4 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 4 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perikanan tuna longine telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun Pada tahun 1962 dimana saat itu pemerintah Republik Indonesia telah mengklaim daerah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil, kegiatan secara komersial untuk perikanan tuna longline pertama kali dimulai oleh Badan Pimpinan Umum Perikanan dengan mengoperasikan dua armada kapal longline. Kegiatan ini berhenti pada tahun 1965 karena pengelolaan yang belum baik. Tahun 1968 atas dasar pertimbangan fungsi pengelolaan laut, pemerintah Republik Indonesia melaksanakan kerja sama dengan pemerintah Jepang yang dikenal dengan nama Banda Sea Agreement dengan menerbitkan lisensi untuk penangkapan ikan tuna kepada 310 buah kapal tuna longline Jepang di perairan laut Banda. Lalu setahun kemudian, pemerintah Jepang mengirim sebuah tim untuk mengadakan survey pada beberapa tempat, seperti Kendari (Sulewesi Tengah), Benoa (Bali), Kupang (NTT), dan Sabang ( NAD). Tujuan survey adalah mencari tempat-tempat yang layak dan sesuai untuk dapat dijadikan basis pangkalan (fishing base) armada tuna longline. Hasil survey diumumkan pada tahun 1971 dengan menyatakan bahwa Benoa (Bali) dan Sabang (NAD) adalah tempat-tempat yang layak dan sesuai untuk dijadikan sebagai basis (fishing base) operasi kapal-kapal tuna longline. Pelabuhan Benoa (Bali) memiliki luas 58 km 2 dengan orientasi kegunaannya sebagai sarana pelabuhan bagi kapal-kapal wisata, penumpang, kargo, migas, dan perikanan. Pelabuhan Benoa kemudian berkembang menjadi pusat perikanan tuna yang disebabkan oleh letak geografis pelabuhan tersebut yang dekat dengan daerah penangkapan ikan (fishing ground) yang berada di Samudera Hindia, dekat dengan Bandar Udara Ngurah Rai, serta sarana komunikasi yang mudah dijangkau. Bulan Maret tahun 1972, Departemen Pertanian Republik Indonesia menunjuk sebuah perusahaan Jepang, Nochiro Gyo Gyo Kaisha sebagai konsultan serta Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) sebagai penyandang dana

2 29 untuk mendirikan suatu perusahaan tuna bernama PT Perikanan Samodra Besar (Persero) pada tanggal 12 Mei PT Perikanan Samodra Besar (Persero) mulai beroperasi pada tahun 1973 dengan hanya menggunakan tiga kapal dengan daerah penangkapan ikan (fishing ground) mulai dari Samudera Hindia barat Sumatera sampai ke perairan selatan Jawa Barat. Selanjutnya pada tahun 1974, armada yang beroperasi bertambah menjadi 12 kapal dengan fishing ground meluas sampai ke arah selatan Bali, Lombok, dan Sumbawa. Tahun 1975 armadanya bertambah lagi menjadi 18 kapal dengan fishing ground berkembang ke Laut Timor, seluruh Laut Banda dan sampai ke Laut Arafura. Awal tahun 1982, fishing ground meluas sampai ke Laut Pasifik di utara Papua, Laut Sulawesi, dan Selat Makassar. Produk utama PT Perikanan Samodra Besar (Persero) adalah ikan tuna dimana untuk pertama kalinya ikan tuna tersebut diproduksi dalam bentuk akhir beku (frozen). Tahun 1986, PT Perikanan Samodra Besar (Persero) melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi tuna segar karena harga tuna beku cenderung turun pada kurun waktu tersebut. Di sisi lain permintaan tuna segar terus meningkat dan harga jualnya lebih baik dari harga tuna beku, sehingga usaha penangkapan lebih diutamakan untuk memproduksi tuna segar sebagai produk utamanya, walaupun produk tuna beku masih tetap diproduksi. Bulan Oktober tahun 1993, PT Perikanan Samodra Besar (Persero) kembali melakukan diversifikasi produk dengan melakukan ekspor tuna loin segar, kemudian tuna loin beku mulai diproduksi dan diekspor pada Juni Namun sejak akhir tahun 2002 kedua produk loin tuna tersebut dihentikan karena kondisi harga dan pasar kurang mendukung. Tahun 1991, PT Perikanan Samodra Besar (Persero) melakukan pembenahan dan memodifikasi kapal-kapal armada penangkapan ikan karena kapal-kapal yang selama ini digunakan sudah tua. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi tuna Perikanan Samodra Besar (Persero) karena armada yang digunakan hanya enam kapal saja, Tetapi pada tahun 1992 produksi mulai meningkat dengan penambahan armada menjadi 13 kapal, ditambah dua tahun kemudian pada tahun 1994 menjadi 19 kapal. Namun kini jumlah kapal yang

