinasi angka yaitu R, G, dan B, yang menentukan proporsi warna merah, hijau, dan biru. RGB masing-masing memiliki range antara 0 hingga 63, sehingga jumlah warna yang dapat dipilih untuk mengisi warna pada sebuah cell ditabel ialah 63x63x63 = warna. Tetapi seluruh tabel hanya dapat diisi dengan 256 pilihan warna. 2.4 Computer Vision Computer vision didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali objek yang diamati atau diobservasi dari suatu image (Fairhurst, 1988). Cabang ilmu ini bersama dengan artificial inteligence akan mampu menghasilkan visual inteligence system. Computer vision merupakan kombinasi antara pengolahan image dan pengenalan pola. 2.5 Object Detection Object Detection atau Pendeteksian Objek merupakan suatu teknologi komputer yang berkaitan dengan computer vision dan image processing (pengolahan image), yang berhubungan dengan mendeteksi suatu objek dalam image digital. Metode yang digunakan untuk object detection pada perancangan program ini adalah metode Violajones. 2.6 Haar Classifier Haar Classifier merupakan pengklasifikasian fitur yang digunakan dalam metode Viola-jones. Haar Classifier merupakan suatu metode yang membangun sebuah boosted rejection cascade, yang akan membuang data training negatif, sehingga didapat suatu keputusan untuk menentukan data positif. Haar Classifier merupakan metode supervised learning, yaitu membutuhkan data training untuk dapat mendeteksi objek-objek tertentu.

4 Untuk itu, Haar Classifier membutuhkan dua data set yaitu data positif dan data negatif, di mana data positif merupakan data yang berisikan objek yang akan dideteksi, dan data negatif merupakan data yang berisikan objek yang akan tidak dideteksi 2.7 Metode Viola-Jones Saat ini telah banyak berkembang aplikasi-aplikasi yang menggunakan fitur deteksi objek. Deteksi objek dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan metode viola-jones. Metode viola-jones merupakan algoritma pendeteksi objek yang terdapat dalam EmguCV, metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi objek hal ini dikarenakan metode viola-jones memiliki algoritma yang efisien, sehingga tidak memerlukan waktu lama dalam melakukan proses pendeteksian objek. Proses pendeteksian objek dilakukan dengan mengklasifikasikan sebuah image setelah sebelumnya sebuah pengklasifikasi dibentuk dari data training. Terdapat empat kontribusi utama dalam teori viola-jones, diantaranya yaitu: Fitur Integral image Adaptive Boosting atau AdaBoost Kombinasi Classifier of Cascade Fitur Fitur merupakan tahap paling awal yang diperlukan dalam pendeteksian objek dengan menggunakan metode viola-jones. Penggunaan fitur dilakukan karena

5 pemrosesan fitur berlangsung lebih cepat dibandingkan pemrosesan image per pixel. Beradasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arihutomo (2010) fitur yang digunakan oleh viola-jones berdasarkan pada Wavelat Haar. Wavelat Haar merupakan gelombang tunggal bujur sangkar yang mempunyai satu interval tinggi dan satu interval rendah. Yang kemudian di kembangkan untuk pendeteksian objek visual yang lebih yang dikenal dengan nama fitur Haar, atau fitur Haarlike. Gambar 2.1 Fitur Haar (Lienhart, Kuranove, & Pisarevsky, 2002) Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa gambar 1(a) 1(d) terdiri dari dua persegei, gambar 2(a) 2(h) terdiri dari tiga persegi, gambar 3(a) dan 3(b) terdiri dari dua persegi dengan salah satu persegi terletak di dalam center persegi lain, dan gambar 4 terdiri dari empat persegi. Pada tahun 2001 Viola & Jones menggunakan fitur 1(a), 1(b), 2(a), 2(c), dan 4, namun pada penilitan yang dilakukan oleh Viola & Jones (2002) fitur tersebut dikembangkan menjadi 15 fitur, seperti gambar 2.1. Pada penelitian ini penulis

6 menggunakan 15 fitur tersebut karena dengan menggunakan 15 fitur hasil yang diperoleh lebih baik dari menggunakan 5 fitur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dzulkamain, et al. (2011) nilai dari fitur ini dapat dihitung dengan mengurangkan nilai pixel pada area hitam dengan pixel pada area putih. Untuk mempermudah proses penghitungan nilai fitur, algoritma viola-jones menggunakan sebuah media berupa integral image Integral Image Integral image merupakan tahap kedua yang dilakukan dalam metode violajones. Integral Image adalah sebuah image yang nilai tiap pixel-nya merupakan akumulasi dari nilai pixel atas dan kirinya. Sebagai contoh, pixel (a,b) memiliki nilai akumulatif untuk semua pixel (x,y) di mana x a dan y b. Gambar 2.2 Nilai dari integral image pada titik(x,y) adalah jumlah dari semua pixel dari atas sampai kiri menurut Viola & Jones (2011) Integral image pada lokasi x,y, berisikan jumlah pixel dari atas sampai kiri dari x,y, perhitungannya dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:

7 Keterangan: = integral image adalah original image Dengan menggunakan pasangan rumus berikut ini: (1) (2) Keterangan: = penjumlahan kumulatif baris Sehingga integral image bisa dihitung dengan mengabaikan original image. Contoh perhitungan integral image dapat dilihat pada gambar2.3: Gambar 2.3 Contoh perhitungan integral image

8 Gambar 2.4 Perhitungan integral image (Viola & Jones, 2001) Dapat dilihat pada gambar 2.4 berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Viola & Jones (2001) perhitungan jumlah dari pixel dalam persegi panjang D, dapat dihitung dengan empat referensi array. Nilai dari integral image pada lokasi 1, adalah penjumalahan dari pixel dalam persegi panjang A. Nilai pada lokasi 2 adalah A+B, nilai pada lokasi 3 adalah A+C, dan pada lokasi 4 adalah A+B+C+D. Penjumlahan dalam D bisa dihitung seperti 4+1-(2+3) Proses pencarian nilai fitur ini dilakukan secara iteratif mulai dari ujung kiri atas image hingga ujung kanan bawah dengan pergeseran sebesar x dan y. Semakin kecil nilai x dan y, maka semakin akurat pula proses deteksi. Nilai x dan y yang sering digunakan adalah satu.

9 2.7.3 Adaptive Boosting atau AdaBoost AdaBoost merupakan tahap ke-tiga dalam metode Viola-jones. Algoritma AdaBoost berfungsi untuk melakukan pemilihan fitur-fitur dalam jumlah banyak, dengan hanya memilih fitur-fitur tertentu. Boosting merupakan meta-algoritma dalam machine learning untuk melakukan supervised learning. Teori boosting dikenalkan berdasarkan pertanyaan yang diajukan Freund & Schapire (2001) dapatkah sekumpulan weak learner menciptakan satu kesatuan strong learner? Weak learner adalah classifier yang hanya memiliki sedikit korelasi dengan klasifikasi yang sebenarnya, sementara strong learner adalah classifier yang memiliki korelasi kuat dengan klasifikasi yang sebenarnya (Andoko, 2007). Kebanyakan algoritma boosting mengikuti sebuah rancangan. Secara umum boosting terjadi dalam iterasi, secara incremental menambahkan weak learner ke dalam satu strong learner. Pada setiap iterasi, satu weak learner belajar dari suatu data latihan. Kemudian, weak learner itu ditambahkan ke dalam strong learner. Setelah weak learner ditambahkan, data-data kemudian diubah masing-masing bobotnya. Data-data yang mengalami kesalahan klasifikasi akan mengalami penambahan bobot, dan data-data yang terklasifikasi dengan benar akan mengalami pengurangan bobot. Oleh karena itu, weak learner pada iterasi selanjutnya akan lebih terfokus pada data-data yang mengalami kesalahan klasifikasi oleh weak learner yang sebelumnya (Andoko, 2007). AdaBoost, singkatan dari Adaptive Boosing, diformulasikan oleh Yoav Freund dan Robert Schapire pada tahun 1995, terbukti mampu menyelesaikan banyak permasalahan sulit yang dihadapi oleh algoritma boosting sebelumnya. AdaBoost berfungsi untuk mencari fitur-fitur yang memiliki tingkat pembeda yang tinggi. Hal ini

10 dilakukan dengan mengevaluasi setiap fitur terhadap data latih dengan menggunakan nilai dari fitur tersebut. Fitur yang memiliki batas terbesar antara objek dan non-objek dianggap sebagai fitur terbaik. Dari banyak variasi algoritma boosting, AdaBoost merupakan yang paling terkenal dan dalam sejarah perkembangannya, merupakan algoritma pertama yang dapat beradaptasi dengan weak learner Menurut Viola & Jones (2011) salah satu metode praktis untuk menyelesaikannya yaitu dengan membatasi weak learner ke set klasifikasi fungsi, yang masing-masing bergantung pada fitur tunggal. Untuk mendukung tujuan ini, algoritma pembelajaran yang lemah dirancang untuk memilih fitur persegi panjang tunggal, di mana persegi panjang tunggal merupakan yang terbaik untuk memisahkan contoh positif dan negatif. Untuk masing-masing fitur weak learner menentukan ambang batas klasifikasi fungsi yang optimal, sehingga jumlah minimum kesalahan sebuah pengklasifikasian yang lemah terdiri dari fitur, sebuah threshold dan kesamaan menunjukkan arah dari ketidaksetaraan tanda: 1 0 di mana adalah sebuah 24x24 pixel sub-window dari sebuah gambar Kombinasi Cascade of Classifier Kombinasi Cascade of Classifier merupakan tahap terakhir dalam metode Violajones. Dengan mengkombinasikan pengklasifikasian dalam sebuah struktur cascade atau Cascade of Classifier, kecepatan dari proses pendeteksian dapat meningkat, yaitu

11 dengan cara memusatkan perhatian pada daerah-daerah dalam image yang berpeluang saja. Hal ini dilakukan untuk menentukan di mana letak objek yang dicari pada suatu image. Karakteristik dari algoritma Viola-jones adalah adanya klasifikasi bertingkat. Klasifikasi pada algoritmna ini terdiri dari tiga tingkatan di mana tiap tingkatan mengeluarkan subimage yang diyakini bukan objek. Hal ini dilakukan karena lebih mudah untuk menilai subimage tersebut bukan objek yang ingin dideteksi ketimbang menilai apakah subimage tersebut merupakan objek yang ingin dideteksi (Dzulkamain, et al. 2011). Di bawah ini adalah alur kerja dari klasifikasi bertingkat. Gambar 2.5 Alur kerja klasifikasi bertingkat (Dzulkamain, et al. 2011) Pada klasifikasi tingkat pertama, tiap subimage akan diklasifikasi menggunakan satu fitur. Klasifikasi ini kira-kira akan menyisakan 50% subimage untuk diklasifikasi di tahap kedua. Seiring dengan bertambahnya tingkatan klasifikasi, maka diperlukan syarat yang lebih spesifik sehingga fitur yang digunakan menjadi lebih banyak. Jumlah subimage yang lolos klasifikasi pun akan berkurang hingga mencapai jumlah sekitar 2% (Dzulkamain, et al. 2011). Struktur cascade mencerminkan fakta bahwa dalam setiap gambar tunggal, mayoritas dari sub-window negatif. Dengan demikian, cascade berguna untuk menolak negatif sebanyak mungkin dan secepat mungkin di level yang memungkinkan.

12 Sementara contoh positif akan memicu evaluasi setiap classifier pada cascade (Viola & Jones, 2001). Sama seperti pohon keputusan, pengklasifikasian selanjutnya dilatih menggunakan contoh-contoh yang melewati semua tahap sebelumnya. Akibatnya,classifier kedua menghadapi tugas yang lebih sulit dari yang pertama, dan begitu selanjutnya, classifiers yang lebih dalam memiliki korespondensi terhadap tingkat positif salah yang lebih tinggi. Untuk itu dibutuhkan suatu rumus untuk menghitung tingkat positif yang salah dari suatu cascade classifier, menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Viola & Jones (2011) rumus untuk menghitung hal tersebut adalah:, Di mana: = tingkat positif yang salah dari cascaded classifier = jumlah classifier = adalah kesalahan tingkat positif dari classifier ke. Sedangkan rumus untuk menghitung tingkat deteksi adalah:, Di mana: = tingkat deteksi dari cascaded classifier = jumlah classifier = tingkat deteksi dari classifier ke Pemberian sub-window akan berlangsung turun melalui cascade, dari satu classifier pada suatu waktu, sampai diputuskan bahwa window tersebut negatif,

13 sedangkan window yang berhasil dalam masing-masing tes akan diberi label positif. Menurut Viola & Jones (2011) dibutuhkan suatu rumus untuk menghitung jumlah yang diharapkan dari fitur yang dievaluasi, yaitu: di mana: = jumlah yang diharapkan dari fitur yang dievaluasi, = jumlah classifiers, = tingkat positif dari classifier ke, = jumlah fitur dalam classifier ke. Pembelajaran prosedur AdaBoost yang disajikan dalam bagian ini, berfungsi untuk meminimalkan kesalahan, dan tidak secara khusus dirancang untuk mencapai deteksi tingkat tinggi dengan mengorbankan besar tingkat kesalahan positif. Skema untuk perkiraan dari kesalahan ini adalah untuk menyesuaikan treshold dari perceptron yang di produksi oleh AdaBoost. Menurut Viola & Jones (2001) tresholds yang lebih tinggi menghasilkan classifiers dengan tingkat kesalahan positif yang lebih sedikit, dan tingkat deteksi yang lebih rendah. Sedangkan kebalikannya tresholds yang lebih rendah menghasilkan classifiers dengan tingkat kesalahan positif yang lebih tinggi Menurut Viola & Jones (2011) dari analisa di atas dapat di ambil kesimpulan, bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruh kecepatan dan tingkat akurasi dalam pendeteksian, faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Jumlah dari tahapan classifier. 2. Jumlah dari feature untuk setiap tahapan.

14 3. Treshold dari setiap tahapan. 2.8 EmguCV EmguCV berperan untuk menjembatani C# dan OpenCV, EmguCV adalah warpper.net untuk OpenCV. Dengan EmguCV, fungsi-fungsi dalam OpenCV bisa dipanggil melalui bahasa pemograman yang compatible dengan.net seperti C#, VN, dan VC++. Keuntungan menggunakan EmguCV yang paling utama adalah library ini sepenuhnya ditulis dengan C#, yang mana tentunya lebih safe karena pembuatan objek ataupun reference di-manage oleh garbage collector. EmguCV memiliki dua layer, yaitu basic layer dan second layer. Basic layer mengandung fungsi, struktur, dan enumerasi yang secara langsung merefleksikan apa yang ada di OpenCV. Dengan adanya layer inilah fungsi-fungsi pada OpenCV dapat dipanggil dengan bahasa pemograman C#. Sedangkan second layer mengandung kelas-kelas yang memanfaatkan keunggulan teknologi.net. Dalam skripsi ini penulis menggunakan versi terbaru EmguCV yaitu versi 2.3.0, yang mengikuti versi OpenCV yang sama yaitu Fiturfitur pada EmguCV yang digunakan dalam skripsi ini yaitu fungsi untuk mendeteksi objek, dan juga beberapa haarcascade yang telah disediakan oleh EmguCV, untuk mendeteksi objek yang diinginkan. 2.9 Perancangan Software Di era informasi, jutaan software telah beredera di dunia, dan jutaan lainnya sedang dalam pengembangan. Masing-masing pengembang, memiliki metode masing-masing dalam membuat software-nya, dan masing-masing metode memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap proses pengembangan software itu sendiri. Proses tersebut dinamakan rekayasa piranti lunak atau software enginering. Beberapa

15 definisi yang diberikan Pressman (2005) mengenai rekayasa piranti lunak tercantum di bawah: Penggunaan dan pemanfaatan prinsip-prinsip teknik, dalam upaya untuk memperoleh software yang ekonomis namun dapat diandalkan dan bekerja secara efisien pada mesin nyata. Pendekatan secara sistematis, disiplin, dan bertanggung jawab atas proses pengembangan, operasi, dan pemeliharaan dari sebuah software. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengembangkan software, beserta dengan prinsip-prinsip tekniknya tertuang dalam topik system development life cycle System Development Life Cycle System Development Life Cycle (SDLC) adalah sekumpulan langkah-langkah, prosedur, dan dokumen secara spesifik yang membimbing suatu proyek melalui pengembangan secara teknis. Fase-fase yang baisa terdapat dalam SDLC antara lain: initiation phase, planning phase, fucntional design phase, system design phase, development phase, integration and testing phase, installation and acceptance phase, dan maintenance phase. Dalam penerapannya, banyak model telah dibuat untuk mendukung SDLC, yaitu:waterfall, fountain, spiral build and fix, rapid prototyping, incremental, synchronize and stabilize. Metode yang paling awal dikembangkan, dan yang paling terkenal adalah waterfall. Model ini disebut waterfall karena tahap demi tahap yang akan dilalui harus menunggu tahap sebelumnya selesai. Terdapat beberapa tahapan pada model waterfall. Berikut penjelasan dari tahapan-tahapan yang dilakukan dalam model ini beradasarkan Pressman (2005) :

16 Analisis Kebutuhan & Definisi: Tahap ini merupakan tahap pertama dari model waterfall. Pada tahap ini programer menganalisa program seperti apakah yang dibutuhkan oleh user yang nantinya akan menggunakn program ini Sistem & Software Design Pada tahap ini programer merancang sistem dan software yang hendak dibuat. Hal ini dilakukan agar programer dapat menentukan hardware yang dibutuhkan, dan juga dapat membantu programer dalam menentukan aristektur sistem secara keseluruhan. Pengkodean: Pada tahap ini programer membuat code dari program yang hendak di buat, menggunakan bahasa pemograman yang disesuaikan dengan kebutuhan. pekerjaan di bagi dalam beberapa modul atau unit. Sistem pertama kali dibuat dalam programprogram kecil yang disebut unit, yang akan terintegrasi pada tahap selanjutnya. Integrasi & Pengujian Sistem Seperti disebutkan di atas, sistem ini pertama dibagi dalam unit yang dikembangkan dan diuji untuk fungsi mereka. Unit ini diintegrasikan ke dalam sistem yang lengkap selama fase Integrasi dan diuji untuk memeriksa apakah semua modul atau unit terkoordinasi antara satu sama lain dan sistem secara keseluruhan berperilaku sesuai spesifikasi. Setelah berhasil pengujian perangkat lunak, itu disampaikan kepada pelanggan.

