HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Alias 1, Hartati 2, Indirawaty 3 1 Poltekkes Kemenkes Makassar 2 Poltekkes Kemenkes Makassar 3 Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK Pengetahuan adalah segala sesuatu apa yang diketahuai berkenaan dengan sesuatu hal. Pengetahuan memiliki pengaruh yang besar terhadap penyakit gangguan jiwa makin rendah pengetahuan tentang gangguan jiwa untuk individu,keluarga dan masyarakat. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama,perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui sikap. karena itu diperlukan sikap yang baik dalam merawat pasien dengan gangguan perilaku kekerasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan pasien Perilaku Kekerasan di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Provinsi Sul Sel. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analitik Deskriptif Analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi responden adalah seluruh keluarga pasien perilaku kekerasan yang dirawat di unit rawat inap Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel. Sebanyak 200 orang. Jumlah sampel sebanyak 33 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi.penentuan besar sampel dengan menggunakan rumus,pengambilan sampel dengan tehnik asidental sampling. Variabel independenya adalah pengetahuan dan sikap keluarga. Variabel dependennya adalah pasien perilaku kekerasan. Data dikumpulkan menggunakan quesioner dan observasi dengan tingkat kemaknaan < 0,05, Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pemahaman keluarga terhadap pasien perilaku kekerasan (ρ = 0,048), hubungan sikap menerima keluarga terhadap pasien perilaku kekerasan (ρ = 0,234), hubungan sikap merespon keluarga terhadap pasien perilaku kekerasan (ρ = 0,103). Dapat disimpulkan bahwa pemahaman keluarga terdapat hubungan dengan pasien perilaku kekerasan di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi- Selatan dan sikap menerima tidak terdapat hubungan dengan pasien perilaku kekerasan di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi-Selatan. sikap merespon tidak terdapat hubungan dengan pasien perilaku kekerasan di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi-Selatan. Untuk studi lebih lanjut diperlukan jumlah sampel yang lebih banyak dan pengukuran yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kata Kunci : Memahami, menerima,merespon,keluarga PENDAHULUAN Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap kecemasan yang dirasakansebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami kecemasan, stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini, peran serta keluarga sangat penting, namun perawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan jiwa. Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,orang lain maupun lingkungan Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Fitria 2009). perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral). Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia akut yang tidak lebih dari satu persen. Salah satu bentuk masalah gangguan mental emosional yang dialami sebagian besar pasien adalah perilaku kekerasan. Pasien dapat melakukan perilaku kekerasan kepada 125

2 orang lain, lingkungan maupun terhadap dirinya sendiri. Meskipun belum ada data yang pasti, namun diprediksikan Indonesia akan menjadi wilayah yang sangat rentan untuk mengalami ledakan angka gangguan jiwa untuk jenis perilaku kekerasan ditahun-tahun mendatang. Keluarga merupakan unit paling dekat dengan penderita, dan merupakan perawat utama bagi penderita. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan penderita di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit akan sia-sia jika tidak di teruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan penderita harus dirawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal perawatan di rumah sakit akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat penderita di rumah sehingga kemungkinan kambuh dapat di cegah. Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan penderita perilaku kekerasan adalah kurangnya peran serta keluarga dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena keluarga yang tidak tahu cara menanggani perilaku penderita di rumah. Keluarga jarang mengikuti perawatan penderita karena jarang mengunjungi penderita di rumah sakit, dan tim kesehatan di rumah sakit juga jarang melibatkan keluarga. Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Pada masyarakat umum terdapat 0,2 0,8 % penderita skizofrenia dan dari 120 juta penduduk di Negara Indonesia terdapat kira-kira orang anak yang mengalami gangguan jiwa (Maramis, 2004 dalam Carolina, 2008). Data WHO tahun 2006 mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira persen mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang (WHO, National institute of mental health. (NIMH) melakukan studi mengenai masalah masalah perkawinan pada orang tua pasien dengan gangguan jiwa, terutama pada keluarga keluarga yang mempunyai proyektif dan pola hubungan tentang yang sering diturunkan kebeberapa generasi berikutnya,studi lain menyangkut pengaruh konunikasi keluarga (verbal dan non verbal) dalam mekanisme genesis timbulnya gejalagejala gangguan jiwa. (Ayub, 2011) Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia mencapai 245 jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi yang sangat serius karena lebih tinggi 2,6 kali dari ketentuan World Health Organitazion (WHO). Di Indonesia, menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi gangguan mental emosional berjumlah 11,6% dari populasi orang dewasa. Bila dihitung menurut jumlah populasi orang dewasa Indonesia saat ini sebanyak lebih kurang berarti terdapat orang yang mengalami gangguan mental emosional. (Depkes RI, 2010). Di perkirakan penduduk indonesia menderita gangguan jiwa sebesar 2-3%. Dari Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga (SKMRT) tahun 1995,didapatkan bahwa 185 dari anggota rumah tangga mempunyai gejala gangguan jiwa.surpvei Kesehatan Rumah Tangga 1995,angka gangguan mental emosional penduduk usia >15 tahunadalah 140 per anggota rumah tangga (ART).Pola usia penduduk semakin lanjut dengan angka harapan hidup 66,2 tahun.hal ini memerlukan penyediaan sarana pelayanan yang baik termasud pelayana kesehatan mental. (Kusumawati 2012). Prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta (24,3 %), diikuti Nagroe Aceh Darussalam (18,5 %), Sumatera Barat (17,7 %), NTB (10,9 %), Sumatera Selatan (9,2 %) dan Jawa Tengah (6,8%) (Depkes RI, 2008). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2007), menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk terdapat empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa. Berdasarkan dari data tersebut bahwa data pertahun di Indonesia yang mengalami gangguan jiwa selalu meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian medical record Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sul sel. Pada tanggal 04 November 2013,jumlah penderita gangguan jiwa yang mengalami perilaku kekerasan dalam 3 tahun terakhir berjumlah 2712,dengan rincian sebagai berikut : 1) Januari Desember 2010 sebanyak 785 orang, 2) Januari Desember 2011 sebanyak 882 orang dan 3) januari Desember 2012 sebanyak Data tersebut di atas menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa yang mengalami perilaku kekerasan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. 126

3 Pengetahuan dan sikap keluarga terhadap pasien perikalu kekerasan sangat erat kaitannya, karena keluarga merupakan unit paling dekat dengan penderita, dan merupakan perawat utama bagi penderita, keluarga berperan dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan penderita. Dengan pengetahuan dan sikap yang baik yang dimiliki oleh keluarga akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat penderita dengan baik sehingga kemungkinan kambuh dapat di cegah. Salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan penderita perilaku kekerasan adalah kurangnya pengetahuan dan sikap yang kurang baik terhadap penderita perilaku kekerasan. Bedasarkan uraian di atas,prevalensi gangguan jiwa,khususnya yang mengalami perilaku kekerasan masih menjadi masalah kesehatan bangsa ini. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan dan sikap keluarga terhadap pasien Perilaku Kekerasan di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Provinsi Sul Sel. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti,maka jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah sakit Khusus daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 04 sampai 18 November yaitu peneliti berupaya mencari hubungan antara variabel dan menganalisa atau menguji hipotesis yang dirumuskan. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu melakukan pengukuran variabel dependent dan independent hanya satu kali tanpa melakukan follow up (Sugiyono 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien perilaku kekerasan yang dirawat di unit rawat inap Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel yang berjumlah 200 orang. Penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan runmus didapatkan 33 responden sesuai dengan criteria inklusi : 1) Kriteria inklusi a) Keluarga pasien perilaku kekerasan yang sedang di rawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel. b) Bisa membaca dan menulis. c) Bersedia untuk diteliti. d) Berusia tahun e) Kooperatif. 2) Kriteria eksklusi a) Bukan keluarga pasien perilaku kekerasan yang sedang dirawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel. b) Tidak bisa membaca dan menulis c) Tidak bersedia untuk diteliti d) Tidak kooperatif. Pengumpulan data Pengumpulan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian yaitu bagian rekam medic RSKD Prov.Sulsel,data primer dari questioner dan lembar observasi. Pengolahan data dilakukan dengan : 1. Editing Yaitu melihat apakah data-data pada lembar quesioner telah terisi dengan lengkap. 2. Coding Mengelompokkan jawaban responden menurut jenisnya dan member kode pada masing-masing jawaban menurut item pada lembar instrument 3. Tabulasi Memasukkan data ke dalam table distribusi frekuensi untuk memudahkan analisa data. Analisa data Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel dengan variabel yang hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing,koding,tabulasi dan uji statistik. Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi,menggunakan bantuan program SPSS for windows 16,0. Melalui tahapantahapan,kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode uji statistik univariat dilakukan untuk variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihat distribusi atau hubungan beberapa variabel yang dianggap terkait dengan menggunakan uji chi-square Analisis data dilakukan dengan mengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis yang akan ditolak dengan menggunakan uji chisquare. Batas kemaknaan = 0,05, Ho ditolak jika p < 0,05 dan Ho diterima jika p > 0,05. Jika p < α (0,05) maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang berarti ada hubungan antara pemahaman,penerimaan dan respon keluarga dengan perilaku kekerasan. Sedangkan jika p > α (0,05) maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak ang berarti tidak ada hubungan antara 127

4 pemahaman,penerimaan dan respon keluarga dengan perilaku kekerasan. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan umur keluarga penderita perilaku kekerasan di unit rawat inap RSKD Prov. Umur n (%) tahun tahun tahun tahun tahun Tabel 5.1 menunjukan bahwa kelompok umur responden terbanyak yaitu umur tahun sebanyak 12 orang (36.4%) dan kelompok umur terendah yaitu umur tahun sebanyak 1 orang (3,0%). Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin keluarga penderita perilaku kekerasan di unit rawat inap RSKD Pro. Sul- Sel 2013 Jenis kelamin n (%) Laki-laki Perempuan Tabel 5.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (54,5%) dan dan sebagian kecil berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang (45,5%) Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pendidikan keluarga penderita perilaku kekerasan di unit rawat inap RSKD Prov. Pendidikan n (%) Tidak sekolah SD SLTP SMA Strata 1/pasca sarjana Tabel 5.3 menunjukan bahwa sebagian besar kelompok pendidikan responden terbanyak yaitu SD sebanyak 12 orang (36.4%) dan kelompok pendidikan terendah yaitu tidak sekolah sebanyak 2 orang (6,1%). Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan keluarga penderita perilaku kekerasan di unit rawat inap RSKD Prov. Pekerjaan n (%) IRT Buruh Petani Wiraswasta Honorer PNS Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar kelompok pekerjaan responden terbanyak yaitu IRT sebanyak 13 orang (39.4%) dan kelompok pekerjaan terendah yaitu petani dan honorer, masing-masing 1 orang (3,0%). Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan keluarga penderita perilaku kekerasan di unit rawat inap RSKD Pro. Tingkat Pengetahuan n (%) Baik Cukup Kurang Tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan memahami keluarga masih kurang yaitu sebanyak 15 orang (45.45%), sedangkan terendah dengan kategori cukup sebanyak 5 orang (15.15%), pemahaman baik sebanyak 13 orang (39.40%). Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan sikap menerima keluarga penderita perilaku kekerasan di unit rawat inap RSKD Prov. Sikap Menerima n (%) Positif Negatif Tabel 6 menunjukan bahwa sebagian besar keluarga yang memiliki sikap positif 128

5 sebanyak 22 orang (66.67%), sedangkan sebagian kecil keluarga yang memiliki sikap negatif sebanyak 11 orang (33.33%). Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan sikap merespon keluarga penderita perilaku kekerasan di Unit rawat inap RSKD Prov. Sikap Merespon n (%) Positif Negatif Tabel 7 menunjukan bahwa sebagian besar keluarga yang memiliki sikap merespon positif sebanyak 27 orang (81.81%), sedangkan sebagian kecil keluarga yang memiliki sikap merespon negatif sebanyak 6 orang (18.19%). Tabel 8. Distribusi Responden perilaku kekerasan di unit rawat inap RSKD Provinsi Pasien PK n (%) Agresif Tidak agresif Tabel 8 menunjukan bahwa sebagian besar pasien yang perilaku kekerasan yang mengalami agresif yaitu sebanyak 19 orang (57.58%), sedangkan sebagian kecil yang tidak agresif sebanyak 14 orang (42.42%). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang apakah ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent Tabel 9. Distribusi hubungan pengetahuan memahami keluarga dengan pasien perilaku kekerasan di unit rawat inap RSKD.Prov.Sulsel.2013 Pasien PK Tingkat pengetahuan memahami Agresif Tidak agresif Total n % n % n % Baik Cukup Kurang Jumlah Value = Berdasarkan Tabel 9 diatas menunjukan bahwa tingkat Pengetahuan memahami, dengan data kurang terdapat sebanyak 9 orang (47,36%) dengan pasien perilaku kekerasan agresif dan 2 orang (14,4%) dengan pasien perilaku kekerasan tidak agresif. Sedangkan tingkat pengetahuan keluarga dengan kategori cukup sebanyak 3 orang (15,79%) dengan pasien perilaku kekerasan tidak agresif sebanyak 2 orang (14,4%) Hal ini di tunjukan melalui hasil uji statistik chi square bahwa terdapat hubungan antara tingkat pemahaman keluarga dengan pasien perilaku kekerasan. Dimana nilai = 0,048 (α < 0,05). Tabel 10. Hubungan sikap menerima di unit rawat inap RSKD Prov. Pasien PK Sikap Agresif Tidak agresif Total Menerima n % n % n % Positif Negatif Jumlah Value = Berdasarkan Tabel 10 diatas menunjukan bahwa sebagian besar keluarga yang memiliki sikap menerima dengan kategori positif terdapat sebanyak 14 orang (66.67%) dengan pasien perilaku kekerasan agresif dan 8 orang (66,66%) dengan pasien perilaku kekerasan tidak agresif. Sedangkan sebagian kecil keluarga yang memiliki sikap menerima dengan kategori negatif terdapat sebanyak 7 orang (33,33%) dengan pasien perilaku kekerasan tidak agresif sebanyak 4 orang (33,33%) Hal ini di tunjukan melalui hasil uji statistik chi square bahwa terdapat tidak ada hubungan antara sikap menerima keluarga dengan pasien perilaku kekerasan. Dimana nilai =0, 234 (α > 0,05). Tabel 11 : Hubungan sikap merespon di unit rawat inap RSKD Prov. Pasien PK Sikap Tidak Agresif Total Merespon agresif n % n % N % Positif Negatif Jumlah Value =

6 Berdasarkan Tabel 5.11 diatas menunjukan bahwa sebagian besar keluarga yang memilki sikap merespon dengan kategori positif terdapat sebanyak 18 orang (81.81%) dengan pasien perilaku kekerasan agresif dan 9 orang (81.81%) dengan pasien perilaku kekerasan tidak agresif. Sedangkan sebagian kecil keluarga yang memiliki sikap menerima dengan kategori negatif terdapat sebanyak 4 orang (18,19%) dengan pasien perilaku kekerasan tidak agresif sebanyak 2 orang (18.19%), Hal ini di tunjukan melalui hasil uji statistik chi square bahwa terdapat tidak ada hubungan antara sikap menerima keluarga dengan pasien pasien perilaku kekerasan. Dimana nilai = 0,103 (α > 0,05). PEMBAHASAN 1. Hubungan pemahaman keluarga dengan pasien perilaku kekerasan Dari hasil uji statistik chi squre diperoleh nilai α < 0,05 dan nilai = 0.048, ini berarti bahwa ada hubungan bermakna antara pemahaman keluarga dengan pasien perilaku kekerasan. dalam pengertian dari hasil uji statistik Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemahaman keluarga dengan pasien perilaku kekerasan dinyatakan kurang 15 (45,45%) dari 33 orang yang dijadikan responden, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar keluarga memiliki tingkat pemahaman yang kurang Hal tersebut sesuai dengan Teori lyus,y (2009), menyatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh yang besar terhadap penyakit gangguan jiwa makin rendah pengetahuan tentang gangguan jiwa untuk individu, keluarga, dan masyarakat. makin besar pula gejala timbulnya pada pasien. Sebaliknya pengetahuan yang baik tentang gangguan jiwa akan membantu masyarakat dalam mengatasinya. Menurut peneliti hal ini terlihat dari beberapa kuesioner tentang pengetahuan kurang baik terhadap keluarga pasien tentang pasien perilaku kekerasan. Dari jawaban responden yang menjawab kurang baik diantaranya responden yang menjawab tentang apa penyebab pasien menderita perilaku kekerasan adalah penyakit kutukan dari tuhan yaitu sebanyak 15 orang (45,45%). Seharusnya keluarga menyadari bahwa penyebab timbulnya penyakit perilaku kekerasan disebabkan oleh faktor genetika. 2. Hubungan sikap menerima keluarga dengan pasien perilaku kekerasan Dari hasil uji statistik chi squre diperoleh nilai α < 0,05 dan nilai = 0,234, ini berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna antara sikap menerima keluarga dengan pasien perilaku kekerasan. dalam pengertian dari hasil uji statistik Ho diterima dan Ha ditolak Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sikap mernerima keluarga dengan pasien perilaku kekerasan dinyatakan positif sebanyak 14 orang (66.67%) dari 33 orang yang dijadikan responden, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar keluarga memiliki sikap menerima yang positif terhadap pasien perilaku kekerasan. Sementara dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian responden mempunyai sikap yang positif lebih banyak dari pada yang negatif, Hal ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh faktor kepedulian dan rasa cinta dari keluarga terhadap pasien tersebut. Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori notoatmodjo (2007) sikap adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera, setiap orang mempunyai sikap yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama, perubahanperubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui sikap. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tri wahyuningsi (2007), yang menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya kekambuhan pada pasien dengan gangguan perilaku kekerasan adalah karena ketidak tahuan dan sikap tidak peduli keluarga tentang cara merawat pasien dirumah. Menurut peneliti hal ini terlihat dari beberapa kuesioner dengan jawaban responden yang memiliki sikap positif lebih banyak dari pada jumlah responden yang menjawab negatif. Dari jawaban responden yang menjawab positif sebagian besar responden tahu bahwa pasien perilaku kekerasan tidak boleh dikucilkan dan sebagian besar keluarga menerima keadaan klien yaitu sebanyak 14 orang (66.67%). Dalam penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan responden tentang perilaku kekerasan sebagian besar adalah positif, hal ini dikarenakan adanya responden yang kurang memahami tentang pengertian perilaku kekerasan, tanda dan gejala perlaku kekerasan dan cara perawatan pasien ini terbukti dari

7 responden hampir sebagian besar responden yaitu 7 respendon kurang memahami tentang perilaku kekerasan. Untuk hal tersebut maka peneliti mengupayakan dengan cara memberikan penyuluhan tentang penyakit perilaku kekerasan, sikap positif dari petugas kesehatan juga dapat meningkatkan pelayanan yang baik sehingga keluarga mendapatkan informasi mengenai penyakit perilaku kekerasan. 3. Hubungan sikap merespon keluarga dengan pasien perilaku kekerasan Dari hasil uji statistik chi squre diperoleh nilai α < 0,05 dan nilai = 0,103, ini berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna antara sikap merespona keluarga dengan pasien perilaku kekerasan. dalam pengertian dari hasil uji statistik Ho diterima dan Ha ditolak Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sikap merespon keluarga dengan pasien perilaku kekerasan dinyatakan positif sebanyak 18 orang (81.81%) dari 33 orang yang dijadikan responden, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar keluarga memiliki sikap menerima yang baik. Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori notoatmodjo (2007) sikap adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera, setiap orang mempunyai sikap yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama, perubahanperubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui sikap. Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori Notoatmodjo (2010) sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain : a. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Misalnya, seorang ibu yang anaknya sakit, segera ingin membawanya ke puskesmas, tetapi pada saat itu tidak mempunyai uang sepeser pun sehingga ia gagal membawa anaknya ke puskesmaas. b. Sikap akan di ikuti atau tidak di ikut ioleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain. Misalnya, seorang ibu tidak mau membawa anaknya yang sakit keras ke rumah sakit, meskipun ia mempunyai sikap yang positif terhadap RS, sebab ia teringat akan anak tetangganya yang meninggal setelah beberapa hari di RS. c. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan sementara maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara pemahaman di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi-Selatan yang dibuktikan dengan hasil uji statistik chi squre diperoleh nilai α < 0,05 dan nilai = Tidak ada hubungan antara sikap menerima di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi-Selatan yang dibuktikan dengan hasil uji statistik chi squre diperoleh nilai α > 0,05 dan nilai =0, Tidak ada hubungan antara sikap merespon di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi-Selatan yang dibuktikan dengan hasil uji statistik chi squre α > 0,05 dan nilai = 0,103.. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas,maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi keluarga pasien Kepada keluarga diharapkan lebih berperan aktif dalam mengikuti kegiatan penyuluhan yang biasa dilakukan pada rumah sakit sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga terhadap penderita perilaku kekerasan 2. Bagi pihak RSKD Prov. Sulsel Sebagai masukan untuk bahan pertimbangan bagi Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi-Selatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa kiranya dapat memberikan informasi atau pengetahuan kepada keluarga dalam menangani pasien perilaku kekerasan 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Memahami banyak hal tentang perilaku kekerasan sehingga dapat meneliti variabel lain yang berhubungan dengan perilaku kekerasan. Dengan demikian seluruh variabel yang berhubungan dengan perilaku kekerasan dapat dituntaskan. 131

8 DAFTAR PUSTAKA Aqib Zainal, (2013). Konseling Kesehatan Mental, Bandung : Yrama Widya. Azwar Saifuddin, (2012). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Depkes RI Riset kesehatan dasar Jakarta: Direktorat kesehatan jiwa. Fitria Nita, (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika Hartono Yudi dan Kusumawati Farida, (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : Salemba Medika Hidayat Alimul Azis. A, (2013). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika Lubis Lumangga Namora dan Pleter Zan Herri, (2011). Pengantar Psikologi Dalam keperawatan, Jakarta : Kencana Muhith Abdul dan Nasir Abdul, (2011). Dasar Dasar Keperawatan Jiwa, Jakarta : Salemba medika. Notoatmodjo, S. (2007)., Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta. Riyanto Agus, (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Muha Medika Soekidjo Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suyanto, (2011), Metodoligi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan, Yogyakarta : Muha Medika Wahyuningsi Tri (2011),Gambaran Pengetahuan Dan Sikep Keluarga Terhadap Pasien Skizoprenia Di Rumah Sakit Jiwa Jambi, FKI- UI Yosep Iyus, (2010), Keperawatan Jiwa, Bandung : PT Refika Aditama 132

HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL

HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL Elshy Pangden Rabba 1, Dahrianis 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, diperkirakan sebanyak 24 juta orang telah menderita skizofrenia (WHO, 2009). Di Indonesia, menurut Riskesdas (2007), sebanyak 1 juta orang atau sekitar

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013 HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 203 Paulinus Masa Sato, Adriani Kadir 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN Rosliana Daud 1, Faisal Asdar 2, Rusly 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

Rismayanti 1, Sudirman 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Rismayanti 1, Sudirman 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RSKD PROV. SUL-SEL Rismayanti 1, Sudirman 2 1 STIKES Nani

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

Etlidawati 1, Salmiwati 2.

Etlidawati 1, Salmiwati 2. HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DALAM MERAWAT KLIEN PRILAKU KEKERASAN DENGAN KEKAMBUHAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS. JIWA PROF. DR. HB. SA ANIN PADANG. Etlidawati 1, Salmiwati 2 1,2 Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat

Lebih terperinci

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU Tumiur Sormin*, Yuliati Amperaningsih* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

Syarniah 1, Akhmad Rizani 2, Elprida Sirait 3 ABSTRAK

Syarniah 1, Akhmad Rizani 2, Elprida Sirait 3 ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PASUNG PADA KLIEN GANGGUAN JIWA BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DI DESA SUNGAI ARPAT KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR Syarniah 1, Akhmad Rizani 2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Rahayu Setyowati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MASIH MEMILIH DUKUN BERANAK DALAM MELAKUKAN BANTUAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARITAING KECAMATAN ALOR TIMUR KABUPATEN ALOR-NTT Seprianus Lahal 1, Suhartatik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara Indonesia. Berdasarkan data tahun 2001

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif 22 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA T.SUDIAN Mahasiswa Prodi S Kesehatan Masyarakat STIKES U Budiyah Inti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan pengendalian diri dalam menghadapi stresor di lingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya tekanan

Lebih terperinci

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Adapun alasan pemilihan lokasi karena tersedianya

Lebih terperinci

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR ASTATI Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penanganan penderita penyakit Skizofrenia belum memuaskan terutama di negara berkembang, ini disebabkan karena ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR Bunga Anton 1, Nursalim 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time

III METODE PENELITIAN. observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time 33 III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dengan pendekatan, observasi, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual.

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN Lampiran I Summary FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Cindy Pratiwi NIM 841409080

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik cross sectional. Yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional, dimana

Lebih terperinci

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTISEPTIC HAND RUB PADA PENUNGGU PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL DAHLIA KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BREBES Dea Afra Firdausy *),

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA Triana Widiastuti 1, dan Goenawan 2 INTISARI Pada trimester II, ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90 PENGARUH PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWI KABUPATEN NGAWI Erwin Kurniasih, Hamidatus Daris Sa adah Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KONTROLPASIEN JIWA SKIZOFRENIA DI RAWAT JALAN DI RSJ PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KONTROLPASIEN JIWA SKIZOFRENIA DI RAWAT JALAN DI RSJ PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 8, No 2, April 2014 : 76-81 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KONTROLPASIEN JIWA SKIZOFRENIA DI RAWAT JALAN DI RSJ PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 Masnona Noviria 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak BAB I PENDAHULUAN 1,1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir,

BAB I PENDAHULUAN. oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sangat penting untuk diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk menilai realitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal 12 sampai 22 Juni 2017. Sampel pada penelitian ini diambil dengan metode Purposive

Lebih terperinci

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

*Korespondensi Penulis, Telp: ,   ABSTRAK PENGARUH EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN KAKI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Al-Kahfi 1, Adriana Palimbo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah penyakit dengan manifestasi psikologik atau perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial, psikologik, genetika,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK Data dari profil kesehatan kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan studi analitik yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan

Lebih terperinci

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM : SUMMARY HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PENATALAKSANAAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TILOTE KECAMATAN TILANGOKABUPATEN GORONTALO Jihan S. Nur NIM : 841 409 024 Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M Dunda Limboto. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : 2089-8592 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MASA PUBERTAS DI DESA PERTUMBUKEN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keluarga adalah lingkungan tempat melakukan aktivitas dan interaksi dalam kehidupan. Keluarga merupakan tempat belajar, berinteraksi, dan bersosialisasi sebelum

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP Susasmi 1, Yasir Haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani

Lebih terperinci