3 30 masih beroperasi hanya 17 kapal saja yang berbasis di Benoa, Bali karena dua kapal lain mengalami kerusakan dan ditambatkan di Ambon, Maluku. Tahun 1998 ketika kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami krisis sehingga menyebabkan biaya operasional dan pengadaan bahan baku produksi mengalami kenaikan. Akibatnya kerugian demi kerugian dialami oleh perusahaan-perusahaan perikanan, baik swasta maupun nasional. Oleh sebab itu pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan PP No. 21 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Pembubaran Perusahaan Umum (Perum) Perikani Maluku, Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikani, PT Tirta Raya Mina (Persero), PT Perikanan Samodra Besar (Persero) ke dalam PT Usaha Mina Hasil Penggabungan (Persero). Berdasarkan PP No. 21 Tahun 1998 dari hasil penggabungan empat (4) BUMN perikanan yaitu: PT Usaha Mina (Persero), PT Tirta Raya Mina (Persero), PT Perikanan Samodra Besar (Persero), dan PT Perikani (Persero), maka dibentuk PT Perikanan Nusantara (Persero) yang ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSL) pada tanggal 27 Oktober Penggabungan BUMN perikanan termasuk perubahan nama dari PT Usaha Mina Hasil Penggabungan (Persero) menjadi PT Perikanan Nusantara (Persero) disetujui dan dinyatakan kembali dalam akta penggabungan No. 8 & 9 Tanggal 8 Mei 2006 yang dibuat dihadapan notaries Muhammad Hanafi, S.H. di Jakarta. Penggabungan berlaku efektif sejak tanggal 9 Juni 2006 yaitu sejak disetujui Anggaran Dasar PT Perikanan Nusantara (Persero) sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. C HT Tahun 2006 pada tanggal 9 Juni Kantor pusat PT Perikanan Nusantara (Persero) berkedudukan di Jakarta dan memiliki 12 kantor cabang di berbagai daerah di Indonesia. 4.2 Dasar Hukum Pendirian PT Perikanan Nusantara (Persero): 1) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Pembubaran Perusahaan Umum (Perum) Perikani Maluku, Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikani, PT Tirta Raya Mina (Persero),

4 31 PT Perikanan Samodra Besar (Persero) ke dalam PT Usaha Mina (Persero), yang selanjutnya bernama PT Usaha Mina Hasil Penggabungan (Persero). 2) Akte Notaris Muhammad Hanafi, SH Nomor: 8 tanggal 8 Mei 2006 tentang Akte Penggabungan PT Perikani (Persero), PT Tirta Raya Mina (Persero), dan PT Perikanan Samodra Besar (Persero) ke dalam PT Usaha Mina Hasil Penggabungan (Persero). 3) Akte Notaris Muhammad Hanafi, SH Nomor: 9 tanggal 8 Mei 2006 tentang Perubahan Nama PT Usaha Mina Hasil Penggabungan (Persero) menjadi PT Perikanan Nusantara (Persero). 4) Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia Nomor: C HT Tahun 2006 tanggal 9 Juni 2006 tentang Persetujuan Akte Perubahaan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas. 4.3 Visi dan Misi Perusahaan Visi PT Perikanan Samodra Besar (Persero) adalah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tangguh, berdaya saing global, menguntungkan, dan berkelanjutan. Misi PT Perikanan Samodra Besar (Persero) adalah antara lain: 1) Pengembangan agen pembangunan pemerintah berbasis usaha perikanan dengan melibatkan masyarakat dan perusahaan. 2) Revitalisasi sarana perusahaan dengan organisasi dan sumberdaya manusia (SDM) yang professional. 3) Meningkatkan keuntungan perusahaan untuk kontribusi penerimaan negara dan kesejahteraan karyawan. 4) Memperkokoh komitmen dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta lembaga keuangan. 5) Penerepan tata kelola perusahaan yang bersih dan transparan. Moto PT Perikanan Samodra Besar (Persero) adalah Speed to make money. (cepat menciptakan uang atau keuntungan).

5 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan gambaran yang menunjukkan tata hubungan berbagai posisi dalam suatu organisasi mengenai tanggung jawab, tugas, dan wewenang Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya selayaknya memilki struktur organisasi yang jelas, sehingga hubungan antara departemen satu dengan departemen yang lainnya tampak jelas dan pembagian tugas pada seluruh sumber daya yang terlibat di dalamnya dapat dilaksanakan dengan baik yang tentunya akan menunjang kelancaran aktivitas perusahaan. Susunan Dewan Komisaris PT Perikanan Nusantara (Persero) sesuai dengan Kutipan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP. 154/MBU/2007 tanggal 19 Juli 2007 adalah sebagai berikut: 1) Komisaris Utama 2) Komisaris 3) Komsaris Susunan Dewan Direksi PT Perikanan Nusantara (Persero) sesuai dengan Kutipan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP- 121/MBU/2007 tanggap 4 Juli 2007 adalah sebagai berikut: 1) Direktur Utama 2) Direktur Produksi 3) Direktur Keuangan Dewan Direksi dibantu oleh staf direksi di kantor pusat dan staf operasional di kantor yang cabang yang bertugas sebagai pelaksana operasional perusahaan. Khusus armada kapal penangkap ikan dan armada kapal pengumpul ikan milik perusahaan dipimpin oleh ahkoda yang pada dasarnya berada langsung dibawah komando direksi, namun dalam pengelolaan sehari-hari diserahkan kepada kepala cabang perusahaan. PT Perikanan Nusantara (Persero) cabang Benoa, Bali telah menerapkan suatu struktur organisasi fungsional yaitu suatu bentuk organisasi dimana kekuasaan akan mengalir dari pimpinan tertinggi kepada bawahan berdasarkan bidang tugas masing-masing. Struktur organisasi PT Perikanan Nusantara (Persero) cabang Benoa, Bali dapat dilihat pada lampiran

6 33 Berikut deskripsi mengenai tugas pokok dari masing-masing jabatan struktural pada PT Perikanan Nusantara (Persero) cabang Benoa, Bali: 1) Kepala Cabang Tugas pokok: Membina, mengarahakan, dan mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan serta melakukan pengawasan terhadap seluruh bagian yang ada di perusahaan. 2) Kepala Bagian Operasi Tugas pokok: Bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian kegiatan operasional armada sehingga mampu mencapai sasaran secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan. 3) Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Tugas pokok: Memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan umum, rumah tangga, keamanan, humas, dan tata usaha sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. 4) Supervisi Unit Operasional Kapal Tugas pokok: (1) Memimpin, mengkoordinasikan, dan mengawasi pengoperasian kapal baik untuk penangkapan ikan maupun pengumpulan ikan. (2) Menjaga kondisi kapal dan anak buah kapal (ABK) agar selalu siap untuk beroperasi. 5) Supervisi Unit Processing dan Cold Storage Tugas pokok: Merencanakan dan menetapkan sasaran kegiatan operasional seksi-seksi yang berada di bawah bagian cold storage serta mengkoordinasi, mengarahkan dan memonitor pelaksanaannya sehingga mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan baik untuk menunjang kegiatan operasional maupun memenuhi target pemrosesan ikan tuna segar dan supply armada. 6) Supervisi Supporting Unit Jasa Tugas pokok: Bertanggung jawab atas perencanaan, pengoperasian, dan pengendalian pelaksanaan semua kegiatan sarana penunjang sehingga mampu mencapai sasarannya secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakankebijakan yang telah digariskan perusahaan.

7 34 7) Supervisi Unit Pemasaran Tugas pokok: (1) Membantu kepala cabang dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan perdagangan ekspor dan perdagangan lokal, riset pasar, dan analisis pasar. (2) Memberikan saran dan rekomendasi dalam peningkatan dan pengembangan perdagangan ekspor dan perdagangan lokal dengan didukung oleh riset serta analisis pasar. 8) Supervisi Umum dan Personalia Tugas pokok: (1) Memimpin, merencanakan, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan administrasi personalia dan penggajian sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. (2) Mengkoordinasikan perencanaan dan perumusan karyawan dan diklat sehingga dapat mencapai sasarannya secara efektif dan efisien. 9) Supervisi Akuntansi dan Keuangan Tugas pokok: Memimpin dan mengatur pelaksanaan dan pembayaran melalui kas atau bank sesuai dengan kebijakan di bidang keuangan yang telah ditetapkan dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran, perpajakan, dan asuransi. 10) Supevisi Logistik Tugas pokok: Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pengadaan, penyimpanan, dan pengaturan barang-barang kebutuhan operasional perusahaan serta administrasi kegiatannya. 4.5 Sumberdaya Manusia Jumlah karyawan pada PT Perikanan Nusantara (Persero) cabang Benoa, Bali pada akhir tahun 2009 berjumlah 166 orang karyawan yang terdiri dari 48 orang karyawan darat dan 118 orang karyawan laut. Berdasarkan pembagian tugas fungsional karyawan, bagian administrasi terdiri atas 38 orang karyawan sedangkan bagian teknis/operasi terdiri atas 128 orang karyawan.

8 35 Para karyawan yang bekerja pada PT Perikanan Nusantara (Persero) cabang Benoa, Bali dilindungi oleh Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 1992 melalui iuran karyawan. JAMSOSTEK tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Jaminan Hari Tua (JHT): (1) 2% gaji dibayar karyawan (2) 3,7% gaji dibayar perusahaan 2) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK): 1,74% gaji dibayar karyawan 3) Jaminan Kematian (JK): 0,30% gaji dibayar perusahaan 4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) untuk karyawan dan keluarganya, dibayar oleh perusahaan: (1) 3% gaji untuk lajang. (2) 6% gaji untuk keluaga. Sedangkan hak-hak karyawan atas JAMSOSTEK tersebut adalah: 1) Jaminan Hari Tua (JHT): diterima setelah umur 55 tahun. 2) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK): (1) pelayanan di rumah sakit (RS) pemerintah kelas I dengan biaya maksimal Rp ,-. (2) meninggal :..% x 60 bulan gaji ,- 3) Jaminan Kematian (JK): (1) santunan kematian = Rp ,- (2) biaya pemakaman = Rp ,- 4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK : (1) pelayanan di Rumah Sakit (RS) pemerintah kelas II. (2) pelayanan khusus: hamil, kacamata, gigi, THT, sesuai buku Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