17 Operasi & Pemeliharaan Tahap ini merupakan fase yang sangat panjang dari model waterfall. Hal ini dikarenakan umumnya masalah dengan sistem yang dikembangkan muncul secara perlahan dari waktu ke waktu setelah sistem digunkan oleh user, dan proses perbaikan sistem ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena masalah yang ada tidak muncul sekaligus. Oleh karena itu proses ini disebut sebagai Pemeliharaan. Gambar 2.6 Model waterfall (Pressman, 2005) Dalam mengikuti model waterfall, pengembang software memulai SDLC dari tahap satu ke tahap yang lain murni secara berurutan. Oleh karena itu model waterfall menjaga agar proses pengembangan software bergerak ke tahap berikutnya hanya apabila tahap-tahap sebelumnya telah diselsaikan secara sempurna. Tahapan-tahapan itu pun harus diselsaikan secara berurutan, tidak boleh melompati urutan tahapan yang ada.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali obyek yang diamati (Fairhurst, 1988, p. 5). Computer vision adalah ilmu yang

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Anita T. Kurniawati dan Afrilyan Ruli Dwi Rama Teknik Informatika-ITATS, Jl. Arief Rahman Hakim 100 Surabaya Email:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN BAGIAN TUBUH MANUSIA UNTUK FILTER PORNOGRAFI DENGAN METODE VIOLA-JONES

PENDETEKSIAN BAGIAN TUBUH MANUSIA UNTUK FILTER PORNOGRAFI DENGAN METODE VIOLA-JONES PENDETEKSIAN BAGIAN TUBUH MANUSIA UNTUK FILTER PORNOGRAFI DENGAN METODE VIOLA-JONES Benny Senjaya 1 ; Alexander A S Gunawan 2 ; Jerry Pratama Hakim 2 1 Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Binus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Face Recognition Face recognition dapat dipandang sebagai masalah klasifikasi pola dimana inputnya adalah citra masukan dan akan ditentukan output yang berupa label kelas dari

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA SEBAGAI PENDETEKSI JARI PADA VIRTUAL KEYPAD

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA SEBAGAI PENDETEKSI JARI PADA VIRTUAL KEYPAD APLIKASI PENGOLAHAN CITRA SEBAGAI PENDETEKSI JARI PADA VIRTUAL KEYPAD Akuwan Saleh, Haryadi Amran D, Ahmad Bagus L Dept. Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Wajah dengan Menggunakan Metode Viola-Jones

Sistem Deteksi Wajah dengan Menggunakan Metode Viola-Jones Sistem Deteksi Wajah dengan Menggunakan Metode Viola-Jones M. Dwisnanto Putro Mahasiswa Magister Instrumentasi Teguh Bharata Adji Staf Pengajar Jurusan Teknik Bondhan Winduratna Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature Dosen Pembimbing : 1) Prof.Dr.Ir. Mauridhi Hery Purnomo M.Eng. 2) Dr. I Ketut Eddy Purnama ST., MT. Oleh : ATIK MARDIYANI (2207100529)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. banyak dipelajari dan dikembangkan saat ini, baik oleh para pelajar, maupun para ahli.

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. banyak dipelajari dan dikembangkan saat ini, baik oleh para pelajar, maupun para ahli. BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Pendeteksian Objek Viola Jones Pendeteksian objek merupakan salah satu topik dalam visi komputer yang cukup banyak dipelajari dan dikembangkan saat ini, baik oleh para

Lebih terperinci

Teknik face-detection yang akan digunakan adalah teknik yang

Teknik face-detection yang akan digunakan adalah teknik yang BAB III TEORI PENDETEKSIAN WAJAH 3.1 Teori Viola Jones Detection Teknik face-detection yang akan digunakan adalah teknik yang dikembangkan oleh Paul Viola dan Michael Jones-yang biasa dikenal sebagai pendeteksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di dunia

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan

Lebih terperinci

Perancangan Program Aplikasi Pendeteksian Bagian Tubuh dengan Metode Viola- Jones Benny Senjaya; Jerry Pratama Hakim; Alexander A S Gunawan ABSTRACT

Perancangan Program Aplikasi Pendeteksian Bagian Tubuh dengan Metode Viola- Jones Benny Senjaya; Jerry Pratama Hakim; Alexander A S Gunawan ABSTRACT Perancangan Program Aplikasi Pendeteksian Bagian Tubuh dengan Metode Viola- Jones Benny Senjaya; Jerry Pratama Hakim; Alexander A S Gunawan ABSTRACT A rapid advancement in Information Technology field

Lebih terperinci

Prototype Pendeteksi Jumlah Orang Dalam Ruangan

Prototype Pendeteksi Jumlah Orang Dalam Ruangan e-issn: 2528-4053 36 Prototype Pendeteksi Jumlah Orang Dalam Ruangan Nesi Syafitri 1, Adri 2 1,2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau E-mail: nesisyafitri@uir.ac.id, adrisaputra91@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pengenalan wajah adalah aplikasi dari pengolahan citra yang dapat mengidentifikasi seseorang melalui citra digital atau frame video. Sistem pengenalan wajah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Tahap & Hasil Langkah Penelitian Literatur & Referensi. Memahami konsep deteksi wajah

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Tahap & Hasil Langkah Penelitian Literatur & Referensi. Memahami konsep deteksi wajah BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini berisi tentang analisis dan perancangan terhadap permasalahan yang sedang diteliti seperti analisis kebutuhan data dan informasi serta teknik dan peralatan yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE Riandika Lumaris dan Endang Setyati Teknologi Informasi Sekolah Tinggi Teknik Surabaya riandika.lumaris@gmail.com

Lebih terperinci

PELACAKAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN VIDEO LANGSUNG PADA WEBCAM ABSTRAK ABSTRACT

PELACAKAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN VIDEO LANGSUNG PADA WEBCAM ABSTRAK ABSTRACT PELACAKAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN VIDEO LANGSUNG PADA WEBCAM Dhanar Intan Surya Saputra 1, Wahyu Septi Anjar 2, Kurnia Aswin Nuzul Ramadhan 3, Riki Aji Pamungkas 4 1234 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Paktikum : 4-7 Judul Praktikum : System Development Life Cycle (SDLC)

Paktikum : 4-7 Judul Praktikum : System Development Life Cycle (SDLC) Paktikum : 4-7 Judul Praktikum : System Development Life Cycle (SDLC) Alokasi Waktu : 1 x 110 menit 1. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa memahami tentang SDLC Mahasiswa mampu melakukan simulasi model-model

Lebih terperinci

DETEKSI WAJAH METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON

DETEKSI WAJAH METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON DETEKSI WAJAH METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON Dedi Ary Prasetya 1, Imam Nurviyanto 2 1,2 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Ari Sutrisna Permana 1, Koredianto Usman 2, M. Ary Murti 3 Jurusan Teknik Elektro - Institut Teknologi Telkom - Bandung

Lebih terperinci

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina*

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Review of Process Model SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Beberapa Model Proses RPL Linear Sequential Model Evolutionary Software Process Model Incremental Model Spiral Model

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Wajah Secara Real-Time dengan Adaboost, Eigenface PCA & MySQL

Sistem Pengenalan Wajah Secara Real-Time dengan Adaboost, Eigenface PCA & MySQL 179 Sistem Pengenalan Secara Real-Time dengan Adaboost, Eigenface PCA & MySQL Dodit Suprianto, Rini Nur Hasanah, Purnomo Budi Santosa Abstrak Aplikasi sistem pengenalan wajah secara real time dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

pengambilan citra video, pemrosesan citra pada setiap frame,, pendeteksian objek

pengambilan citra video, pemrosesan citra pada setiap frame,, pendeteksian objek BAB IV MODEL SISTEM 4.1. Model Sistem Aplikasi yang dibangun adalah aplikasi yang dapat mengolah citra yang diambil dari kamera video, dan menganalisisnya untuk mengetahui keberadaan suatu objek. Ada beberapa

Lebih terperinci

APLIKASI MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA JONES PROPOSAL SKRIPSI

APLIKASI MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA JONES PROPOSAL SKRIPSI APLIKASI MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA JONES PROPOSAL SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan

Lebih terperinci

Aplikasi Sensor Vision untuk Deteksi MultiFace dan Menghitung Jumlah Orang

Aplikasi Sensor Vision untuk Deteksi MultiFace dan Menghitung Jumlah Orang Aplikasi Sensor Vision untuk Deteksi MultiFace dan Menghitung Jumlah Orang RD. Kusumanto 1, Wahyu S. Pambudi 2, Alan N. Tompunu 1 1 Jurusan Teknik Komputer, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang 30139

Lebih terperinci

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Wawan Kurniawan Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi wwnkurnia79@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Informatika Matematika

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Informatika Matematika UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika Matematika PERANCANGAN PROGRAM SIMULASI DETEKSI WAJAH DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINES VIOLA JONES Andoko NIM: 0600653013 ABSTRAK Dengan tingkat

Lebih terperinci

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION Indra Pramana, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode Viola Jones

Sistem Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode Viola Jones Jurnal Emitor Vol.17 No. 01 ISSN 1411-8890 Sistem Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode Viola Jones Adinda Rizkita Syafira Program Studi Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Surakarta,

Lebih terperinci

Systems Development Life Cycle (SDLC)

Systems Development Life Cycle (SDLC) Systems Development Life Cycle (SDLC) OPINI 28 September 2010 14:04 Dibaca: 3263 Komentar: 2 0 SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan skripsi ini, meliputi pustaka OpenCV, citra, yaitu citra grayscale dan citra berwarna, pengolahan citra meliputi image enhancement

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Perancangan Program Aplikasi 3.1.1 Analisis dan Gambaran Umum Program Aplikasi Nama program yang hendak di kembangkan adalah Pendeteksian Bagian Tubuh Manusia.

Lebih terperinci

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) 1. Pengertian DLC atau Software Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi

Lebih terperinci

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Nur Nafi iyah 1, Yuliana Melita, S.Kom, M.Kom 2 Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: nafik_unisla26@yahoo.co.id 1, ymp@stts.edu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan citra digital merupakan salah satu subjek dari teknologi informasi yang sangat menarik dan menantang saat ini. Proses pengolahan citra digital bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan viola-jones untuk pendeteksian manusia. 2.1. Computer Vision Computer Vision merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE VIOLA JONES PADA INTELLIGENT HOME SECURITY SKRIPSI

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE VIOLA JONES PADA INTELLIGENT HOME SECURITY SKRIPSI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE VIOLA JONES PADA INTELLIGENT HOME SECURITY SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna meraih gelar Sarjana Strata I Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 68 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Algoritma Pengujian dilakukan untuk mendapatkan algoritma yang paling optimal dari segi kecepatan dan tingkat akurasi yang dapat berjalan secara real time pada smartphone

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Studi Piyabute Fuangkhon [10] melakukan penelitian deteksi puting payudara pada citra pornografi dengan menggabungkan antara deteksi kulit dan deteksi puting. Deteksi

Lebih terperinci

HUMAN COUNTER DENGAN METODE FACE DETECTION MENGGUNAKAN OPENCV PADA PLATFORM ANDROID TUGAS AKHIR

HUMAN COUNTER DENGAN METODE FACE DETECTION MENGGUNAKAN OPENCV PADA PLATFORM ANDROID TUGAS AKHIR HUMAN COUNTER DENGAN METODE FACE DETECTION MENGGUNAKAN OPENCV PADA PLATFORM ANDROID TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

Integrasi Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Eigenfaces & MySQL

Integrasi Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Eigenfaces & MySQL 1 Integrasi Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Eigenfaces & MySQL Dodit Suprianto, S.Kom, MT, Rini Agustina, S.Kom M.Pd Fakultas Teknologi Informasi, program studi Sistem Informasi Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DETEKSI WAJAH DENGAN METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON

NASKAH PUBLIKASI DETEKSI WAJAH DENGAN METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON NASKAH PUBLIKASI DETEKSI WAJAH DENGAN METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

Development Lifecycles and Approaches

Development Lifecycles and Approaches Development Lifecycles and Approaches System Development Life Cycle (SDLC) merupakan tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analisis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer Vision didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana computer dapat mengenali obyek yang diamati. Computer Vision

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM ROBOT MOBIL PENDETEKSI BOLA TENIS MEJA

PERANCANGAN SISTEM ROBOT MOBIL PENDETEKSI BOLA TENIS MEJA PERANCANGAN SISTEM ROBOT MOBIL PENDETEKSI BOLA TENIS MEJA Ario Witjakso 1 ; Puspita Harum Larasati 2 ; Andi Nurdiansah 3 ; Nathaniel 4 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, BINUS University

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

APLIKASI ANDROID DETEKSI MATA MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

APLIKASI ANDROID DETEKSI MATA MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES APLIKASI ANDROID DETEKSI MATA MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES Ibrahim Sidik Nugraha 1, Muljono, S.Si, M.Kom 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Teknik Informatika Universitas Dian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM PENGERTIAN SDLC atau Software Development Life Cycle atau System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME Hendy Mulyawan, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA METODOLOGI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK Donni Prabowo @donnipra donnipra.com WATERFALL WATERFALL : Summary Classic Life Cycle atau model Waterfall merupakan model yang paling banyak

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Rancangan perangkat keras dari aplikasi pengenalan wajah ini dapat dilihat pada diagram blok Gambar 3.1 sebagai berikut

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksian Jari Telunjuk pada Game TicTacToe Menggunakan Metode Viola dan Jones

Sistem Pendeteksian Jari Telunjuk pada Game TicTacToe Menggunakan Metode Viola dan Jones ISSN 1858-4667 JURNAL LINK Vol 16/No. 1/Februari 2012 Sistem Pendeteksian Jari Telunjuk pada Game TicTacToe Menggunakan Metode Viola dan Jones Setiawardhana, S.T, M.T 1), Nana Ramadijanti, S.Kom, M.Kom

Lebih terperinci

Aplikasi Rekursifitas pada Algoritma Viola Jones

Aplikasi Rekursifitas pada Algoritma Viola Jones Aplikasi Rekursifitas pada Algoritma Viola Jones Maulana Akmal - 13516084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Tulisan Tangan angka Jawa Digitalisasi Pre-Processing ROI Scalling / Resize Shadow Feature Extraction Output Multi Layer Perceptron (MLP) Normalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kemajuan dibidang pemograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang yang sedang berkembang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM PENGERTIAN SDLC atau Software Development Life Cycle atau System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan

Lebih terperinci

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem PROSES DESAIN 1. Metodologi Pengembangan Sistem SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Webcam Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media yang berorientasi pada image dan video dengan resolusi tertentu. Umumnya webcam adalah sebuah perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi literatur berupa mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pembahasan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE VIOLA & JONES

TUGAS AKHIR FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE VIOLA & JONES TUGAS AKHIR HALAMAN JUDUL FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE VIOLA & JONES Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Akhmad Amirushufi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK Fany Hermawan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail : evan.hawan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sudah tidak diragukan lagi bahwa penerapan teknologi komputer dan teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sudah tidak diragukan lagi bahwa penerapan teknologi komputer dan teknologi informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah tidak diragukan lagi bahwa penerapan teknologi komputer dan teknologi informasi telah memiliki pengaruh sampai ke fondasi kehidupan sehari-hari manusia.

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN CITRA DIGITAL UNTUK MEMPREDIKSI KETERHUBUNGANNYA

MEMBANDINGKAN CITRA DIGITAL UNTUK MEMPREDIKSI KETERHUBUNGANNYA A7 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 MEMBANDINGKAN CITRA DIGITAL UNTUK MEMPREDIKSI KETERHUBUNGANNYA Pradita Chandra Kurniawan 1) Yulius Denny Prabowo 2) Teknik Informatika Institut Teknologi dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

SOFTWARE PROCESS MODEL

SOFTWARE PROCESS MODEL Bahan Ajar Rekaya Perangkat Lunak SOFTWARE PROCESS MODEL Linear SequentialModel/ Waterfall Model Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, penggunaan komputer sudah hampir menjadi sebuah bagian dari kehidupan harian kita. Semakin banyak muncul peralatan-peralatan

Lebih terperinci

AUTOMATIC HEAD ROTATING SYSTEM PADA DIGITAL PET MEMANFAATKAN FACE DETECTION

AUTOMATIC HEAD ROTATING SYSTEM PADA DIGITAL PET MEMANFAATKAN FACE DETECTION AUTOMATIC HEAD ROTATING SYSTEM PADA DIGITAL PET MEMANFAATKAN FACE DETECTION Hadriansa 1 dan Yosi Kristian 2 1 Teknik Informatika STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati 2 Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

Metode-Metode Pengembangan Desain Aplikasi

Metode-Metode Pengembangan Desain Aplikasi Metode-Metode Pengembangan Desain Aplikasi a. Model Waterfall Model waterfall mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan software yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan

Lebih terperinci

REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES Avrian Andreas Marjono NRP : 1222006 e-mail : avrianandreas@yahoo.co.id ABSTRAK Rasa

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBAYARAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PT. FIF GROUP CABANG PRINGSEWU LAMPUNG MENGGUNAKAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7.

APLIKASI PEMBAYARAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PT. FIF GROUP CABANG PRINGSEWU LAMPUNG MENGGUNAKAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7. APLIKASI PEMBAYARAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PT. FIF GROUP CABANG PRINGSEWU LAMPUNG MENGGUNAKAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7.0 Robi Hermawan 1, Zulkifli 2 Jurusan Manajenem Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS & PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS & PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS & PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Permasalahan Menurut Wakapolda Sulawesi Selatan dan Barat (tvone, 2010), Brigjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Indonesia saat ini menempati urutan pertama berdasarkan

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi dan informasi sekarang ini sangat besar pengaruhnya yang dapat mempermudah dan meringankan pekerjaan manusia. Salah satu diantaranya

Lebih terperinci

SOFTWARE ENGINEERING (REKAYASA PERANGKAT LUNAK)

SOFTWARE ENGINEERING (REKAYASA PERANGKAT LUNAK) SOFTWARE ENGINEERING (REKAYASA PERANGKAT LUNAK) SOFTWARE Software merepresentasikan masalah di dunia nyata Masalah di dunia nyata lebih komplek dari pertukaran dua nilai Software program Software meliputi

Lebih terperinci

APLIKASI ABSENSI KULIAH BERBASIS IDENTIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET

APLIKASI ABSENSI KULIAH BERBASIS IDENTIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET APLIKASI ABSENSI KULIAH BERBASIS IDENTIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET Agus Kurniawan, Akuwan Saleh, Nana Ramadijanti Jurusan Teknik Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan : 1. Memahami metodologi pengembangan sistem (System Development) yang sesuai untuk sebuah proyek. 2. Memahami tugas-tugas yang perlu dilaksanakan

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa Perangkat Lunak Pertemuan 2 Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak.: Erna Sri Hartatik :. Pembahasan Konsep dasar Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Model-model Pengembangan Perangkat

Lebih terperinci

PERBAIKAN ORIENTASI CITRA BERDASARKAN KEBERADAAN MANUSIA MENGGUNAKAN FITUR GRADIEN DAN HAAR-LIKE

PERBAIKAN ORIENTASI CITRA BERDASARKAN KEBERADAAN MANUSIA MENGGUNAKAN FITUR GRADIEN DAN HAAR-LIKE PERBAIKAN ORIENTASI CITRA BERDASARKAN KEBERADAAN MANUSIA MENGGUNAKAN FITUR GRADIEN DAN HAAR-LIKE Ahmad Hifdhul Abror 1) Handayani Tjandrasa 2) 1) Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data 1) Universitas

Lebih terperinci

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan Terdapat banyak jenis pola: Pola visual Pola temporal Pola logikal Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan Statistik

Lebih terperinci

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH Akhyar 1*, Risanuri Hidayat 1, Bimo Sunarfri Hantono 1 1 Department of Electrical Engineering and Information Technology, Universitas Gadjah Mada *

Lebih terperinci