Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY"

Transkripsi

1 Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY Oleh: Nurochman MAGISTER INFORMATIKA CHIEF INFORMATION OFFICER SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

2 1. PENDAHULUAN Proses Bisnis merupakan nyawa/roh dari suatu organisasi, karena ialah perangkat bisnis yang mempunyai peranan penting dalam menggerakkan, mengarahkan, serta mempercepat laju roda suatu organisasi. Kinerja suatu organisasi akan sangat bergantung pada efektivitas dan efisiensi proses bisnisnya. Proses bisnis dinilai bagus jika berhasil mencapai tujuan dengan efektif dengan men-sinergikan seluruh sumber daya yang dimiliki secara efisien. Peranan yang sangat vital tersebut mendorong kesadaran setiap organisasi bisnis untuk melakukan manajemen proses bisnis. Manajemen proses bisnis merupakan suatu metode untuk mengelola proses bisnis. Pengelolaan tersebut digambarkan dalam sebuah siklus manajemen bisnis yang dimulai dengan penetapan strategi dan visi bisnis oleh manajemen puncak. Kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi proses bisnis existing yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk permodelan bisnis yang tepat menggambarkan aktivitas bisnisnya. Model bisnis tersebut selanjutnya dievaluasi dan disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, untuk selanjutnya diimplementasikan dalam operasional perusahaan. Proses selanjutnya adalah dilakukan monitoring dan controlling secara berkelanjutan yang akan menghasilkan suatu evaluasi menyeluruh dan digunakan sebagai dasar untuk dilakukannya business process improvement/peningkatan proses bisnis. Output dari penerapan manajemen proses bisnis ini berupa peningkatan efesiensi perusahaan dalam aspek biaya dan waktu serta peningkatan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan. Tahap awal dari pembuatan proses bisnis adalah dengan mengetahui visi dan misi yang ditetapkan. Visi dan misi sangat menentukan arah tujuan yang akan dicapai sebuah organisasi. Visi dan misi organisasi ini kemudian dijabarkan dalam berbagai sasaran strategis yang akan menjadi kiblat setiap elemen dalam melakukan aktivitas kerjanya sesuai dengan struktur organisasi. Struktur organisasi tersebut akan menjelaskan fungsi dari masing-masing anggota organisasi dalam lingkup kegiatan organisasi. Masing-masing pihak yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut kemudian akan melaksanakan proses bisnis organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) masingmasing. Paper ini akan diawali dengan penjabaran visi, misi, sasaran strategis organisasi, serta praktek yang dilaksanakan di BPK RI Perwakilan Provinsi DIY. Visi dan misi organisasi tersebut akan diturunkan untuk menentukan proses bisnis organisasi dengan memetakan fungsi job description sesuai tupoksi yang ada dalam struktur organisasi khususnya yang ada di BPK RI Perwakilan Provinsi DIY. Proses bisnis tersebut berupa rantai nilai yang terdiri dari primary activities (kegiatan utama) dan secondary/supporting activities (kegiatan pendukung). Rantai nilai tersebut dimaksudkan untuk membuat sebuah produk BPK RI Perwakilan Provinsi DIY yang berupa Laporan Hasil (LHP). 1

3 2. PROSES BISNIS BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DIY Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) merupakan lembaga negara yang mempunyai tugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara. Sesuai Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 Pasal 23 ayat (5) dan Undangundang Nomor 15 tahun 2006 serta untuk mencapai visi-nya menjadi lembaga keuangan negara yang bebas, mandiri dan profesional serta berperan aktif dalam mewujudkan tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan, maka BPK RI berkedudukan di Ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Sampai dengan tahun 2010, BPK RI telah memiliki Kantor Perwakilan di seluruh provinsi di wilayah Indonesia, salah satunya adalah Perwakilan Provinsi DIY. Menurut Keputusan BPK RI Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK-RI, Perwakilan Provinsi DIY mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta, serta BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut, termasuk melaksanakan pemeriksaan yang dilimpahkan oleh Auditorat Keuangan Negara Nilai Dasar BPK RI menetapkan tiga nilai dasar yang harus dipegang teguh oleh seluruh elemen di BPK RI ataupun setiap pihak yang bertindak dengan dan atas nama BPK RI. Tiga nilai dasar tersebut adalah sebagai berikut: Independensi Harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan/atau organisasi Integritas Harus selalu bersikap jujur, obyektif, dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan Profesionalisme Selalu menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian, kecermatan, serta berpedoman pada standar yang berlaku Visi dan Misi Visi merupakan suatu gambaran tentang keadaan di masa depan yang diinginkan oleh suatu organisasi. Visi BPK RI adalah menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan. Sedangkan BPK RI menetapkan tiga misi utama, yaitu: memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara, memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, serta berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara. Visi dan misi tersebut disusun dalam rangka menjalankan proses bisnis BPK RI untuk melaksanakan pemeriksaan, pengelolaan, dan tanggung jawab keuangan negara seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 2

4 2.3. Tujuan Strategis BPK RI menetapkan tiga tujuan strategis untuk menjamin tercapainya visi dan misinya. Tiga tujuan strategis tersebut adalah: Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK Sasaran Strategis Tiga tujuan strategis tersebut di atas selanjutnya dijabarkan menjadi sepuluh sasaran strategis BPK RI Periode , yaitu: Meningkatkan efektifitas tindak lanjut hasil pemeriksaan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan. BPK berupaya untuk membangun komunikasi dua arah secara efektif kepada semua pemangku kepentingan demi terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang baik. Melalui sasaran strategis ini, BPK mengharapkan adanya kontribusi dan partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan efektifitas tindak lanjut hasil pemeriksaan Meningkatkan fungsi manajemen pemeriksaan Manajemen pemeriksaan mencakup kegiatan perencanaan strategis pemeriksaan, perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Selain itu juga meliputi upaya peningkatan cakupan pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Melalui sasaran strategis ini, BPK melakukan upaya pengendalian mutu pemeriksaan yang sesuai dengan Standar Keuangan Negara dan kode etik Meningkatkan mutu pemberian pendapat dan pertimbangan BPK dapat memberikan pendapat kepada para pemangku kepentingan yang diperlukan karena sifat pekerjaannya.pendapat yang diberikan dapat berupa perbaikan kebijakan dan tata kelola di bidang pendapatan, pengeluaran, pinjaman, privatisasi, likuidasi, merger, akuisisi, penyertaan modal pemerintah, penjaminan pemerintah, dan bidang lain yang berkaitan dengan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Selain itu, BPK juga dapat memberikan pertimbanagn atas penyelesaian kerugian negara/daerah yang ditetapkan oleh pemerintah Percepatan penetapan tuntutan perbendaharaan dan pemantauan penyelesaian ganti kerugian negara BPK menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum baik secara sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh para pihak yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara. BPK melakukan pemantauan atas penyelesaian ganti kerugian negara di seluruh instansi pemerintah. BPK ingin memastikan proses penetapan kerugian negara dilakukan secara lebih cepat dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. BPK juga akan berupaya 3

5 untuk menyajikan database status penyelesaian ganti kerugian negara yang lengkap, akurat dan tepat waktu Meningkatkan efektifitas penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM) Sebagai lembaga profesi, BPK dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan, kompetensi pelaksana, dan hasil pemeriksaan yang bebas dari kesalahan, yang sejalan dengan kebutuhan pemangku kepentingan. Melalui sasaran strategis ini, BPK berupaya untuk melaksanakan SPKM secara konsisten dan berkesinambungan Pemenuhan dan harmonisasi peraturan di bidang pemeriksaan keuangan negara Kewenangan BPK sebagaimana tertuang dalam peraturan perundang-undangan antara lain mencakup kewenangan mengakses semua data dan informasi yang terkait dengan pengelolan keuangan negara serta mengatur perangkat yang diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan. Melalui sasaran strategis ini BPK bertekad untuk menyelesaikan aturan pelaksanaan yang dibutuhkan dan terlibat secara aktif dalam proses harmonisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan dan pemeriksaan keuangan negara Meningkatkan mutu kelembagaan dan ketatalaksanaan Semua tugas dan wewenang BPK harus terakomodasi dalam suatu struktur organisasi efektif yang dilengkapi dengan perangkat organisasi sebagaimana diperlukan. Melalui sasaran startegis ini BPK berupaya untuk memiliki organisasi yang fleksibel dengan komposisi hemat struktur dan kaya fungsi serta dilengkapi dengan pedoman kerja yang jelas untuk memastikanstandar kualitas kerja Meningkatkan kompetensi SDM dan dukungan manajemen SDM merupakan aset terpenting BPK. Penambahan jumlah pemeriksa dan pengambangan kemampuan serta kompetensi pegawai menjadi prioritas utama. BPK juga perlu mencipatakan lingkungan kerja yang kondusif untuk menarik orang-orang terbaik di bidangnya termasuk melalui peningkatan kesejahteraan pegawai. Melalui sasaran startegis ini BPK berupaya untuk menyusun dan mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia yang komprehensif dan terintegrasi Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana prasarana Kinerja BPK yang tinggi perlu didukung dengan fasilitas kerja yang memadai sesuai dengan standar sarana dan prasarana kerja. Melalui sasaran startegis ini BPK secar khusus berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi melalui penyediaan infrastruktur dan jaringan yang mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan BPK. Selain itu, BPK akan terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana kerja lainnya untuk seluruh unit organisasi BPK Meningkatkan pemanfaatan anggaran Melalui sasaran startegis ini BPK berupaya untuk meningkatkan kualitas, ketertiban, dan kepatuhan proses perencanaan, penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran BPK sesuai peraturan yang berlaku. Di samping pertanggungjawaban anggaran, sasaran strategis ini difokuskan pada pemanfaatan anggran secara optimal dalam rangka peningkatan kinerja BPK dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. 4

6 Dalam rangka melakukan percepatan pencapaian sasaran strategis tersebut, BPK RI mencanangkan program bertajuk BPK SINERGI. Terminologi dari program tersebut adalah dengan me-link and match-kan e-bpk dan e-auditee. Dengan program tersebut BPK dapat melakukan e-audit yang secara stimulan akan mempercepat proses pengambilan data dari entitas yang diperiksa. Selain itu, diharapkan pelaksanaan pemeriksaan akan lebih efektif dan efisien Produk BPK RI Perwakilan Provinsi DIY Proses bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY dilakukan untuk menghasilkan produk yaitu Laporan Hasil (LHP). LHP ini berbeda-beda untuk setiap jenis pemeriksaan. Deskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel berikut: No Jenis Jenis LHP 1. Laporan Keuangan 1. Laporan Keuangan yang memuat Opini kewajaran LK 2. Laporan Sistem Pengendalian Intern 3. Laporan Kepatuhan Terhadap Perundang-undangan 2. Kinerja 1. Laporan Kelemahan Pengendalian Intern 2. Laporan Kepatuhan Terhadap Perundangundangan 3. dengan Tujuan Tertentu 1. Laporan Kelemahan Pengendalian Intern 2. Laporan Kepatuhan Terhadap Perundangundangan 3. Laporan Ketidakpatutan yang Material Tabel Jenis Laporan Hasil Sesuai dengan Standar Keuangan Negara, LHP BPK diserahkan kepada lembaga perwakilan (DPR/DPRD), entitas yang diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang diperiksa, pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi DIY Sesuai dengan visi dan misi BPK RI, BPK RI Perwakilan Provinsi DIY mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi DIY, Kabupaten/Kota di Provinsi DIY, serta BUMD dan lembaga terkait di lingkungan tersebut. Untuk melaksanakan tugas tersebut, BPK RI Perwakilan Provinsi DIY menyelenggarakan fungsi penyusunan program, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah yang dilaksanakan oleh BPK RI Perwakilan Provinsi DIY. tersebut meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Dalam melaksanakan proses bisnis tersebut, struktur organisasi yang ada di BPK RI Perwakilan Provinsi DIY dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut: 5

7 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DIY SUB AUDITORAT DIY SEKRETARIAT PERWAKILAN SUB BAGIAN SDM, HUKUM, DAN HUMAS SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN SEKRETARIAT PERWAKILAN Gambar Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi DIY Berdasarkan struktur organisasi tersebut, tugas masing-masing secara ringkas dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut Sub Auditorat DIY Berkaitan dengan struktur organisasi tersebut, Sub Auditorat DIY mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah, pada Pemerintah Provinsi DIY, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulonprogo, serta BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut termasuk melaksanakan pemeriksaan yang dilimpahkan oleh Auditorat Keuangan Negara (AKN) BPK RI Sekretariat Perwakilan Sekretariat Perwakilan mempunyai tugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan dukungan administrasi, hukum dan hubungan masyarakat, protokoler, serta sumber daya untuk kelancaran tugas dan fungsi BPK RI Perwakilan Provinsi DIY Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas mempunyai tugas melaksanakan pengurusan sumber daya manusia, pemberian layanan di bidang hukum yang meliputi legislasi, konsultasi, bantuan dan informasi hukum, serta bidang kehumasan di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi DIY, dan melaporkan hasil kegiatannya secara berkala kepada Kepala Sekretariat Perwakilan Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan anggaran, perbendaharaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban keuangan, serta menyiapkan bahan pendukung dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan BPK di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi DIY, serta melaporkan hasil kegiatannya secara berkala kepada Kepala Sekretariat Perwakilan Sub Bagian Umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pemberian layanan administrasi umum, teknologi informasi, dan keprotokolan, serta melaksanakan pengurusan sarana dan prasarana di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi DIY, dan melaporkan hasil kegiatannya secara berkala kepada Kepala Sekretariat Perwakilan. 6

8 Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan mempunyai tugas menyelenggarakan kesekretariatan dan menyiapkan informasi yang dibutuhkan oleh Kepala Perwakilan, melaksanakan kegiatan lain sesuai dengan perintah Kepala Perwakilan, dan melaporkan hasil kegiatannya secara berkala kepada Kepala Sekretariat Perwakilan Standard Operating Procedure (SOP) dalam Pelaksanaan Tugas BPK RI Standard Operating Procedure (SOP) merupakan seperangkat panduan teknis standar aktivitas dan proses yang berlangsung dalam suatu organisasi. Tujuan diperlukannya SOP dalam suatu organisasi adalah untuk memberikan persamaan persepsi semua elemen yang terlibat dan memberi pemahaman atas setiap langkah detail kegiatan yang harus dilaksanakan. SOP di BPK dibedakan menjadi dua, yaitu yang terkait dengan fungsi utama untuk melaksanakan tugas pemeriksaan dan fungsi supporting penunjang/pendukung. Sebagai SOP bidang pemeriksaan, BPK RI telah menetapkan Standar Keuangan Negara (SPKN) dalam Peraturan BPK Nomor 1 Tahun SPKN tersebut kemudian dijabarkan lebih terinci ke dalam sebuah panduan yang disebut Panduan Manajemen (PMP). PMP berisi prosedur dan tata cara pengelolaan pemeriksaan disertai dengan formulir, catatan, bentuk laporan yang dihasilkan. PMP ini dimaksudkan untuk digunakan seluruh pelaksana BPK dalam mengelola pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi tahap penyusunan Rencana Kerja (RKP), perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, pelaporan pemeriksaan, pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan evaluasi pemeriksaan Aktivitas dan Value Chain BPK RI Rangkaian proses bisnis BPK pada akhirnya adalah menghasilkan output berupa Laporan Hasil (LHP) dan outcome perbaikan akuntabilitas dan transparansi pengeloalaan dan tanggung jawab keuangan negara. LHP disusun setelah proses pemeriksaan selesai dilaksanakan. Aktivitas utama yang dilaksanakan dalam menghasilkan LHP terdiri dari kegiatan perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kegiatan utama (primary activities) yang dilakukan BPK RI Perwakilan DIY adalah kegiatan pemeriksaan yang terdiri dari perencanaaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kegiatan utama tersebut dilaksanakan oleh Sub Auditorat DIY. Pelaksanaan kegiatan utama di-support oleh kegiatan pendukung (supporting activities) berupa: Pembinaan dan Pelatihan SDM, Keuangan, Telaah dan Konsultasi Hukum, Hubungan Lembaga dan Masyarakat, Administrasi, serta Teknologi Informasi. Aktivitas pendukung tersebut dilaksanakan oleh Sekretariat Perwakilan BPK RI dhi. Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Umum, dan Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan. Muara dari value chain tersebut adalah untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, jelas, serta seringkas mungkin. LHP yang memenuhi standar tersebut diharapkan tidak menimbulkan multi tafsir ketika diserahkan kepada para pemangku kepentingan. 7

9 Primary Activities Supporting Activities Layanan untuk Pemilik Kepentingan Aktivitas dan value chain BPK dapat dideskripsikan dalam gambar berikut: Pembinaan dan Pelatihan SDM Keuangan Telaah dan Konsultasi Hukum Hubungan Lembaga dan Masyarakat Administrasi Teknologi Informasi Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Hasil Gambar Value Chain BPK RI Perwakilan Provinsi DIY Ilustrasi dari proses bisnis utama BPK RI Perwakilan DIY dapat digambarkan sebagai berikut: User dan Para Pemangku Kepentingan Hubungan Lembaga/ Masyarakat Pelaporan Hasil Telaah dan Konsultasi Hukum Supporting Process Supporting Process Pelaksanaan Supporting Process Supporting Process Proses Peminjaman Perangkat TI Proses Pencairan Biaya Perencanaan Pelatihan SDM Proses Administratif Penyusunan RKP Gambar Primary dan Secondary/Support Process Kegiatan 8

10 2.9. Rincian Kegiatan Kegiatan pemeriksaan yang terdiri dari perencanaaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan, dapat dijabarkan sebagai berikut: Perencanaan Perencanaan pemeriksaan meliputi kegiatan yang bersifat teknis dan administratif, yang mencakup: Pembentukan tim persiapan Penyusunan Paket Program, meliputi: Pemahaman penugasan Pemahaman entitas Penyusunan Konsep Program (P2) Persetujuan Program (P2) Penentuan Tim Pemeriksa Persetujuan penugasan Penyusunan Program Kerja Perorangan (PKP), meliputi: Pembagian tugas oleh Ketua Tim Pembuatan Konsep Program Kerja Perorangan (PKP) oleh anggota tim auditor Persetujuan PKP oleh Ketua Tim dengan pertimbangan Pengendali Teknis Pemberitahuan, meliputi: Penyusunan jadwal pemeriksaan lapangan Pembuatan Surat Permintaan Data Awal Penyampaian Surat Tugas dan Surat Permintaan Data Awal Pengurusan Administrasi, meliputi: Pelatihan SDM Pemeriksa Penerbitan Surat Tugas (ST) Penerbitan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Pencairan biaya pemeriksaan Persiapan sarana IT Pengurusan akomodasi dan transportasi Pelaksanaan Pelaksanaan pemeriksaan atas kegiatan pekerjaan pemeriksaan dan pengakhiran pemeriksaan meliputi enam tahap: Komunikasi awal, meliputi: Pertemuan dengan pimpinan entitas Penyampaian tujuan, lingkup, waktu pemeriksaan, permintaan data awal, serta komposisi tim pemeriksa Pembuatan notulen pertemuan awal yang ditandatangai ketua tim pemeriksa Pelaksanaan P2, meliputi: Pelaksanaan langkah-langkah pemeriksaan Pengumpulan data dan bukti yang kompeten 9

11 Pembuatan Usulan Perubahan P2 jika terdapat prosedur yang tidak dapat dilaksanakan Persetujuan Perubahan P Pembuatan Berita Acara (BA) Penolakan atau Penolakan Pemberian Keterangan/Dokumen yang ditandatangani pimpinan entitas Koordinasi dengan Tim Hukum atas terjadinya Penolakan atau Penolakan Pemberian Keterangan/Dokumen Pengajuan Permintaan Perpanjangan waktu dan/atau penambahan jumlah pemeriksa jika diperlukan Persetujuan/Penolakan Permintaan Perpanjangan waktu dan/atau penambahan jumlah pemeriksa Penyusunan Kertas Kerja (KKP), meliputi: Penyusunan KKP oleh anggota tim pemeriksa Review KKP oleh Ketua tim pemeriksa Reviw KKP oleh Pengendali Teknis Pembuatan Indeks KKP Penyusunan Temuan (TP), meliputi: Penyusunan konsep Temuan oleh anggota tim dan/atau ketua tim Review konsep TP yang disusun anggota tim oleh Ketua Tim Penyampaian konsep TP kepada pimpinan entitas atau yang dikuasakan Diskusi pembahasan konsep TP oleh manajemen dan tim pemeriksa Konsep TP yang dianggap batal dimasukkan dalam KKP TP Final yang sudah mendapat tanggapan dari pimpinan entitas dimasukkan dalam Himpunan TP Komunikasi Akhir (Penyampaian TP), meliputi: Pembahasan dengan manajemen jika masih terdapat ketidakjelasan masalah Penyusunan notulen exit meeting Penyampaian TP kepada pimpinan entitas Pelaporan unsur Tindak Pidana Korupsi yang ditemukan dalam tugas pemeriksaan Pengakhiran pemeriksaan, meliputi: Penyampaian laporan pekerjaan lapangan kepada penanggung jawab pemeriksaan Pembuatan lembar penilaian kinerja anggota tim Pertanggunjawaban biaya pemeriksaan Pelaporan Hasil Pelaporan hasil pemeriksan meliputi enam tahap: Penyusunan konsep LHP, meliputi: Pembahasan kelayakan indikasi temuan dalam TP Pembuatan risalah hasil diskusi Perbaikan TP dan penyusunan rekomendasi Penyusunan konsep LHP Penganalisisan dan pereviuan konsep LHP oleh pengendali teknis, meliputi: Penyampaian konsep LHP oleh Ketua Tim Analisa dan review konsep LHP oleh Pengendali Teknis 10

12 Penyampaian konsep LHP yang telah direview kepada Penanggungjawab Penganalisisan dan pereviuan konsep LHP oleh penanggung jawab, meliputi: Analisa dan review konsep LHP oleh Penanggungjawab Identifikasi informasi rahasia dan Tindak Pidana Korupsi (TPK) Penyampaian informasi rahasia dan Tindak Pidana Korupsi (TPK) Perolehan tanggapan atas konsep LHP dari pimpinan entitas yang diperiksa, meliputi: Penyampaian konsep LHP kepada pimpinan entitas disertai dengan formulir tindak lanjut dan rencana aksi Penyampaian tanggapan berisi kesanggupan menidaklanjuti rekomendasi oleh pimpinan entitas secara tertulis Pembahasan konsep LHP dengan pemberi tugas meliputi: Pembahasan terkait dengan opini, rencana aksi, informasi rahasia, serta indikasi TPK Revisi konsep LHP oleh penanggungjawab Penandantanganan LHP oleh penanggungjawab Penerbitan dan penyampaian LHP, meliputi: Pemberikan nomor dan tanggal LHP oleh Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan b) Menyusun surat keluar LHP kepada para pihak yang akan menerima LHP secara resmi dari BPK c) Menyampaikan LHP disertai surat keluar kepada Lembaga Perwakilan dan pimpinan entitas d) Mencatat nomor dan tanggal LHP, nomor dan tanggal surat keluar, dan bukti tanda terima LHP ke dalam buku monitoring LHP dan tindak lanjut; e) LHP yang telah disampaikan kepada Lembaga Perwakilan, dapat dipublikasikan antara lain melalui website BPK f) Unsur LHP yang memuat indikasi TPK disampaikan kepada pihak yang berwenang dhi. Kepolisian, Kejaksaan, KPK dan pihak berwenang lainnya setelah mendapat masukan dari Ditama Binbangkum/Sub Bagian Hukum dan Humas. 11

13 3. PENUTUP Pemaparan pada bab kedua di atas menunjukkan bahwa proses bisnis di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi DIY menghasilkan produk berupa laporan hasil pemeriksaan (LHP). Prosedur-prosedur yang dilakukan sebelum dihasilkannya produk tersebut terdiri dari tahap perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kegiatan dibagai menajdi aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (supporting activities) yang menjadi rantai nilai BPK RI Perwakilan Provinsi DIY. Prosedurprosedur tersebut merupakan satu kesatuan rangkaian tahapan pemeriksaan untuk menghasilkan produk BPK RI berupa LHP. LHP tersebut nantinya akan diserahkan kepada pimpinan entitas dan pemangku kepentingan lainnya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan kebijakan lainnya. 12

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Badan Pemeriksa Keuangan BPK merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2006-2010 Sambutan Ketua BPK Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA. KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA. KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA No.112, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA KERJA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA JAMBI TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA K E U A N G A N N E G A R A B A T A S A N A U D I T R U A N G L I N G K U P A U D I T P R O S E S A U D I T T E D I L A S T 0 9 / 1 6 Keuangan Negara UU no 17 th 2003

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ANDUAN ANAJEM EN EM ERIKSAAN P M P TAHUN 2008 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2008 KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 1/K/I-XIII.2/2/2008 PANDUAN MANAJEMEN PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.322, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pengawasan. Pemeriksaaan. Pengendalian Intern. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA K E U A N G A N N E G A R A B A T A S A N A U D I T R U A N G L I N G K U P A U D I T P R O S E S A U D I T T E D I L A S T 0 8 / 1 7 Keuangan Negara UU no 17 th 2003

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK RI Provinsi Kepulauan Riau 2012 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

- 1 - WALIKOTA GORONTALO, - 1 - PROVINSI GORONTALO KEPUTUSAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR : / / / 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN (PKPT) INSPEKTORAT KOTA GORONTALO TAHUN 2016 WALIKOTA GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Program

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM BPK RI

GAMBARAN UMUM BPK RI GAMBARAN UMUM BPK RI A. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DAN DASAR HUKUM Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 2015 Kepala Perwakilan BPK Provinsi Riau. Drs. Widiyatmantoro NIP

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 2015 Kepala Perwakilan BPK Provinsi Riau. Drs. Widiyatmantoro NIP Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) BPK Perwakilan Provinsi Riau KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I : PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I : PENDAHULUAN... 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Tahun KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan izinnya BPK RI Perwakilan

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. TUGAS POKOK, FUNGSI, KEWENANGAN DAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1. TUGAS POKOK, FUNGSI, KEWENANGAN DAN STRUKTUR BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DPRD Sekretariat DPRD Kota Batam terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Birokrasi yang modern merupakan tuntutan perwujudan tata kelola organisasi pemerintah yang baik atau good government governance sehingga mau tidak mau setiap lembaga

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 73 2013 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG STRUKTUR, URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN OLEH APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awalnya hanya didasarkan pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23.

BAB I PENDAHULUAN. awalnya hanya didasarkan pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi pemerintahan dan pengelolaan keuangan negara di Indonesia awalnya hanya didasarkan pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23. Kemudian dalam perjalanannya

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Tahun KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan izinnya BPK RI Perwakilan

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. b. c. bahwa untuk

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BADUNG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEWAJIBAN APIP DAERAH a. APIP Daerah harus mengikuti standar audit dalam segala pekerjaan audit yang dianggap material. Suatu hal dianggap material

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017 SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA DEPOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 1, Edisi Februari 2014 (ISSN : ) PENERAPAN E - AUDIT PADA AUDIT SEKTOR PUBLIK SESUAI

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 1, Edisi Februari 2014 (ISSN : ) PENERAPAN E - AUDIT PADA AUDIT SEKTOR PUBLIK SESUAI PENERAPAN E - AUDIT PADA AUDIT SEKTOR PUBLIK SESUAI UNDANG UNDANG PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA Sutrisno Dosen PNS DPK STIE Semarang Abstraksi Keberhasilan e-audit dapat tercapai apabila: (1) Data dari Auditee

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA, SALINAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH OLEH INSPEKTORAT KABUPATEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1042, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Pengawasan. Intern. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr No.1831, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN. T4P. Mekanisme Kerja Teknis. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 014/A/JA/11/2016 TENTANG MEKANISME KERJA TEKNIS DAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2011-2015 Independensi Integritas Profesionalisme VISI Mendukung BPK untuk menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN

Lebih terperinci

MENJADIKAN BPK PERWAKILAN SEBAGAI REPRESENTASI BPK YANG BERKUALITAS DAN BERMANFAAT

MENJADIKAN BPK PERWAKILAN SEBAGAI REPRESENTASI BPK YANG BERKUALITAS DAN BERMANFAAT MENJADIKAN BPK PERWAKILAN SEBAGAI REPRESENTASI BPK YANG BERKUALITAS DAN BERMANFAAT Oleh : Wahyu Priyono, S.E.,M.M.,Ak.,CA Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812 TAHUN 2OI5 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 20 Tahun 2009 Lampiran : - TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN 1. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI BALI

RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI BALI LAMPIRAN LXIII : KEPUTUSAN SEKJEN BPK-RI NOMOR : 399/K/X-XIII.2/9/2016 TANGGAL : 2 SEPTEMBER 2016 i KATA PENGANTAR Om Swastiastu Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci