Pembelajaran IPS menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pembelajaran IPS menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep"

Transkripsi

1 1. Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari berbagai cabang ilmuilmu sosial seperti sosiologi, ekonomi, sejarah, geografi, politik, hukum dan budaya [1]. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilainilai sosial dan kemanusiaan. (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat [2]. Ditemui kondisi pendidikan IPS saat ini masih menggunakan pembelajaran konvensional, guru sebagai pusat pembelajaran, pelajaran bersifat hafalan, prestasi belajar yang kurang optimal dan pola interaksi searah [3]. Kondisi pendidikan IPS seperti yang telah disebutkan terjadi di SMK Al- Falah Salatiga. Menurut hasil wawancara dengan guru IPS Ekonomi, terdapat permasalahan pada hasil belajar siswa. Nilai siswa kelas X belum memenuhi KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70. Hasil tes terakhir kelas X dari 71 siswa hanya 26 siswa yang memenuhi nilai KKM dan 45 siswa lainnya tidak memenuhi KKM. Menindak lanjuti hasil wawancara, maka dilakukan observasi dalam rangka melihat proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil observasi menunjukkan guru menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan materi, banyak ditemukan siswa mengantuk dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru IPS Ekonomi, pembelajaran konvensional digunakan karena mudah untuk diterapkan, tidak perlu mempersiapkan sarana prasarana yang membutuhkan waktu dalam merencanakan dan siswa pun sudah terbiasa dengan pembelajaran tersebut. Pemanfaatan media pembelajaran yang kurang menarik juga turut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan siswa bosan dan tidak memperhatikan guru. Fasilitas yang disediakan sekolah berupa LCD, laptop dan internet tidak dimanfaatkan dengan baik. Guru memberikan penjelasan kepada siswa dengan menggunakan media pembelajaran white board. Siswa sibuk dengan kegiatan di luar pelajaran dibandingkan dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa asik melihat keluar kelas, siswa gaduh dan ada yang tidur di dalam kelas. Pembelajaran yang sering diterapkan guru saat ini cenderung mengaktifkan salah satu sisi otak saja. Pada hakekatnya otak manusia terdiri dari dua belahan sisi otak yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua belah sisi otak tersebut memiliki tugas dan cara kerja yang berbeda. Otak kiri bekerja pada hal-hal yang berkaitan dengan logika, angka, kata dan daftar. Otak kanan bekerja pada hal-hal yang berkaitan dengan imajinasi, gambar, warna dan keindahan. Umumnya manusia hanya memfungsikan salah satu sisi otak saja, ada yang dominan menggunakan otak kiri adapula yang dominan menggunakan otak kanan. Apabila kedua belah sisi otak bekerja secara optimal, tentunya hasil yang diperoleh juga optimal. Begitu juga dengan siswa dalam belajar, jika siswa dapat mengaktifkan kedua belah sisi otak dengan efektif, maka akan mudah menerima pelajaran. Bukan hanya itu, logika anak juga akan lebih berkembang jika dibandingkan dengan 2

2 menghafal kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kedua belah sisi otak adalah pembelajaran dengan Mind Mapping [4]. Mind Mapping merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan dimana memungkinkan menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan. Mind Mapping dapat membantu untuk merencana, berkomunikasi, memusatkan perhatian, belajar menjadi lebih efisien dan lebih kreatif [5]. Mind Mapping dapat digunakan siswa untuk menggambarkan seluruh materi pembelajaran sehingga siswa mampu menggali ide-ide kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan akan menjadi lebih hidup, variatif dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreativitas. Sehingga, tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai. Teknik tersebut merupakan suatu strategi yang memanfaatkan keseluruhan otak sehingga anak mampu membuat catatan menyeluruh dalam satu halaman [6]. Media pembelajaran yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa [7]. Salah satu media yang dapat digunakan adalah Prezi. Prezi merupakan media presentasi selain power point yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual yang dapat digunakan untuk membuat presentasi dalam bentuk non linier (Mind Map) [8]. Ditinjau dari latar belakang masalah, muncul ide untuk menggunakan Mind Mapping dengan memanfaatkan media presentasi Prezi pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga. 2. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu tentang Mind Mapping dilakukan oleh Dewa Ayu, Nengah Bawa dan Marhaeni dengan judul Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Ketrampilan Berpikir Kreatif Dan Pretasi Belajar IPS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Mind Mapping terhadap keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional; (2) terdapat perbedaan prestasi belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. [9] Penelitian terdahulu tentang Prezi dilakukan oleh Restu Setiawan dengan judul Penerapan Media Presentasi Prezi Pada Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Karang Anyar Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mempelajari materi dengan menggunakan media presentasi Prezi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. [10] 3

3 Pembelajaran IPS menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep sehingga dapat mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilan berdasarkan konsep yang dimiliki. Tujuan pembelajaran IPS ekonomi untuk memahami konsep ekonomi serta mengaitkan masalah dan peristiwa ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, guru mempunyai peran untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa. [3] Mind Mapping adalah cara mencatat kreatif, efektif dan cara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Mind Mapping selalu menggunakan warna, garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami dan sesuai dengan cara kerja otak. Semuanya memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Manfaat Mind Mapping, yaitu: (1) memberikan pandangan menyeluruh terhadap pokok masalah; (2) memungkinkan perencanaan; (3) mengumpulkan sejumlah besar data disatu tempat; (4) mendorong pemecahan masalah dengan kreativitas yang dimiliki; (5) menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat [5]. Mind Mapping dapat digunakan dalam kelompok belajar. Kelompok belajar dapat dimanfaatkan untuk membahas bersama sebuah topik yang akan membantu memberi lebih banyak ideide, dua atau lebih otak lebih baik dari pada satu [6]. Tahap aplikasi pada Mind Mapping dalam pembelajaran, terdapat empat langkah: (1) Overview merupakan tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik, hal ini bertujuan memberi gambaran secara umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. (2) Preview merupakan tinjauan awal lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum setingkat lebih detail daripada Overview, diharapkan siswa mempunyai pengetahuan awal tentang sub-topik sebelum pembahasan yang lebih detail. (3) Inview merupakan tinjauan mendalam, inti dari proses pembelajaran dimana suatu topik akan dibahas secara detail dan terperinci. (4) Review, tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Proses pembuatan Mind Mapping terbagi menjadi empat langkah yang harus dilakukan secara berurutan: (1) Menentukan Central Topic yang akan digunakan dalam Mind Mapping, usahakan berbentuk gambar dan letakkan ditengah. (2) Membuat Basic Ordering Ideas (BOIs) untuk Central Topic yang akan dipilih. (3) Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait. (4) Melengkapi setiap cabang dengan Image bisa berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan yang lain. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah Mind Mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat. [11] Aturan dalam membuat Mind Mapping sebagai berikut : (1) Gunakan kertas polos untuk dijadikan lembar Mind Mapping dan tulis tema, ide, atau gagasan utama pada bagian tengah kertas. (2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu otak menggunakan imajinasi. (3) Gunakan warna, karena warna membuat Mind Mapping lebih hidup, menambah energi pada pemikiran kreatif dan menyenangkan. (4) Hubungkan 4

4 cabang-cabang yang berasal dari tema, ide atau gagasan utama yang telah ditentukan, karena otak bekerja secara asosiasi. (5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. (6) Gunakan satu kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberikan lebih banyak daya dan fleksibelitas pada Mind Mapping. (7) Gunakan gambar, karena seperti halnya gambar sentral, setiap gambar memliki seribu makna. [5] Pengaplikasian Mind Mapping dalam pembelajaran di sekolah, terdapat empat tahap yang dilakukan secara langkah demi langkah dan berurutan, yaitu : (1) Tahap Persiapan, pemberian pelatihan mengenai Mind Mapping khususnya mengenai bagaimana Mind Mapping dibuat dan aturan Mind Mapping serta latihan-latihan untuk menentukan BOIs dan mencari kata kunci. (2) Tahap Pendahuluan, Mind Mapping yang dibuat baru pada level Central Topic dan BOIsnya. Mind Mapping hanya akan digunakan pada langkah Overview dan Preview di awal pelajaran serta Review diakhir pelajaran sementara untuk langkah Inview masih tetap menggunakan catatan linier yang digunakan selama ini. (3) Tahap Transisi, Inview mulai menggunakan Mind Mapping secara parsial yang dikenal dengan Cluster Map. Cluster Map adalah suatu hibrida dari catatan linier dengan Mind Mapping yang dapat dipakai dalam masa transisi dari catatan linier ke Mind Mapping. Cluster Map sudah menggunakan struktur radian namun seluruh BOIs dan cabang-cabangnya belum berbentuk kata kunci seperti yang diatur dalam peraturan Mind Mapping tapi masih menggunakan kalimat-kalimat pendek seperti dalam catatan linier namun harus diletakkan dalam suatu kotak atau lingkaran sehingga membentuk suatu Cluster. (4) Tahap Implementasi, Inview sudah sepenuhnya menggunakan Mind Mapping dan seluruh catatan yang dibuat sudah berbentuk Mind Mapping. [11] Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar. Media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi [12]. Manfaat media pembelajaran dapat menjadikan pembelajaran menarik perhatian siswa, bahan pembelajaran lebih jelas maknanya, metode pembelajaran lebih variatif, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar [13]. Media pembelajaran yang dapat digunakan adalah Prezi. Prezi merupakan suatu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk presentasi berbasis internet (SaaS) akan tetapi dapat bekerja offline. Selain dapat digunakan untuk presentasikan dimana Prezi dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang dapat dimanfaatkan pengguna Prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi dalam transisi atau pergantian slide. Prezi digunakan untuk membuat presentasi dalam bentuk linier yaitu presentasi terstruktur dan kanvas presentasi dan dapat dikelompokkan dalam bingkai-bingkai yang telah disediakan. [8] Hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan ketrampilan atau penguasaan siswa terhadap bahan ajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan nilai atau angka yang diberikan guru. Tes yang digunakan untuk menentukan hasil belajar merupakan suatu alat untuk mengukur aspek- 5

5 aspek tertentu dari siswa [14]. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan pembelajaran. Perolehan aspek-aspek perubahan tingkah laku tergantung pada apa yang dipelajari [13]. Hasil belajar IPS Ekonomi merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran IPS Ekonomi, hasil belajar diketahui dengan tes dan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah aktivitas belajar siswa. Menurut Paul dalam Sardiman mengklasifikasikan aktivitas belajar siswa menjadi delapan kelompok, antara lain sebagai berikut: (1) Visual activities, seperti membaca, memerhatikan gambar demonstrasi. (2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. (3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. (4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita karangan, laporan, angket, menyalin. (5) Drawing activities, seperti misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. (6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. (7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. (8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, antusias, bergairah, berani, tenang [15]. Diantara delapan indikator aktivitas belajar siswa dimodifikasi menjadi lima indikator berkaitan dengan aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian, yaitu: (1) Visual activities misalnya membaca memperhatikan gambar demonstrasi; (2) Oral activities seperti bertanya, mengeluarkan pendapatt, diskusi; (3) Listening activities misalnya mendengarkan; (4) Writing activities misalnya menyalin; (5) Emotional activities misalnya bersemangat. 3. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap sesuatu dalam kondisi yang terkendali. Penelitian ini menggunakan desain Quasi experiment. Ciri dari Quasi experiment dalam penelitian memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experiment dibagi dalam dua bentuk desain yaitu Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Berikut penjelasan bentuk desain penelitian: (1) Time-Series Design, dalam desain ini hanya menggunakan satu kelompok saja dan tidak memerlukan kelas kontrol. Diadakan pretest untuk mengukur keadaan kelompok siswa dan setelah keadaan kelompok seimbang kemudian diberikan treatment. (2) Nonequivalent Control Group Design, dalam desain ini pretest dan posttest dilakukan pada semua kelas kontrol maupun kelas eksperimen, terdapat satu kelas yang diberi perlakuan dan satu kelas tidak diberi perlakuan. Kelas yang diberi perlakuan diharapkan terjadi perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan treatment. 6

6 Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Rancangan penelitian sebagai berikut: [16] Kelompok(Group) Pretest Treatment Posttest Kelas Eksperimen O 1 X O 2 Kelas Kontrol O 3 - O 4 Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design Keterangan : O 1 : Pretest kelompok eksperimen O 2 : Posttest kelompok eksperimen O 3 : Pretest kelompok kontrol O 4: Posttest kelompok kontrol X : treatment kelompok eksperimen - : Tidak ada treatment kelompok kontrol Variabel bebas (independent) pada penelitian ini yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat adalah penggunaan Mind Mapping dengan Prezi. Variabel terikat (dependent) yang menjadi akibat karena variabel bebas adalah hasil belajar siswa. Populasi yang ditetapkan adalah siswa kelas X di SMK Al-Falah Salatiga yang berjumlah 3 kelas. Sifat populasi ini terdiri atas kelas-kelas yang sudah dirancang oleh sekolah. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling sehingga sampel juga berupa kelas yang diambil dari populasi kelas-kelas yang ada. Sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan dari pihak sekolah diambil dua kelas yaitu X Teknik Otomotif A (X TOA) sebagai kelas kontrol dan X Teknik Otomotif A (X TOB) sebagai kelas eksperimen, sedangkan X Tata Busana (X TB) digunakan sebagai kelas ujicoba. Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan Mind Mapping dengan Prezi, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa soal pretest dan posttest. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaan, dan tahap akhir. Tahap persiapan terdiri dari identifikasi masalah, studi literatur, pembuatan instrumen dan bahan ajar dilanjutkan dengan analisis intrumen. Identifikasi masalah digunakan untuk mengetahui masalah yang akan diselesaikan dan menentukan tujuan dalam penelitian, dalam identifikasi masalah dilakukan observasi untuk melihat proses pembelajaran secara langsung di dalam kelas sehingga dapat mengetahui permasalahan yang ada. Wawancara juga dilakukan untuk mendukung data observasi. Indikator wawancara terdiri kemudahan Mind Mapping dan Prezi, bagaimanakah pembelajaran Mind Mapping dengan Prezi serta manfaat menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan referensi dan mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan pada observasi. Pembelajaran konvensional membuat siswa bosan dan tidak memperhatikan guru. Pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi akan menjadi menyenangkan, menarik dan memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar di kelas. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini diamati untuk mendukung hasil observasi yang 7

7 dilakukan di dalam kelas. Indikator yang diamati dalam aktivitas belajar siswa adalah: (1) Visual activities, siswa memperhatikan tampilan yang diberikan. (2) Oral activities, siswa berpendapat atau bertanya. (3) Writing activities, siswa mencatat atau menyalin. (4) Listening activities, siswa mendengarkan dan memperhatikan informasi yang disampaikan. (5) Emotional activites, siswa antusias dan besemangat dalam mengikuti pembelajaran. Data yang diperoleh dipersentasekan kemudian hasil persentase tersebut akan dirata-ratakan dan disesuaikan dengan kriteria rata-rata persentase yaitu; % (sangat baik), 80 89% (baik), 70 79% (sedang), 60 69% (cukup), 50 59% (sangat kurang) [17]. Pembuatan instrumen dan materi ajar dimulai dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat berdasarkan sumber buku pegangan guru. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes hasil belajar merupakan tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari materi. Tes dalam penelitian menggunakan pretest dan posttest dengan tipe soal pilihan ganda sejumlah 21 soal. Sebelum soal tes dapat digunakan, terlebih dahulu soal diujicobakan pada kelas ujicoba dan hasil tes tersebut dianalisis dengan uji validitas dan uji reabilitas instrumen. Tahap pelaksaan terdiri dari pretest, treatment dan posttest. Pretest dilakukan untuk megetahui kondisi awal pemahaman siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Treatment, kelas kontrol tetap menggunakan pembelajaran konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. Prezi digunakan untuk presentasi dalam bentuk Mind Mapping. Diharapkan siswa kelas eksperimen tidak bosan dan memperhatikan sehingga dapat tercipta pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Setelah selesai membuat Mind Mapping dengan Prezi, kelompok menyampaikan hasil Mind Mapping yang telah dibuat. Berikut perbandingan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen: No Kegiatan BelajarKelas Kontrol Kegiatan BelajarKelas Eksperimen 1. Pendahuluan Pendahuluan a. Apersepsi a. Apersepsi Ruang kelas dipersiapkan seperti Ruang kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan dan absensi, kebersihan dan ketenangan. ketenangan. b. Memotivasi b. Memotivasi Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasan yang akan dipelajari. c. Rambu-rambu belajar Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuanpembelajaran materi pada hari itu. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasanyang akan dipelajari dan siswa diberi penjelasan bahwa materi pembelajaran yang akan disampaikan menggunakan Mind Mapping dengan Prezi c. Rambu-rambu belajar Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran materi pada hari itu. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 8

8 Guru menjelaskan materi kebutuhan manusia. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Guru menggambarkan contoh contoh kebutuhan manusia. Guru meminta siswa membaca materi di LKS Konfirmasi Meringkas materi di LKS Mengerjakan latihan soal 3. Penutup Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru menjelaskan materi kebutuhan manusia menggunakan Mind Mapping dengan Prezi Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Tahap Persiapan Latihan membuat Mind Mapping dengan Prezi Tahap Pendahuluan Guru meminta siswa untuk berdiskusi kelompok 4-5 orang tiap kelompok. Guru memberikan topik diskusi pada siswa tentang kelangkaan yang pernah terjadi di Indonesia. Hasil diskusi kelompok dicatat masih dengan menggunakan catatan biasa. Pada tahap ini Mind Mapping masih dibuat pada level menentukan topik sebagai pusat Mind Mapping dan cabang Mind Mapping. Tahap Transisi Guru meminta siswa untuk mulai membuat Mind Mapping dengan Cluster Map Pemindahan dari catatan biasa ke Mind Mapping Tahap Implementasi Guru meminta siswa untuk membuat Mind Mapping dengan Prezi Konfirmasi Hasil Mind Mapping dengan Prezi dipresentasikan Penutup Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Posttest dilakukan untuk mengukur dan melihat perbedaan hasil belajar pada kelas kontrol dan eksperimen. Soal posttest sama dengan soal pretest sebelumnya. Sebelum masuk tahap akhir, wawancara dilakukan kepada guru IPS Ekonomi dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon tentang penggunaan Mind Mapping dengan Prezi. Tahap akhir pengolahan data dimulai dengan evaluasi data hasil pretest dan posttest kemudian dilanjutkan dengan analisis data menggunakan uji prasayarat analisis uji normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis atau uji t. Setelah perhitungan analisis data kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. 9

9 Teknik Analisis data yang digunakan adalah analisis uji t. Adapun prasyarat analisis untuk uji t adalah data terdistribusi normal dan homogen [18]. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan analisis deskripsi dengan menghitung rata-rata hasil pretest posttest. Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas mempunyai ketentuan nilai signifikansi P > α (0,05), maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansi P < α (0,05), maka data tidak terdistribusi normal. Uji homogenitas dengan ketentuan nilai signifikansi P > α (0,05), maka data homogen. Sebaliknya jika nilai signifikansi P < α (0,05), maka data tidak homogen. Pengujian hipotesis uji t dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi P < α (0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sebaliknya jika nilai signifikansi P > α (0,05), maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. [16] Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut : H 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga. H 1 : Terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga. 4. Hasil dan Pembahasan Hasil observasi awal pada siswa kelas X di SMK Al-Falah Salatiga menunjukkan bahwa guru menggunakan pembelajaran konvensional dengan alasan penggunaan pembelajaran konvensional lebih mudah diterapkan tanpa persiapan yang membutuhkan waktu cukup lama. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa guru menggunakan media pembelajaran yang kurang menarik, pada kenyataannya sekolah mempunyai fasilitas media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dan lebih menarik berupa LCD, laptop dan internet. Penelitian dilakukan pada kelas XTOA berjumlah 19 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas X TOB berjumlah 19 siswa sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan Mind Mapping dengan Prezi, sedangkan proses pembelajaran kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen terdiri dari empat tahap yaitu tahap peersiapan, tahap pendahuluan, tahap transisi dan tahap implementasi. Sebelum tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan, guru memperkenalkan pada siswa tentang pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. Guru menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan topik bahasan kebutuhan manusia. Ketika guru menjelaskan materi, siswa memperhatikan dan semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas. Beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang disampaikan. Berikut Mind Mapping dengan Prezi yang digunakan dalam pembelajaran di kelas: 10

10 Gambar 4.1. Mind Mapping dengan Prezi dalam Pembelajaran Setelah materi disampaikan, guru memberikan tugas diskusi kelompok pada siswa tentang topik bahasan kelangkaan. Hasil diskusi dibuat dalam bentuk Mind Mapping dengan Prezi sesuai tahapan yang telah ditentukan dalam pembuatan Mind Mapping. Tahap pertama adalah tahap persiapan, pada tahap ini guru memberikan pelatihan pada siswa tentang bagaimana cara membuat Mind Mapping sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Pada tahap persiapan dilakukan pelatihan menggunakan Prezi. Tahap kedua adalah tahap pendahuluan, pada tahap ini langkah siswa mencatat hasil diskusi kelompok dengan catatan linier. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa untuk membahas topik diskusi yang diberikan guru. Siswa menentukan topik utama dan cabang topik Mind Mapping sesuai dengan topik diskusi dalam kelompok. Tahap berikutnya adalah tahap transisi, pada tahap ini siswa mulai membuat Mind Mapping dalam bentuk Cluster Map berdasarkan hasil diskusi kelompok. Cluster Map berbentuk struktur radian yang berisi kata kunci dalam Mind Mapping, akan tetapi masih menggunakan kalimat-kalimat pendek seperti dalam catatan linier namun harus diletakkan dalam suatu kotak atau lingkaran sehingga membentuk suatu Cluster. Tahap terakhir adalah tahap implementasi, pada tahap ini siswa memindahkan Cluster Map kedalam bentuk Mind Mapping dengan Prezi. Hasil pembuatan Mind Mapping dengan Prezi kelompok yang telah dibuat kemudian dipresentasikan di depan kelas. Presentasi dilakukan secara bergantian dengan waktu 5 sampai 10 menit setiap kelompok. Ketika presentasi berlangsung siswa memperhatikan penjelasan hasil diskusi yang disampaikan di depan kelas. Siswa antusias dan bersemangat mengajukan pertanyaan pada kelompok yang sedang melakukan presentasi di depan kelas. Berikut adalah salah satu contoh hasil diskusi kelompok siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi: 11

11 Gambar 4.2. Contoh Hasil Diskusi Kelompok Siswa Setelah treatment pada kelas eksperimen, wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa tentang penggunaan Mind Mapping dengan Prezi. Penggunaan Mind Mapping dengan Prezi mudah dan dalam penyampaian materi lebih ringkas mencakup satu pokok bahasan. Pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi menarik dan menyenangkan jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Guru menyatakan bahwa Menggunakan Mind Mapping dan Prezi mudah, akan tetapi butuh kebiasaan baru mahir menggunakannya. Akan tetapi, baru pertama kali siswa sudah bisa membuat Mind Mapping dengan Prezi. Mind Mapping dapat digunakan untuk membuat materi menjadi ringkas dan menyeluruh pada satu pokok bahasan. Semakin menarik ketika menggunakan Prezi untuk membuat Mind Mapping. Pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa lebih antusias dan tertarik dibandingkan dengan pembelajaran seperti biasa. (Penjelasan Guru) Wawancara dengan siswa dilakukan pada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi dan nilai terendah dalam kelas eksperimen. Dapat disimpulkan pembuatan Mind Mapping dengan Prezi mudah dan menarik. Pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi siswa lebih kreatif, belajar menjadi efektif. Siswa menyatakan bahwa, Mind Mapping merupakan pembelajaran yang baru pertama kali. Awalnya susah akan tetapi setelah dijelaskan cara membuat Mind Mapping menjadi lebih mudah. Sedangkan untuk Prezi tool dalam aplikasi mudah digunakan. Memasukkan gambar pada kanvas presentasi tidak ribet. Menggunakan Mind Mapping dengan Prezi belajar menjadi menarik, menyenangkan dan menghafal pelajaran jadi mudah. (Siswa 1) Pertama membuat Mind Mapping masih bingung, akan tetapi setelah diajari menjadi mengerti dan mudah. Menggunakan Prezi baru pertama kali, akan tetapi langsung bisa membuat presentasi. Membuat Mind Mapping dengan Prezi menarik, bisa memilih desain yang sudah ada dan bisa juga membuat desain sendiri. Belajar menggunakan Mind Mapping dengan Prezi menyenangkan, tidak membosankan, menjadikan lebih kreatif, belajar lebih mudah dan menarik. ( Siswa 2) Selain wawancara, aktivitas belajar siswa dalam kelas diamati ketika pembelajaran sedang berlangsung. Indikator yang diamati Visual activities, Oral activities, Writing activitie, Listening activities dan, Emotional activites. Berikut adalah persentase aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen: 12

12 Tabel 4.1. Persentase Aktivitas Belajar Siswa No Aspek Kontrol Persentase Eksperimen 1 Siswa memperhatikan tampilan yang diberikan guru 42,1% 89,4% 2 Siswa mengeluarkan pendapat 52,6% 73,6% 3 Siswa mencatat yang djelaskan guru 52,6% 94,7% 4 5 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru Siswa antusias dan bersemngat mengikuti pembelajaran 52,6% 73,6% 57,8% 73,6% Total 51,5 % 80,98 % Tabel 4.1 menunjukkan persentase aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Keseluruhan persentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol sebesar 51,5% dan kelas eksperimen sebesar 80,98%. Dapat dinyatakan aktivitas belajar siswa kelas kontrol masuk dalam kategori sangat kurang sedangkan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen masuk dalam kategori baik. Indikator ketiga menunjukkan selisih persentase yang signifikan antara aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen. Hal tersebut didukung oleh wawancara dengan siswa yang menyatakan bahwa ketika guru menjelaskan materi menggunakan Mind Mapping dengan Prezi, materi yang disampaikan menjadi mudah dipahami, terstruktur, tidak membingungkan dan lebih ringkas. Sehingga membuat siswa berminat, bersemangat dan tidak malas untuk mencatat. Tabel 4.2. Persentase Aktivitas Belajar Antar Siswa No Aspek Persentase 1 Siswa memperhatikan tampilan yang diberikan siswa lain 84,2% 2 Siswa melakukan diskusi kelompok 100% 3 Siswa mencatat hasil diskusi kelompok 73,6% 4 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan siswa lain ketika presentasi 78,9% 5 Siswa antusias dan bersemngat mengikuti pembelajaran 84,2% Total 84,18 % Tabel 4.2 menunjukkan persentase aktivitas belajar antar siswa dengan persentase pada aspek pertama 84,2%, aspek kedua 100%, aspek ketiga 73,6%, 13

13 aspek keempat 78,9% dan aspek kelima 84,2%. Total persentase yaitu 84,18% masuk dalam kategori baik. Sebelum dan setelah treatment, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan posttest dengan soal yang sama. Sebelum soal diberikan, soal diujicobakan untuk mendapatkan soal valid dan reliabel. Uji validitas dari 30 butir soal diperoleh 21 butir soal yang dinyatakan valid. Soal valid bernomorkan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 29. Soal tidak valid bernomorkan 7, 9, 13, 14, 18, 21, 26, 28, 30. Hasil menunjukkan Alpha 0,842 > 0,05, maka soal dinyatakan reliabel. Selanjutnya soal pretest dan posttest diujikan pada kelas kontrol dan eksperimen. Hasil pretest menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 51,21 dan kelas eksperimen sebesar 49,11. Hasil posttest menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol sebesar 59,63 dan kelas eksperimen sebesar 78,16. Data hasil pretest dan posttest dianalisis menggunakan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov pada nilai pretest dan posttest. Nilai signifikan P pada nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,655 dan 0,358, maka nilai signifikan P < α (0,05), dapat dinyatakan data pretest pada kedua kelas tersebut terdistribusi normal. Nilai signifikan P pada nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,471 dan 0,500, maka dapat dinyatakan nilai signifikan P < α (0,05) dan terdistribusi normal. Hasil perhitungan uji homogenitas pada nilai signifikansi Levene s Test data pretest dan posttest. Nilai signifikan pretest kelas kontrol dan eksperimen 0,718 > 0,05. Nilai signifikan posttest kelas kontrol dan eksperimen 0,581 > 0,05. Disimpulkan data pretest dan posttest homogen. Setelah dilakukan uji prasyarat analisis diperoleh data terdistribusi normal dan homogen, kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t-test. Hasil perhitungan uji t- testdengan uji statistik Independent Sample T Test nilai signifikan P pada nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen diperoleh 0,465 > 0,05. Nilai signifikan P pada nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen diperoleh 0,000 < 0,05.Berikut adalah rangkuman hasil perhitungan: Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Perhitungan Keterangan Kelas Mean Uji t Perbedaan Pretest Kontrol 51,21 0,465 Tidak Eksperimen 49,11 Signifikan Posttest Kontrol 59,63 0,000 Signifikan Eksperimen 78,16 Tabel 4.3 menunjukkan rangkuman hasil perhitungan nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol dan eksperimen relatif sama dengan nilai 51,21 dan 49,11. Nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dengan nilai 59,63 dan 78,16. Hasil uji t- test data pretest menunjukkan nilai signifikansi 0,465 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Hasil posttest menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat dinyatakan terdapat pengaruh 14

14 signifikan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hipotesis dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Dewa Ayu bahwa dengan menggunakan Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Restu Setiawan bahwa dengan menggunakan Prezi dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 5. Simpulan Berdasarkan analisis data tentang penggunaan Mind Mapping dengan Prezi dapat diambil kesimpulan: (1) Persentase aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol sebesar 51,5% masuk dalam kategori sangat kurang, sedangkan persentase aktivitas pada kelas eksperimen dengan menggunakan Mind Mapping dengan Prezi 80,98% masuk dalam kategori baik dan persentase aktivitas antar siswa sebesar 84,18% masuk dalam kategori baik. Jadi Mind Mapping dengan Prezi berdampak positif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. (2) Hasil uji t-test menunjukkan nilai signifikansi P 0,000 < 0,05, maka terdapat pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis dalam penelitian diterima, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga. (3) Perbedaan hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 78,16 dan rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 59,63. Berdasarkan simpulan maka beberapa saran yang diusulkan sebagai upaya perbaikan adalah, sebagai berikut : (1) Guru lebih kreatif dalam penyampaian pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. (2) Penggunaan Mind Mapping dengan Prezi perlu diterapkan dan dikembangkan pada materi yang lain dengan tujuan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa. (3) Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini. 6. Daftar Pustaka [1] Trianto Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka [2] Supriatna, Nana Implementasi SI dan SKL IPS SMK NANA_SUPRIATNA/mak-SMK pdf. Diunduh tanggal jam [3] Solihatin, Etin; Raharjo Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara [4] Buzan, Tony Buku Pintar Mind Map untuk Anak: Agar Anak Mudah Menghafal dan Berkonsentrasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 15

15 [5] Buzan, Tony Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama [6] Buzan, Tony BukuPintar Mind Map untuk Anak: Agar Anak Lulus Ujian Dengan Nilai Bagus. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama [7] Asmani, Ma mur Jamal Tips Efektif Pemanfaat dan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press [8] Admin Prezi, Sofware Presentasi Zooming. [online]. Diakses tanggal jam [9] Ayu, Dewa; Nengah Bawa; Marhaeni Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Ketrampilan Berpikir Kreatif dan Pretasi Belajar IPS. Jurusan Pendidikan Dasar. Volume 3 Tahun Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Hal 10 [10] Setiawan, Restu Penerapan Media Presentasi Prezi pada Materi Ciri- Ciri Makhluk Hidup untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Karang Anyar Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Semarang: IKIP PGRI. Hal [11] Djohan Yoga How to Apply Real-time Mind Map at Classroom. Smart Learning & Thinking Center Singapore [12] Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada [13] Rifa i, Achmad; Chatarina Tri Anni Psikolog Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press [14] Dimyati, Mudjiono Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta [15] Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada [16] Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta [17] Tahir, Wahdah Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Kartu Bilangan Pada Pembelajaran Matematika. Diakses tanggal jam [18] Subana; Moersetyo Rahadi Statistika Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setya 16

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

UPAYA PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL PADA SISWA SMK N 3 SALATIGA SKRIPSI

UPAYA PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL PADA SISWA SMK N 3 SALATIGA SKRIPSI UPAYA PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL PADA SISWA SMK N 3 SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk pretest-posttest control group design menggunakan satu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk pretest-posttest control group design menggunakan satu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Quasi Eksperimental Design). Peneliti menggunakan desain penelitian yang berbentuk pretest-posttest control

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG. PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG Dian Arima Gusti 1, Iing Rika Yanti 2, Silvi Trisna 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping

Lebih terperinci

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum SMP/ MTs. Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Eka Fermantika 1), Mukhni 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Eka_Fermantika@ymail.com 2,3)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Siswa Menurut Sardiman (2011), pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

PUBLIKASI ILMIAH. Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh: PENGARUH PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PUBLIKASI ILMIAH Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Widia Ningsih 1, Niniwati 1, Fazri Zuzano 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI ISSN 5-73X PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI BINJAI Benni Aziz Jurusan Pendidikan Fisika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR

PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR JIPFRI, Vol. No. Halaman: 9-3 Mei 07 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR Effendi * Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi. Dimana peneliti bekerjasama dengan guru kelas. Peneliti sebagai perencana kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK PENGGUNAAN ALGA SIAPA-AKU PADA MATERI KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 MERBAU MATARAM Rahayu Dwi Mastuti Widayati rahayuwidayati25@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh: PERBEDAAN ANTARA PEMBELAJARAN INDVIDUAL ( Metode Mind Mapping ) DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Metode Numbered Head Together ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ARTIKEL. Oleh: Indriyani Nalole Jurusan Pendidikan Ekonomi. Nip Nip

PERSETUJUAN ARTIKEL. Oleh: Indriyani Nalole Jurusan Pendidikan Ekonomi. Nip Nip PERSETUJUAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMET) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 SMA N 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Shinta Arwidya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Godean yang terletak di Jl. Jae Sumantoro Sidoluhur Godean Sleman, merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai proses penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dimyati (1994:3) menyatakan bahwa Hasil belajar merupakan hasil dan suatu interaksi

Lebih terperinci

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMPN 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013) Dwi Maisari 1,

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

Desain Nonequivalent Control Group Design

Desain Nonequivalent Control Group Design BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperiment. Menurut Sugiyono (2011) bentuk ini mempunyai kelompok kontrol dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Tempat dan Waktu Penelitiaan 3.1.1 Jenis Penelitiaan Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP TUNAS BARU JIN-SEUNG BATAM TAHUN AJARAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP TUNAS BARU JIN-SEUNG BATAM TAHUN AJARAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP TUNAS BARU JIN-SEUNG BATAM TAHUN AJARAN 2014/2015 Nina Agustyaningrum*, Helen Tio Simanungkalit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan pengembangan dari true experimental design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu/ quasi experimental research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian

Lebih terperinci

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Oleh Saryana PENDAHULUAN PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana

Lebih terperinci

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Sulasmini Sutriyono Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD Tri Lestari 1, Suripto 2, Triyono 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jl. Slamet Riyadi No. 449,

Lebih terperinci

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU SOFWARE PREZI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SEMESTER II Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG Yunita Eka Putri 1, Lutfian Almash 2, Syukma Netti 1 1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY 1 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP DI KABUPATEN BANTUL DITINJAU DARI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivisme dan pendekatan konvensional dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELTIAN BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan model

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

: Model Pembelajaran Kontekstual (CTL), KeaktifanSiswa

: Model Pembelajaran Kontekstual (CTL), KeaktifanSiswa PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR NEGERI WARUNGBAMBU I Mutiara Tri Rahayu* Hermanto Email : rahayumutiara50@yahoo.co.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bangunrejo. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam enam kelas,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan 7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik

Lebih terperinci

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2013/2014 Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya kegiatan/keaktifan. Kegiatan dapat berupa kegiatan fisik maupun psikis yang saling berhubungan. Sedangkan

Lebih terperinci

Ulfa Devayuni Utami;Suwasono; Perbedaan Penerapan Metode Mind Maping dengan...

Ulfa Devayuni Utami;Suwasono; Perbedaan Penerapan Metode Mind Maping dengan... Ulfa Devayuni Utami;Suwasono; Perbedaan Penerapan Metode Mind Maping dengan... PERBEDAAN PENERAPAN METODE MIND MAPPING DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Peneliitian Sampel yang diambil adalah 2 SD Negeri kelas V dari SD Negeri di Gugus Gatot Subroto yaitu SDN 03 Ngraho dan SDN 01 Nglandeyan. Kelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 4 Kertasari yang berlokasi di Jalan Kartanagara No. 50 Kelurahan Kertasari, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Rahma Faelasofi Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Email: rahmafaelasofi_02@yahoo.co.id Abstract The objectives of this research

Lebih terperinci

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DENGAN KARTU PINTAR PADA PELAJARAN IPS

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DENGAN KARTU PINTAR PADA PELAJARAN IPS Jurnal Edudikara, Vol 2 (3); p.217-224, September 2017 ISSN 2541-0261 KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DENGAN KARTU PINTAR PADA PELAJARAN IPS Wawan Priyanto Program Studi PGSD, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Fatima Batubara dan Karya Sinulingga Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran Biologi Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN TEKSCERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanyaan Siswa Banyak kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering dilakukan di

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Metode penelitian eksperimen kuasi dipilih untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Konsep yang akan dijelaskan dalam kajian teori berikut meliputi karakteristik pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, pengertian hasil belajar, strategi dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasi eksperimental reserch). Eksperimen semu merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya pengertian belajar menurut Syah (2007: 92). Belajar adalah tahapan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matematika di Sekolah Dasar Matematika merupakan satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaknya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: INTAN PRATAMA WULANDARI A510090

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Metode Guided Inquiry terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 2 Banguntapan

Pengaruh Penerapan Metode Guided Inquiry terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 2 Banguntapan Jurnal BIOEDUKATIKA Vol. 3 No. 2 Desember 2015 ISSN: ISSN: 2338-6630 Halaman 1-8 Pengaruh Penerapan Metode Guided Inquiry terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 2 Banguntapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI

JURNAL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI JURNAL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI The Influence Of Mind Mapping Model To The StudentsResults

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester genap SDN Kandangan 03 yang berjumlah 25 siswa dan SDN Polosiri 01 yang

Lebih terperinci