BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International
|
|
- Hendri Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.2 Pengertian Audit Internal Dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang diterbitkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International Professional Practices Framework (2011 :34), pengertian audit internal adalah sebagai berikut: Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independent dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi, Audit Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis yang teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. The Institute of Internal Auditors (IIA dalam IPPF) (2011;2), telah mendefinisikan audit internal sebagai berikut: Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operation. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance processes. Institute of Internal Auditors menjelaskan bahwa audit internal adalah aktivitas independen, penilaian objektif dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan. Dimana audit internal membantu perusahaan memenuhi tujuannya dengan menggunakan sistematis, 10
2 11 evaluasi dengan pendekatan disiplin dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan Tujuan Audit Internal Audit internal merupakan salah satu fungsi pada perusahaan yang juga mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Institute of Internal Audit (IIA) yang dikutip oleh Moeller (2009), tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut : a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung-jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
3 12 d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya. e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen Charter Audit Internal Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (SPAI, 2004:37-38), penerapan charter audit internal adalah sebagai berikut: Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab aktivitas audit intern. Piagam audit intern menetapkan posisi aktivitas audit intern dalam organisasi; memberikan kewenangan akses terhadap catatan, personil, dan properti fisik yang relevan dengan penugasan; dan mendefinisikan ruang lingkup aktivitas audit intern Pilar Keberhasilan Audit Internal Menurut Kurt F. Reding (2009:2-13) bahwa efektivitas jasa Audit Internal di ukur melalui: 1. Independensi & Objektivitas 2. Keahlian, dan 3. Kecermatan Profesional Didalam Standar Profesi Audit Internal yang terkait dengan keahlian bahwa Auditor Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan..
4 Kompetensi Audit Internal Pengertian Kompetensi yaitu: Menurut UU No. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN) pengertian profesi Suatu jabatan atau pekerjaan, yang mensyaratkan pengetahuan terspesialisasi & persiapan akademik, dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan, dan keterampilan tertentu pula. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan sebaik-baiknya, tetapi sebelum adanya kompetensi tersebut ada suatu pengertian yang mencakup tentang kode etik profesi menurut UU No. 8 (POKOK KEPEGAWAIAN) yaitu: Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi auditor yang terdiri dari pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Kompetensi yang diperlukan dalam proses audit tidak hanya berupa penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing, namun juga penguasaan terhadap objek audit. Dalam Spencer dan Spencer (2007:84) menyatakan bahwa pengertian dari kompetensi adalah sebagai berikut: Kompetensi menunjukan karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilainilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja.
5 14 Menurut IIA Code Of Ethics dalam Reding et al (2009:112) bahwa seorang internal auditor dalam pelaksaan prinsip kompetensi: a) Shall engage only in those services for which they have the necessary knowledge, skill and experience. b) Shall perform internal audit services in accordance with the international standards for the professional practice of internal auditing. c) Shall continually improve their proficiency and the effectiveness and quality of their service. Defisini tersebut dapat diartikan bahwa internal auditor dalam pelaksanaan prinsip kompetensi: 1) Hanya boleh terlibat dalam suatu layanan yang mereka miliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya; 2) Wajib melakukan jasa audit internal sesuai dengan standar internasional untuk praktek profesional audit internal; dan 3) Harus terus meningkatkan kemampuan, efektivitas, serta kualitas layanan mereka. Menurut Standar Profesi Audit Internal (2004:59-61) Kompetensi merupakan suatu kualitas mendasar dan sangat diperlukan oleh setiap auditor internal agar dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Apabila seorang auditor internal telah terbukti mampu membina suatu hubungan audit dengan baik, hampir seketika itu pula kompetensinya akan mendapat pengakuan. Tentu saja kompetensi tersebut memiliki tingkatan yang perlu diperhatikan oleh manajer audit dalam memberikan tugas kepada seorang auditor internal.
6 Unsur-unsur Kompetensi Auditor Internal Setiap auditor internal harus mempunyai beberapa pengetahuan, keterampilan dan pengalaman, seperti: 1. Pengetahuan Staf Auditor internal secara kolektif harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk mempraktikan profesi dalam organisasinya. Setiap tahun harus dilakukan analisis atas kombinasi pengetahuan dan keahlian (skills set) agar dapat mengidentifikasi peluang-peluang untuk melakukan Pengembangan Profesi secara Berkelanjutan (PPL), merekrut pegawai, atau outsourcing. Keahlian untuk mempraktikan standar profesi auditor internal, prosedur, dan teknik yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas. Keahlian berarti kemampuan untuk menerapkan pengetahuan pada situasi yang di hadapi dan untuk menanganinya tanpa memerlukan bantuan dan riset teknis yang mendalam. 2. Keterampilan Auditor internal harus mempunyai keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan berkomunikasi secara efektif. Auditor internal harus memahami hubungan antar individual dan menjaga hubungan yang memuaskan dengan klien. Auditor internal harus memiliki keterampilan dalam berkomunikasi secara lisan dan tertulis sehingga mereka dapat dengan jelas dan
7 16 efektif menyampaikan berbagai permasalahan seperti penugasan, evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi. 3. Pengalaman Pemahaman prinsip-prinsip manajemen sangat dibutuhkan untuk mengenali dan mengevaluasi materialitas dan signifikansi dari penyimpangan terhadap praktik bisnis yang sehat. Pemahaman berarti kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang luas terhadap situasi yang mungkin dihadapi, untuk mengenali adanya penyimpangan yang signifikan, dan untuk dapat melakukan riset yang diperlukan agar mendapatkan solusi yang memadai. Penanggungjawab fungsi audit internal harus menetapkan kriteria yang cocok mengenai pendidikan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengisi posisi auditor internal, dengan mempertimbangkan ruang lingkup pekerjaan dan tingkat tanggungjawabnya. Semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka akan semakin baik dan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Auditor yang berpengalaman memiliki ketelitian dan kemampuan yang baik dalam menyelesaikan pekerjaannya.
8 Good Corporate Governance Pengertian Good Corporate Governance Suatu sistem yang mengatur hubungan peran dewan komisaris, peran direksi, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya dan penilaian kinerjanya (Sukrisno, 2006:101). Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001:1) Coporate Governance adalah: Seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate Governance ialah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi pihak pemegang kepentingan Pengertian dari definisi tersebut adalah Corporate Governance pada dasarnya berkaitan dengan cara dimana semua pihak yang berkepentingan di perusahaan (stakeholder) mencoba untuk memastikan bahwa para manajer dan orang lain yang didalamnya selalu mengambil langkah-langkah yang tepat atau mengadopsi mekanisme yang aman para pemangku kepentingan. Sedangkan definisi Corporate Governance menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER 01/MBU/2011 memperbarui dari Keputusan Menteri Nomor 117/M-MBU/2002 adalah: Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
9 18 memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan, Corporate Governance secara umum diartikan sebagai suatu proses, aturan, ataupun alat yang digunakan perusahaan dalam mengelola perusahaan melalui cara yang sehat dan benar, serta digunakan untuk menjaga hubungan antara perusahaan dengan seluruh pemegang saham maupun yang non-pemegang saham berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban semua pihak yang terkait Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:896) pengertian prinsip adalah Kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb. Good Corporate Governance dapat dilaksanakan dengan baik maka diperlukan adanya prinsip-prinsip tertentu yang ada di dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER 01/MBU/2011 yaitu meliputi: 1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan; 2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan petanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;
10 19 3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; 4. Kemandirian (indepedency), yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; 5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hakhak Pemangku Kepentingan (srakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan. 2.3 Hubungan Kompetensi Audit Internal dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Sesuai dengan definisi Audit Internal untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi, Audit Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis yang teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses Governance. Dinyatakan pula dalam Standar (SPAI, 2004:22) fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses Governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut:
11 20 a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat didalam organisasi. d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan mengkomunikasi informasi diantara, pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen. 2.4 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu terkait dengan variabel audit internal dan implementasi GCG seperti penelitian yang dilakukan oleh Trimanto S. Wardoyo dan Lena (2010) yang berjudul Peranan Auditor Internal Dalam Menunjang Pelaksanaan Good Corporate Governance (Studi kasus pada PT Dirgantara Indonesia). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah Sistem Pengendalian Intern dan variabel dependennya adalah Good Corporate Governance. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa auditor internal memiliki hubungan yang kuat terhadap pelaksanaan GCG. Karena pelaksanaan prinsip transparansi sudah cukup baik, responden menganggap pihak manajemen kurang memberikan informasi kepada mereka, untuk prinsip akuntabilitas, kemandirian, pertanggungjawaban dan
12 21 kewajaran sudah baik, sehingga perusahaan mempunyai pembagian tugas sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Selanjutnya terdapat penelitian Christine Dwi Karya Susilawati dan Felix Hendra Soetjipta (2013) yang berjudul Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good Corporate Governance Yang Efektif. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah Audit Internal, sedangkan variabel dependennya adalah Good Corporate Governance. Hasil penelitian menunjukan hasil menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara peranan audit intern dengan perwujudan GCG menunjukkan hasil 0.263, berarti antara audit intern dalam perwujudan GCG menunjukan hubungan positif yang rendah. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Dewi Saptantinah Puji Astuti (2010) yang berjudul Peran Internal Audit dan Komite Audit dalam Mewujudkan Good Corporate Governance. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah Audit Internal dan Komite Audit sedangkan variabel dependennya adalah Good Corporate Governance. Hasil menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Audit Internal dan komite audit terhadap Penerapan Good Corporate Governance. Berikut ringkasan penelitian terdahulu: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Penelitian 1. Trimanto S. Wardoyo dan Lena (2010) Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian Peranan Auditor Internal Dalam Menunjang Pelaksanaan Good Corporate Governance (Studi kasus pada PT X = Sistem Pengendalian Intern Y = Good Menunjukkan bahwa auditor internal memiliki hubungan yang kuat terhadap
13 22 2. Christine Dwi Karya Susilawati dan Felix Hendra Soetjipta (2013) Dirgantara Indonesia) CorporateGovernance pelaksanaan GCG. Karena pelaksanaan prinsip transparansi sudah cukup baik, responden menganggap pihak manajemen kurang memberikan informasi kepada mereka, untuk prinsip akuntabilitas, kemandirian, pertanggungjawab an dan kewajaran sudah baik, sehingga perusahaan mempunyai pembagian tugas sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good Corporate Governance Yang Efektif (Studi Kasus PT. XYZ, Bandung) X = Audit Internal Y = Good Corporate Governance Hasil menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara peranan audit intern dengan perwujudan GCG menunjukkan hasil 0.263, berarti antara audit intern dalam perwujudan GCG menunjukan hubungan positif yang rendah. 3. Dewi Saptantinah Puji Astuti (2010) Peran Internal Audit Dan Komite Audit Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance X 1 = Audit Internal X 2 = Komite Audit Y= Good Corporate Governance Hasil menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Audit Internal Penerapan Good Corporate Governance
14 Kerangka Pemikiran Konsep GCG timbul berkaitan dengan principal-agency theory, yaitu untuk menghindari konflik antara pemegang saham dan pengelola perusahaannya. Konflik muncul karena perbedaan kepentingan tersebut haruslah dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan kerugian pada para pihak. agent adalah perantara para pemegang saham dalam menjalankan pengelolaan perusahaan, sementara para pemegang saham hanya mengawasi kinerja para agent-nya dan memastikan bahwa para agent bekerja sesuai dengan fungsi, tugasnya, dan menjunjung tinggi kepentingan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut diatas. Aktivitas pihak-pihak tersebut, dinilai lewat kinerja keuangannya yang tercermin
15 24 dalam laporan keuangan. Lebih lanjut dalam agency theory, pemilik perusahaan membutuhkan auditor untuk memverifikasi informasi yang diberikan manajemen kepada pihak perusahaan. Sebaliknya, manajemen memerlukan auditor untuk memberikan legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan), sehingga mereka layak mendapatkan insentif atas kinerja tersebut. Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak independen guna meminimalisir asymetri informasi memerlukan biaya atau monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang merupakan salah satu dari agency cost (Jensen dan Meckling, 1976). Biaya pengawasan (monitoring cost) merupakan biaya untuk mengawasi perilaku agent apakah agent telah bertindak sesuai kepentingan principal dengan melaporkan secara akurat semua aktivitas yang telah ditugaskan kepada manajer. Selain itu pula munculnya asymetri cost guna untuk meminimalisir kesenjangan informasi antara principal dan agent (asymetri informasi), dengan demikian diharapkan semua pihak mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya tanpa ada kecurangan di dalamnya. Uraian tersebut diatas memberi makna bahwa auditor merupakan pihak yang dianggap dapat menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajer (agent) dalam mengelola keuangan perusahaan termasuk menilai kelayakan strategi manajemen dalam upaya untuk mengatasi kesulitan keuangan perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Trimanto S. Wardoyo dan Lena (2010) menyimpulkan bahwa Menunjukkan bahwa auditor internal memiliki hubungan yang
16 25 kuat terhadap pelaksanaan GCG. Karena pelaksanaan prinsip transparansi sudah cukup baik, responden menganggap pihak manajemen kurang memberikan informasi kepada mereka, untuk prinsip akuntabilitas, kemandirian, pertanggungjawaban dan kewajaran sudah baik, sehingga perusahaan mempunyai pembagian tugas sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Hasil menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara peranan audit intern dengan perwujudan GCG menunjukkan hasil 0.263, berarti antara audit intern dalam perwujudan GCG menunjukan hubungan positif yang rendah. Penelitian yang penulis lakukan saat ini hanya mengeanai kompetensi Audit Internal, yang diteliti seberapa berpengaruh siginifikannya terhadap prinsip-prinsip GCG. Alasan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu sebagai bahan perbandingan mengenai pengaruh menggunakan dua dimensi Audit Internal (independensi dan kompetensi) atau hanya menggunakan satu dimensi (kompetensi) saja.
17 26 Agency Theory Principal (Pemegang Saham) Agent (Pengelola Perusahaan) Tata Kelola Audit Internal Tata Kelola Yang baik Hipotesis Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
18 27 Dari penjelasan kerangka penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat sebuah paradigma penelitian mengenai penelitian ini adalah sebagai berikut: Audit Internal Good Corporate Governance 2.6 Hipotesis Penelitian Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Hipotesis merupakan jawaban ataupun dugaan sementara terhadap suatu masalah yang dihadapi, masih yang akan di uji kebenarannya lebih lanjut melalui anailisis data yang relevan dengan masalah yang terjadi. Hipotesis penelitian ini adalah audit internal berpengaruh terhadap penerapan GCG pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H 0 : Kompetensi Audit Internal tidak berpengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. H a : Kompetensi Audit Internal berpengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Reding, et al. (2013:1-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Reding, et al. (2013:1-3) bahwa audit internal adalah: An independent, objective
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaan dapat beroperasi secara efektif
Lebih terperinciPT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill
PROFRESI & STANDAR UNTUK PRAKTIK PROFESIONAL Pendahuluan Internal Audit Department (IAD). merupakan bagian integral kerangka kerja tata kelola NT Corp. Kewenangan spesifik suatu fungsi yang menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Lebih terperinciSEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM
Modul ke: 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Dewi Rosaria, SE.,Msi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi Definisi dan sejarah Internal Auditing Auditor ekstern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dunia yang didukung oleh perkembangan teknologi yang semakin maju telah membawa masyarakat ke arah masyarakat informasi, dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk dan Variabel Penelitian 2.1.1 Audit Internal 2.1.1.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan
Lebih terperinci09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal merupakan suatu fungsi penilaian yang independen atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Jamsostek merupakan salah satu Perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa asuransi. Jasa Asuransi yang dihasilkan PT. Jamsostek ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula berbagai jenis perusahaan baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.
PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember
Lebih terperinciPiagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk
Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun
Lebih terperinciPT Wintermar Offshore Marine Tbk
PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen
Lebih terperinciBrink s Modern Internal Auditing
Brink s Modern Internal Auditing A Common Body of Knowledge ROBERT R. MOELLER John Wiley & Sons, Inc. Changing Definitions of Internal Auditing 1947 1981 1999 Independent appraisal activity within an organization
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian ini akan membahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Landasan Teori Bagian ini akan membahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian
Lebih terperinciKEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS
KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. American Accounting Association mendefenisikan sebagai proses. kepada pihak yang berkepentingan (Sawyer et al, 2005:8).
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Audit Internal 2.1.1 Defenisi Audit Internal American Accounting Association mendefenisikan sebagai proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik ( principle)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir tahun 2015. Dampak berlakunya MEA adalah terciptanya pasar
Lebih terperinciPT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) JULI 2016 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT 2015
PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang semakin pesat. Tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis pun semakin beragam, mulai
Lebih terperinciPT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT
PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinciPIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)
PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN
DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari isi laporan keuangan perusahaan. Laba merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar, ternyata skandal tersebut terjadi di Indonesia. Banyaknya kasus pelanggaran yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al (2003:9) Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi
Lebih terperinciJeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika
KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal Auditor dalam Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Operasional Unit Kerja pada BUMN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya
Lebih terperinciPT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.
Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari adanya praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk terus dikaji pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan, dan lain sebagainya. Pemahaman
Lebih terperinciPIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)
PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA 1 Piagam SPI - PT (Persero) Pengerukan Indonesia
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk
PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan
Lebih terperinciPT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT
PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER
Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang
Lebih terperinciPT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL
PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinciPT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) MARET 2013 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 2 PENDAHULUAN.. 2 1. LATAR BELAKANG 2 2. ISI DAN MISI... 2 3. MAKSUD DAN TUJUAN 2 BAGIAN II....
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I
PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan
Lebih terperinciMENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.
MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP Abstract Auditor Internal dituntut untuk mampu melaksanakan perannya memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi yang telah berkembang saat ini, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan cepat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja persaingan yang berasal dari perusahaan-perusahaan nasional saja tetapi lebih merupakan world
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian auditing menurut para ahli, antara lain: Menurut Mulyadi & Puradiredja (2010:9), yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Berikut ini beberapa pengertian auditing menurut para ahli, antara lain: Menurut Mulyadi & Puradiredja (2010:9), yaitu: Suatu proses sistematik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jangkauan aktivitas dari audit internal tidak hanya menyangkut pada pemeriksaan keuangan saja, akan tetapi jangkauan pemeriksaannya telah diperluas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II 2.1 Pengertian Hubungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:409), Hubungan diartikan sebagai berikut: Hubungan adalah (1) keadaan berhubungan; (2) kontak; (3) sangkutpaut; (4) ikatan. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak bisa lepas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
Lebih terperinciPedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)
Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dewasa ini berakibat semakin banyaknya perusahaan yang bergerak pada berbagai bidang. Pada perusahaan skala kecil, pimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167).
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini audit internal memberikan penekanan pada hubungan antar manusia. Audit internal merupakan interaksi antara auditor internal, manajer,
Lebih terperinciGOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM PERSPEKTIF AGENCY THEORY
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM PERSPEKTIF AGENCY THEORY Mailani Hamdani Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka Pondok Cabe mailani@ecampus.ut.ac.id Abstrak Dalam mempertahankan bisnis perusahaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit berikut : Menurut Sukrisno Agoes (2012) pengertian dari audit adalah sebagai Suatu pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih
Lebih terperinciSEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA
I _ SEttEN IN00NESiA GRO P IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁 PToSEMEN丁 ONASA 2015 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Lebih terperinciPT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017
PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 Daftar Isi I. Pendahuluan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Maksud dan Tujuan... 3 II. Komposisi dan Struktur, Persyaratan Keanggotaan dan Masa kerja... 4 A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan harus dapat bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika pengendalian
Lebih terperinci