BAB II KAJIAN TEORI. menurut bahasa berasal dari kata faqiha yafqahu fiqhan yang berarti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. menurut bahasa berasal dari kata faqiha yafqahu fiqhan yang berarti"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Mata Pelajaran Fikih 1. Pengertian Mata Pelajaran Fikih Dalam pengertiannya mata pelajaran fikih berasal dari dua pengertian yaitu mata pelajaran dan fikih. Mata pelajaran dalam bahasa Indonesia diartikan dengan pelajaran yang harus diajarkan, dipelajari untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan. 5 Kata yang kedua adalah fikih. Pengertian fikih menurut bahasa berasal dari kata faqiha yafqahu fiqhan yang berarti mengerti atau faham. Dari sinilah ditarik pendekatan fiqh, yang memberi pengertian kepahaman dalam hukum syari at yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi ilmu fiqh ialah suatu ilmu yang mempelajari syari at yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut. 6 Sedangkan menurut Muhammad Abu Zahra, Fikih menurut istilah adalah mengetahui hukum-hukum syara yang bersifat amaliah yang dikaji dari dalil-dalilnya yang terinci. 7 Adapun menurut kurikulum Madrasah Ibtida iyah, mata pelajaran Fikih merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang 5 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, cet 11, 2002), hal A. Syafi I Karim, Fikih Ushul Fikih, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hal Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hal 4. 9

2 10 fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang caracara pelaksanaan rukun islam dan pembiasaanya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjammeminjam. Serta substansial mata pelajaran fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempratikkan dan menerapkan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Fikih Dasar mata pelajaran Fikih adalah bahan-bahan yang dipergunakan oleh pikiran manusia untuk membuat materi dalam pelajaran Fikih tersebut atau dapat dikatakan juga sebagai hukum Fikih. Adapun yang menjadi dasar atau bahannya ialah sebagai berikut : a. Al-Qur an, menurut para ulama Al-Qur an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah. 9 8 Permenag No. 2 tahun 2008 (BAB IV) 9 Manna Khalil al-qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur an, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2011) hal 17

3 11 b. Sunnah Nabi Muhammad SAW (Hadits), hadits menurut istilah ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik barupa perkataan, perbuatan, persetujuan atau sifat Nabi. 10 c. Rasio (Ra yu) atau akal, seperti qias dan ijma adalah alat yang dipergunakan oleh pikiran manusia untuk membentuk hukum tersebut, akan tetapi dalam perkembangan kemudian, hasil daripada pemikiran rasio (akal) berupa qias dan ijma itu diakui sebagai dasar ke-3 dan ke-4 dalam membentuk hukum. 11 Tujuan pembelajaran Fikih di MI Mufidah adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan mengamalkan ibadah maupun ajaran muamalah dalam rangka membentuk manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. 3. Mata Pelajaran Fikih Materi Tata Cara Berjamaah Salat Berjamaah a. Hakikat Salat Menurut ajaran Al-Qur an surat Al-Ankabut ayat 45 adalah sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar 10 Ibid, hal Idris Ramulyo, Asas-Asas Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995) hal 22

4 12 (keutamaannya dari ibdat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Salat memiliki hikmah dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial salat dapat membina jiwa dan sikap sosial. Salat mampu membukakan jalan bagi jiwa dan mempersiapkannya dengan persiapan khusus supaya menjadi mampu membebaskan diri dari egonya, sifat kikir dan rakus. Orang-orang yang salat dapat memiliki kedisiplinan yang tinggi baik disiplin waktu maupun disiplin taat peraturan. Dalam hadist Nabi disebutkan, bahwa salat itu tiang agama, maka barang siapa melaksanakannya sungguh orang itu telah menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkannya, maka berarti dia telah meruntuhkan agama. Karena amat pentingnya nilai salat, maka bagi siswa harus mampu untuk mengerjakan shalat dengan melalui praktek salat berjama ah. b. Pengertian Salat Berjamaah Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersamasama. Salat berjamaah paling sedikit dikerjakan oleh dua orang. Satu orang menjadi imam dan lainnya menjadi makmum. c. Syarat-Syarat Salat Berjamaah Syarat-syarat salat berjamaah terbagi menjadi dua, yaitu syarat untuk menjadi imam dan syarat untuk menjadi makmum.

5 13 1) Syarat Sahnya Menjadi Imam Imam adalah orang yang mempimpin salat berjamaah. Sebagai pemimpin salat, imam harus memiliki kemampuan dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Seseorang yang sah menjadi imam adalah: a) Memiliki kemampuan membaca Al-qur an lebih bagus daripada jamaahnya. b) Mumayyiz. Mumayyiz adalah anak yang belum baligh, tetapi sudah mampu melakukan pekerjaan ringan sendiri, misalnya mandi sendiri, memakai baju sendiri dan makan sendiri. c) Berakal sehat. d) Lak-laki. Syarat ini berlaku pada salat berjamaah yang terdiri dari makmum laki-laki dan perempuan. Apabila makmum hanya perempuan, maka perempuan boleh menjadi imam. e) Bacaannya benar. Bacaan yang benar artinya, bacaannya lancar dan fasih sesuai dengan tuntutan ilmu tajwid. f) Imam bukan orang yang dibenci jamaah. 2) Syarat Sahnya Menjadi Makmum

6 14 Seorang yang menjadi makmum dalam salat berjamaah harus memperhatikan tata cara melaksanakan salat jamaah dan harus memperhatikan syarat-syarat menjadi makmum, yaitu: a) Makmum hendaknya berniat mengikuti imam b) Makmum hendaknya mengikuti gerakan imam. c) Makmum dapat melihat atau mendengar bacaan imam. d) Makmum dan imam berada satu tempat. e) Tempat berdiri makmum tidak boleh berada di depan imam atau sejajar dengan imam. f) Salat makmum harus sama tata caranya dengan salat imam. g) Laki-laki tidak sah mengikuti imam perempuan. h) Kalau makmum mengetahui imam batal salatnya, maka salah seorang makmum maju ke depan menggantikan imam. i) Apabila imam melakukan kesalahan atau lupa, makmum berkewajiban mengingatkan imam dengan mengucap subhanallah (bagi makmum laki-laki). Bagi makmum perempuan cara mengingatkan imam dengan menepuk punggung tangan kanan ke telapak bagian dalam tangan kiri. d. Makmum Masbuk dan Makmum Muwafik 1) Makmum Masbuk Makmum masbuka adalah makmum yang terlambat dalam salat berjamaah, sehingga ia tidak sempat membaca Surah al-

7 15 Fatihah pada rakaat pertama dengan sempurna. Tata cara makmum masbuk dalam melaksanakan salat berjamaah hendaknya memperhatikan sebagai berikut: a) Makmum masbuk harus segera masuk dalam jamaah salat, takbiratul ihram dan mengikuti gerkan yang sedang dilakukan imam. b) Makmum masbuk yang masih sempat membaca Syrah al- Fatihah walaupun tidak sempurna, maka makmum tersebut harus mengikuti apa yang dilakukan imam (rukuk) sehingga terhitung mendapatkan satu rakaat, sebab Fatihahnya makmum tercukupi dengan Fatihahnya imam. c) Jika makmum ketinggalan, sedang imam dalam keadaan iktidal, sujud atau tasyahud akhir, maka hendaknya makmum masbuk melakukan takbiratul ihram dan langsung mengikuti gerakan yang dilakukan imam. Itu tidak terhitung satu rakaat. d) Jika makmum mendapat rukuknya imam, sempat rukuk bersama imam, maka terhitung satu rakaat. e) Jika diperkirakan makmum tidak mendapat tumakninah rukuknya imam maka makmum hendaknya mengikuti gerakan setelah rukuk dan tidak terhidung satu rakaat.

8 16 2) Makmum Muwafik Makmum muwafik adalah makmum yang tidak terlambat, yaitu makmum yang menjumpai takbiratul ihram imam atau menjumpai rakaat pertama dan ia dapat membaca Surah al- Fatihah dengan sempurna. e. Pengaturan Shaf Salat Berjamaah Cara mengatur shaf (barisan) dalam salat jamaah yaitu, imam sebagai patokan, shaf diisi dari tengah sampai tepi kanan dan kiri dengan menjaga keseimbangan. Adapun ketentuan mengisi shaf bagi makmum adalah sebagai berikut. 1) Makmum Seorang Diri Bagi makmum yang hanya seorang diri maka ia berdiri agak mundur sedikit di belakang imam sebelah kanan. Gambar 1.1 Imam dan makmum seorang diri

9 17 2) Makmum Lebih dari Satu Orang Jika makmum terdiri dari dua orang, maka yang seorang di sebelah kanan imam dan seorang lagi di sebelah kiri imam. Jika datang orang ketiga, maka ketiganya berada di belakang imam. Gambar 1.2 Imam dan makmum yang lebih dari satu orang 3) Makmum Terdiri dari Laki-Laki Dan Perempuan Makmumyang terdiri dari laki-laki dan perempuan cara menyusun shafnya adalah makmum laki-laki palng depan sedangkan makmum perempuan di belakang. Bagi makmum perempuan yang salat berjamaah bersama laki-laki cara menyusun shafnya adalah: a) Apabila di tempat salat itu ada hijab antar laki-laki dan perempuan, maka shafnya sedikit bergeser di belakang shaf laki-laki.

10 18 b) Kalau tidak ada hijab maka shaf perempuan di belakang laki-laki dan harus ada jarak untuk memberikan tempat kepada makmum laki-laki yang baru datang. Gambar 1.3 Imam dan makmum yang terdiri dari laki-laki dan perempuan 4) Makmum Terdiri dari Laki-Laki, Perempuan DanAnak-Anak Cara menyusun shaf yang makmumnya terdiri dari lakilaki dewasa, anak laki-laki, perempuan dewasa dan anak perempuan, maka aturan shafnya adalah laki-laki dewasa, baru dibelakangnya shaf anak laki-laki, kemudian shaf anak perempuan, dan di belakang shaf anak perempuan adalah shaf perempuan dewasa. Tetapi kalau anak laiki-laki hanya satu atau dua saja maka tidak perlu membuat shaf sendiri, akan tetapi ke shaf laki-laki dewasa begitu pula anak perempuan, kalau hanya

11 19 satu atau dua saja maka shafnya masuk ke shaf perempuan dewasa. 12 Gambar 1.4 Imam dan makmum yag terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak 12 Lailatul Mufidah, Fikih Untuk Madrasah Ibtidaiyah, (Sidoarjo: Media Ilmu, 2008) hal 43-55

12 20 B. Metode Role Playing 1. Pengertian metode role playing Pembelajaran berdasarkan pengalaman yang menyenangkan diantaranya adalah role playing (bermain peran). Role playing adalah sutu jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antar insani. Teknik itu bertalian dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku merekaatau interaksi antar intar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi. Para siswa berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu atau sebagai pengamat (observer) bergantung pada tujuantujuan dari penerapan teknik tersebut. 13 Role playing adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa digunakan latihan, dilakukan dua orang atau lebih untuk dipakai bahan analisa kelompok. Tujuan metode ini agar siswa-siswa dengan kebebasan sendiri dapat menggambarkan suatu kejadian. Siswa-siswa dapat tugas aktif memerankan situasi dengan bermain sandiwara. 14 Role playing adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 13 Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) hal Roestiyah, Didaktik Metodik, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1994) hal 78

13 21 melakukan kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan masyarakat. Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif dan kreatif serta diberi bimbingan agar lebih berhasil. 15 Dari beberapa pengertian role playing diatas maka yang dimaksud role playing adalah sebuah metode mengajar yang dilakukan dengan cara pemeranan atau mendramatisasikannsuatu tindakan atau tingkah laku sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa menggunakan latihan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Ada beberapa keuntungan penggunaan metode ini di dalam kelas, yaitu pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat bertindak mengekspresikan peranan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat sanksi. Mereka dapat pula mengurangi dan mendiskusikan isu-isu yang bersifat manusiawi dan pribadi tanpa ada kecemasan. Bermain peran memungkinkan siswa mengidentifikasikan situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut mungkin cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebagaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara aman dan kontrol untuk meneliti dan mempertunjukkan masalah-masalah diantara kelompok/individu-individu Sriyoto, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999) hal Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal 214

14 22 2. Langakah-Langkah Metode Role Playing Langkah-langkah metode ini adalah: a. Guru memberi penjelasan singkat mengenai materi hari ini b. Guru berceritadan menceritakan peristiwa yang ada pada materi yang akan dipelajari. c. Guru menjelaskan teknik bermain peran. d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. e. Guru memberikan intruksi khusus kepada siswa yang bermain peran setelah menjelaskan penjelasan pendahuluan kepada keseluruhan kelas. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang dan karakterkarakter dasar melalui tulisan atau penjelasan lisan. Siswa diberi kebebasan untuk menggariskan peran. Apabila siswa pernah mengamati dalam situasi nyata maka situasi bermain peran akan lebih mudah dilakukan. f. Guru memberitahukan peran-peran yang akan dimainkan serta memberikan intruksi-intruksi pada para siswa. g. Sebelum pelaksanaan bermain peran, siswa harus mengikuti latihan pemanasan, latihan-latihan ini diikuti oleh semua siswa. Latihan ini dirancang untuk mengembangkan imajinasinya dan untuk membentuk kekompakan kelompok dan interaksi.

15 23 h. Selama melakukan latihan, guru dapat bekeliling untuk memebantu siswa dalam mempersiapkan demonstrasi peran. Guru juga dapat melakukan pengamatan (observasi) i. Setelah melakukan latihan, guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan bermain peran di depan kelas secara berkelompok. j. Siswa yang tidak mendapat giiran untuk mendoemonstrasikan peran, maka dapat memperhatikan dan memberi komentar jika telah selesai. 3. Syarat-Syarat Supaya Metode Role Playing Efektif Syarat-syarat yang dapat membuat metode role playing berjalan efektif, yaitu: a. Masalah yang akan diperankan menyangkut antar relasi manusia. b. Masalah yang akan diperankan terletak dalam bidang perhatian siswa. c. Penonton atau pendengar yakni siswa-siswa yang sedang tidak memerankan, tetapi tahu apa kewajibannya. d. Guru melukiskan masalah yang akan diperankan secara jelas. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing Keunggulan dari metode ini antara lain: a. Segera mandapat perhatian,

16 24 b. Dapat dipakai pada kelompok besar atau kecil, c. Membantu anggota untuk menganalisa situasi, d. Menambah percaya diri pada peserta didik, e. Membantu peserta didik menyelami orang lain. f. Membantu anggota mendapat pengalaman yang ada pada pikiran orang lain, g. Membangkitkan kreatifitas saat pemecahan masalah. Kekurangannya adalah: a. Mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya, b. Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu, c. Membutuhkan pimpinan yang terlatih, d. Terbatas pada beberapa situasi saja, e. Ada kesulitan dalam memerankan TIM LAPIS-PGMI, Stretegi Pembelajaran, (Surabaya: Amanah Pustaka) paket 11

17 25 C. Keterampilan Salat Berjamaah Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cekatan. Jadi keterampilan adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian). 18 Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak kegiatan jasmaniah. Di samping itu, menurut Reber keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. 19 Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakangerakan motorik. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Yang termasuk dalam jenis ini adalah semisal pada pelajaran agama, seperti ibadah dan haji. 20 Salat berjamaah adalah salat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2000), vol. 3 hal Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, hal Ibid, hal Baihai A.K, Fiqih Ibadah, (Bandung: M2S, 1996) hal 66

18 26 Hukum salat berjamaah adalah sunnah muakkad artinya dikuatkan sangat dianjurkan. Pahala salat berjamaah dilipat gandakan menjadi 27 kalidari pahala salat sendirian. Jadi keterampilan salat berjamaah adalah kecakapan, kemampuan atau kecermatan saat melakukan tata cara salat berjamaah sesuai dengan keadaan untuk mencapai hal tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Alokasi Waktu Mata Pelajaran : Fikih Bentuk Soal Kurikulum Acuan : Standar Isi Jumlah soal NO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan kelangsungan hidup manusia. Pendidikan juga merupakan proses untuk meningkatkan harkat dan martabat

Lebih terperinci

Lesson Sheet Kelas : Mars

Lesson Sheet Kelas : Mars Lesson Sheet Kelas : Mars Meneladani Perilaku Tobatnya Nabi Adam A.s. Pada bab sebelumnya, kamu telah memelajari tentang kisah Nabi Adam. Kamu tentu masih ingat bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs. BAB II TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA A. Tinjauan Umum Fikih MTs. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs. Mata pelajaran fikih dalam kurikulum MTs. adalah salah satu bagian mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996), BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam proses pembelajaran komponen utama adalah guru dan peserta didik. Agar pembelajaran dapat memperoleh hasil sebaik-baiknya maka guru harus dapat membangkitkan minat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Shalat Pembelajaran shalat yang terdapat dalam ilmu fiqih bahwa shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat. Shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang

Lebih terperinci

BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator

BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara Shalat Wajib Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan ketentuanketentuan shalat wajib 6.2 Mempraktik kan shalat wajib BAB VI SHALAT WAJIB Indikator 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci lagi penuh kelapangan, serta syariat yang lengkap dan meliputi segala aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2 MASALAH PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2 MASALAH PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2 MASALAH PEMBELAJARAN MATLAMAT Matlamat Pendidikan Islam dalam Standard Prestasi Kurikulum Standard Sekolah Rendah Pendidikan

Lebih terperinci

Perbaikan atas Shalat

Perbaikan atas Shalat 1 sujud Syahwi. Syarah al-mursyidul Mu'in oleh Syaikh Ali Laraki al-husaini Perbaikan atas Shalat Sujud Karena Lupa (Sujud Syahwi) Sunnah untuk melakukan dua sujud setelah tasyahud dan sebelum salam (sujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Pendahuluan SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad yang telah menyampaikan risalah dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. SITI JUMIAH, Nim: dengan judul Penerapan Metode. pembelajaran PAI SDN 3 Nanga Bulik Kecamatan Bulik Kabupaten

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. SITI JUMIAH, Nim: dengan judul Penerapan Metode. pembelajaran PAI SDN 3 Nanga Bulik Kecamatan Bulik Kabupaten BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Berdasarkan penyelusuran penelitian sebelumnya, penulis menemukan beberapa penelitian yang hampir sama dengan penulis teliti dan ada juga perbedaannya yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pribadi muslim wajib melaksanakan syari at Islam dalam kehidupan pribadinya sekalipun sendirian, di mana pun ia berada. Dalam lingkup kehidupan pribadi

Lebih terperinci

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan KAIDAH FIQHIYAH Pendahuluan Jika dikaitkan dengan kaidah-kaidah ushulliyah yang merupakan pedoman dalam mengali hukum islam yang berasal dari sumbernya, Al-Qur an dan Hadits, kaidah FIQHIYAH merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat, secara etimologi berarti doa (memohon) dan secara terminologi berarti perkataan dan perbuatan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang diawali dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkemampuan, memiliki pengatahuan dan keterampilan untuk memecahkan. masalah-masalah kehidupan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. berkemampuan, memiliki pengatahuan dan keterampilan untuk memecahkan. masalah-masalah kehidupan yang dihadapi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelanjutan pembangunan bangsa dalam segala bidang diperlukan agar generasi yang akan datang mampu beraktivitas untuk mencapai tujuan hidup dan cita-cita bangsa.

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Ibtidaiyah : Fikih : 5 (Lima) : 1 (Ganjil) Kompetensi Inti : KI-1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebatas sebagai penyampai ilmu semata, namun lebih dari itu ia bertanggung jawab atas seluruh perkembangan pribadi siswanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang kepada Nabi Muhammad SAW, dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu sendiri didirikan atas lima

Lebih terperinci

Soal Instrumen Tes. Objektive

Soal Instrumen Tes. Objektive Soal Instrumen Tes Objektive 1. Sholat merupakan suatu ibadah kepada Allah dibawah ini pengertian shalat secara bahasa adalah a. Pelaksanaan\ b. Do a c. Perintah d. Harapan 2. Dibawah ini yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses intraksi antara peserta pelatihan dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia mempunyai beberapa tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 Bab ketentuan umum pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai manusia yang beragama islam harus berpegang teguh kepada ajaran Allah yakni ajaran islam. Dengan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : MI IMAMI Mata Pelajaran : Fiqih Kelas : 5 (Lima) Semester : Ganjil/1 Alokasi waktu : Kompetensi Inti : KI-1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama

Lebih terperinci

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا PENGERTIAN SHALAT Secara bahasa sholat bermakna do a. sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidik selama proses pembelajaran berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan dua arah, bukan semata-mata memberikan informasi tanpa mengembangkan ketrampilan

Lebih terperinci

BAB SHALAT JUM'AT. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk Shalat Jum'at

BAB SHALAT JUM'AT. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk Shalat Jum'at 1 Bab Shalat Jum'at dan Syarat-syarat Menjadi Imam al-mursyidul Mu'in Syarah Shaykh Ali Laraki BAB SHALAT JUM'AT Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk Shalat Jum'at Shalat Jum'at adalah fardu 'ayn bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan negara. Undang-undang Republik Indonesia No. 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan ilmu yang tinggi, sehingga dapat menghadapi perkembangan-perkembangan

Lebih terperinci

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah BAB V PEMBAHASAN A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah peserta didik di MI Hidayatul Mubtadiin Pakel Ngantru Tulungagung. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI Suwartun GuruSDNGeneng II Margomulyo Bojonegoro Email :suwartun_spdi@gmail.com Abstrak: Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Guru

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Mata pelajaran : Fiqih B. Kelas/semester : VII/2 C. Alokasi : 4 x 40 (2 kali pertemuan) D. Standar kompetensi : 2. Melaksanakan tata cara shalat fardhu dan sujud

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam taksonomi Bloom pemahaman termasuk dalam taksonomi hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Pemahaman

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang.

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang. BAB V PEMBAHASAN Pendidikan yang baik sesuai dengan nilai-nilai agama akan melahirkan anak yang baik dan agamis. Sebaliknya, anak tanpa pendidikan agama dan pembinaan agama akan menjadi anak yang hidupnya

Lebih terperinci

Hukum-Hukum Shalat. Disusun Oleh: Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry. Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad

Hukum-Hukum Shalat. Disusun Oleh: Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry. Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad Hukum-Hukum Shalat Disusun Oleh: Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad التويجري ا حكام الصلاة محمدبن ا براهيم بنعبد ا Maktab Dakwah Dan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih yang ada dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 mencakup kegiatan bimbingan, mengajar,

Lebih terperinci

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295.

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fiqh artinya paham, menurut Abdul Wahab Khalaf yang dikutip oleh Ahmad Rofiq, pengertian fiqih secara terminologis adalah "hukum-hukum syara yang bersifat

Lebih terperinci

Lampiran I Soal Pra Siklus Fikih Materi Shalat Berjamaah

Lampiran I Soal Pra Siklus Fikih Materi Shalat Berjamaah Lampiran I Soal Pra Siklus Fikih Materi Shalat Berjamaah Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d untuk jawaban yang benar! 1. Shalat yang terdiri atas imam dan makmum disebut shalat..... a.

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenjang Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Alokasi Waktu : 120 Menit Bentuk Soal : Pilihan Ganda Nomor 1 s.d. 40 dan Uraian 41

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aqidah Akhlak merupakan pendidikan yang sangat perlu untuk para siswa agar dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Apabila guru tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Aspek fikih menekankan pada kemampuan

Lebih terperinci

Kisi-kisi Soal Ujian Akhir Diniyah Takmiliyah (UADT)

Kisi-kisi Soal Ujian Akhir Diniyah Takmiliyah (UADT) Bidang Studi : Al-Qur an 1. Menterjemahkan, Memahami hukum bacaan (Tajwid) dan Memahami isi kandungan Surat Al-Ikhlash 2. Menterjemahkan, Memahami hukum bacaan (Tajwid) dan Memahami isi kandungan Surat

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 KURIKULUM 2013 NO. KOMPETENSI DASAR KEMAMPUAN YANG DIUJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti mengadakan suatu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal yang terjadi selama sebelum penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 NO. KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 STANDAR KOMPETENSI 1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan shalat dalam agama islam sangat tinggi dibanding dengan ibadah yang lainya. Dan shalat merupakan pondasi utama bagi tegaknya agama islam atau keislaman seseorang.

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Kompetensi Inti : KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 : Madrasah Ibtidaiyah : Fikih : 4 (Empat) : 1 (Ganjil) : Menerima, menjalankan dan menghargai

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang memprihatinkan, yang terjadi dikalangan anak didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, mempunyai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 3 MASALAH PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 3 MASALAH PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 3 MASALAH PEMBELAJARAN MATLAMAT Matlamat Pendidikan Islam dalam Standard Prestasi Kurikulum Standard Sekolah Rendah Pendidikan

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan tiang atau pilar utama yang menopang berdirinya agama Islam dan merupakan ibadah yang dihisab pertama kali di akhirat nanti. Banyak ayat Alquran

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI KISI-KISI PENULISAN USBN PAI Jenjang Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum : Kurikulum 2013 Alokasi Waktu : 120 Menit Bentuk Soal : Pilihan Ganda Nomor 1.s.d.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Judul Sebelum menguraikan tesis ini lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian judul dengan maksud menghindari kesalahpahaman pengertian. Tesis ini berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini penulis menganalisis hasil penelitian, yaitu isi buku pelajaran Fikih kelas III MI yang diterbitkan oleh Erlangga. Setelah penulis memperoleh data-data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan permasalahan peserta didik pada proses

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan permasalahan peserta didik pada proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Fiqih merupakan mata pelajaran penting pada proses. pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah yang bertujuan untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa Perencanaan yang dilakukan guru Pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kesadaran

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI FALSAFAH PENDIDIKAN KEBANGSAAN PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2 1 FALSAFAH PENDIDIKAN KEBANGSAAN Pendidikan di Malaysia adalah suatu usaha berterusan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah struktur dan terdiri dari prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain

BAB I PENDAHULUAN. sebuah struktur dan terdiri dari prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan merupakan seperangkat informasi atau teori yang mengemukakan suatu konsep mengenai pendidikan yang terorganisir dalam sebuah struktur dan terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu komponen yang paling urgen. Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama menyangkut

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Shalat

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Shalat LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 01 Nama Madrasah Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : II/II SILABUS : MI Muhammadiyah Tedunan STANDAR KOMPETENSI : Mengenal Tata Cara Shalat Berjamaah Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga hingga detik ini masih dipertemukan kembali

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: FIKIH. Mata Pelajaran: Fikih Islam Satuan Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah Kelas/Smt : VII(Tujuh)/ Ganjil

SILABUS MATA PELAJARAN: FIKIH. Mata Pelajaran: Fikih Islam Satuan Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah Kelas/Smt : VII(Tujuh)/ Ganjil SILABUS MATA PELAJARAN: FIKIH Mata Pelajaran: Fikih Islam Satuan Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah Kelas/Smt : VII(Tujuh)/ Ganjil Kompetensi Inti* : 1. Menghargai menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model pembelajaran baik secara

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model pembelajaran baik secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut para guru untuk menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi di kelas. Hal ini dapat tercipta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan A. Kerangka Teoretis BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang riwayat yang sampai kepada kita bahwa qiyas itu diberikan kepada Nabi saw, dan disamping itu ada pula beberapa riwayat yang sampai kepada kita, bahwa qiyas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain tugasnya hanya ibadah kepadanya. Dalam ekosistemnya, Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar bukanlah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin besarnya arus globalisasi yang membawa suasana kehidupan semakin penuh dengan persaingan, sehingga semua disibukkan dengan keinginan-keinginan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mengalami berbagai perubahan. Perubahan tersebut sebagai akibat dari berbagai usaha pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 NO. KOMPETENSI DASAR KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas meliputi kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan memberikan

Lebih terperinci