HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KEGIATAN GAPOKTAN PUSAKAMUKTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KEGIATAN GAPOKTAN PUSAKAMUKTI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KEGIATAN GAPOKTAN PUSAKAMUKTI (Suatu Kasus di Desa Pusakasari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh: Nendi Setiawan 1, Dini Rochdiani 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Tingkat perilaku kepemimpinan kontak tani, (2) Tingkat partisipasi anggota kelompok tani, (3) Hubungan antara perilaku kepemimpinan kontak tani dengan partisipasi anggota kelompok tani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai. Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan Profortionate Stratified Random Sampling. Analisis data dengan cara deskriptif menggunakan Nilai Tertimbang (NT), sedangkan untuk menguji adanya hubungan menggunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) dan untuk mengetahui signifikasi menggunkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tingkat perilaku kepemimpinan kontak tani berada pada klasifikasi sedang. (2) Tingkat partisipasi anggota kelompok tani berada pada klasifikasi sedang dan (3) Hubungan antara perilaku kepemimpinan kontak tani dengan partisipasi anggota kelompok tani menunjukkan hubungan positif yang nyata (Significant). Kata kunci : kelompok tani, kepemimpinan, partisipasi PENDAHULUAN Keberadaan kelompok secara struktural dan fungsional tidak dipisahkan dengan kehidupan pemimpin dan kepeminpinannya, setiap kelompok selalu mempunyai anggota, untuk menjaga eksistensi kelompok itu biasanya diangkat pemimpin kelompok. Tindakan pemimpin terhadap pengikutnya dalam melaksanakan tugas tidak hanya memberi pengaruh nyata terhadap keberadaan kelompok dalam mencapai tujuannya, tetapi juga kepuasan dari pengikutnya dalam melaksanakan tugas. Interaksi antara pemimpin dengan anggota kelompok ataupun diantara kelompok dengan pemimpin, hubungan-hubungan ini beragam dan perubahan perubahan terjadi. Proses kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi perilaku anggota ke arah pencapaian tujuan bersama (Ramli dalam Rasyid, 2003). Upaya peningkatan pengetahuan petani di perdesaan, perlu kiranya diberikan fasilitasfasilitas agar kegiatannya berhasil. Adapun fasilitas yang diperlukannya yaitu pertama fasilitas pendidikan melalui penyuluhan dalam konteks pembangunan pertanian, kegiatan penyuluhan pertanian ini bertujuan untuk merubah perilaku petani (pengetahuan/kognitif, sikap/afektif, keterampilan/psikomotorik), kedua fasilitas sarana yaitu petani sebagai anggota kelompok tani diberikan bantuan sebagai modal, dan fasilitas terakhir adalah fasilitas pengaturan yaitu anggota kelompok tani menjadi anggota gapoktan, kelompok tani merupakan anggota inti gapoktan, dan kontak tani andalan adalah sebagai pemimpin gapoktan (Wibowo, 2013). Keterlibatan atau partisipasi anggota kelompok yang lebih luas terjadi dalam proses pengambilan keputusan, terutama sekali keputusan berupa penyusunan rencana kerja kelompok. Partisipasi anggota dalam proses pengambilan keputusan adalah suatu inovasi, karena sebelumnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tidak ada. Interaksi sosial yang terjadi dalam sistem sosial itulah yang menumbuhkan kemampuan kelompok (Wibowo, 2013). Di Kabupaten Ciamis terdapat 1.15 kelompok tani yang tersebar di 2 kecamatan. Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi kelompok tani di Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Tabel 1. Halaman 109

2 Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 2, Januari 2015 Tabel 1. Distribusi Kelompok Tani di Kabupaten Ciamis No Kecamatan Sindangkasih Sukadana Purwadadi Panjalu Ciamis Sadananya Cihaurbeuti Panawangan Rajadesa Cijeungjing Lumbung Cikoneng Sukamantri Jatinagara Tambaksari Kawali Cisaga Cipaku Pamarican Rancah Cidolog Cimaragas Baregbeg Panumbangan Lakbok Banjarsari Jumlah Kelompok Tani Jumlah 1.15 Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Ciamis, 2013 Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh kecamatan di Kabupaten Ciamis memiliki kelompok tani dengan kisaran 39 sampai 171 kelompok tani per kecamatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa transpormasi teknologi dalam pelaksanaan pembangunan pertanian dapat secara cepat dan tepat dilaksanakan. Kecamatan Cipaku merupakan salah satu kecamatan yang terletak di sebelah utara Kabupaten Ciamis, di Kecamatan Cipaku terdapat 95 kelompok tani yang terdapat di 13 desa. Untuk lebih jelasnya distribusi kelompok tani di Kecamatan Cipaku dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Kelompok Tani di Kecamatan Cipaku No Desa Buniseuri Muktisari Pusakasari Jalatrang Cipaku Sukawening Bangbayang Cieurih Gereba Ciakar Selacai Selamanik Mekarsari Jumlah Kelompok Tani Jumlah 95 Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Cipaku, 2013 Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi kelompok tani di Kecamatan Cipaku tersebar di 13 desa, dengan kisaran antara 4 sampai 12 kelompok tani per desa. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok tani berperan penting dalam melaksanakan pembangunan Pertanian di Desa Pusakasari khususnya dan di Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis pada umumnya. Desa Pusakasari merupakan salah satu desa yang memiliki kelompok tani di Kecamatan Cipaku. Berdasarkan informasi dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Cipaku bahwa hampir sebagian besar petani yang ada di Desa Pusakasari merupakan anggota kelompok tani. Desa Pusakasari merupakan desa percontohan pertanian dalam bidang konservasi kehutanan, dan sudah mempunyai gabungan kelompok tani. Serta merupkan gapoktan yang berprestasi dalam hal PUAP (Program Usaha Agribisnis Perdesaan) di tingkat kabupaten. Keadaan demikian diharapkan dapat menambah keberhasilan pembangunan pertanian di Desa Pusakasari Kecamatan Cipaku khususnya dan Kabupaten Ciamis pada umumnya. Hal ini terjadi kemungkinan karena karakteristik kepemimpinan kontak tani yang sudah mampu dalam mengelola kelompok tani, atau kemungkinan lain karena baiknya partisipasi dari anggota kelompok. Menurut Wibowo (2013), kepemimpinan ialah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi prilaku orang lain untuk berpikir dan berprilaku dalam rangka perumusan, Halaman 110

3 Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Gapoktan Pusakamukti (Suatu Kasus di Desa Pusakasari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) NENDI SETIAWAN, DINI ROCHDIANI, MOCHAMAD RAMDAN pencapaian organisasi dalam situasi tertentu. Dalam kepemimpinan seorang pemimpin harus mempuanyai perencanaan, teori dasar nya adalah manajemen kepemimpinan yaitu POAC kepanjangan dari Planning, Organiting, Actuating, dan Controlling (Terry, 2003). Sedangkan fungsi kepemimpinan itu sendiri sesungguhnya merupakan salah satu peranan manager dalam rangka mengajak atau menghimbau semua bawahan agar dengan penuh kemauan memberikan pengabdian dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan para bawahan. Menurut Wasta dalam Rasyid (2003), partisipasi adalah penyertaan pikiran dan emosi dari pekerjaan ke dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyumbangkan kemampuannya ke arah tujuan kelompok yang bersangkutan dan ikut bertanggungjawab atas kelompok tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) Tingkat perilaku kepemimpinan ketua kelompok tani atau pengurus di Desa Pusakasari, (2) Tingkat partisipasi anggota kelompok tani di Desa Pusakasari, (3) Hubungan antara perilaku kepemimpinan kontak tani dengan partisipasi anggota kelompok tani di Desa Pusakasari. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, dengan mengambil kasus pada Gapoktan Pusakamukti di Desa Pusakasari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Metode survai adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 2005). Operasionalisasi Variabel Variabel-variabel yang akan diamati dan berhubungan dengan penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai berikut : 1) Pengurus Kelompok adalah beberapa orang dari anggota kelompok yang dipilih dan dipercaya atas dasar musyawarah dan mufakat diantara para anggota kelompok yang bertugas untuk mengurus segala kegiatan yang berkaitan dengan kelompok. 2) Anggota Kelompok adalah orang-orang yang sudah terdaftar dan terikat secara formal dalam suatu keluarga kelompok tani atas dasar sukarela, kebutuhan dan keinginan sendiri untuk menjadi anggota kelompok. 3) Perilaku pemimpin kelompok tani adalah kemampuan pemimpin dalam memimpin anggota kelompok tani, perilaku tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : a. Kemampuan organisasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh ketua kelompok tani dalam memantau dan memberikan motivasi kepada anggotanya dalam melaksanakan kegiatan. Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. b. Kemampuan dalam memecahkan masalah merupakan tindakan yang dilakukan oleh ketua kelompok tani dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi pada anggota kelompok tani. Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. c. Kemampuan memotivasi dan membina bawahan merupakan tindakan yang dilakukan ketua kelompok tani untuk mendorong dan memberikan semangat pada anggotanya untuk bekerja sama dan meningkatkan prestasi kerja. Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. d. Keteladanan dalam menyelesaikan tugas merupakan tindakan yang dilakukan oleh ketua kelompok tani dalam menyelesai tugasnya yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi anggota kelompok tani, Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. e. Tanggung jawab terhadap kinerja merupakan tindakan yang dilakukan oleh ketua kelompok tani yang menunjukkan tanggung jawabnya dalam memberikan bimbingan, pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja anggota kelompok tani. Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. 4) Partisapasi anggota adalah keikutsertaan seseorang atau anggota perorangan dalam kerja bersama untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan fungsi tugas anggota. Dapat diukur dari beberapa hal yang harus diadakan oleh kelompok, diantaranya : a) Partisipasi dalam rapat anggota adalah keikutsertaan anggota kelompok tani untuk mengikuti pertemuan, kontribusi pemikiran berupa pemberian dan penolakan atas Halaman 111

4 Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 2, Januari 2015 saran yang disumbangkan. Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. b) Partisipasi dalam pembuatan rencana kerja adalah keikutsertaan anggota kelompok tani dalam menentukan rencana kerja, mulai dari rapat pembuatan rencana kerja, sumbangan ide atau saran sampai pencapaian keputusan. Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. c) Partisipasi dalam membayar iuran anggota diukur berdasarkan manfaat, waktu dan pengalokasian iuran serta persentase jumlah yang dibayar. Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. Partisipasi dalam pemeliharaan fasilitas kelompok adalah keikutsertaan anggota kelompok tani dalam memelihara fasilitas milik kelompok. Penilaian dilakukan dengan sistem skoring. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. a) Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden dan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu yag telah disiapkan. b) Sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa Dinas atau Instansi yang terkait dengan penilaian ini dan dari studi kepustakaan yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Teknik Penarikan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Metode proportionate stratified random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dihitung berdasarkan perbandingan, teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional, dengan rumus sebagai berikut : (Kasiram, 2010) Keterangan : Nh = Jumlah sampel dari tiap kelompok Nh = Jumlah anggota kelompok tani N = Jumlah total anggota kelompok tani n = Jumlah sampel yang diambil untuk lebih jelasnya mengenai jumlah anggota populasi kelompok dan jumlah sampel penelitian untuk anggota kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Anggota Populasi dan Jumlah Sampel Anggota Kelompok No Kelompok Tani Jumlah Anggota (Orang) Jumlah Sampel (Orang) 1 Panggungjaya Wargayasa Puspawaringin Sangkan Raharja Bukti Kiwari Mukti Kiwari Jumlah 10 0 Ketua Kelompok Tani Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah total anggota populasi dari kelompok tani di Desa Pusakasari adalah 10 orang dan jumlah sampel untuk ketua kelompok dan anggota kelompok adalah orang. Rancangan Analisis Data Data primer mengenai karakteristik sosial ekonomi responden ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kepemimpinan kontak tani dan partisipasi anggota dapat diindentifikasikan dan diukur dengan analisis nilai tertimbang (NT), yang berasal dari pengukuran indikator indikator tertentu dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Skor harapan merupakan nilai tertinggi dari variabel yang ditunjukkan oleh indikator - indikatornya. Sedangkan skor rata-rata adalah hasil bagi dari nilai yang didapat dari jawaban pertanyaan dalam kuesioner dengan jumlah responden. Berdasarkan kuesioner penelitian maka dapat ditentukan kisaran (interval) dari variabel perilaku kepemimpinan dengan partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani. Lebih jelasnya kisaran skor variabel perilaku kepemimpinan dan partisipasi anggota dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Halaman 112

5 Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Gapoktan Pusakamukti (Suatu Kasus di Desa Pusakasari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) NENDI SETIAWAN, DINI ROCHDIANI, MOCHAMAD RAMDAN Tabel 4. Indikator Indikator Variabel Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani No Indikator Item Kisaran Skor 1 Kemampuan Kemampuan menjalankan roda organisasi Organisasi Pemantauan perkembangan organisasi 2 Kemampuan Kemampuan dalam mendeteksi masalah dalam memecahkan masalah Kemampuan dalam mengatasi masalah 3 Kemampuan Kemampuan mendorong anggota untuk memotivasi dan menjalin kerjasama, membina bawahan Kemampuan memotivasi untuk meningkatkan prestasi kerja Kemampuan memotivasi untuk 4 Keteladanan dalam menyelesaikan tugas 5 Tanggung jawab terhadap kinerja meningkatkan produktivitas kerja Keterlibatan dalam menyelesaikan tugas Keteladanan dengan memberi petunjuk menyelesaikan tugas Ketiadaan petunjuk dalam penyerahan tugas Pemberian bimbingan dan pengawasan dalam peningkatan kinerja organisasi, Evaluasi terhadap kinerja Sikap menyalahkan pegawai Jumlah Untuk mengetahui nilai interval kelas dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus menurut Sudjana (2002) : Sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tinggi : Skor 30, Sedang : Skor 21, 30,334 Rendah : Skor 13 21,7 Tabel 5. Indikator-Indikator Variabel Partisipasi Anggota Kelompok No Indikator Item Kisaran Skor 1 Partisipasi dalam rapat anggota 2 3 Partisipasi dalam pembuatan rencana kerja Partisipasi dalam membayar iuran anggota Ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota Aktif mengemukakan pendapat dalam rapat anggota Kehadiran dalam pembuatan rencana kerja Mengetahui manfaat rencana kerja Yang menentukan besarnya iuran wajib Reponden membayar iuran wajib Halaman 113

6 Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 2, Januari Partisipasi dalam pemeliharaan fasilitas kelompok Ikut serta dalam pemeliharan fasilitas kelompok Melakukan pemeliharan fasilitas kelompok tanpa intruksi pengurus Jumlah -24 Untuk mengetahui nilai interval kelas dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus menurut Sudjana (2002) : Sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tinggi : Skor 1, 24,01 Sedang : Skor 13,34 1,7 Rendah : Skor 13,33 Uji Hipotesis Untuk menguji hubungan antara tingkat kepemimpinan dengan partisipasi anggota kelompok yaitu dengan memasukan nilai-nilai dan rank ke dalan tabel. Tingkat kepemimpinan kontak tani adalah sebagai variable independen (X) dan partisipasi anggota kelompok sebagai variable dependent (Y), kemudian digunakan analisis Uji Korelasi Rank Spearman dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Siegel, 1997) 1. Bila tidak ada rank kembar ( )( ) Keterangan : = Korelasi Rank Spearman T = Faktor Koreksi t = Banyaknya rank kembar N = Jumlah responden x = Perilaku kepemimpinan y = Partisipasi anggota di = Selisih antara rank x dan rank y. Karena jumlah responden lebih dari 10 orang, maka uji signifikan menggunakan rumus sebagai berikut : 2. Bila cukup banyak rank kembar maka dimasukan faktor koreksi sebagai berikut 3. Untuk mencari digunakan rumus sebagai berikut : - - dimana 4. Untuk mencari digunakan rumus sebagai berikut : - - dimana 5. Untuk mencari nilai korelasi digunakan rumus sebagai berikut : - - Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan dengan pada tarap nyata 0,05 dengan db = N-2, dengan hipotesis yang diajukan adalah : Ho : : Tidak terdapat hubungan antara perilaku kepemimpinan dengan partisipasi anggota. H 1 : : Terdapat hubungan antara perilaku kepemimpinan dengan partisipasi anggota. Kriteria uji yang digunakan untuk menetapkan keputusan hipotesis tersebut adalah : Ho diterima dan H 1 ditolak, jika Ho ditolak dan H 1 diterima, jika > Halaman 114

7 Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Gapoktan Pusakamukti (Suatu Kasus di Desa Pusakasari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) NENDI SETIAWAN, DINI ROCHDIANI, MOCHAMAD RAMDAN Tempat dan Waktu Penelitian Penilitian ini dilaksanakan di Desa Pusakasari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Agustus HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Identitas Responden Jumlah responden dalam penelitian sebanyak orang yang terdiri dari 0 orang anggota kelompok tani dan orang ketua kelompok tani. 1. Umur Responden Hasil pengamatan terhadap responden diketahui bahwa umur responden berkisar antara 42 sampai 71 tahun. 2. Pendidikan Responden Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh responden hanya sampai tingkat Sekolah Dasar yaitu sebanyak 54 orang atau sebesar 1,2 persen, SLTP orang atau 12,12 persen dan SLTA 4 orang atau,0 persen. 3. Pengalaman Berusahatani Responden Responden memiliki pengalaman beruahatani > 30 tahun dengan jumlah 30 orang atau 45,4 persen. Hal ini karena usaha tersebut telah ditekuni sejak dulu dan terus dikembangkan. 4. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Jumlah tanggungan keluarga responden yaitu sebanyak 5 orang atau 7, persen mempunyai tanggungan keluarga 1 sampai 2 orang dan sisanya sebanyak orang atau 12,12 persen mempunyai tanggungan keluarga sebanyak 3 sampai 4 orang. Tingkat Perilaku Kepemimpinan Dalam penelitian ini perilaku kepemimpinan kontak tani diukur dengan empat unsur perilaku yang seharusnya dilakukan oleh seorang kontak tani sebagai pemimpin kelompok tani, guna meningkatkan produktivitas kerja kelompok tani yang dipimpinnya. Unsur-unsur tersebut adalah : (1) kemampuan organisasi, (2) kemampuan dalam memecahkan masalah, (3) kemampuan memotivasi dan membina bawahan, (4) keteladanan dalam menyelesaikan tugas, (5) tanggung jawab terhadap kinerja. Hasil analisis membuktikan bahwa perilaku kepemimpinan kontak tani yang dibuktikan oleh unsur-unsur tersebut, mencapai skor rata-rata 29,4 dari skor atau nilai harapan 39. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perilaku kepemimpinan kontak tani masih berada pada katagori sedang. Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam penelitian ini partisipasi anggota kelompok tani diantaranya diukur dengan empat unsur yang seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok tani, guna meningkatkan keikutsertaan anggota dalam kegiatan kelompok. Unsur-unsur tersebut adalah : (1) Partisipasi dalam rapat anggota, (2) Partisipasi dalam pembuatan rencana kerja, (3) Partisipasi dalam membayar iuran anggota (4) Partisipasi dalam pemeliharaan fasilitas kelompok. Skala pengukuran menggunakan tiga katagori nilai, yaitu : rendah, sedang, tinggi. Hasil analisis membuktikan bahwa tingkat partisipasi anggota kelompok tani yang dibuktikan oleh unsur-unsur tersebut, mencapai skor rata-rata 1,1 dari skor atau nilai harapan 24. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi anggota kelompok tani masih berada pada katagori sedang. Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan dengan Partisipasi Anggota Perilaku kepemimpinan kontak tani dideskripsikan sebagai tindakan-tindakan kontak tani yang diarahkan kepada usaha untuk mempartisipasikan anggota kelompok tani. Partisipasi anggota dideskripsikan sebagai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh anggota kelompok sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai anggota. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau tidak antara perilaku kepemimpinan dengan partisipasi anggota, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai koefisiensi korelasi (r s ) sebesar 0,3, setelah diuji dengan uji t diperoleh t hit sebesar,49 hasil pengujian dibandingkan dengan t tab 0,05. Dengan demikian t 0,05 < t hit < 0,01 artinya terdapat hubungan positif yang nyata (Significant) antara perilaku kepemimpinan kontak tani dengan partisipasi anggota kelompok tani. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat perilaku kepemimpinan kontak tani Halaman 115

8 Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 2, Januari 2015 semakin tinggi tingkat partisipasi anggota kelompoknya, dalam kegiatan kelompok tani. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat perilaku kepemimpinan kontak tani memperoleh skor rata-rata 29,4 dari skor harapan 39. Dengan demikian tingkat perilaku kepemimpinannya masih tergolong ke dalam klasifikasi sedang. 2. Tingkat partisipasi anggota memperoleh skor rata-rata 1,1 dari skor harapan 24. Dengan demikian tingkat partisipasi anggota termasuk ke dalam klasifikasi sedang. 3. Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman hasil perhitungan menunjukkan bahwa t 0,05 < t hit < t 0,01 artinya terdapat hubungan positif yang nyata (Significant) antara perilaku kepemimpinan dengan partisipasi anggota kelompok tani. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang dapat diajukan yaitu : 1. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan pembinaan dari lembaga atau instansi terkait agar terjadi peningkatan perilaku kepemimpinan dalam kelompok tani yang dapat meningkatkan partisipasi anggota kelompok tani, yang pada akhirnya pembangunan pertanian melalui adopsi inovasi dapat dipercepat. 2. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kontak tani dalam unsur menganalisis kelompok, merumuskan, mengevaluasi, mencapai tujuan kelompok dan menumbuhkan rasa kesatuan. 3. Pembinaan anggota kelompok tani untuk meningkatkan partisipasi dalam unsur rapat anggota, membayar iuran dan pemeliharaan fasilitas kelompok. Desa Pusakasari Monografi Desa. Desa Pusakasari. Kecamatan Cipaku. Kabupaten Ciamis. George R. Terry Prinsip-prinsip Manajemen. PT Bumi Aksara. Jakarta. Kasiram, Moch Metodologi Penilitian Kuantitatif-Kualitatif. UIN-Maliki Press. Malang. Mardikanto Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta. Mulyana, D Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Nazir, M Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor. Padmowihardjo, Soedijanto Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Sistem Usaha Agribisnis. Departemen Pertanian RI. Jakarta. Rasyid H.A Perilaku Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok Sebagai Determinan Penting Bagi Peningkatan Produktivitas Kerja Kelompok Karyawan. Batic Press. Bandung. Sudjana Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Peneliti. Tarsito. Bandung. Tjasyono, B Klimatologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Trimo, STP Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Wibowo Perilaku Dalam Organisasi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Ciamis. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Cipaku, Programa BP3K Kecamatan Cipaku Ciamis. Halaman 11

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh.

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh. ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Kridamulya Desa Sukamulya Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis) Oleh: Iyan Maulana 1, Dini Rochdiani 2, Djafar Shiddiq

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Profil Wilayah Kabupaten Ciamis 1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dan memiliki luas sebesar

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Ciamis, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. Ir. Gandjar Rachman

Sekapur Sirih. Ciamis, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. Ir. Gandjar Rachman Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

-1- BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

-1- BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH -1- BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu hal yang penting dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu hal yang penting dalam melakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu hal yang penting dalam melakukan penelitian, karena akan berguna dalam memperoleh sumber data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI (Studi Kasus Pada Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Matrik Kebutuhan Data, Metode, Jenis dan Sumber Data

LAMPIRAN. Lampiran 1. Matrik Kebutuhan Data, Metode, Jenis dan Sumber Data LAMPIRAN Lampiran 1. Matrik Kebutuhan Data, Metode, Jenis dan Sumber Data No Kebutuhan Data Metode Jenis Data Sumber Data 1 Konteks Umum Lokasi Studi Dokumen, Interview, Pengamatan Lapang Primer, Sekunder

Lebih terperinci

bahwa penataan daerah pemilihan pada kabupaten induk dan pembentukan daerah pemilihan pada kabupaten pemekaran dalam penataan keanggotaan

bahwa penataan daerah pemilihan pada kabupaten induk dan pembentukan daerah pemilihan pada kabupaten pemekaran dalam penataan keanggotaan KOMIS! PEtfllLlllAN utiluh KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 61 1/Kpts/KPU/TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR: 104/Kpts/KPU/TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN DAERAH

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIAMIS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIAMIS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIAMIS Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Ciamis Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Ciamis Tahun

Lebih terperinci

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral. Sekretariat. Bidang Bina Marga. Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral

Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral. Sekretariat. Bidang Bina Marga. Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral Sekretariat Bidang Bina Marga Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral Bidang Energi & Ketenagalistrikan UPTD : 1. UPTD Wilayah Ciamis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Pendapat Sukmadinata (2012: 56) penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS Menimbang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI 10 HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Oleh : Arip Wijianto*, Emi Widiyanti * ABSTRACT Extension activity at district

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa Desa memiliki hak asal

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI MAMAN SUKARMAN NPM. 0910483020987 ABSTRAK Data statistik perkebunan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) (Studi Kasus pada Campaka Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI POLA TANAM PADI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI POLA TANAM PADI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI POLA TANAM PADI (Oryza sativa L) JAJAR LEGOWO 4 : 1 (Studi Kasus pada Kelompoktani Gunung Harja di Desa Kalijaya Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN TOKO MODERN SERTA PERLINDUNGAN USAHA KECIL, WARUNG/TOKO DAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, III. METODE PENELITIAN Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Penelitian ini berlangsung pada bulan April sampai dengan Mei 2017. Kecamatan Sayegan berada pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Disusun Oleh : Eliya Saidah H0402035 III. METODE PENELITIAN A. Metode

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS (Studi Kasus pada Kelompok Tani Kencana Mekar di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PAKAN DI KABUPATEN CIAMIS

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PAKAN DI KABUPATEN CIAMIS Jurnal Pengelolaan Alam dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (Juli 2015): 42-50 PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PAKAN DI KABUPATEN CIAMIS Maize Cluster Development Planning As

Lebih terperinci

ALOKASI DAN PERUNTUKAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017

ALOKASI DAN PERUNTUKAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 2 TAHUN 2017 TANGGAL : 6 Januari 2017 ALOKASI DAN PERUNTUKAN ALOKASI DANA TAHUN ANGGARAN 2017 KECAMATAN/ DANA PENYESUAIAN DANA PENYESUAIAN PRIORITAS BERSAMA JUMLAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 PERSEPSI PETANI TERHADAP BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DESA RINGGIT KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Priyo Utomo, Dyah Panuntun Utami dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Oleh: Erwin Krisnandi 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU 15 PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU Kausar \ Cepriadi ^, Taufik Riaunika ^, Lena Marjelita^ Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian-pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data-data

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : 1 Mochamad Erwin Firdaus, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif kualitatif dan kuantitatif. Metode Deskriftif Kualitatif yaitu mendeskripsikan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

Kependudukan dan Ketenagakerjaan/Population and Labour Force

Kependudukan dan Ketenagakerjaan/Population and Labour Force Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2014 43 CIAMIS DALAM ANGKA TAHUN 2015 Ciamis Regency In Figures 2015 ISSN : 0215.4226 Nomor Publikasi / Publication Number : 3207.1503 Katalog BPS/BPS Catalogue : 1102001.3207

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri dalam meneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Keduang, daerah hulu DAS Bengawan Solo, dengan mengambil lokasi di sembilan Desa di Kabupaten Wonogiri yang menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Aip Rusdiana 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif (hubungan)

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif (hubungan) 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif (hubungan) dengan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan berbentuk hubungan kausalitas.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode survai untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian survai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian merupakan suatu cara yang harus ditempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah kerja yang harus dilakukan dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah kerja yang harus dilakukan dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah kerja yang harus dilakukan dalam suatu penelitian agar diperoleh gambaran permasalahan serta langkah penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. partisipasi politik masyarakat desa, pada bab ini peneliti akan menguraikan

III. METODE PENELITIAN. partisipasi politik masyarakat desa, pada bab ini peneliti akan menguraikan III. METODE PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah mengkerangkakan beberapa tinjauan pustaka dalam beberapa teori yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan terhadap partisipasi politik masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza sativa L) (Suatu Kasus di Desa Kabupaten Ciamis) Oleh: Yogi Rosdiawan 1, Dedi Herdiansah S, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016. Penelitian ini dilakukan di Desa Serdang, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang

Lebih terperinci

KAJIAN HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ABSTRAK

KAJIAN HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ABSTRAK KAJIAN HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Jamaluddin 1), Rikky Herdiyansyah ) 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, Klasifikasi. Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, Klasifikasi. Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk 44 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, Klasifikasi. Variabel (X) Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel terikatnya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Ahmad Ubaedillah 1), Yus Rusman 2), Sudradjat 3) 1)

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka Belitung yang terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Gantung, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2005) penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Waris 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKANKECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer sebagai variabel X, dan Kinerja Auditor

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN RUANG DALAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

3. PELAKSANAAN PENELITIAN

3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Margo Tani II di Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 46 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kabupaten Ciamis Posisi geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 20 sampai dengan 108 40 Bujur Timur dan 7 40 20 sampai dengan 7 o 41 20

Lebih terperinci

DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI PADI SAWAH

DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI PADI SAWAH DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) (Studi Kasus Pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan bahwa, Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan bahwa, Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang 46 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun laporan. Husein Umar (2003:303) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan penelitian Ditinjau dari tingkat eksplanasinya penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif. Lebih lanjut Sarwono menjelaskan sebagaimana

Lebih terperinci

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh

METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Contoh Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah petani peserta kemitraan dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dengan PT. Xylo Indah Pratama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi 29 III.METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

5 HASIL PEMBAHASAN. 5.1 Identifikasi Sektor Unggulan

5 HASIL PEMBAHASAN. 5.1 Identifikasi Sektor Unggulan 68 5 HASIL PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Sektor Unggulan Kemampuan memacu pertumbuhan suatu wilayah sangat tergantung dari keunggulan atau daya saing sektor-sektor ekonomi wilayahnya (Rustiadi et al. 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. Kereta Api (Persero) Daop II Bandung Adapun Variabel-variabel yang akan diteliti

Lebih terperinci

RESPON PETANI TERHADAP KEGIATAN MODEL DESA KONSERVASI (MDK) DI KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI

RESPON PETANI TERHADAP KEGIATAN MODEL DESA KONSERVASI (MDK) DI KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI RESPON PETANI TERHADAP KEGIATAN MODEL DESA KONSERVASI (MDK) DI KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI (Studi Kasus Pada Kelompok MDK di Desa Sindulang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang) Oleh: Mulpiadi1,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya 48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan peluang sekaligus juga ancaman bagi perusahaan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan peluang sekaligus juga ancaman bagi perusahaan. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi merupakan peluang sekaligus juga ancaman bagi perusahaan. Banyak kesempatan yang bisa membuat perusahaan semakin berkembang, misalnya : mengadakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian prestasi kerja dan kepuasan kerja karyawan, serta untuk melihat sejauhmana penilaian prestasi kerja yang baik, adil, dapat menciptakan kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu: 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu: Cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini melihat keterkaitan dua variabel melalui analisa data yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran Budaya Organisasi di Rumah Sakit BP Batam. Budaya Organisasi yang kuat di RS BP adalah :

BAB V. Kesimpulan Dan Saran Budaya Organisasi di Rumah Sakit BP Batam. Budaya Organisasi yang kuat di RS BP adalah : BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 80 orang karyawan di Rumah Sakit BP Batam, dapat disimpulkan Budaya Organisasi memiliki pengaruh yang positif terhadap Kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sidamulih, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Desember 2011 dan Bulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI Siti Aminah 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Siti_sarahaminah@yahoo.co.id Tedi Hartoyo 2) Fakultas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Partisipasi Petani dalam Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan JITUT 5.1.1 Umur (X 1 ) Berdasarkan hasil penelitian terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci