1 Informasi tersebut diambil dari sebuah artikel yang dimuat di website:
|
|
- Widyawati Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Masalah (perbatasan darat Indonesia Malaysia) Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Malaysia. Pulau ini terdapat 2 provinsi yang berbatasan darat dengan Malaysia, salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan Barat memiliki dua pintu masuk legal dari pemerintah, yakni di Aruk dan Entikong. Masyarakat yang akan ke Malaysia dari jalur darat di Kalimantan Barat, harus cap paspor di dua wilayah tersebut. SANGGAU, KOMPAS.com Masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan antara Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia, lebih menyukai melakukan kegiatan jual-beli dan barter ke wilayah Malaysia karena mudah dijangkau dengan berjalan kaki. Hal ini disampaikan oleh Dewan Adat Dayak Kecamatan Sekayam, Yordanus Pinjamin. 1. Ada banyak pertimbangan yang diutarakan oleh Pinjamin mengenai masyarakat di kawaan perbatasan dalam artikel tersebut. Seperti akses yang jauh lebih mudah ke Malaysia, sistem barter masih bisa digunakan dengan orang lain, adanya penampung hasil bumi di Malaysia, dan masih ada hubungan kekerabatan dengan masyarakat Malaysia. Hal-hal tersebut yang kemudian menjadi pertimbangan masyarakat lebih memilih bertandang ke Malaysia daripada ke wilayah Indonesia lainnya yang relatif jauh. Dari sisi keamanan, kawasan ini didukung oleh 26 pos pengamanan perbatasan (Pos Pamtas) yang diisi oleh aparat militer. Sarana prasarana keamanan dalam jumlah dan kualitas yang memadai sangat diperlukan, karena kawasan ini dicirikan oleh tingginya kegiatankegiatan ilegal sekitar di garis perbatasan, dalam bentuk pembalakan liar, penyelundupan barang, tenaga kerja ilegal, dan sebagainya. Beberapa masyarakat jagoi dan P.Made selaku koordinator Pos Terpadu yang ada diwilayah tersebut juga membenarkan berita tersebut. Selain itu, beliau juga membenarkan bahwa kawasan perbatasan, terutama Jagoi Babang, termasuk wilayah yang sangat bebas. Beberapa wilayah yang belum menjadi border resmi masih terdapat beberapa jalan tikus yang mampu ditempuh masyarakat ke negara seberang. Seorang warga yang menjadi petugas Pos terpadu, bernama Napoleon, juga menjelaskan dan menunjukkan jalan-jalan yang dipergunakan rutin oleh masyarakat untuk menyeberang ke Malaysia. Jalan tembus tersebut menuju desa Stas dan adapula yang menuju Sebobok. Wilayah-wilayah seperti itulah yang memerlukan perhatian ekstra dalam pengawasannya. 1 Informasi tersebut diambil dari sebuah artikel yang dimuat di website: ; yang diakses pada hari Rabu tanggal 29 Mei 2013 pada pukul WIB
2 Potensi sumberdaya alam wilayah perbatasan di Kalimantan cukup besar dan bernilai ekonomi sangat tinggi, terdiri dari hutan produksi (konversi), hutan lindung, taman nasional, dan danau alam, yang semuanya dapat dikembangkan menjadi daerah wisata alam (ekowisata). Namun demikian secara umum infrastruktur sosial ekonomi di kawasan ini, baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, maupun sarana prasarana penunjang wilayah, masih memerlukan banyak peningkatan. Jika dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, kawasan ini masih relatif tertinggal pembangunannya. Hal serupa juga dikatakan oleh P.Mita (ketua RW di Dusun Jagoi Babang) dan beberapa masyarakat Jagoi Babang mengenai wilayah perbatasan. Dalam hal ini, Jagoi Babang merupakan kawasan perbatasan Indonesia Malaysia yang terdapat di kabupaten Bengkayang, akan tetapi belum dibangun border yang bersifat resmi. Untuk kesehatan dan pendidikan merupakan sesuatu yang mahal baik dari segi akses jarak maupun biaya. Rumah sakit terdekat dari kawasan perbatasan Jagoi Babang berada di pusat Kabupaten Bengkayang yang ditempuh 2-3 jam perjalanan roda empat. Pelayanannya pun belum tentu memuaskan. Sedangkan mengenai kualitas pelayanan, menurut P.Mita, P.Jombian, P.Jo dan beberapa warga masih jauh lebih baik Malaysia. Begitu pula mengenai pendidikan, banyak yang membandingkan dengan negara tetangga, yaitu Malaysia. Cucu P.Jombian hampir semua bersekolah di Malaysia. Cucu yang paling kecil memang belum bersekolah, akan tetapi saat sudah waktunya sekolah akan disekolahkan di Malaysia kata beliau. Banyak saudara masyarakat Jagoi yang memilih tinggal dan menetap di Malaysia, jadi sedikit banyak bisa mendengarkan cerita mengenai pelayanan kesehatan dan pendidikan di Malaysia, dan menurut beberapa warga banyak yang menilai bahwa baik pelayanan kesehatan maupun pendidikan, di kawasan itu jauh tertinggal dari Malaysia. Untuk masalah perdagangan, produk Malaysia banyak yang diperjualbelikan oleh masyarakat kawasan perbatasan Jagoi Babang. Produk gula, minyak goreng, makanan ringan, dan banyak produk lainnya didominasi produk produksi Malaysia. Menurut P.Jo (pemilik salah satu warung di Jagoi) dan beberapa pedagang di kawasan ini, produk produksi Malaysia lebih murah karena lebih dekat menyetok barangnya. Apabila produksi Indonesia harus ke Pontianak yang kurang lebih 7-8 jam perjalanan darat. Untuk produk hasil pertanian seperti sahang (merica), beberapa jenis sayur dan buah lokal, kebanyakan akan dijual di pasar Serikin yang berada di wilayah Malaysia dikarenakan jarak yang lebih dekat untuk mengurangi biaya produksi. Hal itupun dibenarkan oleh P.Nogen sebagai kepala dusun Jagoi Babang. beliau tinggal didekat titik nol Indonesia Malaysia, jadi beliau mengetahui garis besar barang-barang Indoneia yang dijual di Malaysia dan sebaliknya.
3 Secara garis besar, masyarakat perbatasan di Kalimantan Barat memang lebih cenderung untuk bertandang ke Malaysia untuk berjualan hasil perkebunan, sawah, maupun kerajinan tangan mereka seperti tangguk, juah, bubu, ataupun bidai, maupun untuk membeli keperluan sehari hari toko di Malaysia. Hal tersebut terlihat saat observasi dilakukan di Pos Terpadu. Mengenai jual beli barang daerah perbatasan juga dibenarkan oleh pengrajin bidai dan beberapa pemilik toko termasuk P.Nogen selaku Kepala Dusun. Jual beli didaerah perbatasan menggunakan ringgit, sehingga membuat peredaran rupiah di daerah itu sangat minim Masyarakat Kawasan Perbatasan Jagoi-Serikin Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di Kabupaten ini terdapat jalur transportasi darat terdekat ke wilayah Malaysia. Jalur tersebut berada di tengah-tengah jalur border Entikong dan Aruk, sehingga jalur ini sering digunakan sebagai jalur alternatif penduduk Kalimantan Barat saat akan bertandang ke Malaysia. Dari keterangan imigrasi Desa Jagoi sampai saat ini, status jalur yang berada di Kecamatan Jagoi Babang ini masih bersifat ilegal, atau tidak resmi. Sehingga hanya masyarakat yang bertempat tinggal disekitar perbatasan itulah yang bisa melewati jalur ini, hanya saja mereka menggunakan buku khusus yang bernama PLB (Pas Lintas Batas) yang dikeluarkan oleh pihak imigrasi Desa Jagoi. Selain itu, diketahui bahwa Suku Dayak Bidayuh menjadi mayoritas masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan. Selain suku Dayak Bidayuh, di Dusun Risau mayoritas masyarakatnya merupakan suku Dayak Bekatik. Selain dua subsuku dayak tersebut, di desa Jagoi juga terdapat beberapa masyarakat transmigran dari Jawa dan Madura, akan tetapi, dalam lingkup wilayah desa, Dayak Bidayuh masih menjadi Mayoritas suku di kawasan itu. Untuk bahasa sehari-hari setiap subsuku Dayak berbeda di setiap wilayah. P. Nogian sebagai Kepala Dusun Jagoi Babang menjelaskan, bahwa berbeda subsuku, berbeda pula bahasa daerahnya. Suku dayak yang masih sama subsuku tetapi berbeda wilayah tinggalnya pun sudah berbeda bahasa, seperti halnya bahasa adat Bekatik berbeda dengan Bidayuh. Selain itu, sesama suku Dayak Bidayuh tetapi satu kelompok tinggal di Jagoi, yang satu lagi tinggal di Sebujit, itupun sudah berbeda bahasa. Untuk suku lain ada beberapa dari transmigran yang tinggal di kawasan tersebut. Sehingga, bahasa yang digunakan antar suku untuk berkomunikasi adalah bahasa Indonesia. Dengan keadaan kawasan perbatasan seperti seperti yang telah sedikit dijelaskan, sungguh sangat mengherankan apabila pemerintah Indonesia masih belum mengambil langkah yang signifikan dalam upaya membangun kawasan perbatasan.
4 Kasus Konflik Implementasi Kebijakan Pemerintah Dengan Masyarakat Kawasan perbatasan merupakan daerah yang memerlukan perhatian ekstra dalam pengembangannya. Dalam pelaksanaannya, banyak kebijakan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Beberapa cerita konflik dengan masyarakat seperti yang diceritakan oleh P.Mijen, beliau adalah sekretaris Forum Masyarakat Adat, bahwa pernah ada program pelebaran dan pengaspalan jalan di Dusun Sei Take menuju Desa Sekida. Proyek pengaspalan jalan ini merupakan proyek dari pemerintah pusat, dari Jakarta. Dari segi luas jalan, memang mulai dari perempatan Sei Take terlihat sangat luas. Akan tetapi, ketika akan masuk ke desa Sekida, jalan tersebut menyempit. Dahulu, ada informasi bahwa proyek tersebut sempat bermasalah dengan warga sekitar. Hal tersebut dikarenakan ada tanah warga yang ikut tertimpa proyek pengaspalan jalan, sedangkan tidak ada obrolan dengan seluruh warga yang memiliki tanah di sekitar areal jalan yang akan diaspal. Hal tersebut terjadi diluar kesepakatan dengan masyarakat yang memiliki tanah. Konflik tersebut sempat menunda pekerjaan pelebaran jalan. Saat ini sudah tidak ada konflik dengan masyarakat. Walaupun begitu, pengaspalan jalan berhenti sampai waktu yang tidak ditentukan. Sampai saat ini, jalan Sei Take ke Desa Sejaro masih berpasir dan kerikil. Kasus berbeda didapat dari P.Obaja, beliau adalah Ketua BAPPEDA periode ini, beliau bercerita mengenai adanya proyek pembuatan penampungan air bersih di Kecamatan Jagoi Babang. Proyek tersebut merupakan program dari pemerintah pusat. Akan tetapi, saat pelaksanaannya, tidak ada koordinasi dengan pemerintah kabupaten maupun kecamatan, sehingga saat tanggal yang ditentukan untuk memulai pelaksanaan proyek, ternyata lokasi pembangunan penampungan air tersebut belum ditentukan. Akibatnya adalah peralatan untuk membangun penampungan air tersebut sempat mangkrak beberapa hari di wilayah Jagoi Babang, dan akhirnya peralatannya ditarik kembali. Kasus mengenai konflik dan kesalahan koordinasi masih menjadi masalah yang sering terjadi saat implementasi kebijakan di Kawasan Jagoi Babang. Beberapa konflik dengan masyarakat yang bisa berakibat hukum adat, sampai tidak adanya koordinasi antar pemangku kepentingan yang berakhir pada tidak terlaksananya program dengan baik Rumusan Masalah Penelitian Dengan beberapa permasalahan yang muncul saat implementasi kebijakan di kawasan Jagoi Babang, maka muncul pertanyaan penelitian : Bagaimana komunikasi, trust, dan lokalitas diakomodasi dalam proses implementasi kebijakan di Desa Jagoi Babang?
5 1.3. Tujuan Penelitian a. Mengetahui lokalitas dalam implementasi kebijakan di lokasi penelitian b. Mengetahui jalur komunikasi dalam implementasi kebijakan terhadap masyarakat Desa Jagoi khususnya masyarakat Suku Dayak Bidayuh. c. Mengetahui akomodasi proses komunikasi dan trust dengan lokalitas dalam implementasi kebijakan kawasan perbatasan Manfaat Penelitian a. Menambah pengetahuan pengelolaan masyarakat kawasan perbatasan bagi masyarakat umum. b. Menambah pengetahuan mengenai Suku Dayak yang tinggal di kawasan perbatasan c. Hasil penelitian dapat digunakan oleh pemerintah atau instansi terkait sebagai referensi pembuatan program dikawasan perbatasan yang lebih relevan. d. Hasil penelitian dapat digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya, terutama penelitian kawasan perbatasan.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak memiliki wilayah perbatasan dengan negara lain yang berada di kawasan laut dan darat. Perbatasan laut Indonesia berbatasan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KABUPATEN SANGGAU
PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU PROPINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SANGGAU Mei 2015 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SANGGAU Kabupaten terluas keempat di Prov. Kalbar, terletak 265 km timur Pontianak Luas wilayah Posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbandingan kebijakan pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk menetapkan perbandingan kebijakan pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia dalam pengelolaan wilayah perbatasan
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA WORKSHOP DAU & DAK DAERAH PERBATASAN. Pontianak, 26 Juni 2008
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA WORKSHOP DAU & DAK DAERAH PERBATASAN Yang saya hormati, Pontianak, 26 Juni 2008 - Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal;
Lebih terperinciKAWASAN PERBATASAN ENTIKONG Perjalanan Panjang Menuju Beranda Depan
KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG Perjalanan Panjang Menuju Beranda Depan Dalam UU No. 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Kawasan Perbatasan adalah bagian dari Wilayah
Lebih terperinciPenentuan Prioritas Penanganan Aksesibilitas Infrastruktur Kawasan Perbatasan di Desa Kumba Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang
216 Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia, 2016 Penentuan Prioritas Penanganan Aksesibilitas Infrastruktur Kawasan Perbatasan di Desa Kumba Kecamatan Jagoi Babang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara yang memiliki perananan penting baik dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. UU No. 24 tahun 1992, wilayah perbatasan juga merupakan salah satu kawasan
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Wilayah perbatasan merupakan wilayah yang secara geografis berbatasan langsung dengan negara lain (UU No. 43 Tahun 2008). Menurut pasal 10 ayat 3 UU No. 24 tahun 1992,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Propinsi Kalimantan Barat terdiri atas 12 kabupaten dan 2 kota di mana dari 12 kabupaten tersebut, 5 diantaranya berada pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Di dalam Bab V ini peneliti ingin menyimpulkan keseluruhan dari hasil
BAB V KESIMPULAN Di dalam Bab V ini peneliti ingin menyimpulkan keseluruhan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan. Mulai dari faktor-faktor penyebab maraknya praktek ekonomi ilegal berupa penyelundupan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubung
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan
Lebih terperinciProfil Tata Ruang. Provinsi Kalimantan Barat
Profil Tata Ruang Provinsi Kalimantan Barat Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Profil Tata Ruang Provinsi Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Di tengah maraknya persaingan global, peningkatan kualitas sumber daya manusia sangatlah penting. Dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciWarta Kebijakan. Tata Ruang dan Proses Penataan Ruang. Tata Ruang, penataan ruang dan perencanaan tata ruang. Perencanaan Tata Ruang
No. 5, Agustus 2002 Warta Kebijakan C I F O R - C e n t e r f o r I n t e r n a t i o n a l F o r e s t r y R e s e a r c h Tata Ruang dan Proses Penataan Ruang Tata Ruang, penataan ruang dan perencanaan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah meilhat beberapa penjelasan mengenai yang terjadi di wilayah Desa Jagoi Babang, ada beberapa
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah meilhat beberapa penjelasan mengenai yang terjadi di wilayah Desa Jagoi Babang, ada beberapa indikasi yang menunjukkan sebuah permasalahan mekanisme
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Hilangnya tradisi ladang berpindah Suku Dayak Bidayuh disebabkan karena adanya benturan kepentingan antara pemerintah, swasta, dan Suku Dayak Bidayuh sendiri. Pemerintah belum
Lebih terperinciBerita Penelitian. Robert Siburian. (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
Berita Penelitian Entikong: Daerah Tanpa Krisis Ekonomi di Perbatasan Kalimantan Barat Sarawak 1 Robert Siburian (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Pengantar Krisis ekonomi yang dialami oleh bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN SANGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN SANGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SANGGAU, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Sanggau adalah
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT
DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 7/DPD RI/I/2013-2014 PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KABUPATEN TAYAN SEBAGAI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SIDING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SIDING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka Otonomi Daerah, maka
Lebih terperinciGrand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan.
Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan www.arissubagiyo.com Latar belakang Kekayaan alam yang melimpah untuk kesejahterakan rakyat. Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan peraturan serta untuk
Lebih terperinciBORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G
BORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G LUAS WILAYAH : 5.000 Ha LOKASI : Kec. Entikong dan Sekayam (Kab. Sanggau) JARAK DARI IBU KOTA KAB : 147 Km JUMLAH PENDUDUK : 39.510 Jiwa (jumlah penduduk
Lebih terperinciMasyarakat Nantikan Manfaat Ekonomi Keberadaan PLBN Jumat, 17 Maret 2017
Masyarakat Nantikan Manfaat Ekonomi Keberadaan PLBN Jumat, 17 Maret 2017 Sebagai representasi wajah Indonesia, pos lintas batas negara (PLBN) dan juga wilayah sekitarnya terus mendapatkan perhatian dari
Lebih terperinciBAB III KONDISI PERBATASAN INDONESIA DAN MALAYSIA DI KALIMANTAN
BAB III KONDISI PERBATASAN INDONESIA DAN MALAYSIA DI KALIMANTAN Pada bab 3 ini membahas masalah-masalah di akibatkan oleh penyelundupan narkoba di Provinsi-provisni yang berbatasan langsung dengan Malaysia
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN
PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN Oleh: Dr. Suprayoga Hadi Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, BAPPENAS 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang berbatasan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.403, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Pengamanan. Wilayah Perbatasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAMANAN WILAYAH
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA
STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubung
Lebih terperinciKegiatan Jual Beli. kompetensi dasar. Peta Konsep. Kata Kunci
Kegiatan Jual Beli Bab kompetensi dasar Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah 6 Peta Konsep Pasar Jual Beli Warung Toko Bertujuan memenuhi kebutuhan Kata Kunci Jual Beli Toko di unduh
Lebih terperinciBAB 4 POLA PEMANFAATAN RUANG
BAB 4 POLA PEMANFAATAN RUANG Pola pemanfaatan ruang berisikan materi rencana mengenai: a. Arahan pengelolaan kawasan lindung b. Arahan pengelolaan kawasan budidaya kehutanan c. Arahan pengelolaan kawasan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA KUNJUNGAN PASIS SESKOAU
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA KUNJUNGAN PASIS SESKOAU Yang saya hormati: Hari : Selasa Tanggal : 2 September 2008 Pukul : 10.30 WIB Tempat : Balai Petitih - Komandan Sekolah Staf dan
Lebih terperinciLampiran 1 Penilaian potensi penawaran ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara, Sangatta
91 Lampiran 1 Penilaian potensi penawaran ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara, Sangatta 1. Cara klasifikasi potensi penawaran ekowisata menggunakan penghitungan sebagai berikut : Interval
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN DI DESA KUMBA KECAMATAN JAGOI BABANG KABUPATEN BENGKAYANG
Prosiding Semirata 2015 bidang Teknologi Informasi dan Multi Disiplin Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 204-214 PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN DI DESA
Lebih terperinciBAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,
BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan penerjunan mahasiswa peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian
Lebih terperinciNOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. bahwa berhubung
Lebih terperinciYang Mulia Ketua dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi ; Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati.
Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati. Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih karena diberikan ruang dan waktu untuk menyampaikan faktafakta yang saya
Lebih terperinciKETAHANAN SOSIAL DI PERBATASAN: STUDI KASUS PULAU SEBATIK
KETAHANAN SOSIAL DI PERBATASAN: STUDI KASUS PULAU SEBATIK Muhammad Fakhry Ghafur Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia E-mail: fachryghafur@gmail.com Diterima: 8-12-2016 Direvisi: 12-12-2016 Disetujui: 27-12-2106
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)
PANITIA PENGADAAN/KELOMPOK KERJA/PEJABAT PENGADAAN JASA KONSULTANSI SUMBER DANA APBD TAHUN ANGGARAN 2011 DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)
Lebih terperinciTINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA
TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih
Lebih terperinciPENYUSUNAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN INDONESIA
PENYUSUNAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN INDONESIA Oleh Staf Ahli Menneg PPN Bidang Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Tertinggal ikhwanuddin@bappenas.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perhubungan nasional pada hakekatnya adalah pencerminan dari sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan sebagai penunjang utama
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Membangun Kalimantan berarti membangun Indonesia, karena Kalimantan adalah sebagian dari tanah air/negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalimantan pulau
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228 dan
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-X/2012 Tentang Pembentukan Kabupaten Bengkayang
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-X/2012 Tentang Pembentukan Kabupaten Bengkayang I. PEMOHON Minhad Ryad, pegawai swasta. (tidak disebutkan kembali dalam Perbaikan Permohonan)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki luas wilayah dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta km² terdiri dari luas daratan 1,9 juta km², laut territorial 0,3 juta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciSKALA PRIORITAS DAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DI DESA GRESIK KECAMATAN JAGOI BABANG KABUPATEN BENGKAYANG
DI DESA GRESIK KECAMATAN JAGOI BABANG KABUPATEN BENGKAYANG Inshianeri Sarfin 1), S.Nurlaily Kadarini 2), Heri Azwansyah 2) Abstrak Kalimantan Barat memiliki daerah yang berbatasan dengan negara Malaysia.
Lebih terperinciExecutive Summary PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA PADA ERA PRESIDEN JOKO WIDODO (STUDI DI PROVINSI KALIMANTAN)
Executive Summary PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA PADA ERA PRESIDEN JOKO WIDODO (STUDI DI PROVINSI KALIMANTAN) Oleh: Humphrey Wangke Adirini Pujayanti Lisbet Pusat Penelitian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang
Lebih terperinciSTUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D
STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR Oleh : M. KUDRI L2D 304 330 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek, khususnya untuk pemulihan ekonomi.
Lebih terperinciBAB V PRINSIP PENGEMBANGAN
BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN 5.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENGEMBANGAN Maksud dan Tujuan pengembangan dikawasan Ekowisata Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman ialah menggali potensi-potensi wisata unik yang ada dikawasan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dilapangan serta analisis yang dilaksanakan pada bab terdahulu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan konsep
Lebih terperinci2 Badan Nasional Pengelola Perbatasan untuk menetapkan Masterplan Pos Lintas Batas Negara Terpadu; d. bahwa penetapan Masterplan Pos Lintas Batas Nega
No.941, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPP. Pos Lintas Batas Negara. Terpatu. Nanga Badau. Kabupaten Kapuas Hulu. Kalimantan Barat. Masterplan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping
Lebih terperinciPEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1 AGUSTUS 2016 PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT Daftar Proyek Strategis Nasional Prov. Kalbar 1. Pengembangan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Malaysia khususnya Negara Bagian Sarawak. Kondisi ini
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERDAGANGAN LINTAS BATAS INDONESIA - MALAYSIA
KEBIJAKAN PERDAGANGAN LINTAS BATAS INDONESIA - MALAYSIA Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Utara, April 2017 DASAR HUKUM 1. Undang Undang No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Bab VI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU BIDANG PARIWISATA DI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan wilayah, secara spasial tidak selalu merata. Kesenjangan pembangunan antar wilayah seringkali menjadi permasalahan serius. Beberapa daerah mengalami pertumbuhan cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Sengi yang terletak di lereng Gunung Merapi memiliki banyak potensi sumber daya alam. Kesuburan tanah dan ketersediaan debit air yang melimpah dimanfaatkan oleh
Lebih terperinciHotel Wisata Etnik di Palangka Raya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pemilihan Tempat Kota Palangka Raya merupakan kota yang memiliki keunikan dengan letaknya yang berada di tengah pulau Kalimantan. Pembangunan kota
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
130 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Cihampelas termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perkembangan suatu kota dapat diukur oleh semakin banyaknya sarana dan prasarana penunjang perkembangan kota, (Tamin, 2000). Salah satu laju perkembangan ini
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RAPAT KERJA DENGAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, MENTERI PERTANIAN, MENTERI PERINDUSTRIAN, MENTERI PERDAGANGAN,
Lebih terperinciGeologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menunjang pembangunan di Indonesia, dibutuhkan sumber energi yang memadai, hal ini harus didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang cukup. Indonesia merupakan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM
Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian
Lebih terperinciKEMISKINAN SEBAGAI PENYEBAB STRATEGIS PRAKTIK HUMMAN TRAFFICKING DI KAWASAN PERBATASAN JAGOI BABANG (INDONESIA-MALAYSIA) KALIMANTAN BARAT
KEMISKINAN SEBAGAI PENYEBAB STRATEGIS PRAKTIK HUMMAN TRAFFICKING DI KAWASAN PERBATASAN JAGOI BABANG (INDONESIA-MALAYSIA) KALIMANTAN BARAT Nikodemus Niko Jurusan Sosiologi Program Pascasarjana FISIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah maupun perkembangan sosial ekonomi, maka sarana dan prasarana transportasi secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. a. Pengawasan Pelaksanaan Special Arrangments 1993: untuk memberikan kepastian hukum mengenai ruang lingkup wilayah
152 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pengawasan dan hambatan Pelaksanaan Special Arrangments 1993: a. Pengawasan Pelaksanaan Special Arrangments 1993: Pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan
Lebih terperinciDUALISME PELAYANAN INFRASTRUKTUR DESA PERBATASAN PAGERHARJO DAN SEDAYU
PLANO MADANI VOLUME 6 NOMOR 2, APRIL 2017, 144-152 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973 DUALISME PELAYANAN INFRASTRUKTUR DESA PERBATASAN PAGERHARJO DAN SEDAYU Prasetiyo Magister Perencanaan Kota &
Lebih terperinciPELABUHAN LINTAS BATAS NUNUKAN Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PELABUHAN LINTAS BATAS NUNUKAN Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Terminal angkutan umum penumpang merupakan penyedia jasa angkutan umum yang berfungsi untuk dapat memberikan pelayanan kemudahan, kenyamanan dan rasa aman kepada pengguna jasa
Lebih terperinciBOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah
BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia) dengan
Lebih terperinciBAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG
BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pemerintah Indonesia mulai mencanangkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Hormat kami. Tim penyusun
Sabtu-Senin, 18-20 Maret KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT Selasa, 6 Mei 2008 Jam 09.00 WIB Di Hotel Orchard Pontianak Selamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Malang telah dinobatkan sebagai kota pendidikan dan juga merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kurang
Lebih terperinciKarakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang
C534 Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang Dian Fajar Novitasari dan Ardy Maulidy Navastara Departemen Perencanaan
Lebih terperinci2015, No d. bahwa penetapan Masterplan Pos Lintas Batas Negara Terpadu oleh Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan sebagaimana dimaksud dala
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.942, 2015 BNPP. Pos Lintas Batas Negara. Motaain. Kabupaten Belu. Nusa Tenggara Timur. Masterplan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN
Lebih terperinciSTATISTIKPENGGUNAAN LAHAN
Katalog:3311006.6102 Katalog:3311006.6102 STATISTIKPENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BENGKAYANG 2015 Statistik Penggunaan Lahan Kabupaten Bengkayang 2015 ISSN : 2540-8488 No Publikasi : 61020.1639 Katalog :
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN
POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN Ir. Sunarsih, MSi Pendahuluan 1. Kawasan perbatasan negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Inspektorat Kabupaten Bantul. PELAYANAN UMUM. PRASARANA. Hari. Kawasan. Bebas Kendaraan Bermotor.
1 2016 No.37,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Inspektorat Kabupaten Bantul. PELAYANAN UMUM. PRASARANA. Hari. Kawasan. Bebas Kendaraan Bermotor. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI
Lebih terperinci~ 53 ~ PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup Jelas. Pasal 2 Cukup Jelas. Pasal 3 Cukup Jelas
~ 51 ~ PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2015-2035 I. UMUM 1. Ruang Wilayah Kabupaten
Lebih terperinci