ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN HIDROKARBON SEBAGAI REFRIGERANT SISTEM PENDINGIN MUATAN KAPAL PENANGKAP IKAN
|
|
- Veronika Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN HIDROKARBON SEBAGAI REFRIGERANT SISTEM PENDINGIN MUATAN KAPAL PENANGKAP IKAN Fajar Her Wicaksana 1, Sri Rejeki Wahyu Pribadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ABSTRAK Penanganan ikan segar merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan. Penggunaan refrigeran yang ramah lingkungan pada kapal penangkap ikan menjadi salah satu topik penting karena isu pemanasan global yang marak dibicarakan. Variasi GT pada kapal ikan memunculkan suatu permasalahan yaitu, apakah pengaruh penggantian refrigeran freon sebagai refrigeran pendingin ruang muat kapal ikan dengan refrigeran hidrokarbon terhadap anlisis teknis dan analisi ekonomis pada GT kapal yang berbeda-beda. Analisa Teknis yang dilakukan adalah dengan menghitung perbandingan kebutuhan daya kompresor, koefisien prestasi yang dihasilkan (COP) dan konsumsi dari refrigerant hidrokarbon bila dibandingkan dengan refrigerant freon pada kapal ikan dengan variasi GT berbeda. Hasil yang didapat pada analisis teknis adalah kebutuhan daya kompresor pada penggunaan refrigerant hidrokarbon lebih hemat 54% dibandingkan dengan refrigerant freon, untuk koefisien prestasi refrigerant hidrokarbon lebih tinggi 54% dibanding dengan refrigerant freon, sedangkan kebutuhan refrigerant lebih hemat 35% dibanding dengan refrigerant freon. Dari analisis teknis tersebut maka didapatkan analisis ekonomis biaya kebutuhan refrigerant hidrokarbon lebih hemat 34% dibanding dengan refrigerat freon. Untuk analisis kebutuhan biaya listrik didapat dari daya yang dibutuhkan kompresor dikali dengan harga listrik per KWh, maka di dapatkan bahwa refrigerant hidrokarbon lebih hemat 54% dibandingkan dengan refrigerant freon. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa penggantian refrigeran freon sebagai refrigeran pendingin ruang muat kapal ikan dengan refrigeran refrigeran hidrokarbon ternyata mengahsilkan keuntungan dalam segala aspek, baikdari aspek teknis maupun aspek ekonomis. Kata kunci: Ikan, Refrigerant, Hidrokarbon, Daya Kompresor, Variasi GT 1. PENDAHULUAN Penanganan ikan segar merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan. Penanganan ikan setelah penangkapan atau pemanenan memegang peranan penting untuk memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Proses pendinginan ikan di dalam kapal ada berbagai macam cara, antara lain menggunakan es balok, air laut yang didinginkan, dan menggunakan refrigeran. Pada mulanya refrigeran yang digunakan adalah amonia (NH3), klorometana (CH3Cl), dan belerang dioksida (SO2). Kesepakatan untuk menurunkan produksi dan penggunaan senyawa Halocarbon sebagai bahan refrigeran telah mendapat persetujuan dari beberapa negara, yaitu Amerika, Masyarakat Eropa dan 23 negara lainnya pada tanggal 16 September 1987 dalam Konferensi Bumi dan telah ditandatanganinya The Montreal Protocol on Substance that Deplete the Ozon Layer, yang dikenal dengan nama Protokol Montreal. Protokol Kyoto, yang telah disetujui oleh banyak Negara, untuk mengurangi emisi gas rumah-kaca termasuk HFCs. (Jung D, 2000). 2. METODOLOGI PENELITIAN Data-data yang digunakan untuk melakukan proses perencanaan ini diambil dari kapal ikan tuna longliner 40 GT, kapal ikan tuna longliner Airaha 02, kapal ikan tuna longliner 190 GT, kapal ikan tuna longliner 250 GT, kapal ikan tuna longliner 295 GT, dan kapal ikan tuna longliner 887 GT.
2 II.1. Flow Chart Mulai Latar Belakang Identifikasi Masalah Studi Literatur Analisa Ekonomi 1. Biaya penghematan Pemakaian Refrigeran 2. Biaya penghematan listrik yang digunakan Kesimpulan dan saran Analisa Teknis 1. Perhitungan laju sirkulasi refrigeran a. Freon b. Hidrokarbon 2. Analisa daya kompresor a. Freon b. Hidrokarbon 3. Analisa koefisien prestasi (COP) a. Freon b. Hidrokarbon Pengumpulan Data 1. Ukuran utama kapal 2. Kapasitas 3. Data Sistem Pendingin 4. Data Temperatur di Sekeliling Ruang Pendingin 5. Data Ruang Pendingin 6. Data Refrigeran a. Hidrokarbon b. Freon 7. Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas 8. Perhitungan Beban Pendingin 3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Tabel 3.1 Data Ikan Long Liner Nama A B C D E F Lpp 17,85 25,8 36,4 39,5 44,60 56,8 B (m) 3,5 6,3 7,4 7,6 8,4 11 D (m) 1,89 2,7 3,15 3,45 3,5 5 T (m) 1,64 2,4 2,9 2,95 3,23 4,28 Daya Mesin Pendingin kcal/h Sumber : penelitian Ir Setijopradjudo MSE (2000) 3.1. Perhitungan Beban Pendingin KM Airaha 02 Dari data di atas untuk KM Airaha 02 kebutuhan daya mesin pendingin belum diketahui karena tidak ada dalam data spek, maka dilakukan penghitungan kebutuhan daya mesin pendingin dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung isolasi ruang muat 2. Perhitungan koefisien perpindahan panas pada masing-masing ruang muat 3. Perhitungan beban pendingin a. Beban produk b. Beban Transmisi c. Beban Infiltrasi d. Beban Radiasi Sehingga di dapatkan kebutuhan daya mesin pendingin dari KM Airaha 02 adalahsebagai berikut : Tabel 4.2 Beban Total Pendinginan No Macam Beban Besar Beban (Btu/hr) 1 Beban Produk -13, Beban Transmisi (q 3 ) 32340,243 3 Beban Infiltrasi (q 4 ) 5823, Beban Radiasi (q 5 ) 56535,7893 Jumlah 94686,2793 Selanjutnya mengkonversi satuan pada perhitungan di atas dari Btu/hr menjadi Kcal/hr dengan nilai konversi 1 Kcal/hr = 3, Btu/hr. Dari nilai beban pendingin tersebut dalam yang satuan Kcal/hr maka dapat diketahui konversi ke dalam satuan kg/s dan kw. Nilai konversinya adalah sebagai berikut : 1 Kcal/hr = 4,184/3600 kg/s 1 Kcal/hr = 1/859, kw Sehingga dari nilai di atas didapatkan data sebagai berikut :
3 Tabel 4.3 Data Ikan Long Liner Beserta Konversi Nilai Beban Pendingin Nama A B C D E F Lpp 17,85 25,8 36,4 39,5 44,60 56,8 B (m) 3,5 6,3 7,4 7,6 8,4 11 D (m) 1,89 2,7 3,15 3,45 3,5 5 T (m) 1,64 2,4 2,9 2,95 3,23 4,28 Mesin Pendingin , kcal/h Mesin Pendingin 3, , , , , ,6987 (kj/s) mesin Pendingin 13166, , , , , ,233 btu/h Mesin Pendingin 3, , , , , ,8564 (kw) 3.2. Data Refrigeran Refrigeran Chlourodiflouromethane Temperatur di evaporator direncanakan -40 o C dan temperatur di Tabel 4.4 Kondisi Refrigeran Freon dalam Proses Pendinginan kondensor di rencanakan 40 o C. Dari tabel dan diagram entalphi dan tekanan pada refrigeran R-22 akan bisa dilakukan analisis-analisis sebagai berikut : Kondisi Refrigerant Tekanan (kpa) Temperature (oc) Enthalpi (kj/kg) Volume (L/kg) specific Entrophi (Kj/kg.K) Uap refrigeran keluar dari evaporator dan masuk ke dalam kompresor Refrigeran keluar dari kompresor dan masuk ke kondenser Refrigeran keluar kondensor dan masuk katup ekspansi Refrigeran keluar katup ekspansi menuju evaporator 101, ,72 212,56 1, , ,87 15,07 1, , ,686 15,07 1, , ,93 212,56 0,8186 Efek refrigerasi (qe) [W. Stoeker189] Adalah kalor yang diserap dalam evaporator qe = i1 i4 = h1 h4 = 387,72 153,93 = 233,79 kj/kg Kalor ekuivalen (Al) dari kerja kompresi R- 22 Al = i2 i1 = h2 h1 = 415,87 387,72 = 28,15 kj/kg Kalor yang dilepaskan ke dalam kondensor ada kesetimbangan energi kalor
4 yang dilepaskan kondensor harus sama dengan efek refrigerasi (qe) dan kaor ekuivalen dari kerja yang diberikan kepada refrigeran selama kompresi (Al) qe = i1 i4 dan Al = i2 i1 qe = (i1 i4) + ( i2 i1) qe = i2 i4 = ,93 = 261,94 kj/kg Refrigeran Hidrokarbon Temperatur di evaporator direncanakan -25 o C dan temperatur di kondensor direncanakan 40 o C. Dari tabel dan diagram entalphi dan tekanan pada refrigeran MC-22 akan bisa dilakukan analisis-analisis sebagai berikut : Tabel 4.5 Kondisi Refrigeran Hidrokarbon dalam Proses Pendinginan Kondisi Refrigerant Tekanan (kpa) Temperature (oc) Enthalpi (kj/kg) Volume specific (L/kg) Entrophi (Kj/kg.K) Uap refrigeran keluar dari evaporator dan masuk ke dalam kompresor Refrigeran keluar dari kompresor dan masuk ke kondenser Refrigeran keluar kondensor dan masuk katup ekspansi Refrigeran keluar katup ekspansi menuju evaporator 202, , , , ,6 30 2, , , , , , ,407 Dengan cara yang sama maka didapatkan efek refrigerasi (qe) dan kalor ekuivalen (Al) dari refrigeran hidrokarbon Dari kondisi kedua refrigeran tersebut sehingga di dapatkan nilai laju sirkulasi refrigeran dengan cara : Laju Sirkulasi Refrigeran = Daya mesin pendingin (kw) / qe (kj/kg) Setelah di dapat Laju Refrigerasinya maka dapat dihitung nilai Daya Kompresor yang dibutuhkan yaitu dengan cara : Daya Kompresor = Laju Sirkulasi Refrigerasi / kalor ekuivalen (Al) Setelah Daya kompresor didapatkan maka koefisien prestasi dari masing-masing refrigernt dapat dihitung dengan cara : Koefisien Prestasi (COP) = Daya mesin pendingin / daya kompresor Sehingga setelah dilakukan penghitungan didapatkan nilai sebagai berikut : Table 4.6 Data Ikan Longliner Berserta Konversi Kebutuhan Mesin Pendingin Nama A B C D E F Laju Sirkulasi Refrigerasi Freon (V) (kg/s) 0,0165 0,1187 0,4539 0,4539 0,5215 1,0082 Laju Sirkulasi Refrigerasi Hidrokarbon (V) (kg/s) 0,0086 0,0622 0,2377 0,2554 0,2731 0,5279 Daya Kompresor ( Freon) (P ) (kw) 0,4646 3, , , , ,3798
5 Daya Kompresor (Hidrokarbon) (P ) (kw) Koefisien Prestasi (COP) Freon Koefisien Prestasi (COP) Hidrokarbon 0,2489 1,7903 6,8459 7,3557 7, ,2064 8,3107 8,3107 8,3107 8,3107 8,3107 8, , , , , , , Kebutuhan Refrigeran dari nilai terssebut dapat dilakukan perhitungan mengenai kebutuhan refrigeran oleh kapal ikan tersebut. Dengan diketahui bahwa : Kondisi 1 pk daya yang dapat ditampung adalah btu/h Dan 1 pk membutuhkan 3 kg refrigeran r-22 Maka dapat diketahui jumlah refrigeran yang dibutuhkan dengan cara : Jumlah Refrigeran yang Dibutuhkan= Mesin pendingin (btu/h) / kondisi satu pk x jumlah refriferant yang dibutuhkan 1 pk Sehingga setelah dilakukan penghitungan didapatkan nilai sebagai berikut : Tabel 4.7 Kebutuhan Refrigeran untuk Masing-masing Jenis Refrigeran Nama A B C D E F Mesin pendingin btu/h 13166, , , , , ,2333 Kebutuhan refrigeran freon (kg) 3, , , , , ,2712 Kebutuhan refrigeran musicool (kg) 1, , , , , ,09576 Dari perhitungan di atas dihasilkan hasil perhitungan analisa daya kompresor yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : 4. PEMBAHASAN 4.1. Analisis Teknis Analisis Daya Kompresor Dari perhitungan di atas dihasilkan hasil perhitungan analisa daya kompresor yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Perbandingan Daya Kompresor yang Dibutuhkan Nama C A B D E F Daya Kompresor ( Freon) (P ) (kw) 0,4646 3, , , , ,3798 Daya Kompresor (Hidrokarbon) (P ) 0,2489 (kw) 1,7903 6,8459 7,3557 7, ,2063 Dari tabel di atas maka dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: A B kapal C D kapal E F Daya Kompresor Freon Daya Komproser Hidrokarbon (Kw) Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Daya Kompresor Kedua Refrigeran
6 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ternyata daya kompresor yang di butuhkan oleh refrigeran hidrokarbon lebih kecil dari daya kompresor yang dibutuhkan oleh freon dengan perbandingan bahwa daya kompresor refrigeran hidrokarbon lebih kecil 54% refrigeran freon untuk semua ukuran GT meskipun masing-masing GT memiliki nilai yang berbeda tapi tetap memiliki perbandingan yang sama Analisis Koefisien Prestasi (COP) Dari perhitungan di atas dihasilkan hasil perhitungan analisa koefisien prestasi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Perbandingan Koefisien Prestasi (COP) Nama A B C D E F Koefisien Prestasi (COP) Freon 8,3107 8,3107 8,3107 8,3107 8,3107 8,3107 Koefisien Prestasi (COP) Hidrokarbon 15, , , , , ,5104 Dari tabel di atas maka dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut : COP Freon COP Hidrokarbon 0 A B kapal C D kapal E F Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Koefisien Prestasi COP Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perbandingan COP masing-masing refrigeran untuk masing-masing GT kapal yang berbeda memiliki perbandingan yang sama yaitu 54% lebih tinggi menggunakan refrigeran hidrokarbon dibanding dengan menggunakan refrigeran freon Analisa Kebutuhan Refrigeran Dari perhitungan di atas dihasilkan hasil perhitungan analisa kebutuhan refrigeran yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.3 Analisa Kebutuhan Refrigerant Masing-masing Refrigeran Nama A B C D E F Kebutuhan refrigeran freon (kg) 3, , , , , ,2712 Kebutuhan refrigeran musicool (kg) 1, , , , , ,09576 Dari tabel di atas maka dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
7 ,92 150,65 192,95 253,96 294,84 886,98 Kebutuhan Refrigerant ( freon, kg) kebutuhan refrigarant Musicool (kg Gambar 4.3 Perbandingan Kebutuhan Refrigeran Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perbandingan kebutuhan masing-masing refrigeran untuk masing-masing GT kapal yang berbeda memiliki perbandingan yang sama yaitu 39% lebih hemat menggunakan refrigeran hidrokarbon Dari analisa teknis di atas dapat dituliskan perbandingan selisih penggunaan refrigeran freon dengan refrigeran hidrokarbon sebagai berikut : Tabel 5.4 Selisih Penggunaan Refrigeran Freon dan Refrigeran Hidrokarbon Nama A B C D E F Selisih Daya Kompresor (kw) 0, , , , , , Selisih COP 7, , , , , , Selisih Kebutuhan Refrigeran (kg) 2, , , , , ,17541 Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa pada kebutuhan daya kompresor, untuk refrigeran hidrokarbon membutuhkan daya yang lebih hemat dari pada refrigeran freon, besarnya kebutuhan daya yang bisa dihemat dapat dilihat pada tabel 5.4. Sedangkan untuk COP (Coeffisien of Performance) menghasilkan selisih yang sama untuk penggunaan refrigeran freon dibanding dengan penggunaan refrigeran hidrokarbon yaitu 4.2. Analisa Ekonomi Biaya Kebutuhan Refrigeran Dari data di atas dapat dilakukan perhitungan berapa biaya kebutuhan refrigeran yang dibutuhkan. Diketahui harga masingmasing refrigeran sebagai berikut : Harga 1 kg Freon = Rp ,00 sebesar 7, Dan untuk selisih kebutuhan refrigeran, penggunaan refrigeran hidrokarbon mampu menghemat refrigeran seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.4. Dari tabel 5.4 tersebut dapat dilihat selisih dari sisi kebutuhan daya kompresor, COP dan kebutuhan refrigeran dari penggunaan refrigeran freon dibanding dengan penggunaan refrigeran hidrokarbon. Harga 1 Hidrokarbon = Rp ,00 Maka harga yang dibutuhkan untuk penggunaaan refrigeran tersebut di atas adalah:
8 Nama Tabel 4.5 Biaya Kebutuhan Masing-masing Refrigeran A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp) Biaya freon (Rp) E (Rp) F Biaya freon Dari tabel di atas dapat digambarkan grafik sebagai berikut : Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp- A B kapal C D kapal E F Biaya Refrigerant Freon yang Dibutuhkan(Rp) Biaya Refrigerant Hidrokarbon yang Dibutuhkan(Rp) Gambar 5.4 Grafik Biaya Kebutuhan Refrigeran Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa perbandingan kebutuhan masing-masing refrigeran untuk masing-masing GT kapal yang berbeda memiliki perbandingan yang sama yaitu 39% lebih hemat menggunakan refrigeran hidrokarbon Biaya Listrik Dengan diketahui kebutuhan daya kompresor yang dibutuhkan oleh masingmasing refrigeran maka dapat dihitung biaya listrik yang dibutuhkan untuk masing-masing refrigeran. Pada suatu kapal akan mengkonsumsi biaya listrik yang besar sekali karena pengaruh alat-alat listrik lain yang ada di dalam kapal. Sehingga dengan diketahui bila harga listrik untuk industri yaitu dengan kelas sebagai berikut : o I-3/TM di atas 200 kva Tabel 5.6 Lama Perjalanan IKan o BIAYA BEBAN : Rp /bulan o 0 s.d. 350 jam nyala, Blok WBP = K x Rp 468 o di atas 350 jam nyala, Blok WBP = Rp 468/kWh o Blok LWBP = Rp 468/kWh (sumber : _dasar_listrik diakses ) Dengan menggunakan TDL Rp 468/ kwh maka dapat dihitung kebutuhan biaya yang diperlukan dalam satu hari dan kebutuhan biaya listrik dalam satu kali perjalanan. Jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan kapal ikan untuk menangkap ikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :Untuk kapal A jarak yang ditempuh adalah 2300 mil laut, kapal B jarak yang ditempuh adalah 5560 mil laut, kapal C jarak yang ditempuh adalah 6380 mil laut, untuk Item A B C D E F Jarak Pelayaran (mil laut) Lama Pelayaran (hari) Sumber : Fishing Boat of The World-2,1991 Maka perhitungan dapat dilihat sebagai berikut :
9 Tabel 5.7 Kebutuhan Biaya Listrik Masing-masing Refrigeran Nama Biaya listrik per 24 jam (freon) ( rupiah/ kwh/jam) Biaya listrik per 24 jam (hidrokarbon) (1500 rupiah/ kwh/jam) Biaya listrik satu kali penangkapan (Freon) Biaya listrik satu kali penangkapan (hidrokarbon) A B C D E F Dari tabel di atas dapat gambarkan grafiknya sebagai berikut : A B kapal C D kapal E F Biaya Listrik per Hari Pada Kompresor untuk Freon Biaya Listrik per Hari unuk Hidrokarbon (Kw) Gambar 5.5 Kebutuhan Biaya Listrik per Hari A Bkapal C Dkapal E F Biaya Listrik satu kali perjalanan Pada Kompresor untuk Freon Biaya Listrik satu kali perjalanan untuk Hidrokarbon (Kw) Gambar 5.6 Gambar Kebutuhan Biaya Listrik per Bulan Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa biaya listrik bulanan untuk penggunaan refrigeran hidrokarbon lebih hemat 54% dibandingkan dengan penggunaan refrigeran freon. Dari
10 penghematan listrik tersebut juga akan menyebabkan penurunan beban kerja yang diterima oleh genset, sehingga dengan penurunan tersebut maka akan lebih menghemat bahan bakar yang digunakan oleh 6. KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan Dari peneneliaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan,antara lain : 1. Daya kompresor yang diperlukan refrigeran hidrokarbon lebih kecil 54% dibanding dengan daya kompresor yang diperlukan refrigeran freon. Untuk COP yang dihasilkan oleh refrigeran hidrokarbon lebih tinggi 54% dibanding dengan COP yang dihasilkan oleh refrigeran freon sehingga untk refrigeran hidrokarbon lebih cepat mendinginkan daripada refrigeran freon. Sedangkan kebutuhan refrigeran hidrokarbon untuk mendinginkan lebih hemat 39% bila dibandingkan dengan refrigeran hidrokarbon 2. Biaya listrik satu kali perjalanan yang dikeluarkan pada refrigeran hidrokarbon lebih hemat 54 % daripada biaya refrigeran freon DAFTAR PUSTAKA (2010) Penanganan dan Penyimpangan Hasil Tangkap, pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan pertanian Ahmad Fahmi Rozaq; (2008), Studi Modifikasi dan Kinerja Sistem Pengkondisian Udara Akibat dari Refrigeran CFC (R-22) ke Refrigeran Non-CFC (R-134a) pada MT Vanda ASHRAE Handbook of Fundamental, 1998,Millstar Electronic Publish Group,Inc. C.P Arora,2001, Refrigeration and Air Conditioning, edisi kedua, McGraw-Hill. Ari Darmawan, Aryadi Suwono, Nathanael Tandian, Pelatihan Refrigeran Hidrocarbon,Seminar Refrigeran Hidrocarbon, Semarang, 10 Oktober 2002 genset dan biaya bahan bakar yang diperlukan oleh genset karena dengan berkurangnya daya yang disuplai ke kapal maka konsumsi bahan bakar pada genset juga akan berkurang 4.2. Saran Peneliti menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga untuk lebih menyempurnakan penelitian ini peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai analisis daya kompresor, COP yang dihasilkan, kebutuhan refrigeran bagik refrigeran freon maupun hidrokarbon perlu dilakukan [engujian langsung pada kapal yang ingin diuji 2. Untuk kapal ikan longliner 40 GT, 150 GT, 190 GT, 250 GT, 295 GT, dan 887 GT disarankan menggunakan refrigeran hidrokarbon sebagai refrigeran pendingin ruang muat kapal ikan Handoko K, 1981 Teknik Memilih, Memakai,Memperbaiki Lemari Es, PT Ichtiar Baru, Jakarta Holman, J.P. Alih bahasa Jasjfi, E. Ir. MSc.Perpindahan Kalor. Penerbit Erlangga, Jakarta Kreider F. Jan.(2001), Handbook of Heating, Ventilation, and Air Conditionin. Boca Raton, CRC Press LLC Nasruddin, Imam Syafi I, Dani Arsanto, Sarwono dan Yan Turyana; (2006), Penelitian Perbandingan Unjuk Kerja Tiga Refrigeran Hidrokarbon Indonesia Terhadap Refrigeran R12 (CFC- 12), JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No.4 Tahun XX, Desember 2006, ISSN Mira; (2007), Perancangan Evaporator Menggunakan Air Laut yang Didinginkan pada Ikan 30GT dengan Refrigeran Amoniak
Bab IV Analisa dan Pembahasan
Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kinerja Ac split TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22. Pengujian kinerja Ac split TCL mengunakan refrigeran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja
Lebih terperinciBab IV Analisa dan Pembahasan
Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kinerja Ac split TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan refrigeran MC-22. Pengujian kinerja Ac split
Lebih terperinciAhmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *
ANALISA EFEKTIFITAS PENAMBAHAN MEDIA AIR KONDENSAT PADA AC SPLIT 1,5 PK TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI (EER) Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal
Lebih terperinciPERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W
PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-2 DAN R-34a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W Ridwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma e-mail: ridwan@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH IKAN DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HIDROKARBON (MC-22)
ANALISIS KINERJA SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH IKAN DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HIDROKARBON (MC-22) Amri Jumhan, Audry D Cappenberg Program studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING
UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING Mega Nur Sasongko 1 Teknik Mesin Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono 167 Malang Telp. 0341-587710 E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga telah
Lebih terperinciOleh: Daglish Yuliyantoro Dosen Pembimbing: Ari Bachtiar K.P. ST.MT.PhD
Oleh: Daglish Yuliyantoro 2107100518 Dosen Pembimbing: Ari Bachtiar K.P. ST.MT.PhD JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Konvensi Wina dan Protokol
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciPENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK
PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE DAN ANALISA PRESSURE DROP SISTEM WATER-COOLED CHILLER MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HCR-22
PENGUJIAN PERFORMANCE DAN ANALISA PRESSURE DROP SISTEM WATER-COOLED CHILLER MENGGUNAKAN REFRIGERAN DAN Muchammad 1) Abstrak Efek pemanasan Global (GWP) merupakan salah satu permasalahan yang disebabkan
Lebih terperinciBAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA
BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA Data analisa dan perhitungan dihitung pada jam terpanas yaitu sekitar jam 11.00 sampai dengan jam 15.00, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Lebih terperincim laju aliran massa kg/det UNJUK KERJA SISTEM AIR-COOLED CHILLER DENGAN EVAPORATOR JENIS SPIRAL MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 Syaiful 1)
UNJUK KERJA SISTEM AIR-COOLED CHILLER DENGAN EVAPORATOR JENIS SPIRAL MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 Syaiful 1) Abstrak Refrigeran sintetik mempunyai karekteristik dan sifat tidak berbau, tidak beracun dan
Lebih terperinciANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN
ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI MESIN PENDINGIN (AC SPLIT) 1PK DENGAN PENAMBAHAN ALAT AKUMULATOR MENGGUNAKAN REFRIGERAN MC-22 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciAzridjal Aziz (1), Hanif (2) ABSTRACT
PENGGUNAAN HIDROKARBON SEBAGAI REFRIGERAN PADA MESIN REFRIGERASI SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA DENGAN MEMANFAATKAN PANAS BUANG PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA Azridjal Aziz (1), Hanif () (1) Staf Pengajar
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH
TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK
ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK Dwi Bayu Saputro, Suryadimal, S.T.,M.T 1), Ir. Wenny Marthiana., M.T 2) Program Studi
Lebih terperinciANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK
ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT PK Imron Rosadi, Agus Wibowo, Ahmad Farid. Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Pancasakti, Tegal,. Dosen Teknik Mesin, Universitas
Lebih terperinciPenggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT
Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Waktu pendinginan yang diperlukan untuk sistem Blast
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2007 Mei 2008 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Kampus IPB, Bogor. 2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN KONSUMSI LISTRIK PADA AC SPLIT BERBAHAN PENDINGIN R-22 DENGAN AC SPLIT BERBAHAN PENDINGIN MC-22 SUHARTO JONI SANTOSO (L2F304279)
ANALISA PERBANDINGAN KONSUMSI LISTRIK PADA AC SPLIT BERBAHAN PENDINGIN R-22 DENGAN AC SPLIT BERBAHAN PENDINGIN MC-22 SUHARTO JONI SANTOSO (L2F304279) Abstrak Untuk mengetahui efisiensi kerja suatu peralatan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA
PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA Eko Saputra 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39
BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian
Lebih terperinciAnalisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage
Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage Sugiyono 1, Ir Sumpena, MM 2 1. Mahasiswa Elektro, 2. Dosen
Lebih terperinciANALISA KOMPARASI PENGGUNAAN FLUIDA PENDINGIN PADA UNIT PENGKONDISIAN UDARA (AC) KAPASITAS KJ/H
ANALISA KOMPARASI PENGGUNAAN FLUIDA PENDINGIN PADA UNIT PENGKONDISIAN UDARA (AC) KAPASITAS 19010 19080 KJ/H Koos Sardjono, Ahmad Puji Prasetio Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK
Lebih terperinciPengaruh High Pressure Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigerasi Dengan Menggunakan R-134a Dan Refrigeran Hidrokarbon
Pengaruh High Pressure Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigerasi Dengan Menggunakan Dan Refrigeran Hidrokarbon 1 Puji Saksono, 2 Budha Maryanti Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet
BAB II DASAR TEORI 2.1 Blood Bank Cabinet Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
Lebih terperinciQs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap. laju peningkatan rata-rata temperatur.
Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap Perbedaan tekanan antara Adsorber dengan Evaporator [cmhg] laju peningkatan rata-rata temperatur pada adsorber [ ]
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN REFRIJERAN R-12 DENGAN HYDROCARBON MC-12 PADA SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR. Ir.
STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN REFRIJERAN R-12 DENGAN HYDROCARBON MC-12 PADA SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR OLEH : RAGIL HERI NURAMBYAH 2108 100 523 DOSEN PEMBIMBING : Ir. KADARISMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini setidaknya ada tiga isu umum besar yang terkait dengan bidang refrigerasi, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem refrigerasi merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Tidak serumit saat ini, sejarah awal refrigerasi dahulu sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,
Lebih terperinciJurnal Pembuatan Dan Pengujian Alat Uji Prestasi Sistem Pengkondisian Udara (Air Conditioning)Jenis Split
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UJI PRESTASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AIR CONDITIONING)JENIS SPLIT ZUBERI, Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian E-mail: zuberi2016@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi udara yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman bagi penghuni
Lebih terperinciPENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI
PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TRI
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciPengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a
Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Faldian 1, Pratikto 2, Andriyanto Setyawan 3, Daru Sugati 4 Politeknik Negeri Bandung 1,2,3 andriyanto@polban.ac.id
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Properti Termodinamika Refrigeran Untuk menduga sifat-sifat termofisik masing-masing refrigeran dibutuhkan data-data termodinamik yang diambil dari program REFPROP 6.. Sedangkan
Lebih terperinciAzridjal Aziz (1) Hanif (2) ABSTRAK
PENGGUNAAN HIDROKARBON SEBAGAI REFRIGERAN PADA MESIN REFRIGERASI SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA DENGAN MEMANFAATKAN PANAS BUANG PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA Azridjal Aziz () Hanif () () Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda
BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air conditioner atau yang biasa di sebut AC merupakan sebuah alat yang mampu mengondisikan udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan
Lebih terperinciPERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN
PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR- UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN Eko Prasetyo 1, Azridjal Aziz, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium Rekayasa
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :
LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan
Lebih terperinciSTUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI
STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI Ozkar F. Homzah 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang Jl.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA
PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA Sumanto 1), Wayan Sudjna 2), Harimbi Setyowati 3), Andi Ahmad Rifa i Prodi Teknik Industri 1), Prodi Teknik Mesin 2), Prodi Teknik Kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, energi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan selalu dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Jumlah populasi manusia yang semakin
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN 1-PK DENGAN PENAMBAHAN SUBCOOL MENGGUNAKAN REFRIGERANT R-22
ANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN 1-PK DENGAN PENAMBAHAN SUBCOOL MENGGUNAKAN REFRIGERANT R-22 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RIKARDO GOODLAS MANURUNG
Lebih terperinciEFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808 Muhammad Hasan Basri * Abstract The objectives of study to describe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia
BAB II DASAR TEORI 2.1 REFRIGERASI DAN SISTEM REFRIGERASI Refrigerasi merupakan proses penyerapan kalor dari ruangan bertemperatur tinggi, dan memindahkan kalor tersebut ke suatu medium tertentu yang memiliki
Lebih terperinciSKRIPSI APLIKASI PENUKAR KALOR PADA MODIFIKASI SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL IKAN 30 GT
SKRIPSI APLIKASI PENUKAR KALOR PADA MODIFIKASI SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL IKAN 30 GT Dosen Pembimbing : Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc. Sutopo Purwono F. ST, M.Eng, Ph.D Priyanto / 4209100083
Lebih terperinciHANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD
HANIF BADARUS SAMSI (2108100091) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD Contoh aplikasi di bidang pengobatan biomedis yang membutuhkan temperatur -20 C untuk penyimpanan sampel CFC mengandung ODP
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah salah satu sistem yang digunakan untuk mengatur dan mempertahankan keadaan udara yang meliputi temperatur, kelembaban
Lebih terperinciANALISA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DAN COP PADA AC SPLIT 900 WATT MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON MC-22 DAN R-22
ANALISA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DAN COP PADA AC SPLIT 900 WATT MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON MC-22 DAN R-22 Harsono*, Bambang Suryawan** Universitas Jendral Achmad Yani, Fakultas Teknik, Jawa Barat*
Lebih terperinciAnalisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga
Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga IDG Agus Tri Putra (1) dan Sudirman (2) (2) Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Jurusan
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN
KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN Mochtar Asroni, Basuki Widodo, Dwi Bakti S Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciTugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika
Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli
ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 25 PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR EVAPORATOR TERHADAP PRESTASI AIR COOLED CHILLER DENGAN REFREGERAN R-134a, PADA TEMPERATUR KODENSOR TETAP Bambang Yunianto 1) Abstrak Pengujian
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X
ANALISIS KARAKTERISTIK MESIN REFRIGERASI MOBIL MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI ALAT UJI Annisa Wulan Sari 1* Sunaryo 1** 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Jl. K.H.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar
Lebih terperinciMomentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN ANALISA PERFORMANSI REFRIGERATOR DOUBLE SYSTEM
Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal. 11-18 ISSN 0216-7395 ANALISA PERFORMANSI REFRIGERATOR DOUBLE SYSTEM Ahmad Farid * dan Royan Hidayat Program Studi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal
Lebih terperinciPENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR
PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISA KOMPARASI EKSPERIMENTAL KINERJA POMPA KALOR DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R 134A DAN MC 134 UNTUK PRODUKSI AIR PANAS
SKRIPSI ANALISA KOMPARASI EKSPERIMENTAL KINERJA POMPA KALOR DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R 134A DAN MC 134 UNTUK PRODUKSI AIR PANAS Oleh: I Gede Putu Adi Pratama 1219351005 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut memerlukan suatu alat untuk mengkondisikan udara. didalam ruangan bangunanbangunan tersebut seperti Air Conditioner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis dimana sebagian besar bangunan-bangunannya dibuat dengan ketinggian ruang tidak lebih dari 3m, sehingga mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel
BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling
Lebih terperinciAhad, 7 Mei :50:03 Artikel Iptek - Bidang Energi dan Sumber Daya Alam Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1) Oleh Yuli Setyo Indartono
Ahad, 7 Mei 2006 11:50:03 Artikel Iptek - Bidang Energi dan Sumber Daya Alam Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1) Oleh Yuli Setyo Indartono Siklus refrigerasi merupakan sebuah mekanisme berupa
Lebih terperinciBAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR
BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.
Lebih terperinciEnergi dan Ketenagalistrikan
PENGKONDISIAN UDARA DENGAN SISTEM ABSORPSI DALAM UPAYA PENGHEMATAN ENERGI DAN PENYELAMATAN LINGKUNGAN Dedi Suntoro dan Ikrar Adilla Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi
Lebih terperinciGambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dilihat dengan semakin banyak digunakannya perlengkapan ini secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengkondisian udara dewasa ini memegang peranan penting. Hal tersebut dilihat dengan semakin banyak digunakannya perlengkapan ini secara luas di berbagai
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2012
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA 4.1. Menghitung Intensitas Konsumsi Energi Listrik Untuk memenuhi kebutuhan di bidang kelistrikan, Gedung perkantoran Terminal Kargo disuplay dengan daya yang berasal dari
Lebih terperinciSTUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE Tonny Siahaan ABSTRAK STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE. Telah dilakukan studi terhadap
Lebih terperinciANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE
ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE Ir. Syawalludin,MM,MT 1.,Muhaemin 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Refrigerasi ejektor tampaknya menjadi sistem yang paling sesuai untuk pendinginan skala besar pada situasi krisis energi seperti sekarang ini. Karena refregerasi ejector
Lebih terperinciPENDINGINAN KOMPRESI UAP
Babar Priyadi M.H. L2C008020 PENDINGINAN KOMPRESI UAP Pendinginan kompresi uap adalah salah satu dari banyak siklus pendingin tersedia yang banyak digunakan. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENGGUNAAN MUSICOOL PADA MESIN PENGKONDISIAN UDARA (STUDI KASUS: AC MERK TOSHIBA DAN PANASONIC DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG)
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MUSICOOL PADA MESIN PENGKONDISIAN UDARA (STUDI KASUS: AC MERK TOSHIBA DAN PANASONIC DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG) Samsudi Raharjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP UNJUK KERJA AC SPLIT 1,5 PK. Abstrak
ANALISA PERUBAHAN DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP UNJUK KERJA AC SPLIT 1,5 PK Moh. Ade Purwanto 1, Agus Wibowo², Ahmad Farid³ 1. Mahasiswa, Fakultas Teknik Universitas Pancasakti, Tegal 2, Dosen Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Vaksin
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi
Lebih terperinciREKAYASA MODEL MESIN PENDINGIN IKAN TANGKAPAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN KELEBIHAN DAYA MESIN DIESEL PENGGERAK PROPELER PERAHU
REKAYASA MODEL MESIN PENDINGIN IKAN TANGKAPAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN KELEBIHAN DAYA MESIN DIESEL PENGGERAK PROPELER PERAHU Agus Slamet, Wahyu Djalmono P. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Lebih terperinciMenghitung besarnya kerja nyata kompresor. Menghitung besarnya kerja isentropik kompresor. Menghitung efisiensi kompresi kompresor
Menghitung besarnya kerja nyata kompresor Menghitung besarnya kerja isentropik kompresor Menghitung efisiensi kompresi kompresor Menghitung besarnya kebutuhan daya kompresor Menghitung koefisien prestasi(cop)
Lebih terperinciROTASI Volume 7 Nomor 1 Januari
ROTASI Volume 7 Nomor Januari 2005 3 KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR KELUAR EVAPORATOR TERHADAP UNJUK KERJA KOMPRESOR ROTARY (SANYO CR55H4C) AIR COOLED CHILLER DENGAN REFRIGERAN R-22 PADA
Lebih terperinciANALISIS PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMAKAIAN REFRIGERANT
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISIS PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMAKAIAN REFRIGERANT PENGKONDISI UDARA MC-22 SEBAGAI PENGGANTI R-22 PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. DIVISI REGIONAL IV PROVINSI
Lebih terperinciANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas
Lebih terperinci