BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas mengenai dasar teori yang berkenaan dengan judul penelitian ini. Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pengertian proyek konstruksi, selanjutnya akan dijelaskan juga mengenai risiko pengelolaan proyek konstruksi. Pengaruh dan risiko juga akan dijelaskan di bab ini. Lalu strategi penanganan risikonya juga akan dijelaskan dan pada akhirnya bab ini akan menjelaskan menganai kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. 2.2 Proyek Konstruksi Proyek adalah usaha yang sifatnya sementara untuk menghasilkan suatu produk dan atau jasa yang unik. Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya dan serangkaian kegiatan yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proyek merupakan kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, misalnya produk dan fasilitas produksi. Konstruksi adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan membangun suatu bangunan. Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Menurut Ervianto (2011), proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi, yaitu : 1. Bersifat unik : tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persos (tidak ada proyek yang identik, yanga ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda. II-1

2 2. Dibutuhkan sumber daya : setiap proyek konstruksi membuuhkan sumber daya yaitu tenaga kerja, uang, peralatan, metode dan material. 3. Organisasi : setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan di dalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan yang didtetapkan organisasi.. Dalam proses mencapai tujuan proyek telah ditentukan batasan/kenda;a (triple constraint) yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, mutu dan jadwal yang harus dipenuhi. Dalam penelitian ini, pekerjaan yang di tinjau adalah pekerjaan perbaikan atap. Dimana banyak ditemukan bocor atau bahkan rusak pada permukaan ata. Metode yang di gunakan pada proses perbaikan atap ini adalah dengan menggunakan pengecatan 3 Layer serta pemasangan Flashing. Ini merupakan hal yang baru dalam metode perbaikan atap disamping metode-metode lain yang sudah ada sebelumnya, berikut langkah kerja pada tahapan perbaikan atap dengan metode pengecatan 3 layer dan pemasangan flashing : 1. Brushing Treatment Pada tahapan ini, permukaan atap di bersihkan dengan menggunakan gerinda tangan, tujuan tahapan ini adalah untuk melepaskan permukaan cat lama agar sehingga cat yang baru dapat menempel sempurna Gambar 2.1 Brushing Treatment II-2

3 2. Repair Roof (Perbaikan Atap) Pada tahap ini perbaikan atap digunakan metode pengecatan 3 layer, material setiap layernya juga berbeda-beda, berikut material serta langkah yang dikerjakan dalam pengecatan ini : a. Hi Solid + Polyester Pada layer ini, digunakan material Hi Solid yaitu berupa cat lapis pertama yang mengandung rubber/karet sehingga dapat menambal atap yang berlubang, serta di lapisi dengan polyester berupa kain kasa. Gambar 2.2 Metode Pelapisan dengan HI Solid + Polyester b. Primer Coat Pada layer ini, digunakan material Primer coat yaitu berupa cat lapis kedua yang berfungsi sebagai penutup pori-pori yang ada pada tahap pertama. Pada tahap ini pengecatan di lakukan dengan menggunakan Airless Spray, ketebalan pada lapisan ini adalah microns Gambar 2.3 Primer Coat II-3

4 c. Top Coat (Finish Coat) Pada layer ini, digunakan material Polyurethane yaitu berupa cat lapis ketiga yang berfungsi sebagai finishing dari proses pengacatan atap. Pada tahap ini pengecatan di lakukan dengan menggunakan Airless Spray, ketebalan pada lapisan ini adalah microns. Gambar 2.4 Top Coat (Finishing) 3. Pemasangan Flashing Pada tahapan ini, atap yang sudah tidak mungkin di perbaiki dengan menggunakan metode pengecatan sebelumnya. Pada tahapan ini, flashing dibentuk sesuai dengan profil atap yang ada, material dari flashing ini berupa Zinc/seng. Gambar 2.5 Pemasangan Flashing II-4

5 2.3 Manajemen Risiko Proyek Konstruksi Pendahuluan Salah satu tujuan utama dalam mendirikan perusahaan adalah mencari keuntungan. Setiap kegiatan akan selalu muncul berdampingan, adanya peluang memperoleh keuntungan dan risiko menderita kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung. Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung risiko. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas, dan batasan dari biaya proyek. Risiko dapat dikatakan merupakan akibat yang mungkin erjadi secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Risiko pada proyek konstruksi bagaimanapun tidak dapat dihilangkan tetapi dapan dikurangi atau ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya [Kangari,2012]. Bila risiko terjadi, maka akan berdampak pada terganggunya kinerja proyek secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu dan kualitas pekerjaan. Para pelaku dalam insdustri konstruksi sekarang ini makin menyadari akan pentingnya memperhatikan permasalahan risiko pada proyek-proyek yang ditangani, karena kealahan akan memperkirakan dan menangani risiko akan menimbuklan dampak negative, baik langsung maupun tidak langsung pada proyek konstruksi. Risiko dapat menyebabkan pertambahan biaya dan menyebabkan keterlambatan jadwal penyelesaian proyek. Oleh karena besarnya dampakyang ditimbulkan, maka tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui manajemen risiko pada proyek konstruksi dengan melakukan studi litelatur yang mengacu kepada teori-teori yang relevan. II-5

6 2.3.2 Pengertian Risiko Risiko didefinisikan sebagai kombinasi kemungkinan dari suatu peristiwa dan konsekuensi (ISO/IEC Guide 73). Setiap kegiatan pasti memiliki ketidakpastian (uncertainly) yang berpotensi untuk kejadian dan konsekuensi yang merupakan peluang untuk manfaat atau ancaman terhadap kegagalan. Pertimbangan risiko dapat dilihat dari dua perspektif dengan semakin banyak mengetahui atau memahami dua aspek dalam risiko, yaitu positif dan negative dari risiko (AIRMIC 2002). Menurut Regan (2003) risiko diartikan sebagai suatu kemungkinan yang menimbulkan atau mengesankan kerugian atau bahaya. Definisi lain risiko adalah suatu aktivitas yang rentan akan menimbulkan dampak negative, dengan mempertimbangkan probabilitas dan dampak dari kemunculan risiko tersebut. Dalam kegiatan usaha kontraktor, sesuai dengan definisi risiko di atas, maka risiko-risiko tersebut dapat difokuskan pada kegiatan spesifik kontraktor, yaitu menjadi 2 sasaran utama yang terdiri dari : 1. Target Pemasaran, yang diukur dari perolehan jumlai nilai angka kontrak pekerjaan setiap tahun berjalan, sebagai tolok ukur kinerja pemasaran. 2. Target Produksi, yang diukur dari perolehan jumlah pendapatan, dan jumlah laba yang diperoleh tiap tahun berjalan, sebagai tolok ukur kinerja produksi. Kedua target tersebut dapat dijamin, bila ketiga bidang manajemen yang menjalankan perusahaan yaitu : manajemen pemasaran, produksi, dan sumber daya, dapat mengatasi risiko di bidang masingmasing. Secara umum, risiko akan bertambah jika kemungkinan atau akibatnya bertambah. Kedua-duanya harus dipertimbangkan dalam manajemen risiko. II-6

7 Risiko dalam setiap kejadian adalah fungsi dari kemungkinan (likehood) dan akibat (impact) yaitu ; Risiko = f (kemungkinan, akibat). Secara umum risiko dapat diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang yang tergantung dari kebutuhan dalam penanganannya (Rahayu, 2001) : Risiko murni dan risiko spekulatif (pure risk and speculative risk) dimana risiko murni dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang dikaitkan dengan adanya suatu luaran yaitu kerugian. Contoh risiko murni adalah kecelakaan kerja di proyek. Kerana itu, risiko murni di kenal sebagai risiko statis. Risiko spekulatif mengandung dua pengertian yaiitu kerugian (loss) dan keuntungan (gain). Risiko spekulatif dikenal sebagai risiko dinamis. Contoh dari risiko spekulatif ada pada perusahaan asuransi. Risiko terhadap benda dan manusia, dimana risiko terhadap benda adalah risiko yang menimpa benda seperti rumah terbakar sedangkan risiko terhadap manusia adalah risiko yang menimpa manusia seperti hari tua, kematian dsb. Risiko fundamental dan risiko khusus. Risiko fundamental adalah risiko yang kemungkinan timbul pada hamper sebagian besar anggota masyarakat dan tidak dapat disalahkan pada seseorang atau beberapa orang sebagai penyebabnya, contoh : bencana alam, peperangan. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwa-peristiwa yang mandiri dimana sifat dari risiko ini adalah tidak selalu bersifat bencana, bias dikendalikan atau umumnya dapat diasuransikan. Contoh dari risiko khusus adalah : jatuhnya pesawat terbang. II-7

8 2.3.3 Identifikasi Risiko Tahapan proses manajemen risiko ada empat yaitu: identifikasi, analisis, respons, dan dokumentasi (monitoring dan control). Jadi langkah awal dari proses manajemen risiko adalah melakukan identifikasi terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi. Identifikasi risiko, dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu berdasarkan sumbernya dan berdasarkan dampak yang akan ditimbulkannya. Lihat gambar 2.6 dan 2.2. identifikasi risiko berdasarkan dampak, harus jelas risiko tertentu, sedang identifikasi berdasarkan sumber dapat bersifat umum. Identifikasi Risiko Eksternal tak terprediksi Eksternal terprediksi Internal Non Teknis Teknis Legal - Peraturan-peraturan - Pasar - Manajemen - Teknologi - Lisensi - Bencana alam - Operasi - Schedule - Citra - Hak patent - Efek samping - Dampak lingkungan - Cost - Desain - Kontrak - Inflasi - Cast flow - Metode - Force Mayoure - Nilai tukar - Kompleksitas Gambar 2.6 Identifikasi Risiko Berdasarkan Sumber II-8

9 Identifikasi Risiko Proyek Kecelakaan kerja Biaya Mutu Waktu Gambar 2.7 Identifikasi Risiko Proyek Bedasarkan Dampak Banyak buku yang membahas tentang manajemen risiko, menggunakan pendekatan identifikasi risiko berdasarkan atas sumbernya. Sebagai ilmu pengetahuan hal tersebut tepat, karena akan dapat mengumpulkan berbagai penyebab yang dapat menimbulkan suatu risiko yang sifatnya umum. Tetapi untuk suatu risiko yang ditetapkan secara spesifik, seperti risiko proyek atau risiko usaha kontraktor, maka pendekatan yang dilakukan lebih baik menggunakan pendekatan dampaknya. Baru kemudian nanti disusul dengan mencari kemungkinan penyebab dari dampak yang ditimbulkan. Alasan ini menjadi lebih tepat bila dimaksud analisis yang dilakukan akan digunakan dalam praktek penerapan. Yaitu untuk mencegah penyebab sebenarnya dari tiap risiko yang telah teridentifikasi Bila kita membahas risiko bisnis kontraktor, maka menurut definisi yang sudah diuraikan, dampak yang ditimbulkan atas risiko yang terjadi adalah tidak tercapainya sasaran perusahaan. Dengan demikian identifikasi risiko untuk usaha kontraktor dapat ditunjukan pada gambar 2.8 II-9

10 Identifikasi Risiko Kontraktor Kegiatan Pemasaran Kegiatan Produksi Pengelolaan Sumber Daya Perusahaan Gambar 2.8 Identifikasi Risiko Usaha Kontraktor Identifikasi Risiko Pemasaran Di dalam kegiatan pemasaran bisnis apapun, selalu dihadapi risiko. Begitu juga pada kegiatan pemasaran pada bisnis kontraktor. Yang dimaksud dengan risiko pemasaran adalah semua kejadian yang memungkinkan tidak tercapainya target pemasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan, yang antara lain dapat dirinci sebagai berikut : Tidak dapat ikut P.Q atau Tender Gagal dalam Pra Qualifikasi Gagal dalam tender Menang tender tapi salah hitung Proyek, tidak/belum tersedia dananya Dua yang terakhir adalah risiko yang dapat terjadi pada proses pemasaran, tetapi dampaknya akan dihadapi pada proses produksi. Yang bila terjadi dan tidak dapat direspons dengan baik dapat mengakibatkan kerugian dan atau kesulitan keuangan (likuiditas) perusahaan. Ini suatu bukti bahwa ada keterkaitan antara pemasaran dan produksi. II-10

11 Tabel 2.1 Contoh Identifikasi Risiko Bidang Pemasaran No Jenis Risiko Penyebab Risiko 1 Tidak dindang P.Q Tidak mengetahui atau tender informasi pasar Tidak mengenal calon pengguna jasa Disingkirkan pesaing Tidak dikehendaki calon pengguna jasa 2 Gagal dalam P.Q Persyaratan administrasi tidak memenuhi Persyaratan pengalaman kurang Persyaratan peralatan kurang Persyaratan tenaga ahli kurang Terlambat menyerahkan dokumen P.Q 3 Gagal dalam tender Harga penawaran tinggi Technical proposal- nya tinggi Kualifikasi tenaga professional kurang Dokumen tender tidak lengkap Terlambat memasukan dokumen Nilai pagu proyek terlalu rendah II-11

12 4 Underbid Kesalahan membuat work Breakdown structure Kesalahan menghitung volume pekerjaan Kesalahan menghitung harga satuan Kesalahan mengantisipasi risiko 5 Proyek belum Tidak mengetahui tersedia dananya informasi sumber dana Tidak tersedia jaminan pembayaran Identifikasi Risiko Produksi Risiko berikutnya adalah risiko produksi. Bias saja perusahaan terlepas dari risiko pemasaran, tetapi kemudian menghadapi risiko produksi. Contohnya target pemasaran tercapai, tetapi target produksi tidak tercapai. Yang dimaksud dengan risiko produksi adalah semua kejadian yang memungkinkan tidak tercapainya targettarget produksi yang telah ditetapkan, yang antara lain sebagai berikut : Pembengkakan biaya pelaksanaan terhadap anggarannya (cost over-run) Keterlambatan penyelesaian pekerjaan, baik partial maupun secara keseluruhan (project delay) Penyimpangan mutu pekerjaan terhadap persyaratan yang ada Kecelakaan kerja Khusus untuk owner, lingkup pekerjaan menjadi salah satu identifikasi risiko. Bisa saja karena suatu hal, lingkup II-12

13 pekerjaan yang diinginkan owner tidak tercapai. Sedangkan bagi kontraktor, bila terjadi perubahan lingkup pekerjaan adalah bukan risiko kontraktor, oleh karena itu tidak masuk dalam identifikasi risiko kontraktor. Tabel 2.2 Contoh Identifikasi Risiko Bidang Produksi No Jenis Risiko Penyebab Risiko 1 Pembengkakan biaya (cost over-run) Kenaikan harga yang tidak di cover dalam kontrak Terjadi waste yang melebihi perkiraan Sistem pengendalian yang lemah Turunnya produktivitas kerja Cost budget yang kurang realistic 2 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Penyerahan lahan oleh pihak lain yang terlambat Pekerjaan persiapan yang lemah Pekerjaan lain yang mendahului, terlambat Sumber daya yang belum tersedia di awal pekerjaan Pengadaan tenaga kerja yang tidak sesuai schedule Pengadaan material yang tidak sesuai schedule Produktivitas kerja yang tidak sesuai schedule II-13

14 Dana kerja proyek yang tidak sesuai dengan kebutuhan Metode konstruksi tidak sesuai dengan pekerjaan 3 Hasil mutu pekerjaan tidak sesuai dengan pekerjaan Kualitas pekerja yang rendah Sistem pengendalian mutu lemah Metode konstruksi tidak sesuai dengan pekerjaan Standar spesifikasi yang tidak jelas 4 Kecelakaan kerja Safety plan lemah Safety control lemah Identifikasi Risiko Sumber Daya Perusahaan Sebenarnya identifikasi pada bisnis jasa kontraktor risiko utama yang dihadapi adalah pemasaran dan produksi. Sedang sumber daya perusahaan bias masuk dalam salah satu sumber penyebab terjadinya risiko pemasaran dan produksi. Namun demikian sumber daya perusahaan juga dapat di munculkan sebagai bagian risiko yang berdiri sendiri, seperti diuraikan disini. Yang dimaksud dengan risiko sumber daya adalah semua kondisi sumber daya perusahaan yang tidak sesuai dengan keinginan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang antara lain dapat dibagi sebagai berikut : Kualitas sumber daya manusia yang rendah II-14

15 Produktivitas dan utulitas sumber daya alat yang rendah Keuangan yang lemah Sumber daya manusia yang ada di perusahaan, walaupun pada saat rekruitmentnya telah dilakukan seleksi yang baik, apalagi jika perusahaan tidak memiliki sistem seleksi, maka bisa saja dalam kegiatan operasi perusahaan personelnya tidak mendukung secara maksimal sehingga perusahaan memiliki daya saing yang rendah terhadap pesaingnya. Hal ini tentu ada penyebabnya yang dapat diidentifikasi. Sumber daya alat yang ada di perusahaan, yaitu pada saat perusahaan membeli atau melakukan investasi peralatan konstruksi, tentunya juga sudah melalui suatu pertimbangan yang masak, apalagi kalau tidak melakukan analisis apaapa. Sumber daya keuangan yang ada di perusahaan, biasanya dipenuhi dari modal pinjaman yang bisa dikelola dengan sebaik-baiknya agar cash flow perusahaan dapat terjaga dengan baik. Yang sering menjadi masalah adalah banwa kondisi keuangan perusahaan bisa saja menjadi jelek karena kelemahan dalam kegiatan operasional yang berdampak pada melemahnya kondisi keuangan perusahaan. Tabel 2.3 Identifikasi Risiko Sumber Daya Perusahaan No Jenis Risiko 1 Sumber daya manusia yang lemah Penyebab Risiko Sistem perekrutan yang lemah Kurang pelatihan teknis Kurang pelatihan non teknis II-15

16 Kebijakan perusahaan yang kontradiktif Komunikasi yang lemah antara manajemen dengan karyawan 2 Sumber daya alat dan rendahnya produktivitas 3 Keuangan yang lemah Pemilihan jenis alat yang kurang tepat Sistem pengelolahan alat yang lemah Kondisi alat yang sudah out of date Modal sendiri terhadap sales yang rendah Terbatasnya sumber pinjaman Kebijakan produksi yang tidak mendukung kondisi keuangan Kebijakan pemasaran yang tidak mendukung kondisi keuangan Jenis risiko yang terpenting bagi setiap pihak yang terlibat dalam sebuah proyek tergantung pada berbagai tahapan proyek dan peran serta tanggung jawab dari berbagai pihak Evaluasi Risiko Evaluasi risiko pada suatu proyek tergantung pada ( Duffield dan Trigunarsyah,2009): II-16

17 a. Probabilitas terjadinya risiko tersebut, frekuensi kejadian b. Dampak dari risiko tersebut bila terjadi. Dalam membandingkan pilihan proyek dari berbagai risiko yang terkait sering digunakan " Indeks Risiko": Indeks Risiko = Frekuensi x Dampak Project Imnart Gambar 2.9 Probabiliats vs dampak terhadap proyek Sumber : Duffield dan Trigunarsyah,2009 Dari gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa : 1. Tingkatan risiko yang dapat diterima adalah dimanan Indeks Risiko berada dalam zona 1 yaitu dampak yang rendah terhadap proyek dengan probabilitas kejadian sedang, atau probabilitas rendah dengan dampak yang berarti pada proyek 2. Tingkatan risiko yang tidak dapat diterima berada pada zona 2 dimana dampak yang tinggi pada proyek dengan kemungkinan kejadian yang besar atau dampak yang terlalu besar bagi proyek 3. Tingkat risiko yang dianggap dapat diterima akan tergantung sekali kepada pengambil keputusan berada pada zona 3. Biasanya tidaklah praktis menganalisis setiap jenis risiko secara rinci. Perlu ditentukan suatu tingkatan dimana kontribusi dari risiko terkecil berikutnya dapat diabaikan bila dibandingkan dengan total risiko yang lebih besar secara kumulatif. Akurasi dari setiap evaluasi atau analisis risiko hanya akan seakurat data yang menjadi dasar bagi perkiraan probabilitas dan II-17

18 frekuensinya. Probabilitas terjadinya suatu risiko biasanya didasarkan kepada data historis, sedangkan dampak terhadap proyek akan melibatkan analisis teknis dan finansial. Untuk melakukan analisis risiko secara efektif, menurut Burby (1991) dalam Duffield dan Trigunarsyah (2009) harus mempertimbangkan hal-hal berikut : 1. Analisis yang dilakukan harus difocuskan pada kerugian finansial langsung daripada gangguan pelayanan atau kematian dan kerugian 2. Tingkat ketidakpastian dalam setiap perkliraan output harus dapat dinilai 3. Akurasi dari analisis harus sesuai dengan akurasi data dan tahapan proyek 4. Biaya dan usaha dalam melakukan analisis harus serendah Alokasi risiko mungkin yang dapat diserap oleh anggaran proyek Alokasi risiko seringkali merupakan permasalahan yang sulit. Pertanggung jawaban atas suatu risiko membawa kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan atau kerugian. Secara tradisional para pemilik proyek telah mencoba memindahkan sebanyak mungkin risiko kepada pihak lain, dan yang umumnya penerima risiko dalam tahapan konstruksi suatu proyek adalah kontraktor, dan kontraktor seringkali memindahkan risiko yang diterimanya kepada sub-kontraktor atau perusahaan asuransi. Biaya proyek secara keseluruhan akan meningkat apabila risiko proyek tidak dialokasikan kepada pihak yang memiliki kendali terhadap risiko tersebut. Jika kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh risiko konstruksi dari suati proyek, ada dua pilihan yang tersedia untuk mendapatkan kompensasi terhadap tanggung jawab ini yaitu : II-18

19 1. Menaikkan nilai penawaran awal untuk menciptakan imbalan yang sesuai. 2. Menghindari risiko tersebut pada penawaran awal dengan memberikan batasan atau kualitas tertentu, atau mengajukan perubahan lingkup kerja jika dan bila terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan. Penanganan risiko sebaiknya dimulai pada tahapan awal proyek, dengan tujuan alokasi risiko kepada pihak-pihak yang memiliki kendali terhadap risiko terkait pada setiap tahapan proyek. Potensi keuntungan bagi pemilik dana harus sepadan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Pemerintah berkewajiban untuk melindungi masyarakat umum terhadap risiko finansial dan sosial dari suatu proyek Respon Risiko Respon risiko adalah tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi. Risiko-risiko penting yang sudah diketahui perlu ditindak lanjuti dengan respon yang dilakukan oleh kontraktor dalam menangani risiko tersebut. Semua identifikasi risiko yang telah dicari penyebabnya, baik meliputi risiko pemasaran, produksi, dan sumber daya perusahaan, maka perlu dicari rangkingnya untuk prioritas penanganannya. Kelompok rangking risiko dibagi menjadi 4 yaitu : a. High (H) b. Significant (S) c. Medium (M) d. Low (L) Penetapan rangking risiko ditentukan berdasarkan dua kriteria, yaitu: Frekuensi kejadian (probability), dibagi menjadi lima kondisi yaitu: Hampir pasti terjadi II-19

20 Sangat mungkin terjadi Cukup mungkin terjadi Kemungkinan kecil terjadi Jarang terjadi Dampak dari kejadian (impact) : Fatal Besar Sedang Kecil Tidak penting Secara umum dan kualitatif, matriks rangking risiko dapat digambarkan sebagai berikut : Table 2.4 Matriks Risiko Kualitatif Impact Tidak Kecil Sedang Besar Fatal Probability Penting Jarang L L L M S Kemungkinan L L M S S kecil Cukup mungkin M M S S H Sangat mungkin S S H H H Hamper pasti S H H H H Untuk rangking risiko yang sifatnya spesifik, seperti perusahaan jasa kondtruksi, maka sebaiknya untuk menetapkan tingkat probabilitas dan dampak dari suatu kejadiaan untuk mencari rangking dapat ditetapkan berdasarkan atas perhitungan yang bersifat kualitatif. Angka-angka yang ditetapkan juga sangat tergantung pada jenis risikonya. Perangkingan yang dilakukan di atas adalah hanya untuk keperluan menetapkan prioritas penanganan serta pembagian wewenang perilaku saja. Misalkan sebagai berikut : II-20

21 Risiko yang low, akan ditangani secara rutin oleh pelaksana yang bersangkutan Risiko yang medium, manajer yang bersangkutan sudah harus turun tangan Risiko yang significant, general manager yang bersangkutan sudah harus turun tangan Risiko yang high, top management sudah harus ikut turun tangan Perkembangan risiko yang terjadi, dapat dibagi kondisi trend-nya. Bila rangkingnya menurun itu berarti penanganannya risikonya berhasil, dan begitu pula sebaliknya. Pada pelaksanaannya metode yang dipakai dalam menangani risiko (Flanagan & Norman, 1993): 1. Menahan risiko (Risk retention) (T1 dan T2) Merupakan bentuk penanganan risiko yang mana akan ditahan atau diambil sendiri oleh suatu pihak. Biasanya cara ini dilakukan apabila risiko yang dihadapi tidak mendatangkan kerugian yang terlalu besar atau kemungkinan terjadinya kerugian itu kecil, atau biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi risiko tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh. 2. Mengalihkan risiko (Risk transfer) (A1) Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan risiko kepada pihak lain. Bentuk pengalihan risiko yang dimaksud adalah asuransi dengan membayar premi. Pihak lain tersebut antara lain adalah : Subkontraktor Penggunaan subkontraktor biasanya untuk mengatasi risiko yang kurang dapat dikendalikan oleh perusahaan, sehingga diserahkan kepada subkontraktor spesialis yang sudah ahli dalam bidang yang bersangkutan. Perusahaan Asuransi Dalam hal ini, risiko yang dapat ditransfer kepada pihak asuransi adalah kejadian-kejadian yang sama sekali tidak II-21

22 dapat diduga, seperti bencana alam dan lain sebagainya. Walaupun dalam transaksi asuransi ada istilah All risk tetapi itu tidak berarti bahwa semua risiko akan ditanggung oleh asuransi. 3. Meminimalkan risiko sendiri (A2) kebijakan ini diambil bila perusahaan merasa yakin dapat mengendalikan sendiri terhadap risiko yang diperkirakan. Cara ini sebenarnya paling baik bagi perusahaan sepanjang masih dalam batasan kemampuan perusahaan untuk mengendalikan risiko yang bersangkutan. Karena dengan kebijakan ini perusahaan dapat lebih terlatih menghadapi sendiri risiko yang diperkirakan, dengan demikian kemampuan perusahaan manjadi meningkat dalam mengendalikan suatu risiko. Namun demikian disarankan bila respons ini yang akan diambil, maka seluruh prosedur manajemen risiko harus dijalankan sepenuhnya, termasuk monitoring dan kontrol. 4. Menerima Risiko (Risk Accept) (A3), kebijakan ini biasanya diambil bila dampak dari risiko tersebut kecil, walaupun probabilitasnya besar, yaitu dengan cara memasukan biaya akibat akibat risiko tersebut kedalam budget. Atrinya bila risiki tersebut terjadi, tidak akan menimbulkan masalah karena dampak biayanya sudah dicadangkan. Namun demikian respons seperti ini menjadi tidak tepat bila ternyata ada dampak lain selain biaya yang cukup berpengaruh terhadap citra perusahaan. Cara ini banyak ditempuh oleh perusahaan yang belum memiliki sistem manajemen risiko, yaitu menangani risiko dengan menyediakan biaya risiko. Bagi perusahaan yang memiliki system manajemen risiko, respons ini jarang dilakukan kecuali bila sangat terpaksa. II-22

23 2.3.8 Penanganan Risiko Dari seluruh tindakan respons risiko yang ada pada pemasaran, produksi, dan pengelolaan sumber daya perusahaan, maka dapat disusun sistem manajemen risiko dari perusahaan yang bersangkutan. Penerapan manajemen risiko karena meliputi seluruh fungsi dari perusahaan yang ada, maka penerapan risiko tersebut harus sudah built in dalam sistem fungsi masing-masing. Seperti contohnyadalam sistem manajemen pemasaran, sudah harus menampung tindakan-tindakan dalam mengantisipasi risiko yang mungkin ada dalam kegiatan pemasaran. Begitu juga pada sistem fungsi-fungsi lainnya. Bahkan dalam struktur organisasi, beserta job descriptionnya sudah juga harus tampak bahwa organisasi perusahaan sudah ada bagian-bagian yang berkaitan dengan risiko perusahaan. Telah disebutkan pada bab pendahulunya bahwa pada kenyataan sebenarnya mungkin saja beberapa pertimbangan tentang risiko telah diterapkan pada kebijakan-kebijakan yang ada. Hal tersebut dapat dilihat pada uraian tentang penanganan risiko tersebut. Dalam proses penyusunan manajemen risiko ini, dilihat dari kumpulan tindakan yang diperlukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut : Penegasan kembali prosedur/kebijakan/sistem yang ada menjadi bagian dari sistem manajemen risiko Perbaikan prosedur/kebijakan/sistem yang ada sesuai dengan analisis yang dilakukan pada periode tertentu Menyusun atau membuat prosedur/kebijakan/sistem yang diperlukan tetapi pada saa yang bersangkutan belum tersedia di perusahaan II-23

24 Perlu dipahami bahwa sistem manajemen risiko yang disusun pada suatu saat adalah bersifat dinamis. Artinya pada tahun ini diidentifikasi sebagai risiko dan telah dibuat sistem penanganannya, bisa saja pada tahun berikutnya keluar dari daftar identifikasi, karena sistem yang telah berjalan telah dapat menanganinya dengan baik, sehingga tidak menimbulkan risiko lagi. Namun sebaliknya bisa saja risiko yang telah diidentifikasi sebagai risiko dengan tingkat level rendah berubah menjadi tingkat yang lebih tinggi karena penanganannya yang kurang layak. Atau bahkan bisa saja timbul identifikasi risiko baru yang semula belum teridentifikasi. Semua ini nanti dihasilkan dari sistem dokumentasi risiko yang terdiri dari sistem dokumentasi risiko yang terdiri dari monitoring dan kontrol selama proses. Proses penyusunan sistem manajemen risiko harus dilakukan oleh satu team yang anggotanya lengkap dari berbagai bidang yang terkait dengan seluruh risiko yang ada diperusahaan, yaitu bagian pemasaran, bagian produksi, dan bagian sumber daya perusahaan, II-24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO MANAJEMEN RiSIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI Mastura Labombang * Abstract Risk is the variation in things that may happen naturally or the possibility of occurrence of events

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X MANAJEMEN RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI DITINJAU DARI SISI MANAJEMEN WAKTU

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X MANAJEMEN RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI DITINJAU DARI SISI MANAJEMEN WAKTU MNJEMEN RISIKO DLM PROYEK KONSTRUKSI DITINJU DRI SISI MNJEMEN WKTU Oleh : Nasrul Dosen Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Padang bstrak Risiko adalah peritiwa yang tidak kita harapkan namun terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982). 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi resiko: 1. Kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau faktor yang terjad selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). 2. Hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENGAMBILAN RESIKO Kode Mata Kuliah : 0040520 Bobot : 2 SKS OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENDAHULUAN Konsep resiko selalu dikaitkan dengan adanya ketidakpastian pada

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk.

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk. Modul ke: Pengambilan Risiko Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, para mahasiswa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana 1 COST CONTROL Pada bab Cost control akan membahas kegiatan pengendalian dan evaluasi biaya proyek sejak saat proyek tersebut dimulai sampai dengan proyek tersebut selesai berdasarkan suatu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko relatif tinggi akibat uncertain events yaitu peristiwa-peristiwa tidak pasti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengembangan Perumahan Pengembangan perumahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengembang secara mandiri maupun bersama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BISNIS (PEMAHAMAN TENTANG RISIKO )

PERENCANAAN BISNIS (PEMAHAMAN TENTANG RISIKO ) PERENCANAAN BISNIS (PEMAHAMAN TENTANG RISIKO ) PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FEB UNPAD 2013 Prof. Dr. Yuyus Suryana S. SE.,MS 11/01/2013 YUYUS. S.S 1 Pengertian Resiko kesempatan timbulnya kerugian probabilitas

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO OLEH : MELIANA KURNIAWATI CAHYADI 1315251106 29 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM EKSTENSI 2015 Beberapa alternatif yang bisa dipilih untuk mengelola

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS Yunita A. Messah *) ABSTRAK Proyek konstruksi memiliki karakteristik yang unik dimana setiap mempunyai keunikan tersendiri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Risiko Risiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi khususnya proyek gedung bertingkat bersifat unik, dalam proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh: NAMA : PANDU WINANDITO NIM :

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh: NAMA : PANDU WINANDITO NIM : TUGAS AKHIR MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PERBAIKAN ATAP STUDI KASUS : PERBAIKAN ATAP DENGAN METODE PENGECATAN 3 LAPIS DAN PEMASANGAN FLASHING PT. INDONESIA EPSON INDUSTRY FACTORY 4 Diajukan sebagai syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian 2.1.1. Klaim Konstruksi Klaim secara umum didefinisikan sebagai sebuah permintaan atau permohonan (Nazarkhan Yasin, 2008), di Indonesia hampir semua batasan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terdahulu yang telah mengaplikasi konsep Manajemen Risiko dengan metode Analytic Hierarchy Process

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENDAHULUAN Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu. Apakah itu membuat rumah, gedung, candi raksasa atau jenis bangunan lainnya. Dalam dunia modern dewasa ini, proyek makin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pemilihan Kontraktor Dalam industri konstruksi, ada dua pihak yang sangat berperanan penting, yaitu owner dan kontraktor. Dimana owner adalah orang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANGGI BELLIAWAN 3106.100.090 Dosen Pembimbing : I Putu Artama Wiguna, Ir, MT, Ph.D Cahyono Bintang Burcahyo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin ketatnya persaingan global, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

Lebih terperinci

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO Pak Joko baru saja membeli mobil BMW baru seri 7 yang berharga Rp1,5 milyar. Dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan mobil barunya, seperti kecelakaan yang bisa membutuhkan

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Risiko

Pengertian Manajemen Risiko Manajemen Risiko Pengertian Resiko Kans kerugian Kemungkinan kerugian Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan 2 Pengertian Resiko Resiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial: 1. Sebuah perusahaan yang tidak memikirkan safety dapat membahayakan karyawan. Selain itu, karyawan di dalam perusahaan merupakan salah satu aset perusahaan. Jika tidak memikirkan tentang safety bisa jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK

LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK 95 LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK Start Situation Analysis Planning PM Audit Management & QA Dept Lesson Learn Performance Analysis PM Audit Report- Generation PM Audit Presentation PM Audit Close

Lebih terperinci

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

Pertemuan 11 Manajemen Risiko Pertemuan 11 Manajemen Risiko Tujuan Memahami konsep manajemen risiko Memahami sumber-sumber risiko Dapat memodelkan risiko dan membuat contingency plan. Risiko Masalah yang belum terjadi Kenapa menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO Jermias Tjakra Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Freyke Sangari Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

Bab 5 Pengambilan Risiko

Bab 5 Pengambilan Risiko Bab 5 Pengambilan Risiko Tujuan Pembelajaran Menjelaskan konsep resiko Menjelaskan bagaimana pengambilan resiko dilakukan Mengidentifikasi resiko-resiko yang potensial terjadi ketika memulai usaha Menjelaskan

Lebih terperinci

Fungsi Organisasi dalam Manajemen Proyek

Fungsi Organisasi dalam Manajemen Proyek Fungsi Organisasi dalam Manajemen Proyek Mhd. Shafwan Koto STIE Alwashliyah Sibolga Email: mhdshafwan@yahoo.com Abstrak, penulisan bertujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan para pemakai dan juga

Lebih terperinci

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK Manajemen Proyek Dalam Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Kerugian yang tidak diharapkan Risiko Penyimpangan dari yang diharapkan Kejadian yang tidak menguntungkan Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang 29 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015. Pada bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang digunakan untuk mengolah

Lebih terperinci

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com ASPEK RESIKO Istilah resiko dalam manajemen mempunyai berbagai makna. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN 3.1. Struktur Organisasi Diagram 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1. Organisasi dan pihak yang terkait Dalam organisasi proyek pembangunan

Lebih terperinci

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: Fakultas 04PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

Pengambilan Risiko. Kuliah 5

Pengambilan Risiko. Kuliah 5 Pengambilan Risiko Kuliah 5 Seiring dengan perkembangan usaha yang biasanya diikuti dengan perubahan gaya manajemen, maka pada saat yang sama para wirausahawan dihadapkan pada berbagai risiko. Bagi sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO FONDASI BORED PILE DAN TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA

ANALISIS RISIKO FONDASI BORED PILE DAN TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ANALISIS RISIKO FONDASI BORED PILE DAN TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA Felicia T. Nuciferani [1], Mohamad F.N Aulady [2], Nila A. Putri [3] Jurusan Teknik Sipil-InstitutTeknologi Adhi Tama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Literatur Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti di Indonesia antara lain: 1. Atmaja (2011), dalam skripsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi yang baik

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi. sasarannya telah digariskan dengan jelas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi. sasarannya telah digariskan dengan jelas. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegiatan Proyek Menurut Soeharto (1997), kegiatan proyek adalah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN 1 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi, Yusroniya

Lebih terperinci

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan, yaitu: a. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi e-procurement di PT. Pos Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1 ASURANSI 1 Pengertian Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang

Lebih terperinci