BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab 2 ini akan dilakukan beberapa tinjauan pustaka dari beberapa hasil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab 2 ini akan dilakukan beberapa tinjauan pustaka dari beberapa hasil"

Transkripsi

1 1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab 2 ini akan dilakukan beberapa tinjauan pustaka dari beberapa hasil peneltian sebelumnya yang telah dipublikasikan. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk melihat sejauh mana Parking Guidance System (PGS) dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun terakhir berkembang. Hasil tinjauan pustaka ini akan digunakan sebagai pembanding dengan sistem parkir yang akan dirancang dalam penelitian ini. Tinjauan pustaka ini dibagi menjadi 4 bagian: Arsitektur Parking Guidance System (PGS), pengaplikasian RS485 dan perbedaannya dengan RS232, implementasi FreeRTOS, dan pengaplikasian sensor ultrasonik HC-SR04. Setiap tinjauan pustaka terdiri dari metodologi penelitian dan hasil penelitian Arsitektur Parking Guidance System (PGS) Sistem parkir yang digunakan dalam gedung gedung parkir kini merupakan sistem parkir yang dapat memberikan informasi tempat parkir yang tersedia dengan menggunakan sensor jaringan dan memberitahukan informasi parkir secara langsung kepada pengendara. Menurut Wang, et al, sistem tersebut tidak dapat mengantarkan pengendara ke tujuan parkir yang diinginkan, bahkan dapat membuat situasi menjadi lebih parah, sehingga sistem tersebut sudah tidak pintar lagi (Wang & He, 2011). Sehingga untuk mengatasi permasalahan bahwa sistem parkir sekarang tidaklah pintar, maka dirancanglah berbagai sistem atau metode untuk menanggulangi permasalahan parkir bagi calon pengguna parkir agar bisa mendapatkan tempat parkir dengan mudah dan cepat.

2 2 Dikatakan bahwa setiap harinya ada sekitar 30% kendaraan bermobil di beberapa kota kesulitan mencari sebuah lokasi parkir dan menghabiskan waktu sekitar rata-rata 7.8 menit untuk mencari satu tempat parkir. Yang dimana tidak hanya menghabiskan waktu dan bensin untuk pengendara mencari parkir, tetapi juga dapat menyebabkan kemacetan (Gang & Cassandras, 2012) Jenis-jenis sistem parkir Menurut Hongwei Wang dan Wenbo He, selama beberapa dekade ini sudah terdapat berbagai jenis sistem parkir yang sudah dikembangkan dan umum digunakan pada gedung gedung parkir (Wang & He, 2011), yaitu sebagai berikut: a. Blind Search Blind Searching merupakan strategi sederhana yang diaplikasikan oleh pengguna ketika tidak ada informasi parkir. Pengendara akan berhenti mencari hingga menemukan tempat yang kosong. Jika tidak, maka pengendara akan mencari lagi hingga menemukan tempat parkir yang kosong. b. Parking Information Sharing (PIS) PIS merupakan sebuah mekanisme yang secara umum digunakan oleh sistem parkir kini. Setelah sistem parkir mengumumkan informasi mengenai tempat parkir yang tersedia kepada pengendara, tetapi karena jumlah tempat yang kosong sangat terbatas, maka akan ada banyak pengendara yang menginginkan lokasi parkir tersebut. Fenomena tersebut dinamakan multiple-car-chasing-single-space, dimana dapat menyebabkan kemacetan parah.

3 3 c. Buffered PIS (BPIS) Untuk mengatasi permasalahan fenomena multiple-car-chasingsingle-space, mereka dengan sengaja mengurangi jumlah tempat parkir yang kosong. Walaupun ada banyak pengendara yang menginginkan tempat parkir yang terbatas dan masih tersedia, sistem memiliki beberapa tempat tambahan untuk menghindari konflik. Kesulitan pada sistem ini adalah saat menentukan jumlah tempat buffer tersebut. Apabila terlalu kecil, masalah fenomena awal tidak akan hilang. Apabila terlalu besar, pemanfaatan tempat parkir akan rendah. Dengan melihat ketiga sistem parkir, strategi PIS dan BPIS mengijinkan pengendara untuk memilih parkir sendiri dari informasi yang didapat, tetapi tidak dapat menghilangkan fenomena multiple-car-chasing-single-space secara sempurna. Oleh karena itu Wang, et al, menyarankan untuk menggunakan sistem reservasi, dimana pengendara membuat suatu reservasi melalui suatu sistem sehingga menjamin pengendara memiliki tempat parkir dan dapat memarkir kendaraannya dengan cepat (Wang & He, 2011).

4 4 Arsitektur sistem parkir yang dirancang oleh Hongwei Wang dan Wenbo He dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pengguna parkir, tempat parkir, dan pengelola sistem. Gambar 2.1. Arsitektur Sistem Parkir Pintar (Wang & He, 2011) Sistem parkir yang dirancang menggunakan sistem reservasi dimana calon pengguna parkir dapat memilih tempat parkir yang ingin ditempati sebelum memasuki gedung parkir sehingga pada saat pengguna parkir memasuki gedung parkir, ia tidak perlu repot mencari parkir lagi karena sudah dijamin bahwa ia sudah memiliki satu tempat untuk parkir. Sistem menganalisa jumlah tempat parkir yang kosong, menentukan biaya untuk reservasi tempat parkir sesuai dengan keinginan pengguna, lalu menyimpan semua informasi parkir (Wang & He, 2011). Sebagai hasil dari perancangan sistem ini dikatakan bahwa sistem ini dapat mengurangi terjadinya kemacetan pada saat mencari tempat parkir.

5 5 Gambar 2.2. Perbandingan tingkat kemacetan saat pencarian parkir dengan metode yang berbeda-beda (Wang & He, 2011) Apabila dibandingkan perbandingannya antara ketiga sistem parkir yang umum digunakan sekarang dengan sistem parkir pintar yang dirancang oleh Wang, et al, sistem reservasi dapat mengurangi kemacetan jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem lainnya. Untuk lebih memperjelas kerja sistem dari sistem reservasi yang dibuat oleh Wang, et al, Geng, et al, membuat sistem parkir yang juga menggunakan sistem reservasi, jaringan Ethernet dan juga sebuah pusat pengelolaan untuk alokasi parkir.

6 6 Gambar 2.3. Infrastruktur sistem parkir pintar (Gang & Cassandras, 2012) Gambar 2.4. Prosedur sistem parkir secara keseluruhan (Gang & Cassandras, 2012) Melihat prosedur sistem parkir pada gambar 2.4., dimulai dari pengendara yang tiba di gedung parkir akan mengirimkan sebuah permintaan untuk lokasi tempat parkir yang masih kosong. Lalu informasi lokasi parkir yang kosong akan dikirim ke pengendara dan apabila pengendara tidak menyukai lokasi tersebut, maka akan meminta kembali tempat parkir yang sesuai dengan pengendara. Jika pengendara

7 7 mau, maka tempat parkir tersebut akan di-reservasi sehingga pengendara dapat menggunakan tempat parkir tersebut. Gambar 2.5. State Machine indikator LED (Gang & Cassandras, 2012) Dari state machine pada gambar 2.5., dibagi menjadi tiga hasil alokasi. Pertama, jika sistem gagal mencari tempat parkir kosong bagi pengendara, maka akan muncul sebuah peringatan kepada pengendara untuk menunggu alokasi selanjutnya. Kedua, jika tempat parkir dialokasikan ke pengendara, tetapi pengendara tidak puas, maka dia dapat menolak alokasi tersebut dan menyesuaikan kembali permintaannya. Ketiga, jika pengendara puas, maka sistem akan mem-booking tempat untuknya dan aplikasi akan menunjukkan letak tempat parkir. Untuk menandai tempat parkir yang terisi, kosong atau sedang di-booking dapat dilihat dari indikator LED pada tempat parkir. Dengan menerapkan sistem tersebut, hasil yang didapatkan adalah dimana sistem parkir pintar hanya memberikan panduan untuk mencari tempat parkir, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi ketersediaan tempat parkir yang kosong

8 8 dan dapat mengoptimalkan alokasi tempat parkir ke pengendara (Gang & Cassandras, 2012) Metode Pendeteksi Tempat Parkir Terdapat berbagai macam metode yang digunakan untuk dapat mendeteksi apakah tempat parkir sudah terisi atau atau belum. Mulai dari penggunaan cara manual, kamera (visual-based), dan sensor ultrasonik. Berdasarkan penelitian Prasepta, et al, merancang sebuah sistem pencarian tempat parkir bagi pengunjung sebuah mall, dibuatlah metode pendeteksi dengan menggunakan 3 konsep metode alternatif (Surbakti & Septian, 2011), yaitu sebagai berikut: a. Alternatif pertama menggunakan sebuah boom gate yang berfungsi sebagai palang otomatis pintu parkir dan terhubung pada komputer yang mengendalikan blok tersebut. Terdapat juga sebuah sensor kabel loop, berfungsi sebagai sensor dari palang pintu otomatis tersebut, yang tertanam di bawah tanah dan terhubung dengan boom gate. Ketika ada mobil yang hendak masuk, palang pintu akan otomatis buka dan apabila mobil melewati palang dan menginjak kabel loop yang tertanam, maka boom gate secara otomatis tertutup. Gambarnya dapat dilihat pada gambar 2.6.

9 9 Gambar 2.6. Konsep Alternatif 1 (Surbakti & Septian, 2011) b. Alternatif kedua menggunakan metode manual, yaitu dengan menggunakan seorang petugas di lapangan guna memberitahu kepada mobil yang lewat bahwa terdapat parkir yang kosong atau tidak pada blok tersebut sehingga mobil dapat mengetahui kondisi tempat parkir pada saat hendak memasuki atau melewati blok tersebut. Gambarnya dapat dilihat pada gambar 2.7. Gambar 2.7. Konsep Alternatif 2 (Surbakti & Septian, 2011) c. Alternatif ketiga menggunakan sebuah monitor panel di setiap blok tempat parkir. Gunanya adalah agar pengunjung dapat memilih sendiri lokasi parkirnya yang tertampil di layar monitor, dimana sebelumnya pengunjung dapat mengetahui total tempat parkir kosong pada panel monitor digital yang berada di setiap blok. Tentunya untuk dapat mendeteksi jumlah tempat parkir yang kosong digunakanlah sensor di masing-masing tempat. Gambarnya dapat dilihat pada gambar 2.8.

10 10 Gambar 2.8. Konsep Alternatif 3 (Surbakti & Septian, 2011) Melihat ketiga konsep yang ada, dari penilaian yang dilakukan, konsep yang terpilih adalah konsep ketiga karena untuk kriteria pada efektifitas waktu bagi pengunjung yang merupakan kriteria utama pada tujuan penelitian yang dilakukan, dan konsep ketiga ini memiliki nilai tertinggi (Surbakti & Septian, 2011).

11 11 Tabel 2.1. Penilaian Pemilihan Konsep (Surbakti & Septian, 2011) Berdasarkan penelitian Kianpisheh, et al, mereka membagi metode pendeteksi tempat parkir menjadi dua metode (Kianpisheh, Mustaffa, Limtrairut, & Keikhosrokiani, 2012), yaitu sebagai berikut: a. Vision-based Method Untuk membantu pengendara mencari tempat parkir yang kosong tanpa banyak usaha, sistem parkir harus menyediakan informasi mengenai lokasi spesifik tempat parkir yang kosong dan tidak hanya jumlah tempat yang tersedia. Untuk mendeteksi status dari tempat parkir sudah menggunakan berbagai macam metode, salah satunya adalah pemasangan kamera pada posisi yang tinggi untuk melihat parkir yang terisi dan belum. Metode pendeteksi dengan menggunakan kamera dan pemrosesan gambar kurang akurat dan dapat terpengaruh oleh peubahan lingkungan atau cuaca. Permasalahan utama dari sistem pendeteksi vision-based adalah seperti efek bayangan, efek kemacetan, distorsi perspektif, dan kebimbangan kondisi cahaya sehingga seringkali terjadi kesalahan informasi mengenai tempat yang kosong.

12 12 b. Sensor-based Method Teknologi sensor dikategorisasikan baik intrusive atau non-intrusive. Sensor ultrasonik terkategorisasi sebagai sensor non-intrusive, artinya instalasi yang dibutuhkan lebih sederhana dibandingkan dengan sensor intrusive. Sensor ultrasonik dapat mengirim gelombang suara antara 25 khz dan 50 khz. Gelombang ultrasonik dikirim dari kepada sensor ultrasonic setiap 60 milisekon, dan adanya atau tidaknya kendaraan ditentukan oleh perbedaan waktu antara sinyal pengirim dan penerima. Namun walaupun mudah instalasi dan biayanya murah, sensor tersebut memiliki kelemahan, yaitu sensitif terhadap perubahan suhu dan turbulensi udara yang ekstrim. Berdasarkan pada metode pendeteksi parkir yang disebutkan oleh Kianpisheh, et al, menggunakan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi tempat parkir lebih efektif. Kianpisheh, et al, menjelaskan bagaimana sebuah sensor ultrasonik bekerja sebagai pendeteksi adanya mobil seperti yang terlihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9. Bagaimana Sebuah Sensor Ultrasonik Bekerja (Kianpisheh, Mustaffa, Limtrairut, & Keikhosrokiani, 2012)

13 13 Gambar Area Deteksi Sensor Ultrasonik (Kianpisheh, Mustaffa, Limtrairut, & Keikhosrokiani, 2012) Gambar 2.9. menunjukkan bagaimana sebuah sensor ultrasonik mendeteksi adanya mobil atau tidak. Sensor akan memiliki nilai referensi yang berasal dari jarak antara sensor dengan tanah. Selain itu juga tinggi mobil memiliki suatu nilai yang disebut sebagai nilai toleransi. Ketika mobil memasuki tempat parkir, maka nilai refernsi sensor akan dikurangi dengan nilai toleransi dan mendapatkan nilai baru yaitu selisih nilai referensi dengan toleransi. Jika lebih kecil dari nilai referensi, maka akan dianggap bahwa ada sebuah mobil. Seperti halnya pada gambar 2.10., sensor ultrasonik bekerja berdasarkan pantulan suara. Apabila mengenai sebuah benda solid (mobil atau tanah), akan dipantulkan kembali ke sensor. Waktu antara pengiriman suara dan pantulan yang dihasilkan digunakan untuk mengukur jarak. Pada area yang kosong, waktu antara pengiriman suara dan pantulan lebih lama dibandingkan ketika terdapat suatu mobil sehingga akan dianggap kosong. Dari penelitian yang dilakukan oleh Kianpisheh, et al, sensor ultrasonik menjadi alternatif yang baik untuk mendeteksi tempat parkir yang kosong. Arsitektur sistem parkir yang telah dirancang dapat mengurangi waktu bagi pengendara untuk mencari tempat parkir dan mengurangi kemungkinan adanya mobil yang menempati

14 14 dua tempat parkir sekaligus (Kianpisheh, Mustaffa, Limtrairut, & Keikhosrokiani, 2012) Pengaplikasian RS485 dan Perbedaannya Dengan RS232 RS485 dan RS232 merupakan protokol komunikasi serial yang sering digunakan untuk komunikasi jarak jauh dimana hal tersebut merupakan kelebihan komunikasi serial dibandingkan dengan komunikasi paralel yang memiliki kelebihan pada kecepatan komunikasi data. Kedua protokol baik RS485 maupun RS232 merupakan komunikasi data serial asinkron. Perbedaan utama antara RS485 dan RS232 adalah dimana RS485 dapat memiliki komunikasi multimaster - multislave, artinya untuk melakukan komunikasi, satu atau lebih sumber (master), dapat mengirimkan data ke ataupun menerima data dari beberapa penerima (slave) secara bersamaan ataupun bergantian. Sementara itu, komunikasi RS232 bersifat point-to-point antara pengirim dan penerima. Terdapat tiga mode komunikasi serial yang dapat dilakukan pada RS485 dan RS232, yaitu simplex, half duplex, dan full duplex. (Vitria, 2008). Pada umumnya protokol RS485 menggunakan mode komunikasi serial half duplex dimana pengiriman ataupun penerimaan data terjadi secara bergantian. RS485 memiliki kelebihan lainnya yaitu meskipun lingkungan sekitarnya tidak baik, namun performa yang dimilikinya tetap baik dan tinggi. Lingkungan yang tidak baik di sini adalah seperti lingkungan yang memiliki banyak noise, elektromagnetik tinggi, dan impedansi tinggi, sedangkan yang dimaksud dengan performa yang tinggi adalah dimana RS485 tetap menjaga kecepatan pengiriman data saat melakukan komunikasi. Kecepatan mengirim pada pengirim RS485 dapat mencapai 10Mbps, sementara untuk kecepatan pengirim RS232 hanya mencapai

15 15 500Kbps dan perlu diperhatikan jarak dan kondisi lingkungan untuk RS232. Semakin jauh jaraknya, maka kecepatan pengiriminan akan berkurang. (Tanghe, 2011) Jarak maksimum untuk pengiriman dengan menggunakan RS232 adalah 15 meter, sementara untuk RS485 jarak maksimum yang dapat dicapai untuk transmisi data adalah 1,2 Km. Hal yang menyebabkan RS485 mampu berkomunikasi dengan jarak yang lebih jauh adalah penggunaan balanced line. Yang dimaksud dengan balanced line adalah kesamaan nilai impendansi antara A dengan B sepanjang jalur RS485 serta kesamaan nilai impedansi terhadap ground dan rangkaian lainnya. Semakin jauh jaraknya akan mempengaruhi kecepatan transmisi data yang dapat dilakukan. Batas maksimum penerima pada RS485 adalah 32 unit dimana kelebihan dari RS485 pada penerima atau slave dapat diberikan tanda pengenal pada masingmasing penerima untuk membedakan satu penerima dengan penerima lainnya (Vitria, 2008). Implementasi komunikasi serial RS485 dapat digunakan untuk komunikasi pada komputer (PC) atau pada sebuah sistem yang menggunakan mikrokrontroler. Salah satu jenis mikrokontrolernya adalah AT89C51 dan AT89C52. Berikut adalah gambar implentasi komunikasi RS485 menggunakan PC dan sebuah sistem dengan mikrokontroler. (Vitria, 2008) Gambar Blok Diagram Modul Komunikasi Data Serial dengan RS485 (Vitria, 2008)

16 16 Gambar Komunikasi Antar Jaringan Komputer Dengan RS485 (Vitria, 2008) Untuk mewujudkan gambar 2.12., dibutuhkan sebuah IC SN75176 yang digunakan sebagai komponen modul utama pada RS485 untuk komunikasi data bidirectional atau multipoint dengan standard EIA/TIA-422B-B dan ITU V11. Data yang dikirimkan oleh IC ini dikirim dalam bentuk perbedaan tegangan yang ada antara kaki A dan B dari SN SN75176 berfungsi sebagai pengirim data atau penerima data tergantung dari kondisi kaki - kaki pengendalinya, yaitu pin DE dan RE. Apabila kaki DE diset logika 0 dan RE diset logika 0, maka SN75176 berfungsi sebagai penerima, jika DE dan RE diset logika 1 maka SN75176 akan berfungsi sebagai pengirim. Berikut adalah konfigurasi pin IC tersebut pada gambar (Vitria, 2008) Gambar Konfigurasi Sususan Pin SN75176 (Vitria, 2008)

17 17 Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai cara kerja dari RS485 pada saat melakukan proses pengiriman data dan penerimaan data dapat dilihat melalui flowchart pada gambar Gambar Flowchart Pengiriman Data (Kiri) dan Penerimaan Data (Kanan) (Vitria, 2008) Pada gambar di atas menunjukkan dua flowchart dimana flowchart sebelah kiri menunjukkan cara kerja saat master pada RS485 akan melakukan pengiriman data ke slave, sedangkan gambar pada sebelah kanan menunjukkan cara kerja slave pada saat menerima data atau ID-nya ditunjuk oleh master. Ketika master akan mengirimkan sebuah data ke slave, pertama-tama master harus diubah ke dalam modus pengirim. Lalu, master akan mengirimkan slave ID atau menunjuk slave yang ingin dituju untuk melakukan pengiriman data. Setelah mengirim ID, maka barulah master dapat mengirimkan data yang ingin dikirim. Setelah mengirim data, master akan kembali ke modus penerima untuk menerima data dari slave. Melihat dari cara kerja slave, slave akan menunggu sampai ID-nya dipanggil oleh master. Ketika ID-nya ditunjuk, maka barulah slave dapat mengirimkan data ke

18 18 master dan tentunya slave juga dapat diatur modusnya saat melakukan pengiriman dan penerimaan data sama seperti master Implemetasi FreeRTOS pada PIC32 Pada dasarnya, peran dari sebuah RTOS adalah untuk mengeksekusi tugastugas suatu aplikasi dalam waktu yang dapat diprediksi agar mampu untuk bertemu dengan deadline secara handal. Terlebih pentingnya adalah RTOS mampu untuk memberikan jaminan mengenai waktu eksekusi real-time system yang paling buruk sekalipun. RTOS juga bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi penjadwalan tugas-tugas dengan melihat prioritas dari masing-masing tugas (Mistry, 2011). FreeRTOS adalah sebuah kernel Real Time Operating System (RTOS) dan umum digunakan pada embedded real-time system. Pada umumnya, bahasa pemrograman yang digunakan untuk adalah bahasa pemrograman C. FreeRTOS sangat portable dan dapat diaplikasikan pada berbagai jenis platform. FreeRTOS memiliki kelebihan pada ukurannya yang kecil juga. FreeRTOS sangat cocok digunakan pada sistem yang menggunakan banyak sensor dengan sejumlah proses untuk mengendalikan masing-masing sensor tersebut (contoh: sensor arus air). Apabila sistem menggunakan FreeRTOS, maka sistem dapat menjamin tidak terjadi overflow pada sistem karena mengutamakan waktu yang presisi untuk setiap proses yang diberikan. (Andersson & Andersson, 2005) Pada penelitian yang dilakukan oleh Andersson, mereka membandingkan dua jenis RTOS yang berbeda, yaitu FreeRTOS dengan RTLinux untuk melihat perbedaan dari kedua RTOS tersebut. Berikut ini adalah hasil perbandingan mereka dari beberapa aspek yang diteliti (Andersson & Andersson, 2005).

19 19 Ukuran Dalam masalah ukuran, hal utama yang harus diperhatikan adalah platform apa yang digunakan dalam pembuatan sebuah proyek. FreeRTOS baik digunakan jika menggunakan platform kecil. FreeRTOS dapat mendukung banyak prosesor kecil dan mikrokontroler. Pada umumnya digunakan untuk mikrokontroler. Apabila untuk PC, maka RTLinux menjadi pilihan yang lebih baik. Kompleksitas FreeRTOS sangat sederhana karena berupa source code yang dapat digunakan ke dalam suatu proyek. Untuk proyek-proyek kecil, menggunakan FreeRTOS menjadi lebih baik karena kesederhanaannya. Sedangkan untuk proyek yang besar RTLinux lebih baik karena memiliki banyak fungsi di dalamnya. Time Critical Pada proyek yang tidak memerlukan waktu yang presisi untuk melakukan suatu tugas, maka RTLinux menjadi pilihan yang baik, tetapi apabila memerlukan waktu yang presisi untuk mengerjakan suatu tugas, maka FreeRTOS menjadi pilihan terbaik karena FreeRTOS lebih menjamin tugas dapat diselesaikan pada waktu yang ditentukan. Ekonomis FreeRTOS adalah sebuah kernel RTOS yang open source, maka untuk menggunakannya tidak perlu membayar apapun, termasuk royalty. Pembagian Tugas Pada pembagian tugas yang dilakukan oleh FreeRTOS karena bentuknya yang lebih kecil dan sederhana, maka FreeRTOS dapat membagi

20 20 tugas-tugasnya dengan baik karena FreeRTOS lebih mengutamakan pemberian prioritas kepada tugas-tugas yang ada. Berbeda dengan RTLinux yang lebih besar dan kompleks. Memang dapat mengerjakan lebih banyak tugas, tetapi jika melakukan pemrosesan data akan menjadi suatu masalah bagi RTLinux. Berdasarkan pada perbandingan yang dilakukan oleh Andersson, penggunaan kedua RTOS tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut Goyette, FreeRTOS merupakan library yang portable, open source dan dikenal juga sebagai mini real-time kernel. Berikut adalah beberapa fungsi utama atau karakteristik sebagai berikut: Real-time FreeRTOS dapat dimasukan kedalam hard real-time operating system. Inter-Process Communication Terdapat beberapa task yang dapat dikerjakan secara bersamaan ketika menggunakan FreeRTOS dan memiliki proses queuing atau scheduling antar task dimana setiap task dikerjakan sesuai urutan yang dibuat. Perlu diingat bahwa priority antar masing-masing task sama. Priority Inversion Di dalam FreeRTOS, task dapat diatur prioritasnya jika diperlukan sehingga akan ada task yang diutamakan atau dikerjakan terlebih dahulu. (Goyette, 2007)

21 Pengaplikasian Sensor Ultrasonik HC-SR04 Sensor Ultrasonik memiliki dua buah fungsi yaitu mengirim sinyal (Trigger) dan menerima sinyal (Echo). Keuntungan sensor ultrasonik untuk menghitung jarak ke objek dengan menghitung interval waktu antara sinyal trigger dengan sinyal echo. HC-SR04 memiliki kemampuan untuk memancarkan dan menerima sinyal ultrasonik dengan sudut jangkauan sebesar 15 derajat kearah kanan dan kiri dari arah dengan jarak maksimum untuk mendeteksi objek sebesar empat meter tetapi memiliki kemungkinan terjadinya error atau tidak terbaca. Maksimum dari sensing rate sensor adalah 20Hz. (Lee, et al., 2012) Gambar Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik Untuk Pengukuran Jarak (Aldrin, Sumardi, & Setiawan, 2002) Gambar Ilustrasi Cara Kerja Sensor HC-SR04 (Aldrin, Sumardi, & Setiawan, 2002)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menjelaskan secara detil mengenai hasil-hasil pengukuran

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menjelaskan secara detil mengenai hasil-hasil pengukuran BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Bab ini akan menjelaskan secara detil mengenai hasil-hasil pengukuran penelitian ini. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara garis besar yaitu Pengukuran gedung parkir Universitas

Lebih terperinci

SMART PARKING BERBASIS ARDUINO UNO

SMART PARKING BERBASIS ARDUINO UNO E-Jurnal Prodi Teknik Elektronika Edisi Proyek Akhir D3 SMART PARKING BERBASIS ARDUINO UNO Oleh: Galih Raditya Pradana (12507134001), Universitas Negeri Yogyakarta future.rdt@gmail.com Abstrak Smart Parking

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Alfa Anindita. [1], Sudjadi [2], Darjat [2] Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pengujian merupakan langkah yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian antara rancangan dengan kenyataan pada alat yang telah dibuat, apakah sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas pembuatan dan perancangan seluruh sistem perangkat dari Sistem Perancangan Parkir Otomatis berbasis Arduino dengan Menggunakan Identifikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN DISPLAY OLED DAN BERSUARA BERBASIS ARDUINO UNO

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN DISPLAY OLED DAN BERSUARA BERBASIS ARDUINO UNO RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN DISPLAY OLED DAN BERSUARA BERBASIS ARDUINO UNO Muslimin 1, Wiwin Agus Kristiana 2, Slamet Winardi 3 1,2 Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak pada alat ini. Dimulai dengan uraian tentang perangkat keras dilanjutkan dengan uraian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8 RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8 [1] Adhitya Permana, [2] Dedi Triyanto, [3] Tedy Rismawan [1][2][3] Jurusan Sistem

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Dalam sistem perancangan ini awal mula dilakukan pemasangan sensor getar SW-420 untuk mendeteksi apakah pemohon SIM C menabrak/menyenggol

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi merupakan teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Dewasa ini kebutuhan informasi yang semakin meningkat mengharuskan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. indoor yang digunakan untuk memetakan letak slot parkir dan memberitahukan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. indoor yang digunakan untuk memetakan letak slot parkir dan memberitahukan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Pengertian Umum Mapping Parking System merupakan suatu sistem pada bangunan area parkir indoor yang digunakan untuk memetakan letak slot parkir dan memberitahukan kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina, MM

Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina, MM ANALISA RADAR ULTRASONIK MENDETEKSI PESAWAT TERBANG LANDING MENGGUNAKAN MATLAB DAN ARDUINO SEBAGAI SISTEM PENGENDALI Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / 28110177 Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina,

Lebih terperinci

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP Oleh : Armaditya T. M. S. Syahdari Lutfi Akbar 2207030015 2207030057 Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP. 19690529.199512.1.001 Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN Pada bab IV pengujian alat dan pembahasan akan mengulas hasil pengamatan serta analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian dan alat. Rangkaian di analisis untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa menggunakan konduktor listrik atau kawat. (Amrullah, 2011). Untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

ISBN:

ISBN: RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR SUNGAI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER DAN CCTV BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI PUSAT PENGENDALIAN OPERASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KLATEN) Tri Antari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat saat ini memberikan manfaat yang positif bagi kehidupan orang banyak. Meningkatnya sarana dan prasarana yang di butuhkan masyarakat

Lebih terperinci

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI Modul 2 TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI. PENDAHULUAN Pertama kali jaringan PSTN diciptakan hanya untuk pengiriman sinyal analog dalam hal ini datanya berupa suara. Namun belakangan ini data yang dikirim tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

SISTEM TAMPILAN INFORMASI PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM TAMPILAN INFORMASI PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM TAMPILAN INFORMASI PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER Thiang, Handry Khoswanto, Dimas Sutanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Deteksi Slot Parkir Mobil Menggunakan Metode Morfologi dan Background Subtraction

Implementasi Sistem Deteksi Slot Parkir Mobil Menggunakan Metode Morfologi dan Background Subtraction Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1954-1959 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Sistem Deteksi Slot Parkir Mobil Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini baik di perkantoran, gedung-gedung bertingkat dan tempattempat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini baik di perkantoran, gedung-gedung bertingkat dan tempattempat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan yang paling penting dalam kemajuan teknologi saat ini. Salah satu contohnya adalah informasi ketersediaan lahan parkir. Informasi ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Sebagai dasar teori, penulis menggunakan referensi jurnal yang ditulis oleh Dr. B. Tittman dan M. Guers, berjudul Measuring Fluid Level Using Ultrasound. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengendarai sebuah mobil di jalan merupakan kenyamanan tersendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengendarai sebuah mobil di jalan merupakan kenyamanan tersendiri. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengendarai sebuah mobil di jalan merupakan kenyamanan tersendiri. Namun bagi pengemudi yang belum berpengalaman tentunya akan terasa sulit untuk mengendarai

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari 1. Source (Sumber) - Membangkitkan data untuk ditransmisikan Contoh : telepon dan PC (Personal Computer) 2. Transmitter (Pengirim) - Mengkonversi data

Lebih terperinci

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial Rustam Asnawi, Octa Heriana, Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial Rustam Asnawi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LOGIC ANALYZER MENGGUNAKAN ATMEGA16 BERBANTUAN PC

RANCANG BANGUN LOGIC ANALYZER MENGGUNAKAN ATMEGA16 BERBANTUAN PC RANCANG BANGUN LOGIC ANALYZER MENGGUNAKAN ATMEGA16 BERBANTUAN PC Intan Permata Sari, Samsul Hidayat dan Heriyanto Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang Email: ips2990@yahoo.co.id ABSTRAK: Seiring berkembangnya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT BANTU PRESENTASI MELALUI GELOMBANG RADIO Ronny Mulyadi Halim (0400540542)

Lebih terperinci

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jl. Mayjend. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia Telp & Fax : +62-341-554166 http://elektro.ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan analisis secara keseluruhan dari alat yang dibuat. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah alat yang dirancang

Lebih terperinci

AMIK MDP. Program Studi Teknik Komputer Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009

AMIK MDP. Program Studi Teknik Komputer Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009 AMIK MDP Program Studi Teknik Komputer Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009 ALAT PENDETEKSI LOKASI PARKIR OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DENGAN KENDALI MIKROKONTROLER Chandra Wijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tiap tahunnya (Dirjen, 2014). Transportasi ini sebagian besar terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tiap tahunnya (Dirjen, 2014). Transportasi ini sebagian besar terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan transportasi di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan tiap tahunnya (Dirjen, 2014). Transportasi ini sebagian besar terdiri dari kendaraan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Secara umum, sistem ini tersusun dari beberapa bagian seperti yang terlihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem 33 34 Modul Utama Pada Modul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS 4.1. Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem monitoring pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua bagian yang saling berhubungan,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RS485

KOMUNIKASI DATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RS485 KOMUNIKASI DATA NGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RS485 RS485 adalah teknik komunikasi data serial yang dikembangkan di tahun 1983 di mana dengan teknik ini, komunikasi data dapat dilakukan pada jarak yang cukup

Lebih terperinci

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 Denny Wijanarko 1, Harik Eko Prasetyo 2 1); 2) Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. 1email: dennywijanarko@yahoo.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52. Laporan Tugas Akhir. Oleh: Aditya Ari Murdani J0D007004

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52. Laporan Tugas Akhir. Oleh: Aditya Ari Murdani J0D007004 RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 Laporan Tugas Akhir Oleh: Aditya Ari Murdani J0D007004 PROGRAM STUDI DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak pada perancangan skripsi ini. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL SUMARNA Program Studi Teknik Informatika Universita PGRI Yogyakarta Abstrak Sinyal ultrasonik merupakan sinyal dengan frekuensi tinggi berkisar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

Perancangan sistem akses pintu garasi otomatis menggunakan platform Android

Perancangan sistem akses pintu garasi otomatis menggunakan platform Android Perancangan sistem akses pintu garasi otomatis menggunakan platform Android 1 Greisye Magdalena, 3 Arnold Aribowo 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan Tangerang,

Lebih terperinci

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 Pengantar Komunikasi Data Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 1 Model komunikasi sederhana 2 Pengantar Komunikasi Data Elemen-elemen model 1. Source (Sumber) - Membangkitkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Untuk tahap selanjutnya setelah melakukan perancangan dan pembuatan alat maka langkah berikut nya adalah pengujian dan menganalisa alat yang telah dibuat, agar tujuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan tugas akhir. Pada prinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam Robot Pengirim terdapat sistem elektronis dan sistem mekanis di dalamnnya, dalam hal ini sistem mekanis di kendalikan oleh sistem elektronis seperti

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH

PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH Sigit Yatmono 1 1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY Email: s_yatmono@uny.ac.id ABSTRACT User Interface

Lebih terperinci

Yunifa Miftachul Arif S.S.T., M.T

Yunifa Miftachul Arif S.S.T., M.T Yunifa Miftachul Arif S.S.T., M.T Tugas Take home Presentasi Ulangan Harian UTS UAS 1 Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN ALAT

BAB IV PERANCANGAN ALAT BAB IV PERANCANGAN ALAT 4.1 Perancangan Alat dan Sistem Kendali 4.1.1 Sistem Kendali Tutup Tempat Sampah Berikut merupakan perancangan langkah demi langkah untuk tutup tempat sampah agar dapat terbuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Pada perancangan kali ini penulis akan memulai dari penempatan komponen-komponen Elektro pada sebuah papan project / bread board (LCD,LED,BUZZER dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan, antara lain : 1. Instalasi Software Arduino IDE 2. Pengujian

Lebih terperinci

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AREA PARKIR MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AREA PARKIR MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AREA PARKIR MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA OLEH: DENI YULIARKO ( 0534010165 ) JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu

Lebih terperinci

LAPORAN MEMBUAT ALAT PRAKTIK MIKROPROSESSOR

LAPORAN MEMBUAT ALAT PRAKTIK MIKROPROSESSOR LAPORAN MEMBUAT ALAT PRAKTIK MIKROPROSESSOR Sensor Ultrasonic Menggunakan Buzzer dan LED Disusun oleh : Marthin Robinsar Sinurat (13140055) Ineke Sekarningsih (13140019) Rizki Septi Rianto (13140016) Aningga

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAIRAN TANAMAN MENGGUNAKAN SENSOR KELEMBABAN TANAH

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAIRAN TANAMAN MENGGUNAKAN SENSOR KELEMBABAN TANAH RANCANG BANGUN SISTEM PENGAIRAN TANAMAN MENGGUNAKAN SENSOR KELEMBABAN TANAH Akhmad Wahyu Dani Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta, Indonesia ahmad_wahyudani@yahoo.co.id Aldila Teknik Elektro

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMANTAUAN INFUS PASIEN SECARA TERPUSAT BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PEMANTAUAN INFUS PASIEN SECARA TERPUSAT BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN PEMANTAUAN INFUS PASIEN SECARA TERPUSAT BERBASIS MIKROKONTROLER Tjio Hok Hoo Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer (STIKOMP SURABAYA) email : hokhoo@stikom.edu ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

PURWARUPA SISTEM PARKIR CERDAS BERBASIS ARDUINO SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN SMART CITY

PURWARUPA SISTEM PARKIR CERDAS BERBASIS ARDUINO SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN SMART CITY PURWARUPA SISTEM PARKIR CERDAS BERBASIS ARDUINO SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN SMART CITY Catur Iswahyudi 1), Argo Rudi Prasetyo 2), Andung Feby Prakoso 3), Muntaha Nega 4) 1,2,3,4 Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

PEMBUATAN GELANG ULTRASONIK UNTUK ALAT BANTU MOBILITAS TUNANETRA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8

PEMBUATAN GELANG ULTRASONIK UNTUK ALAT BANTU MOBILITAS TUNANETRA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8 PEMBUATAN GELANG ULTRASONIK UNTUK ALAT BANTU MOBILITAS TUNANETRA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8 Nuzul Imam Fadlilah AMIK BSI Bekasi Jl. Raya Kaliabang No.8, Perwira, Bekasi Utara nuzul.nfh@bsi.ac.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER 1 Dickky Chandra, 2 Muhammad Irmansyah, 3 Sri Yusnita 123 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang Sumatera

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05 Sensor Ultrasonic SRF05 Ultrasonic adalah suara atau getaran yang memiliki frekuensi tinggi, lumba-lumba menggunakannya gelombang ini untuk komunikasi, kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGAWASAN OBJEK BERGERAK PADA SMARTHOME DENGAN MONITORING WEB BERBANTUAN ARDUINO MEGA 2560 ( STUDI KASUS FAKULTAS TEKNIK) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGAWASAN OBJEK BERGERAK PADA SMARTHOME DENGAN MONITORING WEB BERBANTUAN ARDUINO MEGA 2560 ( STUDI KASUS FAKULTAS TEKNIK) ABSTRAK Seminar Nasional Teknologi Informasi Universitas Ibn Khaldun Bogor 2018 823 PERANCANGAN PENGAWASAN OBJEK BERGERAK PADA SMARTHOME DENGAN MONITORING WEB BERBANTUAN ARDUINO MEGA 2560 ( STUDI KASUS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem pengendalian ketinggian air. 3.1. Gambaran Alat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

Rangkuman Komunikasi Data

Rangkuman Komunikasi Data Rangkuman Komunikasi Data by webmaster - Sunday, March 19, 2017 http://suyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/index.php/2017/03/19/rangkuman-komunikasi-data/ Muhammad Iqbal Adriansyah - 15160143 Vania Virginia

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RUANGAN LABORATORIUM RADIOGRAFI BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RUANGAN LABORATORIUM RADIOGRAFI BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086-9479 RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RUANGAN LABORATORIUM RADIOGRAFI BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID Budi Suhendro, Pranowo Adi Witanto, Anwar

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN. Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko.

PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN. Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko. PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko Abstrak Sistem peringatan dini kebakaran sangat diperlukan pada bidang-bidang

Lebih terperinci

Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD

Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD Dwi Putra Githa Dosen Sistem Komputer STMIK STIKOM Indonesia Denpasar-Bali, Indonesia dwiputragitha@gmail.com Wayan Eddy

Lebih terperinci