9 Fasilitas Perusahaan Perusahaan memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan proses produksi. Fasilitas tersebut adalah sebagai berikut: Fasilitas pengolahan (processing): 1) Fish box Fish box berfungsi sebagai wadah ikan ketika sedang diangkut dari palka menuju ruang processing. Di dalamnya terdapat es curah. Kapasitas fish box ini sebesar 500 kg. Gambar 3 Fish box. 2) Meja produksi Meja produksi berfungsi untuk pemotongan ekor, pengecekan mutu ikan, pembuangan isi perut, pencucian, dan penempatan ikan sebelum dimasukan ke dalam packing box. Meja ini terbuat dari semen dengan dilapisi oleh keramik. 3) Alat pemotong Alat pemotong terdiri atas pisau potong ekor, pisau pembuangan sebagian isi kepala serta insang, dan pisau pembelahan perut. 4) Ganco Ganco berfungsi untuk memindahkan ikan dari fish box ke meja produksi dengan cara mengaitkan bagian tajam dan melengkung ke rongga mulut atau insang. 5) Coring tube Coring tube berfungsi untuk mengambil sampel daging ikan secara langsung dari tubuh ikan untuk pemeriksaan mutu ikan tersebut.

10 37 6) Alat pembersih ikan Alat pembersih ikan berfungsi untuk membersihkan ikan setelah seluruh isi perutnya dikeluarkan. Alat ini terbuat dari spon yang lembut sehingga tidak mengakibatkan cacat pada tubuh ikan. 7) Timbangan Timbangan berfungsi untuk mengukur bobot tubuh ikan. Timbangan yang digunakan beroperasi secara digital sehingga perhitungan bobot tubuh ikan lebih akurat. Kapasitas timbangan sebesar 150 kg. 8) Bak penampung ikan Bak ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara ikan utuh sebelum dimasukan ke dalam packing box. Di dalamnya terdapat es curah dan air laut sehingga suhu tetap terjaga. Kapasitas bak ini sebesar kg. Gambar 4 Bak penampungan ikan. 9) Selang Selang berfungsi untuk mengalirkan air yang digunakan untuk menyiram ikan ketika sedang dibersihkan maupun membersihkan peralatan dan sarana processing.

11 Fasilitas pendukung 1) Forklift Forklift berfungsi untuk mengangkut ikan hasil tangkapan dari atas kapal menuju ke ruang processing dan membawa es, umpan, serta kebutuhan melaut lainnya pada saat perbekalan (supply) kapal sebelum beroperasi. Forklift ini berbahan bakal diesel dan telah dioperasikan sejak tahun Gambar 5 Forklift PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali. 2) Cold storage Cold storage yang dimiliki PT Perikanan Nusantara (Persero) cabang Benoa, Bali sebanyak satu unit cold storage dengan kapasitas 900 ton. Besaran suhu - 200C sampai dengan 300C dengan menggunakan cairan pendingin berupa amoniak. Dinding atau isolasi pendingin berupa glass wall dan steroform. Cold storage ini menggunakan mesin merek Mitshubisi keluaran tahun Namun saat ini jumlah kapasitas yang dapat digunakan sebesar 450 ton, hal ini disebabkan oleh kerusakan dan alat-alat yang sudah usang. Kini cold storage yang ada digunakan tidak hanya untuk membekukan dan menyimpan hasil tangkapan berupa ikan, tapi juga berupa produk hewan darat dan disewakan pada pihak luar. Gambar 6 Cold Storage.

12 39 3) Kapal longline Kapal longline yang dimiliki PT Perikanan Nusantara (Persero) cabang Benoa, Bali saat sebanyak 17 armada. Gambar 7 Kapal Longliner PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali. 4) Dermaga Dermaga berfungsi sebagai tempat berlabuh dan bongkar muat kapal-kapal penangkap ikan yang dimiliki perusahaan maupun kapal relasi. PT Perikanan Nusantara (Persero) cabang Benoa, Bali memiliki darmaga sendiri yang berada di sebelah timur Pelabuhan Benoa. Gambar 8 Dermaga PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali. 5) AC (Air Conditioner) AC digunakan untuk mendinginkan ruangan processing. Terdapat empat (4) buah AC di ruang processing sehingga mutu ikan tetap terjaga. Besaran suhu AC dijaga agar ruangan tetap 260C.

13 40 6) Lori (kereta dorong) Lori digunakan untuk memasukkan dan mengeluarkan ikan yang sudah dikemas menuju dan dari cold storage. Terdapat satu (1) unit lori pada perusahaan. 7) Pallet Pallet berfungsi sebagai alas bahan pengemas dan alas ikan yang sudah dikemas. 8) Kardus Kardus berfungsi sebagai wadah pengemas ikan yang sudah siap untuk dijual/dikirim.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero) Sebelum bernama PT. Perikanan Nusantara (Persero) perusahaan ini awalnya bernama PT. Perikanan Samodra Besar (Persero)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1962 dimulai kegiatan komersial untuk perikanan tuna yang pertama

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1962 dimulai kegiatan komersial untuk perikanan tuna yang pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pada tahun 1962 dimulai kegiatan komersial untuk perikanan tuna yang pertama kali oleh Badan Pimpinan Umum Perikanan, dengan mengoperasikan dua kapal Longline, namun

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero) awalnya bernama PT. Perikanan Samodra Besar (Persero) yang pertama kali

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero) awalnya bernama PT. Perikanan Samodra Besar (Persero) yang pertama kali BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero) Sebelum bernama PT. Perikanan Nusantara (Persero) perusahaan ini awalnya bernama PT. Perikanan Samodra Besar (Persero) yang pertama

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang BAB II GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

Lebih terperinci

b. Akte Notaris Imah Fatimah.S.H Nomor 66 tanggal 9 Februari 1984,

b. Akte Notaris Imah Fatimah.S.H Nomor 66 tanggal 9 Februari 1984, BAB III METODOLOGIPENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perikanan Samudera Besar didirikan pada tanggal 12 Mei 1972. Kantor pusat berada di Jakarta dan hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero) Sebelum bernama PT. Perikanan Nusantara (Persero) perusahaan ini awalnya

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero) Sebelum bernama PT. Perikanan Nusantara (Persero) perusahaan ini awalnya BAB II HASIL SURVEY. Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero) Sebelum bernama PT. Perikanan Nusantara (Persero) perusahaan ini awalnya bernama PT. Perikanan Samodra Besar (Persero) yang pertama kali

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Jakarta Utara 4.1.1 Letak geografi dan keadaan topografi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta terletak di Muara Baru. Kawasan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Tridaya Eramina Bahari berdiri pada tahun 1994 di Cirebon. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak H. Danuri sebagai komisaris dan Bapak

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para

Lebih terperinci

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG MEDAN Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai dengan akte No. 18 April 1988 yang dibuat dihadapan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) selanjutnya disingkat Pelindo IV merupakan bagian dari transformasi sebuah perusahaan yang dimiliki pemerintah,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 2.1.1 Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Keragaan armada penangkapan pukat udang yang berpangkalan di Sorong Provinsi Papua Barat

Lampiran 1 Keragaan armada penangkapan pukat udang yang berpangkalan di Sorong Provinsi Papua Barat Lampiran 1 Keragaan armada penangkapan pukat udang yang berpangkalan di Sorong Provinsi Papua Barat NO NAMA PERUSAHAAN KAPAL GT PK HARI OPERASI DAERAH TANGKAPAN WPP 1 ALFA KURNIA FISH ENTERPRISE, PT. KURNIA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuna mata besar (Thunnus obesus) atau lebih dikenal dengan bigeye tuna adalah salah satu anggota Famili Scombridae dan merupakan salah satu komoditi ekspor perikanan tuna

Lebih terperinci

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat untuk melelang hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perikanan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam bidang perikanan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan paket-paket teknologi. Menurut Porter (1990)

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 28 4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Produk perikanan indonesia merupakan aset yang potensial, namun kurang tergarap dengan baik. Penerapan sistem manajeman yang kurang tertata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) Marine Fisheries ISSN 2087-4235 Vol. 3, No. 2, November 2012 Hal: 135-140 PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) Tuna Lingline Fisheries Productivity in Benoa

Lebih terperinci

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan.

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan. 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat yang berkantor di Surabaya, mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di 7 Propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Perkebunan Nusantara IV 4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang penggabungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV-36 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut disingkat PT. Burung Laut dibeli dan diambil alih kepemilikannya dari pemilik lama oleh pemilik baru H.M.

Lebih terperinci

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang memiliki lebih dari 17.508 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ' ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III PT. Pelabuhan Indonesia III pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 58 TAHUN 1991 (58/1991) Tanggal: 19 OKTOBER 1991 (JAKARTA)

Lebih terperinci

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,

Lebih terperinci

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS. Hulu. Hilir

BAB 4 ANALISIS. Hulu. Hilir BAB 4 ANALISIS Dalam bab ini akan membahas analisis komoditas ikan mulai dari hulu ke hilir berdasarkan klasifikasi inventarisasi yang sudah di tentukan pada bab selanjutnya dengan menggunakan skema pendekatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PARINDO PERMAI didirikan dengan akta notaris No. 52, tertanggal 24 Desember 1980 dengan akta yang dibuat dihadapan Notaris Hobropoerwanto, SH.,

Lebih terperinci

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan Bab I Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan sasaran program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Umum 1.1.1 Sejarah Singkat PT. Jamsostek Di Indonesia embrio Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam bentuk programprogram spesifik mulai diperkenalkan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT)

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT) PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT) SALINAN OLEH : WALIKOTA BATAM NOMOR : 1 TAHUN 2013 TANGGAL : 22 JANUARI 2013 SUMBER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Riwayat Singkat Perusahaan PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputeramuda 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA PELABUHAN PT. PELABUHAN TANJONG BATU BELITONG INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam skripsi ini penulis memperoleh data tentang PT Trijaya Tirta Dharma Bandar Lampung dengan menerapkan metode inquires of client, observasi, dan memeriksa dokumen yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMASARAN HASIL PERIKANAN DI PASAR IKAN TERINTEGRASI PADA PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) terletak di Teluk Jakarta tepatnya di Kelurahan

Lebih terperinci

METODOLOGIPENELITIAN. Pada penulisan skripsi ini, lokasi penelitian penulis adalah PT. Pelayaran

METODOLOGIPENELITIAN. Pada penulisan skripsi ini, lokasi penelitian penulis adalah PT. Pelayaran B A B III METODOLOGIPENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada penulisan skripsi ini, lokasi penelitian penulis adalah PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. Pelni) yang beralamat di Jl. Gajah Mada No. 14 Jakarta

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di dalam bidang transportasi kargo dan pelayanan logistik yang

Lebih terperinci

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 66 6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 6.1 Menganalisis tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta Menganalisis kinerja operasional pelabuhan perikanan diawali dengan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Pupuk Sriwidjaya (PT.Pusri) merupakan perusahaan pupuk pertama di Indonesia resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang

Lebih terperinci

5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA 52 5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA 5.1 Fasilitas Pelayanan Penyediaan Bahan Perbekalan Kapal Perikanan Selama di laut, nelayan tetap melakukan aktivitas layaknya di darat seperti makan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2 2.1 Sejarah Sejarah terbentuknya PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. JAMSOSTEK (Persero) Sejarah terbentuknya PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus 80 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Banjar KencanaSakti, berkedudukan di Banjarmasin, memiliki anggaran dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wanasari Nusantara Sei.jake

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wanasari Nusantara Sei.jake BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wanasari Nusantara Sei.jake PT. Wanasari Nusantara berkedudukan di Pekanbaru, didirikan berdasarkan akta Notaris No. 15 tanggal 06 Februari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. ii DAFTAR TABEL.. iv DAFTAR GAMBAR.. vi DAFTAR LAMPIRAN vii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1 B. Visi dan Misi.. 3 C. Identifikasi Masalah 4 D. Perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai pelaku dalam kehidupan bermasyarakat menuntut ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang untuk mempelajari lebih jauh tentang manusia yang bukan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia Cabang Belawan Pada zaman Hindia Belanda, perusahaan Pelabuhan Belawan ini bernama HAVEN BEDRIJF" dan nama ini masih di pakai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ATAU INSTANSI. didirikan oleh Bapak Muhammad Ramli Abdul Syukur dan Bapak Suwandi Alain

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ATAU INSTANSI. didirikan oleh Bapak Muhammad Ramli Abdul Syukur dan Bapak Suwandi Alain BAB II PROFIL PERUSAHAAN ATAU INSTANSI A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Freight Express Medan (PT. FEM) merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang. PT FEM merupakan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline. Sumber: 30 Desember 2010

Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline. Sumber:  30 Desember 2010 Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline Sumber: http://www.t2.gstatic.com/images, 30 Desember 2010 78 Lampiran 2 Peta lokasi kantor dan fishing ground PT Perikanan Nusantara

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna mendapatkan perhatian internasional. Hal ini terkait dengan maraknya kegiatan penangkapan ikan tuna

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN 62 5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN Ikan yang telah mati akan mengalami perubahan fisik, kimiawi, enzimatis dan mikrobiologi yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 22 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang lebih dikenal dengan Asuransi Jasindo adalah perusahaan yang bergerak dibidang Asuransi Umum dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 50 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT. Iga Bina Mix bermula dari kesepakatan bersama (Memorandum Of Understanding) antara PT. Igasar Semen Padang yang berkedudukan di Pekanbaru

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian pelabuhan perikanan Menurut Ditjen Perikanan Deptan RI, pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2002

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2002 PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) ANGKUTAN UDARA PERSEROAN TERBATAS (PT) RIAU AIRLINES DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dan satu-satunya yang dua per tiga atau 63 persen wilayah tutorialnya berupa parairan. Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH (PD) FLOBAMOR MENJADI PERSEROAN TERBATAS (PT) FLOBAMOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere,

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere, BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Kabupaten Sikka berada di sebelah timur Pulau Flores dari Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Kota Maumere merupakan ibukota kabupaten (Gambar., Gambar.2). Kabupaten Sikka

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In No.1817, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bongkar Muat. Barang. Kapal. Penyelenggaraan. Pengusahaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menjalankan bisnis jasa pelayanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut : 1. Riset

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) TANAH LAUT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN DUMAI BERSEMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru PT. Permodalan Ekonomi Rakyat (PER) Provinsi Riau Pekanbaru adalah

Lebih terperinci

PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO).

PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO). PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO). Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 15 TAHUN 1992 (15/1992) Tanggal:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam penanganan pasca panen (pembekuan) untuk hasil perikanan, yang merupakan milik Bapak

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia, PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember 1988 Menimbang : Presiden Republik Indonesia, a. bahwa angkutan laut sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II PT IRA WIDYA UTAMA MEDAN

BAB II PT IRA WIDYA UTAMA MEDAN BAB II PT IRA WIDYA UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT. IRA WIDYA UTAMA pada awal berdiri adalah perusahaan yang berbentuk perseroan komanditer dengan nama CV. IRA CORPORATION, yang berdiri pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENULISAN. Bumi Artha Bandar Lampung yang terletak di Jalan Ahmad Yani No 70, Penulis

III. METODOLOGI PENULISAN. Bumi Artha Bandar Lampung yang terletak di Jalan Ahmad Yani No 70, Penulis III. METODOLOGI PENULISAN 3.1 Objek Lokasi tempat penulisan melakukan Praktek Kerja Lapangan adalah PT BPR Eka Bumi Artha Bandar Lampung yang terletak di Jalan Ahmad Yani No 70, Penulis melakukan PKL selama

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 41 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat PT. Parida Shoes Sejarah PT. Parida Shoes Jakarta berdiri pada tahun 1942, yang beralamat di Jl. Jatinegara Timur IV No. 26-29-31, Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.02/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.02/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.02/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci